Anda di halaman 1dari 31

Disampaikan dalam Open House Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Jumat 3 Juni 2022

Kebijakan
Perkotaan Nasional
Menuju Perkotaan Berkelanjutan 2045

Agung Mahesa Himawan Dorodjatoen


Koordinator Perkotaan, Direktorat Pembangunan Daerah
Kementerian PPN/Bappenas

Jumat, 3 Juni 2022


Outline Pembahasan

1 New Urban Agenda (NUA) & Sustainable Development Goals (SDGs)

2 Isu Strategis Urbanisasi dan


Kebijakan Perkotaan Nasional (KPN) 2045

3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024

4 Agenda Reformasi Perkotaan Nasional ke Depan

2
1 New Urban Agenda (NUA) &
Sustainable Development Goals (SDGs)

3
POST-COVID CONTEXT
Integrasi NUA & SDGs

Amanat New Urban Agenda (NUA)


• Kota untuk semua dan hak atas kota (right to the city),
• Hak dan peluang yang sama bagi semua (equality)
• Kota dan permukiman yang berkelanjutan

SUSTAINABLE CITIES
Prinsip dan Komitmen New Urban Agenda:
• Tidak menelantarkan seorangpun (leave no one behind)
• Ekonomi perkotaan yang inklusif dan berkelanjutan
• Keberlanjutan lingkungan hidup perkotaan

Paradigma Baru
• Pembangunan perkotaan dan wilayah
• Tata kelola pemerintahan dan multi-aktor
• Berorientasi pada manusia, responsif terhadap usia dan gender

SDGs 2030: Universal; Integration; Amanat NUA dan SDGs yang relevan dengan pencegahan
No One Left Behind stunting di perkotaan telah diintegrasikan ke dalam KPN

Sumber Foto: Unsplash.com/Anisetus Palma Slide - 4


2 Isu Strategis Urbanisasi dan
Kebijakan Perkotaan Nasional
2045

5
Kondisi Saat Ini
RRT Asia Timur & Pasifik Indonesia
Tahun 2045, Populasi Penduduk *kecuali Indonesia dan RRT
Indonesia akan meningkat sebesar 60 16.000 60 16.000
60 16.000
63,8 Juta dari tahun 2015 dan
50 50
67,1% akan tinggal di Perkotaan 50
12.000 12.000
12.000
40 40 40

Hampir semua wilayah di Jawa akan 30 8.000 30 8.000 30 8.000


mengalami urbanisasi, mengurangi
20 20 20
Tanah subur di Jawa tanpa ada area 4.000 4.000 4.000
untuk produksi pangan 10 10 10

0 0 0 0 0 0

2001

2006
1996

2011

2016
2001
1996

2006

2016
2011

2001

2006
1996

2011

2016
Urbanisasi akan meningkatkan
Kebutuhan Infrastruktur dasar
Di RRT pertumbuhan 1% Di Asia Timur & Pasifik Di Indonesia pertumbuhan 1%
(pangan, energi, perumahan, air penduduk perkotaan, pertumbuhan 1% penduduk penduduk perkotaan, hanya
minum, sanitasi) meningkatkan 3% PDB per perkotaan, meningkatkan meningkatkan 1,4% PDB per
kapita 2,7% PDB per kapita kapita
Secara global, daerah perkotaan
telah menjadi episentrum pandemi Pertumbuhan Penduduk Pengelolaan Urbanisasi yang optimal
Covid-19, dengan perkiraan 90% Perkotaan akan memberikan manfaat bagi
dari semua kasus yang dilaporkan.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Sumber: 1United Nations, 2020; Roberts et al, 2019

Sumber Foto: Unsplash.com/Rangga Cahya Nugraha Slide - 6


Tantangan: Perkotaan & Covid-19
ISU PERUMAHAN & PERMUKIMAN ISU PEMBANGUNAN PERKOTAAN

Rumah adalah tempat 11% dari 29 Juta penduduk


paling aman untuk Wilayah Metropolitan Jakarta
berlindung dari Pandemi adalah komuter yang tinggal di
Covid-19 luar Jakarta
Sayangnya, tidak semua orang bisa memperoleh hak perlindungan
tersebut. Sebanyak 20% penduduk perkotaan Indonesia tinggal di Penduduk terdorong untuk tinggal di pinggiran perkotaan
permukiman kumuh. karena tidak mampu membayar untuk tinggal di pusat kota.
Permukiman Kumuh dan Liar, adalah kawasan paling rentan baik Tinggal di lingkungan yang menyerak (sprawling areas) tidak membuat
secara kesehatan maupun ekonomi penduduk perkotaan lebih aman dari Covid-19 atau pandemi lainnya
Rumah yang Penuh Sesak tidak Rendahnya akses pada layanan dan Sprawling areas memiliki waktu Sprawling areas memiliki kualitas dan
memungkinkan physical fasilitas kesehatan karena kurang respon gawat darurat yang aksesibilitas yang lebih rendah pada
distancing/menjaga jarak informasi dan kendala keuangan lebih lambat fasilitas kesehatan

Sebagian besar bekerja di sektor informal Sprawling meningkatkan jarak tempuh Sprawling mengurangi batas alami antara
Akses Air Minum dan Sanitasi yang
sehingga tidak memiliki privilege untuk dan memiliki konektivitas rendah, lebih manusia dan spesies inang potensial,
buruk, mempersulit praktik PHBS
work from home, dan tidak memiliki lama berada di luar rumah, lebih tinggi menciptakan kondisi yang ideal bagi
sebagai upaya pencegahan
financial buffer risiko terpapar penyebaran penyakit

Penduduk tanpa akses terhadap rumah yang aman, layak Ketimpangan dan pertumbuhan perkotaan yang tidak
dan terjangkau, memiliki risiko lebih tinggi terhadap terkendali telah membentuk perkotaan menjadi tak berbentuk:
Covid-19 amorf dan menyerupai amoeba

Kota Pascapandemi akan menjadi lebih timpang tanpa upaya yang berarti dari seluruh pihak
untuk mewujudkan perkotaan yang lebih inklusif dan berkelanjutan

Slide - 7
Covid-19: Potret Kewilayahan
Peta Total Kasus Positif Covid-19

58,47% 74,47%
Total kasus positif setara 2.462.698 dari Total kasus positif setara 1.832.172 dari 2.462.698 yang
4.211.806 kasus terjadi di Wilayah Metropolitan terjadi di perkotaan, berlokasi di Wilayah Metropolitan
dan Perkotaan per 29 Agustus 2021 (kota inti serta kota/kabupaten penyangga)

Proporsi ini menurun dibandingkan tahun lalu Tingginya konsentrasi ini diduga erat kaitannya dengan masih Peta Rasio Kasus/100.000 Penduduk
(12 Desember 2020) sebesar 66,70% setara banyaknya Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), penuh sesak
425.897 dari 638.557 kasus positif (overcrowding), dan Kawasan kumuh di Metropolitan

Pertumbuhan kasus positif Covid-19 Kabupaten Disisi lain, tren pergeseran peningkatan kasus Covid-19 ke
di luar wilayah metropolitan, 1,5x lebih cepat wilayah non-perkotaan akan memberikan tekanan bagi sistem
dibandingkan pertumbuhan kasus di wilayah pelayanan kesehatan yang relatif lebih terbatas. Termasuk bagi
Metropolitan dan Perkotaan daerah luar jawa, khususnya yang memiliki jumlah kasus positif
per 100.000 penduduk relatif lebih tinggi
3.000.000 100,00%
2000000 6000
4.868,35 1.749.108
90,00% 1800000 5000
2.500.000 1600000
80,00% 3.338,74 3.398,57 4000
1400000 2.674,52
66,70% 70,00% 1200000
1.182.734 2.441,70 3000
2.000.000 1.919,70
58,47% 1000000 1.379,44 2000
60,00% 1.191,16

800000 1000
187,63 54,33 102,56 122,43 112,98 91,93 57,14 43,32
1.500.000 50,00% 600000
0
400000 309.593
40,00% 186.125
200000 340.990 122.338 -1000
1.000.000 308.448 12.470
30,00% 0 -2000
Kota Inti

Kota Besar
Metropolitan tunggal

Kota Kecil
Kota Sedang
Kabupaten Penyangga

Kota Penyangga

Perdesaan/Perkotaan di Kabupaten
20,00%
500.000
10,00%
5.730,78 Ha
Luas area Kawasan Kumuh di
- 0,00% 10 Kota Inti Metropolitan
Desember 2020 Agustus 2021 setara 8,6x luas wilayah
Provinsi DKI Jakarta
% Case in Metro & Cities Other District
Wilayah Metropolitan Kota Lain Kabupaten
(Baseline District) Metro & Cities
Sumber: KawalCovid19.id (diolah Bappenas, 2021)Susenas,
Total Cases Deaths/100k Cases/100k Badan Pusat Statistik, 2019 Data KOTAKU, 2017
Slide - 8
Kebijakan Perkotaan Nasional
Dimensi Misi KPN 2045 Visi KPN 2045
Spasial Misi 1: Mewujudkan sistem perkotaan nasional yang
seimbang, menyejahterakan dan berkeadilan
Sosial
“Inklusif” Misi 2: Mendorong perkotaan yang
layak huni, inklusif dan berbudaya

Misi 3: Mendorong perkotaan yang


KPN maju dan menyejahterakan
global-
Misi 4: Mendorong perkotaan yang
lokal hijau dan tangguh Perkotaan
Ekonomi
“Kompetitif”
Lingkungan
“Hijau” Misi 5: Mewujudkan Tata Kelola Perkotaan yang Berkelanjutan
Transparan, Akuntabel, Cerdas, dan Terpadu
2045
Instrumen
Regulasi Kelembagaan Pembiayaan
Perencanaan Transparan, Akuntabel, Perencanaan
Kerangka Implementasi terpadu antarkota Responsif; Efisiensi penganggaran
dan antarwilayah; pengelolaan dengan pembiayaan yang
Regulasi Kelembagaan Pembiayaan NSPK Pengelolaan penggunaan teknologi terintegrasi
Perkotaan informasi
Pendekatan Cerdas

Slide - 9
Arah Kebijakan Perkotaan Nasional 2045
Kebijakan Perkotaan Nasional 2020-2045
Misi 1: Mewujudkan sistem perkotaan nasional yang Misi 2: Mendorong perkotaan yang layak huni, inklusif dan
seimbang, menyejahterakan dan berkeadilan berbudaya
• penguatan pusat kegiatan nasional/metropolitan yang berdaya saing • perwujudan kawasan permukiman yang layak untuk semua
global • peningkatan akses sistem transportasi dan mobilitas perkotaan
• pengembangan kota sedang, kota besar, dan metropolitan di luar Jawa bagi semua
yang terkoneksi dengan baik • penyediaan layanan sosial dasar untuk semua
• pengembangan pusat pemerintahan nasional yang baru
• peningkatan lingkungan perkotaan yang aman dan tentram
• pengembangan keterkaitan desa-kota yang tidak eksploitatif dan saling
• perlindungan dan pemeliharaan warisan budaya dan alam
menguntungkan
• penerapan sempadan pertumbuhan perkotaan secara tegas
• pengembangan budaya berkota yang bertanggungjawab

Misi 3: Mendorong perkotaan yang Misi 4: Mendorong perkotaan Misi 5: Mewujudkan Tata Kelola Perkotaan
maju dan menyejahterakan yang hijau dan tangguh Transparan, Akuntabel, Cerdas, Terpadu

• peningkatan produktivitas ekonomi, • penyediaan dan pemanfaatan energi • pengembangan kerangka regulasi perkotaan
lapangan kerja layak, dan peluang terbarukan dan berkelanjutan yang terpadu
penghidupan di perkotaan • penyediaan RTH dan ruang publik • pengembangan kerangka pendanaan
• penciptaan kondisi dan ruang kota yang • pemanfaatan SDA berkelanjutan dan pembangunan yang inovatif dan berkelanjutan
kondusif bagi tumbuhnya usaha dan pengendalian pencemaran lingkungan • peningkatan kapasitas kelembagaan perkotaan
di tingkat nasional dan daerah
investasi • peningkatan ketangguhan kota
• pemanfaatan pengembangan pengetahuan
• pemberdayaan sektor ekonomi informal di terhadap perubahan iklim dan risiko
dan teknologi secara cerdas
perkotaan bencana

10
3 Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMN) 2020-2024

11
Amanat RPJPN 2005-2025
Visi RPJPN 2005-2025 Pembangunan Perkotaan menjawab
Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur Misi 5 dan Strategi 5-8 RPJPN 2005-2025

