Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil
الْ َح ْمدُ هَّلِل ِ اذَّل ِ ي هَدَ ااَن ِله ََذا َو َما ُكنَّا ِلهَن ْ َت ِد َي لَ ْواَل َأ ْن هَدَ ااَن اهَّلل ُ لَ َق ْد َج َاء ْت
hamd.
َ ُُر ُس ُل َربِّنَا اِب لْ َح ِّق َون ُودُوا َأ ْن ِت ْلمُك ُ الْ َجنَّ ُة ُأ ِورثْ ُت ُموهَا ِب َما ُك ْنمُت ْ تَ ْع َمل
Dengan gema takbir, tanda bahwa kita telah menyelesaikan puasa wajib di bulan
ون Ramadan. Moga amal-amal kita diterima, amalan puasa kita diterima, shalat
ُ َوَأ ْشهَدُ َأن الَّ هَل َ الَّ هللا َو ْحدَ ُه اَل رَش ِ يْ َك هَل malam kita diterima, serta sedekah dan kebaikan kita lainnya di bulan Ramadan,
هللا عَلَ ْي ِه َوعَىَل آهِل ِ َوَأحْص َ ا ِب ِه َو َم ْنُ َوَأ ْشهَدُ َأ َّن ُم َح َّمدً ا َع ْبدُ ُه َو َر ُس ْوهُل ُ َصىَّل
ُهللا َأ ْكرَب ُ َو ِهلل احلَ ْمد
ُ ُ هللا َأ ْكرَب ُ َّهللا َأ ْكرَب ُ َال هَل َ ال
ُ هللا َو ُ ُ هللا َأ ْكرَب
ُ
تَ ِب َعه ُْم ْح َس ٍان ىَل ي َ ْو ِم ا ِّدل ْي َن ِإ ِإ
ِإ ِإِب Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil
ونَ اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين آ َمنُوا ات َّ ُقوا اهَّلل َ َح َّق تُ َقا ِت ِه َواَل تَ ُموتُ َّن اَّل َوَأنْمُت ْ ُم ْس ِل ُم hamd.
ِإ
ُهللا َأ ْكرَب ُ َو ِهلل احلَ ْمد
ُ ُ هللا َأ ْكرَب ُ هللا َو ُ َّهللا َأ ْكرَب ُ َال هَل َ ال ُ ُ هللا َأ ْكرَب
ُ Sesungguhnya hari Idul fitri adalah merupakan hari dimana kaum
ِإ ِإ muslimin berbahagia padanya. Inilah hari raya Islam yang Allah syariatkan kepada
kita dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaitkan hari raya Islam
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil dengan ibadah yang agung.
hamd.
Demikian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:
Jama’ah rahimani wa rahimakumullah, jama’ah yang senantiasa dirahmati dan
diberkahi oleh Allah … َ ُق ْل ِبفَضْ ِل اهَّلل ِ َو ِب َرمْح َ ِت ِه فَ ِب َ ٰذكِل َ فَلْ َي ْف َر ُحوا ه َُو َخرْي ٌ ِّم َّما جَي ْ َم ُع
ون
“Katakan dengan karunia Allah dan rahmatNya-lah hendaklah mereka
Kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah Allah anugerahkan
bergembira, itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan dari kehidupan
kepada kita sekalian, sehingga kita bisa merampungkan puasa pada Ramadan
dunia.” (QS. Yunus[10]: 58)
kemarin dan hari ini kita bertemu dengan hari raya Idul Fitri, yang moga bawa
berkah bagi kita semua. Ini kita berada di Idul fitri, kita telah menyempurnakan bulan Ramadhan, Allah
berfirman:
Shalawat dan salam semoga tercurah pada suri tauladan kita dan menjadi akhir
َ َو ِل ُتمْك ِلُوا الْ ِع َّد َة َو ِل ُت َكرِّب ُ وا اهَّلل َ عَىَل ٰ َما هَدَ امُك ْ َولَ َعلَّمُك ْ ت َ ْش ُك ُر
ون
zaman, Nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada istri
beliau—Ummahatul Mukminin—dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum, serta
yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman. “Hendaklah kalian menyempurnakan jumlah bilangan Ramadhan dan hendaklah
kalian bertakbir (mengucapkan Allahu akbar) terhadap apa yang telah Allah
Subhanallah saudaraku sekalian, bulan Ramadhan yang penuh dengan tempaan, Seorang Salaf terdahulu ketika ditanya ada orang yang rajin beribadah tapi hanya
pelajaran-pelajaran yang bisa kita petik di bulan Ramadhan sungguh sangat di bulan Ramadhan, apa kata mereka? Bahwa sungguh itu seburuk-buruk
banyak sekali. Karena ia adalah merupakan Syahrul Mubarok, sebuah bulan yang hamba, dia mengenal Allah hanya di bulan Ramadhan saja.
diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tidak saudaraku, Ramadhan bukanlah tujuan, akan tetapi Ramadhan adalah
Bagaimana Allah menempa kita sebulan lamanya tiada lain adalah untuk supaya wasilah agar kita terbiasa terus diatas ketaatan kepada Allah, agar puasa sunnah
kita terbiasa diatas ketaatan, saudaraku. Setiap hari kita berpuasa, setiap malam selalu kita lakukan setelahnya. Ini dia Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
kita shalat malam, shalat tarawih, kita pun berusaha setiap hari membaca Al- memberikan kepada kita motivasi agar berpuasa enam hari Syawal. Semua ini
Qur’anul Karim, demikian pula kita berusaha untuk bersedekah dan amalan- adalah agar kita terbiasa diatasnya.
amalan ibadah yang lainnya yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan.
Ini dia Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan kepada kita motivasi
Tidakkah cukup sebulan itu untuk menjadi kita terbiasa di atas ketaatan?
untuk beramal ketika kita telah selesai dari bulan Syawal. Karena setelah Syawal
Allah ingin agar kita membiasakan diri diatas ketaatan demi ketaatan. Karena kita akan memasuki tiga bulan dari bulan-bulan haram, yaitu Dzulqo’dah,
Allah ingin agar kita wafat husnul khoimah. Allah tidak ingin kita wafat diatas Dzulhijjah dan Muharram. Kembali musim-musim ketaatan itu Allah berikan
kemaksiatan. Karena jiwa manusia selalu menyuruh kepada keburukan. Allah kepada kita.
berfirman:
Hal ini tiada lain supaya kita terbiasa dan kita senantiasa diatas kebaikan dan
َّن النَّ ْف َس َأَل َّم َار ٌة اِب ُّلسو ِء ketaatan kepada Allah. Sebab ketika kita tidak membiasakan diatas kebaikan, kita
“Sesungguhnya hawa nafsu seringnya menyuruh kepada keburukan.” (QS. ِإ akan terbiasa diatas keburukan. Mana yang kita pilih? Apakah kita ingin
membiasakan diri kita dengan hal-hal yang tidak baik, dengan hal-hal yang tidak
Yusuf[12]: 53)
ada manfaatnya, lalu kemudian kita wafat diatas itu? tentu Kita semua erharap
Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala syariatkan puasa Ramadhan memang berat ingin wafat diatas husnul khotimah, kita ingin wafat dalam keadaan kita menaati
untuk kita, berat bagi sebagian orang yang tidak biasa dengan puasa. Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan memaksiatiNya.
Allah syariatkan itu untuk kebaikan kita semuanya juga, bukan untuk memberikan Saudaraku seiman, seorang mukmin ketika ia telah diberikan oleh Allah kekuatan
mudharat kepada kita sama sekali. Tapi Allah ingin agar kita terbiasa dengan untuk menaatiNya, dia bergembira dan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa
Mereka orang-orang kafir yang tidak beriman gembira dengan dunia mereka, ِ … ُق ْل َم ْن َح َّر َم ِزينَ َة اهَّلل
mereka bergembira dengan harta mereka, mereka bergembira dengan
“Siapa yang berani mengharamkan perhiasan yang Allah halalkan untuk kita?”
gemerlapnya kehidupan dunia dan maksiat mereka. Seorang mukmin tidak begitu.
(QS. Al-A’raf[7]: 32)
Gembiranya seorang mukmin ketika ia diberikan oleh Allah kekuatan untuk
menaati Allah. Semua itu halal, akan tetapi jangan sampai itu semua membuat kita tertipu.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Seorang mukmin khawatir dengan kesenangan dunia itu dia tertipu hatinya.
ْ ون ِل َق َاءاَن َو َرضُ وا اِب لْ َح َيا ِة ادلُّ نْ َيا َو ْاط َمَأن ُّوا هِب َا َواذَّل ِ َين مُه
َ َّن اذَّل ِ َين اَل يَ ْر ُج
“Siapa yang gembira dengan amal kebaikannya dan ia merasa susah dengan
amalan maksiatnya, maka itu tanda ia seorang mukmin.” (HR. Thabrani)
ُ ِ َ ِ آ ِإ
Kita sekarang di hari raya Idul fitri, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ون
َ ل ف ا غ اَ ن ت اَي ن
ْ ع
َ
membolehkan kita dengan berbagai macam permainan-permainan yang sifatnya “Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami,
mubah untuk memperlihatkan kegembiraan dihari raya Ied ini. Akan tetapi itupun mereka ridha dengan kehidupan dunia dan merasa tenang dengan kehidupan
dilakukan oleh para sahabat hanya di hari raya saja. Setelah itu mereka kembali dunia, merekapun berpaling dari ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya dalam api
beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena memang kita hidup di neraka.” (QS. Yunus[10]: 7)
dunia tidak sama dengan binatang ternak. Binatang hanya berpikir untuk makan,
minum, kawin, bermain dan yang lainnya. Sedangkan manusia tidak untuk itu Maka, saudaraku.. Seorang mukmin tidak akan tenang, dia khawatir kalau ia
diciptakan. tertipu dengan kehidupan dunia, sehingga dia akhirnya lalai dari berdzikir kepada
Allah. Sementara Allah mengatakan:
َ اَّل َم ْن َأىَت اهَّلل َ ِب َقلْ ٍب َس ِل ٍمي ي َ ْو َم اَل يَن َف ُع َما ٌل َواَل ب َ ُن
ون Ramadhan kita tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tapi ketika setelah
“Pada hari tidak bermanfaat harta dan anak-anak, kecuali orang yang datang ِإ Ramadhan kita semakin takwa, semakin dekat kepada Allah, semakin lisan kita
merasa betah dengan dzikir kepada Allah, semakin ketika mendengarkan adzan
kepada Allah dengan membawa hati yang selamat.” (QS. Asy-Syu’ara'[26]: 88)
kita langsung segera pergi dengan gembiranya menuju masjid untuk shalat
Subhanallah, ternyata yang selamat di hari kiamat adalah yang selamat hatinya, berjamaah dan kita sahut panggilan Allah dan RasulNya dengan penuh
selamat dari kesyirikan, selamat dari berbagai macam penyakit hati, merekalah kegembiraan, maka saat itulah pertanda Ramadhan kita diterima oleh Allah
yang akan selamat nanti di akhirat. Adapun orang-orang yang datang pada hari Subhanahu wa Ta’ala.
kiamat dalam keadaan membawa penyakit-penyakit hati, maka mereka orang-
orang yang merugi, saudaraku seiman.
Sungguh seorang mukmin khawatir kalau amalannya tidak diterima oleh Allah.
Inilah Ramadhan, saudaraku. Allah berikan kepada kita untuk membersihkan hati-
Seorang mukmin setelah ia banyak beramal, ia khawatir kalau amalannya belum
hati kita. Allah berfirman:
diterima oleh Allah, akibat kekurangan yang ia lakukan.
Khutbah Kedua
Ummatal Islam,
Inilah dia bulan Ramadhan, sungguh keindahan ibadah tidak bisa dibandingkan
هللا َو ْحدَ ُه اَل رَش ِ يْ َك هَل َُ ،وَأ ْشهَدُ َأ َّن َأمْح َدُ َريِّب َوَأ ْش ُك ُر ُه َ ،وَأ ْشهَدُ َأ ْن اَل هَل َ اَّل ُ
ِإ ِإ
ن َ ِبيَنَا ُم َح َّم ٌد َع ْبدُ ُه َو َر ُس ْوهُل ُ
dengan keindahan dunia. Bahkan sebagian ulama mengatakan keindahan surga
pun lebih indah ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena surga untuk
kesenangan diri kita, sedangkan ibadah untuk keridhaan Tuhan kita. اللَّهُ َّم َص ِّل عَىَل ن َ ِبيِّنَا ُم َح َّم ٍد َوعَىَل آهِل ِ َو َم ْن تَ ِب َعه ُْم ْح َس ٍان ىَل ي َ ْو ِم ا ِّدل ْي ِن
ِإ
Saudaraku seiman, maka bersyukurlah kepada Allah. Setelah selesai bulan هللا َأِإِب ْكرَب ُ َو ِهلل احلَ ْمدُ
هللا َأ ْكرَب ُ ُ هللا َو ُ هللا َأ ْكرَب ُ َال هَل َ الَّ ُ هللا َأ ْكرَب ُ ُ
ُ
ِإ ِإ
اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين آ َمنُوا ات َّ ُقوا اهَّلل َ َح َّق تُ َقا ِت ِه َواَل تَ ُموتُ َّن اَّل َوَأنْمُت ْ ُم ْس ِل ُم َ
ون
Ramadhan kita merasa nikmat dengan membaca Al-Qur’an bersyukurlah kepada
Allah setelah selesai bulan Ramadan ternyata kita merasa nikmat dengan
ِإ
berdzikir kepada Allah.
Subhanallah, itulah keindahan yang tidak bisa dibayar kecuali dengan surga. ات اَأل ْح َيا ِء ِمهْن ُ ْم َواَأل ْم َو ِات ات َواملْؤ ِم ِننْي َ َواملْؤ ِمنَ ِ اللهُ َّم ا ْغ ِف ْر ِللْ ُم ْس ِل ِمنْي َ َو ْ
املس ِل َم ِ
Karena keindahan surga bagi mereka-mereka yang benar-benar merasakan
keindahan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
الساَل ِمَ ،وجَن ِّنَا ِم َن اللَّهُ َّم َألِّ ْف بَنْي َ قُلُو ِبنَاَ ،وَأ ْص ِل ْح َذ َات ب َ ْي ِننَاَ ،وا ْه ِداَن ُس ُب َل َّ
ورَ ،و َجنِّ ْبنَا الْ َف َوا ِح َش َما َظه ََر ِمهْن َا َو َما ب َ َط َنَ ،واَب ِركْ لَنَا يِف ات ىَل النُّ ِ الظلُ َم ُِّ
ِإ
َأمْس َ ا ِعنَاَ ،وَأبْ َص ِاراَن َ ،وقُلُو ِبنَاَ ،وَأ ْز َو ِاجنَاَ ،و ُذ ِّراَّي ِتنَاَ ،وت ُْب عَلَ ْينَا ن ََّك َأن َْت التَّ َّو ُاب
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil
hamd.
ِإ
Demikian khutbah pertama ini.
َّالر ِح ُميَ ،وا ْج َعلْنَا َشا ِك ِر َين ِل ِن َع ِم َك ُمثْ ِن َ„ني هِب َا عَلَ ْي َك ،قَا ِب ِل َني لَهَاَ ،وَأ ِت ِم ْمهَا عَلَ ْينَا
ور لُك ِّهَا َوَأ ِج ْراَن ِم ْن ِخ ْزىِ ادلُّ نْ َيا َوعَ َذ ِاب اآل ِخ َر ِة اللَّه َُّم َأ ْح ِس ْن عَا ِق َب َتنَا ىِف اُأل ُم ِ
هللا يِل َولَمُك ْ َو ِل َساِئ ِر امل ُ ْس ِل ِمنْي َ َوامل ُ ْس ِل َم ِ
ات َأقُ ْو ُل قَ ْويِل َه َذا َأ ْس َت ْغ ِف ُر َ اللَّهُ َّم تَ َقبَّ ْل َأمْع َ لَنَا يِف َر َمضَ َان اللَّهُ َّم تَ َقبَّ ْل َأمْع َ لَنَا يِف َر َمضَ َان اللَّهُ َّم تَ َقبَّ ْل َأمْع َ لَنَا يِف
فَ ْاس َت ْغ ِف ُر ْو ُه ن َّ ُه ه َُو ال َغ ُف ْو ُر َّالر ِحمْي ُ َر َمضَ َان
ِإ
َربَّنَا آ ِتنَا يِف ادلُّ نْ َيا َح َسنَ ًة َويِف اآْل ِخ َر ِة َح َسنَ ًة َو ِقنَا عَ َذ َاب النَّ ِار
هللا ِمنَّا َو ِمنْمُك
هللا ِمنَّا َو ِمنْمُك تَ َقبَّ َل ُ هللا ِمنَّا َو ِمنْمُك تَ َقبَّ َل ُ تَ َقبَّ َل ُ
هللا عَىَل ن َ ِبيِّنَا ُم َح َّم ٍد َوعَىَل آهِل ِ َوحَص ْ ِب ِه و َ َم ْن تَ ِب َعه ُْم ْح َس ٍان ىَل ي َ ْو ِم ادلّ ْين َ.و َصىَّل ُ
ِإ ِإِب
َ.وآ ِخ ُر َدع َْوااَن َأ ِن الْ َح ْمدُ هلل َر ِّب الْ َعال َ ِمنْي َ