Anda di halaman 1dari 45

KARYA TULIS ILMIYYAH SANTRI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SYARAT

KELULUSAN MUALLIMIEN

“PENTINGNYA BADAN SEHAT DAN BUGAR DI USIA MUDA”

DISUSUN OLEH

ZAKY AL-KHAIRY ISMAIL

MUALLIMIEN PERSIS AL MUNAWAROH

PLERED – PURWAKARTA

2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

“PENTINGNYA BADAN SEHAT DAN BUGAR DI USIA MUDA”

Telah disetujui dan dimunaqosyahkan pada:

Hari/tgl :

Waktu :

Mengetahui

Mudir Mu’allimien Pembimbing

Diki Zulkarnaen, S.Pd Diki Zulkarnaen, S.Pd


NIAT : 01.05.32095.076 NIAT : 01.05.32095.076

Ketua PC Persis Plered Mudir ‘Am

H. Abdul Hamid Romady Alfan, S.Pd


NIAT : 01.05.22969.076
NIAT : 01.05.34768.076
MOTTO

"Jangan biarkan kemarin menghentikan hari ini"


ABSTRAK

Setiap remaja memiliki lingkungan yang berbeda-beda serta latar belakang ekonomi
yang berbeda-beda, baik dari pergaulan, keluarga, pendidikan, dan seterusnya.
Pergaulan yang salah menjadi salah satu penyebab terjadinya kenakalan remaja.
Apalagi di zaman sekarang ini dengan alasan modernisasi para remaja ingin mencoba
sesuatu yang seharusnya tak pantas dikerjakan. Misalnya penggunaan obat terlarang
seperti narkoba, minum-minuman keras, pergaulan bebas, dan sebagainya. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ametode deskriptif, yaitu penelitian yang
diarahkan untuk memberikan gejala gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian, secara
sisematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau sampel tertentu. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa gaya hidup menyimpang yang dilakukan remaja
karena ekonomi, pendidikan, pengaruh lingkungan, beban pikiran dan untuk
kesenanagan.
ABSTRACT

Every teenager has a different environment as well as a different economic

background, both from association, family, education, and so on. Wrong association

is one of the causes of juvenile delinquency. Especially in this day and age, with the

reason of modernization, teenagers want to try something that shouldn't be worth

doing. For example, the use of illegal drugs such as drugs, drinking, promiscuity, and

so on. The method used in this research is descriptive method, namely research that is

directed to provide symptoms, facts, or events, systematically and accurately,

regarding the characteristics of a particular population or sample. The results of this

study indicate that the deviant lifestyle carried out by adolescents is due to

economics, education, environmental influences, burden of mind and for pleasure.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang membuka
penglihatan dan pendengaran, dengan rahmat dan hidayah-Nya. Aku bersaksi tiada
tuhan selain Allah SWT, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad Saw adalah
utusan-Nya. Ucap syukur yang tak terhingga penulis panjatkan yang karena
keridhoannya penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
‘’pentingnya badan sehat dan bugar di usia muda.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan dan
semangat dari orang-orang terdekat sehingga penulis mampu menyelesaikan karya
tulis ini. Ada banyak orang yang berperan dalam pembuatan karya tulis ini, di
antaranya:
1. Kepada bapak ku Ismail Akhsyari, ku persembahkan tulisan ini untukmu. Terima
kasih atas segala yang kau berikan, terima kasih atas segala apa yang telah kau
korbankan, tanpa kehadiranmu, penulis tidak akan bisa seperti ini, terima kasih
banyak atas semua yang telah kau beri padaku, cinta dan kasihmu akan ku ingat
selalu.
2. Kepada ibuku Sadiyatul Hasanah, ku persembahkan tulisan ini untukmu. Kau
adalah sosok ibu yang hebat yang bisa ku jadikan teladan dalam kehidupan.
Terima kasih banyak atas segala yang telah kau berikan, Terima kasih atas segala
motivasi yang telah kau ucapkan, Terima kasih atas apa yang telah kau
korbankan, kau adalah sosok ibu yang luar biasa yang bisa kujadikan inspirasi
dalam kehidupanku, Terima kasih atas jasa-jasa mu, terima kasih atas cinta dan
kasihmu yang telah kau berikan kepadaku, tanpamu penulis tidak akan bisa
seperti ini.
3. Kepada keempat adik tercintaku yaitu Samy Daffa Ayassi, Ghazi Alkhalifi, Inara
Ghaziya Zahira dan Rafasya terima kasih atas dukungan dan semangat yang telah
kalian beri selama ini. terima kasih telah menjadikan hidup-hidup penulis menjadi
lebih berwarna, terima kasih atas apa yang telah kalian berikan kepadaku, dan
maaf penulis belum bisa menjadi kakak yang terbaik seperti yang kalian inginkan.
4. Kepada Ustadz Romady Alfan, mudirul 'am sekaligus ketua pondok pesantren
persatuan islam no. 36 plered, terima kasih atas ilmu yang telah kau berikan,
semoga di kehidupan nanti penulis bisa mengamalkan ilmu yang telah kau
berikan
5. Kepada Ustadz Diki Zulkarnaen, mudir muallimin pesantren persatuan islam
no.36 plered, terima kasih atas bimbingan dan nasihat-nasihat nya selama ini, dan
terima kasih telah menyayangi kami dengan sepenuh hati
6. Kepada pembimbing karya tulis ini Ustadz Diki Zulkarnaen, terima kasih telah
membimbing penulis dengan begitu sabar dan ikhlas, terima kasih telah memberi
arahan kepada penulis dalam mengerjakan karya tulis ini.
7. Kepada Ustadzah Geugeu Maryati selaku wali kelas 12, terima kasih telah
menjadi ibu yang selalu mengingatkan kami, terima kasih telah memberikan ilmu
begitu banyak kepada kami, terima kasih atas apa yang telah kau berikan selama
ini.
8. Kepada Ustadzah Helia Hermina dan ustadz Isep Suprapto, terima kasih telah
memberi kami arahan dan bimbingan nya selama mengerjakan karya tulis ini.
9. Kepada seluruh dewan Asatid ppi 36 plered, terima kasih atas semua ilmu yang
telah kalian berikan selama ini, terima kasih atas apa yang telah kalian berikan
selama ini.
10. Kepada ke tiga sahabatku Ahmad Fauzan Zaelani, Muhammad Ridho Izzatul
Muttaqien dan Abdul Muhaimin Husni Al-marogi , terima kasih atas semua yang
telah kalian berikan selama ini, terima kasih telah menemaniku sampai saat ini,
terima kasih juga atas dukungan dan semangat kalian selama ini, semoga kita bisa
bersahabat hingga akhirat nanti. Dan terakhir penulis ucapkan banyak terima
kasih kepada seluruh teman sekelasku yang sudah mewarnai hidupku dengan
segala lelucon-lelucon yang kalian perbuat, terima kasih juga karena telah
menjadi teman yang saling menguatkan.
Plered, 17 Januari 2024

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................i

MOTTO..............................................................................................................ii

ABSTRAK.........................................................................................................iii

ABSTRACT.......................................................................................................iv

KATA PENGANTAR........................................................................................v

DAFTAR ISI...................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................3

C. Tujuan Masalah......................................................................................................3

D. Manfaat Penelitian.................................................................................................3

BAB II KERANGKA TEORITIK DAN KAJIAN PUSTAKA......................4

A. PERGAULAN BEBAS................................................................................................4

1. Pengertian Pergaulan Bebas..............................................................................4

2. Bentuk Bentuk Pergaulan Bebas.......................................................................5

3. Faktor Faktor Pergaulan Bebas ..........................................................................6


B. REMAJA................................................................................................................20

1. Pengertian Remaja..........................................................................................20

2. Ciri Masa Remaja.............................................................................................21

3. Perkembangan Remaja...................................................................................24

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................25

A. CIRI-CIRI METODE DESKRIPTIF..............................................................................25

B. JENIS PENELITIAN DESKRIPTIF YANG DIGUNAKAN...............................................26

C. KRITERIA POKOK METODE DESKRIPTIF.................................................................26

1. Kriteria umum Penelitan Metode Deskriptif....................................................26

2. Kriteria khusus Penelitan Metode Deskriptif...................................................27

D. LANGKAH-LANGKAH UMUM DALAM METODE DESKRIPTIF.................................27

BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................29

A. Akhlak Islami Tiang Utama Pemecahan Problematika Remaja.............................29

1. Problematika Pendidikan Akhlak.....................................................................29

2. Problematika Akhlak Remaja...........................................................................31

B. Upaya Pemecahan dan Penanggulangan Kenakalan Remaja...............................31

Pengertian Preventif............................................................................................33

Pengertian represif..............................................................................................34

Pengertian Represif..............................................................................................35

Pengertian kuratif................................................................................................36

C. Bimbingan dan Fungsi Agama Terhadap pemecahan kenakalan Remaja.............37

BAB V PENUTUP............................................................................................43

A. Kesimpulan...........................................................................................................43

B. Saran....................................................................................................................44
BIOGRAFI PENULIS.....................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................47
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan


perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun
intelektual. World Health Organizanon (WHO), remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut peraturan Menteri
kesehatan Republik Indonesia Nomor 2005 tahun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun sedangkan menurut Badan
kependudukan dan keluarga berencana (BKKBN) rentang usia remaja
adalah 10-24 tahun dan belum menikah (Kemenkes RI. 2014).
Kebutuhan sehat jauh lebih berharga, karena dengan memiliki
kesehatan kita dapat memiliki harapan. Dengan hal ini nikmat sehat tidak
dapat diperoleh dengan mudah begitu saja, melainkan harus diusahakan,
karena Allah Swt yang telah menitipkannya kepada kita, maka kita harus
berusaha untuk menjaga dan memelihara dengan memperbaiki bagaimana
pola perilaku hidup bersih dan sehat yang harus kita terapkan didalam
kehidupan kita terlebih di lingkungan keluarga di rumah.
Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh di usia muda sangat
penting untuk mencegah berbagai penyakit dan memperpanjang umur.
menjaga kebugaran tubuh dapat meningkatkan status kesehatan dan
menurunkan risiko sejumlah penyakit, seperti diabetes tipe 2,
hipertensi, dan kolesterol tinggi. Olahraga teratur dan makanan sehat
dapat membantu meningkatkan massa otot dan tulang, sehingga risiko
Anda mengalami kehilangan massa otot dan tulang keropos di usia tua
bisa menurun. Selain itu, memiliki tubuh yang bugar juga dapat
meningkatkan kualitas tidur, mengurangi tingkat stres, dan
meningkatkan kesehatan mental.
Pada usia muda, pemeliharaan badan sehat dan bugar memiliki peran
penting dalam membangun fondasi kehidupan yang produktif dan
berkualitas. Dalam konteks ini, pemahaman terhadap pentingnya badan
sehat di usia muda menjadi suatu hal yang esensial untuk menjaga
kesejahteraan dan menghindari potensi masalah kesehatan di masa
mendatang.
Olahraga merupakan aktivitas fisik yang baik bagi kesehatan
tubuh, membantu merangsang otot-otot dan bagian tubuh lainnya untuk
bergerak terutama jika dilakukan secara rutin karena dengan
berolahraga tubuh kita menjadi sehat dan bugar. Menurut Kemdikbud
(2017) berolahraga artinya melakukan gerak badan.
Seperti mesin yang jika tidak digunakan atau digerakkan dalam
jangka waktu lama perlahan-lahan bagiannya akan rusak karena tidak
terlatih untuk terus bergerak dan bekerja, tubuh pun akan bermasalah
dan tidak sehat jika kurang gerak. Dengan berolahraga, metabolisme
tubuh akan optimal dan otak sebagai pusat saraf akan bekerja menjadi
lebih
baik, melatih otot-otot sehingga tidak kaku dan peredaran darah
juga sirkulasi oksigen dalam tubuh menjadi lancar. Selain itu olahraga
juga merupakan salah satu komponen utama gaya hidup sehat
bersamaan dengan pola makan sehat dan penghindaran zat lain yang
berbahaya bagi kesehatan.
Aktivitas fisik seperti jalan cepat, jogging atau lari-lari kecil,
menaiki tangga, bersepeda, futsal, berenang, dan senam juga termasuk
olahraga. Hasil studi Canadian Health Measures Survey (dikutip dari
Anna, 2013) menunjukkan bahwa orang yang berolahraga selama total
150 menit setiap minggunya adalah yang paling sehat dengan intensitas
2 olahraga sedang hingga berat. Menurut Ian Janssen dari
School of Kinesiology and Health Study dari Queens University,
Kanada (dikutip dari Widiyani, 2013), berolahraga sebanyak dua
sampai tiga kali seminggu boleh saja, tetapi berolahraga dalam waktu
yang singkat asal rutin akan lebih baik karena akan lebih membantu
mencapai tujuan kebugaran seperti ingin mengikuti perlombaan
olahraga atau menurunkan berat badan.
Kondisi fisik yang sehat dan bugar tentunya menjadi impian dari
setiap orang. Apalagi bagi orang-orang yang kesehariannya sibuk
bekerja. Termasuk wanita. Wanita pada era modern ini, tidak cukup jika
hanya menjadi ibu rumah tangga saja. Banyak wanita milenial yang
selain mejadi ibu rumah tangga, juga bekerja dalam banyak bidang
sebagai sampingan. Baik dalam bidang kesehatan, marketing, editor,
penulis, social entreprenur, dan masih banyak lagi.

B. Rumusan Masalah

 Bagaimana cara agar tetap sehat dan bugar?


 Makanan apa yang membuat sehat dan bugar?
 Apa pentingnya memiliki badan sehat dan bugar?

C. Tujuan Masalah

 Agar mengetahui cara tetap sehat dan bugar.


 Agar mengetahui makanan sehat dan tidak sehat.
 Agar mengetahui pentingnya badan sehat dan bugar.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut terkait
dengan kebijakan kesehatan masyarakat, Pendidikan, dan upaya pencegahan
penyakit pada usia muda. Manfaatnya diharapkan dapat dirasakan secara luas oleh
individu, keluarga, dan masyarakat pada umumnya.

BAB II
KERANGKA TEORITIK DAN KAJIAN PUSTAKA

A. Kesehatan

1. Pengertian kesehatan

Kesehatan adalah hal terpenting dalam kehidupan, menjaga pola hidup tetap
sehat dapat membuat tubuh terhindar dari penyakit dan membuat sistem yang
berada di tubuh kita dapat bekerja dengan optimal. Semakin baik makanan dan
pola hidup yang kita lakukan, semakin baik pula energi yang akan dihasilkan oleh
sistem pencernaan kita, begitu juga sebaliknya, namun terkadang banyak orang
masih tidak terlalu memperhatikan kesehatannya sehingga timbul lah penyakit.
Suatu gejala penyakit merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat
mengancam kesehatan seseorang, namun pada kenyataannya gejala penyakit
tersebut terkadang dianggap remeh oleh kebanyakan orang.

Salah satu masalah di dalam dunia medis adalah gejala-gejala yang sebenarnya
dapat ditangani lebih awal menjadi penyakit yang lebih serius akibat kurangnya
pengetahuan. Dalam masyarakat, demam dikenal sebagai penyakit yang umumnya
terjadi dikalangan masyarakat. Dan hanya sedikit yang mengetahui bahwa demam
adalah sebuah gejala dari berbagai kemungkinan penyakit. Situasi tersebut dapat
dihindari jika masyarakat memiliki sedikit pengetahuan tentang kesehatan.
Pengetahuan dapat diperoleh dari buku-buku atau situs-situs internet yang
membahas tentang masyarakat. Akan tetapi untuk mempelajari hal tersebut
tidaklah mudah karena memerlukan waktu yang cukup lama untuk memahaminya.
Masa muda merujuk pada seseorang antara usia 18-27, dibawah itu
adalah remaja sedangkan usia 28-40 itu adalah usia dewasa di mana orang
tengah pada titik puncaknya dan untuk di atas itu adalah usia pertengahan.

2. Kesehatan mental

Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam
keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati
kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Seseorang yang
bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara
maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif
dengan orang lain. Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan
mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang
pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk. Penyakit mental dapat
menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dapat merusak
interaksi atau hubungan dengan orang lain, namun juga dapat menurunkan
prestasi di sekolah dan produktivitas kerja. oleh sebab itu, sudah saatnya kita
menjalankan pola hidup sehat

Terdapat beberapa jenis masalah kesehatan mental dan berikut ini adalah tiga jenis
kondisi yang paling umum terjadi.

1. Stres

Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik
secara emosi maupun mental.

Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan mudah
tersinggung. Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan
pada kasus tertentu, memicu depresi.

Stres bukan saja dapat memengaruhi psikologi penderitanya, tetapi juga dapat
berdampak kepada cara bersikap dan kesehatan fisik mereka.

Berikut ini adalah contoh dampak stres terhadap perilaku seseorang:

 Menjadi penyendiri dan enggan berinteraksi dengan orang lain.


 Enggan makan atau makan secara berlebihan.
 Marah-marah, dan terkadang kemaharan itu sulit dikendalikan.
 Menjadi perokok atau merokok secara berlebihan.
 Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
 Penyalahgunaan obat-obatan narkotika.

Berikut ini adalah masalah kesehatan yang dapat timbul akibat stres:

 Gangguan tidur
 Lelah
 Sakit kepala
 Sakit perut
 Nyeri dada
 Nyeri atau tegang pada otot
 Penurunan gairah seksual
 Obesitas
 Hipertensi
 Diabetes
 Gangguan jantung

Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stres,


sebagian di antaranya adalah masalah keuangan, hubungan sosial, atau
tuntutan di dalam pekerjaan. Untuk mengatasi stres, kunci utamanya
adalah mengidentifikasi akar permasalahan dan mencari solusinya.

Penanggulangan stres juga bisa dilakukan dengan mengaplikasikan nasihat-


nasihat yang disarankan dalam manajemen stres yang baik, seperti:

 Belajar menerima suatu masalah yang sulit diatasi atau hal-hal yang
tidak dapat diubah.
 Selalu berpikir positif dan memandang bahwa segala sesuatu yang
terjadi di dalam hidup ada hikmahnya.
 Meminta saran dari orang terpercaya untuk mengatasi masalah yang
sedang dialami.
 Belajar mengendalikan diri dan selalu aktif dalam mencari solusi.
 Melakukan aktivitas fisik, meditasi, atau teknik relaksasi guna
meredakan ketegangan emosi dan menjernihkan pikiran.
 Melakukan hal-hal baru yang menantang dan lain dari biasanya guna
meningkatkan rasa percaya diri.
 Menyisihkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai.
 Melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial untuk membantu orang
lain. Cara ini dapat membuat seseorang lebih tabah dalam menghadapi
masalah, terutama jika bisa membantu seseorang yang memiliki
masalah lebih berat dari yang dialaminya.
 Menghindari cara-cara negatif untuk meredakan stres, misalnya
merokok, mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, atau
menggunakan narkoba.
 Bekerja dengan mengedepankan kualitas bukan kuantitas, agar
manajemen waktu lebih baik dan hidup juga lebih seimbang.

2. Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis ketika seseorang


mengalami rasa cemas berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan,
sehingga berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-harinya.

Bagi sebagian orang normal, rasa cemas biasanya timbul pada suatu kejadian
tertentu saja, misalnya saat akan menghadapi ujian di sekolah atau wawancara
kerja. Namun pada penderita gangguan kecemasan, rasa cemas ini kerap timbul
pada tiap situasi. Itu sebabnya orang yang mengalami kondisi ini akan sulit
merasa rileks dari waktu ke waktu.

Selain gelisah atau rasa takut yang berlebihan, gejala psikologis lain yang bisa
muncul pada penderita gangguan kecemasan adalah berkurangnya rasa percaya
diri, menjadi mudah marah, stres, sulit berkonsentrasi, dan menjadi penyendiri.

Sementara itu, gejala fisik yang mungkin menyertai masalah gangguan kecemasan
antara lain:

 Sulit tidur
 Badan gemetar
 Mengeluarkan keringat secara berlebihan
 Otot menjadi tegang
 Jantung berdebar
 Sesak napas
 Lelah
 Sakit perut atau kepala
 Pusing
 Mulut terasa kering
 Kesemutan

Meski penyebab gangguan kecemasan belum diketahui secara pasti,


beberapa faktor diduga dapat memicu munculnya kondisi tersebut. Di
antaranya adalah trauma akibat intimidasi, pelecehan, dan kekerasan di
lingkungan luar ataupun keluarga.

Faktor risiko lainnya adalah stres berkepanjangan, gen yang diwariskan


dari orang tua, dan ketidakseimbangan hormon serotonin dan noradrenalin
di dalam otak yang berfungsi mengendalikan suasana hati. Gangguan
kecemasan juga dapat dipicu oleh penyalahgunaan minuman keras dan
obat-obatan terlarang.

Sebenarnya, gangguan kecemasan dapat diatasi tanpa bantuan dokter


melalui beberapa cara, seperti mengonsumsi makanan bergizi tinggi,
cukup tidur, mengurangi asupan kafein, minuman beralkohol, atau zat
penenang lainnya, tidak merokok, berola raga secara rutin, dan melakukan
metode relaksasi sederhana, seperti yoga atau meditasi.

Jika pengobatan mandiri tidak memberikan perubahan, disarankan untuk


berkonsultasi dengan dokter. Penanganan dari dokter biasanya meliputi
pemberian obat-obatan antiansietas serta terapi kognitif.

3. Depresi

Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus-


menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang umumnya
berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung
hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Selain memengaruhi perasaan atau emosi, depresi juga dapat menyebabkan


masalah fisik, mengubah cara berpikir, serta mengubah cara berperilaku
penderitanya. Tidak jarang penderita depresi sulit menjalani aktivitas sehari-hari
secara normal. Bahkan pada kasus tertentu, mereka bisa menyakiti diri sendiri dan
mencoba bunuh diri.

Berikut ini adalah beberapa gejala psikologi seseorang yang mengalami depresi:

 Kehilangan ketertarikan atau motivasi untuk melakukan sesuatu.


 Terus-menerus merasa sedih, bahkan terus-menerus menangis.
 Merasa sangat bersalah dan khawatir berlebihan.
 Tidak dapat menikmati hidup karena kehilangan rasa percaya diri.
 Sulit membuat keputusan dan mudah tersinggung.
 Tidak acuh terhadap orang lain.
 Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.

Berikut ini adalah dampak depresi terhadap kesehatan fisik yang mungkin dapat
terjadi:
 Gangguan tidur dan badan terasa lemah.
 Berbicara atau bergerak menjadi lebih lambat.
 Perubahan siklus menstruasi pada wanita.
 Libido turun dan muncul sembelit.
 Nafsu makan turun atau meningkat secara drastis.
 Merasakan sakit atau nyeri tanpa sebab.

Ada beragam hal yang dapat memicu terjadinya depresi, mulai dari
peristiwa dalam hidup yang menimbulkan stres, kehilangan orang yang
dicintai, merasa kesepian, hingga memiliki kepribadian yang rapuh
terhadap depresi.

Selain itu, depresi yang dialami seseorang juga bisa disebabkan oleh
penderitaan akibat penyakit parah dan berkepanjangan, seperti kanker dan
gangguan jantung, cedera parah di kepala, efek dari konsumsi minuman
beralkohol berlebihan dan obat-obatan terlarang, hingga akibat faktor
genetik dalam keluarga.

Dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter jika merasakan gejala-gejala


depresi selama lebih dari dua minggu dan tidak kunjung mereda. Apalagi
jika gejala depresi tersebut sampai mengganggu proses pendidikan,
pekerjaan, dan hubungan sosial,

Penanganan depresi oleh dokter akan disesuaikan dengan tingkat


keparahan depresi yang diderita masing-masing pasien. Bentuk
penanganan bisa berupa terapi konsultasi, pemberian obat-obatan
antidepresi, atau kombinasi keduanya.

B. Kebugaran

1. Pengertian kebugaran

Bugar secara lengkap merujuk pada keadaan tubuh yang sehat dan aktif secara
fisik, mental, dan social. Ini mencakup aspek kebugaran jasmani, seperti kekuatan
dan daya tahan fisik, serta kebugaran mental, seperti keseimbangan emosional dan
kognitif. Kebugaran juga dapat mencakup aspek sosial, seperti interaksi sosial yang
positif. Sebagai keseluruhan, bugar mencakup kesehatan holistik individu.

Sedangkan bugar adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-


hari dengan penuh energi dan setelah menyelesaikan kegiatan tersebut masih
memiliki semangat dan tenaga cadangan untuk menikmati waktu senggang
dan siap untuk melakukan kegiatan lain yang mendadak atau tidak terduga.
BAB III
METODE PENELITIAN

Dalam penilitian ini, penulis menggunakan metodologi deskriptif. Metode deskriptif


dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan subjek atau objek dalam penilitian dapat berupa orang, Lembaga,
masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau apa adanya.

Menurut Nazir (1988: 63) dalam buku contoh metodologi penelitian, metode deskriptif
merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu
set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Menurut sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode
yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Menurut whitney (1960: 160) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat.

Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha


mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah
aktual.

A. CIRI-CIRI METODE DESKRIPTIF

Terdapat ciri-ciri yang pokok pada metode deskriptif, antara lain adalah:

1. Memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada saat penelitian


dilakukan atau permasalahan yang bersifat aktual
2. Menggambarkan fakta tentang permasalahan yang diselidiki sebagaimana
adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang seimbang.
3. Pekerjaan peneliti bukan saja memberika gambaran terhadap fenomena-
fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis,
membuat prediksi, serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu
masalah.

B. JENIS PENELITIAN DESKRIPTIF YANG DIGUNAKAN

Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas

Menurut Nazir (1988: 71) dalam buku Metode Penelitian mengemukakan


bahwa penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas merupakan penelitian yang
ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan
manusia, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-
rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.

Lebih lanjut Nazir mengemukakan bahwa studi yang mendalam dilakukan


terhadap kelakuan-kelakuan pekerja, buruh, petani, guru, dan lain sebagainya
terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas, penggunaan waktu
secara efisien dan efektif.

C. KRITERIA POKOK METODE DESKRIPTIF

Nazir (1988: 72-73) dalam buku Metode Penelitian, terdapat dua kriteria
pokok dalam metode penelitian deskriptif, yakni kriteria umum dan kriteria
khusus.

1. Kriteria umum Penelitan Metode Deskriptif


Kriteria umum dari penelitan dengan metode deskriptif adalah:

 Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak
terlalu luas
 Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu
umum
 Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan
merupakan opini
 Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus
mempunyai validitas
 Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian
dilakukan
 Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam menganalisa data serta studi
kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya
dengan kerangka teoritis yang digunakan, jika kerangka teoritis untuk
itu telah dikembangkan.

2. Kriteria khusus Penelitan Metode Deskriptif


Kriteria khusus dari penelitian dengan metode deskriptif adalah:

 Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai


(value)
 Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai
masalah status
 Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada kontrol
terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau
manipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.

D. LANGKAH-LANGKAH UMUM DALAM METODE


DESKRIPTIF

Secara singkat dapat diketahui terdapat beberapa langkah-langkah dalama


metode penelitian deskriptif, yakni 1) Mengidentifikasi adanya permasalahan
yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif; 2) Membatasi
dan merumuskan permasalahan secara jelas; 3) Menentukan tujuan dan
manfaat penelitian; 4) melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan
permasalahan; 5) menentukan kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian
dan atau hipotesis penelitian; 6) mendesain metode penelitian yang hendak
digunakan termasuk menentukan populasi, sampel, teknik sampling,
instrument pengumpulan data, dan menganalisis data; 7) mengumpulkan,
mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistik
yang relevan; dan 8) membuat laporan penelitian.

Untuk lebih rincinya, Nazir (1988: 73-74) mengungkapakan terdapat berbagai


langkah yang sering diikuti adalah sebagai berikut:

1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada


kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
2. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari
penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah.
3. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian
deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Termasuk di dalamnya daerah
geografis di mana penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis,
ukuran tentang dalam dangkal serta sebarapa utuh daerah penelitian
tersebut akan dijangkau.
4. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu
dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian
diturunkan dalam bentuk hipotesa-hipotesa untuk diverifikasikan. Bagi
ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangka analisa dapat
dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika.
5. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan
masalah yang ingin dipecahkan.
6. Merumuskan hipotesa-hipotesa yang ingin diuji, baik secara eksplisit
maupun secara implisit. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Cara agar tubuh sehat dan bugar


Ketika jatuh sakit, kebanyakan dari kita mungkin baru menyadari selama ini
kurang berupaya menjaga kesehatan tubuh sehingga bisa sampai sakit.
Padahal, menjaga kesehatan tubuh penting dilakukan agar kita bisa
beraktivitas dengan prima. Terutama di masa pandemi, menjaga kesehatan
tubuh menuntut perhatian dan upaya yang berkali-kali lipat lebih besar
dibandingkan sebelumnya.
Cara menjaga kesehatan tubuh yang tepat pada dasarnya berfokus pada
memberikan tubuh dengan apa yang sejatinya dibutuhkan dan
menghindarkannya dari hal-hal yang berisiko merusak fungsinya.

Menjaga kesehatan tubuh bukan berarti harus selalu mahal. Penasaran apa saja
yang bisa kita tempuh agar kesehatan selalu terjaga? Simak cara agar tubuh
sehat dan bugar dengan sebagai berikut:

1.Atur Waktu Tidur


Cara menjaga kesehatan paling mudah sekaligus paling sering terlupakan adalah
mengatur jam tidur atau waktu beristirahat. Kelihatannya sepele hingga banyak
yang salah mengintepretasikan kebutuhan tidur yang benar.
Selama ini saran yang mungkin banyak kita dengar adalah tidurlah setidaknya 8
jam sehari. Namun, benarkah tidur 8 jam itu artinya kita bisa tidur kapan saja
selama memenuhi jumlah 8 jam? Apakah begadang sampai subuh lalu
menggantinya dengan tidur sampai 8 jam, sama kualitasnya dengan tidur
sepanjang malam?
Begadang atau terjaga sepanjang malam lalu mengganti tidur di siang hari bakal
merusak siklus tubuh. Imbasnya bisa serius pada kesehatan. Seseorang yang
kurang tidur atau siklus tidurnya berantakan memiliki risiko lebih tinggi
menderita hipertensi, stroke, sakit jantung, obesitas hingga diabetes.
Agar kesehatan terjaga, mulailah membangun disiplin jam tidur. Beri batasan
terjaga maksimal di jam 10 malam dan biasakan terbangun pagi hari sebelum
matahari terbit. Dengan begitu, sistem tubuh kembali ke pola alami yang tentu
lebih sehat.

2.Kurangi Asupan Gula


Gula adalah salah satu sumber penyakit yang sering tidak disadari. Konsumsi gula
berlebihan bisa memicu berbagai penyakit mulai dari obesitas, diabetes, gangguan
fungsi ginjal, hati, hingga kesehatan mental. Kementerian Kesehatan RI
menganjurkan kita membatasi konsumsi gula maksimal sebanyak 50 gram per
hari atau setara 4 sendok makan. Sedangkan American Heart Association
membatasinya maksimal sebanyak 9 sendok teh per hari atau 150 kalori untuk
laki-laki dan 6 sendok teh atau 100 kalori untuk wanita.
Yang jadi masalah adalah, gula memiliki seribu wajah, bukan hanya berupa gula
pasir yang sering digunakan untuk memaniskan makanan. Gula juga terkandung
dalam buah-buahan dan makanan olahan seperti saos botolan, gula jagung, beras
putih, madu, dan malt. Di samping itu, segala zat yang bernama fruktosa, laktosa,
glukosa, maltosa, sukrosa, serta dekstrosa juga mengandung gula.
Agar kesehatan tubuh lebih terjaga dalam jangka panjang, kita perlu mengubah
diet kita dengan mengurangi asupan gula. Salah satu cara mudah adalah dengan
memperbanyak konsumsi sayur, mengurangi konsumsi tepung, dan bertahap
mengurangi gula dalam masakan atau minuman rutin kita.
3. Berjalan Kakilah
Tubuh perlu olahraga secara rutin supaya kesehatan lebih terjaga. Tak perlu ribet
mencari olahraga apa. Kita bisa membiasakan diri berolahraga dengan melakukan
jalan kaki rutin minimal selama 15-30 menit per hari. Mudah dan murah!
Menurut National Institute of Diabetes and Gigesive & Kidney Disease,
membiasakan berjalan kaki sekitar 6 kilometer per jam dengan waktu tempuh
selama 30 menit, bisa memperkecil risiko kita menderita diabetes tipe 2.
Bukan cuma itu, rutin berjalan kaki bisa membantu kita terhindar dari risiko
kanker pankreas, osteoporosis, stroke, serangan jantung, mengurangi risiko
alzheimer, dan lain sebagainya.
4. Kelola Stres
Kesehatan bisa terganggu bila kita sering terpapar stres. Ketika terjadi stres, tubuh
akan memproduksi hormon kortisol dan adrenalin yang akan memicu peningkatan
detak jantung, pelebaran pembuluh darah di lengan dan kaki, kadar glukosa darah
meningkat, dan pernafasan menjadi lebih cepat. Bagi yang memiliki keluhan
asma, pernafasan yang berubah cepat bisa memicu panic attack. Selain itu, stres
yang kronis akan meningkatkan risiko terkena hipertensi, serangan jantung dan
stroke.
Kita bisa mengelola stres ini dengan mengenali trigger yang kerap memicu stres
pada diri kita. Misalnya, kita sering stres karena membaca timeline media sosial
yang penuh berita buruk dan celoteh menyebalkan. Solusinya, kita bisa
mengurangi mengecek media sosial, mulai bermeditasi atau berolahraga untuk
merangsang hormon anti stres.

5. Olahraga Rutin
Selain makan makanan yang bergizi, kamu juga perlu rutin olahraga agar tubuh
tetap aktif, sehat, ideal, dan bugar. Olahraga juga dapat mencegah berbagai
macam penyakit dan mengurangi stres. Biasakan luangkan waktu setiap harinya
selama 20-30 menit untuk menggerakan tubuhmu. Tak perlu yang berat, kamu
bisa hanya berjalan kaki atau pilih jenis olahraga lainnya yang kamu sukai.
6. Perbanyak Minum Air Putih
cBoba dan kopi-kopi kekinian memang selalu membuat kita tergoda. Tapi, jangan
lupa untuk perhatikan asupan air putih juga, karena dengan tercukupinya air
dalam tubuh, fungsi organ kita pun akan bekerja secara maksimal. Sesuaikan
kebutuhan cairan ini dengan berat tubuh dan intensitas kegiatan kamu. Jika kamu
banyak beraktivitas, tentunya kamu perlu mengonsumsi air putih lebih banyak.

Kalau kenyataannya seperti itu berarti anak didik baru mampu


menjadi penerima informasi belum menunjukkan bukti telah menghayati
nilai-nilai Islam yang diajarkan.

Pendidikan akhlak seharusnya bukan sekedar untuk menghafal,


namun merupakan upaya atau proses, dalam mendidik murid untuk
memahami, mengetahui sekaligus menghayati dan mengamalkan nilai-
nilai Islam dengan cara membiasakan anak mempraktekkan ajaran Islam
dalam kesehariannya. Ajaran Islam sejatinya untuk diamalkan bukan
sekedar di hafal, bahkan lebih dari itu mestinya sampai pada kepekaan
akan amaliah Islam itu sendiri sehingga mereka mampu berbuat baik dan
menghindari berbuat jahat. Melihat fenomena tersebut masih banyak
problem yang harus di selesaikan meliputi metode dan pendekatan untuk
menyampaikan esensi dan klasifikasi ajaran Islam yang harus di utamakan.
Ajaran Islam harus mencerminkan perilaku keseharian dan kepribadian
sekaligus spiritualisme dalam hubungan antara manusia dan khalik-Nya.

Masalah akhlak merupakan masalah yang menjadi perhatian orang


di mana saja, baik dalam masyarakat yang maju maupun dalam
masyarakat yang sedang berkembang. Kerusakan akhlak seseorang dapat
mengganggu ketentraman orang lain. Jika dalam masyarakat banyak yang
rusak akhlaknya¸ maka akan goncanglah keadaan masyarakat tersebut.

1. Problematika Akhlak Remaja


Masalah yang muncul dewasa ini adalah berkurangnya nilai-nilai
moral di mata generasi muda. Mereka dihadapkan pada kontradiksi dan
pengalaman moral, yang menyebabkan mereka bingung untuk memilih
mana yang baik untuk mereka. Hal ini nampak jelas pada mereka yang
hidup di kota-kota besar, yang mencoba mengembangkan diri ke arah
kehidupan yang di sangka maju dan modern dimana berkecamuk aneka
ragam kebudayaan yang masuk seolah tanpa adanya filterisasi di
dalamnya.

Pemecahan problematika remaja dengan akhlak Islami bertujuan


untuk mengarahkan mereka agar pada dirinya tumbuh akhlak yang mulia,
sopan dalam berbicara dan berbuat, mulia dalam tingkah laku, bijaksana
dalam mengambil segala keputusan, beradab, ikhlas, jujur dan suci.
Apabila dalam diri remaja sudah tertanam akhlak Islami, maka prilaku
atau tindakan akan sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama, bangsa dan
masyarakat. Dengan demikian diharapkan mereka dapat menghayati dan
mengamalkan akhlak yang mulia ini, dengan penghayatan yang mendalam
dan berarti akhlak ini menjadi bagian dari pribadi (remaja) dan tidak dapat
dipisahkan lagi.

Mengingat, akhlak remaja saat ini sudah jauh dari mulia. Bahkan
banyak remaja saat ini yang tidak mempunyai sopan santun sama sekali.
Ini tentu sangat disayangkan, karena mengingat Rasulullah itu adalah
uswatun hasanah yang memiliki akhlak yang begitu mulia yang
seharusnya dapat dicontoh oleh remaja sekarang tapi justru malah
sebaliknya.

B. Upaya Pemecahan dan Penanggulangan Kenakalan Remaja


Masalah yang muncul dewasa ini adalah berkurangnya nilai-nilai
moral di mata generasi muda. Mereka dihadapkan pada kontradiksi dan
pengalaman moral, yang menyebabkan mereka bingung untuk memilih mana
yang baik untuk mereka. Hal ini nampak jelas pada mereka yang hidup di
kota-kota besar, yang mencoba mengembangkan diri ke arah kehidupan yang
di sangka maju dan modern dimana berkecamuk aneka ragam kebudayaan
yang masuk seolah tanpa adanya filterisasi di dalamnya.
Pemecahan adalah suatu keputusan atau jawaban dalam memecahkan
sesuatu permasalahan baik dalam kehidupan, lingkungan dan sebagainya.
Untuk mendekatkan masalah remaja atau kenakalan remaja pada suatu
pemecahan yang tepat, maka hendaknya ditinjau terlebih dahulu dari
subyeknya, kemudian baru pada bentuk dan sifat perbuatannya. Oleh karena
itu remaja itu harus dipandang:
1. Sebagai individu yang masih dalam masa transisi meningkat dewasa.
2. Sebagai individu yang memerlukan dan berhak mendapatkan bantuan
dalam masa perkembangannya.
3. Sebagai individu yang menderita atau setidak-tidaknya mengalami
kelainan perkembangan.
4. Sebagai individu yang mengalami kesulitan dan kegagalan dalam proses
pendidikan dalam pembinaan.
5. Sebagai individu yang menjadi korban daripada perubahan-perubahan
sosial, terutama akibat perkembangan teknologi yang kurang tepat
penggunaannya.
Adapun sifat-sifat yang melekat pada diri remaja umumnya adalah
dengan ciriciri sebagai berikut menurut Sahilun A. Nasir:
"Memiliki energi dan fisik yang lengkap dan kuat, kurang pengalaman,
memiliki identifikasi khayal yang kuat, mengalami masa rekonstruksi, suka
memberikan reaksi terhadap suatu tantangan, suka memberikan reaksi
terhadap suatu keadaan, kecenderungan melawan otoritas, memiliki potensi
yang hebat, mudah mengalami frustasi, punya keinginan perhatian dan
penghargaan serta peranan dalam masyarakat dan memiliki berbagai macam
bentuk dorongan".
Untuk menghindari membengkaknya problema yang dihadapi oleh
remaja, maka perlu sekali diadakan pencegahan yang terarah. Demikian juga
dalam menghadapi kenakalan remaja perlu adanya tindakan-tindakan, yaitu:
1. Tindakan preventif, yakni segala tindakan yang bertujuan mencegah
timbulnya kenakalan-kenakalan.
2. Tindakan represif, yakni tindakan untuk menindas dan menahan
kenakalan remaja seringan mungkin atau menghalangi timbulnya
peristiwa kenakalan yang lebih hebat.
3. Tindakan kuratif, dan rehabilitas, yakni memperbaiki akibat perbuatan
nakal, terutama individu yang telah melakukan perbuatan tersebut

Pengertian Preventif
Pengertian Kamus Besar Indonesia, preventif adalah sifat mencegah
supaya tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
Sementara itu, dalam konteks upaya pengendalian sosial, tindakan
preventif adalah upaya pencegahan sebelum konflik sosial terjadi.
Mengutip situs digilib.uinsby.ac.id, tindakan preventif merupakan upaya
pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan
perilaku.

Ciri-ciri Tindakan Preventif


Suatu tindakan termasuk dalam tindakan preventif apabila memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:

a. Dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran/kejadian yang tidak


diinginkan.
b. Bertujuan untuk mencegah timbulnya pelanggaran/kejadian tertentu
yang menimbulkan kerugian.
c. Harus dilakukan secara sistematis dan teratur melalui proses sosialisasi.

Berorientasi pada tujuan supaya pelanggaran tidak terjadi, bukan kepada


pelanggaran yang telah terjadi.

Pengertian represif
Represif adalah salah satu sifat dalam sistem pengendalian sosial.
Tindakan represif biasanya berbentuk tekanan, kekangan, atau penindasan.
Sedangkan pengendalian sosial sendiri adalah suatu proses atau kontrol
terhadap kemungkinan penyimpangan sosial.
Tindakan represif sering kali ditemukan dalam kehidupan sosial, terutama
antara pihak yang lebih berkuasa dan pihak yang lebih lemah. Sebenarnya
apa saja yang termasuk tindakan represif? Dalam artikel ini, detikcom akan
membahas mulai dari pengertian, jenis, hingga bentuk represif dalam
sistem pengendalian sosial.

1. Astrid S Susanto
Menurut Susanto, pengendalian sosial adalah kontrol yang bersifat
psikologis dan nonfisik dengan melancarkan 'tekanan mental'
terhadap individu sehingga ia akan bertindak dan bersikap sesuai
dengan penilaian kelompok di mana individu tersebut berada.
2. Paul B Horton dan Chester L Hunt
Pengendalian sosial menurut Horton dan Hunt adalah segenap cara
dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat
sehingga anggota yang ada di dalamnya bertindak sesuai dengan
harapan kelompok masyarakat tersebut.
3. Robert MZ Lawang
Menurut Lawang, pengendalian sosial adalah semua cara yang
dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk mengembalikan orang
yang menyimpang pada garis yang normal atau yang sebenarnya
yang diyakini oleh kelompok masyarakat tersebut.
4. Karel J Veeger
Veeger berpendapat bahwa pengendalian sosial adalah kelanjutan
dari proses sosialisasi dan berhubungan dengan cara-cara dan
metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar
berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat,
biasanya dijalankan secara efektif sehingga perilaku individu akan
konsisten dengan yang diharapkan.
5. Joseph S Roucek
Pengendalian sosial menurut Roucek adalah segala proses, baik
yang direncanakan maupun tidak direncanakan yang bertujuan
mendidik, mengajak, bahkan memaksa warga masyarakat agar
mematuhi kaidah dan nilai sosial yang berlaku.

Pengertian Represif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tindakan represif adalah
tindakan yang bersifat menekan, mengekang, menahan, atau menindas
dengan tujuan menyembuhkan. Mengutip Siti Masrur dalam artikel ilmiah
yang diterbitkan Universitas Muhammadiyah Malang, tindakan represif
bertujuan mengembalikan keserasian yang sebelumnya berlaku dan
terganggu akibat suatu pelanggaran.

Jenis Tindakan Represif

Siti Masrur menjabarkan 4 jenis tindakan represif, mengutip Sartono


Kartodirdjo dalam buku Masyarakat dan Kelompok Sosial.

1. Tindakan Pribadi
Dalam tindakan represif pribadi, pengaruh datang dari orang atau
tokoh yang menjadi panutan. Pengaruh tersebut bisa bersifat baik,
bisa juga bersifat buruk. Misalnya pemuka agama memberikan
wejangan kepada umat untuk menerapkan toleransi di tengah
keberagaman.

2. Tindakan Institusional
Tindakan represif institusional terjadi ketika pengaruh timbul dari
suatu institusi atau lembaga. Lembaga mengawasi anggota dalam
lembaga tersebut sekaligus berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat yang termasuk dalam kewenangan lembaga tersebut.
Misalnya di lingkungan sekitar pondok pesantren, masyarakat
diharapkan juga menyesuaikan gaya hidup sesuai aturan pesantren,
misalnya dalam hal pakaian dan bertutur kata.
3. Tindakan Resmi
Tindakan represif resmi terjadi ketika pengendalian atau
pengawasan sosial dilakukan oleh lembaga resmi negara sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tindakan ini
dilengkapi sanksi yang jelas dan mengikat. Misalnya aparat
penegak hukum mengawasi ketaatan hukum warga negara. Apabila
ada yang melanggar, maka akan diproses secara hukum.
4. Tindakan tidak resmi
Tindakan represif tidak resmi terjadi di mana pengendalian atau
pengawasan sosial dilakukan tanpa rumusan aturan serta sanksi
hukum yang jelas. Tindakan represif tidak resmi biasanya
dilakukan oleh tokoh masyarakat, tokoh agama, atau tokoh adat
yang dipercaya masyarakat secara luas. Misalnya sanksi sosial
berupa dikucilkan atau diusir dari suatu lingkungan.

Pengertian kuratif
Istilah kuratif diartikan sebagai "penyembuhan". Yang dimaksud dengan
kuratif kesehatan atau upaya kesehatan kuratif adalah suatu upaya
kesehatan yang dilakukan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah
melalui pengobatan.

Upaya kesehatan kuratif juga dapat diartikan sebagai usaha medis yang
dilakukan untuk menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit yang diderita
seseorang. Termasuk dalam tindakan ini adalah mengenal dan mengetahui
jenis penyakit pada tingkat awal serta mengadakan pengobatan yang tepat
dan segera.

Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan atau serangkaian


kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit,
atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga
seoptimal mungkin.

Tujuan utama dari usaha pengobatan (kuratif) adalah pengobatan yang


setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga
tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
Upaya kuratif cenderung bersifat reaktif, maksudnya upaya kesehatan
kuratif umumnya dilakukan setelah adanya suatu penyakit atau setelah
masalah datang. Upaya kesehatan kuratif ini juga cenderung hanya melihat
dan menangani penderita penyakit lebih kepada sistem biologis-nya saja.

Dengan kata lain penderita hanya dilihat secara parsial, padahal sebagai
manusia seutuhnya, kesehatan seseorang tidak hanya sebatas pada sistem
biologis saja tetapi meliputi juga kesehatan psikologis dan sosial.

C. Bimbingan dan Fungsi Agama Terhadap pemecahan kenakalan Remaja


Bimbingan secara harfiyah adalah “menunjukkan, memberi jalan,
atau menuntun” orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya di
masa kini dan masa mendatang. Sedangkan secara istilah “Bimbingan”
merupakan terjemahan dari kata bahasa inggris GUIDANCE yang berasal
dari kata kerja “to guide” yang berarti “menunjukkan”.
Telah dimaklumi bahwa agama itu berfungsi sebagai penyelamat,
pembimbing, pendidik (edukatif), pengawas, pemersatu dan pengubah
(trasformatif). Sehingga agama itu dapat mengatasi segala macam problema
remaja dan kenakalan remaja.
Prof. Dr. Zakiah Daradjat dalam bukunya yang berjudul Peranan
Agama dalam Kesehatan Mental, membagi fungsi agama dalam kehidupan
menjadi tiga bagian, di antaranya:

1. Agama memberikan bimbingan dalam hidup


Pengendali utama kehidupan manusia adalah kepribadian yang
mencangkup segala unsur-unsur pengalaman, pendidikan dan keyakinan
yang didapatnya sejak kecil. Agama yang ditanamkan sejak kecil kepada
anak-anak sehingga merupakan bagian dari unsur-unsur kepribadian, akan
cepat bertindak menjadi pengendali dalam menghadapi segala keinginan-
keinginan dan dorongan-dorongan yang timbul karena keyakinan terhadap
agama yang menjadi bagian dari kepribadian itu, akan mengatur sikap dan
tingkah laku seseorang secara otomatis dari dalam.
2. Agama adalah penolong dalam kesukaran
Kesukaran yang paling sering dihadapi orang adalah adalah
kekecewaan. Apabila kekecewaan terlalu sering dihadapi dalam hidup ini,
pesimis akan apatis dalam hidupnya, kekecewaan-kekecewaan yang
dialaminya itu akan sangat mengelisahkan batinnya. Lain halnya dengan
orang yang benar-benar menjalankan agamanya. Setiap kekecewaan yang
menimpanya tidak akan memukul jiwanya. Ia tidak akan putus asa, tapi ia
akan menghadapinya dengan tenang. Dengan cepat ia akan ingat dengan
Tuhan dan menerima kekecewaan itu dengan sabar dan tenang.

3. Agama menentramkan batin


Belakangan ini banyak persoalan anak-anak yang sedang dalam usia
remaja banyak tumbuh dengan segala persoalan dan kesukarannya. Bagi
jiwa yang sedang gelisah, agama akan memberi jalan dan siraman
penenang hati. Tidak sedikit kita mendengar orang yang kebingungan
dalam hidupnya selama ia belum beragama, tetapi setelah mengenal dan
menjalankan agama, ketenangan jiwa akan datang.
Dengan ringkas dapat dikatakan, bahwa agama sangat perlu dalam
kehidupan manusia, baik bagi orang tua, maupun bagi anak-anak
(remaja). Khusus bagi remaja, agama merupakan bibit terbaik yang
diperlukan dalam pembinaan kepribadiannya. Anak yang tidak pernah
pernah mendapatkan pendidikan agama di waktu kecilnya, tidak akan
merasakan kebutuhan terhadap agama di kala dewasa nanti.
“Saya telah mencoba menyembuhkan penderita kerusakan
keseimbangan syaraf dengan jalan mengisyaratkan (suggestions)
ketenangan dan kepercayaan, tetapi usaha ini baru berhasil baik sesudah ia
dihubungkan dengan keyakinan akan kekuasaan Tuhan”.
Demikianlah betapa pentingnya agama dalam mengatasi problema
remaja, karena agama sangat berpengaruh, dalam mengobati penyakit
jasmani dan rohani. Diantara obat-obatan yang sebaik-baiknya untuk
penyakit ialah berbuat amal kebaikan, berzikir, berdo’a, serta memohon
dan mendekatkan diri kepada Allah serta bertaubat. Seperti firman Allah :
‫ٰٓيَاُّيَها الَّناُس َقْد َج ۤا َء ْتُك ْم َّم ْو ِع َظٌة ِّم ْن َّرِّبُك ْم َو ِش َفۤا ٌء ِّلَم ا ِفى الُّص ُد ْو ِۙر َو ُهًدى َّوَر ْح َم ٌة ِّلْلُم ْؤ ِمِنْيَن‬

“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-


Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada
dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman”.(QS.Yunus : 57)
Perlu diketahui bahwa manusia adalah salah satu makhluk ciptaan
Allah, yang membutuhkan pendidikan termasuk juga pendidikan agama.
Sebab dalam diri manusia sudah terdapat fitrah atau kemampuan dasar
(prepoten feflexes) rohani dan jasmani yang tidak dapat dikembangkan
dengan baik tanpa adanya bimbingan dari pendidik. Pada hakekatnya
pendidikan itu suatu ikhtiar manusia untuk membantu dan mengarahkan
fitrah manusia itu supaya sampai kepada titik maksimal yang dapat
dicapai sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Untuk itulah maka
pendidikan, khususnya pendidikan agama berlangsung terus menerus atau
seumur hidup (long life education).
Oleh karena itu, pendidikan agama sangat penting, terutama dalam
memecahkan problema remaja, akhlak, seks dan perkembangan pribadi
dan sosial remaja. Problema-problema tersebut secara prinsipil harus
approach secara paedagogis, bukan secara kriminologis, karena
penyelesain problema itu harus bisa membawa keuntungan bagi pribadi
remaja sebagai anggota masyarakat dan warga Negara yang baik.
“Suatu kenyataan yang mencemaskan belakangan ini ialah keberanian
sementara remaja melakukan pelanggaran susila, baik wanita maupun
pria. Bahkan diantara mereka ada berpendapat bahwa hubungan antara
wanita dan pria tidak perlu dibatasi dan tidak usah dikontrol oleh orang
tua. Biasanya kenakalan seperti ini disertai dengan tindakan mengganggu
ketenteraman masyarakat. Pada umumnya anak remaja yang dengan
mudah melakukan pelanggaran susila itu adalah mereka yang kurang
mendapatkan pendidikan agama”.
Tetapi bagi remaja yang telah banyak mendapatkan materi pendidikan
agama, lalu diamalkannya, maka mereka akan selamat dari pelanggaran
susila, akan terhindar dari perbuatan keji dan munkar serta dapat
menguasai nafsunya dalam arti dapat mencegah timbulnya problema pada
dirinya. Suatu contoh ialah remaja yang berpuasa dengan sungguh-
sungguh, shalat dengan tekun dan membaca Al-Qur’an dengan dihayati
artinya, maka remaja itu secara preventif dan kuratif akan dapat
memecahkan problema yang dialaminya.
Seperti Allah berfirman:

‫ٰهَذ ا َبَياٌن ِّللَّناِس َو ُهًدى َّو َم ْو ِع َظٌة ِّلْلُم َّتِقْيَن‬


“Inilah (Al-Qur'an) suatu keterangan yang jelas untuk semua
manusia, dan menjadi petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang
bertakwa”.(QS.Ali-Imran : 138)
Karena itu, peranan agama sangat penting dan menentukan bagi
remaja yang sedang mengalami masa pancaroba dalam hidupnya.
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Dr. Zakiah Daradjat bahwa:
"Dalam hal itu, suatu faktor penting yang memegang peranan yang
menentukan dalam kehidupan remaja adalah agama. Tapi sayang sekali,
dunia modern kurang menyadari betapa penting dan hebatnya pengaruh
agama dalam kehidupan manusia, terutama pada orang-orang yang sedang
mengalami gangguan jiwa, dimana umur remaja terkenal dengan umur
goncangan, karena pertumbuhan yang dilaluinya dari segala bidang dan
kehidupan".
Karena itu agama adalah obat penawar yang sejuk, yang akan
memadamkan nyala yang bergejolak di dalam hati remaja yang sedang
tumbuh. Seandainya agama tidak pernah dikenalnya, maka akan sukar
memadamkan nyala tersebut. Selanjutnya masuklah si remaja kedalam
usia dewasa dengan seluruh goncangan yang belum terpadamkan.

Dra. Kartini Kartono mengatakan:


“Setiap persoalan yang tidak terselesaikan akan menimbulkan
ketegangan pada diri anak. Jika ia tidak tahan lagi menghadapi
ketegangan itu, maka ia mencari jalan keluar atau penyelesaian semu,
misalnya dengan menekan atau mendesak persoalan tersebut kelapisan tak
sadar (melupakannya), mengadakan konpensasi atau menumbuhkan pada
dirinya rasa diri kurang, rasa diri lebih, rasa bersalah dan lain-lain".

Jadi pendidikan agama dapat berperan terhadap pemecahan problema


remaja, termasuk juga terhadap penanggulangan kenakalan remaja, karena
salah satu penyebab timbulnya berbagai problema tesebut adalah
kurangnya pendidikan agama. Bahwa salah satu faktor penyebab
kenakalan remaja adalah karena kurangnya mereka mendapatkan
Pendidikan Agama. Ini mengandung pengertian bahwa salah satu cara
mengatasi kenakalan remaja itu adalah juga dengan mengintensifkan
Pendidikan Agama.

Namun yang lebih penting lagi adalah penanaman ajaran agama harus
sudah diberikan semenjak dini sehingga ketika menginjak remaja
diharapkan akan merasa tenang dan tentram dalam menghadapi hidup.
Remaja tidak akan menyimpang dari norma-norma agama dan berakhlak
sesuai dengan ajaran agama.
BAB V
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan-pembahasan, maka sebagai akhir dari


penulisan skripsi ini perlu kiranya penulis menarik beberapa kesimpulan yang
diperlukan. Adapun kesimpulan-kesimpulan yang perlu penulis sampaikan adalah
sebagai berikut:

1. Kenakalan remaja terjadi karena dua faktor, yaitu:


a. Faktor internal, yaitu hal-hal yang berasal dari dalam diri remaja itu sendiri,
baik sebagai akibat dari perkembangan atau pertumbuhan maupun akibat
dari suatu jenis, penyakit mental atau penyakit kejiwaan yang ada dalam diri
remaja itu sendiri.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang bersumber dari luar diri pribadi remaja
yang bersangkutan, antara lain faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat (lingkungan).
2. Upaya pemecahan problematika remaja dengan akhlak Islami, diantaranya
dengan melakukan tindakan-tindakan, sebagai berikut:
a. Tindakan preventif, yakni segala tindakan yang bertujuan mencegah
timbulnya kenakalan-kenakalan. Adapun usaha-usaha yang sifatnya
preventif dapat dilakukan melalui pendidikan non formal (keluarga) atau
juga melalui pendidikan non formal (masyarakat).
b. Tindakan represif, yakni tindakan untuk menindak dan menahan kenakalan
remaja seringan mungkin atau menghalangi timbulnya kenakalan yang lebih
hebat. Tindakan ini diartikan, semua tindakan secara hukum yang
ditujukkan untuk remaja yang melakukan kenakalan atau yang melanggar
hukum, atau orang yang secara langsung membantunya, atau menjadi
penyebab sehingga remaja itu melanggar hukum.
c. Tindakan kuratif dan rehabilitas, yakni memperbaiki akibat perbuatan nakal,
terutama individu yang telah melakukan perbuatan nakal. Tindakan ini
merupakan pembinaan khusus untuk memecahkan dan menanggulangi
problema remaja, upaya memperbaiki kembali sikap dan tingkah laku
remaja menuju masyarakat yang Islami sehingga remaja dapat kembali
memperoleh kedudukan yang layak ditengah-tengah pergaulan sosial dan
berfungsi secara wajar.
3. Fungsi agama terhadap pemecahan problematika remaja berfungsi sebagai:
penyelamat, pembimbing dalam hidup, penolong dalam kesukaran,
menentramkan batin, bengkel ruhani, pendidik (edukatif), pengawas,
pemersatu dan pengubah (trasformatif). Sehingga agama itu dapat mengatasi
segala macam problema dan kenakalan remaja.

B. Saran

Adapun saran-saran dari penulis sebagai berikut:


1. Kepada pihak sekolah sebagai pendidikan formal, khususnya kepada guru-guru
agama dan umumnya kepada guru-guru yang lain agar terus meningkatkan
kualitas dirinya dengan nilai-nilai Islami yang tentunya bersumber dari Al-
Qur’an dan Sunnah Rasul, sehingga dalam menjalankan tugasnya (dalam
mendidik anakanak) senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai tersebut. Selain itu
sebagai guru agama tentunya mempunyai tanggung jawab yang lebih berat
dibandingkan dengan pendidik pada umumnya, karena selain bertanggung
jawab terhadap pembentukan pribadi anak sesuai dengan ajaran Islam, ia juga
bertanggung jawab terhadap Allah SWT. Dan satu hal lagi yang terpenting
adalah guru agama harus memberikan dan menjadi tauladan yang baik dalam
setiap tingkah laku, dan seorang pendidik juga harus dapat mencegah
terjadinya kenakalan pada anak didiknya.

2. Kepada orang tua di rumah jangan sepenuhnya menyerahkan pendidikan


agama anaknya semata-mata kepada sekolah atau lembaga formal lainnya
untuk mendidik mereka. Karena keluarga merupakan tempat pertama dan
utama dalam menanamkan pendidikan pada anaknya. Selain itu orang tua juga
harus menjadi tauladan yang baik dan dapat mencegah terjadinya kenakalan
pada anaknya (remaja).

3. Kepada para tokoh masyarakat, baik secara pribadi atau kelompok, seperti
Kyai, Ustadz, Ikatan Remaja Masjid, Karang Taruna dan yang lainnya
diharapkan juga dapat membantu secara aktif untuk mencegah terjadinya
kenakalan pada remaja dengan berbagai upaya yang dilakukan sesuai dengan
kewenangan dan tanggung jawab yang diembannya.
BIOGRAFI PENULIS

Nama lengkap penulis Nagar Ghafar Al-Ghifari, di lahirkan di Purwakarta, 10


April 2005, merupakan anak ke dua dari pasangan Bapak Ghazali Rahman dan
Ibu Lena Mardiani. Penulis tinggal di Cikalong Wetan, Kota Bandung, Provinsi
Jawa Barat. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar/Madarsah Ibtidaiah
di SDN 1 Plered 2011 dan dilanjutkan di SDN 2 Cikalong Wetan. Lalu di
lanjutkan di MI Al-Munawaroh sampai tahun 2017. Kemudian melanjutkan
Sekolah Menengah pertama/Madrasah Tsanawiyah di Al-Munawarah dan lulus
pada tahun 2020. Dan pada tahun 2020 melanjutkan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah di Al-Munawarah dengan jurusan keagamaan sampai saat
ini. Pengalaman dalam berorganisasi pada tahun 2017 sampai 2018 menjabat
sebagai Bidgar Pendidikan. Dan tahun 2020 sampai 2022 menjabat sebagai
Bidgar Mikat (Minat dan Bakat).
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Qur’an Al-Karim
Jurnal

http://journal.unirow.ac.id/index.php/teladan/article/download/
114/134#:~:text=Dari%20penjelasan%20di%20atas%20kiranya,melakukan
%20hal%2Dhal%20yang%20menyimpang.

https://informatics.uii.ac.id/2021/11/27/belajar-ikhlas/#:~:text=Sederhananya
%2C%20ikhlas%20adalah%20suatu%20sikap,mendapatkan%20ridha%20dari
%20Allah%20SWT.

https://fpscs.uii.ac.id/blog/2021/12/10/bersyulur-itu-nikmat/#:~:text=Menurut
%20istilah%20syara'%2C%20syukur%20adalah,dan%20dalam%20keadaan
%20seperti%20apa.

Zakiah Derajat, Kesehatan Mental, (Jakarta: CV Haji Masagung,1933)

http://etheses.uin-malang.ac.id/11375/1/14770077.pdf

https://idr.uin-antasari.ac.id/5858/12/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

https://onesearch.id/Record/IOS5605.slims-2521/TOC

Anda mungkin juga menyukai