Kebijakan
Perkotaan Nasional
Menuju Perkotaan Berkelanjutan 2045
2
1 New Urban Agenda (NUA) &
Sustainable Development Goals (SDGs)
3
POST-COVID CONTEXT
Integrasi NUA & SDGs
SUSTAINABLE CITIES
Prinsip dan Komitmen New Urban Agenda:
• Tidak menelantarkan seorangpun (leave no one behind)
• Ekonomi perkotaan yang inklusif dan berkelanjutan
• Keberlanjutan lingkungan hidup perkotaan
Paradigma Baru
• Pembangunan perkotaan dan wilayah
• Tata kelola pemerintahan dan multi-aktor
• Berorientasi pada manusia, responsif terhadap usia dan gender
SDGs 2030: Universal; Integration; Amanat NUA dan SDGs yang relevan dengan pencegahan
No One Left Behind stunting di perkotaan telah diintegrasikan ke dalam KPN
5
Kondisi Saat Ini
RRT Asia Timur & Pasifik Indonesia
Tahun 2045, Populasi Penduduk *kecuali Indonesia dan RRT
Indonesia akan meningkat sebesar 60 16.000 60 16.000
60 16.000
63,8 Juta dari tahun 2015 dan
50 50
67,1% akan tinggal di Perkotaan 50
12.000 12.000
12.000
40 40 40
0 0 0 0 0 0
2001
2006
1996
2011
2016
2001
1996
2006
2016
2011
2001
2006
1996
2011
2016
Urbanisasi akan meningkatkan
Kebutuhan Infrastruktur dasar
Di RRT pertumbuhan 1% Di Asia Timur & Pasifik Di Indonesia pertumbuhan 1%
(pangan, energi, perumahan, air penduduk perkotaan, pertumbuhan 1% penduduk penduduk perkotaan, hanya
minum, sanitasi) meningkatkan 3% PDB per perkotaan, meningkatkan meningkatkan 1,4% PDB per
kapita 2,7% PDB per kapita kapita
Secara global, daerah perkotaan
telah menjadi episentrum pandemi Pertumbuhan Penduduk Pengelolaan Urbanisasi yang optimal
Covid-19, dengan perkiraan 90% Perkotaan akan memberikan manfaat bagi
dari semua kasus yang dilaporkan.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Sebagian besar bekerja di sektor informal Sprawling meningkatkan jarak tempuh Sprawling mengurangi batas alami antara
Akses Air Minum dan Sanitasi yang
sehingga tidak memiliki privilege untuk dan memiliki konektivitas rendah, lebih manusia dan spesies inang potensial,
buruk, mempersulit praktik PHBS
work from home, dan tidak memiliki lama berada di luar rumah, lebih tinggi menciptakan kondisi yang ideal bagi
sebagai upaya pencegahan
financial buffer risiko terpapar penyebaran penyakit
Penduduk tanpa akses terhadap rumah yang aman, layak Ketimpangan dan pertumbuhan perkotaan yang tidak
dan terjangkau, memiliki risiko lebih tinggi terhadap terkendali telah membentuk perkotaan menjadi tak berbentuk:
Covid-19 amorf dan menyerupai amoeba
Kota Pascapandemi akan menjadi lebih timpang tanpa upaya yang berarti dari seluruh pihak
untuk mewujudkan perkotaan yang lebih inklusif dan berkelanjutan
Slide - 7
Covid-19: Potret Kewilayahan
Peta Total Kasus Positif Covid-19
58,47% 74,47%
Total kasus positif setara 2.462.698 dari Total kasus positif setara 1.832.172 dari 2.462.698 yang
4.211.806 kasus terjadi di Wilayah Metropolitan terjadi di perkotaan, berlokasi di Wilayah Metropolitan
dan Perkotaan per 29 Agustus 2021 (kota inti serta kota/kabupaten penyangga)
Proporsi ini menurun dibandingkan tahun lalu Tingginya konsentrasi ini diduga erat kaitannya dengan masih Peta Rasio Kasus/100.000 Penduduk
(12 Desember 2020) sebesar 66,70% setara banyaknya Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), penuh sesak
425.897 dari 638.557 kasus positif (overcrowding), dan Kawasan kumuh di Metropolitan
Pertumbuhan kasus positif Covid-19 Kabupaten Disisi lain, tren pergeseran peningkatan kasus Covid-19 ke
di luar wilayah metropolitan, 1,5x lebih cepat wilayah non-perkotaan akan memberikan tekanan bagi sistem
dibandingkan pertumbuhan kasus di wilayah pelayanan kesehatan yang relatif lebih terbatas. Termasuk bagi
Metropolitan dan Perkotaan daerah luar jawa, khususnya yang memiliki jumlah kasus positif
per 100.000 penduduk relatif lebih tinggi
3.000.000 100,00%
2000000 6000
4.868,35 1.749.108
90,00% 1800000 5000
2.500.000 1600000
80,00% 3.338,74 3.398,57 4000
1400000 2.674,52
66,70% 70,00% 1200000
1.182.734 2.441,70 3000
2.000.000 1.919,70
58,47% 1000000 1.379,44 2000
60,00% 1.191,16
800000 1000
187,63 54,33 102,56 122,43 112,98 91,93 57,14 43,32
1.500.000 50,00% 600000
0
400000 309.593
40,00% 186.125
200000 340.990 122.338 -1000
1.000.000 308.448 12.470
30,00% 0 -2000
Kota Inti
Kota Besar
Metropolitan tunggal
Kota Kecil
Kota Sedang
Kabupaten Penyangga
Kota Penyangga
Perdesaan/Perkotaan di Kabupaten
20,00%
500.000
10,00%
5.730,78 Ha
Luas area Kawasan Kumuh di
- 0,00% 10 Kota Inti Metropolitan
Desember 2020 Agustus 2021 setara 8,6x luas wilayah
Provinsi DKI Jakarta
% Case in Metro & Cities Other District
Wilayah Metropolitan Kota Lain Kabupaten
(Baseline District) Metro & Cities
Sumber: KawalCovid19.id (diolah Bappenas, 2021)Susenas,
Total Cases Deaths/100k Cases/100k Badan Pusat Statistik, 2019 Data KOTAKU, 2017
Slide - 8
Kebijakan Perkotaan Nasional
Dimensi Misi KPN 2045 Visi KPN 2045
Spasial Misi 1: Mewujudkan sistem perkotaan nasional yang
seimbang, menyejahterakan dan berkeadilan
Sosial
“Inklusif” Misi 2: Mendorong perkotaan yang
layak huni, inklusif dan berbudaya
Slide - 9
Arah Kebijakan Perkotaan Nasional 2045
Kebijakan Perkotaan Nasional 2020-2045
Misi 1: Mewujudkan sistem perkotaan nasional yang Misi 2: Mendorong perkotaan yang layak huni, inklusif dan
seimbang, menyejahterakan dan berkeadilan berbudaya
• penguatan pusat kegiatan nasional/metropolitan yang berdaya saing • perwujudan kawasan permukiman yang layak untuk semua
global • peningkatan akses sistem transportasi dan mobilitas perkotaan
• pengembangan kota sedang, kota besar, dan metropolitan di luar Jawa bagi semua
yang terkoneksi dengan baik • penyediaan layanan sosial dasar untuk semua
• pengembangan pusat pemerintahan nasional yang baru
• peningkatan lingkungan perkotaan yang aman dan tentram
• pengembangan keterkaitan desa-kota yang tidak eksploitatif dan saling
• perlindungan dan pemeliharaan warisan budaya dan alam
menguntungkan
• penerapan sempadan pertumbuhan perkotaan secara tegas
• pengembangan budaya berkota yang bertanggungjawab
Misi 3: Mendorong perkotaan yang Misi 4: Mendorong perkotaan Misi 5: Mewujudkan Tata Kelola Perkotaan
maju dan menyejahterakan yang hijau dan tangguh Transparan, Akuntabel, Cerdas, Terpadu
• peningkatan produktivitas ekonomi, • penyediaan dan pemanfaatan energi • pengembangan kerangka regulasi perkotaan
lapangan kerja layak, dan peluang terbarukan dan berkelanjutan yang terpadu
penghidupan di perkotaan • penyediaan RTH dan ruang publik • pengembangan kerangka pendanaan
• penciptaan kondisi dan ruang kota yang • pemanfaatan SDA berkelanjutan dan pembangunan yang inovatif dan berkelanjutan
kondusif bagi tumbuhnya usaha dan pengendalian pencemaran lingkungan • peningkatan kapasitas kelembagaan perkotaan
di tingkat nasional dan daerah
investasi • peningkatan ketangguhan kota
• pemanfaatan pengembangan pengetahuan
• pemberdayaan sektor ekonomi informal di terhadap perubahan iklim dan risiko
dan teknologi secara cerdas
perkotaan bencana
10
3 Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMN) 2020-2024
11
Amanat RPJPN 2005-2025
Visi RPJPN 2005-2025 Pembangunan Perkotaan menjawab
Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur Misi 5 dan Strategi 5-8 RPJPN 2005-2025
1
Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah
(1-4 ..) Tiga Kata Kunci:
5. Pembangunan Kota-Kota Metropolitan, Besar,
pancasila
Menengah, dan Kecil diseimbangkan
a. Struktur Perekonomian
2 Mewujudkan bangsa yang berdaya saing pertumbuhannya dengan mengacu pada yang Kokoh
sistem pembangunan perkotaan nasional
3 Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum
6. Pengendalian pertumbuhan kota-kota besar
b. Keunggulan Kompetitif
4 Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu dan metropolitan dalam suatu sistem wilayah Wilayah Perkotaan
pembangunan metropolitan yang kompak,
5 Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan nyaman, efisien dalam pengelolaan serta c. SDM Berkualitas
mempertimbangkan pembangunan yang
6 Mewujudkan Indonesia asri dan lestari berkelanjutan
7. Percepatan pembangunan kota-kota kecil dan Untuk pencapaian tujuan
Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang
7
mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional
menengah, terutama di luar Pulau Jawa RPJMN IV
8. Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di
8 Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan wilayah perkotaan dan wilayah perdesaan
dunia internasional
(9-21 ...)
RPJMN I: 2005-2009 RPJMN II: 2010-2014 RPJMN III: 2015-2019 RPJMN IV: 2020-2024
PENTAHAPAN &
12
Tema & Prioritas
RPJMN 2020-2024
Tema RPJMN IV 2020-2024: Indonesia Berpenghasilan
Menengah-Tinggi yang Sejahtera, Adil dan Berkesinambungan
RPJMN
Ekonomi untuk Pertumbuhan Mengurangi Kesenjangan dan berkualitas dan berdaya saing
yang Berkualitas Menjamin Pemerataan
2020-2024
4. Revolusi Mental dan 5. Memperkuat Infrastruktur 6. Membangun Lingkunagn
Pembangunan Mendukung Pengambangan Hidup, Meningkatkan
Kebudayaan Ekonomi dan Pelayanan Dasar Ketahanan Bencana dan
Perubahan Iklim
Meningkatnya Kualitas 6. Peningkatan tata kelola dan kapasitas pemerintah daerah dan pemerintah
dan Akses Pelayanan desa (kelembagaan, keuangan dan SDM Aparatur)
Dasar, Daya Saing serta 7. Penataan pola hubungan pusat-daerah, pengembangan kerjasama antar-
Kemandirian Daerah daerah, pola-pola kolaborasi multipihak, dan menghasilkan inovasi daerah;
FOKUS
6 10 Wilayah Metropolitan
2
10
5 3 4 25
2 29 3 52 Kota
26 11 Besar/Sedang/Kecil
7 35
1 1 10 30
3 4
5
11
27 34
2 37
Wilayah Sumatera 8
9 10
Wilayah Metropolitan 8 31 36
1. WM Medan 32 33
2. WM Palembang 9
6 4
Kota Besar 12
13 3
1. Kota Padang 1 15
4 16 17 5 6
2. Kota Pekanbaru 14
3. Kota Batam 18 7 20 21 2223
19 8
4. Kota Tanjungpinang
5. Kota Jambi 7 9
6. Kota Bandarlampung
24
Kota Sedang
1. Kota Banda Aceh Wilayah Jawa-Bali Wilayah Nusa Tenggara Wilayah Sulawesi Wilayah Maluku Wilayah Papua
2. Kota Lhokseumawe
3. Kota Langsa Wilayah Metropolitan Kota Sedang Kota Besar Kota Sedang Wilayah Metropolitan Kota Baru Kota Baru
4. Kota Pematangsiantar 3. WM Jakarta 12. Kota Cilegon 9. Kota Mataram 24. Kota Kupang 9. WM Makassar 3. Kota Baru Sofifi 4. Kota Baru Sorong
5. Kota Gunungsitoli 4. WM Bandung 13. Kota Serang 10. WM Manado
6. Kota Dumai 5. WM Semarang 14. Kota Sukabumi Wilayah Kalimantan Kota Sedang Kota Sedang Kota Sedang
7. Kota Bukittinggi 6. WM Surabaya 15. Kota Cirebon
Ibu Kota Negara (IKN) Kota Besar 29. Kota Gorontalo 35. Kota Ternate 37. Kota Jayapura
8. Kota Bengkulu 7. WM Denpasar 16. Kota Tegal
10. Kota Balikpapan 30. Kota Palu 36. Kota Ambon
9. Kota Lubuklinggau 17. Kota Pekalongan
Kota Baru 11. Kota Samarinda 31. Kota Parepare
10. Kota Prabumulih 18. Kota Magelang Kota Kecil
1. Kota Baru Maja Wilayah Metropolitan 32. Kota Palopo
11. Kota Pangkalpinang 19. Kota Yogyakarta Kota Sedang 4. Kota Tual
8. WM Banjarmasin 33. Kota Kendari
Kota Besar 20. Kota Kediri 25. Kota Singkawang 34. PKW Mamuju
Kota Kecil 7. Kota Surakarta 21. Kota Batu 26. Kota Pontianak
1. Kota Sabang 8. Kota Malang 22. Kota Pasuruan Kota Baru 27. Kota Palangkaraya
2. Kota Sibiolga 23. Kota Probolinggo 2. Kota Baru Tanjungselor 28. Kota Tarakan
3. Kota Solok 15
A. Pro-PN dan Major Project: Pengembangan
Wilayah Metropolitan (WM) Status Dokumen KSN/WM
WM
Keterangan:
WM Medan
MDN Materi
WM Manado
(MDN) (MND) PLG Teknis RTR
KSN
Luar Jawa
BJM Perpres
WM Palembang WM Banjarmasin
(PLG) DPR RTR KSN
(BJM)
WM Makassar
(MKS)
MKS MPDP
WM JakartaWM Semarang MND
(JKT) (SMG)
WM Surabaya
(SBY) JKT Tercapai
WM Bandung Keterangan:
(BDG) BDG Dalam
Jawa
WM Denpasar Proses
(DPR) Wilayah Metropolitan (WM) SMG
WM Major Project 2020-2024
SBY
• Rendahnya kontribusi ekonomi • Pengembangan 6 WM di luar Jawa sebagai • Peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan
dari urbanisasi pusat-pusat pertumbuhan wilayah dasar: air minum, sanitasi, perumahan, energi
• Masih rendahnya pemenuhan • Peningkatan kualitas 4 WM di Jawa dengan • Peningkatan konektivitas wilayah
pelayanan dasar tetap mempertahankan pertumbuhan • Perbaikan data statistik metropolitan
• Belum adanya kelembagaan ekonomi dan meningkatkan daya dukung • Perumusan kerangka regulasi, kelembagaan dan
pengelolaan WM lingkungan pendanaan 16
Major Project
Pengembangan Manfaat: Target 2024: Sasaran:
• Menciptakan pusat-pusat • Peningkatan Perencanaan dan
Wilayah Metropolitan (WM)
pertumbuhan wilayah baru di luar Jawa kontribusi PDRB WM Pembangunan
Palembang, Denpasar, • Meningkatnya kontribusi PDRB WM di di luar Jawa Pelayanan Dasar serta
Banjarmasin, Makassar Luar Jawa • Peningkatan IKB WM Infrastruktur Perkotaan
Rp 222,92 T • Meningkatnya Indeks Kota dan kabupaten/kota yang Terintegrasi di
(APBN, KPBU, Swasta) Berkelanjutan (IKB) WM di dalam WM WM
18
C. Pro-P dan Major Project: Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN)
Manfaat: Tahapan Pembangunan
Pembangunan IKN • Memberikan akses yang lebih merata
Kab. Penajam Paser bagi NKRI
Utara, • Mendorong pemerataan
pembangunan ke luar Jawa
Kutai Kartanegara • Reorientasi pembangunan dari Jawa- 2021-2024 2025-2029 2030-2045
(19,2% APBN, 54,4% sentris menjadi Indonesia-sentris Istana, Perkantoran, Diplomatic Compound, Universitas, Metropolitan,
KPBU, 26,4% Swasta) • Membangun kota percontohan masa Perumahan ASN/TNI/Polri, Science and Technopark, High Tech Wilayah
depan yang best on earth Markas Besar, Fasilitas and Clean Industries, R&D Center, Pengembangan
Pendidikan, Kesehatan, MICE, Sport Center, Museum, terkait dengan
Visi IKN Peribadatan, Taman Budaya, Shopping Mall, National Park, provinsi sekitarnya
Konservasi Orang Utan, Perumahan Non ASN, Pangkalan
Botanical Garden Militer
Sasaran 2020-2024
STRATEGI: Kupang
21
Umum
Transformasi Definisi Perkotaan menjadi acuan normatif bagi Pemerintah dalam hal menetapkan
Kawasan Perkotaan untuk Pembangunan dan Pelayanan Perkotaan, Tata
Derajat Urbanisasi: dari Dikotomis menuju Kontinuum Kelola Perkotaan, Penyelenggaraan Perkotaan, dan Pengendalian Perkotaan.
Kepadatan Penduduk/km2
berkepadatan tinggi Perkotaan
setiap satu kilometer
Kriteria )
Inti
Perkotaan Kota Kota
Perkotaan
Gugus Perkotaan Kepadatan Tinggi Kotapraja padat
Kawasan
Kawasan Perkotaan
Gugus Towns
Gugus Perkotaan Kepadatan Sedang Kotapraja sedang
Fungsional (FUA)
Perkotaan Kotapraja
Zona Komuter
Suburban/Peri Urban Suburban/Peri Urban
Gugus Perdesaan Desa
Village
Bentuk
Maju
Penyediaan Pelayanan Perkotaan 1.
1 Solar PV Rooftop,
1 2.
2 Vertical Farming &
Pemerintah
Urban Farming, serta
Penyedia Layanan Masyarakat 3.
3 Rainwater Harvesting Sejahtera
Pelaku Usaha
Menjadi salah satu bentuk
Rencana spasial/aspasial peran masyarakat tidak
3 Hijau
provinsi/kab/kota
hanya sebagai penerima
Penyediaan Layanan Sistem Pelayanan 2 layanan tetapi juga
terintegrasi dengan: Perkotaan
penyedia layanan atau
Standar teknis sesuai Prosumers Tangguh
peraturan yg berlaku
Transformasi Tata Kelola
Penguatan Peran Masyarakat sebagai Unsur Pemangku Kepentingan Perkotaan
Tata Kelola Perkotaan Unsur Pemangku Kepentingan
Tata Kelola Perkotaan bertujuan untuk terwujudnya Pembangunan dan
Pelayanan Perkotaan secara efektif, efisien, inovatif dan cerdas
Pengendalian Perkotaan
Umpan Balik
dengan sampah botol plastik. Hal ini dapat mendorong
perubahan perilaku untuk lebih memaksimalkan pemanfaatan
transportasi publik dan meningkatkan daur ulang plastik.
Pengendalian
Tindakan Perbaikan
Sistem Perkotaan
31