Anda di halaman 1dari 17

IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

MODUL XIII. PERAWATAN LUKA DALAM KASUS KEBIDANAN

1. Tema Modul : Modul Praktikum Perawatan Luka Dalam Kasus Kebidanan


2. Mata Kuliah/Kode : Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan/ Bd.5.012
3. Jumlah SKS : 4 SKS (T : 2 SKS, P : 2 SKS)
4. Alokasi waktu : P= 320 menit
5. Semester : II
6. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan perawatan luka dalam kasus kebidanan.
7. Gambaran umum modul :
Modul ini secara khusus akan membahas tentang praktikum perawatan luka dalam kebidanan dengan
praktik perawatan luka.
8. Karakteristik mahasiswa :
Modul ini ditujukan bagi mahasiswa semester II Prodi D III Kebidanan Semarang Poltekkes Kemenkes
Semarang yang telah mengikuti pembelajaran teori perawatan luka dalam kasus kebidanan
9. Target Kompetensi :
Mahasiswa dapat melakukan perawatan luka dalam kasus kebidanan
10. Indikator :
Mahasiswa mampu melakukan perawatan luka dalam kasus kebidanan.
11. Materi pembelajaran : Terlampir
12. Stratategi pembelajaran : Diskusi, tanya jawab
13. Sarana penunjang pembelajaran : LCD, Komputer
14. Prosedur (Petunjuk Penggunaan Modul) :
a. Bagi Peserta didik
1) Mahasiswa membaca dan memahami tujuan pembelajaran, tugas praktika yang akan dilakukan,
membaca referensi yang direkomendasikan
2) Mahasiswa berlatih skill dan praktik sesuai dengan materi
a) Baca dan pelajari lembar kerja
b) Siapkan alat/alat yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis
c) Ikuti petunjuk yang ada pada prosedur pelaksanaan
d) Bekerja secara hati/hati dan teliti
e) Lakukan praktik perawatan luka
b. Peran Pendidik / Dosen
1) Sebagai fasilitator
2) Sebagai mediator
15. Metode evaluasi : tanya jawab, post tes
16. Metode penilaian : Nilai skor post tes, responsi
17. Daftar Pustaka
a. Yuni,Natalia Erlina. 2014. KDPK 2014 Keterampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan. Yogyakarta. Nuha
Medika
b. Ambarwati,Retna. 2009.KDPK Kebidanan Teori & Aplikasi Lengkap Dgn Gambar. Yogyakarta. Nuha
Medika
c. Alimul,Aziz. 2014. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Ed.3. Jakarta. Salemba Medika
d. Rochimah. 2011. Keterampilan dasar Praktik Klinik (KDPK). Jakarta. TIM

Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 1


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

e. Bandiyah, Siti. 2009. Keterampilan Dasar dalam Keperawatan & Kebidanan. Yogyakarta. Nuha Medika

MATERI

Pengertian Luka
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997). Sedangkan menurut Kozier
(1995), luka adalah kerusakan kontinuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain. Keadaan
luka dapat dilihat dari berbagai sisi, sebagai berikut:
1. Rusak tidaknya jaringan yang ada pada permukaan
2. Sebab terjadinya luka
3. Luas permukaan luka
4. Ada atau tidaknya mikroorganisme.
Sedangkan ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul seperti :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel.
Luka adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh, yang dapat menyebabkan
terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat mengganggu aktifitas sehari/hari.
Jenis luka
1. Berdasarkan sifat kejadian
a. Luka disengaja: misalnya luka terkena radiasi atau bedah
b. Luka tidak disengaja: luka terkena trauma
1) Luka tertutup: luka tertutup jika tidak ada robekan
2) Luka terbuka: luka terbuka jika terjadi robekan dan kelihatan seperti luka abrasi, yakni luka
akibat gesekan, luka puncute, yakni luak akibat tusukan dan hautration (luka akibat alat/alat
perawatan luka)
2. Berdasarkan penyebabnya
a. Luka mekanik
1) Vulnus scissum atau luka sayat akibat benda tajam. Pinggir luka kelihatan rapi.
2) Vulnus contusum, luka memar dikarenakan cedera pada jaringan bawah kulit akibat benturan
benda tumpul
3) Vulnus kaceratum, luka robek akibat terkena mesin atau benda lainnya yang menyebabkan
robeknya jaringan rusak dalam
4) Vulnus punctum, luka tusuk yang kecil di bagian luar (bagian mulut luka), akan tetapi besar di
bagian dalam luka
5) Vulnus seroferadum, luka tembak akibat tembakan peluru. Bagian tepi luka tampak
kehitam/hitaman
6) Vulnus morcum, luka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagian luka
7) Vulnus abrasio, luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak sampai ke pembuluh darah
b. Luka non mekanik: luka akibat zat kimia, termik, radiasi, atau serangan listrik
Balutan basah kering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan depridemen

Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 2


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

Prinsip Penyembuhan Luka


Ada beberapa prinsip dalam penyembuhan luka menurut Taylor (1997), yaitu:
1. Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh luasnya kerusakan dan keadaan umum
kesehatan tiap orang
2. Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga
3. Respon tubuh secara sistemik pada trauma
4. Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka
5. Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama untuk mempertahankan diri dari
mikroorganisme
6. Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh termasuk bakteri.
Macam-macam Luka dalam Praktek Kebidanan
Jenis luka berdasarkan penyebabnya yang sering dijumpai dalam praktik kebidanan adalah luka mekanik: luka
insisi (incised wound) dan luka gores (lacerated wound). Luka insisi karena pembedahan dapat dijumpai pada
kasus: kelahiran bayi dengan section caesarea, masektomi, laparotomi (pada kasus: histerektomi, tubektomi,
miomektomi, dll), dan kasus yang lain. Sedangkan luka gores terjadi pada kasus luka di jalan lahir (mukosa
vagina, perineum) dan atau pada cerviks karena kelahiran bayi. Jenis luka gores dapat juga terjadi pada kasus
robekan uterus karena tetania uteri. Luka pada perineum yang disengaja untuk melebarkan jalan lahir atau
disebut episiotomy, termasuk dalam jenis luka insisi.
Perawatan Luka dalam Praktek Kebidanan
Perawatan luka dalam praktik kebidanan pada dasarnya sama dengan perawatan luka pada umumnya. Lebih
jelasnya akan dijelaskan pada poin ketiga tentang perawatan luka operasi. Hal yang berbeda adalah perlakuan
pada kasus luka gores (lacerated wound): luka pada uterus, cerviks, mukosa vagina dan perineum, yang meliputi
teknik penjahitan yang dilakukan dan perawatan luka.
Tujuan
1. Balutan kering melindungi luka dengan draenase minimal terhadap kontaminasi mikroorganisme
2. Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik
3. Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka
4. Membantu menarik kelembaban dari luka ke dalam balutan
Persiapan Alat dan Bahan
1. Set balutan steril dalam bak instrumen steril:
2. Laruran pembersih yang diresepkan dokter
3. Normal salin
4. Sarung tangan sekali pakai
5. Plester, pengikat, atau perban sesuai kebutuhan
6. Kantong tahan air untuk sampah atau bengkok (1 berisi lisol, 1 kosong)
7. Selimut mandi
8. Aseton/ bensin (tidak menjadi keharusan)
9. Bantalan tahan air
10. Gunting perban
Keselamatan Kerja
1. Pastikan klien telah mendaoatkan informasi yang lengkap mengenai tindakan yang akan dilakukan.
2. Dapatkan persetujuan klien secara lisan maupun tulisan sebelum melakukan tindakan.
3. Selama melakukan tindakan harus memperhatikan keadaan klien.
4. Perhatikan privasi, kenyamanan dan keamanan klien selama tindakan.
5. Sebelum melakukan tindakan pastikan semua alat yang digunakan dalam keadaan siap pakai.
6. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas.
Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 3
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

7. Sebelum dan selama tindakan perhatikan prinsip pencegahan infeksi.


8. Lakukan semua prosedur tindakan dengan hati/hati.

RANGKUMAN

1. Keadaan luka dapat dilihat dari berbagai sisi, sebagai berikut: Rusak tidaknya jaringan yang ada
pada permukaan, Sebab terjadinya luka, Luas permukaan luka, Ada atau tidaknya mikroorganisme
2. Ada beberapa prinsip dalam penyembuhan luka menurut yaitu: Kemampuan tubuh untuk
menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan
tiap orang, Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga, Respon tubuh
secara sistemik pada trauma, Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka, Keutuhan kulit dan
mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama untuk mempertahankan diri dari
mikroorganisme, Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh
termasuk bakteri.
3. Jenis luka berdasarkan penyebabnya yang sering dijumpai dalam praktik kebidanan adalah luka
mekanik: luka insisi (incised wound) dan luka gores (lacerated wound). Luka insisi karena
pembedahan dapat dijumpai pada kasus: kelahiran bayi dengan section caesarea, masektomi,
laparotomi (pada kasus: histerektomi, tubektomi, miomektomi, dll)
4. Perawatan luka dalam praktik kebidanan pada dasarnya sama dengan perawatan luka pada
umumnya. Lebih jelasnya akan dijelaskan pada poin ketiga tentang perawatan luka operasi.

TUGAS

Lakukan praktik perawatan luka !

LEMBAR CHECKLIST PERAWATAN LUKA


PETUNJUK:
Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan penampilan mahasiswa
0 : Langkah kerja tidak di peragakan oleh mahasiswa
1 : Langkah kerja dikerjakan tetapi masih kurang tepat/ belum lancar
2 : Langkah kerja dikerjakan dengan benar sesuai dengan urutan
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
A ALAT
1 set ganti balut steril terdiri dari:
1 Pinset anatomi 2 buah
2 Pinset chirurgis
3 Gunting lurus
4 Lidi kapas secukupnya
5 Deppers secukupnya
6 Kassa steril secukupnya
7 Mangkok kecil
Peralatan lain:
8 Sarung tangan steril 2 pasang

Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 4


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

9 Gunting verban
10 Plester
11 Alkohol 70%
12 Bensin dalam tempatnya
13 Betadine dalam tempatnya
14 2 bengkok ( 1 berisi desinfektan, 1 untuk tempat sampah )
15 Verban secukupnya
16 Obat luka sesuai kebutuhan
17 Perlak dan pengalas
B TAHAP PRA INTERAKSI
1 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2 Mencuci tangan
3 Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
C TAHAP ORIENTASI
1 Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/ klien
3 Menanyakan kesiapan klien sebelum tindakan dilakukan
D TAHAP KERJA
1 Menjaga prifacy pasien
2 Memasang perlak dan pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan
3 Mengatur posisi pasien sehingga luka terlihat jelas
4 Membuka peralatan
5 Memakai sarung tangan
6 Mengolesi plester dengan alkohol/ bensin dengan lidi kapas
7 Membuka plester dan kassa balutan dengan menggunakan pinset
Mengkaji luka (menekan tepi luka dengan deppers sepanjang luka, lihat luka
sudah kering/ basah/ keluar pus/ cairan dari tempat luka serta melihat penutupan
kulit dan integritas kulit)
Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NACl sampai bersih
8 (menggunakan kassa yang di celupkan pada NACl dan diperas dengan
menggunakan pinset)
9 Mengeringkan luka dengan menggunakan kassa kering steril
Mengompres luka dengan betadine pada luka/ memberi obat salep sesuai dengan
14
instruksi dokter dan menutup luka dengan kassa steril
15 Memasang plester
16 Merapikan pasien
E TAHAP TERMINASI
1 Melakukan evaluasi tindakan
2 Berpamitan dengan pasien
3 Membereskan alat/alat
4 Melepaskan sarung tangan dan merendam dalam larutan klorin 0,5%
5 Mencuci tangan
6 Mencatat tindakan dalam lembar catatan keperawatan
TOTAL SCORE: 82

Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 5


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

NILAI = JUMLAH SCORE X 100


82

POST TEST

Kerjakan soal berikut ini


1. Lukayang menembus organ tubuh,biasanyapadaawal lukamasukdiameter keciltapiujunglukamelebaradalah:
a. Lukatembus(penetratingwounds)
b. Lukagores(leceratedwounds)
c. Lukatusuk(puncturedwounds)
d. Luka insisi (incised wounds)
e. Lukalecet(abradedwounds)
2. Luka yang hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan/ nekrosis jaringan suncutan meluas sampai ke bawah, tapitak melewat
jaringanyangmendasarinya,termasuklukadenganstadium:
a. Stadium 1
b. Stadium 2
c. Stadium 3
d. Stadium 4
e. Stadium 5
3. Luka yang mengalami kegagalandalamprsosespenyembuhanlukadisebut:

A. Lukaakut
B. Luka terkontaminasi
C. Lukakronik
D. Lukakotor
E. Luka bersih terkontaminasi
4. Pada fase proliferasi yang berperan dalam prsoses rekonstruksi jaringanadalah:
a. Fibroblas
b. Nutrisi
c. Anging
d. Granulasi
e. Efitelisasi
5. Rusaknyalukabedahdisebut:
a. Eviserasi
b. Dehisensi
c. Abses
d. Cellulitis
e. Hematoma

Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 6


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

KUNCI JAWABAN
1. A.
2. C
3. C
4. A
5. B

EVALUASI

Lakukan evaluasi skor post tes dan praktika. Bila anda telah mencapai tingkat penguasaan 68 % atau
lebih, anda dapat meneruskan pada kompetensi selanjutnya untuk mata kuliah Ketrampilan Dasar Kebidanan.
Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih kurang 68 %, anda harus mengulangi materi kegiatan belajar ini,
terutama pada bagian/bagian yang belum anda kuasai.

Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 7


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

MODUL XII. PERAWATAN LUKA DALAM KASUS KEBIDANAN

1. Tema Modul : Modul Praktikum Perawatan Luka Dalam Kasus Kebidanan


2. Mata Kuliah/Kode : Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan/ Bd.5.012
3. Jumlah SKS : 4 SKS (T : 2 SKS, P : 2 SKS)
4. Alokasi waktu : P= 320 menit
5. Semester/TA : II
6. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan perawatan luka dalam kasus kebidanan.
7. Gambaran umum modul :
Modul ini secara khusus akan membahas tentang praktikum perawatan luka dalam kebidanan dengan
praktik menjahit luka dan angkat jahit.
8. Karakteristik mahasiswa :
Modul ini ditujukan bagi mahasiswa semester II Prodi D III Kebidanan Semarang Poltekkes Kemenkes
Semarang yang telah mengikuti pembelajaran teori perawatan luka dalam kasus kebidanan
9. Target Kompetensi :
Mahasiswa dapat melakukan perawatan luka dalam kasus kebidanan
10. Indikator :
Mahasiswa mampu melakukan perawatan luka dalam kasus kebidanan.
11. Materi pembelajaran : Terlampir
12. Stratategi pembelajaran : Diskusi, tanya jawab
13. Sarana penunjang pembelajaran : LCD, Komputer
14. Prosedur (Petunjuk Penggunaan Modul) :
a. Bagi Peserta didik
1) Mahasiswa membaca dan memahami tujuan pembelajaran, tugas praktika yang akan dilakukan,
membaca referensi yang direkomendasikan
2) Mahasiswa berlatih skill dan praktik sesuai dengan materi
a) Baca dan pelajari lembar kerja
b) Siapkan alat/alat yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis
c) Ikuti petunjuk yang ada pada prosedur pelaksanaan
d) Bekerja secara hati/hati dan teliti
e) Lakukan praktik menjahit luka dan angkat jahit
b. Peran Pendidik / Dosen
1) Sebagai fasilitator
2) Sebagai mediator
15. Metode evaluasi : tanya jawab, post tes
16. Metode penilaian : Nilai skor post tes, responsi
17. Daftar Pustaka
a. Yuni,Natalia Erlina. 2014. KDPK 2014 Keterampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan. Yogyakarta. Nuha
Medika
b. Ambarwati,Retna. 2009.KDPK Kebidanan Teori & Aplikasi Lengkap Dgn Gambar. Yogyakarta. Nuha
Medika
c. Alimul,Aziz. 2014. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Ed.3. Jakarta. Salemba Medika
d. Rochimah. 2011. Keterampilan dasar Praktik Klinik (KDPK). Jakarta. TIM
Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 8
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

e. Bandiyah, Siti. 2009. Keterampilan Dasar dalam Keperawatan & Kebidanan. Yogyakarta. Nuha Medika

MATERI

Cara Menjahit Luka Pada Pasien

Pengertian
Menjahit luka merupakan cara yang dilakukan untuk menutup luka melalui jahitan. Tindakan ini
bertujuan untuk mencegah terjadinya perdarahan, mencegah infeksi silang, dan mempercepat proses
penyembuhan.
Luka adalah keadaan hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan. Penjahitan luka (hecting) dilakukan
pada luka robek kyang bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur kurang dari 8 jam boleh
dijahit primer. Sedangkan luka yang terkontaminasi berat dan tidak berbatas tegas sebaiknya dibiarkan
sembuh per secundam atau per tertiam
Tujuan
Mencegah terjadinya perdarahan, mencegah infeksi silang, dan mempercepat proses penyembuhan.
Cara Menjahit Luka Pada Pasien
Tujuan Cara Menjahit Luka Pada Pasien adalah sebagai instruksi bagi petugas UGD dalam melakukan
penjahitan pada pasien sehingga tidak terjadi infeksi yang disebabkan oleh luka tersebut.
Penyembuhan luka dapat terjadi secara :
1. Per priman, yaitu penyembuhan yang terjadi setelah segera diusahakan bertautnya tepi luka biasanya
dengan penjahitan
2. Per secundam, yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan per priman, biasanya dijumpai pada luka
infeksi, luka dengan kehilangan jaringan. Luka Jenis ini biasanya dibiarkan terbuka.
3. Per tertiam atau per priman tertunda, yaitu luka yang dibiarkan terbuka, selama beberapa hari setelah
tindakan debridement, setelah diyakini bersih, maka tepi luka dipertatkan.
Alat dan Bahan 
1. Sarung tangan steril
2. Kasa Steril 
3. Obat Anastesi local seperti Lidokain ampul
4. Plester / Verban
5. Cairan garam fisiologis (NaCl 0,99%)

Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 9


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

6. Larutan antiseptik (providone iodine) 


7. Spuit 3 cc atau 5 cc
8. Peralatan penjahitan luka (heating set) : Jarum jahit bedah lengkung, Pinset sirurgis, Pinset anatomis,
Pemegang jarum (needle holder), Klem arteri, Gunting, Benang catgut, Zyde, Bak instrumen
Keselamatan Kerja
1. Pastikan klien telah mendaoatkan informasi yang lengkap mengenai tindakan yang akan dilakukan.
2. Dapatkan persetujuan klien secara lisan maupun tulisan sebelum melakukan tindakan.
3. Selama melakukan tindakan harus memperhatikan keadaan klien.
4. Perhatikan privasi, kenyamanan dan keamanan klien selama tindakan.
5. Sebelum melakukan tindakan pastikan semua alat yang digunakan dalam keadaan siap pakai.
6. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas.
7. Sebelum dan selama tindakan perhatikan prinsip pencegahan infeksi.
8. Lakukan semua prosedur tindakan dengan hati/hati
Jenis Benang Untuk Menjahit Luka Pada Pasien
1 Seide (silk/sutra) ; Bersifat tidak licin seperti sutra biasa karena sudah dikombinasikan dengan perekat,
tidak diserap oleh tubuh. Pada penggunaan disebelah luar, maka benang harus dibuka kembali.
Berguna untuk menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri besar. Ukuran yang sering digunakan adalah
nomor 2 nol 3 nol, 1 nol dan nomor 1.
2 Plain Catgut ; Bersifat dapat diserap tubuh, penyerapan berlangsung dalam waktu 7/10 hari dan
warnanya putih kekuningan. Berguna untuk mengikat sumber pendarahan kecil, menjahit subcutis dan
dapat pula digunakan untuk bergerak dan luas lukanya kecil. Benang ini harus dilakukan penyimpulan 3
kali karena dalam tubuh akan mengembang. Bila penyimpulan dilakukan 2 kali saja akan terbuka
kembali.
3 Chromic Catgut ; Bersifat dapat diserap oleh tubuh, penyerapannya lebih lama yaitu sampai 20 hari.
Chromic Catgut biasanya menyebabkan reaksi inflamasi yang lebih besar dibandingkan dengan plain
Catgut. Berguna untuk penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari dan bila
mobilitas harus segera dilakukan.
 Cara Menjahit Luka Pada Pasien
     Adapun Cara Menjahit Luka Pada Pasien yaitu sebagai berikut :
1. Menyapa dan menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. menyiapkan alat/alat serta obat yang akan dipergunakan
3. Atur posisi pasien untuk mempermudahkan dalam melaksanakan tindakan
4. Lakukan evaluasi luka.
5. Anamnesis :Pemeriksaan fisik ;
(a) Lokasi, untuk petunjuk kemungkinan adanya cedera pada struktur yang lebih dalam,
(b) Eksplorasi, untuk menyingkirkan kemungkinan cedera pada struktur yang lebih dalam, menemukan
benda asing yang mungkin tertinggal pada luka serta menentukan adanya jaringan yang telah mati.
6. Bersihkan luka dari kotoran dengan cairan garam fisiologis (NaCl 0,9%). Hilangkan semua benda asing
dan eksisi semua jaringan mati. tepi compang/camping sebaiknya segera dibuang.
7. Jika luka sudah bersih lalu olesi dengan betadine
8. Lakuakan penjahitan luka tergantung lokasi dan kedalaman luka
9. Beri betadine pada permukaan penjahitan luka, tutup luka dengan menggunakan kasa steril dan plester
menggunakan verban
10. Selesai

Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 10


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

Cara Merawat Luka Yang Benar Agar Tidak Infeksi

Cara Merawat Luka


1 Cucilah Tangan Sebelum Merawat Luka
2 Membersihkan Luka dengan cara membasuhnya dengan air bersih gunakan sabun yang bertekstur
lembut, setelah itu basuh menggunakan antiseptik dan jika ada basuhlah dengan alkohol 70% ( jangan
yang 96% ).
3 Tutuplah luka agar tidak dihinggapi lalat dan terkena debu, namun jangan menutupnya terlalu rapat
karena akan mengahabat pengeringan luka anda, berilah celah pada perban untuk tempat keluar
masuknya udara, jika dibiarkan tidak mengering dalam waktu yang lama luka anda akan berpeluang
terkena tetanus, selain itu menutup luka terlalu rapat akan menghambat terbentuknya jaringan kulit
baru.
4 Setelah lewat satu hari periksalah luka anda, jika terdapat cairan kuning dan luka tidak menunjukan
mengering, maka itu adalah indikasi bahwa luka anda terkena infeksi, silahkan buka penutupnya dan
diolesi salep atau krim, bisa menggunakan jelly gamat gold g produk yang kami jual atau obat lainnya.
5 Luka yang ditutup harus diperhatikan kebersihannya, periksa secara berkala dan lindungi dari debu dan
air. Sebaiknya anda langsung mengganti perban atau penutup luka jika terkena air ketika mandi,
menghindari luka anda menjadi lembab dan rentan terkena infeksi.
MENGANGKAT JAHITAN
A. Pengertian
Suatu tindakan melepaskan jahitan yang biasanya di lakukan di hari ke 5/7 atau sesuai dengan
penyembuhan luka yang terjadi.
B. Tujuan
1. Mempercepat proses penyembuha luka
2. Mencegah terjadinya infeksi akibat adanya corpus alenium
C. Persiapan Alat dan Bahan
1. Set angkat jahitan steril berisi pinset sirurgis 2, anatomis 1, gunting heating up, lidi waten, kasa dalam bak
instrumen steril
2. Bengkok
3. Kapas balut
4. Korentang
5. Gunting plester
6. Plester
7. Bensin
8. Alkohol 70%
9. Betadin 10%
D. Keselamatan Kerja

Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 11


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

1. Pastikan klien telah mendaoatkan informasi yang lengkap mengenai tindakan yang akan dilakukan.
2. Dapatkan persetujuan klien secara lisan maupun tulisan sebelum melakukan tindakan.
3. Selama melakukan tindakan harus memperhatikan keadaan klien.
4. Perhatikan privasi, kenyamanan dan keamanan klien selama tindakan.
5. Sebelum melakukan tindakan pastikan semua alat yang digunakan dalam keadaan siap pakai.
6. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas.
7. Sebelum dan selama tindakan perhatikan prinsip pencegahan infeksi.
8. Lakukan semua prosedur tindakan dengan hati/hati.

RANGKUMAN

1. Luka adalah keadaan hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan. Penjahitan luka (hecting) dilakukan pada
luka robek kyang bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur kurang dari 8 jam boleh dijahit
primer. Sedangkan luka yang terkontaminasi berat dan tidak berbatas tegas sebaiknya dibiarkan sembuh per
secundam atau per tertiam.
2. Penyembuhan luka dapat terjadi secara :
Per priman, yaitu penyembuhan yang terjadi setelah segera diusahakan bertautnya tepi luka biasanya
dengan penjahitan
Per secundam, yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan per priman, biasanya dijumpai pada luka
infeksi, luka dengan kehilangan jaringan. Luka Jenis ini biasanya dibiarkan terbuka.
Per tertiam atau per priman tertunda, yaitu luka yang dibiarkan terbuka, selama beberapa hari setelah
tindakan debridement, setelah diyakini bersih, maka tepi luka dipertatkan.

TUGAS

Lakukan praktik menjahit luka dan angkat jahitan !

Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 12


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

LEMBAR CHECKLIST MENJAHIT LUKA

PETUNJUK:
Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan penampilan mahasiswa
0 : Langkah kerja tidak di peragakan oleh mahasiswa
1 : Langkah kerja dikerjakan tetapi masih kurang tepat/ belum lancar
2 : Langkah kerja dikerjakan dengan benar sesuai dengan urutan

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
A ALAT
1 set jahit steril terdiri dari:
1 Pinset anatomi 2 buah
2 Pinset chirurgis 2 buah
3 Gunting steril
4 Naadl voeder
5 Jarum
6 Benang
7 Obat anastesia
8 Spuit
9 Duk steril
10 Kassa steril secukupnya
11 Sarung tangan steril
12 Gunting verban
13 Plester
14 Alkohol 70%
15 Betadine dalam tempatnya
16 2 bengkok ( 1 berisi desinfektan, 1 untuk tempat sampah )
17 Perlak dan pengalas
B TAHAP PRA INTERAKSI
1 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2 Mencuci tangan
3 Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
C TAHAP ORIENTASI
1 Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/ klien
3 Menanyakan kesiapan klien sebelum tindakan dilakukan
D TAHAP KERJA
1 Menjaga prifacy pasien
2 Memasang perlak dan pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan
3 Mengatur posisi pasien sehingga luka terlihat jelas
4 Membuka peralatan
5 Memakai sarung tangan
6 Melakukan desinfeksi pada daerah yang akan di jahit (dengan betadine dan alkohol)

Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 13


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

7 Melakukan anastesi pada daerah yang akan dijahit


Melakukan jahitan dengan menggunakan teknik menjahit yang telah di sesuaikan
8
dengan kondisi luka
9 Mendesinfeksi jahitan dengan betadine
Mengompres luka dengan betadine atau memberi obat dan menutup luka dengan
10
kassa steril
11 Memasang plester
12 Merapikan pasien
E TAHAP TERMINASI
1 Melakukan evaluasi tindakan
2 Berpamitan dengan pasien
3 Membereskan alat/alat
4 Melepaskan sarung tangan dan merendam dalam larutan klorin 0,5%
5 Mencuci tangan
6 Mencatat tindakan dalam lembar catatan keperawatan
TOTAL SCORE: 82

NILAI = JUMLAH SCORE X 100


82

LEMBAR CHECKLIST MENGANGKAT JAHITAN

PETUNJUK:
Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan penampilan mahasiswa
0 : Langkah kerja tidak di peragakan oleh mahasiswa
1 : Langkah kerja dikerjakan tetapi masih kurang tepat/ belum lancar
2 : Langkah kerja dikerjakan dengan benar sesuai dengan urutan

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
A ALAT
1 set angkat jahit steril terdiri dari:
1 Pinset anatomi 2 buah
2 Pinset chirurgis 2 buah
3 Gunting angkat jahit
4 Lidi kapas secukupnya
5 Kassa steril secukupnya
6 NACl 0,9%
7 Sarunga tangan steril
8 Gunting verban
9 Plester
10 Alkohol 70%
11 Bensin dalam tempatnya
12 Betadine dalam tempatnya
13 2 bengkok ( 1 berisi desinfektan, 1 untuk tempat sampah )
Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 14
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

14 Perlak dan pengalas


B TAHAP PRA INTERAKSI
1 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2 Mencuci tangan
3 Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
C TAHAP ORIENTASI
1 Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/ klien
3 Menanyakan kesiapan klien sebelum tindakan dilakukan
D TAHAP KERJA
1 Menjaga prifacy pasien
2 Memasang perlak dan pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan
3 Mengatur posisi pasien sehingga luka terlihat jelas
4 Membuka peralatan
5 Memakai sarung tangan
6 Mengolesi plester dengan alkohol/ bensin dengan lidi kapas
7 Membuka plester dan kassa balutan dengan menggunakan pinset
Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NACl sampai bersih
8 (menggunakan kassa yang di celupkan pada NACl dan diperas dengan
menggunakan pinset)
9 Mengeringkan luka dengan menggunakan kassa kering steril
10 Mendesinfektan luka dengan betadine
11 Meletakkan kassa steril di dekat luka
11 Menarik simpul jahitan sedikit ke atas secara hati/hati
Menggunting benang dengan gunting angkat jahit dan tarik hati/hati, buang ke
12
kassa
13 Membersihkan luka lagi dengan kassa lembab NACl
Mengompres luka dengan betadine atau memberi obat dan menutup luka dengan
14
kassa steril
15 Memasang plester
16 Merapikan pasien
E TAHAP TERMINASI
1 Melakukan evaluasi tindakan
2 Berpamitan dengan pasien
3 Membereskan alat/alat
4 Melepaskan sarung tangan dan merendam dalam larutan klorin 0,5%
5 Mencuci tangan
6 Mencatat tindakan dalam lembar catatan keperawatan
TOTAL SCORE: 86

NILAI = JUMLAH SCORE X 100


86

Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 15


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

POST TEST

Kerjakan soal berikut ini


Tn. H (42 th) datang ke IGD setelah 30 menit yang lalu mengalami kecelakaan yaitu tertabrak sepeda motor
saat menyeberang jalan. Klien tampak merintih kesakitan.Terdapat luka memar di sekujur tubuh dan luka
robek hingga fascia di kaki kirinya dengan panjang sekitar 3 cm. Luka mengeluarkan banyak darah dan
tampak tanah dan kerikil yang melekat di luka tersebut.

1. Berdasarkan kasus di atas, kemungkinan masalah keperawatan yang muncul Adalah kecuali........
a. Gangguan rasa nyaman: nyeri
b. Kerusakan mobilitas fisik
c. Resiko tinggi infeksi
d. Resiko kekurangan volume cairan
e. Gangguan integritas jaringan
2. Implementasi yang lebih dulu dilakukan untuk menangani Tn.H adalah.............
a. Menghentikan perdarahan
b. Pemberian oksigen
c. Distraksi relaksasi
d. Latihan mobilisasi
e. Memberikan analgetik
3. Untuk membersihkan luka Tn. H diperlukan cairan......
a. Betadin, Alkohol, H2NO2
b. Betadin, NaCl, H2PO2, Aquadest
c. Betadin, NaCl, H2O2
d. NaCl, Alkohol, H2O2
e. Betadin, NaCl, H2NO2
4. Sesuai kasus di atas jenis hecting yang digunakan adalah............
a. Hecting luar
b. Hecting dalam
c. Hecting lanjutan
d. Hecting semi dalam
e. Hecting semi luar
5. Yang bukan termasuk alat yang dibutuhkan untuk tindakan hecting adalah....
a. Nalfoder
b. Benang dan jarum
c. Kassa steril
d. Pinset cirurgis
e. Pinset anatomis

KUNCI JAWABAN
1. B

Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 16


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-8

2. A
3. C
4. B
5. E

EVALUASI

Lakukan evaluasi skor post tes dan praktika. Bila anda telah mencapai tingkat penguasaan 68 % atau
lebih, anda dapat meneruskan pada kompetensi selanjutnya untuk mata kuliah Ketrampilan Dasar Kebidanan.
Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih kurang 68 %, anda harus mengulangi materi kegiatan belajar ini,
terutama pada bagian/bagian yang belum anda kuasai.

Modul Praktikum Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Page 17

Anda mungkin juga menyukai