272 3
200 70 1 200
6 41
Lebih tinggi 2.37 kali 25 8
0 3 50
1990
1993
1996
1999
2002
2005
2008
2011
2014
1990
1993
1996
1999
2002
2005
2008
2011
Prevalens Insidens
1200 1. India
2. Indonesia 1.020.000
3. Nigeria
4. Pakistan
1000 5. Afrika Selatan
670.000
800 6. Bangladesh 67%
7. Kongo
8. China
Kasus yang tidak
9. Tanzania ditemukan dan
600
10. Mozambique tidak terlaporkan
400
200 330.000
10 negara dengan selisih kasus terbesar antaranotifikasi kasus dengan 33%
perkiraan insiden, 2015
0
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Penemuan kasus TB RO
(Sumber eTB manager, Juli 2017)
32481
Suspects Confirmed Enrolled
29390
35000
30000
25000
15608
20000
15000
9399
10000
3833
2597
2441
2027
1946
1917
1752
1598
1504
1287
1255
1094
5000
819
696
550
460
441
296
216
155
148
66
34
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
RS Soedono 70 61 6 6 100%
✓Manajemen program
✓Jejaring layanan, sistem kesehatan.
✓SDM baik kualitas dan kuantitas
✓Logistik program
✓Informasi Strategis
Perubahan Pendekatan Strategi
Pemanfaatan baseline baru beban TB
Penemuan Pasif ☛ Pasif, Intensif, Aktif, Masif ➾ Upaya
percepatan diagnosis TB RO
Basis Diagnosisi Mikroskopis ☛ Molekuler, Mikroskopis, Kultur
Sistem TERDESENTRALISASI, penguatan jejering PPM
Perbaikan Sistem & Jejering utk mendekatkan layanan kepada
masyarakat
Jejaring public-private mix
Alur diagnostik
Sistem pemeriksaan & rujukan mikroskopis
Pendamping/ pemantau minum obat
Fokus kepada TOSS-TB sebaik, sedini dan sebanyak mungkin
Pendekatan keluarga & masyarakat
Deteksi Kasus TB RO-Universal Access
Algoritma diagnostik menggunakan TCM diawal untuk semua gejala
TB.
Pemeriksaan serologis
Sampai saat ini belum direkomendasikan.
✓Blood-based serologic tests and interferon-gamma release assays should not be
used for diagnosis of active tuberculosis. (ISTC Std 3)
Alur Diagnosis TB & TB Resisten Obat di Indonesia
Terduga TB
Pasien baru, tdk ada riwayat Tx TB, Pasien dg riwayat Tx TB, kontak
tdk ada kontak erat TB RO, HIV(-)/ erat pasien TB RO, pasien TB HIV
status HIV tdk diketahui (+)
Inisial Diagnosis
: 1 contoh uji untuk pemeriksaan TCM à di laboratorium
TCM
Penentuan pola : • Pemeriksaan LPA lini kedua
resistensi • 2 contoh uji untuk mikroskopis, biakan dan uji kepekaan
lini 1 dan lini 2à laboratorium rujukan DST.
Fase intensif : 4 - 6 x pemeriksaan mikroskopis dan pemeriksaan biakan
à laboratorium rujukan biakan
Fase lanjutan : 3 x pemeriksaan mikroskopis dan pemeriksaan biakan à
laboratorium rujukan biakan
Tabel 3. Pemeriksaan Awal dan Selama Pengobatan
Bulan pengobatan
Tahap Awal 4 bulan
(dapat diperpanjang sampai 6 Tahap Lanjutan 5 bulan
Jenis pemeriksaan bulan)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
BTA sputum √ √ √ √ √√* √√* √√* √ √ √√*
Biakan sputum √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan:
*) Pemeriksaan BTA dilakukan setiap bulan dengan mengumpulkan 1 (satu) dahak pagi. Pada bulan ke-4,
ke-5, ke-6 dan akhir pengobatan dilakukan pemeriksaan BTA dari dua (2) dahak pagi berurutan.
Pada tahap lanjutan, pemeriksaan BTA dan biakan dilakukan setiap 2 bulan (pada bulan ke 5, 7, dan 9
atau bulan ke-7, 9, dan 11)
**) Uji kepekaan untuk OAT lini kedua akan diulang bila hasil BTA positif pada bulan ke-6 atau terjadi
reversi BTA atau kultur pada fase lanjutan.
Catatan:
Pemeriksaan mikroskopis (BTA), biakan dan uji kepekaan dilakukan di laboratorium rujukan yang
tersertifikasi. Hasil BTA diinformasikan dan dimasukkan ke dalam eTB manager dalam waktu paling
lambat 3 hari.
TOSS-TB
Pengobatan standar TB MDR segera diberikan kepada semua pasien TB
RR, tanpa menunggu hasil pemeriksaan uji kepekaan OAT lini 1 dan lini 2
keluar. Bila telah ada hasil uji kepekaan, & hasil tidak hanya resistan
rifampisin, pengobatan akan disesuaikan dengan hasil uji kepekaan OAT.
Jika hasil resistensi menunjukkan MDR, lanjutkan pengobatan TB MDR.
Pemeriksaan uji kepekaan menggunakan metode LPA Lini-2 atau
dengan metode konvensional
Pemeriksaan TCM hanya untuk kepentingan penegakan diagnosis TB,
sedangkan pemantauan kemajuan pengobatan tetap dilakukan dengan
pemeriksaan mikroskopis.
Faskes yang tidak mempunyai alat TCM & kesulitan mengakses TCM,
penegakan diagnosis TB tetap menggunakan mikroskop.
BTA (+): jika salah satu atau kedua contoh uji dahak menunjukkan hasil
pemeriksaan BTA positif.
BTA (-): jika kedua contoh uji dahak menunjukkan hasil BTA negatif.
Penegakan diagnosis TB dapat dilakukan secara klinis (setidak-
tidaknya pemeriksaan foto toraks) & ditetapkan oleh dokter.
Pemeriksaan mikroskopis TB dilakukan di laboratorium rujukan biakan/uji kepekaan sesuai
pembagian wilayah contoh uji (Surat Dir P2PML 9 Maret 2017perihal pembagian wilayah
contoh uji).
Maksimal dalam waktu 3 hari, hasil pemeriksaan mikroskopis harus sudah keluar hasil
dan terisi eTB manager nya.
Cakupan DST untuk obat TB lini pertama & kedua membaik
namun hanya sebagian kecil pasien TB RR/ MDR & XDR yang
terdeteksi & mendapatkan terapi yang memadai.