Anda di halaman 1dari 5

PENGKAJIAN RESIKO

JATUH DI IGD
S No.Dokumen :
No. Revisi :
O Tanggal Terbit :
P Halaman : 1/2

UPT
Maulisna Anhar, SKM
Puskesmas Tosa Nip.198301032009022001

1. Pengertian Kegiatan mengidentifikasi dan menilai risiko jatuh pada


pasien di IGD
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pengkajian
risiko jatuh di IGD
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Tosa Nomor / / / / / Tahun
2023 Tentang Keselamatan Pasien
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Alat dan bahan 1. Alat Tulis
2. APD
3. Tanda Pasien Resiko Jatuh (Kalung Pita Kuning)
6. Prosedur 1. Identifikasi kondisi pasien menggunakan panduan
pengkajian resiko jatuh pada pasien baru berupa :
1. Morse Fall Scale Untuk Pasien dewasa (>18 sampai
˂60 tahun)
2. Humpty Dumpty Scale Untuk pasien anak (>12 sampai
18 tahun)
2. Petugas jaga memberi penanda resiko tinggi jatuh berupa
kalung identifikasi berwarna kuning
1. Dewasa Skor >51
2. Anak skor >12
3. Petugas jaga memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga pasien dengan resiko jatuh untuk tidak mengubah
posisi pengaman Bed tanpa seijin petugas.
4. Petugas jaga melakukan pemantauan terhadap pasien
dengan resiko jatuh secara berkala sesuai kondisi pasien.
7. Diagram Alir
Petugas Identifikasi kondisi pasien

Pengkajian awal Pengkajian awal


dengan Skala dengan Skala
Morse Humpty Dumpty

Beri penanda resiko jatuh


(kalung pita kuning)

Berikan edukasi kepada pasien dan


keluarga pasien dengan resiko jatuh
untuk tidak mengubah posisi
pengaman Bed tanpa seijin petugas.

Petugas melakukan pemantauan terhadap


pasien dengan resiko jatuh secara berkala
sesuai kondisi pasien

8. Dokumen 1. Formulir Kajian pasien resiko jatuh


Terkait 2. Rekam Medis
9. Unit Terkait IGD
10. Rekaman -
Historis
Perubahan
PENAPISAN PASIEN
RESIKO JATUH DIRAWAT
JALAN
S No.Dokumen :
No. Revisi :
O Tanggal Terbit :
P Halaman : 1/2

UPT
Maulisna Anhar, SKM
Puskesmas Tosa Nip.198301032009022001

1. Pengertian Prosedur yang harus di ikuti dalam melakukan penapisan


pasien yang berisiko jatuh selama pelayanan rawat jalan di
puskesmas
2. Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan penapisan pasien resiko
jatuh secara sistematis dan menyeluruh di Puskesmas pada
pelayanan rawat jalan, guna mengidentifikasi pasien yang
berisiko jatuh dan mengambil tindakan pencegahan yang
tepat.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Tosa Nomor / / / / / Tahun
2023 Tentang Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Alat dan bahan 1. Masker
2. Formulir Get Up and Go Test
3. Tanda Resiko Pasien Jatuh (Kalung Pita Kuning)
6. Prosedur 1. Amati pasien dengan baik
2. Identifikasi kondisi pasien dengan :
a. Mengisi formulir Get Up and Go test, atau
b. Menanyakan kepada pasien/keluarga :
 Apakah pernah jatuh dalam 6 bulan terakhir
 Apakah menggunakan obat yang mengganggu
keseimbangan,
 Apakah jika berdiri dan/atau berjalan
membutuhkan bantuan orang lain
3. Jika petugas melihat ada tanda-tanda resiko jatuh maka
petugas segera memberikan kalung pita kuning
4. Informasikan pada pasien atau keluarga pasien tentang
tindakan yang dilakukan
5. Meminta bantuan keluarga pasien atau petugas jaga
mendampingi pasien pada saat pasien diminta melakukan
pemeriksaan
6. Berikan edukasi pada pasien dan keluarga untuk berhati-
hati saat perjalanan pulang
7. Diagram Alir
Amati pasien dengan baik

Mengisis formulir Get Up and Go test

Atau ajukan 3 pertanyaan khusus

Jika petugas melihat ada tanda-tanda


resiko jatuh, maka petugas segera
memberikan kalung pita kuning

Informasikan pada pasien atau


keluarga pasien tentang tindakan yang
dilakukan

Meminta bantuan keluarga pasien


atau petugas jaga mendampingi
pasien pada saat pasien diminta
melakukan pemeriksaan

Berikan edukasi pada pasien dan keluarga


untuk berhati-hati saat perjalanan pulang
8. Hal – hal yang 1. Kondisi pasien: contohnya pasien geriatri, dizziness,
perlu di vertigo, gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan,
perhatikan penggunaan obat, sedasi, status kesadaran dan/atau
kejiwaan, dan konsumsi alkohol;
2. Diagnosis: contohnya pasien dengan diagnosis penyakit
Parkinson;
3. Situasi: contohnya pasien yang mendapatkan sedasi atau
pasien dengan riwayat tirah baring lama yang akan
dipindahkan untuk pemeriksaan penunjang dari ambulans
dan perubahan posisi akan meningkatkan risiko jatuh.
4. Lokasi: contohnya hasil identifikasi area di Puskesmas
yang berisiko terjadi pasien jatuh, antara lain, lokasi yang
dengan kendala penerangan atau mempunyai penghalang
(barrier) yang lain, seperti tangga.
9. Dokumen Rekam Medis
Terkait
10. Unit Terkait Rawat jalan
11. Rekaman -
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai