Anda di halaman 1dari 7

BAHAN BACAAN

Klaster Pembersihan Lokasi/Area dan Peralatan


Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan
Judul Unit 3
di Tempat Kerja
Mengikuti Prosedur Tempat Kerja dan Memberikan Umpan
Elemen 1
Balik Tentang Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari unit i n i peserta diklat dapat Mengikuti Prosedur
Kesehatan,Keselamatan dan Keamanan di Tempat Kerja meliputi:
Elemen 1. Mengikuti Prosedur Tempat Kerja Dan Memberikan Umpan Balik
Tentang Kesehatan, Keselamatan Dan Keamanan
Elemen 2. Menangani Situasi Darurat
Elemen 3. Menjaga Standar Perusahaan Presentasi Perorangan Yang Aman

B. Kriteria Unjuk Kerja


1. Mengikuti Prosedur Tempat Kerja Dan Memberikan Umpan Balik
Tentang Kesehatan, Keselamatan Dan Keamanan

1.1 Prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan diikuti secara benar sesuai
dengan kebijakan perusahaan dan hukum-hukum yang berkaitan serta
persyaratan-persyaratan asuransi.
1.2 Pelanggaran prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan diproses
dengan segera.
1.3 Setiap sikap atau kejadian yang mencurigakan dilaporkan segera kepada
orang yang bertanggungjawab.
2 Elemen 2. Menangani Situasi Darurat

2.1 Situasi darurat yang potensial segera ditindak lanjuti dalam ruang lingkup
tanggung jawab individu.
2.2 Prosedur keadaan darurat dipatuhi secara benar sesuai dengan prosedur
perusahaan.
2.3 Bantuan segera dicari dari kolega bila perlu.
2.4 Rincian situasi darurat secara akurat dilaporkan sesuai dengan prosedur

1
3. Setiap sikap atau kejadian yang mencurigakan dilaporkan segera kepada
orang yang bertanggungjawab
3.1 Penampilan personil/grooming yang pantas dijaga.
3.2 Sikap yang baik dipresentasikan

2
4. Aktivitas Pembelajaran
a. Mengikuti Prosedur Tempat Kerja dan Memberikan Umpan Balik
Tentang Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan
i. Prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan
diikuti secara benar sesuai dengan kebijakan
perusahaan dan hukum-hukum yang berkaitan serta
persyaratan-persyaratan asuransi.

Pengertian prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja adalah


langkah-langkah untuk mengerjakan suatu pekerjaan dari awal sampai akhir
yang didahului dengan penilaian resiko akan pekerjaan itu yang berisi
tentang keselamatan dan kesehatan terhadap karyawan dan lingkungan
tempat kerja.

Banyak bahaya besar di tempat kerja yang dapat terjadi, dan karena tidak
jelas terjadinya seperti bagaimana peralatan yang tidak terlindungi atau
lantai yang licin. Banyak kecelakaan terjadi berupa bahaya yang tidak terlihat
(seperti jamur) yang dihasilkan secara tidak sengaja sebagai bagian dari
proses pembersihan yang tidak maksimal. Paparan yang mengganggu
kesehatan kerja juga dapat diakibatkan oleh bahan kimia pembersih dan
bahan berbahaya lainnya, contohnya bahan kimia yang dipergunakan untuk
membersihkan bermacam objek yang ada di Hotel. Bahaya lainnya adalah
temperatur yang tinggi sehingga suhu ruangan cukup panas, suara yang
keras sehingga mengganggu pendengaran, ruangan yang kurang
pencahayaan atau peralatan produksi yang mengeluarkan debu halus. Atau
bahaya ergonomis seperti perlengkapan kerja yang tidak nyaman atau
menggunakan peralatan yang tidak sesuai dengan prosedur yang benar
(sesuai buku petunjuk atau manual book).

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dari prosedur kesehatan,


keselamatan dan keamanan kerja yang salah dalam bekerja. Maka perlu
dipahami tetang hukum-hukum yang berkaitan dengan kebijakan asuransi
yang disiapkan oleh pengusaha kepada pekerjanya. Sebuah perusahaan
yang memiliki lebih dari sebelas orang yang sudah memberi asuransi jaminan
3
kesehatan dan dana pensiun, apakah masih wajib memberikan asuransi
sosial tenaga kerja?

Program jamsostek merupakan hak individu semua tenaga kerja, baik


hubungan tenaga kerja dan untuk tenaga kerja luar hubungan kerja.
Perusahaan wajib mempergunakan pasal-pasal yaitu Pasal 3 ayat [2], jo;
Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2); UU No 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek.
Pengusaha dan tenaga kerja harus ikut dalam program jamsostek terdapat
pada Pasal 17 UU 3/1992.
Sementara persyaratan dan tata cara kepesertaan dalam program jamsostek
ada pada PP No 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jamsostek.
Pasal 6 UU No 3 Tahun 1992 jo, Pasal 2 ayat (1) PP No 14/1993 bahwa
lingkup program jaminan sosial tenaga kerja saat ini terdiri dari empat
program, yaitu:
1. Jaminan kecelakaan kerja (JKK)
2. Jaminan kematian (JK)
3. Jaminan hari tua (JHT)
4. Jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK)
Dari empat program tersebut, dibagi menjadi dua bagian yaitu: Jaminan
dalam bentuk uang untuk JKK, JK dan JHT, dan dalam bentuk jaminan
pelayanan untuk JPK.

Pasal 35 ayat [1] PP 14/93 paket jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar


yang termasuk pelayanan diberikan adalah:
1. rawat jalan tingkat pertama
2. rawat jalan tingkat lanjtan
3. rawat inap
4. pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan
5. penunjang diagnostik
6. pelayanan khusus
7. gawat darurat

4
Bila pengusaha sudah melibatkan pekerjanya pada program asuransi dengan
fasilitas jaminan kesehatan yang memiliki manfaat lebih baik dari paket
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar sebagaimana diatur pada PP
14/1993 maka pengusaha dilepas dari kewajiban untuk mendaftarkan
pekerjanya pada Jamsostek.

ii. Memproses pelanggaran prosedur kesehatan,


keselamatan dankeamanan

Bila terjadi pelanggaran yang mengakibatkan musibah karena kesalahan


dalam prosedur kesehatan. Keselamatan dan keamanan diproses dengan
segera. Pelanggaran sederhana dapat dimengerti sebagai tindakan sengaja
yang melanggar suatu prosedur. Pelanggaran terkadang sengaja dilakukan
untuk menghemat waktu sebuah pekerjaan walau hasilnya menajdi tidak
maksimal karena telah melanggar prosedur yang dibuat perusahaan.
Misalnya perhitungan untuk membersihkan suatu area kerja dengan luas
tertentu diselesaikan 40 menit untuk hasil yang maksimal, tetapi akhirnya
diselesaikan dengan waktu 30 menit agar waktu istirahat lebih lama tetapi
mengakibatkan waktu bekerja dihemat 10 menit. Sebagai penyelia, harus
menyikapi pelanggaran prosedur K3 tersebut secara hari-hati, tidak boleh
gegabah, tidak mudah mengambil kesimpulan dan tidak mudah memberikan
sanksi hukuman. Pelanggaran menurut Health Safety Executive Inggris (HSE
UK) pelanggaran dapat dibagi menjadi 3 model yaitu: (1) rutin, (2)
situasional dan (3) exeptional (istimewa/ pengecualian). Sehingga terjadinya
pelanggaran tidak serta merta menyalahkan si pekerja.

Pelanggaran rutin dapat terjadi ketika ketidakpatuhan terhadap suatu


prosedur pekerjaan ang sudah disepakati dan sudah menjadi hal yang
umum. Cirinya adalah tidak adanya penegakan kedisiplinan yang berarti bila
pekerjaan ini dilanggar, dan pada umunya dilakukan oleh sebagian besar
para pekerja. Contohnya antara lain adalah membersihkan area umum
dengan tidak memperhatikan saat yang tepat, membersihkan toilet tamu

5
tidak dengan alat yang benar, dan lain membersihkan kolam renang hanya
tidak mempergunakan bahan pembersih, dan lain sebagainya.

Pelanggaran situasional, yaitu pelanggaran terjadi berdasarkan faktor situasi


atau kondisi pekerjaan. Misalnya keterbatasan atau tidak cukupnya bahan
dan alat praktik untuk membersihkan koridor dan lobby Hotel, keterbatasan
tenaga kerja dan waktu pekerjaan yang terburu-buru sehingga harus segera
diselesaikan karena tamu atau ruangan akan segera dipergunakan, atau
karena sedang hujan sehingga area koridor kolam renang harus segera
dikeringkan. Pelanggaran situasional terkadang mudah untuk dimaafkan
yang akhirnya menjadi keterbiasaan. Dan bila keterbiasaan itu tidak segera
diperbaiki maka pelanggaran tersebut dapat menjadi pelanggaran yang rutin
dan dimaklumi.

Pelanggaran exceptional atau pengecualian, adalah pelanggaran yang jarang


terjadi karena dapat dapat menyebabkan bahaya. Kondisi ini terjadi karena
darurat atau tidak wajar, contohnya saat terjadi pekerjaan mengganti
bohlamp yang seharusnya dilakukan dengan mempergunakan tangga tetapi
dilakukan hanya dengan mempergunakan kursi.

Dengan mengetahui model pelanggaran dan sebab pelanggaran maka


menjadi penting agar dapat membuat program pengendalian yang tepat,
bukan hanya sekedar menentukan tindakan disipliner kepada para pekerja
yang akhirnya bukan membuat jera, tetapi yang perlu adalah perbaikan sikap
kerja agar pelanggaran tersebut tidak terjadi kembali atau menurun.

iii. Melaporkan setiap sikap atau kejadian yang


mencurigakan segera kepada orang yang
bertanggungjawab
Apa yang dimaksud dengan sikap atau kejadian yang mencurigakan? Dan
segera dilaporkan kepada yang bertanggungjawab, dalam hal ini siapa yang
dianggap bertanggungjawab untuk menyelesaikan permasalahan ini?

6
Sikap atau kejadian yang mencurigakan adalah sesuatu kondisi yang
dapat mengancam K3, sikap yang tidak sesuai dengan aturan atau norma
atau etika pada umumnya bila sedang berada di tempat keramaian atau
di suatutempat. Sikap tersebut dapat dilihat dari mimik wajah/ ekspresi
wajah dapat berubah-ubah, perilaku yang tidak tenang/ cemas atau
berjalan mondar- mandir, bila ditanya orang tersebut akan bercerita
terlalu detail agar terkesan meyakinkan. Setiap perusahaan tentu
memiliki tenaga pengamanan/ security untuk mengantisipasi kondisi ini,
tetapi setiap pekerjawajib menjadi security bagi diri dan lingkungannya.
Dan yang bertanggungjawab adalah bagian Security.

Anda mungkin juga menyukai