Anda di halaman 1dari 28

PRA-RANCANGAN PABRIK

Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses


Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

LAPORAN III
Desain Jaringan Penukar Panas dan Massa

Pembimbing :
Hari Rionaldo, ST., MT.,C.EIA

Koordinator:
Muhammad Iwan Fermi, S.T., M.T.

Kelompok 2021-3-28
Semester Ganjil Tahun Akademik 2022/2023

Dewi Sutriani 1807125003


Mirani Ramadian Saputri 1807111733
Rezky Gustiara 1807111436

Program Studi Sarjana Teknik Kimia


Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Riau
2022
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

LEMBAR KONSULTASI
TUGAS PERANCANGAN PABRIK (TRP)
Semester Ganjil Tahun 2022/2023

Judul : Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan


Proses Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun
Laporan : (III) Desain Jaringan Penukar Panas dan Massa
Kelompok : 2021-3-28
1. Dewi Sutriani (1807125003)
2. Mirani Ramadian Saputri             (1807111733)
3. Rezky Gustiara         (1807111436)
Pembimbing : Hari Rionaldo, ST., MT.,C.EIA

Tanggal Materi Keterangan

Laporan 3 1
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

Laporan 3 2
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

LEMBAR PENGESAHAN
PRA-RANCANGAN PABRIK
Semester Ganjil Tahun 2022/2023

LAPORAN III
DESAIN JARINGAN PENUKAR PANAS DAN MASSA

Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses Klorinasi
Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

Kelompok 2021-3-28

Dewi Sutriani 1807125003


Mirani Ramadian Saputri 1807111733
Rezky Gustiara 1807111436

Catatan :

Pekanbaru, 29 Juni 2022


Disetujui
Pembimbing

Hari Rionaldo, ST., MT.,C.EIA

Laporan 3 ii
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

NIDK. 8843620016

Laporan 3 iii
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAT TABEL..................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Proses yang Digunakan....................................................................2
BAB II DESKRIPSI PROSES.............................................................................4
2.1 Proses Pembuatan Etilen Diklorida..................................................4
BAB III ASUMSI, JUSTIFIKASI, PENDEKATAN DALAM
PENYUSUNAN DESAIN JARINGAN PENUKAR PANAS...............6
3.1 Asumsi dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas............6
3.2 Justifikasi dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas........6
3.3 Pendekatan dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas.....6
3.3.1 Desain Heat Ecxchanger Network (HEN)......................................6
3.3.2 Menentukan Target Maximum Energy Recovery (MER)...............7
3.3.3 Desain Jaringan (Network Design).................................................7
3.4 Desain Mass Exchanger Network (MEN).....Error! Bookmark not
defined.
BAB IV HEAT EXCHANGER NETWORK....................................................12
4.1 Heat Exchanger Network (HEN)....................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
LAMPIRAN A PFD
LAMPIRAN B PFD DENGAN HEN

Laporan 3 iii

Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh


Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Data Aliran Proses Panas dan Dingin....................................................12

Laporan 3 iv

Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh


Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pembuatan EDC dengan
Proses Klorinasi Langsung...................................................................4
Gambar 3.1 Mekanisme Proses Transfer Panas Q ke Aliran Dingin.................... 9
Gambar 4.1 Maximum Energy Recovery (MER) Cascade Diagram................... 13
Gambar 4.2 Heat Exchanger Network (HEN)..................................................... 14

Laporan 3 v
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ethylene Dichloride (EDC) atau 1,2 dichloroethane dengan rumus kimia
C2H4Cl2 adalah cairan tidak berwarna yang berbau seperti kloroform. Etilen
diklorida larut dalam alkohol, kloroform, eter, asam, atau larutan kimia yang
reaktif dan pelarut paling umum (Abukasim et al., 2020). EDC pernah disebut
Dutch oil untuk menghormati ilmuwan Belanda yang pertama kali mensinstesis
senyawa EDC dari gas etilen dan klorin pada abad ke-18. Etilen diklorida atau
yang sering dikenal dengan EDC ini memiliki banyak manfaat di bidang industri.
EDC merupakan bahan penting dalam pemenuhan bahan manufaktur seperti
bahan baku dari vinyl chloride monomer (VCM) dan polyvinyl chloride (PVC).
EDC juga dapat digunakan sebagai bahan baku pada proses pembuatan etilen
diamina, perkloretilen, karbon tetra klorida, dan trikloroetilen. Selain itu, EDC
juga digunakan sebagai pelarut (solvent) dalam industri cat, minyak, lilin, coating
remover, dan juga merupakan bahan baku intermediet dalam proses pembuatan
berbagai zat-zat organik lainnya, seperti vinilidin klorida, metil kloroform, dan
etilamin (Syed dan Ray, 2014).
EDC disintesis melalui proses klorinasi langsung dengan menggunakan
bahan baku etilen dan klorin murni dengan katalis besi klorida (FeCl 3). FeCl3
menunjukkan selektivitas dan aktivitas reduksi yang lebih tinggi untuk
pembentukan EDC dibandingkan CrCl3. Katalis FeCl3 digunakan sebagai
promotor untuk meningkatkan laju reaksi, hasil dan kemurnian dari EDC. Selain
itu, katalis FeCl3 secara signifikan menekan pembentukan produk sampingan.
Kebutuhan akan etilen diklorida terus meningkat setiap tahunnya, sejalan dengan
peningkatan VCM dan PVC. Pemenuhan kebutuhan EDC di Indonesia dengan
diimpor beberapa negara seperti China, Amerika Serikat, Jerman, Korea dan
Qatar. Indonesia sudah mendirikan pabrik EDC yaitu PT. Asahimas Chemical,
berlokasi di Cilegon dengan kapasitas 644.000 ton/tahun dan PT. Sulfindo

Laporan 3 1
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

Adiusaha berlokasi di Serang dengan kapasitas 370.000 ton/tahun (ICIS, 2021).


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2021), untuk memenuhi kebutuhan
EDC, Indonesia masih mengimpor EDC sebanyak 1.637.000 ton dari berbagai
negara. Meningkatnya jumlah kegiatan penelitian di seluruh dunia merupakan
faktor utama yang mendorong pertumbuhan pasar etilen diklorida 2022-2028.
Pada bulan Agustus 2020, produsen resin termoplastik Braskem dan Chemestry
merupakan bisnis Calera Corp. Bergandengan tangan untuk membangun fasilitas
demonstrasi di Brazil, menggunakan teknologi e-Shuttle dari Chemestry untuk
menghasilkan EDC dengan kemurnian yang tinggi sekaligus menghasilkan
penghematan yang signifikan dalam hal biaya produksi dan konsumsi daya
dibandingkan teknik konvensional. Kegiatan tersebut dapat mengarah pada
peningkatan produk dan mengarah pada peningkatan produk dan menghadirkan
peluang pertumbuhan yang menguntungkan bagi produsen etilen diklorida selama
perkiraan waktu (Global Market Insight, 2020).

1.2 Proses yang Digunakan


Produksi Etilen diklorida secara konvensional dilakukan dengan proses
klorinasi langsung. Proses klorinasi langsung merupakan proses yang
menggunakan bahan baku berupa etilen dan klorin murni dengan katalis besi
klorida (FeCl3) untuk menghasilkan EDC dalam fase cair. Katalis FeCl3
digunakan sebagai promotor untuk meningkatkan laju reaksi, hasil dan kemurnian
dari EDC. Reaksi klorinasi langsung antara etilen dam klorin menghasilkan EDC,
trikloroetana (TCE), dan sedikit gas HCl serta sisa gas etilen yang tidak habis
bereaksi. Reaksi berlangsung di dalam reaktor fixed bed. Pada proses ini, reaksi
secara eksotermik dan dapat dilakukan pada suhu rendah dan suhu tinggi
(Abukasim et al., 2020).
Reaksi pembentukan EDC berlangsung didalam fixed bed reactor (R-101)
dengan menggunakan katalis FeCl3. Penggunaan katalis bertujuan untuk
mempercepat reaksi pembentukan EDC. Gas-gas dari unit persiapan bahan baku
dengan flow rate tertentu diumpankan ke dalam reaktor. Pada reaktor terjadi
reaksi antara etilen dan klorin untuk membentuk EDC. Reaksi klorinasi langsung

Laporan 3 2
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

antara etilen dam klorin menghasilkan EDC, TCE, dan sedikit gas HCl. Reaksi
yang terjadi di dalam reaktor berlangsung secara reaksi eksotermis. Berdasarkan
teori kesetimbangan, peningkatan suhu akan menyebabkan penurunan konversi.
Oleh karena itu, digunakan pendingin untuk mempertahankan suhu agar tetap
konstan. Reaktor dijalankan pada kondisi isotermal dengan koil pendingin. Gas
etilen dan klorin masing-masing dialirkan ke dalam reaktor yang telah berisi
katalis padat FeCl3. Hasil keluaran reaksi pada reaktor fixed bed berupa sisa etilen,
EDC, TCE, dan HCl pada suhu 90oC.
Dari berbagai proses pembuatan Etilen diklorid, dipilih proses klorinasi
langsung dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Bahan baku klorin lebih murah jika dibandingkan dengan hidrogen
klorida.
2. Proses ini direaksikan pada suhu 90oC fixed bed reactor.
3. Proses lebih mudah dan sederhana dibandingkan dengan proses lain.
4. Proses lebih cepat.
5. Fixed bed reactor lebih sederhana dan tidak ada masalah dalam
pemisahan katalis.
6. Perpindahan panas antara gas dan butir katalisator dengan dinding
katalisator sangat baik sehingga menyebabkan konversi lebih besar.
7. Selektivitas EDC 99%.
8. Pada proses ini memiliki kelebihan yaitu dihasilkan produk EDC dengan
kemurnian tinggi berkisar 99,94%.

Laporan 3 3
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

BAB II
DESKRIPSI PROSES

2.1 Proses Pembuatan Etilen Diklorida


Konsep dasar reaksi pembuatan EDC dengan bahan baku etilen dan klorin
merupakan reaksi klorinasi langsung. Pada proses ini digunakan bahan baku yaitu
etilen 98,5%, klorin murni, dan katalis FeCl 3. Berikut blok diagram dari proses
tersebut.

Gambar 2.2 Diagram Alir Proses Pembuatan EDC dengan Proses Klorinasi
Langsung

Tahap pertama adalah persiapan bahan baku bertujuan untuk menyiapkan


etilen dan klorin sebelum bereaksi didalam reaktor agar sesuai dengan kondisi
operasi reaktor. Baku yang digunakan adalah etilen dengan kemurnian 99,94%
dan klorin 99,99% (diasumsikan pengotor tidak bereaksi karena jumlahnya sangat
kecil dalam skala ppm). Etilen disimpan dalam fase gas di dalam tangki
penyimpanan pada suhu 26oC dan tekanan 8 atm. Sebelum diumpankan ke
reaktor, tekanan etilen diturunkan menjadi tekanan 1,5 atm. Lalu, etilen
dipanaskan untuk mencapai temperatur target 90 oC dengan tekanan 1,5 atm.
Klorin disimpan ditangki penyimpanan dalam gas pada suhu 26 oC dan tekanan 6
atm. Sebelum diumpankan ke reaktor (R-101), tekanan gas klorin diturunkan
hingga tekanan 1,5 atm. Kemudian klorin dipanaskan menggunakan untuk
mencapai temperatur target hingga 90 oC dengan tekanan 1,5 atm. Kemudian
etilen dan klorin siap diumpankan ke reaktor.
Reaksi pembentukan EDC berlangsung didalam reaktor fixed
bed (R-101) dengan menggunakan katalis FeCl3. Penggunaan katalis
bertujuan untuk mempercepat reaksi pembentukan EDC. Gas-gas dari

Laporan 3 4

Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh


Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

unit persiapan bahan baku dengan flow rate tertentu diumpankan ke


dalam reaktor. Pada reaktor terjadi reaksi antara etilen dan klorin
untuk membentuk EDC Reaksi yang terjadi yaitu
FeCl3
C2H4 + Cl2 C2H4Cl2 (∆ H = -180 kJ/mol)......(2.1)

C2H4Cl2 + 2Cl2 C2H3Cl3 + HCl


……………………….. (2.2)

Reaksi klorinasi langsung antara etilen dam klorin menghasilkan


EDC, TCE, dan sedikit gas HCl serta gas etilen sisa. Reaksi klorinasi
langsung secara eksotermis pada suhu 90oC dan tekanan 1,5 atm. Gas
etilen dan klorin masing-masing dialirkan ke dalam reaktor yang telah
berisi katalis padat FeCl3. Etilen dan klorin dalam fase gas
menghasilkan gelembung melalui cairan dan melepaskan panas reaksi
saat EDC diproduksi. Berdasarkan teori kesetimbangan, peningkatan
suhu akan menyebabkan penurunan konversi. Oleh karena itu
digunakan pendingin untuk mempertahankan suhu agar tetap konstan.
Reaktor dijalankan pada kondisi isotermal dengan koil pendingin.
Hasil keluaran reaksi pada reaktor (aliran 5) berupa EDC, TCE, HCl,
dan sisa gas lainnya pada suhu 90oC.
Hasil keluaran dari reaktor diturunkan tekanan dan suhu dari 1,5
atm menjadi 1,2 atm dan suhu 90oC menjadi 30oC. Selanjutya
dialirkan ke separator (S-101) untuk dipisahkan fase gas dan cair.
Hasil atas berupa gas yang akan dibuang karena jumlahnya kurang
dari 10% kemudian dialirkan menuju unit pengolahan limbah (UPL)
dan diproses lebih lanjut. Hasil bawah separator berfase cair dialirkan
ke menara distilasi (T-101). Sebelum dialirkan ke menara distilasi,
suhu dinaikkan dari 30oC menjadi 90oC dengan tekanan 1,1 atm. Pada
menara distilasi yang akan dipisahkan adalah campuran EDC dengan
kemurnian 99,94% dan TCE 0,06% dengan kondisi operasi bagian
atas yaitu suhu 83oC dan tekanan 1 atm. Hasil atas menara distilasi
mengandung EDC dikondensasikan di condenser (CD-101) kemudian
sebagian di reflux dan sebagian ditampung di reflux drum (RD-101)
Laporan 3 5

Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh


Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

untuk didinginkan dan disimpan didalam tangki penyimpanan. Hasil


bawah menara distilasi diuapkan di reboiler (RB-101). Uap di reflux
dan produk cair dilairkan menuju unit pengolahan limbah karena
jumlahnya kurang dari 10% maka hasil bawah tidak memenuhi syarat
untuk di-recyle. Process flow diagram (PFD) pabrik EDC dapat dilihat
pada Lampiran C.

Laporan 3 6

Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh


Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun
BAB III
ASUMSI, JUSTIFIKASI, PENDEKATAN DALAM
PENYUSUNAN DESAIN JARINGAN PENUKAR PANAS

3.1 Asumsi dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas


Utilitas yang tersedia digunakan sebagai pertimbangan dalam menetapkan
jumlah dan kapasitas alat penukar panas. Dalam pemanfaatan energi termal yang
terbuang pada alat penukar panas digunakan beda suhu pertukaran panas
minimum (ΔTmin) yaitu 10ºC. Perhitungan awal arus energi antara interval i, suhu
tertinggi diasumsikan bahwa tidak ada energi yang dialrkan dari aliran panas
seperti stream. Arus energi antara interval i harus memenuhi hukum
thermodinamika kedua yaitu tidak ada energi residual yang bernilai negatif.

3.2 Justifikasi dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas


Hal mendasar digunakannya prinsip pinch adalah pemanfaatan panas yang
ada didalam aliran proses dapat dioptimalkan semaksimal mungkin atau juga
penggunaan energi seminimal mungkin dengan mengintegrasikan hot stream
dengan cold stream. Dipilihkan suhu pinch pada perhitungan desain jaringan
penukar panas ini 40ºC dan 30ºC dikarenakan dari perhitungan yang didapat pada
suhu tersebutlah didapatkan hasil final pass = 0. Perhitungan awal arus energi
antara interval i, suhu tertinggi diasumsikan bahwa tidak ada energi yang dialirkan
dari aliran panas seperti stream, sehingga Qstream = 0. Hukum termodinamika
kedua yaitu tidak ada energi residual yang bernilai negatif dikarenakan panas
tidak dapat mengalir dari suhu rendah ke suhu tinggi.

3.3 Pendekatan dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas


3.3.1 Desain Heat Exchanger Network (HEN)
Tujuan utama dalam sintesis HEN adalah pemanfaatan energi yang efisien
dalam aliran proses panas untuk memanaskan proses pada aliran dingin. Dengan
begitu, sebelum mendesain HEN terlebih dahulu menghitung MER untuk
menentukan utilitas panas dan dingin minimum dalam jaringan.
Laporan 3 7
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun
3.3.2 Menentukan Target Maximum Energy Recovery (MER)
Pada perancangan jaringan sistem penukar panas diperlukan analisis beban
pemanasan dan beban pendinginan terhadap fluida dingin yang akan dipanaskan
dan fluida panas yang akan didinginkan. Utilitas yang tersedia digunakan sebagai
pertimbangan dalam menetapkan jumlah dan kapasitas alat penukar panas. Dalam
pemanfaatan energi termal yang terbuang pada heat exchanger digunakan suatu
teknologi yaitu pinch technology. Pinch technology merupakan suatu metode yang
didasarkan pada prinsip-prinsip termodinamika untuk pemanfaatan energi termal
yang terbuang pada suatu proses. Pinch technology digunakan untuk merancang
jaringan alat penukar panas dengan mengintegrasikan hot stream dengan cold
stream. Tujuan yang ingin dicapai adalah pemanfaatan panas yang ada di dalam
aliran proses semaksimal mungkin atau penggunaan energi seminimal mungkin.
Dalam menentukan MER terlebih dahulu ditentukan suhu pinch dengan
menggunakan metode interval suhu. Algoritma perhitungan MER dengan metode
interval suhu terdiri sebagai berikut :
1. Menentukan interval suhu dengan menyesuaikan suhu aliran panas dan
dingin. Kurangkan suhu dengan ∆Tmin dan diurutkan suhu kembali dari yang
terpanas.
2. Menghitung bagian neraca panas dengan formula sebagai berikut :
∆Hi = (Ti – Ti+1 ) x ∑CPhot - ∑CPcold ......................................... (3.1)
3. Menghitung kaskade entalpi dengan menentukan lokasi pinch dan
menghitung target MER
Menentukan nilai MER target yang harus dipenuhi pada Heat Exchanger
Network (HEN) yaitu kebutuhan utilitas padas minimum Q H min dan
kebutuhan utilitas dingin minimum Qc min serta suhu pinch. Pada Ti disaat Ri
= 0 merupakan T pinch hot dan T pinch cold = ∆Hmin.

3.3.3 Desain Jaringan (Network Design)


Titik pinch atau garis pinch membagi sistem menjadi dua bagian, bagian
atas pinch dan bagian bawah pinch. Pada setiap analisis pinch diperlukan prosedur
dan langkah pengerjaan yang berkesinambungan. Secara umum, tahap-tahap

Laporan 3 8
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun
analisis pinch adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi aliran pada proses
Aliran fluida didalam proses dibagi menjadi tiga yaitu aliran fluida panas
(hot stream), aliran fluida dingin (cold stream), dan aliran fluida utilitas.
2. Mengolah data-data termodinamika
Untuk analisis pinch, data-data termodinamika yang paling penting adalah
suhu fluida (T), entalpi (h) dan kapasitas aliran panas (CP).
3. Pemilihan beda suhu pertukaran panas minimum (ΔTmin) antara fluida panas
dan fluida dingin.
4. Pembuatan diagram cascade.
Diagram cascade menggunakan alokasi entalpi pada setiap aliran sehingga
menghasilkan kebutuhan utilitas panas atau utilitas dingin yang ada dalam
proses.
5. Pembuatan kurva composite dan grand composite.
Kurva composite adalah kurva antara suhu dengan entalpi. Kurva ini terdiri
dari suhu pada sumbu ordinat dan entalpi pada sumbu absis. Profil kurva ini
menggambarkan panas yang ada di dalam proses (Qh) dan panas yang
diperlukan pada proses (Qc). Kurva ini juga didapat suhu pinch yang
menunjukkan tidak adanya perpindahan panas dari fluida panas dengan
fluida dingin pada suhu fluida yang berhubungan. Untuk memahami prinsip
pinch itu sendiri, maka ada hal hal yang perlu diperhatikan yaitu pembagian
sistem oleh titik pinch, composite curve, dan jumlah minimum heat
exchanger.
Pada pinch, suhu aliran panas dan dingin dipisahkan oleh ∆ T min. Aliran
panas, memiliki laju aliran kapasitas panas Ch, suhu masuk aliran panas Th,i dan
suhu keluar aliran panas Th,o. Pada proses ini terjadi transfer panas Q ke aliran
dingin yang memiliki laju aliran kapasitas panas Cc, dan suhu masuk aliran dingin
Tc,i dan suhu keluar aliran dingin Tc,o.

Laporan 3 9
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

Gambar 3.1 Mekanisme Proses Transfer Panas Q ke Aliran Dingin


ΔT1 merupakan perbedaan suhu antara suhu keluaran aliran panas dengan suhu
masuk aliran dingin. ΔT2 merupakan perbedaan suhu antara suhu masuk aliran
panas dengan suhu keluaran aliran dingin. Maka didapatkan persamaan
keseimbangan energi untuk aliran panas dan dingin:

Q=C h ( T h ,i−T h ,0 ).....................................................................................(3.2)


Atau
Q
( T h ,i−T h , 0 )= C .......................................................................................(3.3)
h

Q=C c ( T c ,i −T c, 0 ).....................................................................................(3.4)

Atau
Q
( T c ,i−T c ,0 ) = C .......................................................................................(3.5)
c

Ketika persamaan 1 dan 2 digabungkan maka membentuk persamaan :


1 1
( T h ,i−T c ,0 ) −( T h ,0 −T c ,i ) =Q( C − C )....................................................(3.6)
h c

Atau
∆ T 2−∆T 1=Q ¿)......................................................................................(3.7)
Mengikuti pendekatan yang diperkenalkan oleh Linnhoff dan Hindmarsh (1983).
Ketika penukar panas diposisikan di atas sisi panas dari pinch yaitu ΔT1 =∆ T min,
dan Persamaan. 3 menjadi:
∆ T 2=∆T
min +¿
Q (C ¿ ¿c−C h)
¿¿ .........................................................................(3.8)
Ch Cc

Kemudian, untuk memastikan bahwa ΔT2 ≥ ∆ T min, sejak Q>0 dan laju aliran
kapasitas panas positif, berarti Cc ≥ Ch adalah kondisi yang diperlukan Jika dua
aliran dicocokkan pada pinch dengan Cc< Ch, penukaran panas tidak bisa
dilakukan karena ΔT2<ΔTmin. Ketika penukar panas diposisikan utilitas dingin

Laporan 3 10
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun
dibawah pinch, ΔT2 = ΔTmin, dan Persamaan.4 menjadi:
∆ T 1=∆T
min +¿
Q (C ¿ ¿c−C h)
¿¿ .........................................................................(3.9)
Ch Cc

Algoritma network design menggunakan pinch method yang terdapat terdiri


dari identifikasi stream matching pada hot side dan cold side, perhitungan panas
(Q) tiap unit heat exchanger, analisa panas (Q) heat exchanger dan analisa
kebutuhan utilitas panas Q Hmin ,kebutuhan utilitas dingin QCmin dan ΔTmin. Berikut
algoritma network design menggunakan pinch method.
Langkah 1: Penargetan MER
Tentukan suhu pinch, Q Hm∈¿¿ danQ Cmin.
Langkah 2: Desain ujung panas (hot-end), mulai dari pinch: pasangkan penukar
panas menurut kendala CP. (Umumya dipakai CPHOT ≤CPCOLD).
Membagi aliran menjadi dua bagian yaitu hot stream dan cold
stream. Kemudian mengidentifikasi aliran yang terdapat pada hot
stream dan cold stream. Aliran masuk terdapat pada hot stream
adalah aliran yang suhunya lebih besar dari Tpinch.
Langkah 3: Utilitas panas ditambahkan untuk memenuhi target suhu dingin
(hingga total Q Hmin). Utilitas pendingin tidak digunakan diatas pinch.
Langkah 4: Desain ujung dingin (cold-end), mulai dari pinch. Pasangkan penukar
panas menurut kendala CP (CPHOT ≥ CPCOLD). Aliran masuk yang
terdapat pada cold stream adalah aliran yang suhunya lebih kecil
dari Tpinch.
Langkah 5: Utilitas dingin ditambahkan untuk memenuhi target suhu dingin
(hingga totalQCmin). Utilitas pemanas tidak digunakan dibawah
pinch.
Setelah megetahui unit heat exchanger yang dihasilkan, langkah
selanjutnya adalah menghitung panas (Q) tiap unit heat exchanger. Perhitungan
panas (Q) tiap unit heat exchanger menggunakan persamaan (1) dan (2).
Langkah selanjutnya adalah menganlisa panas (Q) pada heat exchanger apakah
sudah mencapai panas (Q) tiap aliran pada hot stream dan cold stream. Apabila
panas (Q) heat exchanger sudah mencapai panas (Q) dari tiap aliran, maka
Laporan 3 11
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun
proses dilanjutkan ke proses selanjutnya. Apabila belum tercapai, maka
ditambahkan utilitas pada aliran tersebut yaitu penambahan cooler pada
aliran panas dan penambahan heater pada aliran dingin.
Selanjutnya analisa kebutuhan utilitas panas (Q H ), kebutuhan utilitas
dingin panas (QC ) dan ΔT. Pada tahap ini, rancangan HEN yang dihasilkan
dianalisa apakah sudah mendekati nilai MER target. Apabila ΔT ≥ΔTmin,
QC ≥QCmin , QH ≥Q Hminmaka perancangan HEN dapat diterima karena sintesis HEN
yang dihasilkan sudah mendekati nilai MER target dan proses selesai. Apabila ΔT
≥ΔTmin, QC ≥Q Cmin , QH ≥Q Hmin tidak terpenuhi, maka proses kembali ke tahap
identifikasi stream matching, untuk diidentifikasi stream matching lainnya
sehingga didapat rancangan HEN yang mendekati nilai MER target.

Laporan 3 12
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun
BAB IV
HEAT EXCHANGER NETWORK

4.1 Heat Exchanger Network (HEN)


Desain HEN bertujuan untuk memanfaatkan energi yang ada pada aliran
proses pembuatan EDC agar lebih efisien untuk diaplikasikan dalam memanaskan
proses pada aliran dingin. Berdasarkan process flow diagram pembuatan EDC
dari etilen dan klorin terdapat 3 aliran panas dan 3 aliran dingin.

Tabel 4.2 Data Aliran Proses Panas dan Dingin


Stream TS (◦C) Tt (◦C) dQ/dT (kJ/jam) ΔH (kW) C(kW/◦C)
H1 90 30 -1.209.271,27 -335,91 5,60
H2 40 26 -893.252,20 -248,13 17,72
H3 107 26 -262.499,88 -72,92 0,90
C1 26 90 1.620.950,12 450,26 7,04
C2 26 90 1.161.734,50 322,70 5,04
C3 26 87 4.107.290,35 1140,91 20,02

Pada pembuatan Desain jaringan penukar panas (HEN), Maximum Energy


Recovery (MER) perlu ditentukan terlebih dahulu. Penentuan MER ini bertujuan
untuk mengetahui besarnya utilitas minimum baik utilitas panas ataupun utilitas
dingin yang digunakan dalam jaringan. Penentuan MER ini dilakukan dengan
mengurangkan suhu pada aliran proses panas Ts dan Tt dengan ∆Tmin. Nilai ∆Tmin
yang digunakan adalah 10°C. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh suhu pinch
pada 30°C, QHmin = 1525,3 kW dan QCmin = 268,4 kW. MER dalam proses
pembuatan EDC dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Laporan 3 13
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun
Energy Flows Between Intervals
T ( C)
o
QH Initial pass Final pass
QHasumsi= 0 QHmin = 1525,3

97 ↓
6,3
90 ↓ 6,3 1531,6
-33,5
87 ↓ -27,2 1498,1
-218,4
80 ↓ -245,6 1279,6
-1279,7
30 ↓ -1525,3 0
48,6
26 ↓ -1476,8 48,6
145,3
20 ↓ -1331,4 193,9
74,5
16 ↓ -1256,9 268,4
Qc

QHmin = 1525,3 Kw
QCmin = 268,4 Kw
TPinch Hot = 40 °C
TPinch Cold = 30 °C
Gambar 4.3 Maximum Energy Recovery (MER) Cascade Diagram

Laporan 3 14
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun
Berdasarkan Gambar 4.1, diperoleh suhu pinch yang berfungsi dalam proses
desain HEN. Hasil analisa HEN harus sesuai dengan target yang dicari, yakni Q C
≥QC min, QH ≤ QH min, dan ΔT ≥ ΔTmin.

Gambar 4.4 Heat Exchanger Network (HEN)


Pada gambar diatas, jumlah QHmin= 1525,3 kW dan QCmin = 268,4 kW telah
sesuai dengan hasil perhitungan sebelumnya. Sehingga perancangan HEN dapat
diterima. Pada proses pembuatan EDC ini digunakan 4 heat exchanger, 3 heater,
dan 3 cooler. Rancangan HEN dapat dilihat pada flowsheet Lampiran B.

Laporan 3 15
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

DAFTAR PUSTAKA

Abukasim, S. M., Zuhria, F., & Saing, Z. (2020). A Pre-Designed Study of The
Ethylene Dichloride Plant from Ethylene and Chlorine with 40 , 000 tons /
year Capacity A Pre-Designed Study of The Ethylene Dichloride Plant from
Ethylene and Chlorine with 40, 000 tons / year Capacity. International
Journal of Advanced Science and Technology, 20(6): 7145 - 7152.
Badan Pusat Statistik. (2021). Data Ekspor dan Impor Etilen Diklorida dari
Tahun 2018 hingga 2021. Diakses pada 20 April 2022, dari
https://bps.co.od/exim
Febriana, A. A. dan Budi, U. K.W., (2019), Optimasi Jaringan Heat Exchanger
dengan Metode Pinch Technology Menggunakan Aspen Energy Analyzer
V.10 pada Train F PT Badak LNG Bontang, Jurnal Teknik ITS, 8(1): 6-12.
Linnhoff, B, dan Flower, J. R. 1978. Sintesis Jaringan Penukar Panas: II.
Generasi Evolusi Jaringan dengan Berbagai Kriteria Optimalitas. AICHE J.
24:642.
Linnhoff, B., dan Hindmarsh, E 1983. Metode Pinch Design untuk Jaringan
Penukar Panas. Ilmu Teknik Kimia. 38(5): 745-763.
ICIS. 2020. Ethylene Production Chemical Plant Capacity in the World. Diakses
pada 20 April 2022, dari www.icis.com
Market Insight. (2020). Diakses pada 18 April 2022, dari
https://www.gminsights.com/industry-analysis/ethylene-dichloride-market
Seider, W. D., Lewin, D.R., Seader, J. D., dan Widagdo, S. (2009). Product and
Process Design Principles. Westford: Courier.
Syed, I., dan Ray, S. D. (2014). Dichloroethane, 1,2-. Encyclopedia of
Toxicology: Third Edition, 2, 86–89.

Laporan 3
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

LAMPIRAN A
PFD
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun

LAMPIRAN B
PFD DENGAN HEN
Pabrik Etilen Diklorida dari Etilen dan Klorin dengan Proses 2021-3-28
Klorinasi Langsung Kapasitas 400.000 Ton/Tahun
Laporan 1 48
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Dewi Sutriani
Mirani Ramadian Saputri
Rezky Gustiara

Anda mungkin juga menyukai