Anda di halaman 1dari 36

ISU-ISU STRATEGIS DAN

AGENDA PEMBANGUNAN
RT RPJMN 2020-2024
MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Konsultasi Pusat RPJMN 2020-2024


Jakarta, 24 Juli 2019
ARAHAN PRESIDEN

2
ARAHAN PRESIDEN TERPILIH*

Menyambungkan infrastruktur besar dengan kawasan-kawasan


Pembangunan produksi rakyat: kawasan industri kecil, Kawasan Ekonomi Khusus,
Infrastruktur kawasan pariwisata, kawasan persawahan, kawasan perkebunan,
dan tambak-tambak perikanan

Pembangunan SDM dengan menjamin kesehatan ibu hamil,


Pembangunan kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak usia sekolah,
penurunan stunting-kematian ibu-kematian bayi, peningkatan
SDM kualitas pendidikan, vokasi, membangun lembaga manajemen
talenta Indonesia, dan dukungan bagi diaspora bertalenta tinggi

Mendorong Mengundang investasi seluas-luasnya untuk membuka


lapangan pekerjaan, memangkas perizinan, pungli dan
Investasi hambatan investasi lainnya

Reformasi Reformasi struktural agar lembaga semakin sederhana, semakin


simple, semakin lincah, mindset berubah, kecepatan melayani,
Birokrasi kecepatan memberikan izin, efisiensi lembaga

*) Disampaikan pada pidato Visi Indonesia di Sentul, Jawa Barat, 14 Juli 2019
Menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran,
Penggunaan memastikan setiap rupiah dari APBN memiliki manfaat ekonomi,
APBN memberikan manfaat untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
3
ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN

4
URGENSI PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

basis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (% yoy)


pertumbuhan lonjakan Pertumbuhan Ekonomi
yang rendah harga penurunan pertumbuhan dari 6,5
15 minyak harga sektor manufaktur &
minyak liberalisasi lonjakan harga 6,0
komoditas
10 5,5

5 5,0

Rata-rata 4,5
Rata-rata Rata-rata
0
1968-1979 1980-1996 2000-2018 4,0
7,5% 6,4% 5,3%
-5 3,5

-10 3,0

2012
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011

2013
2014
2015
2016
2017
2018
Krisis Keuangan
-15 Asia
1968 1973 1978 1983 1988 1993 1998 2003 2008 2013 2018
Sumber: BPS, CEIC (diolah)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat dan cenderung stagnan


Memerlukan upaya ekstra untuk meningkatkan petumbuhan ekonomi Indonesia
5
PENGHAMBAT UTAMA EKONOMI TUMBUH TINGGI

Regulasi dan Institusi adalah kendala


Penghambat Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia (Ilustrasi mengikat bagi pertumbuhan ekonomi
Gentong Air) • Regulasi tidak mendukung penciptaan dan
pengembangan bisnis, bahkan cenderung
membatasi, khususnya pada regulasi:
- Tenaga kerja
- Investasi
- Perdagangan
• Kualitas institusi rendah
- Korupsi tinggi dan birokrasi tidak efisien
- Lemahnya koordinasi antarkebijakan
The Most Binding Constraint

Binding Constraint Fiskal:


Rendahnya penerimaan perpajakan
Bukan Binding Constraint

Future Binding Constraint


(Jika tidak diatasi, akan Infrastruktur:
menghalangi Indonesia untuk Kurang memadai, utamanya konektivitas
bersaing di era digital dan beralih
ke manufaktur bertekonologi
tinggi) Sumber Daya Manusia adalah kendala mengikat
bagi pertumbuhan ekonomi jangka menengah-
panjang
(Jika tidak diatasi saat ini, akan menghalangi Indonesia untuk bersaing
*Studi Growth Diagnostics, Bappenas 2018 di era digital dan beralih ke manufaktur berteknologi tinggi) 6
REGULASI TENAGA KERJA
Tingginya biaya pesangon di Indonesia menyebabkan perusahaan cenderung merekrut tenaga kerja kontrak dan tidak
berinvestasi pada pengembangan tenaga kerjanya melalui pelatihan.

10%
Untuk memberhentikan seorang pekerja di Indonesia Kurang
perusahaan di Indonesia memberikan
dibutuhkan biaya… dari pelatihan formal, dibandingkan dengan...

2 4 6
kali lebih tinggi kali lebih
tinggi
kali lebih
tinggi 20% 60% 80%
dibandingkan

Turki
dibandingkan dibandingkan
di Vietnam di Filipina di China
Brazil Afrika
Selatan
Sumber: Global Innovation Index 2018, diolah Sumber: World Bank Enterprise Surveys

Tenaga kerja asing terampil menawarkan inovasi melalui bakat yang mereka miliki. Regulasi di Indonesia membatasi
jumlah tenaga kerja terampil asing serta biaya untuk mempekerjakan mereka juga mahal.

Di Indonesia terdapat 1 tenaga kerja asing untuk setiap 763 tenaga kerja lokal, dibandingkan dengan …
Malaysia 1:11 Brazil 1:258
Thailand 1:19
Indonesia 1:763
Pakistan 1:58 Sumber: United Nations (2017),

1:154
Immigration Policy Research – CID Harvard (2017)

Nigeria 7
REGULASI INVESTASI

Pembatasan terhadap investasi asing langsung (FDI) Pembatasan terhadap investasi asing mengakibatkan hilangnya 8%
mencegah terbentuknya bisnis di Indonesia yang investasi berorientasi ekspor yang masuk ke Indonesia.
dapat menarik teknologi dan mendorong ekspor.
Dampak lain dari pembatasan investasi asing adalah

Stok investasi langsung Indonesia hanya 22,1% rendahnya upah tenaga kerja Indonesia sebesar15%
dari PDB pada tahun 2018, dibandingkan… dari yang seharusnya.
Sumber: Indonesia Economic Quarterly (IEQ) World Bank, Desember 2018

25,1% 43,0% 45,7% 60,1% Regulasi investasi sektor jasa di Indonesia lebih restriktif
Filipina Malaysia Thailand Vietnam dibandingkan rata-rata negara G20.
5 subsektor [legal, distribution
Regulasi investasi Indonesia di 21 (wholesale, retail services), logistics -
dari 22 subsektor jasa lebih freight transport, construction, maritime
restriktif dari rata-rata negara G20. transport] Indonesia memiliki regulasi
Sumber: Country Fact Sheets 2019 – UNCTAD yang paling restriktif.
Sementara itu, net investasi asing langsung yang masuk Sumber: Services Trade Restrictiveness Index 2018 - OECD
ke Indonesia pada tahun 2017 adalah sebesar

2,1% dari PDB, dibandingkan...


Contoh sukses relaksasi peraturan investasi:

Relaksasi DNI industri film pada tahun 2016 berdampak pada


semakin berkembangnya produsen film domestik,
3,2% 3,0% 1,8% 4,3% munculnya 600 layar bioskop baru, dan
Filipina Malaysia Thailand Vietnam
meningkatnya jumlah penonton sebesar 200%
dalam tiga tahun.
Sumber: Bloomberg (2019)
8
Sumber: World Development Indicators (2017)
REGULASI PERDAGANGAN
Eksportir dan importir menghadapi tingginya biaya administrasi yang disebabkan oleh perizinan dan regulasi.
Perdagangan internasional bernilai kurang dari 40% dari Pendapatan Domestik Bruto, terendah sejak awal 1970an.

Perusahaan Indonesia membutuhkan waktu 4,5 hari untuk menyelesaikan pengecekan kepabeanan
dan dokumen dalam mengekspor barang dibandingkan dengan...

Singapura Malaysia Thailand

0,5 hari 1,6 hari 2,3 hari “Hambatan non-tarif”


Dengan biaya lebih tinggi (mahal) dari negara tersebut sebesar: berdampak pada
peningkatan biaya hidup di
USD 20,5 USD 144,5 USD 72,5
Indonesia sebesar 8%.
Nilai tersebut setara pajak
Sementara itu, dibutuhkan 8,6 hari untuk menyelesaikan proses impor di Indonesia,
sejumlah Rp3.000.000 per tahun
dibandingkan dengan…
untuk setiap rumah tangga.
Singapura Malaysia Thailand
2,3 hari
Sumber: Non-Tariff Trade Regulations in Indonesia: Measurement
1,5 hari 1,8 hari of their Economic Impact – Mark (2015), diolah

Dengan biaya lebih tinggi (mahal) dari negara tersebut sebesar:

USD 287 USD 274 USD 271


9
Sumber: Trading across Borders - Ease of Doing Business (EoDB) 2019, diolah
INSTITUSI
Permasalahan bidang tenaga kerja, investasi, dan perdagangan di Indonesia
berakar dari lemahnya tata kelola pemerintahan dan institusi.

“Dalam setahun terakhir, saya mendapatkan


tiga pelatihan tentang packaging dari tiga
Korupsi dan birokrasi yang tidak efisien kementerian/lembaga yang berbeda.”
dianggap sebagai faktor paling bermasalah - Pelaku Usaha Kecil
dalam berbisnis di Indonesia.
Sumber: World Economic Forum (WEF) Executive Opinion Survey 2017

Lemahnya koordinasi antara pemerintah, baik di tingkat pusat maupun antara pusat dan
daerah.

Perencanaan pembangunan antar Kualitas jalan di daerah yang Intervensi


Perencanaan dan K/L, serta antara pusat dan daerah buruk karena beda untuk UKM
penganggaran kurang sinkron, tidak sinkron, misalnya pembangunan kewenangan pembangunan dilakukan
serta implementasi kebijakan pelabuhan yang tidak disertai jalan (pusat, provinsi, oleh lebih
kurang kuat perbaikan akses jalan dari dan kabupaten/kota). dari satu K/L.
menuju pelabuhan.

Sumber: Hasil Focus Group Discussion (FGD) internal Bappenas dan FGD dengan pelaku usaha 10
PENGHAMBAT PERTUMBUHAN EKONOMI JANGKA
MENENGAH-PANJANG

Selain isu regulasi dan institusi, aspek


Sumber Daya Manusia perlu diperbaiki
mulai dari sekarang untuk memastikan
pertumbuhan ekonomi jangka menengah
panjang.

Pendidikan
- Kualitas pendidikan rendah

Kesehatan
- Kesehatan dan gizi anak rendah
- Prevalensi penyakit tidak menular tinggi
- Prevalensi merokok tinggi

Penghambat Utama Pertumbuhan Ekonomi


11
SUMBER DAYA MANUSIA: PENDIDIKAN
Berdasarkan hasil historis PISA,
Tingkat partisipasi sekolah di Indonesia tinggi, namun kualitas
peningkatan kualitas pendidikan
pendidikan masih sangat rendah.
Indonesia sangat lambat.

Programme for International Student Assessment (PISA), 2015 Diperkirakan Indonesia


baru
564

556
535

600

493
493
490
dapat mencapai skor rata-

403
397
500

386
400 rata OECD pada tahun
300 Mathematics
200
2065.
Reading
100 Sumber: LEARNING to Realize Education's Promise –
Science World Development Report (WDR) 2018, World Bank
0
Singapura Jepang Korea China Vietnam Rata-rata Thailand Indonesia
Selatan OECD

Berdasarkan skor PISA 2015, kemampuan matematika, membaca, dan Peningkatan skor PISA
sains pelajar Indonesia tertinggal jauh dari negara tetangga dan rata-rata setiap pelajar menjadi rata-rata 420
negara OECD. Sumber: PISA, OECD (2016) atau setara Thailand saat
ini akan meningkatkan 0,6%
Akibatnya, keahlian dasar tenaga kerja di Indonesia sangat rendah. pertumbuhan ekonomi
Sebagai perbandingan, keahlian tenaga kerja lulusan Pendidikan
Tinggi di tahunan Indonesia selama 2020-
Indonesia setara keahlian tenaga kerja lulusan SMA ke bawah di 2060 dari baseline.
Denmark.
Sumber: The Need for a Pivot to Learning: New Data on Adult Skills from Indonesia - Pritchett (2016) Sumber: OECD Economic Surveys Indonesia, Oktober 2018
15
12
SUMBER DAYA MANUSIA: KESEHATAN
Meskipun mengalami perbaikan signifikan seperti peningkatan usia harapan hidup, beberapa capaian indikator kesehatan Indonesia
masih rendah dan tertinggal dibandingkan negara sebanding. Hal ini berpengaruh pada produktivitas tenaga kerja dalam jangka
panjang.

3 dari 10 anak di 26 dari 100 kematian penduduk usia 30-70 tahun disebabkan oleh 4 penyakit
bawah usia 5 tahun tidak menular: kanker, diabetes, kardiovaskular (CVD), atau pernafasan kronis (CRD)
menderita stunting dibandingkan…

Sumber: UNICEF, WHO (2016)


17 15
di Malaysia, Vietnam, dan China di Thailand
Sumber: World Development
Indicators (2016), diolah

75
Hanya 75 dari 100
anak Indonesia
99 Fasilitas kesehatan Indonesia masih sangat tertinggal:
mendapat imunisasi
campak
97 Tenaga Kesehatan
per 10.000 Penduduk*
3,7 15,1 8,2 8,1 Sumber: WHO
*Indonesia & Thailand
(2017), Vietnam (2016),
Malaysia (2015)

Sumber: World
Tempat Tidur Rumah Sakit Development Indicators
23 dari 100 remaja laki-laki 26 21
usia 13-15 tahun merokok
per 10.000 Penduduk**
12 19 **Indonesia & Malaysia
(2015), Vietnam (2014),
Thailand (2010)

Sumber: WHO (2018), diolah

13
KARAKTER BANGSA

Melemahnya ketahanan budaya dan rendahnya Belum mantapnya pendidikan karakter, budi
pelindungan hak kebudayaan pekerti, kewarganegaraan, dan kebangsaan
• Globalisasi dan pertukaran budaya global • Dari 3,3 juta pengguna narkoba, 810.267
menjadi tantangan pelajar (24%) (BNN, 2017)

Masih lemahnya pemahaman dan pengamalan


Belum optimalnya peran keluarga dalam
nilai agama yang moderat, inklusif, dan toleran
pembangunan karakter bangsa
untuk memperkuat kerukunan umat beragama

• Indeks Kerukunan Umat Beragama mengalami • Masih tingginya angka perkawinan anak
penurunan dari 75,36 pada tahun 2015 11,2 persen (Susenas 2018).
menjadi 70,90 pada 2018.

Belum optimalnya pemajuan kebudayaan Masih rendahnya budaya literasi, inovasi, dan kreativitas
Indonesia
• Kontribusi ekspor ekonomi budaya terhadap • Masyarakat membaca surat kabar/majalah
total ekspor nasional masih rendah yaitu 13,11%, artikel/ berita elektronik 18,89%
sebesar 13,77 persen (2016) (Susenas MSBP 2015)

14
INFRASTRUKTUR
Infrastruktur Masih Terbatas
PENURUNAN STOK INFRASTRUKTUR TERHADAP PDB BIAYA LOGISTIK MASIH TINGGI
laju penurunan melambat, meningkat secara nominal
Biaya logistik (persentase terhadap PDB)
100 5.000
4.210,2
24%
80 4.000
15%

Triliun Rp.
Persen (%)

60 3.000 13% 13%


42.5% 8% 9% 9% 9% 8%
40 2.000

20 1.000

- -

as % of GDP Capital Stock

Berdasarkan Persentase PDB (LHS) dan Rp triliun (RHS)


Sumber: Prospera

KINERJA INFRASTRUKTUR LOGISTIK MASIH RENDAH


STOK INFRASTRUKTUR DI BAWAH RATA-RATA INTERNASIONAL
43% vs rata-rata 70%
87% Peringkat infrastruktur logistik
76% 80% 82%
71% 73%
64%

20 40 41 47 54 67
58% 58%
57%
43%

UK India Germany China Italy China Malaysia Thailand Vietnam Indonesi Filippina
Indonesia Canada USA Spain Poland South Sumber: Logistic Performance Index, World Bank (2018) a
Africa
Sumber: World Bank (2015), Mckinsey Global Institute Report (2013) 15
KEWILAYAHAN
KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMANFAATAN RUANG
• Konsentrasi kegiatan ekonomi masih terpusat di KBI
• Pemanfaatan ruang belum sesuai dengan peruntukannya
terutama Pulau Jawa
menyebabkan terjadinya korban bencana alam dan
hambatan pembangunan infrastruktur.

PENGUATAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH


• Tingkat keberhasilan pusat pertumbuhan baru yang rendah akibat
konektivitas yang belum optimal
KEPASTIAN HUKUM HAK ATAS TANAH DAN KETIMPANGAN
PEMILIKAN, PENGUASAAN, PENGGUNAAN, DAN PEMANFAATAN
TANAH
• Cakupan bidang tanah bersertifikat yang masih rendah dan
PEMENUHAN PELAYANAN DASAR DAN PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH ketimpangan kepemilikan lahan antara rumah tangga tani
• Akses dan kualitas pelayanan dasar yang masih terbatas dan pemilik lahan.
• Ketergantungan APBD terhadap Dana Transfer yang tinggi
• Proses perizinan yang lama dan berbiaya tinggi

FUNGSI IBUKOTA SEBAGAI PUSAT PEMERINTAHAN


PENGELOLAAN URBANISASI • Dominasi wilayah metropolitan Jakarta dalam perekonomian
• Kontribusi urbanisasi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan tingginya gap dengan daerah lain di Indonesia
nasional yang rendah (1% urbanisasi menghasilkan hanya (kontribusi wilayah metropolitan Jakarta 20,85% nasional,
1,4% PDB. Bandingkan dengan Cina dan Negara Asia Timur Jawa 58,49 % dari PDB Nasional (BPS, 2018),
dan Pasifik lain yang rerata mencapai 2,7% PDB)
16
LINGKUNGAN HIDUP DAN BENCANA
Total Forest Cover (%)
60,00

50,00

40,00

30,00

20,00

10,00

0,00
2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045

baseline
Hilangnya Keanekaragaman
Penurunan Kualitas Kerusakan Tutupan Hutan Kelangkaan Air Kelangkaan Energi
Jumlah tutupan hutan terus
Hayati Khususnya di Jawa, Bali dan Nusa
Lingkungan Hidup Masih sangat bergantung
Kerusakan habitat, perburuan liar, Tenggara semakin meluas. Proporsi
Kualitas air, udara, tutupan lahan, dan berkurang hingga di bawah 50 pada sumber energi fosil
dan masuknya jenis asing invasif wilayah krisis air meningkat dari 6,0% di yang tinggi emisi dan suatu
air laut semakin menurun. Biaya persen dari total luas wilayah
meningkatkan risiko kepunahan tahun 2000 menjadi 9,6% di 2045 saat akan habis
kesehatan akibat pencemaran Indonesia
lingkungan menjadi tinggi

Kenaikan Suhu Global Cuaca Ekstrim Pesisir Rentan Ancaman Bencana


Laporan PBB: 2018 merupakan Kondisi cuaca ekstrim terus terhadap dampak perubahan iklim Tingkat risiko bencana di Kerugian Ekonomi
tahun keempat terpanas terjadi, meningkatkan potensi meningkat hingga 18.480 KM di 17 sangat tinggi.
Indonesia akibat kerusakan lingkungan hidup
sepanjang sejarah bumi bencana dan bahaya terhadap tahun 2045. Luas coral reef Mayoritas pemukiman dan serta dampak bencana diproyeksi
transportasi berkurang 90% di tahun 2045 bila infrastruktur dibangun di area menghambat laju pertumbuhan
suhu naik 1.5 C (IPCC, 2018) rawan bencana ekonomi nasional 17
POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN DAN KEAMANAN

Belum Kokoh Kelembagaan Belum Optimalnya Belum Optimalnya Belum Optimalnya Kinerja Belum Optimalnya Kinerja
Demokrasi Pelaksanaan Kebijakan Luar Penegakan Hukum Kelembagaan Birokrasi dan Kelembagaan Birokrasi dan
Negeri Pelayanan Publik Pelayanan Publik

1 2 3 4 5
▪ Biaya politik tinggi; dan ▪ Melemahnya ▪ Overcrowding Lapas dan ▪ Rendahnya skill ASN; ▪ Maraknya serangan siber
▪ Partisipasi politik belum multilateralisme dan Rutan sebesar 208% ▪ Kelembagaan belum efektif berbasis malware
optimal. menguatnya ▪ Rendahnya peringkat aspek dan akuntabel; ▪ Perlombaan teknologi
unilateralisme penegakan kontrak, ▪ Kualitas pelayanan publik persenjataan-hybrid
▪ Terbatasnya pelibatan penyelesaian kepailitan, dan belum merata. warfare;
mendapatkan kredit. (EoDB ▪ Kejahatan transnasional;
peran non-state actors
Index, 2019) ▪ Sengketa perbatasan.
dalam KPI.

18
SKENARIO DAN AGENDA
PEMBANGUNAN NASIONAL
5 TAHUN KE DEPAN

19
SKENARIO PERTUMBUHAN Kunci peningkatan pertumbuhan1:
1. Peningkatan produktivitas
EKONOMI 2020-2024 2. Peningkatan investasi
3. Perbaikan kualitas SDM
4. Perbaikan pasar tenaga kerja

Pertumbuhan Ekonomi - Persen


(GNI Per Kapita – USD Harga Berlaku Atlas Method2) 6,5 Rata-rata: 6,0
(5.930)
Indonesia akan menjadi upper middle income 6,2
pada tahun 2019 (5.500)

5,9
(5.110) Rata-rata: 5,7
6,1
5,7 (5.780)
5,9
(4.730)
5,5 (5.400)
(4.360) 5,5 5,7
(4.690) (5.040) Rata-rata: 5,4
5,4
(4.350)
5,5 5,5
5,2 5,4 5,4 (5.280) (5.600)
(4.330) (4.660) (4.970)

2020 2021 2022 2023 2024 Angka sementara


Rendah Sedang Tinggi
1 Berdasarkan simulasi Bappenas Juni 2019 (Angka Sementara) dengan metode Growth Accounting
2 Metode yang digunakan oleh Bank Dunia untuk mengelompokkan negara berdasarkan pendapatan 20
GAMBARAN PERTUMBUHAN EKONOMI 2020 - 2024
PDB SISI PRODUKSI
RATA-RATA 2020-2024
Industri:
SKENARIO RENDAH DAN TINGGI
5,3 – 7,0
(persen/tahun) PDB SISI PENGELUARAN
Pertanian:
3,8 – 3,9 Konsumsi RT & LNPRT:
5,1 – 5,3
Pertambangan:
1,7 – 1,9
Listrik: Konsumsi Pemerintah:
4,4 – 4,8 4,8 – 5,8

Konstruksi:
5,8 – 6,2 Investasi:
PERTUMBUHAN EKONOMI 21

7,3 – 8,0
Transportasi:
7,2 – 7,3
Infokom:
7,4 – 8,2
5,4 – 6,0 Ekspor:
5,3 – 7,7
Jasa Keuangan:
6,3 – 7,2 Perhitungan Bappenas
(sangat sementara) Impor:
Perdagangan: 5,6 – 7,2
5,5 – 6,2
TARGET PEMBANGUNAN TAHUN 2020-2024

Pertumbuhan Ekonomi
(persen) 5,4 - 6,0

Tingkat Kemiskinan
(persen) 6,5 – 7,0

Gini Rasio
(indeks)
0,370 – 0,374

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)


(persen) 4,0-4,6

Indeks Pembangunan Manusia


(IPM) (nilai)
75,54
22
7 AGENDA PEMBANGUNAN RPJMN 2020-2024

Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk


Pertumbuhan yang Berkualitas
Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung
Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan
Dasar
Mengembangkan Wilayah untuk
Mengurangi Kesenjangan
Membangun Lingkungan Hidup,
Meningkatkan Ketahanan Bencana dan
Perubahan Iklim

Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang


Berkualitas dan Berdaya Saing

Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan


Transformasi Pelayanan Publik

Revolusi Mental dan Pembangunan


Kebudayaan

23
KERANGKA PENDANAAN

Pendanaan RPJMN 2020-2024 disusun dengan memperkuat implementasi Money Follows


Program dengan 3 strategi utama :
Rp
1 Memperkuat kualitas alokasi 2 Memperbesar Kapasitas Pendanaan
pada Prioritas • Diperkirakan Belanja K/L hanya dapat mendanai
20-25% seluruh kebutuhan pembangunan
• Memperkuat integrasi pendanaan
untuk prioritas • Mendorong peran BUMN, KPBU,dan Masyarakat
• Fokus pada pendanaan prioritas • Mendorong inovasi skema pendanaan (creative
khususnya Major Project financing) antara lain PINA, Blended Finance serta
Output Based Transfer/Hibah ke daerah

3 Memperkuat Delivery Mechanism


• Menyusun rencana program pembangunan hingga tingkat proyek
dan Major Project sebagai alat kendali 24
MAJOR PROJECT

Pelaksanaan RT RPJMN 2020-2020 diperkuat dengan penyusunan Major Project 2020-


2024 untuk memperkuat fokus dan pengendalian program (delivery mechanism)
Major Project memuat proyek-proyek strategis yang terintegrasi dengan melibatkan
K/L; Pusat – Daerah – BUMN – Masyarakat

MAJOR PROJECT a.l.


Percepatan Penurunan Angka Pembangunan Tol
Kematian Ibu dan Stunting Sumatera & Trans 38 Major Projects disusun
Papua memiliki Nilai Strategis dan
Penyelesaian Kawasan
Pengembangan Wilayah Daya Ungkit Untuk
Pariwisata (Danau Toba, Borobudur, Mencapai Sasaran Prioritas
Mandalika, Labuan Bajo, Bromo, dan Metropolitan
Wakatobi) (Palembang, Banjarmasin,
Makassar, dan Denpasar)
Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
untuk Industri 4.0 25
KERANGKA REGULASI & KELEMBAGAAN
DALAM RPJMN 2020-2024
KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
DITUJUKAN UNTUK MENDUKUNG TERCAPAINYA PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

BEBERAPA ISU PRIORITAS KERANGKA REGULASI & KELEMBAGAAN


KERANGKA
AGENDA PRORITAS KERANGKA
NO. REGULASI
PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN
(TINGKAT UU)

1 Manusia 12 3

2 Ekonomi 11 6
3 Kewilayahan 5 2
4 Infrastruktur 1 1
Politik, Hukum,
5 20 5
dan Pertahanan
TOTAL 49 17
26
PENUTUP

Kementerian/Lembaga agar menggunakan Rancangan


Teknokratik RPJMN 2020-2024 sebagai dasar dalam penyusunan
Rancangan Teknokratis Renstra K/L

Kesepakatan/masukan dalam Konsultasi Pusat dan Konsultasi


Regional dengan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) menjadi
masukan untuk penyusunan Rancangan Awal RPJMN 2020-2024

Sebagai Rangkaian dari konsultasi ini, akan dilakukan serangkaian


Konsultasi Regional dengan Daerah (untuk 6 pulau besar) dan
masyarakat (Civil Society)

27
TERIMA KASIH

28
LAMPIRAN

29
HIGHLIGHTS PEMETAAN VISI-MISI
PRESIDEN DALAM RPJMN 2020-2024

30
VISI 1 PRESIDEN:
“..Melanjutkan Pembangunan Infrastruktur Menghubungkan Kawasan Industri Kecil, Ekonomi, Pariwisata,
Persawahan, Perkebunan, Tambak Perikanan..”

PEMBANGUNAN TOL LAUT, KONEKTIVITAS WISATA LIKUPANG

JEMBATAN UDARA, DAN MENDUKUNG


JALAN TRANS PAPUA PARIWISATA
Mendukung Pembangunan Jalan Tol Jalan Akses
Likupang

lumbung pangan Manado-Bitung, Bandara


Sam Ratulangi, dan jalan
Bandara Sam

nasional dan sentra Ratulangi

industri kecil dan akses bandara Tol Manado - Bitung Pelabuhan


Bitung KEK

food estate di mendukung Pariwisata BITUNG

Merauke Likupang
PENGEMBANGAN LUMBUNG PANGAN NASIONAL MERAUKE
(Inpres 9/2017 Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat)

INFRASTRUKTUR
Air Baku KEK Sorong
PALAPA RING BE

SUMBER DAYA AIR


Tergelarnya Palapa Ring
Pembangunan waduk
mendukung pemanfaatan
dan air baku di wilayah
teknologi digital di Industri
timur mendukung
Kecil dan Menengah (IKM)
pengembangan KEK
menuju IKM Go-Digital Air Baku KEK Sorong
VOLUME TOTAL
Sorong dan irigasi untuk LOKUS Pulau kecil terluar
BENDUNGAN 196.85 Juta m3

perkebunan, Sumur Air Tanah & Unit Air Baku


IRIGASI 20377 Hektare

persawahan,Airperikanan,
Baku KEK
VOLUME TOTALVOLUME TOTAL
Air Sorong
Baku KEK Sorong
BENDUNGAN 196.85 Juta m3 AIR BAKU 1.304 m3/detik
dan tambak BENDUNGAN 196.85 Juta m3
IRIGASI 20377 Hektare LISTRIK 6.56 MW
IRIGASI 20377 Hektare
LOKUS Pulau kecil terluar1.304 m3/detik
AIR BAKU REDUKSI BANJIR 6.56
Sumur Air Tanah & Unit Air Baku m3/detik
AIR BAKU 1.304 m3/detik 31
VISI 2 PRESIDEN:
“Pembangunan SDM dengan Menjamin Kesehatan Ibu Hamil, Kesehatan Bayi, Kesehatan Balita,
Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Mengurangi Stunting, Kematian Ibu, Kematian Bayi...”

STRATEGI KEBIJAKAN PROGAM, KEGIATAN DAN PROYEK PRIORITAS


1. Peningkatan kesehatan ibu dan anak Program Prioritas:
1. Pelayanan maternal dan neonatal berkesinambungan Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan
dengan mendorong seluruh persalinan di fasilitas kesehatan
2. Perluasan dan pengembangan imunisasi dasar lengkap Peningkatan kesehatan ibu dan anak, KB, dan kesehatan reproduksi
3. Peningkatan gizi remaja putri dan ibu hamil 1
4. Perluasan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan
• Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
reproduksi
• Peningkatan Kesehatan Reproduksi

2. Percepatan penurunan stunting


Peningkatan efektivitas intervensi spesifik, serta perluasan dan
Percepatan perbaikan gizi masyarakat
penajaman intervensi sensitif secara terintegrasi
2 • Penurunan stunting
• Konseling pengasuhan
• Akses air minum dan sanitasi layak
3. Penguatan sistem kesehatan
1. Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
2. Pemenuhan dan peningkatan kompetensi tenaga Penguatan Pelayanan Kesehatan
kesehatan 3 • Imunisasi
3. Pemenuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan • Obat dan perbekalan kesehatan
• Pelatihan dan penugasan khusus tenaga kesehatan

Kabupaten/Kota
Lokus Prioritas
Penurunan Stunting
Terintegrasi
32
VISI 2 PRESIDEN:
“Membangun SDM dengan meningkatkan vocational training, vocational school”
▪ Sistem insentif/regulasi untuk industri
Angkatan kerja 52,1
▪ Pemetaan kebutuhan dan pengembangan bidang keahlian
berpendidikan 50 Peningkatan Peran dan termasuk penguatan informasi pasar kerja
menengah ke atas 48,5 Kerjasama Industri dalam
(%) 46,7 50 Pendidikan dan Pelatihan
45 48 Vokasi

42,54
46,5 ▪ Penyelarasan kurikulum, model pembelajaran,
45
43
prodi sesuai kebutuhan industri;
Pekerja pada Reformasi ▪ dual TVET, teaching factory dan pemagangan;
bidang keahlian 39,57 Penyelenggaraan ▪ Penguatan softskills dan pembelajaran bahasa
menengah dan Pendidikan dan
tinggi (%) Pelatihan Vokasi asing;
▪ kewirausahaan di sekolah, madrasah, dan
Baseline (2018) 2020 2021 2022 2023 2024 pesantren;
Pendidikan dan
Pelatihan Vokasi ▪ pemagangan guru/instruktur di industri,
Berbasis Kerjasama instruktur/praktisi dari industri
Industri
▪ Pengendalian satuan pendidikan dan program
Penguatan Tata studi vokasi baru
Kelola ▪ Peningkatan akreditasi
Pendidikan dan ▪ Skema pendanaan peningkatan keahlian
Pelatihan ▪ Fleksibilitas pengelolaan keuangan pada unit
Vokasi
produksi/teaching factory/teaching industry
Penguatan ▪ Pembentukan Komite TVET
Sistem
Sertifikasi
Kompetensi ▪ Standar kompetensi berdasarkan okupasi yang mengacu standar
internasional, dan sinkronisasi sistem sertifikasi yang ada di berbagai
sektor
▪ Penguatan lembaga sertifikasi profesi 33
VISI 3 PRESIDEN:
“Mengundang Investasi yang Seluas-luasnya untuk Membuka Lapangan Pekerjaan...Memangkas Hambatan
Investasi, Perizinan yang Lambat, Pungli...”

1 Kepastian Hukum Berusaha dan Investasi 2 Fasilitasi Kemudahan Usaha dan Investasi

• Kegiatan terkait : Rencana Aksi Peningkatan • Kegiatan terkait : Evaluasi dan Monitoring Implementasi
Peringkat EODB, Koordinasi Kebijakan Peraturan DNI
Kemudahan Berusaha dan Peningkatan Daya • K/L terkait : BKPM, Kemenko Perekonomian, K/L terkait
Saing Nasional, yang sektornya masuk dalam DNI
• K/L terkait : BKPM, Kemenko Perekonomian,
K/L terkait perizinan investasi, PTSP Prov DKI, • Kegiatan terkait : Pelaksanaan Integrasi Sistem Perizinan
PTSP Kota Surabaya Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (SPBTSE),
Pengembangan SPBTSE, Implementasi SPBTSE, Koordinasi
• Kegiatan terkait : Penyederhanaan Perizinan Kebijakan Pengembangan Investasi
yang menghambat investasi, Pelaksanaan • K/L terkait : BKPM, Kemenko Perekonomian, K/L terkait
simplifikasi, harmonisasi dan sinkronisasi perizinan investasi sesuai PP 24 Tahun 2018 tentang
peraturan perizinan investasi tingkat Kemudahan Berusaha Terintegrasi Secara Elektrionik PTSP
pusat/kementerian lembaga dan daerah daerah, Kemendagri
• K/L terkait : BKPM, Kemenko Perekonomian, • Kegiatan terkait : Pemanfaatan tax holiday tax allowance
K/L terkait perizinan investasi, PTSP Daerah, • K/L terkait : BKPM, Kemenko Perekonomian, Kementerian
Kemendagri Keuangan, K/L terkait perizinan investasi

3 Iklim Ketenagakerjaan yang Kondusif

• Kegiatan terkait : Penataan regulasi ketenagakerjaan


• K/L terkait : Kemenaker, Kemenko Perekonomian,
34
Kemendagri
VISI 4 PRESIDEN:
“Mereformasi Birokrasi...Reformasi Struktural Agar Lembaga Semakin Sederhana, Semakin Simple,
Semakin Lincah, Mengubah Mindset,...Kecepatan Melayani, Kecepatan Memberi Izin...”

Arahan Presiden:
Arah Kebijakan:
1. Penyederhaan perizinan
Penerapan e-service pada
2. Penataan struktur
sektor pelayanan perizinan
kelembagaan birokrasi

Akar Permasalahan Pembangunan: Perluasan pelayanan terpadu


Iklim investasi dan ekspor yang belum kondusif pada sektor perizinan
disebabkan oleh regulasi dan kebijakan
Pembangunan Zona Integritas
Hasil Growth Diagnostic: pada unit pelayanan perizinan
Kualitas institusi rendah
1. Korupsi tinggi dan birokrasi Penataan koordinasi K/L yang
tidak efisien menangani perizinan sektoral
2. Lemahnya koordinasi
antarkebijakan 35
PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA

Pemindahan Ibu Kota mendorong pemerataan ke luar Jawa dan mengubah mindset Java Centris

Struktur Perekonomian Indonesia secara Spasial 2017


Keunggulan:
+ Mengurangi beban Jabodetabek dan pulau Jawa
+ Memberikan equal akses bagi seluruh wilayah NKRI
+ Mendorong pembangunan KTI untuk pemerataan wilayah,
Contoh: Brasillia (Brazil); Sejong (Korsel); Naypidyaw
(Myanmar); Astana (Kazakhstan);
+ Merubah mindset orientasi pembangunan dari Java Centris
ke Indonesia Centris
+ Ketersedian lahan luas, dapat Membangun Ibu Kota, dengan
konsep 60% wilayah terbangun dan 40% kawasan hijau kota.
Kelemahan:
− Membutuhkan biaya yang cukup besar
− Dalam jangka pendek, kemungkinan sebagian keluarga ASN
Sumber: Badan Pusat Statistik (2018)

Pusat akan tetap di Jakarta

36 36

Anda mungkin juga menyukai