Anda di halaman 1dari 15

JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No.

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENERAPKAN KONSEP


DMAIC DI PLANT THERMOFORMING PT. TX PANDAAN
Wirawan Aryanto Balol11
Abstrak: PT TX Pandaan adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Thermoforming
dengan memproduksi dengan banyak jenis ukuran cup minuman. PT XY Pandaan selalu
menjaga kualitas produknya agar tetap terjamin, sehingga perlu diadakan pengendalian mutu
dan mengurangi produk cacat ( defect ). Mengingat betapa pentingnya kualitas, maka diperlukan
suatu metode guna mengurangi produk cacat serta melakukan perbaikan proses produksi
sehingga kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Salah
satu metode yang mulai di terapkan di perusahaan – perusahaan Indonesia saat ini adalah
metode peningkatan kualitas Six Sigma. Dalam pemecahan masalah yang terjadi digunakan
konsep DMAIC pada Sig Sigma yang meliputi Define, Measure, Analyze, Improve, Control.
Tahap Define mendifinisikan masalah utama, mendifinisikan kriteria pemilihan proyek Six
Sigma. Tahap Measure menetapkan karakteristik kualitas ( CTQ ), Tes Kecukupan Data,
Pembuatan Peta Control X, R, dan P, pengukuran variabel ( DPMO dan Six Level ), pengukuran
atribut ( DPMO dan Six Level ), perhitungan kemampuan proses ( Proses Capabillty ), diagram
pareto untuk cacat cup. Tahap Analyze menggunakan diagram sebab akibat untuk mencari dan
menentukan penyebab cacat cup serta mencari solusi dari masalah tersebut. Tahap Improve
adalah dengan menetapkan suatu rencana tindakan (Action Plant) untuk perbaikan. Tahap
Control menggunakan simulasi dari rencana perbaikan.

Kata kunci: Six Sigma, DMAIC, DPMO, Sigma Level, Kemampuan Proses, CTQ, Diagram
Pareto, Diagram
Six sigma merupakan alat atau tools yang digunakan untuk memperbaiki proses
melalui customer focus, perbaikan yang terus-menerus dan keterlibatan orang-orang
baik didalam maupun diluar organisasi (Pyzdek, 2000). Six sigma merupakan proses
peningkatan terus-menerus, yang lebih mengutamakan pada tahapan DMAIC (define,
measurement, analyze, improve, control). DMAIC dilakukan secara sistematik
berdasarkan ilmu pengetahuan dan fakta (Pusporini, 2009) menuju target six sigma,
yaitu 3,4 defect per million opportunity (DPMO) serta tentunya meningkatkan
profitabilitas dari perusahaan (Vanany et al., 2007).
PT TX Pandaan merupakan salah satu perusahaan thermoforming yang bergerak di
bidang pembuatan cup makanan dan minuman, maka sudah selayaknya untuk
memperhatikan kualitas produknya.Kualitas produk yang dihasilkan ditentukan pada
pengukuran ataupun karakteristik-karakteristik tertentu, karena kualitas menjadi faktor
dasar keputusan konsumen dalam memilih satu produk. Dalam hal ini, selalu ada yang
baru yang dituntut dari konsumen terhadap kesempurnaan suatu produk. Akibatnya
kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan
peningkatan bagi perusahaan. Untuk itu perlu diadakan pengendalian mutu dan
menurunkan produk-produk cacat atau Not Good (Defect) yang dihasilkan, baik dari
segi pengolahan, proses produksi maupun finishing.
Adapun faktor menyebabkan jenis cacat produk dalam proses produksinya adalah
sebagai berikut : Cup body tipis, Cup buttom not moulded, Cup bibir gelombang, Cup
transparan.
METODE
Dalam penelitian ini adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan penelitian
Lapangan (Field Research): wawancara, observasi, dokumentasi.

Wirawan Aryanto Balol adalah dosen Teknik Industri Universitas Wisnuwardhana Malang.
Email: wirawanaryanto@gmail.com

105
106
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada pembahasan data ini, akan diuraikan metodologi dari Six Sigma yaitu mulai
mendefinisikan proyek hingga mengukur DPMO, Sigma Level serta menentukan
kemampuan proses produksi
Pembuatan Peta Kontrol P
Peta kontrol P merupakan peta kontrol yang digunakan untuk perhitungan data
atribut, yang dalam hal ini digunakan data cacat produk. Didalam pembuatan peta
kontrol P tersebut memiliki perumusan sebagai berikut :
JumlahCacat (rusak )
p=
JumlahTotalYangDiperiksa
p(1 − p)
UCL = p + 3
n
p(1 − p)
LCL = p − 3
n
Keterangan :
1. p = rata-rata bagian cacat
2. UCL = Upper Control Limit (Batas Kontrol Atas)
3. LCL = Lower Conrol Limit (Batas Kontrol Bawah)
Tabel 1. Data Pembuatan Peta Kontrol P Cacat Atribut
Jumlah sample Jenis cacat produk
No
yang diperiksa C1 C2 C3 C4
∑p P

1 1900 70 75 50 70 265 13.94


2 2200 65 80 82 78 305 13.86
3 2400 80 85 65 70 300 12.5
4 2700 59 58 60 73 250 9.25
5 2500 69 90 65 56 280 11.2
6 2000 41 111 99 69 320 16
7 2100 93 116 64 92 365 17.38
8 2800 45 179 82 74 380 13.57
9 2600 95 167 59 74 395 15.19
10 1500 85 91 82 142 400 26.66
11 3000 90 105 112 125 432 14.4
12 3200 99 146 86 119 450 14.06
13 3500 122 140 98 100 460 13.14
14 3300 97 108 120 130 455 13.78
15 3100 125 163 99 98 485 15.64
Jumlah 38800 1235 1714 1223 1370 5542 220.62
Perhitungan :
5542
p= =0.14
38800
Karena jumlah sample yang diperiksa berjumlah tidak sama maka nilai UCLp dan LCLp
bervariasi menurut n per hari.

Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
107
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2

Tabel 2. Hasil Perhitungan nilai UCLp dan LCLp Cacat Atribut


Pengamatan p UCLp LCLp P
1 0.14 0.182926 0.102744 0.139474
2 0.14 0.181014 0.104656 0.138636
3 0.14 0.179923 0.105747 0.125
4 0.14 0.178495 0.107175 0.092593
5 0.14 0.179421 0.106249 0.112
6 0.14 0.182247 0.103424 0.16
7 0.14 0.181611 0.104059 0.17381
8 0.14 0.178065 0.107605 0.135714
9 0.14 0.178946 0.106724 0.151923
10 0.14 0.186213 0.099457 0.266667
11 0.14 0.177264 0.108406 0.144
12 0.14 0.176531 0.109139 0.140625
13 0.14 0.17554 0.11013 0.131429
14 0.14 0.176188 0.109483 0.137879
15 0.14 0.17689 0.10878 0.156452
Grafik Pola P Data Atribut
Grafik Cacat Atribut (P)

0.3

0.25
acat

0.2 UCL
PecahanC

P
0.15
LCL
0.1 P-Bar

0.05

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Periode Pengamatan

Gambar 1. Grafik Peta Kontrol P Cacat Atribut


Perhitungan Nilai DPMO dan Sigma Level
Pada tahap ini akan dilakukan perhitungan nilai DPMO dan Sigma Level dari kedua
data tersebut diatas, yang meliputi data atribut dan data variabel. Adapun
perhitungannya adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan Nilai DPMO dan Sigma Level Data Variabel
Untuk standart nilai data spesifikasi untuk Kadar masterbactch adalah 6 – 7 %.
Selanjutnya ditentukan nilai DPMO dan Sigma Level. Perhitungan DPMO dan
Sigma Level untuk data variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3. Sigma Level Dan DPMO Konsentrasi Master Batch
Standart
SIGMA
Periode ∑ X X R Deviasi DPMO
LEVEL
(S)
1 30.5 6.1 0.6 0.257954 349373.9 1.887012
2 32 6.4 0.6 0.257954 70500.06 2.972077
3 33.4 6.68 1.2 0.515907 361281.8 1.855035
4 31.4 6.28 0.8 0.343938 225950.4 2.25225
5 30.4 6.08 0.6 0.257954 378410.8 1.809658

Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
108
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2

6 31.7 6.34 1.2 0.515907 355332.9 1.870962


7 31.7 6.34 1.1 0.472915 317504.7 1.974688
8 32.8 6.56 1.1 0.472915 294259.8 2.040983
9 31.9 6.38 0.8 0.343938 170333.9 2.452847
10 32.3 6.46 0.8 0.343938 148739.7 2.541854
11 31.6 6.32 0.8 0.343938 200097.1 2.341274
12 31.2 6.24 0.7 0.300946 218363.3 2.277733
13 32.5 6.5 0.9 0.38693 196280.3 2.354983
14 32.7 6.54 1 0.429923 246869.5 2.184374
15 32.2 6.44 1.2 0.515907 335724.1 1.924161
Jumlah 478.3 95.66 13.4 5.760963 3869022 32.73989
Rata-rata 31.886667 6.377333 0.893333 0.384064 257934.8 2.182659
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa DPMO rata - rata sebesar 257934.8 dengan
Sigma Level sebesar 2.18.
a) Perhitungan Standart Deviasi
Untuk perhitungan standart deviasi (S) digunakan rumus S = R / d 2 , dimana d 2
adalah koefisien untuk pendugaan standar deviasi, untuk n = 15, maka d 2 = 2.326.
Untuk proses keseluruhan S = R / d 2 ,
b) Perhitungan DPMO
Untuk perhitungan nilai DPMO pada tabel diatas tersebut menggunakan program
Microsoft Excel dengan memasukkan rumus :
=1000000-NORMSDIST((USL-Xbar)/S)*1000000+NORMSDIST((LSL-
Xbar)/S)*1000000
Perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut digunakan hanya apabila data
variabel mempunyai dua batas spesifikasi.
c) Perhitungan Sigma Level
Untuk perhitungan nilai sigma atau sigma level pada tabel diatas menggunakan
program Microsoft Excel dengan memasukkan rumus sebagai berikut :
= NORMSINV((1000000-DPMO)/1000000)+1.5.
Selain itu bisa juga dilihat pada table konversi Sigma Level.

