Anda di halaman 1dari 26

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Data

Untuk menjawab identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian,

serta untuk menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan, maka

pada bagian ini akan diuraikan bagaimana data hasil penelitian yang

diperoleh untuk menjawab itu semua. Berdasarkan data hasil penelitian

yang diperoleh akan diuraikan hasilnya sesuai dengan urutan keperluan

analisis data, diantaranya akan peneliti uraikan tentang deskripsi hasil

penelitian termasuk di dalamnya analisis instrumen penelitian, analisis

pengujian hipotesis, dan analisis regresi sederhana.

Responden dalam penelitian ini adalah debitur UPK Sejahtera Mandiri

Kecamatan Brondong. Tingkat pengembalian data responden beserta

jawaban ini tinggi dikarenakan peneliti mendistribusikan secara langsung

dan menunggu jawaban dari responden secara langsung. Kuesioner yang

disebarkan kepada responden adalah sebanyak 30 rangkap dengan tingkat

pengembalian soal tes / kuesioner beserta jawaban dalam penelitian ini

adalah 100%. Distribusi hasil penelitian ini disajikan sebagai berikut:

36
37

Table 4.1
Deskripsi kuesioner
Kuesioner
Kuesioner Kuesioner Kuesioner yang
Responden disebarkan kembali gugur diolah
Reguler 30 30 - 30
Non - - - -
Reguler
Total 30 30 - 30
Sumber: Data primer diolah, 2019.

Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa kuesioner yang disebar

sebanyak 30 rangkap dengan tingkat pengembalian 100%.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi partisipan yang dilakukan

oleh peneliti pada debitur UPK Sejahtera Mandiri, bahwa pelaksanaan

analisis kredit yang dilakukan oleh UPK Sejahtera Mandiri telah melalui

beberapa prosedur. Adapun prosedur pemberian kredit pemilikan rumah

yang dilakukan oleh UPK Sejahtera Mandiri berdasarkan prinsip 5 C,

yaitu : Character, Capacity, Capital, Condition, Collateral adalah sebagai

berikut :

a. Character

Pemberian kredit adalah didasarkan atas kepercayaan, jadi yang

mendasari suatu kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pihak

pemberi kredit bahwa sipeminjam mempunyai moral, watak ataupun

sifat-sifat pribadi yang positif ataupun kooperatif dan juga mempunyai

rasa tanggung jawab, baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia,

kehidupan sebagai anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan


38

usahanya.

Character merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan

sebagai yang paling penting, sebelum memutuskan pemberian kredit

yang akan direalisasi, karena mengambarkan moral, watak, ataupun

sifat-sifat pribadi yang positif dan mempunyai rasa tanggung jawab

baik dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat ataupun dalam

tingkat kejujuran untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya.

Berdasarkan hasil kuisioner untuk dapat melaksanakan kegiatan

penilaian itikad baik dari calon debitur telah ditetapkan beberapa

ketentuan penilaian kepada calon debitur dengan adanya kuisioner dan

melihat latar belakang kegiatan perkreditannya dapat melihat apakah

calon debitur tersebut tidak termasuk kedalam daftar hitam. Dengan

metode ini kepada setiap calon debitur yang mengajukan kredit maka

para analisis kredit dapat menilai secara langsung bagaimana watak,

sifat bahkan kemauan membayar kembali kreditnya kepada pihak UPK

Sejahtera Mandiri.

