Kata kunci: Six Sigma, DMAIC, DPMO, Sigma Level, Kemampuan Proses, CTQ, Diagram
Pareto, Diagram
Six sigma merupakan alat atau tools yang digunakan untuk memperbaiki proses
melalui customer focus, perbaikan yang terus-menerus dan keterlibatan orang-orang
baik didalam maupun diluar organisasi (Pyzdek, 2000). Six sigma merupakan proses
peningkatan terus-menerus, yang lebih mengutamakan pada tahapan DMAIC (define,
measurement, analyze, improve, control). DMAIC dilakukan secara sistematik
berdasarkan ilmu pengetahuan dan fakta (Pusporini, 2009) menuju target six sigma,
yaitu 3,4 defect per million opportunity (DPMO) serta tentunya meningkatkan
profitabilitas dari perusahaan (Vanany et al., 2007).
PT TX Pandaan merupakan salah satu perusahaan thermoforming yang bergerak di
bidang pembuatan cup makanan dan minuman, maka sudah selayaknya untuk
memperhatikan kualitas produknya.Kualitas produk yang dihasilkan ditentukan pada
pengukuran ataupun karakteristik-karakteristik tertentu, karena kualitas menjadi faktor
dasar keputusan konsumen dalam memilih satu produk. Dalam hal ini, selalu ada yang
baru yang dituntut dari konsumen terhadap kesempurnaan suatu produk. Akibatnya
kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan
peningkatan bagi perusahaan. Untuk itu perlu diadakan pengendalian mutu dan
menurunkan produk-produk cacat atau Not Good (Defect) yang dihasilkan, baik dari
segi pengolahan, proses produksi maupun finishing.
Adapun faktor menyebabkan jenis cacat produk dalam proses produksinya adalah
sebagai berikut : Cup body tipis, Cup buttom not moulded, Cup bibir gelombang, Cup
transparan.
METODE
Dalam penelitian ini adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan penelitian
Lapangan (Field Research): wawancara, observasi, dokumentasi.
Wirawan Aryanto Balol adalah dosen Teknik Industri Universitas Wisnuwardhana Malang.
Email: wirawanaryanto@gmail.com
105
106
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2
Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
107
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2
0.3
0.25
acat
0.2 UCL
PecahanC
P
0.15
LCL
0.1 P-Bar
0.05
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Periode Pengamatan
Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
108
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2
Gambar 3. Grafik Pola Nilai Sigma Data Variabel Kadar Master Batch
Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
109
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2
Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
110
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2
(USL − LSL)
Cpm =
6 (X − T ) 2
+ S2
(7 − 6)
Cpm =
2
6 (6.37 − 6.5) + 0.382
= 0.41
Cpk = Min
(USL − X ); (X − LSL )
3S 3S
Cpk = Min
(7 − 6.37) ; (6.37 − 6)
3 × 0.38 3 × 0.38
= Minimum (0.5526 ; 0.3245)
= 0.3245
Maka nilai Cpmk yaitu :
2
Cpmk = Cpk / 1 + X − T / S{( ) }
2
= 0.3245 / 1 + {(6.37 − 6.5 ) / 0.38}
= 0.307
Karena nilai Cpmk = 0.307 < 1.00, maka proses dianggap tidak mampu untuk
mencapai target kualitas pada tingkat kegagalan nol (zero defect) kompetitif
untuk bersaing.
Kemampuan Proses (Data Atribut)
Untuk data cacat cup termasuk ke dalam data atribut juga disebut data kualitatif.
