Anda di halaman 1dari 16

10 Orang Pengusaha Cacat Yang 

Sukses Meski tubuhnya tak sempurna, sejak kecil Sidik tak pernah mau merepotkan
orang. Ia selalu berusaha melakukan semua aktivitasnya sendiri. Ia juga tak
1. Pengusaha Sukses Penyandang Cacat
mau dipapah atau digendong, “Saya tak mau dikasihani orang, saya ingin
sukses bukan karena orang kasihan pada saya, tetapi karena kerja keras
saya.” katanya lugas.

Pada tahun 1992, Sidik menikah dengan Siti Rahmah yang juga penyandang
cacat. Dari perkawinan mereka lahirlah tiga anak perempuan yang sehat
dan normal. Belakangan anak kedua mereka meninggal dunia karena
kecelakaan.

Setelah bertahun-tahun bekerja di Yayasan Swa Prasidya Purna tapi tak


menghasilkan materi berarti, Sidik memilih keluar dan mencari pekerjaan
lain. Dengan bekal ijazah diplomanya, ia diterima di sebuah perusahaan
kontraktor sebagai staf personalia. Tapi belum lama ia bekerja, krisis
moneter 98 menghantam dan perusahaannya terpaksa tutup. Maka
dimulailah periode Sidik menjadi pengangguran.  Tapi ia tak mau lama-lama
  menganggur, Sidik mulai mengikuti berbagai kursus keterampilan yang
diadakan oleh Pemda DKI untuk penyandang cacat. Salah satu kursus yang
Terlahir tanpa memiliki kaki, Sidik selalu menjawab  “Alhamdulillah sejak
memikat perhatian Sidik ialah kursus membuat kerupuk dari singkong.
lahir saya sudah begini” jika ditanya perihal cacat di tubuhnya. Sidik adalah
anak keenam dari sepuluh bersaudara. Keluarganya tergolong miskin dan “Dari belasan orang peserta kursus, hanya saya satu-satunya orang yang
untuk menghidupi keluarga, orangtua Sidik hanya mengandalkan warung masih bertahan membuat kerupuk sampai sekarang. Yang lain, tumbang.”
kecil di depan rumahnya di Bogor. ujar Sidik.

Ketika akan melahirkan Sidik, Ibunya pernah mimpi bahwa ia akan Modalnya ketika itu sumbangan dari Pemda DKI sebesar satu juta rupiah.
melahirkan anak cacat. Namun anak cacat itu akan membawa berkah dalam Bersama istrinya Sidik kemudian memulai usaha membuat kerupuk dari
keluarga. “Alhamdulillah, tak lama setelah saya lahir, kata almarhumah Ibu, singkong. “Dulu belum ada merek, plastiknya pembungkusnya masih polos.”
Ayah saya langsung mendapat pekerjaan tetap, sehingga bisa membiayai katanya. Pada awal produksi ia  memproduksi sekitar 100 bungkus kerupuk
pendidikan seluruh anak-anaknya hingga SMA.” kata Sidik di rumahnya yang berukuran 2 ons dari bahan baku singkong 10 kilogram. “Namanya juga
sederhana di bilangan Cempaka Putih. pertama, kerupuk dagangan saya baru habis setelah sebulan lebih.” katanya
mengenang.
Sidik memang lahir dengan kondisi yang memprihatinkan, ia tak memiliki
kedua kaki mulai dari pangkal paha. Sehingga boleh dibilang tubuhnya Prosesnya pembuatan kerupuk singkong terbilang lebih rumit dibanding
hanya separuh. Sebelum menggunakan kursi roda, ia mengayunkan dua membuat keripik singkong. Jika membuat keripik singkong cukup dengan
tangan guna menyeret tubuhnya untuk berjalan. memotong-motong batang singkong menjadi irisan tipis lalu digoreng dan
selesai. Membuat kerupuk singkong prosesnya adalah singkong yang sudah gerobak disampingnya untuk mengangkut muatan. “Motor itu benar-benar
dikupas kemudian diparut, parutan itu lalu dibuat menjadi adonan dengan membantu mobilitas dan produktivitas usaha saya.” ujar Sidik.
mencampur berbagai bumbu rasa dan sedikit tepung. Setelah itu adonan
dibentuk kembali menjadi seperti batang singkong dan  dijemur. Setelah Saat ini Sidik terus mengembangkan pemasaran produknya, setiap hari ia
adonan sedikit liat, adonan kemudian diiris tipis-tipis. Irisan itu tidak masih berkeliling ke koperasi-koperasi atau warung di seluruh pelosok
langsung digoreng, tetapi kembali dijemur sekitar dua hari agar kering. Ibukota. Bahkan saat Kabari mewancarainya, dua kali telepon selularnya
Setelah kering, irisan kerupuk singkong baru digoreng. berbunyi dari orang yang meminta agar pasokan kerupuk “Cap Gurame”
segera dikirim.
Dari hanya mengolah 10 kilogram singkong, kini Sidik mengolah sedikitnya
50 hingga 100 kilogram singkong setiap bulannya. Ia juga sudah punya Namun dalam menjalankan usahanya ini, Sidik juga mengalami berbagai
merek lengkap dengan cap di pembungkus produknya. “Saya beri nama kendala, seperti modal dan permintaan yang terbatas. “Saya ingin sekali
merek Cap Gurame, ini sama sekali tak ada hubungannya sama ikan gurame, mendapat tambahan modal, atau minimal ada orang yang mau menjadi
tetapi gurame adalah singkatan dari Gurih, Renyah, Enak,” katanya mitra usaha untuk mengembangkan bisnis ini. Saya punya mimpi suatu saat
tersenyum. “Kalau nanti ada biaya, merek ini saya mau patenkan.” kerupuk saya ini dimakan sama orang Amerika.” ujarnya.
tambahnya.
Sidik juga mengaku kesulitan memasok produknya ke pasar modern seperti
Semua pekerjaan produksi dari mulai membeli singkong hingga supermarket atau hipermaket. “Wah selain bentuknya mesti perseroan,
memasarkannya ia kerjakan sendiri dibantu istrinya. Setiap hari ia keluar mereka (para pengelola pasar modern-red) juga meminta deposit uang mas,
masuk kampung menawarkan kerupuk daganganya ke warung-warung atau jelas kalah sainganlah saya” kata Sidik lugas.
koperasi-koperasi di kantor pemerintahan. “Saya menggunakan sistem
Kalau soal rasa, kerupuk “Cap Gurame” memang gurih dan renyah. Rasanya
konsinyasi atau titip jual, harga dari saya empat ribu, terserah mereka
yang campuran pedas dan asin cocok dinikmati sebagai cemilan atau
menjualnya berapa, tapi bisanya mereka jual lima ribu rupiah.” kata Sidik.
sebagai lauk.
Dari usaha yang ditekuni sejak tahun 1999 ini, memang belum terlalu
Kini, dari hasil usahanya Sidik mengantungi keuntungan berkisar 1 sampai 2
banyak menghasilkan materi. Sidik masih tinggal di gedung bekas tempatnya
juta rupiah perbulan. Meski jumlahnya kecil, apa yang diperbuat Sidik
bekerja di bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Rumahnya pun hanya
termasuk luar biasa.  Dengan keadaan yang terbatas, ia
terdiri dari tiga petak yang disekat papan tripleks termasuk di dalamnya
menjadientrepreuner sejati.  Meminjam rumusnya Pak Ciputra, pengusaha
ruang produksi kerupuk “Cap gurame” tersebut.
dan dosen mata kuliah enterpreunership,bahwa Indonesia membutuhkan
Beruntung ada seorang pengusaha lokal yang melihat kegigihan Sidik dan sedikitnya 20 persen penduduknya menjadi entepreuner, barulah menjadi
akhirnya menyumbangkan sebuah sepeda motor untuk operasional usaha. negara makmur, maka Sidik telah memulainya bertahun-tahun lalu. Jika
“Namanya juga tidak punya kaki, saya sempat bingung juga, bagaimana benar apa kata Pak Ciputra, maka jelaslah Indonesia membutuhkan orang-
mengendarainya?” Tapi Sidik tak kehilangan akal, ia mendesain motornya orang gigih seperti Sidik.
agar tuas perseneling dapat dioperasikan dengan tangan. Dengan bantuan 2. Angkat Martabat Penyandang Cacat Lewat Kain Perca
tukang las, jadilah sebuah motor dengan tongkat besi tambahan yang
ditempel di perseneling dan injakan rem. Tak lupa ia juga menempelkan
Sejak saat itu, sang ayah menyuruh Irma, menggunakan tongkat untuk
berjalan hingga kini. Kondisi kaki itulah yang mendorong Irma melakukan
sesuatu yang berarti bagi dirinya dan orang lain. Setelah lulus dari SMAN 1
di Semarang, Irma mencoba membuat keset dari kain perca, benda
sederhana untuk membersihkan telapak kaki.

