RPJM 4
(2020-2024)
Kab.Musi Rawas
Pembangunan Jaringan Irigasi
D.I. Air Lakitan 400 Ha
Kab.OKU Timur
Cetak Sawah Baru Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Cetak Sawah Baru 200 Ha D.I. Way Kanan (desain rehab)
D.I. Macak II 3689 Ha
D.I. Belitang II 2775 Ha
D.I. Belitang III 4583 Ha
Kab.Empat Lawang Pembangunan Jaringan Irigasi
Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Way Hitam (FS)
D.I. Air Keruh (desain rehab) Kab.Ogan Ilir D.I. Komering 2550 Ha
Pembangunan Jaringan Irigasi Cetak Sawah Baru
Rehabilitasi Jaringan Irigasi
D.I. Lintang Kiri 300 Ha, Cetak Sawah Baru 2,000 Ha
D.I. Lebak Burai 500 Ha
Peningkatan Sal Induk dan Kab Ogan Komering Ulu Kota Ogan Komering Ulu Selatan
Cetak Sawah Baru
Pembangunan Jaringan Tersier Cetak Sawah Baru Pembangunan Waduk Baru
Bersama Kab.Lahat Cetak Sawah Baru 1,000 Ha 8
Cetak Sawah Baru 200 Ha Waduk Komering II
2 Kebijakan Penyelarasan RPJMN dan
RPJMD
10
Desentralisasi politik dan fiskal saat ini sudah berjalan cukup baik.
Desentraliasi fiskal peningkatan dana transfer ke daerah serta pengelolaan yang diberikan kepada daerah
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Desentralisasi politik pemilihan kepala daerah secara serentak pemberian sebagian kewenangan pusat
kepada daerah untuk dapat melaksanakan pembangunan.
Desentralisasi administratif pelimpahan kewenangan kepada pemerintah daerah.
Desentralisasi ekonomi masih belum sepenuhnya terlaksana secara baik.
Desentralisasi ekonomi belum berjalan dengan baik.
Pembangunan daerah tidak dapat dikelola secara business as usual. Perlu inovasi daerah baik dari masyarakat
maupun pemimipin.
Analisis ekonomi secara baik untuk melihat potensi dan keunggulan daerah.
Kerjasama antar Daerah
Peran Kooridasi Perencanaan sangat diperlukan tidak hanya sebagai penentu arah, namun juga
kecepatan dan kualitas pembangunan.
Pembangunan tidak hanya sebatas pada pengembangan potensi daerah, namun dalam perencanaan juga
mempertimbangkan seberapa cepat suatu pembangunan dapat dilaksanakan serta berkualitas (pembangunan
inklusif yaitu menurunkan kemiskinan dan pengangguran serta merata baik secara wilayah maupun individu).
Memperhitungkan berbagai sumber pembangunan. Pembangunan tidak hanya bersumber dari APBD saja,
namun juga APBN, Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) serta pembangunan oleh pihak swasta (proyek
yang menguntungkan secara ekonomi, finansial serta bisnis)
Melakukan sinergi perencanaan pusat dan daerah untuk menjamin efektivitas pelaksanaan pembangunan.
Isu #1 : Pemetaan Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan dibedakan dalam 3 Macam :
1. Urusan Pemerintahan Absolut Sepenuhnya Kewenangan Pemerintah Pusat (Politik Luar Negeri,
Pertahanan, Keamanan, Yustisi, Moneter dan Fiskal Nasional, serta Agama).
2. Urusan Pemerintahan Konkuren Dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan
Daerah Kabupaten/Kota (6 Urusan Wajib - Pelayanan Dasar; 18 Urusan Wajib - Non Pelayanan
Dasar, 8 Urusan Pilihan, dan 1 Urusan Penunjang).
3. Urusan Pemerintahan Umum Menjadi Kewenangan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan.
Permasalahan yang sering timbul :
1. Pemetaan Urusan Pemerintahan yang masih belum jelas/masih terjadi tumpang tindih/aku-
mengaku kewenangan Diskusi Pembahasan habis memperdebatkan pembagian
kewenangan.
2. Pemahaman atas Pembagian Kewenangan Pusat/Prov/Kab/Kota (Urusan Pemerintahan
Konkuren) yang telah ditetapkan masih belum dipahami secara benar oleh K/L, dan Pemerintah
Daerah (Prov/Kab/Kota) Banyak usulan yang salah kamar/salah urusan/asal-asalan.
3. Fokus Pembangunan Daerah masih dibatasi hanya pada Pembagian Urusan Pemerintahan
Fokus Rakortek terbatas.
4. Pemahaman Keterkaitan Forum-Forum Diskusi (Forum SKPD, Rakortek, Musrenbang, Multilateral
Meeting, Bilateral Meeting, Trilateral Meeting) masih beragam, serta keterkaitannya dengan
Pembagian Urusan/Kewenangan masih belum dipahami dengan jelas.
Usulan Perbaikan untuk Isu #1 :
Usulan Langkah Tindak Lanjut Penyelesaian Isu #1 : 1. Urusan Wajib Pelayanan Dasar
1. Pemetaan Urusan Pemerintahan mana yang sudah a. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
JELAS (Sudah ada aturannya/Permennya) mana yang i. Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan
BELUM JELAS (???) (Aspek tersebut diserahkan sebagai
tanggungjawab Pusat). Kewenangan Kewenangan Kewenangan
2. Pemahaman atas Pembagian Kewenangan Pusat Provinsi Kab/Kota
Pusat/Prov/Kab/Kota Sangat terkait Erat dengan
Penerapan Tertib Anggaran Pembangunan.
Kewenangan Pusat Dana APBN (Anggaran K/L) Jalan
Jalan Provinsi
Jalan
Kewenangan Daerah Dana APBN (Dana Nasional Kab/Kota
DAU/DAK, Dana Hibah, dll)
Kewenangan Daerah Dana APBD (Anggaran
Jalan Antar
SKPD) Jalan Tol
Desa (???)
3. Fokus Pembangunan Daerah mengacu pada
pendekatan THIS Fokus Rakortek menjadi lebih luas.
4. Perlunya Penajaman Fokus antar Forum-Forum Diskusi Jalan Inspeksi
Jalan Non
(Forum SKPD, Rakortek, Musrenbang, Multilateral Saluran
Status (???)
Meeting, Bilateral Meeting, Trilateral Meeting) serta Irigasi (???)
pembagian Peran antar Stakeholder Masukan untuk
Permen PPN terkait RKP, Prioritas Nasional maupun Jalan Desa
Penelaahan Renja K/L. (???)
KLASIFIKASI DAFTAR PROYEK
14
I. Daftar Proyek K/L Pendukung Prioritas Nasional (Sumber Dana APBN)
Kewenangan Prioritas Pembahasan
Pelaksana Sumber
No Input Forum Diskusi Editor Verifikator
Proyek Dana Pusat Daerah Swasta PN PD Rakortek Musrenbang
DAK Online
Bappenas Dit. Mitra K/L Dit. Pengngjwb
F 01 1 K/L
K/L
APBN - - - - Bappenas PN
II. Daftar Proyek Daerah Pendukung Prioritas Nasional (Sumber Dana APBD)
Kewenangan Prioritas Pembahasan
Pelaksana Sumber
No Input Forum Diskusi Editor Verifikator
Proyek Dana Pusat Daerah Swasta PN PD Rakortek Musrenbang
DAK Online
Dit. Pengngjwb
F 03 1 SKPD Pemda APBD - - /- - Bappeda Prov
PN
III. Daftar Proyek Non K/L Pendukung Prioritas Nasional (Sumber Dana KPBU, PINA, Subsidi)
Kewenangan Prioritas Pembahasan
Pelaksana Sumber
No Input Forum Diskusi Editor Verifikator
Proyek Dana Pusat Daerah Swasta PN PD Rakortek Musrenbang
DAK Online
KPBU
Swasta/ Dit. Mitra K/L Dit. Pengngjwb
1 Bappenas PINA /- - - - Bappenas PN
BUMN Subsidi
F 05 Swasta/ KPBU
Dit. Mitra K/L Dit. Pengngjwb
2 BUMN/ Pemda PINA - /- - - Bappenas PN
BUMD Subsidi
Kerangka Regulasi
Domain Politik dan Kebijakan
RPJMN
Prioritas Program Kegiatan
e-Indikator
Nasional Prioritas Prioritas
Goals
Targets
INDIKATOR KERJA PEMERINTAH Indicators
e-RPJMD SDGs
DOMAIN
Program K/L PELAKSANAAN
e-Planing e-Musrenbang e-Budgeting e-Monev
Kegiatan K/L
Output K/L
RKP Renja K/L RKA K/L
Perkuatan Integrasi Sumber Pendanaan 19
Fokus Pendanaan Urusan Daerah diutamakan lebih dulu melalui Pendapatan APBD (Tercipta
Kontribusi Daerah pada Pencapaian Prioritas Nasional - Keselarasan) adapun Dana yang bersumber
dari pendapatan APBN bersifat mendukung dan melengkapi Perlu Mekanisme dan SOP.
DASAR HUKUM PENYELARASAN 21
Pasal 5 ayat (2) UU SPPN, RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan
RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah,
kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat
Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Pasal 263 ayat (3) UU Pemda RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,
arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah
dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.
Pasal 272 ayat (3) UU Pemda Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam
rencana strategis perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselaraskan
dengan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam
rencana strategis kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk
tercapainya sasaran pembangunan nasional.
PENTINGNYA PENYELARASAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN 22
PENJABARAN SASARAN
sasaran prioritas nasional, mustahil bisa dicapai dengan hanya
PENCAPAIAN SASARAN
RPJMD
menghandalkan SDM dan Anggaran dari Kementerian/Lembaga di PROVINSI
pusat saja.
Partisipasi Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mutlak
RPJMD
diperlukan. KAB/KOTA
Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaran
prioritas pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkat
pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
TUJUAN DAN SASARAN PENYELARASAN 23
Tujuan:
Menjamin konsistensi sinergitas sasaran, dan arah kebijakan pembangunan yang tertuang dalam
RPJMN menjadi prioritas dalam RPJMD terkait;
Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman dalam rangka upaya pencapaian sasaran
pembangunan nasional;
Optimalisasi penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan;
Penyesuaian alokasi anggaran pembangunan yang berorientasi pada hasil;
Harmonisasi hubungan pusat-daerah dan antar daerah;
Optimalisasi potensi dan keanekaragaman daerah.
