Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SUMBER-SUMBER AJARAN ISLAM

Disusun Oleh:

1. Aulia Nurul Adinda


2. Nurqalby J. Abdullah
3. Ambarwati La Mici
4. M. Fathur Risky
5. Nurfita Darnis
6. Nuraini Intan Naddiran
7. Roma Paningfat
8. Fikranti Nursanti J. Trumpi
9. Julfahri Ismail
10. Almubarak A. Jawa

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI SOSIAL

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS KHAIRUN

TERNATE

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG MASALAH............................................................................3


B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................3
C. TUJUAN PEMBAHASAN......................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................4

A. AQIDAH................................................................................................................ 4
1. Pengertian Aqidah................................................................................................4
2. Upaya Memperkokoh Aqidah...............................................................................5
3. Fungsi Aqidah......................................................................................................5

B. SYARIAH.............................................................................................................. 6
1. Pengertian Syariah...............................................................................................6
2. Perbedaan Syariah Dan Fiqih...............................................................................6
3. Fungsi Dan Tujuan Syariah..................................................................................7

C. AKHLAK............................................................................................................... 7
1. Pengertian Akhlak................................................................................................7
2. Kedudukan Akhlak...............................................................................................7
3. Akhlak Dalam Kehidupan Manusia.......................................................................9

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 10

A. Kesimpulan........................................................................................................... 10
B. Saran.................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun masih
banyak kekurangan didalamnya.
Sholawat serta salam kita hadiahkan kepada baginda besar nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikuti ajaran beliau hingga akhir zaman.
Pada kesempatan ini, kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada Dosen mata
kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Adapun tujuan
utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam semester
ganjil.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna baik dari sisi
materi maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat positif dan membangun dari Dosen dan teman-teman. Disamping itu,
makalah ini diharapkan dapat dijadikan sarana bembelajaran serta dapat menambah wawasan
dan pengetahuan. Dan juga semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya khususnya bagi kami sendiri.

KELOMPOK 6
 Aulia Nurul Adinda
 Nurqalby J. Abdullah
 Ambarwati La Mici
 M. Fathur Risky
 Nurfita Darnis
 Roma Paningfat
 Nuraini Intan Naddiran
 Fikranti J. Trumpi
 Julfahri Ismail
 Almubarak A. Jawa
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam merupakan ajaran yang sempurna, lengkap dan universal yang terangkum dalam 3 hal
pokok; Aqidah, Syariah dan Akhlak. Artinya seluruh ajaran Islam bermuara pada tiga hal ini.
Aqidah, syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran islam. Ketiga
unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan, karena ketiga unsur tersebut
merupakan pondasi atau kerangka dasar dari Agama Islam.

Ajaran Agama Islam yang seharusnya bersumber pada Al-Qur’an dan as Sunnah telah banyak
yang melenceng. Hal itu dapat dilihat dengan banyaknya bermunculan aliran-aliran sesat atau
yang sifatnya bid’ah. Selain itu, kasus-kasus kriminalitas yang semakin merajalela pada saat
sekarang ini merupakan suatu cerminan keruntuhan akhlak pada umat Islam saat ini. Untuk
itulah, kita selaku umat Rasulullah SAW perlu mengetahui serta mempelajari tentang Ilmu yang
membahas ketiga unsur yang menjadi kerangka dasar ajaran agama Islam tersebut agar kita
tidak tersesat dan tetap berada di jalan yang benar.

Oleh sebab itu, dalam makalah kali ini kami membahas tentang ketiga unsur tersebut yaitu
Aqidah, Syari’ah, dan Akhlaq. Dengan mempelajari dan mengambil esensi dari ketiga unsur ini,
semoga Allah memberikan kita petunjuk agar selamat di dunia dan di akhirat.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan penulis sajikan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa itu aqidah
2. Apa saja upaya memperkokoh aqidah
3. Apa saja fungsi aqidah
4. Apa itu Syariah
5. Apa yang membedakan Syariah dan fiqih
6. Apa saja fungsi dan tujuan Syariah
7. Apa itu akhlak
8. Apa saja kedudukan akhlak
9. Bagaimana akhlak dalam kehidupan manusia
C. TUJUAN PEMBAHASAN

Adapun tujuan pembahasan yang akan penulis sajikan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Dapat menjelaskan pengertian dari aqidah
2. Dapat menjelaskan apa saja upaya untuk memperkokoh aqidah
3. Dapat menjelaskan fungsi fungsi aqidah
4. Dapat menjelaskan pengertian dari Syariah
5. Dapat membedakan Syariah dan fiqih
6. Dapat menjelaskan fungsi dan tujuan Syariah
7. Dapat menjelaskan pengertian dari akhlak
8. Dapat menjelaskan apa saja kedudukan akhlak
9. Dapat menjelaskan peran akhlak dalam kehidupan manusia

BAB II
PEMBAHASAN

A. AQIDAH
1. Pengertian Aqidah

Aqidah adalah bentuk masdar dari kata “ ‘Aqoda, Ya’qidu, ‘Aqdan-‘Aqidatan ” yang berarti
simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh. Secara teknis aqidah berarti iman,
kepercayaan dan keyakinan. Dan tumbuhnya kepercayaan tentunya di dalam hati,
sehingga yang dimaksud aqidah adalah kepercayaan yang menghujam atau tersimpul di
dalam hati. Sedangkan menurut istilah aqidah adalah hal-hal yang wajib dibenarkan oleh
hati dan jiwa merasa tentram kepadanya, sehingga menjadi keyakinan kukuh yang tidak
tercampur oleh keraguan.

Adapun aqidah menurut para ahli seperti berikut :

 M. Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah menurut ketentuan bahasa (bahasa arab)
ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam lubuk jiwa dan tak dapat
beralih dari padanya.
 Syaikh Mahmoud Syaltout adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama dan terdahulu
dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri
oleh syakwasangka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-raguan.
 Aqidah atau keyakinan adalah suatu nilai yang paling asasi dan prinsipil bagi manusia,
sama halnya dengan nilai dirinya sendiri, bahkan melebihinya.
 Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya hati
membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan kepercayaan
bersih dari kebimbangan dan keragu-raguan.

Dari uraian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa Aqidah dalam agama islam adalah
keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan
kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya.

2. Upaya Memperkokoh Aqidah

Salah satu cara untuk memperkokoh aqidah adalah dengan memurnikan keimanan kepada
Allah. Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama. Rukun ini sangat penting
kedudukannya dalam Islam. Sehingga wajib bagi kita untuk mengilmuinya dengan benar
supaya membuahkan aqidah yang benar pula tentang Allah SWT.

Adapun Rukun Imannya sebagai berikut :

1. Iman kepada Allah


2. Iman kepada Malaikat
3. Iman kepada Kitab
4. Iman kepada Rasul
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qadha & Qadhar

3. Fungsi Aqidah

Sebagai hal yang sangat fundamental bagi seseorang, aqidah oleh karenanya disebut
sebagai titik tolak dan sekaligus merupakan tujuan hidup. Atas dasar itu maka aqidah
memiliki peran yang sangat penting di dalam memunculkan semangat peningkatan kualitas
hidup seseorang. Fungsi tersebut antara lain:

 Akidah Dapat Menimbulkan Optimisme Dalam Kehidupan.


 Akidah Dapat Menumbuhkan Kedisiplinan.
 Aqidah Berpengaruh Dalam Peningkatan Etos Kerja.

B. SYARIAH
1. Pengertian Syariah
Syariah ialah apa-apa yang disyariatkan atau dimestikan oleh agama atau lainya itu bagi
seseorang untuk dilaksanakan ,berupa peraturan-peraturan dan hukum-hukum sebagai
manifestasi atau konsekuensi dari akidah yang dianut. Syariah (berarti jalan besar) dalam
makna generik adalah keseluruhan ajaran Islam itu sendiri.

Dalam pengertian teknis-ilmiah syariah mencakup aspek hukum dari ajaran Islam, yang
lebih berorientasi pada aspek lahir (esetoris). Namum demikian karena Islam merupakan
ajaran yang tunggal, syariah Islam tidak bisa dilepaskan dari aqidah sebagai fondasi dan
akhlaq yang menjiwai dan tujuan dari syariah itu sendiri.

Syariah memberikan kepastian hukum yang penting bagi pengembangan diri manusia dan
pembentukan dan pengembangan masyarakat yang berperadaban (masyarakat madani).
Syariah meliputi 2 bagian utama :

 Ibadah (dalam arti khusus), yang membahas hubungan manusia dengan Allah
(vertikal). Tatacara dan syarat-rukunya terinci dalam Quran dan Sunah. Misalnya :
salat, zakat, puasa
 Mu'amalah, yang membahas hubungan horisontal (manusia dan lingkungannya) .
Dalam hal ini aturannya aturannya lebih bersifat garis besar. Misalnya munakahat,
dagang, bernegara, dll. Syariah Islam secara mendalam dan mendetil dibahas dalam
ilmu fiqh.

2. Perbedaan Syari’ah dan Fiqih

Sepintas kita melihat bahwa syari’ah dan Fiqih tidak jauh berbeda, Ilmu Fiqh memang
membahas tentang tata cara beribadah yang termasuk dalam syari’ah. Keduanya ada
untuk saling melengkapi. Namun, tetap ada perbedaan diantara keduanya.

Berikut ulasannya, Syari’ah terdiri dari dua bagian yaitu:

1. Ibadah yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya.


2. Muamalah yang mengatur hubungan dengan sesama dan makhluk lainnya (binatang
dan tumbuhan).

Sedangkan Fiqih menurut bahasa berarti ‘paham’ dan secara istilah adalah pengetahuan
tentang hukum-hukum syari’ah yang berkaitan dengan perbuatan dan perkataan mukallaf
dan mengkaji secara mendalam ilmu Syari’ah yang terdiri dari ibadah, baik yang bersifat
mahdhah maupun ghairmahdhah. Syari'ah memiliki pengertian yang amat luas. Tetapi
dalam konteks hukum Islam, makna Syari'ah adalah Aturan yang bersumber dari nash yang
qat'i. Dan Fiqih adalah aturan hukum Islam yang bersumber dari nash yang zanni.

3. Fungsi dan Tujuan Syariah


Syari’ah Islam berfungsi membimbing manusia dalam rangka mendapatkan ridha Allah
dalam bentuk kebahagiaan di dunia dan akhirat. Diturunkannya Syariat Islam kepada
manusia juga memiliki tujuan yang sangat mulia yaitu :

 memelihara atau melindungi agama dan sekaligus memberikan hak kepada setiap
orang untuk memilih antara beriman atau tidak.
 melindungi jiwa
 perlindungan terhadap keturunan
 melindungi akal
 melindungi harta
 melindungi kehormatan seseorang
 melindungi rasa aman seseorang
 melindungi kehidupan bermasyarakat dan bernegara

C. AKHLAK
1. Pengertian Akhlak

Pengertian akhlaq secara etimologi berasal dari kata khuluq dan jama’nya adalah akhlaq
yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku. Kata akhlaq berakar dari kata khalaqa
yang berarti menciptakan, seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluk (yang diciptakan)
dan khalaq (penciptaan). Dari pengertian etimologi akhlaq merupakan tata aturan atau
norma prilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, dan juga yang mengatur
hubungan antar manusia dengan Tuhan dan dengan alam semesta.

Secara terminologis, Imam Ghazali mendefinisikan bahwa akhlaq adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sementara menurut Imam Qurthubi
akhlaq adalah adab atau tata krama yang dipegang teguh oleh seseorang sehingga adab
atau tata krama itu seakan menjadi bagian dari penciptaan dirinya.

2. Kedudukan Akhlak

Akhlak mendapat kedudukan yang tinggi di dalam Islam, hal ini dapat dilihat dari beberapa
sebab antara lain :

1. Islam telah menjadikan akhlak sebagai illat (alasan) kenapa agama Islam diturunkan.
Hal ini terdapat dalam sabda Rasulullah “Aku diutus hanyalah semata-mata untuk
menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia” (HR Malik). Sesungguhnya realisasi
akhlak yang mulia merupakan inti risalah Nabi Muhammad saw.
2. Islam menganggap orang yang paling tinggi darajat keimanannya ialah mereka yang
paling mulia akhlaknya. Dalam hadist dinyatakan “Orang-orang beriman yang paling
sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan manusia yang paling
baik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap istrinya” (hadits shahih,
diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Tirmidzi). Selain itu terdapat juga hadist yang
artinya: “Sesungguhnya seseorang yang berakhlak baik akan mendapatkan derajat
orang yang bangun malam (beribadah), dan puasa pada siang harinya”. Jadi,
Kemuliaan akhlak menunjukkan kesempurnaan iman. Kemuliaan akhlak pada
akhirnya akan mengantarkan orang-orang beriman ke dalam surga. Rasulullah saw
bersabda, “Yang paling banyak menyebabkan manusia masuk surga adalah
ketaqwaan kepada Allah SWT dan akhlak yang baik, sementara yang paling banyak
menyebabkan manusia masuk neraka adalah mulut dan kemaluan”. (hadits hasan,
diriwayatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

3. Islam telah mentakrifkan “Addin” dengan akhlak yang baik. Dalam hadist telah
dinyatakan bahwa telah bertanya kepada Rasulullah SAW. “Apakah Addin itu ?
Sabda Rasulullah, akhlak yang baik Ini berarti bahwa akhlak itu dianggap sebagai
rukun Islam samalah keadaannya dengan wukuf dipandang Arafah dalam bulan
Haji”.Berdasarkan sabda Rasulullah SAW tersebut, Haji itu (amal haji) ialah wukuf
diPadang Arafah, Wukuf di padang Arafah adalah dianggap sebagai salah satu rukun
amal haji, demikian juga keadaannya pada akhlak.

4. Di dalam Islam, akhlak yang baik merupakan amalan utama yang dapat
memberatkan neraca amal baik di akhirat kelak. Hal ini dinyatakan dalam hadist
Rasulullah SAW yang artinya : “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan
selain akhlak yang baik” (Shahih Jami). Dari hadist tersebut kita bisa mengambil
kesimpulan bahwa timbangan amal baik kita diakhirat dapat ditambah beratnya
dengan akhlak yang baik. Selain itu, akhlak dan takwa sama kedudukannya dari
sudut ini, yang mana kedua-duanya merupakan perkara paling berat yang diletakkan
dalam neraca akhirat. Selain itu, Rasulullah pernah bersabda, “Kebajikan itu adalah
akhlak yang baik” (HR Muslim). Jadi, akhlak yang mulia adalah inti dari suatu
kebajikan.

5. Dalam ajaran Islam dinyatakan bahwa mereka yang berjaya memenangi kasih
sayang Rasulullah SAW pada hari akhirat ialah orang yang paling baik akhlaknya.
Dalam hadist Rasulullah SAW bersabda “Yang paling aku kasihi di antara kamu dan
yang paling dekat kedudukannya padaku di hari akhirat adalah orang yang paling
baik akhlaknya di antara kamu”.

6. Keistimewaan Nabi Muhammad SAW adalah keberadaannya sebagai manusia yang


memiliki akhlak tinggi, mulia dan agung. Akhlak ini dimiliki Beliau SAW semenjak
belum menjadi nabi dan rasul, sebagaimana pernyataan Ummul Mukminin
Khadijahra, “Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selamanya, demi Allah,
engkau menyambung hubungan silaturrahim, berbicara benar, memikul beban orang
lain, membantu yang tidak berpunya, menyuguhkan penghormatan untuk tamu dan
membantu mereka yang terkena musibah” (HR Bukhari). Selain itu terdapat juga
dalam firman Allah Surah Al-Qalam ayat 4 “Sesungguhnya engkau mempunyai akhlak
yang luhur”. Walau begitu Beliau SAW tetap sering berdoa “Tuhanku, tunjukilah aku
akhlak yang paling baik”.

7. Syi’ar-syi’ar ibadah Islam di antaranya dimaksudkan untuk menggapai akhlak yang


mulia. Shalat misalnya, dimaksudkan untuk mentarbiyah dan mendidik manusia agar
berhenti dari segala perbuatan keji dan munkar . Ibadah puasa dimaksudkan untuk
menggapai tingkatan taqwa. Berkaitan dengan ibadah puasa ini, Rasulullah SAW
bersabda, “Siapa yang tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan palsu (bohong),
maka tidak ada keperluan bagi Allah swt terhadap puasa seseorang yang hanya
sekadar meninggalkan makan dan minum” (HR Bukhari). Zakat, infak dan sedekah, di
antara rahasianya adalah untuk menyucikan dan membersihkan jiwa dari berbagai
sifat buruk dan tercela. Sedangkan ibadah haji difardhukan oleh Allah agar orang
yang beribadah haji terlatih untuk tidak berkata kotor, tidak berbuat fasik, dan tidak
banyak berdebat kusir.

3. Akhlak Dalam Kehidupan Manusia

1. Akhlak kepada Allah

 Mensyukuri nikmat Allah.


 Malu berbuat dosa.
 Allah sebagai tempat pengharapan.
 Optimis terhadap pertolongan Allah.
 Yakin akan janji-janji Allah

2. Akhlak kepada diri sendirii

 Taubatun nashuha.
 Muroqobah : senantiasa merasa dalam pengawasan Allah.
 Muhasabah : evaluasi diri.
 Mujahadah : bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu.

3. Akhlak kepada orang lain

Akhlak kepada orang tua : Taat dan patuh kepada orang tua. QS Lukman: 15, Harus taat
dan patuh pada orang tua, namun jika orang tua memaksa berbuat jahat, kita tidak boleh
mengikuti.

4. Akhlak kepada masyarakat

 Amar ma’ruf nahi munkar.


 Menyebarkan rahmat dan kasih sayang.
5. Akhlak kepada lingkungan

 Mengelola dan memelihara lingkungan hidup.


 Menjaga dan melestarikan lingkungan hidup

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

 Kaitan antara aqidah, syariah dan akhlak ialah bagaikan sebuah pohon, terdapat akar,
batang dan daun, yang saling menyatu. Bila satu hilang atau rusak maka akan terjadi
kehancuran untuk pohon tersebut.
Aqidah merupakan pilar utama untuk menumbuhkan syariat dan akhlak. Tanpa aqidah,
syariat dan akhlak yang baik tidak akan terbentuk, atau pun sebaliknya. Rasulullah
pernah menjelaskan tentang pegertian ketiganya ketika Jibril datang kepadanya sebagai
seorang manusia.

B. SARAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan agama
islam sekaligus menjadi bahan diskusi kelompok kami yang membahas tentang
sumber-sumber ajaran islam dan dibimbing oleh dosen Pendidikan agama islam yaitu
bapak Dr.Syahrir Ibnu,S.Ag,.M.Si

Kami sadar sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
dalam penyusunan makalah tentang sumber-sumber ajaran islam masih banyak
kekurangan dan masih sangat jauh dari kata sempurna, kami juga mohon maaf
apabila ada kesalahan kata-kata dalam pengetikan makalah kami karena kami masih
dalam tahap pembelajaran.

Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
dan bersifat positif dari teman-teman dan dosen pembimbing, agar penyusunan
makalah ini bisa lebih baik lagi. Harapan kami semoga makalah yang kami buat ini,
dapat memberikan pengetahuan serta ilmu bagi para pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA

H. Muhammad Amri. 2018. AQIDAH AKHLAK. Semesta Aksara.

Anda mungkin juga menyukai