5.3.6 EP A (SOP Penapisan & Pengkajian Resiko Jatuh)
5.3.6 EP A (SOP Penapisan & Pengkajian Resiko Jatuh)
No.Dokume
:
n
No. Revisi :
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman :
UPT Maulisna Anhar,SKM
NIP.198301032009022 001
PUSKESMAS
TOSA
1. Pengertian Kegiatan mengidentifikasi dan menilai risiko jatuh pada pasien di
IGD
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pengkajian risiko
jatuh di IGD
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Tosa Nomor / / / / / Tahun 2023
Tentang Keselamatan Pasien
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tahun
2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Prosedur 1. Langkah - langkah
/langkah- a. Identifikasi kondisi pasien menggunakan panduan
langkah pengkajian resiko jatuh pada pasien baru berupa :
1. Morse Fall Scale Untuk Pasien dewasa (>18 sampai
˂60 tahun)
2. Humpty Dumpty Scale Untuk pasien anak (>12 sampai
18 tahun)
b. Petugas jaga memberi penanda resiko tinggi jatuh berupa
kalung identifikasi berwarna kuning
1. Dewasa Skor >51
2. Anak skor >12
c. Petugas jaga memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga pasien dengan resiko jatuh untuk tidak mengubah
posisi pengaman Bed tanpa seijin petugas.
d. Petugas jaga melakukan pemantauan terhadap pasien
dengan resiko jatuh secara berkala sesuai kondisi pasien.
6. Bagan alur
Identifikasi kondisi pasien
Dewasa Anak
No.Dokumen :
S
No. Revisi :
O
Tanggal Terbit :
P
Halaman :
Kepala UPT Puskesmas Tosa
UPT
PUSKESMAS
TOSA
Maulisna Anhar,SKM
NIP.19830103 200902 2 001
1.Pengertian Prosedur yang harus di ikuti dalam melakukan penapisan pasien
yang berisiko jatuh selama pelayanan rawat jalan di puskesmas
2.Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan penapisan pasien resiko jatuh
secara sistematis dan menyeluruh di Puskesmas pada pelayanan
rawat jalan, guna mengidentifikasi pasien yang berisiko jatuh dan
mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
3.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Tosa Nomor / / / / / Tahun 2023
Tentang Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien
7.Hal – hal yang 1. kondisi pasien: contohnya pasien geriatri, dizziness, vertigo, gangguan
keseimbangan, gangguan penglihatan, penggunaan obat, sedasi, status
perlu di
kesadaran dan/atau kejiwaan, dan konsumsi alkohol;
perhatikan 2. diagnosis: contohnya pasien dengan diagnosis penyakit Parkinson;
3. situasi: contohnya pasien yang mendapatkan sedasi atau pasien
dengan riwayat tirah baring lama yang akan dipindahkan untuk
pemeriksaan penunjang dari ambulans dan perubahan posisi akan
meningkatkan risiko jatuh.
4. lokasi: contohnya hasil identifikasi area di Puskesmas yang berisiko
terjadi pasien jatuh, antara lain, lokasi yang dengan kendala penerangan
atau mempunyai penghalang (barrier) yang lain, seperti tangga.
8.Unit terkait Rawat jalan
9.Dokumen Rekam Medis
terkait
No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai di berlakukan
10.Rekaman
histori
perubahan