Anda di halaman 1dari 27

Nama : Susi Desi Susanti

No.Mahasiswa : 1401022532
No. UKG : 201503522107
Kelas :7

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Siswa tidak aktif Hasil Kajian Literatur : Setelah dianalisis, ternyata siswa tidak
dalam kelas 1. Menurut Arianti (2019) Peran aktif di kelas itu disebabkan beberapa
guru dalam meningkatkan hal :
motivasi belajar siswa adalah 1. Kurangnya motivasi belajar
salah satu kegiatan integral yang siswa dalam pembelajaran
wajib ada dalam kegiatan matematika
pembelajaran. Selain memberikan 2. Media dan model pembelajaran
dan mentransfer ilmu pengetahuan yang digunakan kurang tepat
guru juga bertugas untuk 3. Kurangnya minat belajar siswa
meningkatkan motivasi anak 4. Pembelajaran bersifat monoton
dalam belajar. Guru di tuntut
kreatif untuk membangkitkan
motivasi belajar siswa. Adapun
peran guru dalam meningktkan
motivasi belajar siswa sebagai
beriku:
a.Menjadikan siswa yang aktif dalam
kegiatan belajar mengajar
b.Menciptakan suasana kelas yang
kondusif
c. Menciptakan metode pembelajaran
yang bervariasi
d. Meningkatkan antusias dan
semangat dalam mengajar
e. Memberikan penghargaan
f. Menciptakan aktivitas yang
melibatkan siswa dalam kelas
2. Pembelajaran yang konvensional
dan monoton dimana pendidik
lebih mendominasi dalam
pembelajaran membuat siswa
merasa bosan dan tidak
termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran. Proses belajar
menjadi kurang menggairahkan
dan kurang menarik. Siswa tidak
terlibat secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Strategi
Pembelajaran Aktif (Active
Learning Srategi) adalah istilah di
dalam dunia pendidikan yaitu
sebagai strategi belajar mengajar
yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan,
dan untuk mencapai keterlibatan
siswa secara efektif dan efesien
dalam belajar. (Syaparuddin :
2020)
3. Minat dalam belajar merupakan
salah satu aspek dalam faktor
psikologis mempengaruhi
individu dalam belajar. Sebab
dengan minat seseorang akan
memiliki suatu rasa lebih suka dan
rasa ketrikatan pada suatu hal atau
aktivitas tanpa ada yang menyuruh
(Minat belajar memiliki peran
besar terhadap belajar, karena
minat belajar menjadi salah satu
kunci keaktifan seorang pebelajar.
Demikian pula dengan siswa
sebagai pebelajar, dengan adanya
minat belajar akan berimplikasi
pada proses dan hasil belajarnya.
(Djamarah, 2020;191)
4. Pemberian media pembelajaran
yang tepat sesuai karakteristik
anak SD dapat mendorong
peningkatan motivasi belajar
siswa. Penerapan media
pembelajaran visual dalam
membangun motivasi belajar
siswa SD kelas 5. Dengan
pemberian media pembelajaran
visual yang menekankan kepada
prinsip kesederhanaan,
penekanan, dan keterpaduan dapat
membangun motivasi belajar
siswa kelas 5 SD saat belajar.
(Widiastuti : 2021)
5. Menurut Hidayat (2017) Model
pembelajaran Picture and
Picture adalah model
pembelajaran yang
menggunakan media gambar.
Model ini baik untuk
mengembangkan kemampuan
imajinasi anak, dariimajinasi
dituangkan ke dalam tulian.
Dari media gambar siswa lebih
cepat paham, karena terdapat
beberapa proses dari melihat,
pada saat melihat siswa berpikir.
Hal ini menunjukan bahwa media
gambar sangat berguna untuk
proses pembelajaran.
HASIL WAWANCARA :
1. Siswa tidak aktif dalam
pembelajaran karena siswa
merasa bosan dan pembelajaran
kurang menarik materi yang
disampaikan oleh Guru
2. Guru Kurang memotivasi anak
dalam pembelajaran
3. Siswa tidak aktif dalam
pembelajaran karena siswa
merasa bosan dan materi yang
diajarkan kurang menarik
4. Guru tidak menerapkan
pembelajaran inovatif dan
bervariasi
5. Media dan model pembelajaran
yang digunakan tidak tepat

