Proposal PMT Lokal 2023
Proposal PMT Lokal 2023
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Status gizi yang baik pada ibu hamil dan balita merupakan salah satu
faktor penentu untuk keberhasilan pembangunan sumber daya manusia. Pertumbuhan
dan perkembangan pada periode balita terutama 1000 Hari Pertama Kehidupan
sangat pesat, demikian pula perkembangan kognitifnya. Ibu hamil dan Balita
merupakan kelompok rawan gizi yang perlu mendapat perhatian khusus dikarenakan
dampak jangka panjang yang ditimbulkan apabila mereka menderita kekurangan gizi.
Ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi akan mempengaruhi proses tumbuh
kembang janin, kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), selanjutnya berisiko balita
mengalami masalah gizi kurang atau stunting.
Perlu penanganan yang komprehensif dan terintegrasi untuk menangani
masalah gizi kurang baik pada ibu hamil maupun balita. Pelayanan pemeriksaan
kehamilan atau antenatal care terpadu, terutama pada kunjungan di trimester pertama
yang dilakukan oleh dokter, akan mendeteksi sedini mungkin faktor risiko
kehamilan. Bilamana ditemukan ibu hamil dengan kurang energi kronis (Lingkar
Lengan Atas <23,5 cm) maka harus didentifikasi penyebabnya dan ditangani sesuai
dengan kondisi ibu hamil. Selain itu juga diberikan makanan tambahan disertai
edukasi bahwa ibu hamil harus mengonsumsi makanan bergizi sesuai kebutuhannya
selama kehamilan dan saat menyusui.
Besaran masalah gizi ibu berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi ibu
hamil Kurang Energi Kronis 17,3%. Berdasarkan Studi Diet Total tahun 2014, lebih
dari separuh ibu hamil memiliki asupan energi sangat kurang (<70% angka
kecukupan energi) dan sekitar separuh ibu hamil mengalami kekurangan asupan
protein (<80% angka kecukupan protein) (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Faktor
risiko ibu hamil kurang energi kronis dapat disebabkan asupan pangan yang tidak
adekuat, penyakit yang diderita, tidak memadainya akses ke fasilitas pelayanan
kesehatan, aktivitas fisik yang berlebih, air bersih dan higiene sanitasi yang buruk
atau kombinasi diantaranya. Untuk data bumil KEK di Kabupaten Lampung Selatan
sebesar 3,93% pada tahun 2022, data tersebut mengalami penurunan dari tahun 2021
yaitu sebesar 5,2%. Sedangkan untuk prevalensi data balita gizi kurang (wasted <-
2SD) berdasarkan SSGI tahun 2022 Kabupaten Lampung Selatan sebesar 7,3%.
Berdasarkan tingginya masalah gizi yang dihadapi maka Kementerian
Kesehatan melalui Dana DAK Non Fisik melaksanakan kegiatan Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal yang merupakan salah satu
strategi penanganan masalah gizi pada Balita dan ibu hamil terutama di Kabupaten
Lampung Selatan. Kegiatan PMT tersebut perlu disertai dengan edukasi gizi dan
kesehatan untuk perubahan perilaku misalnya dengan dukungan pemberian ASI,
edukasi dan konseling pemberian makan, kebersihan serta sanitasi untuk keluarga.
2. TUJUAN
1. Meningkatkan status gizi balita melalui pemberian makanan tambahan
berbasis pangan lokal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
2. Meningkatkan status gizi ibu hamil melalui pemberian makanan tambahan
berbasis pangan lokal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
B. LANGKAH PELAKSANAAN
1. PERENCANAAN
Penyusunan Kerangka Acuan Pelaksanaan Kegiatan
Penetapan Tim Pelaksana Puskesmas
Verifikasi dan Penetapan Data Sasaran Penerima MT
Penetapan Lokasi Kegiatan
Penyusunan Siklus Menu sesuai Standar
Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan (pembelian bahan makanan, jasa dan
Manajemen)
O.
1. Sosialisasi V
2. Orientasi Tim V
Pelaksana
3. Pelaksanaan V V V V V V
PMT Lokal
4. Pembuatan V V V V V
Laporan
5. Monitoring V V V V V
dan Evaluasi
F. PENUTUP
Proposal ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pihak terkait dengan harapan agar usulan
kegiatan pelaksanaan PMT Lokal di Kabupaten Lampung Selatan yang bersumber Dana DAK
Non Fisik Kementerian Kesehatan Tahun Anggaran 2023 dapat di setujui. Atas perhatian dan
kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.