            “Aku mencoba membuat keset dari kain sisa industri


garmen,” ujar Irma. Kebetulan, di dekat rumahnya di Semarang terdapat
banyak sisa kain industri garmen. Kain sisa itu ia jahit menjadi aneka
bentuk keset.

Awalnya, keset itu dibuat hanya untuk kebutuhan sendiri. Lambat laun,
karyanya mulai dilirik tetangga. Pasar kecil pun mulai terbentuk. Keputusan
menjadi perajin keset makin bulat ketika ia menikah dengan Agus Priyanto,
  penyandang cacat yang jago melukis. Mereka sepakat membuka usaha kecil
pembuatan keset pada 1999. Kala itu, Irma dan Agus dibantu 5 karyawan.
Irma Suryati mengalami kelumpuhan saat usia 4 tahun akibat polio.
Kehidupannya menuju usia dewasa adalah kisah panjang yang penuh Ketika usaha mereka mulai berkembang, Irma merasa tak leluasa lagi
perjuangan. Irma yang bersuamikan Agus Priyanto, yang juga penyandang menjalankan usaha di rumah orang tuanya. Pada 2002, pasangan muda ini
cacat kaki, telah membuktikan bahwa seburam-buram harapan, selalu ada memutuskan pindah ke Kebumen, kampung halaman Agus. Mereka membeli
celah yang bisa membawa berkah dan peluang di masa depan. rumah di Jalan Karang Bolong kilometer 7, Desa Karangsari, Kecamatan
Buayan, Kebumen. Dari rumah itulah Irma mengendalikan usahanya.
Pasangan itu berhasil membangun usaha kerajinan keset dengan modal kain-
kain sisa. Usaha mereka kini sudah sampai ekspor ke beberapa negara, dan Irma tak mau membuat usaha ecek-ecek. Ia membentuk usaha berbadan
mereka kini memiliki 2.500 pengrajin dan 150 diantaranya adalah hukum yang diberi nama Usaha Dagang Mutiara Equipment. Perempuan itu
penyandang cacat. juga membentuk Pusat Usaha Kecil Menengah Penyandang Cacat. “Awalnya
susah sekali mengorganisasi orang,” kata Irma.
Irma telah menerima banyak penghargaan, antara lain Wirausahawati Muda Namun Irma adalah sosok yang tidak mau mengalah pada keadaan. Ia
Teladan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (2007), Perempuan
mendatangi penduduk dari rumah ke rumah untuk mendorong ibu rumah
Berprestasi 2008 dari Bupati Kebumen (2008), dan Penghargaan dari Jaiki tangga menjadi produktif dengan mengajari mereka membuat
Jepang, khusus untuk orang cacat.
keset. “Perempuan sekarang harus berdaya secara ekonomi,” katanya.
Menuai Hasil
Pada Awalnya…
Sejak bayi, Irma Suryati sudah menderita layu kaki. Penyebabnya adalah
Irma juga pernah menanggung sinisme dan cibiran oleh orang-orang yang
virus Polio. Meski masih bisa berjalan normal sampai sekolah menengah atas melihat usaha itu dengan sebelah mata, apalagi ketika mereka melihat kaki
(SMA), kaki Irma mudah lemas.“Kalau disenggol, langsung jatuh,” ujar
Irma yang cacat, tapi Irma tak patah semangat. Hasilnya pun mulai tampak.
wanita kelahiran Semarang, 1 Januari 1975 ini. Ia berhasil mengajak beberapa ibu rumah tangga belajar membuat keset.
Ketika sudah terampil, mereka mendapat pasokan bahan baku dan mesin membicarakan kualitas produk, ia juga memperkenalkan inovasi baru
jahit dari Irma. kerajinan tangan.

Saat masyarakat mulai menyadari tentang manfaat keterampilan yang Saat ini, Irma memproduksi 42 macam keset. Ada yang berbentuk elips,
diberikan Irma, minat menjadi pembuat keset pun tak terbendung. Irma binatang, atau bunga. Di pasaran, keset-keset itu dijual Rp 15 ribu untuk
membuat koperasi simpan pinjam pada 2003 untuk menampung kegiatan konsumen dalam negeri, dan Rp 35 ribu untuk konsumen luar negeri.
ekonomi 1.600 pembuat keset hasil binaannya.
Sukses membuat keset tak lantas membuat ibu lima nak ini ongkang-
Anggota koperasi keset ini tersebar di 11 kecamatan di Kebumen. Irma juga ongkang kaki. Ia dan kawan-kawannya terus mengembangkan kerajinan lain,
menggunakan jaringan pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK). Akhirnya, misalnya membuat kotak tisu dari lidi. “Ada orang Turki yang
usaha keset ini merambah ke Banyumas dan Solo. Bahkan Irma memesannya,” ujar Irma.
menggandeng kelompok waria dan pekerja seks komersial di Purwokerto. Kini Irma membuat desain sajadah dari tikar pandan. Kebetulan, di
Hasilnya, 20 waria dan pekerja seks komersial bisa membuka gerai di Kebumen banyak perajin pandan yang belum mampu membuat kerajinan
perumahan Limas Agung, Purwokerto. dengan bahan baku anyaman pandan. “Padahal kalau dibentuk menjadi
kerajinan, nilai jualnya akan meningkat,” ujar Irma.
Tiap bulan, perajin mendapat kiriman kain sisa sebagai bahan baku. Irma Ironisnya, pengikut Irma justru kebanyakan datang dari luar desanya.
mendatangkan 10 ton kain sisa dari Semarang setiap bulan. Omzet Bahkan banyak penduduk tidak mengenal sosok Irma, meskipun mereka
bulanannya bisa mencapai Rp 40-50 juta. tinggal di desa yang sama. “Oh, orang yang cacat itu ya?” kata salah satu
tetangga Irma ketika ditanya Tempo.
Untuk strategi pemasaran, Irma mengandalkan 15 penjual. Selain itu, ia
Sebagai penyandang cacat, Irma bukanlah orang yang cengeng. “Cacat
juga menitipkan barang produksinya di beberapa gerai yang tersebar di
bukan halangan untuk berkarya,” kata dia. Irma mengaku sering sedih
banyak kota. Salah satunya adalah di showroommilik Kementerian Pemuda
melihat para penyandang cacat yang masih terdiskriminasi, terutama yang
dan Olahraga di Jakarta. Kebetulan, Irma sering bertemu dengan Pak
ingin menjadi pegawai negeri sipil. Karena itulah Irma memutuskan
Menteri, Adyaksa Dault.
membuka lapangan kerja sendiri. “Rencananya saya akan membangun
            “Saya juga diajak oleh Menpora waktu itu, Pak Adhyaksa Dault
pabrik di belakang rumah, khusus untuk orang cacat,” ujar Irma.
ke Melbourne, Australia mewakili Indonesia dalam pameran kerajinan.
Rencana ke Depan
Padahal pameran itu sebetulnya untuk umum, bukan penyandang cacat.
Benar-benar membanggakan karena kami penyandang cacat setara dengan Irma kini membangun rumah bagian belakang dengan ukuran sekitar 7 m x 9
orang normal,” ungkapnya. m. Meski tergolong kecil, tetapi rumah yang hampir selesai tersebut akan
Ekspor Produk dipakai untuk menampung para penyandang cacat. Mereka bakal bekerja
Selain memasarkan produk di dalam negeri, Irma juga memasarkannya ke dan diberikan tempat menginap.
luar negeri, yakni Austarlia, Jerman, Jepang, dan Turki. “Selama ini masih
memakai jasa orang lain. Ke depan nanti, saya ingin mengekspornya sendiri             “Kami memang menyiapkan tempat bagi penyandang cacat yang
agar lebih untung,” tutur Irma. rumahnya jauh. Jika mau menginap, silakan saja, tetapi tempatnya juga
sederhana seperti ini. Di sini bisa dijadikan pusat usaha penyandang cacat.
Irma mengadakan pertemuan tiap tiga bulan sekali untuk menjaga kualitas Niat saya memang bagaimana para penyandang cacat bisa lebih kreatif dan
produknya. Forum itu diikuti koordinator tiap kecamatan. Selain
mereka mampu mandiri. Itu secara langsung akan mengangkat martabat disertakan buku “Blueprint Kesuksesan” karya Motivator Tommy Siawira.
penyandang cacat dan mengubah pandangan masyarakat kalau penyandang Sungguh harga upgrade menjadi member berbayar sangat seimbang dengan
cacat hanya bisa mengiba dengan menjadi seorang peminta- materi yg didapat dan Bonus 2 Buku Fisik yg sangat memotivasi.
minta,” tandasnya. Sebenarnya 2 Buku Motivasi tsb bisa saja Anda beli di Toko Buku Gramedia,
3. Profil Sukses Pebisnis Online Meskipun Cacat namun dengan upgrade menjadi member berbayar di
KayaDariFacebookMarketing (plus ongkos kirim), kita tinggal menerima buku
tsb di rumah.
Kenapa Saya mau Upgrade keanggotaan di KayaDariFacebookMarketing?
Karena Saya mau belajar mendapatkan Prospek/member dari kelimpahan
anggota facebook yg sudah berjumlah lebih dari 300 juta orang. Kalau
anggota Facebook dari Indonesia sudah mencapai 10 juta lebih. Saya
melihat Cara yg dipakai Suwandi Chow telah meningkatkan jumlah
pengunjung websitenya secara drastis dan gratis lagi.
Berbekal panduan Video dan Ebook Suwandi Chow, Saya sedang menyusun
halaman “Fan page” untuk BisnisDavit dan “Group” untuk
RahasiaWebsitePemula di Facebook. Namun Saya akui Saya masih belajar
sambil jalan..he..he..he..!

Oke, kembali ke Buku Riwayat Hidup (Otobiografi) tentang Habibie Afsyah


  yg mendorong Saya menulis Artikel di Blog ini. Buku Otobiografi yg ditulis
Habibie Afsyah tsb menjelaskan riwayat Beliau dari mulai lahir, tantangan
Saya sudah sering membaca nama Habibie Afsyah dalam dunia Bisnis Online hidup sebagai orang cacat, hingga menemukan dunianya sukses menjadi
Indonesia. Kabarnya beliau adalah salah satu orang Indonesia (cacat) yg pebisnis online.
berhasil mendapatkan komisi $2000 dari Amazon.com . Anda mungkin akan kaget jika mengetahui bahwa Habibie Afsyah telah
Namun berita tsb hanya Saya baca sepintas saja tanpa keinginan untuk sukses menjadi pebisnis Online pada usianya 21 tahun (saat bukunya dibuat
mengetahui lebih lanjut siapa sebenarnya sosok Habibie Afsyah. Sampai thn 2009). Di usia mudanya, Habibie sudah mendirikan “Yayasan Habibie
suatu ketika Saya langsung tertarik membaca profilnya setelah dapat buku Afsyah” untuk mengangkat kehidupan para penyandang cacat seperti
gratis berjudul “KELEMAHANKU ADALAH KEKUATANKU”. dirinya. Habibie terlahir sebagai bayi montok dan sehat yg membuat
Ceritanya buku gratis tsb saya dapat dari Suwandi Chow ketika upgrade orangtuanya tidak menaruh curiga terhadap keadaan fisik anaknya.
keanggotaan di KayaDariFacebookMarketing menjadi member berbayar. Plus Baru pada Usia 8 bulan, orang tuanya mulai curiga karena Habibie kecil
saya minta dikirimkan seluruh materi KayaDariFacebook Marketing yg belum juga bisa merangkak seperti bayi normal lainnya. Mulailah Habibie di
berjumlah 12 video dan Ebook tsb ke rumah dg menambah ongkos kirim. bawa ke Dokter oleh Ibunya untuk mengetahui penyebab terlambatnya
Proses nyampainya CD materi KayaDariFacebookMarketing ke rumah Saya perkembangan fisik tsb.
sangat cepat, hanya 1-2 hari setelah membayar ongkos kirim dan konfirmasi Setelah dibawa ke berbagai Rumah Sakit dan bertemu dengan banyak
pembayaran. dokter, diketahui ternyata Habibie menderita penyakit Muscular Dystrophy
Selain buku gratis tentang Profil Habibie Afsyah, didalam paket CD tsb juga Progressive tipe Backer.
Ada kelainan di otak kecil Habibie yg menyebabkan perkembangan syaraf game online sebagai pengisi kesibukannya di rumah. Katanya Komputer yg
motoriknya terganggu, sehingga pertumbuhannya terhambat dan mengalami dipakai juga masih numpang di komputer kakaknya.
kelainan. Bahkan ada Dokter yg memprediksi umurnya hanya sampai 25 Belum habis kebingungan Habibie, Selang beberapa bulan kemudian,
tahun saja. habibie diikutkan kembali oleh ibunya untuk ikut Kursus tingkat lanjut
Habibie sering dibawa ke mana-mana oleh Sang Ibu untuk berobat, baik ke (advanced) Internet Marketing dg pembicara yg sama dari Singapura,Fabian
dokter spesialis, maupun ke pengobatan alternatif. Semua dilakukan Ibunya Liem. Sebenarnya Habibie sempat menolak karena tidak enak melihat
agar mendapatkan kesembuhan bagi Sang Anak. Bahkan Habibie sempat Ibunya harus menjual Mobil sewaannya hanya agar dia bisa ikut pelatihan
dibawa terapi khusus dengan memasukkan tubuhnya ke dalam semacam tsb. Karena Biaya Kursus tingkat lanjut itu mencapai Rp. 15 Juta.
kotak. Kakinya dimasukkan sepatu khusus dengan penyangga besi. Dia sempat berdebat dengan ibunya, namun Ibunya tetap memberikan
Namun Habibie merasa proses terapinya sangat menyakitkan. Dalam setiap semangat kepada Habibie dan mendorongnya untuk bisa berhasil. “Anggap
terapi sekitar 15-30 menit itu Habibie kecil selalu menangis ; “Sakit Ma, saja kamu kuliah”, begitu kata mamanya. Akhirnya dengan dorongan
sakit. Udah ma, Dede ngak mau,” jeritnya. Karena terapi yg menurut mamanya, Habibie mau juga ikut kursus mahal itu.
Habibie menyakitkan tersebut, pangkal pahanya sempat terlepas dari tulang Di kursus advanced tsb, habibie mengikuti “kuliah” setiap 2 minggu selama
mangkoknya. Dan hal itu membuat pertumbuhan kakinya menjadi tidak 3 bulan. Di tempat kursus inilah pertama kalinya Habibie berkenalan dengan
seimbang. Kaki Habibie menjadi panjang sebelah. Suwandi Chow, alih bahasa (Translator) kursus itu dari Bahasa Inggris ke
Namun keadaan cacat telah mengajarkan Habibie untuk ikhlas menerima Bahasa Indonesia.
keadaan yg diberikan Tuhan. Hal itu bisa dia terima dengan apa adanya. Setelah belajar 3 minggu, Habibie berhasil mendapatkan penjualan pertama
Yang membuat sangat berat adalah tantangan hidup untuk mendapatkan dari Amazon.com dg Produk Game PS3. Meski komisinya cuma $24, Habibie
perlakuan layak dari lingkungan sekitar. Memang Beliau sangat merasakan senangnya bukan kepalang karena baru kali ini bisa menghasilkan uang dari
diskriminasi ketika mau mendaftar ke sekolah, mau menikmati liburan di internet. Pada komisi pertama ini Habibie sebenarnya rugi karena biaya
tmp wisata bersama keluarga, dan lain sebagainya. iklan lebih besar dari komisi.
Sebagian sekolah beralasan belum memiliki fasilitas untuk menampung Anak Namun Habibie terus berusaha sampai dia bisa mendapatkan komisi $124,
Cacat yg berkursi roda untuk belajar di sekolah normal.Ibu Habibie lah yg $500, $1000, dan $2000 dari Amazon. Semua memerlukan proses belajar
berjuang keras ke sana-ke mari untuk mencari tempat pendidikan buat dan praktek secara konsisten. Uang hasil penghasilan dari Amazon dipakai
anaknya. Termasuk suatu ketika mendaftarkan Habibie pada Kursus Dasar Habibie untuk mengikuti kursus-kursus internet marketing lain, seperti
Internet Marketing selama 2 hari dg pengajar dari Singapura, Mr. Fabian Eprofitmatrix, Dokterpim, dan Indonesia Bootcamp.
Lim.
Ceritanya setelah bergelut dengan perjuangan untuk bisa lulus sekolah Dari kursus dan praktek internet marketing, Habibie sudah bisa menerbitkan
hingga SMA, Habibi tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Ebook Panduan Sukses dari Amazon dan membuat situs Listing Rumah
Dia didaftarkan ibunya ikut Kursus Dasar Internet Marketing. Biayanya (rumah101.com). Habibie juga didaulat menjadi Trainer di Eprofitmatrix
lumayan besar, Rp. 5 juta. Usai Kursus Dasar Internet Marketing tsb, bersama Gurunya, Suwandi Chow. Itulah pertama kali Habibie menjadi
Habibie mengaku tidak tahu harus melakukan apa lagi karena dia merasa Trainer seminar meskipun usianya masih 20 tahun.
benar-benar buta tentang bidang yg baru dipelajarinya itu. Dia merasa nol
Sejak itu, Habibie sering diundang menjadi pembicara seminar internet
besar untuk bidang internet marketing ini. Apalagi kursus yg diberikan
marketing di kampus-kampus, hingga diliput koran, tabloid, dan majalah.
dalam Bahasa Inggris dan memakai Alih bahasa (tanslator).
Habibie memang sering membuka internet, namun itu hanya untuk bermain
Puncaknya Habibie diundang pada acara Kick Andy di Metro TV pada episode “Kebanyakan sih dari Medan. Tapi saya juga pasarkan di luar. Biasanya saya
“Kasih Tiada Bertepi”. produksi 30-40 rumah sebulan. Juga bisa permintaan sesuai selera,” ungkap
pria kelahiran Kisaran ini. Ada tiga jenis rumah barbie yang ditawarkan
4. Dari Pemungut Bola jadi Pengusaha Sukses
sesuai ukuran dan jumlah lantai rumah. Selain itu Monang juga membuat
kuda-kudaan, miniatur bus ALS. Ia juga menjual miniatur perabotan untuk
menghias rumah barbienya. “ Yang paling kecil Rp350 ribu satu lantai. Ada
yang Rp700 ribu dua lantai dan Rp800 ribu lebih lebar. Ada juga kuda-
kudaan dan mobil-mobilan,” terangnya.

Namun Monang tidak dengan mudah sampai di level ini. Ia memulainya


dengan penuh kerja keras. Beberapa kali ia jatuh namun selalu punya
semangat untuk  bangun kembali. Sebelum menjadi pengusaha ia lebih dulu
berkarir sebagai atlet cacat. Berawal dari pemungut bola di lapangan tenis,
Monang bangkit dari kecelakaan yang merenggut satu kakinya. “Saya dulu
SD merantau ke Jakarta. Kabur naik truk mengikuti jejak kawan yang
berdagang di sana. Sekitar tahun 80-an  saya ditawari kerja memungut bola
Saat ditemui Monang tengah sibuk mengepak kerupuk jangek ke dalam
tenis lapangan. Pagi jam 6 udah mulai kerja. Sorenya lagi,” katanya.
plastik. Itu salah satu usaha sampingannya di Jalan SMAN 2 Medan kawasan
Polonia yang belum lama dilakoninya, sembari mengontrol para pekerja Keadaan ini membuat Monang mulai menyukai tenis. Diberikan raket oleh
yang terlihat sibuk memaku triplek dengan desain sebuah rumah kecil. seseorang yang biasa berlatih di lapangan itu, Monang mulai berlatih dengan
Itulah usaha utamanya berupa Rumah Barbie. Miniatur rumah yang biasa kursi rodanya. “Karena kami kerja disitu kan bebas pakai lapangan. Selagi
digunakan anak-anak untuk boneka barbie. Usaha yang telah dilakoninya tidak ada yang main. Ya sudah saya latihan dengan sesama pemungut bola
sejak 2002. yang lain. Lambat laun saya mulai bisa main,” ujarnya.

“Beginilah ini usaha saya sejak kembali ke Medan tahun 2002. Saya lihat di Dua tahun berselang ia mencoba peruntungan ikut Kejurnas Piala Ibu Tien
sini kan belum ada seperti ini. Saya temukan ide ini melihat usaha kawan- Soeharto untuk cabang tenis kursi roda. “Saya berani-beranian ikut. Karena
kawan di Jawa. Jadi di awal saya langsung perkenalkan dengan membuka orang-orang di lapangan tenis menganggap saya bisa. Saya membela tim
tiga cabang. Syukurnya banyak yang respon. DKI. Masuk final dengan sesama DKI. Dari situ saya menang,” kenangnya.
Biasanya pembeli dari kalangan bermobil yang ingin membelikan buat Sejak itu, pria kelahiran 10 Oktober 1962 ini pun serius menjalani karir
anaknya,” kata Monang. sebagai atlet tenis meja kursi roda.  Puncaknya ia terpilih mewakili
Indonesia untuk berlaga di luar negeri. Di antaranya Thailand, Korea,
Dengan sedikit modifikasi, rumah Barbie dari bambu yang diganti dengan
Jepang. “Tahun 1995 saya main ke Belanda, Melbourne baru Olimpiade
triplek ini mengundang banyak peminat. Tidak hanya pembeli dari Medan,
antar orang cacat di Inggris. Tapi saya gugur saat seleksi di Malaysia
Monang menyebut produknya bisa sampai ke daerah-daerah lain di Sumut
memperebutkan kejuaraan di Amerika tahun 1997,” ungkapnya.
maupun provinsi luar seperti Pekanbaru, Jambi, Surabaya, dan Kalimantan
Timur.
Dari situ ia mendapat perbekalan untuk membuat rumah boneka. Termasuk Memiliki kekurangan fisik ternyata tidak membuat Tarjono Slamet menyerah
juga pembekalan di Yayasan Orang Cacat di Jakarta. Monang pun pada keadaan. Lelaki berusia 39 tahun ini sempat merasa putus asa ketika
memutuskan hijrah ke Medan. Namun ia tak lantas meninggalkan karirnya Ia harus kehilangan kaki kirinya dan mengalami kerusakan syaraf pada
sebagai atlet. Ia diminta memperkuat Sumut berlaga di PON antar orang sepuluh jari tangannya, akibat kecelakaan kerja yang dialaminya pada
cacat di tahun 2002 di Palembang. “Disitu sudah buat rumah Barbie. tahun 1990.

Tapi saya mendapat tawaran dari dikontrak jadi atlet Sumut karena saya Saat itu Tarjono Slamet yang bekerja di PLN unit Klaten sedang
juga kelahiran Kisaran. Saya mengikuti dua cabang olahraga. Cabang tenis memperbaiki jaringan sebuah menara bertegangan tinggi bersama dengan
saya meraih emas dan lari kursi roda meraih perunggu,” tambahnya. kedua rekannya. Sayangnya takdir berkehendak lain, pekerjaan tersebut
tidak berjalan lancar dan tubuh Tarjono kesetrum listrik tegangan tinggi
Setelah itu ia mulai memutuskan pensiun jadi atlet. Sempat menjadi sopir yang mengakibatkan dirinya tak sadarkan diri selama satu hari satu malam
taksi lintas kota, berbekal uang bonus dari Alm Tengku Rizal Nurdin (ketika dan mengalami cacat permanen hingga sekarang ini.
itu Gubernur Sumut, Red) Monang akhirnya konsentrasi mengembangkan
usahanya. “Waktu itu dapat Rp30 juta. Dengan tabungan saya juga sebagai Meskipun awalnya cukup berat bagi Tarjono untuk menerima musibah
atlet saya kembangkan usaha ini,” lanjutnya. tersebut, namun Ia tidak lantas berpangku tangan dan menjadi beban bagi
orang lain. Dengan dukungan penuh dari keluarga dan para sahabatnya,
Begitupun cobaan kembali hadir. Kebakaran lima tahun silam Tarjono mulai bangkit dan ikut bergabung di sebuah yayasan rehabilitasi
menghanguskan seluruh usahanya. Namun ia bangkit dan kembali  penyandang cacat di kota Yogyakarta. Disanalah Tarjono mendapatkan
merintisnya  hingga berkembang seperti saat ini. Bersama istri dan dua pemulihan mental dan berbagai pendidikan serta keterampilan khusus yang
orang anaknya, Monang kini bisa tersenyum dengan kerja kerasnya. Ia juga kini menjadi modal utamanya dalam menjalankan bisnis kerajinan kayu.
bisa membuka lowongan kerja untuk lima pekerjanya.  “Waktu kebakaran Perjalanan Membuka Usaha
itu saya ikhlas saja. Yang penting keluarga saya selamat. Yang penting tetap Setelah mendapatkan bekal keterampilan ditambah dengan pelatihan yang
semangat dan pantang menyerah,” pungkasnya. diikutinya hingga Selandia Baru, Belanda, dan Australia, Tarjono
5. Sukses Membuka Usaha Setelah Bangkit Dari Bencana memutuskan untuk mendirikan CV. Mandiri Craft yang memproduksi aneka
macam alat peraga edukatif yang terbuat dari kayu. Dengan modal uang
sebesar 150 juta yang didapatkannya dari sisa tabungan selama bekerja di
PLN, Tarjono merekrut 25 orang karyawan yang semuanya juga penyandang
cacat dari daerah Semarang, Gunung Kidul, Magetan, dan Banyuwangi.

Bisnis tersebut berkembang cukup pesat hingga berhasil mendatangkan


omset penjualan setiap bulannya 150 juta rupiah pada tahun 2005 sampai
awal tahun 2006. Namun, keberhasilan tersebut harus kembali diuji dengan
bencana gempa bumi 5,9 SR yang meluluhlantakkan sebagian besar kota
Yogyakarta, termasuk juga tempat usaha milik Tarjono. Mesin-mesin, serta
satu container produk siap ekspor hancur tertimbun bangunan yang roboh
karena bencana tersebut, bahkan diperkirakan kerugian yang ditanggung kenang Sapto Yuli Ismiarti ditemui Surya di sela-sela acara Pasar Ramadan
Tarjono saat itu mencapai angka milyaran rupiah. yang berlokasi di halaman Pemkab Pasuruan, Senin (25/8/2008). Dengan
kerja kerasnya bersama empat kawannya yang lain, usaha perempuan
Dengan modal usaha dan semangat yang masih tersisa, Tarjono mencoba berjilbab beranak tiga yang kakinya harus ditopang dengan besi ini berhasil
mengajak rekan-rekannya untuk kembali bangkit menata ulang Mandiri berkembang pesat. Dari 5 orang itu, Yuli berhasil merekrut kawan-
Craft yang sempat hancur terkena bencana gempa bumi 5 tahun silam. kawannya yang juga penyandang cacat hingga 20 orang. Bahkan Yuli dan
Kegigihan tersebut ternyata membuahkan hasil yang manis, Tarjono keempat kawannya juga merekrut tenaga kerja dengan tubuh normal hingga
mendapatkan bantuan dari donatur di berbagai negara, seperti Belanda, sebanyak 30 orang.
Malaysia, dan Jepang.
“Usaha kami berkembang berkat binaan instansi terkait yang sangat
Semangat, ketekunan, serta kemandirian Tarjono dalam memberikan membantu, sehingga order semakin banyak. Kami terus merekrut pekerja
kesejahteraan bagi 55 orang karyawannya yang semuanya penyandang baik yang cacat tubuh maupun yang normal dan total mencapai 50 orang,”
cacat, mengantarkan lelaki kelahiran Pekalongan ini sebagai terang Yuli.
penerimaDanamon Award 2010 dan berhasil memajukan usahanya hingga
menembus pasar nasional bahkan internasional. Mandiri Craft kini telah Kendati cacat fisik, masing-masing anggota KUB Anggrek memiliki keahlian
menjadi produsen aneka mainan edukatif yang memiliki khusus. Aprilia, perempuan dengan tinggi tubuh hanya 50 centimeter,
dua showroom besar yaitu di Jl. Parangtritis km 7,5 dan di Jl. Parangtritis ternyata kaki dan tangannya yang pendek itu sangat piawai mendesain
km 9 Yogyakarta. motif jilbab. Lestari, yang kedua kakinya cacat, sangat ahli menjahit.
“Kalau saya kebagian menyulam jilbab dan seharinya minimal dapat
Semoga profil pengusaha Tarjono Slamet yang sukses membuka usaha menyelesaikan 25 jilbab. Hasilnya dapat untuk membantu kebutuhan rumah
setelah bangkit dari bencana, memberikan inspirasi bagi kita semua untuk tangga,” urai Hiroh yang tangan kirinya mengecil ini.
terus berkarya, dan tak mudah putus asa. Lakukan apa yang Anda bisa, dan
berikan manfaat bagi orang di sekitar Anda. Selalu ada peluang bila Anda Harga jilbab produksi KUB Anggrek bervariasi antara Rp 4.000 hingga Rp
mau untuk mencobanya. Salam sukses. 70.000. Jilbab yang harganya termurah umumnya dibeli oleh para jamaah
haji untuk dijadikan cinderamata bagi para tamu yang bertandang. Jilbab
6. Kisah Sukses Usaha Jilbab Lima Perempuan Cacat
yang dihargai Rp 70.000 kualitasnya bagus dengan disain motif sangat indah,
Keterbatasan kemampuan tubuh ternyata memberi kelebihan dalam tekad dan peminatnya rata-rata dari kelas ekonomi menengah ke atas.
dan semangat berusaha. Berbekal keahlian menyulam, menjahit dan
Pasar Ramadan, yang digelar oleh Pemkab Pasuruan, menampilkan produk-
ketrampilan lainnya sekelompok perempuan penyandang cacat maju ke
produk unggulan dari berbagai kecamatan di kabupaten itu. Tersedia pula
arena persaingan pasar dengan membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB)
tawaran paket sembako murah bagi para pengunjung. Gula yang di pasaran
Anggrek di Dusun Ketiron, Desa-Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa
berharga Rp 5.500, di Pasar Ramadan dijual Rp 4.500 setiap kilonya. Beras
Barat. Dalam dua tahun saja, setiap bulan kelompok usaha ini sudah mampu
yang harga normalnya Rp. 5.000/kilo atau Rp 15.000 untuk tiga kilo dijual
mengirimkan 8.000 jilbab ke Jakarta, Surabaya serta kota-kota lainnya.
dengan harga Rp 12.000 per tiga kilo.
“Awalnya, dua tahun lalu, kami beranggota lima orang yang semuanya cacat
“Pasar Ramadan digelar serempak di delapan kecamatan, dan panitia
tubuh. Dengan modal seadanya ternyata produksi jilbab kami laris manis,”
menyediakan sebanyak 5.671 paket sembako yang hanya dijual Rp 20.000
per paket,” kata Noor Edy Putranto, Kabag Perekonomian saat mendampingi Hidup Tanpa Limbs. Lahir tanpa anggota badan karena gangguan Tetra-
Bupati Pasuruan, Dade Angga amelia langka, Vujicic harus hidup dengan kesulitan dan penderitaan
sepanjang masa kecilnya.

Namun, ia berhasil mendapatkan lebih kesulitan ini dan, di tujuh belas,


Kisah Hidup Sukses Nick Vujicic Tanpa Tangan Tanpa Kaki mulai organisasi sendiri nirlaba Life Without Limbs. Setelah sekolah, Vujicic
dihadiri universitas dan lulus dengan besar ganda. Dari titik ini, ia mulai
perjalanan sebagai seorang pembicara motivasi dan hidupnya menarik lebih
banyak liputan media massa. Saat ini, dia secara teratur memberikan pidato
tentang topik, seperti cacat, harapan, dan menemukan arti hidup.

Kehidupan awal

Terlahir sebagai seorang cacat dengan banyak kekurangan…ternyata tidak


menghalangi seorang Nick Vujicic untuk menjadi orang yang bermanfaat
Anak pertama lahir dari sebuah keluarga Serbia , Nick Vujicic lahir di
bagi sekitarnya. Sempat depresi dan ingin bunuh diri diusia 8 tahun….namun
Brisbane, Australia dengan gangguan Tetra-amelia langka: tanpa kaki,
kemudian dia sadar bahwa hidup harus dia syukuri…apapun keadaannya.
hilang kedua lengan di tingkat bahu, dan tak berkaki tapi dengan dua kaki
Akhirnya perlahan namun pasti…dia menjadi seorang motivator hebat yang
kecil, salah satu yang memiliki dua jari kaki. Awalnya, orangtuanya hancur.
mendunia…dan berhasil memotivasi jutaan orang di seluruh dunia untuk
Vujicic adalah sehat.
terus meraih mimpi. Lebih lanjut mengenai kisah hidup seorang Nick
Vujicic…simak artikel berikut yang saya terjemahkan dari wikipedia : Tumbuh

Nicholas James Vujicic (lahir 4 Desember 1982) adalah seorang


pengkhotbah, seorang pembicara motivasi dan Direktur organisasi nirlaba
Hidupnya penuh dengan kesulitan dan kesulitan. Salah satunya yang
dilarang oleh hukum negara bagian Victoria dari menghadiri sekolah utama
karena cacat fisik, meskipun ia tidak mengalami gangguan mental. Selama
sekolahnya, undang-undang tersebut berubah, dan Vujicic adalah salah satu
siswa cacat pertama yang akan diintegrasikan ke sekolah mainstream

Ia belajar menulis dengan menggunakan dua jari-jari kaki di kaki kirinya,.


Dan perangkat khusus yang meluncur ke nya jempol kaki yang dia gunakan
untuk pegangan. Dia juga belajar menggunakan komputer dan mengetik
menggunakan “tumit dan kaki” metode (seperti diperlihatkan dalam
pidatonya), melemparkan bola tenis, main drum pedal, menyisir
rambutnya, sikat gigi, menjawab telepon, mencukur dan mendapatkan
dirinya segelas air (juga ditunjukkan dalam pidato).

Epiphany

Ditindas di sekolahnya, Vujicic tumbuh sangat tertekan, dan pada usia 8,


mulai memikirkan bunuh diri. Pada usia 10, ia mencoba untuk
menenggelamkan dirinya dalam 4 inci air, tapi tidak pergi melalui dengan
itu dari cinta untuk orang tuanya. Setelah memohon pada Tuhan untuk
tumbuh lengan dan kaki, Nick akhirnya mulai menyadari bahwa prestasi
adalah inspirasi bagi banyak orang, dan mulai bersyukur kepada Tuhan
karena hidup.

Sebuah titik balik penting dalam hidupnya adalah ketika ibunya dia
menunjukkan artikel surat kabar tentang seorang pria berhubungan dengan
cacat berat. Ini dipimpin dia untuk menyadari bahwa ia bukan satu-satunya
dengan perjuangan besar. Seiring berjalannya waktu Nick mulai memeluk
situasinya dan mencapai hal-hal yang lebih besar. Dalam tujuh kelas Nick
terpilih kapten dari sekolah dan bekerja dengan dewan mahasiswa di sana
pada berbagai acara penggalangan dana bagi badan amal lokal dan
kampanye cacat. Ketika ia berumur tujuh belas, ia mulai memberikan
ceramah di kelompok doa nya, dan akhirnya mulai organisasi non-profit nya,
Life Without Limbs.

Pada tahun 2005 Nick dinominasikan untuk “Muda Australia of the Year”
Award.

Karir

Nick lulus dari universitas pada usia 21 dengan dua jurusan Akuntansi dan
Keuangan Perencanaan. Ia memulai perjalanannya sebagai seorang
pembicara motivasi, fokus pada topik yang remaja saat ini wajah. Dia juga
berbicara di sektor korporasi, meskipun tujuannya adalah untuk menjadi
seorang pembicara inspirasional internasional, baik di tempat Kristen dan
non-Kristen. Ia secara rutin melakukan perjalanan internasional untuk
berbicara dengan jemaat-jemaat Kristen, sekolah, dan rapat perusahaan.
Dia telah berbicara kepada lebih dari tiga juta orang sejauh ini, di lebih dari
24 negara di lima benua (Afrika, Asia, Australia, Amerika Selatan, dan
Amerika Utara).

Vujicic mempromosikan karyanya melalui acara televisi seperti The Oprah


Winfrey Show dan juga dengan menulis. Buku pertamanya yang berjudul
Hidup Tanpa Batas:. Inspirasi untuk ridiculously Good Life (Random House, Ada satu orang peserta yang menjadi pusat perhatian di lomba tersebut,
2010) yaitu Bob Willen. Bob seorang veteran perang Vietnam. Ia kehilangan kedua
kakinya karena terkena ranjau saat perang. Untuk berlari, Bob
Nya DVD motivasi, Greater Life Purpose, tersedia di website Life Without menggunakan kedua tangannya untuk melemparkan badannya ke depan.
Limbs Sebagian dari DVD difilmkan di tahun 2005, menampilkan film
dokumenter singkat tentang kehidupan rumah nya, dan bagaimana ia Lomba pun dimulai. Ribuan orang mulai berlari secepat mungkin ke garis
melakukan hal-hal biasa tanpa anggota badan.. Bagian kedua dari DVD finish. Wajah mereka menunjukkan semangat yang kuat. Para penonton
difilmkan di gereja setempat di Brisbane, dan merupakan salah satu dari terus bertepuk tangan mendukung para pelari. 5 km telah berlalu. Beberapa
pidato pertama motivasi profesional. Sebuah DVD bagi kaum muda adalah peserta mulai kelelahan, mulai berjalan kaki. 10 km berlalu. Saat ini mulai
berjudul: Tidak Arms, No Legs, No Kekhawatiran: Pemuda Version pidato nampak siapa yang mempersiapkan diri dengan baik, dan siapa yang hanya
motivasi Nya dapat dilihat pada Website Speaker Biro Premiere.. Vujicic sekedar ikut untuk iseng-iseng. Beberapa yang kelelahan memutuskan untuk
saat ini tinggal di California. pertama televisi Vujicic Wawancara seluruh berhenti dan naik ke bis panitia.
dunia, fitur pada 20/20 (ABC) dengan Bob Cummings disiarkan pada tanggal
28 Maret 2008. Sementara hampir seluruh peserta telah berada di kilometer ke-5 hingga ke-
10, Bob Willen masih berada di urutan paling belakang, baru saja
Dia muncul dalam film pendek “The Circus Butterfly” yang memenangkan menyelesaikan kilometernya yang pertama. Bob berhenti sejenak, membuka
Doorpost Film Project’s tahun 2009, dan penghargaan Film Pendek Terbaik kedua sarung tangannya yang sudah koyak, menggantinya dengan yang baru,
di Method Fest Film Festival, di mana Vujicic juga dianugerahi Aktor Terbaik dan kemudian kembali berlari dengan melempar-lemparkan tubuhnya ke
dalam film pendek. Butterfly Circus juga baru saja memenangkan Film depan dengan kedua tangannya.
Pendek Terbaik di Feel Good Film Festival di Hollywood pada tahun 2010.
Ayah Bob yang berada bersama ribuan penonton lainnya tak henti-hentinya
8. Kisah Orang Sukses: Menyelesaikan Lomba Marathon Tanpa Kaki berseru, “Ayo Bob! Ayo Bob! Berlarilah terus.” Karena keterbatasan
fisiknya, Bob hanya mampu berlari sejauh 10 km dalam satu hari. Di malam
hari, Bob tidur di dalam sleeping bag yang telah disiapkan oleh panitia yang
mengikutinya.

Empat hari telah berlalu, dan kini adalah hari kelima bagi Bob Willen.
Tinggal dua kilometer lagi yang harus ditempuh. Hingga suatu saat, hanya
tinggal 100 meter lagi dari garis finish, Bob jatuh terguling. Kekuatannya
mulai habis. Bob perlahan-lahan bangkit dan membuka kedua sarung
tangannya. Nampak di sana tangan Bob sudah berdarah-darah. Dokter yang
Lomba marathon internasional 1986 di New York diikuti ribuan pelari dari mendampinginya sejenak memeriksanya, dan mengatakan bahwa kondisi
seluruh dunia. Lomba ini berjarak 42 km, mengelilingi kotaNew York. Bob sudah parah, bukan karena luka di tangannya saja, namun lebih ke arah
Jutaan orang di seluruh dunia menyaksikan acara ini melalui televisi secara kondisi jantung dan pernafasannya.
langsung.
Sejenak Bob memejamkan mata. Dan di tengah-tengah gemuruh suara
penonton yang mendukungnya, samar-samar Bob dapat mendengar suara
ayahnya yang berteriak, “Ayo Bob, bangkit! Selesaikan apa yang telah kamu Tak terbayangkan bahwa itu ternyata virus polio. “Kami tinggal di kampung,
mulai. Buka matamu, dan tegakkan badanmu! Lihatlah ke depan, garis jadi kurang informasi kesehatan. Orangtua mengira cuma masuk angin
finish telah di depan mata. Cepat bangun! Jangan menyerah! Cepat biasa,” tutur anak kelima dari delapan bersaudara pasangan Tjen Sui Ho
bangkit!!!” dan Harjanto Oeyono. Pekerjaan orangtua Afa adalah petani sederhana dan
pedagang es keliling. Mereka sibuk bekerja tiap hari untuk bisa memenuhi
Perlahan Bob mulai membuka matanya kembali. Garis finish sudah dekat. kebutuhan. Oleh sinshe pula, Afa disarankan berobat jalan dan diterapi di
Semangat membara lagi di dalam dirinya, dan tanpa sarung tangan, Bob rumah. “Kakek merawat saya hampir setahun. Kaki direndam air hangat
melompat-lompat ke depan. Dan satu lompatan terakhir dari Bob membuat supaya peredaran darah lancar. Kalau pagi, saya diajak berjemur supaya
tubuhnya melampaui garis finish. Saat itu meledaklah gemuruh dari para kena sinar matahari.” Afa belajar berjalan kembali. Ia membutuhkan
penonton yang berada di tempat itu. Bob bukan saja telah menyelesaikan bantuan tangan orang lain untuk memegangnya berjalan. Jalannya tertatih.
perlombaan itu, Bob bahkan tercatat di Guiness Book of Record sebagai Langkah demi langkah.
satu-satunya orang cacat yang berhasil menyelesaikan lari marathon.
INGIN MANDIRI
Di hadapan puluhan wartawan yang menemuinya, Bob berkata, “Saya bukan
orang hebat. Anda tahu, saya tidak punya kaki lagi. Saya hanya 1978. Lulus SMEA, Afa nekat keJakarta menyusul kokonya, Muk Sak. Afa
menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Saya hanya mencapai apa yang sempat melamar menjadi tukang jahit di perusahaan konveksi. Namun
telah saya inginkan. Kebahagiaan yang saya dapatkan adalah dari proses mengalami kesulitan dengan mesin jahit listrik. Kaki kanan Afa terasa sakit
untuk mendapatkannya. Selama lomba, fisik saya menurun drastis. Tangan saat menginjak mesin, bertahan hanya 2 hari saja. Lalu Afa melontarkan
saya sudah hancur berdarah-darah, tapi rasa sakit di batin saya terjadi keinginan untuk bekerja pada kokonya. Muk Sak tidak setuju dan minta Afa
bukan karena luka itu melainkan ketika saya memalingkan wajah saya ke tinggal di kampung saja, menerima uang bulanan darinya. Afa berontak, ia
garis finish. Jadi, saya kembali fokus menatap goal saya. Saya rasa, tidak tak mau mengandalkan kiriman. Ia harus bekerja. “Koko keberatan saya
ada orang yang gagal dalam berlari marathon ini. Tidak masalah Anda bekerja. Dia nggak tega, tapi tak mampu menolak. Karena saya bilang,
mencapainya berapa lama, asal Anda terus berlari. Anda disebut gagal bila kalau nggak diterima di tokonya, saya akan cari di tempat lain. Akhirnya
Anda berhenti. saya diterima.” Afa mengerjakan banyak pekerjaan operan kokonya. Dari
9. Farida: Sukses Meski Cacat pemesanan, ngecek dan mengurus pengiriman barang. Sedangkan Muk Sak
memperluas usaha di luar kota. Seluruh pekerjaan di Jakarta, di bawah
Usia Farida Oeyono (47) yang akrab dipanggil Afa baru empat tahun saat pengawasan Afa. “Wow… tanggung jawab besar. Ini tantangan. Saya berdoa
demam menyerangnya. Pagi itu, saat bangun tidur tubuh kecilnya panas minta kekuatan Tuhan.” Kadang Afa harus melakukan pekerjaan dengan
dingin. Kaki Afa lemah tak mampu untuk berjalan. Ia tak lagi lincah cepat. Tenaga kerja terbatas. Afa harus bisa melakukan pekerjaan seperti
bermain. Berbulan-bulan hanya berbaring. ngepak barang-barang dan “lari” ke gudang menghitung barang masuk.

VIRUS POLIO Ketika melakukan tugas “di luar meja”, orang-orang melihat keadaan kaki
Afa. Inilah proses belajar Afa untuk tidak malu kondisinya diketahui orang
Afa memutar ingatannya. Tahun 1964, Pangkal Pinang, Bangka, tempat
lain. Hampir seluruh teman bisnis adalah kaum pria.
tinggalnya belumlah seperti sekarang. Saat itu, fasilitas kesehatan teramat
minim. Bahkan, seingat Afa, di sana hanya ada satu dokter. Akhirnya MERINTIS USAHA
orangtua membawa Afa ke sinshe, diberi obat masuk angin.
Toko bangunan pertama milik kokonya berada di Pasar Jembatan Merah. Melalui jerih payahnya, Afa bisa keliling ke banyak negara. Salah satunya
Setelah hampir 17 tahun mengerjakan pekerjaan kokonya, Afa tertantang melancong ke Gedung Putih, WashingtonDC. Ah, manalah terpikir semua
membuka usaha sendiri. Mampukah? Pertanyaan itu selalu timbul tenggelam itu. “Di Gedung Putih saya terharu banget, ketika datang langsung disambut
di hati dan Afa coba menepiskan. Bukankah selama ini Tuhan telah polisi wanita. Dia mengawal, melayani penuh keramahan dan memberikan
menolong? Melakukan hal-hal yang tak pernah terlintas dipikirannya. jalur khusus karena kondisi kaki saya. Saat di lift, momen tak terlupakan.
Kursi roda saya menginjak kaki tentara, eeh malah dia yang berulang kali
Maka ketika keinginan itu tumbuh di hatinya, Afa membawanya pada Tuhan. minta maaf. Padahal seharusnya saya yang minta maaf. Di negara Barat
Kerinduan itu hanya disimpan dalam hatinya. Baru dua tahun kemudian Afa mereka sangat mengutamakan penyandang cacat,” ungkap penyuka olah
memberanikan diri mengungkapkannya pada salah satu importir. “Dialah Ko raga tenis itu. Bertemu banyak orang, Afa kerap ditanya mengenai berbagai
Bun Ing, pemilik Toko Besi Gunung Subur, Surabaya. Ko Bun Ing menanggapi hal. Dari keterbatasan fisik sampai kehidupan pribadinya.
dengan positif. Dulu, pertama kali melihat kaki saya, dia bilang nggak perlu
malu dan minder.” Afa senang seperti mendapat tanda untuk bisa mandiri. “Ada yang langsung tanya, anak sudah berapa? Saya jawab ada dua, laki-laki
Masalah selanjutnya, bagaimana ia menyampaikan keinginannya itu pada dan perempuan. Mereka di pedalaman Papua di Pantai Kasuari. Setelah
kokonya. Ada perasaan tak enak hati, tapi sesuatu harus dicoba. “Meskipun menyantuni mereka lewat World Vision, saya seperti punya anak. Suatu kali
agak khawatir, koko senang saya mau berjuang. Cici juga mengkhawatirkan nanti saya ingin bertemu mereka,” tutur Afa yang masih melajang itu
kondisi saya, bagaimana kalau orang meremehkan dan menipu saya. Namun tertawa. Ia bahagia, bersyukur bisa menolong orang lain mendapatkan
akhirnya mereka melepas saya…” pendidikan. Afa tergabung di Laetitia, sebuah lembaga pelayanan bagi
penyandang cacat. “Padahal dulu kalau ketemu orang cacat saya sering
Selama bekerja, Afa rajin menabung. Menyimpan uangnya dari tahun ke ngumpet. Gimana ya,” kenangnya tertawa lepas. Hidup Afa membuktikan
tahun. Tabungan itulah yang dipakainya merintis usaha di tahun 1995. bahwa tak ada yang mustahil bagi-Nya.
Ditambah lagi Muk Sak memberinya uang jasa.Afa kaget ketika beberapa
importir menelepon mengucapkan selamat atas langkah beraninya. Tak 10. Gadis Cilik di China tanpa dua kaki mampu berjalan dan berenang
hanya itu. Mereka juga mengatakan siap menyuplai barang-barang yang
dibutuhkan Afa. “Ko Bun Ing telepon ke importir lain untuk bantu saya.
Bahkan dia bilang akan back up kalau usaha saya ada apa-apa.”

RANCANGAN-NYA INDAH

Dua belas tahun sudah, Afa punya usaha sendiri. Menyemai harapan dalam
keterbatasan. Kerja kerasnya membuahkan hasil. Afa membeli dan Qian Hongyan, yang dipaksa untuk menggunakan setengah bola basket
menempati ruko Permata Kota berlantai 3 di daerah Tubagus Angke, sebagai tubuh palsu itu, menginspirasi jutaan orang dengan ambisinya untuk
Jakarta Barat. Di tempat inilah Afa ngantor. Selain toko-toko bangunan di bersaing sebagai perenang dalam Pralimpiade 2012 di London.
Jakarta, Afa juga memasok di daerah Sumatera, Jambi, Palembang,
Pada tahun 2000, Qian Hongyan, terluka tragis dalam sebuah kecelakaan
Lampung, dan tempat kelahirannya, Bangka. “Kalau ketemu teman sewaktu
mobil ketika ia masih 3 tahun. Untuk menjamin kelangsungan hidupnya,
di Bangka, mereka suka bilang, nggak kira Fa, kamu bisa begini… Saya
para dokter terpaksa mengamputasi kakinya.
bilang ini karena pertolongan Tuhan.”
Keluarga Qian , tinggal di Zhuangxia, Cina, tidak mampu membayar
prosthetics modern dan sebagai gantinya digunakan setengah bola basket
untuk Qian berjalan. Setelah pada bola, dia menggunakan dua alat peraga
kayu untuk membantu bergerak di sekeliling.

Dia berjuang untuk hidup dengan basket sebagai sebuah underprop,


‘berjalan’ antara sekolah dan rumahnya. Cerita gadis itu dilaporkan secara
luas di negara tersebut, dan menarik perhatian Kementerian Keamanan Cina
dan Pusat Rehabilitasi dan Riset China. Qian sekarang memiliki sepasang
kaki palsu yang tepat, tapi masih mengatakan dia suka menggunakan bola
basket dari waktu ke waktu karena lebih mudah baginya untuk masuk dan
keluar dari kolam.

https://abriantonugraha.wordpress.com/2012/10/29/10-orang-pengusaha-cacat-
yang-sukses/

Anda mungkin juga menyukai