RENDAH
SKRIPSI
OLEH :
LILIS CAHAYANI
NIM 18071016
2022
KINERJA FILTRASI LIMBAH LAUNDRY PADA TEKANAN ULTRA
RENDAH
SKRIPSI
Oleh :
LILIS CAHAYANI
NIM 18071016
2022
ii
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
iv
v
MOTO
”Ilmu lebih baik dari kekayaan, sebab kekayaan harus dijaga sedangkan ilmu akan
menjaga kita”
Kedua orang tuaku tercinta : Ayahanda Abdul Husein yang biasa kusapa
“ema” dan mamaku tercinta Siti Amina, yang kerap kupanggil “ende”, dan
kakak- kakaku tercinta kak Nurhayati beserta suami kak Aldis, kak Ismail
Shaleh beserta istri kak Maratus Shaliha dan kak Faisal Tanjung, terima
kasih atas segala cinta, kasih sayang, doa, dukungan, serta pengorbanan
yang kalian lakukan. Semoga aku bisa membanggakan dan tidak pernah
mengecewakan kalian.
Terima kasih kepada diri sendiri “Lilis Cahayani” yang telah berjuang
sampai titik ini. Tetap semangat dan jangan pernah puas untuk menuntut
ilmu. Fighting !!
Keluarga besarku, terima kasih atas doa dan dukungannya. Saya sangat
kasih atas ilmu dan kesabarannya dalam membimbing saya selama proses
vi
Bapak Yusran Khery, S.Si., M.Pd selaku dosen pembimbing 2 sekaligus
sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Kimia. Terima kasih atas segala
Bapak dan Ibu Dosen Pogram studi Pendidikan kimia, terima kasih atas
segala ilmu dan kesabaran dalam mengajarkan kami, semoga kelak kami
bisa menjadi guru yang sukses mengajarkan ilmu kimia layaknya bapak/
ibu, aamiin…
Bapak Dr. Saiful Prayogi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Sains, Teknik dan
Terapan (FSTT) serta seluruh jajaran civitas academica FSTT yang telah
selaku Kepala Laboratorium yang selalu baik dan ramah. Kak azam selaku
Laboran yang baik dan ramah. Terima kasih telah memberikan kami
Sahabat Chemistry angkatan 2018, yang tidak perlu sebutkan satu persatu
terima kasih atas kebersamaan, canda, tawa, keluh kesah, solidaritas dan
kenanagan yang kita ciptakan selama empat tahun. Saya tidak akan
melupakan kalian karena kalian telah menjadi bagian dari saksi nyata
hanya sebatas empat tahun yang berlalu tapi akan terus berlanjut
Aamiin
vii
Keluarga besar HMPS- Pendidikan Kimia, BEM UNDIKMA, Keluarga
menyelesaikan penelitian.
Best partner yang selalu membantu dari awal penelitian dan memotivasi
saya Afdhal Muzakir, S. Ap. Terima kasih yah sudah selalu ada hingga
saat ini.
Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu telah banyak
viii
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat, rahmat, dan hidayah- NYA,
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah berupa skripsi sebagai
tugas akhir yang berjudul “Kinerja Filtrasi Limbah Laundry pada Tekanan Ultra
dan memberikan dukungan moril dan selama proses penyelesaian skripsi ini.
Diantaranya kepada :
3. Dekan Fakultas Sains, Teknik dan Terapan UNDIKMA, bapak Dr. Saiful
Prayogi, M. Pd.
Ph.D.
5. Kedua orang tua tercinta bapak Abdul Husen dan ibunda Siti Amina dan
x
Semoga kebaikan bapak dan ibu serta semua pihak yang terlibat dalam
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran bersifat konstruktif dari pembaca sangat penulis
Penulis
xi
KINERJA FILTRASI LIMBAH LAUNDRY PADA TEKANAN ULTRA
RENDAH
LILIS CAHAYANI
NIM. 18071016
xii
LAUNDRY WASTE FILTRATION PERFORMANCE AT ULTRA LOW
PRESSURE
LILIS CAHAYANI
NIM. 18071016
Abstract : Laundry waste pollution can be handled through the development of filtration
with the Gravity Driven Membrane (GDM) method which is designed to follow the
criteria of the unloading module design, low polarization control, cost-effective,
separation process using thrust in the form of a strong pressure difference. This type of
research was an experiment. This study aimed to determine the performance of laundry
waste filtration at ultra low pressure using clean water permeability and detergent
solution as standardization. GDM filtration performance was tested by measuring
permeability at a pressure of 1 - 10 kPa with two repetitions and long-term filtration for
35 days at a pressure of 6 kPa, the sample was replaced every 7 days without membrane
washing. The results showed that as the pressure increases and the filtration time
increases, the permeability of laundry waste decreases, this phenomenon is caused by
compaction and clogging of the membrane pores (fouling). Permeability decreases from 1
kPa to 10 kPa pressure, the same applies to repetition. Long-term filtration permeability
decreased significantly from the first day to the eighth day of filtration respectively
707.9 , 151.7, 115.8, 104.4, 97.5, 107.1, 102.1 and 103. 0 L/m 2.hour.bar. On the 9th to
35th day the decrease was stable, this was caused by fouling on the membrane which
resulted in the membrane becoming more compact and saturated. GDM filtration can take
place for 35 days without washing the membrane with a permeability from the first day of
707.9 and the 35th day of 5.5 L/m2.hour.bar.
Keywords: Filtration, Laundry Waste, GDM, Permeability.
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL...................................................................................ii
HALAMAN LOGO........................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ix
KATA PENGANTAR....................................................................................x
ABSTRAK.......................................................................................................xii
ABSTRACT.....................................................................................................xiii
DAFTAR ISI...................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL...........................................................................................xvii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xix
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
xiv
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................9
Teknologi Membran.............................................................................11
BAB V. PENUTUP.........................................................................................39
xv
A. Kesimpulan...........................................................................................39
B. Saran.....................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA................................................................................41
LAMPIRAN- LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Baku Mutu Air Limbah Industri Sabun dan Detergen....................10
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri pencucian pakaian atau laundry termasuk indutri tekstil kecil, yaitu
industri yang melakukan kegiatan jasa pencucian (binatu). Jasa pencucian atau
dahulu. Limbah cair laundry berasal dari pelembut pakaian dan deterjen. Limbah
merupakan salah satu bahan dalam deterjen. Bahan aktif yang banyak terkandung
dalam kain pelembut dan deterjen adalah amonium klorida western, alkilbenzena
sulfonat linear, natrium dodesil benzene sulfonate, natrium karbonat dan natrium.
Jika konsentrasinya di badan air berlebih, maka air limbah laundry berpotensi
mencemari badan air tersebut (Riyanto dkk, 2017). Menurut Nathan dalam Mittal
dkk (2017) air limbah laundry secara fisik biasanya dicirikan dengan warna abu-
abu, bau apek, sangat basa di alam, kandungan padatan sekitar 0,1 %, kadar air
99,9%, adatan data tersuspensi sekitar 30%, dan terlarut sekitar 70%.
Demand (COD) adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh
bahan organik yang terkandung dalam air, Biochemical Oxygen Deman (BOD)
mengurai bahan organik dalam kondisi aerobik, Total Susppended Solid (TSS)
1
yaitu zat organik dan anorganik yang melayang dalam air sehingga menyebabkan
kekeruhan pada air dan Power of Hydrogen (pH) yaitu derajat keasaman suatu
2004).
Beberapa polutan seperti COD, fosfat, dan surfaktan pada limbah laundry
seringkali terdapat dalam konsentrasi yang lebih tinggi dari standar yang
ditetapkan pada limbah laundry yang tidak melakukan pengolahan (Siswoyo dkk,
2019), pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Mittal dkk (2017) bahwa
limbah laundry komersial dan mesin cuci domestik memiliki karakter yang
berbeda dan kadar TSS, BOD dan COD yang cukup tinggi.
fat, oil and grease (FOG) serta total padatan tersuspensi (TSS), yang merupakan
kotoran utama. Kotoran ini berasal dari tanah yang dihilangkan sari pakaian serta
bahan kimia yang digunakan. Materi yang tidak larut, mengambang atau
sebagai padatan tersuspensi total atau TSS. Semakin tinggi TSS maka
dkk, 2017).
Fat oil and grease (minyak, lemak dan gemuk ) dan bahan kimia organik
lainnya dicerna untuk menghasilkan karbondioksida dan air oleh bakteri limbah
yang memakannya. Dalam hal ini, bakteri tersebut akan mengonsumsi dan
2
menguras oksigen terlarut dalam air. Maka jika air limbahnya tidak diolah terlebih
dahulu sebelum dibuang, akan sangat berbahaya bagi kehidupan sungai, laut dan
tumbuhan. Menurut Ningrum dalam Fikri dkk. (2020), kandungan COD yang
langsung dibuang ke dalam badan air akan menurunkan oksigen terlarut dalam air,
mikroorganisme dan sangat mudah melarutkan bahan (Wibowo dalam Fikri dkk,
2020).
aerobik, dan filtrasi membran (Luo dkk, 2012), filtrasi membran (Kowalska,
2012), dan proses filrasi membran yang digerakan oleh gravitasi (Gravity Driven
Membrane, GDM). Filtrasi GDM pertama kali diuji oleh Swiss Federal Institute
tekanan ultra rendah (40-60 mbar) dengan perawatan yang sedikit dibandingkan
filtrasi membran tradisional seperti ultrafiltrasi (UF) dan menjadi teknologi yang
stabilisasi fluks dalam kisaran 2 hingga 20 L/m 2.jam dicapai tanpa perlu pencucian
balik (Derlon dkk, 2013), (Derlon dkk, 2012). Sistem GDM tekanan ultra rendah
3
yang sangat permeabel dikaitkan dengan stabilitas fluks jangka panjang (beberapa
bulan) antara 3 dan 15 L/m2+.jam (Derlon dkk, 2012 ; Peter-Varbanets dkk, 2009).
umumnya meningkat dengan ukuran pori nominal membran yang berukuran 0,1
μm dan ukuran bahan organik terlarut kurang dari 100 nm diameter. Dengan
hasil air yang dihasilkan air bersih yang aman untuk dibuang ke lingkungan pada
tekanan 1 bar warnanya dengan nilai 138, COD 908 mg/L dan TSS 215 mg/L dan
pada tekanan 2 bar warna 40, COD 746 mg/L dan TSS 215 mg/L (Setyobudiarso
dan Yuwono, 2018), menggunakan absorben karbon aktif dengan metode biosand
filter diperoleh persentase TSS 76,61%, VSS 63,35%, COD 53,67%, fosfat
74,32% dan persentase sebesar 53,54% (Widya Astuti dan Suriani Sinaga, 2015),
metode elektrokoagulasi dengan parameter yang diukur adalah surfaktan dan TSS
diperoleh hasil optimal penyisihan TSS 85% dari 400 mg/lt menjadi 60 mg/lt pada
tegangan 21 V dan Surfaktan sebesar 60,36% dari 15,21 mg/lt menjadi 6 mg/lt
4
Beberapa peneliti terdahulu telah melakukan studi tentang pengolahan
yang dilakukan oleh Barambu dkk (2020) menggunakan sistem filtrasi membran
permeabilitas hingga 83% dan dari 109 menjadi 221,4 ± 10,8 L/m 2. jam.bar
dengan pengoperasian tekanan yang lebih rendah 0,1 terhadap 0,5 bar yang
digunakan oleh yang lain. Studi lain juga dilakukan koleh Hoinkis dkk (2009)
tentang penggunaan kembali air industri (binatu komersial dan sisa detergen)
sejak awal tahun 2007 dengan fluks rata-rata sekitar 15 L/m 2.jam pada
permebilitas antara 300-1000 L/m2 .jam. bar). Setelah satu tahun beroperasi tanpa
pembersihan bahan kimia, fluks diturunkan menjadi 12 -15 L/m 2.jam pada
COD umpan dimulai pada 600 - 800 mg/L dan meningkat hingga lebih dari 1000
mg/L sedangkan COD dalam permeat tetap pada nilai dibawah 100 mg/L laju
metode teknologi membran yang tidak membutuhkan energi tinggi serta biaya
yang besar. Oleh karena itu, sangat cocok untuk dikembangkan di industri
laundry skala unit kecil. Filtrasi Gravity Driven Membrane (GDM) merupakan
energi yang minimal dan memiliki spektrum yang luas untuk pengolahan air,
5
termasuk air limbah yang diencerkan dan air permukaan dengan tingkat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
6
2. Memberikan alternatif cara pengolahan limbah laundry menggunakan filtrasi
rendah pada permeabilitas terhadap pengolahan air bersih, air deterjen dan
limbah laundry.
E. Lingkup Penelitian
1. Variasi tekanan hidrostatik yaitu 1 kPa, 2 kPa, 3 kPa, 4 kPa, 5 kPa, 6 kPa, 7
3. Air yang digunakan pada pelitian ini adalah air dari Depot Air Minum Farzaa
4. Larutan detergen yang digunakan dalam penelitian ini ialah larutan dengan
F. Definisi Operasional
1. Filtrasi
ialah filtrasi membran. Membran adalah salah satu media filtrasi yang
7
penggumpalan partikel pada permukaan pori membran. Dengan demikian air
2. Detergen
campuran bahan seperti Sodium Lauryl Sulfate (SLS), LABS, Soda Ash,
3. Limbah Laundry
Limbah laundry adalah larutan yang diperoleh dari sisa pencucian pakaian
4. Permeabilitas
Membran hollow fiber adalah lembaran tipis mikro-pori yang bisa menyerap
2,5 cm dan lebar 4,6 cm, luas kontak sebesar 0,2417 m2 dan memiliki
8
Gravity driven membrane (GDM) adalah suatu metode filtrasi yang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Limbah Laundry
Limbah laundry (binatu) adalah larutan yang diperoleh dari sisa pencucian
natrium karbonat, natrium sulfat, alkilbenzena sulfonate, fosfat yang berasal dari
mineral kesadahan dalam air sehingga detergen dapat berkerja secara optimal
terlepas dan mengapung atau terlarut dalam air. Pada dasarnya jasa pencucian
limbah cair yang dihasilkan. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode
9
Tabel 2.1 Baku Mutu Air Limbah Industri Sabun dan Detergen
Ph - 6.0-9.0 -
Total Fosfat 10
7,36 - 7,84 7,3 mg / L
Sumber: Anggraeini, 2015
pakaiaan dan menghasilkan 400 m3 limbah cair per hari (Cibatti, 2009). Menurut
Ridho (2013) dalam Pangesti (2020) pengerjaan cucian jasa laundry mencapai 75
s/d 80 kg pakaian dan limbah yang dihasilkan berkisar 35 s/d 50 liter. Limbah
sehingga dapat menganggu ekosistem air seperti ikan dan tumbuhan air lainnya.
Air limbah laundry yang mengandung detergen yang merupakan zat organik
menyebabkan udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen yang akan
(Ardiyanto, 2016).
menjadi produk industri dan metode dengan dampak teknis dan komersial yang
11
Strathmann 2004). Nollet mengemukakan tentang konsep semipermeabilitas
untuk pertama kalinya, sehingga menjadi cilkal bakal awal dari pengenalan
yang disediakan penolakan garam tinggi dan fluks tinggi ada tekanan hidrostatik
aplikasi membran reverse osmosis sebagai alat yang efektif untuk produksi air
minum dari air laut Reid dkk, 1959 ; Loeb dkk, 1964 dalam (Elma dkk, 2016).
modul yang dirancang dengan kriteria desain modul termasuk membran kepadatan
atau modul (bongkar pasang), kontrol polarisasi rendah, dan biaya rendah menjadi
solusi suatu teknologi yang sangat mudah dalam pengolahan limbah cair dan bisa
sangat berbahaya bagi lingkungan. Kandungan limbah cucian seperti COD, BOD,
TDS, pH, tingkat fosfat dan kekeruhan yang tidak memenuhi standar kualitas air
dilakukan oleh Damayanti dan Sari, (2016) yaitu pengelolaan limbah laundry
mengetahui nilai fluks dan rejeksi untuk setiap konsentrasi pengenceran dengan
variasi 100%, 75% dan 50% adalah 151 NTU, 146 NTU, 143 NTU dan parameter
fosfat 31,30 mg/L, 25,8 mg/L, dan 11, 49 mg/L. Diperoleh hasil setelah filtrasi,
nilai rejeksi untuk masing-masing 88,46%, 87,82%, 87,58%. Nilai fluks tertinggi
12
masing-masing konsentrasi pengenceran adalah 7,22 L/m2 .jam, 8,49 L/m2 .jam
Rendah
Membran merupakan suatu lapisan tipis diantara dua fasa fluida yaitu fasa
umpan (feed) dan fasa permeat yang bersifat sebagai penghalang (barrier)
terhadap suatu fase tertentu, yang dapat memisahkan zat dengan ukuran yang
berbeda serta membatasi transpor dari berbagai spesi berdasarkan sifat fisik dan
kimianya. Proses membran adalah proses penyaringan atau pemisahan suatu zat
karena adanya gaya dorong (driving force) dalam umpan yang berupa beda
tekanan (ΔP), beda kosentrasi (ΔC), beda potensial listrik (ΔE) dan beda
temperatur (ΔT) serta selektifitas membran yang dinyatakan dengan rejeksi (Elma
pemisahannya berlangsung pada suhu kamar, dapat dilakukan secara kontinu, sifat
13
yang bervariasi, dapat diatur sesuai kebutuhan, membutuhkan energi yang rendah,
gaya dorong berupa beda kuat tekanan, medan listrik dan beda konsentrasi dapat
kelemahan yaitu fluks dan selektifitas dimana terjadi perbedaan yang berbanding
terbalik, semakin tinggi fluks maka selektifitas membran akan menurun. Namun
nilai fluks dan selektifitas yang tinggi sangat dibutuhkan dalam kinerja membran
(Elma dkk, 2016). Penurunan nilai fluks dalam teknologi membran menjadi
biofouling.
organisme aktif, seperti mikroorganisme aktif, jamur, virus, dan zat-zat polimer
membran yang semakin mengecil akibat adanya foulan pada permukaan membran
klarifikasi, fraksinasi, kosentrasi, dan lain-lain dalam fase cair, fase gas, atau
dalam suspeni (Drioli dan Romano, 2001). Berdasarkan gradien tekanan sebagai
beroperasi pada tekanan sekitar 0,1–2 bar dan permeabilitasnya lebih besar dari 50
14
L/m2..jam.bar, ultrafiltrasi (UF) beroperasi pada tekanan 1-5 bar dan
bar dan permeabilitas mencapai 1,4-12 L/m2..jam.bar dan Reverse Osmosis (RO)
dan jenis kation. Tingkat fouling juga dipengaruhi oleh komdisi operasi seperti
suatu membran sehingga dapat menurunkan laju fluks yang terjadi seiring dengan
15
penelitian Drewsh durasi backwash dilakukan selama 10 menit untuk mekanisme
terbalik dimana permeat dibilas melalui membran kesisi kosentrat. Pada membran
berpori, ketika backwash diterapkan maka pori-pori dibilas dari sisi dalam ke luar.
Tekanan pada sisi permeat membran lebih tinggi dari tekanan didalam membran
akan berkurang atau menurun sejalan dengan waktu. Berdasarkan hasil penelitian
fouling, diantaranya :
Membran yang terbuat dari bahan yang memiliki sifat hidrolisitas yaitu
yang dapat memblokir air namun menyerap bahan hidrofobik memiliki tingkat
16
Umpan yang mengandung garam memiliki tingkat fouling sangat tinggi.
Hal ini dikarenakan membran dapat diikat secara lansung oleh garam akibat
atau tertahan oleh membran. Apabila ukuran partikel sama besar dengan ukuran
pori atau bahkan lebih besar dari ukuran pori maka dapat menyebabkan
4. Rekayasa Proses
Suhu yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik umpan yang digunakan.
Secara umum fluks yang tinggi dapat diperoleh melalui peningkatan suhu, namun
juga dapat menurunkan nilai fluks pada umpan yang mengandung Whey keju.
Bentuk lain dari rekayasa proses yaitu sistem aliran yang digunakan pada proses
filtrasi
mengetahui mengetahui nilai fluks dan rejeksi dari setiap kosentrasi pegenceran
dengan variasi 100%, 75% dan 50% adalah 151 NTU, 146 NTU, 143 NTU dan
parmeter fosfat 31,30 ,mg/L, 25,8 mg/L, dan 11, 49 mg/L. diperoleh hasil
bertutur- turut , nilai rejeksi untuk masing-masing 88,46%, 87,82%, 87,58%. Nilai
17
fluks tertinggi masing-masing konsentrasi pengenceran adalah 7,22 L/m2 .jam,
tekanan 6 , 8 dan 10 kPa dengan pengulangan dua kali. Hasil penelitian diperoleh
terendah air bersih, air detergen dan limbah binatu yaitu pada tekanan 10 kPa
Selain itu penelitian Hidayat dkk, (2019) tentang sintesis, karakterisasi dan
limbah binatu, sinterisis TiO2 – N dilakukan dengan metode sol gel. Dari hasil
pengolahan data karakterisasi UV-DRS didapatkan nilai energi celah pita TiO2
sebesar 3,33 eV, sedangkan fotokatalis TiO2 – N energi celah pita sebesar 3, 08
eV. Pada penelitian ini, hasil fluks air murni dan fluks limbah laundy tertinggi
terdapat pada membran PES/PEG/ TiO2–N, yaitu sebesar 116,91 L/m2.jam pada
jam 2 menit pertama untuk fluks air murni dan 98.636 L/m2.jam pada 2 menit
pertama untuk limbah fluks dan rejeksi yang dihasilkan mencapai 84,328% untuk
COD dan nilai reduksi BOD sehingga penambahan TiO2–N pada membran dapat
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh tekanan (4, 5 dan 6 bar)
terhadap fluks dan derajat windection dari masing-masing parameter. Dari hasil
18
penelitian ditemukan penurunan fluks paling tajanm pada menit ke 15 untuk
konsisten pada menit ke 120, penurunan ini disebabkan oleh adanya fouling.
Tekanan optimal nanofiltrasi membran untuk semua parameter adalah 6 bar. Hasil
penelitian menunjukan bahwa hasil rejeksi pewarna, COD, BOD, TSS dan Pb
menunjukan bahwa kelonggaran warna, COD, BOD, TSS dan Logam Pb telah
dari limbah laundry dengan membran ultrafiltrasi aliran cros flow. Hasil
meningkatnya waktu filtrasi. Fluks rata- rata meningkat dengan naiknya tekanan,
ml/menit/cm2 diikuti dengan tekanan 2 bar sebesar 28,87 ml/menit/cm 2 dan 1 bar
F. Kerangka Berfikir
19
limbah yang dihasilkan. Limbah laundry (binatu) sangat berbahaya apabila
Oleh karena itu diperlukannya sistem pengolahan limbah laundry agar tidak
sebagai media pengolahan limbah cair (binatu) karena sangat efektif dalam proses
besar serta dapat beroperasi pada tekanan ultra rendah dengan permeabilitas air
yang baik.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
(Arifin, 2020). Dalam penelitian ini parameter uji kinerja filtrasi membran
Waktu dan tempat penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai
C. Variabel Penelitian
bebas dalam penelitian ini adalah variasi tekanan hidrostatik dan sistem filtasi.
21
Tekanan yang digunakan adalah 1-10 kPa dengan filtrasi System Critical Flux
karena adanya variabel bebas (Ridha, 2017). Adapun variabel terikat pada
D. Instrumen Penelitian
a. Alat Penelitian
Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah serangkaian alat
filtrasi, stopwatch, gelas ukur, wadah permeat, pompa dan wadah larutan umpan.
b. Bahan Penelitian
Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air dari Depot
Air Minum Farzaa Mataram, larutan detergen berasal dari detergen merk My
22
Chem produk CV. Chemika Karya, limbah laundry diperoleh dari hasil pencucian
(hollow fiber bentuk U dengan berdiameter 4,6 cm dan Panjang 22,5 cm).
Membran serta berongga merupakan rancangan modul filtrasi yang relatif baru.
dengan ketebalan ± 200 mikron. Setiap modul berisi 50-3000 buah hollow fiber,
1. Penyiapan Membran
dalam air deionisasi untuk menghilangkan agen konservasi . Pada penelitian ini
membran direndam selama 12 jam pada larutan detergen dan selama 12 jam
dalam air bersih. Proses ini dilakukan untuk mengaktifkan pori membran sehingga
23
Produk detergen yang digunakan mengandung Sodium Lauryl Sulfate
(SLS), LABS, Soda Ash, Metain, Glucotain, pewarna, pewangi dan air sulingan.
Larutan detergen dibuat dari produk detergen merk My Chem dan air bersih
dengan perbandingan 200 ml : 10.000 ml. Limbah laundry diperoleh dari air hasil
3. Uji Filtrasi
ultrafiltrasi yang relatif baru. Mekanisme aliran filtrasi pada membran hollow
fiber dimana influen dipompakan kebagian dalam tube membran (tube side)
menuju sisi luar membran (shell side) yang dikenal sebagai aliran inside out
(Palupi, 2011). Tekanan hidrostatik yang diberikan bercariasi yaitu 1 kPa, 2 kPa,
filtrasi. Kran digunakan untuk mengalirkan umpan dari modul filtrasi ke wadah
umpan dengan tetap menjaga tekanan transmembran umpan tetap kosntan. Tahap
pertama, proses filtrasi pertama kali diuji dengan air bersih sebagai umpan
relaksasi 10 menit untuk menentukan permeabilitas air bersih, fluks diambil tiga
kali selama 3 menit untuk setiap 10 menit pertama . Selanjutnya perlakuan yang
sama terhadap larutan detergen dan limbah laundry seperti perlakuan pada air
bersih, tahap ketiga yaitu proses filtrasi jangka panjang selama lima minggu (35
hari) dan setiap 7 hari dilakukan pergantian limbah laundry tanpa melakukan
24
(backwashing) pencucian pada membrane, fluks diambil tiga kali perhari selama 3
menit dengan jarak waktu selama 5 jam dari pengambilan sebelumnya. Ilustrasi
sistem filtrasi pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.
1. Tekanan Transmembran
Ph = ρ . g . h ……………………………………….(1)
zat (kg.m3), g yaitu kecepatan gravitasi (m/s2) dan h adalah ketinggian (m).
2. Fluks
25
Fluks adalah jumlah volume permeat yang melewati satuan luas membran
dalam waktu tertentu dengan adaanya gaya dorong (tekanan). (Notodarmojo &
berongga (hollow fiber) yang telah dihasilkan. Permeat ditampung dan diukur
mencatat volume permeat dalam selang waktu tertentu. Secara sistematis fluks
V
J= (L/ m2.jam) …………………………(2)
A xt
Dimana :
T = Waktu (jam)
2. Permeabilitas
J
L= (L/ m2.jam.bar) ……………………………….(3)
∆P
Dimana :
26
L = Permeabilitas (L/ m2.h.bar)
∆P = Tekanan (bar)
3. Uji Deskriptif
DAFTAR PUSTAKA
Akhondi, E., Wu, B., Sun, S., Marxer., dkk. (2015). Gravity- driven Membrane
Al- Amoudi, A., & Lovvit, R. W. (2007). Fouling strategis and the cleaning
https://doi.org/10.1016/jmemsci.2007.06.002
27
Al-Kdasi. A, dkk., (2004). Treatment of Textile Wastewater byadvanced
Almazan, J.E., Dondiz, E.M.R., Rajal, V.B., and Vidaurre, E.F.C. 2015.
485-493
Atima, W. (2015). BOD dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air dan Baku
Mutu Air Limbah. Biosel : Biology Science and Education, 4(1), 83-93
Barambu, N. U., Peter, D., Yusoff, M. H. M., Bilad, M. R., Shamsuddin, N.,
Marbelia, L., Nordin, N. A. H., & Jaafar, J. (2020). Detergent and water
Elsevier
28
Bouhabila, E. H., Aı̈ m, R. B., & Buisson, H. (2001). Fouling characterisation in
https://doi.org/10.1016/S1383-5866(00)00156-8
Damayanti, A., & Kumala Sari, T. (2016). The Performance Operation of Zeolite
Damayanti, A., Ujang, Z., Salim, MR., Ollsong, G. (2011). Pengaruh Campuran
Derlon, N., Peter-Varbanets, M., Scheidegger, A., Pronk, W., Morgenroth, E.,
http://dx.doi.org/10.1016/j.waters.2012.03.031
Derlon, N., Koch, N., Eugster, B., Posch, T., Pernthaler, J., Pronk, W., &
29
(GDM) filtration. Water Research, 47(6), 2085–2095.
https://doi.org/10.1016/j.watres.2013.01.033
Drioli, E., & Romano, M. (2001). Progress And New Perspectives On Integrated
Elma, M., Pengelolaan Jurnal dan Penerbitan Unlam Jl HHasan Basry, P., &
Fikri, E., Putri, S. N. A., Prijianto, B. T., Syarief, O. (2020). Study of Liquid
Waste Quality and Potential Pollution Load of Motor Vehicle Wash Business
https://doi.org/10.12911/22998993/ 118288.
: Yrama Widya.
Hari Prabowo, B., Nurdini, L., Firdaus, M. C., & Leinaldy, T. P. (2019). Metode
30
Electrocoagulation Methods with The Addition of Hydrogen Peroxide on
https://doi.org/10.5004/dwt.2009.709
Pekalongan., Vol.17.
https://doi.org/10.5277/EPE120307.
Luo, J., Ding, L., Wan, Y., & Jaffrin, M. Y. (2012). Flux decline control in
https://doi.org/10.1016/j.cej.2011.11.101
31
Mittal, S., Direktur, P., Profesor, A., & Desai, M. D. (n.d.). Studi Karakterisasi &
Plub London.
Notodarmojo, S., & Deniva, A. (2004). Penurunan Zat Organik dan Kekeruhan
Hollow Fiber Sebagai Media Filtrasi Dalam Pengolahan Limbah Cair Dengan
Pangesti, T., A. (2017). Optimasi Pada Desain Mmembran Hollow Fiber Sebagai
Sepuluh November.
32
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2015 Baku Mutu Limbah
Peter-Varbanets, M., Zurbrügg, C., Swartz, C., & Pronk, W. (2009). Decentralized
https://doi.org/10.1016/j.watres.2008.10.030.
Issue 1).
States Changer Network (HEN) and Planing The Optimum Cleaning Schedule
Suspended Solid (TSS) dan Surfaktan). (Skripsi). Fakultas Teknik Sipil dan
Setyobudiarso, H., & Yuwono, E. (2018). Rancang Bangun Alat Penjernih Air
Pasir-Arang Aktif.
33
Shiguang, C., Hongwei, S., & Qiuli, C. (2021). Performance Of An Innovative
https://doi.org/10.4491/eer.2020.454.
Mandalika : Mataram
Vane, L. M., Mairal, A. P., Ng, A., Alvarez, F. R., & Baker, R. W.
(United States).
Wang, Y., Fortunato, L., Jeong, S., & Leiknes, T. O. (2017). Gravity-driven
34
Wenten, I.G., Khoiruddin, P .T .P. Aryanti dan A.N. Hakim. (2013). Diktat
Widya Astuti, S., & Suriani Sinaga, M. (2015). Pengolahan Limbah Laundry
Wu, B., Hochstrasser, F., Akhondi, E., Ambauen, N., Tschirren, L., Burkhardt,
35