Anda di halaman 1dari 77

Arah Kebijakan Pembangunan Perencanaan

Pembangunan Provinsi Kalimantan Utara


Sebagai Daerah Perbatasan Menjadi Lumbung
Energi dan Pangan Nasional

Tanjung Selor, 14 Juni 2017


1 Pendahuluan
RPJMN 2015-2019 DALAM RPJMN 2005-2025
(UU NO 17/2007)

RPJM 4
(2020-2024)

RPJM 3 Mewujudkan masya-rakat


(2015-2019) Indonesia yang mandiri,
maju, adil dan makmur
RPJM 2 Memantapkan pem- melalui percepatan
(2010-2014) bangunan secara pembangunan di segala
RPJM 1 menyeluruh dengan bidang dengan struktur
(2005-2009) Memantapkan penataan menekankan pem- perekonomian yang kokoh
kembali NKRI, bangunan keunggulan berlandaskan keunggulan
meningkatkan kualitas kompetitif perekonomian kompetitif.
Menata kembali NKRI, yang berbasis SDA yang
SDM, membangun
membangun Indonesia yang tersedia, SDM yang
kemampuan iptek,
aman dan damai, yang adil berkualitas, serta
memperkuat daya saing
dan demokratis, dengan kemampuan iptek
perekonomian
tingkat kesejahteraan yang
lebih baik.

Sasaran RPJM 2015-2019 diarahkan untuk mencapai daya saing


perekonomian dan keunggulan Kompetitiff.
PENGUATAN DAYA SAING DAERAH
2025
Keunggulan
Kompetitif
2020
Keunggulan
Kompetitif DAYA SAING
BERBASIS
INOVASI

2013 DAYA SAING


BERBASIS
Keunggulan
EFISIENSI Ekonomi kreatif
Komparatif Pusat Inovasi, Riset dan
Pengembangan Daerah
Tenaga profesional
Kerjasama: Pemda-Universitas dan
DAYA SAING Swasta
BERBASIS
FAKTOR INPUT
SDM terampil dan terdidik
Infrastruktur dasar: jalan, air bersih,
listrik, telekomunikasi dan informasi
Sumber Daya Alam: Pertanian, Infrastruktur ekonomi: pasar, bank,
Kelautan dan Perikanan, pusat perdagangan
Pertambangan Jaringan transportasi darat, laut dan
Pariwisata: Wisata Alam, Wisata udara
Seni dan Budaya, Wisata Kuliner
4
4 Diadaptasi dari: The Global Competitiveness Report 2011-2012 (World
Economic Forum)
9 AGENDA PRIORITAS NAWA CITA
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa
aman pada seluruh WN
2. Membangun tata kelola Pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis dan terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dlm
kerangka Negara Kesatuan
4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Kebijakan dan Pendekatan Perencanaan
6

1. Pendekatan Penyusunan Perencanaan dan Spasial: Keselarasan fungsi


Penganggaran dilakukan dengan Perkuatan Rencana Tata Ruang.
Pelaksanaan Kebijakan Money Follow Program. Tematik: Penekanan atau
fokus perencanaan.
2. Penguatan tsb dilaksanakan dengan Pendekatan Sampai dengan Program
Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial dengan Prioritas
memperhatikan pada: Holistik: pendekatan
menyeluruh dan
Perkuatan dan Sinkronisasi Perencanaan dan komprehensif (hulu hilir)
Penganggaran
Integratif: integrasi dalam
Pengendalian Perencanaan siapa berbuat apa, dan
integrasi sumber
pendanaan
Perkuatan Perencanaan berbasis Kewilayahan
Spasial: Keterkaitan fungsi
Perkuatan Integrasi Institusi Pelaksana dan lokasi dari berbagai
Sumber Pendanaan kegiatan yang terintegrasi
PERENCANAAN BERBASIS SPASIAL (DELINIASI KAWASAN KONSERVASI/KERJA)

Peta Batas Administrasi (Tematik)


Peta Sebaran Lahan Sawah (RBI)
Peta Saluran Irigasi (RBI/Tematik)
Peta Potensi Pengembangan Lahan dan Waduk (RTRW)

Hasil Overlay untuk Analisa Peta Deliniasi Wilayah Kerja


(Analisa Pengembangan DI, Waduk, dan Irigasi)
7
PERENCANAAN BERBASIS SPASIAL (DELINIASI KAWASAN KONSERVASI/KERJA)
Provinsi Sumatera Selatan
Jumlah Pemanfaatan Rawa/ Sawah dan Ladang
Gambut Terpadu 2,000 Ha
Pertanian Lainnya
Jumlah bidang tanah petani yang di pra-
sertifikasi dan pasca sertifikasi
2,500 Ha
Jumlah bantuan alat dan mesin pertanian Kab.Banyuasin
6,365 unit Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Jumlah Pupuk Bersubsidi yang disalurkan D.I.R Rawa Pasut Pulau Rimau 2300 Ha
360,990 pupuk D.I.R Pasut Telang II 1650 Ha
D.I.R.Pasut Delta Sugihan Kiri 7200 Ha
D.I.R.Pasut Karang Agung Tengah 3200 Ha

Kab Penukal Abab Lematang Ilir


Cetak Sawah Baru
Cetak Sawah Baru 3,000 Ha Kab.Ogan Komering Ilir
Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Kota Lubuk Linggau D.I.R Pasut Sugihan Kanan 2600 Ha
Cetak Sawah Baru
Cetak Sawah Baru
Cetak Sawah Baru 10,000 Ha
Cetak Sawah Baru 250 Ha

Kab.Musi Rawas
Pembangunan Jaringan Irigasi
D.I. Air Lakitan 400 Ha
Kab.OKU Timur
Cetak Sawah Baru Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Cetak Sawah Baru 200 Ha D.I. Way Kanan (desain rehab)
D.I. Macak II 3689 Ha
D.I. Belitang II 2775 Ha
D.I. Belitang III 4583 Ha
Kab.Empat Lawang Pembangunan Jaringan Irigasi
Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Way Hitam (FS)
D.I. Air Keruh (desain rehab) Kab.Ogan Ilir D.I. Komering 2550 Ha
Pembangunan Jaringan Irigasi Cetak Sawah Baru
Rehabilitasi Jaringan Irigasi
D.I. Lintang Kiri 300 Ha, Cetak Sawah Baru 2,000 Ha
D.I. Lebak Burai 500 Ha
Peningkatan Sal Induk dan Kab Ogan Komering Ulu Kota Ogan Komering Ulu Selatan
Cetak Sawah Baru
Pembangunan Jaringan Tersier Cetak Sawah Baru Pembangunan Waduk Baru
Bersama Kab.Lahat Cetak Sawah Baru 1,000 Ha 8
Cetak Sawah Baru 200 Ha Waduk Komering II
2 Kebijakan Penyelarasan RPJMN dan
RPJMD
10

Dalam UU No.25 Tahun 2004, disebutkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional antara lain bertujuan untuk:
Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan
Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar fungsi
pemerintahan dan sinergi pusat dan daerah.
Pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional:
Kewenangan hanya oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan, politik
luar negeri,
Kewenangan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan, spt
pertumbuhan ekonomi, angka kematian ibu dan bayi, angka partisipasi murni, dll.
Dalam kerangka pencapaian tujuan tersebut, maka sasaran prioritas
pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkat dan fungsi
pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
TANTANGAN PEMBANGUNAN DAERAH 11

Desentralisasi politik dan fiskal saat ini sudah berjalan cukup baik.
Desentraliasi fiskal peningkatan dana transfer ke daerah serta pengelolaan yang diberikan kepada daerah
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Desentralisasi politik pemilihan kepala daerah secara serentak pemberian sebagian kewenangan pusat
kepada daerah untuk dapat melaksanakan pembangunan.
Desentralisasi administratif pelimpahan kewenangan kepada pemerintah daerah.
Desentralisasi ekonomi masih belum sepenuhnya terlaksana secara baik.
Desentralisasi ekonomi belum berjalan dengan baik.
Pembangunan daerah tidak dapat dikelola secara business as usual. Perlu inovasi daerah baik dari masyarakat
maupun pemimipin.
Analisis ekonomi secara baik untuk melihat potensi dan keunggulan daerah.
Kerjasama antar Daerah
Peran Kooridasi Perencanaan sangat diperlukan tidak hanya sebagai penentu arah, namun juga
kecepatan dan kualitas pembangunan.
Pembangunan tidak hanya sebatas pada pengembangan potensi daerah, namun dalam perencanaan juga
mempertimbangkan seberapa cepat suatu pembangunan dapat dilaksanakan serta berkualitas (pembangunan
inklusif yaitu menurunkan kemiskinan dan pengangguran serta merata baik secara wilayah maupun individu).
Memperhitungkan berbagai sumber pembangunan. Pembangunan tidak hanya bersumber dari APBD saja,
namun juga APBN, Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) serta pembangunan oleh pihak swasta (proyek
yang menguntungkan secara ekonomi, finansial serta bisnis)
Melakukan sinergi perencanaan pusat dan daerah untuk menjamin efektivitas pelaksanaan pembangunan.
Isu #1 : Pemetaan Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan dibedakan dalam 3 Macam :
1. Urusan Pemerintahan Absolut Sepenuhnya Kewenangan Pemerintah Pusat (Politik Luar Negeri,
Pertahanan, Keamanan, Yustisi, Moneter dan Fiskal Nasional, serta Agama).
2. Urusan Pemerintahan Konkuren Dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan
Daerah Kabupaten/Kota (6 Urusan Wajib - Pelayanan Dasar; 18 Urusan Wajib - Non Pelayanan
Dasar, 8 Urusan Pilihan, dan 1 Urusan Penunjang).
3. Urusan Pemerintahan Umum Menjadi Kewenangan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan.
Permasalahan yang sering timbul :
1. Pemetaan Urusan Pemerintahan yang masih belum jelas/masih terjadi tumpang tindih/aku-
mengaku kewenangan Diskusi Pembahasan habis memperdebatkan pembagian
kewenangan.
2. Pemahaman atas Pembagian Kewenangan Pusat/Prov/Kab/Kota (Urusan Pemerintahan
Konkuren) yang telah ditetapkan masih belum dipahami secara benar oleh K/L, dan Pemerintah
Daerah (Prov/Kab/Kota) Banyak usulan yang salah kamar/salah urusan/asal-asalan.
3. Fokus Pembangunan Daerah masih dibatasi hanya pada Pembagian Urusan Pemerintahan
Fokus Rakortek terbatas.
4. Pemahaman Keterkaitan Forum-Forum Diskusi (Forum SKPD, Rakortek, Musrenbang, Multilateral
Meeting, Bilateral Meeting, Trilateral Meeting) masih beragam, serta keterkaitannya dengan
Pembagian Urusan/Kewenangan masih belum dipahami dengan jelas.
Usulan Perbaikan untuk Isu #1 :
Usulan Langkah Tindak Lanjut Penyelesaian Isu #1 : 1. Urusan Wajib Pelayanan Dasar
1. Pemetaan Urusan Pemerintahan mana yang sudah a. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
JELAS (Sudah ada aturannya/Permennya) mana yang i. Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan
BELUM JELAS (???) (Aspek tersebut diserahkan sebagai
tanggungjawab Pusat). Kewenangan Kewenangan Kewenangan
2. Pemahaman atas Pembagian Kewenangan Pusat Provinsi Kab/Kota
Pusat/Prov/Kab/Kota Sangat terkait Erat dengan
Penerapan Tertib Anggaran Pembangunan.
Kewenangan Pusat Dana APBN (Anggaran K/L) Jalan
Jalan Provinsi
Jalan
Kewenangan Daerah Dana APBN (Dana Nasional Kab/Kota
DAU/DAK, Dana Hibah, dll)
Kewenangan Daerah Dana APBD (Anggaran
Jalan Antar
SKPD) Jalan Tol
Desa (???)
3. Fokus Pembangunan Daerah mengacu pada
pendekatan THIS Fokus Rakortek menjadi lebih luas.
4. Perlunya Penajaman Fokus antar Forum-Forum Diskusi Jalan Inspeksi
Jalan Non
(Forum SKPD, Rakortek, Musrenbang, Multilateral Saluran
Status (???)
Meeting, Bilateral Meeting, Trilateral Meeting) serta Irigasi (???)
pembagian Peran antar Stakeholder Masukan untuk
Permen PPN terkait RKP, Prioritas Nasional maupun Jalan Desa
Penelaahan Renja K/L. (???)
KLASIFIKASI DAFTAR PROYEK
14
I. Daftar Proyek K/L Pendukung Prioritas Nasional (Sumber Dana APBN)
Kewenangan Prioritas Pembahasan
Pelaksana Sumber
No Input Forum Diskusi Editor Verifikator
Proyek Dana Pusat Daerah Swasta PN PD Rakortek Musrenbang
DAK Online
Bappenas Dit. Mitra K/L Dit. Pengngjwb
F 01 1 K/L
K/L
APBN - - - - Bappenas PN

II. Daftar Proyek Daerah Pendukung Prioritas Nasional (Sumber Dana APBD)
Kewenangan Prioritas Pembahasan
Pelaksana Sumber
No Input Forum Diskusi Editor Verifikator
Proyek Dana Pusat Daerah Swasta PN PD Rakortek Musrenbang
DAK Online
Dit. Pengngjwb
F 03 1 SKPD Pemda APBD - - /- - Bappeda Prov
PN

III. Daftar Proyek Non K/L Pendukung Prioritas Nasional (Sumber Dana KPBU, PINA, Subsidi)
Kewenangan Prioritas Pembahasan
Pelaksana Sumber
No Input Forum Diskusi Editor Verifikator
Proyek Dana Pusat Daerah Swasta PN PD Rakortek Musrenbang
DAK Online
KPBU
Swasta/ Dit. Mitra K/L Dit. Pengngjwb
1 Bappenas PINA /- - - - Bappenas PN
BUMN Subsidi
F 05 Swasta/ KPBU
Dit. Mitra K/L Dit. Pengngjwb
2 BUMN/ Pemda PINA - /- - - Bappenas PN
BUMD Subsidi

IV. Daftar Usulan Proyek Prioritas Daerah


Kewenangan Prioritas Pembahasan
Pelaksana Sumber
No Input Forum Diskusi Editor Verifikator
Proyek Dana Pusat Daerah Swasta PN PD Rakortek Musrenbang
DAK Online
Dit. Mitra K/L Dit. Pengngjwb
F 02 1 K/L Pemda APBN - - - - Bappenas PN
Dit. Mitra K/L Dit. Pengngjwb
F 04 2 SKPD Pemda APBN - - - - /- *) Bappenas PN
Keterangan : Dit. Mitra K/L Dit. Pengngjwb
*) DAK 3 K/L Pemda APBN - - - - - Bappenas PN
Penugasan/
Dit. Mitra K/L Dit. Pengngjwb
DAK Afirmasi 4 SKPD Pemda APBN - - - - - **) Bappenas PN
**) DAK Reguler
Isu #2 : Sinkronisasi dan Harmonisasi Pembangunan
Ketentuan dalam UU No. 23/2014 terkait Sinkronisasi dan Harmonisasi :
1. Didasarkan pada hasil pemetaan urusan Kewenangan Pemerintah Pusat (Politik Luar Negeri,
Pertahanan, Keamanan, Yustisi, Moneter dan Fiskal Nasional, serta Agama); Pembagian
Kewenangan antar Pemerintahan (6 Urusan Wajib - Pelayanan Dasar; 18 Urusan Wajib - Non
Pelayanan Dasar, 8 Urusan Pilihan, dan 1 Urusan Penunjang)..
2. Ditujukan untuk Pencapaian Target Pembangunan Nasional Penentuan Bank Indikator serta
Target Sasaran Pembangunan (Makro Ekonomi, SPM, dsb) dan Pembagian Indikator dan Target
antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.
3. Dilakukan dalam bentuk Musyawarah dan Koordinasi Teknis Pembangunan Desain dan SOP
Rakortek dan Musrenbang Perencanaan, Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Pusat,
Provinsi dan Kabupaten.
4. Dikoordinasikan oleh Mendagri dan MenPPN Pembagian Tugas dan Peran serta
Penuangannya dalam Peraturan Menteri.
Permasalahan yang sering timbul :
1. Pendekatan Perencanaan Pembangunan (THIS) yang masih belum sama Acuan Prioritas
Nasional belum menjadi acuan K/L maupun Pemerintah Daerah.
2. Penetapan Prioritas Nasional masih belum clear dan belum jelas Indikatornya PN : Pendekatan
THIS; PP : Indikator Outcome; KP : Indikator Output; Proyek Prioritas Nasional : Output
Presiden/Pemerintah; Proyek Prioritas K/L : Output K/L; Proyek Reguler K/L : Tugas dan Fungsi K/L.
3. Pengintegrasian Perencanaan belum berjalan Pemetaan Indikator Pemerintah Vs. Indikator
TUSI K/L; Target Pemerintah Vs. Target TUSI K/L; Integrasi Sumber-Sumber Pembiayaan (masih
terfokus pada anggaran K/L, DAU dan DAK semata)
Usulan Perbaikan bagi Isu #2 :
Usulan Langkah Tindak Lanjut Penyelesaian Masalah #2 :
1. Perlunya Penerapan aturan terkait CASCADING PERENCANAAN PEMBANGUNAN (Matriks Keterkaitan) baik di
Pusat maupun di Daerah Konsistensi dan Keterkaitan Pencapaian Sasaran Pembangunan.
VISI MISI KEBIJAKAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN OUTPUT INDIKATOR
2. Penataan sekaligus membangun Bank Indikator serta Fasilitas Satu Data (Perencanaan dan Monev) agar
tercipta standar yang sama.
Prioritas Nasional Indikator Kinerja/Impact (Holistik dan Tematik);
Program Prioritas Indikator Outcome;
Kegiatan Prioritas Indikator Output;
Proyek Prioritas Nasiona Output Presiden/Pemerintah;
Proyek Prioritas K/L Output K/L (Prioritas);
Proyek Reguler K/L Output K/L (Tugas dan Fungsi).
3. Kerangka Pendanaan baik di PUSAT maupun DAERAH diperluas Cakupan Pembahasannya Integrasi Sumber
Sumber Pendanaan Pembangunan
Proyek K/L Kegiatan K/L Anggaran Pemerintah Pusat (APBN berupa RKA-KL)
Proyek Daerah/SKPD Anggaran Pemerintah Daerah (APBD + Dana Transfer)
Proyek Non Pemerintah Anggaran Swasta (Subsidi + KPBU + PINA + CSR)
4. Pengintegrasian Capaian Kinerja Pemerintah Pusat dengan Capaian Kinerja K/L dan Kinerja Pemda
Pemetaan Indikator Kinerja antar Lembaga (Penerapan Aplikasi KRISNA agar lebih meluas pada aspek
pengintegrasian Indikator).
PERUBAHAN KONSEP
STANDAR PELAYANAN MINIMAL

UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014


Standar Pelayanan Minimal adalah
standar suatu pelayanan yang Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan
mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar
memenuhi persyaratan minimal
yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib
kelayakan. yang berhak diperoleh setiap warga negara
15 Urusan Pemerintahan Wajib terkait secara minimal.
Pelayanan Dasar. 6 Urusan Pemerintahan Wajib terkait
Ditetapkan dengan Peraturan Menteri Pelayanan Dasar.
oleh masing-masing Menteri/Pimpinan Ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
LPND dengan konsultasi yang
dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Yang diatur standar minimal bagi
Negeri. penerima/konsumen pelayanan dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya
Yang diatur standar pelayanan oleh
produsen pelayanan

Agar menjadi prioritas dalam Perencanaan dan


Penganggaran
17
KATALOG/KAMUS INDIKATOR PEMBANGUNAN
(e-Indikator)
DB Statistik
DOMAIN One Data
POLITIK

List Indikator Dasar dan


Sektoral

Kerangka Regulasi
Domain Politik dan Kebijakan

RPJMN
Prioritas Program Kegiatan

e-Indikator
Nasional Prioritas Prioritas

Goals
Targets
INDIKATOR KERJA PEMERINTAH Indicators
e-RPJMD SDGs

DOMAIN
Program K/L PELAKSANAAN
e-Planing e-Musrenbang e-Budgeting e-Monev

Kegiatan K/L

Output K/L
RKP Renja K/L RKA K/L
Perkuatan Integrasi Sumber Pendanaan 19

SWASTA Pengadaan Kapal Penyeberangan Belanja KL


Pembangunan Terminal/Dermaga Pelabuhan Laut
Belawan Phase I & II (PHLN)
Pemerintah Daerah Preservasi dan Pelebaran Jalan Tele - Panguruan -
Dana Alokasi Khusus (Penugasan) Pengembangan 3 Nainggolan - Onan Rungu (SBSN)

Kawasan Pariwisata Penyediaan Air Baku Kabupaten Samosir


Pembangunan ruas Simpang Silangit-simpang tiga
(Danau Toba) Revitalisasi Kawasan Danau Toba
muara-muara bakkara
Rehabilitasi DI Ujung Pait, Kab. Simalungun
APBD
BUMN
Pembangunan jalan prov/kab/kota Pembangunan Jalan Tol Tebing Tinggi
Peningkatan RSUD Dr Hadrianus Sinaga dari kelas C Pematang Siantar Parapat
menjadi kelas B Pengusahaan Sungai Asahan oleh PJT-I
Pembangunan dermaga khusus pariwisata
Swasta
Resor dan spot spot power boat
Pengembangan 5
Kawasan Ekonomi Pengadaan Fasilitas MICE
Khusus (KEK) Pengembangan Dunia
Belanja KL KEK Maloy Batuta
Usaha dan Pariwisata
Belanja KL
Trans-Kalimantan
Pembangunan Jalan (MBTK) Preservasi jalan Lintas Timur Sumatera
Akses KEK Maloy Pembangunan Fly Over Seimangke,
Pembangunan Tangki Pembangunan Jalan KA antara Bandar
Timbun CPO Tinggi - Kuala Tanjung (SBSN)
Pengembangan 3
Kawasan Industri (KI)
Swasta
KPBU (Sei Mangkei)
BUMN Pembangunan Pabrik Pengolahan
Pembangunan Pembangkit Listrik Pengembangan Pelabuhan Produk Turunan Kelapa Sawit
Tenaga Uap (PLTU) Kaltim Hub Kuala Tanjung
REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN DAK
DEFINISI DAK SESUAI UU No.33/2004
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah
dan sesuai dengan Prioritas Nasional

Pasal 292 Ayat (4) dan (5) UU No.23/2014


Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perencanaan
pembangunan nasional mengoordinasikan usulan kegiatan khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dengan Menteri, kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang keuangan, dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk
ditetapkan dalam rencana kerja Pemerintah Pusat sebagai kegiatan khusus yang akan
didanai DAK dan (5) Kegiatan khusus yang telah ditetapkan dalam rencana kerja
Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menjadi dasar pengalokasian
DAK...

Fokus Pendanaan Urusan Daerah diutamakan lebih dulu melalui Pendapatan APBD (Tercipta
Kontribusi Daerah pada Pencapaian Prioritas Nasional - Keselarasan) adapun Dana yang bersumber
dari pendapatan APBN bersifat mendukung dan melengkapi Perlu Mekanisme dan SOP.
DASAR HUKUM PENYELARASAN 21

Pasal 5 ayat (2) UU SPPN, RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan
RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah,
kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat
Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Pasal 263 ayat (3) UU Pemda RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,
arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah
dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.

Pasal 272 ayat (3) UU Pemda Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam
rencana strategis perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselaraskan
dengan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam
rencana strategis kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk
tercapainya sasaran pembangunan nasional.
PENTINGNYA PENYELARASAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN 22

Sasaran dan Prioritas Pembangunan Nasional adalah alat untuk


mencapai tujuan bernegara di semua tingkat pemerintahan
Dalam pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional, bisa:
Hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan, politik
luar negeri, dll.
Dilakukan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan. NKRI
Sasaran dan Prioritas RPJMN adalah alat untuk mencapai tujuan
bernegara dalam jangka menengah yang harus dicapai oleh semua RPJM
tingkat pemerintahan sesuai dengan tingkat kewenangannya, NASIONAL

Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan,


tingkat partisipasi sekolah, tingkat kematian ibu, IPM, dll yang menjadi

PENJABARAN SASARAN
sasaran prioritas nasional, mustahil bisa dicapai dengan hanya

PENCAPAIAN SASARAN
RPJMD
menghandalkan SDM dan Anggaran dari Kementerian/Lembaga di PROVINSI
pusat saja.
Partisipasi Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mutlak
RPJMD
diperlukan. KAB/KOTA
Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaran
prioritas pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkat
pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
TUJUAN DAN SASARAN PENYELARASAN 23

Tujuan:
Menjamin konsistensi sinergitas sasaran, dan arah kebijakan pembangunan yang tertuang dalam
RPJMN menjadi prioritas dalam RPJMD terkait;
Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman dalam rangka upaya pencapaian sasaran
pembangunan nasional;
Optimalisasi penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan;
Penyesuaian alokasi anggaran pembangunan yang berorientasi pada hasil;
Harmonisasi hubungan pusat-daerah dan antar daerah;
Optimalisasi potensi dan keanekaragaman daerah.

Sasaran:
Tersusunnya butir-butir kesepakatan tentang arah kebijakan pembangunan di dalam RPJMD yang
selaras dengan RPJMN 2015-2019 yang dituangkan pada Form Kesepakatan Penyelarasan;
Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Daerah berupa target dan alokasi anggaran
berdasarkan penyelarasan indikator dalam Pencapaian Target Prioritas Nasional yang dituangkan
pada Form Dukungan Penyelarasan.
Membantu Pemerintah Daerah dalam pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah.
KAIDAH PELAKSANAAN 24

Kerangka Penyelarasan
Kerangka Penyelarasan
1. Gubernur/Bupati/Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah atau hasil penetapan
dan dilantik pada tahun 2017 dan setelahnya, melaksanakan penyelarasan
dalam proses penyusunan RPJMD Provinsi/Kabupaten/Kota.
2. Gubernur /Bupati/Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah atau hasil penetapan
dan dilantik sebelum tahun 2017 melaksanakan penyelarasan atas dokumen
RPJMD Provinsi yang telah ditetapkan. Hasil penyelarasan tersebut menjadi
bahan masukan untuk proses Revisi RPJMD Provinsi /Kabupaten/Kota dan/atau
sebagai bahan masukan penyusunan Dokumen RKPD Provinsi/Kabupaten/Kota
setiap tahun berjalan.
Terima Kasih
Kerangka Makro, Wilayah, dan
3 Pendanaan
27

KERANGKA MAKRO
(Mencapai target 5,4-6,1%)
Aktivitas Perekonomian Dunia Tahun 2018 Diperkirakan Membaik 28

Pertumbuhan ekonomi dan volume perdagangan


dunia diperkirakan meningkat 3,9 Harga Komoditas Global
3.8
3.6
3.5
3,4 3.1
110.00 Harga komoditas meningkat, tetapi 900.00
2.7 diperkirakan akan melandai
100.00 peningkatannya di 2018 800.00
2,2
90.00 700.00

80.00 600.00

70.00 500.00
2015 2016 2017 2018
60.00 400.00
Volume Perdagangan Pertumbuhan Ekonomi
50.00 300.00
Negara Maju Negara Berkembang
40.00 200.00

6.7 6.6 6.2 6.8 7.2 7.7


30.00 100.00
4.9 5,0 5.2
2.3 2.5 1.7 1.7 1.7 20.00 0.00
1.6 1.6 1,0 1.2 0.6 1.4 1.4

2015M01
2015M02
2015M03
2015M04
2015M05
2015M06
2015M07
2015M08
2015M09
2015M10
2015M11
2015M12
2016M01
2016M02
2016M03
2016M04
2016M05
2016M06
2016M07
2016M08
2016M09
2016M10
2016M11
2016M12
2017M01
2017M02
2017M03
2017M04
0.2

AS Kawasan Jepang RRT Brazil India -0.2Rusia ASEAN-5 Indeks Harga Logam (2010=100) Batubara, Australia (USD/mt)
Eropa Minyak Dunia Brent (USD/bbl) Minyak Kelapa Sawit (USD/mt)
-3.6

Sumber: IMF, World Bank 2016 2017 2018


Tetapi Masih Dihadapkan Pada Beberapa Risiko Global 29

Produktivitas yang menurun di negara maju


Sumber: IMF, World Bank
Normalisasi kebijakan moneter AS

Ketidakpastian negosiasi Brexit

Efek Kebijakan Trump


4 Pengetatan kebijakan
makroekonomi di China

Proteksionisme Terorisme dan Kondisi geopolitik

Indeks Ketidakpastian Kebijakan Global


Meningkat (World Bank, 2017)
Kenaikan harga komoditas yang Emerging
melamban dan terbatas Macroecono Credit risks

Monetary Market and


Risiko baru muncul dari meningkatnya
ketidakpastian kebijakan dan kondisi politis di Risk appetite

berbagai negara (IMF, 2017)


Apr 2017 GFSR
Okt 2016 (GFSR)
Krisis Keuangan Global
Asumsi Ekonomi Makro 2018 30

2018
INDIKATOR EKONOMI MAKRO
Range
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,4-6,1
Inflasi (%) 2,5-4,5
Nilai Tukar (Rp/USD) 13.500-13.800
ICP (USD/barrel) 45-60

Lifting Minyak Mentah (rb barel/hr) 771-815

Lifting Gas Bumi (rb barel/hr) 1.194-1.235

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat dengan tingkat inflasi dan nilai tukar yang terkendali
Sasaran Ekonomi Makro 2018 31

Neraca Pembayaran
Pertumbuhan ekonomi: Pertumbuhan Ekspor Non Migas : 5,0 7,5%
5,4 6,1% Pertumbuhan Impor Non Migas : 5,0 7,3%
Cadangan Devisa (USD Miliar) : 134 140,5

Sisi Pengeluaran Sisi Produksi - dalam bulan impor : 8,6 8,7


Defisit transaksi berjalan (% PDB) : 1,8 - 2,0%
Industri : 4,9 5,7%
Konsumsi RT : 5,1 5,3% Pengolahan
Konsumsi LNPRT : 5,8 6,1% Konstruksi : 6,7 7,6% Keuangan Negara

Kons. Pemerintah : 3,8 4,3% Perdagangan : 5,5 6,2% Penerimaan Perpajakan (% PDB) : 11,0 12,0

Investasi (PMTB) : 6,3 8,0% Infokom : 10,5 11,9% Belanja Modal (% PDB) : 1,7 2,2

Jasa Keuangan : 10,1 11,0% Subsidi Energi ((% PDB) : 0,6 0,7
Ekspor : 5,1 6,1%
Defisit APBN (% PDB) : 1,9 2,3
Impor : 4,5 5,5% Pertanian : 3,6 4,0%
Stok Utang Pemerintah (% PDB) : 27,0 29,0
Transportasi : 8,3 9,2%

Pertambangan : 1,4 1,7%


Investasi
Listrik dan Gas : 5,4 6,3%
Peringkat Indonesia pd EoDB : menuju 40
Realisasi PMA-PMDN (Rp Triliun) : 733 863
32
Arah Kebijakan Ekonomi Makro 2018

5,4-
6,1%
Kondisi dan Kebijakan 33
Yang Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran 2018

Investasi dan ekspor diharapkan menjadi


pendorong pertumbuhan ekonomi tahun
2018
2018
INVESTASI:
Peranan investasi swasta diharapkan semakin meningkat
PDB 5,4 - 6,1% (private-led), dengan dorongan upaya pemerintah:
(1) deregulasi peraturan; (2) perbaikan iklim investasi secara
Kons. RT 5,1 5,3% berkesinambungan terutama di daerah; (3) percepatan fasilitasi
masalah investasi; (4) pemanfaatan dan penyaluran dana repatriasi
Kons. LNPRT 5,8 6,1% untuk investasi; (5) perbaikan iklim tenaga kerja; (6) peningkatan
pertumbuhan kredit dan restrukturisasi NPL.
Kons. Pemerintah 3,8 4,3%
Investasi (PMTB) 6,3 8,0% Optimalisasi investasi pemerintah: (1) Penajaman belanja
pada kegiatan prioritas, serta (2) penyiapan program/kegiatan secara
Ekspor 5,1 6,1% lebih baik

Impor 4,5 5,5% EKSPOR:


Membaiknya ekonomi dan perdagangan global, serta kenaikan harga komoditas
meski terbatas
Peningkatan ekspor jasa melalui peningkatan sektor pariwisata
IMPOR akan didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan Peningkatan ekspor nonmigas karena upaya diversifikasi ekspor, dan
investasi. pendalaman pasar yang sudah ada.
Kondisi dan Kebijakan 34
Yang Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran 2018

Konsumsi masyarakat tetap harus dijaga


untuk tumbuh stabil dan tinggi tahun
2018, karena peranannya yang besar
2018 terhadap PDB
KONSUMSI MASYARAKAT meningkat, karena:
PDB 5,4 - 6,1% Peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja baru
karena aktivitas ekonomi yang lebih baik.
Kons. RT 5,1 5,3% Upaya menjaga dan meningkatkan daya beli masyarakat: (1)
meningkatkan ketersediaan lapangan kerja yang layak; (2) fasilitasi
Kons. LNPRT 5,8 6,1% pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM); (3)
pengendalian harga, terutama harga barang-barang kebutuhan
Kons. Pemerintah 3,8 4,3% pokok; serta (4) subsidi yang lebih tepat sasaran kepada kelompok
masyarakat miskin.
PMTB 6,3 8,0%
KONSUMSI LNPRT:
Ekspor 5,1 6,1% Dua event besar: Asian Games dan WB/IMF Meeting
Pilkada serentak di 171 daerah
Impor 4,5 5,5%
Konsumsi pemerintah akan terbatas di tahun 2018
Pembatasan belanja barang KL
Penyesuaian kebijakan transfer ke daerah
Pola penyerapan dan realisasi belanja yang lebih baik
Kondisi dan Upaya Pemerintah Untuk Mendorong 35
Pertumbuhan Ekonomi Sisi Produksi
PERTANIAN:
(i) Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dengan peningkatan irigasi
(ii) Subsidi benih dan pupuk yang lebih tepat sasaran
(iii) Peningkatan perikanan budidaya dan rumput laut
2018 (iv) Penggantian alat untuk perikanan tangkap

PERTAMBANGAN:
(i) Perbaikan harga bahan mineral
PDB 5,4 6,1%
INDUSTRI:
Pertanian 3,6 4,0% (i) Dampak realisasi pembangunan infrastruktur yang mendukung
konektivitas dan ketersediaan listrik
(ii) Mulai efektifnya operasionalisasi beberapa kawasan industri (Sei Mangkei,
Pertambangan 1,4 1,7% Kuala Tanjung, Ketapang, dan Morowali)
(iii) Peningkatan investasi sektor pengolahan

Industri 4,9 5,7% LISTRIK:


(i) Operasionalisasi pembangkit listrik dalam rangka mencapai target 35.000
Listrik 5,4 6,3% MW dan program 7.000 MW
(ii) Peningkatan rasio elektrifikasi rumah tangga dan industri
(iii) Peningkatan konsumsi gas bumi untuk rumah tangga maupun transportasi
seiring dengan program pembangunan jaringan gas kota (jargaskot) dan
penyesuaian harga gas yang lebih kompetitif
Kondisi dan Upaya Pemerintah Untuk Mendorong 36
Pertumbuhan Ekonomi Sisi Produksi
KONSTRUKSI:
(i) Peningkatan pembangunan konstruksi untuk sektor ketenagalistrikan
(ii) Implementasi program pembangunan infrastruktur pemerintah untuk
2018 konektivitas dan perumahan/pemukiman
(iii) Stabilitas ekonomi makro dan makroprudensial yang kondusif terhadap sektor
swasta.

PERDAGANGAN:
PDB 5,4 6,1% (i) Peningkatan aktivitas industri pengolahan yang mendorong penyediaan pasokan
dan distribusi pemasaran
(ii) Peningkatan konsumsi rumah tangga yang mendorong aktivitas perdagangan
Konstruksi 6,7 7,6% (iii) Peningkatan ekspor dan impor yang mendorong aktivitas ekspedisi dan distribusi
(iv) Kebijakan pemerintah yang mendorong pengembangan usaha dan wirausaha baru

Perdagangan 5,5 6,2% INFORMASI DAN KOMUNIKASI:


(i) Perluasan jaringan 4G dan 4,5G
(ii) Operasionalisasi dan pembangunan fiber optik nasional (palapa ring)
Infokom 10,5 -11,9%
JASA KEUANGAN:
Jasa (i) Pengembangan keuangan inklusif (perluasan pemanfaatan inovasi teknologi)
Keuangan 10,1 11,0% (ii) Peningkatan penetrasi layanan keuangan di desa dan kota (branchless banking,
perluasan penggunaan tabungan, serta pembiayaan mikro dan asuransi mikro )
(iii) Edukasi keuangan dan perlindungan konsumen keuangan
37

ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH


Tahun 2018
Pencapaian Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 38

Perkembangan TPT 2007-2016 Prioritas Investasi


9.5%
9.0%
9.11% Menyerap tenaga kerja formal sebesar-
8.5%
8.39% besarnya
7.87%
8.0% 7.48%
7.5% 7.14% Memberi nilai tambah besar
7.0%
6.5% 6.13% 6.17% 6.18%
5.94% Meningkatkan produktivitas
6.0% 5.61% 5,6%*
5.5%
Realisasi TPT Outlook dan Target Memiliki daya saing global dan potensi
5.0% 5,1%-5,4%
4.5% ekspor
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

*UU APBN 2017

1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2016 merupakan TPT paling rendah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
2. Target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4%-6,1%, diperkirakan dapat menciptakan 2,4 juta lapangan kerja baru, sehingga
TPT menurun menjadi 5,1%-5,4%.
3. Investasi yang besar akan mendorong penciptaan lapangan kerja formal dan meningkatkan pendapatan pekerja.
4. Industri pengolahan merupakan salah satu prioritas yang berpotensi mendorong pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.
Dengan mendorong Industri padat karya, akan menampung penganggur dan setengah penganggur sehingga memperkecil
kesenjangan dan mengangkat penduduk dari garis kemiskinan.
Pencapaian Tingkat Kemiskinan 39

Perkembangan Angka Kemiskinan No Komoditas Kontribusi terhadap Garis


18 38 Kemiskinan Sept 2016 (%)
16.58

Jumlah Penduduk Miskin (Juta Jiwa)


17
Pesentase Penduduk Miskin (%)

Jumlah Penduduk Miskin (Juta Jiwa)


16 15.42 Realisasi Tingkat Kemiskinan (%)
36 Desa Kota
15 Target Kemiskinan
14.15
14 13.33
34
1 Beras 25,35 18,31
13 12.36 32
11.66 11.47 2 Perumahan 7,63 9,81
12
10.96 11.13 10.7
30
11 10,5* 3 Rokok 10,70 10,70
10 9,0-10,0
28
37.17 34.96 32.53 31.02 29.89 28.59 28.55 4 Telur Ayam 2,76 3,18
9 27.73 28.51 27.76
8 26 5 Daging Ayam 2,19 3,10
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
*UU APBN 2017
1. Jumlah penduduk miskin berhasil diturunkan sebanyak 750 ribu jiwa dalam rentang waktu 1 tahun (Sept 2015- 2016).
2. Kondisi perekonomian yang membaik dan tingkat inflasi yang jauh lebih rendah pada kuartal pertama I 2017 (y-o-y) diperkirakan dapat
mendorong tercapainya target penurunan kemiskinan 2017.
3. Inflasi yang rendah dapat menjaga daya beli masyarakat miskin terutama terhadap komoditas pangan seperti beras yang berkontribusi
besar pada Garis Kemiskinan.
4. Penajaman program-program penanggulangan kemiskinan yang telah disempurnakan sejak tahun 2017 terus berlanjut, sehingga turut
berkontribusi pada pengurangan jumlah penduduk miskin, antara lain: a) Perbaikan Basis Data Terpadu; b) Perluasan BPNT dan PKH; c)
Penyaluran bansos dan subsidi energi melalui satu kartu untuk mendukung keuangan inklusif; d) Peningkatan pelayanan dasar seperti
akses air bersih, sanitasi, rumah layak, dan layanan identitas kependudukan; dan e) program ekonomi produktif untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Pencapaian Gini Rasio 40

Perkembangan Rasio GINI dan Target 2018 Share Konsumsi Per Kapita Menurut Kelompok
Ekonomi 2015-2016 (%)
0.42
40 36.1
0.41 34.7
35 33.3
0.413 31.4
0.4 0.41 0.41
0.405 30
0.402 0,39*
0.39 25
0.394
0,38 20 17.1 17.1
0.38 2015
15
0.37 0.378 2016
10
0.36 0.368 0.368 Realisasi Target 2018
0.364 5
0.35 0
0.34 40% Terbawah Kelompok Teratas 20%
Menengah
0.33
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Sumber: Susenas Maret 2015-2016, diolah Bappenas
*UU APBN 2017

Gini koefisien untuk bulan September tahun 2016, sebesar 0,394 turun 0.8 poin dari 0,402 di bulan September 2015.
Penurunan Rasio Gini terjadi karena adanya pengurangan tingkat konsumsi per kapita pada desil paling atas. Sementara, kelompok
menengah mulai mengalami kenaikan, meski kecil. Meskipun, kelompok 40 persen terbawah masih belum mengalami kenaikan.
Dengan pola penurunan yang diharapkan terus konsisten, Gini Rasio pada 2018 diperkirakan menjadi 0,38.
Penguatan kebijakan fiskal dalam redistribusi pendapatan yang lebih berkeadilan, dan pelaksanaan program-program yang dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat 40 persen ke bawah.
Arah Kebijakan Makro Provinsi Kalimantan Utara

Laju PDRB Provinsi Kalimantan Utara Vs. PDB (dalam persen) Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2018 sebesar 5,4 - 6,1 persen, maka
pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Utara diharapkan dapat tumbuh sebesar 3,98 4,19 persen*, dengan
8.50 tingkat kemiskinan 4,81 persen, dan pegangguran sebesar 4,60 persen*.
Keterangan: *) Proyeksi dalam Rancangan Awal RKP 2018
7.50 8.18
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Utara didukung oleh sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor
6.50 Nasional pertanian, kehutanan dan perikanan, Sektor Konstruksi, Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan Besar dan
Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, dan Sektor Transportasi & Pergudangan dengan kontribusi total 84,1 persen.
5.50 5.02 5.02 Pemerintah daerah perlu menjaga pertumbuhan keenam sektor tersebut agar dapat mendukung pertumbuhan
4.79
ekonomi Kalimantan Utara.
4.50 Prov. Kaltara
3.50
Provinsi Kalimantan Utara Share ADHB Growth ADHK
3.75 Sektor 2013 2014 2015 2014 2015
2.50 3.13 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 16,34 17,10 17,61 6,96 6,90
2014 2015 2016
2 Pertambangan dan Penggalian 33,84 32,14 28,05 9,98 -2,66
Sumber : Badan Pusat Statistik, Kalkulasi Direktorat Pengembangan Wilayah Bappenas 3 Industri Pengolahan 9,28 9,41 9,73 5,16 5,70
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,03 0,03 0,04 9,09 21,60
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 0,06 0,06 0,06 5,93 2,39
Tingkat Kemiskinan 6 Konstruksi 11,44 11,62 12,02
Jumlah Kabupaten 9,58 2,85
No Provinsi Realisasi*) Proyeksi Target dengan kemiskinan 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda 9,73 9,86 10,40 4,60 1,57
>= 10% tahun 2015 Motor
2015 2016 2017 2018 8,99 7,47
8 Transportasi dan Pergudangan 5,39 5,67 6,29
5,83 5,59
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,30 1,33 1,44
1 Kalimantan Barat 8,03 8,00 7,18 6,86 3 12,03 13,83
10 Informasi dan Komunikasi 2,01 2,02 2,19
2 Kalimantan Tengah 5,94 5,36 5,32 5,14 - 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1,12 1,10 1,19
4,71 7,99
6,21 4,92
3 Kalimantan Selatan 4,99 4,52 4,43 4,22 - 12 Real Estat 0,82 0,83 0,89
13 Jasa Perusahaan 0,28 0,29 0,29 8,92 -1,31
4 Kalimantan Timur 6,23 6,00 5,22 5,02 1 8,53 7,57
14 Adm. Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,08 5,16 5,81
5 Kalimantan Utara 6,24 6,99 4,96 4,81 - 15 Jasa Pendidikan 2,09 2,15 2,48 10,10 11,13
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,74 0,76 0,95 11,92 18,06
Keterangan: *) Realisasi angka kemiskinan bulan September 17 Jasa lainnya 0,45 0,46 0,57 7,53 16,77
Total 100,00 100,00 100,00 8,18 3,13
Kontribusi Pembangunan Wilayah Per Pulau Tahun 2018 42
Untuk Mendukung Sasaran Pembangunan Nasional
Wilayah Sumatera Wilayah Kalimantan Wilayah Sulawesi
Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 5% Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 3% Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 7%
Tingkat Kemiskinan Max 10% Tingkat Kemiskinan Max 6% Tingkat Kemiskinan Max 10%
Tingkat Pengangguran Terbuka Max 5% Tingkat Pengangguran Terbuka Max 6% Tingkat Pengangguran Terbuka Max 4%

Wilayah Maluku
Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 6%
Tingkat Kemiskinan Max 13%
Tingkat Pengangguran Terbuka Max 5%

Wilayah Jawa
Wilayah Papua
Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 5%
Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 6%
Tingkat Kemiskinan Max 10%
Wilayah Bali Nusa Tenggara Tingkat Kemiskinan Max 26%
Tingkat Pengangguran Terbuka Max 6%
Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 6% Tingkat Pengangguran Terbuka Max 4%
Tingkat Kemiskinan Max 14%
Sumber: Hasil Simulasi Bappenas
Tingkat Pengangguran Terbuka Max 3%
Rencana Pengembangan Wilayah Kalimantan
Tahun 2018
PEMBANGUNAN JALAN PERBATASAN :
Pembangunan Jalan Bts. Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2
Pembangunan Jalan Bts. Kec. Siding/Seluas Bts. Kec. Sekayam/Entikong Wilayah Kalimantan 2018
Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Nanga Era - Batas Prov. Kaltim Sasaran Laju Pertumbuhan Min 3%
Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Nanga Pinoh - Ela Hilir - Batas Pengembangan Ekonomi
Prov. Kalteng Bandar Udara Tanjung
Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Rasau - Sepulau - Batas Kapuas Harapan Sasaran Tingkat Kemiskinan Max 6%
Hulu/Sintang Sasaran Tingkat Pengangguran Max 6%
Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Temajok - Badau Terbuka
KEK. MBTK
Kab. Kutai Timur , Kaltim Sektor-sektor penggerak perekonomian
Pembangunan Pelabuhan CPO Maloy 1. Pertambangan dan Penggalian
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Ruas Jalan 2. Industri Pengolahan
Pembangunan Pelabuhan Laut
Sangata - SP. Perdau - Muara Lembak -
Padang Tikar Pembangunan
Sangkulirang - Maloy
3. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Bandar Udara
Pembanguan Jalan Akses KEK Maloy 4. Konstruksi
Tebelian
Pengembangan Bandara Sangatta 5. Perdagangan besar dan eceran
KI. Landak/Ketapang Pembangunan PLTU Kaltim, 2x100 MW
Kab. Landak, Kalbar
Pembangunan Jalan Ruas Lokasi prioritas penurunan tingkat kemiskinan :
Pembangunan Jembatan
Landak II
Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Sanamang- Jalan Bebas Hambatan 1. Provinsi Kalimantan Barat (tingkat
Tumbang Hiran-Tumbang Samba Balikpapan - Samarinda kemiskinan moderat)
2. Provinsi Kalimantan Utara (tingkat
Pembangunan Jalur KA Kemsikinan Moderat)
Balikpapan Samarinda
Pembangunan Jalan Sei Kelik - Siduk (pembebasan lahan)
KI Jorong
Kab. Tanah Laut, Kalsel KETAHANAN PANGAN Lokasi prioritas penurunan tingkat pengangguran
Pembangunan Bendungan Tapin (Lanjutan)
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Batang Alai (Lanjutan)
tebuka :
Pembangunan Drainase Utama Veteran Kota Banjarmasin 1. Provinsi Kalimantan Timur
Pelabuhan Banjarmasin Pembangunan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku
Banjarbakula
2. Provinsi Kalimantan Utara
Pembangunan Prasarana Air Baku Embung Aji Raden Kota
Kawasan Strategis Prioritas Nasional 2018 Balikpapan
PLTA Kusan, PLTA Kelai
KI Batulicin Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Baku Kota Sambas
Kab. Tanah Bumbu, Kalsel
Pengendalian Banjir Sungai Kalahien
Kawasan Strategis Prioritas RPJMN 2015-2019 Pengendalian Banjir Sungai Martapura di Kota Banjarmasin
Pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Pitap
44

KERANGKA PENDANAAN
Kerangka Pendanaan RKP 2018 45

Untuk meningkatkan efektivitas dalam mendanai prioritas pembangunan dan


mengimplementasikan Money Follow Program, pemerintah telah mengeluarkan PP NO.
17/2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Nasional yang memuat antara lain :
1. Perkuatan kendali program. Perencanaan pendanaan dilakukan pada prioritas
pembangunan hingga tingkat pelaksanaan (keluaran dan lokus yang jelas)
2. Pengintegrasian sumber sumber pendanaan baik belanja pusat (K/L dan Non K/L),
transfer ke daerah maupun non APBN
3. Memperkuat koordinasi antar instansi dan antar pusat daerah dengan memfokuskan
pembahasan pada prioritas pembangunan agar :
Kesiapan pelaksanaan program dibahas sejak awal
Integrasi antar program dan antar pelaku pembangunan
4. Mengintegrasikan dokumen perencanaan, dokumen anggaran serta penilaian kinerja
dalam sebuah rangkaian sistem yang terpadu (KRISNA)
Contoh : Perkuatan Integrasi Sumber Pendanaan 46

SWASTA Pengadaan Kapal Penyeberangan


Belanja KL
Sarana dan prasarana konektivitas
Pengembangan 3 Sarana dan prasarana pelayanan dasar seperti air
Pemerintah Daerah Kawasan baku
Pariwisata
Dana Alokasi Khusus (Penugasan) Revitalisasi Kawasan
(Danau Toba)
Pembangunan ruas kewenangan daerah
Rehabilitasi Daerah irigasi BUMN
APBD Pembangunan Jalan Tol
Pembangunan jalan prov/kab/kota
Peningkatan pelayanan kesehatan
Swasta
Pengembangan 5 Resor dan spot spot pariwisata
Kawasan Pengadaan Fasilitas MICE
Ekonomi Khusus
(KEK) Pengembangan
Belanja KL KEK Maloy Dunia Usaha dan Belanja KL
Batuta Trans- Pariwisata
Kalimantan Sarana dan prasarana konektivitas
Pembangunan akses
(MBTK)
jalan
Pembangunan
Pengembangan 3
dukungan sarana Kawasan Industri
industri KPBU (KI) Swasta
(Sei Mangkei)
Pengembangan sarana dan Pembangunan Pabrik Pengolahan
BUMN
prasarana konektivitas yang Produk Turunan Kelapa Sawit
Pembangunan sarana prasarana energi melibatkan swasta
Pendanaan Rancangan RKP 47

Pendanaan Rancangan RKP yang melalui Kementerian/Lembaga diarahkan sebagai


berikut :
% Terhadap
URAIAN
Pagu Indikatif
Belanja Operasional 33,3
Belanja Prioritas 57,2
Prioritas Nasional (prioritas yang merupakan penekanan RKP) 34,3
Prioritas Bidang (prioritas untuk pencapaian target RPJMN 2015-2019) 22,9
Lainnya 9,5
TOTAL 100
Arah Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun 2018 48

RANCANGAN BIDANG DAK FISIK TA 2018 Terdapat penambahan 4 bidang DAK


Reguler baru yaitu Air Minum dan Sanitasi
DAK REGULER DAK AFIRMASI DAK PENUGASAN untuk mendukung pemenuhan target
Tujuan: Untuk penyediaan pelayanan Tujuan: Mempercepat pembangunan Tujuan: Mendukung Pencapaian pelayanan dasar (SPM) serta Pasar dan
dasar sesuai UU No. 23 Tahun 2014 infrastruktur dan pelayanan dasar Jalan untuk mendukung ketersediaan
Prioritas Nasional Tahun 2018 sarpras dalam mendukung pencapaian
tentang Pemerintahan Daerah dengan yang fokus pada Lokasi Prioritas yang menjadi kewenangan Program Presiden Ekonomi Berkeadilan.
target pemenuhan Standar (Kecamatan) pada Kab/Kota yang
Pelayanan Minimal (SPM) dan termasuk kategori daerah perbatasan,
Daerah dengan lingkup kegiatan
Terdapat penambahan 3 bidang DAK
mendukung ketersediaan sarana dan kepulauan, tertinggal, dan yang spesifik serta lokasi Afirmasi baru yaitu Pendidikan, Air
prasarana untuk pencapaian transmigrasi (Area/Spatial Based). prioritas tertentu. Minum, dan Sanitasi, untuk menunjang
Program Presiden Ekonomi pelayanan dasar di wilayah afirmasi, menu
dimungkinkan sama dengan DAK Reguler,
Berkeadilan tetapi lokasinya dikunci.
1. Pendidikan 10. Pariwisata 1. Kesehatan (Puskesmas) 1. Pendidikan (SMK)
2. Kesehatan dan 11. Jalan 2. Perumahan dan Permukiman 2. Kesehatan Selain 8 bidang DAK Penugasan Eksisting
Tahun 2017, terdapat penambahan 1 bidang
KB
DAK dari Kementerian Lingkungan Hidup
3. Air Minum 3. Transportasi 3. Air Minum dan Kehutanan yang sebelumnya berada
di bawah Bidang DAK Penugasan Irigasi
4. Sanitasi 4. Pendidikan 4. Sanitasi dan Sanitasi Tahun 2017. Pemisahan
5. Perumahan 5. Air Minum 5. Jalan bidang DAK dilakukan agar implementasi
dan Permukiman kegiatan dapat berlangsung lebih baik
dibandingkan tahun 2017.
6. Pasar 6. Sanitasi 6. Irigasi
Terdapat bidang bidang yang
7. IKM 7. Pasar kemungkinan sama atau terdapat di lebih
8. Pertanian 8. Energi Skala Kecil dari 2 jenis DAK, namun berbeda dalam
fokus menu kegiatan dan lokasinya.
9. Kelautan dan 9. Lingkungan Hidup dan
Perikanan Kehutanan
Langkah Penyempurnaan Kebijakan DAK Fisik Tahun 2018 : 49
Pengusulan DAK Fisik Tahun 2018 Melalui Aplikasi E-planning

Instruksi Bapak Presiden RI mengenai Satu


01 usulan dengan menggunakan teknologi
informasi; 01
Instruksi
Presiden
Penyusunan aplikasi e-planning DAK ini

02 menjadi satu portal pengusulan DAK Fisik dari


pemerintah daerah yang dapat diakses oleh
seluruh stakeholder (lintas K/L dan lintas
Pemerintah Daerah).
04
Pengintegrasian
Aplikasi
Kementerian

03 Dilakukan pengintegrasian e-planning Lembaga


DAK ke e-planning Bappenas.
03 02
Sosialisasi Aplikasi Satu Portal Aplikasi
e-planning DAK Pengusulan DAK

04 Aplikasi e-planning DAK Fisik ini akan


disinkronkan dengan sistem serupa di K/L
Fisik

Pengampu DAK.
Prioritas Pembangunan Nasional
4 Mendukung Kaltara sebagai Pusat
Pangan dan Energi
Rancangan Tema, Prioritas Nasional dan Program Prioritas RKP 2018 51

TEMA RENCANA KERJA PEMERINTAH 2018 :


Memacu Investasi dan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan dan Pemerataan

Peningkatan Kualitas Money Follow Program dengan pendekatan Holistik, Tematik, Integratif dan Spasial
I. PENDIDIKAN IV. PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN VII. PENANGGULANGAN KEMISKINAN
1. Pendidikan Vokasi PARIWISATA 17. Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Pembangunan
2. Peningkatan kualitas guru 8. Pengembangan 3 Kawasan Sasaran Berkelanjutan
Pariwisata (dari 10) 18. Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Revolusi II. KESEHATAN 19. Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil,
dan Perubahan
9. Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi
Mental 3. Peningkatan Kesehatan Ibu Khusus (KEK) (dari 10) dan Koperasi Iklim
dan Anak VIII. INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS,
10. Pengembangan 3 Kawasan Industri
4. Pencegahan dan DAN KEMARITIMAN
(KI) (dari 14)
Penanggulangan Penyakit 20. Pengembangan Sarana dan Prasarana
11. Perbaikan Iklim Investasi dan Transportasi (darat, laut, udara, dan
5. Preventif dan Promotif Penciptaan Lapangan Kerja inter-moda)
(Gerakan Masyarakat Hidup
12. Peningkatan Ekspor Barang dan Jasa 21. Pengembangan Telekomunikasi dan
Sehat)
Bernilai Tambah Tinggi Informatika
Pemerataan
III. PERUMAHAN DAN IX. PEMBANGUNAN WILAYAH
V. KETAHANAN ENERGI
PERMUKIMAN 22. Pembangunan Wilayah Perbatasan
13. EBT dan Konservasi Energi
6. Penyediaan Perumahan dan Daerah Tertinggal
Layak 14. Pemenuhan Kebutuhan Energi 23. Pembangunan Perdesaan
7. Air Bersih dan Sanitasi VI. KETAHANAN PANGAN 24. Reforma Agraria
15. Peningkatan Produksi pangan 25. Pencegahan dan Penanggulangan
Bencana (a.l Kebakaran Hutan)
16. Pembangunan sarana dan prasarana
Kesetaraan pertanian (termasuk irigasi)
26. Percepatan Pembangunan Papua

Gender X. POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN & KEAMANAN


27. Penguatan Pertahanan 29, Kepastian Hukum
28. Stabilitas Politik dan Keamanan 30. Reformasi Birokrasi Tata kelola
Pemerintahan
=Pengarusutamaan/ PRIORITAS KHUSUS
Mainstreaming
Asian Games dan Asian Para Games
yang Baik

Memprioritaskan Belanja Pemerintah Untuk Pencapaian Sasaran Prioritas Nasional


PN 4: Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata 52

Peningkatan Fasilitasi Ekspor PROGRAM Pengembangan Danau Toba


Peningkatan Kualitas dan Standar PRIORITAS 1 Pengembangan Borobudur dan
Produk Ekspor Sektornya
Peningkatan Efektivitas Promosi dan
Akses Pasar Pengembangan 3 Pengembangan Mandalika
Pengembangan Jaringan Kemitraan Kawasan Dukungan Pengembangan
Usaha Pariwisata Destinasi Prioritas
Pengembangan Ekspor Jasa Bernilai Percepatan Pembangunan KEK
Tambah Tinggi Sorong
Percepatan Pembangunan KEK

KEGIATAN
5 2 Tanjung Kelayang
Percepatan Pembangunan KEK
PRIORITAS Pengembangan Bitung
Pengembangan
4 Kawasan Percepatan Pembangunan KEK
Ekspor Barang
Ekonomi MBTK
dan jasa
Khusus Percepatan Pembangunan KEK
Pelaksanaan Harmonisasi dan PENGEMBANGAN Morotai
Simplifikasi Peraturan Perizinan
DUNIA USAHA
Pengembangan Layanan Perizinan
Terpadu DAN PARIWISATA
Percepatan Fasilitasi Penyelesaian PRIORITAS
Masalah Investasi NASIONAL
Peningkatan Persaingan Usaha yang
Sehat
Iklim Ketenagakerjaan dan Hubungan
Industrial
4 3 Pengembangan KI Sei Mangkei
Pengembangan keahlian tenaga kerja
Perbaikan
Iklim Investasi Pengembangan Pengembangan KI Morowali
Layanan Informasi Pasar kerja dan Penciptaan 3 Kawasan
Lapangan Industri Pengembangan KI Bantaeng
Peningkatan Populasi dan Daya Saing Kerja
Industri Dukungan Pengembangan KI
Penguatan Pertumbuhan Ekonomi 52
Kreatif
Dukungan Infrastruktur Sumber Daya Air Terhadap Kawasan Industri dan KEK
KI KEK MALUKU
KEK & KI LANDAK
Pembangunan Embung Serbaguna Pulau Bunyu Kab. Pembangunan Bangunan Pengendali Sedimen Sungai Matakabo,
Pembangunan Embung 2017-2020, Rp.177 M
Bulungan, 2017-2018, Rp. 41 M
Simpang Kasturi Kab.
Landak, 2017, Rp.15 M Pembangunan Intake dan Jaringan Transmisi Indulung; Pembangunan Pengaman Pantai Kec. Namrole Kab. Buru Selatan,
Kecamatan Tarakan Tengah; Kota Tarakan; 2017, Rp.29 M 2017-2020, Rp.107 M
Pembangunan 6 buah Embung, 2017-2018, Rp.92M
Pembangunan Intake & Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Kec. Tehoru,
2017, Rp.20 M

KI PALU KEK SORONG


Pengendalian Banjir Sungai Pengamanan Pantai (Breakwater)
Palu, 2017-2020, Rp.446 M Sailolof, 2017, Rp.21 M
Rehabilitasi dan peningkatan 5
Embung, 2017, Rp.37 M
Pembangunan Sistem Air Baku (SPAM
KI TELUK BINTUNI Regional) Kota dan Kabupaten Sorong,
Pembangunan Fasilitas 2017, Rp.52 M
KI KETAPANG Pelindung Bendung Air
Pembangunan Sarana dan Baku Kab.Teluk Bintuni,
Prasarana Air Baku Kota 2017, Rp.15 M KEK MERAUKE
Ketapang, 2017, Rp.20 M Pengendalian Banjir Kota Merauke
Kabupaten Merauke, 2017-2018, Rp.43
KEK NTT
M
Pembangunan Sarana/Prasarana Pengendalian Banjir Sungai KI KONAWE Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa
Motamasin Kab. Malaka, 2017-2018, Rp. 77 M
Pengendalian Banjir Sungai Transmisi Air Baku SA Sungai Maro Kota
Pembangunan Sarana/Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Konaweha Kab. Konawe, 2017- Merauke, 2017-2019, Rp.148 M
Malibaka, 2017, Rp. 18 M 2020, Rp.309 M
Pembangunan 19 Embung, 2017, Rp.134 M Pembangunan Embung
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sumber Rejeki Kab. Konawe,
2017, Rp.6 M
Kawasan Industri
Kawasan Industri Prioritas
Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning

Pelabuhan Pengumpul
Tarakan
LEGENDA
JALAN NASIONAL (JALAN TOL) / ARTERI
JALAN NASIONAL / ARTERI
JALUR KERETA API
Bandar Udara Pengumpan
JALAN KOLEKTOR PRIMER
JALAN KOLEKTOR SEKNDER & TERTIER
Tanjung Harapan
BANDAR UDARA PENGUMPUL SKALA PRIMER (PP)
PELABUHAN UTAMA (PU) INTERNASIONAL HUB
PELABUHAN UTAMA (PU) INTERNASIONAL
PELABUHAN PENGUMPUL (PP)

IBUKOTA NEGARA
IBUKOTA PROVINSI
KOTA MADYA
IBUKOTA KABUPATEN
IBUKOTA KECAMATAN
KI Tanah Kuning
INFRASTRUKTUR EKSISTING
INFRASTRUKTUR USULAN
Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning
No. Infrastruktur Eksisting Kapasitas Infrastruktur Aksesibilitas terhadap Kawasan Catatan/Rekomendasi
1 Pelabuhan Pengumpul Draft dermaga 12 MLWS Belum terdapat akses menuju pelabuhan Diperlukan pembangunan pelabuhan RoRo dan pelabuhan logistik di KIPI
Tarakan terdekat (Pel. Tarakan) di Pulau Tarakan Tanah Kuning guna memberikan layanan transportasi dari dan ke Pulau
Tarakan
2 Bandar Udara Pengumpan Panjang runway 1400 m Akses menuju bandara terdekat Diperlukan peningkatan fungsi jalan dari KIPI Maloy menuju Bandara
Tanjung Harapan, Tanjung x 30 m (bandara Tanjung Harapan) di Tanjung Tanjung Harapan
Selor Selor, berjarak 126 km ditempuh dalam
4 jam.

No. Usulan RKP 2018 Catatan/Rekomendasi Rekapitulasi Kegiatan Prioritas Pendukung Kawasan
1 Pengembangan Bandar Bandara Tanjung Harapan merupakan Pengembangan Bandar Udara Tanjung Harapan (APBN 2018)
Udara Tanjung Harapan bandara terdekat yang melayani KIPI Tanah
Kuning Preservasi rehabilitasi jalan dalam kota Tanjung Selor (APBD/DAK 2018)
2 Preservasi rehabilitasi Mendukung akses ke Bandara Tanjung Preservasi dan pelebaran jalan BTS.Bulungan - TJ.Selor (APBN 2018)
jalan dalam kota Tanjung Harapan Peningkatan fungsi dan kapasitas jalan dari KIPI Maloy menuju Jalan Poros (BTS.Bulungan - TJ.Selor)
Selor 7 KM menuju Bandara Tanjung Harapan (APBD/DAK 2018)
3 Preservasi dan pelebaran Mendukung akses ke Bandara Tanjung Future
jalan BTS.Bulungan - Harapan
TJ.Selor Diperlukan pembangunan pelabuhan RoRo dan pelabuhan logistik di KIPI Tanah Kuning (PPP/PINA
2019)
4 Pelebaran Jalan Tanjung Tidak melalui KIPI Tanah Kuning dan tidak
Selor - Tanjung Palas mendukung akses ke Bandara/Pelabuhan.
Sekatak Perlu dicermati lagi.
5 Rekonstruksi/Peningkatan Ruas tidak spesifik
Struktur Jalan
Mendukung KIPI Tanah
Kuning
Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning
2018
Kegiatan Proyek Prioritas Nasional
Nilai (Juta Rupiah) Sumber Pelaksana
Pengembangan Bandar Udara Tanjung Harapan (APBN 2018)
81.913 APBN Kemenhub

Pembangunan Jalan Tanjung Selor SP3 Sajau Binai Tanah


Kuning 90.000 APBN KemenPUPR

Pembangunan Jalan Tanah Kuning Mangkupadi


100.000 APBN KemenPUPR
Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning
2018
Kegiatan Proyek Prioritas Nasional
Nilai (Juta Rupiah) Sumber Pelaksana
40.000 DAK Provinsi Kaltara
Pembangunan Jalan Tanjung Selor - Sajau
24.000 DAK Provinsi Kaltara
Pembangunan Jalan Sajau - Binai

50.000 DAK Provinsi Kaltara


Peningkatan Jalan Binai - Tanah Kuning
50.000 DAK Provinsi Kaltara
Peningkatan Jalan Tanah Kuning - Mangkupadi
8.000 DAK Provinsi Kaltara
Pembangunan Jalan Mangkupadi - Pindada
30.000 DAK Provinsi Kaltara
Peningkatan Jalan Pindada - Kampung Baru

Pembangunan Jalan Kampung Baru - Karang Tigau - Batas 40.000 DAK Provinsi Kaltara
Bulungan Berau
Pembangunan Jalan Pendekat Ruas Jalan Nasional Batas 40.000 DAK Provinsi Kaltara
Bulungan - Tanjung Selor Menuju Kecamatan Tanjung Palas Timur
30.000 DAK Provinsi Kaltara
Pembangunan Jembatan Sei. Sajau II
PN 5: Ketahanan Energi 58

1
Energi Baru
Terbarukan Pengembangan PLT Hidro dan Nuklir
PROGRAM (EBT) dan
PRIORITAS Konservasi
Energi Pengembangan PLT Panas Bumi
KEGIATAN
PRIORITAS Pengembangan Bioenergi

Pengembangan Industri Penunjang EBT, dan


Konservasi Energi
Pembangunan Pembangkit, Transmisi dan
Distribusi Tenaga Listrik
KETAHANAN
ENERGI Pengembangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Skala Kecil (Small Grid System)
Peningkatan Kapasitas Infrastruktur Minyak
dan Gas Bumi
Implementasi Teknologi Bersih dan Efisien
Peningkatan Cadangan Minyak dan Gas
Bumi
2 Penyempurnaan Feed In Tariff, Subsidi dan
Kelembagaan EBT
Pembentukan Cadangan Penyangga Energi
Pemenuhan
Kebutuhan PRIORITAS
Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi Energi NASIONAL

Pemenuhan DMO Batubara dan Gas Bumi


SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS EBT DAN KONSERVASI ENERGI (1/2) 59
PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN ENERGI

No. Kegiatan Prioritas Sasaran/Indikator Lokasi


1. Pengembangan a. Terbangunnya pembangkit listrik berbasis hidro, dengan indikator: i. Kab.Pegunungan Bintang-Oksibil, Kab. Puncak-Ilaga,
Pembangkit Listrik
i. Jumlah PLTMH yang terbangun sebanyak 3 unit, ii. Kab. Toba Samosir, Kab. Pidie Jaya, Kab. Landak
Tenaga (PLT) Hidro
dan Nuklir ii. Jumlah PLTM yang terbangun sebanyak 2 unit, iii. Prov. Lampung, NTT, Gorontalo
iii. Jumlah dokumen Pra FS/FS dan DED PLTM dan PLTMH yang tersusun sebanyak 3 FS/DED, iv. -
iv. Kapasitas terpasang PLTM/PLTMH di kawasan konservasi non taman nasional sebesar 10.000 KW, v. TN Kayan Mentarang (Kaltara), TN Betung Kerihun
(Kalbar), TN Bukit Baka Bukit Raya (Kalbar), TN
v. Kapasitas terpasang PLTM/PLTMH di taman nasional sebesar 2.400 KW.
Rawa Aopa Watumohai (Sultra)
a. Terwujudnya pengembangan pembangkit listrik berbasis nuklir i. Kab.Ketapang
i. Jumlah lokasi Mineral Logam Tanah Jarang (REE) yang dieksplorasi sebanyak 1 lokasi, ii. Pusat
ii. Jumlah data gempa (seismik) dan geodetik (Data Pangkalan Data Tapak RDE) sebanyak 7 paket data, iii. Prov. Kepulauan Riau, Kab. Jepara, Prov. Bangka
Belitung, Pusat
iii. Penyiapan teknis infrastruktur pembangunan PLTN dalam 6 dokumen teknis,
iv. Pusat
iv. Jumlah kajian pengembangan teknologi dan keselamatan reaktor nuklir sebanyak 2 kajian,
v. Pusat
v. Jumlah perizinan dalam pembangunan dan pengoperasian reaktor daya sebanyak 1 perizinan,
vi. Pusat
vi. Jumlah implementasi roadmap pembangunan PLT Nuklir sebanyak 1 roadmap.
2. Pengembangan a. Terbangunnya Pembangkit Listrik Panas Bumi, dengan indikator: i. Kab. Garut
Pembangkit Listrik
i. Jumlah PLTP skala kecil yang terbangun sebanyak 2 unit prototipe.
Tenaga Panas Bumi
(PLTP)
a. Meningkatnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi panas bumi, dengan indikator : i. Prov. Sumatera Selatan, NTT, Maluku Utara, Jawa
Barat, Sumatera Barat
i. Jumlah WKP yang dilelang sebanyak 5 WKP,
ii. Prov. Sumatera Barat
ii. Jumlah WKP yang baru sebanyak 1 WKP,
iii. Pusat
iii. Jumlah rekomendasi hasil survei penyelidikan sumber daya dan cadangan panas bumi sebanyak 16
rekomendasi.
a. Meningkatnya teknologi dan kemampuan SDM dalam negeri di bidang panas bumi i. Pusat
i. Jumlah pendidikan dan pelatihan bidang panas bumi (EBTKE) sebanyak 20 pendidikan dan pelatihan.
SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS EBT DAN KONSERVASI ENERGI (2/2) 60
PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN ENERGI
No. Kegiatan Prioritas Sasaran/Indikator Lokasi
3. Pengembangan Bioenergi a. Terwujudnya pembangunan infrastruktur bioenergi, dengan indikator:
i. JumlahPLT Biogas dari limbah sawit yang terbangun sebanyak 1 unit, i. Pusat
ii. Hasil inovasi teknologi limbah padat sawit untuk energi sebanyak 1 pilot project, ii. Pusat
iii. Jumlah pilot plant inovasi teknologi bioenergi sebanyak 1 unit, iii. Pusat
iv. Jumlah limbah industri yang dimanfaatkan sebagai sumber energi sebanyak 500 ton, iv. Kab. Katingan
v. Jumlah limbah non B3 yang dimanfaatkan melalui pembangunan reaktor biomassa sebanyak 100 ton, v. Kab. Cilacap
vi. Jumlah limbah B3 yang dimanfaatkan menjadi bahan bakar alternatif sebanyak 5.000 liter per hari, vi. Kab. Gresik
vii. Model pengembangan bioenergi berbasis tanaman lokal (mobile plant biodiesel multifeed stock) yang vii. Prov. Papua, D.I Yogyakarta, NTB
dioptimalisasikan dengan target produksi sebanyak 500 liter per hari di 3 lokasi, viii. Pusat
viii. Hasil inovasi teknologi gasifikasi dan biomethanol/bioethanol sebanyak 1 pilot plant.
4. Pengembangan Industri a. Tersusunnya regulasi terkait insentif untuk industri penggerak EBT dalam negeri. i. Pusat
Penunjang EBT dan Konservasi i. Jumlah regulasi insentif pajak untuk Industri Dalam Negeri Penggerak EBT sebanyak 1 rancangan regulasi, ii. Pusat
Energi
ii. Jumlah paket kebijakan industri EBT dalam negeri sebanyak 1 paket.
a. Meningkatnya teknologi pengembangan EBT dan konservasi energi dalam negeri i. Pusat
i. Jumlah paket revitalisasi sarana pengujian kualitas teknologi solar PV yang dilaksanakan sebanyak 1 paket ii. Pusat
revitalisasi peralatan, iii. Pusat
ii. Jumlah paket revitalisasi fasilitas laboratorium riset energi, termasuk teknologi bersih, teknologi biomassa dan
energi terbarukan lainnya sebanyak 3 cluster peralatan,
iii. Jumlah riset pengembangan energi terbarukan bagi industri dalam negeri,
5. Pengembangan Usaha Terwujudnya pemanfaatan teknologi Small Grid System i. Prov. NTT
Penyediaan Tenaga Listrik Skala i. Jumlah unit pilot plantSmart Micro Gridkawasan perdesaan dan/atau perkotaan yang terbangun sebanyak 1 unit, ii. Prov. NTT
Kecil (Small Grid System)
ii. Jumlah PLTS Terpusat Offgrid di wilayah perbatasan sebanyak 1 unit.
Terwujudnya penyediaan energi pra elektrifikasi i. Prov. Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu,
i. Jumlah unitLampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE)sebanyak 240.229 unit, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Selatan, Papua
6. Implementasi Teknologi Bersih a. Terwujudnya penerapan konservasi energi dan teknologi energi bersih i. Seluruh Indonesia
dan Efisien i. Jumlah objek Investment Grade Audit(IGA) sebanyak 6 objek, ii. Seluruh Indonesia
ii. Jumlah jenis peralatan yang menjadi objek pelaksanaan mandatory Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan iii. Pusat
Label Hemat Energi sebanyak 2 jenis peralatan, iv. Pusat
iii. Jumlah dokumen FS untuk implementasi teknologi Under Ground Coal Gasification (UCG) di Indonesia sebanyak 1
dokumen,
iv. Jumlah hasil inovasi teknologi testing protokol pengujian peralatan listrik sebanyak 1 unit alat uji.
7. Penyempurnaan feed-in tariff, Tersusunnya formulasi harga, besaran, serta regulasi penerapan subsidi/insentif pengembangan EBT, dengan indikator: i. Pusat
subsidi, dan kelembagaan EBT Jumlah regulasi pembentukan dana ketahanan energi sebanyak 1 regulasi.
SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA
PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI (1/2) 61
PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN ENERGI
No. Kegiatan Prioritas Sasaran/Indikator Lokasi
1. Pembangunan a. Terbangunnya pembangkit listrik, beserta jaringan transmisi dan gardu induk i. Pusat
pembangkit, i. Jumlah kapasitas pembangunan pembangkit listrik yang dibangun sebesar 5.956 MW, ii. Pusat
transmisi dan ii. Jumlah panjang jaringan transmisi yang dibangun sepanjang 12.681 kms, iii. Pusat
distribusi tenaga iii. Jumlah kapasitas gardu induk yang dibangun sebesar 34.552 MVA, iv. Pusat
listrik iv. Jumlah panjang jaringan distribusi yang dibangun sepanjang 24.938 kms, v. Pusat
v. Jumlah kapasitas gardu distribusi yang dibangun sebesar 363 MVA, vi. Pusat
vi. Data dan penyiapan informasi geospasial tematik ketenagalistrikan sebanyak 1 peta, vii. Pusat
vii.Jumlah kebijakan terkait pemantauan dan pengendalian pembangunan ketenagalistrikan viii.Pusat
sebanyak 3 kebijakan,
viii.Jumlah provinsi yang menerima bimtek penyusunan/peninjauan kembali RTRW dan
penyusunan RDTR untuk mengakomodir rencana pembangunan pembangkit listrik sebanyak 34
provinsi.
a. Terwujudnya perluasan jaringan distribusi dan penyambungan listrik untuk rumah tangga tidak Pusat
mampu
i. Jumlah rumah tangga yang menerima perluasan jaringan distribusi dan penyambungan listrik
sebanyak 195.000 RTS.
a. Terlaksananya penetapan harga energi listrik serta penerapan kebijakan subsidi yang tepat sasaran i. Pusat
i. Jumlah kebijakan terkait harga dan subsidi listrik sebanyak 1 kebijakan.

2 Peningkatan a. Terbangunnya infrastruktur gas bumi i. Kota Semarang (6350), Kab Blora (5000), Kab Sorong (5000), Kota Balikpapan
kapasitas i. Jumlah jaringan gas bumi untuk Rumah Tangga yang dibangun sebanyak 100.350 SR, (7000), Kab Probolinggo (5000), Kab Prabumulih (6000), Kota Sorong (4000), Kab
infrastruktur ii. Ruas pipa transmisi dan jaringan pipa distribusi yang dibangun sepanjang 13.044 km, Bekasi (5000), Kota Pasuruan (6000), Kota Bontang (8000), Kab Banyuasin (5000),
minyak dan gas iii. Jumlah instalasi uji meter gas untuk program jaringan gas sebanyak 6 unit, Kota Medan (5000), Kab Sidoarjo (8000), Kota Samarinda (5000), Kota Tarakan
bumi iv. Jumlah instalasi pengujian izin tipe meter gas dan instalasi uji meter gas untuk program jaringan (6000), Kab Wajo (4000), Kab Banggai (5000), Kab Penajam Paser Utara (5000)
gas sebanyak 3 unit, ii. Prov. Sumut, Sumsel, Riau, DKI Jakarta, Banten, Jabar, Jatim, Lampung, Kepri, Jateng
v. Jumlah pipa transmisi jaringan gas yang dibangun sepanjang 38 km, iii. Pusat
vi. Pemutakhiran Data Infrastruktur Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa sebanyak 1 iv. Pusat
dokumen. v. Kab Tuban (5 Km), Kota Samarinda (8 Km), Kota Sorong (25 Km)
vi. Pusat
a. Terbangunnya infrastruktur minyak bumi i. Pusat
i. Perencanaan pembangunan dan pengembangan kilang minyak grass root dan RDMP sebanyak 1 ii. Pusat
dokumen,
ii. Pembangunan tangki Penyimpanan BBM sebanyak 14 unit.
a. Terlaksananya konversi BBM ke BBG i. Prov. Bali, Sulsel, Kaltim, Sultra, Gorontalo, Sulbar, NTB
i. Jumlah konverter unit BBM ke BBG untuk nelayan sebanyak 9.538 unit, ii. Cirebon, Indramayu, Lampung, Surabaya, Gresik, Semarang dan Jakarta
ii. Jumlah konverter unit BBM ke BBG untuk kendaraan sebanyak 1.800 unit.
a. Terlaksananya penetapan harga BBM dan LPG serta penerapan kebijakan subsidi yang tepat sasaran i. Jayapura dan Manokwari
i. Jumlah paket perdana LPG 3 kg untuk Rumah Tangga dan usaha mikro sebanyak 100.150 paket, ii. Pusat
ii. Jumlah pelaksanaan distribusi tertutup LPG tabung 3 kg sebanyak 1 paket.
SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA
PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI (1/2) 62
PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN ENERGI
No
Kegiatan Prioritas Sasaran/Indikator Lokasi
.
3. Peningkatan cadangan a. Terselenggaranya kegiatan eksplorasi migas untuk peningkatan penemuan cadangan baru i. 2 lokasi di Pulau Kai Weber Deep, Kep. Seribu
minyak dan gas bumi
i. Survei Pengkayaan Data Dasar ESDM dan Konsepsi Geologi Kelautan Strategis ii. 3 lokasi di Tamerau Papua Barat, Waipoga Papua, Kangean Masalembo
sebanyak 1 rekomendasi kebijakan (2200 KM Seismik 2D),
iii. Prov. Sultra dan Kalbar
ii. Survei Energi Migas Kelautan sebanyak 1 rekomendasi kebijakan (4000 KM Seismik
iv. Pusat
2D),
iii. Akuisisi Seismik 2D di Selabangka dan Singkawang,
iv. Data Seismik 2D sebanyak 1 referensi teknis survei.
4. Pembentukan cadangan a. Tersedianya cadangan penyangga energi i. Pusat
penyangga energi
i. Rekomendasi strategis penyediaan dan pengelolaan Cadangan Penyangga
Energisebanyak 2 paket kebijakan.
5. Peningkatan produksi a. Meningkatnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas konvensional dan non i. Prov. Lampung, Kaltara, Kaltim, Sulteng, Maluku, Malut, Papua, Papua Barat
minyak dan gas bumi konvensional
ii. South Benggara, Bengkalis, East Bengkanai
i. Jumlah WK Migas konvensional yang ditawarkan sebanyak 8 WK,
iii. Pusat
ii. Jumlah WK Migas non konvensional yang ditawarkan sebanyak 3 WK,
iv. Arafura Barat, Sapurote, Selaru Selatan 1, Selaru Selatan 2, Arafura Selatan,
iii. Jumlah regulasi migas yang direvisi (UU Migas) sebanyak 1 rancangan PP, Kaimana, Timor Barat, Sumatera Tengah, Kutai Timur
iv. Jumlah survei keprospekan migas sebanyak 9 rekomendasi WK, v. Pusat
v. Produksi minyak bumi dengan metode EOR menggunakan injeksi alkoksi sulfonate
berbasis nabati untuk injeksi kimia sebanyak 1 usulan paten.
6. Pemenuhan DMO a. Meningkatnya pemanfaatan batubara dan gas bumi untuk kepentingan dalam negeri i. Pusat
batubara dan gas bumi
i. Pemenuhan pemanfaatan batubara untuk kebutuhan domestik tahun 2018 sebesar 131 ii. Pusat
juta ton sebanyak 1 kebijakan,
ii. Pengendalian produksi batubara tahun 2018 sebesar 406 juta ton sebanyak 1
rekomendasi.
a. Meningkatnya pemanfaatan alokasi gas domestik i. Pusat
i. Intensifikasi pemanfaatan gas bumi pada sektor rumah tangga, transportasi dan
industri sebanyak 2 rekomendasi.
PN 6: Ketahanan Pangan 63

KEGIATAN 1
PRIORITAS PROGRAM Peningkatan
PRIORITAS Produksi
Pangan Produksi Padi 79,3 juta ton

Pembangunan dan rehabilitasi jaringan Produksi Jagung 23,4 juta ton


irigasi
Produksi Gula 3,2 juta ton
Pembangunan dan Rehabilitasi bendungan
dan embung Produksi Daging sapi 710 ribu ton

Produksi Ikan 17,4 juta ton dan Garam 4,1


Perbaikan Data Statistik Pangan juta ton
KETAHANAN Produksi Hortikultura: Cabai Rawit dan
PANGAN Merah 2,2, Bawang Merah 1,4 juta ton,
Sarana pasca panen Jeruk 1,8 juta ton, Mangga 2,5 juta ton

Sarana dan prasarana distribusi pangan


dan pertanian di 34 provinsi

Sarana dan prasarana peningkatan


konsumsi pangan di 34 provinsi 2
Pembangunan
Alat dan mesin pertanian
Sarana dan
Prasarana PRIORITAS
Perluasan lahan pertanian Pertanian NASIONAL
SASARAN UMUM: PENINGKATAN PRODUKSI 64

Sasaran Umum Padi dan Jagung Sasaran Umum Gula dan Garam
2014 (Baseline) 2015 (realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target) 2014 (Baseline) 2015 (realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target)

79.3 4.1
76.2 77 3.8
70.6 73.4 3.6
3.2 3.3
3
2.8
2.6 2.45 2.5

20.3 21.4 22.4 23.4


19.1

Padi (juta ton GKP) Jagung (juta ton) Gula (juta ton) Garam (juta ton)

Sasaran Umum Daging Sapi dan Ikan Sasaran Umum Hortikultura


2014 (Baseline) 2015 (realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target) 2014 (Baseline) 2015 (realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target)

17.36
2.43 2.46
16.04
2.23 2.34 2.4
14.8 2.18
1.87 1.91 1.86 1.9 1.78 1.74 1.7 1.77 1.84
10.76 10.86
1.37
1.23 1.23 1.17 1.23

0.45 0.46 0.59 0.64 0.71

Daging sapi (juta ton) Ikan (juta ton) Cabai (rawit dan merah) Bawang Merah (juta ton) Jeruk (juta ton) Mangga
SASARAN UMUM: PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA 65

Sasaran Umum Pembangunan dan Rehabilitasi Jaringan Sasaran Umum Pembangunan Waduk
Irigasi 2014 (Baseline) 2015 (realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target)
2014 (Baseline) 2015 (realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target)

36
9.06 9.11 9.19 9.23
8.9

30

16 16

13
11 11
2.71
9
8

0.49 0.32
0.29 0.15

Pembangunan jaringan irigasi (juta ha, kumulatif) Rehabilitasi jaringan irigasi (juta ha) Pembangunan waduk (groundbreaking) (buah) Pembangunan waduk lanjutan (buah)
SASARAN KEGIATAN PRIORITAS DAN SEBARAN LOKASI PADA 66

PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN


No Kegiatan Prioritas Sasaran/Indikator Lokasi
1. Peningkatan produksi padi Budidaya padi 1,6 juta hektar; Perbanyakan benih sumber padi 294 15 propinsi sentra produksi
hektar padi
2. Peningkatan produksi jagung Budidaya jagung 4 juta hektar; Perbanyakan benih sumber jagung 93 10 propinsi sentra produksi
hektar jagung
3. Peningkatan produksi gula Pengembangan tanaman tebu 15 ribu hektar; Penyediaan benih 9 propinsi sentra produksi
perkebunan 588 hektar tebu
4. Peningkatan produksi daging Optimalisasi reproduksi 3 juta ekor; Hijauan pakan ternak 7 ribu 13 sentra/kawasan sapi
sapi hektar; Pengamanan penyakit hewan 7,3 juta dosis potong
5. Peningkatan produksi ikan 1048 unit kapal perikanan termasuk di wilayah perbatasan; 2.990 Ikan: 11 WPP dan 34
dan garam unit alat penangkap ikan dan alat bantu penangkapan ikan; 10 propinsi, Garam: 6 propinsi
kawasan budidaya yang dilakukan penataan; 200 kelompok
masyarakat yang menerima bantuan mesin pakan mandiri; 15 unit
cold storage; 1.200 ha lahan garam dan 12 unit sarana niaga garam
rakyat; 700.000 hektar kawasan konservasi baru yang
ditetapkan/dicadangkan
6. Peningkatan produksi Kawasan bawang merah 6.550 ha; kawasan cabai 10.450 ha; benih Daerah sentra hortikultura
hortikultura bawang merah 3.008 ton; benih cabai 10 juta batang; kawasan jeruk
3.460 ha; benih jeruk 1 juta batang; kawasan buah lainnya 11.000 ha;
benih buah lainnya 2,1 juta batang
SASARAN KEGIATAN PRIORITAS DAN SEBARAN LOKASI PADA PROGRAM 67

PRIORITAS PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN


No Kegiatan Prioritas Sasaran Lokasi
1. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi Pembangunan jaringan irigasi: 30 ribu ha, 34 propinsi
rehabilitasi jaringan irigasi: 100 ribu ha.
2. Pembangunan dan rehabilitasi bendungan dan embung Waduk: ground breaking 11, on going 36, 34 propinsi
pembangunan embung dan sumber air untuk
pertanian: 3.000, PUPR: 23 unit.
3. Perbaikan data statistik pangan Survey tanaman pangan: 151.380 ubinan, survey 34 propinsi
konversi gabah ke beras untuk 27.501 sampel:
27.501 sampel, kerangka sampel area: 21.845
segmen; kajian stok sumber daya perikanan di 11
wilayah pengelolaan perikanan (WPP) NRI; kajian
stok sumber daya perikanan di 6 Perairan Umum
Daratan (PUD)
4. Pembangunan sarana pasca panen Cold storage 2 unit, revitalisasi 49 penggilingan 49 kab/kota
padi
5. Pembangunan sarana dan prasarana distribusi pangan Pembangunan 285 unit pasar rakyat 34 propinsi
dan pertanian
6. Pembangunan sarana dan prasarana konsumsi pangan Pemberdayaan pekarangan Pangan 3.000 desa 34 propinsi
sehat
7. Pembangunan alat dan mesin pertanian Penyaluran alsin pertanian 40.000-50.000 unit Di wilayah yang belum jenuh
bantuan alsintan
8. Perluasan lahan pertanian Cetak sawah 80.000 ha Prioritas luar jawa dan bali
PN 8: Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman 68

1
Pengembangan Konektivitas
Sarana dan
Prasarana Aksesibilitas
Transportasi
PROGRAM (darat, laut,
udara, dan inter-
Transportasi Perkotaan
PRIORITAS moda)

INFRASTRUKTUR,
KONEKTIVITAS,
KEGIATAN PRIORITAS DAN
KEMARITIMAN

PRIORITAS NASIONAL

Akses Internet untuk Daerah Non Komersil


2
Penguatan Penyiaran di Daerah Perbatasan
Pengembangan
Optimalisasi Penggunaan TIK pada Instansi Pemerintah Telekomunikasi
Dukungan TIK pada Sektor Prioritas (e-commerce, e-health, dll) dan
Informatika
Pembangunan Jaringan Pita Lebar
SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS AKSESIBILITAS
PRIORITAS NASIONAL INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS, DAN KEMARITIMAN 69

No Kegiatan/Proyek Prioritas Sasaran Pembangunan 2018


AKSESIBILITAS
1 Dukungan untuk Kawasan Perbatasan Pembangunan 466 kilometer jalan paralel perbatasan (Kalimantan, NTT, dan
Papua)
Pembangunan akses jalan di daerah tertinggal untuk membuka isolasi wilayah
di 82 kabupaten tertinggal

2 Dukungan untuk Daerah Tertinggal Penyediaan subsidi perintis angkutan jalan di 300 trayek

Tersedianya subsidi perintis kereta api di 6 lintas


Pembangunan 16 dermaga penyeberangan
Penyediaan subsidi perintis angkutan sungai dan penyeberangan di 249 trayek
Pembangunan lintas penyeberangan (Sabuk Utara dan Lintas Selatan ke
Tengah)
Penyediaan subsidi bagi 105 trayek angkutan laut perintis
Pengembangan 34 bandara di kawasan perbatasan dan daerah tertinggal
Penyediaan subsidi bagi 252 rute penerbangan perintis
Penyediaan 3 lokasi hub jembatan udara di Papua (Wamena, Timika, dan
Dekai)
SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS KONEKTIVITAS 70
PRIORITAS NASIONAL INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS, DAN KEMARITIMAN

No Kegiatan/ProyekPrioritas Sasaran Pembangunan 2018


Konektivitas
1 Dukungan untuk Pusat Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan dan peningkatan jalan lintas utama (jalan trans),
jalan arteri, jalan tol, dan jalan akses menuju kawasan
perekonomian strategis, bandara, dan pelabuhan.

Pembangunan dan pengembangan 24 pelabuhan strategis.

2 Jalur Utama Domestik Perbaikan manajemen dan pengelolaan pelabuhan.

Pengembangan reaktivasi jalur kereta api regional (KA Sumatera,


KA Jawa, KA Kalimantan, dan KA Sulawesi)

Pengembangan dan reaktivasi KA menuju pelabuhan dan bandara.


3 Integrasi Antar Moda
Pengembangan coastal shipping.

Pembangunan dan pengembangan simpul-simpul transportasi.


SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS TRANSPORTASI PERKOTAAN
PRIORITAS NASIONAL INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS, DAN KEMARITIMAN 71

No Kegiatan/Proyek Prioritas Sasaran Pembangunan 2018


Transportasi Perkotaan
1 Pengembangan Angkutan Massal Perkotaan Pengembangan jaringan kereta api perkotaan di 7 wilayah
perkotaan.

Pengembangan sistem Bus Rapid Transit (BRT) di 23 wilayah


perkotaan.

2 Pengembangan Jalan Perkotaan Penyediaan subsidi angkutan KA perkotaan

Penyediaan fasilitas perlengkapan lalu lintas jalan (ATCS).

Peningkatan rasio jalan perkotaan menjadi sekitar delapan persen


melalui pembangunan underpass/flyover, jalan lingkar, dan jalan
tol.

Peningkatan kecepatan rata-rata jalan perkotaan menjadi 17


kilometer/jam.
SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN TELEKOMUNIKASI
72
DAN INFORMATIKA
PRIORITAS NASIONAL INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS, DAN KEMARITIMAN
No Kegiatan/Proyek Prioritas Sasaran

1 Pembangunan jaringan pitalebar Jaringan tulang punggung serat optik nasional menjangkau 479 kabupaten/kota
(93%)
Persentase (%) ketersediaan tambahan spektrum frekuensi untuk pitalebar
nirkabel

2 Akses telekomunikasi dan internet di daerah non komersil Jumlah BTS yang dibangun 125 unit
Jumlah penyediaan akses internet broadband 800 lokasi
Jumlah Desa Broadband Terpadu 125 lokasi

3 Penguatan Penyiaran Di Daerah Perbatasan Jangkauan siaran LPP RRI dan LPP TVRI terhadap populasi masing-masing
mencapai 92% dan 78%
Jumlah lokasi pemancar LPP yang direvitalisasi di daerah perbatasan dan 3T
pada 20 lokasi

4 Optimalisasi penggunaan TIK pada instansi pemerintah Indeks e-Pemerintahan nasional mencapai 3,2 (skala 4,0)

Pemantauan titik strategis jaringan internet pada 49 titik

5 Dukungan TIK pada sektor prioritas (e-Commerce, e-Health, dll) Pilot telemedicine

Jaringan pendidikan nasional


Jalur Utama Logistik Pulau Kalimantan

Proyeksi pertumbuhan ekonomi


JALAN TRANS KALIMANTAN
Peningkatan Struktur Jalan Sintang Sejiram; Bts. Kab Tanah Bumbu Mentewe;
pulau Kalimantan dengan
Tanjung Redep-Tanjung Batu; Pembanunan Jalan Nangapinoh - Bts Kalteng; terselenggaranya tol laut, dalam
Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Sanamang; Tumbang Sanamang - Tumbang Hiran; jangak pendek (2019) 7,48% dan
Tumbang Hiran - Tumbang Samba; Tumbang Samba Rababang; Jembatan Sei dalam jangka panjang (2039)
Alalak; Jembatan Pulau Balang 868,2 M
6,18%
JALAN TRANS KALIMANTAN
KALBAR Jalan Bebas Hambatan Balikpapan-Samarinda Terselenggaranya Tol Laut akan
Laut: Pel. Kijing 5 T 350 M
meningkatkan kapasitas layanan
KALTIM Pel. Kijing, Sampit, Banjarmasin,
Laut: Pel. Samarinda Balikpapan, Samarinda sehingga
1T dapat melayani kapal 2,5rb TEUs.
KALTIM
Laut: Pel. Balikpapan Pembangunan Jalan Lintas (Trans)
703 M Kalimantan akan meningkatkan
efisiensi disbtribusi logistik yang
disebabkan oleh tingginya
KALSEL
kapasitas layanan yang diberikan.
Laut: Pel. Banjarmasin 695 M

KALTENG
Laut: Pel. Sampit 257 M
73
PN 9: Pembangunan Wilayah 74

PROGRAM
Peningkatan sarana dan Prasarana
Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan dan PRIORITAS
pelayanan kesehatan
Penguatan Ekonomi Lokal Berbasis Wilayah
1 Pengembangan Ekonomi di Daerah Tertinggal dan
Kawasan Perbatasan Negara
Adat Pembangunan
Wilayah Pengelolaan PLBN, Kedaulatan dan Lintas Batas
Perlindungan Sosial dan Penanggulangan Perbatasan dan
Kemiskinan Daerah Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dasar Tertinggal

Pengembangan Konektivitas Wilayah 5 2 Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum


Percepatan
KEGIATAN Pembangunan Penguatan pemerintahan desa
Pembangunan
Perdesaan
PRIORITAS Papua Pengawalan inplementasi UU No 6 Tahun
2014 tentang Desa
PEMBANGUNAN
WILAYAH Pengembangan ekonomi kawasan
PRIORITAS
NASIONAL

Pemulihan Daerah Pascabencana 4 Penguatan Kerangka Regulasi dan Penyelesaian


Sarana dan Prasarana Kebencanaan Pencegahan dan
3 Konflik Agraria
Penanggulangan Penataan Penguasaan dan Pemilikan Tanah Obyek
Penguatan Kapasitas SDM Penanggulangan Reformasi Reforma Agraria
Bencana Bencana a.l Agraria
Kebakaran Kepastian Hukum dan Legalisasi atas Tanah Obyek
Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup
Hutan Reformas Agraria
Berkelanjutan
Pemberdayaan Masyarakat dalam Penggunaan,
Pemanfaatan, dan Produksi atas TORA
SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS REFORMA AGRARIA 75
PRIORITAS NASIONAL REFORMA AGRARIA (1/2)

No Kegiatan Prioritas Sasaran Lokasi


1 Penguatan Kerangka Regulasi - Revisi dan penyusunan peraturan perundangan di bidang pertanahan sebanyak 1 Pusat
dan Penyelesaian Konflik Paket
Agraria - Terlaksananya penanganan kasus pertanahan sebanyak 181 Kasus 34 Provinsi
- Terlaksananya kegiatan beracara di pengadilan pada Kanwil dan Kantah sebanyak 34 Provinsi
556 Kasus
2 Penataan Penguasaan dan - Terlaksananya Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Pemanfaatan dan Penggunaan 34 Provinsi
Pemilikan Tanah Obyek Tanah (IP4T) sebesar 1 Juta Bidang
Reforma Agraria - Terlaksananya inventarisasi tanah terindikasi terlantar sebesar 32 Bidang 34 Provinsi
- Terlaksananya penertiban tanah terindikasi terlantar sebesar 32 Satuan Pekerjaan 34 Provinsi
(SP)
- Penyelesaian perubahan kawasan hutan untuk TORA seluas 1.630.421 Ha 24 Provinsi
- Evaluasi kawasan hutan yang dilepaskan khususnya untuk perkebunan 13 Provinsi
- Pemutakhiran data dan Peta TORA di Kawasan Hutan 26 Provinsi
- Penataan batas kawasan hutan untuk penyelesaian TORA sepanjang 58.556 km 24 Provinsi
- Inventarisasi dan verifikasi objek TORA dalam kawasan hutan 26 Provinsi
- Pemetaan permukiman, fasum, dan fasos dalam kawasan hutan 34 Provinsi
3 Kepastian Hukum dan Legalisasi - Terlaksananya legalisasi aset tanah Melalui Sertipikasi dan Redistribusi tanah 34 Provinsi
atas Tanah Obyek Reforma sebanyak 3,02 Juta Bidang Tanah
Agraria - Tersusunnya Peta Dasar Pertanahan sebesar 6,30 Juta Hektar 34 Provinsi
- Tersusunnya Peta Bidang Tanah sebesar 2,69 Juta Bidang 34 Provinsi
- Tersedianya juru ukur pertanahan sebanyak 3.000 Orang Pusat
- Terlaksananya publikasi tata batas kawasan hutan sepanjang 11.667 Km Pusat
SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS REFORMA AGRARIA
76
PRIORITAS NASIONAL REFORMA AGRARIA (2/2)

No Kegiatan Prioritas Sasaran Lokasi


3 Kepastian Hukum dan Legalisasi - Terlaksananya sosialisasi peraturan perundangan terkait tanah adat/ulayat kepada 34 Provinsi
atas Tanah Obyek Reforma 34 Provinsi
Agraria - Tersedianya peta rupabumi indonesia termutakhirkan Pusat
- Tersedianya Data Geospasial Dalam Rangka Penyediaan Peta Rupabumi Indonesia Pusat
termutakhirkan
- Terlaksananya Asistensi/Supervisi dalam penyusunan peta dasar pertanahan Pusat
- Tersusunnya Peta Morfometri Bentang Lahan skala 1:50.000 Pusat
- Tersusunnya Peta Penutup Lahan skala 1:50.000 Pusat
- Tersusunnya Peta Sistem Lahan skala 1:50.000 Pusat
- Tersedianya IGT Potensi SDA Pulau-Pulau Kecil Pusat
4 Pemberdayaan Masyarakat - Terbentuknya 172 Kelompok Masyarakat dalam rangka pelaksanaan Reforma 34 Provinsi
dalam Penggunaan, Agraria
Pemanfaatan dan Produksi atas
TORA
5 Kelembagaan Pelaksana - Terbentuknya gugus tugas pelaksana Reforma Agraria di Pusat dan 34 Provinsi. Pusat dan 34
Reforma Agraria Pusat dan Provinsi
Daerah - Tersusunnya Perpres terkait lembaga penyediaan tanah untuk pembangunan bagi Pusat
kepentingan umum
- Terbentuknya 1 lembaga penyediaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan Pusat
umum
Terbatasnya aksesibilitas kabupaten tertinggal
Ketertinggalan terhadap pusat-pusat pertumbuhan wilayah. DUKUNGAN TRANSPORTASI TA 2018
Utama:
Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana publik Legenda :
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL KALIMANTAN
dasar (jalan, pendidikan, kesehatan, energi/listrik,
1. Aksesibilitas telekomunikasi, air bersih dan perumahan dan '4 Pusat Ekonomi
permukiman). Non Daerah Tertinggal
2. SDM Pemeliharaan lingkungan alam serta peningkatan
Agak Tertinggal
sarana dan prasarana dalam mitigasi bencana. dan Pembangunan Jalan Akses
Tertinggal Perbatasan Prov Kaltara Ruas
3. Infrastruktur Malinau - Long Bawan
Rendahnya kualitas SDM dan tingkat kesejahteraan Sangat Tertinggal
masyarakat Pembangunan Jalan Akses
Perbatasan Prov Kaltara Ruas
Long Bawan - Long Midang
2014 Target 2019
INDIKATOR
(Baseline) (Kalimantan) Pembangunan Jalan Akses Pengembangan Bandar
Menuju Paralel Perbatasan Udara Nunukan
Daerah Tertinggal 12 3 kabupaten (9
Kabupaten kabupaten Kaltim (Ruas Tering - Long Bagun)
terentaskan) Peningkatan Struktur
Jalan Sintang - Sejiram Pembangunan Jalan Akses
Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah 6.38% 6.85% Bandar Udara Tebelian
tertinggal Pembangunan
Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal 8.73% 11.06% Dermaga Sintete Pembangunan Bandar
Udara Tebelian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah 70.76 72.75
tertinggal Pembangunan Jalan
Nangapinoh - Bts Kalteng
No. Kabupaten Produk Komoditas Unggulan Keterangan (82 Kab) Pembangunan
1 Sambas Jeruk , Karet, Tenun Ikat V Jembatan Landak II
2 Bengkayang Jeruk , Karet, Tenun Ikat n.a
3 Landak Karet, Tenun Ikat, Pariwisata V (Top Prioritas 42 Kab) Peningkatan Struktur Jalan
KI Ketapang Ruas Siduk -
4 Ketapang Karet, Tenun Ikat, Pariwisata V Ketapang
5 Sintang Karet V Pembangunan Jalan Ki
6 Kapuas Hulu Ikan Air Tawar, Karet V Ketapang Ruas Sei Kelik -
7 Melawi Karet V Siduk
8 Kayong Utara Karet n.a Pembangunan Jalan Akses
Menuju Pelabuhan Teluk
9 Seruyan Karet V Sigintung-Seruyan
10 Hulu Sungai Utara Perikanan Laut n.a
Pembangunan Jalan Akses
11 Mahakam Ulu Pertanian Padi V Pelabuhan Seruyan
12 Nunukan Kakao V

Anda mungkin juga menyukai