Anda di halaman 1dari 37

Bab 2

Landasan Teori

2.1. Pengertian Produk


Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan tergantung kepada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan
produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang serendah
mungkin. Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada
pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai
dari analisa persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi,
penjualan, dan pengiriman produk.

Secara sederhana, produk dapat diartikan sebagai keluaran (output) yang


diperoleh dalam sebuah proses produksi (transformation) dan pertambahan nilai
(value added) yang dilakukan terhadap bahan baku (material input). Sedangkan
definisi lain produk yaitu benda nyata buatan manusia yang direalisasikan secara
kreatif, rasional, dan sistematis untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan
keinginan konsumen (Prihartono, 1999). Produk pada hakekatnya tidaklah bisa
dipandang hanya dari karakteristik fisik, atribut maupun kandungannya semata,
tetapi juga harus dilihat dari berbagai komponen yang meliputinya. Komponen-
komponen tersebut harus dilihat sebagai pembentuk produk.

Suatu metode pengembangan produk yang jelas dan terperinci didalam


tahapannya melibatkan fungsi-fungsi pemasaran, perancangan dan manufaktur
yang ada pada suatu perusahaan. Didalam kelangsungan dan pertumbuhan usaha
sangat tergantung pada kemampuan perusahaan dalam mengantisipasi perubahan-
perubahan yang terjadi pada lingkungan usaha. Perubahan tersebut berkaitan
dengan beberapa hal diantaranya:
(1) Perilaku konsumen dan persaingan usaha
Kecenderungan meningkatnya tingkat pendapatan, telah membuat
konsumen bersikap semakin kritis seiring dengan meningkatnya daya beli.
Peningkatan daya beli dan arus globalisasi akan mempengaruhi pasar baik

5
6

dalam pengertian kuantitas dan kualitas. Perluasan pasar ini pada


gilirannya akan menarik masuknya pesaing-pesaing baru (new entrants)
sehingga akan memperketat persaingan usaha pada sektor industri tersebut.
(2) Perubahan teknologi
Kemajuan teknologi merupakan faktor yang sering menimbulkan
perubahan mendasar pada suatu produk.
(3) Kebijaksanaan pemerintah
Kecenderungan globalisasi telah mempersempit dimensi waktu dan ruang
yang sekaligus berarti semakin ketatnya persaingan usaha. Strategi
pembangunan berkelanjutan yang menuju kemandirian mengharuskan
perlunya reorientasi industri dari subsitusi impor menjadi orientasi ekspor.

Keberhasilan strategi tersebut sangat tergantung pada kemampuan bersaing dari


dunia usaha dipasar global. Untuk mendorong daya saing ini, pemerintah
menyediakan berbagai fasilitas bagi dunia usaha, antara lain fasilitas kredit,
bantuan teknis (technical assistance) dan bentuk-bentuk kemudahan lainnya.
Berangkat dari latar belakang pentingnya perusahaan mengantisipasi setiap
perubahan lingkungan usaha, maka fungsi perencanaan produk mempunyai
peranan penting untuk menjamin kelangsungan usahanya, perusahaan
memerlukan perencanaan produk.

2.2. Perencanaan Produk


Secara umum lingkup masalah perencanaan produk mencakup tiga dimensi
utama, yaitu pasar, teknologi, dan organisasi. Untuk dapat mempertahankan posisi
bersaingnya perusahaan perlu melakukan pengembangan produk baru atau
penyempurnaan produknya yang sudah ada (existing product) secara berulang-
ulang.

Kedua fungsi perencanaan produk tersebut memerlukan investasi untuk


mengembangkan atau mengaplikasikan teknologi yang diperlukan untuk
menyesuaikan produk terhadap perubahan perilaku konsumen. Faktor-faktor
tersebut tentu memerlukan organisasi dan gaya manajemen yang sesuai pula.
7

Penyesuain secara kontinyu ini pada gilirannya akan menentukan kinerja


perusahaan. Perencanaan produk melibatkan hampir seluruh fungsi yang ada
didalam perusahaanseperti; penelitian dan pengembangan, teknik, produksi,
keuangan, legal.

Dengan demikian, keberhasilan fungsi perencanaan produk sangat ditentukan oleh


sampai seberapa jauh perusahaan dapat mengintegrasikan sumberdaya yang
dimiliki sehingga diperoleh sinergistik.

2.2.1. Proses Perencanaan Produk


Rencana produk mengidentifikasi portofolio produk-produk yang dikembangkan
oleh organisasi dan waktu pengenalannya ke pasar. Rencana produk secara teratur
diperbaharui agar mencerminkan adanya perubahan dalam lingkungan persaingan,
teknologi, dan informasi keberhasilan produk yang sudah ada. Rencana produk
dikembangkan dengan memprediksi sasaran perusahaan, kemampuan, batasan,
dan lingkungan persaingan.

Organisasi yang tidak berhati-hati dalam merencanakan portofolio suatu proyek


pengembangan produk sering mengalami hal-hal yang tidak efisien, seperti:
 Pasar target dibandingkan produk pesaing tidak terpenuhi
 Perencanaan waktu untuk mengenal produk dipasar tidak tepat.
 Adanya ketidak sesuaian antara kapasitas pengembangan keseluruhan
dengan jumlah proyek yang diikuti.
 Distribusi sumberdaya kurang baik, misalnya beberapa proyek
kelebihan tenaga kerja, sementara yang lain kekurangan.
 Permulaan dan pembatalan proyek yang tidak menguntungkan
 Frekuensi pengaturan proyek berubah

Kegiatan perencanaan ini berfokus pada portofolio dari peluang dan proyek-
proyek potensial dan kadang-kadang disesuaikan dengan manajemen portofolio,
perencanaan produk keseluruhan, perencanaan lini produk, atau manajemen
produk. Untuk mengembangkan suatu rencana produk ada lima tahapan proses,
8

menurut (Karl Ulrich dan Steven Eppinger), yaitu :


(1) Mengidentifikasi peluang-peluang
Ide-ide untuk produk baru berasal dari beberapa sumber, meliputi:
 Personal pemasaran dan penjualan
 Penelitian dan organisasi pengembangan teknologi
 Tim pengembangan produk saat ini
 Manufaktur dan operasional organisasi
 Pelanggan sekarang atau potensial
 Pihak ketiga seperti pemasok, pencipta, dan partner bisnis.

Beberapa peluang dikumpulkan secara pasif, namun direkomendasikan agar


perusahaan secara maksimal berusaha untuk mencari peluang. Beberapa
pendekatan proaktif ini, meliputi:
 Mencatat kegagalan dan keluhan yang dialami pelanggan dengan produk
yang ada sekarang.
 Mewawancarai pengguna utama, dengan memfokuskan pada proses
inovasi oleh pengguna ini dan modifikasi yang dilakukan oleh pengguna
terhadap produk yang ada.
 Mempertimbangkan implikasi terhadap adanya kecenderungan dalam gaya
hidup, demografis dan teknologi untuk kategori produk yang ada dan
peluang untuk kategori produk baru.
 Beberapa usulan pelanggan sekarang dikumpulkan secara sistematis
melalui tenaga penjualan dan system pelayanan pelanggan.
 Studi para pesaing produk dilakukan secara hati-hati dengan berdasarkan
basis sekarang (keunggulan-keunggulan pesaing).
 Status teknologi yang muncul dilihat kembali untuk memfasilitasi
perpindahan teknologi yang tepat dari penelitian kearah pengembangan
produk. Bila dipergunakan secara aktif, peluang dapat menampung ide -
ide secara kontinu dan peluang produk baru mungkin akan dihasilkan
setiap waktu.
9

(2) Mengevaluasi dan memprioritaskan proyek


Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan
peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang ada adalah strategi
bersaing, segmentasi pasar, mengikuti perkembangan teknologi dan platform
produk.
(a) Strategi bersaing
Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk
yang mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini untuk
memilih peluang, beberapa strategi yang dilakukan adalah:
 Kepemimpinan teknologi
Untuk melakukan ini, maka perusahaan menekan pada teknologi baru dan
memanfaatkan teknologi ini untuk pengembangan produk.
 Kepemimpinan biaya
Membutuhkan persaingan perusahaan dalam hal efisiensi produksi, atau
skala ekonomis yang lain, penggunaan metode manufaktur yang unggul,
tenaga kerja dengan upah rendah, atau manajemen sistem produksi yang
lebih baik
 Fokus pelanggan
Untuk strategi ini, perusahaan berhubungan erat dengan pelanggan baru
dan yang sudah ada untuk memperkirakan perubahan kebutuhan dan
pilihan konsumen. Platform produk dirancang dengan memfasilitasi
pengembangan produk turunan atau fungsi baru sebuah produk keinginan
yang sesuai dengan pelanggan.
 Tiruan
Kecenderungan pasar yang memungkinkan pesaing untuk mengetahui
produk-produk baru yang berhasil disetiap segmen.
(b) Segmentasi pasar
Dengan membagi suatu pasar menjadi segmen yang memungkinkan
perusahaan untuk mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan
kekuatan produk perusahaan sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang
jelas. Dengan memetakan produk-produk pesaing dan produk milik
perusahaan sendiri, dalam segmen-segmen, perusahaan dapat memperkirakan
10

peluang produk yang mana yang menyebabkan kelemahan lini produknya dan
memanfaatkan kelemahan dari penawaran pesaing.
(c) Alur teknologi
Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaan produk
yang utama adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang
baru dalam lini produk. Keputusan perencanaan produk adalah menentukan
kapan untuk mengembangkan produk-produk yang digital, berlawanan dan
kebalikan dari pengembangan produk yang lain.
(d) Perencanaan platform produk
Perencanaan ini merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan
produk. Komponen dan subrakitan sering menjadi hal terpenting dari aset-aset
ini. Karena proyek pengembangan platform dapat menghabiskan 2 sampai 20
kali waktu dan uang dibandingkan proyek pengembangan produk turunan,
suatu perusahaan tidak mampu untuk membuat setiap proyek dari suatu
platform baru.

Keputusan strategis yang kritis pada tahap ini adalah apakah suatu proyek akan
mengembangkan platform yang sama sekali baru. Suatu teknik untuk
mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan perencanaan produk adalah
peta jalur teknologi. Untuk menciptakan suatu peta jalur teknologi, banyak
turunan teknologi yang diberi urutan label dan diatur sesuai dengan garis waktu.

Proses evaluasi peluang produk baru secara fundamental, sebagai tambahan untuk
versi baru produk pada kategori produk yang telah ada, perusahaan menemukan
banyak peluang pada pasar baru atau teknologi baru secara fundamental.
Sementara mengiventasikan sumberdaya langka dalam pengembangan produk
dengan menggunakan teknologi baru untuk pasar baru cukup berisiko, beberapa
investasi semacam ini diperlukan secara periodik untuk mempermudah portofolio
produk. Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang-peluang produk baru
secara fundamental, meliputi:
 Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata)
 Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun)
11

 Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatan pesaing)


 Kedalaman pengetahuan perusahaan mengenai pasar yang ada
 Kedalaman pengetahuan perusahaan mengenai teknologi yang ada
 Kesesuaian dengan produk perusahaan lainnya.
 Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.

2.2.2. Mengalokasikan Sumberdaya dan Rencana Waktu


Biasanya suatu perusahaan tidak mampu untuk menginvestasikan setiap peluang
pengembangan produk sesuai dengan proyek-proyek dengan portofolio yang
seimbang. Banyak organisasi yang melakukan terlalu banyak proyek tanpa
memperhatikan ketersediaan sumberdaya pengembengan yang terbatas. Sebagai
hasilnya, banyak tenaga trampil dan manajer dialokasikan untuk terlalu banyak
proyek, produktivitas turun secara drastis, proyek menjadi tertunda
penyelesaiannya, produk menjadi terlambat masuk pasar, dan keuntungan menjadi
lebih rendah.

Perencanaan agregat membantu suatu perusahaan untuk menggunakan


sumberdaya secara efisien dengan mengambil proyek yang beralasan untuk
diselesaikan berdasarkah sumberdaya yang dianggarkan. Dalam menentukan
waktu dan urutan proyek digunakan istilah pipe management, yang
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
 Penentuan waktu pengenalan produk
Biasanya makin cepat suatu produk masuk pasar adalah makin baik,
dimana dengan meluncurkan suatu produk sebelum kualitasnya memadai
dapat merusak reputasi perusahaan.
 Kesiapan teknologi
Digunakan untuk memainkan peran kritis dalam proses perencanaan, dapat
dibuktikan bahwa teknologi yang kuat dapat diintegrasikan dengan produk
secara cepat dan handal.
 Kesiapan pasar
Langkah pengenalan produk menentukan apakah lebih baik sesegera
mungkin mengadakan produk baru kemudian menjualnya sebanyak
12

mungkin atau apakah mereka harus membeli produk yang umurnya


panjang pada harga awal yang tinggi. Dengan melakukan perbaikan terlalu
cepat dapat membuat frustasi pelanggan yang ingin menggunakan lebih
lama, dipihak lain dengan menawarkan produk baru terlalu lambat akan
beresiko tertinggal oleh pesaing.
 Persaingan
Penawaran produk yang telah mengantisipasi produk pesaing akan
mempercepat waktu proyek pengembangan.

Menyelesaikan perencanaan proyek pendahuluan, sasaran yang telah terdefinisi


dalam pernyataan visi produk mungkin sangatlah umum. Didalamnya tidak
tercakup teknologi baru yang spesifk yang harusnya digunakan, atau apakah perlu
untuk menyatakan sasaran dan batasan-batasan fungsi seperti produksi dan
pelayanan operasional. Pernyataan visi mungkin mencakup beberapa informasi,
yaitu:
 Uraian produk ringkas
Mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun menghindari
konsep produk secara spesifik.
 Sasaran utama bisnis
Sebagai tambahan sasaran proyek yang mendukung strategi perusahaan,
sasaran ini biasanya mencakup waktu, biaya, dan kualitas (contoh
pengenalan produk, performansi financial yang diinginkan, target pangsa
pasar).
 Pasar target untuk produk
Terdapat beberapa pasar target untuk produk. Bagian ini mengidentifikasi
pasar utama dan pasar kedua yang perlu dipertimbangkan dalam usaha
pengembangan.
 Asumsi-asumsi dan batasan-batasan
Untuk mengarahkan usaha pengembangan harus dibuat dengan hati-hati,
meskipun mereka membatasi kemungkinan jangkauan konsep produk
 Stakeholder
Satu cara untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan
13

ditujukan untuk mendaftar secara ekplisit seluruh stakeholder dari produk,


yaitu sekumpulan orang yang dipengaruhi oleh keberhasilan dan
kegagalan produk. Daftar stakeholder dimulai dengan pengguna akhir
(pelanggan eksternal) dan pengguna eksternal yang membuat keputusan
tentang produk

Pada langkah akhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya
menanyakan beberapa pertayaan untuk merefleksikan kualitas proses dan hasil.
Beberapa pertanyaan yang diusulkan meliputi:
 Apakah rencana produk mendukung strategi persaingan perusahaan
 Apakah rencana produk menunjukkan peluang yang ditemui perusahaan
yang paling penting.
 Apakah total sumberdaya yang dialokasikan untuk pengembangan
produk cukup untuk mencapai strategi persaingan perusahaan.
 Apakah cara-cara kreatif untuk penentuan sumberdaya terbatas telah
dipertimbangkan seperti penggunaan platform produk, joint venture, dan
kemitraan dengan pemasok.

2.2.3. Konsep Pemasaran Dalam Perencanaan Produk


Menurut Peter Drucker, perusahaan mempunyai dua fungsi dasar, yaitu pemasaran
dan inovasi. Kedua fungsi tersebut merupakan faktor yang menentukan jalannya
dan masa depan usaha dan pada gilirannya akan memberikan jaminan bagi pihak
pihak yang berkepentingan pada perusahaan (stakeholder).

Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan dalam artian fungsi ini berperan
sebagai interface perusahaan dengan konsumen yang dilayaninya. Informasi
pemasaran merupakan input yang dibutuhkan dalam tahap perancangan produk
dan terutama keberhasilan usaha pada akhirnya ditentukan oleh keberhasilan
perusahaan dalam mengelola fungsi pemasarannya.

Konsep pemasaran menitik beratkan orientasi pada kepuasan pelanggan,


pengembangan atau pengenalan suatu produk semata-mata bukan karena
14

pertimbangan keunggulan/kemampuan teknis perusahaan, tetapi dikarenakan


produk tersebut memenuhi kebutuhan tertentu konsumen. Oleh karena itu
permasalahan pemasaran pada dasarnya berkaitan dengan apa yang dibutuhkan
oleh konsumen. Beberapa konsep pemasaran yang relevan dengan perencanaan
produk meliputi:
(1) Siklus hidup produk
Siklus hidup produk terdiri dari 4 tahap, yaitu ;
 Pengenalan
 Pertumbuhan
 Kedewasaan
 Kemunduran
(2) Segmentasi pasar
Tujuan akahir pemasaran adalah memberikan kepuasan pelanggan. Tujuan ini
dapat dicapai jika setiap kategori konsumen memperoleh perlakuan pelayanan
yang sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu konsumen perlu
dikelompokkan berdasarkan homogenitas dan karakteristiknya
(3) Portofolio produk
Untuk menjamin kesinambungan usahanya, sesuai dengan konsep siklus hidup
produk, perusahaan perlu secara terus menerus mengembangkan produk.
Pengembangan produk ini memerlukan pengerahan dana sehingga diperlukan
adanya produk yang menjadi andalan (cash cow) bagi perusahaan
(4) Product positioning
Mengidentifikasikan pasar yang menjadi target perusahaan dengan
mempertimbangkan preferensi konsumen sehingga diharapkan setiap
konsumen akan mempunyai persepsi terhadap produk.

2.3. Konsumen
2.3.1. Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen adalah presepsi konsumen atas kinerja yang memenuhi
harapan pelanggan puas, tetapi jika kinerja melebihi harapan, pelanggan akan
merasa sangat puas.
Ada 4 metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:
15

1. Sistem keluhan dan saran


Setiap perusahaan yang berfokus pada pelanggan perlu memberikan seluas-
luasnya kepada pelanggan untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan
mereka. Informasi itu akan memberikan banyak gagasan yang baik bagi
perusahaan dan memungkinkan mereka bertindak lebih cepat untuk
menyelesaikan masalah.
2. Survey kepuasan pelanggan
Penelitian menunjukan bahwa bahwa bila para pelanggan tidak puas dengan
satu dari setiap empat pembelian, kurang dari 5 % pelanggan yang tidak puas
akan mengeluh. Kebanyakkan para pelanggan akan membeli lebih sedikit atau
berganti pemasok dari pada mengajukan keluhan. Karenanya perusahaan tidak
dapat menggunakan banyaknya keluhan sebagai ukuran kepuasan pelanggan.
Perusahaan-perusahaan yang responsif memperoleh kepauasan pelanggan
secara langsung dengan menggunakan survey berkala. Selain mengumpulkan
informasi tentang kepuasan pelanggan, juga berguna untuk mengajukan
pertanyaan tambahan untuk mengukur keinginan pelanggan untuk membeli
kembali.
3. Ghost shopping
Perusahaan-pemsahaan dapat mernbayar orang untuk bertindak sebagai
pembeli potensial untuk melaporkan temuan-temuan mereka tentang kekuatan
dan kelemahan yang mereka alami dalam membeli produk perusahaan dan
produk pesaing.
4. Analisis kehilangan pelanggan.
Perusahaan-perusahaan harus menghubungi para pelanggan yang berhenti
membeli atau berganti pemasok untuk memperoleh informasi penyebab
terjadinya hal tersebut. Bukan saja penting untuk melakukan wawancara
keluar ketika pelanggan pertama kali berhenti membeli tetapi juga harus
memperhatikan tingkat kehilangan pelanggan, dimana jika meningkat maka
menunjukan jika perusahaan gagal memuaskan pelanggannya.

2.3.2. Identifikasi Kebutuhan Pelanggan


Pengidentifikasian kebutuhan pelanggan dilakukan untuk meneptakan jalur
16

informasi yang berkualitas antara konsumen sebagai target pasar dengan


perusahaan pengembangan produk. Tujuan pengidentifikasian kebutuhan
pelanggan secara menyeluruh (Ulrich & Eppinger, 2001) adalah:
 Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan
konsumen
 Mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang tersembunyi dan tidak
terucapkan seperti halnya kebutuhan eksplisit
 Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk
 Memudahkan pembuatan arsip dari identifikasi kebutuhan untuk proses
pengembangan produk
 Menjamin tidak ada kebutuhan konsumen penting yang terlupakan
 Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen
di antara anggota tim pengembang

Filosofi yang mendukung metode ini adalah menciptakan jalur informasi yang
berkualitas antara pelanggan sebagi target pasar dengan perusahaan pengembang-
pengembang produk, identifikasi kebutuhan pelanggan dibagi menjadi lima
tahapan, yaitu:
(1) Mengumpulkan data mentah dari pelanggan
Yaitu menciptakan jalur informasi yang berkualitas dari pelanggan, maka
pengumpulan data yang dipaparkan akan mencakup kontak dengan pelanggan
dan pengumpulan pengalaman dari lingkungan pengguna produk dengan
metode, wawancara, kelompok fokus, observasi produk pada saat digunakan.
Selain itu kadangkala digunakan juga cara survey tertulis atau melalui pos,
hanya survey jenis ini tidak direkomendasikan pada tahap identifikasi
kebutuhan pelanggan karena tidak memberikan informasi yang cukup tentang
lingkungan pengguna produk dan kurang efektif dalam menangkap kebutuhan
yang tersembunyi
(2) Menginterprestasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan
Kebutuhan pelanggan diekspresikan sebagai pernyataan tertulis dan
merupakan hasil interprestasi kebuthan yang berupa data mentah yang
diperoleh dari pelanggan. Yang termasuk petunjuk untuk menulis pernyataan
17

kebutuhan pelanggan:
 Ekspresikan kebutuhan sebagai apa yang harus dilakukan produk,
bukan bagaimana melakukannya.
 Ekspresikan kebutuhan sama spesifiknya seperti data mentah
 Gunakan pernyataan positif, bukan negative
 Ekspresikan kebutuhan sebagai atribut dari produk
 Hindari kata harus dan mesti.
(3) Mengorganisasikan kebutuhan menjadi beberapa hirarki, yaitu kebutuhan
primer, sekunder, dan jika diperlukan tersier
Merupakan proses yang intuitif dan banyak tim yang menyelesaikan tugas
dengan baik tanpa adanya petunjuk yang detail. Adapun tahap-tahapannya
sebagai berikut :
 Tuliskan setiap pernyataan kebutuhan pada kartu-kartu atau secarik
kertas yang terpisah
 Kurangi pernyataan yang sama atau tidak dibutuhkan lagi
 Kelompokkan kartu berdasarkan kesamaan kebutuhan
 Untuk setiap grup diberikan nama
 Pertimbangkan pengelompokan grup menjadi supergrup
 Periksa kembali penyataan kebutuhan yang telah disusun
(4) Menetapkan kepentingan relative setiap kebutuhan
Daftar hirarki tidak memberikan informasi mengenai tingkat kepentingan relative
yang disarankan pelanggan terhadap kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga hasil
langkah ini adalah memberikan bobot kepentingan untuk setiap kebutuhan, karena
pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan.

2.4. Spesifikasi Produk


Spesifikasi produk menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh sebuah
produk, tidak memberitahukan tim bagaimana memenuhi kebutuhan pelanggan,
tetapi mereka menampilkan pernyataan yang tidak menduga mengenai apa yang
harus diusahakan tim dalam upaya memuaskan kebutuhan pelanggan. Pada
kondisi ideal proses pengembangan produk, tim terlebih dahulu membuat
spesifikasi produk, lalu mendesain, dan membuat produk yang memenuhi
18

spesifikasi tersebut.

Setelah mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, tim membuat target spesifikasi.


Spesifikasi ini memuat harapan dan aspirasi tim, tetapi hal itu dibuat sebelum tim
mengetahui batasan teknologi produk. Usaha tim dapat gagal memenuhi beberapa
spesifikasi atau melebihi tergantung pada konsep produk yang dipilih. Oleh sebab
itu target spesifikasi harus diperbaharui setelah konsep produk dipilih.Tim
mengamati kembali spesifikasi sambil memperkirakan batasan teknologi dan
ongkos produksi yang diharapkan.

2.4.1. Membuat Target Spesifikasi


Target spesifikasi dibuat setelah kebutuhan pelanggan diidentifikasi tetapi
sebelum konsep produk dikembangkan. Target spesifikasi merupakan tujuan tim
pengembangan yang berperan dalam menjelaskan produk agar sukses dipasaran.
Kemudian target spesifikasi ini akan diperbaiki tergantung kepada batasan konsep
produk yang akhirya dipilih. Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 4
langkah:
(1) Menyiapkan gambar metrik, dan menggunakannya, jika diperlukan.
Metrik yang baik adalah mereflesikan secara langsung nilai produk yang
memuaskan kebutuhan pelanggan. Hubungan antara kebutuhan dan metrik
merupakan inti dari proses penetapan spesifikasi. Asumsinya adalah
menterjemahkan kebutuhan pelanggan menjadi sekumpulan nilia spesifikasi
yang tepat dan terukur dapat dilakukan dan upaya memenuhi spesifikasi
dengan sendirinya akan menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan
pelanggan terkait.

Cara yang baik untuk membuat daftar metrik adalah mengamati setiap kebutuhan
satu per satu, lalu memperkirakan karakteristik yang tepat dan terukur dari sebuah
produk yang memuaskan kebutuhan pelanggan. Beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam membuat metrik adalah :
(a) Metrik harus komplit
Idealnya setiap kebutuhan pelanggan harus berhubungan dengan sebuah
19

metrik tunggal, dan nilai metrik tersebut dapat memuaskan kebutuhan


pelanggan.
(b) Metrik harus merupakan variable yang berhubungan
Aturan ini adalah prinsip apa, bukan bagaimana. Seperti halnya kebutuhan
pelanggan, spesifikasi juga mengindikasikan apa yang harus dikerjakan
produk tetapi bukan bagaimana spesifikasi dapat dicapai. Metrik menjelaskan
kinerja keseluruhan dari produk.
(c) Mertrik harus praktis
Aturan ini tidak memungkinkan tim untuk menghasilkan metrik suspensi yang
hanya bisa diukur pada laboratorium ilmiah dengan biaya tertentu
(d) Beberapa kebutuhan tidak dengan mudah diterjemahkan menjadi metrik yang
terukur. Kebutuhan menanamkan kebanggaan merupakan hal yang penting
dalam menentukan keberhasilan segmen pasar yang cukup menyadari
pentingnya gaya dan penampilan.
(e) Metrik harus merupakan kriteria yang popular untuk perbandingan di pasar.
Kebanyakan pelanggan pada berbagai pasar membeli produk berdasarkan
hasil evaluasi publikasi yang diterbitkan secara bebas.
(2) mengumpulkan informasi tentang pesaing
Informasi mengenai produk pesaing harus dikumpulkan untuk mendukung
keputusan mengenai positioning produk.. Untuk tiap produk. Bagaimanapun
investasi waktu sangat penting, karena tim pengembang produk tidak mungkin
sukses tanpa mendapatkan tipe informasi semacam ini. Digunakan untuk
membandingkan persepsi pelanggan mengenai derajat relative produk dalam
memuaskan kebutuhan mereka.
(3) Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap
metrik
Dalam langkah ini, tim menyatukan informasi yang tersedia yang mengatur
nilia target untuk tiap metrik. Diperlukan dua macam target, yaitu nilai ideal
dan nilai yang dapat diterima secara marginal. Nilai ideal adalah hasil yang
terbaik yang diharapkan tim, nilai yang dapat diterima secara marginal adalah
nilai metrik yang membuat produk diterima secara komersial
(4) Merefleksikan hasil dan proses.
20

Tim memerlukan beberapa kali pengulangan sampai akhimya target disetujui.


Melakukan pertimbangan pada pengulangan akan membantu menghasilkan
hasil yang diperoleh konsisten. Beberapa pertanyaan yang patut
dipertimbangkan mencakup; Apakah spesifikasi merefleksikan karakteristik
yang menentukan kesuksesan komersial? Setelah target ditentukan tim,
memulai bekerja untuk menghasilakn solusi konsep.

2.4.2. Menentukan Spesifikasi Akhir


Untuk menentukan spesifikasi akhir sangat sulit karena adanya trade offs, yaitu
hubungan berlawanan antara dua spesifikasi yang sudah melekat pada konsep
produk yang terpilih. Trade offs terjadi antara metrik kinerja teknik yang berbeda
dan hampir selalu terjadi antara biaya dan metrik kinerja teknik. Tahap paling sulit
untuk memperbaiki spesifikasi adalah memilih metode agar tarde offs
terpecahkan. Langkah tersebut dapat dimisalkan atas 5 langkah, yaitu :
(1) Mengembangkan model-model teknis suatu produk
Adalah alat yang digunakan untuk memperkirakan nilai metrik untuk
membuat beberapa keputusan desain, dikenal dengan istilah model. Model ini
digunakan untuk memperkirakan kinerja produk melalui beberapa kriteria.
Input untuk model adalah variable desain independent yang berhubungan
dengan konsep produk
(2) Mengembangkan model biaya suatu produk
Tujuannya adalah memastikan bahwa produk dapat dihasilkan dengan target
biaya yang telah ditetapkan.Yaitu biaya manufaktur dimana selalu
memperoleh keuntungan yang cukup juga dapat menawarkan produk ini ke
pelanggan dengan harga bersaing. Untuk sebagian besar produk, perkiraan
mengenai biaya manufaktur dapat diketahui dengan menuliskan daftar
material (bill of materials) dan memperkirakan harga pembelian atau biaya
pabrikasi untuk setiap komponen. Cara yang digunakan untuk mencatat
informasi biaya adalah dengan membuat daftar perkiraan harga terendah dan
tertinggi untuk setiap komponen.
(3) Memperbaiki spesifikasi, membuat trade off jika diperlukan
Spesifikasi akhir dapat dapat dihasilkan dengan cara memaparkan nilai-nilai
21

kombinasi yang mungkin melalui penggunaan model teknis dan kemudian


biaya penerapannya yang ditentukan. Salah satu metode penting untuk
mendukung proses pengambilan keputusan dengan menggambarkan peta
persaingan. Peta persaingan biasanya dapat digunakan untuk mengetahui
posisi produk baru dalam persaingan. Dengan menggunakan model teknis,
model biaya, dan peta persaingan produk tim dapat menyempurnakan
Spesifikasi produk agar dapat dicapai konsep produk yang sempurna dan
menghasilkan produk bersaing karena mempunyai keunggulan tertentu
(4) Menentukan spesifikasi yang sesuai
Proses akan lebih menantang jika produk yang dikembangkan sangat
kompleks terdiri dari beberap sub sistem dan membutuhkan beberpa tim
pengembangan. Tantangan yang dihadapi adalah penurunan spesifikasi
keseluruhan menjadi spesifikasi subsistem. Contoh : spesifikasi keseluruhan
untuk mobil terdiri dari beberapa metrik, seperti penggunaan bahan bakar,
waktu untuk mecapai kecepatan l00km/jam dan radius putar mobil. Akan
tetapi spesifikasi juga harus dibuat untuk beberapa subsistem utama
penyusunan mobil, seperti rangka mobil, mesin, treansmisi, pengereman,
suspensi.
(5) Mencerminkan hasil dan proses
Langkah ini merupakan langkah terakhir untuk mengambil keputusan yang
dapat merefleksikan hasil dan proses. Beberapa pertanyaan yang dapat
diajukan untuk langkah ini adalah:
 Apakah produk ini akan memenangkan persaingan
 Ada berapa banyak ketidakpastian yang ada pada model teknik dan
biaya
 Apakah konsep yang dipilih oleh tim paling sesuai dengan target pasar
yang ditetapkan
 Haruskah perusahaan memulai usaha formal untuk mengembangkan
model teknik yang lebih baik yang merupakan ukuran kinerja produk
untuk masa datang
22

2.5. Penyusunan Konsep


Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi,
prinsip kerja, dan bentuk produk. Merupakan gambaran singkat bagaimana
produk memuaskan kebutuhan pelanggan, biasanya diekspresikan sebagai sebuah
sketsa, atu sebuah model. Yang mendasari sebuah konsep tergantung dari produk
tersebut yang dapat memuaskan pelanggan dan dapat sukses dipasaran bergantung
pada nilai yang tinggi untuk ukuran kualitas

Proses penyusunan konsep dimulai dengan serangkaian kebutuhan pelanggan dan


spesifikasi produk dan diakhiri dengan terciptanya beberapa konsep sebagai
pilihan terakhir penyusunan konsep merupakan bagian yang penting dari fase
pengembangan konsep Yang kemudian dilakukan penyeleksian konsep.

Seleksi konsep, Proses ini merupakan bagian penting dari proses pengembangan
produk, seleksi konsep merupakan proses berulang yang berhubungan dengan
penyusunan dan pengujian konsep. Metode penyaringan dan penilaian konsep
membantu tim menyaring dan memperbaiki konsep lalu menetapkan satu atau
lebih konsep yang menjanjikan yang menjadi fokus dalam pengujian lebih lanjut
menilai konsep dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain,
yang membandingkan kekuatan dan kelemahan relativ dari konsep dan memilih
salah satu untuk penyelidikan, pengujian, dan pengembangan selanjutnya.
Keuntungan potensial dari metode seleksi konsep adalah
 Produk terfokus pada pelanggan
 Rancangn yang kompetitif
 Koordinasi antara proses dan produk yang lebih baik
 Mengurangi waktu untuk pengenalan produk
 Penhgambilan keputusan kelompok lebih efektif
 Dokumentasi proses keputusan

Pemilihan konsep seringkali ditampilkan dalam dua tahapan sebagi cara untuk
mengatasi kesulitan dalam mengevaluasi konsep produk. Dua tahapan dalam
metodologi seleksi konsep tersebut adalah:
23

(1) Penyaringan konsep


Penyaringan konsep adalah proses yang evaluasinya masih berupa perkiraan
yang ditujukan untuk mempersempit alternative
(2) Penilaian konsep
Penilaian ini merupakan sebuah analisi konsep yang ada untuk memilih salah
satu konsep yang memungkinkan untuk membawa kesuksesan pada sebuah
produk, penilaian konsep digunakan agar peningkatan jmlah alternative
penyelesaian dapat dibedakan lebih baik diantara konsep yang bersaing

2.5.1. Pengujian Konsep


Pada tahap ini, tim pengembang meminta respon dari pelanggan potensial
terhadap target pasar yang dituju mengenai uraian dan gambaran konsep produk.
Tipe pengujian dapat digunakan untuk memilih diantara beberapa konsep,
mengumpulkan informasi dari pelanggan potensial tentang cara memperbaiki
konsep, dan memperkirakan potensi penjualan produk. Selain itu dapat juga
dilakukan untuk memprediksi permintaan setelah proses pengembangan produk
mendekati akhir.

Pengujian konsep dilakukan setelah seleksi konsep dan bukan sebaliknya


dikarenakan anggota tim tidak mungkin memberikan banyak konsep langsung
kepada pelanggan potensial untuk diuji. Karena itu tim menyempitkan konsep
alternativ sampai pada jumlah yang kecil untuk diberikan pada pelanggan. Oleh
karena itu produk tetap harus melalui tahapan pengujian terlebih dahulu, adapun
bentuk pengujian konsep tersebut terdiri dari 7 langkah yaitu:
(1) Mendefinisikan maksud pengujian konsep
Anggota tim secara langsung menuliskan pertanyaan yang ingin dijawab
melalui pengujian untuk merancang metode yang efektif. Beberapa pertanyaan
yang ditujukan pada pengujian konsep adalah:
 Konsep mana dari beberapa alternative konsep yang akan dilanjutkan
pengembangannya
 Bagaiman konsep dapat diperbaiki sehingga dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan baik
24

 Kira-kira berapa banyak produk yang berhasil dijual


 Dapatkah proses pengembangan dilanjutkan
(2) Memilih populasi survey
Asumsi yang mendasar pengujian konsep adalah populasi yang potensial yang
mencerminkan target pasar dari sebuah produk, jika populasi menunjukkan
sikap yang antusias ataupun tidak terhadap produk dibandingkan target akhir
dari produk, maka kesimpulan dari pengujian konsep menjadi bias
(3) Memilih format survey
Format survey yang digunakan dalam pengujian konsep diantaranya, yaitu:
 Interaksi langsung (face to face interaction)
Berinteraksi secara langsung dengan pelanggan, dengan bentuk
mencegat pelanggan
 Telephon
Dapat dirancang sebelumnya dan ditujukan terhadap individu yang
sangat special atau dengan panggilan telephon secara diam-diam
terhadap konsumen yang berasal dari populasi target
 Lewat surat yang dikirimkan melalu pos
Bahan pengujian konsep dikirimkan dan responden diminta untuk
mengembalikan format yang telah diisi lengkap
 Surat elektronik (email)
Sama dengan pos, tapi kemungkinan responden untuk membalas lebih
besar dari pada surat.
 Internet
Menciptakan situs pengujian konsep virtual, dengan ini konsumen
dapat mengamati konsep dan memberikan respon mereka
(4) Mengkomunikasikan konsep
Konsep dikomunikasikan dengan cara-cara sebagai berikut:
 Uraian verbal
Berupa paragraf singkat yang berisi ringkasan konsep produk
 Sketsa
Berupa gambar yang menunjukkan produk dari berbagai sudut
pandang, yang dilengkapi dengan keterangan atau catatan penting
25

 Foto dan gambar (Rendering)


Digunakan untuk mengkomunikasikan konsep ketika terdapat model
nyata untuk konsep produk. Rendering adalah ilustrasi yang mendekati
foto yang sebenarnya
 Storyboard
Adalah serangkaian gambar yang mengkomunikasikan urutan
sementara dalam penggunaan produk
 Video
Bentuk produk dapat dikomunikasikan dengan jelas, demikian juga
dengan penggunaanya melalui video
 Simulasi
Diimplementasikan sebagai software yang menirukan fungsi atau
gambaran interaktif dari produk
 Megkomunikasikan kemampuan visual video dengan kemampuan
interaktif dengan simulasi. Proses interaksi memudahkan responden
untuk memilih diantara beberapa sumber informasi yang tersedia
mengenai sebuah produk
 Model fisik
Menggambarkan bentuk dan penampilan produk, biasanya terbuat dari
kayu, busa yang menyerupai produk sebenarnya yang dilengkapi
dengan fungsi yang terbatas
 Prototipe yang dioperasikan
Pada bagian ini akan sangat berguna pada pengujian konsep, tetapi
berisiko yaitu responden akan meyamakan prototipe dengan produk
akhir. Beberapa prototipe yang terpisah dan mirip dapat diginakan
salah satunya untuk menggambarkan bagaimana produk diproduksi
dan menggambarkan bagaimana produk bekerja
(5) Mengukur respon pelanggan
Ketika pengujian konsep dilakukan pada awal fase pengembangan konsep,
respons pelanggan biasanya diukur dengan meminta pelanggan untuk memilih
salah satu atau lebih konsep alternative. Skala ukuran yang biasa digunakan
untuk mengukur keinginan pelanggan untuk membeli dibagi menjadi beberapa
26

bagian, yaitu:
 Pasti akan membeli
 Mungkin akan membeli
 Mungkin satu tidak membeli
 Mungkin tidak akan membeli
 Pasti tidak akan membeli
(6) Menginterpretasikan hasil
Hasil prediksi berdasarkan pengujian konsep harus diinterpretasikan dengan
hati-hati, apabila tim melakukan beberapa konsep, hasilnya dapat dilakukan
secara langsung dan tim juga memperkirakan permintaan produk dalam jangka
waktu tertentu setelah peluncuran produk. Beberapa faktor yang menyebabkan
pola pembelian yang sebenarnya berbeda dengan pola pembelian yang
diekspresikan oleh hasil survey adalah:
 Pentingnya ucapan pelanggan
Ketika manfaat dari produk tidak langsung dirasakan, antusiasme dari
pengguna merupakan faktor penting dalam memperhitungkan tingkat
permintaan.
 Ketepatan deskripsi konsep
Jika produk yang sebenarnya berbeda jauh dari deskripsi produk pada
pengujian konsep, maka hasil penjualan juga akan berbeda dengan
prediksi
 Harga
Jika harga produk menyimpang dari harga yang dinyatakan dalam
survey atau dengan harapan responden, maka hasil prediksi
kemungkinan besar menjadi tidak akurat
 Tingkat promosi
Pengeluran untuk iklan dapat meningkatkan permintaan untuk
sebagiam produk
(7) Merefleksikan hasil dan proses
Manfaat dari pengujian konsep adalah memperoleh umpan balik dari
pelanggan potensial. Tim akan diuntungkan oleh pemikiran tentang pengaruh
tiga variabel kunci yang terdapat pada model prediksi, yaitu:
27

 Ukuran pasar keseluruhan


 Ketersediaan /kesadaran tentang produk
 Proporsi pelanggan yang membeli produk

Dalam merefleksaikan hasil dari pengujian konsep, tim sebaiknya mengajukan


dua pertanyaan kunci yaitu; apakah konsep sudah dikommunikasikan dengan
benar sehingga menghasilkan respon pelanggan yang sesuai dituju, apakah hasil
prediksi konsisten dengan hasil pengamatan tingkat penjualan terhadap produk
yang sama

2.5.2. Desain Industri


Para desainer industri adalah yang paling bertanggungjawab terhadap aspek-aspek
suatu produk yang berhubungan dengan pemakai seperti daya tarik estetis produk
(tampilan, suara, perasaan, dan baunya) dan fungsi interfase (bagaimana cara
penggunaannya). Saat ini teknologi suatu produk secara umum tidak cukup untuk
menjamin sukses komersial. Globalisasi pasar telah menghasilkan produk
konsumen yang bervariasi dalam desain dan manufaktur. Kompetisi yang ketat
tidak memungkinkan suatu perusahaan untuk menikmati keuntungan kompetisi
dari teknologinya sendiri.

Desain Industri yaitu sebuah jasa profesionalisme dalam menciptakan dan


mengembangkan konsep dan spesifikasi guna mengoptimalkan fungsi-fungsi,
nilai dan penampilan produk serta sistem untuk mencapai keuntungan yang
bermutu antara produsen dan konsumen. Desainer industri dapat membantu tim
untuk mencapai ketika pengembangan produk baru diantaranya:
(1) Kegunaan
Hasil produksi manusia harus selalu aman, mudah digunakan dan intuitif.
Setiap ciri harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memudahkan
pemakainya mengetahui fungsinya
(2) Penampilan
Bentuk, garis, proporsi, dan warna digunakan untuk menyatukan produk
menjadi satu produk yang menyenangkan.
28

(3) Kemudahan pemeliharaan


Produk harus didesain untuk memberitahukan bagaimana mereka dapat
dirawat dan diperbaiki
(4) Biaya-Biaya rendah
Bentuk dan ciri memegang peranan besar dalam biaya peralatan dan produksi
karena itu harus diperhatikan secara bersama-sama oleh tim.
(5) Komunikasi
Desain produk harus dapat mewakili filosofi desain perusahaan dan misi
perusahaan melalui visualisasi kualitas produk.

Kebanyakan produk dipasaran diperbaiki dengan beberapa cara atau dengan


desain industri yang baik. Semua produk yang digunakan, dioperasikan atau
dilihat oleh orang-orang yang bergantung pada desain industri untuk mencapai
kesuksesan komersial. Untuk menjelaskan pentingnya desain industri ada dua
dimensi, yaitu:
(1) Kebutuhan Ergonomik
 Seberapa penting kemudahan pemakaian
Kemudahan pemakaian mungkin sangat penting untuk produk yang sering
dipergunakan. Kemudahan pemakaian akan lebih diperlukan jika produk
mempunyai beberapa ciri atau cara mengoperasikan yang mungkin
membingungkan dan menyebabkan pengguna frustasi. Ketika kemudahan
pemakaian menjadi kriteria penting dari desainer industri perlu menjamin
bahwa ciri produk secara efektif dapat memberitahukan fungsi-fungsinya.
1. Seberapa penting kemudahan perawatan
Jika produk perlu diperbaiki secara berkala, kemudahan perawatan
menjadi penting. Sehingga penting bahwa ciri suatu produk untuk
memberitahukan prosedur perawatan kepada pemakainya.
2. Berapa banyak interaksi pemakai yang diperlukan untuk fungsi produk
Semakin banyak interaksi pemakai dengan produk, produk semakin
tergantung pada desain industri.
3. Berapa pembaruan yang diperlukan
Suatu antar muka pemakai memerlukan perbaikan terhadap desain yang
29

telah ada yang secara relative akan mudah dipahami untuk didesain.
(2) Kebutuhan Estetis
4. Apakah differensiasi produk visual diperlukan
Produk dengan market dan teknologi yang stabil sangat tergantung pada
desain industri untuk mencipatkan daya tarik estetis dan diferensiasi
visual.
5. Seberapa penting gengsi kepemilikan, kesan, mode
Persepsi pelanggan terhadap suatu produk sebagian didasarkan oleh daya
tarik estetis. Produk yang menarik mungkin diasosiasikan dengan mode
dan kesan yang tinggi.
6. Akankah suatu produk estetis memotivasi tim
Keuntungan menggunakan desain industri termasuk meningkatnya daya
tarik produk dan kepuasan pelanggan melalui cirri/bentuk tambahan yang
lebih baik, identitas merek yang kuat, difereensiasi produk.

Persepsi pelanggan terhadap suatu produk sebagian didasarkan oleh daya tarik
estetis produk yang menarik mungkin diasosiasikan dengan mode dan kesan yang
tinggi. Keuntungan menggunakan desain industri termasuk meningkatnya daya
tarik produk dan kepuasan pelanggan melalui cirri/bentuk tambahan yang lebih
baik, identitas merek yang kuat, diferensiasi produk. Dengan adanya desain
industri dapat membangun pula identitas perusahaan yang berasal dari gaya visual
suatu organisasi sebuah faktor yang mempengaruhi posisi perusahaan dipasaran.
Identitas perusahaan diraih terutama dari apa yang dilihat orang.

Desain industri menentukan gaya produk, yang secara langsung berhubungan


dengan persepsi publik terhadap perusahaan. Ketika produk dari suatu perusahaan
memepertahankan penampilan yang konsisten dan mudah dikenali, kesamaan visi
telah dicapai. Penampilan yang konsisten dihubungkan dengan warna, bentuk,
gaya, dan bahkan ciri produk. Sebuah perusahaan yang telah meraih reputasi
positif seperti kesamaan visi, maka akan tercipta pandangan positif untuk produk
selanjutnya.
30

2.5.3. Proses Desain Industri


Banyak perusahaan besar yang mempunyai desainer industri internal. Sehingga
para desainer industri harus mampu berpartisipasi secara penuh dalam tim
pengembangan fungsi silang produk. Tim ini, ahli teknik pada umumnya akan
mengikuti proses untuk mengembangkan dan mengevaluasi konsep untuk ciri
teknis produk. Adapun fase dalam desainer industri adalah:
 Penyidikan kebutuhan pelanggan
 Konseptualisasi
 Perbaikan awal
 Perbaikan lanjutan dan pemilihan konsep akhir
 Penggambaran control
 Koordinasi dengan ahli teknik, manufaktur, dan pengecer.

2.5.4. Penilaian Kualitas Desain Industri


Dalam penilaian kualitas dari desain industri, kita dapat menentukan dengan 5
kategori, yaitu:
(1) Kualitas dari antarmuka pengguna
Ini adalah reating tentang bagaimana mudahnya produk itu digunakan.
Berhubungan dengan penampilan produk, rasa, dan bentuk interaksi. Apakah
keistimewaan dari produk secara efektif dapat menyampaikan operasinya
kepada pengguna, apa penggunaan produk intuitif, apa semua fitur aman
dalam pengunaan, apakah semua pengguna yang potensial dan menggunakan
produk yang telah diidentifikasikan
(2) Daya tarik emosional
Peringkat secara keseluruhannya, konsumenlah yang menjadi daya tarik bagi
suatu produk, melalui penampilan, sentuhan, suara dan baunya. Apakah
produk ini menarik, bagus mutunya, apakah bayangan yang terlintas dipikiran
anda jika melihat produk ini dan, apakah produk ini menimbulkan rasa bangga
pada pemiliknya
(3) Kemampuan memelihara dan memperbaiki produk
Apakah pemeliharaan produk jelas dan secara efektif menyampaikan cara
membongkar dan memasang
31

(4) Ketepatan penggunaan sumber daya


Bagaimana sebaiknya sumberdaya digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan, apakah bahan pilihannya baik, apakah produk sudah ketinggalan
(5) Perbedaan produk
Apakah pelanggan melihat produk ditoko dapat menjadikannnya suatu hal
yang khusus karena bentuknya, akankah pelanggan mengingat produk tersebut

Desain industri menentukan gaya produk, secara langsung berhubungan dengan


persepsi publik terhadap perusahaan. Ketika produk suatu perusahaan
memepertahankan penampilan yang konsisten dan mudah dikenali, kesamaan visi
telah dicapai. Penampilan yang konsisten dihubungkan dengan warna, bentuk,
gaya, dan ciri produk. Sebuah perusahaan yang telah meraih reputasi positif, maka
akan tercipta pandangan positif untuk produk selanjutnya.

2.6. Membuat Prototipe


Meskipun kamus mendefinisikan prototipe hanya sebagai sebuah kata benda,
dalam praktek pengembangan produk kata tersebut digunakan sebagai kata benda,
kerja, dan sifat. Contoh :
7. Perancang industri menghasilkan prototipe dari konsep mereka
8. Para ahli membuat prototipe sebuah rancangan
9. Pengembang software menulis program prototipe

Dapat diartikan sebagai sebuah penaksiran produk melalui satu atau lebih dimensi
yang menjadi perhatian. Dengan definisi ini setiap wujud yang memperlihatkan
sedikitnya satu aspek produk yang menarik bagi tim pengembang dapat
ditampilkan sebagai prototipe. Definisi ini menyimpang dari penggunaan
umumnya, dimana mencakup bermacam-macam bentuk prototipe seperti
penggambaran konsep, model, dan bentuk fungsional yang lengkap sebelum
dibuat suatu produk.

2.6.1. Tipe-tipe Prototipe


Prototipe dapat berguna dan diklasifikasikan diantara dua dimensi, yaitu :
32

(1) Tingkat dimana sebuha prototipe merupakan bentuk fisik sebagai lawan dari
analitik. Merupakan benda nyata yang dibuat untuk memperkirakan produk.
Aspek-aspek dari produk yang diminati oleh tim pengembangan secara nyata
dibuat menjadi suatu benda untuk pengujian dan percobaan. Contoh prototipe
fisik meliputi model yang tampilannya seperti produk, digunakan sebagai cara
untuk menguji sebuah pemikiran secara cepat dan untuk membenarkan fungsi
produk teesebut
(2) Tingkatan dimana sebuah prototipe merupakan prototipe menyeluruh dari
segala lawan dan terfokus. Mengimplementasikan sebagian besar atau semua
dari atribut produk.

Dalam pengembangan produk, prototipe digunakan untuk empat tujuan, yaitu:


(1) Pembelajaran
Digunakan untuk menjawab pertanyaan, Akankah dapat bekerja dan sejauh
mana dapat memenuhi kebutuhan pelanggan
(2) Komunikasi
Memperkaya komunikasi dengan manajemen puncak, penjual, mitra,
keseluruhan anggota tim, pelanggan, investor. Hal ini benar karena sebuah
gambaran, alat, tampilan tiga dimensi dari produk iebih mudah dimengerti
daripada sebuah penggambaran verbal, bahkan sebuah sketsa produk
sekalipun
(3) Penggabungan
Digunakan untuk memastikan bahwa komponen dan subsistem dari produk
bekerja bersamaan seperti yang diharapkan. Prototipe fisik menyeluruh paling
efektif sebagai alat penggabung dalam proyek pengembangan produk karena
prototipe ini membutuhkan perakitan dan berhubungan fisik dari seluruh
bagian dan subassemble yang membentuk produk. Mendorong koordinasi
antara anggota yang berbeda dari tim pengembangan produk. Jika kombinasi
beberapa komponen produk bercampur dengan keseluruhan fungsi produk,
masalah yang mungkin diketahui hanya melalui penggabungan fisik
menyeluruh
33

(4) Tonggak
Dalam tahap pengembangan produk berikutnya prototipe digunakan untuk
mendemonstrasikan bahwa produk telah mencapai tingkat kegunaan yang
diinginkan, meyediakan hasil nyata, memperlihatkan kemajuan dan disiapkan
untuk menjalankan jadwal. Manajemen senior sering membutuhkan sebuah
prototipe yang memeragakan fungsi tertentu sebelum memperbolehkan
proyek diteruskan.

2.6.2. Prinsip Pembuatan Prototipe


Beberapa prinsip berguna sebagai pemandu keputusan tentang protipe selama
pengembangan produk dilakukan.
(1) Prototipe analitik umumnya lebih fleksibel dibandingkan prototipe fisik
Merupakan perkiraan matematis dari produk, maka akan mengandung
beberapa parameter yang bervariasi untuk menampilkan rancangan alternative.
Dalam banyak kasus, mengubah parameter dalam prototipe lebih mudah
dibandingkan dengan mengubah semua atribut prototipe fisik. Selain itu juga
membolehkan perubahan besar yang mungkin dibuat dari prototipe fisik.
Digunakan untuk mempersempit jarak parameter kemungkinan dan prototipe
fisik digunakan untuk menyesuaikan atau menegaskan rancangan
(2) Prototipe fisik dibutuhkan untuk menemukan fenomena yang tak terduga
Prototipe fisik seringkali memperlihatkan fenomena yang tidak dapat diduga
yang sama sekali tidak berhubungan dengan tujuan semula dari prototipe.
Prototipe fisik yang diharapkan untuk meneliti hanya msalah geometris yang
juga mencakup sifat panas dan optic. Prototipe fisik dapat dimanfaatkan
sebagai alat untuk mendeteksi yang menggangu dan tidak dapat diduga yang
mungkin timbul pada produk akhir
(3) Sebuah prototipe dapat mengurangi resiko iterasi yang merugikan
Dalam banyak situasi hasil dari sebuah pengujian mungkin mengharuskan,
meskipun tugas pengembangan harus diulang. Keuntungan yang dapat
diperkirakan dari prototipe dalam mengurangi resiko harus ditimbang dengan
waktu dan uang yang dibutuhkan untuk membuat dan mengevaluasi prototipe.
Produk dengan resiko tinggi atau tidak pasti, produk dengan biaya kegagalan
34

yang tinggi, teknologi baru atau produk bersfiat revolusioner akan


diuntungkan dengan adanya prototipe. Sebaliknya produk dengan biaya
kegagalan rendah dengan teknologi yang sudah ada tidak memperoleh
keuntungan pengurangan resiko dari pembuatan prototipe ini.

2.7. Proses Pengembangan Generik


Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input
menjadi sekumpulan output. Kebanyakan orang terbiasa dengan proses-proses
secara fisik, seperti halnya proses memanggang kue atau proses merakit suatu
mobil. Proses pengembangan produk adalah urutan langkah-langkah atau
kegiatan-kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun,
merancang, dan mengkomersialkan suatu produk.

Kebanyakan langkah-langkah dan kegiatan-kegiatan tersebut lebih bersifat


intelektual dan organisasional daripada bersifat fisik. Beberapa organisasi
mendefinisikan dan mengikuti proses pengembangan secara rinci dan tepat,
sementara yang lainnya mungkin malahan tidak mampu menggambarkan proses-
proses mereka. Lebih daripada itu, setiap organisasi menggunakan suatu proses
yang berbeda antar organisasi. Kenyataannya, beberapa perusahaan mungkin
mengikuti proses-proses yang berbeda untuk setiap tipe proyek pengembangan
yang berbeda.

Suatu proses pengembangan yang terdefinisi dengan baik berguna karena alasan
berikut:
 Jaminan kualitas (quality assurance)
Proses pengembangan menggolongkan tahap-tahap proyek
pengembangan yang dilalui serta melalui butir-butir pemeriksaan. Bila
fase-fase dan titik-titik pemeriksaan ini dipilih secara bijaksana, mengikuti
proses pengembangan merupakan sebuah cara untuk menjamin kualitas
dari produk yang dihasilkan.
 Koordinasi
Proses pengembangan yang diterjemahknn secara jelas berlaku sebagai
35

rencana utama yang mendefinisikan aturan-aturan untuk tiap pemain pada


tim pengembangan. Rencana ini menginformasikan kepada anggota tim
kapan kontribusi mereka dibutuhkan dan dengan siapa mereka harus
bertukar informasi dan bahan
 Perencanaan
Suatu proses pengembangan terdiri dari tolak ukur yang sesuai dengan
penyelesaian tiap fase. Penentuan waktu dari tolak ukur mengikuti jadual
keseluruhan proyek pengembangan.
 Manajemen
Suatu proses pengembangan merupakan alat ukur untuk memperkirakan
kinerja dari usaha pengembangan yang berlangsung. Dengan
membandingkan peristiwa-peristiwa aktual dengan proses yang dilakukan,
seorang manajer dapat mengidentifikasi kemungkinan lingkup
permasalahan.
 Perbaikan
Pencatatan yang cermat terhadap proses pengembangan suatu organisasi
sering membantu untuk mengidentifikasi peluang-peluang untuk
perbaikan.

Proses pengembangan produk yang umum terdiri dari enam tahap, seperti yang
terlihat pada Gambar 2.1. Proses ini diawali dengan suatu fase perencanaan, yang
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pengembangan teknologi dan penelitian
tingkat lanjut. Output fase perencanaan adalah pernyataan misi proyek, yang
merupakan input yang dibutuhkan untuk memulai tahap pengembangan konsep
dan merupakan suatu petunjuk untuk tim pengembangan. Penyelesaian dari proses
pengembangan produk adalah peluncuran produk, di mana produk tersedia untuk
dibeli di pasar.

Salah satu cara untuk berpikir tentang proses pengembangan adalah sebagai kreasi
pendahuluan dari sekumpulan alternatif konsep produk dan kemudian
mempersempit alternatif-alternatif dan menambah spesifikasi produk hingga
produk dapat diandalkan dan diproduksi ulang dalam sistem produksi. Sebagai
36

catatan, kebanyakan fase pengembangnn didefinisikan berdasarkan keadaan


produk, meskipun proses produksi dan rencana pemasaran, yang merupakan
output-output berwujud yang lain, juga turut berproses mengikuti kemajuan
pengembangan.

Cara lain untuk berpikir tentang proses pengembangan adalah sebagai sistem
pemrosesan informasi. Proses dimulai dengan input, seperti sasaran perusahaan
dan kemampuan teknologi yang tersedia, platform produk dan sistem produksi.
Berbagai kegiatan memproses informasi pengembangan, memformulasi
spesifikasi, konsep, dan desain secara detail. Proses dimulai ketika seluruh
informasi yang dibutuhkan untuk mendukung produksi dan penjualan yang telah
dirancang dan dikomunikasikan.

Gambar 2.1 juga mengidentifikasi kegiatan-kegiatan utama dan tanggung jawab


dari fungsi-fungsi organisasi yang berbeda pada setiap fase pengembangan.
Karena keterlibatan yang berkesinambungan dalam proses, memilih untuk
menerjemahkan peran bagian pemasaran, desain, dan manufaktur. Representatif
dari fungsi-fungsi lainnya, seperti penelitian, finansial, umum dan penjualan, juga
memainkan peran kunci pada sebagian titik-titik proses.
37
38
39

Enam fase dalam proses pengembangan secara umum adalah:


0. Perencanaan
Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai 'zerofase' karena kcgiatan ini
mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk
aktual.
1. Pengembangan konsep
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi,
alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau
lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.
Konsep adalah uraian dari bentuk, fungsi, dan tampilan suatu produk dan
biasanya dibarengi dengan sekumpulan spesifikasi, analisis produk-produk
pesaing serta pertimbangan ekonomis proyek.
2. Perancangan Tingkatan Sistern: Fase perancangan tingkatan sistem mencakup
definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem
serta komponen-komponen. Gambaran rakitan akhir untuk sistem produksi
biasanya didefinisikan selama fase ini. Output pada fase ini biasanya
mencakup tata letak bentuk produk, spesifikasi secara fungsional dari tiap
subsistem produk, serta diagram aliran proses pendahuluan untuk proses
rakitan akhir. Bab 9, Arsitektur Produk, mendiskusikan beberapa kegiatan
penting dari perancangan tingkat sistem.
3. Perancangan Detail
Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material,
dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan
identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Rencana
proses dinyatakan dan peralatan dirancang untuk tiap komponen yang dibuat
dalam sistem produksi. Output dari fase ini adalah pencatatan pengendalian
untuk produk yang berupa gambar pada file komputer tentang bentuk tiap
komponen dan peralatan produksinya, spesifikasi komponen-komponen yang
dibeli, serta rencana proses untuk pabrikasi dan perakitan produk.
4. Pengujian dan Pcrbaikan
Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari
bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototipe awal (alpha)
40

biasanya dibuat dengan menggunakan komponen-komponen dengan bentuk


dan jenis material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan
proses pabrikasi dengan proses yang sama dengan yang dilakukan pada
produksi sesungguhnya. Prototipe (alpha) diuji untuk menentukan apakah
produk akan be-kerja sesuai dengan yang direncanakan dan apakah produk
memenuhi kebutuhan kepuasan konsumen utama.
Prototipe berikutnya (beta) biasanya dibuat dengan komponen-komponen
yang dibutuhkan pada produksi namun tidak dirakit dengan menggunakan
proses perakitan akhir seperti pada perakitan sesungguhnya. Prototipe beta
dievaluasi secara internal dan juga diuji oleh konsumen dengan
menggunakannya secara langsung. Sasaran dari prototipe beta biasanya adalah
untuk menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan keandalan dalam rangka
mengidentifikasi kebutuhan perubahan-perubahan secara teknik untuk produk
akhir.
5. Produksi awal
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi
yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih
tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang mungkin timbul pada
proses produksi sesungguhnya.
Produk-produk yang dihasilkan selama produksi awal kadang-kadang
disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan secara hati-hati dievaluasi untuk
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang timbul. Peralihan dari produksi
awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada
beberapa titik pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai
disediakan untuk didistrubusikan.
41

BERSAMBUNMG HALAM 18-22


2.8. Pengembangan Konsep Proses Awal Hingga Akhir
Karena tahap pengembangan konsep dalam proses

Anda mungkin juga menyukai