Sasaran:
Tersusunnya butir-butir kesepakatan tentang arah kebijakan pembangunan di dalam RPJMD yang
selaras dengan RPJMN 2015-2019 yang dituangkan pada Form Kesepakatan Penyelarasan;
Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Daerah berupa target dan alokasi anggaran
berdasarkan penyelarasan indikator dalam Pencapaian Target Prioritas Nasional yang dituangkan
pada Form Dukungan Penyelarasan.
Membantu Pemerintah Daerah dalam pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah.
KAIDAH PELAKSANAAN 24
Kerangka Penyelarasan
Kerangka Penyelarasan
1. Gubernur/Bupati/Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah atau hasil penetapan
dan dilantik pada tahun 2017 dan setelahnya, melaksanakan penyelarasan
dalam proses penyusunan RPJMD Provinsi/Kabupaten/Kota.
2. Gubernur /Bupati/Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah atau hasil penetapan
dan dilantik sebelum tahun 2017 melaksanakan penyelarasan atas dokumen
RPJMD Provinsi yang telah ditetapkan. Hasil penyelarasan tersebut menjadi
bahan masukan untuk proses Revisi RPJMD Provinsi /Kabupaten/Kota dan/atau
sebagai bahan masukan penyusunan Dokumen RKPD Provinsi/Kabupaten/Kota
setiap tahun berjalan.
Terima Kasih
Kerangka Makro, Wilayah, dan
3 Pendanaan
27
KERANGKA MAKRO
(Mencapai target 5,4-6,1%)
Aktivitas Perekonomian Dunia Tahun 2018 Diperkirakan Membaik 28
80.00 600.00
70.00 500.00
2015 2016 2017 2018
60.00 400.00
Volume Perdagangan Pertumbuhan Ekonomi
50.00 300.00
Negara Maju Negara Berkembang
40.00 200.00
2015M01
2015M02
2015M03
2015M04
2015M05
2015M06
2015M07
2015M08
2015M09
2015M10
2015M11
2015M12
2016M01
2016M02
2016M03
2016M04
2016M05
2016M06
2016M07
2016M08
2016M09
2016M10
2016M11
2016M12
2017M01
2017M02
2017M03
2017M04
0.2
AS Kawasan Jepang RRT Brazil India -0.2Rusia ASEAN-5 Indeks Harga Logam (2010=100) Batubara, Australia (USD/mt)
Eropa Minyak Dunia Brent (USD/bbl) Minyak Kelapa Sawit (USD/mt)
-3.6
2018
INDIKATOR EKONOMI MAKRO
Range
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,4-6,1
Inflasi (%) 2,5-4,5
Nilai Tukar (Rp/USD) 13.500-13.800
ICP (USD/barrel) 45-60
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat dengan tingkat inflasi dan nilai tukar yang terkendali
Sasaran Ekonomi Makro 2018 31
Neraca Pembayaran
Pertumbuhan ekonomi: Pertumbuhan Ekspor Non Migas : 5,0 7,5%
5,4 6,1% Pertumbuhan Impor Non Migas : 5,0 7,3%
Cadangan Devisa (USD Miliar) : 134 140,5
Kons. Pemerintah : 3,8 4,3% Perdagangan : 5,5 6,2% Penerimaan Perpajakan (% PDB) : 11,0 12,0
Investasi (PMTB) : 6,3 8,0% Infokom : 10,5 11,9% Belanja Modal (% PDB) : 1,7 2,2
Jasa Keuangan : 10,1 11,0% Subsidi Energi ((% PDB) : 0,6 0,7
Ekspor : 5,1 6,1%
Defisit APBN (% PDB) : 1,9 2,3
Impor : 4,5 5,5% Pertanian : 3,6 4,0%
Stok Utang Pemerintah (% PDB) : 27,0 29,0
Transportasi : 8,3 9,2%
5,4-
6,1%
Kondisi dan Kebijakan 33
Yang Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran 2018
PERTAMBANGAN:
(i) Perbaikan harga bahan mineral
PDB 5,4 6,1%
INDUSTRI:
Pertanian 3,6 4,0% (i) Dampak realisasi pembangunan infrastruktur yang mendukung
konektivitas dan ketersediaan listrik
(ii) Mulai efektifnya operasionalisasi beberapa kawasan industri (Sei Mangkei,
Pertambangan 1,4 1,7% Kuala Tanjung, Ketapang, dan Morowali)
(iii) Peningkatan investasi sektor pengolahan
PERDAGANGAN:
PDB 5,4 6,1% (i) Peningkatan aktivitas industri pengolahan yang mendorong penyediaan pasokan
dan distribusi pemasaran
(ii) Peningkatan konsumsi rumah tangga yang mendorong aktivitas perdagangan
Konstruksi 6,7 7,6% (iii) Peningkatan ekspor dan impor yang mendorong aktivitas ekspedisi dan distribusi
(iv) Kebijakan pemerintah yang mendorong pengembangan usaha dan wirausaha baru
1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2016 merupakan TPT paling rendah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
2. Target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4%-6,1%, diperkirakan dapat menciptakan 2,4 juta lapangan kerja baru, sehingga
TPT menurun menjadi 5,1%-5,4%.
3. Investasi yang besar akan mendorong penciptaan lapangan kerja formal dan meningkatkan pendapatan pekerja.
4. Industri pengolahan merupakan salah satu prioritas yang berpotensi mendorong pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.
Dengan mendorong Industri padat karya, akan menampung penganggur dan setengah penganggur sehingga memperkecil
kesenjangan dan mengangkat penduduk dari garis kemiskinan.
Pencapaian Tingkat Kemiskinan 39
Perkembangan Rasio GINI dan Target 2018 Share Konsumsi Per Kapita Menurut Kelompok
Ekonomi 2015-2016 (%)
0.42
40 36.1
0.41 34.7
35 33.3
0.413 31.4
0.4 0.41 0.41
0.405 30
0.402 0,39*
0.39 25
0.394
0,38 20 17.1 17.1
0.38 2015
15
0.37 0.378 2016
10
0.36 0.368 0.368 Realisasi Target 2018
0.364 5
0.35 0
0.34 40% Terbawah Kelompok Teratas 20%
Menengah
0.33
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Sumber: Susenas Maret 2015-2016, diolah Bappenas
*UU APBN 2017
Gini koefisien untuk bulan September tahun 2016, sebesar 0,394 turun 0.8 poin dari 0,402 di bulan September 2015.
Penurunan Rasio Gini terjadi karena adanya pengurangan tingkat konsumsi per kapita pada desil paling atas. Sementara, kelompok
menengah mulai mengalami kenaikan, meski kecil. Meskipun, kelompok 40 persen terbawah masih belum mengalami kenaikan.
Dengan pola penurunan yang diharapkan terus konsisten, Gini Rasio pada 2018 diperkirakan menjadi 0,38.
Penguatan kebijakan fiskal dalam redistribusi pendapatan yang lebih berkeadilan, dan pelaksanaan program-program yang dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat 40 persen ke bawah.
Arah Kebijakan Makro Provinsi Kalimantan Utara
Laju PDRB Provinsi Kalimantan Utara Vs. PDB (dalam persen) Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2018 sebesar 5,4 - 6,1 persen, maka
pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Utara diharapkan dapat tumbuh sebesar 3,98 4,19 persen*, dengan
8.50 tingkat kemiskinan 4,81 persen, dan pegangguran sebesar 4,60 persen*.
Keterangan: *) Proyeksi dalam Rancangan Awal RKP 2018
7.50 8.18
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Utara didukung oleh sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor
6.50 Nasional pertanian, kehutanan dan perikanan, Sektor Konstruksi, Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan Besar dan
Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, dan Sektor Transportasi & Pergudangan dengan kontribusi total 84,1 persen.
5.50 5.02 5.02 Pemerintah daerah perlu menjaga pertumbuhan keenam sektor tersebut agar dapat mendukung pertumbuhan
4.79
ekonomi Kalimantan Utara.
4.50 Prov. Kaltara
3.50
Provinsi Kalimantan Utara Share ADHB Growth ADHK
3.75 Sektor 2013 2014 2015 2014 2015
2.50 3.13 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 16,34 17,10 17,61 6,96 6,90
2014 2015 2016
2 Pertambangan dan Penggalian 33,84 32,14 28,05 9,98 -2,66
Sumber : Badan Pusat Statistik, Kalkulasi Direktorat Pengembangan Wilayah Bappenas 3 Industri Pengolahan 9,28 9,41 9,73 5,16 5,70
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,03 0,03 0,04 9,09 21,60
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 0,06 0,06 0,06 5,93 2,39
Tingkat Kemiskinan 6 Konstruksi 11,44 11,62 12,02
Jumlah Kabupaten 9,58 2,85
No Provinsi Realisasi*) Proyeksi Target dengan kemiskinan 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda 9,73 9,86 10,40 4,60 1,57
>= 10% tahun 2015 Motor
2015 2016 2017 2018 8,99 7,47
8 Transportasi dan Pergudangan 5,39 5,67 6,29
5,83 5,59
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,30 1,33 1,44
1 Kalimantan Barat 8,03 8,00 7,18 6,86 3 12,03 13,83
10 Informasi dan Komunikasi 2,01 2,02 2,19
2 Kalimantan Tengah 5,94 5,36 5,32 5,14 - 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1,12 1,10 1,19
4,71 7,99
6,21 4,92
3 Kalimantan Selatan 4,99 4,52 4,43 4,22 - 12 Real Estat 0,82 0,83 0,89
13 Jasa Perusahaan 0,28 0,29 0,29 8,92 -1,31
4 Kalimantan Timur 6,23 6,00 5,22 5,02 1 8,53 7,57
14 Adm. Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,08 5,16 5,81
5 Kalimantan Utara 6,24 6,99 4,96 4,81 - 15 Jasa Pendidikan 2,09 2,15 2,48 10,10 11,13
