Anda di halaman 1dari 40

KARYA TULIS ILMIAH SANTRI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SYARAT


KELULUSAN MUALLIMIEN

“KRITERIA PEMIMPIN DALAM PERSPEKTIF ISLAM”

Disusun oleh:
MUHAMMAD RIDHO IZZATUL MUTTAQIEN
(NOMOR INDUK)

MUALLIMIEN PERSIS 36 PLERED


PURWAKARTA 2024

1
LEMBAR PENGESAHAN

“KRITERIA PEMIMPIN DALAM PERSPEKTIF ISLAM”

Telah disetujui dan dimunaqosyahkan pada:

Hari/tgl :

Waktu :

Mengetahui

Mudir Mu’allimien Pembimbing

Diki Zulkarnaen, S.Pd Asep Wildan Nugraha, S.Pd


NIAT : 01.05.32095.076 NIAT : -

Ketua PC Persis Plered Mudir ‘Am

H. Abdul Hamid Romady Alfan, S.Pd


NIAT : 01.05.22969.076
NIAT : 01.05.34768.076

i
MOTTO
"Impian besar membutuhkan langkah kecil yang gigih"

ii
MUQODDIMAH

‫ َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال‬،‫ َو َنُعوُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُرْو ِر َأْنُفِس َنا َو ِم ْن َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلَنا‬،‫ِإَّن اْلَحْم َد ِهَّلِل َنْح َم ُد ُه َو َنْسَتِع ْيُنُه َو َنْسَتْغ ِفُر ُه‬
‫َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه‬،‫ َأْش َهُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َالَش ِرْيَك َلُه‬،َ‫ُمِض َّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َهاِدَي َلُه‬

Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, dan
pengampunan-Nya. Dan kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita
dan dari keburukan amal kita. Barang siapa yang mendapat petunjuk dari Allah
maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka
tidak ada yang dapat memberi petunjuk baginya. Aku bersaksi bahwa tidak ada
tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya.

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, atas karunia
iman, inayah, hidayah, dan segala nikmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita
semua, sehingga sudah sepatutnyalah kita selaku hamba mensyukuri apa yang
telah Allah Swt berikan kepada kita semua berupa kenikmatan-kenikmatan yang
teramat banyak yang mana tidak ada seorang pun yang dapat menghitungnya.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, nabi
penyempurna risalah Allah Swt, yaitu Nabi Muhammad Saw, demikian juga
kepada keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman kelak,
Aamiin. Dan berkat rahmat Allah pula saya dapat menyelesaikan karya tulis santri
ini dengan lancar walaupun penuh hambatan.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
membuka penglihatan dan pendengaran, dengan rahmat dan hidayah-Nya. Aku
bersaksi tiada tuhan selain Allah SWT, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad
Saw adalah utusan-Nya. Ucap syukur yang tak terhingga penulis panjatkan yang
karena keridhoannya penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
"Hijrahnya Kaum Milenial Menurut Qur'an dan Sunnah”.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan dan
semangat daro orang-orang terdekat sehingga penulis mampu menyelesaikan
karya tulis ini. Ada banyak orang yang berperan dalam pembuatan karya tulis ini,
di antaranya:
1. Kepada bapak ku Ateng Zainal Muttaqin, ku persembahkan tulisan ini
untukmu. Terima kasih atas segala yang kau berikan, terima kasih atas segala
apa yang telah kau korbankan, tanpa kehadiranmu, penulis tidak akan bisa
seperti ini, terima kasih banyak atas semua yang telah kau beri padaku, cinta
dan kasihmu akan ku ingat selalu.
2. Kepada ibu ku Wiwi Siti Patimah, ku persembahkan tulisan ini untukmu. Kau
adalah sosok ibu yang hebat yang bisa ku jadikan teladan dalam kehidupan.
Terima kasih banyak atas segala yang telah kau berikan, Terima kasih atas
segala motivasi yang telah kau ucapkan, kau adalah sosok ibu yang luar biasa
yang bisa kujadikan inspirasi dalam kehidupanku.
3. Kepada Kakak Tercinta Aulia Dienan Mustaqiema dan Adik tersayang
Radihitya Mu’tashimul Mutaqin dan Afifah Kamilatunuha Mustaqiema terima
kasih atas dukungan dan semangat yang telah kalian beri selama ini. terima
kasih telah menjadikan hidup-hidup penulis menjadi lebih berwarna, terima
kasih atas apa yang telah kalian berikan kepadaku, dan maaf penulis belum
bisa menjadi adik yang terbaik seperti yang kalian inginkan.

iv
4. Kepada Ustadz Romadly Alfan, mudirul 'am sekaligus ketua pondok pesantren
persatuan islam no. 36 plered, terima kasih atas ilmu yang telah kau berikan,
semoga di kehidupan nanti penulis bisa mengamalkan ilmu yang telah kau
berikan
5. Kepada Ustadz Diki Zulkarnaen, mudir muallimin pesantren persatuan islam
no.36 plered, terima kasih atas bimbingan dan nasihat-nasihat nya selama ini,
dan terima kasih telah menyayangi kami dengan sepenuh hati
6. Kepada pembimbing karya tulis ini Ustadz Asep Wildan Nugraha S.Pd,
terima kasih telah membimbing penulis dengan begitu sabar dan ikhlas, terima
kasih telah memberi arahan kepada penulis dalam mengerjakan karya tulis ini.
7. Kepada Ustadz Gege Maryati selaku wali kelas 12, terima kasih telah menjadi
ibu yang selalu mengingatkan kami, terima kasih telah memberikan ilmu
begitu banyak kepada kami, terima kasih atas apa yang telah kau berikan
selama ini.
8. Kepada Ustadz Yusuf Rahman dan Ustadz Isep Suprapto, terima kasih telah
memberi kami arahan dan bimbingan nya selama mengerjakan karya tulis ini.
9. Kepada seluruh dewan Asatidz ppi 36 plered, terima kasih atas semua ilmu
yang telah kalian berikan selama ini, terima kasih atas apa yang telah kalian
berikan selama ini.
10. Kepada sahabatku Zaky Al-Khairi Ismail, Abdul Muhaimin Husni Al-Marogi,
Ahmad Fauzan Zaelani, Muhamad Faizal Fahmi dan Saeful Rohman, terima
kasih atas semua yang telah kalian berikan selama ini, terima kasih telah
menemaniku sampai saat ini, terima kasih juga atas dukungan dan semangat
kalian selama ini, semoga kita bisa bersahabat hingga akhirat nanti. Dan
terakhir penulis ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh teman sekelasku
yang sudah mewarnai hidupku dengan segala lelucon-lelucon yang kalian
perbuat, terima kasih juga karena telah menjadi teman yang saling
menguatkan.
11. Kepada Seluruh Teman di Kelas 12 yang telah membersamai selama masa-
masa sekolah dan selalu mendukung.

v
12. Dan penulis haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat
dalam pembuatan karya tulis ini.
13. Dan untuk kalian para pembaca, penulis dalam penyusunan karya tulis ini
memang masih banyak kekurangan, dan penulis berharap kepada pembaca
untuk memberikan saran dan kritikan nya, karena itu bisa menjadi motivasi
dan dorongan bagi penulis sendiri.

Penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun guna
perbaikan di masa yang akan datang.Semoga karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan manfaat dan kontribusi bagi semua santri dan muslim di dunia ini.

Plered, 20 Januari 2024

Penulis

vi
ABSTRAK

Pemimpin dalam perspektif Islam dianggap memiliki peran penting dalam


membimbing dan mengelola masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip agama.
Artikel ini bertujuan untuk menguraikan kriteria-kriteria yang dianggap penting
dalam menentukan pemimpin yang ideal menurut ajaran Islam. Melalui analisis
terhadap Al-Qur'an, Hadis, dan ajaran ulama, ditemukan bahwa pemimpin yang
diharapkan dalam Islam haruslah memenuhi beberapa kriteria utama. Pertama,
keadilan merupakan aspek kunci yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Keadilan tidak hanya berlaku dalam pengambilan keputusan, tetapi juga dalam
perlakuan terhadap seluruh anggota masyarakat tanpa memandang latar belakang
atau kedudukan sosial. Kedua, integritas moral dan etika yang tinggi menjadi
prasyarat bagi seorang pemimpin Islam. Pemimpin harus bertindak dengan jujur,
adil, dan bertanggung jawab atas tindakannya kepada Allah dan masyarakat.
Selanjutnya, kepemimpinan yang inklusif dan partisipatif juga dianggap penting
dalam Islam, di mana pemimpin harus mendengarkan pendapat dan masukan dari
anggota masyarakat serta memperhatikan kebutuhan dan aspirasi mereka.
Pemimpin yang memperhatikan kesejahteraan umat serta mengedepankan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi juga dianggap sebagai ciri khas
pemimpin yang ideal dalam Islam. Penelitian ini menyoroti pentingnya menjaga
keseimbangan antara otoritas dan tanggung jawab dalam kepemimpinan Islam.
Dengan memahami dan mengimplementasikan kriteria-kriteria ini, diharapkan
akan muncul pemimpin-pemimpin yang mampu membawa perubahan positif dan
kemajuan bagi umat serta menjalankan tugas kepemimpinan dengan penuh
tanggung jawab sesuai dengan ajaran agama Islam.

vii
ABSTRACK

Leaders in the perspective of Islam are thought to have an important role in


guiding and managing communities according to religious principles. The purpose
of this article is to describe the criteria that are considered important in
determining the ideal leaders according to islamic teachings. Through analysis of
the qur 'an, the hadiths, and the teachings of the clergy, it is found that expected
leaders in Islam should meet some major criteria. First, justice is the key aspect a
leader must possess. Justice applies not only to decision making but also to
treatment of all members of the community regardless of background or social
standing. Second, high moral and ethical integrity serves as a prerequisite for an
islamic leader. A leader must act honestly, fairly, and be accountable for his
actions to god and to society. Furthermore, inclusive and participative leadership
is also considered important in Islam, where leaders should listen to the opinions
and input of the members of society and care for their needs and aspirations.
Leaders who care for the welfare of the people and put forth public interests rather
than personal interests are also regarded as the hallmark of the ideal leader in
Islam. This research highlights the importance of keeping balance between
authority and responsibility in islamic leadership. By understanding and
implementing these criteria, a is expected.

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
MOTTO...................................................................................................................ii
MUQODDIMAH....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACK.........................................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................2
C. Tujuan penelitian...........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian........................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................................4
A. Pemimpin......................................................................................................4
1. Definisi Pemimpin.....................................................................................4
2. Kriteria Pemimpin.....................................................................................6
3. Etika Seorang Pemimpin...........................................................................9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................13
A. Pengertian Metodologi Penelitian..............................................................13
B. Ciri-ciri metode deskriptif...........................................................................13
C. Jenis penelitian deskriptif yang sering digunakan......................................14
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................17
A. Cara Memimpin Rasulullah........................................................................17
B. Tugas Seorang Pemimpin Islam.................................................................21
BAB V PENUTUPAN..........................................................................................24
A. Kesimpulan.................................................................................................24
1. Cara memimpin Rasulullah SAW...........................................................24
2. Tugas seorang pemimpin Islam...............................................................24
B. Saran............................................................................................................25

ix
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
RIWAYAT HIDUP................................................................................................27

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita sebagai seorang rakyat dalam sebuah negara atau anggota


dalam sebuah organisasi tentu saja memiliki seorang Pemimpin, Dalam
Islam pemimpin disebut dengan Khalifah. Kahalifah (Ar: Khalifah adalah
wakil, pengganti atau duta). Sedangkan secara istilah Khalifah adalah
orang yang bertugas menegakkan syariat Allah SWT, memimpin kaum
muslimin untuk menyempurnakan penyebaran syariat Islam dan
memberlakukan kepada seluruh kaum muslimin secara wajib, sebagai
pengganti kepemimpinan Rasulullah SAW.
Pemimpin memilliki peran penting dalam membentuk arah dan
keberhasilan suatu organisasi. Dalam konteks Islam, kriteria pemimpin
memiliki landasan yang kuat dalam ajaran Islam. Pemahaman terhadap
kriteria ini dapat memberikan pandangan mendalam mengenai
kepemimpinan yang berakar pada nilai-nilai Islam.
Dalam Islam jabatan dan kedudukan bukanlah semata-mata
anugrah, tapi juga amanah yang harus dipertanggungjawabkan.
Pertanggungjawaban itu bukan hanya di hadapan rakyat, tapi terutama di
hadapan mahkamah Allah Yang Maha Adil kelak. Jika seseorang
mendapatkan jabatan dan kedudukan bukan dengan cara benar tapi dangan
cara-cara salah seperti polotik uang dengan segala macam bentuknya,
menyebar fitnah dan menempuh cara-cara mistik dan syirik, dan ketika
berhasil menduduki jabatan itu ia menipu, ingkar atas janji-janinya, korup,
dan zalim, maka jabatan dan kedudukan itu hanya akan menjadi hinaan
dan penyesalan di hari kiamat. Bukan hanya itu ia pun di haramkan masuk
surga.
Rasulullah SAW. Bersabda:”Seorang hamba yang oleh Allah
dipercaya untuk memimpin sebuah bangsa, lantas ia mati, dan ketika

1
memimpin ia menipu (zalim) terhadap rakyatnya, pasti Allah
mengharamkan baginya masuk surga.” (HR al-Bukhari dan Muslim)1

Hisyam bin Urwah meriwayatkan hadis Nabi SAW. Yang


menyatakan bahwa pemimpin itu ada yang baik, (takwa, jujur, adil, cerdas
dan berakhlak mulia) dengan segala macam kebaikannya, dan ada
pemimpin yang buruk (jahat, zalim, dan korup) dengan segala macam
keburukannya. Pemimpin berrtakwa akan selalu menghindarkan diri dari
perbuatan maksiat dan zalim. Pemimpin yang jujur akan menumbuhkan
kepercayaan rakyat dan jauh dari Tindakan korupsi dan korusi yang di
negri ini sudah menjadi kejahatan luar biasa. Pemimpin yang adil akan
melahirkan ketentraman bagi seluruh rakyat dan mendatangkan berkah dan
Rahmat Allah. Pemimpin yang cerdas dan visioner akan bisa membawa
sebuah bangsa ke arah yang lebih baik dan maju. Pemimpin yang
berakhlakul-karimah akan menjadi panutan rakyatnya dan akan
mendahulukan kepentingan rakyat ketimbang kepentingan pribadi dan
kelompoknya.
Maka dari itu, Karya Tulis Ilmiah ini diberi judul dengan KRITERIA
PEMIMPIN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang


dapat diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana cara memimpin Rasulullah?
2. Apa saja tugas seorang Pemimpin Islam?

C. Tujuan penelitian

1. Agar mengetahui cara memimpim Rasulullah


2. Agar mengetahui tugas seorang Pemimpin Islam

1
Amien, Shiddiq, 2010 Islam dari akidah hingga peradaban. (Jakarta: SULUK)

2
D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam


pemahaman lebih mendalam tentang kriteria pemimpin dalam perspektif
islam, baik untuk kalangan akademisi maupun praktisi yang ingin
mengembangkan kepemimpinan yang sesuai dengan nilai-nilai agama.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pemimpin

1. Definisi Pemimpin
Islam adalah agama yang komprehensif, ia tidak hanya mengatur cara

manusia menyembah Tuhannya, tetapi juga mengatur segala sendi kehidupan.

Mulai dari tata cara hidup bermasyarakat, menuntut ilmu, bahkan juga

mengatur tata negara dan kepemimpinan.2 Pemimpin dan kepemimpinan

dalam Islam telah diatur dalam hukum Syari’at Islam.

Dalam Islam ada seorang penerus kepemimpinan Rasulullah SAW yang


disebut Khalifah Kata "khalifah" (bahasa Arab: ‫ ;َخليفة‬khalīfah) bermakna
"penerus" atau "perwakilan." Dalam Al-Qur'an disebutkan,
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Aku
hendak menjadikan khalifah di muka bumi.'" (Qs Al-Baqorah :30)
"Wahai Dawud, sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah di bumi,
maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau
mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah." (Qs
Sad: 26)
Dalam konteks khusus, khalifah adalah pengganti atau penerus
Muhammad sebagai pemimpin umat Islam. Kepemimpinan umat ini memiliki
dimensi duniawi dan agama, sehingga pada dasarnya, khalifah adalah
pemimpin dan pembimbing umat Islam dalam urusan administratif kenegaraan
ataupun moral dan agama. Secara tradisi, khalifah sendiri merupakan
kependekan dari Khalīfat Rasūl Allāh (penerus utusan Allah).
Khalifah juga dapat dimaknai sebagai kewenangan yang diberikan oleh
Allah kepada manusia untuk mengelola alam untuk keperluan hidupnya.
Kewenangan ini diberikan dengan adanya batasan atas tanggung-jawab yang

2
Bastoni, Hepi, 2009 Sejarah Para Khalifah, (Bogor: Pustaka Al-kautsar)

4
baik dan tidak berlebihan. Bekal yang diberikan oleh Allah kepada manusia
untuk memenuhi peran ini adalah akal. Keberadaan akal membuat manusia
dapat melakukan pengamatan terhadap alam semesta. Dengan perannya ini,
manusia diberi tanggung jawab untuk memakmurkan alam sehingga tercipta
keseimbangan antara alam dan kehidupan manusia. Hal ini dijelaskan dalam
Al-Qur'an pada Surah Luqman ayat 20. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah
telah mengatur langit dan Bumi agar sesuai dengan kebutuhan hidup manusia
secara sempurna. Ini dijadikan oleh-Nya sebagai tanda-tanda kekuasaanNya.
Sedangkan peran manusia sebagai pemakmur Bumi ditetapkan oleh Allah
pada Surah Hud ayat 61. Ayat ini juga mengaitkan peran manusia sebagai
pemakmur Bumi dan penciptaan manusia dari tanah. 3
Awal kata pemimpin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
pimpin, artinya orang yang memimpin. Pemimpin dapat diartikan sebagai
seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, mempengaruhi orang lain
dan kelompoknya.4
Menurut Modern Dictionary of Sociology, pemimpin adalah seseorang
yang memiliki peranan atau posisi dominan dan berpengaruh dalam
kelompoknya.5 Jadi dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah seseorang
yang dapat mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Kepemimpinan merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan
sukses tidaknya suatu tujuan, sebab ia merupakan faktor penggerak dan
bertanggung jawab atas segala aktivitas dan fasilitas. Anderson
mendefinisikan kepemimpinan sebagai upaya mempengaruhi pemikiran dan
tindakan dengan kekuasaan agar orang lain melakukan sesuatu yang
diharapkan hingga tercapainya tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.
Pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan kecakapan serta
menggerakkan dan mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Dia juga di tuntut untuk

3
https://id.wikipedia.org/wiki/Khalifah
4
https://kbbi.web.id/pimpin
5
Theodorson, George A. (1969, Mar 1). Modern Dictionary of Sociology.

5
mampu mengantisipasi berbagai situasi dan kondisi tertentu dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan pada perkiraan-
perkiraan untuk menampung apa yang terjadi mengenai kelemahan-kelemahan
serta mencapai tujuan dengan sasaran dalam waktu yang ditentukan.6

2. Kriteria Pemimpin
Kriteria pemimpin ideal pernah dijelaskan Rasulullah SAW dalam
beberapa
hadits. Tentu sebagai umat Islam, harus mengikuti kriteria tersebut agar bisa
menjadi pemimpin yang adil serta bertanggung jawab.
Dalam ajaran Islam, pemimpin terbaik sepanjang masa tentu saja
Rasulullah SAW. Beliau menjadi suri tauladan dan sosok panutan dalam
memimpin umat.
Allah SWT berfirman tentang perintah menaati Ulil Amri atau pemimpin.
Sebagaimana termaktub dalam surat An-Nisa Ayat 59,

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ۟ا َأِط يُعو۟ا ٱَهَّلل َو َأِط يُعو۟ا ٱلَّرُسوَل َو ُأ۟و ِلى ٱَأْلْم ِر ِم نُك ْم ۖ َفِإن َتَٰن َز ْعُتْم ِفى َش ْى ٍء َفُر ُّد وُه ِإَلى ٱِهَّلل‬
‫َو ٱلَّرُسوِل ِإن ُك نُتْم ُتْؤ ِم ُنوَن ِبٱِهَّلل َو ٱْلَيْو ِم ٱْل َء اِخ ِرۚ َٰذ ِلَك َخْيٌر َو َأْح َس ُن َتْأِو ياًل‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri (pemimpin) di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.”7
Pemimpin ideal dalam sejarah Islam adalah Nabi Muhammad SAW.
Dalam masa kepimpinannya, Rasulullah SAW memiliki beberapa sifat yakni

6
Kartono, Kartini. 2005 Pemimpin Dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada.).
7
Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 59 Rasm Usmani

6
siddiq (jujur), amanah (dipercaya) dan fathanah (cerdas). Sifat ini dapat
menjadi landasan kriteria pemimpin yang baik.

a) Pemimpin yang Jujur


Rasulullah SAW pernah menegaskan salah satu sahabatnya untuk
tidak meminta jabatan, ucapan ini terekam dalam hadis riwayat al-
Bukhari:
‫َع ْن َع ْبِد الَّرْح َمِن ْبِن َسُمَر َة َقاَل َقاَل ِلي الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيا َع ْبَد الَّرْح َمِن ْبَن َس ُمَر َة اَل‬
‫َتْس َأْل اِإْل َم اَر َة َفِإَّن َك ِإْن ُأْع ِط يَتَه ا َع ْن َم ْس َأَلٍة ُوِكْلَت ِإَلْيَه ا َوِإْن ُأْع ِط يَتَه ا َع ْن َغْي ِر َم ْس َأَلٍة ُأِع ْنَت‬
‫َع َلْيَها َو ِإَذ ا َح َلْفَت َع َلى َيِم يٍن َف َر َأْيَت َغْيَر َه ا َخْي ًرا ِم ْنَه ا َفَك ِّف ْر َع ْن َيِم يِن َك َو ْأِت اَّل ِذ ي ُه َو َخْي ٌر‬
Artinya: Dari Abdurrahman bin Samurah, beliau mengatakan, Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Wahai Abdurrahman
bin Samurah, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi
jabatan dengan tanpa meminta, maka kamu akan ditolong, dan jika
kamu diberinya karena meminta, maka kamu akan ditelantarkan, dan
jika kamu bersumpah, lantas kamu lihat ada suatu yang lebih baik,
maka bayarlah kafarat sumpahmu dan lakukanlah yang lebih baik.
(Hadis riwayat Imam al-Bukhari).8

b) Pemimpin yang Amanah


Seorang pemimpin haruslah bersikap amanah dan tidak curang.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa pemimpin
yang curang tidak Allah masukkan ke dalam surga.

‫ ِإَّال َح َّر َم ُهَّللا َع َلْي ِه اْلَج َّن َة‬،‫ َو ُهَو َغاٌّش ِلَرِع َّيِتِه‬، ‫ َيُم ْو ُت َيْو َم َيُم ْو ُت‬،‫مَا ِم ْن َع ْبٍد َيْسَتْر ِع ْيِه ُهَّللا َرِع َّيًة‬

Artinya: Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk


memimpin rakyat, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan curang

8
Aplikasi HaditsSoft

7
terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga.
(Hadis riwayat Imam al-Bukhari)9

c) Pemimpin yang Bertanggung Jawab


Sifat bertanggung jawab merupakan sifat mendasar yang harus ada
pada seorang pemimpin. Sifat amanah dan bertanggung jawab ini akan
berpengaruh pada putusan yang diambilnya.
Rasulullah SAW bersabda,
‫َع ْن َع ْبِد ِهَّللا ْبِن ُع َم َر َر ِض َي ُهَّللا َع ْنُهَم ا َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َأاَل ُك ُّلُك ْم َر اٍع‬
‫َو ُك ُّلُك ْم َم ْس ُئوٌل َع ْن َرِع َّيِتِه َفاِإْلَم اُم اَّلِذ ي َع َلى الَّناِس َر اٍع َو ُهَو َم ْس ُئوٌل َع ْن َرِع َّيِتِه َو الَّرُجُل َر اٍع‬
‫َع َلى َأْهِل َبْيِتِه َو ُهَو َم ْس ُئوٌل َع ْن َرِع َّيِتِه َو اْلَم ْر َأُة َر اِع َيٌة َع َلى َأْهِل َبْيِت َز ْو ِج َها َو َو َلِدِه َوِهَي‬
‫َم ْس ُئوَلٌة َع ْنُهْم َو َع ْبُد الَّرُج ِل َر اٍع َع َلى َم اِل َس ِّيِدِه َو ُهَو َم ْس ُئوٌل َع ْنُه َأاَل َفُك ُّلُك ْم َر اٍع َو ُك ُّلُك ْم َم ْس ُئوٌل‬
‫َع ْن َرِع َّيِتِه‬
Artinya: Dari 'Abdullah bin Umar radliallahu 'anhuma, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketahuilah setiap dari kalian
adalah seorang pemimpin, dan kalian akan dimintai
pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang
memimpin orang banyak akan dimintai pertanggungjawaban atas yang
dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota
keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang
dipimpinnya, dan isteri pemimpin terhadap keluarga suaminya dan
juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya
terhadap mereka, budak juga seorang pemimpin terhadap harta tuannya
dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya, ketahuilah, setiap
kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.10

d) Pemimpin yang Ahli dan Cerdas

9
Aplikasi HaditsSoft
10
Aplikasi HaditsSoft

8
Seorang pemimpin haruslah orang yang ahli dan cerdas. Keahlian
ini meliputi berbagai hal, termasuk menata kewarganegaraan yang
akan membawa negara dan rakyat pada kestabilan di berbagai bidang,
baik kemananan, ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
Memberikan kepercayaan kepada yang bukan ahlinya merupakan suatu
tanda kehancuran, sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda:

‫ ِإَذ ا ُوِّسَد اَأْلْم ُر ِإَلى َغْيِر َأْهِلِه‬: ‫ َكْيَف ِإَض اَع ُتَها؟ َقاَل‬: ‫ َقاَل‬،‫َفِإَذ ا ُضِّيَع ْت اَأْلَم اَنُة َفاْنَتِظ ْر الَّساَع َة‬
‫ َر َو اُه اْلُبَخ اِر ُّي‬.‫َفاْنَتَظْر الَّساَع َة‬

Artinya: "Apabila sifat Amanah sudah hilang, maka tunggulah


terjadinya kiamat". Orang itu bertanya, "Bagaimana hilangnya amanah
itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Jika urusan
diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat".
(Hadis riwayat Imam al-Bukhari).11

e) Pemimpin yang Mencintai dan Dicintai Rakyat


Kemudian kriteria pemimpin selanjutnya yaitu yang dicintai dan
mencintai rakyatnya. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
‫ وِش راُر أِئَّمِتُك ُم اَّلِذ يَن‬،‫ وُيَص ُّلوَن عَلْيُك م وُتَص ُّلوَن عليهم‬، ‫ِخ ياُر أِئَّمِتُك ُم اَّلِذ يَن ُتِح ُّبوَنُهْم وُيِح ُّبوَنُك ْم‬
‫ وَتْلَع ُنوَنُهْم وَيْلَع ُنوَنُك ْم‬، ‫ُتْبِغ ُضوَنُهْم وُيْبِغ ُضوَنُك ْم‬
Artinya: "Sebaik-baik pemimpin kalian adalah orang-orang yang
kalian cintai dan mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan
mereka pun mendoakan kalian. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian
adalah orang-orang yang kalian benci dan membenci kalian, kalian
melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian." (Hadits riwayat
Imam Muslim)12

11
Aplikasi HaditsSoft
12
Aplikasi HaditsSoft

9
3. Etika Seorang Pemimpin
a) Kepemimpinan yang Jujur dan Transparan
Pemimpin yang jujur selalu berkomunikasi dengan kejujuran dan
integritas. Mereka tidak menyembunyikan informasi penting dari
anggota timnya serta tidak berusaha memanipulasi situasi. Dengan
berbicara jujur, pemimpin dapat memenangkan kepercayaan anggota
timnya. Ketika tim merasa bahwa pemimpinnya adalah sumber
informasi yang dapat diandalkan, mereka akan lebih termotivasi dan
memiliki rasa aman.

b) Keadilan dan Kesetaraan


Seorang pemimpin harus memperlakukan semua anggota tim
dengan adil dan tidak memihak siapa pun. Dalam proses pengambilan
keputusan, pemimpin tidak boleh memberikan perlakuan khusus
kepada satu atau beberapa anggota tim berdasarkan preferensi pribadi
atau bias. Pemimpin seperti ini menciptakan lingkungan kerja di mana
setiap anggota timnya merasa dihargai dan memiliki peluang yang
sama untuk berkembang.

c) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan


Pemimpin yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan
memiliki kesadaran yang tinggi tentang dampak keputusan dan
tindakannya terhadap masyarakat di sekitarnya. Mereka tidak hanya
mempertimbangkan profit, tetapi juga bagaimana keputusannya akan
memengaruhi stakeholder eksternal dan lingkungan sekitar.

d) Rasa Empati dan Kepedulian yang Tinggi


Pemimpin yang berempati dapat memahami perspektif dan
perasaan anggota timnya. Mereka mampu mendengarkan dengan baik,
memberikan dukungan saat dibutuhkan, dan memastikan bahwa
anggota timnya merasa dihargai. Kepemimpinan yang penuh empati

10
menciptakan ikatan yang kuat antara pemimpin dan anggota tim.
Alhasil, produktivitas kerja yang lebih tinggi dan terjadi hubungan
kerja yang harmonis di dalamnya.

e) Memiliki Sikap Integritas dan Profesional


Integritas mengacu pada konsistensi antara kata dan tindakan, dan
pemimpin harus menjadi teladan dalam hal ini. Mereka juga harus
menjaga standar etika dalam segala hal, termasuk dalam hubungan
bisnis dan personal. Memiliki sikap profesional memastikan bahwa
pemimpin menjalankan tugasnya dengan rasa hormat dan etika yang
baik sehingga menciptakan lingkungan kerja yang positif dan
produktif.

1. Evaluasi Diri
Pemimpin harus selalu merefleksikan tindakannya dan
mengevaluasi jika tindakan tersebut sesuai dengan prinsip etika
kepemimpinan yang dianut. Melalui evaluasi diri, pemimpin dapat
mengidentifikasi area yang memerlukan peningkatan integritas,
keadilan, atau empati. Evaluasi diri juga membantu pemimpin untuk
tetap berpegang pada nilai etika bahkan dalam situasi yang sulit sekali
pun.
2. Pendidikan Etika
Seorang pemimpin harus berkomitmen untuk terus belajar dan
mengembangkan pemahamannya tentang etika. Pendidikan etika bisa
melibatkan kursus etika, membaca buku dan artikel tentang masalah
etika, atau berdiskusi dengan ahli etika. Dengan langkah ini, pemimpin
dapat memperluas wawasannya tentang penerapan etika dalam
berbagai situasi bisnis dan sosial. Pemahaman yang lebih baik tentang
etika juga membantu pemimpin dalam mengambil keputusan yang
lebih baik dan lebih etis.

11
3. Pembuatan Kode Etik
Kode etik adalah dokumen yang menjelaskan nilai, prinsip, dan
norma yang harus diikuti oleh semua anggota tim dalam konteks
tertentu. Kode etik menciptakan kerangka kerja yang jelas tentang
bagaimana anggota tim harus bertindak dan berinteraksi dalam
berbagai situasi. Pemimpin harus memastikan bahwa kode etik
diterapkan secara konsisten dan setiap anggota tim memahaminya
dengan baik. Kode etik memastikan bahwa organisasi atau tim dapat
beroperasi sesuai dengan standar etika yang tinggi.
4. Komunikasi Terbuka
Pemimpin harus selalu membuka jalur komunikasi dengan timnya,
termasuk menjadi pendengar aktif, menerima masukan, dan
menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anggota untuk berbicara
tentang masalah atau perasaannya. Pemimpin dapat memahami lebih
baik kebutuhan dan perasaan anggota tim sehingga mereka bisa
bertindak dengan lebih etis dan mendukung orang yang berada di
bawahnya.
5. Responsif Terhadap Umpan Balik
Pemimpin tidak hanya mendengarkan umpan balik, tetapi juga
bertindak atas komentar tersebut jika diperlukan. Respons terhadap
umpan balik memungkinkan pemimpin untuk memperbaiki perilaku
atau keputusan yang mungkin melanggar prinsip etika. Sikap ini juga
memperkuat kepercayaan antara pemimpin dan anggota tim, karena
anggota tim merasa bahwa suara mereka didengar dan dihargai oleh
pemimpinnya.
6. Penerapan Konsisten
Etika kepemimpinan harus diterapkan secara konsisten. Artinya,
pemimpin harus mengikuti prinsip etika dalam setiap tindakan dan
keputusan. Konsistensi dalam penerapan etika menciptakan ekspektasi
yang jelas di antara anggota tim tentang perilaku yang diterima.

12
13
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pengertian Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metodologi deskriptif, Metode


deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat
berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.

Menurut Nazir (1988: 63) dalam Buku Contoh Metode Penelitian, metode
deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang
diselidiki.

Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah


suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu
hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih
luas.

Menurut Whitney (1960: 160) metode deskriptif adalah pencarian fakta


dengan interpretasi yang tepat. Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa
yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual.

B. Ciri-ciri metode deskriptif

Terdapat ciri-ciri yang pokok pada metode deskriptif, antara lain adalah:

1. Memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada saat penelitian


dilakukan atau permasalahan yang bersifat actual

14
2. Menggambarkan fakta tentang permasalahan yang diselidiki sebagaimana
adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang seimbang.
3. Pekerjaan peneliti bukan saja memberika gambaran terhadap fenomena-
fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis,
membuat prediksi, serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu
masalah.

C. Jenis penelitian deskriptif yang sering digunakan

Menurut Nazir (1988: 71) dalam buku Metode Penelitian mengemukakan


bahwa penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas merupakan penelitian yang
ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia,
dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi
untuk keperluan masa yang akan datang.

Lebih lanjut Nazir mengemukakan bahwa studi yang mendalam dilakukan


terhadap kelakuan-kelakuan pekerja, buruh, petani, guru, dan lain sebagainya
terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas, penggunaan waktu
secara efisien dan efektif.

A. Kriteria pokok metode deskriptif

Nazir (1988: 72-73) dalam buku Metode Penelitian, terdapat dua kriteria
pokok dalam metode penelitian deskriptif, yakni kriteria umum dan kriteria
khusus.

1. Kriteria umum Penelitan Metode Deskriptif

Kriteria umum dari penelitan dengan metode deskriptif adalah:


a) Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu
luas
b) Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum
c) Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan
merupakan opini

15
d) Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai
validitas
e) Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian
dilakukan
f) Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam menganalisa data serta studi
kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya
dengan kerangka teoritis yang digunakan, jika kerangka teoritis untuk itu
telah dikembangkan.
2. Kriteria khusus Penelitan Metode Deskriptif

Kriteria khusus dari penelitian dengan metode deskriptif adalah:


a) Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai
(value)
b) Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai
masalah status
c) Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada kontrol
terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau
manipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.

B. Langkah-langkah umum dalam metode deskriptif

Secara singkat dapat diketahui terdapat beberapa langkah-langkah dalama


metode penelitian deskriptif, yakni 1) Mengidentifikasi adanya permasalahan
yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif; 2) Membatasi
dan merumuskan permasalahan secara jelas; 3) Menentukan tujuan dan
manfaat penelitian; 4) melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan
permasalahan; 5) menentukan kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian dan
atau hipotesis penelitian; 6) mendesain metode penelitian yang hendak
digunakan termasuk menentukan populasi, sampel, teknik sampling,
instrument pengumpulan data, dan menganalisis data; 7) mengumpulkan,

16
mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistik
yang relevan; dan 8) membuat laporan penelitian.

Untuk lebih rincinya, Nazir (1988: 73-74) mengungkapakan terdapat berbagai


langkah yang sering diikuti adalah sebagai berikut:

a) Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan


masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada
b) Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari
penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah
c) Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian
deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Termasuk di dalamnya daerah geografis
di mana penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis, ukuran tentang
dalam dangkal serta sebarapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau
d) Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu
dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian
diturunkan dalam bentuk hipotesa-hipotesa untuk diverifikasikan. Bagi ilmu
sosial yang telah berkembang baik, maka kerangka analisa dapat dijabarkan
dalam bentuk-bentuk model matematika
e) Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan
masalah yang ingin dipecahkan
f) Merumuskan hipotesa-hipotesa yang ingin diuji, baik secara eksplisit maupun
secara implisit
g) Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik
pengumpulan data yang cocok untuk penelitian
h) Membuat tabulasi serta analisa statistik dilakukan terhadap data yang telah
dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang
dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran sepadan
i) Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial
yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi khas
terhadap masalah yang ingin dipecahkan

17
j) Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesa-hipotesa
yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-
kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian
k) Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah

18
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Cara Memimpin Rasulullah

Pemimpin harus memiliki kepribadian yang baik untuk


menghasilkan sikap – sikap kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan
yang baik juga akan memberikan pengaruh untuk orang – orang di bawah
kepemimpinannya. Dalam Islam contoh kepemimpinan sempurna dengan
kepribadian yang baik dapat dipelajari pada diri Rasulullah.
Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya, yang artinya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah (QS Al-Ahzab:
21).
Setiap orang dapat belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin
dari cara kepemimpinan Rasulullah SAW. Apalagi dalam Islam, setiap
orang mendapat tugas sebagai seorang pemimpin. Kepemimpinan itu
harus dijalankan penuh dengan rasa tanggungjawab. Setiap manusia
diciptakan sebagai pemimpin sebagaimana diterangkan dalam hadits dari
Ibnu Umar RA dari Nabi SAW bersabda:
Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta
pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara
adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban
perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas
anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya.
Seorang istri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya dan
akan ditanya perihal tanggungjawabnya. Seorang pembantu rumah tangga
bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas
pertanggung jawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya
atas pertanggungjawabannya (HR. Muslim).

19
Kehebatan Rasulullah dalam memimpin juga diakui oleh kalangan
di luar Islam. Nabi Muhammad SAW diakui sebagai sosok pemimpin yang
paling berpengaruh sepanjang sejarah di kehidupan umat manusia. Hal ini
diakui oleh Michael Hart seorang penulis Barat dalam bukunya yang
berjudul “The 100, a Ranking of The Most Influential Persons in History”.
Secara obyektif ia menempatkan Nabi SAW sebagai orang paling
berpengaruh dalam sejarah13

Adapun Karakter kepemimpinan menurut Rasulullah:


a. Mengutamakan Musyawarah Dalam Mengambil Keputusan
Walaupun menjadi seorang pemimpin, Rasulullah tidak mengambil
keputusan secara sepihak berdasarkan keinginan dirinya sendiri.
Rasulullah selalu mencari pemecahan masalah yang dihadapi dengan
kekuatan bersama melalui musyawarah. Rasulullah sering mendengar
pendapat para sahabatnya terhadap sesuatu, bahkan mengikuti pendapat
sahabatnya itu.
Contoh musyawarah di masa Nabi yaitu, pada suatu saat Nabi mengajak
para sahabatnya bermusyawarah ketikq Perang Uhud, apakah beliau tetap
berada di Madinah atau keluar menyambut kedatangan musuh. Saat itu
sebagian besar sahabat mengusulkan agar semuanya berangkat
menghadapi mereka. Kemudian Nabi memutuskan untuk berangkat
bersama pasukannya menuju ke arah musuh berada.
Contoh lain, Nabi mengajak sahabatnya bermusyawarah dalam
Perang Khandaq, apakah memilih berdamai dengan golongan yang
bersekutu dengan memberikan sepertiga dari hasil buah-buahan Madinah
pada tahun itu. Usul itu ditolak oleh dua orang yaitu Sa’d ibnu Mu’az dan
Sa’d ibnu Ubadah. Akhirnya Nabi menuruti pendapat mereka.
Nabi juga pernah mengajak para sahabatnya bermusyawarah dalam
Peristiwa Hudaibiyah, apakah sebaiknya beliau bersama kaum muslim
menyerang orang-orang musyrik. Maka salah seorang sahabat Abu Bakar

13
https://hr.proxsisgroup.com/kepemimpinan-rasulullah/ (Senin, 29 Januari 2024, 20:21)

20
Al-Siddiq berkata, “Sesungguhnya kita datang bukan untuk berperang,
melainkan kita datang untuk melakukan ibadah umrah.” Kemudian Nabi
menyetujui pendapat Abu Bakar.
Dalam kepemimpinan tentu musyawarah sangat berperan dalam
mengambil keputusan. Seorang belum tentu benar dalam setiap
keputusannya dan bawahan bisa juga punya ide yang bagus demi
mencapai tujuan bersama. Lewat musyawarah dapat menghasilkan
keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan.

b. Menjaga Akhlakul Karimah


Rasulullah selalu menerapkan akhlak mulia dalam setiap
tindakannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk saat memimpin. Nabi
merupakan pribadi yang menyenangkan, santai dan terbuka, mudah
berkomunikasi dengan siapa pun, lemah lembut dan sopan, tidak keras dan
tidak terlalu lunak, tidak pernah mencela, tidak pernah menuntut dan
menggerutu, tidak mengulur waktu dan tidak tergesa-gesa.
Nabi Muhammad SAW memimpin dengan penuh rasa empati.
Rasul tidak pernah mencaci seseorang, tidak mencari kesalahan orang lain,
tidak berbicara kecuali yang bermanfaat. Rasulullah selalu membiarkan
orang menyelesaikan pembicaraannya, sabar menghadapi orang asing
yang tidak sopan, segera memberi apa yang diperlukan orang yang
tertimpa kesusahan, dan banyak sifat mulia lainnya.
Rasulullah SAW selalu mengedepankan keteladanan atau uswah
hasanah dalam memimpin, memberikan contoh dalam segala hal. Bahkan
sikap mulia Rasulullah ini dipuji langsung oleh Allah sebagaimana
disebutkan dalam surat Al Ahzab ayat 21.
Menjaga akhlakul karimah sangat berperan dalam kepemimpinan,
karena seorang cenderung meniru dari apa yang dapat dilihatnya. Saat
seorang pemimpin berakhlakul karimah, tentu akan ditiru karena menjadi
panutan bagi orang – orang yang dipimpin.
c. Bijaksana Dalam Bersikap

21
Seorang pemimpin harus memiliki sikap bijaksana, kecerdasan manajerial
yang tinggi dalam mengelola, mengatur, dan menempatkan anggota
masyarakatnya dalam berbagai posisi sesuai kemampuan, sehingga dapat
mencapai tujuan utamanya.
Salah satu contoh sikap bijaksana Nabi Muhammad SAW adalah ketika
terjadi keributan antar kepala suku saat ingin meletakkan hajar aswad di
tempatnya. Nabi memberikan solusi dengan merentangkan sebuah kain
besar, kemudian hajar aswad diletakkan di bagian tengahnya, lalu beliau
meminta kepada setiap pemimpin kabilah untuk memegang ujung kain
tersebut. Setelah itu, hajar aswad disimpan ke tempat semula di Kabah.
Para pemimpin suku pun merasa puas dengan solusi yang diberikan.
Kebijaksanaan Rasulullah juga tampak saat peristiwa penggalian
parit bersama para sahabatnya, Rasulullah turut melibatkan mereka untuk
mengambil perannya masing-masing. Rasulullah sangat terbuka dengan
ide dan masukan dari para sahabat terlebih jika ditujukan untuk
mempermudah pekerjaan. Hal tersebut dilakukan Rasulullah sekaligus
untuk memberikan pengajaran bahwa setiap pekerjaan dan tantangan akan
lebih mudah dilalui apabila diselesaikan bersama-sama. Sikap
kebijaksanaan yang tercermin dari Rasulullah terbukti mengantarkan
pasukannya pada kemenangan.
Seorang pemimpin harus bijaksana dalam bersikap dan mengambil
keputusan. Kebijaksanaan pemimpin dapat membuat kelompok bertahan
menghadapi masalah yang datang serta mengantarkan pada tujuan
bersama.
d. Mengutamakan Kepentingan Bersama
Rasulullah selalu menempatkan kepentingan bersama di atas
kepentingan dirinya sendiri. Bahkan Rasul selalu mendahulukan
kebutuhan sahabat ataupun keluarganya dibandingkan kepentingan
pribadinya. Dalam berbagai riwayat, dapat diketahui, Rasulullah sering
memberikan nasihat serta mencarikan jalan keluar bagi para sahabat yang
kala itu sedang mendapat masalah. Padahal di saat yang sama Rasulullah

22
juga sedang mengalami kesulitan, namun ia tetap berusaha memberikan
empati pada kalangan sahabat yang meminta bantuannya.
Sebagai contoh, Nabi pernah menunjukkan sikap empati saat
pertempuran ketika dia tidak makan dalam beberapa hari. Bahkan, dia
sampai mengikat dua batu di perutnya untuk melewati proses tersebut.
Nabi ingin merasakan apa yang juga dirasakan oleh para sahabatnya.
Pada kisah lain, Nabi menempatkan diri pada posisi sahabatnya
dengan menggali parit dan merasakan lapar bersama para pengikutnya.
Hal ini bukti sikap empati dan kemanusiaan Nabi SAW. Sikap ini sulit
ditemukan pada kualitas pemimpin saat ini yang lebih banyak
mementingkan dirinya sendiri.
e. Rendah Hati
Rasulullah juga memberi teladan karena sifat rendah hati. Beliau
tidak pernah memandang kedudukannya lebih tinggi dibandingkan orang
lain. Beliau selalu menganggap derajat manusia adalah sama di hadapan
Allah, dan ketakwaanlah yang menjadi pembedanya.
Sebagai contoh, Nabi tidak segan-segan melakukan pekerjaan fisik
saat penggalian parit. Bersama dengan pengikutnya, dia terlibat langsung
dalam proses tersebut dan membantu mengangkat batu, hingga menggali
tanah. Dia bekerja begitu keras, sehingga menurut Al Bara’ ibn ‘Azib,
“seluruh perutnya tertutup debu”.
Sikap itu menunjukkan betapa rendah hatinya Nabi SAW. Dia
berjuang bersama sahabatnya dan ikut merasakan rasa lelah dan sakit
akibat bekerja fisik. Kualitas kepemimpinan lainnya yang dimiliki oleh
Rasulullah SAW ketika dia secara terbuka menerima saran seorang
pendamping untuk menggali parit, yang belum digunakan oleh orang Arab
sebelumnya sebagai strategi perang.14

B. Tugas Seorang Pemimpin Islam

14
https://hr.proxsisgroup.com/kepemimpinan-rasulullah/ (Senin, 29 Januari 2024, 20:55)

23
Menurut al-Mawardi tugas seorang pemimpin (imam) secara umum ada
sepuluh:
1. memelihara agama sesuai dengan prinsip-prinsipnya yang kokoh dan
segala sesuatu yang menjadi kesepakatan ulama salaf. Jika muncul
ahli bidah atau ahli syubhat yang merusak citra agama, seorang imam
harus mampu menegakkan hujah (argumentasi) di hadapannya,
menerangkan kebenaran kepadanya, dan memberinya sanksi, sesuai
dengan hak dan hukum yang berlaku. Dengan begitu agama
terbentengi dari upaya penyimpangan dan umat terhindar dari
penyesatan.15
2. memberlakukan hukum di antara dua pihak yang saling berselisih dan
menghentikan permusuhan di antara dua pihak yang saling bertikai.
Tujuannya adalah agar keadilan dapat ditegakkan secara merata
sehingga orang zalim tidak berani bertindak sewenang-wenang dan
orang teraniaya tidak semakin dibuat menderita.
3. melindungi negara dan tempat-tempat umum dari kejahatan agar
rakyat dapat mencari penghidupan dan bepergian dengan aman dari
gangguan yang mengancam jiwa dan harta.
4. menegakkan hukum dengan tegas agar segala yang dilarang oleh
Allah tidak mudah dilanggar dan memelihara hak-hak hamba-Nya
agar tidak mudah diselewengkan dan diremehkan.
5. melindungi wilayah perbatasan dengan benteng yang kokoh dan
kekuatan yang tangguh sehingga musuh tidak mampu menemukan
jalan masuk sedikit pun untuk menodai kehormatan atau
menumpahkan darah orang Islam dan mu’ahid (orang kafir yang darah
dan kehormatannya dilindungi oleh Islam).
6. memerangi para penentang Islam yang sebelumnya telah didakwahi
hingga mereka masuk Islam atau menjadi ahli dzimmah (orang kafir
yang berada dalam perlindungan kaum Muslimin). Tujuannya adalah

15
Al-Mawardi. 1985. Al-ahkam al-sulthaniyah wa al-wilayat al-diniyah. (Beirut, Lebanon : Dar al
Kothob)

24
agar hak Allah dapat ditegakkan dengan memenangkan agama Islam
di atas agama-agama lain.
7. mengambil harta fai (harta yang diperoleh pasukan Islam dengan jalan
damai, tanpa peperangan) dan memungut zakat sesuai yang
diwajibkan syariat, baik secara nash maupun ijtihad, tanpa disertai
rasa takut dan terpaksa.
8. menetapkan gaji dan anggaran wajib lainnya yang diambil dari bait al-
maal (kas negara) tanpa berlebihan ataupun terlalu hemat, juga
mengalokasikannya tepat waktu (tidak terlalu cepat dan tidak terlalu
lambat)
9. mengangkat orang-orang yang jujur dan profesional di bidangnya,
termasuk orang yang ahli dalam mengurusi keuangan. Dengan begitu,
di tangan mereka tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik dan
urusan keuangan dapat terbukukan dengan rapi.
10. seorang pemimpin mesti berusaha untuk turun langsung ke lapangan
dalam menangani persoalan dan mengamati keadaan umat sehingga
tampak ia sendiri yang memimpin rakyat dan melindungi agama. Hal
itu tidak boleh diwakilkan kepada orang lain dengan alasan sibuk
beristirahat atau beribadah. Jika hal itu (mangkir) terjadi, sungguh ia
telah berkhianat kepada rakyat dan menipu penasihat negara.

25
BAB V
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis terkait kepemimpinan dalam


perspektif Islam. Maka kesimpulan yang dapat di sampaikan sebagai berikut:

1. Cara memimpin Rasulullah SAW


Kepemimpinan Rasulullah SAW dicirikan oleh kebijaksanaan, keadilan,
empati, renda hati dan berakhlakul karimah. Beliau menunjukkan
kemampuan untuk menginspirasi, memotivasi, dan mengarahkan orang-orang
di sekitarnya melalui keteladanan pribadi dan komunikasi yang efektif.
Rasulullah juga menekankan pentingnya kepemimpinan yang inklusif,
memperhatikan pendapat dan kebutuhan semua anggota masyarakat, tanpa
memandang status sosial atau latar belakang mereka. Kelembutan, kesabaran,
dan pengertian beliau terhadap individu-individu yang berbeda menunjukkan
bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang otoritas, tetapi juga tentang
pelayanan dan pemeliharaan hubungan yang baik. Rasulullah juga
menekankan pentingnya konsistensi dan keadilan dalam pengambilan
keputusan, serta kemampuan untuk memaafkan dan memberikan kesempatan
kedua kepada mereka yang melakukan kesalahan. Secara keseluruhan,
kepemimpinan Rasulullah SAW memberikan contoh tentang bagaimana
kepemimpinan yang kokoh, berbasis nilai, dan penuh kasih dapat membawa
perubahan positif dalam masyarakat.

2. Tugas seorang pemimpin Islam


Sebagai pemimpin dalam Islam, tanggung jawabnya mencakup aspek
spiritual, sosial, dan moral dalam masyarakat Muslim. Pemimpin Islam
diharapkan untuk memimpin dengan adil, bijaksana, dan penuh tanggung
jawab sesuai dengan ajaran Islam. Mereka harus menjadi teladan yang baik
dalam mempraktikkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, seperti
kejujuran, kedermawanan, dan belas kasihan. Selain itu, pemimpin juga

26
diharapkan untuk menjaga kedamaian, keamanan, dan kesejahteraan
masyarakat dengan menjunjung tinggi hukum dan keadilan. Mereka harus
menjadi pembela hak-hak semua warga, tanpa memandang perbedaan suku,
agama, atau status sosial. Kesimpulannya, tugas seorang pemimpin Islam
adalah untuk memimpin dengan integritas moral, menginspirasi orang lain
untuk mengikuti jalan yang benar, dan memperjuangkan kesejahteraan
bersama sesuai dengan ajaran Islam.

B. Saran
Di akhir penulisan ini ada beberapa ssaran yang ingin penulis sampaikan
sebagai berikut :

1. Mendidik calon pemimpin agar memahami ajaran Islam secara mendalam


dan menerapkannya dalam praktek kepemimpinan.
2. Membentuk mekanisme evaluasi kinerja pemimpin berdasarkan kriteria-
kriteria Islam untuk memastikan bahwa kepemimpinan yang dijalankan
sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
3. Memberikan pelatihan kepemimpinan yang mencakup aspek-aspek Islam
kepada para pemimpin dan calon pemimpin.
4. Mendorong pemimpin untuk terus belajar dan mengembangkan diri agar
dapat menjadi pemimpin yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam.
5.

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Amien, Shiddiq, 2010 Islam dari akidah hingga peradaban. (Jakarta:


SULUK)
2. Bastoni, Hepi, 2009 Sejarah Para Khalifah, (Bogor: Pustaka Al-kautsar)
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Khalifah (Senin, 12 Februari 2024. 20:19)
4. https://kbbi.web.id/pimpin (Senin, 12 Februari 2024. 20:19)
5. Theodorson, George A. (1969, Mar 1). Modern Dictionary of Sociology.
6. Kartono, Kartini. 2005 Pemimpin Dan Kepemimpinan: Apakah
7. Kepemimpinan Abnormal Itu, (Jakarta: Raja Grafindo Persada.).
8. Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 59
9. https://hr.proxsisgroup.com/kepemimpinan-rasulullah/ (Senin, 29 Januari
2024, 20:21)
10. Al-Mawardi. 1985. Al-ahkam al-sulthaniyah wa al-wilayat al-diniyah.
(Beirut, Lebanon : Dar al Kothob)
11. Aplikasi HaditsSoft

28
RIWAYAT HIDUP

Muhammad Ridho Izzatul Muttaqien


adalah nama penulis karya tulis ilmiah ini.
Penulis dilahirkan di Purwakarta pada
tanggal 13 Agustus 2005, anak kedua dari
lima bersaudara, dari pasangan Ateng
Zainal Muttaqin, S. Pd.I dan Siti
Nurhayati (Allahu yarham) dan Hj. Wiwi
Siti Patimah, S. Pd. Penulis menyrlrdsiksn Pendidikan di RA Persis
Bojongsoang pada tahun 2012. Lalu melanjutkan di SD IT Persis Ciganitri
tahun 2013-2018. Serta melanjutkan Tingkat Mts Persis 36 Al-
Munawwaroh pada tahun 2019 dan Mts Persis 84 Ciganitri pada tahun
2019-2021. Adapun pengalaman organisasi di sekolah ialah menjadi
Sekretaris di RG-UG MA AL-Munawwaroh tahun 2022-2023.

29

Anda mungkin juga menyukai