Anda di halaman 1dari 50

UPAYA PENCEGAHAN PENGGUNAAN NARKOBA

DI KALANGAN PELAJAR MENENGAH ATAS

KARYA TULIS

Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Persyaratan

Ujian Akhir Pesantren (UAP) Tingkat Mualimin/Aliyyah

Ziaulhaq Farras Ismail

20.1803

PESANTREN PERSATUAN ISLAM 69 MATRAMAN

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

1444-1445 H / 2022-2023
ii

LEMBAR MOTTO

َ ِ‫ت َويُ َح ِ ِّر ُم َعلَ ْي ِه ُم ْال َخبَائ‬


‫ث‬ َّ ‫َويُ ِح ُّل لَ ُه ُم‬
ِ ‫الطيِِّبَا‬
"DAN MENGHALALKAN BAGI MEREKA SEGALA YANG BAIK DAN

MENGHARAMKAN BAGI MEREKA SEGALA YANG BURUK”

QS. AL-A’RAF : 157


iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya tulis ini telah memenuhi persyaratan untuk mengikuti Ujian Akhir

Pesantren (UAP) tingkat Mu’allimin / Aliyah Pesantren Persatuan Islam 69

Matraman Jakarta Timur.

Disetujui pada Tanggal : 1444 H

2022 M

Menyetujui :

Pembimbing I, Pembimbing II,

H. Arfie Novrian, S.S Nurul Hidayat, S.Pd

NIAT : 02.15.37504.092 NIAT : 02.16.33382.052

Mengetahui

Mudir Mu’allimin / Aliyah

H. Arfie Novrian, S.S

NIAT : 02.15.37504.092
iv

LEMB AR PENGESAHAN

Sidang Munasaqoh Tingkat Mu’allimin / Aliyah Pesantren Persatuan Islam 69

Matraman Jakarta Timur yang diadakan di :

Jakarta, 1444 H

2022 M

Mengesahkan Karya Tulis Saudara :

Nama Santri : Ziaulhaq Farras Ismail

Nomor Induk : 20.1803

Judul Karya Tulis : Upaya Pencegahan Penggunaan Narkoba Di Kalangan

Pelajar Menengah Atas

Yudisium :

Mengesahkan :

Penguji I Penguji II

NIAT : NIAT :

Mengetahui :

Pimpinan Pesantren Persatuan Islam 69 Matraman Jakarta Timur Al-Mudirul‘Am

Drs. Beben Mubarok, MA

NIAT : 01.50.33480.01
v

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha pengasih lagi Maha

Penyayang. Alhamdulillah puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT. yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih

diberi kesempatan untuk merasakan nikmat atas segala kesempurnaan ciptaan-Nya.

Shalawat serta salam semoga selalu Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad

SAW. Kepada keluarganya, sahabatnya dan sampailah kepada kita selaku umatnya.

Aamiin

Dengan izin Allah, Alhamdulillah Saya selaku penulis dapat menyelesaikan

karya ini dengan sungguh sungguh dan berkorban baik waktu, tenaga, maupun

material. Namun Insya Allah semua kerja keras itu akan terbayar.

Dalam mewujudkan karya tulis ini saya selaku Penulis menyadari bahwa

dalam penyusunannya masih banyak sekali kekurangan. Dikarenakan beberapa

faktor diantaranya kurangnya pengalaman penulis dalam pembuatan karya,

keterbatasan waktu dan tenaga, dan lain lain. Oleh karena itu, saya mohon maaf

apabila terdapat kesalahan dalam karya ini.

Selain dari itu, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah mendukung saya, sehingga karya tulis ini telah selesai saya buat. Tak lupa

penulis ucapkan terima kasih tak terhingga kepada :

1. Ustadz Drs. H. Beben Mubarok, MA, selaku Al Mudir ‘Am Pesantren

Persatuan Islam 69 Matraman Jakarta Timur.


vi

2. Ustadz H. Arfie Novrian, S.S. selaku Mudir Mu’alimin/Aliyah Pesantren

Persatuan Islam 69 Matraman Jakarta Timur. Dan selaku pembimbing

materi yang telah memberikan waktunya dalam membimbing penulis dan

memberi pengarahan karya tulis ini.

3. Ustadz Nurul Hidayat, S.Pd selaku pembimbing teknis yang telah

memberikan waktunya dalam membimbing penulis dan memberi

pengarahan karya tulis ini.

4. Seluruh asatidz dan asatidzah yang telah memberikan arahan dan

mendukung kami dengan ilmu-ilmu yang telah diberikan.

5. Ayah dan Ibu selaku orang tua saya yang telah memberikan dukungan baik

moril maupun material kepada saya.

6. Keluarga dan kerabat saya yang juga telah memberikan dukungan dan

motivasi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan karya tulis ini.

7. Teman-teman kelas XII IPS yang telah membantu dalam proses penulisan

dan senantiasa memberikan semangat.

8. Dan seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah

menolong saya baik dari segi dorongan spiritual maupun intelektual

sehingga.saya dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.


vii

DAFTAR ISI
MOTTO ...................................................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................v

DAFTAR ISI.........................................................................................................vii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan……………………………………………...1

B. Identifikasi Masalah…………………………………………………...2

C. Pembatasan Masalah…………………………………………………..3

D. Perumusan Masalah……………………………………………………3

E. Tujuan Penulisan………………………………………………………3

F. Manfaat Penulisan……………………………………………………...4

G. Sistematika Penulisan………………………………………………….4

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Pencegahan…………………………………………………………….6

1. Pengertian Pencegahan…………………………………………6

B. Narkoba………………………………………………………………...7

1. Pengertian Narkoba…………………………………………….7
viii

2. Jenis-Jenis Narkoba…………………………………………...11

3. Dampak Buruk Penyalahgunaan Narkoba…………………...17

C. Pelajar Menengah Atas………………………………………………19

1. Pengertian Pelajar Menengah Atas…………………………..19

2. Karakteristik Pelajar Menengah Atas………………………...20

3. Tekanan Yang Dihadapi Pelajar Menengah Atas…………...23

BAB III : PEMBAHASAN

A. Upaya Pencegahan Terhadap Penggunaan Narkoba………………..25

1. Aktif Dalam Kegiatan Sosial………………………………...25

2. Aktif Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler……………………….26

3. Aktif Dalam Kelompok Keagamaan…………………………26

4. Peran Orang Tua Dalam Membimbing Anak-Anaknya……..27

B. Pandangan Islam Terhadap Narkoba………………………………...28

1. Dalil Al-Qur`an Tentang Narkoba…………………………...28

2. Dalil Al-Hadits Tentang Narkoba……………………………29

C. Solusi Islam Terhadap Pergaulan Para Remaja……………………..32

1. Bimbingan Pergaulan Remaja Di Lingkungan Keluarga........32

2. Pembinaan Remaja Di Lingkungan Masyarakat…………….33

3. Fungsi Pendidikan Islam Terhadap Pergaulan Remaja……...34


ix

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………...36

B. Saran…………………………………………………………………..37

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....39

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………………..40


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Masa remaja merupakan salah satu fase dalam kehidupan manusia

yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.

Umumnya, remaja dikenal sebagai sosok dengan rasa ingin tahu yang tinggi

dan tertarik untuk mencoba banyak hal. Hal tersebut tentulah baik, namun

juga rawan sampai terjerumus kepada suatu hal yang negatif dan merugikan.

Dilansir dari Kominfo.jatimprov.go.id, pada tahun 2021, angka coba pakai

penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja mencapai 57 persen dari total seluruh

penyalahgunaan narkoba. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

menjabarkan, bahwa 82,4 persen anak berstatus pemakai, 47,1 persen sebagai

pengedar, dan 31,4 persen sebagai kurir. Angka tersebut tentu terdengar sangat

miris, remaja yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa malah sudah

tercemar dengan narkoba.

Maraknya kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja tentu

disebabkan oleh beberapa faktor pendukung, diantaranya yaitu rasa penasan dan

ingin tahu yang tinggi atau mengikuti trend yang terkini, maupun karena

lingkungan pertemanan itu sendiri. Lingkungan pertemanan menjadi salah satu

faktor pendukung yang paling tinggi ketika seorang remaja menggunakan narkoba.

1
2

Hal tersebut disebabkan baik karena ajakan, bujukan, maupun paksaan dari

teman. Yang berawal dari coba-coba menjadi candu dan ketergantungan.

Yang kita yakini, tidak ada konotasi positif ketika disebutkan kata

‘Narkoba’. Hampir semua orang pun tau dampak negatif dan bahaya dari narkoba.

Namun, apa yang menyebabkan maraknya kasus dan masalah narkoba yang masih

beredar di kalangan pelajar menengah atas?

Bukanlah sebuah hal yang mudah dan cepat untuk menghentikan siklus

kasus penggunaan narkoba bagi kalangan remaja, salah satunya yaitu pelajar

menengah atas. Pencegahan dan solusi untuk masalah tersebut tentunya

membutuhkan beberapa peran pendukung. Hal-hal sederhana seperti inilah

yang seringkali disepelekan dan diremehkan oleh banyak pihak, sampai tidak

sadar bahwa pelaku maupun korban dari kasus narkoba ada didekat mereka.

Oleh karena itu, tujuan utama dari karya tulis ini yaitu memberikan

informasi berupa upaya pencegahan penggunaan narkoba bagi kalangan pelajar

menengah atas sebagai topik utamanya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang

muncul sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan pencegahan?

2. Apa yang dimaksud dengan narkoba, beserta jenis-jenisnya?

3. Bagaimana dampak dari pemakaian narkoba?

4. Apa problematika yang dihadapi oleh kalangan pelajar menengah atas?


3

5. Bagaimana pandangan islam terhadap narkoba?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah

tentang upaya pencegahan penggunaan narkoba di kalangan pelajar

menengah atas.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalahnya

adalah berikut: “Bagaimana Upaya Pencegahan Penggunaan Narkoba Di

Kalangan Pelajar Menengah Atas?”

E. Tujuan Penulisan

Tujuan umum untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Pesantren

tingkat Mualimin/Aliyah Pesantren Persatuan Islam 69 Matraman, Jakarta

Timur. Sedangkan tujuan khususnya adalah :

1. Untuk mengetahui upaya pencegahan penggunaan narkoba di kalangan

pelajar menengah atas.

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan narkoba, beserta jenis-

jenisnya.

3. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari pemakaian narkoba.


4

4. Untuk mengetahui problematika yang dihadapi kalangan pelajar

menengah atas.

5. Untuk mengetahui bagaimana pandangan islam terhadap narkoba.

F. Manfaat Penulisan

Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai

berikut:

1. Untuk penulis, penulis berharap karya tulis ini dapat melatih penulis

dalam pembuatan karya tulis yang baik dan benar, serta menambah

wawasan penulis khususnya dalam hal pembahasan narkoba.

2. Untuk pembaca, penulis berharap semoga karya tulis ini dapat

menambah wawasan pembaca.

3. Untuk institusi, penulis berharap semoga karya tulis ini dapat

bermanfaat sebagai bahan referensi bacaan khususnya di lingkungan

MA Persis itu sendiri dan dijadikan rujukan bahan penulisan.

G. Sistematika Penulisan

1. Bab I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, sistematika penulisan.

2. Bab II Landasan Teori


5

Bab ini menjelaskan tentang landasan teori mengenai pencegahan,

narkoba, dan pelajar menengah atas.

3. Bab III Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang bahasan penulis mengenai upaya

pencegahan penggunaan narkoba di kalangan pelajar menengah atas.

4. Bab IV Penutup

Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pencegahan

1. Pengertian Pencegahan

Pada dasarnya, definisi pencegahan atau preventif adalah

pendekatan, Prosedur dan metode yang dibuat untuk meningkatkan

kompetensi interpersonal seseorang dan fungsinya sebagai individu,

pasangan, orang tua, ataupun dalam keterlibatan dalam suatu

kelompok, komunitas ataupun lembaga.1

Pengertian lain dari upaya pencegahan adalah sebuah usaha

yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang

tidak diinginkan. Preventif secara etimologi berasal dari bahasa

latin pravenire yang artinya datang sebelum/antisipasi/mencegah

untuk tidak terjadi sesuatu.

Dalam pengertian yang luas pencegahan diartikan sebagai

upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinyan

gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang. Dengan

demikian upaya pencegahan adalah tindakan yang dilakukan

sebelum sesuatu terjadi.

1
Leden Marpaung, Tindak Pidana Korupsi Pemberantasan dan Pencegahan, (Jakarta: Bina
Grafika. 2001) h. 10

6
7

Hal tersebut dilakukan karena sesuatu tersebut merupakan hal yang dapat

merusak ataupun merugikan.

Menurut sudut pandang hukum, Pencegahan adalah suatu proses,

cara, tindakan mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu hal tidak

terjadi. Dapat dikatakan pula suatu upaya yang dilakukan sebelum

terjadinya pelanggaran. Upaya pencegahan kejahatan merupakan upaya

awal dalam menanggulangi kejahatan.

B. Narkoba

1. Pengertian Narkoba

Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika,

bahan adiktif lainnya.2 Secara etimologis narkoba atau narkotika

berasal dari bahasa Inggris narcose atau narcosis yang berarti

menidurkan dan pembiusan. Narkotika berasal dari bahasa Yunani

yaitu narke atau narkam yang berarti terbius sehingga tidak

merasakan apa-apa. Narkotika berasal dari perkataan narcotic yang

artinya sesuatu yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan dapat

menimbulkan efek stupor (bengong), bahan-bahan pembius dan obat

bius.3 Dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengistilahkan

narkoba atau narkotika adalah obat yang dapat menenangkan syaraf,

2
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 66
3
B.A Sitanggang, Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika (Jakarta: Karya Utama,
1999), h. 13
8

menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk atau

merangsang.4

Narkoba adalah obat untuk menenangkan saraf,

menghilangkan rasa sakit, dan menidurkan (dapat memabukkan,

sehingga dilarang dijual untuk umum). Narkoba mempunyai banyak

macam, bentuk, warna, dan pengaruh terhadap tubuh. Akan tetapi

dari sekian banyak macam dan bentuknya, narkoba mempunyai

banyak persamaan, diantaranya adalah sifat adiksi (ketagihan), daya

toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat

tinggi. Ketiga sifat inilah yang menyebabkan pemakai narkoba tidak

dapat lepas dari “cengkraman” nya.5

Narkoba terdiri dari dua zat, yakni narkotika dan

psikotropika. Dan secara khusus dua zat ini memiliki pengertian,

jenis (golongan), serta diatur dengan undang- undang yang berbeda.

Narkotika diatur dengan Undang – Undang No.35 Tahun 2009,

sedangkan psikotropika diatur dengan Undang – Undang No.5 Tahun

1997. Dua undang – undang ini merupakan langkah pemerintah

Indonesia untuk meratifikasi Konferensi PBB Gelap Narkotika

Psikotropika Tahun 1988. Narkotika, sebagaimana bunyi pasal 1 UU

No.22 Tahun 1997 di definisikan sebagai zat atau obat yang berasal

4
Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 65
5
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaanya ( Jakarta: Erlangga,
2010), h. 16
9

dari tanaman atau bukan tanaman baik buatan atau semi buatan yang

dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi

sampai menimbulkan nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.6

Berikut beberapa defenisi mengenai narkotika dalam Pasal 1

UU No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, disebutkan bahwa :

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan

ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan - golongan

sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini.7

Smith Kline dan french Clinical staff juga membuat defenisi

tentang narkotika sebagai berikut :

Narcotic are drugs which produce insensibility or stupor due to

their deppressent effect on the central nervous syste. Included in

this definition are opium, opium derivaties (morphine, codein,

heroin) and synthetic opiates (meperidine, methadone).8

6
BNN, Advokad Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Petugas Lapas dan Rutan. Diakses
dari https://perpustakaan.bnn.go.id/sites/default/files/Buku_Digital_2020-
08/Advokasi_Pencegahan_Penyalahgunaan_Narkoba_Bagi_Petugas_Lapas_Rutan.pdf, pada 30
Oktober 2022.
7
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, Pasal 1, 3.
8
Mardani, Penyalahgunaan Narkoba dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional
(Jakarta: Raja Grafindo, 2008), h. 79
10

Narkotika adalah zat-zat (obat) yang dapat mengakibatkan ketidak

sadaran atau pembiusan di karenakan zat-zat tersebut bekerja

mempengaruhi susunan saraf sentral. Dalam defenisi narkotika ini

sudah termasuk jenis candu (morphine, codein, heroin) dan candu

sintesis (meperidine, methadone).

Hari Sasangka juga menjelaskan bahwa defenisi lain

narkotika adalah candu, ganja, cocaine, zat-zat yang bahan

mentahnya diambil dari benda-benda tersebut yakni morphine,

heroin, codein, hashish, cocaine. Dan termasuk juga narkotika

sintesis yang menghasilkan zat-zat, obat-obat yang tergolong dalam

Hallucinogen, Depressant, dan Stimulant.9

Pengertian narkotika secara farmakologis medis, menurut

Ensiklopedia VI adalah obat yang dapat menghilangkan (terutama)

rasa nyeri yang berasal dari daerah VISERAL dan dapat

menimbulkan efek stupor (bengong, masih sadar tapi harus digertak)

serta adiksi.10

Sementara Psikotropika, menurut UU No. 5 Tahun 1997

pasal 1, didefinisikan psikotropika sebagai :

zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang

berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf

9
Hari sasangka, Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana (jakarta: Mandar Maju, 2003),
h. 33-34
10
Ibid., h. 35
11

pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan

perilaku. Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan lain bukan

narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan

dapat menimbulkan ketergantungan.11

Jasa psikotropika sangat besar dalam kehidupan masa lalu,

masa kini, dan masa depan. Tindak operasi yang dilakukan oleh

dokter harus didahului dengan pembiusan. Padahal, obat bius

tergolong narkotika. Orang yang mengalami stres dan gangguan jiwa

diberi obat-obatan yang tergolong psikotropika oleh dokter agar dapat

sembuh.

. Sehingga dapat disimpulkan, Narkoba atau narkotika adalah obat

atau zat yang dapat menenangkan syaraf, mengakibatkan

ketidaksadaran, atau pembiusan, menghilangkan rasa nyeri dan sakit,

menimbulkan rasa mengantuk atau merangsang, dapat menimbulkan

efek stupor, serta dapat menimbulkan adiksi atau kecanduan.12

2. Jenis-Jenis Narkoba

a. Narkotika

11
BNN, Advokad Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Petugas Lapas dan Rutan, diakses
dari https://perpustakaan.bnn.go.id/sites/default/files/Buku_Digital_2020-
08/Advokasi_Pencegahan_Penyalahgunaan_Narkoba_Bagi_Petugas_Lapas_Rutan.pdf pada 30
Oktober 2022.
12
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba dan musuhi penyalahgunaanya (jakarta: Gelora aksara
pratama, 2012), h. 10
12

Narkotika adalah sejenis zat atau obat yang berasal dari tanaman

atau bukan tanaman, baik sintesis maupun bukan sintesis, yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa.

Zat ini dapat mengurangi sampai menghilangkan rasanyeri dan dapat

menimbulkan ketergantungan. Narkotika memiliki daya adiksi

(ketagihan) yang sangat berat. Narkotika juga memiliki daya toleran

(penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat tinggi. Ketiga

sifat narkotika inilah yang menyebabkan pemakai narkotika tidak dapat

lepas dari cengkeramannya.13

Berdasarkan UU No. 22 tahun 1997, jenis-jenis narkotika

dapat dibagi menjadi 3 golongan.14

Golongan I : narkotika yang hanya dapat dipergunakan untuk

tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak di tujukan untuk terapi serta

mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk menyebabkan

ketergantungan. Misalnya adalah heroin/putaw, kokain, ganja, dan

lain - lain.

Golongan II : narkotika yang berkhasiat pengobatan

digunakan sebagai pilihan terkakhir dan dapat digunakan dalam

terapi dan bertujuan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi tinggi mangakibatkan ketergantungan. Misalnya

13
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba Dan Musuhi Penyalahgunaannya., h. 11
14
Pramono U.Tanthowi, NARKOBA Problem Dan Pemecahannya Dalam Prespektif Islam
(Jakarta: PBB, 2003), h. 7
13

adalah morfin, petidin, turunan / garam narkotika dalam golongan

tersebut dan lain-lain.15

Golongan III : narkoba yang berkhasiat pengobatan dan

banyak digunakan dalam terapi dan bertujuan untuk pengembangan

ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

ketergantungan. Misalnya adalah kodein, garam- garam narkotika

dalam golongan tersebut dan lain-lain.

Berdasarkan cara pembuatannya, narkotika dibedakan menjadi

3 jenis yaitu narkotika alami, narkotika semisintesis dan narkotika

sintesis:16

1) Narkotika Alami

Narkotika alami adalah narkotika yang zat adiktifnya diambil

dari tumbuh-tumbuhan (alam) seperti : ganja, hasis, koka, opium.

2) Narkotika Semisintetis

Narkotika semisintetis adalah narkotika alami yang diolah dan

menjadi zat adiktifnya (intisarinya) agar memiliki khasiat yang lebih

kuat sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kedokteran.

Contohnya, Morfin dipakai dalam dunia kedokteran untuk

menghilangkan rasa sakit atau pembiusan pada operasi (pembedahan).

15
Ibid., h. 8
16
Visimedia, Mencegah Penyalahgunaan Narkoba (Jakarta: Gramedia, 2008), h. 35
14

3) Narkotika Sintetis

Narkotika sintesis adalah narkotika palsu yang dibuat dari

bahan kimia. Narkotika ini digunakan untuk pembiusan dan

pengobatan bagi orang yang menderita ketergantungan narkoba

(subtitusi). Contohnya : Petidin : untuk obat bius local, operasi kecil,

sunat dsb.

b. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah

maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh

selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada

aktifitas normal dan perilaku. Psikotropika adalah obat yang digunakan

oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa (psyche). Berdasarkan

undang– undang No.5 tahun 1997, psikotropika dapat dikelompokkan ke

dalam 4 golongan.

Golongan I : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang

sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan

sedang diteliti khasiatnya. Contohnya adalah MDMA, ekstasi, LSD,

dan STP.

Golongan II : adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat

serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah

amfetamin, metamfetamin, metakualon, dan sebagainya.


15

Golongan III : adalah psikotropika dengan daya adiksi

sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya

adalah lumibal, buprenorsina, fleenitrazepam, dan sebagainya.

Golongan IV : adalah psikotropika yang memiliki daya

adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian.

Contohnya adalah nitrazepam (BK, mogadon, dumolid), diaxepam,

dan lain-lain. Berdasarkan ilmu farmakologi, psikotropika

dikelompokkan kedalam 3 golongan : depresan, stimulant, dan

halusinogen.17

c. Bahan Adiktif Lainnya

Zat adiktif terdiri dua kata “ zat” dan “adiktif” menurut

etimologi adalah wujud, hakekat, sesuatu yang menyebabkan ada dan

bisa juga berarti subtansinya yang merupakan pembentukan suatu

benda. Sementara adiktif berarti sifat ketagihan dan menimbulkan

ketergantungan pada pemakainya.18 Zat menurut Dadang Hawari,

adalah bahan atau subtansi yang dapat mempengaruhi fungsi berfikir,

perasaan dan tingkah laku pada orang yang memakainya. Zat

tersebut mengakibatkan kondisi dan bersifat siktif, penyalahgunaannya

dapat menimbulkan gangguan penggunaan zat (substance use di

sender), yang ditandai dengan perilaku maladaftif yang berkaitan

17
Sylviana, Bunga Rampai Narkoba Tinjauan Multidimensi (Jakarta: Sandi Kota, 2001), h. 21
18
Anton M. Muliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,1988), h. 6
16

dengan pemakaian zat itu yang lebih dapat kurang dikatakan

teratur.19

Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan

psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya:

rokok, kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan

menimbulkan ketagihan, thinner dan zat-zat lain seperti lem kayu,

penghapus cair, aseton, cat, bensin, yang bila dihisap, dihirup, dan

dicium, dapat memabukkan. Jadi, alkohol, rokok, serta zat-zat lain

yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan juga tergolong

narkoba.

Bahan atau zat atau obat yang disalah gunakan sebagai

berikut: pertama, sama sekali dilarang, yakni narkotika golongan I

(heroin, ganja, kokain) dan psikotropikan golongan I (MDMA /

ekstasi, LSD, sabu-sabu, dll). Kedua, penggunaannya harus dengan

resep dokter, misalnya amfetamin, sedative, dan hipnotika). Ketiga,

diperjualbelikan secara bebas, misalnya glue, thiner, dan lain-lain.

Dan keempat, ada batas umur dalam penggunaanya, mislanya alkohol

dan rokok.

Zat adiktif ini sering pula disebut dengan zat psikoaktif yaitu

“zat yang mempunyai pengaruh pada system saraf pusat (otak)

sehingga bila digunakan akan mempengaruhi kesadaran, perilaku,

19
Mardani, Penyalahgunaan Narkoba dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Pidana
Nasional (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), h. 79
17

pikiran dan perasaan. Penyalahgunaan zat psikoaktif ini merupakan

suatu pola penggunaan zat yang bersifat patologik (tidak sehat).

Paling sedikit satu bulan lamanya sedemikian rupa penggunaanya

sehingga menimbulkan gangguan pada fungsi sosial dan pekerjaan.

Penekanaan satu bulan lamanya tidak boleh diterjemahkan secara

harfiah, namun menunjukkan demikian seringnya sehingga

menimbulkan gangguan fungsi sosial.20

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat difahami bahwa

narkotika, psikotropika, alkohol dan zat adiktif merupakan bahan-

bahan yang dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap

system kerja syaraf, menimbulkan perubahan-perubahan khusus

kepada fisik dan penggunaan yang secara berlebihan akan

menimbulkan perubahan-perubahan khusus pada fisik dan penggunaan

yang secara berlebihan akan mengakibatkan ketergantungan pada diri

pemakainya, dan jika dilihat dari sifat adiksinya, maka baik

narkotika, psikotropika, maupun alkohol ketiganya dapat digolongkan

kepada zat adiktif yang bersifat psikoaktif.

3. Dampak Buruk Penyalahgunaan Narkoba

Berikut ini adalah dampak buruk dari penyalahgunaan

narkoba antara lain :

20
Acep Saifullah, Narkoba Dalam Prespektif Hukum Islam Dan Positif (Bandung: Rineka Cipta,
2009), h. 55
18

a. Aspek Fisik

1. Badan selalu sakit-sakitan, demam, perut sakit, persendian

sakit, (terutama saat putus obat).

2. Mudah tertular penyakit HIV-AIDS terutama pengguna

Narkoba yang menggunakan Narkoba dengan jarum suntik.

3. Suka melakukan sex bebas.

4. Rela menjual diri demi mendapatkan Narkoba.

5. Menimbulkan ketergantungan sama dengan over dosis dan

akhirnya meninggal.

b. Aspek Sosial

1. Seorang pengguna narkoba akan menjadi ancaman bagi

keluarganya sendiri karena suka mencuri uang, menjual

barang-barang dan hasilnya untuk beli Narkoba.

2. Ancaman bagi masyarakat disekelilingnya.

3. Selalu mengganggu ketertiban umum dan melakukan tindak

kriminal.

4. Dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

5. Bagi pengguna Narkoba yang memiliki jabatan baik swasta

maupun pemerintahan dia berani memakai uang kantor

atau Negara guna membeli Narkoba (Korupsi).

c. Aspek Strategis
19

Maraknya penyalahgunaan Narkoba berdampak terhadap

kelangsungan hidup Bangsa dan Negara yaitu rusaknya moral,

hilangnya rasa cinta tanah air dikalangan para remaja dan generasi

muda sebagai pewaris dan penerus perjuangan, penerus

pembangunan, kurangnya kreativitas, Produktivitas serta semangat

bersaing yang akhirnya akan menjadi ancaman bagi ketahan

Nasional (Runtuhnya Negara Republik Indonesia) dikarenakan sebagian

besar generasinya atau masyarakatnya teler, mabuk mentalnya rusak,

perilakunya rusak sehingga mudah ditaklukkan.

C. Pelajar Menengah Atas

1. Pengertian Pelajar Menengah Atas

Menurut Sarwono Siswa adalah setiap orang yang resmi terdaftar

untuk mengikuti pelajaran di dunia pendidikan. Siswa atau anak

didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi

sentral dalam proses belajar mengajar, dalam proses belajar mengajar

siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita memiliki tujuan dan

kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa akan menjadi

faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang

diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.21

Pelajar Menengah Atas secara umum berusia enam belas tahun

sampai dengan Sembilan belas tahun dan berapa pada tahap

21
Sarwono, Psikologi Remaja (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007) h. 27
20

perkembangan remaja. Masa remaja merupakan masa transisi

perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang

mengandung perubahan besar pada kondisi fisik, kognitif dan

psikososial. Piaget menyatakan bahwa siswa sekolah menengah atas

berada pada tahap perkembangan kognitif operasional formal

(Papaliadkk, 2008:534).

Remaja sering berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan yang

dapat terjadi. Mereka berpikir tentang ciri-ciri ideal diri mereka

sendiri, orang lain, dan dunia. Hal inilah yang disebut oleh Santrock

sebagai standar ideal remaja (siswa SMA). Pada tahap ini, siswa

mulai membandingkan kenyataan yang terjadi dengan standar

idealnya (siswa SMA) (Santrock, 2007:126).

Akan tetapi, kemampuan berpikir dengan pendapat sendiri pada

siswa ditahap ini belum disertai pendapat orang lain dalam

penilaiannya sehingga pandangan dan penilaian diri sendiri dianggap

sama dengan pandangan orang lain mengenai dirinya (Fatimah,

2010:94).

2. Karakteristik Pelajar Menengah Atas

Menurut Sukintaka (1992) dalam Rori lanun (2007:19-20)

karakteristik pelajar menengah atas umur 16-18 tahun antara lain :

a. Jasmani

1) Kekuatan otot dan daya tahan otot berkembang baik.


21

2) Senang pada keterampilan yang baik, bahkan mengarah pada gerak

akrobatik.

3) Anak laki-laki keadaan jasmaninya sudah cukup matang.

4) Anak perempuan posisi tubuhnya akan menjadi baik.

5) Mampu menggunakan energi dengan baik.

6) Mampu membangun kemauan dengan semangat mengagumkan.

b. Psikis atau Mental

1) Banyak memikirkan dirinya sendiri.

2) Mental menjadi stabil dan matang.

3) Membutuhkan pengalaman dari segala segi.

4) Sangat senang terhadap hal-hal yang ideal dan senang sekali

bila memutuskan masalah-masalah sebagai berikut : a)

Pendidikan, b) pekerjaan, c) perkawinan, d) pariwisata dan

politik, dan e) kepercayaan.

c. Sosial

1) Sadar dan peka terhadap lawan jenis.

2) Lebih bebas.

3) Berusaha lepas dari lindungan orang dewasa atau pendidik.

4) Senang pada perkembangan sosial.

5) Senang pada masalah kebebasan diri dan berpetualang.

6) Sadar berpenampilan dengan baik dan cara berpakaian rapi

dan baik.
22

7) Tidak senang dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan

oleh kedua orang tua.

8) Pandangan kelompoknya sangat menentukan sikap pribadinya.

d. Perkembangan Motorik

Anak akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan pada

masa dewasanya, keadaan tubuhnya pun akan menjadi lebih kuat dan

lebih baik, maka kemampuan motorik dan keadaan psikisnya juga

telah siap menerima latihan-latihan peningkatan ketrampilan gerak

menuju prestasi olahraga yang lebih. Untuk itu mereka telah siap

dilatih secara intensif di luar jam pelajaran. Bentuk penyajian

pembelajaran sebaiknya dalam bentuk latihan dan tugas.

Pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah terutama pada

tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sangat terbatas. Seperti bagi

siswa Kelas 1 hanya mempelajari dasar-dasar permainan dalam suatu

cabang olahraga, Kelas 2 diarahkan pada pemahaman cara melakukan

latihan-latihan suatu cabang olahraga dan untuk Kelas 3 diarahkan

pada pemahaman terhadap pola dari strategi permainan (taktik dan

strategi permainan suatu cabang olahraga).

Untuk itu guna memperdalam pengetahuan siswa terhadap

suatu cabang olahraga maka sekolah membuat kebijakan untuk

mengadakan ekstrakurikuler, agar siswa dapat berprestasi dengan

baik.
23

3. Tekanan Yang Dihadapi Pelajar Menengah Atas

Secara teoritik, pada umumnya setiap pelajar memiliki

kecenderungan mengalami stres belajar, akan tetapi sesuai dengan

kondisi internal pelajar yang menyangkut pikiran-pikiran negatif,

keyakinan dalam diri serta kepribadian yang dimiliki pelajar. Pelajar

menengah atas menghadapi banyak tekanan maupun tuntutan

akademik, sebagai contoh, ujian sekolah, menjawab pertanyaan di

kelas, dan memperlihatkan progress mata pelajaran. Salah satu ujian

sekolah yang menjadi tuntutan adalah UAS (Ujian Akhir Semester).

Pelajar Menengah Atas diperkirakan dapat mengalami stres

yang bervariasi menjelang UAS sebab nilai UAS dapat

mempengaruhi rapor yang menjadi bekal untuk masuk ke perguruan

tinggi negeri. Menurut Lal sebagai konsekuensi hal tersebut adalah

pelajar akan mengalami stres (Lal, K, 2014:123).

Dari paparan diatas tekanan yang dialami pelajar adalah salah

satu tekanan akademik dalam belajar mulai dari tugas sekolah,

ujian, dan pelajar harus memperlihatkan kemajuan dari mata

pelajaran yang di jelaskan di sekolah. Tekanan tekanan akademik

pelajar bersumber dari tuntutan sekolah sendiri yaitu tuntutan tugas

sekolah dan tuntutan dari guru.

Tekanan yang dialami pelajar merupakan perasaan tidak

nyaman akibat adanya tuntutan-tuntutan yang sangat menekan mulai


24

dari tuntutan dari sekolah maupun tuntutan dari guru, hal itu akan

menimbulkan perubahan tingkah laku pada diri pelajar itu sendiri.


BAB III

PEMBAHASAN

A. Upaya Pencegahan Terhadap Penggunaan Narkoba

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah

penggunaan narkoba, di antara-nya yaitu :

1. Aktif Dalam Kegiatan Sosial

Dengan aktif dalam kegiatan sosial seorang pelajar akan jauh

dari penggunaan narkoba. Dikarenakan para pelajar akan lebih fokus

untuk melakukan kegiatan sosial. Dan para pelajar akan lebih sibuk

dengan kegiatan-kegiatan sosial. Jadi, kemungkinan yang sangat

kecil sekali untuk para pelajar menggunakan narkoba atau

sejenisnya.

Ketika seorang pelajar terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial,

maka pelajar tersebut lebih sering berkomunikasi dengan orang-orang

di sekitarnya. Yang membuat pelajar itu menjadi lebih terbuka dan

tidak ragu berbagi cerita ke orang-orang di sekitarnya, ketika ada

masalah yang dihadapinya. Dan mungkin pada saat mengikuti

kegiatan sosial, hati para pelajar akan terenyuh ketika melihat para

korban yang masih bersyukur atas apa yang didapati. Hal ini

menjadi pelajaran bagi para pelajar untuk selalu bersyukur dengan

apa yang ia hadapi saat ini.

25
26

2. Aktif Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakulikuler akan membuat para pelajar mengikuti

kegiatan tambahan yang dilakukan diluar jam pelajaran, baik di

sekolah atau di luar sekolah. Ekstrakulikuler ini sangat bermanfaat

untuk mendapat tambahan pengetahuan, keterampilan, dan wawasan.

Serta membantu membentuk karakter peserta didik sesuai dengan

minat dan bakat masing-masing pelajar.

Contohnya seperti mengikuti esktrakulikuler futsal. Para

pelajar yang mengikuti ekskul futsal akan lebih banyak

menghabiskan waktu di lapangan futsal, karena futsal juga dijadikan

hobi bagi para pelajar tersebut. Dengan begitu waktu luang yang

dimiliki para pelajar akan lebih bermanfaat, dan para pelajar juga

akan jauh dari pergaulan yang menjerumuskan kepada narkoba.

Karena para pelajar akan lebih diawasi oleh pembimbing kegiatan

ekstrakulikuler tersebut.

3. Aktif Dalam Kelompok Keagamaan

Seorang pelajar yang tergabung dalam kelompok keagamaan

akan jauh dari penggunaan narkoba. Karena selalu teredukasi oleh

pembimbing kelompok keagamaan tersebut dan juga waktu luangnya

lebih terisi dengan kegiatan yang lebih bermanfaat. Contohnya

seperti mengikuti kelompok tahfidz (Kelompok penghafal qur’an).

Seorang pelajar dituntut untuk menyetorkan Al-Qur’an setiap


27

harinya, sehingga para pelajar mau tidak mau harus mengatur waktu

untuk menghafalnya.

Hal ini membuat para pelajar mengisi waktu luangnya untuk

menghafal Al-Qur’an. Oleh karena itu, baiknya para pelajar

didaftarkan ke dalam kelompok-kelompok keagamaan. Karena

dengan begitu para pelajar menjadi lebih teredukasi dan terbimbing.

Sehingga mereka terjauh dari narkoba dan pergaulan yang tidak

bermanfaat.

4. Peran Orang Tua Dalam Membimbing Anak-Anaknya

Orang tua berperan penting dalam mengarahkan kehidupan

anaknya, maka dari itu tidak ada salahnya orang tua mengedukasi

anak-anaknya untuk menjauhi narkoba sejak dini. Karena dengan

begitu anak-anaknya akan lebih terarah ke hal-hal yang positif dan

cenderung menjauhi hal-hal yang negatif. Orang tua juga harus

membangun komunikasi yang baik dengan anak-anaknya, hal ini

sangat bermanfaat untuk anak-anaknya.

Dengan membangun komunikasi yang baik antara orang tua

dan anak, anak-anak akan merasa lebih nyaman dan tidak ragu

untuk bercerita kepada orang tuanya ketika ada masalah yang

dihadapinya. Karena tentu saja anak harus merasa disayang agar

anak bisa menjadi lebih terbuka ke orang tuanya.


28

B. Pandangan Islam Terhadap Narkoba

1. Dalil Al-Quran Tentang Narkoba

Para ulama sepakat haramnya mengkonsumsi narkoba ketika

bukan dalam keadaan darurat. Ibnu Taimiyah rahimullah berkata,

“Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan diharamkan

berdasarkan kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat yang dapat

menghilangkan akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak

memabukkan” (Majmu’ Al-Fatawa, 34: 204).22

Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa dalil yang mendukung

haramnya narkoba. Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-A’raf

ayat 157 :

ْ ‫َالط ِيبتَِويُح ِر ُمَعلَ ْي ِه ُم‬


َ‫َالخبَ ِٕىث‬ َّ ‫وي ُِح ُّلَل ُه ُم‬

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan

mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”. Dan di dalam

surah Al-Maidah ayat 90 :

َ َٰ ‫ش ْي‬
‫ط ِن فَٱجْ تَنِبُوهُ لَعَلَّ ُك ْم‬ َ ‫اب َو ْٱْل َ ْز َٰلَ ُم ِرجْ س ِ ِّم ْن‬
َّ ‫ع َم ِل ٱل‬ ُ ‫ص‬َ ‫إِنَّ َما ْٱلخ َْم ُر َو ْٱل َم ْيس ُِر َو ْٱْلَن‬

‫ت ُ ْف ِل ُحون‬

“Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)

berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan

22
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc. “Narkoba Dalam Pandangan Islam”,
https://muslim.or.id/9077-narkoba-dalam-pandangan-islam.html, diakses pada 30 Oktober 2022
29

syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

keberuntungan”. Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa islam

mengharamkan khamr. Sama halnya dengan khamr, narkoba pun

dapat memabukkan bagi siapapun yang mengkonsumsinya. Ayat ini

pun menjadi salah satu pendukung yang kuat terhadap pengharaman

narkoba.

Di ayat yang lainnya Allah Ta’ala juga berfirman :

‫َو ََل ت ُ ْلقُ ْوا بِا َ ْي ِد ْي ُك ْم اِلَى الت َّ ْهلُ َك ِة‬

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam

kebinasaan” (Al-Baqarah : 195).

‫ّٰللاَ َكانَ ِب ُك ْم َر ِح ْي ًما‬ َ ُ‫َو ََل ت َ ْقتُلُ ْْٓوا ا َ ْنف‬


‫س ُك ْم ۗ ا َِّن ه‬

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah

Maha Penyayang kepadamu” (An-Nisa : 29).

Dua ayat di atas menunjukkan akan haramnya merusak diri

sendiri. Yang dinamakan narkoba sudah pasti merusak badan dan

akal seseorang. Sehingga dari ayat inilah dapat diambil kesimpulan

bahwa mengkonsumsi narkoba itu hukumnya haram.

2. Dalil Al-Hadits Tentang Narkoba.

Sedangkan di Al-Hadits juga disebutkan, Rasulullah SAW

bersabda :
30

‫ َو ُك ُّل ُم ْس ِك ٍر َح َرام‬،‫ُك ُّل ُم ْس ِك ٍر خ َْمر‬

“Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap khamr

adalah haram”.

‫ما أسكر كثيره فقليله حرام‬

“Sesuatu yang banyaknya dapat memabukkan, maka

sedikitnya pun haram”

Dari dua hadits diatas dapat dipahami bahwa narkoba

termasuk golongan khamr, dikarenakan narkoba dapat memabukkan

orang yang mengkonsumsinya. Tidak hanya dua hadits yang diatas,

banyak hadits lain yang mendukung bahwa narkoba hukumnya

haram. Contohnya seperti hadits berikut :

‫ َو‬,‫َار َج َهنَّ َم يَت ََردَّى فِي َها خَا ِلدًا ُم َخلَّدًا في َها ا َ َبدًا‬ َ ‫َم ْن ت ََردَّى ِم ْن َج َب ٍل فَقَت َ َل نَ ْف‬
ِ ‫سهُ فَ ُه َو في ن‬

‫ و َم ْن قَت َ َل‬,‫َار َج َهنَّ َم خَا ِلدًا ُمخَلَّدًا في َها أ َ َبدًا‬


ِ ‫ساهُ في ن‬ َ ‫س َّما فَقَت َ َل نَ ْف‬
ُ َ‫سهُ ف‬
َّ ‫س َّمهُ في َي ِد ِه َيت َ َح‬ َّ ‫َم ْن ت َ َح‬
ُ ‫سى‬

‫َار َج َهنَّ َم خَا ِلدًا ُمخَلَّدًا فِ ْي َها أ َ َبدًا‬ ْ ‫سهُ ِب َح ِد ْيدَةٍ فَ َح ِد ْيدَتُهُ فِي َي ِد ِه َيت ََو َّجأ ُ في َب‬
ِ ‫طنِ ِه فِ ْي ن‬ َ ‫نَ ْف‬

“Barangsiapa yang sengaja menjatuhkan dirinya dari gunung

hingga mati, maka dia di neraka Jahannam dalam keadaan

menjatuhkan diri di (gunung di dalam) neraka itu, kekal selama-

lamanya. Barangsiapa yang sengaja menenggak racun hingga mati

maka racun itu tetap ditangannya dan dia menenggaknya di dalam

neraka Jahannam dalam keadaan kekal selama-lamanya. Dan

barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu


31

akan ada ditangannya dan dia tusukkan ke perutnya di neraka

Jahannam dalam keadaan kekal selama-lamanya”. (HR. Bukhari no.

5778 dan Muslim no. 109).

Hadits ini menunjukkan akan ancaman yang amat keras bagi

orang yang menyebabkan dirinya sendiri binasa. Mengkonsumsi

narkoba tentu menjadi sebab yang bisa mengantarkan pada

kebinasaan karena narkoba hampir sama halnya dengan racun.

Sehingga hadits ini pun bisa menjadi salah satu dalil yang

mendukung pengharaman narkoba.

Serta di hadits yang lainnya pun juga disebutkan, “Rasulullah

SAW bersabda,

‫رار‬
َ ‫ض‬ ِ ‫ض َر َر وَل‬
َ ‫َل‬

Tidak boleh memberikan dampak bahaya, tidak boleh

memberikan dampak bahaya”. (HR. Ibnu Majah no. 2340, Ad-

Daruquthni 3: 77, Al-Baihaqi 6: 69, Al-Hakim 2: 66).

Dalam hadits ini dengan jelas terlarang memberi mudharat

pada diri sendiri dan orang lain. Narkoba termasuk dalam larangan

ini, dikarenakan narkoba sudah jelas menimbulkan mudharat jika

dikonsumsi tidak sesuai dengan kegunaannya.


32

C. Solusi Islam Terhadap Pergaulan Remaja

Pergaulan remaja haruslah diatur dan dibimbing oleh berbagai

pihak, di antaranya yang paling bertanggung jawab dalam hal

pembentukan kepribadian remaja tersebut ialah orang tua atau

keluarga, guru, dan masyarakat. Sebab ketiganya merupakan orang

yang sangat penting dalam mengarahkan remaja untuk membentuk

pribadi yang berakhlak baik dengan memberikan pendidikan-

pendidikan islam yang berlandaskan Al-Quran dan Hadits.

1. Bimbingan Pergaulan Remaja Di Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan fondasi awal, dan yang paling

kuat pengaruhnya terhadap pola pikir remaja. Maka dari itu islam

memerintahkan kita untuk menjaga keluarga dari api neraka dan

tidak mendurhakai allah terhadap apa yang diperintahkannya. Hal ini

disebabkan karena keluarga merupakan lingkungan pertama seorang

remaja melakukan interaksi. Dalam hal ini orang tualah yang berperan

utama dalam memberi pendidikan kepada remaja, keteladanan orang tua

akan menjadi kunci utama keberhasilan pendidikan remaja. Rasulullah

SAW bersabda :

‫ فأبواه يهودانه أوينصرانه أو ميجسانه‬.‫ما من مولود إال يولد على الفطرة‬

“Tidaklah anak yang dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah,

maka ibu bapaknyalah yang menjadikan yahudi, nasrani, atau

majusi”.
33

Oleh karena itu kedudukan orang tua sangat berperan dalam

membentuk pribadi remaja, baik dan buruknya seorang remaja tergantung

dibawah kendali orang tuanya. Dapat dimengerti bahwa peran keluarga

pada masa sekarang ini berbeda dengan masa sebelumnya. Semua

itu sesuai dengan perkembangan umur anak dan pertumbuhan

pengenalannya terhadap lingkungan. Pada masa sebelumnya seorang

anak lebih cenderung untuk bersandarkan pada orang tuanya dalam

pemikiran serta tingkah lakunya, maka pada masa ini lebih banyak

bersandarkan pada dirinya sehingga ia memiliki keputusan dan

pendapat sendiri dan selalu berusaha untuk merealisasikan kebabasan

berpikir dan gerakannya. Maka dari itu para orang tua diharapkan

bisa membimbing anak-anaknya dalam bergaul.

2. Pembinaan Remaja Di Lingkungan Masyarakat

Masyarakat juga berfungsi sebagai golongan yang diperlukan untuk

membina para remaja. Di lingkungan inilah para remaja lebih banyak

menggunakan waktunya dibandingkan di rumah dan di sekolah. Di dalam

masyarakat para remaja mulai belajar dan memahami orang lain. Remaja

tersebut terbentuk dengan kebiasaan-kebiasaan dan adat yang ada di

lingkungan. Pembinaan dan pengawasan dari masyarakat sekitar juga

sangat penting, Karena hal itu menjadi salah satu bentuk kepedulian

terhadap sesama. Rasulullah SAW bersabda :

‫اَيُؤْ ِم ُن أ َ َحدُ ُك ْم َحتَّى ي ُِحبَّ ِْل َ ِخ ْي ِه َماي ُِحبُّ ِلنَ ْف ِس ِه‬


34

“Tidaklah termasuk orang beriman seseorang diantara kalian

sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya

sendiri”.

Oleh karena itu, masyarakat juga ikut serta memikul tanggung jawab

dan ini merupakan tanggung jawab moral dari setiap individu muslim.

Tanggung jawab ini hendaknya dilaksanakan secara sukarela dan dengan

penuh kesadaran bahwa pendidikan remaja sebagai generasi penerus ada

di tangan orang tua dalam kelompok besar yakni masyarakat, karena

sudah menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai kecenderungan

berkumpul dan berinteraksi dengan orang lain, sehingga perlu dibangun

masyarakat muslim yang madani, berakhlak dan berintelektual.

3. Fungsi Pendidikan Islam Terhadap Pergaulan Remaja

Pendidikan agama Islam sangat erat sekali kaitannya dengan

pendidikan pada umumnya. pendidikan islam bertujuan untuk

meningkatkan ketaqwaan siswa terhadap Allah SWT. Islam memandang

pendidikan adalah suatu yang penting yang harus diberikan kepada

remaja sejak dini. Hal ini disebabkan karena pada fase ini remaja mudah

menerima sesuatu yang baik dan begitu pula dengan hal-hal yang buruk.

Pendidikan sejak dini akan menentukan kehidupan di masa yang akan

datang. Apabila remaja dibiasakan dan diajarkan dengan sifat-sifat yang

baik, maka ia akan tumbuh dengan sifat yang baik dan begitu pula
35

sebaliknya, apabila remaja dibiasakan tumbuh dengan hal-hal yang

dilarang agama, maka ia terbiasa dengan keadaan tersebut.

Pergaulan remaja menurut konsep Islam haruslah selalu berpedoman

sesuai dengan Al-Quran dan Hadits, karena Islam telah mengatur cara-

cara berakhlak yang baik dan bergaul yang benar. Setiap aktifitas mereka

dalam bergaul, bermain, berorganisasi dan mengembangkan kreativitas

dan kepribadiannya selalu dalam nuansa-nuansa Islam. Sebab mereka

secara langsung maupun tidak langsung sudah terkader untuk

menda’wahkan Islam, sehingga menjadi generasi muda muslim yang siap

menerima amanah dalam mensyi’arkan Islam.

Pergaulan anak remaja haruslah diatur dan dibimbing oleh berbagai

pihak, di antaranya yang paling bertanggung jawab dalam hal

pembentukan kepribadian remaja tersebut ialah orang tua atau keluarga,

guru, dan masyarakat. Sebab ketiganya merupakan orang yang sangat

penting dalam mengarahkan remaja untuk membentuk pribadi yang

berakhlak baik dengan memberikan pendidikan-pendidikan islam yang

berlandaskan Al-Quran dan Hadits.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Yang dimaksud dengan pencegahan adalah sebuah

usaha yang dilakukan individu dalam mencegah

terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.

2. Narkoba merupakan singkatan dari narkotika,

psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Dalam kamus

besar Bahasa Indonesia mengistilahkan narkoba atau

narkotika adalah obat yang dapat menenangkan syaraf,

menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk

atau merangsang.

3. Narkoba berdampak terhadap fisik, sosial, dan strategis.

Membuat tubuh menjadi sakit-sakitan, dapat

menyebabkan kecelakaan lalu lintas dan akan merusak

moral.

4. Problematika yang dihadapi oleh kalangan pelajar

menengah atas adalah kecenderungan mengalami stress

belajar, sesuai dengan kondisi internal pelajar yang

menyangkut pikiran-pikiran negatif.

5. Banyak dalil-dalil yang mendukung pengharaman

narkoba, baik pada Al-Qur’an maupun Al-Hadist.

36
37

Dikarenakan narkoba dapat memabukkan bagi yang

mengkonsumsinya.

6. Dengan aktif dalam kegiatan-kegiatan atau kelompok-

kelompok yang positif, dapat mencegah seseorang

untuk menggunakan narkoba. Peran orang tua juga

sangat berpengaruh terhadap pencegahan penggunaan

narkoba.

7. Islam memberikan solusi terhadap pergaulan remaja

dengan membimbing pergaulan remaja di lingkungan

keluarga, membina para remaja di masyarakat serta

mengaplikasikan pendidikan islam pada pergaulan

remaja.

B. Saran

1. Sebagai pelajar lebih baik isi waktu luang dengan hal-

hal yang lebih positif, dan menjauhi segala hal yang

menjerumuskan kepada hal yang negatif.

2. Sebagai orang tua harus mengarahkan anaknya agar

menjadi anak yang baik dan jauh dari narkoba.

3. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Cegahlah

sebelum terjadi hal buruk yang tidak diinginkan

terutama dalam masalah narkoba.


DAFTAR PUSTAKA
Anton M. Muliono. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

B.A Sitanggang. 1999. Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika.

Jakarta: Karya Utama.

BNN. “Advokad Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Petugas Lapas

dan Rutan”, https://perpustakaan.bnn.go.id/sites/default/files/Buku_Digital_2020-

08/Advokasi_Pencegahan_Penyalahgunaan_Narkoba_Bagi_Petugas_Lapas_Ruta

n.pdf, diakses pada 30 Oktober 2022.

Lal, K. 2014. Academic Stress Among Adolescent in Relation to

Intelligence and Demographic Factors. American International Journal of Research

in Humanities, Arts and Social Science.

Mardani. 2008. Penyalahgunaan Narkoba dalam Perspektif Hukum Islam

dan Hukum Pidana Nasional. Jakarta: Raja Grafindo.

Marpaung, Laden. 2001. Tindak Pidana Korupsi Pemberantasan dan

Pencegahan. Jakarta: Bina Grafika.

Papalia, D., Old, S.W., Feldman, R.D. 2008. Human development

(psikologi perkembangan). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Partodiharjo, Subagyo. 2010. Kenali Narkoba dan Musuhi

Penyalahgunaanya. Jakarta: Erlangga.

38
39

Partodiharjo, Subagyo. 2012. Kenali Narkoba dan musuhi

penyalahgunaanya. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.

Pramono U. Tanthowi. 2003. NARKOBA Problem Dan Pemecahannya

Dalam Prespektif Islam. Jakarta: PBB.

Sasangka, Hari. 2003. Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana.

Jakarta: Mandar Maju.

Saifullah, Acep. 2009. Narkoba Dalam Prespektif Hukum Islam Dan Positif.

Bandung: Rineka Cipta.

Santrock, J.W. 2007. Perkembangan anak (terjemahan). Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Sarwono. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukintaka. 1992. Rori Lanun. Presepsi siswa SMA Muhamadiyah 1 Bantul

Terhadap Ekstrakulikuler Bola Voli. Skripsi: PJKR FIK.

Sylviana. 2001. Bunga Rampai Narkoba Tinjauan Multidimensi. Jakarta:

Sandi Kota.

Taimiyah, Ibnu. 2004. Majmu’ Al-Fatawa. Madinah: Mujamma’ al-Malik

Fadh li al-Taba’ah al-Mushaf al-Sharif.

Tuasikal, Muhammad Abduh. 2021. “Narkoba Dalam Pandangan Islam”,

https://muslim.or.id/9077-narkoba-dalam-pandangan-islam.html, diakses pada 30

Oktober 2022.
40

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 Tentang

Narkotika, Pasal 1, 3.

Visimedia. 2008. Mencegah Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: Gramedia.


41

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Santri

Nama : Ziaulhaq Farras Ismail


Nomor Induk : 20.1803
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 3 Oktober 2005
Alamat : Jl. Irigasi Prima Raya Blok.D7 No.16
Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi 17112

B. Orang Tua
1. Ayah
Nama : Suhendro
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Ibu
Nama : Sri Henianti
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

C. Pendidikan

2011-2017 : SDIT Al-Amanah


2017-2020 : SMPIT Insan Mubarak
2020-2023 : MA Persis 69

Anda mungkin juga menyukai