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,74 0,76 0,95 11,92 18,06
Keterangan: *) Realisasi angka kemiskinan bulan September 17 Jasa lainnya 0,45 0,46 0,57 7,53 16,77
Total 100,00 100,00 100,00 8,18 3,13
Kontribusi Pembangunan Wilayah Per Pulau Tahun 2018 42
Untuk Mendukung Sasaran Pembangunan Nasional
Wilayah Sumatera Wilayah Kalimantan Wilayah Sulawesi
Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 5% Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 3% Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 7%
Tingkat Kemiskinan Max 10% Tingkat Kemiskinan Max 6% Tingkat Kemiskinan Max 10%
Tingkat Pengangguran Terbuka Max 5% Tingkat Pengangguran Terbuka Max 6% Tingkat Pengangguran Terbuka Max 4%
Wilayah Maluku
Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 6%
Tingkat Kemiskinan Max 13%
Tingkat Pengangguran Terbuka Max 5%
Wilayah Jawa
Wilayah Papua
Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 5%
Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 6%
Tingkat Kemiskinan Max 10%
Wilayah Bali Nusa Tenggara Tingkat Kemiskinan Max 26%
Tingkat Pengangguran Terbuka Max 6%
Laju Pertumbuhan Ekonomi Min 6% Tingkat Pengangguran Terbuka Max 4%
Tingkat Kemiskinan Max 14%
Sumber: Hasil Simulasi Bappenas
Tingkat Pengangguran Terbuka Max 3%
Rencana Pengembangan Wilayah Kalimantan
Tahun 2018
PEMBANGUNAN JALAN PERBATASAN :
Pembangunan Jalan Bts. Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2
Pembangunan Jalan Bts. Kec. Siding/Seluas Bts. Kec. Sekayam/Entikong Wilayah Kalimantan 2018
Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Nanga Era - Batas Prov. Kaltim Sasaran Laju Pertumbuhan Min 3%
Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Nanga Pinoh - Ela Hilir - Batas Pengembangan Ekonomi
Prov. Kalteng Bandar Udara Tanjung
Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Rasau - Sepulau - Batas Kapuas Harapan Sasaran Tingkat Kemiskinan Max 6%
Hulu/Sintang Sasaran Tingkat Pengangguran Max 6%
Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Temajok - Badau Terbuka
KEK. MBTK
Kab. Kutai Timur , Kaltim Sektor-sektor penggerak perekonomian
Pembangunan Pelabuhan CPO Maloy 1. Pertambangan dan Penggalian
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Ruas Jalan 2. Industri Pengolahan
Pembangunan Pelabuhan Laut
Sangata - SP. Perdau - Muara Lembak -
Padang Tikar Pembangunan
Sangkulirang - Maloy
3. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Bandar Udara
Pembanguan Jalan Akses KEK Maloy 4. Konstruksi
Tebelian
Pengembangan Bandara Sangatta 5. Perdagangan besar dan eceran
KI. Landak/Ketapang Pembangunan PLTU Kaltim, 2x100 MW
Kab. Landak, Kalbar
Pembangunan Jalan Ruas Lokasi prioritas penurunan tingkat kemiskinan :
Pembangunan Jembatan
Landak II
Bts.Prov.Kalbar-Tumbang Sanamang- Jalan Bebas Hambatan 1. Provinsi Kalimantan Barat (tingkat
Tumbang Hiran-Tumbang Samba Balikpapan - Samarinda kemiskinan moderat)
2. Provinsi Kalimantan Utara (tingkat
Pembangunan Jalur KA Kemsikinan Moderat)
Balikpapan Samarinda
Pembangunan Jalan Sei Kelik - Siduk (pembebasan lahan)
KI Jorong
Kab. Tanah Laut, Kalsel KETAHANAN PANGAN Lokasi prioritas penurunan tingkat pengangguran
Pembangunan Bendungan Tapin (Lanjutan)
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Batang Alai (Lanjutan)
tebuka :
Pembangunan Drainase Utama Veteran Kota Banjarmasin 1. Provinsi Kalimantan Timur
Pelabuhan Banjarmasin Pembangunan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku
Banjarbakula
2. Provinsi Kalimantan Utara
Pembangunan Prasarana Air Baku Embung Aji Raden Kota
Kawasan Strategis Prioritas Nasional 2018 Balikpapan
PLTA Kusan, PLTA Kelai
KI Batulicin Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Baku Kota Sambas
Kab. Tanah Bumbu, Kalsel
Pengendalian Banjir Sungai Kalahien
Kawasan Strategis Prioritas RPJMN 2015-2019 Pengendalian Banjir Sungai Martapura di Kota Banjarmasin
Pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Pitap
44
KERANGKA PENDANAAN
Kerangka Pendanaan RKP 2018 45
Pengampu DAK.
Prioritas Pembangunan Nasional
4 Mendukung Kaltara sebagai Pusat
Pangan dan Energi
Rancangan Tema, Prioritas Nasional dan Program Prioritas RKP 2018 51
Peningkatan Kualitas Money Follow Program dengan pendekatan Holistik, Tematik, Integratif dan Spasial
I. PENDIDIKAN IV. PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN VII. PENANGGULANGAN KEMISKINAN
1. Pendidikan Vokasi PARIWISATA 17. Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Pembangunan
2. Peningkatan kualitas guru 8. Pengembangan 3 Kawasan Sasaran Berkelanjutan
Pariwisata (dari 10) 18. Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Revolusi II. KESEHATAN 19. Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil,
dan Perubahan
9. Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi
Mental 3. Peningkatan Kesehatan Ibu Khusus (KEK) (dari 10) dan Koperasi Iklim
dan Anak VIII. INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS,
10. Pengembangan 3 Kawasan Industri
4. Pencegahan dan DAN KEMARITIMAN
(KI) (dari 14)
Penanggulangan Penyakit 20. Pengembangan Sarana dan Prasarana
11. Perbaikan Iklim Investasi dan Transportasi (darat, laut, udara, dan
5. Preventif dan Promotif Penciptaan Lapangan Kerja inter-moda)
(Gerakan Masyarakat Hidup
12. Peningkatan Ekspor Barang dan Jasa 21. Pengembangan Telekomunikasi dan
Sehat)
Bernilai Tambah Tinggi Informatika
Pemerataan
III. PERUMAHAN DAN IX. PEMBANGUNAN WILAYAH
V. KETAHANAN ENERGI
PERMUKIMAN 22. Pembangunan Wilayah Perbatasan
13. EBT dan Konservasi Energi
6. Penyediaan Perumahan dan Daerah Tertinggal
Layak 14. Pemenuhan Kebutuhan Energi 23. Pembangunan Perdesaan
7. Air Bersih dan Sanitasi VI. KETAHANAN PANGAN 24. Reforma Agraria
15. Peningkatan Produksi pangan 25. Pencegahan dan Penanggulangan
Bencana (a.l Kebakaran Hutan)
16. Pembangunan sarana dan prasarana
Kesetaraan pertanian (termasuk irigasi)
26. Percepatan Pembangunan Papua
KEGIATAN
5 2 Tanjung Kelayang
Percepatan Pembangunan KEK
PRIORITAS Pengembangan Bitung
Pengembangan
4 Kawasan Percepatan Pembangunan KEK
Ekspor Barang
Ekonomi MBTK
dan jasa
Khusus Percepatan Pembangunan KEK
Pelaksanaan Harmonisasi dan PENGEMBANGAN Morotai
Simplifikasi Peraturan Perizinan
DUNIA USAHA
Pengembangan Layanan Perizinan
Terpadu DAN PARIWISATA
Percepatan Fasilitasi Penyelesaian PRIORITAS
Masalah Investasi NASIONAL
Peningkatan Persaingan Usaha yang
Sehat
Iklim Ketenagakerjaan dan Hubungan
Industrial
4 3 Pengembangan KI Sei Mangkei
Pengembangan keahlian tenaga kerja
Perbaikan
Iklim Investasi Pengembangan Pengembangan KI Morowali
Layanan Informasi Pasar kerja dan Penciptaan 3 Kawasan
Lapangan Industri Pengembangan KI Bantaeng
Peningkatan Populasi dan Daya Saing Kerja
Industri Dukungan Pengembangan KI
Penguatan Pertumbuhan Ekonomi 52
Kreatif
Dukungan Infrastruktur Sumber Daya Air Terhadap Kawasan Industri dan KEK
KI KEK MALUKU
KEK & KI LANDAK
Pembangunan Embung Serbaguna Pulau Bunyu Kab. Pembangunan Bangunan Pengendali Sedimen Sungai Matakabo,
Pembangunan Embung 2017-2020, Rp.177 M
Bulungan, 2017-2018, Rp. 41 M
Simpang Kasturi Kab.
Landak, 2017, Rp.15 M Pembangunan Intake dan Jaringan Transmisi Indulung; Pembangunan Pengaman Pantai Kec. Namrole Kab. Buru Selatan,
Kecamatan Tarakan Tengah; Kota Tarakan; 2017, Rp.29 M 2017-2020, Rp.107 M
Pembangunan 6 buah Embung, 2017-2018, Rp.92M
Pembangunan Intake & Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Kec. Tehoru,
2017, Rp.20 M
Pelabuhan Pengumpul
Tarakan
LEGENDA
JALAN NASIONAL (JALAN TOL) / ARTERI
JALAN NASIONAL / ARTERI
JALUR KERETA API
Bandar Udara Pengumpan
JALAN KOLEKTOR PRIMER
JALAN KOLEKTOR SEKNDER & TERTIER
Tanjung Harapan
BANDAR UDARA PENGUMPUL SKALA PRIMER (PP)
PELABUHAN UTAMA (PU) INTERNASIONAL HUB
PELABUHAN UTAMA (PU) INTERNASIONAL
PELABUHAN PENGUMPUL (PP)
IBUKOTA NEGARA
IBUKOTA PROVINSI
KOTA MADYA
IBUKOTA KABUPATEN
IBUKOTA KECAMATAN
KI Tanah Kuning
INFRASTRUKTUR EKSISTING
INFRASTRUKTUR USULAN
Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning
No. Infrastruktur Eksisting Kapasitas Infrastruktur Aksesibilitas terhadap Kawasan Catatan/Rekomendasi
1 Pelabuhan Pengumpul Draft dermaga 12 MLWS Belum terdapat akses menuju pelabuhan Diperlukan pembangunan pelabuhan RoRo dan pelabuhan logistik di KIPI
Tarakan terdekat (Pel. Tarakan) di Pulau Tarakan Tanah Kuning guna memberikan layanan transportasi dari dan ke Pulau
Tarakan
2 Bandar Udara Pengumpan Panjang runway 1400 m Akses menuju bandara terdekat Diperlukan peningkatan fungsi jalan dari KIPI Maloy menuju Bandara
Tanjung Harapan, Tanjung x 30 m (bandara Tanjung Harapan) di Tanjung Tanjung Harapan
Selor Selor, berjarak 126 km ditempuh dalam
4 jam.