Berdasarkan hasil kuisioner yang peneliti peroleh tentang

responden mengenai penilaian Sifat atau itikad baik dari debitur yang

sesuai dengan ketentuan yang diperlukan oleh UPK Sejahtera Mandiri

maka diperoleh hasil sebagai benkut:


39

Tabel 4.2
Pendapat Responden Mengenai Penilaian Sifat
Character
Pilihan Jawaban Persentase (%)
Sangat Setuju 85
Setuju 14
Netral 1
Tidak Setuju 0
Sangat Tidak Setuju 0
Total 100
Sumber : Hasil Penelitian 2019

Berdasarkan data yang ada, maka peneliti menganalisis bahwa

pelaksanaan analisis pemberian Kredit UPK Sejahtera Mandiri yang

sesuai dengan ketentuan yang ada pada pihak UPK Sejahtera Mandiri

telah berjalan dengan baik, hal ini dapat terlihat dari jawaban yang

diberikan oleh responden pada table dalam hal ini telah melaksanakan

analisis pemberian kredit UPK Sejahtera Mandiri agar hasil analisis

kredit yang diberikan dapat terus dilakukan secara baik.

b. Capacity

Capacity merupakan salah satu prinsip didalam melaksanakan

analisis pemberian kredit, dimana pihak UPK Sejahtera Mandiri

menilai kemampuan calon debitur untuk melunasi seluruh kewajiban

sesuai dengan perjanjian yang telah disepakatinya. UPK Sejahtera

Mandiri telah melakukan penilaian terhadap kapasitas atau


40

kemampuan calon debitur untuk mengembalikan kreditnya agar proses

lalu lintas dapat berjalan dengan lancer.

Kegiatan penilaian kemampuan dari calon debitur merupakan

tahapan dimana pihak UPK Sejahtera Mandiri menilai kemampuan

tahap panjang untuk masa yang akan datang seorang calon debitur

untuk membayar kewajibannya. Dengan penilaian kemampuan dalam

pengembalian kredit dari calon debitur ini diharapkan pihak UPK

Sejahtera Mandiri dapat memperkecil kemungkinan tenjadinya risiko

kredit bermasalah.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti,

kegiatan penilaian kemampuan dalam pengembalian kredit dari calon

debitur yang dilaksanakan dan disesuaikan dengan prosedur yang telah

ditetapkan oleh UPK Sejahtera Mandiri, dimana dengan fungsi

penilaian kemampuan calon debitur ini UPK Sejahtera Mandiri telah

mampu menilai kemampuan membayar dari calon debitur yang

mengajukan kreditnya.

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap pihak debitur untuk dapat

melaksanakan kegiatan penilaian kemampuan dalam pengembalian

kredit calon debitur yang telah ditetapkan UPK Sejahtera Mandiri

maka terdapat berapa ketentuan penilaian kemampuan kepada calon

debitur, Dengan metode perhitungan kebutuhan dari calon debitur

dapat ditarik kesimpulan apakah calon debitur tersebut mampu

memenuhi segala kewajiban akan kreditnya kepada UPK Sejahtera

Mandiri atau tidak.


41

Berdasarkan hasil kuesioner yang peneliti peroleh tentang

tanggapan responden mengenai penilaian kemampuan pengembalian

kredit dari calon debitur sesuai dengan ketentuan yang diperlukan oleh

UPK Sejahtera Mandiri maka diperoleh hasil sebagai benkut:

Tabel 4.3
Pendapat Responden Mengenai Penilaian Kemampuan Debitur
Capacity

Pilihan Jawaban Persentase (%)

Sangat Setuju 50

Setuju 35

Netral 10

Tidak Setuju 5

Sangat Tidak Setuju -

Total 100

Sumber: Hasil Penelitian 2019

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa penilaian kemampuan

calon debitur UPK Sejahtera Mandiri, hal ini terlihat dari pendapat

responden yang menyatakan tidak setuju 5%, netral 10%, Setuju 35%

dan sangat setuju 50%.

Berdasarkan data yang ada, maka peneliti menganalisis bahwa

pelaksanaan analisis pemberian Kredit UPK Sejahtera Mandiri

mengenai penilaian kemampuan debitur, hal ini dapat dilihat dari

jawaban responden seperti pada tabel 4.3 UPK Sejahtera Mandiri


42

dalam hal ini telah mampu melaksanakan analisis kreditnya mengenai

kemampuan calon debitur dalam pengembalian kredit.

c. Capital

Capital merupakan tahapan selanjutnya dari analisis kredit yang

menilai seberapa besar kekayaan yang dimiliki oleh calon debitur

sebelum mendapatkan kredit dari UPK Sejahtera Mandiri menilai

kekayaan calon debitur sebelum mendapatkan kreditnya karena tanpa

bisa dihindari penilaian pemberian kredit akan diberikan pada calon

debitur yang mempunyai kekayaan yang lebih banyak dari debitur lain

sebagai upaya menghindari terjadinva kredit bermasalah. Hal ini

dilakukan pihak UPK Sejahtera Mandiri untuk memperlancar proses

lalu lintas keuangan UPK Sejahtera Mandiri itu sendiri.

Kegiatan penilaian sumber modal serta pembiayaan lainnya yang

dimiliki calon debitur merupakan tahap analisis dimana menilai

sumber modal atau penghasilan yang didapat oleh calon debitur yang

mengajukan kreditnya. Penilaian sumber modal atau pembiayaan

lainnya dari calon debitur ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya

kredit bermasalah karena dengan menilai dari mana sumber modal

serta pembiayaan lainnya yang dimiliki calon debitur maka para

analisis kredit dapat mengetahui seberapa setabil kekayaan yang

dimilikinya.

Kegiatan penilaian sumber modal pembiayaan lainnya yang

dimiliki calon debitur yang dilaksanakan dan disesuaikan dengan

prosedur yang telah ditetapkan oleh UPK Sejahtera Mandiri, dimana


43

dengan fungsi penilaian kemampuan modal pembiayaan lainnya calon

debitur ini UPK Sejahtera Mandiri telah mampu menilai kemampuan

membayar dari calon debitur yang mengajukan kreditnya.

Berdasarkan hasil kuesioner untuk dapat melaksanakan kegiatan

penilaian sumber modal dan pembiayaan lainnya yang dimiliki calon

debitur yang telah ditetapkan UPK Sejahtera Mandiri terdapat

beberapa ketentuan penilaian sumber modal dan pembiayaan lainnya

yang dimiliki calon debitur.

Dengan Berdasarkan hasil penelitian kuesioner yang peneliti

peroleh tentang tanggapan responden mengenai penilaian sumber

modal dan pembiayaan lainnya yang dimiliki calon debitur dalam

pemberian kredit sesuai dengan ketentuan yang diperlukan UPK

Sejahtera Mandiri maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4
Pendapat Responden Mengenai Penilaian Modal
Capital
Pilihan Jawaban Persentase (%)

Sangat Setuju 65

Setuju 30

Netral 5

Tidak Setuju 0

Sangat Tidak Setuju 0

Total 100

Sumber: Hasil Penelitian 2019


44

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa sumber modal atau

pembiayaan lain yang dimiliki calon debitur dalam pemberian kredit

yang sesuai dengan yang diperlukan oleh UPK Sejahtera Mandiri telah

dilaksanakan, hal ini terlihat dari pendapat responden yang

menyatakan Neltral sebanyak 5%, Setuju sebanyak 30%, dan Sangat

Setuju sebanyak 65%.

Berdasarkan data yang ada, maka peneliti menganalisis bahwa

pelaksanaan analisis pemberian Kredit UPK Sejahtera Mandiri yang

sesuai dengan ketentuan yang ada pada UPK Sejahtera Mandiri

bekerja dengan baik, hal ini dapat terlihat dari jawaban yang diberikan

oleh responden pada tabel , hal ini telah melaksanakan analisis

pemberian kredit UPK Sejahtera Mandiri terhadap penilaian modal

atau sumber pembiayaan lain yang dimiliki oleh calon debitur, agar

hasil analisis kredit yang diberikan dapat terus dilakukan secara baik.

d. Condition

Condition merupakan tahapan dari analisis kredit yang menilai

situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain yang

mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun kurun

waktu tertentu yang mungkin mempernganti pelunasan kredit calon

debitur kepada UPK Sejahtera Mandiri menilai situasi-situasi yang

akan terjadi dimasa yang akan datang karena tanpa bisa dihindari

penilaian pemberian kredit akan sangat dipengaruhi oleh situasi politik

sosial dan ekonomi negara yang akan selalu berubah sebagai upaya
45

menghindari terjadinya kredit bermasalah. Hal ini dilakukan untuk

memperlancar proses lalu lintas keuangan itu sendiri. Sebab dalam

pemberian kredit harus memperhitungkan situasi dan kondisi usaha

dari calon debitur yang akan mempengaruhi kelancaran pembayaran

kredit calon debitur dimasa yang akan datang. Penilaian kondisi usaha

diantaranya menilai kebijakan-kebijakan pemerintah dalam bidang

usaha, apakah usaha yang dijalankan debitur sejalan dengan kebijakan

pemerintah . Untuk hal ini penilaian kondisi usaha oleh pihak UPK

Sejahtera Mandiri masih kurang dan perlu dicari jalan keluarnya agar

masalah tersebut dapat menemui titik terang.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti,

kegiatan penilaian kondisi usaha debitur serta tingkat kejenuhan

terhadap kegiatan usahanya yang dilaksanakan dan disesuaikan dengan

prosedur yang telah ditetapkan, dimana dengan fungsi penilaian

kondisi usaha calon debitur, UPK Sejahtera Mandiri telah mampu

menilai kondisi usaha yang akan berpengaruh terhadap pelunasan

kredit yang diajukan calon debitur.

Berdasarkan hasil kuisioner dengan melaksanakan kegiatan

penilaian kegiatan usaha telah ditetapkan beberapa ketentuan penilaian

kepada calon debitur secara langsung dan menilai calon debitur

bekerja, apakah sangat rentan dengan perubahan kondisi usaha atau

tidak?.

Berdasarkan hasil angket yang peneliti peroleh tentang responden

mengenai tingkat kejenuhan bidang usaha serta tempat calon debitur


46

bekerja dapat mempengaruhi terhadap pemberian kredit yang sesuai

dengan ketentuan yang diperlukan .

Tabel 4.5
Pendapat Responden Mengenai kondisi usaha
Condition
Pilihan Jawaban Persentase (%)

Sangat Setuju 3

Setuju 24

Netral 29

Tidak Setuju 25

Sangat Tidak Setuju 19

Total 100

Sumber: Hasil Penelitian 2019

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa penilaian terhadap calon

debitur yang sesuai dengan yang diperlukan oleh UPK Sejahtera

Mandiri telah dilaksanakan, hal ini terlihat dari pendapat responden

yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 19%, tifak setuj

sebanyak 25%, netral sebanyak 29 %, menyatakan setuju sebanyak 24

%, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 3 %.

Berdasarkan data yang ada, maka peneliti menganalisis bahwa

pelaksanaan analisis pemberian Kredit UPK Sejahtera Mandiri yang

sesuai dengan ketentuan yang ada, hal ini dapat terlihat dari jawaban

yang diberikan oleh responden pada table. dalam hal ini peneliti telah
47

melaksanakan analisis pemberian kredit UPK Sejahtera Mandiri agar

hasil analisis kredit yang diberikan dapat terus dilakukan secara baik.

e. Collateral

Collateral merupakan tahapan dimana pihak UPK Sejahtera

Mandiri menilai barang-barang jaminan-jaminan yang diserahkan oleh

debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaat dan

collateral ini adalah sebagai pengaman apabila kredit yang disalurkan

pihak UPK Sejahtera Mandiri kepada calon debitur mengalami

masalah dalam pembayaran maupun dalam penyelesaian kreditnmya.

Tetapi Collateral bukan lah alat pengaman yang paling efisien dalam

menangani apabila terjadi kredit bermasalah. Hal ini dilakukan pihak

UPK Sejahtera Mandiri untuk memperlancar proses lalu lintas

keuangan UPK Sejahtera Mandiri itu sendiri.

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dilakukan oleh peneliti,

kegiatan penilaian nilai agunan jaminan yang dilaksanakan dan

disesuaikan dengan prosedur yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil

kuesioner Kredit UPK Sejahtera Mandiri untuk dapat melaksanakan

kegiatan penilaian nilai yang dimiliki calon debitur yang telah

ditetapkan UPK Sejahtera Mandiri maka terdapat beberapa ketentuan

penilaian yang dimiliki calon debitur.

Berdasarkan hasil kuesioner yang peneliti peroleh tentang

tanggapan responden.
48

Tabel 4.6
Terhadap Analisis Jaminan
Collateral
Pilihan Jawaban Persentase (%)

Sangat Setuju 64

Setuju 45

Netral 1

Tidak Setuju -

Sangat Tidak Setuju -

Total 100

Sumber: Hasil Penelitian 2019

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa penilaian pemberian kredit

ini sesuai dengan yang diharapkan oleh UPK Sejahtera Mandiri telah

dilaksanakan, hal ini terlihat dari pendapat responden yang menyatakan

netral sebanyak 1%, setuju sebanyak 45%, menyatakan sangat setuju

sebanyak 64%.

Berdasarkan data yang ada, maka peneliti menganalisis bahwa

pelaksanaan analisis pemberian Kredit UPK Sejahtera Mandiri yang

sesuai dengan ketentuan yang ada pada UPK Sejahtera Mandiri berjalan

dengan baik, hal ini dapat terlihat dan jawaban yang diberikan oleh

responden . dalam hal ini telah melaksanakan anahsis pemberian Kredit

UPK Sejahtera Mandiri agar hasil analisis kredit yang dilakukan dapat

terus dilakukan secara baik.


49

4.1.2. Regresi Linier Sederhana

regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu

variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk

mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari

variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan

atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau

rasio. Dengan menggunakan analisis data dengan program SPSS,

diantaranya :

a. Descriptive Statistics

Statistika deskriptif adalah bagian dari ilmu statistika yang hanya

mengolah, menyajikan data tanpa mengambil keputusan

untuk  populasi. Dengan kata lain hanya melihat gambaran secara

umum dari data yang didapatkan

Tabel 4.7
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std.

Error

PU 30 ,20 2,45 ,8277 ,58302 ,340 ,642 ,833

PK 30 74 91 82,40 4,166 17,352 -,519 ,833

Valid N 30

(listwise)

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 21


50

Membaca tabel statistic:

1. N menunjukkan jumlah data yang diproses yaitu 30 buah.

2. Minimum, menunjukkan data terkecil dari pertumbuhan usaha 0,20

dan pemberian kredit 74.

3. Maximum, menunjukkan data terbesar dari pertumbuhan usaha

2,45 dan pemberian kredit 91

4. Mean, menunjukkan rata-rata nilai yang diperoleh dari

pertumbuhan usaha 0,8277 dan pemberian kredit 82,40

5. Std. Deviation, atau standar deviasi menunjukkan dispersi rata-rata

dari sampel.

6. Variance, untuk mengetahui tingkat keragaman dalam data.

Semakin tinggi nilai variance berarti semakin bervariasi dan

beragam suatu data.

7. Skewness, pengukuran tingkat ketidaksimetrisan (kecondongan)

sebaran data di sekitar rata-ratanya.

b. Koefisien determinasi
Tabel 4.6
Model Summary
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the


Estimate

1 ,093a ,009 -,027 ,59078

a. Predictors: (Constant), PK
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 21
51

Dari tampilan output SPSS model summary besarnya R Square

adalah 0,009 , maka dapat dinyatakan koefisien determinasinya sebagai

berikut: KD = R2 x 100% = 0,009 x 100%=00.81%.

Dengan demikian menunjukkan bahwa pemberian kredit terhadap

pertumbuhan usaha sebesar 00,81% dan sisanya 99.19% dipengaruhi

faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

c. Anova

Anova adalah sebuah analisis statistik yang menguji perbedaan

rerata antar grup. Grup disini bisa berarti kelompok atau jenis

perlakuan. Anova ditemukan dan diperkenalkan oleh seorang ahli

statistik bernama Ronald Fisher.

Tabel 4.7
Anova
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Regression ,085 1 ,085 ,244 ,625b

1 Residual 9,772 28 ,349

Total 9,858 29

a. Dependent Variable: PU
b. Predictors: (Constant), PK
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 21

Uji anova atau uji F test, didapat F hitung sebesar 0,244 dengan

tingkat probabilitas 0,625 . karena probabilitas lebih besar dari 0,05,

maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi

Pemberian Kredit atau dapat dikatakan bahwa Pertumbuhan Usaha

secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Pemberian Kredit.


52

Nilai r hubungan pemberian kredit dengan pertumbuhan usaha 0,625.

Artinya 0,625 > 0,05 dan dengan demikian korelasi antara kedua

variabel tidak signifikan.

d. Regresi linier sederhana

Tabel 4.8
Coefficients
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 1,899 2,173 ,874 ,390


1
PK -,013 ,026 -,093 -,494 ,625

a. Dependent Variable: PU
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 21

Dilihat dari hasil tabel di atas dapat diketahui suatu persamaan


regresi seperti di bawah ini:
Y= 1,899 + -0,013 X

Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka dapat dijelaskan

bahwa nilai konstanta sebesar 1,899 menunjukkan bahwa PK tidak

berpengaruh terhadap PU hal ini dapat dilihat dari probabilitas

signifikasi untuk PK sebesar 0,625 yang jauh diatas 0,05.

e. korelasi

Korelasi merupakan salah satu teknik analisis dalam statistik yang

digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel yang bersifat


53

kuantitatif. Hubungan dua variabel tersebut dapat terjadi karena adanya

hubungan sebab akibat atau dapat pula terjadi karena kebetulan saja.

Tabel 4.9
Correlations
Correlations

PU PK

Pearson Correlation 1 -,093

PU Sig. (2-tailed) ,625

N 30 30
Pearson Correlation -,093 1

PK Sig. (2-tailed) ,625

N 30 30
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 21

1. Koefisien korelasi

Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai

kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan

kriteria sebagai berikut (Sarwono:2006):

0 : Tidak ada korelasi antara dua variable

>0–0,25 : Korelasi sangat lemah

>0,25–0,5 : Korelasi cukup

>0,5–0,75 : Korelasi  kuat

>0,75–0,99: Korelasi  sangat kuat

1 : Korelasi sempurna\

a) Pertumbuhan usaha berhubungan dengan pemberian kredit

pertumbuhan usaha sebesar -0,093 ( r -0,093)

Dengan demikian dapat disimpulkan : Tidak ada hubungan

antara pemberian kredit (x1) pertumbuhan usaha (y)


54

Signifikansi bisa ditentukan lewat baris Sig. (2-tailed). Jika

nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka hubungan yang terdapat pada r

dianggap signifikan.

2. Koefisien Determinasi

Jika r 2 sama dengan 1, maka angka tersebut menunjukkan garis

regresi cocok dengan data secara sempurna. (Rumus untuk

menghitung koefesien determinasi (KD) adalah KD = r 2x 100%)

Variabilitas mempunyai makna penyebaran / distribusi seperangkat

nilai-nilai  tertentu.

a) Pemberian kredit

KD = r 2 x 100 %
= −0,0932 x 100%

= 86.49%

Jadi r 2 sama dengan 86.49%, maka angka tersebut menunjukkan

pengaruh variabel X terhadap Y adalah sebesar 86.49%, sedangkan

sisanya 13,51% dipengaruhi oleh faktor lain.

Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak.

4.2. Pembahasan

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pemberian kredit terhadap

pertumbuhan usaha mengalami tingkat kestabilan yang baik, Dari kuesioner

yang telah diberikan kepada 30 ibu rumah tangga anggota UPK Sejahtera

Mandiri di Kecamatan Brondong dapat dilihat bahwa dalam model

summary pemberian kredit terhadap pertumbuhan usaha sebesar 00,81%


55

dan sisanya 99.19% dipengaruhi faktor lain yang tidak dikaji dalam

penelitian ini.

Terdapat beberapa hal yang menjadikan pemberian kredit tidak

berpengaruh terhadap pertumbuhan usaha debitur UPK sejahtera diantaranya

terdapat 2 faktor yaitu factor internal dan factor eksternal adalah :

a. Factor internal : Kemampuan manajerial, Kondisi perekonomian

debitur, Pengalaman pemilik atau pengelola, Kemampuan untuk

mengakses pasar input dan output, Legalitas dari unit usaha

b. Factor eksternal : Kondisi perekonomian yang dicerminkan dari

permintaan pasar domestic, Kemajuan teknologi dalam produksi

rendahnya perekonomian debitur, sulitnya menyimpan sebagian hasil

usaha untuk angsuran tiap bulannya, dan lain sebagainya

Dalam penelitian Raishatul N (2018), SPP memberikan dampak positif

terhadap peningkatan ekonomi keluarga, hal ini dibuktikan dari hasil

wawancara dan pembagian kuesioner dimana responden menyatakan modal

usaha tercukupi, usaha mengalami perkembangan, pendapatan meningkat,

dan juga dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari,

pakaian, tempat tinggal, pendidikan dan kesehatan keluarga.

Uji anova atau uji F test, didapat F hitung sebesar 0,244 dengan tingkat

probabilitas 0,625 . karena probabilitas lebih besar dari 0,05, maka model

regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi Pemberian Kredit atau

dapat dikatakan bahwa Pertumbuhan Usaha secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap Pemberian Kredit. Nilai r hubungan pemberian kredit

dengan pertumbuhan usaha 0,625. Artinya 0,625 > 0,05 dan dengan
56

demikian korelasi antara kedua variabel tidak signifikan. Hasil dari

coefficient nilai konstanta sebesar 1,899 menunjukkan bahwa PK tidak

berpengaruh terhadap PU hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikasi

untuk PK sebesar 0,625 yang jauh diatas 0,05.

Berdasarkan hasil uji beda dengan Paired Sample t test diperoleh nilai

thitung sebesar -12,709 dengan p = 0,000. Oleh karena hasil perhitungan

diperoleh nilai p < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat

perbedaan pendapatan pengusaha mikro di Surakarta antara sebelum dan

sesudah pemberian kredit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian

kredit berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan pengusaha

mikro di Surakarta.

Dalam pengujian koefesien korelasi Pertumbuhan usaha berhubungan

dengan pemberian kredit pertumbuhan usaha sebesar -0,093 ( r -0,093).

Dengan demikian dapat disimpulkan, Tidak ada hubungan antara pemberian

kredit (x1) pertumbuhan usaha (y). Signifikansi bisa ditentukan lewat baris

Sig. (2-tailed). Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka hubungan yang

terdapat pada r dianggap signifikan. Sedangkan dalam uji koefesien

determinasi dapat disimpulkan r 2 sama dengan 86.49%, maka angka tersebut

menunjukkan pengaruh variabel X terhadap Y adalah sebesar 86.49%,

sedangkan sisanya 13,51% dipengaruhi oleh faktor lain.

Juga dalam pendapat Riki T (2018), menunjukkan Hasil analisis

menunjukkan bahwa besarnya pengaruh tidak langsung pinjaman modal

kegiatan SPP terhadap peningkatan pendapatan melalui perkembangan

usaha yaitu 0,020553 (pembulatan menjadi 0,021) dengan total effect


57

sebesar 0,110. Sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung sikap

wirausaha terhadap peningkatan pendapatan melalui perkembangan usaha

sebesar 0,219759 (pembulatan menjadi 0,220) dengan total effect sebesar

0,558.
58

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, serta

telah dijelaskan pula pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut.

a. Terdapat pengaruh positif dan signifikan hasil wawancara dan observasi

partisipan yang dilakukan oleh peneliti pada debitur UPK Sejahtera

Mandiri, bahwa pelaksanaan analisis kredit yang dilakukan oleh UPK

Sejahtera Mandiri dengan prosedur skala 5C direspon secara baik oleh

responden.

b. Model summary menunjukkan bahwa pemberian kredit terhadap

pertumbuhan usaha sebesar 00,81% dan sisanya 99.19% dipengaruhi

faktor lain yang tidak

c. Uji anova atau uji F test, didapat F hitung sebesar 0,244 dengan tingkat

probabilitas 0,625 . karena probabilitas lebih besar dari 0,05, maka model

regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi Pemberian Kredit atau

dapat dikatakan bahwa Pertumbuhan Usaha secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap Pemberian Kredit. Nilai r hubungan pemberian

kredit dengan pertumbuhan usaha 0,625. Artinya 0,625 > 0,05 dan dengan

demikian korelasi antara kedua variabel tidak signifikan. Hasil dari

coefficient nilai konstanta sebesar 1,899 menunjukkan bahwa PK tidak


59

berpengaruh terhadap PU hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikasi

untuk PK sebesar 0,625 yang jauh diatas 0,05.

d. Dalam pengujian koefesien korelasi Pertumbuhan usaha berhubungan

dengan pemberian kredit pertumbuhan usaha sebesar -0,093 ( r -0,093).

Dengan demikian dapat disimpulkan, Tidak ada hubungan antara

pemberian kredit (x1) pertumbuhan usaha (y). Signifikansi bisa ditentukan

lewat baris Sig. (2-tailed). Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka hubungan

yang terdapat pada r dianggap signifikan. Sedangkan dalam uji koefesien

determinasi dapat disimpulkan r 2 sama dengan 86.49%, maka angka

tersebut menunjukkan pengaruh variabel X terhadap Y adalah sebesar

86.49%, sedangkan sisanya 13,51% dipengaruhi oleh faktor lain.

5.2 Implikasi penelitian

Berdasarkan hasil penelitian bahwa Pemberian Kredit (PK) ketika

dilakukan pengujian terhadap variabel rentabilitas ekonomi (RE)

menghasilkan hubungan yang tidak berpengaruh signifikan.

Hal ini disebabkan karena PU 0,625 > 0,05 dan dengan demikian korelasi

antara kedua variabel tidak signifikan. Hasil dari coefficient nilai konstanta

sebesar 1,899 menunjukkan bahwa PK tidak berpengaruh terhadap PU hal ini

dapat dilihat dari probabilitas signifikasi untuk PK sebesar 0,625 yang jauh

diatas 0,05.

Dengan demikian hasil pemberian Kredit tidak siknifikan.


60

5.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki keterbatasan yang memerlukan perbaikan

dan pengembangan dalam penelitin selanjutnya. Adapun keterbatasan

penelitian adalah sebagai berikut:

a. Variabel Pemberian Kredit, Pertumbuhan usaha UPK Sejahtera Mandiri

dan sikap wirausaha menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data,

sehingga peneliti tidak dapat mengontrol jawaban responden yang tidak

menunjukkan kenyataan sesungguhnya.

b. Factor yang mempengaruhi pertumbuhan usaha

1. Factor internal :

a) Kemampuan manajerial

b) Kondisi perekonomian debitur yang rendah

c) Pengalaman pemilik atau pengelola

d) Kemampuan untuk mengakses pasar input dan output, teknologi

produksi

e) Legalitas dari unit usaha

2. Factor eksternal

a) Kondisi perekonomian yang dicerminkan dari permintaan pasar

domestic

b) Kemajuan teknologi dalam produksi

c. Mengingat bahwa suatu pertumbuhan usaha dan pendapatan masyarakat

dipengaruhi oleh banyak faktor baik secara internal maupun eksternal

sehingga masih banyak faktor yang belum diungkap dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai