Anda di halaman 1dari 2

Materi Kelas 6 “Ringget”

Ringget merupakan salah satu jenis sastra lisan Lampung yang berbentuk puisi yang lazim
digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat dari mempelai wanita kepada kedua
orang tua dan keluarga yang ditinggalkan. Ringget sering
digunakan dalam adat istiadat lampung yaitu ngebekas. Ngebekas merupakan
penyelesaian dan pelepasan mempelai wanita secara adat. Dalam acara ngebekas biasanya
juga dilakukan untuk pemberian gelar adat dilakukan pada saat pemuda dan gadis
meninggalkan masa remajanya atau pada saat mereka berumah tangga. Ringget juga sudah
ada sejak tahun 1870. Tahun 60-an ringget masih dipakai bujang dalam menyampaikan
maksudnya kepada gadis, tetapi zaman modern sekarang sudah jarang bahkan tidak pernah
lagi dipakai.

Ciri-ciri ringget yaitu:

 memiliki bait demi bait dan tiap baitnya terdiri dari empat baris.
 bersajak a-b-c-d.
 jumlah bait dala satuan ringget ada kurang lebih 12 bait.
 Isi ringget pada umumnya berupa kenangan masa lalu, harapan atau pesan-pesan yang
disampaikan oleh pembaca ringget.
 Jika ringet digunakan dalam pelepasan mempelai wanita dan pengungkapannya
dilakukan sesaat sebelum keberangkatan.

Contoh Ringget yaitu

Parib sikam segala Maaf saya sampaikan


Dikuti segeri umpu Kepada semua cucu
Kemaman tanjar Bapak Bapak bersama Paman
Kelepah serta mehani Saudara laki-laki dan perempuan

Jemelek munih kelama Termasuk semua kelamo


Sappunan rumpun lebu Demikian pula dengan lebu
Bapakku passi Lima Semua bapak dalam paksi lima
Laju dibidang suku Terus semua yang patut di kampung

Panas kebian sina Pada hari ini


Nyak diitarko segala kuti Saya diantarkan/dilepas semua orang kampung
Tujuan siwa miga Menuju kebuaiyan Abung Siwo Migo
Unyai suro menanti tepatnya buwai Unyai

Lapahku nunjul berita Perjalanan saya jadi bahan berita


Kejureman kelama lebu Atas persetujuan kelamo dan lebew
Bindangan kak nyehaja mufakat yang pasti
Nyak mittar anjak titi Saya jalan sesuai dengan aturan/kebiasaan)
Lamun Kinandi gila Lamunan ini pilihan/niat saya
Mak kung tigoh dipepadu Belum sampai difikir secara dalam
Sedokku mak sepira Pengetahuan saya belum berarti
Nyak dilom pihaman kuti Saya masih dalam perhatian semua

Anying ana cita-cita Kalaupun ini cita-cita/jadi permohonan


Sanak haruk nyundang laku Anak yatim membuat/bersikap
Api cawa sai tuha Apa yang dikatakan para orang tua
Kak sina pedoman hati itulah pedoman hati

Ki ngitung rita-rita Andaikan cita-ciata/harapan


Tala sayup kerungu Suara tabuhan sayup terdengar
Anying rasaku bangga Perasaan saya menjadi bangga
Ya hina dandan kuwari Karena itu memang kebiasaan kita

Kususun jari lima Saya tutup muka dengan telapak tangan


Nyak appun tikkah laku Saya mohon ampun atas perilaku
Ya sanak laju sai tuha Dari anak sampai tua
Sambut ucap pesiri Terimalah ucapan dan perasaan hati ini

Nyak mahap nglaim pura Saya mohon maaf kepad sumuanya


Ngapura sambut pungu Terimalah tangan saya/mohon maaf saya
Jak timbai sappai gatta Dari dulu sampai sekarang
Kattu wak teselok dihati Kiranya ada perasaan dihati

Anda mungkin juga menyukai