1
Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah
(1-4 ..) Tiga Kata Kunci:
5. Pembangunan Kota-Kota Metropolitan, Besar,
pancasila
Menengah, dan Kecil diseimbangkan
a. Struktur Perekonomian
2 Mewujudkan bangsa yang berdaya saing pertumbuhannya dengan mengacu pada yang Kokoh
sistem pembangunan perkotaan nasional
3 Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum
6. Pengendalian pertumbuhan kota-kota besar
b. Keunggulan Kompetitif
4 Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu dan metropolitan dalam suatu sistem wilayah Wilayah Perkotaan
pembangunan metropolitan yang kompak,
5 Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan nyaman, efisien dalam pengelolaan serta c. SDM Berkualitas
mempertimbangkan pembangunan yang
6 Mewujudkan Indonesia asri dan lestari berkelanjutan
7. Percepatan pembangunan kota-kota kecil dan Untuk pencapaian tujuan
Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang
7
mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional
menengah, terutama di luar Pulau Jawa RPJMN IV
8. Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di
8 Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan wilayah perkotaan dan wilayah perdesaan
dunia internasional
(9-21 ...)

RPJMN I: 2005-2009 RPJMN II: 2010-2014 RPJMN III: 2015-2019 RPJMN IV: 2020-2024
PENTAHAPAN &

Memantapkan penataan Memantapkan pembangunan secara Mewujudkan masyarakat Indonesia yang


Menata kembali NKRI,
kembali NKRI, meningkatkan menyeluruh dengan menekankan mandiri, maju, adil, dan makmur melalui
membangun Indonesia yang
PRIORITAS

kualitas SDM, membangun pembangunan keunggulan percepatan pembangunan di berbagai bidang


aman dan damai, adil dan
kemampuan IPTEK, kompetitif perekonomian berbasis dengan struktur perekonomian yang kokoh
demokratis, dengan tingkat
memperkuat daya saing SDA, SDM yang berkualitas serta berlandaskan keunggulan kompetitif didukung
kesejahteraan yang lebih baik
perekonomian kemampuan IPTEK oleh SDM berkualitas dan berdaya saing

12
Tema & Prioritas
RPJMN 2020-2024
Tema RPJMN IV 2020-2024: Indonesia Berpenghasilan
Menengah-Tinggi yang Sejahtera, Adil dan Berkesinambungan

1. Memperkuat Ketahanan 2. Mengembangkan Wilayah untuk 3. Meningkatkan SDM

RPJMN
Ekonomi untuk Pertumbuhan Mengurangi Kesenjangan dan berkualitas dan berdaya saing
yang Berkualitas Menjamin Pemerataan

2020-2024
4. Revolusi Mental dan 5. Memperkuat Infrastruktur 6. Membangun Lingkunagn
Pembangunan Mendukung Pengambangan Hidup, Meningkatkan
Kebudayaan Ekonomi dan Pelayanan Dasar Ketahanan Bencana dan
Perubahan Iklim

Pengembangan Kawasan Perkotaan


ialah salah satu Kegiatan Prioritas pada
7. Memperkuat Stabilitas Prioritas Nasional 2: Pengembangan Wilayah
Polhukhankam dan
Transformasi Pelayanan Publik
13
Sasaran & Arah Kebijakan
Pembangunan Kewilayahan
SASARAN ARAH KEBIJAKAN
Meningkatnya 1. Pembangunan desa terpadu dan pengembangan kawasan perdesaan,
Pemerataan kawasan transmigrasi, kawasan perbatasan, dan daerah tertinggal
antarwilayah (KBI-KTI, 2. Peningkatan peran dan efisiensi pelayanan kota kecil – menengah untuk
Jawa-luar Jawa) meningkatkan sinergi pembangunan perkotaan dan pedesaan;
LOKUS

3. Optimalisasi pengembangan pusat-pusat pertumbuhan wilayah (KEK, KI,


Meningkatnya KPBPB, Destinasi Wisata, dan kawasan lainnya yang telah ditetapkan)
Keunggulan Kompetitif 4. Optimalisasi Wilayah Metropolitan (WM) dan kota besar di luar Jawa, dan
Pusat-pusat Peningkatan Kualitas Lingkungan Wilayah Metropolitan di Jawa
Pertumbuhan Wilayah 5. Pengembangan rencana pemindahan Ibukota ke luar pulau Jawa ke posisi
yang lebih seimbang secara spasial dan ekonomi;

Meningkatnya Kualitas 6. Peningkatan tata kelola dan kapasitas pemerintah daerah dan pemerintah
dan Akses Pelayanan desa (kelembagaan, keuangan dan SDM Aparatur)
Dasar, Daya Saing serta 7. Penataan pola hubungan pusat-daerah, pengembangan kerjasama antar-
Kemandirian Daerah daerah, pola-pola kolaborasi multipihak, dan menghasilkan inovasi daerah;
FOKUS

8. Penegakan rencana tata ruang yang berbasis mitigasi bencana melalui


peningkatan efektivitas instrumen pengendalian pemanfaatan ruang,
Meningkatnya Sinergi 9. Penyelesaian tumpang tindih perizinan pemanfaatan ruang melalui
Pemanfaatan Ruang pelaksanaan Kebijakan Satu Peta;
Wilayah 10. Peningkatan kepastian hukum hak atas tanah
11. Penyediaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum melalui
pembentukan bank tanah
14
Lokasi Prioritas Perkotaan
1
dalam RPJMN 2020-2024
1 2 TOTAL
3
1 Ibu Kota Negara
1 28
4 2 4 Kota Baru

