Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PERANCANGAN PABRIK

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022

Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin


Kapasitas 51.000 ton/tahun

LAPORAN III
Desain Jaringan Penukar Panas

Pembimbing:
Idral Amri, S.T., M.T., Ph.D
Koordinator:
Hari Rionaldo, S.T., M.T.

Kelompok 2021-1-6
Oppi Mabela 1807110819
Sherina Septiyani 1807113279
Timothy Winston Maruli 1807113602

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS PERANCANGAN PABRIK
Semester Ganjil Tahun 2021/2022

LAPORAN III
Desain Jaringan Penukar Panas

Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorida


Kapasitas 51.000 ton/tahun

Kelompok 2021-1-6
Oppi Mabela 1807110819
Sherina Septiyani 1807113279
Timothy Winston Maruli 1807113602

Catatan:

Pekanbaru, Desember 2022


Disetujui Pembimbing

Idral Amri, S.T., M.T., Ph.D


NIP. 19710213 199903 1 001

Laporan 3 i
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Deskripsi Produk............................................................................................1
1.1.1 Vinil Klorida.......................................................................................1
1.1.2 Asam Klorida......................................................................................1
1.2 Deskripsi Proses Terpilih................................................................................2
BAB II DESKRIPSI PROSES..............................................................................4
2.1 Tahap Penyiapan Umpan................................................................................4
2.2 Tahap Reaksi...................................................................................................4
2.3 Tahap Penyiapan dan Pemurnian Produk.......................................................5
BAB III ASUMSI, PENDEKATAN, DAN JUSTIFIKASI DALAM
PENYUSUNAN DESAIN JARINGAN PENUKAR PANAS.............................6
3.1 Asumsi dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas..........................6
3.1 Justifikasi dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas......................6
3.1 Pendekatan dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas....................6
3.3.1 Desain Heat Exchanger Network (HEN)............................................6
3.3.2 Menentukan Target Maximum Energy Recovery (MER)....................6
3.3.3 Desain Jaringan (Network Design).....................................................7
BAB IV DESAIN JARINGAN PENUKAR PANAS.........................................11
4.1 Heat Exchanger Network (HEN)..................................................................11
4.2 Menentukan Kurva Komposit......................................................................11
4.3 Menentukan MER.........................................................................................12
4.4 Menentukan Nilai ∆T dan ∆H......................................................................13
4.5 Menentukan Suhu Pinch...............................................................................14
4.6 Desain Heat Exchnager Network (HEN)......................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

Laporan 3 ii
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Aliran Proses Panas dan Dingin..................................................11


Tabel 4.2 Data untuk Menentukan MER..............................................................13
Tabel 4.3 Data Interval Suhu dan Entalpi............................................................13

Laporan 3 iii
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kesetimbangan Energi untuk Aliran Dingin dan Panas....................8


Gambar 4.1 Kurva Komposit..............................................................................12
Gambar 4.2 Cascade Diagram............................................................................14
Gambar 4.3 Pembagian Hot Pinch dan Cold Pinch............................................15
Gambar 4.4 Pembagian Hot Pinch dan Cold Pinch............................................15
Gambar 4.5 Gride Above Pinch...........................................................................16
Gambar 4.6 Minimum Energy Network...............................................................17

Laporan 3 iv
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

BAB I
PENDAHULAN

1.1 Deskripsi Produk


Perancangan pabrik vinil klorida dari etilen dan klorin akan menghasilkan
produk utama berupa vinil klorida dan produk samping berupa hidrogen Klorida.
1.1.1 Vinil Klorida
Vinil klorida atau kloroetilen merupakan bentuk monomer intermediet
untuk produksi polivinil klorida (Polyvinyl Chloride/ PVC). Vinil klorida
merupakan senyawa organik yang memiliki rumus molekul C2H3Cl. Vinil klorida
termasuk ke dalam golongan senyawa hidrokarbon terklorinasi. Senyawa ini tidak
berwarna, berbentuk gas pada suhu ruang dan mudah terbakar. Selain itu, vinil
klorida memiliki bau manis yang ringan dan dapat menghasilkan asap beracun
ketika dipanaskan. Vinil khlorida dalam fasa cairan ditemukan pada kondisi
tekanan tinggi dan temperatur rendah.
Vinil klorida umumnya diproduksi sebagai bahan baku pembuatan polimer
terutama polivinyl chloride (PVC). PVC memiliki kegunaan yang beragam,
diantaranya sebagai bahan pembentuk bermacam-macam produk plastik, termasuk
pipa, kawat, kabel coating, dan berbagai bahan kemasan, lapisan pelindung, serta
lapisan perekat. Kegunaan lain dari PVC adalah untuk bahan funitur, jok mobil,
penutup dinding, peralatan rumah tangga, dan suku cadang otomotif. Dari
bermacam kegunaan tersebut, tidak heran jika kebutuhan PVC semakin bertambah
sehingga kebutuhan vinil klorida juga terus meningkat.
1.1.2 Asam Klorida
Asam klorida sebagai produk samping dapat dimanfaatkan sebagai produk
obat-obatan dan makanan, proses pengolahan air minum, hingga aplikasi yang
lebih umum seperti proses pembersihan logam (metal pickling), regenerasi resin
penukar ion, sebagai bahan baku produksi berbagai zat organik maupun
anorganik, pengontrol pH dan proses netralisasi uap industri.

Laporan 3 1
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

Asam klorida (HCl) sebagi produk samping dihasilkan pada reactor


pirolisi yang beroperasi pada suhu 500oC dan tekanan 26 atm untuk mempercepat
laju reaksi. Pada pirolisis ini, hanya 65% dikloroetana yang dikonversikan ke vinil
Klorida dengan hasil samping asam klorida (HCl).

1.2 Deskripsi Proses Terpilih


Vinil klorida dari etilen dan klorin dapat diproleh dari proses klorinasi
langsung. Proses klorinasi langsung ini sederhana dan konversi produk yang
didapatkan lebih tinggi daripada proses lainnya.Klorinasi langsung merupakan
reaksi katalitik homogen antara etilen dan klorin untuk membentuk etilen klorida
(EDC). Etilen dan klorin masuk ke reactor klorinasi yang beroperasi pada suhu
90oC dan tekanan 1,5 atam. Reaksi ini menggunakan katalis FeCl3 dan tergolong
ke dalam reaksi eksotermik. Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
C2H4 + Cl2  C2H4Cl2 ................................................................................(1.1)
C2H4Cl2  C2H3Cl + HCl...........................................................................(1.2)
FeCl3 merupakan katalis yang sangat selektif dan efisien untuk reaksi ini
dan banyak digunakan secara komersial. Setelah etilen diklorida didapat dari
reaksi klorinasi langsung tersebut maka selanjutnya perlu dilakukan proses
perengkahan atau pirolisis EDC agar didapat produk vinil klorida. Dikloroetana
hasil reactor klorinasi masuk ke reactor pirolisis berupa gas yang beroperasi pada
suhu 500oC dan tekanan 26 atm. Pada pirolisis ini 65% dikloroetana yang
dikonversikan ke vinil Klorida dengan hasil samping asam klorida (HCl).
Keluaran bahan kimia dari reaktor pirolisis yaitu aliran produk vinil
klorida, aliran umpan samping HCl, dan aliran umpan recycle 1,2 dichloroethane.
Proses separasi yang digunakan untuk memisahkan campuran ketiga bahan ini
adalah destilasi. Rancangan proses separasi dalam diagram alir menggunakan dua
menara destilasi yang disusun secara seri. Proses destilasi dipilih karena ketiga
bahan kimia memiliki perbedaan volatilitas yang cukup jauh.
Pabrik vinil klorida ini sangat bepotensi untuk dikembangkan untuk
menutupi kebutuhan impor di Indonesia. Diharapkan pendirian pabrik vinil
klorida ini dapat memenuhi kebutuhan vinil klorida di dalam negeri serta dapat

Laporan 3 2
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

menambah daya saing Indonesia dalam bidang industri kimia, serta untuk
membuka peluang lapangan kerja untuk masyarakat Indonesia.

Laporan 3 3
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

BAB II
DESKRIPSI PROSES

2.1 Tahap Penyiapan Umpan


Proses pembuatan Vinil Klorida menggunakan bahan baku berupa etilen dan
klorin dalam fasa cair untuk menghasilkan 1,2-dikloroetana yang kemudian
dipirolisis dan menghasilkan produk utama yaitu Vinil Klorida dan produk
samping yaitu asam klorida. Etilen diperoleh dari PT. Chandra Asri dan klorin
diperoleh dari PT. Sulfindo Adiusaha. Kedua bahan baku disimpan dalam tangki
penyimpanan dengan suhu 25℃ dan tekanan 1.5 atm. Sebelum diumpankan
kedalam reaktor, kedua bahan baku dicampurkan menjadi homogen menggunakan
mixer M-101. Setelah dicampurkan, umpan kemudian dipanaskan menggunakan
heater H-101 hingga mencapai suhu reaksi sebesar 90℃. Setelah dipanaskan,
bahan kemudian diumpankan ke reaktor R-101.

2.2 Tahap Reaksi


Pada reaktor R-101, reaksi yang terjadi menghasilkan 1,2-dikloroetana
dengan suhu operasi 90℃ dan tekanan 1.5 atm dan menggunakan katalis FeCl 3.
Konversi yang dihasilkan sebesar 97% dengan reaksi;
C 2 H 4 +Cl 2 → C 2 H 4 Cl 2..............................................................................(2.1)
Sebelum diumpankan ke evaporator, umpan dinaikkan tekanan nya terlebih
dahulu menjadi 25 atm menggunakan pompa P-101. Setelah dinaikkan
tekanannya, bahan dicampurkan dengan 1,2-dikloroetana hasil dari recycle
menggunakan mixer M-102 dan kemudian umpan dipanaskan hingga 242 ℃
menggunakan heater H-102. Setelah dipanaskan, bahan kemudian diumpankan ke
evaporator EV-101. Pada evaporator EV-101, hasil yang didapatkan merupakan
1,2-dikloroetana dengan fasa gas, sedangkan hasil samping yang merupakan sisa
produk yang tidak bereaksi dibuang sebagai limbah. Hasil dari evaporator
diumpankan ke pyrolysis furnance F-201.

Laporan 3 4
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

Pada pyrolysis furnance F-201, umpan dipanaskan hingga 500℃ yang


bertujuan untuk memecah 1,2-dikloroetana menjadi produk utama, yaitu vinil
klorida, dengan reaksi;
C 2 H 4 Cl 2 → C2 H 3 Cl + HCl........................................................................(2.2)
Selanjutnya produk dari pyrolysis furnance akan diturunkan suhunya hingga
170℃ menggunakan quench tank QT-201. Setelah didinginkan, umpan akan
diubah fasanya menjadi cair menggunakan kondensor CD-201 dengan bantuan
ammonia sebagai refrigerant dengan suhu operasi 6℃ dan tekanan 12 atm.
Selanjutnya produk keluaran kondensor akan dipisahkan melalui dua seri kolom
distilasi untuk memisahkan produk menjadi Vinil Klorida sebagai produk utama
dan Asam Klorida sebagai produk samping.

2.3 Tahap Pemisahan dan Pemurnian Produk


Proses pemisahan produk dibagi menjadi 2 hasil produk menggunakan dua
seri kolom distilasi C-201 dan C-202. Pada kolom distilasi C-201, hasil atas
berupa produk samping Asam Klorida yang kemudian disimpan ke dalam tangka
penyimpanan dengan suhu -26℃, sedangkan hasil bawah merupakan campuran
Vinil klorida dan 1,2-dikloroetana yang tidak ikut bereaksi yang akan dipisahkan
pada kolom distilasi C-202. Pada kolom distilasi C-202, hasil atas merupakan
produk Vinil Klorida yang merupakan produk utama dan akan di simpan dalam
tangka penyimpanan dengan suhu 33℃, sedangkan hasil bawah merupakan 1,2-
dikloroetana yang tidak ikut bereaksi dan akan di recycle ke mixer M-102.
Sebelum di recycle, umpan didinginkan hingga 90℃ menggunakan cooler CO-
202 dan selanjutnya akan dinaikkan tekanannya hingga 26 atm menggunakan
pompa P-201 dan akan diumpankan ke mixer M-102.

Laporan 3 5
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

BAB III
ASUMSI, PENDEKATAN, DAN JUSTIFIKASI DALAM
PENYUSUNAN DESAIN JARINGAN PENUKAR PANAS

3.1 Asumsi dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas


Utilitas yang tersedia digunakan sebagai pertimbangan dalam menetapkan
jumlah dan kapasitas alat penukar panas. Dalam pemanfaatan energi thermal yang
terbuang pada heat exchanger digunakan suatu teknologi yaitu pinch technology.
Pinch technology merupakan suatu metode yang didasarkan pada prinsip-prinsip
termodinamika untuk pemanfaatan energi thermal yang terbuang pada suatu
proses. Teknologi ini digunakan untuk merancang jaringan alat penukar panas
dengan mengintegrasikan hot stream dengan cold stream. Hal yang dicapai adalah
pemanfaatan panas yang ada di dalam aliran proses semaksimal mungkin atau
penggunaan energi semaksimal mungkin (Febriana dan Widodo).

3.2 Justifikasi dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas

Hal mendasar digunakannya pinch adalah pemanfaatan panas yang ada di


dalam aliran proses dapat dioptimalkan semaksimal mungkin atau juga
penggunaan energi seminimal mungkin dengan mengintegrasikan hot stream
dengan cold stream. Pada proses produksi vinil klorida, digunakan suhu pinch
pada perhitungan desain jaringan penukar panas ini 25ºC dikarenakan suhu
tersebut mencapai final pass = 0.
Perhitungan awal arus energi antara interval I, suhu tertinggi diasumsikan
bahwa tidak ada energi yang dialirkan dari aliran panas seperti stream, sehingga
Qstream = 0. Pada hukum kedua termodinamika yaitu tidak ada energi residual yang
bernilai negative dikarenakan panas tidak dapat mengalir dari suhu rendah ke suhu
tinggi.

3.3 Pendekatan dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas

3.3.1 Desain Heat Exchanger Network (HEN)

Laporan 3 6
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

Heat Exchanger Network (HEN) merupakan suatu cara pemanfaatan


energi yang efisien dalam suatu proses dengan pertukaran antara aliran panas
(sebagai sumber panas) dan aliran dingin (sebagai penyerap panas), sehingga
dapat menghemat penggunaan utilitas baik berupa steam maupun air pendingin,
dan biaya produksi dapat diminimalisasi. Sebelum mendesain HEN, terlebih
dahulu menghitung MER untuk menentukan utilitas panas dan dingin minimum
dalam jaringan.

3.3.2 Menentukan Target Maximum Energy Recovery (MER)


Perhitungan MER merupakan perhitungan untuk menentukan kebutuhan
utilitas minimum dalam suatu jaringan. Pada perhitungan MER ditentukan
kebutuhan utilitas panas minimum dan kebutuhan utilitas dingin minimum serta
temperatur pinch. Dalam menentukan MER terlebih dahulu ditentukan suhu pinch
dengan menggunakan metode temperatur interval. Metode temperatur interval
merupakan metode penentuan utilitas minimum pada perancangan HEN
berdasarkan interval suhu aliran dengan pendekatan suhu minimum dalam heat
exchanger. Algoritma perhitungan MER dengan metode interval suhu terdiri
sebagai berikut:
1. Menentukan interval suhu dengan menyesuaikan suhu aliran panas dan dingin.
Kurangkan suhu dengan ∆Tmin dan diurutkan suhu kembali dari yang terpanas.
2. Menghitung bagian neraca panas dengan formula sebagai berikut:
∆Hi = (Ti – Ti+1 × ∑CP hot - ∑CP cold............................................................(3.1)
3. Menghitung kaskade entalpi dengan menentukan lokasi pinch dan menghitung
target MER
Menentukan nilai MER target yang harus dipenuhi pada Heat Exchanger Network
(HEN) yaitu kebutuhan utilitas pada minimum QH min dan kebutuhan utilitas dingin
minimum QC min serta suhu pinch. Pada Ti disaat Ri = 0 merupakan Tpinch hot dan
Tpinch cold = ∆Hmin.

3.3.3 Desain Jaringan (Network Design)


Untuk merancang jaringan penukar panas (network design perancangan ini
digunakan pinch method. Pinch method merupakan suatu metodologi yang

Laporan 3 7
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

didasarkan pada prinsip–prinsip termodinamika untuk mengurangi pemakaian


energi pada suatu proses secara keseluruhan berdasarkan temperatur pinch.
Metode ini diperkenalkan oleh Linnhoff dan Hindmarsh (1983). Pinch memilah
persoalan jaringan penukar panas menjadi 2 bagian, yaitu penyerap panas diatas
pinch sedikitnya menggunakan 𝑄Hmin dan sumber panas, dibawah pinch,
sedikitnya menggunakan 𝑄Cmin. Adapun aturan aturan pinch sebagai berikut :
a. Jangan mempertukarkan panas melalui pinch
b. Jangan menggunakan utilitas pendingin di atas pinch
c. Jangan menggunakan utilitas pemanas dibawah pinch
Pada pinch, suhu aliran panas dan dingin dipisahkan oleh ∆𝑇min. Aliran
panas, memiliki laju aliran kapasitas panas Ch, suhu masuk aliran panas Th,i dan
suhu keluar aliran panas Th,o. Pada proses ini terjadi transfer panas Q ke aliran
dingin yang memiliki laju aliran kapasitas panas Cc, dan suhu masuk aliran dingin
Tc,i dan suhu keluar aliran dingin Tc,o.

Gambar 3.1 Keseimbangan Energi untuk Aliran Panas dan Dingin

ΔT1 merupakan perbedaan suhu antara suhu keluaran aliran panas dengan
suhu masuk aliran dingin. ΔT2 merupakan perbedaan suhu antara suhu masuk
aliran panas dengan suhu keluaran aliran dingin. Maka didapatkan persamaan
keseimbangan energi untuk aliran panas dan dingin:
Q
Q=C h ( T h ,i−T h ,o ) atau T h , i−T h ,o = .............................................................(3.1)
Ch
Q
Q=C c ( T c , o−T c ,i ) atau T c ,o −T c ,i = ..............................................................(3.2)
Cc
Ketika persamaan 3.1 dan 3.2 digabungkan maka membentuk persamaan:

Laporan 3 8
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

(1 1
)
( T h .i−T c ,o )−( T h ,o −T c, i )=Q C − C .............................................................(3.3)
h c

Atau
Q(C c −C h)
∆ T 2−∆T 1= ...................................................................................(3.4)
ChCc
Mengikuti pendekatan yang diperkenalkan oleh Linnhoff dan Hindmarsh (1983).
Ketika penukar panas diposisikan di atas sisi panas dari pinch yaitu ΔT1 = ∆𝑇min,
maka persamaan 3.4 menjadi:
Q(C c −C h)
∆ T 2=∆T min + .................................................................................(3.5)
C h Cc
Kemudian, untuk memastikan bahwa ΔT2 ≥ ∆𝑇min, sejak Q>0 dan laju aliran
kapasitas panas positif, berarti Cc ≥ Ch adalah kondisi yang diperlukan Jika dua
aliran dicocokkan pada pinch dengan Cc< Ch, penukaran panas tidak bisa
dilakukan karena ΔT2<ΔTmin. Ketika penukar panas diposisikan utilitas dingin
dibawah pinch, ΔT2 = ΔTmin, sehingga persamaan 3.5 menjadi:
Q(C c −C h)
∆ T 1=∆T min + .................................................................................(3.6)
C h Cc
Algoritma network design menggunakan pinch method yang terdapat
terdiri dari identifikasi stream matching pada hot side dan cold side, perhitungan
panas (Q) tiap unit heat exchanger, analisa panas (Q) heat exchanger dan analisa
kebutuhan utilitas panas 𝑄Hmin, kebutuhan utilitas dingin 𝑄Cmin dan ΔTmin. Berikut
algoritma network design menggunakan pinch method:
Langkah 1: Penargetan MER
Tentukan suhu pinch 𝑄Hmin dan 𝑄Cmin.
Langkah 2: Disain ujung panas (hot-end), mulai dari pinch: pasangkan penukar
panas menurut kendala CP. (Umumya dipakai CPHOT ≤ CPCOLD).
Membagi aliran menjadi dua bagian yaitu hot stream dan cold
stream. Kemudian mengidentifikasi aliran yang terdapat pada hot
stream dan cold stream. Aliran yang terdapat pada hot stream adalah
aliran yang suhunya lebih besar dari Tpinch.

Laporan 3 9
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

Langkah 3: Utilitas panas ditambahkan untuk memenuhi target suhu dingin


(hingga total 𝑄Hmin). Utilitas dingin adalah tidak digunakan pada sisi
panas dari pinch.
Langkah 4: Disain ujung dingin (cold-end), mulai dari pinch. Pasangkan penukar
panas menurut kendala CP (CPHOT ≥ CPCOLD). Aliran yang terdapat
pada cold stream adalah aliran yang suhunya lebih kecil dari Tpinch.
Langkah 5: Utilitas dingin ditambahkan untuk memenuhi target suhu dingin
(hingga total 𝑄Cmin). Utilitas dingin adalah tidak digunakan pada sisi
dingin dari pinch.
Setelah megetahui unit heat exchanger yang dihasilkan, langkah
selanjutnya adalah menghitung panas (Q) tiap unit heat exchanger. Perhitungan
panas (Q) tiap unit heat exchanger menggunakan persamaan (2) dan (3). Langkah
selanjutnya adalah menganlisa panas (Q) pada heat exchanger apakah sudah
mencapai panas (Q) tiap aliran pada hot stream dan cold stream. Apabila panas
(Q) heat exchanger sudah mencapai panas (Q) dari tiap aliran, maka proses
dilanjutkan ke proses selanjutnya. Apabila belum tercapai, maka ditambahkan
utilitas pada aliran tersebut yaitu penambahan cooler pada aliran panas dan
penambahan heater pada aliran dingin.
Selanjutnya analisa kebutuhan utilitas panas (𝑄𝐻), kebutuhan utilitas
dingin panas (𝑄𝐶) dan ΔT. Pada tahap ini, rancangan HEN yang dihasilkan
dianalisa apakah sudah mendekati nilai MER target. Apabila ΔT ≥ ΔTmin, 𝑄𝐶 ≥
𝑄Cmin, 𝑄𝐻 ≥ 𝑄Hmin maka perancangan HEN dapat diterima karena sintesis HEN
yang dihasilkan sudah mendekati nilai MER target dan proses selesai. Apabila ΔT
≥ ΔTmin, 𝑄𝐶 ≥ 𝑄Cmin, 𝑄𝐻 ≥ 𝑄Hmin tidak terpenuhi, maka proses kembali ke tahap
identifikasi stream matching, untuk diidentifikasi stream matching lainnya
sehingga didapat rancangan HEN yang mendekati nilai MER target.

Laporan 3 10
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

BAB IV
DESAIN JARINGAN PENUKAR PANAS

4.1 Heat Exchanger Network (HEN)


Heat Exchanger Network (HEN) atau jaringan penukar panas merupakan
diagram penyusunan alat penukar panas dengan tujuan untuk memanfaatkan
energi pada setiap aliran proses, sehingga menjadi lebih efisien. Metode yang
digunakan untuk mendesain jaringan penukar panas adalah temperature interval
method. Berdasarkan diagram alir proses pembuatan vinil klorida dari etilen
klorin, terdapat 1 aliran proses panas dan 2 aliran proses dingin.

Tabel 4.1 Data Aliran Proses Panas dan Dingin


Strea Ts
m (℃ ) Tt (℃) Q (kJ/jam)
H1 146 90 -571623
C1 25 90 1601103
C2 90 242 2671245
Satuan ΔH yang diinginkan adalah kW, sehingga dilakukan perhitungan
untuk mengkonversi kJ/jam dalam satuan kW dengan persamaan berikut :
1) Aliran H1
1
ΔH = -571623 kJ/jam x ( )
3600
= -158,784 kW
∆H
Cp =
T t −T s

−158,784 kW
=
(90−146)℃
= 2,83543 kW/°C

2) Aliran C1
1
ΔH = 1601103 kJ/jam x ( )
3600
= 444,7509 kW

Laporan 3 11
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

∆H
Cp =
T t −T s

444 , 7509 kW
=
(90−25)℃
= 6,8423213 kW/°C
3) Aliran C2
1
ΔH = 2671245 kJ/jam x ( )
3600
= 742,0125 kW
∆H
Cp =
T t −T s

742,0125 kW
=
(242−90)℃
= 4,8816612 kW/°C
Tabel 4.2 Data Aliran Panas dan Dingin Setelah Dikonversi
Strea (Tt-Ts)
m Ts (℃) Tt (℃) Q (Kj/jam) ∆H (kW) (℃) Cp (kW/℃)
H1 146 90 -571623 -158,784 -56 2,83543
C1 25 90 1601103 444,7509 65 6,8423213
C2 90 242 2671245 742,0125 152 4,8816612

4.2 Menentukan Kurva Komposit


Kurva komposit menampilkan kebutuhan pemanasan untuk aliran dingin
(cold utility) dan kebutuhan pendinginan untuk aliran panas (hot utility). Selain itu
kurva ini menampilkan kebutuhan panas yang digunakan untuk kedua jenis aliran
dan mendapatkan perbedaan suhu minimum (ΔTmin) diantara aliran panas dan
aliran dingin (Seider, dkk, 2017).

Laporan 3 12
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

Kurva Komposit
300
250

Temperatur (℃)
200
150
100
50
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Enthalpy (kW)

Cold Hot
Gambar 4.1 Kurva Komposit
4.3 Menentukan MER
Sebelum dilakukan penyusunan HEN, terlebih dahulu dilakukan penentuan
MER (Maximum Energy Recovery) agar jumlah energi yang digunakan dapat
diketahui, baik dalam aliran panas maupun aliran dingin. Penentuan MER
∆ T min
dilakukan dengan mengurangkan suhu aliran panas (H) dengan ( ¿ , dan
2
∆ T min
menaikkan suhu aliran dingin (C) dengan ( ¿ . Nilai ∆ Tmin = 10℃ .
2
Tabel 4.3 Data untuk Menentukan MER
Adjust Temperature
Stream Ts (℃) Tt (℃)
Ts* (℃) Tt* (℃)
H1 146 90 141 85
C1 25 90 30 95
C2 90 242 95 247

4.4 Menentukan Nilai ∆T dan ∆H


Untuk langkah ketiga setelah suhu panas dikurangi dengan ΔT, suhu
tersebut diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai terendah. Kemudian ditentukan
nilai interval suhu dengan persamaan :
Tinterval = Ti – Ti+1………………………………………………………………(4.1)
Sehingga diperoleh data Tinterval di dalam Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Data Tinterval
Urutan suhu Ti – Ti+1 Tinterval
247 247-141 106

Laporan 3 13
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

141 141-95 46
95 95-85 10
85 85-30 55
30 30-0 30

Setelah menentukan masing-masing nilai interval suhu maka selanjutnya


mencari keseimbangan entalpi untuk mengetahui setiap interval yang memiliki
salah satu net surplus atau defisit bersih panas. tetapi tidak pernah keduanya.
Berdasarkan gambar 4.2 keseimbangan entalpi dapat mudah dihitung dengan
persamaan :
∆Hi = (ΣCpH – ΣCpC) x ∆Ti ………………………………………………(4.2)
Tabel 4.5 Data Nilai Interval Suhu dan Entalpi

Berikut ini perhitungan nilai entalpi interval:


a) Interval 1 (247 - 141)℃
∆ H i =( ∑ Cphot −∑ Cpcold ) ×∆ T i
∆ H i =¿(0-4,88166) kW/℃ x (106)℃
∆ H i =¿ -517,4561 kW
b) Interval 2 (141-95)℃
∆ H i =( ∑ Cphot −∑ Cpcold ) ×∆ T i
∆ H i =¿ (-2,046231) kW/℃ x (46)℃
∆ H i =¿ -94,1266 kW
c) Interval 3 (95-85)℃
∆ H i =( ∑ Cphot −∑ Cpcold ) ×∆ T i
∆ H i =¿ (-4,006891) kW/℃ x (10)℃

Laporan 3 14
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

∆ H i =¿ -40,0689 kW
d) Interval 4 (85-30)℃
∆ H i =( ∑ Cphot −∑ Cpcold ) ×∆ T i
∆ H i =¿ (-6.842321) kW/℃ x (55)℃
∆ H i =¿ -327,327673 kW

4.5 Menentukan Suhu Pinch


Setelah nilai entalpi diperoleh, selanjutnya dilakukan penentuan suhu
pinch, nilai QH min, dan QC min dengan menggunakan diagram cascade.

Gambar 4.2 Cascade Diagram

Dari perhitungan menggunakan cascade diagram diperoleh suhu pinch untuk


HEN, sebagai berikut:
T pinch = 30 ℃
dan dengan,
QH min = 517,4561 kW
Qc min = 376,3277 kW

Laporan 3 15
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

4.6 Desain Heat Exchanger Network (HEN)


Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh HEN, sebagai
berikut.
Langkah 1 : Buat target MER

Gambar 4.3 Pembagian Hot Pinch dan Cold Pinch

Langkah 2 : Bagi aliran dengan suhu pinch, sehingga terdapat aliran kiri dan
aliran kanan pinch

Gambar 4.4 Pembagian Hot Pinch dan Cold Pinch


Langkah 3 : Untuk hot-site pada bagian Above Pinch berlaku syarat bahwa CPcold
≥ CPhot

Laporan 3 16
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

Gambar 4.5 Gride Above Pinch

Sehingga diperoleh,
e) Aliran 1 (146-90)℃
Q1 ¿ ( C p1 ) × (Ts - Tt)
Q1 ¿ (2,83543) kW/℃ x (146-90)℃
Q1 ¿ 158,784 kW
f) Aliran 2 (90-25)℃
Q2 ¿ ( C p2 ) × (Ts - Tt)
Q2 ¿ (6,8423213) kW/℃ x (90-25)℃
Q2 ¿ 444,751 kW
g) Aliran 3 (245-90)℃
Q3 ¿ ( C p3 ) × (Ts - Tt)
Q2 ¿ (4,8816612) kW/℃ x (245-90)℃
Q2 ¿ 742,013 kW
Suhu pada aliran 1 dan 3
Qc1 = Cp x (Ts – T)
158,784 = 4,8816612 x (90-T)
T = 122,527 ˚C

Langkah 4 : Untuk cold side pada bagian below pinch berlaku syarat bahwa
CPHot ≥ CPCold

Laporan 3 17
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

Desain HEN dengan syarat dimana Qc ≥ Qc min dan Q H ≥ Q H min. Berikut ini
desain Minimum Energy Network

Gambar 4.6 Minimum Energy Network

Laporan 3 18
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli
Pabrik Vinil Klorida dari Etilen dan Klorin
Kapasitas 51.000 ton/tahun 2021-1-6

DAFTAR PUSTAKA

Linhoff, B. dan Hinmarsh, E. 1983. The Pinch Design Method For Heat Exhanger
Network. Chemical Engineering Science 38(5) : 745-763.
Febriana, A. A., & Widodo, B. U. K. 2019. Optimasi Jaringan Heat Exchanger
Dengan Metode Pinch Technology Menggunakan Perangkat Lunak Aspen
Energy Analyzer V. 10 Pada Train F PT Badak NGL. Jurnal Teknik ITS.
8(1).
Seider, W. D., Lewin, D. R., Seader, J. D., Widagdo, S., Gani, R., & Ng, K. M.
2017. Product and Process Design Principles: Synthesis, Analysis and
Evaluation. Westford: Courier.

Laporan 3 19
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Oppi Mabela
Sherina Septiyani
Timothy Winston Maruli

Anda mungkin juga menyukai