Anda di halaman 1dari 38

DAMPAK DARI KECANDUAN ROKOK PADA ANAK SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA KELAS IX YANG BERAKIBAT TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menuntaskan Studi


di SMA Muslimin Rongga

AHMAD IHSAN MAULANA


3054296534

SMA MUSLIMIN RONGGA

BANDUNG BARAT

2023
ABSTRAK

Ahmad Ihsan Maulana. “Dampak Dari Kecanduan Rokok Pada Anak


Sekolah Menengah Pertama Kelas IX Yang Berakibat Terhadap Kedisiplinan
Siswa Penelitian di Salah Satu Sekolah Menengah Pertama di Bandung Barat.”

Penelitian ini berangkat dari suatu dampak kurangnya kedisiplinan pada


anak sekolah menengah pertama kelas IX di jenjang sekolah menengah pertama
dari akibat kecanduan rokok. Dampak dari kurangnya kedisiplinan di tandai
dengan kurang disiplinnya terhadap peraturan, kehadiran, perilaku dan moral pada
kehidupan lingkungan sekolah menengah pertama dan lingkungan sekitarnya.
Adapun ciri perubahan terhadap ketidakdisiplinan tersebut adalah menurunnya
sikap patuh terhadap aturan yang ada di sekolah menengah pertama tersebut dan
sering nya melakukan terlambat datang ke kelas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari kecanduan


merokok pada anak sekolah menengah pertama terhadap kedisiplinan dan untuk
mengetahui cara untuk meminimalisir Kecanduan rokok pada anak sekolah
menengah pertama. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif, yaitu metode dengan wawancara secara langsung dengan subjek. Teori
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori kualitatif, yaitu teori yang
mengedepankan penjelasan suatu data dan cenderung menggunakan analisis.

Kata Kunci : Kedisiplinan, Kecanduan Rokok

i
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

DAMPAK DARI KECANDUAN ROKOK PADA ANAK SEKOLAH


MENENGAH PERTAMA YANG BERAKIBAT TERHADAP
KEDISIPLINAN SISWA

Ahmad Ihsan Maulana

3054296534

Disetujui oleh:

PEMBIMBING TANDA TANGAN

Iyep Tahuddin S.Sos _________________


6935776677130032

Karya tulis ilmiah ini telah diuji pada tanggal_____________________________

PENGUJI I PENGUJI II PENGUJI III

_____________ ______________ ______________

NUPTK. NUPTK. NUPTK.

Disahkan oleh:

Kepala SMA Muslimin Rongga

H.NURSALIM IRSAD. S.Pd.I

6935751654200002

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puja serta puji senantiasa dipanjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, yang
mana ia telah memberikan nikmat sehat, nikmat memperoleh ilmu pengetahuan
dengan menurunkan al Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh manusia dengan
segala bentuk kekuasaannya.

Shalawat salam mudah- mudahan senantiasa tercurah limpahkan kepada


habibana wanabiyana Muhammad Shallallahu’ alaihi wasallam, kepada
keluarganya, sahabatnya, hingga kepada kita selaku umatnya mudah-mudahan
mendapatkan syafa’atnya di hari kiamat. Aamiin Yaa Robbal’ alamin.

Dengan taufik serta hidayah-Nyalah penelitian ini dapat terselesaikan


sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebagai salah satu syarat kelulusan
sekolah SMA Muslimin Rongga. Dengan judul Dampak Dari Kecanduan Rokok
Pada Anak Sekolah Menengah Pertama Kelas IX Yang Berakibat Terhadap
Kedisiplinan Siswa [Penelitian di Salah Satu Sekolah Menengah Pertama di
Bandung barat]

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini banyak mendapatkan


arahan serta bimbingan dari berbagai pihak, rasa syukur serta terima kasih yang
sebesar-besarnya terutama kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan serta hidayah sehingga


karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.

2. Kepada orang tua yang senantiasa mendo’akan dan mendukung selama


menempuh pendidikan di SMA Muslimin Rongga.

3. Bapak Iyep Tahudin S.Sos, selaku pembimbing yang senantiasa


memberi arahan dengan sangat baik dan meluangkan banyak waktunya untuk
membimbing saya dan rekan-rekan dari awal hingga akhir.

iii
4. Bapak H.Nursyalim Irsyad S.Pd.I selaku kepala sekolah di lembaga
pendidikan SMA Muslimin Rongga.

5. Umi Wilu Salam S.Pd.I yang selalu memberi arahan dan motivasi yang
tidak henti-hentinya kepada saya dan rekan-rekan.

6. Tidak lupa kepada rekan-rekan seperjuangan yang senantiasa


mendukung dari awal hingga akhir.

Penulis panjatkan do’a semoga Allah SWT memberikan balasan yang


berlipat ganda, ilmu yang berkah dan bermanfaat atas semua bantuan serta
kebaikan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Aamiin.

Bandung Barat, Januari 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
1.4. Manfaat Hasil Penelitian .............................................................................. 3
1.5. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 4
1.6. Struktur Kerangka Pemikiran........................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Kecanduan Rokok ......................................................................................... 6
2.1.1. Pengertian Rokok .................................................................. 6
2.1.2. Kecanduan Rokok.................................................................. 7
2.2. Kedisiplinan .................................................................................................. 8
2.2.1. Pengertian Kedisiplinan ......................................................... 8
2.2.2. Macam-Macam Disiplin ........................................................ 10
2.2.3. Tujuan Sikap Disiplin ............................................................ 11

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian .............................................................. 13
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 13
3.3. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 14
3.4. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................15
3.5. Tekhnisk Analisis Data................................................................................ 16

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN


4.1. Kondisi Tempat Penelitian ......................................................................... 18
4.2. Sejarah Dilarangnya Siswa untuk Merokok pada Sekolah………………...18

vi
4.3. Dampak Kecanduan Rokok ......................................................................... 19
4.3.1. Merokok Waktu Istirahat ................................................................ 19
4.3.2. Terlambat Datang Kesekolah……………………………..…19
4.3.3. Tercium Bau Rokok Saat Masuk Kelas ……………….……20
4.4. Kondisi Pendidikan di Sekolah Terkait ....................................................... 20
4.5. Faktor-Faktor yang Mendorong Untuk Menjadi Perokok ........................... 20
4.6. Dampak Dari Kecanduan Terhadap Kedisiplinan Siswa ............................ 21
4.7. Cara Meminimalisir Kecanduan Rokok ...................................................... 22
4.8. Kesimpulan ................................................................................................ 22
4.9. Saran............................................................................................................ 23
4.9.1. Saran Bagi Siswa ……………………………………..……. 23
4.9.2. Bagi Orang Tua …………………………………...………… 23
4.9.3. Bagi Sekolah ………………………………………………… 24

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak


kandungan zat berbahaya didalam rokok. Bahaya penyakit akibat rokok juga
sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan
kematian. Namun bahaya dari rokok tersebut tidak membuat para perokok
berhenti untuk mengkonsumsi rokok. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan rumah, sekolah, angkutan umum maupun di jalan-jalan.
Hampir setiap saat dengan mudahnya menyaksikan serta dijumpai orang-orang
yang sedang merokok. Merokok juga berlangsung di lingkungan pendidikan
khususnya sekolah.

Secara nasional, konsumsi rokok di Indonesia pada tahun 2002 mencapai


182 miliar batang per tahun, membuat Indonesia menempati urutan ke-5 sebagai
negara dengan konsumsi tembakau tertinggi dunia setelah Cina, Amerika, Rusia,
dan Jepang (Depkes RI, 2004). Menurut World Health Organization (WHO) pada
tahun 2010, Indonesia merupakan negara terbesar ke-3 setelah Cina dan India
sebagai negara perokok dengan jumlah 82 juta perokok. Hasil survei diatas juga
diperkuat oleh laporan The ASEAN Tobacco Control Report pada tahun 2012 yang
melaporkan bahwa Indonesia menempati peringkat pertama jumlah perokok
terbanyak, yaitu 51,11 % dari perkiraan total jumlah perokok di Association of
Southeast Asian Nations (ASEAN).

Dalam kajian psikologi, dijelaskan bahwa setiap perilaku didasarkan oleh


faktor kehendak yang melibatkan pertimbangan-pertimbangan untuk melakukan
atau tidak melakukan suatu perilaku, dimana dalam prosesnya pertimbangan
tersebut akan membentuk intensi yang disebut juga dengan niat. Dalam proses
psikologi, menurut Ajzen (1991) niat diartikan sebagai keputusan yang
mengerahkan usaha untuk melakukan suatu perilaku. Di sisi lain, Ajzen (2005)
mengatakan bahwa perilaku merokok remaja dapat diprediksi dengan niat perilaku

1
dari remaja. Intensi diartikan sebagai niat seseorang untuk melakukan perilaku
yang didasari oleh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi terhadap
kontrol perilaku. Dipertegas oleh Ajzen (2005) juga menambahkan bahwa intensi
merupakan prediktor tunggal terbaik bagi perilaku yang akan dilakukan
seseorang. Kecenderungan remaja atau niat untuk mencoba merokok inilah yang
disebut sebagai intensi merokok.

Berdasarkan fenomena data-data yang telah dipaparkan di atas, maka


penelitian ini akan dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Pertama di
Bandung barat. Kebanyakan siswa laki-laki merokok ketika jam istirahat, siswa
yang merokok itu tidak sendiri-sendiri, mereka berkumpul bersama teman dekat
mereka. Ketika ada teman mereka yang tidak merokok, mereka saling
menawarkan atau mengajak siswa lain untuk merokok. Beberapa dari mereka
akan menerimanya, bahkan ketika ada yang menolak mereka akan sedikit
memaksa walaupun hal tersebut tidak berhasil sepenuhnya. Sehingga beberapa
dari siswa tersebut merokok bukan karena keinginan mereka sendiri.

Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap intensi merokok pada
remaja adalah konformitas teman sebaya dan ketidakdisiplinan terhadap siswa.
Berdasarkan paparan di atas, perilaku merokok pada remaja menjadi
permasalahan yang serius. Oleh karena itu, peneliti menganggap penelitian sangat
penting dan sejauh ini belum ada penelitian yang sama dengan judul “DAMPAK
DARI KECANDUAN ROKOK PADA ANAK SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA KELAS IX YANG BERAKIBAT TERHADAP KEDISIPLINAN
SISWA”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana dampak dari kecanduan rokok pada anak sekolah
menengah pertama terhadap kedisiplinan?

2
2. Bagaimana Cara Meminimalisir Kecanduan Rokok Pada Anak
Sekolah Menengah Pertama?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah


sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dampak dari kecanduan merokok pada anak


sekolah menengah pertama terhadap kedisiplinan
2. Untuk mengetahui cara untuk meminimalisir ketidakdisiplinan
siswa

1.4. Manfaat Hasil Penelitian

Berdasarkan pada penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah


sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan wawasan di bidang ilmu


pengetahuan yang berkaitan dengan ketidakdisiplinan siswa dari akibat kecanduan
merokok, sehingga dapat memberi referensi tambahan bagi para pihak yang
mendalami wilayah akademik.

Penelitian ini diharapkan dapat manfaat bagi dunia pendidikan dan ilmu
pengetahuan baik itu dalam pengembangan teori akademis maupun sebagai
khazanah intelektual keilmuan.

2. Kegunaan praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat khusus bagi peneliti


umumnya bagi pihak masyarakat yang membutuhkan fakta-fakta lapangan
sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.
Objek penelitian ini masih terbuka hingga peneliti lain boleh kembali meneliti
terhadap objek yang sama.

3
1.5. Kerangka Pemikiran

Dalam mengulas persoalan ini peneliti menggunakan teori pendekatan


sehingga penguat dari penelitian ini berada pada kerangka berpikir penelitian.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Beranjak dari latar
belakang yang sudah peneliti uraikan, bahwa proses pendekatan dapat
mempermudah masyarakat untuk menggali sebuah informasi.

Salah satu dampak dari kecanduan rokok pada anak sekolah menengah
pertama ini mengakibatkan pada ketidakdisiplinan siswa terhadap peraturan,
kehadiran, perilaku dan moral pada kehidupan sehari-hari. Hal tersebut berakibat
pada pelanggaran nya pada norma sehari-hari seiring dengan ketidakdisiplinan
siswa yang di lakukan di lingkungan sekolah. Seperti mulai hilang nya norma dan
sopan santun di lingkungan keluarga di karena kan oleh kecanduan merokok.
Seperti halnya kecanduan rokok pada anak sekolah menengah pertama yang
banyak menimbulkan dampak. Akibatnya ketidakdisiplinan tersebut akan menjadi
karakter terhadap remaja tersebut seiring dengan tumbuh nya menjadi dewasa.

4
1.5.1. Struktur Kerangka Pemikiran

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kecanduan Rokok


2.1.1. Pengertian Rokok
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat. Berdasarkan PP
No. 19 tahun 2003, diketahui bahwa rokok adalah hasil olahan tembakau di
bungkus termasuk cerutu ataupun bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman
Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang
mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Rokok
merupakan silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-
daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan
dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.

Rokok mengandung lebih dari 4000 senyawa kimia dimana 60 diantaranya


bersifat karsinogenik. Sampai sekarang belum ada batas jumlah yang pasti dengan
terpaparnya asap rokok untuk menimbulkan penyakit. Tetapi dari bukti yang ada,
terpaparnya dengan asap rokok dalam waktu yang lama akan meningkatkan resiko
yang fatal untuk kesehatan. Lebih dari 85% penderita kanker paru adalah perokok,
berikut juga adanya hubungan dengan penderita kanker mulut, faring, laring,
esofagus, pankreas, serviks, ginjal, ureter, kandung kemih dan kolon. Leukimia
juga merupakan salah satu penyakit yang dapat timbul akibat asap rokok.

Rokok dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler termasuk


stroke, kematian mendadak, gagal jantung, penyakit vaskular perifer dan
pembengkakan pembuluh aorta. Banyak komponen yang terkandung di dalam
rokok yang bersifat ciliotoxic dimana sifatnya mengiritasi dinding dari sistem
pernapasan yang menyebabkan meningkatnya sekresi mukus di bronkus, penyakit
pulmonal kronik dan fungsi dari mucosilia. 2,8,10,11. Menurut Budiantoro Dari
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan, sebanyak 25

6
persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok
(perokok aktif) sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang beresiko
masuk ketubuh orang di sekelilingnya (perokok pasif). Konsentrasi zat berbahaya
di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap
rokok perokok aktif tidak terfilter sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok
aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap.Namun konsentrasi racun yang
perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok
yang dihembuskan. Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul
dari ujung rokok yang sedang tak dihisap sebab asap yang dihasilkan berasal dari
pembakaran tembakau yang tidak sempurna.

2.1.2. Kecanduan Merokok

kecanduan adalah satu kondisi yang membuat seseorang kehilangan


kontrol terhadap suatu hal. Biasanya hal ini merujuk pada rasa suka yang terlalu
dan didorong oleh keinginan kuat atau kegemaran terhadap satu hal. Seseorang
yang mengalami kecanduan biasanya tidak akan memiliki kendali atas apa yang ia
lakukan, konsumsi, atau gunakan.Hal itu kemudian berkembang menjadi sebuah
kecanduan. Kondisi ini bisa terjadi pada biasa saja dan ada banyak jenisnya.
Mulai dari kecanduan merokok, makanan, menonton video porno, gadget, hingga
kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang. Kondisi ini juga melibatkan
disfungsi kronis dari sistem otak yang melibatkan penghargaan, motivasi, hingga
memori.

Merokok merupakan penyebab kematian utama yang dapat dicegah di


negara berkembang. Hampir 5 juta kematian prematur disebabkan oleh rokok.
Menurut suatu penelitian, apabila permasalahan ini berlanjut, maka pada tahun
2030, rokok dapat membunuh seperenam populasi. Penghentian kebiasaan
merokok masih sulit dilakukan karena adanya efek adiktif atau kecanduan dari
senyawa-senyawa yang terkandung dalam tembakau. Di dalam tembakau, terdapat
lebih dari 3000 senyawa, tetapi yang menimbulkan efek kecanduan paling kuat
adalah nikotin.

7
Nikotin memiliki efek menyebabkan kecanduan karena dapat berikatan
dengan reseptor asetilkolin nikotik yang terdapat pada saraf di otak. Aktivasi
terhadap saraf ini akan mengakibatkan pengeluaran dopamin. Dopamin dalam
otak meningkat sehingga memperkuat stimulasi otak dan mengaktifkan rewards
pathway, yaitu pengaturan perasaan dan perilaku yang disebabkan karena adanya
mekanisme tertentu di otak. Hal inilah yang menimbulkan keinginan untuk
menggunakan nikotin kembali dan memicu ketergantungan fisik terhadap nikotin
terjadi cepat dan hebat. Selain itu, dopamin sendiri merupakan senyawa kimia
yang diproduksi oleh tubuh yang bertanggung jawab terhadap rasa senang,
gembira, motivasi dan percaya diri pada manusia. Efek inilah yang diinginkan
oleh perokok yang menyebabkan ketagihan. Sehingga apabila seseorang
mengkonsumsi rokok secara terus-menerus maka akan meningkatkan kadar
dopamin pada tubuh yang berakibat pada rasa kecanduan.

2.2. Kedisiplinan

2.2.1. Pengertian Kedisiplinan

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian dari


kedisiplinan. Berikut pengertian kedisiplinan menurut para ahli:

- Aritonang dalam Arifin dan Barnawi (2012: 110) mengatakan, bahwa


kedisiplinan merupakan kemampuan untuk dapat mengendalikan diri untuk tidak
melakukan suatu tindakan yang tidak sesuai maupun bertentangan dengan suatu
hal yang telah ditetapkan.

- Rasdiyanah dalam Amri (2013: 168) berpendapat bahwa kedisiplinan merupakan


sebuah kepatuhan untuk dapat menghormati serta dapat melaksanakan suatu
sistem yang mengharuskan seseorang untuk dapat tunduk pada keputusan,
perintah serta peraturan yang berlaku.

8
- Semiawan (2002: 89) menyatakan, bahwa kedisiplinan adalah segala macam
pengaruh yang memiliki pengaruh dan bertujuan untuk membantu menghadapi
tuntutan dari lingkungan. Disiplin juga diartikan sebagai sebuah pengaruh yang
dirancang untuk dapat membantu seseorang menghadapi tuntutan dari tempatnya
berada maupun lingkungannya.

- Menurut Siswanto, “2001” Melihat disiplin ini adalah sikap menghormati,


menghargai, tunduk, dan tunduk pada peraturan yang berlaku, baik secara tertulis
maupun tertulis, dan apabila kewajiban dan wewenang yang dilimpahkan itu
dilanggar maka sanksi tidak dapat dielakkan.

- Menurut Flippo, “Dalam Atmodiwirjo, 2000” Disiplin adalah segala upaya untuk
mengkoordinasikan perilaku masa depan dengan menggunakan hukum dan
penghargaan. Definisi di atas menitikberatkan pada konsep disiplin sebagai upaya
menata perilaku seseorang dengan cara yang terbiasa melakukan sesuatu yang
seharusnya dirangsang dengan hukuman dan penghargaan.

-Menurut Departemen Pendidikan “2001” Mendefinisikan disiplin atau ketertiban


adalah sikap konsisten dalam melakukan sesuatu. Dalam pandangan ini, disiplin
adalah sikap konsisten dalam melakukan sesuatu. Dalam pandangan ini, disiplin
adalah ketaatan terhadap suatu aturan yang telah disepakati atau ditetapkan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin


merupakan sebuah sikap atau kepribadian seseorang yang dapat menunjukan
bahwa orang tersebut patuh terhadap peraturan yang telah dibuat di dalam suatu
lingkungan, di mana orang tersebut berada. Kepatuhan tersebut juga dilakukan
dengan senang hati, tanpa ada paksaan serta dilakukan dengan penuh kesadaran
diri. Dengan kata lain, disiplin adalah rasa kepatuhan terhadap aturan atau
pengawasan dan pengendalian. Disiplin adalah upaya untuk memberikan suatu
objek rasa nilai atau obsesi untuk menaati aturan.

9
2.2.2. Macam-Macam Disiplin

-Disiplin waktu

Arti disiplin waktu adalah seseorang bisa menggunakan waktu dengan


baik dan membaginya. Waktu sangat berharga dan salah satu kunci sukses adalah
penggunaan waktu dengan baik. Kita semua tahu bahwa hidup adalah persoalan
menjalankan waktu yang kita miliki. Itulah sebabnya waktu erat kaitannya dengan
kedisiplinan untuk melakukan berbagai hal.

Disiplin waktu kemudian dapat diartikan lebih luas dalam praktiknya di


aktivitas seseorang. Mulai dari disiplin waktu dalam belajar, disiplin waktu
beribadah, disiplin waktu dalam pekerjaan, dan sebagainya.

-Disiplin Ilmu

Disiplin Ilmu adalah memenuhi semua syarat yang ditetapkan sebagai


seorang ilmuwan, jika ilmuwan memiliki bidang keilmuan dan berprinsip
membangun kebaikan dan manfaat bagi orang banyak. Dengan begitu, ilmuwan
dapat mengambil tindakan yang baik dengan Kode Etik (aturan) dalam
mengambil kesimpulan atau menentukan sebuah kebenaran berdasarkan ilmu atau
pengetahuan.

Contoh, seorang Ahli nuklir, jika tidak memiliki disiplin ilmu, keahliannya
digunakan untuk menghancurkan negara, bukan untuk kepentingan umat manusia.
Seorang ilmuwan sejati tidak bertindak melawan pengetahuannya melainkan
menggunakannya untuk bermanfaat bagi orang

-Disiplin Pribadi

Disiplin Pribadi adalah memberikan orientasi diri terhadap tujuan yang


diinginkan melalui latihan dan pengembangDan. Disiplin pribadi adalah kesediaan
untuk disiplin.

-Disiplin Sosial

10
Disiplin sosial merupakan manifestasi dari adanya disiplin pribadi yang
berkembang melalui komitmen pribadi dalam diri individu. Kehidupan
bermasyarakat adalah hakikat manusia. Orang-orang memiliki latar belakang yang
berbeda, diukur dalam konteks budaya.

Oleh karena itu, setiap orang memiliki kepribadian dan perilaku yang
berbeda. Jadi, setiap orang harus bisa menghargai orang lain dengan disiplin
mengikuti aturan masyarakat. Disiplin sosial dimulai dengan kemampuan dan
kemauan untuk mengatur diri sendiri dalam pelaksanaan nilai-nilai, aturan-aturan,
aturan-aturan, dan peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah, masyarakat, dan
negara.

-Disiplin Kebangsaan

Disiplin Kebangsaan adalah kemampuan dan kemauan untuk mengatur


diri sendiri untuk menaati segala peraturan yang ditetapkan oleh Negara. Bangsa
adalah alat untuk memperjuangkan kehendak bersama. Oleh karena itu,
keberadaan masyarakat yang disiplin akan mampu memenuhi keinginan bangsa.

2.2.3. Tujuan Sikap Disiplin

- Gaustad (1992) mengemukakan bahwa disiplin memiliki dua tujuan. Dengan


kata lain, ini adalah tentang memberikan kenyamanan kepada seseorang dan
menciptakan lingkungan yang mudah untuk belajar. Subaru (1994) berpendapat
bahwa disiplin bertujuan untuk mematuhi aturan dengan persepsinya sendiri
dalam menciptakan aturan. Menurut

- Durkheim (1995), disiplin memiliki dua tujuan. Artinya, mengembangkan aturan


khusus untuk perilaku manusia, menetapkan tujuan tertentu, dan sekaligus
membatasi ruang lingkupnya. Yahya (1992) mengemukakan bahwa tujuan disiplin
ini adalah pengembangan pengembangan diri dan pengendalian diri tanpa
campur tangan atau kendali dari luar.

11
Disiplin adalah praktik batin yang tercermin dalam tindakan yang
bertujuan untuk menjaga orang dalam ketaatan pada aturan. Disiplin ini
diharapkan dapat melatih siswa untuk mematuhi peraturan sekolah, memperlancar
proses belajar mengajar, dan memperlancar pencapaian tujuan pendidikan.

Oleh karena itu, siswa perlu mengajar atau menunjukkan perilaku mana
yang melanggar aturan dan perilaku mana yang secara tepat mendukung
pelaksanaan proses belajar mengajar (Gordon, 1996). Dari beberapa pendapat di
atas, tujuan dari disiplin ini adalah untuk memberikan lingkungan yang
memberikan kenyamanan kepada seseorang dan membantu mereka belajar dan
mengembangkan pengembangan diri dan pengendalian diri tanpa pengaruh
eksternal.

12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian


Pendekatan penelitian adalah keseluruhan cara atau kegiatan dalam suatu
penelitian yang dimulai dari perumusan masalah sampai membuat suatu
kesimpulan. Pendekatan penelitian ada dua macam yaitu pendekatan kuantitatif
dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif artinya informasi atau data yang
disajikan berupa angka disebut sedangkan pendekatan kualitatif informasi atau
data yang disajikan berupa pernyataan. Pendekatan kualitatif adalah suatu
pendekatan yang juga pendekatan investigasi karena biasanya peneliti
mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan
orang-orang di tempat penelitian.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan


bahwa penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena semua data yang
diperoleh dalam bentuk hasil interview dan tatap muka. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian berdasarkan studi kasus.

3.2. Waktu dan Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Pertama


di Bandung barat. Penelitian akan diambil dari semua data yang diperoleh dari
hasil tatap muka langsung di sekolah. Waktu penelitian dilaksanakan mulai
tanggal 08 Maret 2023 sampai dengan 21 Maret 2023.

Penulis memilih lokasi ini guna untuk mengetahui dampak dari kecanduan
rokok pada anak sekolah menengah pertama kelas IX terhadap kedisiplinan siswa
di Sekolah Menengah Pertama tahun ajaran 2022/2023. Penulis sengaja tidak
mencantumkan nama sekolah/lembaga yang diteliti di karena kan privasi dari
pihak terkait dengan penelitian yang dilakukan.

13
3.3. Jenis dan Sumber Data

Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-


keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau anggapan.
Data terbagi menjadi data kuantitatif dan data kualitatif.

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data informasi yang berupa simbol angka atau
bilangan. Berdasarkan simbol-simbol angka tersebut, perhitungan secara
kuantitatif dapat dilakukan untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku
umum di dalam suatu parameter. Nilai data bisa berubah-ubah atau bersifat
variatif. Proses pengumpulan data kuantitatif tidak membutuhkan banyak waktu
dan sangat mudah dilakukan.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data informasi yang berbentuk kalimat verbal bukan
berupa simbol angka atau bilangan. Data kualitatif didapat melalui suatu proses
menggunakan teknik analisis mendalam dan tidak bisa diperoleh secara langsung.
Dengan kata lain untuk mendapatkan data kualitatif lebih banyak membutuhkan
waktu dan sulit dikerjakan karena harus melakukan wawancara, observasi, diskusi
atau pengamatan.

Sumber data merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam


penentuan metode pengumpulan data. Sumber data terdiri dari sumber data primer
dan sumber data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Sumber Data Primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli yang dalam hal ini diperoleh atau dikumpulkan dari lapangan
yang didapat dari penelitian atau yang bersangkutan. Data diperoleh langsung dari
informan atau narasumber yang dianggap mengetahui serta dapat dipercaya untuk
menjadi sumber data melalui wawancara. Dalam hal ini yaitu guru dan siswa.

14
2. Sumber Data Sekunder

Sumber Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari
sumber-sumber yang telah ada. Data tersebut diperoleh dari perpustakaan,
dokumen, buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, dan
sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan Dampak dari Kecanduan Rokok
pada Anak Sekolah Menengah Pertama Kelas XI Terhadap Kedisiplinan Siswa.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah utama dalam penelitian, karena


merupakan tujuan utama dari penelitian. Penelitian ini menggunakan tiga teknik
pengumpulan data, yaitu Observasi serta Wawancara dan Dokumentasi.

1. Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati suasana, ditujukan kepada


hubungan fungsional dan sosial. Observasi dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu
tahapan deskriptif dimana pada tahapan ini peneliti melakukan penjelajahan
umum dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, dirasa
dan didengar. Semua data direkam, oleh karena itu hasil dari observasi
disimpulkan dalam keadaan yang belum rata. Kedua, observasi terfokus, dimana
tahap ini peneliti melakukan observasi yang dipersempit untuk difokuskan pada
aspek tertentu, data yang berhubungan dengan efektivitas kepemimpinan kepala
sekolah mulai di observasi pada tahap ini. Ketiga yaitu observasi terseleksi,
dimana tahap ini peneliti menguraikan fokus yang ditemukan, sehingga datanta
lebih terperinci.

Dengan melakukan analisis komponensial terhadap fokus, maka pada


tahap ini peneliti telah menemukan karakteristik dan kesamaan antar kategori
serta menemukan hubungan antara satu kategori dengan kategori yang lain.

15
2. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara


untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti. Wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur termasuk dalam in-depth
interview. Wawancara dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat
informan tentang dampak dari kecanduan rokok pada anak sekolah menengah
pertama kelas IX terhadap kedisiplinan siswa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi meliputi pengumpulan data, berupa tulisan, gambar, atau


karya-karya monumental seseorang. Dokumentasi digunakan penulis sebagai
metode pendukung untuk melengkapi data-data yang diperoleh. Adapun dokumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tertulis tentang jumlah siswa,
peraturan, gambar yang berkaitan dengan penelitian yang berjudul dampak dari
kecanduan rokok pada anak sekolah menengah pertama kelas XI terhadap
kedisiplinan siswa.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan lebih banyak


dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapannya adalah pertama,
ketika memasuki lapangan dengan pengamatan dan pertanyaan sederhana, analisa
datanya dengan analisis domain. Tahap selanjutnya adalah menentukan fokus,
analisa data dengan pertanyaan sederhana dengan analisis taksonomi. Selanjutnya,
pada tahap selection, pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan struktural
dengan analisis data komponensial. Setelah komponensial data dilanjutkan
analisis tema. Semua dilakukan secara berurutan.

Untuk memberikan pemaknaan atas data atau fenomena yang ditemukan


dan dikumpulkan dalam penelitian ni maka dilakukan analisis dengan pendekatan

16
kualitatif dengan eksplanasi bersifat deskriptif. Dipilihnya teknik analisis
deskriptif kualitatif karena permasalahan atau sasaran penelitian ini adalah
berkaitan dengan kedisiplinan siswa dari dampak kecanduan rokok pada anak
kelas IX salah satu sekolah menengah pertama di Bandung barat. Langkah yang
ditempuh pertama kali dalam analisis ini adalah wawancara terhadap guru serta
mengorganisir data berupa gambar, foto, dokumen, laporan, dan sebagainya.

Selanjutnya dianalisis dengan model siklus interaktif. Proses ini dilakukan


selama penelitian yang ditempuh melalui serangkaian proses pengumpulan,
reduksi, penyajian, dan verifikasi. Reduksi data dimaksudkan sebagai langkah
atau proses mengurangi atau membuang yang tidak perlu, penyederhanaan,
memfokuskan, menyeleksi untuk menajamkan data yang diperoleh. Penyajian
data dimaksud sebagai proses analisis untuk merakit temuan data dilapangan
dalam bentuk matriks, table atau paparan deskriptif dalam satuan-satuan kategori,
bahasan dari yang umum menuju khusus yang disebut dengan analisis domain,
taksonomi, dan komponensial.

17
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN KESIMPULAN

4.1. Kondisi Tempat Penelitian


Peneliti melakukan penelitian di salah satu sekolah menengah pertama
yang ada di Bandung Barat, peneliti tidak bisa menyebutkan dan menjabarkan
secara jelas lokasi dari tempat penelitian dikarenakan pihak terkait meminta untuk
menyembunyikan identitas dan privasi dari pihak terkait dengan penelitian yang
dilakukan. Peneliti hanya akan menggambarkan sedikit tentang kondisi tempat
penelitian.

Tempat penelitian adalah salah satu sekolah menengah pertama yang ada
di bandung barat, sekolah tersebut termasuk ke dalam sepuluh besar sekolah
terfavorit yang ada di Bandung Barat. Kondisi sosial dari tempat penelitian sangat
baik bahkan pihak terkait menyambut baik peneliti yang akan melakukan
penelitian untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah[KTI] nya.

4.2. Sejarah Dilarangnya Siswa untuk Merokok pada Sekolah Terkait

Anak usia sekolah atau remaja yang merokok biasanya akan mengalami
gejala kurang fokus belajar, sulit memahami pelajaran karena mengalami
penurunan daya tangkap, kurang aktif, mengalami gangguan kecemasan, hingga
menyebabkan anak tersebut mengalami depresi.

Oleh karena itu, saat ini setiap sekolah menengah pertama menekankan
dilarangnya merokok untuk siswa di lingkungan sekolah, begitu juga di sekolah
menengah yang diteliti menerapkan hal tersebut, tercantum dalam peraturan
sekolah tertulis dan peraturan tak tertulis bahwa siswa dilarang merokok di
lingkungan sekolah.

Peraturan tersebut ada dari awal sekolah tersebut didirikan sampai saat ini
peraturan tersebut masih berlaku, tetapi ada juga siswa yang melanggar peraturan
tersebut dan berdampak pada kedisiplinan siswa.

18
4.3. Dampak dari Kecanduan Rokok pada Anak Sekolah Menengah Pertama
Kelas IX yang Berakibat Terhadap Kedisiplinan Siswa

4.3.1. Merokok Waktu Istirahat

Dampak dari kecanduan rokok pada anak sekolah menengah pertama


terhadap kedisiplinan siswa yang terbilang menonjol yaitu merokok pada jam
istirahat. Menurut keterangan dari siswa yang menjadi objek wawancara bahwa
sebagian siswa suka merokok pada jam istirahat sekolah. Dari keterangan pemilik
warung sekitar sekolah tersebut bahwa siswa suka merokok pada jam istirahat di
warung-warung sekitar sekolah sehingga membuat siswa tersebut terlambat
masuk ke kelas.

Menurut keterangan wali kelas dari kelas IX menyebutkan bahwa beliau


sendiri tidak pernah memergoki siswa yang merokok di jam istirahat sekolah di
warung-warung sekitar sekolah, begitu juga pendapat dari guru BK sekolah terkait
bahwa beliau juga tidak pernah menemukan atau ada laporan kepada pihak
sekolah dan kesiswaan bahwa tidak ada siswa yang merokok di jam istirahat di
warung-warung dan tempat di lingkungan sekolah.

4.3.2. Terlambat Datang Ke Sekolah

“Dampak dari kecanduan rokok pada anak sekolah menengah pertama


terhadap kedisiplinan siswa yang terbilang lemah dan hampir tidak terlihat
perbedaannya dengan siswa yang tidak merokok adalah terlambat datang
kesekolah”. Ucap wali kelas. Beliau mengatakan bahwa perbedaan antara siswa
yang merokok dan siswa yang tidak merokok dalam keterlambatan saat datang ke
sekolah dikarenakan budaya terlambat datang kesekolah juga ada pada siswa yang
tidak merokok.

Menurut keterangan dari siswa kelas IX yang merokok bahwa mereka


sering kali terlambat datang ke sekolah dikarenakan pergi terlebih dahulu ke
warung atau ke rumah temannya yang sesama perokok untuk merokok terlebih
dahulu. Oleh karena itu mereka terlambat datang ke sekolah.

19
4.3.3. Tercium Bau Rokok Pada Saat Masuk Ke Kelas

Menurut guru BK sekolah terkait bahwa beliau suka menemukan ada


siswa dari kelas IX pada saat masuk ke kelas tercium bau rokok, begitu juga
ungkapan dari wali kelas IX bahwa beliau sering menemukan dan mencium bau
rokok pada siswa kelas IX yang masuk ke kelas dan sering juga ditegur oleh wali
kelas atau guru piket yang masuk ke kelas IX dan mereka juga mengakui bahwa
mereka merokok di warung sekitaran sekolah.

Dengan begitu mereka secara jelas telah mengakui bahwa mereka


merokok di jam istirahat dan melanggar peraturan sekolah yang telah ditetapkan
yaitu dilarang merokok di lingkungan sekolah.

4.4. Kondisi Pendidikan Di Sekolah Terkait

Pendidikan di sekolah terkait cukup baik dapat dilihat dari bidang


akademik dan olahraganya seperti meningkatnya akreditasi yang bagus yaitu “A”
dan juga menjuarai di bidang olahraga seperti futsal di tingkat kecamatan,
kabupaten dan acara-acara yang diselenggarakan oleh sekolah-sekolah.

Pendidikan yang cukup baik juga diperlihatkan dengan masuknya sekolah


tersebut ke dalam sepuluh besar sekolah terfavorit se kabupaten Bandung Barat.
Oleh karena itu hal tersebut bisa menjadi tolok ukur untuk menyebutkan bahwa
pendidikan dan akademik dari sekolah terkait termasuk bagus bahkan ada juga
ekstrakurikuler yang memang belum banyak di sekolah lain yang menjadi poin
plus untuk sekolah terkait.

4.5. Faktor-faktor yang Mendorong untuk Menjadi Perokok

Peneliti melakukan penelitian terhadap dampak dari kecanduan rokok pada


anak sekolah menengah pertama kelas IX yang berdampak terhadap kedisiplinan
siswa dengan tolok ukur yaitu siswa yang setidaknya satu hari menghabiskan satu
batang rokok dengan lebih dari tiga bulan. Dengan begitu peneliti menyimpulkan
faktor-faktor yang mendorong siswa sekolah menengah pertama untuk menjadi
perokok.

20
Ada beberapa faktor yang mendorong siswa sekolah menengah pertama
untuk menjadi perokok yaitu sebagai berikut:

1. Faktor dari circle nya yang perokok sehingga membuat siswa yang tidak
merokok menjadi ikut merokok karena diajak oleh temannya untuk
merokok
2. Faktor lingkungan sekitar yang membuat si anak mempunyai rasa
penasaran terhadap rokok dan membuat si anak merokok
3. Faktor keluarga juga bisa menjadi faktor pendorong si anak untuk
merokok karena ada keluarga yang membiarkan bahkan mengizinkan
anaknya untuk merokok

4.6. Dampak Dari Kecanduan Rokok Terhadap Kedisiplinan Siswa

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa dampak kecanduan


rokok terhadap kedisiplinan siswa tidak terlalu signifikan terlihat karena dampak
yang ditimbulkan tidak terlalu berbeda jauh dengan siswa yang tidak merokok.

Dampak yang ditimbulkan dari akibat rokok terhadap kedisiplinan siswa


seperti kesiangan, kerapihan pakaian, bolos saat jam sekolah dan kurangnya moral
terhadap lingkungan sosial tidak berbeda jauh dengan siswa yang tidak merokok
bahkan kecil dampak yang ditimbulkan dari kecanduan rokok terhadap
kedisiplinan.

Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa dampak dari kecanduan


rokok terhadap kedisiplinan siswa yaitu:

1. Melanggar peraturan sekolah


2. Terlambat datang ke sekolah
3. Terlambat datang ke kelas

Peneliti hanya menyimpulkan dampak dari kecanduan rokok terhadap


kedisiplinan siswa yang paling menonjol dan merupakan data dari informan yang
di wawancara terhadap dampak dari kecanduan rokok pada anak sekolah
menengah pertama kelas IX terhadap kedisiplinan siswa.

21
4.7. Cara Meminimalisir Kecanduan Rokok Pada Anak Sekolah Menengah
Pertama

Berdasarkan rumusan masalah, peneliti menyimpulkan cara untuk


meminimalisir kecanduan rokok pada anak sekolah menengah pertama penulis
menyimpulkan dari data yang telah diambil yaitu sebagai berikut:

1. Menghindari circle yang dominan perokok


2. Berani menolak saat ditawari rokok
3. Saat ingin merokok, jangan merokok tapi ganti dengan sesuatu yang manis
seperti permen
4. Kurangi berada di lingkungan yang banyak perokok
5. Perbanyak menyibukkan diri dengan keluarga

Data tersebut diambil dari data yang didapat oleh penulis saat penelitian
berlangsung serta keterangan dari informan wawancara tentang cara
meminimalisir kecanduan rokok pada anak sekolah menengah pertama.

4.8. Kesimpulan

Dampak dari kecanduan rokok pada anak sekolah menengah pertama


terhadap kedisiplinan siswa terbilang lemah dan tidak terlalu menonjol karena
perbedaannya dengan siswa yang tidak merokok juga tidak terlalu berbeda.
Kecanduan rokok pada anak sekolah menengah pertama kelas IX yang
berdampak terhadap kedisiplinan siswa di salah satu sekolah menengah pertama
yang ada di Bandung Barat adalah bentuk nyata dari ada nya ketidakdisiplinan
siswa dari akibat merokok. Berdasarkan pembahasan yang peneliti paparkan di
BAB IV, maka peneliti dapat menjawab pertanyaan dari rumusan masalah yang
peneliti simpulkan sebagai berikut:

1. Bagaimana dampak dari kecanduan rokok pada anak sekolah menengah


pertama terhadap kedisiplinan?

Dampak dari kecanduan rokok pada anak sekolah menengah pertama


terhadap kedisiplinan adalah adanya pelanggaran terhadap peraturan sekolah yaitu

22
merokok di lingkungan sekolah dan ada nya ketidakdisiplinan kehadiran dan
waktu seperti terlambat datang ke sekolah dan terlambat masuk ke kelas
dikarenakan merokok di jam istirahat.

2. Bagaimana Cara Meminimalisir Kecanduan Rokok Pada Anak Sekolah


Menengah Pertama
Cara meminimalisir kecanduan rokok pada anak sekolah menengah
pertama adalah sebagai berikut:
1. Menghindari circle yang dominan perokok
2. Berani menolak saat ditawari rokok
3. Saat ingin merokok, jangan merokok tapi ganti dengan sesuatu yang manis
seperti permen
4. Kurangi berada di lingkungan yang banyak perokok
5. Perbanyak menyibukkan diri dengan keluarga

4.9. Saran

4.9.1. Bagi Siswa

Anak usia sekolah atau remaja yang merokok biasanya akan mengalami
gejala kurang fokus belajar, sulit memahami pelajaran karena mengalami
penurunan daya tangkap, kurang aktif, mengalami gangguan kecemasan, hingga
menyebabkan anak tersebut mengalami depresi. Untuk menghindari kebiasaan
merokok, maka harus dialihkan dengan mengkonsumsi makanan yang lain, seperti
mengkonsumsi permen.

4.9.2. Bagi Orang tua

Bagi orang tua, kontrol terhadap anak sangatlah penting. Mengembalikan


fungsi-fungsi keluarga adalah solusi terbaik, yaitu fungsi pendidikan, rekreasi,
keagamaan, dan perlindungan. Adanya 108 revitalisasi fungsi-fungsi keluarga,
maka dapat dengan efektif menjauhkan anak dari hal-hal yang bersifat negatif
seperti merokok.

23
4.8.3. Bagi Sekolah

Sekolah adalah tempat untuk mencari ilmu pengetahuan. Oleh karena itu,
berilah anak-anak pengetahuan tentang merokok, agar anak-anak memiliki pilihan
dalam bertindak. Jika hanya sekedar peraturan, maka siapapun, sekalipun anak-
anak, dapat melanggar peraturan tersebut. Oleh sebab itu, sekolah sebagai tempat
mencari ilmu harus memberikan bekal bagi anak-anak untuk memilih dalam
bertindak.

24
DAFTAR PUSTAKA

DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN.2000 "PENGERTIAN


MEROKOKDANAKIBATNYA”.https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/488/
PENGERTIAN-MEROKOK-DAN-AKIBATNYA.html. Diakses pada:13/1/2023

Gramediablok.2021."contoh-
contohlandasanteori".https://www.gramedia.com/literasi/contoh-landasan-teori-
karya-ilmiah/. diakses pada 13/1/2023

Gramedia."SikapDisiplin:Pengertian,Macam,Contoh,Manfaat".https://www.grame
dia.com/best-seller/sika-disiplin/. diakses pada tanggal 13/1/2023

http://repository.unimus.ac.id/791/8/BAB%20II.pdf

http://eprints.uny.ac.id/22375/7/BAB%20V.pdf

Iyep Tahudin.(2020) Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan


PLTA Cisokan Hulu(skripsi), Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati,
Bandung.Diakses dari http://digilib.uinsgd.ac.id/33933/1/1_Cover.pdf

Jaririndublog.2023.https://jaririndu.blogspot.com/2012/09/pengertian-pendekatan-
metode-teknik.html?m=1. Diakses pada:12/1/2023

PTMediaDokterInvestamahalodoc.2022."kecanduan".https://www.halodoc.com/k
esehatan/kecanduan. Diakses pada 13/1/2023

Universitas Muhammadiyah Surakarta.UMS terletak di Kecamatan Kartasura,


Kabupaten Sukoharjo.Wikipedia http://eprints.ums.ac.id/58535/4/BAB%20I.pdf

Berita 99.co.https://berita.99.co/contoh-lampiran-penelitian/. Diakses pada


31/3/2023

25
LAMPIRAN

1. Lampiran dokumentasi kegiatan penelitian

Gambar 1.1. Peneliti mengisi daftar tamu saat meminta izin penelitian

Gambar 1.2. Wawancara terhadap guru BK

26
Gambar 1.3. Wawancara terhadap wali kelas(kelas IX)

Gambar 1.4. Wawancara terhadap siswa kelas IX Sekolah menengah pertama.

2. Dokumentasi surat terkait

27
Gambar 2.1. Surat bimbingan dan surat rekomendasi dari pembimbing

28
Gambar 2 2. Surat keterangan sudah menyelesaikan penelitian

29
PEDOMAN WAWANCARA

Pertanyaan Wawancara kepada Guru BK

1. Apakah ada siswa yang ketahuan merokok di lingkungan sekolah?


2. Apakah siswa terkait [subjek wawancara] sering terlambat datang ke
sekolah?
3. Apakah siswa terkait [subjek wawancara] sering melanggar peraturan
sekolah?
4. Apakah siswa terkait [subjek penelitian] berperilaku baik di lingkungan
sekolah?

Pertanyaan Wawancara kepada Wali Kelas [Kelas IX]

1. Apakah ada siswa yang ketahuan merokok di lingkungan sekolah?


2. Apakah siswa terkait [subjek penelitian] berperilaku baik di lingkungan
sekolah?
3. Apakah siswa terkait [subjek penelitian] memiliki nilai akademik yang
bagus atau tidak?
4. Apakah siswa terkait [subjek wawancara] sering melanggar peraturan
sekolah?
5. Apa perbedaan siswa yang merokok dengan yang tidak merokok dari segi
kedisiplinan?

Pertanyaan Wawancara kepada Siswa Kelas IX yang merokok

1. Dari kapan merokok?


2. Apakah pernah merokok di lingkungan sekolah?
3. Apakah pernah merokok di jam pelajaran?
4. Apakah pernah kabur dari sekolah atau kelas hanya untuk merokok?
5. Apakah pernah merokok menggunakan seragam?
6. Apakah pernah merokok di jam istirahat sekolah?

30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ahmad Ihsan Maulana


Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 03 Maret 2005
Jenis Kelamin : Laki- laki
Nama Orang tua
Ayah : Ihin Saroni
Ibu : Wiwin Wahyuni
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Kp Warudoyong Rt 002 Rw 012 Desa Cinengah
Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung barat
No. Telp : 083821338674
Email : ahmadihsan030305@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
MI Muslimin Cinengah [2011-2016]
SMP Muslimin Rongga [2017-2020]
SMA Muslimin Rongga [2020-2023]

PENGALAMAN ORGANISASI
Anggota OSIS Smp Muslimin Rongga [2017-2018]
Anggota OSIS Sma Muslimin Rongga [2021-2022]
Sekum IPNU Rongga [2021-2024]

31

Anda mungkin juga menyukai