Gambar 2. Grafik Pola DPMO Data Variabel Konsentrasi Master Batch

Gambar 3. Grafik Pola Nilai Sigma Data Variabel Kadar Master Batch

Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
109
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2

2. Perhitungan Nilai DPMO dan Sigma Level Data Atribut


Pada sub pokok bahasan mengenai CTQ telah disebutkan bahwa banyaknya
CTQ Potensial atau karakteristik kualitas yang menyebabkan kecacatan adalah
sebanyak 4. Dimana 4 CTQ tersebut merupakan cacat cup produk yang sering
terjadi. Contoh perhitungan DPMO pada Agustus 2017 adalah sebagai berikut :
Cacat
Perhitungan DPMO = × 1.000.000
BanyakUnitYangDiperiksa × CTQ
265
= × 1.000 .000
(1900 × 4)
= 34868.42
Hasil perhitungan DPMO dimasukkan ke dalam tabel konversi DPMO ke Nilai
Sigma berdasarkan Konsep Motorola untuk menentukan Sigma Level.
Tabel 4. Perhitungan DPMO dan Sigma Level Data Atribut
Jumlah Sampel Yang
Jumlah Produk Sigma
No. Diperiksa DPMO
Cacat (Pcs) Level
(Pcs)
1 1900 265 27894,73 3,41
2 2200 305 27727,27 3,41
3 2400 300 25000 3,45
4 2700 250 18518,51 3,58
5 2500 280 22400 3,50
6 2000 320 32000 3,35
7 2100 365 34761,90 3,31
8 2800 380 27142,85 3,42
9 2600 395 30384,61 3,37
10 1500 400 53333,33 3,11
11 3000 432 28800 3,39
12 3200 450 28125 3,40
13 3500 460 26285,71 3,43
14 3300 455 27575,75 3,41
15 3100 485 31290,32 3,36
Jumlah 38800 5542 441240,03 50,98
Rata-rata 2586.667 369.4667 29416 3,29
Sumber : Data Produksi dan Total Reject
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa DPMO rata-rata sebesar 29416 dengan Sigma
Level sebesar 3.29.
Perhitungan Kemampuan Proses (Process Capability)
Pada tahap ini akan ditentukan kemampuan proses (process capability) dari data
variabel dari dimana kemampuan proses ini menunjukkan kinerja dari proses untuk
memenuhi spesifikasi yang ditentukan sebelumnya dan akan diketahui sejauh mana
perusahaan tersebut untuk menghadapi persaingan global. Adapun kemampuan proses
dari data variabel dan data atribut adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan Proses (Data Variabel)
a. Kemampuan Proses untuk konsentrasi master batch dengan spesifikasi 3 – 7 %
dengan target sebesar 6.5 %. Adapun perhitungan kemampuan proses untuk
Kadar Air adalah sebagai berikut :

Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
110
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2

(USL − LSL)
Cpm =
6 (X − T ) 2
+ S2
(7 − 6)
Cpm =
2
6 (6.37 − 6.5) + 0.382
= 0.41
Cpk = Min
(USL − X ); (X − LSL )
3S 3S
Cpk = Min
(7 − 6.37) ; (6.37 − 6)
3 × 0.38 3 × 0.38
= Minimum (0.5526 ; 0.3245)
= 0.3245
Maka nilai Cpmk yaitu :
2
Cpmk = Cpk / 1 + X − T / S{( ) }
2
= 0.3245 / 1 + {(6.37 − 6.5 ) / 0.38}
= 0.307
Karena nilai Cpmk = 0.307 < 1.00, maka proses dianggap tidak mampu untuk
mencapai target kualitas pada tingkat kegagalan nol (zero defect) kompetitif
untuk bersaing.
Kemampuan Proses (Data Atribut)
Untuk data cacat cup termasuk ke dalam data atribut juga disebut data kualitatif.
Adapun cara penentuan kemampuan proses untuk data cacat cup dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 5. Cara Penentuan Kemampuan Proses Untuk Cacat Standart (Data Atribut)
Langkah Tindakan Persamaan Hasil Perhitungan
1 Proses apa yang ingin diketahui? - Pembuatan cup
2 Berapa banyak cup yang diperiksa? -
38800 Pcs
3 Berapa banyak cup yang cacat atau -
gagal? 5542 Pcs
4 Hitung tingkat kecacatan (kegagalan) = langkah(3) /
berdasarkan pada langkah 3 langkah (2) 0.1428
5 Tentukan banyaknya CTQ potensial = banyaknya 4
yang dapat mengakibatkan cacat karakteristik CTQ
6 Hitung peluang tingkat kegagalan = langkah (4)/ 0.035
(cacat) per karakteristik CTQ langkah (5)
7 Hitung kemungkinana cacat per satu = langkah (6) x
juta kesempatan (DPMO) 1.000.000 35708
8 Hitung Nilai Sigma - 3.30
Sumber: Hasil Pengamatan
Diagram Pareto Untuk Cacat Cup
Diagram Pareto merupakan suatu bentuk grafik yang menggambarkan hubungan
antara masalah mulai dari yang prioritas tertinggi sampai terendah dari berbagai sumber
penyebab.

Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
111
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2

Untuk data cacat cup yang tergolong dalam data atribut setelah dilakukan analisa
kemampuan proses diatas, analisis selanjutnya yang harus dilakukan adalah
menggunakan diagram pareto untuk mengetahui CTQ (Critical To Quality) Potensial
apa yang paling besar atau paling tinggi yang dapat menimbulkan kegagalan atau
kecacatan di dalam proses pengolahan cup di PT. TX.. Dari data-data cacat cup yang
terdapat pada tabel 4.1 diatas maka disusun tabel 4.9 seperti dibawah ini guna
penyusunan diagram pareto :
Tabel 6. Data Mentah Untuk Analisa Pareto
No Jenis Cacat Pipa Jumlah (unit)
1 Cup body tipis 1714
2 Cup buttom not moulded 1370
3 Cup bibir gelombang 1235
4 Cup transparan 1223
Dari tabel 6 diatas maka dibuatlah daftar cacat cup produk secara berurutan dari
frekuensi kejadian yang paling tinggi sampai terendah serta menghitung frekuensi
kumulatif, persentase total kejadian, persentase total kejadian secara kumulatif seperti
tampak pada tabel 7 dibawah ini :
Tabel 7. Data Diagram Pareto Cacat Cup Produk
Jumlah Jumlah Persen Persen
No Kategori Cacat Pipa
(unit) Kumulatif (%) Kumulatif (%)
1 Cup body tipis 1714 1714 30.92 30.92
2 Cup buttom not moulded 1370 3084 24.72 55.64
3 Cup bibir gelombang 1235 4319 22.28 77.92
4 Cup transparan 1223 5542 22.06 100
Total 5542
Dari tabel 7 tersebut diatas maka disusunlah diagram pareto untuk cacat cup seperti
yang tampak pada gambar berikut ini :

Gambar 4. Grafik Diagram Pareto Cacat Pipa


Berdasarkan prinsip Diagram Pareto bahwa 80% cacat cup dari proses pembuatan
cup 20% berasal dari masalah proses produksi. Ini berarti 20% cacat produk tersebut
adalah merupakan dasar perbaikan yang akan dilakukan, yakni pada jenis cacat body
tipis dengan jumlah 1714.
Diagram Sebab Akibat Untuk Cacat Cup
Diagram sebab akibat (cause and effect diagram) digunakan untuk mengetahui apa
saja yang menyebabkan terjadinya kegagalan atau kecacatan. Untuk itu perlu diketahui
apa saja yang menyebabkan terjadinya cacat tersebut. Adapun diagram sebab akibat
untuk jenis cacat body tipis adalah sebagai berikut ini :
Analyze (Menganalisa)
Pada tahap ini akan dianalisa hasil-hasil perhitungan yang telah dilakukan meliputi
: Pembuatan Peta Kontrol ( X , R dan P), perhitungan DPMO (defect per million

Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
112
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2

opportunities) dan Sigma Level (nilai sigma), kemampuan proses (process capability),
diagram pareto dan diagram sebab-akibat (cause and effect diagram).
Peta Kontrol ( X , R dan P)
Peta Kontrol pada Variabel Konsentrasi Master Batch
Pada Peta Kontrol X (Grafik 1) menunjukkan bahwa nilai konsentrasi master
bactch dalam batas-batas kontrol yang ditetapkan, akan tetapi terdapat satu periode yang
berada diluar batas kontrol, akan tetapi secara garis besar proses produksi pengolahan
cup dalam keadaan stabil dan berada dalam pengendalian statistikal, dimana produk
cacat yang dihasilkan masih berada dalam batas normal.
Pada Peta Kontrol R (Grafik 2) menunjukkan bahwa semua titik konsentrasi master
batch berada dalam batas-batas control. Hal ini berarti proses produksi pembuatan cup
dalam keadaan stabil dan berada dalam pengendalian statistikal, dimana produk cacat
yang dihasilkan masih dalam batas normal dan dapat ditoleransi oleh perusahaan.
Peta Kontrol P pada Cacat Cup (Data Atribut)
Pada peta kontrol P data taribut (Grafik) terlihat bahwa terdapat periode yang
berada diluar batas kontrol atas (Upper Control Limit), sedangkan periode yang lainnya
berada didalam batas kontrol bervariasi naik turun. Hal ini berarti proses produksi ada
yang berada diluar batas kontrol dan perlu diperhatikan oleh perusahaan agar proses
produksi selalu berada didalam batas kontrol.
Analisa Perhitungan DPMO Dan Sigma Level.
Hasil perhitungan yang dilakukan akan dianalisa mengenai nilai DPMO dan sigma
level atau nilai sigma dari kedua data yang meliputi data cacat body tipis (data atribut)
dan data masterbatch (data variabel).
1. Analisa Perhitungan DPMO Dan Sigma Level Untuk Data Variabel.
Dari hasil perhitungan pada tabel 3 didapatkan nilai DPMO untuk konsentrasi
masterbatch sebesar 257934.8, sedangkan Sigma Level sebesar 2.18. Hal ini
menunjukkan bahwa pada proses pembuatan cup memiliki tingkat kapabilitas proses
yang rendah di dalam memenuhi spesifikasi atau standart yang telah ditentukan dan
berada pada tingkat rata-rata industri di Indonesia pada saat sekarang ini. Dalam hal
ini perusahaan dituntut untuk melakukan hasil perbaikan guna mencapai tingkat
kegagalan Zero Defect (0%). Nilai DPMO sebesar 257934.8 dapat
diinterprestasikan bahwa dalam satu juta kesempatan akan terdapat 257934.8
kemungkinan bahwa proses pengolahan pipa pvc akan mengalami kegagalan atau
tidak mampu memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan yaitu sebesar 6 – 7 %.
Apabila suatu proses dikendalikan dan ditingkatkan secara terus menerus, maka
akan menunjukkan pola DPMO yang terus menerus menurun dan sebaliknya pola
Sigma Level akan terus meningkat.
2. Analisa Perhitungan DPMO Dan Sigma Level Untuk Data Atribut.
Pada perhitungan yang telah dilakukan pada tabel 3 didapatkan nilai DPMO sebesar
29416 dan kapabilitas sigma (sigma level) sebesar 3.29. Hal ini menunjukkan bahwa
proses pembuatan cup ini memiliki kapabilitas proses yang sedang. Tampak bahwa
nilai DPMO yang cukup tinggi yaitu sebesar 29416 yang dapat diinterprestasikan
bahwa dari satu juta kesempatan akan terdapat 29416 kemungkinan bahwa proses
produksi cup akan menghasilkan cup yang cacat, tetapi secara keseluruhan proses
pengolahan telah mempunyai kuaitas yang cukup baik, sehingga perlu ditingkatkan
menuju produk bebas cacat. Apabila suatu proses dikendalikan dan ditingkatkan
secara terus menerus, maka akan menunjukkan pola DPMO yang terus menerus
menurun dan sebaliknya pola Sigma Level akan terus meningkat.

Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
113
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2

Analisa Kemampuan Proses (Process Capability)


Disini akan dianalisa kemampuan proses yang didapatkan yang meliputi
Kemampuan Proses Data Variabel serta Data Atribut Cacat cup . Adapun analisanya
adalah sebagai berikut ini :
1. Analisa Kemampuan Proses (Data Variabel)
Dari perhitungan yang telah dilakukan dan didapatkan nilai indeks Kemampuan
Proses untuk konsentrasi master batch adalah sebagai berikut ini :
Cpm = 0.41 Dapat disimpulkan bahwa indeks kapabilitas proses sangat
rendah dan dianggap tidak kompetitif di pasar global dan output
proses yang dihasilkan tidak mampu memenuhi spesifikasi yang
telah ditentukan
Cpk = 0.3245 (Pada LSL)
Cpmk = 0.307 Dapat disimpulkan bahwa proses pengolahan kosmetik tidak
mampu memenuhi batas spesifikasi atas dan bawah yang
diinginkan pelanggan, karena Cpmk < 1.00 maka proses
dianggap tidak mampu mencapai target kualitas pada tingkat
kegagalan nol (Zero Defect) kompetitif untuk bersaing dipasar
global.
2. Analisa Kemampuan Proses (Data Atribut)
Untuk data cacat cup produk termasuk ke dalam data atribut juga disebut data
kualitatif. Data atribut ini sering berbentuk kategori atau klasifikasi seperti : baik
atau jelek, sukses atau gagal, banyaknya jenis cacat pada produk, dan lain-lain.
Data atribut mengikuti pola distribusi binomium, sehingga analisa penentuan
kemampuan proses untuk data cacat cup dengan menggunakan indeks Cpm dan
Cpmk tidak dapat diterangkan. Adapun cara penentuan kemampuan proses untuk
data cacat cup dapat dilihat pada tabel 5
Analisa Diagram Sebab Akibat
Dengan melihat analisa dari diagram pareto, maka perlu diketahui apa yang
menyebabkan proses pembuatan cup memiliki cacat yang tinggi. Jenis cacat yang harus
diperbaiki pada proses produksi pebuatan cup adalah masterbatch yang kurang baik.
Untuk itu perlu diadakannya evaluasi untuk mencari penyebab jenis cacat yang paling
sering terjadi ini dan mencari solusinya. Penyebab cacat cup dan akibatnya dapat
dijelaskan dan digambarkan ke dalam diagram sebab akibat.
Penyebab Cacat Kondisi Air Yang Kurang Baik
Melalui diagram sebab akibat yang dapat dilihat pada gambar 3 dijelaskan bahwa
terjadinya cacat body tipis karena kondisi master batch yang kurang baik disebabkan
oleh beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut :
• Faktor Manusia
Cacat produk cup yang terjadi, salah satunya disebabkan oleh faktor manusia.
Penyebab utama pada faktor ini yaitu karena tanggung jawab moral seperti
ceroboh (kurang telitinya) para operator dalam melakukan pengerjaan yaitu proses
produksi pengolahan cup khususnya pada konsentrasi masterbatch. Sehingga
menghasilkan produk yang tidak sesuai standar dari perusahaan. Selain dari faktor
tersebut, kinerja buruh yang masih kurang baik seperti sikap buruh yang tidak
bertanggung jawab atas kurangnya keahlian yang dimiliki buruh dan kurangnya
kejasama antara buruh yang satu dengan yang lainnya. Kerjasama antar buruh
sangatlah berpengaruh pada hasil produksi cup. Seperti contohnya : komunikasi
dan suasana yang tercipta antar buruh dalam perusahaan.

Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
114
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2

• Faktor Material
Faktor material yang menyebabkan cacat produk cup dan proses melting yang
kurang panas adalah salah satu faktor konsentasi masterbatch dan menjadikan
diluar ketentuan yang dapat mengakibatkan cacat cup semakin tinggi sehingga
tidak sesuai dengan standart dari perusahaan. Selain itu faktor bahan pendukung
seperti sanitasi dan higiene bahan baku, sanitasi dan higiene peralatan, sanitasi dan
higiene tempat produksi yang tidak sesuai ketentuan juga dapat menyebabkan
masterbatch menjadi yang kurang baik .
• Faktor Metode
Cacat yang disebabkan oleh faktor ini terjadi karena metode yang digunakan oleh
para buruh kurang tepat. Faktor metode juga sangat penting untuk diperhatikan,
karena juga mempengaruhi banyaknya produk cacat yang dihasilkan. Metode yang
menyebabkan banyaknya cacat cup body tipis dengan kondisi masterbatch yang
kurang baik dianalisa pada proses produksi yang tidak konsisten dan tidak sesuai
dengan ketentuan, hanya untuk mengejar target produksi.
• Faktor Mesin
Cacat yang disebabkan oleh faktor ini terjadi karena mesin yang digunakan pada
proses produksi penyetelannya kurang pas, seperti pada mesin pendinginan,
pendinginan yang tidak sesuai prosedur bisa mengakibatkan timbulnya cacat ini.
Selain itu adanya ketidak seragaman dalam penyetelan pada mesin akan
berpengaruh pada banyaknya produk cacat yang dihasilkan.
Improve (Memperbaiki)
Sesuai dengan metodologi dari program peningkatan kualitas Six Sigma maka
setelah tahap Analyze (Menganalisa) maka tahap berikutnya adalah Improve
(Memperbaiki). Pada tahap ini akan dibahas tindakaan dan langkah-langkah apa yang
harus dilakukan untuk menurunkan cacat cup yang disebabkan oleh kondisi masterbatch
yang kurang baik sehingga kualitas cup yang dihasilkan sesuai dengan standart
perusahaan dan bebas dari cacat.
Berdasarkan Diagram Pareto maka dapat diambil prioritas perbaikan yang akan
dilakukan adalah :
1) Faktor Manusia
Tabel 8. Prioritas rencana perbaikan ditinjau dari faktor manusia
Penyebab Penanganan
a. Kecerobohan (kurang telitinya) para • Memberikan pelatihan khusus terhadap
buruh dalam melakukan pekerjaannya. buruh baru maupun buruh yang belum
b. Sikap buruh yang tidak bertanggung ahli.
jawab atas pekerjaan. • Membudayakan kerjasama antar buruh
c. Kurangnya keahlian yang dimiliki buruh dalam perusahaan.
dalam mengerjakan proses perakitan. • Membudayakan kedisiplinan pekerja.
d. Kurangnya kerjasama antar buruh. • Membudayakan tanggung jawab dalam
bekerja.
2) Faktor Material
Tabel 9. Prioritas rencana perbaikan ditinjau dari faktor material
Penyebab Penanganan
a. Konsentrasi masterbatch yang tidak • Melakukan proses pencampuran sesuai
sesuai ketentuan ketentuan yang telah ditetapkan
b. Pola jenis bahan yang tidak sesuai • Pemilihan jenis bahan sesuai dengan

Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
115
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2

dengan spesifikasi produk prosedur yang berlaku


c. Bahan pendukung yang tidak sesuai • Menyediakan bahan pendukung sesuai
ketentuan dengan ketentuan

3) Faktor Metode
Tabel 10. Prioritas rencana perbaikan ditinjau dari faktor metode
Penyebab Penanganan
a. Proses operasi yang tidak konsisten\ • Menjalankan proses produksi sesuai
b. Proses produksi yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan
dengan ketentuan, hanya untuk • Melakukan proses operasi yang konsisten
mengejar target produksi dengan pencapaian target produksi yang
baik
4) Faktor Mesin
Tabel 11. Prioritas rencana perbaikan ditinjau dari faktor mesin
Penyebab Penanganan
a. Penyetelan pada mesin pendinginan • Melakukan penyetelan pada mesin
yang kurang tepat dalam proses pendinginan yang pas serta dilakukan
pendinginan pengecekan mesin sebelum digunakan
b. Adanya ketidakseragaman dalam untuk proses produksi
penyetelan mesin • Menyeragamkan penyetelan mesin agar
mendapatkan hasil yang sama
Menentukan Faktor Penyebab Cacat Cup Produk
Setelah diketahui beberapa prioritas rencana perbaikan yang ditinjau dari empat
faktor, yaitu manusia, material, metode dan mesin maka dilakukan penentuan faktor
penyebab jenis cacat kondisi air yang kurang baik dengan melakukan pengamatan
wawancara di PT. TX Pandaan.
Dari hasil pengamatan dan wawancara tersebut maka dibuat tabel penentuan faktor
penyebab cacat konsentrasi master batch yang kurang baik dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 12. Menentukan Faktor Penyebab Cacat Cup Yang Kurang Baik

Penyebab
Periode ∑
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
a. Faktor Manusia
- Kecerobohan (Kurang
√ √ √ √ √ √ √ 7
Teliti)
- Tidak bertanggung
√ √ √ √ √ √ √ 7
jawab atas pekerjaan
- Kurang kerjasama
√ √ √ √ √ √ 6
antar buruh
- Kurangnya keahlian √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11
b. Faktor Material
- Konsentrasi yang tidak
√ √ √ √ √ 5
sesuai ketentuan
- Pengolahan yang tidak
√ √ √ √ √ √ 6
sesuai ketentuan

Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
116
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2

- Bahan pendukung
yang tidak sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √ 8
ketentuan
c. Faktor Metode
- Proses melting tidak
√ √ √ √ √ √ 6
konsisten
- Proses melting tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ 8
sesuai ketentuan
d. Faktor Mesin
- Penyetelan mesin
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10
gabler kurang pas
- Ketidakseragaman
√ √ √ √ √ √ √ √ 8
penyetelan setiap mesin
Dari data tersebut dicari periode dengan jumlah terbanyak dari masing-masing
faktor penyebab. Dari data-data penyebab faktor cacat cup tersebut maka disusun tabel
dibawah ini guna untuk mengetahui jumlah periode yang terbanyak sehingga dapat
menentukan rencana perbaikan.
Tabel 13. Data Untuk Menentukan Prioritas Utama PerbaikanKonsentrasi Masterbatch Yang
Kurang Baik
No Faktor Penyebab Cacat Jumlah (periode)
1 Kurangnya keahlian 11
2 Bahan pendukung yang tidak sesuai ketentuan 8
3 Proses melting yang tidak sesuai ketentuan 8
4 Penyetelan mesin yang kurang pas 10
Sumber : PT. TX Pandaan
Dari tabel 12 tersebut tampak bahwa faktor penyebab cacat cup dengan konsentrasi
masterbatch yang paling tinggi adalah karena kurangnya keahlian yang dimiliki oleh
pekerja yaitu sebanyak 11 periode.
Dengan didapatkannya hasil faktor utama penyebab cacat konsentrasi masterbatch
yang kurang baik yaitu disebabkan oleh kurangnya keahlian buruh terhadap
pekerjaannya. Hal tersebut dijadikan prioritas utama rencana perbaikan (Improve)
proses produksi pengolahan cup di PT TX Pandaan.
Penanganan dari penyebab cacat ini adalah dengan memberikan pelatihan khusus
tentang bagaimana melakukan proses produksi yang benar dan teliti, membudayakan
tanggung jawab atas pekerjaan, membudayakan kedisiplinan kerja dan membudayakan
kerjasama antar buruh baru maupun buruh yang belum ahli. Pelatihan ini dilakukan oleh
perusahaan dengan memilih buruh senior dan berpengalaman untuk menjadi pelatih
kerja. Dengan begitu, pelatihan kerja ini dapat dilaksanakan diluar jam kerja
diperusahaan dan pelatihan ini juga menghemat biaya perusahaan.
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengurangi jumlah produk cacat yang
disebabkan oleh penyebab-penyebab yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga dapat
meningkatkan kualitas cup hasil produksi.
Control (Mengendalikan)
Control (Mengendalikan) merupakan tahap operasional terakhir dari metodologi
program peningkatan kualitas produk Six Sigma. Pada tahap ini, dilakukan simulasi
(percobaan) dari rencana perbaikan (Improve) yang didapat pada pembahasan
sebelumnya.

Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
117
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2

Seperti diketahui pada pembahasan rencana perbaikan (Improve) bahwa yang


menjadi prioritas utama adalah rencana perbaikan kecerobohan buruh, tidak
bertanggung jawabnya buruh terhadap pekerjaannya, kurangnya keahlian buruh dan
kurangnya kerjasama antar buruh maka rencana perbaikan (Improve) tersebut dilakukan
pada buruh di bagian melting.
Control dilakukan setelah penanganan penyebab dilakukan yaitu dengan
terlaksananya pelatihan kerja untuk buruh di bagian melting. Setelah pelatihan kerja
tersebut maka dilakukan simulasi atau percobaan perbaikan (Improve) terhadap buruh di
bagian melting. Simulasi perbaikan ini dilakukan selama 10 hari pada 10 buruh di
bagian melting.
Tujuan dari perbaikan ini adalah meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan
sesuai standar dari perusahaan, meningkatkan kinerja dan tanggung jawab buruh dan
mengurangi cacat produk.
Data Produk Cacat cup (sesudah perbaikan)
Di dalam pengumpulan data guna menentukan nilai DPMO dan Sigma Level, data
yang digunakan adalah data atribut yaitu jumlah produk cacat cup setelah perbaikan.
Adapun data cacat cup setelah diadakannya perbaikan, dapat dilihat pada tabel 13
Data tesebut diperoleh dari hasil simulasi yang dilakukan setelah perbaikan dan
diperiksa menurut jenis-jenis cacat cup seperti sebelum perbaikan, yaitu : Cup body
tipis, Cup buttom not moulded, Cup bibir gelombang, Cup transparan
Tabel 14. Data Cacat Cup Periode 1 Juni 2016 – 10 Juni 2016
Jumlah yang Jenis Cacat Pipa
Hari Total Produk
Tanggal diperiksa
Ke - C1 C2 C3 C4 Cacat

1. 1 Juni 2016 63 2 - 2 2 6
2. 2 Juni 2016 73 - 2 3 2 7
3. 3 Juni 2016 80 - 3 1 3 7
4. 4 Juni 2016 90 - 1 2 2 5
5. 5 Juni 2016 83 3 2 - 2 7
6. 6 Juni 2016 66 2 - 3 4 9
7. 7 Juni 2016 70 - 3 3 - 6
8. 8 Juni 2016 93 3 - 2 2 7
9. 9 Juni 2016 86 2 2 1 - 5
10. 10 Juni 2016 60 - 3 1 4 8
Jumlah 764 12 16 17 21 67
Sumber : PT. TX Pandaan
Perhitungan DPMO dan Sigma Level untuk data atribut cup sesudah perbaikan
dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini :
Tabel 15. Perhitungan Nilai DPMO dan Sigma Level Data Atribut
Hari Jumlah yang Jumlah Produk Sigma
Tanggal DPMO
Ke - diperiksa Cacat Level
1. 1 Juni 2016 63 4 19047,62 3,57
2. 2 Juni 2016 73 6 19178,08 3,57
3. 3 Juni 2016 80 7 17500 3,60
4. 4 Juni 2016 90 9 11111,11 3,78
5. 5 Juni 2016 83 7 16867,47 3,62

Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
118
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2

6. 6 Juni 2016 66 6 27272,73 3,42


7. 7 Juni 2016 70 4 17142,86 3,61
8. 8 Juni 2016 93 10 15053,76 3,66
9. 9 Juni 2016 86 8 11627,91 3,76
10. 10 Juni 2016 50 3 26666,67 3,43
Jumlah 764 67 181468,2 34,09
Rata-rata 76.4 6.7 18146,82 3.40
Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa DPMO rata-rata sebesar 18146,82 dengan
Sigma Level sebesar 3.40
4.5.2 Perbandingan Nilai DPMO dan Sigma Level Sebelum Dan Sesudah
Perbaikan
Setelah diperoleh hasil nilai DPMO dan Sigma Level sebelum dan sesudah
perbaikan maka dibuat perbandingan antara nilai DPMO dan Sigma Level sebelum dan
sesudah perbaikan.
Tabel 16. Perbandingan Nilai DPMO dan Sigma Level (sebelum dan sesudah perbaikan)
Sesudah Nilai
Sebelum Perbaikan
Perbaikan Perbandingan
Jenis Data
Sigma Sigma Sigma
DPMO DPMO DPMO
Level Level Level
Data Atribut
29416 3.29 18146,82 3.40 11269.18 0.11
Cacat I
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa terjadi penurunan nilai DPMO dan
peningkatan nilai Sigma Level dari sebelum dan sesudah perbaikan yaitu 29416 dan
18146,82. Dengan hasil DPMO tersebut maka dapat diketahui juga bahwa ada
peningkatan kualitas pada proses produksi di PT. TX Pandaan.
MATERIAL MANUSIA
Tidak bertanggung jawab

MORAL
Posisi mesin tidak
sentries,dengan hul off Ceroboh

Kurang kerjasama
Cup Produk dengan pekerja lain

KINERJA
Suhu setelan mesin
kurang pas
tidak sesuwai Kurang
keahlian
KONDISI
Tidak konsisten MESIN
Tidak konsisten
PROSES
Set Kurang
PROSES OPERASI
PRODUKSI Pas

Tidak sesuai
MESIN
Tidak sesuai MELTING
Ketentuan spesifikasi
produk mesin

METODE MESIN

Gambar 5. Diagram Sebab Akibat Cacat Cup Produk

Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan
119
JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 24 No. 2

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pengolahan data pada program peningkatan kualitas
Six Sigma dengan menerapkan konsep DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve,
Control) yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut ini :
1. Dengan menerapkan konsep DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve,
Control) pada PT. TX Pandaan maka dapat mengurangi cacat Cup yang dapat
diketahui dari penurunan nilai DPMO dan peningkatan nilai Sigma Level
setelah melakukan perbaikan.
2. Berdasarkan perhitungan dan analisa yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa tingkat cacat dari data variabel dan data atribut di PT. TX
Pandaan adalah sebagai berikut :
A. Hasil perhitungan data Variabel cacat cup diperoleh nilai DPMO sebesar
257934.8 dan Sigma Level sebesar 2.18. Dalam proyek peningkatan Six
Sigma ini akan dilakukan peningkatan terus-menerus hingga mencapai 6
Sigma (6σ)
B. Hasil perhitungan data Atribut diperoleh nilai DPMO sebesar 36770 dan
Sigma Level sebesar 3.29. Dalam proyek peningkatan Six Sigma ini akan
dilakukan peningkatan terus-menerus hingga mencapai 6 Sigma (6σ)
C. Perhitungan dan analisa yang telah dilakukan pada data cacat cup dengan
hasil sebelum perbaikan yang diperoleh yaitu nilai DPMO 29416 dan sigma
level 3.29 sedangkan sesudah perbaikan yaitu nilai DPMO 18146,82 dan nilai
Sigma Level 3.40 dengan nilai perbandingan sebelum dan sesudah perbaikan
yaitu nilai DPMO 12893.53 dan sigma level 0.14. Hal ini menunjukkan
bahwa pada proses produksi pembuatan cup di PT. TX Pandaan mengalami
peningkatan, namun dalam proyek peningkatan kualitas six sigma ini akan
dilakukan peningkatan terus menerus hingga mencapai 6 sigma sehingga
mencapai tingkat kegagalan Zero Defect (0 %).
DAFTAR PUSTAKA
Brue, Greg, Six Sigma For Managers, Cetakan Ketiga, Canary Jakarta, 2004.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta,
1982.
Gaspersz, Vincent, Pedoman Implementasi Six Sigma : Terintregasi dengan ISO
9001, MBNQA, dan HACCP, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.
Montgomery, Douglas C, Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik, Gadjah Mada
University Press, 1996.
Pande, Peter S., dan Robert P. Neumann, The Six Sigma way Bagaimana GE
Motorola, dan Perusahaan Terkenal Lainnya Mengasah Kinerja Mereka,
Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002.
Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito Bandung, 1980.
Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi: Studi Gerak dan Waktu, Penerbit Guna Widya,
1995.

Peningkatan Kualitas Produk Dengan Menerapkan Konsep DMAIC di Plant Thermoforming di PT. TX
Pandaan

Anda mungkin juga menyukai