SKRIPSI
Oleh :
WULANDARI
NPM : 1906200055
FAKULTAS iiHUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRAiUTARA
iiMEDAN ii
2023
2
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan kaidah dan metode penelitian ini dan penyusunan yang
telah ditetapkan keberhasilan penyususnan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
moral dan material serta bimbingan dan berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langusng yang paling utama saya ucapkan beribu terima kasih
kepada kedua orang tua saya yang telah mendukung moral dan material sehingga
semangat kuliah dan selesai pada saat yang diterapkan, selanjutnya pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tua saya yang paling saya cintai dan sayangi. Ayahnda OK Zainun dan
Ibunda saya Sarni yang telah memberikana kekuatan moralo dan psikis
kepada saya dalam menjalani pendidikan dan kehidupan dari masa kecil
hingga sekarang ini, Serta adik-adik saya yang saya sayangi Irnanda dan OK
Nazwa Fahlefi.
2. Bapak Dr. Agussani, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Sumatra Utara.
3. Bapak Dr. Faisal S.H. M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Muhmamadiyah Sumatra Utara
4. Bapak Faisal Riza S.H. M.H. selaku kepala bagian Hukum Pidana Fakultas
Hukum pada Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara
5. Ibu Dr. Nursariani Simatupang S.H. M.Hum. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi, yang telah banyak membantu dan membimbing memberi kritik dan
saran sehingga penulis bisa menyempurnakan skripsi ini serta meluangkan
i
waktunya disela kesibukan. Menjadi salah satu dari bimbinganmu merupakan
nikhmat yang sampai saat ini selalu saya syukurkan. Terimkasih kepada ibu
semoga jerih payahmu terbayarkan dan selalu dilimpahkan kesehatan aamiin.
6. Seluruh Dosen pengajar dan pegawai Fakultas Hukum Program S1
Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara yang telah membantu kami
mendapatkan informasi dan urusan kampus.
7. kepada Lemabga Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di
sumatra utara yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
Riset di PPA.
8. Teruntuk teman-teman saya terimakasih selalu memberikan motivasi
semanggat, dukungan kepada saya sehingga secara tidak langsung membantu
saya menyelesaikan skripsi ini Terimaksih Mia, Mutia, Shella, liza, Pira,
Tika, Sarah, Abangda Muhammad Irwanda Kalian orang-orang pilihan yang
berada di samping saya untuk menyelesaikan skripsi ini semoga sama-sama
dilancarkan sampai akhir perjuangan.
Akhir nya tiada gading yang tak retak, retak nya gading karna alami, tiada orang
tak bersalah, kecuali illahi robbi. Mohon maaf atas segala kesalahan selama ini,
begitu pun di sadari skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu, diharapkan ada
masukan yang membangun untuk kesempurnaan nya . Terimakasih semua, tiada
yang lain di ucapkan selain kata semoga sekiranya mendapat balasan dari Allah
SWT dan mudah-mudahan semua nya selalu dalam lindungan Allah SWT, Amin.
Sesungguhnya Allah mengetahui akan niat baik hamba-hambanya.
Wulandari
1906200055
ii
ABSTRAK
PERLINDUNGAN iHUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI iiKORBAN
PENELANTARAN YANG DI LAKUKAN OLEH ORANG TUA (Studi
Kasus Di Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan iiPerlindungan Anak Diii
iiSumatra Utara )
Wulandari
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK..................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................1
1. Rumusan masalah................................................................4
2. Faedah penelitian.................................................................5
B. Tujuan penelitian........................................................................5
C. Definisi Operasional..................................................................5
D. Keaslian Penelitian.....................................................................7
E. Metode Penelitian......................................................................8
1. Jenis dan pendekatan penelitian...........................................8
2. Sifat Penelitian.....................................................................9
3. Sumber data..........................................................................9
4. Alat pengumpul data............................................................10
5. Analisis data.........................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perlindungan Hukum.................................................................11
B. Anak...........................................................................................18
C. Korban........................................................................................22
D. Penelantaran Anak.....................................................................25
E. Orang Tua..................................................................................29
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Bentuk Penelantaran Anak Oleh Orang Tua..............................32
B. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Yang Diterlantarkan
Oleh Orang Tua..........................................................................46
C. Kendala PPA Dalam Memberikan Perlindungan Hukum
Terhadap Anak Yang Diterlantarkan.........................................63
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................68
iv
B. Saran ..........................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
belas) tahun.1
1
Y SANIA, Marsaid Pengertian Anak Dalam Kamus Umum Bahasa.
https://repository.radenfatah.ac.id Diakses pada tanggal 12 januari 2023, pukul 16.50
wib.
1
Perlindungan anak tidak akan pernah berhenti sepanjang sejarah
2
3
1945.
pembangunan bangsa dan negara. Dalam Pasal 2 ayat (3) dan (4)
2
Nashriana,2011, Perlindungan Hukum Pidana Anak Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo
Persada,Halaman.1
4
rumah pertama bagi anak, fakta yang terjadi penelantaran anak oleh
demikian ibu melaporkan perbuatan sang ayah, oleh pihak PPA agar
baik.4
3
Data kasus dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Di Sumatra Utara
4
Data kasus dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Di Sumatra Utara
6
1. Rumusan Masalah :
c. Apa saja yang menjadi kendala PPA dalam memberikan perlindungan hukum
2. Faedah Penelitian
a. Secara Teoritis
orang tua yang tidak bertanggung jawab atas kewajibanya sebagai orang tua,
b. Secara Praktis
B. Tujuan Penelitian
7
C. Defenisi Operasional
5
Ida Hanifah dkk,2018. Pedoman penulisan tugas akhir mahasiswa” Medan: Pustaka
Prima ,Halaman.17.
6
Rahman Amin,2021. Hukum Perlindungan Anak dan Perempuan Di Indonesia.
Yogyakarta: CV Budi Utama,Halaman. 150.
8
kehilangan nyawa7 Anak yang menjadi korban dalam penelitian ini berusia 1 –
14 Tahun.
3. Penelantaran anak adalah suatu bentuk pelecehan pada anak yang dilakukan
4. Orang Tua adalah orang yang mempunyai amanat dari Allah untuk mendidik
dengan penuh tanggung jawab atas perkembangan dan kemajuan anak dan
D. Keaslian Penelitian
penelantaran terhadap anak bukanlah hal yang baru didengar, Oleh karnanya,
menemukan penelitian yang sama dengan tema dan pokok bahasa yang penulis
7
N. Simatupang dan F. Faisal. 2017,Kriminologi. Medan: CV Pustaka Prima.
Halaman.137.
8
Pricilia Uty Vianti dkk, penerapan pasal 59 undang-undang nomor 35 tahun 2014 terhadap
anak sebagai korban perlakuan salah dan penelantaran.jurnal ilmu hukum Vol,1,N0 2, April
2021,Halaman,129.
9
Diana Novita dkk, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Perkembangan Anak Usia Dini
Di Desa Air Pinang Kecamatan Simeulue Timur, jurnal Pendidikan kewarganegaraan, Vol 1, No
1, 2016. Halaman 23.
9
berbagai situasi di daerah tersebut, seperti yang terjadi pada anak terlantar.
penelitian yang di kaji dalam permasalahan skripsi ini, untuk menggetahui dan
Universitas Institut Agama Islam Negeri Palopo, Tahun 2020 yang berjudul “
17 Tahun 2016)” Adapun penelitian yang dikaji dalam permasalahan skripsi ini,
untuk mengetahui sanksi pelaku penelantaran anak menurut hukum islam dan
E. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yuridis empiris yaitu penelitian hukum mengenai
2. Sifat Penelitian
mengenai apa dan bagaimana keberadaan norma hukum dan bekerjanya norma
3. Sumber Data
Sifat penelitian ini memiliki beberapa sumber data yaitu: data kewahyuan, data
10
Ida Hanifah,dkk,Op,Cit.Halaman,19.
11
Al;Maaidah Ayat 8.
Utara,
jurnal.11
hukum.
artikan
11
Ibid,.Halaman.21
12
5. Analisis Data
menjadi lebih mudah dimengerti dan berguna sebagai solusi bagi suatu
permasalahan penenelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perlindungan Hukum
Memelihara kelangsungan hidup anak adalah tanggung jawab orang tua, yang
perkawinan, menentukan bahwa orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-
anak yang belum dewasa sampai anak-anak yang bersangkutan dewasa atau dapat
kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani maupun sosial (Pasal 9 UU No, 4
pengajaran, dan kasih sayang oleh orang-orang dewasa terutama orang tua, agar
terhadap anak bertujuan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpatisipasi, secara optimal sesuai dengan
Tujuan dari perlindungan anak adalah untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak
12
Maidin Gultom,2008. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam System Peradilan Pidana
Anak Di Indonesia. Bandung: Refika Aditama.Halaman. 1.
13
Ariani dkk ,2021. Kekerasan dan Penelantaran pada anak,Malang: UB Press.Halaman.3.
14
Ibid,Halaman,4.
14
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan partisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
sejahtera15
Perlindungan anak diusahakan oleh setiap orang baik orang tua, keluarga
sesuai dengan kemampuanya dengan berbagai macam usaha dalam situasi dan
keresahan pada anak, karena perlindungan anak dilaksanakan dengan baik, anak
Konsepsi perlindungan anak meliputi ruang lingkup luas dalam arti bahwa
perlindungan anak tidak hanya mengena perlindungan atas semua hak serta
wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial, dan perlindungan anak juga
menyangkut generasi muda. Disepakati bahwa dalam situasi dan proses terhadap
15
Angger Sigit Pramukti,Fuady Primaharsya,2014. Sistem Peradilan Pidana Anak.
´Yogyakarta: Medpress,Halaman,10.
16
Maidina Gultom,Op.Cit.Halaman.46.
15
pertimbangan-pertimbangan.
a. Bahwa anak-anak harus dijunjung tinggi oleh setiap orang dengan tidak lupa
pada pasal 1 butir (2), yang menyatakan bahwa perlindungan anak adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat
mungkin, yakni sejak dari janin dalam kandungan sampai anak berumur 18
17
N.Simatupang dan F. Faisal.2018. Hukum Perlindungan Anak”Medan: Pustaka Prima,
Halaman.24
18
Ibid,Halaman.25
19
Mardi Candra.2018. Aspek Perlindungan Anak Indonesia analisis tentang perkawaninan di
bawah umur. Jakarta Timur: Kencana,Halaman,3.
16
1. Pasal 28B ayat (2) : setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
diskriminassi.
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum.
3. Pasal 28G ayat (1) : Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,
serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk
maka dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 34 telah di tegaskan bahwa
“ Fakir Miskin Dan Anak-Anak Telantar Dipelihara Oleh Negara”. Hal ini
nasional.23
22
N. Simatupang dan F.Faisal.Op Cit,Halaman.35
23
Wagiati Soetedjo2017. HUKUM Pidana Anak. Bandung: Refika Aditam,Halaman,49
18
berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak
dan zat adiktif lainya, anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan,
anak korban kekerasan fisik dan / atau mental, anak penyandang disabilitas,
kesejahteraan sosial
24
Ibid.,Halaman, 50
25
Ariani dkk, Op.Cit,Halaman,13.
19
Nasional
Dekonsentrasi
pembantuan
26
Departemen Sosial Anak, 2006.,Pedomoan Pelayanan Social Anak Terlantar Melalui
Pengembangan Usaha Ekonomi Keluarga, Perpustakaan: MUHAMMADIYAH SUM,
UTARA,Halaman.9.
20
B. Anak
dari hubungan biologis antara pria dan wanita. Ada juga yang
seorang yang masih di bawah usia tertentu dan belum dewasa serta
dalam hal tumbuh dan berkembang seorang anak. hak ini dijamin
27
Ibid.,Halaman,10.
28
Liza Agnesta Krisna,2018. .Hukum Perlindungan Anak. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Halaman,6.
29
Laurensius Arliman. Penelantaran Perlindungan Anak Oleh Orangtua Akibat Gaya Hidup
Modernisasi Yang Salah Arah. Jurnal Ilmu Hukum Vol. 22, No.1,2015.Halamanl.2
21
mengatakan orang belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur
21 tahun dan tidak lebih dahulu telah kawin. Jadi anak adalah setiap orang
yang belum berusia 21 tahun dan belum menikah. Seandainya seorang anak
yang disebut anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 ( dua
puluh satu) tahun dan belum pernah kawanin ( pasal 1 butir 2).
pengertian anak yaitu pasal 6 ayat (9)dan pasal 7 ayat (1). Pasal 6 ayat (2)
puluh satu) tahun harus mendapatkan izin dari orang tua. Pada Pasal 7 ayat
hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai 19 (sembilan belas) tahun
pidana anak. Dijelaskan dalam (Pasal 1 Ayat (3)) Anak adalah anak yang
telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas)
Hak Asasi Manusia. Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18
(delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam
yang tidak berdaya baik secara fisik, mental dan sosial sehingga
mempengaruhi.34
33
Maidin Gultom,Op.Cit Halaman,77.
34
Kresna Agung Yudhianto,Op.Cit,Halaman,.6.
24
betul pentingnya anak bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Jika
C. KORBAN
kehilangan nyawa.36
mental, dan/atau kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana.37
Korban sebagai pihak yang menderita akibat suatu tindak pidana, perlu mendapat
merujuk anak, anak korban, atau anak saksi ke instansi atau lembaga
35
Maidin Gultom,Op, Cit,Halaman,40.
36
N.Simatupan dan F.Faisal, 2017. Kriminoligi” Medan: Pustaka Prima,Halaman,137.
37
Loc.Cit.,
38
Anas Turmudzi ,dkk. 2021. Bunga Rampai Sikap Patriotik Dalam Perlindungan Korban
Kekerasan,Yogyakarta: Jejak Pusaka,Halaman,56.
25
tanpa laporan sosial dari pekerja sosial profesional, dapat langsung merujuk
tenaga kesejahteraan sosial, anak, anak korban, dan/atau anak saksi berhak
peraturan perundang-undangan.39
sistem pengamanan sangat ketat, bila ketahuan keluar akan disiksa seperti
39
N. Simatupang dan F. Faisal.Op.Cit,Halaman,158.
26
menggunakan bagian tubuh atau objek tertentu untuk mengontrol aksi orang
lain.
D. Penelantaran Anak
kekerasan yang bersifat psikis dan sosial (struktur) juga membawa dampak
buruk dan permanen terhadap anak. Seorang anak dikatakan terlantar bukan
41
N.Simatupang dan F. Faisal.Op.Cit,Halaman.67
42
Ibid.,Halaman.68
43
Maidin Gultom,2018. Perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Perempuan. Bandung: PT
Refika Aditama,Halaman.71.
28
karena ia sudah tidak memiliki salah satu orang tua atau keduanya,
bahwa: “ Anak terlantar adalah anak-anak yang karena suatu sebab tidak
sosial,45
1. Faktor Perceraian dan kehilangan orang tua menjadi salah satu faktor
terhadap anak-anak.
fisik. Saat dalam situasi sakit, mereka tidak dapat ke dokter atau rumah
sakit dan hanya dirawat oleh ibu/ ayah atau orang tua pengganti, bahkan
4. Faktor Pendidikan Masalah paling sering yang dialami oleh anak terlantar
eksklusif tidak terbatas pada keahlian intelektual, namun pula pada aspek
lain. Anak ambil merupakan anak yang haknya diahlihkan dari area
kewenangan keluarga orang berumur atau orang tua yang legal, ataupun
kesehatan sebab orang tuanya ataupun salah satu orang tuanya tidak sanggup
2002
salah lainya ( pasal 13) terdapat penambahan pasal 14 ayat (1) dan
bahwa setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri.49
49
Febrinansi Elsy Sengkandai,dkk, perlindungan hukum terhadap anak sebagai korban
penelantaran menurut undang-undang nomor 23 tahun 2002 jo undang-undang nomor 35 tahun
2014 tentang perlindungan anak. Jurnal Lex Crimen, Vol, X No,2, 2020,Halaman 54.
32
E. Orang Tua
yang sesuai dengan acuan nilai agama dan norma yang ada di
setiap sikap anak selalu menjadi bahan tinjauan setiap orang tua.
anak. Peran inilah yang membuat orang tua memiliki tangung jawab
sendiri.50
pentingnya bagi kemajuan sebuah bangsa oleh karena itu kita harus
50
Ani Siti Anisah. Pola asuh orang tua dan implikasinya terhadap pembentukan karakter
anak,Jurnal Pendidikan, Vol,05.No. 01.2011,Halaman.71.
51
Munirwan Umar” Peranan Orang Tua Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Anak”Jurnal
Ilmiah Edukasi, Vol 1,No 1,2015,Halaman,20.
34
perlindungan anak. 52
52
N. Simatupang dan F. Faisal. Op Cit.,Halaman.44.
35
BAB III
Bentuk penelantaran terhadap anak yang terjadi saat ini adalah anak yang
menjadi korban penelantaran secara fisik, nafkah, dan psikis yang di lakukan oleh
ayah kandungnya sendiri, anak yang seharunsya menjadi tanggung jawab seorang
ayah kini ayahnya tersebut lepas tanggungjawab begitu saja kepada anaknya.
Anak berhak untuk mendapatkan keadilan seperti anak-anak yang lainnya yang
bisa tumbuh kembang dengan baik. Menurut Konselor Hukum PPA Bapak
ini adalah orang tua yang kurangnya akan ilmu tentang perlindungan terhadap
Utara ini sebagian besar orang tua yang tidak bertanggungjawab atas anaknya,
serta orang tua yang belum siap secara mental untuk menjadi orang tua tetapi
pengertian anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun
termasuk anak yang masih dalam kandungan. Sedangkan dalam konvensi hak-hak
anak, anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun,
53
Hasil Wawancara terhadap, Konselor Hukum PPA, Muhammad Mitra Lubis,Pada Senin 12
juni 2023, Pukul 09.00 Wib, Di Kantor PPA Sumatra Utara.
54
Hasil Wawancara terhadap, Konselor Hukum PPA, Muhammad Mitra Lubis,Pada Senin 12
juni 2023, Pukul 09.08 Wib, Di Kantor PPA Sumatra Utara.
36
kecuali berdasarkan yang berlaku bagi anak tersebut ditentukan bahwa usia
Sementara itu, dalam UU N0. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan
belum menikah termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut
demi kepentingannya55
dapat disebut sebagai seorang anak. Batas usia anak ialah pengelompokan usia
maksimal sebagai wujud kemampuan anak dalam status hukum, sehingga anak
tersebut beralih status menjadi usia dewasa atau menjadi seorang subjek hukum
tindakanya.56
Anak merupakan anugrah dan karunia yang diberikan oleh Tuhan yang
dilindungi baik ketika anak masih berada dalam kandungan ibunya, saat
menjadi manusia yang kelahirannya. Anak yang baru lahir di dunia tentunya
merupakan individu yang tidak dapat melakukan atau berbuat sesuatu apapun
tanggungjawab orang tua atau keluarga yang merawat anak tersebut. Oleh karena
itu, orang tua, keluarga atau siapa pun juga yang diberikan hak untuk mengasuh
anak-anak, siutasi krisis ekonomi adalah awal mula dari timbulnya berbagai
singkat. Situasi krisis ekonomi bukan cuma melahirkan kondisi kemiskinan yang
mangkin parah, tetapi juga menyebabkan situasi menjadi 58 teramat sulit. Krisis
tetapi bagaimana pun krisis yang tak kunjung usai menyebabkan daya tahan,
ginal, khususnya bagi anak-anak yang sejak awal tergolong anak anak rawan.
komunitas, anak-anak sering kali menjadi korban pertama dan menderita, serta
pelayanan sosial yang terbaik bagi anak-anak. Akibat situsi krisis ekonomi yang
tak kunjung usai Pemerintah mau tidak mau memang harus menyisihkan anggaran
untuk membayar utang dan memperbaiki kinerja perekonomian jauh lebih banyak
57
Rahman Amin, 2021. Hukum perlindungan anak dan perempuan di Indonesia.
Yogyakarta: CV Budi Utama,Halaman, 148.
58
Bagong Suyanto,2010. Masalah Sosial Anak.jakarta: Prenadamedia Group.Halaman,3.
59
Ibid,Halaman,4.
38
penelantaran terhadap anak tinggi dan di tahun 2020 sampai 2021 mengalami
di sumatra utara. Anak yang tidak bisa membela dirinya harus menjadi korban
penelantaran yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri mau bagaimana pun anak
akan tetap memiliki hak untuk tumbuh kembang dengan baik. Penelantaran yang
dilakukan oleh orang tua ibu atau ayah kandung korban itu merupakan suatu
60
Bagong Suryono,2019. Sosiologi Anak, Jakarta: Prenadamedia Group,Halaman,185
61
Hasil Wawancara terhadap, Konselor Hukum PPA, Muhammad Mitra Lubis,Pada Senin 12
juni 2023, Pukul 09.21, Wib, Di Kantor PPA Sumatra Utara.
39
kembang dengan baik. Anak yang selalu mejadi korban penelantaran jarang sekali
karena mereka tidak memiliki hak bersuara atau kalaupun bersuara niscaya tak
akan pernah didengar publik. Tetapi, anak-anak yang bertahun-tahun hidup dalam
sebuah bayangan ingatan yang serba kelam. Sejarah telah membuktikan, anak-
anak yang selalu menjadi korban tindak kekerasan, maka ketika dewasa mereka
justru akan berubah menjadi pelaku tindak kekerasan itu sendiri. Dan yang
dan menanam sebuah investasi buruk yang tidak mustahil hasilnya akan kita petik
ش الَّ ِذي َْن لَ ْو َت َر ُك ْوا مِنْ َخ ْلف ِِه ْم ُذرِّ ي ًَّة ضِ ٰع ًفا َخافُ ْوا َعلَي ِْه ۖ ْم َف ْل َي َّتقُوا هّٰللا َ َو ْل َيقُ ْولُ ْوا َق ْواًل َس ِدي ًْدا
َ َو ْل َي ْخ
kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.
62
Faisal Riza, Fauzi Anshari Sibarani,2021. Prinsip The Best Interest Of The Child Dalam
Proses Peradilan Anak. Medan: UMSU Press.Halaman 33.
63
Bagong Suyanto Op.Cit.,Halaman,7.
40
Dari isi surah An-Nisa Ayat 9 diatas menjelaskan hendaklah kita sebagai
umat manusia yang sudah diberikan kepercayaan oleh Allah SWT terhadap
Selain dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 9 dalam hadist juga ada menjelaskan
Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (keberanan) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih indah dekat kepada
takwa dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah maha mengetahui apa
terhadap anak. Islam memiliki standar yang mutlak dengan penggabungan norma
dasar ilahi dengan prinsip dasar insani. Syariat islam merupakan pola yang luas
tentang tingkah laku manusia yang berakal dan otoritas kehendak Allah SWT
yang tertinggi, sehingga garis pemisah antara hukum dan moralitas sama sekali
41
tidak bisa ditarik secara jelas seperti pada masyarakat barat pada umumnya.
tidak diberi makan dan minum saja sudah dilarang dalam islam. 64 Apalagi
manusia yang sudah jelas lebih mulia diciptkan oleh Allah SWT dengan anugrah
Anak merupakan amanah dari Allah SWT kepada setiap orang tua. Anak
adalah aset bangsa, dan penerus cita-cita bangsa. Maka dari itu, kelangsungan
hidup justu bangsa dan negara bergantung pada kualitas anak yang terdidik dan
masalah dan tantangan yang sulit dihindarkan. Tidak jarang kita jumpai adanya
Peran orangtua dalam kehidupan anak sangat penting, kewajiban orang tua
pertumbuhan anak, tidak ada anak yang terlahir tanpa orang tua, melainkan anak
yang memang tidak diurus atau bisa dikatan anak yang diterlantrakan, orang tua
yang lari dari tanggung jawabnya untuk membesarkan anak, seorang anak sangat
membutuhkan sosok orang tua yang akan membesarkan dan memenuhi hak-
haknya, tanpa orang tua anak tidak akan bisa hidup dengan layaknya seperti anak-
anak lain pada umumnya yang orang tuanya memberikan hak dan memenuhi
kewajibanya terhadap anaknya, berbeda kepada anak yang tidak mendapatkan hak
tersebut.
salah satu orang tua atau keduanya. Anak terlantar adalah anak-anak yang karena
suatu sebab tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan wajar, baik rohani,
anak tumbuh berkembang secara wajar, hak anak untuk memperoleh pendidikan
yang layak, dan hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan memadai tidak
mampuan, atau karena kesengajaan. Bicara tentang anak terlantar dapat ditemukan
aturan dari Pasal 34 ayat (1), UUD 1945 disebutkan bahwasanya :” fakir miskin
Ada beberapa kasus yang di tangani PPA dari tahun 2019 - 2023 mencapai
Anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhanya secara wajar, baik
66
Amanda Tihka Santriati,Perlindungan Hak Pendidikan Anak Terlantar Menurut Undang-
Undang Perlindungan Anak”Jurnal Pendidikan,Vol,1.No,1,2020,Halaman.4.
67
Hasil Wawancara terhadap, Konselor Hukum PPA, Muhammad Mitra Lubis,Pada Senin 12
juni 2023, Pukul 09.15 Wib, Di Kantor PPA Sumatra Utara.
68
Bagong Suyanto Op.Cit.,Halaman,122
43
anak dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku
melaksanakanya.69
Penyebab orang tua tidak perduli terhadap anak bukan karena seorang
anak yang tidak menuruti perintah orang tuanya, akan tetapi orang tua yang tidak
Anak sering menjadi objek kekerasan fisik di rumah, terutama di saat anak
ditetapkan oleh orang tuanya. Selain itu kekerasan fisik pada anak juga dilakukan
oleh orang tua dengan alasan kesal dan emosi pada anak. Orang tua yang
69
Brandom Mamengko, Pemberlakuan sanksi pidana terhadap perbuatan penelantaran anak
di Indonesia, Jurnal Lex Crimen. Vol,VIII, No.4.2019,Halaman.107.
70
Hasil Wawancara terhadap, Konselor Hukum PPA, Muhammad Mitra Lubis,Pada Senin 12
juni 2023, Pukul 09.23 Wib, Di Kantor PPA Sumatra Utara.
44
seharusnya memberikan perhatian dan kasih sayang yang baik untuk masa depan
anak.71
perhatian yang tidak memadai, baik fisik, emosi maupun sosila, Bentuk-bentuk
yang sesuai padahal anak tidak dapat berprestasi secara optimal, lama-
3)Penelantaran secara emosi dapat terjadi misalnya ketika orang tua tidak
menyadari kehadiran anak ketika ribut dengan pasanganya, atau orang tua
memberikan perilakuan dan kasih sayang yang berbeda di antara anak anaknya.
4)Penelantaran fasilitas medis, hal ini terjadi ketika orang tua gagal menyediakan
fasilitas kesehatan untuk anak padahal finansial memadai, misalnya ketika anak
dalam keluarga yang banyak, misalnya karena orang tua kecanduan obat-obatan
terlarang permasalahan ekonomi keluarga yang sulit, orang tua tunggal, dan lain-
pertanggungjawaban pidana bagi anak, baik anak yang ditelantarkan atau anak
adalah anak yang karena sesuatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibanya
sehingga kebutuhan anak tidak dipenuhi ssecara wajar baik rohani, jasmani
Secara instrumental, tolak ukur untuk menentukan kriteria anak terlantar yang
terkesan lebih banyak bersifat fisik. Hal ini tercermin dari kritaria anak terlantar
sebagai berikut :
a) Tidak/belum pernah sekolah atau tidak sekolah lagi dan tidak tamat
c) Makan lauk pauk berprotein tinggi ( nabati atau hewani) : nabati kurang dari
4 kali, hewani kurang dari 2 kali atau kombinasi 4,2 dalam seminggu.
72
Febriani Lolita Sjamsuddi,Dkk,Penegakan Hukum Terhadap Penelantaran Anak Yang
Dilakukan Oleh Orang Tua.Jurnal Lex Crimen.Vol,x.No 2.2021,Halaman.232
73
Dapartemen social Ri,2006, Modul Pelayanan Social Anak Terlantar Luar Panti,
Perpustakaan,MUHAMMADIYAH SUM,UTARA,Halaman.20
46
Dari tolak ukur dimaksud, jika anak yang hanya memenuhi 2 kriteria
mampuan atau kesengsengajaan dari orang tua. Penelantaran juga dapat berupa
pendiaman dan pembahayaan. Para orang tua sebagian besar menganggap bahwa
merupakan hal yang berwenang karena dengan alasan itu masalah keluarga.
Padahal ini sangat berdampak buruk terhadap kehidupan anak kelak dikemudian
1) Penelantaran fisik
makanan yang sehat,75 aman, dan bergizi, tidak memberikan pakaian yang
kalajengking, semut, dll) dan anak dibiarkan dirumah sendiri tanpa ada
2) Penelantaran mental
Dapat terjadi jika orang tua tidak memberikan kasih sayang, pendidikan,
74
Ibid.,Halaman.21
75
Muhammad Noer Brian.2019. Sesi Pengembangan Keluarga Pada Pendamping Program
Keluarga Harapan. Jawa tengah: Lakeisha.Halaman 113
47
perhatian kepada anak dll. Begitu pula jika anak tidak di dengar
3) Penelantaran spiritual
Dapat terjadi jika orang orang tua tidak melakukan kewajibann dan
4) Sibuk
Tidak ada waktu atau apapun penyebabnya. Sehingga anak tidak pernah
5) Penelantaran sosial
hubungan dengan orang lain atau sosial seperti ditinggal pergi, ditinggal
a. Putus sekolah
b. Kurang gizi
d. Susah bergaul
Faktor ini lebih berupa faktor psikologis atau kejiwaan individu. Faktor yang
muncul dari dalam diri individu, karena tekanan yang mengganggu kondisi
masalah dari hasil perbuatan melahirkan anak diluar nikah merupakan suatu
aib
dan perempuan dan pastinya menjalinkan hubungan diluar syariat. Hal ini
3) Faktor ekonomi
4) Faktor teknologi
77
Lisa Novita dan Adi Hermansyah. Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak
Pidana Penelantaran Anak. Jurnal Hukum Pidana. Vol 2 No 3 2018.Halaman 484
49
remaja yang mana keadaan orang tua yang tidak harmonis yang membuat
kesenangan diluar untuk merasa senang dan melupakan hal yang terjadi
dikeluarganya.78
Tua
2002 telah direvisi dengan UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
78
Ibid.Halaman 485.
79
N.Simatupang, dan F. faisal. Kebijakan nonpenal dalam rangka Upaya preventif anak
sebagai korban kekerasan fisik dan psikis di sekolah. Jurnal Ilmiah Kebijan Hukum, Vol 15 No 2
2021.Halaman 288.
50
kelalaian besar (biasanya oleh orang tua anak) yang dapat mengancam integritas
dimasa depaan. Pembingkaian perlindungan anak saat ini masih terfokus pada
perlindungan anak, dan tidak memiliki fokus yang jelas pada permasalahan
perlindungan anak dan layanan bantuan lainya untuk anak-anak dan keluarga
perlindungan anak, dan juga dianggap sebagai faktor risiko pelecehan dan
penelantaran anak.80
Pada praktiknya, akan menjadi hal yang sulit untuk membuat batasan
kesejahteraan pada perlindungan anak. Pada tataran empiris, kita dapat melihat
perlindungan anak yang mengintervensi suatu keluarga, bukan karena ada bukti
bahwa orang secara aktif melakukan kekerasan pada anak dan merampas hak
berhubungan dengan perlindungan hak anak. Orang tua harus secara aktif
80
Rima Yuwana dkk, 2021. Hak Anak. Depok: PT Rajagrafindo persada,Halaman,6.
81
Loc.Cit.,
51
anak membawa akibat hukum, baik dalam kaitannya dengan hukum tertulis
maupun hukum tidak tertulis. Perlindungan anak tidak boleh dilakukan secara
anak itu sendiri, sehingga, usaha perlindungan yang dilakukan tidak berakibat
bermanfaat. Hal itu mencerminkan suatau usaha yang efektif dan efesien. Usaha
Aspek hukum perlindungan anak harus lebih dipustkan kepada hak-hak anak
yang diatur hukum dan bukan mengenai kewajiban karena mengingat secara
Perlindungan anak diusahakan oleh setiap orang baik orang tua, keluarga,
82
Kresna Agung Yudhianto. Op Cit.,Halaman.21.
83
Ibid.,Halaman. 22.
52
anak.84
1945, antara lain Pasal 28B ayat (2) menyatakan bahwa setiap anak berhak atas
dari kekerasan dan diskriminasi. Pasal 28D ayat (1) bahwa setiap orang berhak
atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kapastian hukum yang adil serta
menyatakan bahwa setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua,
keluarga, masyarakat dan negara di mana hak anak adalah hak asasi manusia dan
untuk kepentingannya hak anak diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak
dalam kandunga. 86
keadilan secara fisik dan rohaninya, salah satunya adalah anak yang
diterlantarkan oleh kedua orang tuanya, anak yang tidak mendapatkan hak-hak
yang seharusnya ia dapatkan sebagai anak. Disini PPA berperan penting dalam
orang tuanya, PPA selalu mendampingkan dan melindungi korban dalam situasi
selama proses kasus tersebut berjalan hingga selesai. Cara PPA menyelesaikan
tersebut.
2) Setelah diterima laporanya oleh PPA maka akan ditindak lanjuti oleh
pihak PPA dengan cara memanggil atau mengirimkan surat yang berisi
kronologis atau dasar hukum yang diterima oleh PPA. Ditujukan untuk
PPA.
hasil mediasi kesepakatan dan perjanjian tersebut, dan apabila tidak ada
titik temu atau bisa dikatakan mediasi gagal maka mediator akan
54
membuat laporan mediasi gagal dan kasus tersebut akan ditindak lanjuti
indonesia.87
Hukum di Indonesia ini sangat membantu pihak PPA dalam menyelesaikan kasus
anak yang dapat memudahkan PPA untuk memberikan hak-hak anak yang
dangan UU No 39 Tahun 1999 Tentang HAM yang diatur dalam beberapa pasal
sebagai berikut: 89
Pasal 52: 1. Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga
2. Hak anak adalah hak asasi manusia dan untuk kepentingannya hak
anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam
87
Hasil Wawancara terhadap, Konselor Hukum PPA, Muhammad Mitra Lubis,Pada Senin 12
juni 2023, Pukul 09.30. Wib, Di Kantor PPA Sumatra Utara.
88
Hasil Wawancara terhadap, Konselor Hukum PPA, Muhammad Mitra Lubis,Pada Senin 12
juni 2023, Pukul 09.40. Wib, Di Kantor PPA Sumatra Utara.
89
Hasil Wawancara terhadap, Konselor Hukum PPA, Muhammad Mitra Lubis,Pada Senin 12
juni 2023, Pukul 10.00. Wib, Di Kantor PPA Sumatra Utara.
55
kandungan90
Pasal 53: 1. Setiap anak sejak dalam kandungan berhak untuk hidup,
2. Setiap anak sejak kelahirannya berhak atas suatu nama dan status
kewarganegaraan.
Pasal 54: Setiap anak yang cacat fisik dan/atau mental berhak memperoleh
Pasal 55: Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan
Pasal 56: 1.Setiap anak berhak untuk mengetahui siapa orangtuanya, dibesarkan,
ini, maka abak tersebut boleh diasuh atau diangkat sebagai anak oleh
Pasal 57: 1.Setiap anak berhak untuk dibesarkan, dipelihara dirawat,dan dibimbing
kehidupannya oleh orang tua atau walinya sampai dewasa sesuai dengan
90
Hanny Nurawny, Tianti Kirana Utami. 2021. Hukum Pidana Dan HAM Perlindungsn
Hukum Terhadap Anak Dan Perempuan. Depok: PT Rajagrafindo Persada,Halaman 47
56
2.Setiap anak berhak untuk mendapatkan orang tua angkat atau wali berdasarkan
putusan pengadilan apabila kedua orang tua telah meninggal sebagai orang
tua
3.Orangtua angkat atau wali sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus
Pasal 58 1. Setiap anak berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari segala
pelecehan seksual selama dalam pengasuhan orang tua atau walinya, atau pihak
2.Dalam hal orang tua, wali, atau pengasuh anak melakukan segala bentuk
Pasal 59:
1) Setiap anak berhak untuk tidak dipisahkan dari orangtuanya secara bertentangan
dengan kehendak anak sendiri, kecuali jika ada alasan dan aturan hukum yang
sah yang menunnjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik
bagi anak.
2) Dalam keadaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), hak anak untuk tetap
bertemu langsung dan berhubungan pribadi secara tetap dengan orang tuanya
Pasal 61: Setiap anak berhak untuk beristirhat, bergaul dengan anak yang sebaya,
Pasal 62: Setiap anak berhak untuk memperoleh pelayanan kesejahteraan dan
jaminan sosial secara layak, sesuai dengan kebutuhan fisik dan mental
spritualnya.
Pasal 66: 1.Setiap anak berhak untuk tidak sasaran dijadikan penganiayaan,
2.Hukuman mati atau hukuman seumur hidup tidak dapat dijatuhkan untuk pelaku
3. Setiap anak berhak utnuk tidak dirampas kebebasannya secara melawan hukum
4.Penangkapan, penahanan atau pidana penjara anak hanya boleh dilakukan sesuai
dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilaksanakan sebagai upaya
terkahir.
sesuai dengan usianya dan harus dipisahkan dari orang dewasa, kecuali demi
kepentingannya.93
6.Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak memperoleh bantuan hukum atau
bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku
7.Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk membela diri dan
menjadi korban penelantaran yang dilakukan oleh orang tuanya mendapatkan hak
a. Hak-hak anak yang diatur dalam UU Nomor 35 Tahun 2014 Tentang perubahan
(pasal 4)
2. Anak memiliki hak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
kewarganegraan (pasal 5)
3. Setiap Anak memiliki hak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan
dibesarkan dan diasuh oleh orangtuanya sendiri. Dalam hal karena suatu
sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau anak
dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat
sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan
jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spritual, dan sosial
(pasal 8)
59
dengan minat dan bakatnya, khususnya bagi anak yang menyandang cacat
(pasal 9)
waktu luang, bergaul dengan anak sebaya, bermain, berekreasi dan berkreasi
( pasal 12)
10. Setiap anak memiliki hak mendapatkan perlindungan dari segala macam
bentuk perlakuan yang bersifat eksploitasi baik secara ekonomi, fisik atau
95
Ratri Novita Erdianti,2020. Hukum Perlindungan Anak Di Indonesia, Malang: UUMM
Press,Halaman.28.
60
11. Pengasuhan terhadap anak harus dilakukan oleh orang tua, kecuali jika ada
alasan dan/atau hukum yang sah menunjukan bahwa pemisahan itu demi
terdapat pemisahan maka anak tetap memiliki hak untuk bertemu langsung
tumbuh kembang dari orang tua dan memperoleh biaya hidup dari kedua
12. Setiap anak memiliki hak untuk dilindungi dari segala bentuk
13. Anak memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dari segala bentuk
hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukuman yang berlaku dan hanya
14. Setiap anak yang telah dirampas kemerdekaanya memiliki hak untuk
terpisah dari orang dewasa. Selain itu juga memperoleh bantuan hukum atau
61
anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang
17)
15. Anak sebagi korban atau pelaku tindak pidana memiliki hak untuk
mengatur tentang perlindungan anak bisa membantu PPA dengan mudah untuk
96
Ibid.,Halaman.29
97
Ibid.,Halaman.30
98
Aryo Fadlian Pertanggungjawaban Pidana Dalam Suatu Kerangka Teoritis, Jurnal
Hukum. Vol.5, No.2, 2020.Halaman.13.
62
Undang Hukum Pidana ( KUHP ) yang berasal dari zaman pemerintah penjajahan
berkaitan dengan waktu dan tempat perbuatan pidana dilakukan. Berlakunya suatu
hukum pidana menurut waktu menyangkut penerapan hukum pidana dari segi lain.
Hukum pidana itu bukanlah merupakan suatu hukum yang mengandung norma-
Penelantaran anak bukan hanya merugikan si anak saja, tetapi orang tua
juga harus menanggung resiko atas perbuatan yang dilakukan yaitu hukuman yang
sesuai dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Kasus tentang
peraturan yang ada delum memadai serta belum memberikan efek jera kepada
99
Ibid.,Halaman.12.
100
Esterina Fransi Rompas, Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran
Anak Menurut UU, No 23 Tahaun 2002 Jo UU RI No. 35 Tahun
2014 Tentang Perlindungan Anak, jurnal lex administratum,Vol, V.No 2. 2017,Halaman,143.
63
1. Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana
dari perlakuan
a. Diskriminasi
c. Penelantaran
e. Ketidakadilan dan
2. Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk
pemberatan hukuman.
101
Iman Hakmad. Sanksi Pidana Penelantaran Anak Di Indonesia. Jurnal kajian sosial dan
hukum islam.Vol 2 No 2 2021.Halaman 152.
64
undang bahwa perlindungan khusus bagi anak korban perlakuan salah dan
menyuruh melibatkan anak dalam situasi perlakuan salah dan penelantran sebagai
dilakukan sesaat setelah anak tersebut dilahirkan oleh ibu kandunganya seperti
yang ada dalam Pasal 305 KUHP: barang siapa menaruhkan anak yang dibawah
umur 7 tahun disuatu tempat supaya dipungut oleh orang lain,atau dengan
maka anak tersebut wajib dipelihara oleh negara sebagaimana dalam undang-
undang 1945 pasal 34: fakir dan miskin serta anak-anak terlantar dipelihara oleh
negara
Maka dalam hal ini tidak hanya orang tua yang harus memenuhi hak-hak
anak tetapi negara ikut juga beranggungjawab dalam hal pemenuhan hak-hak
mengenai sanksi pabila melakukan penelantaran anak. Namun negara juga ikut
102
Ibid.,Halaman 153
65
Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum,
larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu bagi barang
siapa yang melanggar larangan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan
pidana adalah perbuatan oleh suatu aturan hukum dilarang dan diancamn pidana,
asal saja dalam pada itu diingat bahwa larangan ditujukan kepada perbuatan (yaitu
suatu keadaan atau kejadian yang ditimbulkan oleh kelakuan orang), sedangkan
Perbuatan pidana semata menunjuk pada perbuatan baik secara aktif maupun
secara pasif, sedangkan apakah pelaku ketika melakukan perbuatan pidana patut
Tindakan Pinada yang diterima oleh orang tua yang sudah melakukan
telah mengatur perlindungan anak di Indonesia, bagi orang tua yang dengan
103
Ibid.,Halaman.154
104
Brandon Memengko,Op Cit.,Halaman.110
105
Hasil Wawancara terhadap, Konselor Hukum PPA, Muhammad Mitra Lubis,Pada Senin 12
juni 2023, Pukul 10.10 Wib, Di Kantor PPA Sumatra Utara.
66
2002 Tentang perlindungan anak. Pasal 76B. Setiap orang dilarang menempatkan,
dan penelantaran. Pasal 77B. Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 76B, dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun
Tahun 1997 tentang pengadilan anak (PA) dengan UU No 11 Tahun 2012 tentang
anak (SPPA) dengan No 3 Tahun 1997 tentang pengadilan anak (PA) maka UU
pengadilan anak hanya melindungi anak sebagai korban dan tidak sebagai pelaku,
komprehensip. Oleh karena itu didalam undang-undang ini (SPPA) seluruh aparat
putusan pidana
koraban penelantaran ada juga beberapa Kendala yang didapat oleh PPA dalam
yaitu:
perlindungan dari orang tuanya, akibat faktor ekonomi orang tua yang lebih
menjadi terhambat.
3. Kemudian yang menjadi kendala orang tua yang menjadi pelapor bahkan
menjadi pelaku tindak pidana penelantaran tersebut hal-hal seperti ini la yang
korban.
serta pelapor dan terlapor yang memiliki jarah yang jauh sehingga susah
untuk di jangkau
membuat anak menjadi korban penelantaran oleh orang tua tidak pernah usai
tua,109
pertemuan terhadap pelaku akibat jarak pelapor dan terlapor jauh, maka mediasi
sulit untuk di lakukan serta memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan
untuk peduli dan berperan serta dalam mengentaskan anak-anak terlantar sesuai
pelindung, maka porsi tanggungjawab pemerintah tentu jauh lebih besar dan jauh
4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak mengatur mengenai hak-hak anak yang
penelantran PPA memberikan yang disebut denagn selter (Rumah aman bagi
korban anak yang mengalami kekerasan) karena anak yang menjadi korban
mental dan fisik. Maka selam 14 hari korban akan berada di rumah aman tersebut
selamat proses perkara berlangsung atau bisa juga PPA memberikan perlindugan
2013.Halaman.120
112
Ibid.,Halaman.124.
70
melalui panti-panti untuk memberikan rasa aman terhadap korban serta upaya
untuk melakukan diskusi dengan pihak pelapor ibu/ayah atau keluarga yang akan
memberikan perlindugan selama proses hukum berjalan, atau juga biasanya pihak
seharusnya di berikan oleh orang tua terhadap anaknya adalah, memberikan kasih
sayang dan perhatian agar tumbuh kembang anak baik, menjaga gizi anak serta
memberikan Pendidikan yang baik untuk anak dikarnakan anak adalah generasi
113
Hasil Wawancara terhadap, Konselor Hukum PPA, Muhammad Mitra Lubis,Pada Senin 12
juni 2023, Pukul 10.30. Wib, Di Kantor PPA Sumatra Utara.
114
Hasil Wawancara terhadap, Konselor Hukum PPA, Muhammad Mitra Lubis,Pada Senin 12
juni 2023, Pukul 10.35. Wib, Di Kantor PPA Sumatra Utara.
BAB IV
A. Kesimpulan
Berdasrkan uraian dari hasil penelitian dalam skripsi ini dapat diambil
kepada anak dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang
berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian, orang tersebut wajib
Lubis tentang penelantaran anak khususnya di Sumatra Utara ini adalah orang
tua yang kurangnya akan ilmu tentang perlindungan terhadap anak yang
dapat di Pidanakan
Aspek hukum perlindungan anak harus lebih dipustkan kepada hak-hak anak
yang diatur hukum dan bukan mengenai kewajiban karena mengingat secara
salah dan penelantaran. Pasal 77B. Setiap orang yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 76B, dipidana dengan penjara paling lama
rupiah).
koraban penelantaran ada juga beberapa Kendala yang didapat oleh PPA
anak yaitu:
perlindungan dari orang tuanya, akibat faktor ekonomi orang tua yang
3) Kemudian yang menjadi kendala orang tua yang menjadi pelapor bahkan
terhadap korban.
serta pelapor dan terlapor yang memiliki jarah yang jauh sehingga susah
73
untuk di jangkau
B. Saran
di sumatra utara (PPA) selaku yang menangani kasus ini secara langsung,
dan taqwa kepada anak korban penelantaran agar lebih terjamin pneidikan
kedepanya.
sendiri.
penerapan secara khusus untuk korban penelantaran anak oleh orang tua
A. Buku
Press.
Anas Turmudzi dkk, 2021. Bunga rampai sikap patriotik dalam perlindungan
Sinar Gravika.
Rajagrafindo Persada.
Ida Hanifa dkk, 2018. Pedoman Penulis Tugas Akhir Mahasiswa, Medan:
Pustaka Prima.
Utama.
Grafindo Persaba.
76
Pustaka Prima.
PT RajaGrafindo Persada.
B. Peraturan Undang-Undang
C. Jurnal
Ani Siti Anisah. Pola Asuh Orang Tua Dan Implikasinya Terhadap
No. 1. 2020
2019.
Diana Novita dkk. Peran orang tua dalam meningkatkan perkembangan anak
usia dini di desa air pinang kecamatan simeulue timur. Jurnal Pendidikan
Berbasis Hukum Positif Dan Islam. Jurnal Kajian Hukum Islam. Vol 1
No 2. 2016
jenis kekerasan dalam rumah tangga. Jurnal Dinamika Hukum. Vol. 21.
No. 1. 2018.
yang dilakukan oleh orang tua. Jurnal Lex Crimen Vol. X No. 2. 2021.
gaya hidup modernisasi yang salah arah. Jurnal Ilmu Hukum. Vol. 22.
No. 1. 2015.
Lisa Novita dan Adi Hermansyah. Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku
2018.
Munirwan Umar. Peran orang tua dalam peningkatan prestasi belajar anak.
D. Internet
E. Wawancara
Hukum PPA.
80
Gambar 1.
Gambar 2