6 10 Wilayah Metropolitan
2
10
5 3 4 25
2 29 3 52 Kota
26 11 Besar/Sedang/Kecil
7 35
1 1 10 30
3 4
5
11
27 34
2 37
Wilayah Sumatera 8
9 10
Wilayah Metropolitan 8 31 36
1. WM Medan 32 33
2. WM Palembang 9
6 4
Kota Besar 12
13 3
1. Kota Padang 1 15
4 16 17 5 6
2. Kota Pekanbaru 14
3. Kota Batam 18 7 20 21 2223
19 8
4. Kota Tanjungpinang
5. Kota Jambi 7 9
6. Kota Bandarlampung
24
Kota Sedang
1. Kota Banda Aceh Wilayah Jawa-Bali Wilayah Nusa Tenggara Wilayah Sulawesi Wilayah Maluku Wilayah Papua
2. Kota Lhokseumawe
3. Kota Langsa Wilayah Metropolitan Kota Sedang Kota Besar Kota Sedang Wilayah Metropolitan Kota Baru Kota Baru
4. Kota Pematangsiantar 3. WM Jakarta 12. Kota Cilegon 9. Kota Mataram 24. Kota Kupang 9. WM Makassar 3. Kota Baru Sofifi 4. Kota Baru Sorong
5. Kota Gunungsitoli 4. WM Bandung 13. Kota Serang 10. WM Manado
6. Kota Dumai 5. WM Semarang 14. Kota Sukabumi Wilayah Kalimantan Kota Sedang Kota Sedang Kota Sedang
7. Kota Bukittinggi 6. WM Surabaya 15. Kota Cirebon
Ibu Kota Negara (IKN) Kota Besar 29. Kota Gorontalo 35. Kota Ternate 37. Kota Jayapura
8. Kota Bengkulu 7. WM Denpasar 16. Kota Tegal
10. Kota Balikpapan 30. Kota Palu 36. Kota Ambon
9. Kota Lubuklinggau 17. Kota Pekalongan
Kota Baru 11. Kota Samarinda 31. Kota Parepare
10. Kota Prabumulih 18. Kota Magelang Kota Kecil
1. Kota Baru Maja Wilayah Metropolitan 32. Kota Palopo
11. Kota Pangkalpinang 19. Kota Yogyakarta Kota Sedang 4. Kota Tual
8. WM Banjarmasin 33. Kota Kendari
Kota Besar 20. Kota Kediri 25. Kota Singkawang 34. PKW Mamuju
Kota Kecil 7. Kota Surakarta 21. Kota Batu 26. Kota Pontianak
1. Kota Sabang 8. Kota Malang 22. Kota Pasuruan Kota Baru 27. Kota Palangkaraya
2. Kota Sibiolga 23. Kota Probolinggo 2. Kota Baru Tanjungselor 28. Kota Tarakan
3. Kota Solok 15
A. Pro-PN dan Major Project: Pengembangan
Wilayah Metropolitan (WM) Status Dokumen KSN/WM

WM
Keterangan:
WM Medan
MDN Materi
WM Manado
(MDN) (MND) PLG Teknis RTR
KSN

Luar Jawa
BJM Perpres
WM Palembang WM Banjarmasin
(PLG) DPR RTR KSN
(BJM)
WM Makassar
(MKS)
MKS MPDP
WM JakartaWM Semarang MND
(JKT) (SMG)
WM Surabaya
(SBY) JKT Tercapai
WM Bandung Keterangan:
(BDG) BDG Dalam

Jawa
WM Denpasar Proses
(DPR) Wilayah Metropolitan (WM) SMG
WM Major Project 2020-2024
SBY

ISU STRATEGIS SASARAN STRATEGI

• Rendahnya kontribusi ekonomi • Pengembangan 6 WM di luar Jawa sebagai • Peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan
dari urbanisasi pusat-pusat pertumbuhan wilayah dasar: air minum, sanitasi, perumahan, energi
• Masih rendahnya pemenuhan • Peningkatan kualitas 4 WM di Jawa dengan • Peningkatan konektivitas wilayah
pelayanan dasar tetap mempertahankan pertumbuhan • Perbaikan data statistik metropolitan
• Belum adanya kelembagaan ekonomi dan meningkatkan daya dukung • Perumusan kerangka regulasi, kelembagaan dan
pengelolaan WM lingkungan pendanaan 16
Major Project
Pengembangan Manfaat: Target 2024: Sasaran:
• Menciptakan pusat-pusat • Peningkatan Perencanaan dan
Wilayah Metropolitan (WM)
pertumbuhan wilayah baru di luar Jawa kontribusi PDRB WM Pembangunan
Palembang, Denpasar, • Meningkatnya kontribusi PDRB WM di di luar Jawa Pelayanan Dasar serta
Banjarmasin, Makassar Luar Jawa • Peningkatan IKB WM Infrastruktur Perkotaan
Rp 222,92 T • Meningkatnya Indeks Kota dan kabupaten/kota yang Terintegrasi di
(APBN, KPBU, Swasta) Berkelanjutan (IKB) WM di dalam WM WM

Lokasi Prioritas dan Highlight Proyek K/L


Palembang Denpasar Banjarmasin Makassar
Pusat perdagangan dan Pengembangan sektor Pengembangan sektor
Pengembangan sektor
jasa, simpul produksi & kehutanan & agroindustri, perikanan, MICE,
pariwisata, pertanian dan
distribusi serta perluasan memperkuat keterkaitan perdagangan-jasa, pusat
lindung; memperkuat
kegiatan hilirisasi industri dengan pusat distribusi; memperkuat
keterkaitan dengan pusat
dan pertanian. pertumbuhan di sekitar. keterkaitan dengan pusat
pertumbuhan di sekitar.
pertumbuhan di sekitar.
Kota Palembang, Kab. Banyuasin, Kota Denpasar, Kab. Badung, Kab. Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kota Makassar, Kab. Takalar, Kab.
Kab. Ogan Ilir, Kab. Ogan Komering Gianyar, Kab. Tabanan Kab. Banjar, Kab. Barito Kuala, Kab. Maros, Kab. Gowa
Ilir Tanah Laut
Highlight Proyek K/L: Highlight Proyek K/L:
Highlight Proyek K/L:
• Pengembangan Sistem Angkutan Umum • Pembangunan Dermaga Bedugul Highlight Proyek K/L: • Perkeretaapian Makassar Pare-Pare
Massal (SAUM) berbasis Jalan (Kemenhub) Tabanan Tahap V (Kemenhub) • Penataan Bangunan Kawasan Cagar (KPBU)
• PLTS Atap - Provinsi Sumatera Selatan • Sarana Ruang Kreatif yang Difasilitasi Budaya dan Permukiman Tradisional • Pusat Pengembangan Keahlian / Skill
(KemenESDM) (Kemenparekraf) (KemenPUPR) Development Center (SDC)
• Metropolitan Statistical Area (BPS) • Bendungan Sidan yang • PLTS Atap - Provinsi Kalimantan Selatan (Kemennaker)
• Pengendalian banjir Sungai Lambidaro- dibangun((KemenPUPR,) (KemenESDM) • Pengembangan SAUM berbasis Jalan
Sekanak yang dibangun - Provinsi • Pengembangan Sistem Angkutan Umum • Bendungan Riam Kiwa yang dibangun dan Rel (Kemenhub)
Sumatera Selatan (KemenPUPR) Massal berbasis Jalan (Kemenhub) (KemenPUPR) • Air Baku Bendungan Karalloe yang
• Pembangunan Pelabuhan Tg. Carat • PLTS Atap - Provinsi Bali(KemenESDM) • Pengembangan Sistem Angkutan Umum dibangun (KemenPUPR)
(Kemenhub) Massal berbasis Jalan (Kemenhub) • PLTS Atap - Provinsi Sulawesi Selatan
• Sarana Ruang Kreatif yang Difasilitasi (KemenESDM)
(Kemenparekraf) 17
B. Pro-P dan Major Project: Pembangunan Kota Baru
Pembangunan Manfaat: Target 2024: Sasaran: STATUS KOTA BARU
Percepatan penetapan
Kota Baru • Meningkatnya IKB untuk • Pelaksanaan kegiatan
DOKUMEN
Matek Perda MPDP-
Kota Baru dalam Renaksi Kota Baru Perda RDTR dan RDTR RDTR DED Renaksi
Maja, Tanjung Selor, • Sebagai percontohan • Peningkatan IKB untuk pelaksanaan kegiatan
Sofifi, Sorong pengembangan kota publik Kab. Lebak (Maja), Kab. pembangunan sesuai
KOTA BARU
inklusif yang terencana dan Bulungan (Tanjung Renaksi, mendorong
Rp. 134,63 T sinergi pembangunan
pengelolaan pembangunan Selor), Kota Tidore MAJA
(APBN, Badan Usaha, perkotaan yang Kepulauan (Sofifi) dan serta pembiayaan
Swasta) Kota Sorong (Sorong) infrastruktur. TJ SELOR
berkelanjutan
SOFIFI
Keterangan: Tercapai Dalam Proses SORONG

Lokasi Prioritas dan Highlight Proyek K/L

MAJA TANJUNG SELOR SOFIFI SORONG


Sebagai pusat Optimalisasi pusat Sebagai pusat pelayanan
Percontohan pemerintahan provinsi dan
pengembangan compact pemerintahan Provinsi untuk mendukung KEK
pusat pelayanan bagi dan untuk mendorong Sorong, KSPN Raja
city, sebagai opsi lokasi wilayah perbatasan negara
lahan termurah dan pengembangan pusat Ampat dan wilayah
serta untuk mendukung kegiatan baru perbatasan negara.
terdekat dari Jakarta. PKN Tarakan.
Highlight Proyek K/L Highlight Proyek K/L Highlight Proyek K/L Highlight Proyek K/L
• Be Creative District (Kemenparekraf, • Jalan Strategis (ProPN) - BTS. BULUNGAN • Pengaman Pantai Sofifi yang dibangun - • Pusat Pengembangan Keahlian / Skill
Badan Usaha) - TJ. SELOR (KemenPUPR) Provinsi Maluku Utara (Kementerian Development Center (SDC) (Kemennaker)
• Pembangunan PSU Perumahan Bagi • PLTS Atap - Provinsi Kalimantan Utara PUPR) • Masterplan Smart City (Kemenkominfo)
MBR (KemenPUPR) (KemenESDM) • PLTS Atap - Provinsi Maluku Utara • PLTS Atap - Provinsi Maluku Utara
(KemenESDM) (KemenESDM)
• Pengembangan Bandar Udara Kuabang • Pembangunan Pelabuhan
Kao - PN - Kab. Halmahera Utara Penyeberangan Klademak Kota Sorong
(Kemenhub)
Tahap III - SBSN (Kemenhub)

18
C. Pro-P dan Major Project: Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN)
Manfaat: Tahapan Pembangunan
Pembangunan IKN • Memberikan akses yang lebih merata
Kab. Penajam Paser bagi NKRI
Utara, • Mendorong pemerataan
pembangunan ke luar Jawa
Kutai Kartanegara • Reorientasi pembangunan dari Jawa- 2021-2024 2025-2029 2030-2045
(19,2% APBN, 54,4% sentris menjadi Indonesia-sentris Istana, Perkantoran, Diplomatic Compound, Universitas, Metropolitan,
KPBU, 26,4% Swasta) • Membangun kota percontohan masa Perumahan ASN/TNI/Polri, Science and Technopark, High Tech Wilayah
depan yang best on earth Markas Besar, Fasilitas and Clean Industries, R&D Center, Pengembangan
Pendidikan, Kesehatan, MICE, Sport Center, Museum, terkait dengan
Visi IKN Peribadatan, Taman Budaya, Shopping Mall, National Park, provinsi sekitarnya
Konservasi Orang Utan, Perumahan Non ASN, Pangkalan
Botanical Garden Militer

Sasaran 2020-2024

• 2020: Penyiapan Regulasi dan Kelembagaan, Penyusunan


Master Plan, dan Perencanaan (RTR KSN, RDTR), pengadaan
lahan untuk jalan akses menuju IKN.
• 2021: Pengadaan Lahan, Penyusunan DED Kawasan, Ground
Breaking Pembangunan Ibu Kota Negara Baru
• 2022: Pembangunan Istana Negara, TNI/POLRI, Perkantoran,
Sarana Prasarana Dasar Penunjang
• 2023: Pembangunan Perkantoran, Rumah Dinas, Sarana
Pendidikan & Kesehatan, serta Sarpras Dasar Penunjang
Kebutuhan Kerangka Regulasi: • 2024: Pembangunan Lanjutan dan Awal Pemindahan ke Ibu
Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara Kota Negara Baru
19
D. Pro-P: Pengembangan Kota Besar, Sedang, Kecil
LOKASI PRIORITAS: 52
KOTA MANFAAT:
• Sebagai pusat kegiatan dan pelayanan untuk
mendukung pengembangan kawasan strategis
Sabang
ekonomi, seperti KI, KEK, KSPN.
Banda Lhokseumaw
e • Sebagai pusat pelayanan untuk pemerataan
Aceh Langsa
Tarakan
pembangunan ke kawasan perdesaan,
pedalaman, kawasan transmigrasi, dan kawasan
Pematangsianta perbatasan.
Sibolg r
Dumai Batam
Gunungsitoli a Ternate
Pekanbaru Tanjung Singkawang Gorontalo
Bukittingg Pinang
Pontianak Samarinda
i
Padang Solok
Jambi Palu
Pangkal Pinang Palangka Balikpapan
Raya Mamuju
Lubuk
Palopo Jayapura
Linggau
Ambo
Bengkulu Prabumulih Kendari
n
KETERANGAN: Parepare
Bandar Lampung
Tual
Kota Besar Cilegon
Serang Cirebon
Kota Sedang Pekalonga
Tega n Kediri
Kota Kecil Sukabumi l Magelang Pasuruan
Surakarta Probolingg
Yogyakarta BatuMalang o Mataram

STRATEGI: Kupang

• Peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan


dasar: air minum, sanitasi, perumahan, energi
Kota Besar, Sedang, dan Kecil masih terkonsentrasi di Kawasan Barat Indonesia
• Peningkatan konektivitas wilayah
(KBI). Kota-kota sedang dan kecil di KTI diharapkan dapat berkembang secara
• Penguatan keterkaitan dengan kawasan perkotaan optimal untuk mengurangi beban pelayanan di kawasan perkotaan yang lebih 20
yang lebih besar atau di bawahnya besar serta mendorong pertumbuhan wilayah secara lebih merata.
4 Agenda Transformasi Perkotaan
Nasional ke Depan

21
Umum
Transformasi Definisi Perkotaan menjadi acuan normatif bagi Pemerintah dalam hal menetapkan
Kawasan Perkotaan untuk Pembangunan dan Pelayanan Perkotaan, Tata
Derajat Urbanisasi: dari Dikotomis menuju Kontinuum Kelola Perkotaan, Penyelenggaraan Perkotaan, dan Pengendalian Perkotaan.

Tidak ada Kriteria Rentang Jumlah Penduduk dalam 1 hamparan


Sebaran lahan Ukuran Penduduk
500 – 4.999 5.000 – 49.999 > 50.000
terbangun
>1500 Gugus Perkotaan Pusat
permukiman Kepadatan penduduk

Kepadatan Penduduk/km2
berkepadatan tinggi Perkotaan
setiap satu kilometer
Kriteria )

persegi lahan terbangun >=300 Suburban Gugus Gugus Perkotaan


(peri-urban) perdesaan kepadatan sedang
Jumlah
>=50 Perdesaan
penduduk
Unit Spasial Terkecil kepadatan rendah
(Administrasi Desa/ Kelurahan) <50 Perdesaan
* Penyediaan data dasar disediakan oleh BIG dan BPS kepadatan sangat
Derajat Urbanisasi rendah

Ilustrasi Penerapan Klasifikasi Grid Tingkat II di Perkotaan Bukittinggi


Pusat Cities Cities
Pusat Perkotaan

Inti
Perkotaan Kota Kota

Perkotaan
Gugus Perkotaan Kepadatan Tinggi Kotapraja padat

Kawasan

Kawasan Perkotaan
Gugus Towns
Gugus Perkotaan Kepadatan Sedang Kotapraja sedang

Fungsional (FUA)
Perkotaan Kotapraja

Zona Komuter
Suburban/Peri Urban Suburban/Peri Urban
Gugus Perdesaan Desa
Village
Bentuk

Perdesaan Perdesaan Kepadatan Rendah Kws. Perdesaan Menyebar


Desa
Perdesaan Kepadatan Sangat Rendah Kws. Hampir tidak berpenghuni

Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi Unit Spasial Terkecil Klasifikasi


Grid Tingkat I Grid Tingkat II (Administrasi Desa/Kelurahan) Agregat

Perkotaan dan Perdesaan tidak dilihat sebagai


entitas yang dikotomis tetapi sebagai kontinum:
derajat urbanisasi (degree of urbanisation)
Transformasi Pelayanan
Pendekatan yang lebih Holistik dan Kolaboratif
Pelayanan Perkotaan Bentuk Layanan Kriteria Pelayanan
Kualitas sosial budaya Pelayanan Perkotaan wajib memenuhi
Pelayanan perkotaan masyarakat pengadaan barang, termasuk Pengadaan jasa termasuk
kriteria, subkriteria, indikator dan
bertujuan untuk memenuhi pengadaan Prasarana dan Sarana layanan jasa pemerintahan.
ambang batas yang ditentukan.
kebutuhan masyarakat Produktivitas sosial ekonomi
sebagai jaminan Pemerintah
Kualitas lingkungan di
agar tercapai peningkatan
perkotaan Layak Huni
Kebutuhan Individu

Kebutuhan Rumah Tangga


Inklusif
Jenis Pelayanan Kebutuhan Komunal

Kebutuhan Skala Perkotaan


Kebutuhan sesuai Berbudaya
karakteristik dan visi

Maju
Penyediaan Pelayanan Perkotaan 1.
1 Solar PV Rooftop,
1 2.
2 Vertical Farming &
Pemerintah
Urban Farming, serta
Penyedia Layanan Masyarakat 3.
3 Rainwater Harvesting Sejahtera

Pelaku Usaha
Menjadi salah satu bentuk
Rencana spasial/aspasial peran masyarakat tidak
3 Hijau
provinsi/kab/kota
hanya sebagai penerima
Penyediaan Layanan Sistem Pelayanan 2 layanan tetapi juga
terintegrasi dengan: Perkotaan
penyedia layanan atau
Standar teknis sesuai Prosumers Tangguh
peraturan yg berlaku
Transformasi Tata Kelola
Penguatan Peran Masyarakat sebagai Unsur Pemangku Kepentingan Perkotaan
Tata Kelola Perkotaan Unsur Pemangku Kepentingan
Tata Kelola Perkotaan bertujuan untuk terwujudnya Pembangunan dan
Pelayanan Perkotaan secara efektif, efisien, inovatif dan cerdas

Kota untuk semua, mengedepankan perlindungan


kepada kelompok marginal dan rentan Pemerintah Pusat

mengedepankan peran serta semua pihak/unsur Pemerintah Pemerintah Daerah Provinsi


Pendekatan pelaksana secara kolaboratif dalam
pembangunan & penyelenggaraan perkotaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Pendekatan cerdas yang mendorong inovasi dan


solusi cerdas melalui tata kelola perkotaan yang
tangkas
Pelaku Usaha
Prinsip Tata Kelola
Transparan

Partisipatif Warga Perkotaan


Prinsip
Akuntabilitas Masyarakat Penduduk Perkotaan
Keadilan
Orang yang beraktivitas atau
memperoleh pelayanan perkotaan
Kolaborasi Stakeholder
Tata Kelola
Perkotaan Konflik dan Perubahan Iklim meningkatkan laju migrasi, pencari
merupakan suaka, dan pengungsi perkotaan termasuk di Indonesia. Mengakui
kolaborasi kedudukan dan peran tidak hanya warga negara tetapi juga
antarpemangku penduduk termasuk migran, pengungsi dan pencari suaka akan
kepentingan Pemerintah Pelaku Usaha Masyarakat mencegah marginalisasi serta memperkuat kohesi sosial perkotaan
Climate-resilient cities should be migrant-friendly cities
Dilaksanakan melalui pengaturan mengenai kedudukan & peran serta
Transformasi Data dan Informasi
Sebagai Fondasi Perkotaan Cerdas dan Berkelanjutan
Sistem Informasi Perkotaan Data dan Informasi Perkotaan Ragam Data dan Informasi Perkotaan
Dasar Penyelenggaraan Data dan informasi spasial yang mengacu
Kementerian/Lembaga Bentuk
• Mewujudkan arah pembangunan perkotaan pada ketentuan Kebijakan Satu Peta dan/atau
• Melaksanakan tata kelola perkotaan yang baik Portal Data Terpadu yang mengacu pada
• Melaksanakan pemantauan, evaluasi, Pemerintah Daerah
Sumber ketentuan Kebijakan Satu Data Indonesia
pengendalian (SDI).
• Menyediakan informasi terpadu skala nasional Pelaku Usaha
Data dan informasi aspasial yang berkaitan
Tujuan Penyelenggaraan Masyarakat dengan Perkotaan
• Menjamin keterbukaan informasi publik
• Menjamin pertanggungjawaban Data Ragam data & informasi tersedia seminimalnya terdiri dari
pembangunan Jenis
• Menjamin partisipasi masyarakat untuk Mahadata Data dan informasi yang diperlukan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan menentukan deliniasi Perkotaan
• Menjamin tersedianya wadah edukasi dan
pembentukan masyarakat perkotaan yang Dapat dipertanggungjawabkan
Data dan informasi terkait kriteria Pelayanan
berkarakter, berbudaya dan memiliki
Akurat Perkotaan yang layak huni, inklusif, berbudaya
kepedulian atas keberlanjutan perkotaan dan
lingkungannya
• Menjamin tersedianya data dan informasi Mudah diakses Data dan informasi terkait kriteria Pelayanan
terpadu untuk mewujudkan arah Kriteria Perkotaan yang maju dan sejahtera
pembangunan perkotaan Mutakhir
Data dan informasi terkait kriteria Pelayanan
Terpadu Perkotaan yang hijau dan tangguh

Dapat dibagipakaikan Data dan informasi terkait Penyelenggaraan


Perkotaan dan Pengendalian Perkotaan
Pembaharuan data dan informasi Perkotaan
dilakukan oleh Pemerintah secara berkala dan
berkesinambungan untuk dapat memenuhi kriteria
data dan informasi
Pelaku usaha bidang transportasi
merupakan salah satu contoh mitra
potensial dalam pengembangan mahadata
perkotaan di Indonesia
Transformasi Penyelenggaraan
Penguatan Keterpaduan Pengelolaan dan Inovasi Perkotaan
Penyelenggaraan Perkotaan Perencanaan
Muatan Reformasi Perencanaan Terintegrasi
Pengaturan
Perencanaan Perkotaan memuat: Perencanaan Perkotaan berpedoman pada:
penyelenggaraan Perencanaan • rencana pengadaan, • Tujuan pembangunan perkotaan
pengelolaan Perkotaan
• pemanfaatan, • Kebijakan pembangunan perkotaan
dilaksanakan dengan
• pelayanan,
tujuan untuk memastikan
Kelembagaan • pemeliharaan, dan Rencana Rencana
terlaksananya
• pengembangan untuk setiap aspek Pembangunan Integrasi Pembangunan
pembangunan Kawasan
pembangunan. Spasial Aspasial
Perkotaan antarsektor,
antarterritorial dan Pendanaan dan Sistem Pembiayaan ( mencakup rencana transsektoral yang
antarpemangku Hasil Harmonisasi (long list 5 tahun, berisi daftar kegiatan, PJ,
terpadu baik dalam program, tahapan,
kepentingan indikasi skema pendanaan, linimasa) >> diprioritisasi
pengelolaan kelembagaan maupun
pendanaan dan/atau pembiayaannya berdasarkan relevansi, kesiapan, dan skala dampak

Tipologi Penyelenggaraan Perkotaan Kelembagaan Pendanaan & Sistem Pembiayaan


Tingkatan Integrasi Rencana Pembangunan dan Dalam rangka Penyelenggaraan Pendanaan dan sistem pembiayaan dimaksudkan untuk
Rencana Tata Ruang menurut tipologi Perkotaan yang kolaboratif dilakukan memastikan ketersediaan dana, mengurangi ketergantungan
melalui Perkotaan pada APBN dan/atau APBD, meningkatkan kualitas
Pusat Provinsi Kab/Kota
tata kelola dan belanja daerah serta meningkatkan kemandirian
Bagian wilayah
a Koordinasi dan sinkronisasi Daerah
kota otonom b Pembentukan Kelembagaan Pendanaan Sistem Pembiayaan
• APBN/APBD Pengembangan sistem pembiayaan
• Masyarakat • Pengerahan dan pemupukan dana dari
Bagian wilayah Provinsi Kawasan Lingkungan masyarakat (obligasi/crowdfunding)
• Pelaku usaha
kabupaten
Organisasi • Sumber lain yang sah dapat • Lembaga keuangan bank/bukan bank
• Unit/ • Forum Masyarakat dipertanggung jawabkan, • Dana lainnya yang tidak bertentangan
tidak bertentangan dengan dengan aturan, dapat dipertanggung
Lintas dalam bidang/ Kerjasama • Unit
bagian Lingkungan aturan dan tidak merugikan jawabkan dan memiliki risiko gagal bayar
satu provinsi • Badan
kepentingan umum yang rendah
dari OPD Pengelola
eksisting
• Badan
Lintas dua/ • Badan Otorita
lebih provinsi baru
Pertimbangan Kebutuhan, Kompleksitas, Ketentuan Pendanaan dan Sistem Pembiayaan mengacu pada peraturan
Eksternalitas, Efisiensi dan Efektivitas perundang-undangan yang berlaku.
Transformasi Pengendalian
Lebih dari Pemantauan dan Evaluasi Perkotaan

Pengendalian Perkotaan

Penyelenggaraan Perkotaan SuroboyoBus Botol merupakan contoh mekanisme insentif


bagi masyarakat dengan memberikan tiket gratis yang ditukar
Umpan Balik

Umpan Balik
dengan sampah botol plastik. Hal ini dapat mendorong
perubahan perilaku untuk lebih memaksimalkan pemanfaatan
transportasi publik dan meningkatkan daur ulang plastik.
Pengendalian

Perkembangan Capaian kinerja Pelaksanaan Pelaksanaan


bentuk Kawasan Pembangunan dan Tata Kelola Penyelenggaraan
Perkotaan Pelayanan Perkotaan Perkotaan Perkotaan

Ruang Lingkup Pemantauan dan Evaluasi

Tindakan Perbaikan

Pelaku Tindakan Perbaikan dapat berupa:


Prov Kab/Kota Masy
Usaha • Penertiban > mewujudkan tujuan
pengaturan perkotaan
Pemerintah
Pusat • Pemberian insentif dan disinsentif >
hasil pencapaian kinerja, penerapan
Pemerintah inovasi, stimulan percepatan
Provinsi pencapaian tujuan pengaturan
perkotaan
Pemerintah • Pengenaan sanksi
Kab/Kota
Integrasi Pengukuran
Indikator Perkotaan Berkelanjutan – SNI – ISO Sustainable Cities (Urban Services, Smart and Resilient)
Rincian Kriteria Pelayanan
Pelayanan Perkotaan wajib memenuhi kriteria sekurang-kurangnya sebagai berikut

Perkotaan Layak Huni Perkotaan Maju Perkotaan Tangguh


• Rumah layak huni • Pemanfaatan TIK dalam pengelolaan • Berketahanan pangan
• Fasum perkotaan perkotaan • Beketahanan sumber daya air
• Fasos perkotaan • Jenjang pendidikan SDM perkotaan • Berketahanan energi
• Keamanan & kepastian bermukim • Keahlian dan keterampilan SDM perkotaan • Tersedia bangunan pengendali daya rusak
• Partisipasi dalam pencapaian kota • SDM perkotaan yang inovatif dan cerdas dan/atau pencegah bencana
layak huni • Keterbukaan informasi dan kemudahan • Tingkat kesiapsiagaan masyarakat dan
• SDM perkotaan yang patuh dan tertib pelayanan publik tanggap bencana

Perkotaan Inklusif Perkotaan Sejahtera


• Terjangkau • Kemudahan berusaha Standar Teknis Pelayanan
• Mudah diakses • Iklim usaha kondusif
• Transparan • Jaminan pendidikan dan peningkatan Subkriteria, indikator dan ambang batas untuk setiap kriteria
• Keterlibatan dalam pembangunan kapasitas diatur lebih lanjut sesuai dengan peraturan perundangan-
dan pengelolaan perkotaan • Jaminan peluang pekerjaan undangan yang berlaku.
• Fasilitas pembinaan dan pengembangan
ekonomi kreatif dan digital
• Pengembangan ekonomi lokal

Perkotaan Berbudaya Perkotaan Hijau


• Budaya hidup sehat • Kualitas lingkungan baik (udara, tanah, air) ISO 37120 layanan perkotaan
• Budaya hidup hemat energi dan air • Pemanfaatan teknologi hijau, bebas sampah dan kualitas hidup BSN telah
• Budaya hidup tertib (zero waste), sirkular, dan energi terbarukan mengadopsi 2
• Budaya hidup bergotong royong • Keseimbangan lingkungan alami dan buatan ISO 37122 indikator untuk dari 3 standar
kota cerdas ISO perkotaan
• Pelestarian warisan budaya dan alam • Perlindungan kawasan penyangga, jasa berkelanjutan
benda dan non benda ekosistem, dan keanekaragaman hayati ISO 37123 indikator untuk menjadi SNI
perkotaan kota tangguh !
• Budaya sadar lingkungan
Transformasi Kewilayahan Perkotaan
Penguatan Relasi Perkotaan dan Perdesaan

Sistem Perdesaan Rural-Urban Flows Sistem Perkotaan

• Perkotaan tidak mampu


• Pekerja Non-
melayani penduduknya dan
Struktur dan pertanian
melampaui kapasitas Masyarakat
lingkungan (brown problems) hubungan sosial- • Layanan Perkotaan
ekonomi Produksi • Perlengkapan
produksi
• Urbanisasi Berkelanjutan Komoditas
adalah tentang bagaimana Ekonomi Perdesaan • Pasar untuk menjual
populasi perkotaan Modal/Pendapatan barang perdesaan
bertransisi ke pola produksi • Maufaktur
dan konsumsi yang lebih Informasi
• Ketersediaan
adil, layak secara ekonomi, Tata aturan Produksi
Sumber Daya Alam informasi (Ilapangan
dan hemat sumber daya di Perdesaan pekerjaan,
Limbah dan Polusi kesejahteraan
• kota atau perkotaan adalah
layanan dll)
merupakan sebuah system
nformation on
metabolisme yang memiliki
input dan output yang saling
terkait dengan perdesaan
Adapted from: Allen, A. 2010. Pathways to Sustainability: Agendas for a New Politics of Environment, Development and Social Justice. Presented at: Peri-urban Dynamics, 23 - 24 September,
Institute of Development Studies, Sussex, UK, Sources: Getz Escudero, Arthur & Forster, Thomas. (2014). City Regions as Landscapes for People, Food and Nature.
10.13140/RG.2.2.13594.85443. https://www.researchgate.net/publication/313037563_City_Regions_as_Landscapes_for_People_Food_and_Nature
Transformasi Kewilayahan Perkotaan
Penguatan Relasi Perkotaan dan Perdesaan

Sistem Perkotaan

a. Pembagian peran Kawasan perkotaan: peran global, nasional,


regional, dan lokal
b. Arahan masing-masing peran
• Peran global: mendorong kontribusi ekonomi perkotaan
terhadap perekonomian nasional dan global
• Peran nasional: mendorong perkotaan harus saling terhubung,
saling mendukung dan berinteraksi
• Peran regional: menerapkan privatisasi dan kerjasama lintas
stakeholder di dalam pembangunan
• Peran lokal: mendorong Kawasan perdesaan disekitarnya

Perkotaan dan perdesaan

a. Peran Kawasan perkotaan terhadap Kawasan perdesaan: sebagai


market hasil produksi, tempat produksi barang dan jasa
b. Peran Kawasan perdesaan terhadap Kawasan perkotaan: pemasok
sumber daya alam, pemasok sumber daya manusia
Terima kasih
dit.pd@bappenas.go.id

31

Anda mungkin juga menyukai