2 Pembelajaran Hasil Kajian Literatur : Setelah dianalisis, ternyata


yang kurang 1. Kurangnya sarana media Pembelajaran kurang kreatif
kreatif pembelajaran yang bersifat disebabkan beberapa hal :
inovatif juga mempengaruhi 1. Metode dan media pembelajaran
proses pembelajaran.(N.I yang digunakan kurang tepat
Cintia:2018) 2. Guru perlu meningkatkan hasil
2. Rendahnya keterampilan belajar peserta didik dengan
berfikir kreatif siswa dengan metode Discovery Learning
model pemebelajaran melaui media gambar pada
konvensional. Mind mapping pelajaran PKN.
merupakan salah satu model 3. Pembelajaran belum
pembelajaran yang tepat untuk menggunakan media gambar
meningkatkan keterampilan untuk menunjang pemahaman
berpikir kreatif siswa. Lingkungan siswa pada materi
yang tidak kondusif dikarenakan 4. Belum adanya pemanfaatan IT
kelas yang berisik. Media yang dalam penyampaian materi
digunakan tidak kreatif, yaitu
media Buku. Metode yang
digunakan tidak menarik, yaitu
metode ceramah. (Fitriana Ayu
Wulandari:2019)
3. Menurut Hanifah & Wasitohadi
(2017: 95), discovery learning
merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang melibatkan
siswa untuk belajar aktif
menemukan pengetahuan sendiri.
Dengan belajar penemuan, siswa
dapat berpikir analisis dan mencoba
untuk memecahkan sendiri masalah
yang dihadapi.
4. Menurut Trianto (2018:56)
beberapa hal yang sering terabaikan
oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran agar tercipta
pembelajaran yang kreatif dan
menghasilkan luaran yang optimal
diantaranya yaitu, (1) guru
cenderung memberi materi kepada
peserta didik sangat fokus kepada
pemberian materi (konten)
sehingga prosesnya tidak
menyenangkan bagi peserta didik,
(2) guru cenderung menganggap
proses dan kemasan , dan cara-cara
menyenangkan itu tidak penting
dan hanya buang-buang waktu, dan
(3) guru cenderung
mementingkan kedalaman materi
sedangkan peserta didik memilih
hal-hal yang menyenangkan
5. Menurut Husni (2017) salah satu
pernyataan bahwa seorang telah
belajar sesuatu adalah adanya
tingkah laku dalam
dirinya.Perubahan itu bersifat
pengetahuan,keterampilan,maupun
yang menyangkut nilai dan sikap.
Sedangkan belajar mengajar
adalah suatu yang bernilai
pendidikan interaksi interaksi yang
bernilai pendidikan dikarenakan
kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan mencapai tujuan tertentu
yang telah dirumuskan sebelum
proses belajar dilakukan. Hasil
belajar antara peserta didik
yang satu dengan yang lainnya
berbeda-beda. Perbedaan itu
sebabkan oleh faktor-
faktor yang mempengaruhinya,
antara lain:a) Faktor-faktor yang
bersumber dari diri
sendiri faktor ini sangat besar
pengaruhnya terhadap kemajuan
studi peserta didik,
misalnya minat, bakat, kesehatan,
kebiasaan belajar, dan
kemandirian.b) Faktor-faktor yang
berasal dari luar diri peserta didik
faktor ini mempengaruhi terhadap
kemajuan studi peserta didik
lingkungan , studi dari lingkungan
alam, lingkungan dari keluarga,
lingkungan masyarakat dan faktor
lain yaitu sekolah dan peralatan
sekolah.
Hasil Wawancara :

1. Masih terbatasnya sarana dan


prasarana
2. Guru tidak memanfaatkan
penggunaan IT dalam pembelajaran
3. Guru kurang mahir menggunakan
IT
4. Metode dan model pembelajaran
yang digunakan guru kurang
bervariasi

3 Minat baca siswa Hasil Kajian Literatur : Setelah dianalisis, ternyata minat baca
masih rendah 1. kebanyakan tidak memiliki buku siswa masih rendah itu disebabkan
atau fasilitas perpustakaan yang beberapa hal :
memadai. Buku pelajaran untuk 1. Sekolah belum menyediakan
sekolah dasar dan buku bacaan buku bacaan yang menarik dan
umum atau khusus tidak terkoleksi bervariasi di pojok baca.
secara lengkap. (Nurhaidah, 2. Sekolah belum mengadakan
2019). gerakan literasi secara rutin
2. Siswa yang enggan membaca 3. Masih terbatasnya Penyediaan
karangannya karena merasa bahan bacaan yang variatif yang
malu dan menyadari bahwa mendukung pembelajaran dan
pekerjaannya masih perlu mendorong siswa menyukai
diperbaiki (Mirnawati, 2019) buku.
3. Guru belum secara aktif memberi 4. Orangtua belum Membudayakan
perhatian pada upaya Cinta Baca sejak dini
peningkatan literasi membaca 5. Siswa lebih menyukai
para siswa. (AN Wulanjani:2019) Penggunaan Media Elektronik
4. Terbatasnya sarana dan prasarana (TV, vidio game, handphone,
membaca, seperti ketersediaan internet) daripada membaca.
perpustakaan dan bukubuku
bacaan yang bervariasi. (J
Witanto:2018)
5. Berkembangnya teknologi
informasi menggeser minat
masyarakat terhadap aktivitas
membaca buku. (J Witanto:2018)
6. Banyaknya keluarga yang belum
menanamkan tradisi wajib
membaca. (J Witanto:2018)

Hasil Wawancara :
1. Kurangnya motivasi guru dan orang
tua untuk kegiatan literasi membaca
2. Berkembangnya teknologi informasi
menggeser minat baca siswa
3. Perlu adanya gerakan literasi
membaca di sekolah
4. Orang tua tidak perhatian kepada
anak terhadap literasi membaca
4 Kurangnya Hasil Kajian Literatur : Setelah dianalisis, ternyata
pemahaman siswa 1. Fasilitas atau media Kurangnya pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran yang dirasa terhadap materi yang diajarkan
yang diajarkan kurang mendukung dalam (Mupel Pkn materi
(Mupel Pkn kegiatan belajar mengajar Keberagaman sosial ) itu
materi menjadi salah satu faktor tidak disebabkan beberapa hal :
Keberagaman efektifnya penyampaian maka 1. Guru belum menerapkan
sosial ) dari itu membuat sebuah pembelajaran menjadi lebih
media permainan yang dapat menarik dan inovatif agar siswa
digunakan untuk mendukung memperhatikan penjelasan guru.
kegiatan belajar mengajar 2. Siswa perlu diberi motivasi agar
dapat menjadikan kegiatan siswa lebih percaya diri dan
belajar mengajar yang efektif berani mengungkapkan
dan sesuai dengan tercapainya pendapat.
tujuan dari pembelajaran 3. Guru tidak menggunakan Media
tersebut (Ahmad,2018; Sarjuli, dan Model pembelajaran yang
2012). tepat, misal model pembelajaran
2. PPKN dianggap ilmu yang TGT (Team Games
sukar dan sulit dipahami. Tournament), Discovery
Begitu luasnya materi PPKN Learning, PBL, agar siswa
menyebabkan anak sulit untuk mampu memahami konsep
diajak berfikir kritis dan kreatif materi yang diajarkan
dalam menyikapi masalah yang 4. Guru belum menggunakan
berbeda. Sementara anak usia media gambar untuk menunjang
sekolah dasar tahap berfikir pemahaman siswa pada materi
mereka masih belum formal,
apa yang dianggap logis, jelas
dan dapat dipelajari bagi orang
dewasa, kadang-kadang
merupakan hal yang tidak
masuk akal dan
membingungkan bagi siswa.
Akibatnya banyak siswa yang
tidak memahami konsep
PPKN. (Siti Era Harahap:2018)
3. Menurut Hidayat (2017)
Model pembelajaran Picture
and Picture adalah model
pembelajaran yang
menggunakan media gambar.
Model ini baik untuk
mengembangkan kemampuan
imajinasi anak, dari imajinasi
dituangkan ke dalam tulian.
Dari media gambar siswa
lebih cepat paham, karena
terdapat beberapa proses dari
melihat, pada saat melihat
siswa berpikir. Hal ini
menunjukan bahwa media
gambar sangat berguna untuk
proses pembelajaran.
4. Berdasarkan latar belakang
yang telah diuraikan di atas,
dapat di identifikasi beberapa
masalah terkait dengan
pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn),
antara lain :1. Rendahnya hasil
belajar dan ketuntasan belajar
Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) siswa. 2. Metode
mengajar yang digunakan guru
dalam mengajarkan Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn)
kurang bervariasi dan
cenderung menggunakan
metode ceramah yang
mengakibatkan siswa kurang
senang dan bosan dalam
belajar. 3. Guru juga kurang
melibatkan siswa aktif
dalam belajar sehingga
sebagian besar siswa kurang
termotivasi dalam belajar
Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) dan menganggap
Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) adalah pelajaran yang
sulit dan membosankan.
(Harma Sumaranti : 2020)
5. Faktor-faktor penyebab
Kesulitan Belajar dalam
Pembelajaran pkn antara lain :
a. Faktor Minat dari dalam
diri siswa (minat siswa
tergantung dari cara guru
mengajar, pembelajaran
membosankan dan metode
guru monoton.
b. Faktor Keluarga
(menghabiskan waktu
menonton TV, bermain
handphone, membantu
orang tua dalam melakukan
pekerjaan rumah.
c. Faktor Sekolah (Sarana
pembelajaran kurang,
Kurangnya buku paket
dalam proses pembelajaran,
metode pembelajaran
monoton. (Sartika : 2018 )

Hasil Wawancara :
1. Guru belom menggunakan
media dan model pembelajaran
inovatif dan bervariasi
2. Guru perlu merancang
pembelajaran yang baik
3. Guru belom memanfaatkan
penggunaan IT untuk
penyampaian materi
4. Guru kurang mahir dalam
penggunaan IT

5 Hasil belajar Hasil Kajian Literatur : Setelah dianalisis, ternyata Hasil


siswa masih 1. pembelajaran hanya bersifat satu belajar siswa masih rendah pada
rendah pada arah dimana guru yang menjadi pembelajaran Matematika (satuan
pembelajaran sumber, penyedia, dan pemberi jarak) itu disebabkan beberapa hal :
Matematika informasi. Sedangkan, siswa hanya
(satuan jarak) mencatat penjelasan yang 1. Guru hanya menggunakan model
disampaikan oleh guru dengan kata pembelajaran ceramah
lain guru masih menggunakan 2. siswa menyelesaikan masalah
pendekatan Teacher Centered.( hanya dengan menghafal rumus
Windi Oktaviani:2018) dan susah dalam menganalisis soal.
2. kebanyakan siswa menyelesaikan 3. Pembelajaran belum menggunakan
masalah hanya dengan menghafal media /alat peraga untuk
rumus dan susah dalam menunjang pemahaman siswa pada
menganalisis soal. (Indri mapel matematika.
Anugraheni:2018) 4. Siswa tidak mandiri dalam
3. Pembelajaran matematika masih mengerjakan soal, siswa
menekankan pada penghafalan kebanyakan mencotek jawaban
rumus dan menghitung (Setyabukti teman karena tidak mengerti cara
dalam Handayani, 2017:14). penyelesaiannya.
4. pembelajaran guru jarang 5. Siswa kurang memperhatikan
menggunakan media pembelajaran penjelasan guru saat pembelajaran.
untuk membantu siswa
memudahkan memahami materi
yang diajarkan. (Setyabukti dalam
Handayani, 2017:14).
5. Terdapat hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian
belajar dengan hasil belajar
matematika. Apabila kemandirian
belajar tinggi maka hasil belajar
juga akan tinggi demikian
sebaliknya jika kemandirian belajar
rendah maka hasil belajar
matematika juga cenderung rendah.
(Maria Florentina Woi, 2019).

Hasil Wawancara :
1. Guru tidak menerapkan
pembelajaran inovatif dan
bervariasi
2. Guru hanya menggunakan
model pembelajaran ceramah
3. Guru belum menggunakan IT
dalam kegiatan pembelajaran
4. Guru tidak menggunakan
Media pembelajaran yang
dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap
materi.
FORMAT RANGKUMAN LITERATUR
NAMA MAHASISWA : SUSI DESI SUSANTI

KELAS :7

PERMASALAHAN 1 : Siswa tidak aktif dalam kelas

JUDUL ARTIKEL/BUKU : 1. PERANAN GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA


2. STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR PKn PESERTA DIDIK

3. MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI


MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

4. Penerapan Media Pembelajaran Visual Dalam Membangun


Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

5. Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran


Picture and Picture Berbasis IT pada Tematik

PENULIS : 1. Arianti ( 2019)

2. Syaparuddin, Meldianus, Elihami (2020)

3. AD Pamungkas, F Kristin, I Anugraheni (2018)

4. Yonathan Hae, Year Rezeki Patricia Tantu , Widiastuti (2021)

5. Ahmad Kharis (2019)

NAMA JURNAL/PENERBIT : 1. Didaktika Jurnal Kependidikan

2. JURNAL PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

3. Journal.umtas.ac.id

4. Edukatif : Jurnal Pendidikan

5. Ejournal.undiksha.ac.id

ISI LITERATUR YANG MENDUKUNG PERMASALAHAN YANG DIANGKAT :


1. Peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah salah satu kegiatan integral
yang wajib ada dalam kegiatan pembelajaran. Selain memberikan dan mentransfer ilmu
pengetahuan guru juga bertugas untuk meningkatkan motivasi anak dalam belajar. Guru di tuntut
kreatif untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Adapun peran guru dalam meningktkan motivasi
belajar siswa sebagai beriku:
a.Menjadikan siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar
b.Menciptakan suasana kelas yang kondusif
c. Menciptakan metode pembelajaran yang bervariasi
d. Meningkatkan antusias dan semangat dalam mengajar
e. Memberikan penghargaan
f. Menciptakan aktivitas yang melibatkan siswa dalam kelas
2. Pembelajaran yang konvensional dan monoton dimana pendidik lebih mendominasi dalam
pembelajaran membuat siswa merasa bosan dan tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
Proses belajar menjadi kurang menggairahkan dan kurang menarik. Siswa tidak terlibat secara aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning Srategi) adalah istilah
di dalam dunia pendidikan yaitu sebagai strategi belajar mengajar yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan, dan untuk mencapai keterlibatan siswa secara efektif dan
efesien dalam belajar.
3.Menurut Anugraheni (2018:11) Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam model
pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran dan mengutamakan permasalahan nyata baik dilingkungan rumah, sekolah,
serta masyarakat sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan dan konsep melalui kemampuan
keterampilan dalam berpikir kritis dan memecahkan masalah.

4. Pemberian media pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik anak SD dapat mendorong
peningkatan motivasi belajar siswa. Penerapan media pembelajaran visual dalam membangun
motivasi belajar siswa SD kelas 5. Dengan pemberian media pembelajaran visual yang menekankan
kepada prinsip kesederhanaan, penekanan, dan keterpaduan dapat membangun motivasi belajar
siswa kelas 5 SD saat belajar.

5. Menurut Hidayat (2017) Model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran
yang menggunakan media gambar. Model ini baik untuk mengembangkan kemampuan imajinasi
anak, dariimajinasi dituangkan ke dalam tulian. Dari media gambar siswa lebih cepat paham,
karena terdapat beberapa proses dari melihat, pada saat melihat siswa berpikir. Hal ini menunjukan
bahwa media gambar sangat berguna untuk proses pembelajaran.
PERMASALAHAN 2 : Pembelajaran yang kurang kreatif

JUDUL ARTIKEL/BUKU : 1. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR
SISWA

2. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas 5


Menggunakan Model Mind Mapping

PENULIS : 1. NI Cintia, F Kristin, I Anugraheni (2018)

2. Fitriana Ayu Wulandari, Mawardi, Krisma widi Wardani (2019)

3. Hanifah & Wasitohadi (2017: 95)

4. Menurut Trianto (2018:56)

5. Husni (2017)

NAMA JURNAL/PENERBIT : 1. Perspektif Jurnal Pendidikan

2. Jurnal ilmiah Sekolah

ISI LITERATUR YANG MENDUKUNG PERMASALHAN YANG DIANGKAT:

1. Kurangnya sarana media pembelajaran yang bersifat inovatif juga


mempengaruhi proses pembelajaran.(N.I Cintia:2018)
2. Rendahnya keterampilan berfikir kreatif siswa dengan model pemebelajaran
konvensional. Mind mapping merupakan salah satu model pembelajaran yang
tepat untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. (Fitriana Ayu
Wulandari, Mawardi, Krisma widi Wardani:2019)
3. Menurut Hanifah & Wasitohadi (2017: 95), discovery learning merupakan rangkaian
kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk belajar aktif menemukan
pengetahuan sendiri. Dengan belajar penemuan, siswa dapat berpikir analisis dan
mencoba untuk memecahkan sendiri masalah yang dihadapi.
4. Menurut Trianto (2018:56) beberapa hal yang sering terabaikan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang kreatif dan menghasilkan
luaran yang optimal diantaranya yaitu, (1) guru cenderung memberi materi kepada
peserta didik sangat fokus kepada pemberian materi (konten) sehingga prosesnya
tidak menyenangkan bagi peserta didik, (2) guru cenderung menganggap proses dan
kemasan , dan cara-cara menyenangkan itu tidak penting dan hanya buang-buang
waktu, dan (3) guru cenderung mementingkan kedalaman materi sedangkan peserta
didik memilih hal-hal yang menyenangkan.
5. Menurut Husni (2017) salah satu pernyataan bahwa seorang telah belajar sesuatu
adalah adanya tingkah laku dalam dirinya.Perubahan itu bersifat pengetahuan,
keterampilan, maupun yang menyangkut nilai dan sikap. Sedangkan belajar mengajar
adalah suatu yang bernilai pendidikan interaksi interaksi yang bernilai pendidikan
dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan mencapai tujuan tertentu yang
telah dirumuskan sebelum proses belajar dilakukan. Hasil belajar antara peserta didik
yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Perbedaan itu sebabkan oleh faktor-
faktor yang mempengaruhinya, antara lain: a)Faktor-faktor yang bersumber dari diri
sendiri faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan studi peserta
didik,misalnya minat, bakat, kesehatan, kebiasaan belajar, dan kemandirian.b) Faktor-
faktor yang berasal dari luar diri peserta didik faktor ini mempengaruhi terhadap
kemajuan studi peserta didik lingkungan , studi dari lingkungan alam, lingkungan dari
keluarga, lingkungan masyarakat dan faktor lain yaitu sekolah dan peralatan sekolah.
PERMASALAHAN 3 : Minat baca siswa masih rendah

JUDUL ARTIKEL/BUKU : 1. UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA SEKOLAH DASAR

2. Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran Untuk


Meningkatkan Minat Baca Siswa.

3. Meningkatkan Minat baca Siswa Melalui Gerakan Literasi


Membaca bagi Siswa Sekolah Dasar

4. RENDAHNYA MINAT BACA

PENULIS : 1. Magdalena Elendiana (2020)

2. Mirnawati (2020)

3. AN Wulanjani (2019)

4. Jean Witanto (2018)

NAMA JURNAL/PENERBIT : 1. Jurnal Pendidikan dan Konseling

2. Journal.undiksha.ac.id

3. Journal.unj.ac.id

4. Publikasi.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

ISI LITERATUR YANG MENDUKUNG PERMASALHAN YANG DIANGKAT:

1. kebanyakan tidak memiliki buku atau fasilitas perpustakaan yang memadai. Buku
pelajaran untuk sekolah dasar dan buku bacaan umum atau khusus tidak terkoleksi
secara lengkap. (Nurhaidah, 2016).
2. Siswa yang enggan membaca karangannya karena merasa malu dan menyadari
bahwa pekerjaannya masih perlu diperbaiki (Mirnawati, 2020)
3. Guru belum secara aktif memberi perhatian pada upaya peningkatan literasi
membaca para siswa. (AN Wulanjani:2019)
4. Terbatasnya sarana dan prasarana membaca, seperti ketersediaan perpustakaan dan
bukubuku bacaan yang bervariasi. (J Witanto:2018)
5. Berkembangnya teknologi informasi menggeser minat masyarakat terhadap aktivitas
membaca buku. (J Witanto:2018)
6. Banyaknya keluarga yang belum menanamkan tradisi wajib membaca. (J Witanto:2018)
PERMASALAHAN 4 : Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan (Mupel Pkn materi Keberagaman sosial )

JUDUL ARTIKEL/BUKU : 1. Jurnal Pentingnya Media Pembelajaran Dalam


Meningkatkan Prestasi Belajar
2. Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Melalui Model Pembelajaran TGT
(Team Games Tournament)

3. Pengaruh Model Pembelajaran Picture and Picture

4. Stategi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran


PKN di SD Setia Budi Abadi

5. Peran Guru Dalam Memotivasi Siswa yang Kesulitan Belajar Pada


Pembelajaran PKN di Kelas VIII SMPN 6 Palu

PENULIS : 1. Abdul Wahid

2. Siti Era Harahap (2018)

3. R Hidayat (2017)

4. Harma Sumaranti (2020)

5. Sartika (2018)
NAMA JURNAL/PENERBIT : 1. Jurnal Pendidikan

2. Elementery School Journal PGSD FIP

3. Deiksis

4. Journal of Education Tecnology and Civic Literacy

5. EDUCIVIC.journal.untad.ac.id

ISI LITERATUR YANG MENDUKUNG PERMASALHAN YANG DIANGKAT:

1. Fasilitas atau media pembelajaran yang dirasa kurang mendukung dalam kegiatan
belajar mengajar menjadi salah satu faktor tidak efektifnya penyampaian maka
dari itu membuat sebuah media permainan yang dapat digunakan untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar dapat menjadikan kegiatan belajar mengajar yang efektif
dan sesuai dengan tercapainya tujuan dari pembelajaran tersebut (Ahmad,2018;
Sarjuli, 2012).
2. PPKN dianggap ilmu yang sukar dan sulit dipahami. Begitu luasnya materi PPKN
menyebabkan anak sulit untuk diajak berfikir kritis dan kreatif dalam menyikapi
masalah yang berbeda. Sementara anak usia sekolah dasar tahap berfikir mereka
masih belum formal, apa yang dianggap logis, jelas dan dapat dipelajari bagi orang
dewasa, kadang-kadang merupakan hal yang tidak masuk akal dan membingungkan
bagi siswa. Akibatnya banyak siswa yang tidak memahami konsep PPKN. (Siti Era
Harahap:2018)
3. Menurut Hidayat (2017) Model pembelajaran Picture and Picture adalah model
pembelajaran yang menggunakan media gambar. Model ini baik untuk
mengembangkan kemampuan imajinasi anak, dariimajinasi dituangkan ke dalam
tulian. Dari media gambar siswa lebih cepat paham, karena terdapat beberapa
proses dari melihat, pada saat melihat siswa berpikir. Hal ini menunjukan bahwa media
gambar sangat berguna untuk proses pembelajaran.
4. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat di identifikasi beberapa
masalah terkait dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), antara lain :1.
Rendahnya hasil belajar dan ketuntasan belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
siswa. 2. Metode mengajar yang digunakan guru dalam mengajarkan Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) kurang bervariasi dan cenderung menggunakan metode
ceramah yang mengakibatkan siswa kurang senang dan bosan dalam belajar. 3. Guru
juga kurang melibatkan siswa aktif dalam belajar sehingga sebagian besar siswa
kurang termotivasi dalam belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan
menganggap Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah pelajaran yang sulit dan
membosankan. (Harma Sumaranti : 2020)
5. Faktor-faktor penyebab Kesulitan Belajar dalam Pembelajaran pkn antara lain :
a. Faktor Minat dari dalam diri siswa (minat siswa tergantung dari cara guru
mengajar, pembelajaran membosankan dan metode guru monoton.
b. Faktor Keluarga (menghabiskan waktu menonton TV, bermain handphone,
membantu orang tua dalam melakukan pekerjaan rumah.
c. Faktor Sekolah (Sarana pembelajaran kurang, Kurangnya buku paket dalam proses
pembelajaran,metode pembelajaran monoton. (Sartika : 2018 )
PERMASALAHAN 5 : Hasil belajar siswa masih rendah pada pembelajaran
Matematika (satuan jarak)

JUDUL ARTIKEL/BUKU : 1. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk


Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas 5 SD
2. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas 5 SD

3. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD

4. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD

PENULIS : 1. Windi Oktaviani, (2018)

2. Indri Anugraheni (2018)

3. SA Nababan

4. SA Nababan

5. Maria Florentina Woi (2019)

NAMA JURNAL/PENERBIT : 1. Jurnal Basicedu

2. Jurnal Basicedu

3. Maju : Jurnal Pendidikan

4. Maju : Jurnal Pendidikan

ISI LITERATUR YANG MENDUKUNG PERMASALHAN YANG DIANGKAT:

1. pembelajaran hanya bersifat satu arah dimana guru yang menjadi sumber, penyedia, dan
pemberi informasi. Sedangkan, siswa hanya mencatat penjelasan yang disampaikan oleh
guru dengan kata lain guru masih menggunakan pendekatan Teacher Centered
2. kebanyakan siswa menyelesaikan masalah hanya dengan menghafal rumus dan susah
dalam menganalisis soal. (Windi Oktaviani:2018)
3. Pembelajaran matematika masih menekankan pada penghafalan rumus dan menghitung
(Setyabukti dalam Handayani, 2015:14).
4. pembelajaran guru jarang menggunakan media pembelajaran untuk membantu siswa
memudahkan memahami materi yang diajarkan. (Setyabukti dalam Handayani, 2015:14).
5. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan hasil belajar
matematika. Apabila kemandirian belajar tinggi maka hasil belajar juga akan tinggi
demikian sebaliknya jika kemandirian belajar rendah maka hasil belajar matematika juga
cenderung rendah. (Maria Florentina Woi, 2019).
FORMAT LAPORAN WAWANCARA TEMAN SEJAWAT

NAMA MAHASISWA: SUSI DESI SUSANTI


KELAS :7

NARASUMBER : MUDZALIFAH, S.Pd

JABATAN : Guru Kelas IV

WAKTU WAWANCARA : Selasa, 26 Juli 2022

Pukul : 11.15
TUJUAN WAWANCARA : Identifikasi masalah berkaitan Siswa tidak aktif dalam kelas saat
Pembelajaran Matematika
RANGKUMAN WAWANCARA :

No Pertanyaan Wawancara Jawaban


1 Kendala apa yang sudah ibu alami Kendalanya salah satunya siswa tidak aktif saat
selama mengajar? pembelajaran.

2 Mengapa siswa tersebut tidak aktif


Siswa tidak aktif dalam pembelajaran itu
dalam pembelajaran?
disebabkan karena siswa merasa bosan dan
kurang menarik terhadap materi yang
disampaikan oleh guru.

3 Kapan siswa terlihat tidak Siswa tidak aktif saat guru menanyakan
aktif ? pertanyaan tentang materi yang telah
disampaikan. Itu disebabkan karena siswa malu
untuk mengungkapkan pendapatnya. Selain itu
saat pembagian tugas ada beberapa siswa yang

4 Mengapa dalam pelajaran


Karena siswa itu banyak beranggapan bahwa
Matematika Siswa itu sering tidak matematika itu pelajaran yang sulit, sehingga
anak itu malas dan bosan ketika pelajaran
aktif dalam pembelajaran?
matematika.
5 Dimana kesulitan yang Ibu temui Saya kesulitan dalam menggunakan model
dalam mengajarkan Matematika? pembelajaran inovatif yang dapat
membangkitkan keaktifan siswa. Saya lebih
suka menggunakan model konvensional seperti
ceramah dan menghafal. Karena dengan cara
itu, siswa tidak ramai dan tidak memakan waktu
belajar yang lama.
6 Bagaimana model pembelajaran Selama saya mengajar, saya sudah menerapkan
yang sudah ibu terapkan dalam model pembelajaran discovery learning, agar
penyampaian materi? siswa lebih aktif dalam pembelajaran

BUKTI HASIL WAWANCARA

https://drive.google.com/file/d/1Grq5QsiGigf-UMWdfU2D4HbsR9nM2Wq0/view?usp=sharing
FORMAT LAPORAN WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

NAMA MAHASISWA : SUSI DESI SUSANTI


KELAS :7

NARASUMBER : ENY LINTUNINGSIH, S.Pd

JABATAN : KEPALA SD NEGERI 2 PANGKALAN

WAKTU WAWANCARA : Selasa, 26 Juli 2022

Pukul : 12.00

TUJUAN WAWANCARA : Mengidentifikasi masalah berkaitan dengan sarana dan prasarana


di sekolah
RANGKUMAN WAWANCARA :

No Pertanyaan Wawancara Jawaban


1 Menurut Bu Eny, Apakah bapak/Ibu Sejauh ini menurut pengamatan saya sebagai
guru di SD Negeri 2 Pangkalan sudah kepala sekoalah, Bapak dan Ibu guru sudah
menggunakan Media dan Model berusaha menerapkan pembelajaran yang
Pembelajaran yang dapat menarik dan bervariasi.
meningkatkan Pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan?
2 Siapa saja dari bapak/ibu guru yang
Yang sering menggunakan LCD untuk
sering memanfaatkan media
kegiatan pembelajaran itu Pak Feri selaku
pembelajaran yang ada di sekolah?
guru kelas 6. Ada juga Bu Fika selaku guru
kelas 1
3 Kapan biasanya Biasanya LCD digunakan itu saat materi yang
bapak/ibu guru disampaikan itu cukup sulit dipahami, sehingga
menggunakan LCD untuk dengan menggunakan LCD untuk
media saat menyampakain materi siswa lebih tertarik dan
menyampaikan materi memperhatikan materi yang disampaikan. .
pembelajaran?
4 Apakah di sekolah ini sudah
Sarana dan prasana ada, tetapi masih terbatas dan
tersedia sarana dan prasarana belum memadai untuk semua kelas. Ada 1 LCD
Proyektor, buku siswa, buku bacaan, alat peraga
untuk meningkatkan hasil belajar
yang lain.
siswa?
5 Mengapa Bapak/Ibu guru masih
Karena masih belom bisa cara menggunakan
ada yang belom menngunakan LCD tersebut.
LCD Untuk media pembelajaran?
6 Bagaimana solusi ibu selaku
Dengan melatih bapak/ibu guru cara penggunaan
kepala sekolah, agar guru IT dalam menyampaikan materi. Dengan
seringnya berlatih maka akan terbiasa dan mahir,
memanfaatkan IT untuk Media
sehingga anak didik lebih paham akan materi
pembelajaran? yang disampaikan.
BUKTI HASIL WAWANCARA

https://drive.google.com/file/d/1PI-BpQQ81GvZWJo8ZBTZZVfVADGTgz3W/view?usp=sharing
FORMAT LAPORAN WAWANCARA GURU

NAMA MAHASISWA : SUSI DESI SUSANTI


KELAS :7

NARASUMBER : SRI MULYANI, S.Pd

JABATAN : Guru Kelas III

WAKTU WAWANCARA : Selasa, 26 Juli 2022

Pukul : 11.30

TUJUAN WAWANCARA : Identifikasi Masalah berkaitan dengan Minat baca siswa masih
rendah
RANGKUMAN WAWANCARA :

No Pertanyaan Wawancara Jawaban


1 Apa disekolah ibu minat baca siswa Iya, padahal sebelum pembelajaran sudah di jadwal
masih rendah? untuk kegiatan literasi membaca. Selain itu juga
sudah disediakan pojok baca, tetapi siswa jarang
mengunjungi pojok baca saat istirahat.
2 Apa yang menjadi penyebab
Salah satu penyebabnya Berkembangnya
masalah utama pada siswa yang
teknologi informasi menggeser minat
minat bacanya masih rendah?
masyarakat terhadap aktivitas membaca buku.
Disekolah sudah diajarkan literasi membaca
tetapi saat dirumah keluarga belum
menanamkan tradisi wajib membaca.
3 Dimana siswa bisa Dimana saja. Disekolah sudah disediakan pojok
menerapkan literasi baca dan perpustakaan. Selain itu dirumah juga
membaca? harus membiasakan untuk membaca.

4 Kapan ibu mengajak siswa Biasanya saya membiasakan literasi membaca saat
dalam kegiatan literasi? awal pembelajaran.

5 Siapa saja siswa yang sering Sebagian siswa sudah mulai suka dengan
mengunjungi pojok baca? kegiatan membaca saat istirahat, tetapi ada juga
yang pada saat istirahat itu lebih suka jajan
dikantin sambil bercerita.
6 Bagaimana solusi ibu dalam Siswa diajak bersama guru membiasakan
menerapkan literasi membaca kegiatan literasi membaca diawal pembelajaran.
di sekolah?

BUKTI WAWANCARA

https://drive.google.com/file/d/1iK5TXaYQIpTuqKnk1OKocBCvzGvCWu5x/view?usp=sharing
FORMAT LAPORAN WAWANCARA PAKAR

NAMA MAHASISWA : SUSI DESI SUSANTI


KELAS :7

NARASUMBER : AGUS SUTRISNO,S.Pd., M.Pd

JABATAN : KETUA KKG

WAKTU WAWANCARA : Selasa, 26 Juli 2022

Pukul : 13.00
TUJUAN WAWANCARA : Memaksimalkan Pembelajaran Inovatif dan pendalaman Materi Hots

RANGKUMAN WAWANCARA :

No Pertanyaan Wawancara Jawaban


1 Menurut Bapak, Apa yang Menurut saya, Pembelajaran inovatif itu
pembelajaran yang lebih bersifat student centered.
dimaksud pembelajaran Inovatif?
Dalam Artian pembelajarannya itu lebih memberikan
peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuannya secara mandiri.
2 Menurut Bapak, Mengapa Karena dengan menerapkan pembelajaran
inovatif, guru dapat menciptakan suasana
pembelajaran Inovatif itu perlu
pembelajaran yang kondusif, aktif, dan kreatif
dilakukan dan dikembangkan sehingga menumbuhkan motivasi pada diri
siswa untuk ikut terlibat secara aktif di dalam
oleh guru ?
proses belajar yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran itu sendiri.
3 Menurut bapak, Apakah ada Tentu ada,
1. Mampu mendorong siswa untuk aktif, kreatif
manfaat yang didapat Mengenai
dan inovatif selama proses pembelajaran di
pembelajaran inovatif ? sekolah.
2. Mampu mendorong siswa untuk melakukan
perubahan perilaku secara positif dalam
berbagai aspek kehidupan.
3. Mampu mengefektifkan pencapaian tujuan
pembelajaran.
4 Menurut Bapak, apa yang Menurut saya, pembelajaran yang bertujuan untuk
dimaksud Pembelajaran mengembangkan kemampuan berpikir siswa
berorientasi Hots itu ? dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan,
menganalisis, dan membangun hubungan dengan
melibatkan aktivitas mental yang paling dasar.

5 Adakah kendala dalam ada. Salah satu kendalanya itu Memerlukan


menerapkan pembelajaran yang alokasi waktu yang panjang dibandingkan dengan
inovatif dan peendalaman materi metode pembelajaran yang lain.
Hots?
6 Bagaimana Solusi dalam Ya, Solusinya itu.....
menghadapi kendala yang dihadapi 1. Guru harus mampu membuat rencana
pembelajaran dengan baik
dalam menerapkan Pembelajaran 2. Guru harus lebih kreatif merancang dengan
Inovatif ? menggunakan fitur atau aplikasi pembelajaran
3. Membiasakan peserta didik menemukan masalah
dan menguji masalah serta memecahkan masalah
tersebut secara tim.

BUKTI HASIL WAWANCARA

https://drive.google.com/file/d/1W0Z_Ql4kH2oOx5aLFVsB31-MUDQPOuKR/view?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai