Anda di halaman 1dari 5

Divisi : Head office

STANDAR OPERATION PROCEDURE Subdivisi : -


No. Dokumen : SOP-01-MSS-2021
STANDAR PROSES OPERASIONAL KANTOR Halaman : Revisi :
Dibuat Diperiksa Disetujui
Distibusi
Departement Keuangan
Departement HO
Team Office KSO Officer Direktur Tanggal Efektif : 26 January 2021
1. TUJUAN
1. Memberikan panduan standar operasional di Kantor bagi kontraktor
dan para pemegang kontrak kerja sama penambangan Ore Nickel
2. Memperlancar proses pembayaran yang di back up oleh segala
dokument dan formulir pendukung

2. SASARAN
Memastikan operasional penambangan dilakukan sesuai standar
perusahaan sehinga kegiatan penambang dapat mencapai hasil sesuai
yang direncanakan , serta proses administrasi yang terekam dengan baik
dan sesuai sehingga proses pembayaran dan penagihan dapat berjalan
dengan lancar

3. RUANG LINGKUP OPERASIONAL


Ruang Lingkup Operasional Penambangan meliputi :
1. Kantor ( Office )
Seluruh karyawan kantor pusat maupun cabang
2. Operasional pekerja di lapangan
Adalah karyawan yang bekerja dan bertugas di site (Lokasi) yang telah di
tunjuk dan ditentukan oleh perusahaan dengan dasar pemberian surat
tugas dan instruksi kerja yang telah diperintahkan
3. Pekerja Eksternal
Pekerja external yang merupakan bukan bagian dari perusahaan tetapi
diberikan tugas dan mandat oleh direksi untuk melaksanakan
tugas-tugas tertentu.

4. URAIAN PEKERJAAN

1. PERENCANAAN PROYEK KEGIATAN PENAMBANGAN

1.1. Perusahaan wajib melakukan perencanaan proyek penambangan ore


nickel yang akan menjadi acuan dan evaluasi terhadap sasaran yang
dicapai baik dari segi keuangan, hasil produksi dan profit yang ingin
dicapai
1.2. Perencanaan proyek dilaksanakan pada awal tahun dan di evaluasi per
Triwulan terhadap prospek penambahan lahan dan nilai produksi oleh
marketing
1.3. Proyek yang menjadi prospek agar dilaksanakan pengukuran kadar dan
memenuhi standar yang ditentukan oleh perusahaan, serta memastikan
area prospek lahan bukan menjadi masalah atau sengketa dengan
memastikan semua dokument memenuhi persyaratan.
1.4. Dokumen pelengkap akan di paparkan oleh bidang marketing dan
ekternal didepan forum meeting direksi dan di tentukan apakah dapat
dimasukkan dalam perencanaan proyek penambangan serta profit yang
di targetkan oleh perusahaan.
1.5. Selanjutnya bagian pengendali dokumen akan memasukkan seluruh
dokument pelengkap dan mereview semua dokumen baik dari segi
legalitasnya serta sesuai daftar list yang telah ditentukan .dan di
masukkan dalam list dokumen perencanaan proyek.
1.6. Pengangaran proyek akan di ukur dengan mempertimbangkan kekuatan
anggaran perusahaan sehingga tidak menjadi kendala operasional

2. KONTRAK KERJA SAMA PROYEK

2.1 Kontrak kerja sama proyek baik kontrak produksi maupun kontrak
trading (pengapalan) dilaksanakan setelah seluruh perncanaan dan
evaluasi oleh direksi perusahaan di setujui dengan tidak memberatkan
pada satu pihak saja.
2.2 Jika diperlukan kontrak kerja sama dilakukan dengan melibatkan notaris
sebagai kekuatan hukum tetap.
2.3 Setiap dokumen kontrak di tanda tangani oleh direktur masing-masing
diatas materai dan setiap lembarnya dicek dan di tanda tangani.
2.4 Kontrak kerja sama dicetak diatas kertas berkop perusahaan yang resmi
2.5 Kontrak tidak dapat ditanda tangani oleh pihak lain yang mewakili
perusahaan kecuali mendapat surat kuasa resmi dari direksi perusahaan.
2.6 Nilai kontrak wajib diisi dalam kontrak kerja sama sehingga akan menjadi
acuan serta jika ada perhitungan selisih dari nilai kontrak.
2.7 setiap dokumen kontrak dibuat dua rangkap yang ditanda tangani oleh
masing masing direktur atau pemegang kuasa kontrak.

3. PELAKSANAAN KEGIATAN PROYEK

3.1 Kegiatan proyek penambangan Ore Nickel harus memenuhi dari aspek
kontrak yang telah disepakati bersama dan apabila pihak kontraktor
tidak dapat memenuhi akan diadakan evaluasi dan penilaian suplier dan
kontraktor terseleksi
3.2 kegiatan proyek akan dimulai dengan mengeluarkan surat perintah kerja
produksi serta memenuhi standar kelayakan dan kebutuhan penggunaan
alat dengan melakukan uji kelayakan Komisioning.
3.3 kontraktor yang tidak memenuhi persyaratan tersebut akan dilakukan
evaluasi serta pinalti dari komitment kontrak jika diperlukan. Yang
dituangkan dalam kontrak kerja.
3.4 Pelaksanaan pekerjaan proyek akan ditunjuk petugas pengawas opersinal
dan pengawas quality yang akan diberi wewenang oleh perusahaan ,
beserta kebutuhan team personil yang ditunjuk. Dengan memberikan
surat tugas kepada personil yang telah ditunjuk.
3.5 Setiap pengawas wajib memberikan laporan harian dan dan berita acara
telah selesainya pekerjaan dalam satu proyek yang akan menjadi acuan
pembayaran dari hasil produksi kepada kontraktor.
3.6 setiap personil yang ditunjuk akan diberikan biaya dinas kerja dan
fasilitas lainnya yang akan diatur dan telah ditetapkan oleh manajemen
perusahaan.
3.7 setiap peralatan yang dipakai jika dan status sewa pihan pemberi jasa
sewa wajb memberikan laporan jam kerja yang telah disetujui oleh
pengawas lapangan.( Time sheet alat ). sebagai acuan pembayaran sewa
yang diajukan oleh kontraktor sebagai lampiran invoice penagihan.
3.8 Seluruh kegiatan lapangan mengacu pada SOP yang telah ditentukan dan
dikeluarkan oleh masing - masing bagian keraja baik dari segi aspek
Quality maupun dari aspek proses Produksi.
3.9 Apabila dalam perjanjian kerja progres pembayaran dilakasanakan
berdasarkan down payment (Uang muka) dan sistem proporsional
progres kerja maka yang mennjadi acuan adalah berita acara progres
pekerjaan yang bersama sama telah di tanda tangani oleh kedua belah
pihak. Dengan pihak kedua mengajukan invoice pembayaran
berdasarkan proporsional progress kerja.

4. PROSES PEMBAYARAAN PROYEK DAN BIAYA OPERASIONAL

4.1 Proses pembayaran down Payment


Proses yang dilakukan berdasarkan perjanjian kerja yang telah disepakati
oleh kedua belah pihak
4.2 Proses Pembayaran Proporsinal Progress Kerja
Proses pembayaran yang dilakukan berdasarkan progress kerja setiap
baik setiap bulan maupun per tiga bulan sekali yang dicek berdasarkan
actual kerja dilapangan.
4.3 Setiap bulan Accounting akan membuat schedule pembayaran progres
kerja , pembayaran gaji, rental alat serta biaya operesional lainnya yang
mendukung kelancaran suatu proyek .
4.4 Pembayaran dapat dilaksanakan dengan dasar invoice yang masuk serta
dilengkapi dokument pendukung lainnya dan membuat lembar
pesetujuan pembayaran ( Bon Pengeluaran Kas / Bank ) yang sudah
disetujui oleh Manajer produksi dan para direktur.
4.5 Seluruh dokement dalam proses pembayaran harus Asli dan Bukan
merupakan salinan (Copy) yang akan di verifikasi oleh Accounting
sebelum proses pembayaran.
4.6 Apabila pihak kontraktor mengajukan pinjaman modal ke perusahaan
wajib melakukan pengajuan yang di sertai alasan yang kongkrit untuk
pelaksanaan proyek yang dikerjakan dan wajib disetujui oleh dewan
direksi perusahaan. Dan mengisi formulir peminjaman uang.
4.7 Proses Pembayaran oleh accounting tidak boleh diwakilkan dan harus
melalui rekening perusahaan dan apabilah rekening perorangan wajib
menyertakan surat kuasa asli yang bermaterai dan cap stempel
perusahaan tersebut.
4.8 Seluruh Biaya operasional karyawan akan ditentukan oleh direktur dan
mengacu pada intriksi kerja yang ada serta proeses pembayaran dengan
melakukan bon pengeluaran kas / Bank yang disetujui oleh direktur.
4.9 Pembayaran gaji karywan akan dilaksanakan tiap awal bulan yang
diajukan oleh manajer Proyek / Produksi dan accounting melaksanakan
dengan melakukan Bon Pengeluaran kas / Bank
4.10 Hal - Hal lain selain Gaji karyawan juga harus melaksanakan dengan
prosedur Bon Pengeluaran Kas / Bank
4.11 Apabila ada biaya intertainment yang tidak ada bukti pembayaran akan
dilaksanakan dengan persetujuan dewan direksi , dan accounting tetapa
mengeluarkan pembayaran dengan proses Bon Pengeluaran Bank / Kas

5. PROSES PENGADAAN BARANG ( LOGISTIK )

5.1 Permintaan barang dalam rangka mendukung kegiatan proyek akan


dilakukan dengan mengisi form Permintaan Barang serta yang di buat
oleh masing masing kepala bagian (Pengawas) dan telah mendaptkan
persetujuan dari manager produksi dan direktur.
5.2 setelah mendapatkan persetujuan Proses pengadaan barang akan di
lakukan oleh bagian Logistik Dan purchasing dengan membuat Purchase
order yang juga disetujui oleh manager produksi dan direktur.
5.3 Manager produksi dapat melakukan pembelian lansung (Purchase) jika
kuota harga dibawah Rp.5.000.000,- Per PO dan harga Rp 1.500.000,- Per
item barang dan manager produksi tetap melapor ke Direktur.
5.4

Anda mungkin juga menyukai