No. Usulan RKP 2018 Catatan/Rekomendasi Rekapitulasi Kegiatan Prioritas Pendukung Kawasan
1 Pengembangan Bandar Bandara Tanjung Harapan merupakan Pengembangan Bandar Udara Tanjung Harapan (APBN 2018)
Udara Tanjung Harapan bandara terdekat yang melayani KIPI Tanah
Kuning Preservasi rehabilitasi jalan dalam kota Tanjung Selor (APBD/DAK 2018)
2 Preservasi rehabilitasi Mendukung akses ke Bandara Tanjung Preservasi dan pelebaran jalan BTS.Bulungan - TJ.Selor (APBN 2018)
jalan dalam kota Tanjung Harapan Peningkatan fungsi dan kapasitas jalan dari KIPI Maloy menuju Jalan Poros (BTS.Bulungan - TJ.Selor)
Selor 7 KM menuju Bandara Tanjung Harapan (APBD/DAK 2018)
3 Preservasi dan pelebaran Mendukung akses ke Bandara Tanjung Future
jalan BTS.Bulungan - Harapan
TJ.Selor Diperlukan pembangunan pelabuhan RoRo dan pelabuhan logistik di KIPI Tanah Kuning (PPP/PINA
2019)
4 Pelebaran Jalan Tanjung Tidak melalui KIPI Tanah Kuning dan tidak
Selor - Tanjung Palas mendukung akses ke Bandara/Pelabuhan.
Sekatak Perlu dicermati lagi.
5 Rekonstruksi/Peningkatan Ruas tidak spesifik
Struktur Jalan
Mendukung KIPI Tanah
Kuning
Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning
2018
Kegiatan Proyek Prioritas Nasional
Nilai (Juta Rupiah) Sumber Pelaksana
Pengembangan Bandar Udara Tanjung Harapan (APBN 2018)
81.913 APBN Kemenhub
Pembangunan Jalan Kampung Baru - Karang Tigau - Batas 40.000 DAK Provinsi Kaltara
Bulungan Berau
Pembangunan Jalan Pendekat Ruas Jalan Nasional Batas 40.000 DAK Provinsi Kaltara
Bulungan - Tanjung Selor Menuju Kecamatan Tanjung Palas Timur
30.000 DAK Provinsi Kaltara
Pembangunan Jembatan Sei. Sajau II
PN 5: Ketahanan Energi 58
1
Energi Baru
Terbarukan Pengembangan PLT Hidro dan Nuklir
PROGRAM (EBT) dan
PRIORITAS Konservasi
Energi Pengembangan PLT Panas Bumi
KEGIATAN
PRIORITAS Pengembangan Bioenergi
2 Peningkatan a. Terbangunnya infrastruktur gas bumi i. Kota Semarang (6350), Kab Blora (5000), Kab Sorong (5000), Kota Balikpapan
kapasitas i. Jumlah jaringan gas bumi untuk Rumah Tangga yang dibangun sebanyak 100.350 SR, (7000), Kab Probolinggo (5000), Kab Prabumulih (6000), Kota Sorong (4000), Kab
infrastruktur ii. Ruas pipa transmisi dan jaringan pipa distribusi yang dibangun sepanjang 13.044 km, Bekasi (5000), Kota Pasuruan (6000), Kota Bontang (8000), Kab Banyuasin (5000),
minyak dan gas iii. Jumlah instalasi uji meter gas untuk program jaringan gas sebanyak 6 unit, Kota Medan (5000), Kab Sidoarjo (8000), Kota Samarinda (5000), Kota Tarakan
bumi iv. Jumlah instalasi pengujian izin tipe meter gas dan instalasi uji meter gas untuk program jaringan (6000), Kab Wajo (4000), Kab Banggai (5000), Kab Penajam Paser Utara (5000)
gas sebanyak 3 unit, ii. Prov. Sumut, Sumsel, Riau, DKI Jakarta, Banten, Jabar, Jatim, Lampung, Kepri, Jateng
v. Jumlah pipa transmisi jaringan gas yang dibangun sepanjang 38 km, iii. Pusat
vi. Pemutakhiran Data Infrastruktur Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa sebanyak 1 iv. Pusat
dokumen. v. Kab Tuban (5 Km), Kota Samarinda (8 Km), Kota Sorong (25 Km)
vi. Pusat
a. Terbangunnya infrastruktur minyak bumi i. Pusat
i. Perencanaan pembangunan dan pengembangan kilang minyak grass root dan RDMP sebanyak 1 ii. Pusat
dokumen,
ii. Pembangunan tangki Penyimpanan BBM sebanyak 14 unit.
a. Terlaksananya konversi BBM ke BBG i. Prov. Bali, Sulsel, Kaltim, Sultra, Gorontalo, Sulbar, NTB
i. Jumlah konverter unit BBM ke BBG untuk nelayan sebanyak 9.538 unit, ii. Cirebon, Indramayu, Lampung, Surabaya, Gresik, Semarang dan Jakarta
ii. Jumlah konverter unit BBM ke BBG untuk kendaraan sebanyak 1.800 unit.
a. Terlaksananya penetapan harga BBM dan LPG serta penerapan kebijakan subsidi yang tepat sasaran i. Jayapura dan Manokwari
i. Jumlah paket perdana LPG 3 kg untuk Rumah Tangga dan usaha mikro sebanyak 100.150 paket, ii. Pusat
ii. Jumlah pelaksanaan distribusi tertutup LPG tabung 3 kg sebanyak 1 paket.