Adapun cara penentuan kemampuan proses untuk data cacat cup dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 5. Cara Penentuan Kemampuan Proses Untuk Cacat Standart (Data Atribut)
Langkah Tindakan Persamaan Hasil Perhitungan
1 Proses apa yang ingin diketahui? - Pembuatan cup
2 Berapa banyak cup yang diperiksa? -
38800 Pcs
3 Berapa banyak cup yang cacat atau -
gagal? 5542 Pcs
4 Hitung tingkat kecacatan (kegagalan) = langkah(3) /
berdasarkan pada langkah 3 langkah (2) 0.1428
5 Tentukan banyaknya CTQ potensial = banyaknya 4
yang dapat mengakibatkan cacat karakteristik CTQ
6 Hitung peluang tingkat kegagalan = langkah (4)/ 0.035
(cacat) per karakteristik CTQ langkah (5)
7 Hitung kemungkinana cacat per satu = langkah (6) x
juta kesempatan (DPMO) 1.000.000 35708
8 Hitung Nilai Sigma - 3.30
Sumber: Hasil Pengamatan
Diagram Pareto Untuk Cacat Cup
Diagram Pareto merupakan suatu bentuk grafik yang menggambarkan hubungan
antara masalah mulai dari yang prioritas tertinggi sampai terendah dari berbagai sumber
penyebab.
Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
111
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2
Untuk data cacat cup yang tergolong dalam data atribut setelah dilakukan analisa
kemampuan proses diatas, analisis selanjutnya yang harus dilakukan adalah
menggunakan diagram pareto untuk mengetahui CTQ (Critical To Quality) Potensial
apa yang paling besar atau paling tinggi yang dapat menimbulkan kegagalan atau
kecacatan di dalam proses pengolahan cup di PT. TX.. Dari data-data cacat cup yang
terdapat pada tabel 4.1 diatas maka disusun tabel 4.9 seperti dibawah ini guna
penyusunan diagram pareto :
Tabel 6. Data Mentah Untuk Analisa Pareto
No Jenis Cacat Pipa Jumlah (unit)
1 Cup body tipis 1714
2 Cup buttom not moulded 1370
3 Cup bibir gelombang 1235
4 Cup transparan 1223
Dari tabel 6 diatas maka dibuatlah daftar cacat cup produk secara berurutan dari
frekuensi kejadian yang paling tinggi sampai terendah serta menghitung frekuensi
kumulatif, persentase total kejadian, persentase total kejadian secara kumulatif seperti
tampak pada tabel 7 dibawah ini :
Tabel 7. Data Diagram Pareto Cacat Cup Produk
Jumlah Jumlah Persen Persen
No Kategori Cacat Pipa
(unit) Kumulatif (%) Kumulatif (%)
1 Cup body tipis 1714 1714 30.92 30.92
2 Cup buttom not moulded 1370 3084 24.72 55.64
3 Cup bibir gelombang 1235 4319 22.28 77.92
4 Cup transparan 1223 5542 22.06 100
Total 5542
Dari tabel 7 tersebut diatas maka disusunlah diagram pareto untuk cacat cup seperti
yang tampak pada gambar berikut ini :
Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
112
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2
opportunities) dan Sigma Level (nilai sigma), kemampuan proses (process capability),
diagram pareto dan diagram sebab-akibat (cause and effect diagram).
Peta Kontrol ( X , R dan P)
Peta Kontrol pada Variabel Konsentrasi Master Batch
Pada Peta Kontrol X (Grafik 1) menunjukkan bahwa nilai konsentrasi master
bactch dalam batas-batas kontrol yang ditetapkan, akan tetapi terdapat satu periode yang
berada diluar batas kontrol, akan tetapi secara garis besar proses produksi pengolahan
cup dalam keadaan stabil dan berada dalam pengendalian statistikal, dimana produk
cacat yang dihasilkan masih berada dalam batas normal.
Pada Peta Kontrol R (Grafik 2) menunjukkan bahwa semua titik konsentrasi master
batch berada dalam batas-batas control. Hal ini berarti proses produksi pembuatan cup
dalam keadaan stabil dan berada dalam pengendalian statistikal, dimana produk cacat
yang dihasilkan masih dalam batas normal dan dapat ditoleransi oleh perusahaan.
Peta Kontrol P pada Cacat Cup (Data Atribut)
Pada peta kontrol P data taribut (Grafik) terlihat bahwa terdapat periode yang
berada diluar batas kontrol atas (Upper Control Limit), sedangkan periode yang lainnya
berada didalam batas kontrol bervariasi naik turun. Hal ini berarti proses produksi ada
yang berada diluar batas kontrol dan perlu diperhatikan oleh perusahaan agar proses
produksi selalu berada didalam batas kontrol.
Analisa Perhitungan DPMO Dan Sigma Level.
Hasil perhitungan yang dilakukan akan dianalisa mengenai nilai DPMO dan sigma
level atau nilai sigma dari kedua data yang meliputi data cacat body tipis (data atribut)
dan data masterbatch (data variabel).
1. Analisa Perhitungan DPMO Dan Sigma Level Untuk Data Variabel.
Dari hasil perhitungan pada tabel 3 didapatkan nilai DPMO untuk konsentrasi
masterbatch sebesar 257934.8, sedangkan Sigma Level sebesar 2.18. Hal ini
menunjukkan bahwa pada proses pembuatan cup memiliki tingkat kapabilitas proses
yang rendah di dalam memenuhi spesifikasi atau standart yang telah ditentukan dan
berada pada tingkat rata-rata industri di Indonesia pada saat sekarang ini. Dalam hal
ini perusahaan dituntut untuk melakukan hasil perbaikan guna mencapai tingkat
kegagalan Zero Defect (0%). Nilai DPMO sebesar 257934.8 dapat
diinterprestasikan bahwa dalam satu juta kesempatan akan terdapat 257934.8
kemungkinan bahwa proses pengolahan pipa pvc akan mengalami kegagalan atau
tidak mampu memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan yaitu sebesar 6 – 7 %.
Apabila suatu proses dikendalikan dan ditingkatkan secara terus menerus, maka
akan menunjukkan pola DPMO yang terus menerus menurun dan sebaliknya pola
Sigma Level akan terus meningkat.
2. Analisa Perhitungan DPMO Dan Sigma Level Untuk Data Atribut.
Pada perhitungan yang telah dilakukan pada tabel 3 didapatkan nilai DPMO sebesar
29416 dan kapabilitas sigma (sigma level) sebesar 3.29. Hal ini menunjukkan bahwa
proses pembuatan cup ini memiliki kapabilitas proses yang sedang. Tampak bahwa
nilai DPMO yang cukup tinggi yaitu sebesar 29416 yang dapat diinterprestasikan
bahwa dari satu juta kesempatan akan terdapat 29416 kemungkinan bahwa proses
produksi cup akan menghasilkan cup yang cacat, tetapi secara keseluruhan proses
pengolahan telah mempunyai kuaitas yang cukup baik, sehingga perlu ditingkatkan
menuju produk bebas cacat. Apabila suatu proses dikendalikan dan ditingkatkan
secara terus menerus, maka akan menunjukkan pola DPMO yang terus menerus
menurun dan sebaliknya pola Sigma Level akan terus meningkat.
Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
113
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2
Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
114
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2
• Faktor Material
Faktor material yang menyebabkan cacat produk cup dan proses melting yang
kurang panas adalah salah satu faktor konsentasi masterbatch dan menjadikan
diluar ketentuan yang dapat mengakibatkan cacat cup semakin tinggi sehingga
tidak sesuai dengan standart dari perusahaan. Selain itu faktor bahan pendukung
seperti sanitasi dan higiene bahan baku, sanitasi dan higiene peralatan, sanitasi dan
higiene tempat produksi yang tidak sesuai ketentuan juga dapat menyebabkan
masterbatch menjadi yang kurang baik .
• Faktor Metode
Cacat yang disebabkan oleh faktor ini terjadi karena metode yang digunakan oleh
para buruh kurang tepat. Faktor metode juga sangat penting untuk diperhatikan,
karena juga mempengaruhi banyaknya produk cacat yang dihasilkan. Metode yang
menyebabkan banyaknya cacat cup body tipis dengan kondisi masterbatch yang
kurang baik dianalisa pada proses produksi yang tidak konsisten dan tidak sesuai
dengan ketentuan, hanya untuk mengejar target produksi.
• Faktor Mesin
Cacat yang disebabkan oleh faktor ini terjadi karena mesin yang digunakan pada
proses produksi penyetelannya kurang pas, seperti pada mesin pendinginan,
pendinginan yang tidak sesuai prosedur bisa mengakibatkan timbulnya cacat ini.
Selain itu adanya ketidak seragaman dalam penyetelan pada mesin akan
berpengaruh pada banyaknya produk cacat yang dihasilkan.
Improve (Memperbaiki)
Sesuai dengan metodologi dari program peningkatan kualitas Six Sigma maka
setelah tahap Analyze (Menganalisa) maka tahap berikutnya adalah Improve
(Memperbaiki). Pada tahap ini akan dibahas tindakaan dan langkah-langkah apa yang
harus dilakukan untuk menurunkan cacat cup yang disebabkan oleh kondisi masterbatch
yang kurang baik sehingga kualitas cup yang dihasilkan sesuai dengan standart
perusahaan dan bebas dari cacat.
Berdasarkan Diagram Pareto maka dapat diambil prioritas perbaikan yang akan
dilakukan adalah :
1) Faktor Manusia
Tabel 8. Prioritas rencana perbaikan ditinjau dari faktor manusia
Penyebab Penanganan
a. Kecerobohan (kurang telitinya) para • Memberikan pelatihan khusus terhadap
buruh dalam melakukan pekerjaannya. buruh baru maupun buruh yang belum
b. Sikap buruh yang tidak bertanggung ahli.
jawab atas pekerjaan. • Membudayakan kerjasama antar buruh
c. Kurangnya keahlian yang dimiliki buruh dalam perusahaan.
dalam mengerjakan proses perakitan. • Membudayakan kedisiplinan pekerja.
d. Kurangnya kerjasama antar buruh. • Membudayakan tanggung jawab dalam
bekerja.
2) Faktor Material
Tabel 9. Prioritas rencana perbaikan ditinjau dari faktor material
Penyebab Penanganan
a. Konsentrasi masterbatch yang tidak • Melakukan proses pencampuran sesuai
sesuai ketentuan ketentuan yang telah ditetapkan
b. Pola jenis bahan yang tidak sesuai • Pemilihan jenis bahan sesuai dengan
Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
115
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2
3) Faktor Metode
Tabel 10. Prioritas rencana perbaikan ditinjau dari faktor metode
Penyebab Penanganan
a. Proses operasi yang tidak konsisten\ • Menjalankan proses produksi sesuai
b. Proses produksi yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan
dengan ketentuan, hanya untuk • Melakukan proses operasi yang konsisten
mengejar target produksi dengan pencapaian target produksi yang
baik
4) Faktor Mesin
Tabel 11. Prioritas rencana perbaikan ditinjau dari faktor mesin
Penyebab Penanganan
a. Penyetelan pada mesin pendinginan • Melakukan penyetelan pada mesin
yang kurang tepat dalam proses pendinginan yang pas serta dilakukan
pendinginan pengecekan mesin sebelum digunakan
b. Adanya ketidakseragaman dalam untuk proses produksi
penyetelan mesin • Menyeragamkan penyetelan mesin agar
mendapatkan hasil yang sama
Menentukan Faktor Penyebab Cacat Cup Produk
Setelah diketahui beberapa prioritas rencana perbaikan yang ditinjau dari empat
faktor, yaitu manusia, material, metode dan mesin maka dilakukan penentuan faktor
penyebab jenis cacat kondisi air yang kurang baik dengan melakukan pengamatan
wawancara di PT. TX Pandaan.
Dari hasil pengamatan dan wawancara tersebut maka dibuat tabel penentuan faktor
penyebab cacat konsentrasi master batch yang kurang baik dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 12. Menentukan Faktor Penyebab Cacat Cup Yang Kurang Baik
Penyebab
Periode ∑
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
a. Faktor Manusia
- Kecerobohan (Kurang
√ √ √ √ √ √ √ 7
Teliti)
- Tidak bertanggung
√ √ √ √ √ √ √ 7
jawab atas pekerjaan
- Kurang kerjasama
√ √ √ √ √ √ 6
antar buruh
- Kurangnya keahlian √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11
b. Faktor Material
- Konsentrasi yang tidak
√ √ √ √ √ 5
sesuai ketentuan
- Pengolahan yang tidak
√ √ √ √ √ √ 6
sesuai ketentuan
Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
116
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2
- Bahan pendukung
yang tidak sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √ 8
ketentuan
c. Faktor Metode
- Proses melting tidak
√ √ √ √ √ √ 6
konsisten
- Proses melting tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ 8
sesuai ketentuan
d. Faktor Mesin
- Penyetelan mesin
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10
gabler kurang pas
- Ketidakseragaman
√ √ √ √ √ √ √ √ 8
penyetelan setiap mesin
Dari data tersebut dicari periode dengan jumlah terbanyak dari masing-masing
faktor penyebab. Dari data-data penyebab faktor cacat cup tersebut maka disusun tabel
dibawah ini guna untuk mengetahui jumlah periode yang terbanyak sehingga dapat
menentukan rencana perbaikan.
Tabel 13. Data Untuk Menentukan Prioritas Utama PerbaikanKonsentrasi Masterbatch Yang
Kurang Baik
No Faktor Penyebab Cacat Jumlah (periode)
1 Kurangnya keahlian 11
2 Bahan pendukung yang tidak sesuai ketentuan 8
3 Proses melting yang tidak sesuai ketentuan 8
4 Penyetelan mesin yang kurang pas 10
Sumber : PT. TX Pandaan
Dari tabel 12 tersebut tampak bahwa faktor penyebab cacat cup dengan konsentrasi
masterbatch yang paling tinggi adalah karena kurangnya keahlian yang dimiliki oleh
pekerja yaitu sebanyak 11 periode.
Dengan didapatkannya hasil faktor utama penyebab cacat konsentrasi masterbatch
yang kurang baik yaitu disebabkan oleh kurangnya keahlian buruh terhadap
pekerjaannya. Hal tersebut dijadikan prioritas utama rencana perbaikan (Improve)
proses produksi pengolahan cup di PT TX Pandaan.
Penanganan dari penyebab cacat ini adalah dengan memberikan pelatihan khusus
tentang bagaimana melakukan proses produksi yang benar dan teliti, membudayakan
tanggung jawab atas pekerjaan, membudayakan kedisiplinan kerja dan membudayakan
kerjasama antar buruh baru maupun buruh yang belum ahli. Pelatihan ini dilakukan oleh
perusahaan dengan memilih buruh senior dan berpengalaman untuk menjadi pelatih
kerja. Dengan begitu, pelatihan kerja ini dapat dilaksanakan diluar jam kerja
diperusahaan dan pelatihan ini juga menghemat biaya perusahaan.
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengurangi jumlah produk cacat yang
disebabkan oleh penyebab-penyebab yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga dapat
meningkatkan kualitas cup hasil produksi.
Control (Mengendalikan)
Control (Mengendalikan) merupakan tahap operasional terakhir dari metodologi
program peningkatan kualitas produk Six Sigma. Pada tahap ini, dilakukan simulasi
(percobaan) dari rencana perbaikan (Improve) yang didapat pada pembahasan
sebelumnya.
Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
117
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2
1. 1 Juni 2016 63 2 - 2 2 6
2. 2 Juni 2016 73 - 2 3 2 7
3. 3 Juni 2016 80 - 3 1 3 7
4. 4 Juni 2016 90 - 1 2 2 5
5. 5 Juni 2016 83 3 2 - 2 7
6. 6 Juni 2016 66 2 - 3 4 9
7. 7 Juni 2016 70 - 3 3 - 6
8. 8 Juni 2016 93 3 - 2 2 7
9. 9 Juni 2016 86 2 2 1 - 5
10. 10 Juni 2016 60 - 3 1 4 8
Jumlah 764 12 16 17 21 67
Sumber : PT. TX Pandaan
Perhitungan DPMO dan Sigma Level untuk data atribut cup sesudah perbaikan
dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini :
Tabel 15. Perhitungan Nilai DPMO dan Sigma Level Data Atribut
Hari Jumlah yang Jumlah Produk Sigma
Tanggal DPMO
Ke - diperiksa Cacat Level
1. 1 Juni 2016 63 4 19047,62 3,57
2. 2 Juni 2016 73 6 19178,08 3,57
3. 3 Juni 2016 80 7 17500 3,60
4. 4 Juni 2016 90 9 11111,11 3,78
5. 5 Juni 2016 83 7 16867,47 3,62
Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
118
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2
MORAL
Posisi mesin tidak
sentries,dengan hul off Ceroboh
Kurang kerjasama
Cup Produk dengan pekerja lain
KINERJA
Suhu setelan mesin
kurang pas
tidak sesuwai Kurang
keahlian
KONDISI
Tidak konsisten MESIN
Tidak konsisten
PROSES
Set Kurang
PROSES OPERASI
PRODUKSI Pas
Tidak sesuai
MESIN
Tidak sesuai MELTING
Ketentuan spesifikasi
produk mesin
METODE MESIN
Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
119
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pengolahan data pada program peningkatan kualitas
Six Sigma dengan menerapkan konsep DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve,
Control) yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut ini :
1. Dengan menerapkan konsep DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve,
Control) pada PT. TX Pandaan maka dapat mengurangi cacat Cup yang dapat
diketahui dari penurunan nilai DPMO dan peningkatan nilai Sigma Level
setelah melakukan perbaikan.
2. Berdasarkan perhitungan dan analisa yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa tingkat cacat dari data variabel dan data atribut di PT. TX
Pandaan adalah sebagai berikut :
A. Hasil perhitungan data Variabel cacat cup diperoleh nilai DPMO sebesar
257934.8 dan Sigma Level sebesar 2.18. Dalam proyek peningkatan Six
Sigma ini akan dilakukan peningkatan terus-menerus hingga mencapai 6
Sigma (6σ)
B. Hasil perhitungan data Atribut diperoleh nilai DPMO sebesar 36770 dan
Sigma Level sebesar 3.29. Dalam proyek peningkatan Six Sigma ini akan
dilakukan peningkatan terus-menerus hingga mencapai 6 Sigma (6σ)
C. Perhitungan dan analisa yang telah dilakukan pada data cacat cup dengan
hasil sebelum perbaikan yang diperoleh yaitu nilai DPMO 29416 dan sigma
level 3.29 sedangkan sesudah perbaikan yaitu nilai DPMO 18146,82 dan nilai
Sigma Level 3.40 dengan nilai perbandingan sebelum dan sesudah perbaikan
yaitu nilai DPMO 12893.53 dan sigma level 0.14. Hal ini menunjukkan
bahwa pada proses produksi pembuatan cup di PT. TX Pandaan mengalami
peningkatan, namun dalam proyek peningkatan kualitas six sigma ini akan
dilakukan peningkatan terus menerus hingga mencapai 6 sigma sehingga
mencapai tingkat kegagalan Zero Defect (0 %).
DAFTAR PUSTAKA
Brue, Greg, Six Sigma For Managers, Cetakan Ketiga, Canary Jakarta, 2004.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta,
1982.
Gaspersz, Vincent, Pedoman Implementasi Six Sigma : Terintregasi dengan ISO
9001, MBNQA, dan HACCP, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.
Montgomery, Douglas C, Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik, Gadjah Mada
University Press, 1996.
Pande, Peter S., dan Robert P. Neumann, The Six Sigma way Bagaimana GE
Motorola, dan Perusahaan Terkenal Lainnya Mengasah Kinerja Mereka,
Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002.
Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito Bandung, 1980.
Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi: Studi Gerak dan Waktu, Penerbit Guna Widya,
1995.
Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan