Anda di halaman 1dari 142

DAFTAR ISI

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KINERJA PERENCANA


DAN TATA KERJA TIM PENILAI ANGKA KREDIT

1. Bab I: Pendahuluan

2. Bab II: Ketentuan Umum

3. Bab III: Dasar Pertimbangan Penetapan Angka Kredit

4. Bab IV: Kegiatan yang dapat dinilai dan diberikan angka kredit
I. Unsur Kegiatan Perencanaan Pembangunan
A. Sub Unsur Identifikasi Masalah/ Isu Strategis
B. Sub Unsur Penyusunan Kebijakan Rencana Pembangunan
C. Sub Unsur Adopsi dan Legitimasi Perencanaan Pembangunan
D. Sub Unsur Pengendalian dan Pemantauan Pelaksanaan
Rencana Pembangunan
E. Sub Unsur Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
II. Unsur Kegiatan Pengembangan Profesi
III. Unsur Kegiatan Penunjang Perencanaan pembangunan

5. Bab V: Komposisi Angka Kredit Kinerja Perencana

6. Bab VI: Mekanisme Integrasi Penilaian Kinerja Perencana

7. Bab VII: Organisasi Tim Penilai Angka Kredit

8. Bab VIII: Tata Kerja Tim Penilai Angka Kredit

9. Bab IX: Ketentuan Lain-lain

10. Bab X: Penutup

11. Lampiran:
Contoh Formulir-formulir Penilaian
Ilustrasi Penghitungan Angka Kredit dan Kelebihan Angka Kredit
-2-

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1: Lembar Penilaian Angka Kredit


a. Lampiran 1.a. Lembar Penilaian Sub Unsur Identifikasi
Masalah/Isu Strategis dan Penyusunan Kebijakan Rencana
Pembangunan
b. Lampiran 1.b. Lembar Penilaian Sub Unsur Adopsi dan Legitimasi
Rencana Pembangunan
c. Lampiran 1.c. Lembar Penilaian Sub Unsur Pelaksanaan Rencana
Pembangunan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
2. Lampiran 2: Formulir SKP dan contoh pengisian SKP
3. Lampiran 3: Daftar uraian butir kegiatan perencanaan pembangunan
dan angka kreditnya sebagai lampiran SKP
4. Lampiran 4: Formulir Penilaian angka kredit berdasarkan capaian SKP
5. Lampiran 5: Contoh Surat Penyampaian Bahan Usulan penilaian dan
Pencapaian Angka Kredit bagi Perencana
6. Lampiran 6: Contoh Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan
Perencanaan
7. Lampiran 7: Contoh Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan
Pengembangan Profesi
8. Lampiran 8: Contoh Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Penunjang
Perencanaan Pembangunan
9. Lampiran 9: Penetapan Angka Kredit
10. Lampiran 10: Keputusan Kenaikan Jabatan dalam Jabatan Fungsional
Perencana
11. Lampiran 11: Formulir Penilaian Kegiatan Pengembangan Profesi dan
Kegiatan Penunjang Jabatan Fungsional Perencana
12. Lampiran 12: Berita Acara Penilaian Angka Kredit
13. Lampiran 13: Daftar Usulan Penetapan Nilai Kinerja (DUPNK)
-3-

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak terbitnya Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN), pemerintah senantiasa berupaya melakukan penyusunan
berbagai peraturan pemerintah turunannya dalam rangka meningkatkan
profesionalitas dan kualitas kinerja pegawai negeri sipil (PNS). Tujuan
yang ingin dicapai dengan berlakunya UU ASN adalah menciptakan
birokrasi kelas dunia. Untuk itu, Presiden telah memberikan arahan agar
reformasi birokrasi dilakukan dengan fokus kepada penyempurnaan
manajemen PNS yang mampu menciptakan birokrasi yang lebih ramping
dan didukung PNS yang kompeten, berkualitas dan profesional. Dengan
demikian, Pemerintah perlu mengembangkan lebih banyak lagi jabatan
fungsional sebagai jabatan profesi dibandingkan jabatan struktural atau
jabatan administrasi. Secara lebih tegas Presiden memerintahkan untuk
mengganti jabatan administrasi dengan jabatan fungsional. Stuktur
birokrasi menjadi dua level saja, dan diganti dengan jabatan fungsional
yang bekerja dengan basis kompetensi dan bidang keahlian. Presiden
mengharapkan pelayanan publik dilakukan lebih mudah dan lebih cepat,
setiap jabatan diduduki seorang PNS yang memiliki spesialisasi bidang
keahlian, dan mampu meningkatkan kinerja birokrasi. Harapan utama
dari perampingan birokrasi dan peningkatan pelayanan publik tersebut
adalah mempercepat peningkatan investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Manajemen PNS yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 11 tahun
2017 dan perubahannya dalam Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2020
memuat ketentuan baru tentang peran, kedudukan, mekanisme kerja
dan penilaian kinerja sekitar 200 jenis jabatan fungsional. Nomenklatur
jabatan fungsional telah mencerminkan kualifikasi profesionalnya, yaitu
jenjang jabatan ahli pertama, ahli muda, ahli madya dan ahli utama.
Setiap jenjang jabatan memiliki standar kompetensi dan bidang keahlian
yang spesifik sesuai dengan lingkup tugas jabatannya.
Jabatan Fungsional Perencana (JFP) merupakan salah satu jenis jabatan
fungsional. Pembinaan dan Pengembangan JFP dilakukan Kementerian
Perencanaan Pembangunan (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) selaku Instansi Pembina JFP. Revisi Peraturan
tentang JFP sejalan dengan upaya Kementerian PPN/ Bappenas dalam
meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan nasional melalui
Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2017 tentang Sikronisasi Proses
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional. PP 17 Tahun
2017 telah mengubah pendekatan dan paradigma dalam melakukan
perencanaan pembangunan nasional, yaitu: (1) sinkronisasi proses
perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional; (2) pendekatan
penganggaran berbasis program (money follows program); dan (3)
pendekatan THIS (Tematik, Holistik, Integratif dan Spasial) dalam
perencanaan pembangunan nasional. Pendekatan dan paradigma baru
ini mengubah cara berpikir dan cara bekerja perencana pembangunan di
-4-

instansi pusat dan di instansi daerah. Peran perencana pembangunan


sebagai Kolaborator, Analis, Pembimbing dan Penasehat dalam proses
perumusan kebijakan publik dan perencanaan pembangunan, menjadi
kontribusi strategis dari perencana untuk setiap instansi pemerintah di
bidang perencanaan pembangunan di pusat dan di daerah.
Untuk mendukung upaya peningkatan profesionalitas PNS dan kualitas
perencanaan pembangunan nasional tersebut di atas, disusun Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 4
Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Perencana, yang selanjutnya di
dalam Peraturan Menteri ini disebut PermenPAN RB tentang JFP.
Perubahan yang berbeda dengan ketentuan Kepmenpan No. 16 Tahun
2001 meliputi: tugas utama jabatan perencana, penyederhanaan butir
kegiatan, butir kegiatan dan hasil kerja (output), integrasi penilaian SKP
(Sasaran Kinerja Pegawai) dan penilaian angka kredit, dan organisasi dan
tata kerja tim penilai angka kredit.
Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan tugas para Pejabat lainnya,
maka Kementerian PPN/ Bappenas, sesuai dengan tugas dan fungsinya
sebagai Instansi Pembina JFP, perlu menetapkan Petunjuk Teknis ini
sehingga dapat digunakan sebagai panduan bagi Pejabat Penilai, Tim
Penilai Angka Kredit, Perencana, dan Pejabat lainnya dalam proses
penilaian kinerja perencana pembangunan.

B. Tujuan
Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja Perencana dan Organisasi dan Tata
Kerja Tim Penilai ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman yang lebih
rinci bagi Perencana, Pejabat Penilai, Tim Penilai, dan Pejabat lain yang
berkepentingan agar terdapat kesatuan pengertian dan pemahaman
dalam pelaksanaan penilaian kegiatan perencanaan, serta integrasi SKP
dan angka kreditnya dari PNS yang memangku Jabatan Fungsional
Perencana pada instansi pemerintah di pusat dan di daerah.
C. Ruang Lingkup
Dalam Petunjuk Teknis ini diatur tentang unsur kegiatan perencanaan
pembangunan, pengembangan profesi dan kegiatan penunjang, yang
dapat dinilai dalam rangka pelaksanaan Jabatan Fungsional Perencana
pada unit perencanaan instansi pemerintah di pusat dan di daerah.
Organisasi dan Tata Kerja Tim Penilai Angka Kredit juga diatur lebih rinci
dalam petunjuk teknis ini agar penilaian kinerja perencana dapat
dilakukan secara benar dan obyektif.
Ruang Lingkup Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja Perencana dan Tata
Kerja Tim Penilai ini meliputi:
1. Unsur kegiatan yang dinilai dan diberikan angka kredit, meliputi:
a. unsur Perencanaan Pembangunan yang terintegrasi dengan
penilaian angka kredit di dalam sasaran kinerja pegawai (SKP);
b. unsur Pengembangan Profesi Perencana Pembangunan; dan
c. unsur penunjang kegiatan perencanaan pembangunan.
-5-

2. Petunjuk Teknis ini diberlakukan bagi Perencana di unit kerja/


instansi perencanaan pembangunan pemerintah di pusat dan di
daerah, yang melaksanakan tugas jabatan perencana sebagaimana
pasal 6 PermenPAN RB tentang JFP, yaitu: menyiapkan, mengkaji,
merumuskan kebijakan dan menyusun rencana pembangunan
pada instansi pemerintah secara teratur dan sistematis, termasuk
mengendalikan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan
rencana pembangunan.
3. Unit kerja/instansi perencanaan pembangunan pemerintah di
pusat dan di daerah, memiliki lingkup pelaksanaan tugas dan
fungsi:
a. melakukan kajian/studi/telaahan isu stategis dalam rangka
perumusan kebijakan publik dan perencanaan pembangunan;
b. melakukan disain program, kegiatan dan penganggaran rencana
pembangunan;
c. melakukan perencanaan menyeluruh (comprehensive planning);
d. menghasilkan rencana kebijakan, rencana program atau
rencana kegiatan dan rencana proyek baik lingkup makro,
sektor atau daerah, yang mempunyai dampak nasional,
provinsi, kabupaten atau kota; dan
e. melakukan pengendalian, pemantauan dan penilaian/evaluasi
atas perkembangan hasil pelaksanaan rencana pembangunan.
4. Petunjuk teknis ini mengatur tentang organisasi tim penilai angka
kredit dan tata-cara pengumpulan dokumen, penilaian dan
penetapan angka kredit, serta integrasi dengan penilaian sasaran
kinerja pegawai (SKP).
5. Penilaian kinerja perencana dan tata kerja tim penilai angka kredit
di instansi pusat dan di instansi daerah, hanya mengacu pada
Peraturan Menteri ini. Tidak ada peraturan atau pedoman internal
yang dibuat oleh masing-masing instansi pemerintah.
-6-

BAB II
KETENTUAN UMUM

1. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan


melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
PNS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga pemerintah non
kementerian, kesekretariatan lembaga negara, dan kesekretariatan
lembaga nonstruktural.
3. Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi dan perangkat
daerah kabupaten/kota yang meliputi sekretariat daerah, sekretariat
dewan perwakilan rakyat daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis
daerah.
4. Instansi Pembina Jabatan fungsional Perencana yang selanjutnya
disebut Instansi Pembina yaitu Kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintah di bidang perencanaan pembangunan nasional/
Badan yang melaksanakan tugas perencanaan pembangunan
nasional.
5. Instansi Pengguna Jabatan Fungsional Perencana yang selanjutnya
disebut Instansi Pengguna adalah instansi pusat dan instansi daerah
yang mengangkat, menempatkan dan menugaskan Pejabat lainnya
dalam melaksanakan tugas perencanaan pembangunan.
6. Pejabat Fungsional Perencana yang selanjutnya disebut Perencana
adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
secara penuh oleh Pejabat yang Berwenang untuk melakukan tugas
teknis perencanaan pembangunan di Instansi Pusat dan Instansi
Daerah.
7. Perencanaan adalah kegiatan-kegiatan pengambilan keputusan dari
sejumlah pilihan mengenai sasaran dan cara-cara yang akan
dilaksanakan di masa depan guna mencapai tujuan yang diinginkan,
serta pengendalian, pemantauan, dan penilaian atas perkembangan
hasil pelaksanaannya yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan.
8. Rencana adalah produk kegiatan perencanaan berupa rencana
kebijaksanaan, rencana program dan rencana proyek baik lingkup
makro, sektor ataupun daerah.
9. Kegiatan perencanaan pembangunan adalah suatu proses yang
dilakukan secara teratur, sistematis, berdasarkan pengetahuan,
metode ataupun teknik tertentu yang menghasilkan rencana kebijakan,
rencanan program dan rencana proyek serta pemantauan dan penilaian
atas perkembangan hasil pelaksanaan.
10. Sasaran Kinerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah
rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang Perencana
yang harus dicapai setiap tahun.
11. Kinerja Perencana adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap perencana
-7-

sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP dan perilaku kerja) dalam
melaksanakan kegiatan perencanaan pembangunan, serta kegiatan
pengembangan profesi dan penunjang perencanaan pembangunan.
12. Tugas jabatan perencana pembangunan adalah menyiapkan, mengkaji,
merumuskan kebijakan dan menyusun rencana pembangunan pada
instansi pemerintah secara teratur dan sistematis, termasuk
mengendalikan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan.
13. SKP untuk masing-masing jenjang jabatan diambil dari uraian butir-
butir kegiatan tugas jabatan yang besar angka kreditnya sebagaimana
tercantum pada 1 PermenPAN RB Tentang JFP, sebagai turunan dari
penetapan kinerja unit kerja.
14. Target kinerja perencana yang dicantumkan dalam rencana kerja SKP
berupa perkiraan angka kredit yang akan diperoleh dari pelaksanaan
tugas jabatan perencana pada tahun berjalan sesuai dengan periode
SKP. Pelaksanaan tugas jabatan perencana tersebut menghasilkan
hasil kerja/output dan angka kredit sesuai dengan angka kredit butir-
butir kegiatan unsur perencanaan pembangunan sebagaimana diatur
pada lampiran 1 PermenPAN RB tentang JFP. Penulisan Tugas jabatan
perencana di dalam SKP dapat meliputi: (a) Tugas Utama dan (b) Tugas
Tambahan.
15. Tugas Utama adalah kegiatan pelaksanaan jabatan perencana yang
merupakan turunan (cascading) tugas dan fungsi, dan indikator kinerja
unit kerja, serta mendukung pelaksanaan perjanjian kinerja (PK) atasan
langsung. Jumlah angka kredit tugas utama ditentukan sekurang-
kurangnya 60% dari jumlah angka kredit pelaksanaan tugas jabatan
perencana.
16. Tugas tambahan adalah kegiatan pelaksanaan tugas jabatan perencana
yang tidak terkait dengan tugas dan fungsi unit kerja dan PK atasan
langsung; atau merupakan tugas/kegiatan lintas unit kerja atau lintas
instansi. Jumlah angka kredit tugas tambahan ditentukan sebanyak-
banyaknya 40% dari jumlah angka kredit pelaksanaan tugas jabatan
perencana.
17. Angka Kredit adalah satuan nilai dari uraian kegiatan yang ditetapkan
dalam butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai dari butir kegiatan yang
yang harus dicapai oleh Perencana dalam rangka pembinaan karier
yang bersangkutan.
18. Angka Kredit Kumulatif adalah akumulasi nilai Angka Kredit minimal
yang harus dicapai oleh Perencana sebagai salah satu syarat kenaikan
pangkat dan/atau jabatan.
19. Penetapan Kinerja Perencana adalah meliputi penetapan Angka Kredit
Kumulatif Tahunan dan penetapan Angka Kredit Kumulatif yang
berasal dari AK tugas utama dan tugas tambahan di dalam SKP; dan
angka kredit yang berasal dari unsur pengembangan profesi dan unsur
penunjang perencanaan pembangunan.
-8-

20. Penetapan Angka Kredit yang selanjutnya disingkat PAK adalah hasil
penilaian yang diberikan berdasarkan angka kredit untuk
pengangkatan atau kenaikan pangkat atau jabatan dalam Jabatan
Fungsional Perencana.
21. Periode penilaian dalam rangka penetapan angka kredit meliputi: (a)
periode penilaian SKP sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu
tahun; (b) periode penilaian angka kredit dalam rangka kenaikan
pangkat; dan (c) periode penilaian angka kredit dalam rangka kenaikan
jenjang jabatan. Tiga periode penilaian angka kredit tersebut dilakukan
secara terpisah atau digabungkan sesuai dengan kebutuhan.
22. Daftar Usul Penetapan Nilai Kinerja Perencana yang selanjutnya
disingkat DUPNK adalah formulir yang dipergunakan oleh Perencana
untuk mengajukan usul penetapan kinerja Perencana yang diperoleh
dalam 1 (satu) tahun pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan
dan perilaku kerja Perencana.
23. Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Perencana yang
selanjutnya disebut Tim Penilai adalah tim yang dibentuk dan
ditetapkan oleh Pejabat yang memiliki kewenangan menetapkan Angka
Kredit dan bertugas mengevaluasi keselarasan hasil kerja dengan tugas
yang disusun dalam SKP serta menilai capaian kinerja Perencana dalam
bentuk Angka Kredit Perencana.
24. Pejabat Penilai Kinerja Perencana selanjutnya disingkat Pejabat Penilai
adalah pejabat yang berkedudukan sebagai atasan langsung Perencana
yang mempunyai kewenangan melaksanakan penilaian kinerja
Perencana.
25. Tim Penilai Kinerja Instansi adalah tim yang dibentuk oleh Pejabat yang
Berwenang dan ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat/
Daerah yang bertugas menjamin obyektivitas penilaian oleh pejabat
penilai kinerja dan memberikan pertimbangan terhadap usulan
kenaikan pangkat dan/atau jabatan perencana.
26. Rincian Bukti Kerja adalah kelengkapan pendukung dokumen/laporan
hasil kerja/output pelaksanaan butir-butir kegiatan perencana yang
wajib dikumpulkan sebagai bahan penilaian terhadap kualitas hasil
kerja/output perencana pembangunan.
27. Standar Kualitas Hasil Kerja Perencana yang selanjutnya disingkat
SKHK adalah persyaratan kualitas mutu hasil kerja/output yang harus
dipenuhi perencana untuk mendapatkan penilaian kinerja dari Pejabat
Penilai dan Tim Penilai Kinerja Perencana. SKHK digunakan untuk
menilai: (a) unsur perencanaan pembangunan perencana ahli madya
dan perencana ahli utama; (b) unsur pengembangan profesi; dan (c)
unsur penunjang perencanaan pembangunan. Instansi Pembina akan
menerbitkan Pedoman Penilaian Berdasarkan SKHK.
28. Pejabat yang berwenang untuk menetapkan angka kredit adalah;
a. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) atau Pejabat lain
-9-

satu tingkat di bawahnya yang ditunjuk oleh Menteri PPN/ Kepala


Bappenas, bagi Perencana Utama di Kementerian PPN/ Bappenas
dan instansi lain di pusat dan daerah.
b. Menteri/Kepala Lembaga atau pejabat lain satu tingkat di bawahnya
yang ditunjuk bagi Perencana Pertama sampai dengan Perencana
Madya di lingkungan instansi pusat.
c. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kesekretariatan
untuk Angka Kredit Perencana ahli pertama sampai dengan
perencana ahli madya di lingkungan Instansi Daerah.

29. Rapat Pleno adalah rapat Tim Penilai untuk menetapkan angka kredit
Perencana dan harus dihadiri sekurang-kurangnya 1/2 n + 1 dari
seluruh anggota Tim Penilai, dimana n adalah jumlah seluruh anggota
Tim Penilai. Apabila diperlukan rapat pleno dapat mengundang Pejabat
Penilai sebagai atasan langsung perencana.
30. Berita Acara Penetapan Angka Kredit (BAPAK) adalah laporan akhir
penilaian angka kredit dan ditandatangani seluruh Tim Penilai yang
hadir dalam rapat pleno penilaian angka kredit, untuk ditetapkan
menjadi SK Penetapan Angka Kredit oleh Pejabat yang Berwenang
Menetapkan angka Kredit.
31. Tim Penilai Perencana terdiri atas: (1) Tim Penilai Pusat dan (2) Tim
Penilai Unit Kerja.
32. Tim Penilai Pusat melakukan penilaian angka kredit bagi instansi yang
belum memiliki Tim Penilai dan penilaian angka kredit kenaikan
pangkat/jabatan bagi Perencana Ahli Utama dan Perencana Ahli Madya
Pangkat/ Golongan Pembina Utama Muda/IV/c di instansi pusat dan
di instansi daerah.
33. Tim Penilai Unit Kerja melakukan penilaian angka kredit kenaikan
pangkat/jabatan bagi Perencana Ahli Pertama sampai dengan
Perencana Ahli Madya Pangkat/ Golongan Pembina Tingkat I/ IV/b di
instansi pusat dan di instansi daerah.
34. Sekretaris Tim Penilai adalah Sekretaris yang membantu Ketua tim
penilai kinerja perencana dalam melaksanakan tugasnya.
35. Tim Penilai Teknis adalah Tim yang membantu tim penilai dalam
melakukan penilaian terhadap hasil kegiatan perencanaan bersifat
khusus yang memerlukan keahlian tertentu, yang akan diberhentikan
setelah tugas penilaiannya selesai.
- 10 -

BAB III
DASAR PERTIMBANGAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

A. Penilaian dan Penetapan Angka Kredit


1. Penilaian kinerja Perencana bertujuan untuk menjamin obyektivitas
pembinaan yang didasarkan sistem prestasi dan sistem karier.
2. Penilaian kinerja Perencana dilakukan berdasarkan perencanaan
kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi,
dengan memperhatikan sasaran, target angka kredit, capaian, hasil
dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.
3. Penilaian kinerja Perencana dilakukan secara objektif, terukur,
akuntabel, partisipatif, dan transparan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Penilaian dan pemberian angka kredit ditentukan atas dasar hasil
pemeriksaan bukti fisik, yang dilengkapi dengan persyaratan dan
dokumen pendukung.
5. Dalam menilai dokumen bukti fisik yang dihasilkan oleh perencana
jenjang jabatan ahli pertama dan ahli muda, angka kredit diberikan
terhadap setiap proses yang dilakukan untuk menghasilkan
dokumen tersebut (penilaian by process). Sehingga satu dokumen/
laporan di dalamnya mengandung beberapa satuan hasil/output
dari butir-butir kegiatan perencanaan pembangunan sebagaimana
diatur dalam pasal 8 dan pasal 9, serta termuat pada Lampiran 1
PermenPAN RB tentang JFP.
6. Dalam menilai bukti fisik yang dihasilkan perencana jenjang
jabatan ahli madya dan ahli utama, angka kredit diberikan terhadap
luaran (by output) yang dihasilkan dari satu butir kegiatan
perencanaan pembangunan. Sehingga satu dokumen/laporan di
dalamnya hanya mengandung satu hasil kerja/output saja.
7. PermenPAN RB tentang JFP pasal 8 mengatur rincian butir-butir
kegiatan perencanaan untuk setiap jenjang jabatan perencana dan
pasal 9 mengatur hasil kerja dari setiap butir-butir kegiatan
perencanaan tersebut. Besaran angka kredit untuk setiap butir
kegiatan dan hasil kerja tersebut dituangkan dalam lampiran 1
PermenPAN RB tentang JFP.
Di dalam uraian selanjutnya dijelaskan mengenai Dokumen/ Laporan
per jenjang Jabatan Fungsional Perencana, sebagai berikut:
a. Dokumen/Laporan Perencana Ahli Pertama dan Perencana Ahli
Muda
1. Dokumen/laporan – secara teknis-substantif – merupakan
”hasil akhir” kegiatan perencanaan atau “keluaran antara” yang
disusun dan diperlukan dalam rangka melaksanakan proses
atau tahap-tahap perumusan kebijakan dan perencanaan
pembangunan.
- 11 -

2. Dokumen/laporan di atas disusun secara sistematis


sebagaimana lazimnya sebuah dokumen yang sekurang-
kurangnya memuat:
a. pendahuluan/latar belakang/penjelasan urgensi;
b. kerangka pemikiran atau kerangka logis;
c. metodologi;
d. analisis dan hasil analisisnya; dan
e. kesimpulan atau rekomendasi kebijakan.
3. Butir-butir kegiatan perencanaan pembangunan harus
dirangkai secara logis, sistematis dan lengkap ke dalam suatu
dokumen/ laporan atau bagian dari dokumen/laporan yang
menggambarkan proses atau tahapan penyusunan
dokumen/laporan.
4. Jumlah angka kredit dari satu dokumen bukti fisik dihitung
berdasarkan hasil penjumlahan angka kredit dari setiap satuan
hasil kerja/ouput butir-butir kegiatan perencanaan
pembangunan yang – menurut tim penilai dinilai logis -
terkandung di dalam suatu dokumen laporan.
5. Dengan demikian, apabila satu dokumen/laporan yang hanya
memuat 1 (satu) butir kegiatan dianggap tidak logis atau tidak
lazim sebagai suatu dokumen kebijakan atau dokumen rencana,
maka dokumen tersebut tidak dapat memperoleh angka kredit.
Contoh dokumen/laporan semacam itu adalah satu
dokumen/laporan yang hanya memuat butir kegiatan
“merumuskan permasalahan” saja.
6. Contoh 1:
Sdr. Hidayat, seorang Perencana Ahli Muda dengan pangkat
III/c di Bappeda Kota Tasikmalaya, menyampaikan satu bukti
fisik berupa dokumen/laporan ”Hasil Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Tasikmalaya Tahun
2020”. Sdr. Hidayat meng-klaim bahwa bukti fisik tersebut
memperoleh angka kredit sejumlah 2,77, karena menurut
perhitungannya butir-butir kegiatan yang termuat dalam
dokumen/laporan mengandung sejumlah angka kredit sebagai
berikut:

Butir-butir kegiatan perencanaan Angka


No.
pembangunan Kredit
1. Melakukan persiapan evaluasi rencana 0,25
pembangunan tahunan (Perencana Pertama)
2. Mengidentifikan permasalahan (Perencana Pertama) 0,10
3. Merumuskan permasalahan (Perencana Pertama) 0,10
4. Inventarisasi dan identifikasi data sekunder 0,12
(Perencana Pertama)
5. Memformulasikan sajian untuk análisis (Perencana 0,15
Muda)
6. Menganalisis data dan informasi (Perencana 0,25
Pertama)
- 12 -

7. Menyajikan data dan informasi (Perencana Pertama) 0,10


8. Mengolah data dan informasi dalam rangka evaluasi 0,50
rencana pembangunan tahunan (Perencana
Pertama)
9. Mengendalikan pengendalian dan evaluasi 1,20
pelaksanaan rencana pembangunan (Perencana
Muda)
Jumlah angka kredit di dalam 1 dokumen ini 2,77

Apabila Tim Penilai – setelah memeriksa dokumen/ laporan –


menilai bahwa: (1) isi tulisan atau substansi setiap butir
kegiatan dinilai telah benar-benar menggambarkan hasil kerja/
output yang relevan sebagai satu butir kegiatan perencanaan,
dan (2) seluruh butir-butir kegiatan perencanaan, dinilai relevan
dan logis sebagai bagian dari suatu dokumen/laporan evaluasi
RKPD Kota Tasikmalaya, maka kepada Sdr. Hidayat diberikan
angka kredit sebesar 2,77. Sedangkan apabila ditemukan salah
satu atau beberapa butir kegiatan tidak relevan/tidak logis, atau
mengandung pengulangan substansi lebih dari satu butir
kegiatan, maka tim penilai dapat mencoret/menghilangkan
salah satu atau beberapa butir kegiatan tersebut, sehingga
mengurangi total angka kredit.
Apabila Sdr. Hidayat menyelesaikan dokumen rencana tersebut
bersama 3 (tiga) anggota tim lainnya dengan jenjang jabatan
yang sama, maka ketiganya akan memperoleh jumlah angka
kredit yang sama besarnya dengan jumlah angka kredit Sdr.
Hidayat, yaitu 2,77. Sedangkan jika dalam tim penyusun
dokumen laporan tersebut terdapat salah seorang anggota tim
yang memiliki jenjang jabatan berbeda, misalnya Sdr. Vega
Lestari, seorang Perencana Ahli Pertama dengan pangkat III/b,
maka untuk dokumen/laporan yang sama tersebut, jumlah
angka kredit yang diperoleh Sdr Vega akan berbeda, yaitu 2,50.
Jumlah angka kredit tersebut dihitung dengan cara sebagai
berikut:
Contoh 2:
Angka
No. Butir-butir kegiatan perencanaan pembangunan
Kredit
1. Melakukan persiapan evaluasi rencana pembangunan 0,25
tahunan (Perencana Pertama)
2. Mengidentifikan permasalahan (Perencana Pertama) 0,10
3. Merumuskan permasalahan (Perencana Pertama) 0,10
4. Inventarisasi dan identifikasi data sekunder (Perencana 0,12
Pertama)
5. Memformulasikan sajian untuk análisis (Perencana 0,12
Muda) = 80% x 0,15
6. Menganalisis data dan informasi (Perencana Pertama) 0,25
7. Menyajikan data dan informasi (Perencana Pertama) 0,10
8. Mengolah data dan informasi dalam rangka evaluasi 0,50
rencana pembangunan tahunan (Perencana Pertama)
9. Mengendalikan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan 0,96
rencana pembangunan (Perencana Muda) = 80% x 1,20
- 13 -

Jumlah angka kredit di dalam 1 dokumen ini 2,50

b. Dokumen/Laporan Perencana Ahli Madya dan dan Perencana Ahli


Utama
1. Dokumen/laporan berupa dokumen utuh yang merupakan
”hasil akhir” rangkaian keseluruhan siklus perencanaan
pembangunan atau hasil akhir dari tahap: 1) identifikasi
masalah/isu strategis/ agenda setting; 2) kegiatan perumusan
kebijakan/penyusunan rencana pembangunan dan
penganggaran; 3) adopsi/legitimasi rencana pembangunan; 4)
pengendalian/pemantauan pelaksanaan rencana
pembangunan; 5) evaluasi pelaksanaan kebijakan/rencana
pembangunan.
2. Dengan demikian hasil kerja/output tugas perencana ahli madya
dan perencana ahli utama dapat berupa, namun tidak terbatas,
pada: hasil kajian, makalah kebijakan (policy paper),
rekomendasi kebijakan berupa policy brief atau policy note,
background study, dokumen rencana pembangunan, dokumen
anggaran, hasil telaahan proses adopsi dan legitimasi, dokumen
hasil pengendalian dan pemantauan, laporan hasil evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan, atau bahan pendukung
lain yang diperlukan dalam rangka penyusunan rencana
pembangunan atau pengendalian, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan.
3. Satu dokumen/laporan merupakan hasil kerja/output satu butir
kegiatan saja. Sehingga satu dokumen/laporan tidak
diperbolehkan mengandung lebih dari satu hasil kerja/output.
Tim Penilai akan menggunakan lembar penilaian yang memiliki
kriteria dan bobot penilaian setiap komponen sebagaimana
format pada lampiran 1 Peraturan Menteri PPN/ Kepala
Bappenas ini.
4. Besar angka kredit yang tertulis pada “kolom 6” lampiran 1
PermenPAN RB Tentang JFP merupakan angka kredit maksimal
untuk setiap hasil kerja/output setiap butir kegiatan. Angka
kredit sesungguhnya yang diperoleh dari setiap hasil kerja/
output, ditentukan oleh angka nilai yang diberikan tim penilai di
dalam lembar penilaian, berdasarkan kriteria dan bobot
penilaian. Angka nilai merupakan persentase yang dikalikan
dengan angka kredit maksimal dari setiap hasil kerja/output
yang tertulis pada “kolom 6” tersebut.
5. Kriteria dan Bobot Penilaian pada setiap Sub-Unsur
Perencanaan Pembangunan disajikan pada Tabel 1 sebagai
berikut:
- 14 -

Tabel 1
Kriteria dan bobot penilaian hasil kerja/output
jabatan perencana ahli madya dan perencana ahli utama
No. Sub-unsur Perencanaan Kriteria dan Bobot penilaian
Pembangunan
1. Identifikasi masalah/ isu Identifikasi masalah (10%)
strategis Metode yang relevan (15%)
Pembahasan dan analisis
2.. Penyusunan Kebijakan
masalah (25%)
Rencana Pembangunan
Kesimpulan (10%)
Rekomendasi Kebijakan (15%)
Manfaat untuk/relevansi dengan
perencanaan pembangunan (20%)
Sistematika penulisan (format,
logika, bahasa: 5%)
3. Adopsi dan Legitimasi Rencana Latar Belakang (15%)
Pembangunan Analisis dan Pembahasan (20%)
Pilihan Kebijakan (25%)
Rekomendasi Kebijakan (20%)
Koherensi Laporan (10%)
4. Pelaksanaan Rencana Pendahuluan (20%)
Pembangunan: Pengendalian Latar belakang, landasan penulisan
dan Pemantauan Pelaksanaan (filosofis, sosiologis, yuridis, empiris),
rencana pembangunan pemilihan fokus atau isu/masalah
pengendalian, pemantauan atau
5. Evaluasi Pelaksanaan Rencana evaluasi;
Pembangunan Pembahasan (40%)
Metodologi pengendalian dan
pemantauan atau metodologi
evaluasi, Pengolahan dan penyajian
data, Analisis hasil pengendalian dan
pemantauan/ hasil evaluasi;
Penutup (30%)
Simpulan analisis, Rekomendasi hasil
pengendalian dan pemantauan/ hasil
evalusi, serta rekomendasi tindak
lanjut yang diperlukan;
Teknik Penulisan (10%)
Struktur dan Sistimatika penulisan,
validasi data, Penyajian data dalam
tulisan, dan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik.

6. Contoh 3:
Sdr. Hasudungan Batubara seorang Perencana Madya dengan
pangkat IV/b di Provinsi Sumatera Utara menghadiri
Musrenbang Provinsi. Sdr. Hasudungan membuat laporan
telaahan dan memberikan rekomendasi kebijakan
pembangunan infrastruktur Danau Toba untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi pariwisata. Dokumen/Laporan telaahan
tersebut diklaim oleh Sdr. Hasudungan sebagai hasil kerja
kegiatan “Melakukan Telaahan Lingkup Sektoral/Regional
dalam Musrenbang Provinsi Sumatera Utama dalam rangka
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah” dengan angka
kredit sebesar 2,25. Dengan menggunakan lembar penilaian Tim
- 15 -

Penilai memberikan angka nilai sebagai berikut:


- Latar belakang (15%) ............................. 70 = 10,5
- Analisis dan Pembahasan (30%) ............ 80 = 24,0
- Pilihan Kebijakan (25%) ........................ 60 = 15,0
- Rekomendasi Kebijakan (20%) ............... 60 = 12,0
- Koherensi Laporan (10%) ....................... 70 = 7,0
---------------- +
Total Angka Nilai 68,5
Dengan demikian Sdr. Hasudungan memperoleh angka kredit
sebesar 68,5% x 2,25 = 1,54

B. Penjelasan Tambahan dan dasar pertimbangan lain


1. Pada lampiran 1 PermenPAN RB JFP termuat bahwa untuk
melaksanakan kegiatan perencanaan pembangunan, setiap butir
kegiatan telah ditetapkan jenjang jabatannya. Penentuan jenjang
jabatan ditentukan berdasarkan kualifikasi dan kompetensi dari
setiap jenjang jabatan untuk melaksanan tugas jabatan.
2. Apabila pada suatu unit/satuan kerja tidak terdapat Perencana
yang sesuai dengan jenjang jabatan untuk melaksanakan butir
kegiatan perencanaan pembangunan tersebut, maka perencana
yang satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang
jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut, berdasarkan
penugasan tertulis dari atasan langsung atau pimpinan unit kerja
yang bersangkutan, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Perencana yang melaksanakan kegiatan yang merupakan tugas
perencana satu jenjang di atas jabatannya, akan memperoleh
angka kredit sebesar 80% dari jumlah angka kredit yang
seharusnya;
b. Perencana yang melaksanakan kegiatan yang merupakan tugas
perencana satu jenjang di bawah jabatannya, akan memperoleh
angka kredit yang sama (atau 100% dari jumlah angka kredit
yang seharusnya).
c. Perencana ahli muda yang melaksanakan kegiatan perencana
ahli madya, selain mengikuti ketentuan butir 2.a. di atas, dalam
hal penulisan laporan harus mengikuti ketentuan penulisan
laporan kegiatan/output perencana ahli madya, dengan
ketentuan: (1) tidak boleh mengandung lebih dari satu butir
kegiatan/ output; (2) penilaian menggunakan lembar penilaian;
dan (3) AK yang tercantum merupakan AK maksimal tergantung
pada angka nilai di dalam lembar penilaian.
d. Namun sebaliknya, perencana ahli madya yang melaksanakan
kegiatan perencana ahli muda, dalam hal penulisan laporan
tetap harus mengikuti ketentuan penulisan laporan kegiatan/
output perencana ahli madya.
3. Terhadap penugasan untuk melakukan kegiatan perencanaan yang
- 16 -

diberikan secara berkelompok atau tim, jumlah anggota tim yang


diperbolehkan sebanyak-banyaknya 4 (empat) orang. Untuk
menghindari adanya free-rider atau anggota tim yang tidak ikut
bekerja atau berkontribusi, setiap atasan langsung di dalam
penugasan tertulisnya harus membedakan pembagian tugas setiap
anggota tim. Jumlah angka kredit yang diberikan kepada masing-
masing anggota tim – yang memiliki jenjang jabatan sama – adalah
sama besar. Sedangkan apabila terdapat perbedaan jenjang jabatan
dari salah satu atau beberapa anggota tim, maka jumlah angka
kredit yang diperoleh juga akan berbeda, sesuai dengan jenjang
jabatannya. Perbedaan perolehan angka kredit tersebut disebabkan
perbedaan jenjang jabatan, yang mempunyai variasi jumlah angka
kredit sebesar 0%, 80% atau 100% dari jumlah angka kredit yang
seharusnya.
4. Contoh 4:
Perencana tidak diberikan angka kredit atau memperoleh angka
kredit 0%, apabila melaksanakan butir kegiatan perencanaan yang
merupakan tugas jenjang jabatan lebih dari satu tingkat di atas atau
di bawah jenjang jabatannya. Jadi apabila seorang Perencana meng-
klaim bahwa dia telah menghasilkan satu butir kegiatan dan telah
dimuat di dalam suatu laporan, namun jenjang jabatannya berada
pada dua/tiga tingkat di atas atau dua/tiga tingkat di bawah dari
jenjang jabatan yang ditentukan sebagai pelaksana butir kegiatan,
maka untuk butir kegiatan tersebut, perencana yang bersangkutan
tidak dapat memperoleh angka kredit atau memperoleh angka kredit
sebesar 0% dari jumlah angka kredit yang seharusnya.
BAB IV
KEGIATAN YANG DAPAT DINILAI DAN DIBERIKAN ANGKA KREDIT

I. Unsur Kegiatan Perencanaan Pembangunan


A. Sub Unsur Identifikasi Masalah/ Isu Strategis
1. Uraian butir kegiatan: Mengidentifikasi Permasalahan; AK: 0,10;
Perencana Ahli Pertama.
Kegiatan Mengidentifikasi Permasalahan, dapat berkaitan namun
tidak terbatas dengan kegiatan:
1) Mengidentifikasi/menemukan/mengiventarisasi masalah dalam
perumusan kebijakan publik dan perencanaan pembangunan.
Masalah dapat ditemukan dalam laporan hasil evaluasi atau
diperoleh dari hasil pemantauan dan masukan/ kritik dari
masyarakat/stakeholders. Diupayakan menemukan sebanyak
mungkin permasalahan atas dasar berbagai perspektif/ aspek
kebijakan publik/ perencanaan pembangunan; dan
2) Melakukan analisis dan menentukan jenis permasalahan yang
dihadapi, yaitu: a) masalah yang terjadi saat ini (existing problem);
b) masalah yang belum terjadi namun diperkirakan akan terjadi di
masa datang (emerging problem); dan c) masalah yang belum
terjadi namun perlu diantisipasi (anticipating problem); dan
3) Melakukan inventarisasi sumber data yang potensial dalam rangka
identifikasi permasalahan. Sumber daya dimaksud adalah sumber
daya pembangunan mencakup sumber daya keuangan, sumber
daya manusia, teknologi, dan sebagainya yang diperkirakan dapat
digunakan untuk mengatasi masalah pembangunan.
Bukti Fisik:
Laporan atau bagian dari suatu laporan memuat hasil identifikasi
permasalahan, yang menjelaskan secara logis mulai dari berbagai
masalah, jenis permasalahan dan hasil inventarisasi sumber daya
yang potensial dan diperkirakan akan menjadi solusi penyelesaian
masalah.
Contoh :
Sdr. Ahmad Setiawan SE, Fungsional Perencana Ahli Pertama
ditugaskan untuk melakukan inventarisasi dan permasalahan pokok
kemiskinan di Kota Bogor. Sdr. Ahmad Setiawan menginvetarisasi
sumber daya tersebut dari data Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Penerimaan Asli Daerah
(PAD), dan masyarakat setempat. Adapun Sdr. Ahmad Setiawan juga
menemukan berbagai masalah kemiskinan baik yang existing
maupun emerging. Sesuai dengan laporan atau bagian dari laporan
yang dibuat tersebut Sdr. Ahmad Setiawan mendapatkan Angka
Kredit sebesar 0,10.
2. Uraian butir kegiatan Merumuskan Permasalahan; AK: 0,10;
Perencana Ahli Pertama
Kegiatan Merumuskan Permasalahan, dapat berkaitan namun tidak
- 18 -

terbatas dengan kegiatan:


a. Menganalisis dan Menentukan tingkat permasalahan: penting
(urgent), strategis, mendesak, jangka pendek atau jangka panjang.
Penentuan tingkat permasalahan diharapkan akan menghasilkan
rumusan masalah pokok (core problem) dan membuat pernyataan
masalah (problem statement) yang jelas (clear); dan
b. Menentukan faktor-faktor penyebab permasalahan dalam rangka
perumusan permasalahan. Setelah diketahui jenis dan tingkat
permasalahan yang dihadapi, kemudian diidentifikasi penyebab
timbulnya permasalahan tersebut.
Bukti Fisik:
Laporan atau bagian dari suatu laporan memuat Perumusan
Permasalahan dan menjelaskan rumusan masalah pokok (core
problem) dan/atau pernyataan masalah (problem statement) yang
jelas (clear); serta faktor-faktor penyebab permasalahan.
Contoh:
Sdr. Putra Siregar, ST, Fungsional Perencana Ahli Pertama
ditugaskan untuk menemukan tingkat permasalahan dari kepadatan
lalu lintas yang dihadapi Kota Bogor dan menemukan faktor yang
mengakibatkan kepadatan lalu lintas di Kota Bogor. Berdasarkan
pengamatan yang seksama, Sdr. Putra Siregar memastikan
kepadatan lalu lintas di kota Bogor sudah pada tingkat yang rawan
dan mendesak untuk dicarikan solusinya. Dia juga menemukan
bahwa penyebab utama kepadatan lalu lintas di Kota Bogor adalah
letak terminal bus yang berdekatan dengan Kebun Raya Bogor.
Dengan laporan tersebut, Sdr. Putra Siregar mendapatkan angka
kredit sebesar 0,10
3. Uraian butir kegiatan Identifikasi dan Inventarisasi Data Sekunder;
AK:0,12; Perencana Ahli Pertama.
Kegiatan ini berkaitan dengan pengumpulan data, fakta dan
informasi yang bersumber dari buku, jurnal, laporan kajian,
dokumen dan berbagai media cetak dan elektronik lainnya. Metode,
norma dan kaidah pengumpulan data dan penulisan laporan
pengumpulan data sekunder, mengikuti ketentuan dan kelaziman
dalam penulisan karya ilmiah. Misalnya dalam penulisan nama dan
sumber referensi data sekundernya.
Bukti Fisik:
Hasil pengumpulan data sekunder dituangkan dan merupakan
bagian dari dokumen kebijakan publik atau rencana pembangunan.
Contoh :
Sdr. Annisa Diara, SE, Fungsional Perencana Ahli Pertama
ditugaskan untuk mengumpulkan data sekunder mengenai
pelaksanaan program pengentasan kemiskinan dan hasilnya di
tingkat nasional maupun provinsi melalui publikasi BPS dan media
- 19 -

cetak lainnya. Dengan laporan tersebut, Sdr. Annisa Diara


mendapatkan angka kredit sebesar 0,12.
4. Uraian butir kegiatan Identifikasi dan Inventarisasi Data Primer; AK:
0,15; Perencana Ahli Pertama
Kegiatan Identifikasi dan Inventarisasi Data Primer berkaitan namun
tidak terbatas dengan kegiatan:
1) Menyusun disain dan instrumen pengumpulan data primer. Pada
tahap ini Perencana merancang metode dan alat (instrument)
pengumpulan data primer berdasarkan kerangka berfikir (logical
framework) yang dibangun untuk mencapai tujuan pengumpulan
data primer.
2) Melakukan pengumpulan data langsung dari responden pertama,
melalui berbagai metode pengumpulan data: kuesioner, survei,
wawancara atau pengamatan atau metode/instrument lainnya.
Bukti Fisik:
Kegiatan penyusunan desain dan instrumen menggambarkan
langkah-langkah, metode, dan alat yang diperlukan dalam sebuah
kegiatan kajian perencanaan dan termuat dalam sebuah laporan
dalam rangka penyusunan rencana pembangunan. Adapun
pengumpulan data primer, termuat dalam suatu dokumen laporan
dalam rangka penyusunan rencana pembangunan.
Contoh :
Sdr. Retno Lestari, SE, Fungsional Perencana Ahli Pertama
ditugaskan menyusun disain dan instrumen program pengentasan
kemiskinan serta mengumpulkan data primer penduduk miskin
langsung dari desa-desa di Kabupaten Sigli. Seluruh kegiatan
tersebut termuat dalam suatu dokumen laporan Hasil Inventarisasi
dan Identifikasi Data Primer dalam rangka penyusunan rencana
pembangunan. Dengan laporan tersebut, Sdr. Retno Lestari
mendapatkan angka kredit sebesar 0,15
5. Uraian butir kegiatan Mengolah Data dan Informasi; AK: 0,10;
Perencana Ahli Pertama
Kegiatan Mengolah Data dan Informasi berkaitan dengan kegiatan
namun tidak terbatas dengan:
1) Melakukan tabulasi dan kodifikasi data dalam rangka pengolahan
data dan informasi. Kodifikasi data yang dimaksud adalah
melakukan pemberian kode sebagai dasar untuk pengelompokan
data sesuai kebutuhan. Batas minimal jumlah data (record) yang
dapat diberikan angka kredit tidak ditentukan. Namun mengikuti
ketentuan dan kelaziman dokumen rencana pembangunan.
2) Memasukkan data dan informasi dalam rangka pengolahan data
dan informasi. Pemasukan data merupakan kelanjutan dari
kodifikasi data yang umumnya dilakukan dengan pengetikan (key-
in) ke dalam suatu sistem.
- 20 -

3) Melakukan tabulasi data dan informasi dalam rangka pengolahan


data dan informasi. Tabulasi data dimaksud adalah menyusun
semua data primer dan data sekunder ke dalam bentuk tabel
sesuai keperluan.
4) Mengolah data dalam rangka pengolahan data dan informasi.
Pengolahan data yang dimaksud adalah mengolah data menjadi
informasi yang berguna, bervariasi dari tingkat yang sangat mudah
sampai dengan yang sangat sulit.
Bukti Fisik:
Laporan atau bagian dari suatu Laporan Hasil Pengolahan Data dan
Informasi dapat memuat beberapa kegiatan, seperti hasil
pengkodifikasian data, proses memasukkan data disertai hasil
cetaknya (print-out) data yang telah dimasukkan ke dalam suatu
media olah data (dalam bentuk flashdisk atau media penyimpanan
lainnya), hasil dari sebuah proses memasukkan data dan informasi
dalam sebuah tabel, dan hasil kegiatan pengolahan data yang
dilampiri dengan bukti datanya. Seluruh kegiatan tersebut termuat
dalam laporan dalam rangka menyusun rencana pembangunan.
Contoh :
Sdr. Muhammad Farhan SE, Fungsional Perencana Ahli Pertama
ditugaskan untuk melakukan Pengolahan Data dan Informasi di
suatu desa. Kegiatan tersebut diawali dengan kodifikasi terhadap
data primer yang masuk berdasarkan desa dan jenis pekerjaan (mata
pencaharian). Berdasarkan kodifikasi yang telah dilakukan,
selanjutnya Sdr. Muhammad Farhan memasukkan data keluarga
miskin sebesar 543 unit ke dalam media penyimpanan flashdisk.
Dari data yang didapat Sdr. Muhammad Farhan membuat tabulasi
data primer berdasarkan kodifikasi yang telah ditentukan dan tabel
yang diperlukan. Kemudian, Sdr. Muhammad Farhan mengolah data
berdasarkan kategori desa dan mata pencaharian. Dari pengolahan
data tersebut dapat dilihat jumlah penduduk miskin pada masing-
masing kategori desa dan mata pencahariannya. Dengan laporan
tersebut, Sdr. Muhammad Farhan mendapatkan angka kredit
sebesar 0,10.
6. Uraian butir kegiatan Mengefektifkan Pelaksanaan Pengumpulan
Data; AK: 0,12; Perencana Ahli Pertama
Kegiatan Mengefektifkan Pelaksanaan Pengumpulan Data, berkaitan
namun tidak terbatas dengan kegiatan:
1) Mengefektifkan pelaksanaan pengumpulan, penyajian, dan
penganalisaan data dan informasi. Kegiatan yang dimaksud adalah
mengkaji efektivitas pengumpulan data dan informasi yang
berkaitan dengan hasil pelaksanaan suatu rencana pembangunan.
2) Mengefektifkan tujuan pengumpulan, penyajian, dan
penganalisaan data dan informasi. Kegiatan dimaksud adalah
mengkaji efektivitas tujuan pengumpulan data untuk penilaian
- 21 -

hasil pelaksanaan suatu rencana.


Bukti Fisik:
Laporan Pelaksanaan Pengumpulan Data yang memuat kegiatan
kajian tentang efektivitas pelaksanaan dan efektivitas tujuan yang
berkaitan dengan hasil pelaksanaan dan dimuat dalam laporan
dalam rangka evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan.
Contoh :
Sdr. Ivan Karim, SE. Fungsional Ahli Perencana Pertama ditugaskan
untuk melakukan Pelaksanaan Pengumpulan Data mengenai
perkembangan bangunan pertokoan sebagai evaluasi atas
pemberlakuan Peraturan Daerah tentang Bangunan Perdagangan
dan Pertokoan. Kegiatan tersebut diawali dengan melakukan
efektifitas pelaksanaan pengumpulan data perkembangan bangunan
pertokoan, dengan hasil yang diperoleh adalah bahwa pelaksanaan
tersebut kurang efektif karena arus perkembangan bangunan
pertokoan banyak yang tidak tercatat. Selanjutnya Sdr. Ivan Karim
melakukan efektifitas tujuan pengumpulan data dan informasi
sebagai evaluasi atas pemberlakuan Peraturan Daerah tentang
Bangunan Perdagangan dan Pertokoan. Ia menyimpulkan bahwa
tujuan pengumpulan data yang dilakukan kurang efektif karena
tidak mencangkup tentang omzet perdagangan dari pemilik
pertokoan dimaksud. Dengan laporan tersebut, Sdr. Ivan Karim
mendapatkan angka kredit sebesar 0,12
7. Uraian butir kegiatan Menganalisis Data dan Informasi: AK: 0,25;
Perencana Ahli Pertama
Kegiatan Menganalisis Data dan Informasi berkaitan namun tidak
terbatas dengan kegiatan:
1) Menganalisis hasil-hasil pembangunan dalam rangka analisis data
dan informasi. Analisis hasil pembangunan dilakukan hanya
terhadap kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan.
2) Mengevaluasi data yang sudah ada dalam rangka analisis data dan
informasi. Evaluasi data-data dimaksud dilakukan terhadap data
yang sudah ada dikaitkan dengan kebutuhan analisa
pembangunan.
3) Menyusun neraca sumber daya yang potensial dalam rangka
analisis data dan informasi. Sumber daya dimaksud adalah
sumber daya pembangunan mencakup sumber daya keuangan,
SDM, teknologi, dan sebagainya yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah pembangunan.
Bukti Fisik :
Laporan Hasil Analisis Data dan Informasi yang terdiri dari beberapa
kegiatan seperti kegiatan analisis hasil-hasil pembangunan, kegiatan
evaluasi data-data pembangunan, dan kegiatan penyusunan neraca
sumber daya yang potensial yang dipergunakan dan disusun dalam
sebuah laporan dalam rangka penyusunan rencana pembangunan.
- 22 -

Contoh :
Sdr. Anastasya Putri, SE, Fungsional Perencana Ahli Pertama
ditugaskan untuk melakukan analisis data dan informasi
pembangunan di sektor pertanian. Hal yang dilakukan oleh Sdr.
Anastasya Putri adalah menganalisis hasil-hasil pembangunan di
sektor pertanian selama 3 tahun terakhir, selanjutnya melakukan
evaluasi data yang sudah ada dengan kebutuhan analisa
pembangunan yang dilakukan. Setelah data tersebut terkumpul, Sdr.
Anastasya Putri menyusun neraca sumber daya potensial
pembangunan di sektor pertanian. Dengan laporan tersebut, Sdr.
Anastasya Putri mendapatkan angka kredit sebesar 0,25.
8. Uraian butir kegiatan Menyajikan Data dan Informasi; AK: 0,10;
Perencana Ahli Pertama
Kegiatan Menyajikan Data dan Informasi berkaitan namun tidak
terbatas dengan kegiatan:
1) Membuat diagram dan tabel dalam rangka penyajian data dan
informasi. Diagram dan tabel dimaksud diperlukan untuk
memudahkan analisis masalah. Angka kredit dapat diberikan,
apabila kegiatan pembuatan diagram dan tabel tersebut sesuai
dimaksud dalam surat penugasan (work-order).
2) Menyajikan latar belakang masalah/elaborasi dari data dan
informasi yang disajikan. Penyajian latar belakang masalah
disusun berdasarkan informasi data primer/sekunder yang telah
diolah.
Bukti Fisik :
Laporan Penyajian Data dan Informasi yang memuat diagram dan
tabel dalam laporan yang selanjutnya dilakukan penulisan latar
belakang masalah pembangunan yang disusun berdasarkan data
dan informasi yang telah diolah.
Contoh :
Sdr. Diki Setiawan, ST, Fungsional Perencana Ahli Pertama
ditugaskan untuk membuat laporan Penyajian Data dan Informasi
mengenai masalah kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan
tersebut diawali dengan pembuatan diagram dan tabel untuk
keperluan presentasi dengan pihak terkait. Selanjutnya Sdr. Diki
Setiawan menulis latar belakang masalah berdasarkan data yang
telah diolah. Dari data tersebut, ia menemukan bahwa kemiskinan di
kabupaten Banyuwangi lebih banyak berupa kemiskinan temporer
karena banyaknya pengangguran yang terjadi selama krisis. Dengan
laporan tersebut, Sdr. Diki Setiawan mendapatkan angka kredit
sebesar 0,10.
9. Uraian butir kegiatan Memformulasikan Sajian untuk Analisis; AK:
0,15; Perencana Ahli Muda.
Kegiatan Memformulasikan Sajian Untuk Analisis berkaitan namun
tidak terbatas dengan kegiatan penyajian data-data dan informasi
- 23 -

lainnya sebagai bahan analisis, dengan memadukan latar belakang


masalah, fakta yang ada, serta potensi yang tersedia.
Bukti Fisik :
Hasil memformulasikan permasalahan, fakta, dan potensi yang
tersedia dan disajikan dalam bentuk laporan tertulis yang
merupakan bagian dari analisis dalam penyusunan rencana
pembangunan.
Contoh :
Sdr. Solihin Pratama ST, Fungsional Perencana Muda ditugaskan
untuk menyusun formula sajian unuk keperluan analisis
berdasarkan latar belakang masalah, fakta yang ada, dan potensi
daerah dalam program pengentasan kemiskinan. Dengan laporan
tersebut, Sdr. Solihin Pratama mendapatkan angka kredit sebesar
0,15.
10. Uraian butir kegiatan Melakukan Riset Kebijakan Untuk
Menghasilkan Dokumen Bahan Kebijakan Perencanaan
Pembangunan (Policy Paper); AK: 1,00; Perencana Ahli Muda
Kegiatan Melakukan Riset Kebijakan Untuk Menghasilkan Dokumen
Bahan Kebijakan Perencanaan Pembangunan berkaitan namun tidak
terbatas dengan kegiatan:
1) Menyusun spesifikasi dan asumsi model kebijakan publik.
Spesifikasi model dimaksud adalah menentukan variabel yang
berpengaruh dalam model; kemudian menyusun hubungan antara
variabel yang ada
2) Menentukan asumsi dalam model-model analisis kebijakan.
Asumsi/ hipotesa dimaksud disusun berdasarkan spesifikasi
model serta pemahaman terhadap permasalahan yang ada.
3) Melakukan penilaian alternatif kebijakan dan pemberian
rekomendasi kebijakan publik. Kriteria dimaksud adalah ukuran
dalam menilai berbagai alternatif yang ada. Alternatif dapat berupa
alternatif kebijakan/program/kegiatan/proyek.
4) Merangkum gagasan berdasarkan berbagai sudut pandang,
pemikiran atau cara yang baru sebagai bahan untuk menyusun
rekomendasi-rekomendasi kebijakan perencanaan pembangunan.
Bukti Fisik:
Makalah atau bagian dari makalah kebijakan (Policy Paper) yang
memuat sekurang-kurangnya penjelasan tentang:
a) Latar belakang pentingnya kebijakan dan rencana;
b) Analisis permasalahan dan alternatif kebijakan dan rencana;
c) Pembahasan, metode, rumusan kriteria yang dipergunakan untuk
menilai alternatif dan menjelaskan landasan pemikiran atau
prinsip-prinsip yang digunakan untuk menilai alternatif-alternatif
rencana; serta penentuan alternatif kebijakan;
d) Kesimpulan dan rekomendasi kebijakan;
e) Daftar referensi bacaan.
- 24 -

Contoh :
Sdr. Iriawan Putra, SE, MSi, Fungsional Perencana Ahli Muda
ditugaskan untuk melakukan Riset Kebijakan mengenai
penaggulangan kemiskinan. Hal pertama yang dilakukan oleh Sdr.
Iriawan Putra adalah menyusun spesifikasi dari model
penaggulangan kemiskinan dengan menentukan hubungan masing-
masing variabel yang ada. Kemudian Sdr. Iriawan Putra menyusun
asumsi/ hipotesa model pemberantasan kemiskinan.
Setelah menyusun asumsi tersebut, Sdr. Iriawan Putra merumuskan
kriteria dalam menilai alternatif yang ada melalui pemilihan
kecamatan/desa yang akan menerima dana bantuan penaggulangan
kemiskinan. Berdasarkan rumusan kriteria tersebut didapatkan
gambaran mengenai tingkat kemiskinan suatu kecamatan/desa
yaitu jumlah dan presentase penduduk yang pengeluaran per
bulannya kurang dari Rp 100.000 per kapita, jumlah dan presentase
penduduk yang buta huruf, jumlah dan presentase penduduk yang
tidak bekerja atau mencari kerja (pengangguaran), jumlah dan
presentase penduduk yang tidak tamat (putus sekolah) SD, dan
jumlah dan presentase penduduk kurang gizi. Dengan laporan
tersebut, Sdr. Iriawan Putra mendapatkan angka kredit sebesar 1,00.
11. Uraian butir kegiatan Menyusun Rekomendasi Kebijakan Strategis;
AK: 2,55 (angka kredit maksimal); Perencana Ahli Madya.
Kegiatan Menyusun Rekomendasi Kebijakan Strategis berkaitan
dengan kegiatan analisis/kajian/studi dalam rangka merumuskan
rekomendasi kebijakan (lebih strategis), dan sekurang-kurangnya
memuat penjelasan tentang:
a. Permasalahan yang penting dan strategis untuk diselesaikan;
b. Metode analisis permasalahan dan pembahasan alternative
kebijakan;
c. Kriteria pemilihan dan penentuan alternatif kebijakan
d. Kesimpulan dan rekomendasi kebijakan dan rencana
e. Daftar referensi
Bukti Fisik:
Makalah kebijakan strategis maksimal 4 (empat) halaman (Policy
Brief) tidak termasuk daftar referensi. Diupayakan rekomendasi
ditujukan kepada pimpinan serendah-rendahnya JPT Pratama, dan
memuat penjelasan sekurang-kurangnya tentang:
1) Rekomendasi kebijakan yang konkrit dan jelas
2) Relevansi masalah dengan isu strategis terkini, metode analisis,
pembahasan, alternatif kebijakan dan penentuan (rekomendasi)
alternatif kebijakan terpilih.
3) Daftar referensi bacaan
Contoh:
Sdr. Fadoli Siregar, SE, MT, Fungsional Perencana Ahli Madya
- 25 -

ditugaskan untuk menelaah permasalahan yang dihadapi Kabupaten


Samosir dalam mempersiapkan daerahnya yang ditetapkan
Pemerintah Pusat sebagai salah satu wilayah yang masuk dalam
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Danau Toba. Untuk itu Sdr.
Fadoli Siregar segara melakukan analisis dan identifikasi
permasalahan yang dihadapi, termasuk mengidentifkasi potensi
daerah yang dapat dibangun dan dikembangkan sebagai Kawasan
destinasi wisata berskala nasional. Dalam melakukan analisis
permasalahan dan potensi pengembangan daerah tujuan wisata
tersebut, diperlukan data statistik dan informasi spasial yang
dijadikan pertimbangan dalam menetapkan alternatif lokasi dan jenis
kegiatan yang potensial dapat dikembangkan sebagai Kawasan
pariwisata berskala nasional. Selain melakukan kajian secara
internal terhadap Kabupaten Samosir, diperlukan juga dilakukan
kajian perbandingan (comparative study) terhadap permasalahan dan
potensi yang dimiliki oleh wilayah kabupaten lainnya yang masuk
dalam kawasan strategis pariwisata nasional Danau Toba, yang
secara keseluruhan mencakup delapan kabupaten yang berada di
sekitar Kawasan Danau Toba. Kajian perbandingan yang dilakukan,
akan dijadikan bahan pertimbangan untuk dapat menemukenali
keunggulan tandingan (comparative advantage) dari Kabupaten
Samosir terhadap kabupaten lainnya, untuk menjadi masukan
alternatif kebijakan dan rencana pengembangan Kawasan strategis
nasional pariwisata yang lokasinya di Kabupaten Samosir.
Hasil kajian dan analisis serta alternatif rencana pengembangan
tersebut, dirumuskan ke dalam rekomendasi kebijakan strategis
secara ringkas, padat dan jelas, dalam bentuk Policy Brief atau Policy
Notes. Tim penilai angka kredit memberikan nilai 87% untuk kualitas
output sehingga yang bersangkutan mendapat angka kredit sebesar
2,22.

12. Uraian butir kegiatan Menyusun Disain dan Persiapan Evaluasi


Kebijakan Dalam Rangka Menyiapkan Bahan Perencanaan
Pembangunan; AK: 3,40 (Angka kredit maksimal): Perencana Ahli
Utama
Kegiatan Menyusun Disain dan Persiapan Evaluasi Kebijakan dalam
rangka menyiapkan bahan perencanaan pembangunan, berkaitan
namun tidak terbatas dengan kegiatan:
a. Memilih/ menetapkan topik/fokus/isu/masalah yang relevan
dengan tujuan evaluasi;
b. Menentukan responden, jenis, metode dan cara pengumpulan
data;
c. Menentukan metode analisis data;
d. Menyajikan hasil pembahasan dan informasi;
e. Menentukan kesimpulan dan usulan tindak lanjut;
f. Menentukan para pihak yang menerima laporan evaluasi.
Bukti Fisik:
- 26 -

Dokumen utuh disain dan persiapan evaluasi kebijakan. Tidak ada


format dan sistematikan penulisan baku, tetapi sekurang-kurangnya
mengandung penjelasan tentang: (a) relevansi topik yang dipilih
dengan tujuan evaluasi; (2) justifikasi pemilihan responden, metode,
jenis dan cara pengumpulan data; (3) metode analisis data; (4)
penyajian data dan informasi; dan (5) penentuan kesimpulan dan
usulan tindak lanjut.
Contoh:
Sdr. Dr. Eko Paripurno, MSc., Perencana Ahli Utama, ditugaskan
untuk menyiapkan rancangan instrumen kriteria kesiapan
implementasi dari major project dalam RPJMN 2020-2024, yang
secara keseluruhan mencakup 41 major projects yang tersebar dalam
tujuh agenda prioritas pembangunan nasional dalam periode 2020-
2024, serta tersebar lokasinya di seluruh provinsi. Dalam
melaksanakan penugasan tersebut, Sdr. Eko Paripurno melakukan
pemetaan terlebih dahulu atas sebaran dari ke-41 major projects,
baik menurut agenda pembangunan yang diturunkan ke dalam
program, kegiatan dan proyek, maupun menurut lokasinya hingga
pada tingkat kabupaten/kota. Melalui pemetaan yang dilakukan,
Sdr. Eko Paripurno selanjutnya melakukan penelaahan atas
karakteristik dari masing-masing major project, dengan
memperhatikan data statistik dan informasi spasial terkait lokasi
major project, untuk dapat memformulasikan kriteria kesiapan major
project sesuai dengan karakteristik masing-masing, dengan
mempertimbangkan bobot nilai kriteria kesiapan yang ditetapkan
untuk keseluruhan major projects. Dalam proses penyiapan kriteria
kesiapan major project, Sdr. Eko Paripurno perlu melakukan
konsultasi dengan JPT Madya dan/atau setidaknya JPT Pratama
selaku pengampu dari masing-masing major project, untuk
mendapatkan insight dan penjelasan latar belakang penyiapan dan
penetapan masing-masing major project, yang bisa dilakukan secara
wawancara maupun secara tidak langsung melalui instrument
kuesioner yang disiapkan untuk menjaring data dan informasi yang
diperlukan dari JPT Madya dan JPT Pratama selaku pengampu
masing-masing major project. Selanjutnya berdasarkan data dan
informasi yang telah dapat dikoleksi, selanjutnya dengan
menggunakan rancangan kriteria kesiapan yang telah dirumuskan,
ditabulasikan data dan informasi dari major project dengan variabel
kriteria kesiapan yang ditetapkan, sehingga dapat menghasilkan nilai
kesiapan dari masing-masing major project, untuk selanjutnya
disusun alternatif pelaporan hasil analisis kesiapan dari masing-
masing major project untuk menjadi masukan bagi penanggung jawab
dan pengampu dari major project yang bersangkutan.
Dengan menghasilkan dokumen penyusunan kriteria kesiapan dan
hasil penilaian kesiapan major project RPJMN 2020-2024 tersebut,
tim penilai angka kredit memberikan nilai 95% untuk kualitas output
sehingga yang bersangkutan mendapat angka kredit sebesar 3,27.
- 27 -

13. Uraian butir kegiatan Menyusun Kaidah Pelaksanaan Rencana


Pembangunan; AK: 0,75; Perencana Ahli Muda
Kegiatan Menyusun Kaidah Pelaksanaan Rencana Pembangunan
berkaitan namun tidak terbatas dengan kegiatan:
1) Merumuskan kerangka kebijakan dan regulasi; atau
2) Merumuskan kerangka kelembagaan yang diperlukan; atau
3) Merumuskan kerangka insvestasi; atau
4) Merumuskan kerangka pendanaan yang dibutuhkan; atau
5) Merumuskan kerangka dukungan sumber daya manusia.
6) Norma/kaidah teknis pelaksanaan rencana pembangunan lainnya
yang diperlukan sebagai pedoman pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan.
Bukti Fisik:
Dokumen atau bagian dari dokumen yang merupakan pedoman bagi
pelaksana program atau kegiatan pembangunan. Dokumen dapat
terdiri dari satu atau lebih atau seluruh kegiatan atau di atas.
Contoh:
Sdr. Martoyo Susilo, SE, Fungsional Perencana Muda ditugaskan
untuk menyusun kebutuhan kerangka kelembagaan dalam Rencana
Kerja Pemerintah Tahun 2022 (RKP 2022). Kebutuhan kerangka
kelembagaan tersebut akan dimasukkan dalam dokumen Kaidah
Pelaksanaan yang merupakan bagian dari Rencana Kerja Pemerintah
dan nantinya akan menjadi acuan bagi unit kerja lain di Kementerian
PPN/ Bappenas. Berdasarkan data hasil invetarisasi dan kajian
kebutuhan kelembagaan dalam rangka mendukung program dan
kegiatan prioritas di dokumen RKP 2022, disusunlah naskah
kebutuhan dan tata cara penulisan kerangka kebijakan dalam
dokumen kaidah pelaksanaan yang nantinya akan menjadi bagian
dalam dokumen RKP 2022
Dengan disusunnya naskah tersebut, Sdr. Martoyo Susilo akan
mendapatkan angka kredit sebesar 0,75.

B. Sub Unsur: Penyusunan Kebijakan Rencana Pembangunan


14. Uraian butir kegiatan Menyusun Alternatif dan Model Hubungan
Kausal/ Fungsional; AK: 0,30; Perencana Ahli Muda.

Kegiatan Menyusun Alternatif dan Model Hubungan Kausal/


Fungsional berkaitan namun tidak terbatas dengan kegiatan:
1) Melakukan studi pustaka landasan/kerangka teoritis dalam
penyusunan hubungan kausal. Studi pustaka yang dimaksud
adalah mencari informasi yang lengkap untuk memahami
permasalahan yang ada guna memperkuat landasan teoritis dan
model yang sudah ditentukan, termasuk informasi mengenai
kebijakan yang pernah dilakukan sebelumnya.
- 28 -

2) Menyusun spesifikasi model dalam rangka penyusunan model


hubungan kausal/fungsional.
3) Spesifikasi model dimaksud adalah menentukan variabel yang
berpengaruh dalam model; kemudian menyusun hubungan antara
variabel yang ada.
3) Mengkonsultasikan dengan pihak yang kompeten dalam
penyusunan model hubungan kausal. Pihak/lembaga kompeten
dimaksud antara lain perguruan tinggi, lembaga profesi, lembaga
swadaya masyarakat, dan masyarakat.
Bukti Fisik:
Laporan atau bagian dari laporan Penyusunan Alternatif dan Model
Hubungan Kausal/ Fungsional yang didukung oleh data-data seperti:
a. Kutipan atau saduran referensi yang merupakan hasil melakukan
kegiatan studi pustaka untuk memperkuat landasan/kerangka
logis pendekatan permasalahan;
b. Penyusunan sebuah model pendekatan permasalahan
pembangunan;
c. Hasil melakukan konsultasi dengan pihak-pihak terkait yang
kompeten tentang permasalahan pembangunan yang merupakan
salah satu bagian dari proses perencanaan;
Contoh :
Sdr. Irna Agustin SE, Fungsional Perencana Muda, ditugaskan untuk
menyusun alternatif dan model hubungan kasual/ fungsional
mengenai konsep kebijakan perencanaan pembangunan di Provinsi
Riau. Hal pertama yang dilakukan Sdr. Irna Agustin adalah
melakukan studi pustaka untuk memperkuat landasan
teori/kerangka logis yang telah dibuat, selanjutnya ia menyusun
spesifikasi dari model konsep kebijakan perencanaan pembangunan
di Provinsi Riau dengan menentukan hubungan masing-masing
variabel yang ada. Landasan teori/kerangka logis dan model konsep
tersebut dikonsultasikan dengan dengan pihak-pihak yang
kompeten. Dari sisi kebijakan ia melakukan konsultasi dengan
DPRD, Kadinda Riau dan beberapa asumsi usaha, sedangkan dari
sisi teknik model, ia melakukan konsultasi dengan Fakultas Ekonomi
Universitas Riau dan Universitas Andalas. Dengan laporan tersebut,
Sdr. Irna Agustin mendapatkan angka kredit sebesar 0,30.
15. Uraian butir kegiatan Menguji Alternatif Kriteria dan Model; AK: 0,30;
Perencana Ahli Muda.

Kegiatan Menguji Alternatif Kriteria dan Model berkaitan namun


tidak terbatas dengan kegiatan Memasukkan data ke dalam model
yang dipakai dalam rangka pengujian model. Pemasukan data
dimaksud sesuai dengan jenis data/informasi yang sudah
dispesifikasikan dalam model yang untuk dapat diolah lebih lanjut.
Bukti Fisik:
- 29 -

Laporan atau bagian dari laporan hasil uji alternatif kriteria dan
model dengan memasukkan data ke dalam model-model yang akan
dipergunakan untuk mengolah data perencanaan yang merupakan
salah satu bagian dari proses perencanaan.
Contoh :

Sdr. Ikah Puspasari, SE ditugaskan untuk memasukan data ke


dalam model input output, eletrometrik time series, dan statistik
korelatif sesuai dengan uji alternatif kriteria dan model dari
perencanaan pembangunan. Dengan laporan tersebut, Sdr. Ikah
Puspasari mendapatkan angka kredit sebesar 0,30.
16. Uraian butir kegiatan Menyusun Perencanaan Kebijakan Strategis
Jangka Pendek; AK: 1,00; Perencana Ahli Muda.

Kegiatan Menyusun Perencanaan Kebijakan Strategis Jangka Pendek


berkaitan namun tidak terbatas dengan kegiatan:
1) Merumuskan tujuan realistis dalam perencanaan kebijakan
strategis jangka pendek. Kebijaksanaan strategis jangka pendek
dimaksud berjangka waktu 1 – 2 tahun. Tujuan realitis dimaksud
adalah tujuan yang dapat dicapai dalam kurun waktu tersebut;
2) Mengkaji alternatif berdasarkan kriteria dalam perencanaan
kebijakan strategis jangka pendek. Kriteria dimaksud harus sesuai
dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam rencana
pembangunan jangka pendek (1-2 tahun) yang bersifat
operasional.
3) Menyusun perkiraan anggaran dalam perencanaan kebijakan
strategis jangka pendek. Rencana kebijaksanaan strategis jangka
pendek dimaksud berjangka waktu 1 – 2 tahun.
4) Menulis saran tindak lanjut dalam perencanaan kebijakan
strategis jangka pendek. Merumuskan saran untuk tindak lanjut
hasil pelaksanaan Rencana program strategis (berjangka waktu 1
– 2 tahun) periode selanjutnya.
Bukti Fisik:
Dokumen Rencana Kebijakan Strategis Jangka Pendek yang memuat
data pendukung seperti:
a. hasil kegiatan merumuskan tujuan-tujuan realistis yang hendak
dicapai dalam pembangunan yang merupakan salah satu bagian
dari proses perencanaan;
b. hasil kajian terhadap alternatif rencana pembangunan
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan yang
dituangkan dalam urutan prioritas kepentingan beserta catatan
kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif
c. hasil sebuah analisis yang berupa perkiraan dan penentuan
anggaran/pembiayaan yang berisi kebutuhan anggaran dan
sumber pembiayaannya yang diperlukan
- 30 -

d. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan evaluasi


pelaksanaan rencana pembangunan
Contoh :
Sdr. Iksan Susetyo, ST, Fungsional Perencana Ahli Muda, ditugaskan
untuk membuat dokumen rencana kebijakan strategis jangka pendek
mengenai perencanaan restrukturisasi perbankan. Kegiatan ini
diawali dengan merumuskan tujuan dalam rencana kebijakan
strategis restrukturisasi perbankan satu tahun ke depan. Kemudian
ia mengkaji alternatif rencana kebijakan strategis jangka pendek
tersebut untuk tahun 2021, antara lain rekapitulasi bank
bermasalah, bank merger, dan penutupan bank. Kriteria dari
alternatif yang dapat digunakan antara lain biaya penutupan
perbankan yang harus disediakan pemerintah, kepercayaan
masyarakat terhadap system perbankan, dan sebagainya. Setelah
mengkaji alternatif tersebut, Sdr. Iksan Susetyo menyusun perkiraan
kebutuhan anggaran yang diperlukan, serta menyusun saran
rencana kebijakan perencanaan restrukturisasi perbankan. Dengan
laporan tersebut, Sdr. Iksan Susetyo mendapatkan angka kredit
sebesar 1,00.
17. Uraian butir kegiatan Menyusun Perencanaan Program dan Kegiatan
Lintas Sektoral; AK: 1,50; Perencana Ahli Muda.
Kegiatan Menyusun Perencanaan Program dan Kegiatan Lintas
Sektoral berkaitan namun tidak terbatas dengan kegiatan:
1) Merumuskan tujuan realistis dalam perencanaan program dan
kegiatan lintas sektoral, yang mencakup dua atau lebih sektor
yang terkait dalam bidang pembangunan yang bersifat cross-
cutting issues, seperti kemiskinan, kebencanaan, dan
pembangunan berkelanjutan;
2) Mengkaji alternatif berdasarkan kriteria dalam perencanaan
program dan kegiatan lintas sektoral. Kriteria dimaksud harus
sesuai dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam
rencana program dan kegiatan lintas sektoral yang bersifat cross-
cutting issues.
4) Menyusun perkiraan anggaran dalam perencanaan program dan
kegiatan lintas sektoral yang bersifat cross-cutting issues.
5) Menulis saran tindak lanjut dalam perencanaan program dan
kegiatan lintas sektoral. Merumuskan saran untuk tindak lanjut
hasil pelaksanaan Rencana program dan kegiatan lintas sektoral
untuk periode selanjutnya.
Bukti Fisik:
Dokumen Rencana Program dan Kegiatan Lintas Sektoral yang
memuat data pendukung seperti:
- 31 -

a. hasil kegiatan merumuskan tujuan realistis yang hendak dicapai


dalam perencanaan pembangunan yang bersifat cross-cutting
issues;
b. hasil sebuah kajian terhadap alternatif rencana pembangunan
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dituangkan dalam
urutan prioritas kepentingan beserta catatan kelebihan dan
kekurangan masing-masing alternatif;
c. hasil analisis penyusunan perkiraan dan penentuan anggaran
yang berupa kebutuhan anggaran dan sumber pembiayaan yang
diperlukan.
d. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan.
Contoh:
Sdr. Harlina Gamawati, ST, Perencana Ahli Muda ditugaskan untuk
menyusun rancangan awal Rencana kerja Pemerintah tahun 2022
dalam bentuk rencana program dan kegiatan lintas sektoral yang
terkait dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals), khususnya pada pilar pembangunan sosial
dalam kaitannya dengan agenda pembangunan sumber daya
manusia yang unggul dalam RPJMN 2020-2024. Untuk itu Sdr.
Harlina Gamawati segera melakukan konsultasi dengan Sekretariat
TPB untuk memperoleh data dan informasi yang terkait dengan Pilar
Sosial dalam SDGs, untuk selanjutnya melakukan analisis pemetaan
dan persandingan antara variabel dan indikator/sub-indikator pada
Pilar Sosial SDGs yang telah mengindentifikasikan sektor-sektor yang
terkait dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan pada pilar Sosial dimaksud, untuk dijadikan masukan
dalam menyusun rancangan rencana kerja pemerintah tahun 2022
untuk program dan kegiatan yang terkait dengan agenda
pembangunan sumber daya manusia, dan sejalan dengan upaya
pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dalam kerangka
rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2022 dalam agenda prioritas
pembangunan sumber daya manusia. Hasil pelaksanaan tugas yang
berupa rancangan rencana program dan kegiatan lintas sektoral
dalam agenda prioritas pembangunan sumber daya manusia tersebut
mendapatkan nilai angka kredit 1,50.
18. Uraian butir kegiatan Menyusun Perencanaan Program dan Kegiatan
Regional; AK: 1,50; Perencana Ahli Muda.
Regional yang dimaksud dapat merupakan kawasan yang dibangun
untuk kepentingan kesatuan pembangunan ekonomi suatu wilayah,
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, kawasan kesatuan
dari beberapa wilayah administrasi lainnya, atau kawasan lain yang
ditetapkan secara khusus.
Program strategis regional dimaksud adalah program seperti yang
tercantum dalam rencana pembangunan baik jangka panjang,
menengah, maupun pendek.
Kegiatan Menyusun Perencanaan Program dan Kegiatan Regional
- 32 -

berkaitan namun tidak terbatas dengan kegiatan:


1) Merumuskan tujuan realistis yang dapat dicapai dalam
perencanaan program strategis regional
2) Mengkaji alternatif berdasarkan kriteria dalam perencanaan
program strategis regional.
3) Menyusun perkiraan dan penentuan anggaran dalam perencanaan
program strategis regional.
4) Menulis saran mengenai tindak lanjut yang diperlukan dalam
perencanaan program strategis regional
Bukti Fisik:
Dokumen Rencana Program dan Kegiatan Regional yang memuat
data pendukung seperti:
a. hasil kegiatan merumuskan tujuan realistis yang hendak dicapai
dalam perencanaan pembangunan;
b. hasil sebuah kajian terhadap alternatif rencana pembangunan
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dituangkan dalam
urutan prioritas kepentingan beserta catatan kelebihan dan
kekurangan masing-masing alternatif;
c. hasil analisis penyusunan perkiraan dan penentuan anggaran
yang berupa kebutuhan anggaran dan sumber pembiayaan yang
diperlukan.
d. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan.
Contoh :
Sdr. Amar Marsudi, ST, Fungsional Perencana Muda, ditugaskan
untuk membuat dokumen rencana program dan kegiatan regional
mengenai pembangunan wilayah tertinggal di kawasan Indonesia
Timur. Hal pertama yang dilakukan oleh Sdr. Amar Marsudi adalah
merumuskan tujuan realistis dalam perencanaan pembangunan
wilayah tertinggal yang utamanya adalah meningkatkan aksebilitas
wilayah tertinggal terhadap faktor produksi dan prasarana fisik yang
mendukung percepatan pembangunan wilayah tertinggal, serta
mengembangkan kemampuan sumber daya manusia dan penguatan
kelembagaan masyarakat termasuk kelembagaan adat beserta
kearifan tradisionalnya.
Langkah selanjutnya, Sdr. Amar Marsudi mengkaji alternatif
perencanaan pembangunan wilayah tertinggal Kawasan Indonesia
Timur yang melibatkan beberapa sektor bagian seperti kawasan
industri dan perdagangan, pariwisata, dan pendidikan. Dengan
kriteria yang ditetapkan, ia mengkaji masing-masing alternatif yang
ada. Kemudian, Sdr. Amar Marsudi menyusun perkiraan pembiayaan
baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
masyarakat luas. Terakhir menyusun saran tindak lanjut dalam
perencanaan program pembangunan wilayah tertinggal. Dengan
laporan tersebut, Sdr. Amar Marsudi mendapatkan angka kredit
- 33 -

sebesar 1,50.
19. Uraian butir kegiatan Menyusun Perencanaan Program dan Kegiatan
Sektoral; AK: 0,50; Perencana Ahli Muda.
Program dan Kegiatan Sektoral yang dimaksud adalah proyek
pembangunan yang tidak atau relatif kecil mempunyai keterkaitan
dengan sektor lain.

Kegiatan Menyusun Perencanaan Program dan Kegiatan Sektoral


berkaitan namun tidak terbatas dengan kegiatan:
1) Merumuskan tujuan realistis yang dapat dicapai dalam
perencanaan Program dan Kegiatan Sektoral.
2) Mengkaji alternatif berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
dalam perencanaan Program dan Kegiatan Sektoral.
3) Menyusun perkiraan dan penentuan anggaran dalam perencanaan
Program dan Kegiatan Sektoral.
4) Menulis saran mengenai tindak lanjut yang diperlukan dalam
perencanaan Program dan Kegiatan Sektoral.
Bukti Fisik:
Dokumen atau bagian dari dokumen Rencana Program dan Kegiatan
Sektoral yang memuat data pendukung seperti:
a. hasil kegiatan merumuskan tujuan realistis yang dapat dicapai
dalam pembangunan yang merupakan salah satu bagian dari
proses perencanaan;
b. hasil sebuah kajian terhadap alternatif rencana pembangunan
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan dan
dituangkan dalam urutan prioritas kepentingan beserta catatan
kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif;
c. hasil analisis penyusunan perkiraan dan penentuan anggaran
yang berupa kebutuhan anggaran dan sumber pembiayaan yang
diperlukan;
d. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan.
Contoh :
Sdr. Fuad Satriya, SE, Fungsional Perencana Muda, ditugaskan
untuk membuat Dokumen Rencana Program dan Kegiatan Sektoral
mengenai peningkatan kapasitas air bersih di Kota Padang. Data
pendukung yang Sdr. Fuad Satriya siapkan adalah merumuskan
tujuan realistis proyek peningkatan kapasitas air bersih antara lain
meningkatkan kapasitas suplai menjadi 1000 1/detik pada akhir
tahun 2021 dan meningkatkan kapasitas pelayanan terhadap 80%
penduduk. Kemudian Sdr. Fuad Satriya mengkaji proyek pembuatan
sumber kapasitas air bersih di tahun 2021, dengan berbagai
alternatif sumber air bersih berdasarkan kriteria yang sudah
ditentukan.
- 34 -

Setelah merumuskan tujuan realistis dan mengkaji alternatif dari


peningkatan kapasitas air bersih di Kota Padang, selanjutnya Sdr.
Fuad Satriya menyusun perkiraan anggaran proyek tersebut untuk
tahun 2021. Terakhir, ia menyusun saran tindak lanjut dalam proyek
peningkatan air bersih di Kota Padang. Dengan laporan tersebut, Sdr.
Fuad Satriya mendapatkan angka kredit sebesar 0,50.
20. Uraian butir kegiatan Menyusun Perencanaan Kebijakan/ Program
Strategis Jangka Menengah; AK: 4,05 (Angka kredit maksimal);
Perencana Ahli Madya.

Kegiatan Menyusun Perencanaan Kebijakan/ Program Strategis


Jangka Menengah berkaitan namun tidak terbatas dengan kegiatan:
1) Menyusun Perencanaan Kebijakan Strategis Jangka Menengah
2) Menyusun Perencanaan Program Strategis Jangka Menengah
Kebijakan/program strategis jangka menengah dimaksud berjangka
waktu 3 – 5 tahun, meliputi penjelasan tentang:
a) Merumuskan tujuan realistis yang dapat dicapai dalam kurun
waktu tersebut. Program strategis dimaksud dapat menjadi acuan
bagi penyusunan program strategis jangka pendek.
b) Mengkaji alternatif berdasarkan kriteria yang ditentukan dalam
perencanaan kebijakan/program strategis jangka menengah
untuk mendapatkan pilihan paling optimal. Pengkajian alternatif
dapat dilakukan melalui analisa dan telaahan berdasarkan kriteria
dan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam
rencana pembangunan jangka menengah.
c) Menyusun perkiraan dan menentukan anggaran dalam
perencanaan kebijakan/proram strategis jangka menengah.
d) Menulis saran tindak lanjut dalam perencanaan kebijakan/
program strategis jangka menengah untuk periode selanjutnya.
Bukti Fisik:
Dokumen Rencana Kebijakan/program Strategis Jangka Menengah
yang memuat data-data pendukung seperti berikut:
a. hasil kegiatan merumuskan tujuan realistis dalam pembangunan
yang merupakan salah satu bagian dari proses perencanaan
b. hasil sebuah kajian terhadap alternatif rencana pembangunan
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan yang dituangkan
dalam urutan prioritas kepentingan beserta catatan kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
c. hasil sebuah proses penyusunan perkiraan dan penentuan
anggaran yang diperlukan;
d. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan dalam rangka penyusunan
rencana kebijaksanaan strategis jangka menengah.
Contoh :
Sdr. Ivan Maolana ST, M.Si, Fungsional Perencana Madya, ditugaskan
- 35 -

untuk membuat Dokumen Rencana Kebijakan Strategis Jangka


Menengah mengenai peningkatan produktifitas dan daya saing usaha
kecil dan menengah (UKM) nasional. Untuk menyusun dokumen
tersebut, Sdr. Ivan Maolana membutuhkan data pendukung seperti
merumuskan tujuan realistis perencanaan kebijakan strategis jangka
menengah UKM 5 Tahun ke depan. Selanjutnya Sdr. Ivan Maolana
mengkaji rencana kebijakan strategis jangka menengah dalam rangka
meningkatkan produktifitas dan daya saing usaha kecil dan
menengah (UKM) nasional untuk 5 tahun mendatang, antara lain
mendorong pengembangan UKM substitusi impor untuk pasar
domestic (captive market), mendorong UKM berorientasi ekspor, serta
mendorong UKM tanpa memperdulikan orientasinya (ekspor atau
substitusi impor). Kemudian Sdr. Ivan Maolana menyusun perkiraan
anggaran yang dibutuhkan, serta menyusun saran tindak lanjut
dalam rencana kebijakan produktifitas dan daya saing usaha kecil
dan menengah (UKM) nasional tersebut.
Dokumen tersebut telah memenuhi seluruh kriteria dan Tim Penilai
memberikan nilai 85% untuk kualitas output sehingga yang
bersangkutan mendapat angka kredit sebesar 3,44.
21. Uraian butir kegiatan Merumuskan Kebijakan/ Program Strategis
Sektoral; AK: 2,55 (Angka Kredit maksimal); Perencana Ahli Madya.

Kegiatan Merumuskan Kebijakan/ Program Strategis Sektoral


berkaitan namun tidak terbatas dengan kegiatan:

A. Merumuskan Kebijakan Strategis Sektoral


Kebijakan sektoral dimaksud adalah kebijaksanaan melalui
sektor seperti yang tercantum dalam rencana pembangunan baik
jangka panjang, menengah, maupun pendek. Kriteria mengenai
Penyusunan Perencanaan Kebijakan Strategis Jangka Menengah,
adalah seperti:
1) Merumuskan tujuan realistis yang dapat dicapai dalam
perencanaan kebijakan strategis sektoral
2) Mengkaji alternatif berdasarkan kriteria dalam perencanaan
kebijakan strategis sektoral.
3) Menyusun perkiraan dan menentukan anggaran perencanaan
kebijakan strategis sektoral.
4) Menulis saran mengenai tindak lanjut yang diperlukan dalam
perencanaan kebijakan strategis sektoral.
Perumusan kebijakan Strategis Sektoral sebagaimana dimaksud
harus memenuhi kriteria penulisan dengan bobot penilaian
sebagai berikut:
• Identifikasi Masalah (10%)
• Metode Penelitian yang sesuai (15%)
• Pembahasan dan Analisis Masalah (25%)
- 36 -

• Kesimpulan (10%)
• Rekomendasi Kebijakan (15%)
• Manfaat topik untuk perencanaan pembangunan (20%)
• Sistematika Penulisan (format, logika, bahasa) (5%)
Bukti fisik:
Dokumen Kebijakan Strategis Sektoral yang memuat data-data
pendukung seperti berikut:
a. hasil kegiatan merumuskan tujuan realistis yang dapat
dicapai dalam perencanaan pembangunan;
b. hasil sebuah kajian terhadap alternatif rencana
pembangunan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
dalam urutan prioritas kepentingan beserta catatan kelebihan
dan kekurangan masing-masing alternatif;
c. hasil analisis penyusunan perkiraan dan penentuan anggaran
yang diperlukan;
d. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan mengenai
perencanaan kebijakan strategis sektoral.
Contoh :
Sdr. Gista Putri, ST. M.Si, Fungsional Perencana Madya,
ditugaskan untuk membuat Dokumen Kebijakan Strategis
Sektoral mengenai pengembangan sistem perbankan syariah
nasional. Untuk menyusun dokumen tersebut, Sdr. Gista Putri
membutuhkan data pendukung seperti merumuskan tujuan
realistis dalam rencana kebijakan strategis pengembangan sistem
perbankan syariah nasional.
Selanjutnya Sdr. Gista Putri mengkaji alternatif rencana
kebijakan strategis pengembangan sistem perbankan syariah
dalam 3 alternatif, yaitu sistem perbankan cabang (branch
banking system) sebagaimana berlaku selama ini, sistem
perbankan satuan (unit banking system) seperti ditetapkan di
Amerika Serikat, dan sistem campuran (hybrid banking system)
seperti diterapkan di Jepang, Perancis dan Jerman. Kriteria yang
digunakan antara lain biaya (transaksi) termurah, aksesibilitas
dan skala kerentanan (vulnerability) terhadap krisis.
Setelah merumuskan tujuan realistis dan mengkaji alternatif
tersebut, selanjutnya Sdr. Gista Putri menyusun perkiraan
pembiayaan kebijakan strategis di sektor tersebut untuk tahun
2022, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh swasta.
Terakhir Sdr. Gista Putri menyusun saran tindak lanjut dalam
rencana kebijakan strategis pengembangan sistem perbankan
syariah nasional.
Dokumen tersebut telah memenuhi seluruh kriteria dan Tim
Penilai memberikan nilai 92% untuk kualitas output sehingga
yang bersangkutan mendapat angka kredit sebesar 2,35.
- 37 -

B. Merumuskan Program Strategis Sektoral


Program strategis sektoral yang dimaksud adalah program seperti
yang tercantum dalam rencana pembangunan baik jangka
panjang, menengah, maupun pendek. Kriteria mengenai
Perumusan Program Strategis Sektoral, adalah seperti:
1) Merumuskan tujuan realistis yang dapat dicapai dalam
perencanaan program strategis sektoral
2) Mengkaji alternatif berdasarkan kriteria dalam perencanaan
program strategis sektoral
3) Menyusun perkiraan dan penentuan anggaran dalam
perencanaan program strategis sektoral.
4) Menulis saran tindak lanjut yang diperlukan dalam
perencanaan program strategis sektoral.
Perumusan Program Strategis Sektoral sebagaimana dimaksud
harus memenuhi kriteria penulisan dengan bobot penilaian
sebagai berikut:
• Identifikasi Masalah (10%)
• Metode Penelitian yang sesuai (15%)
• Pembahasan dan Analisis Masalah (25%)
• Kesimpulan (10%)
• Rekomendasi Kebijakan (15%)
• Manfaat topik untuk perencanaan pembangunan (20%)
• Sistematika Penulisan (format, logika, bahasa) (5%)
Bukti Fisik:
Dokumen Program Strategis Sektoral yang memuat data-data
pendukung seperti berikut:
a. hasil kegiatan merumuskan tujuan realistis dalam
perencanaan pembangunan;
b. hasil sebuah kajian terhadap alternatif rencana
pembangunan berdasarkan kriteria dalam urutan prioritas
kepentingan beserta catatan kelebihan dan kekurangan
masing-masing alternatif;
c. hasil analisis penyusunan perkiraan dan penentuan anggaran
yang diperlukan;
d. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan.
Contoh :
Sdr. Retno Hasnasari, SE, ME, Fungsional Perencana Madya,
ditugaskan untuk membuat Dokumen Program Strategis Sektoral
mengenai pengembangan program ketahanan pangan nasional.
Kegiatan ini membutuhkan data pendukung seperti merumuskan
tujuan realistis perencanaan program ketahanan pangan
nasional yang utamanya adalah mewujudkan ketahanan pangan
berkelanjutan baik dari segi kualitas, kuantitas, keragamanan
- 38 -

dan keamanannya sepanjang waktu. Selanjutnya Sdr. Retno


Hasnasari mengkaji berbagai alternatif dalam rencana program
ketahanan pangan antara lain melalui peningkatan produktivitas
lahan pertanian yang ada, pemanfaataan lahan menganggur,
diversifikasi bahan makanan, dan sebagainya.
Setelah merumuskan tujuan realistis dan mengkaji alternatif
tersebut, selanjutnya Sdr. Retno Hasnasari menyusun perkiraan
pembiayaan program strategis di sektor tersebut untuk tahun
2022, dan terkahir menyusun saran tindak lanjut dalam
perencanaan program ketahanan pangan nasional.
Dokumen tersebut telah memenuhi seluruh kriteria dan Tim
Penilai memberikan nilai 100% untuk kualitas output sehingga
yang bersangkutan mendapat angka kredit sebesar 2,55.
22. Uraian butir kegiatan Mendisain Program Lintas Sektoral; AK: 3,60
(angka kredit maksimal); Perencana Ahli Madya.
Proyek lintas sektoral adalah proyek pembangunan yang melibatkan
beberapa sektor terkait.

Kegiatan Mendisain Program Lintas Sektor berkaitan namun tidak


terbatas dengan kegiatan:
1) Merumuskan tujuan realistis yang dapat dicapai dalam
perencanaan proyek lintas sektoral
2) Mengkaji alternatif berdasarkan kriteria dalam perencanaan
proyek lintas sektoral
3) Menyusun perkiraan dan penentuan anggaran dalam
perencanaan proyek lintas sektoral.
4) Menulis saran tindak lanjut yang diperlukan dalam perencanaan
proyek lintas sektoral
Mendisain Program Lintas Sektor sebagaimana dimaksud harus
memenuhi kriteria penulisan dengan bobot penilaian sebagai berikut:
• Identifikasi Masalah (10%)
• Metode Penelitian yang sesuai (15%)
• Pembahasan dan Analisis Masalah (25%)
• Kesimpulan (10%)
• Rekomendasi Kebijakan (15%)
• Manfaat topik untuk perencanaan pembangunan (20%)
• Sistematika Penulisan (format, logika, bahasa) (5%)
Bukti Fisik:
Dokumen Program Lintas Sektor memuat data-data pendukung
seperti berikut:
a. hasil kegiatan merumuskan tujuan realistis yang hendak dicapai
dalam perencanaan pembangunan;
b. hasil sebuah kajian terhadap alternatif rencana pembangunan
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dituangkan
dalam urutan prioritas kepentingan beserta catatan kelebihan
dan kekurangan masing-masing alternatif;
- 39 -

c. hasil analisis penyusunan perkiraan kebutuhan anggaran yang


diperlukan dalam perencanaan kegiatan (projek) multi sektoral
lintas sektoral
d. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan dalam rangka penyusunan
rencana kegiatan proyek lintas sektoral.
Contoh :
Sdr. Agam Prasetyo, ST, M.Si, Fungsional Perencana Madya,
ditugaskan untuk membuat Dokumen Program Lintas Sektor
mengenai proyek pengembangan kredit usaha tani terpadu. Untuk
menyusun dokumen tersebut, Sdr. Agam Prasetyo membutuhkan
data pendukung seperti merumuskan tujuan realistis proyek
peningkatan efektifitas dan efesiensi pengembangan kredit usaha
tani terpadu pedesaan. Kemudian Sdr. Agam Prasetyo mengkaji
berbagai alternatif proyek pengembangan kredit usaha tani terpadu
yang tidak saja mencangkup sektor pertanian dalam arti sempit tetap
juga perdagangan, perikanan, peternakan. Kriteria yang digunakan
antara lain jangka waktu pemberian kredit, batas maksimum kredit,
dan tingkat pengembalian kredit.
Setelah merumuskan tujuan realistis dan mengkaji alternatif
tersebut, selanjutnya Sdr. Agam Prasetyo menyusun perkiraan
pembiayaan program strategis di sektor tersebut untuk tahun 2021-
2023, dan terakhir menyusun saran tindak lanjut dalam
perencanaan proyek pengembangan kredit usaha tani terpadu.
Dokumen tersebut telah memenuhi seluruh kriteria dan Tim Penilai
memberikan nilai 70% untuk kualitas output sehingga yang
bersangkutan mendapat angka kredit sebesar 2,52.
23. Uraian butir kegiatan Menyusun Rencana Pelaksanaan; Kebijakan,
Rencana, dan Program (KRP); AK: 2,10 (angka kredit maksimal);
Perencana Ahli Madya.

Kegiatan Menyusun Rencana Pelaksanaan; Kebijakan, Rencana, dan


Program (KRP) berkaitan namun tidak terbatas dengan kegiatan:
1) Merumuskan prosedur penentuan alternatif dan rencana
pelaksanaan. Prosedur pelaksanaan dimaksud adalah
mekanisme dan tata cara pelaksanaan suatu rencana.
2) Menulis saran alternatif dan rencana penentuan alternatif dan
rencana. Saran alternatif dan saran rencana pelaksanaan
dimaksud ditulis berdasarkan analisa kelebihan dan kekurangan
dari berbagai alternatif yang ada.
3) Memproses pengambilan keputusan dalam rangka penentuan
alternatif dan rencana kebijakan. Pengambilan keputusan
dimaksud adalah menetapkan suatu pilihan dari berbagai
alternatif yang sudah dikaji dan berdasarkan pertimbangan
manfaat dan biaya yang akan ditanggung.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan sebagaimana dimaksud harus
- 40 -

memenuhi kriteria penulisan dengan bobot penilaian sebagai berikut:


• Identifikasi Masalah (10%)
• Metode Penelitian yang sesuai (15%)
• Pembahasan dan Analisis Masalah (25%)
• Kesimpulan (10%)
• Rekomendasi Kebijakan (15%)
• Manfaat topik untuk perencanaan pembangunan (20%)
• Sistematika Penulisan (format, logika, bahasa) (5%)
Bukti Fisik:
Dokumen Rencana Pelaksanaan; kebijakan, rencana dan program
memuat data – data pendukung seperti berikut:
a. rumusan mekanisme dan tata cara pelaksanaan suatu rencana
pembangunan yang dimuat di dalam laporan dalam rangka
penyusunan rencana kegiatan pembangunan;
b. hasil sebuah penilaian suatu rencana berupa saran alternatif dan
saran rencana pelaksanaan yang dituangkan dalam sebuah
laporan dalam rangka penyusunan rencana pembangunan;
c. hasil sebuah proses pengambilan keputusan yang memuat
berbagai alternatif dan pemilihan alternatif yang akan
dilaksanakan serta perkiraan biaya dan manfaat yang akan
diperoleh dan dituangkan di dalam laporan dalam rangka
penyusunan rencana pembangunan.
Contoh :
Sdr. Farhan Budiman, SE, M.Si, Fungsional Perencana Madya,
ditugaskan untuk membuat Dokumen Rencana Pelaksanaan;
kebijakan, rencana dan program mengenai pembukaan transportasi
daerah terisolir di Kalimantan Tengah. Untuk menyusun dokumen
tersebut, Sdr. Farhan Budiman membutuhkan data seperti membuat
rancangan Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah mengenai
prosedur pengajuan proyek pembukaan transportasi daerah terisolir.
Setelah itu Sdr. Farhan Budiman mengidentifikasi berbagai rencana
alternatif untuk pembukaan transportasi daerah terisolir di
pedalaman Kalimantan Tengah. Ia kemudian membuat 2 rencana
alternatif yaitu pertama membuka sarana angkutan darat dan kedua
pengembangan sarana angkutan sungai ke daerah terisolir tersebut.
Sdr. Farhan Budiman juga melampirkan kelebihan dan kelemahan
dari kedua alternatif tersebut. Terakhir ia mengkaji berbagai
alternatif dari pembukaan transportasi daerah terisolir, ia
mengusulkan bahwa pengembangan sarana angkutan sungai dapat
menghemat biaya sebesar 45% dibandingkan dengan sarana
angkutan darat, selain itu nilai budaya dari sarana angkutan sungai
sangat dekat dengan masyarakat sekitar.
Dokumen tersebut telah memenuhi seluruh kriteria dan Tim Penilai
memberikan nilai 70% untuk kualitas output sehingga yang
bersangkutan mendapat angka kredit sebesar 1,47.
24. Uraian butir kegiatan Menyusun Perencanaan Kebijakan Strategis/
- 41 -

Program Jangka Panjang; AK: 4,60 (angka kredit maksimal);


Perencana Ahli Utama.
Butir kegiatan tersebut, terdiri dari:
A. Menyusun Perencanaan Kebijakan Strategis Jangka Panjang

Kegiatan Menyusun Perencanaan Kebijakan Strategis Jangka


Panjang berkaitan namun tidak terbatas dengan kegiatan:
1) Merumuskan tujuan realistis yang dapat dicapai dalam
perencanaan kebijakan strategis jangka panjang.
Kebijaksanaan strategis jangka panjang yang dimaksud
berjangka waktu 10 – 25 tahun. Tujuan realitis yang
dimaksud adalah tujuan yang dapat dicapai dalam kurun
waktu tersebut. Untuk tujuan yang ditetapkan lebih dari satu,
perlu diperhatikan bahwa tujuan-tujuan tersebut tidak saling
bertentangan.
2) Mengkaji alternatif berdasarkan kriteria dalam perencanaan
kebijakan strategis jangka panjang. Kriteria dimaksud harus
sesuai dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam
rencana pembangunan jangka panjang (10-25 tahun) yang
bersifat aspiratif.
3) Menyusun perkiraan dan penentuan anggaran perencanaan
kebijakan strategis jangka panjang. Perkiraan kebutuhan
anggaran dan sumber pembiayaan dimaksud dapat
bersumber baik dari keuangan negara, keuangan pemerintah
daerah, BUMN/BUMD, swasta, maupun masyarakat.
Rencana kebijaksanaan strategis jangka panjang dimaksud
berjangka waktu 10 – 25 tahun.
4) Menulis saran tindak lanjut yang diperlukan dalam kebijakan
strategis jangka panjang. Merumuskan saran untuk tindak
lanjut hasil pelaksanaan rencana kebijakan strategis
(berjangka waktu 10 – 25 tahun) periode selanjutnya.
Penyusunan Perencananaan Kebijakan sebagaimana dimaksud
harus memenuhi kriteria penulisan dengan bobot penilaian
sebagai berikut:
• Identifikasi Masalah (10%)
• Metode Penelitian yang sesuai (15%)
• Pembahasan dan Analisis Masalah (25%)
• Kesimpulan (10%)
• Rekomendasi Kebijakan (15%)
• Manfaat topik untuk perencanaan pembangunan (20%)
• Sistematika Penulisan (format, logika, bahasa) (5%)
Bukti Fisik:
Dokumen Perencanaan Kebijakan Strategis Jangka Panjang
memuat data – data pendukung seperti berikut:
- 42 -

a. hasil kegiatan merumuskan tujuan realistis yang hendak


dicapai dalam pembangunan dan merupakan salah satu
bagian dalam proses perencanaan;
b. hasil sebuah kajian terhadap alternatif rencana
pembangunan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan yang dituangkan dalam urutan prioritas
kepentingan beserta catatan kelebihan dan kekurangan
masing-masing alternatif;
c. hasil sebuah proses penyusunan perkiraan dan penentuan
anggaran yang berupa kebutuhan anggaran;
d. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan dalam rangka
penyusunan rencana kebijakan strategis jangka panjang.
Contoh :
Sdr. Dr. Mona Allura, M.Si, Fungsional Perencana Utama,
ditugaskan untuk membuat Dokumen Perencanaan Kebijakan
Strategis Jangka Panjang mengenai kajian alternatif transformasi
industri. Untuk menyusun dokumen tersebut, Sdr. Mona Allura
membutuhkan data pendukung seperti merumuskan tujuan
realitis pembangunan alternatif transformasi industri dengan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam kurun waktu
20 tahun ke depan. Kemudian ia mengkaji alternatif transformasi
industri dalam rencana kebijaksanaan strategis jangka panjang,
antara lain mendorong pembangunan industri teknologi tinggi
(misalnya pesawat terbang dan ruang angkasa), industri hulu
(perkapalan, logam dasar dan petro-kimia), atau industri hilir.
Kriteria-kriteria yang menjadi bahan pertimbangan antar lain
adalah struktur ekonomi yang akan dicapai, penciptaan lapangan
kerja, dan sebagainya. Langkah selanjutnya, Sdr. Mona Allura
menyusun perkiraan anggaran yang diperlukan dalam
perencanaan kebijakan strategis di sektor transformasi industri
untuk kurun waktu 2021-2041 dan menyusun saran atau
rekomendasi atas perencanaan kebijakan strategis transformasi
industri tersebut.
Dokumen tersebut telah memenuhi seluruh kriteria dan Tim
Penilai memberikan nilai 100% untuk kualitas output sehingga
yang bersangkutan mendapat angka kredit sebesar 4,60.

B. Menyusun Perencanaan Program Jangka Panjang

Kegiatan Menyusun Perencanaan Program Jangka Panjang


berkaitan namun tidak terbatas dengan kegiatan”
1) Merumuskan tujuan realistis yang dapat dicapai dalam
perencanaan program strategis jangka panjang. Program
strategis jangka panjang dimaksud berjangka waktu 10 – 25
tahun. Tujuan realitis dimaksud adalah tujuan yang dapat
dicapai dalam kurun waktu tersebut. Program dimaksud
- 43 -

adalah program strategis yang dapat menjadi acuan bagi


penyusunan program strategis jangka menengah.
2) Mengkaji alternatif berdasarkan kriteria dalam perencanaan
program strategis jangka panjang. Program strategis jangka
panjang dimaksud mencakup kurun waktu 10 – 25 tahun.
3) Menyusun perkiraan dan penentuan anggaran perencanaan
program strategis jangka panjang. Rencana program strategis
jangka panjang dimaksud berjangka waktu 10 – 25 tahun.
4) Menulis saran mengenai tindak lanjut yang diperlukan dalam
perencanaan program strategis jangka panjang (Angka Kredit
0,3. Perencana Utama). Merumuskan saran untuk tindak
lanjut penyusunan rencana dan kebijakan strategis
(berjangka waktu 10 – 25 tahun) periode selanjutnya.
Penyusunan Perencanaan Program sebagaimana dimaksud harus
memenuhi kriteria penulisan dengan bobot penilaian sebagai
berikut:
• Identifikasi Masalah (10%)
• Metode Penelitian yang sesuai (15%)
• Pembahasan dan Analisis Masalah (25%)
• Kesimpulan (10%)
• Rekomendasi Kebijakan (15%)
• Manfaat topik untuk perencanaan pembangunan (20%)
• Sistematika Penulisan (format, logika, bahasa) (5%)
Bukti Fisik:
Dokumen Perencanaan Program Jangka Panjang memuat data –
data pendukung seperti berikut:
a. hasil kegiatan merumuskan tujuan realistis yang hendak
dicapai dalam pembangunan yang merupakan salah satu
bagian dari proses perencanaan;
b. hasil sebuah kajian terhadap alternatif rencana
pembangunan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
dan dituangkan dalam urutan prioritas kepentingan beserta
catatan kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif;
c. hasil sebuah proses penyusunan perkiraan dan penentuan
anggaran yang berupa kebutuhan anggaran;
d. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan dalam rangka
penyusunan rencana program strategis jangka panjang.
Contoh :
Sdr. Dr. Aditya Naufal, ME, Fungsional Perencana Utama,
ditugaskan untuk membuat Dokumen Perencanaan Program
Jangka Panjang mengenai pengembangan usaha kecil menengah
(UKM) yang berorientasi ekspor. Untuk menyusun dokumen
tersebut, Sdr. Aditya Naufal membutuhkan data pendukung
seperti merumuskan tujuan realistis dalam rencana jangka
- 44 -

panjang program pengembangan UKM yang berorientasi ekspor


termasuk diantaranya dukungan fasilitasi dari segi pelatihan,
pembiayaan, dan peningkatan daya saing. Kemudian ia mengkaji
alternatif rencana kebijakan strategis jangka panjang tersebut,
yaitu membentuk aliansi strategis (clusters) baik antar UKM
maupun antara UKM dengan industri besar dalam suatu jaringan
system layanan pendukung dan distribusi, mengembangkan
jaringan sistem layanan pendukung usaha (business development
service – BDS) untuk meningkatkan akses UKM terhadap
sumberdaya produktif, dan deregulasi peraturan kebijakan untuk
memperluas kesempatan berusaha secara adil dan meningkatkan
produktifitas.
Langkah selanjutnya, Sdr. Aditya Naufal menyusun perkiraan
anggaran yang diperlukan dalam perencanaan pengembangan
UKM berorientasi ekspor tersebut untuk kurun waktu 2021-2041
dan menyusun saran atau rekomendasi atas perencanaan
program jangka panjang.
Dokumen tersebut telah memenuhi seluruh kriteria dan Tim
Penilai memberikan nilai 95% untuk kualitas output sehingga
yang bersangkutan mendapat angka kredit sebesar 4,37.
25. Uraian butir kegiatan Menyusun Perencanaan Kebijakan/ Program
Strategis Makro; AK: 3,40 (angka kredit maksimal); Perencana Ahli
Utama

Butir kegiatan tersebut, terdiri dari:

A. Menyusun Perencanaan Kebijakan Makro

Kegiatan Menyusun Perencanaan Kebijakan Makro berkaitan


namun tidak terbatas dengan kegiatan:
1) Merumuskan tujuan realistis yang dapat dicapai dalam
perencanaan kebijakan strategis makro. Kebijakan makro
yang dimaksud adalah kebijakan yang sifat dan lingkupnya
nasional. Tujuan realitis yang dimaksud adalah tujuan yang
dapat dicapai dalam kurun waktu tersebut.
2) Mengkaji alternatif berdasarkan kriteria dalam perencanaan
kebijakan strategis makro. Kebijakan makro yang dimaksud
adalah kebijakan yang berlingkup nasional.
3) Menyusun perkiraan dan penentuan anggaran dalam
perencanaan kebijakan strategis makro. Kebijakan makro
yang dimaksud adalah kebijakan yang berlingkup nasional.
4) Menulis saran mengenai tindak lanjut yang diperlukan dalam
perencanaan kebijakan strategis makro. Merumuskan saran
tindak lanjut penyusunan rencana dan kebijakan strategis
makro (lingkup nasional) pada periode selanjutnya.
Penyusunan Perencanaan Kebijakan Makro sebagaimana
- 45 -

dimaksud harus memenuhi kriteria penulisan dengan bobot


penilaian sebagai berikut:
• Identifikasi Masalah (10%)
• Metode Penelitian yang sesuai (15%)
• Pembahasan dan Analisis Masalah (25%)
• Kesimpulan (10%)
• Rekomendasi Kebijakan (15%)
• Manfaat topik untuk perencanaan pembangunan (20%)
• Sistematika Penulisan (format, logika, bahasa) (5%)
Bukti Fisik:
Dokumen Perencanaan Kebijakan Strategis Makro memuat data
– data pendukung seperti berikut:
a. hasil kegiatan merumuskan tujuan realistis yang dapat
dicapai pembangunan yang merupakan salah satu bagian dari
proses perencanaan;
b. hasil sebuah kajian terhadap alternatif rencana
pembangunan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
yang dituangkan dalam urutan prioritas kepentingan beserta
catatan kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif;
c. hasil analisis perkiraan dan penentuan anggaran yang
diperlukan;
d. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan dalam rangka
penyusunan rencana kebijaksanaan strategis makro.
Contoh :
Sdr. Dr. Diajeng Larasati, Fungsional Perencana Utama
ditugaskan untuk membuat Dokumen Perencanaan Kebijakan
Strategis Makro mengenai percepatan pemulihan ekonomi. Untuk
menyusun dokumen tersebut, Sdr. Diajeng Larasati
membutuhkan data pendukung seperti merumuskan tujuan
realistis dalam kebijakan strategis percepatan pemulihan
ekonomi nasional tahun 2021-2025. Dengan laporan yang berisi
tujuan realistis antara lain berisi sasaran indikatif pertumbuhan
ekonomi yang diperkirakan mampu mengurangi pengangguran
dan tingkat kemiskinan.
Kemudian ia mengkaji alternatif rencana kebijakan percepatan
pemulihan ekonomi tahun 2021 yaitu penguatan perekonomian
domestik bersandarkan kepercayaan konsumen dan investasi
dalam negeri, mendorong investasi luar negeri dengan membuka
pasar dalam negeri selebar-lebarnya, dan penguatan daya saing
ekspor untuk meningkatkan kinerja ekspor yang menurun tahun
2020. Untuk menyusun perkiraan anggaran, Sdr. Diajeng
Larasati membuat perencanaan investasi pemulihan ekonomi
nasional 5 tahun ke depan, baik yang dilakukan pemerintah
maupun oleh masyarakat termasuk dunia usaha. Terakhir Sdr.
Diajeng Larasati menyusun saran tindak lanjut dalam rencana
- 46 -

pemulihan ekonomi nasional.


Dokumen tersebut telah memenuhi seluruh kriteria dan Tim
Penilai memberikan nilai 87% untuk kualitas output sehingga
yang bersangkutan mendapat angka kredit sebesar 2,96.

B. Menyusun Perencanaan Program Strategis Makro


Kegiatan Menyusun Perencanaan Program Strategis Makro
berkaitan namun tidak terbatas dengan kegiatan:
1) Merumuskan tujuan realistis yang dapat dicapai dalam
perencanaan program strategis makro
Program strategis makro yang dimaksud adalah program yang
berlingkup nasional seperti yang tercantum dalam rencana
pembangunan baik jangka panjang, menengah, maupun
pendek.
2) Mengkaji alternatif berdasarkan kriteria dalam perencanaan
program strategis makro
Program strategis makro yang dimaksud adalah program
strategis yang berlingkup nasional.
3) Menyusun perkiraan dan penentuan anggaran dalam
perencanaan program strategis makro
Program strategis makro dimaksud adalah program strategis
yang berlingkup nasional.
4) Menulis saran tindak lanjut yang diperlukan dalam
perencanaan program strategis makro
Merumuskan saran untuk tindak lanjut penyusunan rencana
dan kebijakan strategis makro (lingkup nasional) periode
selanjutnya.
Penyusunan Perencanaan Program Strategis Makro sebagaimana
dimaksud harus memenuhi kriteria penulisan dengan bobot
penilaian sebagai berikut:
• Identifikasi Masalah (10%)
• Metode Penelitian yang sesuai (15%)
• Pembahasan dan Analisis Masalah (25%)
• Kesimpulan (10%)
• Rekomendasi Kebijakan (15%)
• Manfaat topik untuk perencanaan pembangunan (20%)
• Sistematika Penulisan (format, logika, bahasa) (5%)
Bukti Fisik:
Dokumen Perencanaan Program Strategis Makro memuat data –
data pendukung seperti berikut:
a. hasil kegiatan merumuskan tujuan realistis yang dapat
dicapai dalam perencanaan pembangunan;
- 47 -

b. hasil sebuah kajian terhadap alternatif rencana


pembangunan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
dan dituangkan dalam urutan prioritas kepentingan beserta
catatan kelebihan dan kekurangan masing-masing
alternative;
c. hasil analisis penyusunan perkiraan dan penentuan anggaran
yang berupa kebutuhan anggaran yang diperlukan ;
d. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan dalam rangka
penyusunan rencana program strategis makro.
Contoh :
Sdr. Dr. Adrian Pradipto, Fungsional Perencana Utama,
ditugaskan untuk membuat Dokumen Perencanaan Program
Strategis Makro mengenai peningkatan ketahanan fiskal
nasional. Untuk menyusun dokumen tersebut, Sdr. Adrian
Pradipto membutuhkan data pendukung seperti merumuskan
program nasional peningkatan ketahanan fiskal (fiscal
sustainability) dengan sasaran menggerakan aktivitas ekonomi
Negara, serta mengkaji beberapa alternatif program peningkatan
ketahanan fiskal tahun 2021, yaitu antara lain meningkatkan
rasio pajak terhadap PDB, penjualan aset, privatisasi BUMN, dan
pengendalian belanja Negara. Setelah merumuskan sasaran dan
mengkaji beberapa alternatif program strategis tersebut, Sdr.
Adrian Pradipto menyusun kebutuhan anggaran dalam 5 tahun
ke depan dan menyusun saran tindak lanjut program strategis
peningkatan ketahanan fiskal tersebut.
Dokumen tersebut telah memenuhi seluruh kriteria dan Tim
Penilai memberikan nilai 100% untuk kualitas output sehingga
yang bersangkutan mendapat angka kredit sebesar 3,40.
26. Uraian butir kegiatan Mendisain Program Kawasan; AK: 4,60 (angka
kredit maksimal); Perencana Ahli Utama.
Kawasan yang dimaksud dapat dibentuk untuk kepentingan
kesatuan pembangunan ekonomi suatu wilayah, pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan, kawasan kesatuan dari beberapa wilayah
administrasi lainnya, atau kawasan lain yang memerlukan perhatian
khusus.

Kegiatan Mendisain Program Kawasan berkaitan namun tidak


terbatas dengan kegiatan:
1) Merumuskan tujuan realistis yang dapat dicapai perencanaan
proyek kawasan
2) Mengkaji alternatif berdasarkan kriteria dalam perencanaan
proyek kawasan.
3) Menyusun perkiraan dan penentuan anggaran perencanaan
proyek kawasan
4) Menulis saran tindak lanjut dalam perencanaan kegiatan proyek
kawasan
- 48 -

Merumuskan saran untuk tindak lanjut penyusunan rencana


kegiatan proyek kawasan periode selanjutnya.
Mendisain Program Kawasan sebagaimana dimaksud harus
memenuhi kriteria penulisan dengan bobot penilaian sebagai berikut:
• Identifikasi Masalah (10%)
• Metode Penelitian yang sesuai (15%)
• Pembahasan dan Analisis Masalah (25%)
• Kesimpulan (10%)
• Rekomendasi Kebijakan (15%)
• Manfaat topik untuk perencanaan pembangunan (20%)
• Sistematika Penulisan (format, logika, bahasa) (5%)
Bukti Fisik:
Dokumen Disain Program Kawasan memuat data – data pendukung
seperti berikut:
a. hasil kegiatan merumuskan tujuan realistis yang hendak dicapai
dalam pembangunan yang merupakan salah satu bagian dari
proses perencanaan;
b. hasil sebuah kajian terhadap alternatif rencana pembangunan
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan yang
dituangkan dalam urutan prioritas kepentingan beserta catatan
kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif;
c. hasil analisis penyusunan perkiraan akan kebutuhan anggaran
yang diperlukan dalam perencanaan kegiatan proyek kawasan.
Hasil kegiatan ini adalah perkiraan biaya dan sumber-sumbernya
yang termuat di dalam laporan dalam rangka penyusunan
rencana pembangunan;
d. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan dalam rangka penyusunan
rencana kegiatan proyek kawasan.
Contoh :
Sdr. Dr. Kana Maharani, Fungsional Perencana Utama, ditugaskan
untuk membuat Dokumen Disain Program Kawasan mengenai
pengembangan ekonomi terpadu. Untuk menyusun dokumen
tersebut, Sdr. Kana Maharani membutuhkan data pendukung seperti
merumuskaan tujuan realistis program pengembangan kawasan
ekonomi terpadu untuk pemerataan pembangunan dan membuka
peluang kepada dunia usaha agar mampu berperan dalam kegiatan
perencanaan pembangunan.
Kemudian, Sdr. Kana Maharani mengkaji alternatif pengembangan
kawasan ekonomi terpadu, yaitu: (1) Jawa – Bali, (2) Sumatera, dan
(3) Irian, Nusa – Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.
Kriteria yang dipilih misalnya adalah kedekatan dengan jalur
pelayaran internasional, ketersediaan bandara internasional, dan
sebagainya. Setelah merumuskan tujuan realistis dan menyusun
kajian alternatif, Sdr. Kana Maharani menyusun perkiraan anggaran
proyek pengembangan kawasan ekonomi terpadu di wilayah bagian
- 49 -

Indonesia sesuai kajian alternatif untuk tahun 2022, serta menyusun


saran tindak lanjut dalam rencana pengembangan tersebut.
Dokumen tersebut telah memenuhi seluruh kriteria dan Tim Penilai
memberikan nilai 79% untuk kualitas output sehingga yang
bersangkutan mendapat angka kredit sebesar 3.63.
27. Uraian butir kegiatan Menyusun Rencana Pembangunan Regional;
AK: 4,60 (angka kredit maksimal); Perencana Ahli Utama.
Kegiatan Menyusun Rencana Pembangunan Regional berkaitan
namun tidak terbatas dengan kegiatan:
a. Menganalisis keterkaitan dan hubungan di antara pusat dan
daerah, dan antar daerah;
b. Menganalisis dampak perekonomian global, nasional, dan
regional terhadap perekonomian daerah;
c. Merumuskan kebijakan daerah dengan memperhatikan pengaruh
perkembangan global, nasional, regional, dan daerah.
Bukti Fisik:
Dokumen Rencana Pembangunan Regional memuat data – data
pendukung seperti berikut:
a. hasil kegiatan merumuskan tujuan realistis yang hendak dicapai
dalam pembangunan yang merupakan salah satu bagian dari
proses perencanaan;
b. hasil sebuah kajian terhadap alternatif rencana pembangunan
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan yang
dituangkan dalam urutan prioritas kepentingan beserta catatan
kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif;
c. hasil analisis penyusunan perkiraan akan kebutuhan anggaran
yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan regional.
Hasil kegiatan ini adalah perkiraan biaya dan sumber-sumbernya
yang termuat di dalam laporan dalam rangka penyusunan
rencana pembangunan;
d. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan dalam rangka penyusunan
rencana pembangunan regional.
Contoh:
Sdr. Dr. Vidi Yovianto, Fungsional Perencana Utama, ditugaskan
untuk membuat rancangan Rencana Percepatan Pembangunan
Daerah Perbatasan Tertinggal. Untuk menyusun dokumen tersebut,
Sdr. Vidi Yovianto membutuhkan data statistik dan informasi spasial
pendukung untuk mengidentifikasi karakteristik ketertinggalan dari
daerah perbatasan yang akan dirumuskaan dalam tujuan realistis
program percepatan pembangunan daerah perbatasan tertinggal
dalam jangka menengah sesuai yang ditargetkan dalam RPJMN
2020-2024.
Berdasarkan data dan informasi spasial yang telah dianalisis,
selanjutnya Sdr. Vidi Yovianto mengkaji kebutuhan (need
- 50 -

assessment) percepatan pembangunan yang diperlukan, terkait


dengan sektor terkait yang perlu diprioritaskan untuk mendukung
percepatan pembangunan daerah perbatasan tertinggal. Beberapa
alternatif percepatan pembangunan daerah perbatasan tertinggal
dalam kerangka RPJMN 2020-2024 dapat difokuskan pada alternatif
untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah tertinggal melalui
pendekatan investasi (investment approach) atau alternatif untuk
memeratakan pembangunan melalui pendekatan kesejahteraan
(prosperity approach), dengan memperhatikan tetap pendekatan
keamanan sebagai fungsi batas wilayah negara (security approach).
Setelah merumuskan tujuan realistis dan menyusun kajian
alternatif, Sdr. Vidi Yovianto menyusun perkiraan anggaran kegiatan
dan proyek percepatan pembangunan daerah perbatasan tertinggal,
dengan memperhitungkan pula keterkaitannya dengan dukungan
major project yang terkait dengan lokasi daerah perbatasan yang
akan dipercepat pembangunannya dari ketertinggalan, dalam
kerangka periode RPJMN 2020-2024, termasuk menyusun saran
tindak lanjut dalam rencana percepatan pembangunan daerah
perbatasan tertinggal tersebut.
Dokumen rancangan rencana tersebut telah memenuhi seluruh
kriteria dan tim penilai angka kredit memberikan nilai 81% untuk
kualitas output sehingga yang bersangkutan mendapat angka kredit
sebesar 3,73.

28. Uraian butir kegiatan Menyusun Rencana Pembangunan Sektoral;


AK: 2,40 (angka kredit maksimal); Perencana Ahli Madya.
Kegiatan Menyusun Rencana Pembangunan Sektoral berkaitan
namun tidak terbatas dengan kegiatan:
a. Menganalisis dan merekomendasikan rumusan kebijakan/
perencanaan pembangunan sektoral atau berbasis kewilayahan;
b. Menganalisis tujuan realistik yang dapat dicapai dalam
perencanaan sektoral dalam jangka menengah;
c. Menganalisis dan merekomendasikan rumusan rencana
rekayasa/model pembiayaan pembangunan;
d. Menganalisis dan merekomendasikan rumusan kebijakan/
perencanaan pembangunan topik tertentu;
e. Menganalisis dan merekomendasikan kebijakan/perencanaan
desain rekayasa teknis sektoral;
f. Menganalisis Kinerja Sektor di tingkat nasional, regional dan atau
daerah;
g. Menyusun alternatif kebijakan dan program untuk mencapai
tujuan kinerja sektor di tingkat nasional, regional atau daerah.
Bukti Fisik:
Dokumen Rencana Pembangunan Sektoral memuat data – data
pendukung seperti berikut:
- 51 -

a. hasil kegiatan merumuskan tujuan realistis yang hendak dicapai


dalam pembangunan yang merupakan salah satu bagian dari
proses perencanaan pembangunan sektoral;
b. hasil sebuah kajian terhadap alternatif rencana pembangunan
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan yang
dituangkan dalam urutan prioritas kepentingan beserta catatan
kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif;
c. hasil analisis penyusunan perkiraan akan kebutuhan anggaran
yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan sektoral.
Hasil kegiatan ini adalah perkiraan biaya dan sumber-sumbernya
yang termuat di dalam laporan dalam rangka penyusunan
rencana pembangunan sektoral;
d. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan dalam rangka penyusunan
rencana pembangunan sektoral.
Contoh:
Sdr. Agus Marwanto, SE, MSi, Fungsional Perencana Madya,
ditugaskan untuk membuat rancangan Rencana Reformasi Sistem
Ketahanan Kesehatan Nasional (National Health Resilience System)
dalam kaitannya dengan bencana pandemi Covid-19 yang perlu
ditangani melalui reformasi sistem ketahanan kesehatan nasional.
Untuk menyusun dokumen tersebut, Sdr. Agus Marwanto
membutuhkan data dan informasi pendukung untuk
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam penanganan
pandemi Covid-19, serta untuk mengevaluasi kinerja dari sistem
ketahanan kesehatan nasional yang telah ada.
Berdasarkan data dan informasi spasial yang telah dianalisis,
selanjutnya Sdr. Agus Marwanto mengkaji kebutuhan (need
assessment) untuk memperbaiki atau mereformasi sistem ketahanan
kesehatan nasional untuk mendukung percepatan penanganan
pandemi Covid-19, dalam jangka mendesak dan jangka menengah
dalam kerangka RPJMN 2020-2024. Beberapa alternatif langkah
kebijakan dalam rangka percepatan penanganan pandemi Covid-19
dalam kerangka RPJMN 2020-2024 dapat difokuskan pada reformasi
sektor kesehatan dalam kerangka reformasi sistem ketahanan
kesehatan nasional, dengan memprioritaskan upaya kuratif dalam
jangka mendesak dan upaya preventif dalam jangka menengah.
dalam kerangka periode RPJMN 2020-2024, termasuk menyusun
saran tindak lanjut dalam rencana pembangunan sektor kesehatan
dalam kerangka reformasi sistem ketahanan kesehatan nasional.
Dokumen rancangan rencana pembangunan sektoral tersebut telah
memenuhi seluruh kriteria dan tim penilai angka kredit memberikan
nilai 84% untuk kualitas output sehingga yang bersangkutan
mendapat angka kredit sebesar 2,02.
- 52 -

29. Uraian butir kegiatan Menyusun Rencana Pembangunan Lintas


Sektor; AK: 2,10 (angka kredit maksimal); Perencana Ahli Madya.
Kegiatan Menyusun Rencana Pembangunan Lintas Sektor berkaitan
namun tidak terbatas dengan kegiatan:
a. Merumuskan tujuan-tujuan realistis yang dapat dicapai dalam
perencanaan jangka menengah dan multisektor;
b. Merumuskan Perencanaan jangka menengah dan multisektor;
c. Melakukan analisis lingkungan strategis dalam rangka menysun
rencana jangka menengah dan multisektor;
d. Menyusun perkiraan dan penentuan pagu indikatif anggaran
jangka menengah dan multisektor;
e. Memberikan rekomendasi pemilihan sumber-sumber
pembiayaan dan implikasinya;
f. Melakukan analisis dampak perencanaan jangka menengah dan
multisektor;
g. Menganalisis dan merekomendasikan rumusan kebijakan/
perencanaan pembangunan sektoral berbasis multisektoral;
h. Menganalisis dan merekomendasikan kebijakan/perencanaan
desain rekayasa berbasis multisektoral.
Bukti Fisik:
Dokumen Rencana Pembangunan Lintas Sektor memuat data – data
pendukung seperti berikut:
a. hasil kegiatan merumuskan tujuan realistis yang hendak dicapai
dalam pembangunan lintas sektor yang merupakan salah satu
bagian dari proses perencanaan yang bersifat cross-cutting issues;
b. hasil sebuah kajian terhadap alternatif rencana pembangunan
lintas sektor berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan
yang dituangkan dalam urutan prioritas kepentingan beserta
catatan kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif;
c. hasil analisis penyusunan perkiraan akan kebutuhan anggaran
yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan lintas sektor.
Hasil kegiatan ini adalah perkiraan biaya dan sumber-sumbernya
yang termuat di dalam laporan dalam rangka penyusunan
rencana pembangunan lintas sektor yang sifatnya cross-cutting
issues;
d. saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan dalam rangka penyusunan
rencana pembangunan lintas sektor.
Contoh:
Sdr. Anto Setiawan, ST, MSi, Fungsional Perencana Madya,
ditugaskan untuk membuat rancangan Rencana Pemulihan Ekonomi
Akibat Pandemi Covid-19, yang terkait dengan beberapa sektor
ekonomi yang terdampak. Untuk menyusun dokumen rencana
tersebut, Sdr. Anto Setiawan membutuhkan data dan informasi
pendukung untuk mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi yang
- 53 -

terdampak pandemi Covid-19, serta melakukan kajian dan evaluasi


dampak yang dialami sektor ekonomi terkait terutama UMKM yang
terpuruk akibat pandemi Covid-19 dan penerapan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) yang berdampak langsung terhadap usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM).
Berdasarkan data dan informasi yang telah dianalisis, selanjutnya
Sdr. Anto Setiawan mengkaji kebutuhan (need assessment)
pemulihan sektor usaha dan bisnis yang terpuruk akibat pandemi
Covid-19 dan penerapan PSBB dalam jangka mendesak dan jangka
menengah dalam kerangka RPJMN 2020-2024. Beberapa alternatif
langkah kebijakan dalam rangka pemulihan sektor perekonomian
dan usaha akibat pandemi Covid-19 dan PSBB tersebut dirumuskan
dan difokuskan pada upaya pemulihan dalam jangka mendesak dan
dalam jangka menengah dalam kerangka periode RPJMN 2020-2024,
termasuk menyusun saran tindak lanjut dalam rencana
pembangunan dan pemulihan sektor perekonomian dan usaha dalam
kerangka pemulihan ekonomi nasional yang telah ditetapkan melalui
Perpres No. 82 tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan Covid-19
dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Dokumen rancangan rencana pembangunan lintas sektor tersebut
telah memenuhi seluruh kriteria dan tim penilai angka kredit
memberikan nilai 93% untuk kualitas output sehingga yang
bersangkutan mendapat angka kredit sebesar 1,95.

30. Uraian butir kegiatan Menyusun Rancangan Rencana Anggaran dan


Pembiayaan Pembangunan; AK: 1,00; Perencana Ahli Muda.
Rancangan Rencana Anggaran dan Pembiayaan Pembangunan, yang
didasarkan pada Rencana Kerja Kementerian/Lembaga dan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang telah ditetapkan sebagai
turunan dari Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan/atau Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), yang setidaknya memuat uraian
pembiayaan belanja agar penggunaan anggaran tepat sasaran, dan
memuat perkiraan angggaran keseluruhan untuk pelaksanaan
perencanaan program, kegiatan dan proyek yang telah ditetapkan
dalam dokumen rencana kerja Kementerian/ Lembaga atau
organisasi perangkat daerah.
Bukti Fisik:
Dokumen Rencana Anggaran dan Pembiayaan Pembangunan
memuat data – data pendukung yang setidaknya memuat hasil
analisis penyusunan perkiraan kebutuhan anggaran yang diperlukan
dalam perencanaan pembangunan, termasuk alternatif pembiayaan
dari sumber non-APBN dan APBD. Hasil kegiatan ini adalah
perkiraan biaya dan sumber-sumbernya yang termuat di dalam
laporan dalam rangka penyusunan rencana pembangunan program,
kegiatan dan proyek yang direncanakan.
Contoh:
- 54 -

Sdr. Karlina Rifki, ST, Fungsional Perencana Muda, ditugaskan


untuk membuat rancangan Rencana Anggaran dan Pembiayaan yang
diturunkan dari rencana kerja Kementerian/ Lembaga dimana Sdr.
Karlina Rifki bertugas. Untuk menyusun dokumen tersebut, Sdr.
Karlina Rifki mengumpukan data dan informasi pendukung terkait
Rencana Kerja Kementerian/Lembaga untuk dijadikan referensi
utama dalam menyusun rencana anggaran dan pembiayaan, baik
yang bersumber dari APBN maupun sumber pembiayaaan lainnya
yang memungkinkan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Dengan mempertimbangkan adanya keterbatasan anggaran
pembangunan, sesuai dengan pagu indikatif untuk anggaran
pemerintah pada tahun berikutnya, maka perlu diidentifikasikan
pula peluang sumber pembiayaan non APBN yang dapat
dimobilisasikan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan
dan proyek yang telah direncanakan untuk tahun berikutnya. Untuk
itu, perlu disiapkan beberapa alternatif rencana anggaran dan
pembiayaan yang disesuaikan dengan skala prioritas program,
kegiatan, dan proyek yang dimuat dalam Rencana Kerja Kementerian.
Apabila rencana anggaran tersebut telah memenuhi seluruh kriteria,
maka dapat memperoleh angka kredit maksimal sebesar 4.60.

C. Sub Unsur: Adopsi dan Legitimasi Rencana Pembangunan


31. Uraian butir kegiatan Melakukan Telaahan Lingkup
Sektoral/Regional dalam Berbagai Forum Musyawarah, Rapat
Koordinasi, dan Forum Konsultasi Publik Lainnya dalam Rangka
Penyusunan Perencanaan Pembangunan; AK: 2,25 (angka kredit
maksimal); Perencana Ahli Madya.
Forum pertemuan dalam uraian kegiatan Melakukan Telaahan
Lingkup Sektoral/Regional dalam Berbagai Forum Musyawarah,
Rapat Koordinasi, dan Forum Konsultasi Publik Lainnya dalam
Rangka Penyusunan Perencanaan Pembangunan sebagai adopsi dan
legitimasi rencana pembangunan meliputi antara lain Musrenbang
(mulai dari tingkat desa/kelurahan sampai nasional); rakortek
sampai rakorbangpus; bilateral/trilateral meeting, dan forum
konsultasi publik lainnya.
Penyusunan telaahan sebagaimana dimaksud harus memenuhi
kriteria penulisan dengan bobot penilaian sebagai berikut:
• Latar Belakang (15%);
• Analisis dan Pembahasan (30%);
• Pilihan Kebijakan (25%);
• Rekomendasi Kebijakan (20%);
• Koherensi Laporan (10%).
Bukti Fisik:
Laporan Telaahan Lingkup Sektoral/Regional yang mendukung
kinerja unit kerja pejabat fungsional perencana yang bersangkutan
- 55 -

serta disampaikan dalam Berbagai Forum Musyawarah, Rapat


Koordinasi, dan Forum Konsultasi Publik Lainnya dalam Rangka
Penyusunan Perencanaan Pembangunan.
Contoh :
Ginandjar ST, MSi, Fungsional Perencana Ahli Madya ditugaskan
untuk melakukan telahaan potensi pengembangan luas jalan di
Kabupaten Tangerang untuk disampaikan dalam Forum Musrenbang
Daerah Provinsi Banten. Telaahan tersebut telah memenuhi seluruh
kriteria dan Tim Penilai memberikan nilai 78% untuk kualitas output
sehingga yang bersangkutan mendapat angka kredit sebesar 1,75.
32. Uraian butir kegiatan Melakukan Telaahan Lingkup Sektoral/
Regional Terhadap Proses dan Hasil Pembahasan Anggaran dengan
Mitra Legislatif; AK: 0,70; Perencana Ahli Muda.
Laporan Telaahan disusun berdasarkan hasil pembahasan anggaran
dengan mitra legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat – Republik
Indonesia/ Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) yang sekurang-
kurangnya memuat:
• Pendahuluan/Latar belakang;
• Analisis/Pembahasan;
• Kesimpulan dan Rekomendasi;
• Saran dan Tindak Lanjut;
• Lampiran berupa dokumen kesepakatan.
Bukti Fisik:
Laporan Telaahan Hasil Pembahasan Rencana Anggaran dengan
mitra legislatif disampaikan kepada pimpinan unit kerja pejabat
fungsional perencana serta dapat digunakan sebagai dokumen
pendukung untuk menyempurnakan rencana anggaran.
Contoh :
Zaskia Gautika SE, MA, Fungsional Perencana Ahli Muda ditugaskan
untuk melakukan telahaan rencana anggaran pengelolaan objek
wisata baru berdasarkan hasil pertemuan dengan DPRD Kabupaten
Banyuwangi. Hasil telaahan yang bersangkutan disampaikan serta
diterima oleh pimpinan unit kerja dalam rangka mendukung kegiatan
perencanaan anggaran sehingga yang bersangkutan berhak
mendapat angka kredit sebesar 0,70.
33. Uraian butir kegiatan Melakukan Telaahan Lingkup Makro/Lintas
Sektor/Kawasan dalam Berbagai Forum Musyawarah, Rapat
Koordinasi, dan Forum Konsultasi Publik Lainnya dalam Rangka
Penyusunan Perencanaan Pembangunan; AK: 2,60 (angka kredit
maksimal); Perencana Ahli Utama.
Telaahan merupakan hasil review, penilaian, analisis, dan
rekomendasi kebijakan setelah membaca dan menghadiri salah satu
forum musyawarah/koordinasi/konsultasi publik tersebut.
Penyusunan telaahan sebagaimana dimaksud harus memenuhi
kriteria penulisan dengan bobot penilaian sebagai berikut:
- 56 -

• Latar Belakang (15%);


• Analisis dan Pembahasan (30%);
• Pilihan Kebijakan (25%);
• Rekomendasi Kebijakan (20%);
• Koherensi Laporan (10%).
Bukti Fisik:
Laporan Telaahan Lingkup Makro/Lintas Sektoral/Kawasan serta
disampaikan dalam Berbagai Forum Musyawarah, Rapat Koordinasi,
dan Forum Konsultasi Publik Lainnya dalam Rangka Penyusunan
Perencanaan Pembangunan.
Contoh :
Sdr. Antonius Saragih ST, MSc, PhD, Fungsional Perencana Ahli
Utama ditugaskan untuk melakukan telaahan proyeksi usia
penduduk di tahun 2045. Telaahan tersebut telah memenuhi seluruh
kriteria dan Tim Penilai memberikan nilai 100% untuk kualitas
output sehingga yang bersangkutan mendapat angka kredit sebesar
2,60.
34. Uraian butir kegiatan Melakukan Telaahan Lingkup Makro/Lintas
Sektor/Kawasan Terhadap Proses dan Hasil Pembahasan Anggaran
dengan Dewan Legislatif; AK: 2,20; Perencana Ahli Utama.
Telaahan merupakan hasil review, penilaian, analisis, dan
rekomendasi kebijakan setelah membaca dan menghadiri salah satu
forum pembahasan anggaran tersebut. Penyusunan telaahan
sebagaimana dimaksud harus memenuhi kriteria penulisan dengan
bobot penilaian sebagai berikut:
• Latar Belakang (15%);
• Analisis dan Pembahasan (30%);
• Pilihan Kebijakan (25%);
• Rekomendasi Kebijakan (20%);
• Koherensi Laporan (10%).
Bukti Fisik:
Laporan Telaahan Hasil Pembahasan Rencana Anggaran dengan
mitra legislatif disampaikan kepada pimpinan unit kerja pejabat
fungsional perencana serta dapat digunakan sebagai dokumen
pendukung untuk menyempurnakan rencana anggaran.
Contoh :
Siti Mutmainah SE, MA, PhD, Fungsional Perencana Ahli Utama
ditugaskan untuk melakukan telahaan rencana anggaran
pengentasan kemiskinan di wilayah afirmasi. Telaahan tersebut telah
memenuhi seluruh kriteria dan Tim Penilai memberikan nilai 90%
untuk kualitas output sehingga yang bersangkutan mendapat angka
kredit sebesar 1,98.

D. Sub Unsur: Pengendalian dan Pemantauan Pelaksanaan Rencana


Pembangunan
- 57 -

35. Uraian butir kegiatan Melakukan Persiapan Pengendalian


Pelaksanaan Rencana; AK: 0,10; Perencana Ahli Pertama.
Persiapan pengendalian pelaksanaan rencana yaitu tindakan atau
menyediakan dan melengkapi proses serangkaian kegiatan
manajemen yang dimaksudkan untuk menjamin agar suatu
program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan.
Bukti Fisik:
Laporan Persiapan Pengendalian Pelaksanaan Rencana
Pembangunan
Contoh:
Ahmad Ridho, S.AP, Fungsional Perencana Ahli Pertama ditugaskan
oleh Kepala Bappeda Kabupaten Lamongan untuk menyiapkan
bahan-bahan data dan membuat outline kegiatan pengendalian
program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian dan
keuangan. Dengan laporan yang dibuatnya, Ahmad Ridho, S.AP
mendapatkan angka kredit sebesar 0,10
36. Uraian butir kegiatan Melaksanakan Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan; AK: 1,20; Perencana Ahli
Muda.
Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan
adalah hal untuk memastikan bahwa penyusunan perencanaan
pembangunan untuk tahun rencana dapat tepat sasaran dan betul-
betul bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat dengan cara
memetakan permasalahan yang dihadapi berdasarkan hasil kinerja
tahun sebelumnya dan prediksi keadaan tahun berjalan hingga
tahun kedepan sehingga dapat diputuskan program dan kegiatan apa
yang akan dipilih untuk dilaksanakan.
Bukti Fisik:
Laporan Hasil Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan.
Contoh:
Alex Pramuji, SE, MM, Fungsional Perencana Ahli Muda ditugaskan
oleh Kepala Bappeda untuk pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
pelaksanaan Rencana Kerjan Pemerintah Daerah (RKPD), hal
tersebut juga melihat dari bagaimana Rencana Kerja (Renja) pada
Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Dengan laporan yang dibuatnya,
Alex Pramuji, SE, MM mendapatkan angka kredit sebesar 1,20
37. Uraian butir kegiatan Melaksanakan Pengendalian dan Pemantauan
Pelaksanaan Rencana dan Program; AK: 3,00 (angka kredit
maksimal); Perencana Ahli Madya.
Pengendalian dan Pemantauan Pelaksanaan Rencana dan Program
yaitu kegiatan untuk menjamin agar suatu program/kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan
mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan,
- 58 -

mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul


dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin
Bukti Fisik:
Laporan Hasil Pengendalian dan Pemantauan Pelaksanaan Rencana
Pembangunan
Contoh:
Muhammad Ali Sahbani, S.IP, Fungsional Perencana Ahli Madya
ditugaskan oleh Kepala Biro Perencanaan Kementerian Kelautan dan
Perikanan untuk melaksanakan tugas pengendalian dan
pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan yaitu pada
kegiatan Perikanan tangkap dan budidaya. Dengan Laporan yang
telah memenuhi seluruh kriteria dan Tim Penilai memberikan nilai
90% untuk kualitas output sehingga yang bersangkutan mendapat
angka kredit sebesar 2,70.
38. Uraian butir kegiatan Menilai Hasil Pengendalian dan Pemantauan
Pelaksanaan Rencana dan Program Strategis; AK: 3,00 (angka kredit
maksimal); Perencana Ahli Utama.
Menilai hasil pengendalian dan pemantauan pelaksanaan rencana
dan program strategis adalah assesmen secara umum sebagai prosen
untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat
digunakan untuk dasar pengambilan keputusan. Penilaian dalam
program merupakan salah satu kegiatan untuk menilai tingkat
pencapaian program. Menajamin dan mengamati perkembangan
pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta
mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul
untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin.
Bukti Fisik:
Laporan Hasil Pengendalian dan Pemantauan Pelaksanaan Rencana
dan Program Strategis
Contoh:
Dr. Najma Faradisa, ME, Fungsional Perencana Ahli Utama
ditugaskan oleh Deputi Bidang Ekonomi untuk melaksanakan tugas
pengendalian dan pemantauan pelaksanaan rencana dan program
strategis peningkatan produksi pangan dan dukungan pemulihan
ekonomi melalui revitalisasi sistem pangan nasional dan
pengembangan food estate. Dengan Laporan yang telah memenuhi
seluruh kriteria dan Tim Penilai memberikan nilai 82% untuk
kualitas output sehingga yang bersangkutan mendapat angka kredit
sebesar 2,46.

E. Sub Unsur Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan


39. Uraian butir kegiatan Melakukan Persiapan Evaluasi Rencana
Pembangunan Tahunan; AK: 0,25; Perencana Ahli Pertama.
Persiapan evaluasi rencana pembangunan tahunan yaitu tindakan
atau menyediakan dan melengkapi proses rangkaian kegiatan
- 59 -

membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan


hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.
Bukti Fisik:
Dokumen Persiapan Evaluasi Rencana Pembangunan Tahunan
Contoh:
Hari Hermansyah, ST, Fungsional Perencana Ahli Pertama
ditugaskan oleh Kepala Bappeda Provinsi Sumatera untuk
menyiapkan bahan-bahan data dan membuat outline kegiatan
evaluasi dokumen Rencana Kerjan Pemerintah Daerah (RKPD.
Dengan laporan yang dibuatnya, Hari Hermansyah, ST mendapatkan
angka kredit sebesar 0,25

40. Uraian butir kegiatan Mengolah Data dan Informasi dalam Rangka
Evaluasi Rencana Pembangunan Tahunan; AK: 0,25; Perencana Ahli
Pertama.
Pengolahan data dan informasi dalam rangka evaluasi rencana
pembangunan tahunan yang dimaksud adalah mengolah data primer
menjadi informasi yang berguna, bervariasi dari tingkat yang sangat
mudah sampai dengan yang sulit.
Bukti Fisik:
Laporan hasil pengolahan data, dilampiri dengan bukti data primer.
Contoh :
Nur Laily, SE, Fungsional Perencana Ahli Pertama ditugaskan oleh
pimpinannya untuk mengolah data berdasarkan penggolongan desa
dan mata pencaharian. Dari pengolahan data tersebut dapat dilihat
sebagai penduduk miskin pada masing-masing desa dan mata
pencariannya dengan laporan yang dibuat, Nur Laily, SE
mendapatkan angka kredit sebesar 0,25.
41. Uraian butir kegiatan Menyusun Disain Instrumen dan Arahan
Pelaksanaan Evaluasi Rencana Pembangunan Jangka
Menengah/Sektoral; AK: 2,55 (angka kredit maksimal); Perencana
Ahli Madya.
Desain dan instrument dimaksud adalah rancangan kebijakan yang
perlu ditempuh untuk kegiatan yang terencana dan mengetahui
kedaan suatu objek dengan menggunakan instrumen serta hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan dan
harapannya untuk memecahkan permaslahan yang dihadapi.
Bukti Fisik :
Dokumen Evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah/
Sektoral
Contoh :
Drs. Warcito Hartanto, M.Si , Fungsional Perencana Ahli Madya
ditugaskan menyusun desain dan instrument program pengentasan
kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. Dokumen tersebut telah
memenuhi seluruh kriteria dan Tim Penilai memberikan nilai 76%
- 60 -

untuk kualitas output sehingga yang bersangkutan mendapat angka


kredit sebesar 1,94.
42. Uraian butir Melaksanakan Evaluasi Rencana Pembangunan Jangka
Panjang/Lintas Sektor/Kawasan; AK: 3,60 (angka kredit maksimal);
Perencana Ahli Utama.
Suatu proses/rangkaian kegiatan membandingkan realisasi
masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap
rencana dan standar serta memperoleh dan menyediakan informasi
yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
keputusan.
Bukti Fisik :
Dokumen Evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang/Lintas
Sektor/Kawasan
Contoh :
Dr. Yogi Praja Abadi, MM, Fungsional Perencana Ahli Utama
ditugaskan menyusun dokumen evaluasi rencana pembangunan
jangka panjang di Provinsi Jawa Timur. Dokumen tersebut telah
memenuhi seluruh kriteria dan Tim Penilai memberikan nilai 84%
untuk kualitas output sehingga yang bersangkutan mendapat angka
kredit sebesar 3,02.

II. Unsur Kegiatan Pengembangan Profesi


A. Uraian Butir Kegiatan: Memperoleh ijazah/gelar pendidikan formal
sesuai dengan bidang Perencana Pembangunan. Angka kredit: 25% dari
angka kredit kenaikan pangkat. Pelaksana: Semua jenjang.
Perolehan ijazah/gelar pendidikan formal yang dimaksud adalah gelar
pertama pada jenjang pendidikan atau dalam bidang studi yang relevan
dengan ketentuan bidang tugas, strategi dan tujuan pengembangan
kompetensi pegawai di instansi perencanaan pembangunan perencana
yang bersangkutan.
Pendidikan formal dimaksud adalah pendidikan baik di dalam maupun
di luar negeri pada perguruan tinggi yang terakreditasi oleh Kementerian
Pendidikan Nasional.
Bukti Fisik:
a) Fotokopi surat izin tugas belajar dari instansi yang bersangkutan;
b) Fotokopi ijazah yang dilegalisir oleh instansi yang berwenang sesuai
dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Contoh:
Sdr. Naraya Putra, ST, Fungsional Perencana Ahli Muda, Pangkat/
Golongan Penata/ III/c bekerja di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 (master)
dan berhasil memperoleh gelar master dalam bidang Perencanaan
Wilayah dan Kota (S2) dari Universitas Diponegoro. Angka Kredit yang
diperoleh Sdr. Naraya Putra adalah sebesar 25 % dari kebutuhan AK
untuk kenaikan Pangkat/Golongan ke Penata Tingkat I, III/d.
- 61 -

Perhitungan AK yang diperoleh:


• Kebutuhan AK untuk kenaikan Pangkat/ Golongan ke Penata Tingkat
I, III/d adalah 100 AK.
• AK yang diperoleh Sdr. Naraya Putra 25% dari 100 AK = 25 AK.

B. Pembuatan Karya Tulis/ Karya Ilmiah di bidang Perencanaan


Pembangunan
Pemberian angka kredit didasarkan pada Pasal 40 PermenPAN RB
tentang JFP. Perencana yang secara bersama-sama membuat Karya
Tulis/Karya Ilmiah di bidang perencanaan pembangunan, diberikan
Angka Kredit dengan ketentuan sebagai berikut:
• apabila terdiri dari 2 (dua) orang penulis maka pembagian Angka
Kredit yaitu 60% (enam puluh persen) bagi penulis utama dan 40%
(empat puluh persen) bagi penulis pembantu;
• apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis maka pembagian Angka
Kredit yaitu 50% (lima puluh persen) bagi penulis utama dan masing-
masing 25% (dua puluh lima persen) bagi penulis pembantu;
• apabila terdiri dari 4 (empat) orang penulis maka pembagian Angka
Kredit yaitu 40% (empat puluh persen) bagi penulis utama dan
masing-masing 20% (dua puluh persen) bagi penulis pembantu; dan
• apabila tidak terdapat atau tidak dapat ditentukan penulis utama dan
penulis pembantu maka pembagian Angka Kredit dibagi sebesar
proporsi yang sama untuk setiap penulis.
Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud, paling banyak 3 (tiga)
orang.
Bahan presentasi yang berbentuk paparan slide/transparansi/atau
power point bukan sebuah karya ilmiah, oleh karena itu tidak dapat
diberikan angka kredit.
1. Membuat karya tulis/ karya ilmiah hasil penelitian/ pengkajian/
survei/ evaluasi di bidang Perencanaan Pembangunan yang
dipublikasikan:
a) Dalam bentuk buku/ majalah/jurnal ilmiah internasional yang
diterbitkan internasional yang terindek/terakreditasi. Angka
kredit: 20,00. Pelaksana: Semua jenjang.
Bukti Fisik: Jurnal/ Buku yang sudah diterbitkan
Contoh:
Sdr. Dani Utomo, M.Si. (penulis utama) dan Sdr. Eko Irfandi, M.E.
(Penulis Pembantu), Fungsional Perencana di Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, membuat buku yang berjudul
‘The Economics of Development and Planning In Indonesia’ dan
sudah diterbitkan di penerbit internasional yang terindek.
Sebagai penulis utama, Sdr. Dani Utomo mendapatkan angka
kredit sebesar 60% x 20 = 12,00 AK; sedangkan Sdr. Eko Irfandi
sebagai penulis pembantu mendapatkan angka kredit sebesar
- 62 -

40% x 20 = 8 AK.
b) Dalam bentuk buku/ majalah/jurnal ilmiah internasional yang
diterbitkan dalam penerbitan terindek/terkakreditasi level
nasional. Angka kredit: 12,50. Pelaksana: semua jenjang.
Bukti Fisik: Jurnal/ Buku yang sudah diterbitkan
Contoh:
(1) Sdr. Dr. Athaya Putra, M.Sc. (penulis utama) dan Sdr. Dara
Fiona, M.Sc. (penulis pembantu), Fungsional Perencana di
Kementerian PPN/ Bappenas, membuat karya ilmiah dalam
bentuk buku berjudul “Model Konektivitas Transportasi di
Wilayah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal”, sudah
diterbitkan dan diedarkan secara nasional. Sebagai penulis
utama, Sdr. Athaya Putra mendapatkan angka kredit sebesar
60% x 12,5 = 7,5 AK; sedangkan Sdr. Dara Fiona sebagai satu-
satunya penulis pembantu mendapatkan angka kredit
sebesar 40% x 12,5 = 5,0 AK.
(2) Sdr. Dr. Farra Hanifa (penulis utama), Sdr. Hasna Kaila, M.M.
dan Sdr. Ridha Malik, M.Si. (masing-masing sebagai penulis
pembantu), Fungsional Perencana pada Bappeda Provinsi
Jawa Timur, membuat kajian dalam bentuk buku berjudul
Pembangunan Ekonomi Jawa Timur 2015 - 2019, sudah
diterbitkan, dan diedarkan secara nasional. Sebagai penulis
utama Sdr. Farra Hanifa mendapat angka kredit sebesar 50%
x 12,5 = 6,25 AK; sedangkan Sdr. Hasna Kaila dan Sdr. Ridha
Malik masing-masing sebagai penulis pembantu mendapat
angka kredit 25% x 12,5 = 3,125 AK.
(3) Sekelompok Pejabat Fungsional Perencana, terdiri dari 4
(empat) orang, dari Bappeda Provinsi Irian Jaya melakukan
penelitian mengenai “Upaya Pengentasan Kemiskinan di
Provinsi Papua”. Karena hasil penelitiannya dinilai sangat
baik oleh beberapa pakar dan tokoh nasional, kemudian hasil
penelitiannya diterbitkan dalam bentuk buku dan diedarkan
secara nasional. Dalam hal ini, penulis utama mendapatkan
angka kredit sebesar 40% x 12,5 = 5 AK; sedangkan penulis
pembantu masing-masing mendapatkan angka kredit sebesar
20% x 12,5 = 2,5 AK.
c) Dalam bentuk buku/majalah/jurnal ilmiah internasional yang
diterbitkan dan diakui oleh organisasi profesi dan Instansi
Pembina. Angka Kredit: 6,00. Pelaksana: Semua Jenjang.
Bukti Fisik: Jurnal/ Buku/ Naskah yang sudah diterbitkan
Contoh:
(1) Sdr. Nurdayasakti, S,H., M.H. (penulis utama) dan Sdr.
Hikmatul Ula, S.H., M.Hum. (penulis pembantu) Fungsional
Perencana di Pemerintahan Kota Malang menulis artikel
mengenai Evaluasi Peraturan Daerah Kota Malang Periode
2000-2020” dan dimuat dalam Majalah Perencanaan
- 63 -

Pembangunan yang diakui oleh organisasi profesi dan


Instansi Pembina Jabatan Fungsional Perencana.
Sebagai penulis utama Sdr. Nurdayasakti mendapatkan
angka kredit sebesar 60% x 6 = 3,6 AK, sedangkan Sdr.
Hikmatul Ula sebagai penulis pembantu mendapatkan angka
kredit sebesar 40% x 6 = 2,4 AK.
(2) Sekelompok perencana, terdiri 5 orang, dari Bappeda Provinsi
Jawa Tengah melakukan penelitian mengenai Esensi Kultur
Budaya Jawa dalam Percepatan Pembangunan Daerah. Hasil
penelitian ini dimuat sebagai artikel dalam majalah ilmiah
yang diakui oleh organisasi profesi dan Instansi Pembina.
Mengingat jumlah penulis lebih dari yang disyaratkan, maka
buku ini tidak dinilai. Meskipun demikian buku ini dapat
dinilai dengan kriteria lain misalnya kegiatan dalam unsur
perencanaan, dengan tetap mengikuti persyaratan dan
kriteria unsur perencanaan.
2. Membuat karya tulis/karya ilmiah hasil penelitian/pengkajian/
survei/evaluasi di bidang Perencanaan Pembangunan yang tidak
dipublikasikan:
a) Dalam bentuk buku. Angka kredit: 8,00 (angka kredit maksimal).
Pelaksana: Semua Jenjang
Perolehan angka kredit dihitung berdasarkan hasil penilaian
pembahas/peserta. Nilai rata-rata pembahas/peserta dikonversi
menjadi persentase sebagai pengali dari angka kredit maksimal.
Karya tulis/karya ilmiah hasil penelitian/pengkajian/survei/
evaluasi di bidang Perencanaan Pembangunan dalam bentuk
buku yang tidak dipublikasikan hanya dapat dinilai apabila buku
tersebut dipresentasikan dan dibahas pada forum bedah
buku/diskusi/seminar/lokakarya dengan tema yang relevan
dengan perencanaan pembangunan. Forum tersebut selain
dihadiri oleh pembahas/peserta dari unit kerja/instansi
perencana yang bersangkutan, juga harus dihadiri pembahas/
peserta dari luar unit kerja/instansi.
Bukti Fisik:
(1) buku karya tulis/karya ilmiah dimaksud; (2) daftar hadir; (3)
notulensi atau prosiding forum ilmiah dimaksud; dan (4) Hasil
Penilaian rata-rata dari pembahas dan peserta.
Contoh:
Sdr. Dr. Leta Elvina. M.Si. (penulis utama) dan Sdr. Caka Putra
M.T. (penulis pembantu), Fungsional Perencana di Provinsi DKI
Jakarta, menulis buku hasil dari evaluasi di bidang Perencanaan
Pembangunan yang berjudul “Tata Kelola Perkotaan dalam Upaya
Penanggulangan Banjir”. Buku tersebut tidak diterbitkan, namun
digunakan sebagai bahan diskusi dalam suatu seminar
Lokakarya Perencanaan Wilayah Kota bagi Para Perencana di
Lingkup Provinsi DKI Jakarta. Hasil penilaian rata-rata dari
- 64 -

pembahas dan peserta adalah 80,70. Sebagai penulis utama, Sdr.


Leta Elvina mendapatkan angka kredit sebesar 80,70% x 60% x 8
AK = 3,874 AK, sedangkan Sdr. Caka Putra sebagai penulis
pembantu mendapatkan angka kredit sebesar 80,70% x 40% x 8
=2,58 AK
b) Dalam bentuk makalah. Angka kredit: 4,00 (angka kredit
maksimal). Pelaksana: Semua jenjang.
Perolehan angka kredit dihitung berdasarkan hasil penilaian
pembahas/peserta. Nilai rata-rata pembahas/peserta dikonversi
menjadi persentase sebagai pengali dari angka kredit maksimal.
Makalah yang tidak dipublikasikan hanya dapat dinilai apabila
makalah tersebut dipresentasikan dan dibahas pada forum
diskusi/seminar/lokakarya dengan topik yang relevan dengan
perencanaan pembangunan. Forum tersebut selain dihadiri oleh
pembahas/peserta dari unit kerja/instansi perencana yang
bersangkutan, juga harus dihadiri pembahas/peserta dari luar
unit kerja/instansi.
Bukti Fisik:
(1) makalah dimaksud; (2) daftar hadir; (3) notulensi; dan (4) Hasil
Penilaian rata-rata dari pembahas dan peserta.
Contoh :
Sekelompok Pejabat Fungsional Perencana, terdiri dari 4 (empat)
orang dari Bappeda Provinsi Jawa Tengah yang diketuai oleh Sdr.
Muji Purnomo S.E., M.Si., melakukan survei di bidang
Perencanaan Pembangunan dan menghasilkan makalah dengan
judul “Efektivitas Peningkatan Kapasitas Pejabat Fungsional
Perencana Terhadap Peningkatan Kualitas Dokumen
Perencanaan di Provinsi Jawa Tengah.”. Makalah tersebut tidak
diterbitkan, namun dipresentasikan pada Lokakarya
Perencanaan Provinsi Jawa Tengah. Selain para perencana di
provinsi, lokakarya ini juga dihadiri perencana dari Kabupaten/
Kota se Jawa Tengah. Hasil penilaian rata-rata dari pembahas
dan peserta adalah 60,30. Dalam hal ini, penulis utama
mendapatkan angka kredit sebesar 60,30% x 40% x 4 = 0,965 AK,
sedangkan 3 (tiga) penulis pembantu masing-masing
mendapatkan angka kredit sebesar 60,30% x 20% x 4 = 0,482 AK.
3. Membuat karya tulis/ karya ilmiah berupa tinjauan atau ulasan
ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang Perencanaan Pembangunan
yang dipublikasikan:
a) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional. Angka kredit: 8,00. Pelaksana: Semua jenjang
Bukti Fisik:
Buku yang sudah diterbitkan sesuai dengan standar penulisan
buku. Standar penulisan buku ini diatur oleh Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia.
- 65 -

Contoh:
(1) Sdr. Ratih Pratiwi, M.A. (penulis utama) dan Sdr. Dani
Hendrawan, M.E. (penulis kedua) Fungsional Perencana pada
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menulis
karya ilmiah hasil gagasan sendiri mengenai “Prospek
Ekonomi Indonesia Tahun 2025”, diterbitkan dalam bentuk
buku dan dipublikasikan secara nasional. Sebagai penulis
utama, Sdr. Ratih Pratiwi mendapatkan angka kredit sebesar
60% x 8 = 4,8 AK; sedangkan Sdr. Dani Hendrawan sebagai
penulis pembantu mendapatkan angka kredit sebesar 40% x
8 = 3,2 AK.
(2) Sekelompok Fungsional Perencana (terdiri dari tiga orang) dari
Kementerian Hukum dan Ham yang diketuai oleh Sdr. Anhar
Silaban, S.H., M.H. menulis ulasan mengenai “Analisis dan
Evaluasi Peraturan Perundang-undangan di Indonesia
Periode 2010-2020” diterbitkan dalam bentuk buku dan
diedarkan secara nasional. Dalam hal ini, Sdr. Anhar Silaban
sebagai penulis utama mendapatkan angka kredit 50% x 8 =
4 AK, sedangkan untuk penulis pembantu masing-masing
mendapatkan angka kredit sebesar 25% x 4 = 2 AK.
b) Dalam bentuk artikel di dalam majalah ilmiah yang diakui oleh
organisasi profesi dan Instansi Pembina. Angka kredit: 4,00.
Pelaksana: semua jenjang
Bukti Fisik: Naskah yang sudah dipublikasikan.
Contoh:
(1) Sdr. Wibisono Adhi, M.Si. (penulis utama) dan Sdr. Achyar
Purnomo, M.T. (penulis kedua) yang merupakan Fungsional
Perencana di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menulis
tinjauan singkat dalam bentuk naskah mengenai
“Perencanaan Penganggaran untuk Research and
Development di Bidang Teknologi dalam Dokumen
Perencanaan Jangka Menengah” serta dimuat dalam Majalah
Perencanaan Pembangunan. Sebagai penulis utama, Sdr.
Wibisono Adhi mendapatkan angka kredit sebesar 60% x 4 =
2,4 AK, sedangkan Sdr. Achyar Purnomo sebagai penulis
pembantu mendapatkan angka kredit sebesar 40% x 4 = 1,6.
(2) Sekelompok Fungsional Perencana yang terdiri dari 4 (empat)
orang, diketuai oleh Sdr. Djata Harati, M.Sc. dari Bappeda
Provinsi Kalimantan Barat mengulas “Prospek Produksi Beras
di Provinsi Kalimantan Barat dalam Mendukung Kebutuhan
Beras Nasional”, dimuat dalam salah satu majalah ilmiah
yang diakui oleh organisasi profesi dan Instansi Pembina.
Dalam hal ini, Sdr. Djata Harati sebagai penulis utama
mendapatkan angka kredit 40% x 4 = 1,6 AK, sedangkan
penulis pembantu yang terdiri dari 3 (tiga) orang masing-
masing mendapatkan angka kredit sebesar 20% x 4 = 0,8 AK.
- 66 -

4. Membuat karya tulis/ karya ilmiah berupa tinjauan atau ulasan


ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang Perencanaan Pembangunan
yang tidak dipublikasikan:
a) Dalam bentuk buku. Angka kredit: 7,00 (angka kredit maksimal).
Pelaksana: semua jenjang.
Perolehan angka kredit dihitung berdasarkan hasil penilaian
pembahas/peserta. Nilai rata-rata pembahas/peserta dikonversi
menjadi persentase sebagai pengali dari angka kredit maksimal.
Karya tulis/ilmiah berupa tinjauan atau tulisan ilmiah hasil
gagasan sendiri di bidang Perencanaan Pembangunan dalam
bentuk buku yang tidak dipublikasikan hanya dapat dinilai
apabila buku tersebut dipresentasikan dan dibahas pada forum
bedah buku/diskusi/seminar/lokakarya dengan tema yang
relevan dengan perencanaan pembangunan. Forum tersebut
selain dihadiri oleh pembahas/peserta dari unit kerja/instansi
perencana yang bersangkutan, juga harus dihadiri pembahss/
peserta dari luar unit kerja/instansi.
Bukti Fisik:
(1) buku karya tulis/karya ilmiah dimaksud; (2) daftar hadir; (3)
notulensi atau prosiding forum ilmiah dimaksud; dan (4) Hasil
Penilaian rata-rata dari pembahas dan peserta.
Contoh:
Sdr. Dr. Hana Lestari, MSi. (penulis utama) dan Sdr. Aditya Putra,
MSi. (penulis pembantu), Fungsional Perencana Madya di
Kementerian PPN/ Bappenas, menulis buku berjudul
“Pemanfaatan Teknologi dalam Pemantauan Proyek Prioritas
Pembangunan” yang merupakan hasil ulasan ilmiah gagasan
sendiri. Buku tersebut tidak diterbitkan, namun dipresentasikan
seminar perencanaan pembangunan yang dihadiri perencana di
seluruh kedeputian di Kementerian PPN/ Bappenas. Hasil
penilaian rata-rata pembahas/peserta adalah 75. Sebagai penulis
utama, Sdr. Hana Lestari mendapatkan angka kredit sebesar 75%
x 60% x 7 = 3,15 AK; sedangkan Sdr. Aditya Putra sebagai penulis
pembantu mendapatkan angka kredit sebesar 75% x 40% x 7 =
2,10 AK.
b) Dalam bentuk makalah. Angka kredit: 3,50 (angka kredit
maksimal). Pelaksana semua jenjang.
Perolehan angka kredit dihitung berdasarkan hasil penilaian
pembahas/peserta. Nilai rata-rata pembahas/peserta dikonversi
menjadi persentase sebagai pengali dari angka kredit maksimal.
Karya tulis/ilmiah berupa tinjauan atau tulisan ilmiah hasil
gagasan sendiri di bidang Perencanaan Pembangunan dalam
bentuk makalah yang tidak dipublikasikan hanya dapat dinilai
apabila makalah tersebut dipresentasikan dan dibahas pada
forum diskusi/seminar/lokakarya dengan topik yang relevan
dengan perencanaan pembangunan. Forum tersebut selain
- 67 -

dihadiri oleh pembahas/peserta dari unit kerja/instansi


perencana yang bersangkutan, juga harus dihadiri pembahas/
peserta dari luar unit kerja/ instansi.
Bukti Fisik:
(1) makalah dimaksud; (2) daftar hadir; (3) notulensi; dan (4) Hasil
Penilaian rata-rata dari pembahas dan peserta.
Contoh:
Sdr. Soni Wijaya, Msi. (penulis utama) dan Sdr. Haikal Barrera,
M.A. (penulis pembantu), Fungsional Perencana pada Bappeda
Provinsi Jawa Barat, membuat karya ilmiah berupa tinjauan dan
ditulis dalam makalah mengenai Potensi Pengembangan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kopi di Kabupaten Garut.
Makalah tersebut digunakan sebagai salah satu bahan diskusi
pada Seminar Lokal Perencanaan di lingkup Pemerintah Provinsi
Jawa Barat. Hasil penilaian rata-rata dari pembahas/peserta
adalah 80,50 Sebagai penulis utama, Sdr. Soni Wijaya
mendapatkan angka kredit sebesar 80,5% x 60% x 3,5 = 1,69 AK;
sedangkan Sdr. Haikal Barrera sebagai penulis pembantu
mendapatkan angka kredit sebesar 80,50% x 40% x 3,5 = 1,13
AK.
5. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan, gagasan dan atau ulasan
ilmiah dalam pertemuan ilmiah. Angka kredit: 2,50. Pelaksana:
semua jenjang
Pertemuan ilmiah dimaksud adalah pertemuan internal/eksternal
yang menggunakan metode pembahasan sistematis sesuai dengan
prinsip-prinsip dan proses perencanaan dan sekurang-kurangnya
dihadiri oleh 10 peserta. Angka kredit sebesar 2,5 diberikan untuk
setiap makalah (gagasan) yang diseminarkan dalam pertemuan
ilmiah di bidang perencanaan.
Bukti Fisik:
Dalam bentuk makalah. Makalah yang diseminarkan disertai
notulensi dan daftar hadir peserta.
Contoh:
Sdr. Danu Herlambang, M.I.Kom (penggagas utama) dan Sdr. Najwa
Santika, M.Hum. (penggagas pembantu), Fungsional Perencana pada
Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan, mempunyai gagasan mengenai
“Metode Sosialisasi Proyek Pembangunan Berbasis Daring di Provinsi
Sulawesi Selatan” kemudian mempresentasikannya dalam seminar
yang melibatkan beberapa instansi terkait di lingkup Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan. Sebagai penggagas utama, Sdr. Danu
Herlambang mendapatkan angka kredit 60% x 2,5 = 1,5 AK;
sedangkan Sdr. Najwa Santika mendapatkan angka kredit sebesar
40% x 2,5 = 1,0 AK.
6. Membuat artikel di bidang Perencanaan Pembangunan yang
dipublikasikan. Angka kredit: 2,00. Pelaksana: semua jenjang
- 68 -

Angka kredit sebesar 2 diberikan untuk setiap artikel di bidang


Perencanaan Pembangunan yang dipublikasikan. Sarana publikasi
yang dapat dinilai angka kreditnya adalah melalui buku, jurnal, dan
majalah, serta media publikasi daring (online) yang telah terdaftar
dan telah memiliki ISSN atau ISSB yang diterbitkan oleh Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Bukti Fisik:
Media cetak yang memuat artikel dimaksud.
Contoh:
Sdr. Dr. Rama Himawarso, M.Agri. (penulis utama) dan Sdr. Riantika
Sari, M.E. (penulis pembantu), perencana Kementerian Pertanian,
menulis artikel populer mengenai “Strategi Peningkatan
Kesejahteraan Petani Bawang di Kabupaten Brebes” dan dimuat
dalam media cetak nasional. Sebagai penulis utama Sdr. Rama
Himawarso mendapat angka kredit sebesar 60% x 2 = 1,2 AK;
sedangkan Sdr. Riantika Sari sebagai penulis pembantu
mendapatkan nilai kredit sebesar 40% x 2 = 0,8 AK.

C. Penerjemahan/ Penyaduran Buku dan Bahan-Bahan Lain di Bidang


Perencanaan Pembangunan
1. Menerjemahkan/ menyadur buku atau karya ilmiah di bidang
Perencanaan Pembangunan yang dipublikasikan:
a) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional. Angka kredit: 7,00. Pelaksana: semua jenjang
Angka kredit sebesar 7 diberikan untuk setiap buku saduran
yang diterbitkan. Penyunting buku tidak mendapatkan angka
kredit.
Bukti Fisik:
Buku saduran yang telah diterbitkan secara nasional.
Contoh:
Sdr. Dr. Fachrul Nizar, M.Sc. (penulis utama) dan Sdr.
Dzulkarnain, MSi. (penulis pembantu), Fungsional Perencana
pada Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah menyadur buku
“Macro Economics” dalam dua volume (I dan II). Untuk setiap
volumenya, Sdr. Fachrul Nizar sebagai penulis utama
mendapatkan angka kredit sebesar 60% x 7 = 4,2 AK; sedangkan
Sdr. Dzulkarnain sebagai penulis pembantu mendapatkan angka
kredit sebesar 40% x 7 = 2,8 AK.
b) Artikel saduran di dalam majalah ilmiah yang diakui oleh
organisasi profesi dan Instansi Pembina. Angka kredit: 3,50.
Pelaksana: semua jenjang.
Angka kredit sebesar 3,5 diberikan untuk setiap artikel saduran
di dalam majalah ilmiah saduran yang diterbitkan.
Bukti Fisik:
- 69 -

Majalah ilmiah yang diterbitkan dan memuat naskah saduran


tersebut.
Contoh:
Sdr. Faisal Purnomo, MBA. (penulis utama) dan Sdr. Ardito
Surya, M.T. (penulis pembantu), Fungsional Perencana pada
Kementerian Perdagangan, menyadur makalah mengenai “WTO
Article on Dumping Measures” dan dimuat dalam majalah ilmiah
yang diakui oleh organisasi profesi dan Instansi Pembina. Sebagai
penulis utama, Sdr. Faisal Purnomo mendapatkan angka kredit
sebesar 60% x 3,5 = 2,1 AK; sedangkan Sdr. Ardito Surya sebagai
penulis pembantu mendapatkan angka kredit sebesar 40% x 3,5
= 1,4 AK.
2. Menerjemahkan/ menyadur buku atau karya ilmiah di bidang
Perencanaan Pembangunan yang tidak dipublikasikan:
a) Dalam bentuk buku. Angka kredit: 3,00 (angka kredit maksimal).
Pelaksana: semua jenjang.
Perolehan angka kredit dihitung berdasarkan hasil penilaian
pembahas/peserta. Nilai rata-rata pembahas/peserta dikonversi
menjadi persentase sebagai pengali dari angka kredit maksimal.
Buku terjemahan/saduran yang tidak dipublikasikan hanya
dapat dinilai apabila buku tersebut dipresentasikan dan dibahas
pada forum bedah buku/diskusi/seminar/lokakarya dengan
tema yang relevan dengan perencanaan pembangunan. Forum
tersebut selain dihadiri oleh pembahas/peserta dari unit
kerja/instansi perencana yang bersangkutan, juga harus dihadiri
pembahas/peserta dari luar unit kerja/instansi.
Bukti Fisik:
(1) buku terjemahan/saduran dimaksud; (2) daftar hadir; (3)
notulensi atau prosiding forum ilmiah dimaksud; dan (4) Hasil
Penilaian rata-rata dari pembahas dan peserta.
Contoh:
Sdr. Nita Suwanti, S.H., M.H. (penulis utama) dan Sdr. Niken
Yuliarni, M.E. (penulis pembantu), Fungsional Perencana pada
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
menterjemahkan buku “Cost and Benefit Analysis” tidak
diterbitkan, tetapi dipresentasikan pada Seminar perencanaan
pembangunan yang mengundang perencana di seluruh Kemenko
Perekenomian. Rata-rata nilai dari pembahas/peserta adalah 95.
Sebagai penulis utama, Sdr. Nita Suwanti mendapatkan angka
kredit sebesar 95% x 60% x 3 = 1,71 AK; sedangkan Sdr. Niken
Yuliarni sebagai penulis pembantu mendapatkan angka kredit
sebesar 95% x 40% x 3 = 1,14 AK.
b) Dalam bentuk makalah. Angka kredit: 1,50 (angka kredit
maksimal). Pelaksana: semua jenjang.
Perolehan angka kredit dihitung berdasarkan hasil penilaian
- 70 -

pembahas/peserta. Nilai rata-rata pembahas/peserta dikonversi


menjadi persentase sebagai pengali dari angka kredit maksimal.
Makalah terjemahan/saduran yang tidak dipublikasikan hanya
dapat dinilai apabila makalah tersebut dipresentasikan dan
dibahas pada forum diskusi/seminar/lokakarya dengan topik
yang relevan dengan perencanaan pembangunan. Forum tersebut
selain dihadiri oleh pembahas/peserta dari unit kerja/instansi
perencana yang bersangkutan, juga harus dihadiri pembahas/
peserta dari luar unit kerja/ instansi.
Bukti Fisik:
(1) makalah dimaksud; (2) daftar hadir; (3) notulensi; dan (4) Hasil
Penilaian rata-rata dari pembahas dan peserta.
Contoh:
Sdr. Gibran Miranda, M.S.E. (Penulis Utama) dan Sdr. Reza
Kurnia, M.Eng. (Penulis Pembantu) menyadur makalah mengenai
“International Financial Architecture” dan memaparkannya dalam
seminar internasional. Rata-rata nilai dari pembahas/peserta
adalah 70. Dalam hal ini, Sdr. Gibran Miranda dan Sdr. Reza
Kurnia masing-masing mendapatkan angka kredit sebesar 70% x
60% x 1,5 = 0,63 AK dan 70% x 40% x 1,5 = 0,42 AK.

D. Pembuatan Buku Pedoman/ Petunjuk Pelaksanaan/ Petunjuk Teknis di


bidang Perencanaan Pembangunan
• Membuat buku standar/ pedoman/ petunjuk pelaksanaan/
petunjuk teknis di bidang Perencanaan Pembangunan. Angka kredit:
3,00. Pelaksana: semua jenjang.
Berdasarkan penugasan tertulis dari atasan langsung, Perencana
menyusun isi/substansi buku tersebut sendirian atau berkelompok,
dan diusulkan kepada pimpinan untuk ditetapkan menjadi kebijakan
instansi perencanaan pembangunan berupa regulasi atau peraturan.
Proses pembuatan buku perlu mengikuti kaidah/norma pembuatan
buku yang lazim dan benar. Jadi bukan hanya sekedar menjilid
kumpulan output instansi berupa pedoman/aturan/kebijakan, yang
tidak disusun oleh yang bersangkutan, menjadi sebuah buku.
Apabila dokumen ini dikerjakan secara berkelompok, maka berlaku
ketentuan pada huruf B.
Bukti Fisik: (1) penugasan tertulis atasan langsung; dan (2) Buku
dimaksud;
Contoh:
Sdr. Iksan Irfandi, M.H, Fungsional Perencana di Kementerian Dalam
Negeri, membuat Buku Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Desa Tahun 2020. Dalam hal ini ternyata Sdr. Iksan
Irfandi tidak memiliki penugasan tertulis dan hanya menjilid hasil
penyusunan juknis yang disusun tim penyusun Kemendagri. Oleh
karena itu Sdr. Iksan Irfandi tidak mendapatkan angka kredit.
- 71 -

E. Pengembangan Kompetensi di bidang Perencanaan Pembangunan


Mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi:
1. Pelatihan fungsional. Angka kredit: 0,50. Pelaksana: Semua jenjang.
Mengikuti pelatihan fungsional di bidang perencanaan pembangunan
bukan merupakan persyaratan menduduki jabatan, tetapi memiliki
tujuan melengkapi dan memperkaya kompetensi sebagai perencana
sesuai dengan standar kompetensi untuk setiap jenjang jabatan.
Jenis pelatihan fungsional perencana mengacu pada jenjang jabatan:
perencana ahli pertama, perencana ahli muda, perencana ahli madya
dan perencana ahli utama.
Bukti fisik: Sertifikat telah mengikuti pelatihan fungsional perencana
yang dikeluarkan oleh pelaksana pelatihan fungsional dan ditanda-
tangani oleh Kepala Pusbindiklatren.
Contoh:
Sdr. Ir. Iwan Setiawan MSc. Baru saja lulus ujian kompetensi dan
telah diangkat menjadi Perencana Madya. Sdr. Iwan Setiawan setelah
mengikuti pelatihan fungsional perencana madya menunjukkan
sertifikat mengikuti pelatihan fungsional perencana di LPEM
Universitas Indonesia. Untuk itu, Sdr. Iwan Setiawan memperoleh
angka kredit sebesar 0,50.
2. Seminar/lokakarya/konferensi/simposium/studi banding lapangan.
Angka kredit: 3,00 (angka kredit maksimal). Pelaksana: semua
jenjang.
Perolehan angka kredit ditentukan atas dasar peran/posisi pada
seminar/lokakarya/konferensi/simposium/studi banding lapangan
tersebut sebagai berikut:
a. Sebagai pembicara atau nara sumber di level internasional (3,00);
di level nasional (2,50) dan di level lokal/instansi (2,00);
b. Sebagai pembahas atau moderator atau pembicara/nara sumber
tanpa makalah/bahan paparan (2,00)
c. Sebagai peserta (1,00) sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali dalam
satu tahun.
Kegiatan ini dapat juga dilaksanakan secara daring (on-line). Namun
untuk kegiatan yang bersifat sosialisasi atau penyebaran informasi
satu pihak (searah) – baik daring maupun luring – tidak dianggap
sebagai kegiatan seminar, sehingga tidak dapat memperoleh angka
kredit.
Bukti Fisik: Sertifikat/Surat Pernyataan dari penyelenggara dan
Laporan kegiatan dimaksud
Contoh:
Sekelompok perencana Bappeda Kabupaten Nias menjadi peserta
studi banding sistem pertanian Subak di Bali. Dalam hal ini, masing-
- 72 -

masing perencana mendapatkan angka kredit sebesar 1 AK.


3. Pelatihan teknis/magang di bidang Perencanaan Pembangunan.
Angka kredit: sesuai dengan jumlah jam pelajaran. Pelaksana: semua
jenjang.
Jenis dan topik pelatihan teknis/magang yang diikuti Perencana
meliputi namun tidak terbatas dengan topik: teknik dan manajemen
perencanaan pembangunan (TMPP) daerah, perencanaan strategis,
perencanaan dan penganggaran, pemantauan dan evaluasi, logical
frame-work dalam perencanaan pembangunan, perencanaan public
private partnership, perencanaan ekonomi lokal, perencanaan green
economy, keuangan daerah, penyusunan rpjmd, dan lain-lain.
Pelatihan teknis/ magang bertujuan meningkatkan kemampuan
teknis dan kompetensi spesifik Perencana dalam melaksanakan
tugas di bidang perencanaan pembangunan.
Perhitungan perolehan angka kredit berdasarkan durasi pelatihan
teknis/magang dalam satuan jam pelajaran (45 menit untuk setiap
jam pelajaran) sebagai berikut:
a) lebih dari 960 jampel memperoleh 15,00 angka kredit;
b) antara 641-960 jampel memperoleh 9,00 angka kredit;
c) antara 481-640 jampel memperoleh 6,00 angka kredit;
d) antara 161-480 jampel memperoleh 3,00 angka kredit;
e) antara 81-160 jampel memperoleh 2,00 angka kredit;
f) antara 30-80 jampel memperoleh 1 angka kredit;
g) kurang dari 30 jampel memperoleh 0,50 angka kredit.
Bukti Fisik: Sertifikat/surat pernyataan dari pelaksana pelatihan
atau penyelenggara magang dan laporan kegiatan magang.
Contoh :
Sdr. Rini Adia SE, Fungsional Perencana pada Bappeda Kota Depok,
telah mengikuti Pelatihan Teknis Perencanaan Pembangunan Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (PPD RPJMD)
Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan, Pendidikan
dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren), Kementerian PPN/
Bappenas bekerjasama dengan Universitas Brawijaya, dengan
jumlah jam pelajaran 170 jam pelajaran. Dengan bukti fisik surat
penugasan mengikuti kegiatan dan sertifikat atau laporan, Sdr. Rini
Adia memperoleh angka kredit sebesar 3 AK.
4. Pelatihan manajerial/socio-cultural terkait tugas Jabatan Fungsional
Perencana. Angka kredit: sesuai dengan jumlah jam pelajaran.
Pelaksana: semua jenjang.
Jenis dan topik pelatihan teknis/magang yang diikuti Perencana
meliputi namun tidak terbatas dengan topik: leadership for planners,
proses pengambilan keputusan, metodologi penelitian sosial budaya,
pendekatan antropologi bagi perencana, team-building, membangun
jejaring kerjasama, planning ethics, peningkatan perilaku profesional,
dan lain-lain.
Perhitungan perolehan angka kredit berdasarkan durasi pelatihan
- 73 -

manajerial/socio-cultural dalam satuan jam pelajaran (45 menit


untuk setiap jam pelajaran) sebagai berikut:
a) lebih dari 960 jampel memperoleh 15,00 angka kredit;
b) antara 641-960 jampel memperoleh 9,00 angka kredit;
c) antara 481-640 jampel memperoleh 6,00 angka kredit;
d) antara 161-480 jampel memperoleh 3,00 angka kredit;
e) antara 81-160 jampel memperoleh 2,00 angka kredit;
f) antara 30-80 jampel memperoleh 1 angka kredit;
g) kurang dari 30 jampel memperoleh 0,50 angka kredit.
Bukti Fisik: Sertifikat/surat pernyataan dari pelaksana pelatihan.
Contoh:
Sdr. Ir. Rahma Anjani, Perencana Muda di Bappeda kota Bandung
mengikuti pelatihan planning ethics di Universitas Padjadjaran
selama 5 hari kerja. Jam pelajaran yang diikuti sesuai dengan daftar
pelajaran dan jumlah sesinya di dalam sertifikat berjumlah 48 jam
pelajaran. Oleh karena itu, Sdr. Rahma Anjani memperoleh angka
kredit sebesar 1 AK.
5. Maintain performance (pemeliharaan kinerja dan target kinerja).
Angka kredit: 0,50. Pelaksana: semua jenjang.
Kegiatan pengembangan kompetensi ini berkaitan dengan namun
tidak terbatas dengan kegiatan: (1) kegiatan coaching (melatih)
perencana jenjang di bawahnya dalam melaksanakan tugas jabatan;
atau (2) kegiatan konsultasi tentang pelaksanaan tugas jabatan dan
tata-cara pengumpulan dokumen, penyusunan rencana kerja SKP,
dan penilaian angka kredit; atau (3) melaksanakan pengembangan
kompetensi lainnya sesuai tugas atasan langsung.
Bukti Fisik: surat pernyataan atau penugasan dari atasan langsung,
dan laporan pelaksanaan kegiatan.
Contoh;
Sdr. Sumargo Deni, M.Sc. Fungsional Perencana Muda pada Bappeda
Kota Ambon, telah berpartisipasi forum konsultasi penilaian angka
kredit yang diselenggarakan oleh PPPI komisariat kota Ambon. Sdr.
Sumargo Deni adalah nara sumber yang memberi pemahaman
tentang penilaian angka kredit dan menjelaskan dengan contoh-
contoh. Oleh karena itu, Sdr. Sumargo Deni memperoleh angka kredit
sebesar 0,50

F. Kegiatan lain yang mendukung pengembangan profesi Perencanaan


Pembangunan. Angka kredit: 0,50. Pelaksana: semua jenjang.
Kegiatan yang mendukung pengembangan profesi perencanaan
pembangunan berkaitan namun tidak terbatas dengan kegiatan:
1. Workshop atau pelatihan anggota tim penilai;
2. Workshop/fasilitasi rencana pengembangan sumber daya manusia
(HCDP – Human Capital Development Plan);
- 74 -

3. Aktif menjadi pengurus organisasi profesi (PPPI) dalam satu tahun;


4. Ikut aktif menjadi pelatih/konsuler kegiatan pengembangan profesi
yang dilakukan organisasi profesi (PPPI)
Bukti Fisik: Laporan kegiatan dan surat keterangan penyelenggara
kegiatan
Contoh:
Sdr. Teti Kadi, M.Eng. Fungsional Perencana pada Dinas Perumahan,
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selantan mendapat tugas dari pimpinan
untuk mengikuti workshop penilaian angka kredit yang diselenggarakan
Pusbindiklatren Kementerian PPN/ Bappenas. Sdr. Teti Kadi setelah
mengikut kegiatan melaporkan kepada pimpinannya. Oleh karena itu,
Sdr. Teti Kadi memperoleh angka kredit sebesar 0,5 AK.

III. Unsur Kegiatan Penunjang Perencanaan Pembangunan


A. Sub Unsur Pengajar/Pelatih di bidang Perencanaan Pembangunan.
Angka kredit: 0,40. Pelaksana: semua jenjang.
Yang dimaksud dengan mengajar/melatih/membimbing di bidang
Perencanaan Pembangunan adalah mengajar/melatih/membimbing
pada pelatihan PNS dalam bidang perencanaan pembangunan. Seluruh
atau sebagian besar peserta pelatihan memiliki status sebagai PNS.
Bukti Fisik: Sertifikat / Laporan dan surat tugas atau surat keterangan
mengajar dari penyelenggara pelatihan.
Kriteria Penilaian :
Angka kredit sebesar 0,40 diberikan kepada perencana yang dapat
menunjukkan bukti fisik mengajar/ melatih/ membimbing sekurang-
kurangnya selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
Contoh :
Sdr. Dr. Adi Yogiswara, MBA, Fungsional Perencana Madya, ditugaskan
oleh pimpinan untuk mengisi jadwal mengajar mata pelatihan “Medium
Term Expenditure Framework” pada acara pelatihan teknis pejabat
fungsional perencana di lingkup Bappeda, Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan sebanyak 4 (empat) jam pelajaran. Dengan menunjukkan surat
tugas mengajar dari pimpinan langsung dan sertifikat dari penyelenggara
Pelatihan (Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan), Sdr. Adi Yogiswara
mendapatkan angka kredit sebesar (4/2) x 0,40 = 0,80 AK.

B. Sub Unsur : Keanggotaan dalam Tim Penilai / Tim Uji Kompetensi. Angka
kredit: 0,04. Pelaksana: semua jenjang.
Kriteria Penilaian:
1. Perencana yang menjadi anggota Tim Penilai memperoleh angka
kredit 0,04 untuk setiap 1 (satu) orang yang dinilai;
2. Perencana yang menjadi anggota Tim Uji Kompetensi memperoleh
angka kredit sebesar 0,04 untuk setiap tahun masa keanggotaan.
- 75 -

Bukti Fisik:
a. Surat Keputusan Pejabat Yang berwenang menetapkan angka kredit
tentang pembentukan dan penetapan Tim Penilai; dan surat
keterangan tentang jumlah perencana yang dinilai;
b. Surat pernyataan tentang keikutsertaan perencana dalam Tim Uji
Kompetensi.
Contoh :
Sdr. Dr. Fikri Arifullah, Fungsional Perencana Ahli Utama, di Pemerintah
Provinsi Lampung, diangkat menjadi Wakil Ketua merangkap anggota
Tim Penilai Provinsi dalam masa jabatan Tahun 2021. Pada akhir tahun
2021, Sdr. Fikri Arifullah menunjukkan surat pernyataan dari pejabat
yang berwenang telah melakukan penilaian angka kredit kepda 10 orang
perencana. Untuk itu, Sdr. Fikri Arifullah memperoleh angka kredit
sebanyak 10 x 0,04 = 0,4 AK.

C. Sub Unsur : Perolehan Penghargaan / tanda jasa


1. Butir Kegiatan : Memperoleh penghargaan / tanda jasa Satyalencana
Karya Satya. Angka kredit: sesuai jumlah tahun. Pelaksana: semua
jenjang.
Penilaian :
a. 30 (tiga puluh) tahun diberikan Angka Kredit 3;
b. 20 (tiga puluh) tahun diberikan Angka Kredit 2;
c. 10 (tiga puluh) tahun diberikan Angka Kredit 1.
Bukti Fisik :
Piagam dari instansi yang berwenang mengeluarkan tanda jasa.
Contoh:
Sdr. Dr. Eri Kirana, Fungsional Perencana Utama pada Bappeda
Provinsi Riau, telah mengabdi sebagai PNS (ASN) dalam
melaksanakan tugasnya menunjukkan kesetiaan, pengabdian,
kecakapan, kejujuran, dan kedisiplinan selama 30 tahun. Untuk
jasanya tersebut, Sdr. Eri Kirana mendapatkan angka kredit sebesar
3 AK.
2. Butir Kegiatan: Penghargaan / tanda jasa atas prestasi kerjanya
Pelaksana : semua jenjang. Angka kredit: persentase dari angka
kredit untuk kenaikan pangkat. Pelaksana: semua jenjang.
Perolehan penghargaan/ tanda jasa yang dapat diberikan angka
kredit adalah :
a. Penghargaan/ tanda jasa di bidang perencanaan pembangunan,
yaitu penghargaan/ tanda jasa yang relevan dengan pelaksanaan
tugas perencana yang bersangkutan di instansi pemerintah; dan
b. Penghargaan/ tanda jasa di bidang pendidikan misalnya
penghargaan dalam bentuk pemberian gelar honoris causa dan
sejenisnya.
- 76 -

Penilaian :
a. Penghargaan / tanda jasa atas prestasi kerja di tingkat
internasional diberikan 35% AK kenaikan pangkat;
b. Penghargaan / tanda jasa atas prestasi kerja di tingkat nasional
diberikan 25% AK kenaikan pangkat;
c. Penghargaan / tanda jasa atas prestasi kerja di tingkat Provinsi
diberikan 15% AK kenaikan pangkat.
Bukti Fisik :
Sertifikat/ Piagam dari instansi yang berwenang mengeluarkan tanda
jasa atau dari perguruan tinggi yang mengeluarkan penghargaan.
Contoh:
Sdr. Abdurrahim Arsyad MSi, Fungsional Perencana Madya pada
Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Timur, dianggap berjasa dalam
meningkatkan pemahaman terhadap pelaksanaan Jabatan
Fungsional Perencana di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Untuk jasanya tersebut, Sdr. Abdurrahim Arsyad
mendapatkan angka kredit sebesar 15% x 150 (Kenaikan pangkat
untuk Fungsional Perencana Madya) = 22,25 AK.

D. Sub Unsur: Perolehan Gelar Kesarjanaan Lainnya


Butir Kegiatan: Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya yang tidak sesuai
dengan bidang Perencanaan Pembangunan. Angka kredit: sesuai dengan
jenjang pendidikan ijazah/gelar yang diperoleh. Pelaksana: semua
jenjang.
Yang dimaksud dengan memperoleh ijazah/gelar pendidikan formal atau
kesarjanaan lainnya adalah memperoleh gelar/ijazah kedua pada jenjang
pendidikan yang sama/setara; atau dalam bidang studi dianggap tidak
relevan dengan kebutuhan strategi pengembangan kompetensi pegawai
yang dibutuhkan di instansi perencanaan pembangunan perencana yang
bersangkutan.
Kriteria Penilaian:
a. Perencana yang memperoleh gelar dari double-degree program akan
memiliki dua gelar. Gelar pertama memperoleh angka kredit dari
unsur pengembangan profesi dan gelar kedua angka kredit dari
unsur penunjang perencanaan pembangunan.
b. Apabila instansi perencanaan pembangunan memiliki ketentuan
yang mengatur tentang kualifikasi pendidikan (bidang studi) yang
relevan dengan kebutuhan strategi pengembangan kompetensi
pegawai, maka perolehan ijazah/gelar yang dianggap tidak sesuai
dengan ketentuan tersebut angka kredit yang akan diberikan untuk:
Doktor (S3) sebesar 15; Master (S2) sebesar 10; dan Sarjana (S1)
sebesar 5. Sedangkan untuk yang dianggap sesuai diberikan angka
kredit perolehan ijazah/gelar pada unsur pengembangan profesi.
Bukti Fisik:
- 77 -

Ijazah kesarjanaan yang telah dilegalisir instansi yang berwenang sesuai


dengan ketentuan yang berlaku.
Contoh :
a. Sdr. Ir. Firda Susilowati, MA., MSi. Perencana Muda di Kota Batu,
baru saja menyelesaikan studinya pada linkage-program di PPIE UI
dan Ritsumekan University Jepang. Untuk gelar petama Sdr. Firda
Susilowati memperoleh angka kredit sebesar 25% x 100 AK = 25 AK;
dan untuk gelar kedua memperoleh angka kredit sebesar 10 AK.
b. Sdr. Nurul Andini, M.Ak, Fungsional Perencana Ahli Muda di Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Sorong.
Bupati Sorong menetapkan bahwa jurusan Ekonomi Akuntansi
bukan merupakan jurusan “yang diperlukan” bagi dan “sesuai
dengan bidang tugas” Fungsional Perencana di lingkungan Dinas
PUPR Kabupaten Sorong. Pada saat ini Sdr. Nurul Andini telah
diwisuda di Universitas Indonesia sebagai Magister Akuntansi,
karena yang bersangkutan memperoleh gelar Master (S2) yang tidak
sesuai dengan bidang tugasnya, maka yang bersangkutan hanya
memperoleh angka kredit sebesar 10 AK.

E. Sub Unsur: Pelaksanaan tugas lain yang mendukung pelaksanaan tugas


Perencanaan Pembangunan
Butir Kegiatan: Melakukan kegiatan yang mendukung pelaksanaan
tugas Perencanaan Pembangunan. Angka kredit: 0,04. Pelaksana: semua
jenjang.
Kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas perencanaan
pembangunan antara lain berkaitan namun tidak terbatas dengan
kegiatan: (1) ikut membantu membuat catatan pengumpulan data; (2)
menjadi panitia penyelenggaran rapat koordinasi teknis, konsultasi
publik atau musyawarah perencanaan pembangunan; (3) menjadi
panitia lomba di bidang perencanaan pembangunan; (4) menjadi anggota
panitia pemilihan perencana teladan; atau (5) ikut menjadi panitia
pelaksana kegiatan organisasi profesi (PPPI) termasuk musyawarah
pemilihan ketua PPPI.
Bukti Fisik: Surat Keputusan (SK) panitia penyelenggara.
BAB V
KOMPOSISI ANGKA KREDIT KINERJA PERENCANA

A. Kinerja Perencana yang dinilai untuk memperoleh angka kredit meliputi


hasil kerja/output yang berasal dari butir-butir kegiatan 3 (tiga) unsur:
(a) perencanaan pembangunan; (b) pengembangan profesi (termasuk
kegiatan pendidikan dan pelatihan); dan (c) penunjang perencanaan
pembangunan.
B. Angka kredit bagi Perencana yang diangkat pertama kali mengikuti
ketentuan:
1. Pengangkatan pertama merupakan pengangkatan untuk mengisi
lowongan kebutuhan Jabatan Fungsional Perencana dari Calon PNS.
2. Calon PNS setelah diangkat sebagai PNS paling lama 1 (satu) tahun
harus diangkat dalam Jabatan Fungsional Perencana.
3. Dalam hal PNS yang belum diangkat ke dalam jabatan fungsional
melebihi 1 (satu) tahun, maka tidak diberikan kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi sampai dengan diangkat dalam jabatan
fungsionalnya.
4. Angka Kredit pada saat PNS diangkat dalam Jabatan Fungsional
Perencana melalui pengangkatan pertama ditetapkan sebesar 0 (nol).
5. Angka Kredit Jabatan Fungsional Perencana dinilai dan ditetapkan
pada saat mulai melaksanakan tugas Jabatan Fungsional Perencana
yang dibuktikan dengan surat pernyataan melaksanakan tugas.
C. Komposisi pada saat periode penilaian SKP
1. Sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal 26 ayat (1) PermenPAN
RB Tentang JFP tentang Jabatan Fungsional Perencana, jumlah
angka kredit minimal tahunan yang harus dipenuhi setiap perencana
berasal dari unsur perencanaan pembangunan sekurang-kurangnya:
a. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Perencana Ahli Pertama;
b. 25 (dua puluh lima) untuk Perencana Ahli Muda;
c. 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) untuk Perencana Ahli Madya;
dan
d. 50 (lima puluh) untuk Perencana Ahli Utama.
2. Angka kredit minimal tahunan pada butir C.1 di atas merupakan
persentase 100% yang seluruhnya berasal dari unsur perencanaan
pembangunan.
3. Sebagaimana pasal 29 ayat (2) PermenPAN RB Tentang JFP,
Perencana dapat mengoptimalkan jumlah angka kredit tahunannya
menjadi setinggi-tingginya 150% dari angka kredit minimalnya.
4. Dalam rangka optimalisasi tersebut, selain dari unsur perencanaan
pembangunan, Perencana dapat mengusulkan angka kredit yang
berasal dari unsur pengembangan profesi dan dari unsur penunjang
perencanaan pembangunan.
5. Kelebihan jumlah angka kredit pada saat penilaian angka kredit SKP
dapat diperhitungkan pada periode penilaian SKP tahun berikutnya.
- 79 -

6. Untuk perencana yang ingin menambahkan angka kredit berasal dari


unsur pengembangan profesi perlu memperhatikan ketentuan pasal
39 ayat (4) pada saat kenaikan jenjang jabatan; dan untuk angka
kredit berasal dari unsur penunjang perencanaan pembangunan
perlu memperhatikan ketentuan pasal 37 ayat (2) dan (3) sesuai
dengan ketentuan huruf D dan huruf E di bawah ini.
7. Apabila hasil penilaian angka kredit SKP tidak memenuhi komposisi
dan target angka kredit minimal tahunan sebagaimana diatur pada
huruf C.1. di atas, perencana yang bersangkutan akan dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan dan mekanisme disiplin PNS yang
diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010.

Ilustrasi Komposisi Angka Kredit Penilaian Angka Kredit Tahunan (SKP)

Komposisi hasil kerja/ output yang memperoleh Komposisi Angka Kredit di dalam Integrasi Penilaian
angka kredit Kinerja Perencana di dalam dan di luar SKP

No. Penulisan di dalam SKP


Butir-butir Jumlah angka kredit Jumlah angka kredit
Kegiatan minimal per tahun maksimal per tahun Butir-Butir Kegiatan Perencana Percentase Persentase
Perencana Minimal Maksimal Tugas
Tugas Utama Tambahan
Angka
Tugas Kredit
Jabatan: Minimal
Tugas Jabatan: Unsur
1. Unsur Tahunan 100% 60% 40%
Perencanaan pada
Angka Perencanaan Pembangunan
Kredit
Pembangunan jenjang
Maksimal
jabatan
Tahunan 150%
2. Unsur Pengembangan Profesi *) pada Unsur Pengembangan Profesi *) Penulisan di luar SKP
jenjang
jabatan
Unsur Penunjang Perencanaan Unsur Penunjang Perencanaan
3. Pembangunan *)
Penulisan di luar SKP
Pembangunan *)

*) Catatan: Apabila terdapat angka kredit yang berasal dari unsur pengembangan profesi dan unsur penunjang
perencanaan pembangunan di dalam persentase angka kredit maksimal tahunan (150%), maka penulisannya
tidak termasuk ke dalam komposisi angka kredit SKP. Pada saat penilaian angka kredit untuk kegiatan yang
tidak tercantum di dalam SKP akan memerlukan penugasan tertulis dari atasan langsung atau menggunakan
formulis SPMK (Surat Pernyataan Melaksanakan Kegitan) yang ditanda-tangani Atasan Langsung,

D. Komposisi pada saat periode kenaikan pangkat


1. Ketentuan pasal 37 ayat (2) dan ayat (3) PermenPAN RB Tentang JFP
tentang Jabatan Fungsional Perencana, telah mengatur jumlah
- 80 -

angka kredit yang berasal dari unsur kegiatan penunjang


perencanaan pembangunan, yaitu:
a. Angka Kredit Kumulatif paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari
Angka Kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat;
b. Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada butir D.1.a. di atas
diberikan untuk satu kali kenaikan pangkat.
2. Perencana pada saat mengusulkan kenaikan pangkat, selain angka
kredit yang telah ikut dinilai pada saat periode penilaian SKP, dapat
mengusulkan tambahan jumlah angka kredit dari unsur penunjang
perencanaan pembangunan, sepanjang angka kredit kumulatifnya
tidak melebihi batas 20% dari angka kredit yang dipersyaratkan
untuk kenaikan pangkat.
3. Batas angka kredit kumulatif setinggi-tingginya 20% sebagaimana
butir D.2. di atas, berlaku hanya untuk satu kali kenaikan pangkat
di dalam jenjang jabatan yang sama.
4. Apabila komposisi hasil penilaian angka kredit melebihi target angka
kredit yang ditetapkan untuk kenaikan pangkat, maka perencana
yang bersangkutan akan memiliki kelebihan angka kredit.
5. Kelebihan jumlah angka kredit pada saat penilaian angka kredit pada
saat kenaikan pangkat dapat diperhitungkan pada periode penilaian
angka kredit kenaikan pangkat berikutnya pada jenjang jabatan yang
sama.

Ilustrasi Komposisi Angka Kredit Penilaian Angka Kredit Kenaikan Pangkat

Percentase Angka Kredit maksimal 20% dari angka kredit


Penetapan untuk syarat kenaikan pangkat. Berlaku hanya satu kali
Komposisi Hasil Kerja/ output
Akumulasi Angka kenaikan pangkat
yang memperoleh angka kredit
Kredit Tahunan
Pertama Muda Madya Utama
Unsur Perencanaan Konversi Angka
Pembangunan Kredit Tahunan
dari tugas jabatan
Unsur Pengembangan Profesi *)
dan tugas
Unsur Penunjang Perencanaan tambahan di dalam Maksimal Maksimal Maksimal Maksimal
Pembangunan SKP 10 20 30 40
Jumlah Akumulasi Angka Kredit 50 100 150 200

*) Catatan: Jumlah angka kredit untuk unsur pengembangan profesi akan diperhitungkan sebagai akumulasi angka kredit pada
saat penilaian angka kredit pada saat kenaikan jabatan.

E. Komposisi pada saat periode kenaikan jenjang jabatan


1. Ketentuan pasal 39 ayat (4) PermenPAN RB Tentang JFP, mengatur
kewajiban jumlah angka kredit yang berasal dari unsur
pengembangan profesi bagi Perencana yang akan naik ke jenjang
jabatan Ahli Madya dan Ahli Utama sebagai berikut:
a. 6 (enam) angka kredit bagi Perencana Ahli Muda yang akan naik
jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Perencana Ahli Madya; dan
b. 12 (dua belas) angka kredit bagi Perencana Ahli Madya yang akan
naik jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Perencana Ahli Utama.
- 81 -

2. Perencana Ahli Muda dan Perencana Ahli Madya, yang saat penilaian
SKP dan penilaian kenaikan pangkat belum mengusulkan dan belum
memperoleh penetapan angka kredit atas dokumen yang berasal dari
unsur kegiatan pengembangan profesi, pada saat proses pengusulan
kenaikan jenjang jabatan wajib memenuhi persyaratan jumlah angka
kredit unsur pengembangan profesi sebagaimana diatur pada
ketentuan butir E.1. di atas.
3. Selain Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud di atas Perencana
yang akan naik ke jenjang Jabatan Fungsional Perencana Ahli Madya
dan Jabatan Fungsional Perencana Ahli Utama wajib memenuhi
Hasil Kerja Minimal.
4. Kelebihan jumlah angka kredit pada saat penilaian angka kredit pada
saat proses kenaikan jenjang jabatan tidak dapat diperhitungkan
kembali untuk periode penilaian angka kredit berikutnya. Pada saat
dilantik menjadi jenjang jabatan setingkat lebih tinggi, kelebihan
angka kredit akan kembali nol (hangus).
5. Apabila hasil penilaian angka kredit tidak memenuhi komposisi
sebagaimana diatur pada huruf E.1. di atas dan belum memiliki bukti
fisik untuk memenuhi persyaratan Hasil Kerja Minimal (HKM), maka
proses penetapan angka kredit dan kenaikan jenjang jabatannya
ditangguhkan sampai komposisi dan persyaratan HKM tersebut
terpenuhi.
6. Untuk Perencana yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan
jenjang jabatan setingkat lebih tinggi tetapi belum tersedia
kebutuhan pada jenjang jabatan yang akan diduduki sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 PermenPAN RB Tentang JFP, setiap tahun
wajib memenuhi target Angka Kredit dari Unsur Perencanaan, paling
sedikit:
a. 10 (sepuluh) untuk Perencana Ahli Pertama;
b. 20 (dua puluh) untuk Perencana Ahli Muda; dan
c. 30 (tiga puluh) untuk Perencana Ahli Madya

Ilustrasi Komposisi Angka Kredit Penilaian Angka Kredit Kenaikan Jabatan

Penetapan Percentase Angka Kredit minimal dari angka kredit untuk


Komposisi Hasil Kerja/ output syarat kenaikan Jabatan.
Akumulasi Angka
yang memperoleh angka kredit
Kredit Tahunan Pertama Muda Madya Utama
Unsur Perencanaan Konversi Angka
Pembangunan Kredit Tahunan
dari tugas jabatan
Unsur Pengembangan Profesi N/A N/A Minimal 6 AK Minimal 12 AK
dan tugas
Unsur Penunjang Perencanaan tambahan di dalam
Pembangunan SKP

Jumlah Akumulasi Angka Kredit untuk kenaikan


N/A 100 200 450
jabatan

F. Komposisi angka kredit bagi Perencana Ahli Utama


- 82 -

1. Ketentuan pasal 26 ayat (2) PermenPAN RB Tentang JFP menyatakan


bahwa target angka kredit sebagaimana dimaksud pada pasal 26 ayat
(1) atau pada Peraturan Menteri ini butir C.1. di atas, tidak berlaku
bagi Perencana Ahli Utama yang memiliki pangkat paling tinggi dalam
jenjang jabatan yang didudukinya.
2. Perencana Ahli Utama yang menduduki pangkat tertinggi jabatannya,
yaitu pangkat IV/e setiap tahun sejak menduduki pangkatnya wajib
mengumpulkan paling sedikit 25 (dua puluh lima) Angka
Kredit. Komposisi angka kredit minimal tahun tersebut seluruhnya
harus berasal dari unsur kegiatan perencanaan pembangunan.
- 83 -

BAB VI
MEKANISME INTEGRASI PENILAIAN KINERJA PERENCANA

A. Pengertian dan Ketentuan Integrasi Penilaian


1. Penyusunan SKP JFP ditetapkan sebagai berikut:
a. Pada awal tahun Perencana wajib menyusun SKP yang akan
dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun berjalan. SKP Perencana
harus disetujui dan ditetapkan oleh atasan langsung.
b. SKP merupakan target kinerja Perencana dan disusun
berdasarkan penetapan target kinerja unit kerja yang
bersangkutan.
c. SKP Perencana diambil dari uraian kegiatan yang merupakan
turunan dari penetapan kinerja unit berdasarkan pada tingkat
kesulitan dan syarat kompetensi untuk masing-masing jenjang
jabatan.
d. Target Angka Kredit dan tugas tambahan sebagai dasar untuk
penyusunan, penetapan dan penilaian SKP.
e. Hasil penilaian SKP Perencana ditetapkan sebagai capaian SKP
dan disampaikan oleh Pejabat Penilai kepada Tim Penilai.
f. Dalam rangka mendukung obyektivitas dalam penilaian kinerja,
Perencana mendokumentasikan hasil kerja yang diperoleh sesuai
dengan SKP yang ditetapkan setiap tahunnya.
2. Penilaian Perilaku kerja ditetapkan dan dinilai berdasarkan standar
perilaku kerja dalam Jabatan Fungsional Perencana dan dinilai
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Integrasi Penilaian Kinerja Perencana meliputi penilaian angka kredit
untuk kegiatan tugas jabatan perencanaan pembangunan di dalam
SKP dan penilaian angka kredit yang tidak tercantum di dalam SKP,
yaitu penilaian angka kredit unsur pengembangan profesi dan unsur
penunjang perencanaan pembangunan.
4. Integrasi Penilaian Kinerja Perencana dapat dilakukan pada saat: (a)
penilaian angka kredit SKP sebagai kinerja tahunan; (b) penilaian
angka kredit untuk proses kenaikan pangkat; dan (c) penilaian angka
kredit untuk proses kenaikan jenjang jabatan.
5. Hukuman disiplin diatur sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Perencana dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang apabila
pencapaian sasaran kerja pada akhir tahun hanya 25% (dua
puluh lima persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen).
b. Perencana dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat apabila
pencapaian sasaran kerjanya kurang dari 25% (dua puluh lima
persen) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c. Penjatuhan hukuman disiplin dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan diatur di dalam
Pedoman Internal di masing-masing instansi.

B. Mekanisme Integrasi Penilaian Kinerja Perencana Tahunan


- 84 -

1. Ketentuan:
a. Perencanaan SKP pada awal tahun
1) Atasan Langsung sebagai Pejabat Penilai wajib menjelaskan
kepada seluruh pegawai, termasuk Pejabat lainnya tentang
uraian pekerjaan dan rencana kerja organisasi, sekurang-
kurangnya informasi yang berkaitan dengan: (a) Rencana
Strategis dan Rencana Kerja Instansi; (b) Indikator Kinerja
Utama Instansi dan Indikator Kinerja unit kerja; (c) penjabaran
tugas dan fungsi unit kerja (cascading) mulai dari level
pimpinan tertinggi sampai ke level individu setiap pegawai; (d)
Tugas atasan langsung yang termuat di dalam Perjanjian
Kinerja (PK) Atasan Langsung dengan Atasan yang lebih tinggi;
dan (e) Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dari Atasan Langsung.
2) Atasan Langsung menjelaskan kepada seluruh pegawai di
dalam forum Perencanaan SKP yang wajib dihadiri oleh seluruh
pegawai.
3) Semua tugas unit kerja yang dikelola oleh atasan langsung
sesuai dengan kegiatan yang tercantum di dalam SKP Atasan
Langsung, harus dijabarkan lebih rinci dan habis terbagi
kepada setiap individu pegawai. Sehingga setiap pegawai akan
memperoleh tugas yang jelas dan dirinci menjadi rencana
kegiatan pegawai yang dilaksanakan pada tahun berjalan.
4) Rencana Kegiatan Pegawai dituangkan ke dalam formulir SKP
dan dilakukan dialog untuk memperoleh kesepakatan antara
Atasan Langsung dengan Pegawai yang bersangkutan. Hal yang
harus disepakati adalah : Kegiatan tugas jabatan, target angka
kredit, target hasil kerja/output (kuantitas, kualitas mutu,
waktu dan biaya).
5) Pegawai yang memangku JFP harus memahami uraian jabatan
perencana sebagaimana pasal 6 PermenPAN RB Tentang JFP
dan butir-butir kegiatan perencanaan pembangunan sesuai
lampiran 1 PermenPAN RB Tentang JFP.
6) Pejabat lainnya sebagai Perencana menuangkan kegiatan yang
ditugaskan atasan langsung ke dalam formulir SKP
sebagaimana pada Lampiran 2 Peraturan Menteri ini.
Perencana menghitung perkiraan jumlah target angka kredit
yang dicapai untuk setiap kegiatan tugas jabatan dan tugas
tambahan.
7) Perkiraan angka kredit kegiatan dihitung mengacu kepada
angka kredit butir-butir kegiatan perencanaan pembangunan
pada lampiran 1 PermenPAN RB Tentang JFP. Apabila butir-
butir kegiatan perencanaan pembangunan yang menjelaskan
jumlah angka kredit tidak memungkinkan untuk dituliskan ke
dalam formulir SKP, maka Perencana dapat menuliskannya ke
dalam formulir lampiran SKP, sebagaimana contoh pada
Lampiran 3 Peraturan Menteri ini.
- 85 -

8) Formulir SKP sebagai hasil kesepakatan ditandatangani Atasan


Langsung dan Perencana yang bersangkutan.
9) Proses perencanaan SKP dapat dibantu dan difasilitasi
sekretariat tim penilai atau oleh anggota tim penilai yang
ditugaskan oleh JPT Pratama yang membidangi urusan SDM/
kepegawaian.
b. Pelaksanaan SKP
1) Atasan langsung wajib melakukan pemantauan, bimbingan,
konsultasi atas pelaksanaan tugas Perencana, serta
memberikan arahan atau koreksi tindak lanjut yang
diperlukan.
2) Perencana wajib meminta penugasan tertulis Atasan Langsung
untuk kegiatan yang tidak/belum tercantum di dalam formulir
SKP. Apabila lebih banyak kegiatan yang tidak/belum
tercantum di dalam SKP, dapat dilakukan revisi SKP.
3) Pejabat Penilai dapat melakukan perubahan SKP apabila dalam
tahun berjalan terdapat kondisi tertentu yang mengakibatkan
perencanaan kinerja memerlukan penyesuaian (revisi SKP).
4) Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a) perubahan pemangku jabatan;
b) perubahan dalam strategi yang mempengaruhi pencapaian
tujuan dan sasaran (perubahan program, kegiatan, dan
alokasi anggaran);
c) perubahan prioritas atau asumsi yang berakibat secara
signifikan dalam proses pencapaian tujuan dan sasaran;
d) perubahan dikarenakan sakit dan cuti yang waktunya
lebih dari 1 (satu) bulan.
e) perubahan dikarenakan penugasan kedinasan lain dari
pimpinan unit kerja yang menyebabkan PNS tidak dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya yang waktunya lebih
dari 1 (satu) bulan meliputi:
i. Pengembangan kompetensi; dan/atau
ii. Penugasan untuk mewakili institusi dan/atau negara;
dan/atau
f) kondisi tertentu lainnya.
5) Tata cara perubahan SKP berdasar ketentuan tentang kondisi
tersebut mengacu kepada peraturan perundangan-undangan
yang berlaku.
c. Penilaian SKP
1) Penilaian SKP sekurang-kurangnya dilakukan 1 (satu) kali
dalam satu tahun, dimulai pada awal Desember tahun berjalan
dan selambat-lambatnya berakhir pada tanggal 31 Januari
tahun berikutnya. Ketentuan mengenai saat pengumpulan
dokumen bukti fisik capaian SKP diatur oleh masing-masing
instansi pemerintah.
- 86 -

2) Penilaian SKP dilakukan oleh Atasan Langsung sebagai Pejabat


Penilai terhadap bukti fisik capaian realisasi SKP sebagai hasil
kerja/output kegiatan tugas jabatan dan tugas tambahan
Perencana.
3) Daftar Usul Penetapan Nilai Kinerja Perencana (DUPNK) sesuai
contoh formulir Lampiran 13 Peraturan Menteri ini,
dipergunakan untuk mengajukan usul penetapan kinerja
Perencana yang diperoleh dalam 1 (satu) tahun pelaksanaan
SKP.
4) Proses penilaian SKP dan konversi menjadi angka kredit dapat
dibantu dan difasilitasi sekretariat tim penilai atau oleh
anggota tim penilai yang ditugaskan oleh JPT Pratama yang
membidangi urusan SDM/kepegawaian.
5) Penilaian Perilaku Kerja Perencana di dalam SKP meliputi:
orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama
dan kepemimpinan, diatur mengikuti peraturan SKP berlaku.
d. Penilaian Angka Kredit yang terintegrasi dengan penilaian SKP
1) Tim Penilai melakukan verifikasi dokumen/ laporan hasil kerja
yang dicapai perencana sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai
dan perilaku kerja (SKP) dalam melaksanakan kegiatan
perencanaan pembangunan; dan melakukan penilaian
dokumen/ laporan hasil kerja perencana dari unsur kegiatan
pengembangan profesi dan unsur penunjang perencanaan
pembangunan, yang tidak tercantum di dalam capaian realisasi
SKP.
2) Tim Penilai menetapkan jumlah angka kredit yang diperoleh
Perencana berdasarkan penjumlahan angka kredit: (a) konversi
angka kredit tugas jabatan dan tugas tambahan capaian
realisasi SKP; dan apabila ada, hasil penilaian dan penetapan
angka kredit dari: (b) unsur pengembangan profesi dan (c)
unsur penunjang perencanaan pembangunan.
3) Penetapan Angka Kredit yang selanjutnya disingkat PAK hasil
integrasi penilaian angka kredit ini digunakan sebagai
akumulasi angka kredit untuk kenaikan pangkat dan/atau
kenaikan jabatan dalam Jabatan Fungsional Perencana.
4) Konversi angka kredit hasil penilaian SKP Perencana setiap
tahun akan diakumulasikan untuk diintegrasikan dengan
penilaian unsur penunjang perencanaan pembangunan pada
saat proses kenaikan pangkat; dan penilaian unsur
pengembangan profesi pada saat proses kenaikan jenjang
jabatan.
2. Prosedur:
a. Perencanaan SKP
1) Selambat-lambatnya tanggal 31 Januari tahun berjalan,
Atasan Langsung mengundang seluruh pegawai dan
- 87 -

menyelenggarakan forum Perencanaan SKP.


2) Di dalam forum SKP: (a) Atasan Langsung menjelaskan uraian
pekerjaan dan rencana kerja organisasi; (b) Perencana
mencatat kegiatan organisasi dan pembagian tugas Atasan
Langsung kepada individu perencana yang bersangkutan;
3) Perencana memahami tugas jabatan perencana dan butir-butir
kegiatan perencanaan pembangunan.
4) Perencana mengisi formulir SKP dan menghitung perkiraan
target jumlah angka kredit pada setiap kegiatan tugas jabatan
dan tugas tambahan berdasarkan butir-butir kegiatan
perencanaan, serta menuliskannya di dalam Formulir SKP
sebagaimana contoh pada Lampiran 2 Peraturan Menteri ini.
5) Atasan Langsung dan Perencana menandatangani formulir
SKP.
b. Pelaksanaan SKP
1) Atasan Langsung melakukan pemantauan pelaksanaan SKP,
melakukan bimbingan dan konsultasi.
2) Perencana meminta penugasan tertulis Atasan langsung
3) Perencana melaksanakan kegiatan sesuai dengan SKP
4) Apabila diperlukan perencana mengajukan revisi SKP
c. Penilaian SKP
1) Selambat-lambatnya tanggal 31 Januari tahun berikutnya,
atasan langsung sebagai pejabat penilai dan tim penilai
menyelesaikan penilaian angka kredit SKP.
2) Perencana meyampai bukti fisik hasil kerja/output
pelaksanaan tugas jabatan dan tugas tambahan SKP kepada
Atasan Langsung.
3) Atasan Langsung sebagai Pejabat Penilai melakukan penilaian
kualitas mutu hasil kerja/ output kegiatan SKP. Proses
penilaian Pejabat penilai dapat difasilitasi sekretariat tim
penilai atau dibantu anggota tim penilai yang ditugaskan.
4) Hasil penilaian kualitas mutu hasil kerja/ output kegiatan SKP
ditandatangani Atasan langsung dan Perencana. Selanjutnya
disampaikan kepada sekretariat Tim Penilai untuk dikonversi
menjadi jumlah angka kredit SKP.
d. Penilaian Angka Kredit yang terintegrasi dengan penilaian SKP
1) Perencana mengajukan DUPNK pada masa periode penilaian
angka kredit SKP dengan lampiran hasil kerja/ output kegiatan
yang tidak tercantum di dalam SKP.
2) Tim Penilai melakukan verifikasi kesesuaian butir-butir
kegiatan perencanaan pembangunan atas hasil penilaian
Atasan Langsung sebagai Pejabat Penilai, dan apabila ada
melakukan penilaian unsur pengembangan profesi dan unsur
- 88 -

penunjang perencanaan pembangunan;


3) Sekretariat menyusun Berita Acara Penilaian Angka Kredit
(BAPAK) yang ditandatangai anggota tim penilai.

C. INTEGRASI PENILAIAN KINERJA PERENCANA PADA SAAT PROSES


KENAIKAN PANGKAT
1. Pejabat Penilai mengajukan daftar Perencana yang memenuhi syarat
untuk kenaikan pangkat dan DUPNK masing-masing Perencana
kepada Pejabat Yang Berwenang, dengan melampirkan: (a) penetapan
angka kredit SKP sebagai kinerja perencana tahunan; (b) dokumen/
laporan unsur penunjang perencanaan pembangunan; dan (c)
apabila ada: dokumen/ laporan unsur pengembangan profesi
2. Pejabat Yang Berwenang menugaskan Sekretariat Tim Penilai untuk
memeriksa kelengkapan dokumen sesuai persyaratan kenaikan
pangkat. Sekretariat memastikan: (a) jumlah akumulasi angka kredit
dari unsur penunjang perencanaan pembangunan, tidak melebihi
batas 20% dari angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan
pangkat; dan (b) batas angka kredit kumulatif setinggi-tingginya 20%
tersebut berlaku hanya untuk satu kali kenaikan pangkat di dalam
jenjang jabatan yang sama.
3. Sekretariat menyampaikan DUPNK dan kelengkapan dokumen
kepada anggota tim penilai yang ditunjuk oleh Ketua Tim Penilai.
4. Tim Penilai melakukan pemeriksaan unsur penunjang perencanaan
pembangunan dan apabila ada, tim penilai juga melakukan
pemeriksaan unsur pengembangan profesi.
5. Sekretariat menyiapkan berita acara (BAPAK) hasil penilaian anggota
tim penilai, dan menyampaikan kepada Ketua tim penilai untuk
proses penetapan angka kredit kenaikan pangkat (PAK) oleh Pejabat
Yang Berwenang.

D. INTERGRASI PENILAIAN KINERJA PERENCANA PADA SAAT PROSES


KENAIKAN JENJANG JABATAN PERENCANA
1. Pejabat Penilai mengajukan daftar Perencana yang memenuhi syarat
untuk kenaikan jabatan dan DUPNK masing-masing Perencana
kepada Pejabat Yang Berwenang, dengan melampirkan: (a) penetapan
angka kredit SKP sebagai kinerja perencana tahunan; (b) penetapan
angka kredit kenaikan pangkat; dan (c) dokumen/ laporan unsur
pengembangan profesi
2. Pejabat Yang Berwenang menugaskan Sekretariat Tim Penilai untuk
memeriksa kelengkapan dokumen sesuai persyaratan kenaikan
jabatan. Sekretariat memastikan: (a) jumlah akumulasi angka kredit
untuk kenaikan jabatan telah memenuhi syarat; dan (b) jumlah
akumulasi angka kredit dari unsur pengembangan profesi telah
memenuhi syarat minimal angka kredit sebagaimana ketentuan
- 89 -

pasal 39 ayat (4) PermenPAN RB Tentang JFP, yaitu:


a. 6 (enam) angka kredit bagi Perencana Ahli Muda yang akan naik
jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Perencana Ahli Madya; dan
b. 12 (dua belas) angka kredit bagi Perencana Ahli Madya yang akan
naik jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Perencana Ahli Utama.
3. Sekretariat menyampaikan DUPNK dan kelengkapan dokumen
kepada anggota tim penilai yang ditunjuk oleh Ketua Tim Penilai.
4. Tim Penilai melakukan pemeriksaan unsur pengembangan profesi.
5. Sekretariat menyiapkan berita acara (BAPAK) hasil penilaian anggota
tim penilai, dan menyampaikan kepada Ketua tim penilai untuk
proses penetapan angka kredit kenaikan jabatan (PAK) oleh Pejabat
Yang Berwenang.
BAB VII
ORGANISASI TIM PENILAI ANGKA KREDIT

A. Tim Penilai
1. Dalam menjalankan tugasnya, pejabat yang memiliki kewenangan
menetapkan angka kredit dibantu oleh Tim Penilai.
2. Tim Penilai memiliki tugas:
a. mengevaluasi keselarasan hasil penilaian yang dilakukan oleh
Pejabat Penilai;
b. memberikan penilaian Angka Kredit berdasarkan nilai capaian
tugas jabatan;
c. memberikan rekomendasi kenaikan pangkat dan/atau jenjang
jabatan;
d. memberikan rekomendasi mengikuti Uji Kompetensi;
e. melakukan pemantauan terhadap hasil penilaian capaian tugas
jabatan;
f. memberikan pertimbangan penilaian SKP; dan
g. memberikan bahan pertimbangan kepada Pejabat yang
Berwenang dalam pengembangan PNS, pengangkatan dalam
jabatan, pemberian tunjangan dan sanksi, mutasi, serta
keikutsertaan Perencana dalam pendidikan dan pelatihan.
3. Tim Penilai Perencana terdiri atas:
a. Tim Penilai Pusat membantu Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang
membidangi kesekretariatan pada kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang perencanaan
pembangunan nasional/badan yang melaksanakan tugas
perencanaan pembangunan nasional untuk angka kredit
Perencana ahli utama dan Perencana Madya Pangkat/ Golongan
Pembina Utama Muda/ IV/c di lingkungan Instansi Pemerintah
b. Tim Penilai Unit Kerja membantu:
1) Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi
kesekretariatan pada Instansi Pusat untuk Angka Kredit
Perencana ahli pertama sampai dengan Perencana ahli madya
- 90 -

Pangkat/ Golongan Pembina Tingkat I/ IV/b di lingkungan


Instansi Pusat; dan
2) Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi
kesekretariatan pada Instansi Daerah untuk angka kredit
Perencana ahli pertama sampai dengan Perencana ahli madya
Pangkat/ Golongan Pembina Tingkat I/ IV/b di lingkungan
Instansi Daerah.
4. Tim Penilai perencana mengikuti ketentuan:
a. Tim Penilai sebagaimana terdiri atas pejabat yang berasal dari
unsur teknis yang membidangi Perencanaan pembangunan,
unsur kepegawaian, dan Perencana.
b. Susunan keanggotaan Tim Penilai sebagai berikut: a. seorang
Ketua merangkap anggota; b. seorang Sekretaris merangkap
anggota; dan c. paling sedikit 3 (tiga) orang anggota.
c. Susunan Anggota Tim Penilai harus berjumlah ganjil.
d. Ketua Tim Penilai serendah-rendahnya pejabat administrator
atau Perencana Ahli Madya.
e. Sekretaris Tim Penilai harus berasal dari unsur unit kerja
pengelola kepegawaian.
f. Anggota Tim Penilai paling sedikit 2 (dua) orang dari Perencana.
g. Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai, yaitu: 1) menduduki
jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat
Perencana yang dinilai; 2) memiliki keahlian serta kemampuan
untuk menilai Angka Kredit Perencana; 3) aktif melakukan
penilaian Angka Kredit Perencana dan 4) menyatakan kesediaan
secara tertulis untuk menjadi anggota Tim penilai dengan
sepengetahuan atasan langsung.
h. Apabila jumlah anggota Tim Penilai tidak dapat dipenuhi dari
Perencana, anggota Tim Penilai dapat diangkat dari PNS lain yang
memiliki kompetensi untuk menilai Hasil Kerja Perencana.
5. Masa jabatan anggota yaitu 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk masa jabatan berikutnya.
6. Anggota yang telah menjabat 2 (dua) kali masa jabatan secara
berturut-turut sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat diangkat
kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan.
7. Dalam hal terdapat anggota Tim Penilai yang pensiun atau
berhalangan 6 (enam) bulan atau lebih, maka Ketua Tim Penilai dapat
mengajukan usul penggantian anggota secara definitif sesuai masa
kerja yang tersisa.
8. Dalam hal terdapat anggota Tim Penilai yang ikut dinilai, Ketua dapat
mengajukan usul pengganti anggota.
9. Dalam hal komposisi jumlah anggota Tim Penilai tidak dapat
dipenuhi dari Perencana maka Anggota Tim Penilai dapat diangkat
- 91 -

dari pejabat lain yang mempunyai kompetensi dalam penilaian


kinerja Perencana.
10. Tim penilaian dapat membentuk tim teknis apabila diperlukan sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Anggota tim teknis terdiri atas para ahli, baik yang berstatus
sebagai PNS atau bukan berstatus PNS yang mempunyai
kemampuan teknis yang diperlukan.
b. Tim Teknis menerima tugas dari dan bertanggung jawab kepada
Ketua Tim Penilai dalam hal pemberian saran dan pendapat
penilaian atas kegiatan yang bersifat khusus atau kegiatan yang
memerlukan keahlian tertentu.
c. Pembentukan Tim Teknis hanya bersifat sementara apabila
terdapat kegiatan yang bersifat khusus atau kegiatan yang
memerlukan keahlian tertentu.

B. Tim Penilai Pusat


1. Kedudukan:
Tim Penilai dibentuk, ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada
Menteri PPN/ Kepala Bappenas.
2. Tim Penilai Pusat bertugas:
a. Membantu Menteri PPN/ Kepala Bappenas atau pejabat lain satu
tingkat di bawahnya yang ditunjuk, dalam menilai dan
menerapkan angka kredit bagi Perencana Ahli Utama yang
bekerja di Kementerian PPN/ Bappenas, di instansi Pusat dan di
instansi daerah:
b. Membantu Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit
dalam menilai angka kredit bagi Perencana Ahli Pertama sampai
dengan Perencana Ahli Madya yang bekerja di instansi pusat dan
instansi daerah dalam hal tim penilai di instansi pusat dan di
instansi daerah belum terbentuk.
c. Membantu Pejabat Pembina Kepegawaian instansi pusat dan
instansi daerah, dalam memberikan pertimbangan teknis tentang
penentuan kualifikasi pendidikan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang akan diangkat menjadi perencana Ahli Utama. Ketentuan
dan tata cara penentuan kualifikasi pendidikan oleh masing-
masing Pejabat Pembina Kepegawaian akan diatur kemudian
dalam SK Menteri PPN/ Kepala Bappenas.
d. Anggota Tim Penilai dapat berasal dari instansi atau unit
perencanaan lain, atas permintaan Menteri PPN/ Kepala
Bappenas atau Pejabat yang berwenang.

C. Tim Penilai Unit Kerja di Instansi Pusat


1. Kedudukan:
Tim Penilai dibentuk, ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada
Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi pusat.
- 92 -

2. Tim Penilai Unit Kerja di instansi pusat bertugas:


a. Membantu Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi Pusat atau
pejabat lain satu tingkat di bawahnya yang ditunjuk, dalam
menilai dan menerapkan angka kredit bagi Perencana Ahli
Pertama sampai dengan Perencana Ahli Madya yang bekerja di
instansi Pusat.
b. Membantu Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit
dalam menilai angka kredit bagi Perencana Ahli Pertama sampai
dengan Perencana Ahli Madya yang bekerja di instansi pusat dan
instansi daerah dalam hal tim penilai di instansi pusat dan di
instansi daerah belum terbentuk dan memiliki kedekatan jarak
secara geografis
c. Anggota Tim Penilai dapat berasal dari instansi atau unit
perencanaan lain, atas permintaan Pejabat Pembina Kepegawaian
di instansi pusat atau pejabat yang berwenang.

D. Tim Penilai Unit Kerja di Instansi Daerah


1. Kedudukan:
Tim Penilai dibentuk, ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada
Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi daerah.
2. Tim Penilai Unit Kerja di instansi daerah bertugas:
a. Membantu Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi Daerah atau
pejabat lain satu tingkat di bawahnya yang ditunjuk, dalam
menilai dan menerapkan angka kredit bagi Perencana Ahli
Pertama sampai dengan Perencana Ahli Madya yang bekerja di
instansi Daerah.
b. Membantu Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit
dalam menilai angka kredit bagi Perencana Ahli Pertama sampai
dengan Perencana Ahli Madya yang bekerja di instansi daerah
lain, dalam hal tim penilai di instansi daerah lain tersebut belum
terbentuk dan memiliki kedekatan jarak secara geografis.
c. Anggota Tim Penilai dapat berasal dari instansi atau unit
perencanaan lain, atas permintaan Pejabat Pembina Kepegawaian
di instansi daerah atau pejabat yang berwenang.

E. Sekretariat Tim Penilai


1. Kedudukan
a. Sekretariat Tim Penilai dibentuk dan ditetapkan oleh
1) Menteri PPN/ Kepala Bappenas untuk Tim Penilai Pusat;
2) Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi Pusat untuk Tim
Penilai di instansi pusat atau Sekretaris Menteri PPN/
Sekretaris Utama Bappenas untuk tim penilai di Bappenas;
3) Gubernur/Bupati/Walikota untuk Tim Penilai di instansi
daerah.
b. Sekretariat Tim penilai bertanggung jawab kepada:
1) Ketua Tim Penilai Pusat untuk Sekretariat Tim Penilai Pusat;
2) Ketua Tim Penilai Kementerian PPN/ Bappenas untuk
Sekretariat Tim penilai Pusat di Kementerian PPN/ Bappenas
- 93 -

3) Ketua Tim Penilai Instansi Pusat untuk Sekretariat Tim


Penilai Instansi Pusat;
4) Ketua Tim Penilai Instansi Daerah untuk Sekretariat Tim
Penilai instansi Daerah;
c. Sekretariat Tim Penilai dipimpin oleh seorang Sekretaris Tim
penilai yang secara fungsional dijabat oleh:
1) Sekretariat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/ Sekretariat Utama Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional untuk Sekretariat Tim penilai Pusat.
Khusus Sekretariat Tim penilai Pusat secara ex-officio berada
di Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana
Kementerian PPN/ Bappenas;
2) JPT Pratama Pengelola kepegawaian untuk Sekretariat Tim
penilai Instansi Pusat.
3) JPT Pratama Pengelola kepegawaian untuk sekretariat Tim
Penilai Instansi Daerah.

2. Sekretariat Tim Penilai berfungsi:


a. Mengadministrasikan setiap usulan penetapan angka kredit
Perencana;
b. Meneliti Kelengkapan dan kebenaran berkas-berkas yang
disyaratkan dari setiap usulan penetapan angka kredit
perencana;
c. Membuat Jadwal sidang Tim Penilai;
d. Menyelenggarakan rapat dan sidang Tim penilai;
e. Menyiapkan Konsep Berita acara hasil penilaian Tim Penilai;
f. Membuat Konsep Surat Keputusan Penetapan Angka Kredit;
g. Melaksanakan penatausahaan dan pengolahan data Perencana;
h. Menyusun laporan semester mengenai pelaksanaan tugas tim
penilai dan setelah ditandatangani Ketua Tim.
i. Memantau perolehan angka kredit perencana selama periode
tertentu untuk mengetahui apakah seorang perencana telah
memenuhi persyaratan angka kredit kumulatif minimal untuk
kenaikan pangkat atau jabatan;
j. Memberikan laporan kepada tim penilai perihal:
1) Perencana yang tidak dapat memperoleh angka Kredit
kumulatif minimal yang dipersyaratkan untuk kenaikan
pangkat atau kumulatif minimal yang ditentukan.
2) Kemungkinan pengangkatan kembali seorang Perencana,
yang sebelumnya diberhentikan dari jabatan, karena yang
bersangkutan telah memenuhi jumlah angka kredit kumulatif
minimal yang ditentukan.

F. Tim Penilai Teknis


1. Kedudukan
Tim penilai Teknis dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit berdasarkan usulan dari Ketua
Tim Penilai.
2. Tugas
- 94 -

Tim Penilai teknis bertugas membantu Tim Penilai dalam melakukan


penilaian terhadap usulan penetapan angka kredit dari hasil kegiatan
perencanaan yang bersifat khusus atau memerlukan keahlian
tertentu.
3. Fungsi :
Tim Penilai Teknis berfungsi memberikan pertimbangan teknis dalam
hal penilaian kegiatan perencanaan yang memerlukan pengetahuan
atau keahlian khusus.
4. Masa Kerja Tim Penilai
Tim Penilai Teknis ditentukan sesuai dengan kebutuhan dalam satu
periode kenaikan pangkat.
- 95 -

BAB VIII
TATA KERJA TIM PENILAI ANGKA KREDIT

A. Pengusulan Penetapan Angka Kredit


1. Capaian SKP sebagai bahan usulan penetapan Angka Kredit
disampaikan oleh atasan langsung Perencana kepada pejabat yang
mengusulkan Angka Kredit melalui pimpinan unit kerja.
2. Bahan usulan penilaian dan penetapan Angka Kredit disampaikan
kepada Pejabat yang berwenang. Pengusulan angka kredit dibuat
menurut contoh formulir DUPNK sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 13 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
peraturan menteri ini.
3. Usulan penilaian Angka Kredit Perencana disampaikan dengan
melampirkan penilaian capaian SKP.
a. surat pernyataan melakukan kegiatan Jabatan Fungsional
Perencana apabila tidak tercantum di dalam SKP. Disusun sesuai
dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 6 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
b. surat pernyataan melakukan kegiatan pengembangan profesi,
disusun sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 7 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
c. surat pernyataan melakukan kegiatan penunjang, disusun sesuai
dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 8 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

4. Usul penetapan Angka Kredit Perencana diajukan oleh:


a. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi Jabatan
Fungsional Perencana pada kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintah di bidang perencanaan pembangunan
nasional/badan yang melaksanakan tugas perencanaan
pembangunan nasional kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Madya
yang membidangi kesekretariatan pada kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang perencanaan
pembangunan nasional/badan yang melaksanakan tugas
perencanaan pembangunan nasional untuk Angka Kredit
Perencana Ahli Utama di lingkungan Instansi Pemerintah;
b. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama pengelola kepegawaian kepada
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi kesekretariatan
untuk Angka Kredit Perencana ahli pertama sampai dengan
perencana ahli madya di lingkungan kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang perencanaan
pembangunan nasional/badan yang melaksanakan tugas
perencanaan pembangunan nasional;
c. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama pengelola kepegawaian kepada
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi kesekretariatan
pada Instansi Pusat untuk Angka Kredit perencana ahli pertama
- 96 -

hingga madya di lingkungan Instansi Pusat selain kementerian


yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang
perencanaan pembangunan nasional/badan yang melaksanakan
tugas perencanaan pembangunan nasional; dan
d. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi perencanaan
pembangunan kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang
membidangi kesekretariatan untuk Angka Kredit Perencana ahli
pertama sampai dengan perencana ahli madya di lingkungan
Instansi Daerah.

B. Tata Kerja Tim Penilai


1. Ketentuan:
a. Persidangan Tim Penilai dalam rangka penilaian angka kredit SKP
dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu tahun
mengikuti periode penilaian SKP.
b. Persidangan Tim Penilai dalam rangka penilaian angka kredit
untuk kenaikan pangkat dilaksanakan sekurang-kurangnya 2
(dua) kali dalam satu tahun mengikuti periode kenaikan pangkat:
1) Untuk kenaikan pangkat periode April persidangan dimulai
bulan Oktober tahun sebelumnya.
2) Untuk kenaikan pangkat periode Oktober dimulai bulan April
tahun yang bersangkutan.
c. Persidangan Tim Penilai dalam rangka penilaian angka kredit
untuk kenaikan jenjang jabatan dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan instansi pusat dan instanasi daerah.
d. Penilaian angka kredit dilakukan dengan cara sebagai berikut;
1) Ketua Tim Penilai membagi tugas penilaian kepada anggota
tim penilai.
2) Setiap DUPNK dinilai oleh dua orang anggota. Dalam hal
menilai capaian SKP Pejabat Penilai dapat dianggap sebagai
penilai 1 dan salah satu anggota tim penilai sebagai Penilai 2.
3) Setelah masing-masing anggota melakukan penilaian, dan
hasil penilaian dari masing-masing Penilai tidak terdapat
perbedaan yang sangat berbeda (kurang dari 10% dari jumlah
angka kredit di dalam DUPNK), maka hasil penilaian angka
kredit disampaikan kepada Ketua Tim Penilai melalui
Sekretaris Tim Penilai untuk disahkan;
4) Apabila angka kredit yang diberikan oleh dua orang anggota
tim penilai terdapat perbedaan yang sangat besar (lebih dari
10% dari jumlah angka kredit di dalam DUPNK, maka hasil
penilaian terakhir dilakukan melalui sidang pleno;
5) Pengambilan keputusan dalam sidang pleno Tim Penilai Pusat
dilakukan dengan musyawarah mufakat;
6) Dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, pengambilan
keputusan dilakukan melalui pemungutan suara terbanyak;
- 97 -

7) Sidang pleno pengambilan keputusan harus dihadiri


sekurang-kurangnya oleh ½ n + 1 Anggota Tim Penilai Pusat.
Apabila diperlukan rapat pleno dapat mengundang Pejabat
Penilai.
e. Hasil penilaian angka kredit harus dituangkan dalam Berita Acara
Penilaian Angka Kredit (BAPAK) yang ditandatangani oleh Angota
Tim Penilai yang hadir.
f. Terhadap keputusan PAK yang telah ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang menetapkan angka kredit perencana yang
bersangutan tidak dapat mengajukan keberatan.
2. Prosedur
Tata cara penilaian angka kredit oleh Tim Penilai dilakukan melalui
prosedur sebagai berikut:
a. Pejabat Penilai menyampaikan Daftar Usulan Penetapan Nilai
Kinerja (DUPNK) kepada pejabat yang berwenang untuk
dilakukan penilaian angka kredit SKP atau penilaian angka kredit
dalam rangka kenaikan pangkat/jabatan.
b. Pejabat yang berwenang menugaskan sekretariat untuk
memeriksa kelengkapan DUPNK dan dokumen pendukungnya.
c. Sekretariat memeriksa kelengkapan dokumen DUPNK.
d. Anggota Tim Penilai Menerima DUPNK dan berkas-berkas
pendukung lainnya dari sekretariat tim penilai;
e. Anggota Tim Penilain melaksanakan penilaian terhadap angka
kredit yang diajukan pada setiap DUPNK sesuai dengan
ketentuan proses penilaian.
f. Melakukan rapat pleno untuk menyusun Berita Acara Penilaian
Angka Kredit (BAPAK) sebagai hasil penilaian akhir. Contoh
BAPAK dapat dilihat pada Lampiran 12 Peraturan Menteri ini.
g. Menyampaikan BAPAK kepada Sekretaris Tim Penilai untuk
penyiapan SK PAK dan selanjutnya disampaikan kepada Pejabat
yang berwenang untuk disampaikan kepada Pejabat Pembina
Kepegawaian untuk ditetapkan.
h. Asli SK PAK disampaikan kepada Kepala Badan Kepegawaian
Negara (BKN), dengan tembusan disampaikan kepada:
a) Perencana yang bersangkutan
b) Pimpinan unit kerja yang bersangkutan
c) Sekretaris Tim Penilai Perencana yang bersangkutan
d) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit
e) Kementerian PPN/ Bappenas c.q. Pusbindiklatren

C. Ketentuan Tata Kerja Tim Penilai lainnya


1. Dalam hal Instansi Pemerintah belum membentuk Tim Penilai,
penilaian Angka Kredit dapat dilaksanakan oleh Tim Penilai pada
Instansi Pemerintah lain terdekat atau Tim Penilai Pusat.
a. Apabila Tim Penilai Instansi Pusat dan Instansi Daerah belum
dibentuk, maka penilaian angka kredit dapat dilakukan oleh Tim
Penilai Pusat.
b. Apabila Tim Penilai Kabupaten/Kota belum dibentuk, maka
penilaian angka kredit dapat dilakukan oleh Tim Penilai Provinsi.
c. Apabila Tim Penilai Provinsi belum dibentuk, maka penilaian
angka kredit dapat dilakukan oleh Tim Penilai Pusat.
d. Apabila Tim Penilai Provinsi/Kabupaten/Kota belum dibentuk,
maka penilaian angka kredit dapat dilakukan oleh Tim Penilai
Provinsi/ Kabupaten/Kota terdekat atau oleh Tim Penilai Pusat.
Contoh:
Perencana di provinsi yang belum punya tim penilai dapat dinilai oleh
tim penilai di kabupaten/kota yang secara jarak geografis lebih dekat
dibandingkan ke provinsi lain. Misalnya Perencana di provinsi Banten
lebih dekat ke Kabupaten Tangerang Selatan dibandingkan harus ke
provinsi DKI Jakarta atau ke Provinsi Jawa Barat.
D. Diagram Alur Proses Integrasi Penilaian SKP dengan Penilaian Angka Kredit
Tahapan/Proses Atasan Langsung
Tim Penilai Sekretariat Pejabat Yang Pejabat Pembina
Tahun Bulan selaku Pejabat Perencana
No. Kegiatan Angka Kredit Tim Penilai Berwenang Kepegawaian
Penilai
Tahun 0 Januari 1. Perencanaan SKP. Diselesaikan selambat-lambatnya 31 Januari; dan diserahkan kepada Pejabat Yang Berwenang

Melakukan Cascading dari Renstra, Perjanjian


MULAI
a. Kinerja (PK), Indikator Kinerja dan SKP Atasan
Langsung

Menyusun rencana kerja tahunan berupa


kegiatan pegawai yang mendukung PK, Indikator
b. Kinerja dan SKP Atasan Langsung. Rencana kerja Lampiran 2
Tahunan ini dituangkan ke dalam formulir SKP
(Lampiran 2);

Mengisi perkiraan angka kredit yang akan


diperoleh dan menuliskannya di dalam kolom
“perkiraan angka kredit” pada formulir SKP,
dengan memperhatikan kesesuaiannya dengan
butir-butir kegiatan unsur perencanaan Lampiran 3
c.
pembangunan pada Lampiran I PermenPAN RB
tentang JFP. Butir-butir kegiatan dan perkiraan
angka kreditnya dituangkan ke dalam Lampiran
SKP sebagaimana formulir Lampiran 3 Petunjuk
Teknis ini.

Penyusunan Lampiran 2 dan lampiran 3 dapat


d.
dibantu oleh Tim Penilai Angka Kredit

Mengusulkan SKP (Lampiran 2) dan Lampiran Lampiran 2


e.
SKP (Lampiran 3) kepada Atasan Langsung. Lampiran 3

T
f. Memeriksa dan menetapkan SKP ?

Menyampaikan SKP yang telah ditetapkan Atasan SKP SKP


g.
Langsung kepada Pejabat Yang Berwenang Y

SKP
Menyimpan copy SKP yang telah ditetapkan untuk
h.
dilaksanakan
2
- 100 -

Tahapan/Proses Atasan Langsung


Tim Penilai Angka Sekretariat Tim Pejabat Yang Pejabat Pembina
Tahun Bulan selaku Pejabat Perencana
No. Kegiatan Kredit Penilai Berwenang Kepegawaian
Penilai

Januari sd 2. Pelaksanaan SKP: melaksanakan rencana kerja dan menghasilkan hasil kerja/output sepanjang periode SKP yang telah ditetapkan
Desember
atau selama Melaksanakan tugas jabatan perencana 1
periode SKP a. meliputi tugas utama dan tugas tambahan
sesuai SKP SKP

Apabila diperlukan revisi SKP kembali ke


b. SKP
proses 1.e.

Melakukan kegiatan dan menghasilkan Bukti


c. Fisik
hasil kerja/ output berupa bukti fisik

Menyampaikan laporan/dokumen/bukti Bukti


d.
fisik pelaksanaan tugas

Melakukan pemeriksaan, approval dan


e. tindak lanjut sesuai dengan proses bisnis Bukti Bukti
unit kerja

Melakukan rekap bukti fisik dan Lampiran 4


f. menuangkannya ke dalam capaian/
realisasi SKP (Lampiran 4)
3
Tahapan/Proses
- 101 -
Atasan Langsung
Tim Penilai Angka Sekretariat Tim Pejabat Yang Pejabat Pembina
Tahun Bulan selaku Pejabat Perencana
No. Kegiatan Kredit Penilai Berwenang Kepegawaian
Penilai
Desember tahun
Tahun 1 0 sd Januari 3. Penilaian SKP: Pemeriksaaan capaian/realisasi SKP
Tahun 1

Menyampaikan laporan capaian realisasi SKP 2


(Tugas Jabatan: Unsur Perencanaan
a. Pembangunan) ditambahkan bukti fisik dan SPMK Lampiran 4 Lampiran 4
dari unsur pengembangan profesi (Lampiran 7) Lampiran 7 Lampiran 7
dan unsur penunjang (Lampiran 8) Lampiran 8 Lampiran 8

1. Melakukan penilaian tugas jabatan (untuk yang Lampiran 4


belum dinilai kualitas mutunya); 2. Menandatangi
b. Lampiran 7
formulir SPMK untuk unsur Pengembangan
profesi dan unsur penunjang Lampiran 8

Lampiran 5 Lampiran 5
Menyampaikan dokumen kepada pejabat yang Lampiran 4, 7, 8 Lampiran 4, 7, 8
c. plus dokumen plus dokumen
berwenang untuk dinilai.
bukti fisik bukti fisik

Lampiran 5
Memeriksa kelengkapan dokumen penilaian angka Lampiran 4, 7, 8
kredit. Apabila ada kekurangan dikelmbalikan plus dokumen
d. kepada Perencana. Untuk dokumen yang sudah
lengkap disampaikan kepada 2 anggota tim penilai Tidak Lengkap
Lampiran 4, 7,
angka kredit yang berbeda. ?
8 plus dokumen

Tim penilai angka kredit melakukan verifikasi Lampiran 4, 7, 8 Lengkap


penilaian pejabat penilai, dan memberikan angka plus dokumen
e. bukti fisik
kredit untuk unsur pengembangan profesi dan
unsur penunjang

Proses penilaian selesai dan hasil penilaian Lampiran 4, 7, 8 Lampiran 4, 7, 8


f. plus dokumen plus dokumen
disampaikan kepada sekretariat tim penilai bukti fisik bukti fisik

Sekretariat melakukan verifikasi hasil penilaian.


Y
Apabila terdapat perbedaan hasil penilaian dapat
g. dilakukan rapat pleno. Rapat pleno dapat ?
mengundang Atasan Langsung selaku pejabat
penilai.

h. Rapat Pleno dipimpin Ketua Tim Penilai T RAPAT PLENO

Sekretariat menyiapkan berita acara penilaian Lampiran 12


i.
angka kredit (BAPAK) (Lampiran 12) Lampiran 12

Melakukan proses penetapan angka kredit Lampiran 9 Lampiran 9 Lampiran 9


j. berdasarkan BAPAK. Penetapan Angka Kredit
(Lampiran 9 )
6 6 6
- 102 -

Tahapan/Proses Atasan Langsung


Tim Penilai Angka Sekretariat Tim Pejabat Yang Pejabat Pembina
Tahun Bulan selaku Pejabat Perencana
Kredit Penilai Berwenang Kepegawaian
No. Kegiatan Penilai

Tahun 2 4. Mengulang proses 1 sampai dengan proses 3

Lampiran 9 Lampiran 9 Lampiran 9

6 6 6

Tahun 3 5. Mengulang proses 1 sampai dengan proses 3

Lampiran 9 Lampiran 9 Lampiran 9

6 6 6
- 103 -

Tahapan/Proses Atasan Langsung


Tim Penilai Angka Sekretariat Tim Pejabat Yang Pejabat Pembina
Tahun Bulan selaku Pejabat Perencana
Kredit Penilai Berwenang Kepegawaian
No. Kegiatan Penilai

Tahun 3 6. Penilaian angka kredit untuk proses kenaikan pangkat

Menyampaikan usulan kenaikan pangkat 3 4 5 Lampiran 9


berdasarkan akumulasi angka kredit
a. Lampiran 9
tahunan; didukung dengan beberapa PAK
Lampiran 9 Lampiran 9
tahunan (Lampiran 9)

Menandatangani usulan kenaikan pangkat Usulan


Usulan
b. dan menyampaikan kepada Pejabat Yang Kenaikan Kenaikan
Pangkat
Berwenang Pangkat
Usulan
Kenaikan
Memeriksa kelengkapan dan persyaratan Pangkat
Usulan
kenaikan pangkat. Angka kredit unsur Usulan Kenaikan
c. penunjang tidak dapat melebihi AK Kenaikan Pangkat
T
maksimal 20% dari kebutuhan angka Pangkat
?
kredit kenaikan pangkat Y

Usulan
Mengusulkan kenaikan pangkat kepada Usulan
d. Kenaikan
Kenaikan
Pejabat Pembina Kepegawaian Pangkat

Keputusan Keputusan Keputusan Keputusan Keputusan


Kenaikan Kenaikan Kenaikan Kenaikan Kenaikan
Mendokumentasikan akumulasi angka Pangkat Pangkat Pangkat Pangkat Pangkat
e.
kredit kenaikan pangkat

7 7
- 104 -

Tahapan/Proses Atasan Langsung


Tim Penilai Angka Sekretariat Tim Pejabat Yang Pejabat Pembina
Tahun Bulan selaku Pejabat Perencana
No. Kegiatan Kredit Penilai Berwenang Kepegawaian
Penilai
7. Penilaian angka kredit untuk proses kenaikan jabatan

Menyampaikan usulan kenaikan jabatan Usulan Usulan


berdasarkan akumulasi angka kredit Kenaikan Kenaikan
a. Jabatan Jabatan
tahunan; didukung dengan beberapa PAK
tahunan dan kenaikan pangkat

Menandatangani usulan kenaikan jabatan Usulan Usulan


b. dan menyampaikan kepada Pejabat Yang Kenaikan Kenaikan
Jabatan Jabatan
Berwenang

Usulan
Memeriksa kelengkapan dan persyaratan Usulan Kenaikan
kenaikan Jabatan. Mempertimbangkan Kenaikan Jabatan
Usulan Jabatan
c. persyaratan kenaikan jabatan yaitu angka Kenaikan
kredit minimal unsur pengembangan Jabatan T Y
profesi dan Hasil Kerja Minimal (HKM) ?

Mengusulkan kenaikan Jabatan kepada Usulan


d. Kenaikan Usulan Kenaikan
Pejabat Pembina Kepegawaian Jabatan Jabatan

Keputusan Keputusan Keputusan Keputusan Keputusan


Kenaikan Kenaikan Kenaikan Kenaikan Kenaikan
Mendokumentasikan akumulasi angka Jabatan Jabatan Jabatan Jabatan Jabatan
e.
kredit kenaikan Jabatan

SELESAI SELESAI SELESAI SELESAI


BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua Instansi


Pemerintah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat yang Berwenang pada
masing-masing Instansi Pemerintah memastikan para pejabat tinggi
pratama dan madya telah mendapatkan sosialisasi tentang tata cara
penilaian SKP yang telah terintegrasi dengan Angka Kredit dari
Instansi Pembina sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 4
Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Perencana;
b. Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat yang Berwenang pada
masing-masing Instansi Pemerintah memastikan para pejabat
fungsional perencana telah mendapatkan sosialisasi tentang tata
cara penilaian SKP yang telah terintegrasi dengan Angka Kredit dari
Instansi Pembina sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Perencana;
c. Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat yang Berwenang pada
masing-masing Instansi Pemerintah menyampaikan kondisi terkini
terkait formasi jabatan fungsional perencana kepada Instansi
Pembina;
d. Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat yang Berwenang pada
masing-masing Instansi Pemerintah menyampaikan ketersediaan
Tim Penilai yang sudah sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Perencana dan
juga peraturan menteri ini kepada Instansi Pembina;
e. Apabila Tim Penilai sebagaimana huruf (b) belum tersedia, maka
penilaian angka kredit pejabat fungsional perencana di instansi
terkait dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 4
Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Perencana;

2. Penilaian angka kredit perencana pada saat mulai diberlakukannya


peraturan menteri ini, diatur sebagai berikut:
a. Para pejabat fungsional perencana yang memiliki angka kredit yang
telah mencukupi untuk naik ke golongan/pangkat 1 (satu) tingkat di
atasnya, dapat diusulkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian kepada
BKN/ BKD untuk dapat naik ke golongan/ pangkat 1 (satu) tingkat
di atasnya pada periode pengangkatan berikutnya. Setelah pejabat
fungsional perencana yang bersangkutan naik pangkat/golongan,
maka angka kredit yang bersangkutan mengikuti ketentuan yang
terdapat dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor tentang JFP tentang Jabatan
Fungsional Perencana, yaitu kembali menjadi 0 (nol).
- 106 -

Contoh:
Sdri. Gina Boruangin, S.E., M.A., pangkat Penata, golongan ruang
III/c, Jenjang Jabatan Fungsional Perencana Ahli Muda di
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, saat ini memiliki Angka Kredit
310 berdasarkan Keputusan Menteri Negara Aparatur Negara Nomor
16/KEP/M.PAN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional Perencana dan
Angka Kreditnya. Pada Bulan Oktober 2020 Pejabat Pembina
Kepegawaian atau Pejabat yang berwenang melalui unit kerja yang
menangani pembinaan kepegawaian di lingkungan instansinya telah
mengajukan kenaikan pangkat yang bersangkutan ke BKN. Pada
awal tahun 2021, Sdri. Gina Boruangin, tetap menyusun SKP sesuai
dengan ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 4
Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Perencana, dan pada Bulan
Desember, Tahun 2021, yang bersangkutan mengajukan DUNPK
sesuai dengan SKP dengan angka kredit sebesar 0 (nol) sebelum
penghitungan angka kredit tahun 2021.

b. Para pejabat fungsional perencana yang memiliki angka kredit


maksimal 30% (tiga puluh persen) kurangnya dari syarat untuk naik
ke golongan/pangkat 1 (satu) tingkat di atasnya, pada saat peraturan
menteri ini diberlakukan, maka angka kredit yang dimiliki oleh
pejabat fungsional perencana tersebut tetap dapat digunakan untuk
akumulasi kenaikan golongan/pangkat 1 (satu) tingkat di atasnya,
selama masih berada dalam 1 (satu) jenjang jabatan.
Contoh:
Sdr. Samuel, S.T, M.Eng, pangkat Pembina Utama Madya, golongan
ruang IV/d, Jenjang Jabatan Fungsional Perencana Ahli Utama di
Pemerintahan Provinsi Nusa Tenggara Timur, saat ini memiliki Angka
Kredit 1002 berdasarkan Keputusan Menteri Negara Aparatur Negara
Nomor 16/KEP/M.PAN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional
Perencana dan Angka Kreditnya.
Pada pengumpulan DUPNK akhir Tahun 2021, yang bersangkutan
tetap dapat menggunakan kelebihan angka kredit untuk
diakumulasikan dengan menyesuaikan pada ketentuan dalam
Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 4 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional
Perencana.
Maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
• AK Sdr. Samuel saat ini yaitu 1002 atau untuk naik pangkat/
golongan menjadi Pembina Utama, golongan IV/e, diperlukan
sekurang-kuranganya adalah 48 angka kredit.
• Kekurangan AK Sdr.Samuel saat ini kurang dari 30% untuk
kebutuhan naik ke pangkat/golongan selanjutnya sehingga AK
yang bersangkutan masih dapat digunakan pada pelaksanaan
pengumpulan DUPNK tahun 2021.
• Pada awal tahun 2021 Sdr. Samuel mengumpulkan SKP dengan
- 107 -

target angka kredit di tahun ini sesuai ketentuan dalam


Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 4 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional
Perencana yaitu untuk Perencana Ahli Utama wajib
mengumpulkan angka kredit minimal 50 angka kredit per tahun.
• Setelah angka kredit minimal yang bersangkutan di akhir tahun
2021 terkumpul, maka akumulasi angka kredit Sdr. Samuel
(1052 angka kredit) sudah.
• Setelah Sdr. Samuel naik pangkat/ cukup untuk diajukan naik
pangkat/golongan 1 (satu) tingkat di atasnya oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian atau Pejabat yang Berwenang pada
masing-masing Instansi Pemerintah golongan menjadi Pembina
Utama, golongan IV/e maka angka kredit yang bersangkutan
kembali menjadi 0 (nol) dan berlaku ketentuan angka kredit
pemeliharaan setiap tahunnya sesuai dengan Peraturan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
4 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Perencana yaitu
sebesar 25 (dua puluh lima) angka kredit.

c. Para pejabat fungsional perencana yang memiliki angka kredit


melebihi angka maksimal 30% (tiga puluh persen) kurangnya dari
syarat untuk naik pangkat/golongan 1 (satu) tingkat di atasnya, pada
saat peraturan menteri ini diberlakukan, maka kelebihan angka
kredit yang dimiliki oleh pejabat fungsional perencana tersebut dapat
digunakan untuk menambahkan angka kredit minimal perencana
menjadi angka kredit maksimal perencana setiap tahunnya.
Contoh:
Sdr. Sdr. Zaenal Arifin, S.E., M.Sc, pangkat Pembina Utama Madya,
golongan ruang IV/d, Jenjang Jabatan Fungsional Perencana Ahli
Utama di Pemerintahan Kota Pasuruan, saat ini memiliki Angka
Kredit 988 berdasarkan Keputusan Menteri Negara Aparatur Negara
Nomor 16/KEP/M.PAN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional
Perencana dan Angka Kreditnya.
Pada pengumpulan DUPNK akhir Tahun 2021, yang bersangkutan
wajib mengumpulkan angka kredit minimal JFP Ahli Utama yaitu
sebesar 50 angka kredit. Sedangkan kelebihan angka kredit
akumulasi yang bersangkutan, dapat digunakan untuk menambah
angka kredit minimal menjadi angka kredit maksimal yaitu 25 angka
kredit per tahun.
Perhitungan yang sama dilakukan di tahun-tahun berikutnya hingga
angka kredit yang bersngkutan mencukupi untuk naik
pangkat/golongan 1 (satu) tingkat di atasnya.
Maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
• AK Sdr. Zaenal Arifin, S.E., M.Sc saat ini yaitu 988 atau untuk
naik pangkat/golongan menjadi Pembina Utama, golongan IV/e,
diperlukan sekurang-kuranganya 62 angka kredit.
- 108 -

• Kekurangan AK Sdr. Zaenal Arifin saat ini lebih dari 30%


(tigapuluh persen) untuk kebutuhan naik ke pangkat/golongan
selanjutnya sehingga AK yang bersangkutan hanya dapat
digunakan untuk menambahkan dari angka kredit minimal
menjadi angka kredit perencana pada pelaksanaan pengumpulan
DUPNK tahun 2021.
• Berdasarkan Peraturan Menteri PPN/ Kepala Bappenas Nomor 11
Tahun 2020 tentang Kebijakan Teknis JFP, maka angka kredit
Sdr. Zaenal Arifin adalah 0 (nol), namun kelebihan angka kredit
kumulasi yang bersangkutan dapat digunakan untuk menambah
dari angka kredit minimal menjadi angka kredit maksimal tiap
tahunnya.
• Pada awal tahun 2021 Sdr. Zaenal Arifin mengumpulkan SKP
dengan target angka kredit di tahun ini sesuai ketentuan dalam
Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 4 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional
Perencana yaitu untuk Perencana Ahli Utama wajib
mengumpulkan angka kredit minimal 50 angka kredit per tahun.
• Setelah angka kredit minimal yang bersangkutan di akhir tahun
2021 terkumpul, maka akumulasi angka kredit Sdr. Zaenal Arifin
adalah: a. angka kredit awal 0 (nol) + angka kredit minimal per
tahun (50) + penambahan menjadi angka kredit maksimal (25) =
75 AK dan dilaksanakan hal yang sama di tahun-tahun
berikutnya.
• Apabila angka kredit sudah mencukupi, maka Sdr. Zaenal Arifin
dapat diajukan untuk naik pangkat/golongan 1 (satu) tingkat di
atasnya oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat yang
Berwenang pada masing-masing Instansi Pemerintah.
• Setelah Sdr. Zaenal Arifin naik pangkat/golongan menjadi
Pembina Utama, golongan IV/e maka angka kredit yang
bersangkutan kembali menjadi 0 (nol) dan berlaku ketentuan
angka kredit pemeliharaan setiap tahunnya sesuai dengan
Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 4 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional
Perencana yaitu sebesar 25 (dua puluh lima) angka kredit.
- 109 -

BAB X
PENUTUP

1. Peraturan Menteri PPN/ Kepala Bappenas Tentang Penilaian Kinerja


Perencana Dan Organisasi Dan Tata Kerja Tim Penilai mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.
2. Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, peraturan lain yang mengatur
hal yang sama dianggap masih berlaku selama tidak bertentangan
dengan Peraturan Menteri ini.
3. Dengan ditetapkannya Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja Perencana Dan
Organisasi Dan Tata Kerja Tim Penilai ini, maka seluruh proses penilaian
angka kredit Pejabat Fungsional Perencana harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan dalam Peraturan menteri ini dengan menerapkan
prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
4. Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Menteri PPN/ Kepala
Bappenas ini akan diatur kemudian.

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

SUHARSO MONOARFA
- 110 -

DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1: Lembar Penilaian Angka Kredit
a. Lampiran 1.a. Lembar Penilaian Sub Unsur Identifikasi Masalah/Isu
Strategis dan Penyusunan Kebijakan Rencana Pembangunan
b. Lampiran 1.b. Lembar Penilaian Sub Unsur Adopsi dan Legitimasi
Rencana Pembangunan
c. Lampiran 1.c. Lembar Penilaian Sub Unsur Pelaksanaan Rencana
Pembangunan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
2. Lampiran 2: Formulir SKP dan contoh pengisian SKP
3. Lampiran 3: Daftar uraian butir kegiatan perencanaan pembangunan
dan angka kreditnya sebagai lampiran SKP
4. Lampiran 4: Formulir Penilaian angka kredit berdasarkan capaian SKP
5. Lampiran 5: Contoh Surat Penyampaian Bahan Usulan penilaian dan
Pencapaian Angka Kredit bagi Perencana
6. Lampiran 6: Contoh Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Perencanaan
7. Lampiran 7: Contoh Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan
Pengembangan Profesi
8. Lampiran 8: Contoh Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Penunjang
Perencanaan Pembangunan
9. Lampiran 9: Penetapan Angka Kredit
10. Lampiran 10: Keputusan Kenaikan Jabatan dalam Jabatan Fungsional
Perencana
11. Lampiran 11: Formulir Penilaian Kegiatan Pengembangan Profesi dan
Kegiatan Penunjang Jabatan Fungsional Perencana
12. Lampiran 12: Berita Acara Penilaian Angka Kredit
13. Lampiran 13: Daftar Usulan Penetapan Nilai Kinerja (DUPNK)
1.a1. Formulir Penilaian Untuk Kelompok Identifikasi Masalah/ Isu Strategis dan Penyusunan Kebijakan
Rencana Pembangunan
Nama :
Jabatan :
No. Kegiatan di dalam SKP :
Kegiatan di dalam SKP :
Target Waktu :
Judul Hasil Kerja/Output :
No. Uraian Kegiatan :
Uraian Kegiatan :
Pelaksana Kegiatan :
Angka Kredit :
Cara Pelaksanaan Tugas :

Bobot Komponen Diverifikasi oleh Sekretariat


No. Komponen Penilaian Nilai Nilai Total Tim Penilai
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4) (6)
1 Identifikasi masalah 10%
2 Metode penelitian yang sesuai 15%
3 Pembahasan dan analisis masalah 25%
4 Kesimpulan 10%
5 Rekomendasi kebijakan 15%
6 Manfaat topik untuk perencanaan pembangunan 20%
7 Sistematika penulisan [format, logika, bahasa] 5%
Total 100%

Nama Kota, Tnggal/Bulan/Tahun


Pejabat Tim Penilai/Tim Penilai

Nama
NIP.
1.a2. Formulir Penilaian Untuk Kelompok Identifikasi Masalah/ Isu Strategis dan Penyusunan Kebijakan
Rencana Pembangunan (Contoh pada Perencana Ahli Madya)
Nama : Hidayat - 112 -
Jabatan : Perencana Ahli Madya
No. Kegiatan di dalam SKP :
Kegiatan di dalam SKP : Penyusunan Program Pengembangan UMKM Kota Bogor
Target Waktu : 4 Bulan
Judul Hasil Kerja/Output : Laporan Penyusunan Program Pengembangan UMKM Kota Bogor
No. Uraian Kegiatan : 22
Uraian Kegiatan : Mendesain Program Lintas Sektoral
Pelaksana Kegiatan : Perencana Ahli Madya
Angka Kredit : 3,60
Cara Pelaksanaan Tugas : Kelompok/ Individu (Coret salah satu)

Bobot Diverifikasi oleh Sekretariat


No. Komponen Penilaian Nilai Nilai Total
Komponen (%) Tim Penilai
(1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4) (6)
1 Identifikasi masalah 10% 94 9,40 Prosentase Nilai Total x
Angka Kredit
2 Metode penelitian yang sesuai 15% 85 12,75
3 Pembahasan dan analisis masalah 25% 80 20,00 82,15 % x 3,60 = 2,96
4 Kesimpulan 10% 80 8,00
5 Rekomendasi kebijakan 15% 80 12,00
6 Manfaat topik untuk perencanaan pembangunan 20% 80 16,00
7 Sistematika penulisan [format, logika, bahasa] 5% 80 4,00
Total 100% 82,15 %

Nama Kota, Tnggal/Bulan/Tahun


Pejabat Tim Penilai/Tim Penilai

Nama
NIP.
1.a3. Formulir Penilaian Untuk Kelompok Identifikasi Masalah/ Isu Strategis dan Penyusunan Kebijakan
Rencana Pembangunan (Contoh pada Perencana Ahli Muda)
Nama : Rahmi - 113 -
Jabatan : Perencana Ahli Muda
No. Kegiatan di dalam SKP :
Kegiatan di dalam SKP : Penyusunan Program Pengembangan UMKM Kota Bogor
Target Waktu : 4 Bulan
Judul Hasil Kerja/Output : Laporan Penyusunan Program Pengembangan UMKM Kota Bogor
No. Uraian Kegiatan : 22
Uraian Kegiatan : Mendesain Program Lintas Sektoral
Pelaksana Kegiatan : Perencana Ahli Madya
Angka Kredit : 3,60
Cara Pelaksanaan Tugas : Kelompok/ Individu (Coret salah satu)

Bobot Diverifikasi oleh Sekretariat


No. Komponen Penilaian Nilai Nilai Total Tim Penilai
Komponen (%)
(1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4) (6)
1 Identifikasi masalah 10% 94 9,40 Prosentase Nilai Total x
Angka Kredit
2 Metode penelitian yang sesuai 15% 85 12,75
3 Pembahasan dan analisis masalah 25% 80 20,00 82,15 % x 3,60 = 2,96

4 Kesimpulan 10% 80 8,00 2,96 x 80 % = 2,37 (Pekerjaan


5 Rekomendasi kebijakan 15% 80 12,00 tersebut 1 tingkat di atas
jenjang jabatan)
6 Manfaat topik untuk perencanaan pembangunan 20% 80 16,00
7 Sistematika penulisan [format, logika, bahasa] 5% 80 4,00
Total 100% 82,15 %

Nama Kota, Tnggal/Bulan/Tahun


Pejabat Tim Penilai/Tim Penilai

Nama
NIP.
1.b1. Formulir Penilaian Untuk Kelompok Adopsi dan Legitimasi Rencana Pembangunan
Nama : - 114 -
Jabatan :
No. Kegiatan di dalam SKP :
Kegiatan di dalam SKP :
Target Waktu :
Judul Hasil Kerja/Output :
No. Uraian Kegiatan :
Uraian Kegiatan :
Pelaksana Kegiatan :
Angka Kredit :
Cara Pelaksanaan Tugas : Kelompok/ Individu (Coret salah satu)
Bobot Diverifikasi oleh Sekretariat Tim
No. Komponen Penilaian Nilai Nilai Total
Komponen (%) Penilai
(1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4) (6)
1 Latar Belakang 15%
2 Analisis dan Pembahasan 30%

3 Pilihan Kebijakan 25%


4 Rekomendasi kebijakan 20%
5 Kohensi Laporan 10%

Total 100%

Nama Kota, Tnggal/Bulan/Tahun


Pejabat Tim Penilai/Tim Penilai

Nama
NIP.
1.b2. Formulir Penilaian Untuk Kelompok Adopsi dan Legitimasi Rencana Pembangunan (Contoh Perencana Ahli Utama)
Nama : Antonius Saragih - 115 -
Jabatan : Perencana Ahli Utama
No. Kegiatan di dalam SKP :
Kegiatan di dalam SKP : Melakukan proyeksi usia penduduk di tahun 2045
Target Waktu : 5 Bulan
Judul Hasil Kerja/Output : Laporan telaahan proyeksi usia penduduk di tahun 2045
No. Uraian Kegiatan : 33
: Melakukan Telaahan Lingkup Makro/Lintas Sektor/Kawasan dalam Berbagai Forum
Uraian Kegiatan Musyawarah, Rapat Koordinasi, dan Forum Konsultasi Publik Lainnya dalam Rangka Penyusunan
Perencanaan Pembangunan
Pelaksana Kegiatan : Perencana Ahli Utama
Angka Kredit : 2,60
Cara Pelaksanaan Tugas : Kelompok/ Individu (Coret salah satu)
Bobot Diverifikasi oleh Sekretariat Tim
No. Komponen Penilaian Nilai Nilai Total
Komponen (%) Penilai
(1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4) (6)
1 Latar Belakang 15% 94 14,1
Prosentase Nilai Total x Angka Kredit
2 Analisis dan Pembahasan 30% 93 27,9
91 % x 2,60 = 2,36
3 Pilihan Kebijakan 25% 82 20,5
4 Rekomendasi kebijakan 20% 94 18,8
5 Kohensi Laporan 10% 97 9,7

Total 100% 91%

Nama Kota, Tnggal/Bulan/Tahun


Pejabat Tim Penilai/Tim Penilai

Nama
NIP.
1.b3. Formulir Penilaian Untuk Kelompok Adopsi dan Legitimasi Rencana Pembangunan (Contoh Perencana Ahli Madya)
Nama : Ratna Permata - 116 -
Jabatan : Perencana Ahli Madya
No. Kegiatan di dalam SKP :
Kegiatan di dalam SKP : Melakukan proyeksi usia penduduk di tahun 2045
Target Waktu : 5 Bulan
Judul Hasil Kerja/Output : Laporan telaahan proyeksi usia penduduk di tahun 2045
No. Uraian Kegiatan : 33
: Melakukan Telaahan Lingkup Makro/Lintas Sektor/Kawasan dalam Berbagai Forum
Uraian Kegiatan Musyawarah, Rapat Koordinasi, dan Forum Konsultasi Publik Lainnya dalam Rangka Penyusunan
Perencanaan Pembangunan
Pelaksana Kegiatan : Perencana Ahli Utama
Angka Kredit : 2,60
Cara Pelaksanaan Tugas : Kelompok/ Individu (Coret salah satu)
Bobot Diverifikasi oleh Sekretariat Tim
No. Komponen Penilaian Nilai Nilai Total
Komponen (%) Penilai
(1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4) (6)
1 Latar Belakang 15% 94 14,1
Prosentase Nilai Total x Angka Kredit
2 Analisis dan Pembahasan 30% 93 27,9
91 % x 2,60 = 2,36
3 Pilihan Kebijakan 25% 82 20,5
2,36 x 80 % = 1,89 (Pekerjaan
4 Rekomendasi kebijakan 20% 94 18,8
tersebut 1 tingkat di atas jenjang
5 Kohensi Laporan 10% 97 9,7 jabatan)

Total 100% 91%

Nama Kota, Tnggal/Bulan/Tahun


- 117
1.c1. Formulir Penilaian Untuk Kelompok Pelaksanaan Rencana -
Pembangunan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Nama :
Jabatan :
No. Kegiatan di dalam SKP :
Kegiatan di dalam SKP :
Target Waktu :
Judul Hasil Kerja/Output :
No. Uraian Kegiatan :
:
Uraian Kegiatan
Pelaksana Kegiatan :
Angka Kredit :
Cara Pelaksanaan Tugas : Kelompok/ Individu (Coret salah satu)
Nilai Total Diverifikasi oleh
No. Komponen Penilaian Bobot Komponen (%) Nilai
Sekretariat Tim Penilai
(1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4) (6)
I Pendahuluan (Latar Belakang; Landasan Penulisan
(Filosofis, Sosiologis, Yuridis dan Empiris); dan Pemilihan 20%
Fokus Pengendalian atau Evaluasi Isu dan Permasalahan)
II Pembahasan (Metodologi Pengendalian dan
Pemantauan/Metodologi Evaluasi, Penyajian Dan
40%
Pengolaan Data, Analisis Hasil Pengendalian dan
Pemantauan/Hasil Evalausi
III Penutup (Simpulan Analisis, Rekomendasi Hasil
30%
Pengendalian dan Pemantauan/Hasil Evalausi)
IV Teknis Penulisan (Struktur dan Sistematika Penulisan;
Validitas Data (data yang disampaikan dalam tulisan); 10%
Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik)
III Total 100%

Pejabat Tim Penilai/Tim Penilai

Nama
NIP.
1.c2. Formulir Penilaian Untuk Kelompok Pelaksanaan Rencana Pembangunan
- 118 - dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Contoh Perencana Ahli Madya)
Nama : Warcito Hartanto
Jabatan : Perencana Ahli Madya
No. Kegiatan di dalam SKP :
Kegiatan di dalam SKP : Penyusunan desain dan instrument program pengentasan kemiskinan di Provinsi Jawa Timur
Target Waktu : 3 Bulan
Judul Hasil Kerja/Output : Laporan Penyusunan desain dan instrument program pengentasan kemiskinan di Provinsi Jawa Timur
No. Uraian Kegiatan : 41
: Menyusun Disain Instrumen dan Arahan Pelaksanaan Evaluasi Rencana Pembangunan
Uraian Kegiatan
Jangka Menengah/Sektoral
Pelaksana Kegiatan : Perencana Ahli Madya
Angka Kredit : 2,55
Cara Pelaksanaan Tugas : Kelompok/ Individu (Coret salah satu)
Nilai Total Diverifikasi oleh
No. Komponen Penilaian Bobot Komponen (%) Nilai
Sekretariat Tim Penilai
(1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4) (6)
I Pendahuluan (Latar Belakang; Landasan Penulisan Prosentase Nilai Total
(Filosofis, Sosiologis, Yuridis dan Empiris); dan Pemilihan 20% 93 18,6 x Angka Kredit
Fokus Pengendalian atau Evaluasi Isu dan Permasalahan)
II Pembahasan (Metodologi Pengendalian dan 90,2 % x 2,55 = 2,30
Pemantauan/Metodologi Evaluasi, Penyajian Dan
40% 94 37,6
Pengolaan Data, Analisis Hasil Pengendalian dan
Pemantauan/Hasil Evalausi
III Penutup (Simpulan Analisis, Rekomendasi Hasil
30% 87 26,1
Pengendalian dan Pemantauan/Hasil Evalausi)
IV Teknis Penulisan (Struktur dan Sistematika Penulisan;
Validitas Data (data yang disampaikan dalam tulisan); 10% 79 7,9
Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik)
III Total 100% 90,2 %

Pejabat Tim Penilai/Tim Penilai

Nama
NIP.
1.c3. Formulir Penilaian Untuk Kelompok Pelaksanaan Rencana Pembangunan
- 119 - dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Contoh Perencana Ahli Muda)
Nama : Annissa Maesarah
Jabatan : Perencana Ahli Muda
No. Kegiatan di dalam SKP :
Kegiatan di dalam SKP : Penyusunan desain dan instrument program pengentasan kemiskinan di Provinsi Jawa Timur
Target Waktu : 3 Bulan
Judul Hasil Kerja/Output : Laporan Penyusunan desain dan instrument program pengentasan kemiskinan di Provinsi Jawa Timur
No. Uraian Kegiatan : 41
: Menyusun Disain Instrumen dan Arahan Pelaksanaan Evaluasi Rencana Pembangunan
Uraian Kegiatan
Jangka Menengah/Sektoral
Pelaksana Kegiatan : Perencana Ahli Madya
Angka Kredit : 2,55
Cara Pelaksanaan Tugas : Kelompok/ Individu (Coret salah satu)
Nilai Total Diverifikasi oleh
No. Komponen Penilaian Bobot Komponen (%) Nilai
Sekretariat Tim Penilai
(1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4) (6)
I Pendahuluan (Latar Belakang; Landasan Penulisan Prosentase Nilai Total
(Filosofis, Sosiologis, Yuridis dan Empiris); dan Pemilihan 20% 93 18,6 x Angka Kredit
Fokus Pengendalian atau Evaluasi Isu dan Permasalahan)
II Pembahasan (Metodologi Pengendalian dan 90,2 % x 2,55 = 2,30
Pemantauan/Metodologi Evaluasi, Penyajian Dan
40% 94 37,6
Pengolaan Data, Analisis Hasil Pengendalian dan 2,30 x 80 % = 1,84
Pemantauan/Hasil Evalausi
(Pekerjaan tersebut 1
III Penutup (Simpulan Analisis, Rekomendasi Hasil
30% 87 26,1 tingkat di atas jenjang
Pengendalian dan Pemantauan/Hasil Evalausi)
jabatan)
IV Teknis Penulisan (Struktur dan Sistematika Penulisan;
Validitas Data (data yang disampaikan dalam tulisan); 10% 79 7,9
Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik)
III Total 100% 90,2 %

Pejabat Tim Penilai/Tim Penilai

Nama
NIP.
- 120 -

2. Lampiran 2 : Formulir SKP dan contoh pengisian SKP

Pejabat Penilai Perencana Yang Dinilai

1. Nama : Dr. Sulaeman, MSi 1. Nama : Hidayat


2. NIP : 2. NIP :
3. Pangkat/Golongan: Pembina Utama Madya/ IV/d 3. Pangkat/Golongan: Penata/ III/c
4. Jabatan: Kepala Bappeda Kota Tasikmalaya 4. Jabatan: Perencana Ahli Muda
5. Unit Kerja: Bappeda Kota Tasikmalaya 5. Unit Kerja: Bappeda Kota Tasikmalaya

Target
Kuantitas
Kegiatan Tugas Jabatan Perencana Perkiraan Angka Kredit Yang Akan Kualitas/ Mutu Waktu
No. Hasil Kerja/ Diperoleh (dalam %)
Pembangunan (dalam bulan)
Output
Setiap Hasil Kerja Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4) (6) (7)

Tugas Utama
1. Penyusunan kajian penurunan stunting di Tasikmalaya 2 2,50 5,00 100% 6
2. Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan 1 2,77 2,77 100% 10
Daerah Kota Tasikmalaya Tahun 2020
3. Penyusunan Program Pengentasan Kemiskinan 1 1,50 1,50 100% 4
Perkiraan jumlah angka kredit Tugas Utama 9,27
Tugas Tambahan
4. Penyusunan Grand-Design Peningkatan Kesehatan 1 1,30 1,30 100% 12
Masyarakat Kota Tasikmalaya 2020 - 2024
5. Penyusunan Policy Paper Strategi Pelaksanaan konsep 1 2,55 2,55 100% 12
Public Private Partnership program non fisik dan
koordinasi lintas unit kerja
Perkiraan jumlah angka kredit Tugas Tambahan 3,85
Perkiraan Jumlah Angka Kredit 13,12
- 121 -

3. Lampiran 3 : Daftar uraian butir kegiatan perencanaan pembangunan dan angka kreditnya sebagai lampiran SKP

Perencana Yang Dinilai Kegiatan Tugas Jabatan Perencana Pembangunan

1. Nama : Hidayat 1. Jenis Tugas di dalam SKP : Utama/Tambahan


2. NIP : 2. Nomor Tugas di dalam SKP: 2
3. Pangkat/Golongan: Penata/ III/c 3. Nama Kegiatan : Evaluasi Pelaksanaan RKPD Kota
4. Jabatan: Perencana Ahli Muda Tasikmalaya Tahun 2020
5. Unit Kerja: Bappeda Kota Tasikmalaya 4. Perkiraan Angka Kredit yang akan diperoleh: 2,77

No. Uraian Butir Kegiatan Perencanaan Pembangunan Angka Kredit


(1) (2) (3)
1. Melakukan persiapan evaluasi rencana pembangunan tahunan (Perencana Pertama) 0,25
2. Mengidentifikan permasalahan (Perencana Pertama) 0,10
3. Merumuskan permasalahan (Perencana Pertama) 0,10
4. Inventarisasi dan identifikasi data sekunder (Perencana Pertama) 0,12
5. Memformulasikan sajian untuk análisis (Perencana Muda) 0,15
6. Menganalisis data dan informasi (Perencana Pertama) 0,25
7. Menyajikan data dan informasi (Perencana Pertama) 0,10
8. Mengolah data dan informasi dalam rangka evaluasi rencana pembangunan tahunan (Perencana 0,50
Pertama)
9. Mengendalikan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan (Perencana Muda) 1,20
Jumlah Perkiraan Perolehan Angka Kredit 2,77
4a. Lampiran 4: Formulir Penilaian Angka Kredit Berdasarkan Capaian SKP

PENILAIAN CAPAIAN ANGKA KREDIT


BERDASARKAN AKUMULASI CAPAIAN SKP
NOMOR .......……

PERENCANA YANG DINILAI

1. NAMA :
2. NIP :
3. NOMOR SERI KARPEG :
4. TEMPAT/TANGGAL LAHIR :
5. JENIS KELAMIN :
6. PANGKAT/GOLONGAN RUANG/TMT :
7. JABATAN/TMT :
8. UNIT KERJA :

HASIL PENILAIAN CAPAIAN ANGKA KREDIT


ANGKA KREDIT
PERIODE TARGET AK NILAI CAPAIAN MINIMAL YANG ANGKA KREDIT
TAHUN PROSENTASE
(BULAN) SKP TUGAS JABATAN HARUS DICAPAI YANG DIDAPAT
SETIAP TAHUN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) = (3) x (5)
2020 12 30,50 92,50 92,50% 25,00 28,21
2021 8 15,50 93,20 93,20% 16,70 15,56
2021 4 8,30 90,00 90,00% 8,30 7,47
2022 12 36,00 85,00 85,00% 25,00 21,25

JUMLAH ANGKA KREDIT YANG DIPEROLEH BERDASARKAN CAPAIAN SKP 72,49

. Ditetapkan di ………………………
Pada tanggal ……………………….

Nama Lengkap
NIP. …………………………………..
- 123 -

4b.Lampiran 4: Formulir Penilaian Angka Kredit Berdasarkan Capaian SKP (Tahunan)

PENILAIAN CAPAIAN ANGKA KREDIT


BERDASARKAN CAPAIAN SKP TAHUN 2020
NOMOR .......……

PERENCANA YANG DINILAI


1. NAMA :
2. NIP :
3. NOMOR SERI KARPEG :
4. TEMPAT/TANGGAL LAHIR :
5. JENIS KELAMIN :
6. PANGKAT/GOLONGAN RUANG/TMT :
7. JABATAN/TMT :
8. UNIT KERJA :

HASIL PENILAIAN CAPAIAN ANGKA KREDIT

ANGKA KREDIT
PERIODE TARGET AK NILAI CAPAIAN MINIMAL YANG ANGKA KREDIT
TAHUN PROSENTASE
(BULAN) SKP TUGAS JABATAN HARUS DICAPAI YANG DIDAPAT
SETIAP TAHUN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) = (3) x (5)

2020 12 30,50 92,50 92,50% 25,00 28,21

JUMLAH ANGKA KREDIT YANG DIPEROLEH BERDASARKAN CAPAIAN SKP


28,21

Catatan:
Berdasarkan Angka Kredit yang didapat pada tahun …. Yang bersangkutan telah/belum mencapai Angka
Kredit minimal tahunan.

. Ditetapkan di ………………………
Pada tanggal ……………………….
Ketua Tim Penilai,

Nama Lengkap
NIP. …………………………………..
- 124 -

PENILAIAN CAPAIAN ANGKA KREDIT


BERDASARKAN CAPAIAN SKP TAHUN 2021
NOMOR .......……

PERENCANA YANG DINILAI

1. NAMA :
2. NIP :
3. NOMOR SERI KARPEG :
4. TEMPAT/TANGGAL LAHIR :
5. JENIS KELAMIN :
6. PANGKAT/GOLONGAN RUANG/TMT :
7. JABATAN/TMT :
8. UNIT KERJA :

HASIL PENILAIAN CAPAIAN ANGKA KREDIT

ANGKA KREDIT
NILAI CAPAIAN
PERIODE TARGET AK MINIMAL YANG ANGKA KREDIT
TAHUN TUGAS PROSENTASE
(BULAN) SKP HARUS DICAPAI YANG DIDAPAT
JABATAN
SETIAP TAHUN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) = (3) x (5)

2021 8 15,50 93,20 93,20% 16,70 15,56

2021 4 8,30 90,00 90,00% 8,30 7,47

JUMLAH ANGKA KREDIT YANG DIPEROLEH BERDASARKAN CAPAIAN SKP 23,03


Catatan:
Berdasarkan Angka Kredit yang didapat pada tahun …. Yang bersangkutan telah/belum mencapai Angka
Kredit minimal tahunan.

. Ditetapkan di ………………………
Pada tanggal ……………………….
Ketua Tim Penilai,

Nama Lengkap
NIP. …………………………………..
- 125 -

PENILAIAN CAPAIAN ANGKA KREDIT


BERDASARKAN CAPAIAN SKP TAHUN 2022
NOMOR .......……

PERENCANA YANG DINILAI


1. NAMA :
2. NIP :
3. NOMOR SERI KARPEG :
4. TEMPAT/TANGGAL LAHIR :
5. JENIS KELAMIN :
6. PANGKAT/GOLONGAN RUANG/TMT :
7. JABATAN/TMT :
8. UNIT KERJA :
HASIL PENILAIAN CAPAIAN ANGKA KREDIT
ANGKA KREDIT
NILAI CAPAIAN
PERIODE TARGET AK MINIMAL YANG ANGKA KREDIT
TAHUN TUGAS PROSENTASE
(BULAN) SKP HARUS DICAPAI YANG DIDAPAT
JABATAN
SETIAP TAHUN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) = (3) x (5)

2022 12 36,00 85,00 85,00% 25,00 21,25

JUMLAH ANGKA KREDIT YANG DIPEROLEH BERDASARKAN CAPAIAN SKP


21,25

Catatan:
Berdasarkan Angka Kredit yang didapat pada tahun …. Yang bersangkutan telah/belum mencapai Angka
Kredit minimal tahunan.

. Ditetapkan di ………………………
Pada tanggal ……………………….
Ketua Tim Penilai,

Nama Lengkap
NIP. …………………………………..
- 126 -

5. Lampiran 5: Contoh Surat Penyampaian Bahan Usulan Penilaian dan Penetapan


Angka Kredit Bagi Perencana

Kepada Yth.
Pejabat Pengusul Angka Kredit
Jabatan Fungsional Perencana
Di
Tempat

1. Bersama ini kami sampaikan bahan usulan penilaian dan penetapan angka
kredit atas nama-nama Pejabat Fungsional Perencana dan bukti fisiknya,
sebagai berikut:

PANGKAT/
UNIT
NO NAMA/NIP JABATAN GOLONGAN
KERJA
RUANG
1
2
3
dst

2. Demikian, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

................, ......................
Pimpinan Unit Kerja *)

.............................
NIP.

*) tulis nama jabatannya


- 127 -

6. Lampiran 6: Contoh Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Perencana

SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PERENCANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ........................................................................
NIP : ........................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT : ........................................................................
Jabatan : ........................................................................
Unit kerja : ........................................................................

Menyatakan bahwa:

Nama : ........................................................................
NIP : ........................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT : ........................................................................
Jabatan : ........................................................................
Unit kerja : ........................................................................

Telah melakukan kegiatan perencana, sebagai berikut:

Jumlah Jumlah
Uraian Satuan Angka Keterangan/ Penilai Penilai
No Tanggal Volume Angka Sekretariat
Kegiatan Hasil Kredit bukti fisik 1 2
Kegiatan Kredit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1.
2.
3.
4.
5.
dst

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

..........., ........................
Atasan Langsung

NIP......................
- 128 -

7. Lampiran 6: Contoh Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Pengembangan Profesi

SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ........................................................................
NIP : ........................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT : ........................................................................
Jabatan : ........................................................................
Unit kerja : ........................................................................

Menyatakan bahwa:

Nama : ........................................................................
NIP : ........................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT : ........................................................................
Jabatan : ........................................................................
Unit kerja : ........................................................................

Telah melakukan kegiatan perencana, sebagai berikut:

Jumlah Jumlah
Uraian Satuan Angka Keterangan/ Penilai Penilai
No Tanggal Volume Angka Sekretariat
Kegiatan Hasil Kredit bukti fisik 1 2
Kegiatan Kredit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1.
2.
3.
4.
5.
dst

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

..........., ........................
Atasan Langsung

NIP......................
- 129 -

8. Lampiran 6: Contoh Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Penunjang


Perencanaan Pembangunan

SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENUNJANG

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ........................................................................
NIP : ........................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT : ........................................................................
Jabatan : ........................................................................
Unit kerja : ........................................................................

Menyatakan bahwa:

Nama : ........................................................................
NIP : ........................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT : ........................................................................
Jabatan : ........................................................................
Unit kerja : ........................................................................

Telah melakukan kegiatan perencana, sebagai berikut:

Jumlah Jumlah
Uraian Satuan Angka Keterangan/ Penilai Penilai
No Tanggal Volume Angka Sekretariat
Kegiatan Hasil Kredit bukti fisik 1 2
Kegiatan Kredit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1.
2.
3.
4.
5.
dst

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

..........., ........................
Atasan Langsung

NIP......................
- 130 -

9. Lampiran 9: Penetapan Angka Kredit


PENETAPAN ANGKA KREDIT
NOMOR ...............

Instansi: ............................ Masa Penilaian: ................................


I KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama :
2 NIP :
3 Nomor Seri KARPEG :
4 Pangkat/Golongan ruang TMT :
5 Tempat dan Tanggal lahir :
6 Jenis Kelamin :
7 Pendidikan :
8 Jabatan Fungsional/TMT :
9 Masa Kerja Golongan :
10 Unit Kerja :
II PENETAPAN ANGKA KREDIT LAMA BARU JUMLAH KETERANGAN
1. AK Dasar yang diberikan 0
2. AK yang diperoleh dari Pengalaman 0
3. AK yang diperoleh Kegiatan Tugas
Jabatan (Tugas Utama dan Tugas 72,49
Tambahan)
4. AK yang diperoleh dari
2,00
Pengembangan Profesi
5. AK yang diperoleh dari Kegiatan
1,90
Penunjang
TOTAL ANGKA KREDIT 76,40
Kekurangan Angka Kredit yang harus dicapai untuk kenaikan pangkat/jabatan 23,60
DAPAT/TIDAK DAPAT*) DIPERTIMBANGKAN UNTUK KENAIKAN PANGKAT/JENJANG
III JABATAN SETINGKAT LEBIH TINGGI MENJADI ................ JENJANG ...........
PANGKAT/GOLONGAN RUANG………........
Kelebihan Angka Kredit
IV Perencanaan :
Pengembangan Profesi :
Penunjang :

ASLI penetapan Angka Kredit untuk: Ditetapkan di ………………………


1. Pimpinan Instansi Pengusul; dan Pada tanggal ……………………….
2. Perencana yang bersangkutan.

Tembusan disampaikan kepada:


1. Kapusbindiklatren Kementerian PPN/ Bappenas;
Nama Lengkap
2. Pejabat yang berwenang menetapkan Angka Kredit;
3. Sekretaris Tim Penilai yang bersangkutan; dan NIP. …………………………………..
4. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi
kepegawaian/Bagian yang membidangi kepegawaian
yang bersangkutan*);

*) coret yang tidak perlu


10. Lampiran 10: Keputusan Kenaikan Jabatan dalam Jabatan
Fungsional Perencana
KEPUTUSAN
KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA *)
NOMOR ..........................
TENTANG
KENAIKAN JABATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA LPNK/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA, *)
Menimbang : bahwa untuk mengisi kebutuhan jabatan yang lowong, Saudara ......... NIP
…………… jabatan …………… pangkat/golongan ruang ……… telah
memenuhi syarat dan dianggap cakap untuk dinaikkan dalam jenjang
jabatan setingkat lebih tinggi;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana diubah menjadi Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 tentang Jabatan
Fungsional Perencana;
4. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor ..
Tahun ... tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Jabatan
Fungsional Perencana.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERTAMA : Terhitung mulai tanggal ................................... mengangkat Pegawai
Negeri Sipil:
a. Nama : ...................................................
b. NIP : ...................................................
c. Pangkat/golongan ruang/TMT : ...................................................
d. Unit kerja : ...................................................
Dari Jabatan Fungsional Perencana jenjang…….………….. ke dalam
Jabatan Fungsional Perencana jenjang .............. dengan angka kredit
sebesar 0 (nol).
KEDUA :
.....................................................……………………………………….......
…….**)
KETIGA : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan
ini, akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana
mestinya.
Asli Keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan untuk diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.

ditetapkan di ...................
pada tanggal ....….............

NIP.

TEMBUSAN:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara;
2. Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Cq Kapusbindiklatren
Kementerian PPN/ Bappenas;
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian/Bagian
yang membidangi kepegawaian yang bersangkutan;*)
4. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit;
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara/Kepala Biro/
Bagian Keuangan yang bersangkutan*);
6. Pejabat lain yang dianggap perlu.

*) Dicoret yang tidak perlu


**) Diisi apabila ada penambahan diktum yang dianggap perlu
- 132 -

11. Lampiran 11: Formulir Penilaian Kegiatan Pengembangan Profesi dan


Kegiatan Penunjan Jabatan Fungsional Perencana

HASIL PENILAIAN ANGKA KREDIT DARI PENGEMBANGAN PROFESI


DAN KEGIATAN PENUNJANG
1. NAMA :
2. NIP :
3. NOMOR SERI KARPEG :
4. TEMPAT/TANGGAL LAHIR :
5. JENIS KELAMIN :
6. PANGKAT/GOLONGAN RUANG/TMT :
7. JABATAN/TMT :
8. UNIT KERJA :
Hasil Penilaian Angka Kredit dari Pengembangan Profesi dan Kegiatan Penunjang
I. Pengembangan Profesi Kegiatan Hasil Kerja/ Angka Jumlah
Output Kredit Angka
Kredit
A. Perolehan ijazah/gelar
pendidikan formal sesuai ................................................ Ijazah/Gelar
dengan bidang tugas JF
B. Pembuatan karya tulis/ karya
................................................ Naskah
ilmiah di bidang JF
C. Penerjemahan/ penyaduran
Buku/Naska
buku dan bahan-bahan lain di ................................................
h
bidang JF
D. Penyusunan Standar/Pedoman/
Petunjuk Pelaksanaan/ ................................................ Buku
Petunjuk Teknis di bidang JF
E. Pengembangan Kompetensi di Sertifikat/
................................................
bidang JF laporan
F. Kegiatan lain yang mendukung
pengembangan profesi yang
................................................ Laporan
ditetapkan oleh Instansi
Pembina di bidang JF
JUMLAH ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN PROFESI
II. Penunjang

A. Pengajar/Pelatih/ Pembimbing di
................................................ laporan
bidang JF
B. Keanggotaan dalam Tim
................................................ Laporan
Penilai/Tim Uji Kompetensi
C. Perolehan Penghargaan Piagam/
................................................ Sertifikat/
Piagam
D. Perolehan gelar kesarjanaan
................................................ Ijazah
lainnya
E. Pelaksanaan tugas lain yang
mendukung pelaksanaan tugas ................................................ Laporan
JF
JUMLAH ANGKA KREDIT KEGIATAN PENUNJANG

Ketua Tim Penilai


12. Lampiran 12: Berita Acara Penilaian Angka Kredit
BERITA ACARA PENILAIAN ANGKA KREDIT (BAPAK)
Nomor : /BAPAK/JFP AHLI ……. /BULAN/TAHUN

Perencana yang ditetapkan angka kreditnya

Pengemb. Unsur
No Perencanaan Total Rekomendasi
Nama NIP Golongan Jabatan Unit/Instansi Profesi Penunjang

Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru

Kota, Tanggal Bulan Tahun


Tim Penilai
No Nama NIP Jabatan Keanggotaan dalam Tim Penilai Tanda Tangan

1 Ketua
Merangkap Anggota …………………………….

2 Sekretaris
Merangkap Anggota ……………………………

3 Anggota ……………………………

4 Anggota ……………………………

5 Anggota ……………………………
13. Lampiran 13: Daftar Usulan Penetapan Nilai Kinerja (DUPNK)
DAFTAR USUL PENETAPAN NILAI KINERJA
JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA
Instansi MASA PENILAIAN : Bulan dan Tahun

I KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama
2 NIP
3 Nomor Seri kartu Pegawai
4 Tempat dan Tanggal Lahir
5 Jenis Kelamin
6 Pendidikan
7 Pangkat Golongan Ruang/TMT
8 Jabatan Arsiparis/TMT
9 Unit Kerja
II UNSUR YANG DINILAI
UNSUR PENILAIAN NILAI KUALITAS/MUTU

1 UNSUR UTAMA DAN SUB UNSUR BUKTI DASAR PEJABAT


KUANTITAS USULAN TIM PENILAI
KERJA PENUGASAN PENILAI

1 2 3 4 5 6 7 8 9
TUGAS
I
POKOK
A Perencanaan
Identifikasi Masalah/Isu
Strategis
Mengidentifikasi
1
Permasalahan
Merumuskan
2
Permasalahan
Inventarisasi dan
3 Identifikasi Data
Sekunder
Inventarisasi dan
4
Identifikasi Data Primer
Mengolah Data dan
5
Informasi
Mengefektifkan
6 pelaksanaan
pengumpulan data
Menganalisis Data dan
7
Informasi
Menyajikan Data dan
8
Informasi
Memformulasikan sajian
9
untuk analisis
Melakukan Riset
Kebijakan Untuk
10 Menghasilkan Dokumen
Bahan Perencanaan
Pembangunan
Menyusun
Rekomendasi Kebijakan
11
Strategis dan Terkini
Kepada Pimpinan
- 135 -

Menyusun Disain dan


Persiapan Evaluasi
Kebijakan Dalam
12
Rangka Menyiapkan
Bahan Perencanaan
Pembangunan
Menyusun Kaidah
13 Pelaksanaan Rencana
Pembangunan
Penyusunan Kebijakan
Rencana Pembangunan
Menyusun Alternatif dan
14 Model Hubungan
Kausal/Fungsional
Menguji Alternatif
15
Kriteria dan Model
Menyusun Perencanaan
16 Kebijakan Strategis
Jangka Pendek
Menyusun Perencanaan
17 Kebijakan Strategis
Regional
Menyusun Program
18
Strategis Regional
Menyusun Program
19
Sektor Tunggal
Menyusun Perencanaan
Kebijakan/Program
20
Strategis Jangka
Menengah
Merumuskan
21 Kebijakan/Program
Strategis Sektoral
Mendisain Proyek Multi
22
Sektoral
Menyusun Rencana
23 pelaksanaan; kebijakan,
rencana, dan program
Menyusun Perencanaan
Kebijakan
24
Strategis/Program
Jangka Panjang
Menyusun Perencanaan
25 Kebijakan/Program
Strategis Makro
Mendisain Proyek
26
Kawasan
Menyusun Rencana
27
Pembangunan Regional
Menyusun Rencana
28
Pembangunan Sektoral
Menyusun Rencana
29 Pembangunan
Multisektor
Menyusun Rancangan
Rencana Anggaran dan
30
Pembiayaan
Pembangunan
Adopsi dan Legitimasi
Rencana Pembangunan
- 136 -

Melakukan Telaahan
Lingkup
Sektoral/Regional dalam
Berbagai Forum
Musyawarah, Rapat
31 Koordinasi, dan Forum
Konsultasi Publik
Lainnya dalam Rangka
Penyusunan
Perencanaan
Pembangunan.
Melakukan Telaahan
Lingkup
Sektoral/Regional
32 Terhadap Proses dan
Hasil Pembahasan
Anggaran dengan
Dewan Legislatif
Melakukan Telaahan
Lingkup
Makro/Multisektor/Kawa
san dalam Berbagai
Forum Musyawarah,
33 Rapat Koordinasi, dan
Forum Konsultasi Publik
Lainnya dalam Rangka
Penyusunan
Perencanaan
Pembangunan.
Melakukan Telaahan
Lingkup
Makro/Multisektor/Kawa
34
san Terhadap Proses
dan Hasil Pembahasan
Anggaran
Pelaksanaan Rencana
Pembangunan
Melakukan Persiapan
35 Pengendalian
Pelaksanaan Rencana
Mengendalikan
36 Pelaksanaan Rencana
Pembangunan
Melaksanakan
Pengendalian dan
37 Pemantauan
Pelaksanaan Rencana,
Program, dan Kegiatan
Menilai Hasil
Pengendalian dan
38 Pemantauan
Pelaksanaan Rencana,
Program, dan Kegiatan
Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan
Melakukan Persiapan
39 Evaluasi Rencana
Pembangunan Tahunan
Mengolah Data dan
Informasi dalam Rangka
40
Evaluasi Rencana
Pembangunan Tahunan
- 137 -

Menyusun Disain
Instrumen dan Arahan
Pelaksanaan Evaluasi
41
Rencana Pembangunan
Jangka
Menengah/Sektoral
Melaksanakan Evaluasi
Rencana Pembangunan
42 Jangka
Panjang/Multisktor/Kaw
asan

JUMLAH TUGAS UTAMA

KEGIATAN
II
TAMBAHAN
B Pengembangan Profesi
A. Perolehan ijazah/gelar
pendidikan formal sesuai
dengan bidang Perencana
Pembangunan
Memperoleh ijazah
sesuai dengan bidang
tugas Perencana
Pembangunan

B. Pembuatan Karya Tulis/


Karya Ilmiah di bidang
Perencanaan
Pembangunan
Membuat karya tulis /
karya ilmiah hasil
penelitian / pengkajian /
1. survei / evaluasi di
bidang perencanaan
pembangunan yang
dipublikasikan:
a. dalam bentuk buku /
majalah ilmiah
internasional yang
diterbitkan
internasional yang
terindek
b. dalam bentuk buku /
majalah ilmiah
internasional yang
diterbitkan nasional
c. dalam bentuk buku /
majalah ilmiah
internasional yang
diterbitkan dan
diakui oleh
organisasi profesi
dan Instansi
Pembina
Membuat karya tulis /
karya ilmiah hasil
penelitian/ pengkajian/
2.
survei / evaluasi di
bidang Perencanaan
Pembangunan yang
- 138 -

tidak dipublikasikan:
a. dalam bentuk buku
b. dalam bentuk
makalah
Membuat karya tulis /
karya ilmiah berupa
tinjauan atau ulasan
ilmiah hasil gagasan
3.
sendiri di bidang
Perencanaan
Pembangunan yang
dipublikasikan:
a. dalam bentuk buku
yag diterbitkan dan
diedarkan secara
nasional
b. dalam majalah ilmiah
yang diakui
organisasi profesi
dan Instansi
Pembina
Menyampaikan
prasaran berupa
tinjauan, gagasan dan
4. atau usulan ilmiah
dalam pertemuan ilmiah
di bidang perencaaan
pembangunan:
a. dalam bentuk buku
b. dalam bentuk
makalah
Menyampaikan
prasaran berupa
5. tinjauan,gagasan dan
atau ulasan ilmiah
dalam pertemuan ilmiah
Membuat artikel di
bidang Perencanaan
6.
Pembangunan
yang dipublikasikan
C. Penerjemahan /
Penyaduran Buku dan
Bahan-Bahan Lain di
bidang Perencanaan
Pembangunan
Menerjemahkan /
menyadur buku atau
karya ilmiah di bidang
1.
Perencanaan
Pembangunan yang
dipublikasikan:
a. dalam bentuk buku
yang diterbitkan dan
diedarkan secara
nasional
b. dalam majalah ilmiah
yang diakui oleh
organisasi profesi
dan Instansi
Pembina
2. Menerjemahkan /
- 139 -

menyadur buku atau


karya ilmiah di bidang
Perencanaan
Pembangunan yang
tidak dipublikasikan:
a. dalam bentuk buku
b. dalam bentuk
makalah
D. Pembuatan Buku
Pedoman / Petunjuk
Pelaksanaan / Petunjuk
Teknis di bidang
Perencanaan
Pembangunan
Membuat buku standar/
pedoman/ petunjuk
pelaksanaan/ petunjuk
teknis di bidang
Perencanaan
Pembangunan
E. Pengembangan
kompetensi di bidang
Perencanaan
Pembangunan
Mengikuti kegiatan
pengembangan
kompetensi
a. seminar/
lokakarya/konferensi/
simposium/ studi
banding-lapangan
b. seminar/
lokakarya/konferensi/
simposium/ studi
banding-lapangan
c. pelatihan teknis/
magang di bidang
Perencanaan
Pembangunan
1. Lamanya lebih
dari 960 jam
2. Lamanya antara
641 - 960 jam
3. Lamanya antara
481 - 640 jam
4. Lamanya antara
161 - 480 jam
5. Lamanya antara
81 - 160 jam
6. Lamanya antara
30 - 80 jam
7. Lamanya kurang
dari 30 jam
Pelatihan manajerial/
sosiai kultural terkait
tugas Jabatan
Fungsional Perencana
dan memperoleh
Sertifikat
1. Lamanya lebih
dari 960 jam
- 140 -

2. Lamanya antara
641 - 960 jam
3. Lamanya antara
481 - 640 jam
4. Lamanya antara
161 - 480 jam
5. Lamanya antara
81 - 160 jam
6. Lamanya antara
30 - 80 jam
7. Lamanya kurang
dari 30 jam
maintain performance
(pemeliharaan kinerja
dan target kinerja)

Kunjungan kerja
F. Kegiatan lain yang
mendukung
pengembangan profesi
Perencanaan
Pembangunan

Melakukan kegiatan
yang mendukung
pengembangan profesi
Perencanaan
Pembangunan
Penunjang Kegiatan
C Perencanaan
Pembangunan
A. Pengajar/ Pelatih/ di
bidang Perencanaan
Pembangunan
Mengajar/ melatih/
membimbing yang
berkaitan dengan
bidang Perencanaan
Pembangunan
B. Keanggotaan dalam Tim
Penilai/ Tim Uji
Kompetensi
Menjadi Tim Penilai/
Tim Uji Kompetensi
C. Perolehan penghargaan/
tanda jasa
1. Memperoleh
penghargaan / tanda
jasa dari Pemerintah
atas prestasi kerjanya
a. 30 (tiga puluh) tahun
b. 20 (dua puluh) tahun
c. 10 (sepuluh) tahun
2. Penghargaan/
tandajasa atas
prestasi kerjanya

a. Tingkat Internasional
b. Tingkat Nasional
c. Tingkat Provinsi
- 141 -

D. Perolehan Gelar
Kesarjanaan Lainnya
Memperoleh gelar
kesarjanaan lainnya
1. Sarjana atau Diploma
empat
2. Magister
3. Doktor
E. Pelaksanaan tugas lain
yang mendukung
pelaksanaan tugas
Perencanaan
Pembangunan
Melakukan kegiatan
yang mendukung
pelaksanaan tugas
Perencanaan
Pembangunan

JUMLAH TUGAS TAMBAHAN


III LAMPIRAN PENDUKUNG DUPNK

1. SKP
Surat Pernyataan melakukan
2.
Kegiatan Perencanaan
Surat Pernyataan melakukan Kegiatan
3.
Pengambangan Profesi
Surat Pernyataan melakukan
4.
Kegiatan Penunjang
Surat Pernyataan melakukan
5.
Kegiatan Tambahan

Jakarta, Tanggal Bulan


Tahun

Nama
NIP.

IV CATATAN PEJABAT PENILAI


1. ………………..
2. ………………..
3. …………………
Jakarta, Tanggal Bulan
4. dan seterusnya
Tahun

Atasan Langsung

Nama
NIP.
- 142 -

V CATATAN ANGGOTA TIM PENILAI KINERJA


1. ………………..
2. ………………..
3. …………………
4. dan seterusnya

………………………………

(nama penilai I )
NIP :

……………………….…….

(nama penilai II )
NIP :

VI CATATAN KETUA TIM PENILAI KINERJA


1. ………………..
2. ………………..
3. …………………
4. dan seterusnya
……………………………….
Ketua Tim Penilai Kinerja

(nama)
NIP :

Anda mungkin juga menyukai