Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN PROGRAM

NAPZA

PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA


UPTD PUSKESMAS KARANGANYAR
TAHUN 2023
KERANGKA ACUAN PROGRAM NAPZA

I. Pendahuluan
Kasus penyalahgunaan NAPZA pada remaja di Indonesia
memprihatinkan, generasi penerus bangsa yang seyogyanya memupuk
karakter positif dan memampukan diri pada keilmuan serta soft-skill guna
mewujudkan cita-cita bangsa dan negara yakni membangun dan
mensejahterakan masyarakat Indonesia secara umum tetapi tidak sedikit
remaja laki-laki meupun perempuan yang terlibat pada penyalahgunaan
NAPZA.
Data yang dihimpun oleh DIrektorat Tindak Pidana Narkoba di
Indonesia menyebutkan bahwa kasus penyalahgunaan NAPZA (Narkoba,
Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif) semakin bertambah dari tahun ke
tahun. Jumlah kasus Narkoba di Indonesia mengalami kenaikan tajam,
rata-rata naik 51,3 % atau 3100 kasus pertahun (BNN, 2006). Kriminolog
Muhammad Mustofa, menjelaskan kasus yang dihimpun Badan Narkotika
Nasional ini bukan angka riil yang terjadi dilapangan, karena masih banyak
kasus yang belum diketahui (Tempo, 2006).
Tahun 2007 hingga tahun 2011 tercatat jumlah tersangka kasus
Narkoba pada tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) berjumlah 22.402,
sekolah menengah pertama (SMA) 44.878 tersangka, sekolah menengah
atas (SMA) 117.147, dan pada taraf pergutuan tinggi (PT) berjumlah 4.868
tersangka. Total keseluruhan ada 189.294 tersangka. Kasus teratas
terdapat pada tingkat pendidikan sekolah menengah atas (SMA) yakni
61,9% dari total kasus. (BNN, Maret 2012). Sudah tiba saatnya bagi
Indonesia untuk bersikap tegas atas tindakan kejahatan narkoba. Tahun
2015 keputusan kontroversial diambil oleh Presiden Republik Indonesia
yakni Joko Widodo dengan memberlakukan hukuman mati bagi terpidana
dengan kejahatan NAPZA, keputusan ini didukung penuh oleh dua
organisasi keagamaan tersebar di Indonesia yakni Nahdatul Ulama (NU) dan
juga Muhammadiyah.
II. Latar Belakang

Remaja menjadi target penyalahgunaan NAPZA karena masa remaja


adalah pencarian identitas diri, perasaan, penasaran dan ingin mencoba hal
yang baru sangat besar. Survey yang dilakukan Departemen Kesehatan
(Depkes) Republik Indonesia pada tahun 2007 saja, menyebutkan bahwa
70% pengguna narkoba adalah anak-anak sekolah atau pelajar
. Kasus lain yang tidak kalah mengejutkan, di Bekasi aparat Badan
Narkotika kota Bekasi mendapati sebanyak 95 siswa sekolah dasar terlibat
dalam penggunaan nerkotika dan obat-obatan terlarang. Tidak hanya itu,
apparat juga menemukan pengguna Narkoba di tingkat sekolah menengah
pertama (SMP) sebanyak 143 kasus dan 363 kasus pada sekolah menengah
atas (SMA) (Kompas, 2011). Survey nasional perkembangan
penyalahgunaan dan pengedaran gelap Narkoba pada kelompok pelajar/
mahasiswa di Indonesia tahun 2011 disebutkan bahwa, sebagian besar
pelajar/ mahasiswa mulai menyalahgunakan Narkoba pertama kali dengan
alasan coba-coba, untuk bersenang-senang, bujukan teman, masalah
keluarga, dan masalah disekolah.
Remaja dengan status orang tua seperti ini menimbulkan
permasalahan internal diri seperti, perasaan anak yang kurang percaya diri,
kurang sukses di pendidikan atau pergaulan, pemarah, suka mencela diri
sendiri, mudah frustasi, dan cenderung lebih mudah tergiur iming-iming
zat-zat adiktif. Berdasarkan latar belakang diatas maka program NAPZA
Puskesmas Karanganyar untuk melakukan penyuluhan dan deteksi dini
terhadap remaja di kerja Puskesmas karanganyar tentang bahaya
penyalahgunaan NAPZA/ Narkoba.

III. Tujuan
A. Tujuan Umum :
Terlaksananya program NAPZA di wilayah UPTD Puskesmas Karanganyar.

B. Tujuan Khusus :
Petugas fasilitas kesehatan mampu melakukan :
a. Deteksi Dini penyalahgunaan NAPZA,
b. Penyuluhan atau KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) tentang
Bahaya Penyalahgunaan NAPZA.

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


A. Kegiatan Pokok :
a. Deteksi Dini penyalahgunaan NAPZA,
b. Penyuluhan atau KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) tentang
Bahaya Penyalahgunaan NAPZA

B. Rincian Kegiatan :
Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Deteksi Dini penyalahgunaan NAPZA - Melakukan kegiatan pencarian kasus
penyalahgunaan NAPZA pada anak
remaja dengan menggunakan
instrumen yang sudah di tetapkan
sebagai upaya untuk penemuan dini
kasus Penyalahgunaan NAPZA pada
anak remaja sekaligus melakukan
penyuluhan tentang bahaya
penyalahgunaan NAPZA

V. Cara melaksanakan Kegiatan


Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, UPTD Puskesmas Karanganyar
menggunakan Tata Nilai “SEHAT”, yaitu :
S : Salam dan Sapa. Setiap pelayanan di dahului dengan salam dan sapa.
E : Efektif dalam melayani masyarakat.
H : Handal dalam memberikan pelayanan.
A : Aman dalam memberikan pelayanan.
T : Tanggap dalam pelayanan terhadap masalah kesehatan masyarakat
VI. Sasaran
Sasaran untuk kegiatan program NAPZA adalah anak dan Remaja
diwilayah Kerja UPTD Puskesmas Karanganyar.

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Bulan Ke
Kegiatan pokok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Deteksi Dini
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penyalahgunaan NAPZA

VIII. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


A. Monitoring Evaluasi pelaksanaan kegiatan
Monitoring evaluasi pelaksaan kegiatan dilakukan untuk melihat
kekurangan yang ada dan agar segera dapat atasi jadwal
pelaksanaan kegiatan akan di evaluasi 1 bulan sekali dan
dilakukan oleh penanggung jawab UKM
B. Pelaporan
Pelaporan kegiatan dilakukan setelah selesai melakukan kegiatan

C. Pencatatan, pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


A. Pencatatan
Pencatatan dilakukan setelah melakukan deteksi dini dengan
bekerjasama dengan sekolah di wilayah kerja puskesmas
karanganyar
B. Pelaporan
Laporan berupa catatan jumlah deteksi dini penyalahguaan NAPZA
C. Evaluasi kegiatan pencatatan
Evaluasi kegiatan pencatatan dilakukan setelah kegiatan selesai di
evaluasi tiap 1 bulan sekali.

Mengetahui, Tasikmalaya, Januari 2023


Kepala UPTD Puskesmas
Karanganyar Penanggungjawab

ENJANG NURJAMIL, S. Kep Ners, MH. Kes. dr. ARI HIDRIANSYAH


NIP. 19740424 199503 1 002 NIP. 19921101 20223 1 005

Anda mungkin juga menyukai