Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SEJARAH INDONESA

OLEH:
KELOMPOK 2

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

Ni Luh Dita Sastri (23)

Ni Nengah Sinta Dwi Fridayanti (30)

Sagung Ratna Juwita Dewi Asih (35)

I Gusti Made Adianta Saputra (4)

I Wayan Esta Putra Winata (15)

SMA NEGERI 1 PENEBEL

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkatnya
tugas ini dapat diselesaikan dengan baik, dan tentunya kami juga mencari di berbagai sumber
untuk referensi tugas ini. Sebagai penyusun kami sadar bahwa tugas ini masih terdapat
kekurangan baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini, oleh
karena itu kami dengan senang hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan
manfaat bagi teman – teman semuanya.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….…....1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………….……….1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………….…………1
1.3. Kesimpulan………………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN MASALAH………………………………………………..….2
2.1. Terjadinya pemberontakan (DI/TII)………………………………………………...…..2
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………….………….……4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam pelajaran Sejarah Indonesia kelas XII Perjuangan Bangsa Indonesia Dalam Menghadapi
Ancaman Disintegrasi Bangsa (Pemberontakan Darul Islam / Tentara Islam Indonesia) menjadi
salah satu bab yang dipelajari di kelas XII, oleh karena itu kami menyusun makalah ini dan
sebagai salah satu syarat nilai dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1.2.1. Dimana saja terjadinya pemberontakan (DI/TII)

1.3. PENUTUP
1.3.1. Kesimpulan

1
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
1.2.1. Terjadinya pemberontakan (DI/TII)

1). Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

Pelopor gerakan DI/TII adalah Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo. Dengan ditandatanganinya Perjanjian
Renville pada tanggal 8 Desember 1947 membuat pasukan TNI harus hijrah dari Jawa Barat ke Jawa
Tengah. Nmaun, kepindahan tersebut tidak diikuti oleh pasukan Hizbullah dan Sabilillah yang dipimpin
S.M. Kartosuwiryo. Menurut S.M. Kartosuwiryo, tidak seharusnya Republik Indonesia melepaskan Jawa
Barat kepada Belanda setelah berjuang bersama dalam mencapai kemerdekaan. Untuk mengatasi
pemberontakan, pemerintah melakukan jalan damai dan operasi militer. Jalan damai yang ditempuh
pemerintah RIS seperti membentuk pantia yang bertugas menjalin komunikasi dengan S.M.
Kartosuwiryo, tetapi gagal. Berbagai usaha jalan damai untuk menyelesaikan pemberontakan mengalami
kegagalan. Akhirnya, pemerintah mengambil tindakan tegas dengan menerapkan operasi militer.

2). Pemberontakan (DI/TII) di Jawa Tengah

Gerakan DI/TII di JawaTengah dipipimpin oleh Amir Fatah. Di kebumen, gerakan ini dikenal dengan
nama Angkatan Umat Islam yang dpipimpin oleh Mahfudh Abdul Rahman (Kiayi Sumolangu). Untuk
menumpas gerakan tersebut pemerintah membentuk pasukan Banteng Raiders dan melancarkan Operasi
Gerakan Banteng Negara dan berhasil menumpas padatahun 1954

3). Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan

Pemberontakan DI/TII yang terjadi di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar (mantan letnan dua
TNI). Awalnya pemerintah memberi kesempatan kepada pemberontak untuk menyerahkan diri. Hal itu
dimanfaatkan oleh Ibnu Hajar untuk mengelabuhi pemerintah agar memperoleh senjata. Untuk
menghadapi pemberontakan tersebut, pemerintah bertindak tegas dengan melaksanakan operasi militer.
Akhirnya, Ibnu Hajar dapat ditangkap pada bulan Juli 1963.

4). Pemberontakan DI/TII di Sulawsi Selatan

Pemberontakan DI/TII di Sulaawesi Selatan meletus sejak tahaun 1951 dan dipimpin oleh Kahar
Muzakar. Munculnya gerakan DI/TII tersebut bermula dari Kahar Muzakar menempatkan laskar-laskar
rakyat Sulawesi Selatan ke dalam lingkungan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat).
Selanjutnya, Kahar Muzakar berkeinginan untuk menjadi pimpinan APRIS di daerah Sulawesi Selatan.
Untuk mengatasi pemberontakan tersebut, pemerintah bertindak tegas dengan mengadakan operasi
militer. Penumpasan tersebut mengalami berbagai kesulitan, tetapi akhirnya pada bulan Februari 1965
Kahar Muzakar berhasil ditembak dan pada bulan Juli 1965, orang kedua setelah Kahar (Gerungan) dapat
ditangkap. Peristiwa tersebut mengakhiri pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan.

5). Pemberontakan DI/TII di Aceh

2
Pemberontakan DI/TII di Aceh ini dipimpin oleh Daud Beureueh. Daud Beureueh adalah gebernur
militer di wiliayah Aceh semasa perang kemerdekaan. Aceh yang sebelumnya menjadi daerah istimewa
diturunkan statusnya menjadi keresidenan dibawah provinsi Sumatra Utara. Kebijakan tersebut ditentang
oleh Daud Beureueh. Pada tanggal 20 September 1953 Daud Beureueh mengeluarkan maklumat tentang
penyatuan Aceh ke dalam Negara Islam Indonesia yang dipimpin Kartosuwiryo. Untuk menumpas
pemberontakan tersebut, pemerintah mengadakan dua pendekatan (pendekatan persuasif dan operasi
militer). Pendekatan persuasif dilakukan dengan mengembalikan kepercayaan rakyat kepada pemerintah,
sedangkan operasi militer dilakukan untuk menghancurkan kekuatan bersenjata DI/TII. Dengan dua
pendekatan tersebut, pemerintah berhasil memulihkan kepercayaan rakyat dan berhasil menciptakan
keamanan rakyat Aceh. Pada tanggal 17-21 Desember 1962 diadakan musyawarah kerukunan rakyat
Aceh. Adanya musyawarah tersebut merupakan gagasan dari Pangdam I/Iskandar Muda, Kolonel M.
Yasin, yang didukung oleh tokoh pemerintah daerah dan masyarakat Aceh. Hasil musawarah tersebut
pemerintah menawarkan amnesti kepada Daud Beureueh asalkan Daud Beureueh bersedia kembali ke
tengah masyarakat. Dengan kembalinya Daud Beureueh ke tengah masyarakat menandai berakhirnya
pemberontakan DI/TII.
BAB III
PENUTUP
1.2.1. KESIMPULAN
Kesimpulan dari materi Perjuangan Bangsa Indonesia Dalam Menghadapi Ancaman Disintegrasi
Bangsa (Pemberontakan Darul Islam / Tentara Islam Indonesia) adalah, Darul Islam / Tentara
Islam Indonesia (DI/TII) adalah gerakan Islam yang terorganisir dan dipimpin oleh SM.
Kartosuwiryo. Latarbelakangpemberontakan DI/TII adalah untuk mendirikan NegaraIslam
Indonesia (NII). Gerakan DI/TII ini resmi diproklamasikan padatanggal 7 Agustus 1949.

Anda mungkin juga menyukai