SASARAN DAN LOKASI KEGIATAN PRIORITAS PADA
PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI (1/2) 62
PRIORITAS NASIONAL KETAHANAN ENERGI
No
Kegiatan Prioritas Sasaran/Indikator Lokasi
.
3. Peningkatan cadangan a. Terselenggaranya kegiatan eksplorasi migas untuk peningkatan penemuan cadangan baru i. 2 lokasi di Pulau Kai Weber Deep, Kep. Seribu
minyak dan gas bumi
i. Survei Pengkayaan Data Dasar ESDM dan Konsepsi Geologi Kelautan Strategis ii. 3 lokasi di Tamerau Papua Barat, Waipoga Papua, Kangean Masalembo
sebanyak 1 rekomendasi kebijakan (2200 KM Seismik 2D),
iii. Prov. Sultra dan Kalbar
ii. Survei Energi Migas Kelautan sebanyak 1 rekomendasi kebijakan (4000 KM Seismik
iv. Pusat
2D),
iii. Akuisisi Seismik 2D di Selabangka dan Singkawang,
iv. Data Seismik 2D sebanyak 1 referensi teknis survei.
4. Pembentukan cadangan a. Tersedianya cadangan penyangga energi i. Pusat
penyangga energi
i. Rekomendasi strategis penyediaan dan pengelolaan Cadangan Penyangga
Energisebanyak 2 paket kebijakan.
5. Peningkatan produksi a. Meningkatnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas konvensional dan non i. Prov. Lampung, Kaltara, Kaltim, Sulteng, Maluku, Malut, Papua, Papua Barat
minyak dan gas bumi konvensional
ii. South Benggara, Bengkalis, East Bengkanai
i. Jumlah WK Migas konvensional yang ditawarkan sebanyak 8 WK,
iii. Pusat
ii. Jumlah WK Migas non konvensional yang ditawarkan sebanyak 3 WK,
iv. Arafura Barat, Sapurote, Selaru Selatan 1, Selaru Selatan 2, Arafura Selatan,
iii. Jumlah regulasi migas yang direvisi (UU Migas) sebanyak 1 rancangan PP, Kaimana, Timor Barat, Sumatera Tengah, Kutai Timur
iv. Jumlah survei keprospekan migas sebanyak 9 rekomendasi WK, v. Pusat
v. Produksi minyak bumi dengan metode EOR menggunakan injeksi alkoksi sulfonate
berbasis nabati untuk injeksi kimia sebanyak 1 usulan paten.
6. Pemenuhan DMO a. Meningkatnya pemanfaatan batubara dan gas bumi untuk kepentingan dalam negeri i. Pusat
batubara dan gas bumi
i. Pemenuhan pemanfaatan batubara untuk kebutuhan domestik tahun 2018 sebesar 131 ii. Pusat
juta ton sebanyak 1 kebijakan,
ii. Pengendalian produksi batubara tahun 2018 sebesar 406 juta ton sebanyak 1
rekomendasi.
a. Meningkatnya pemanfaatan alokasi gas domestik i. Pusat
i. Intensifikasi pemanfaatan gas bumi pada sektor rumah tangga, transportasi dan
industri sebanyak 2 rekomendasi.
PN 6: Ketahanan Pangan 63
KEGIATAN 1
PRIORITAS PROGRAM Peningkatan
PRIORITAS Produksi
Pangan Produksi Padi 79,3 juta ton
Sasaran Umum Padi dan Jagung Sasaran Umum Gula dan Garam
2014 (Baseline) 2015 (realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target) 2014 (Baseline) 2015 (realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target)
79.3 4.1
76.2 77 3.8
70.6 73.4 3.6
3.2 3.3
3
2.8
2.6 2.45 2.5
Padi (juta ton GKP) Jagung (juta ton) Gula (juta ton) Garam (juta ton)
17.36
2.43 2.46
16.04
2.23 2.34 2.4
14.8 2.18
1.87 1.91 1.86 1.9 1.78 1.74 1.7 1.77 1.84
10.76 10.86
1.37
1.23 1.23 1.17 1.23
Daging sapi (juta ton) Ikan (juta ton) Cabai (rawit dan merah) Bawang Merah (juta ton) Jeruk (juta ton) Mangga
SASARAN UMUM: PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA 65
Sasaran Umum Pembangunan dan Rehabilitasi Jaringan Sasaran Umum Pembangunan Waduk
Irigasi 2014 (Baseline) 2015 (realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target)
2014 (Baseline) 2015 (realisasi) 2016 (Target) 2017 (Target) 2018 (Target)
36
9.06 9.11 9.19 9.23
8.9
30
16 16
13
11 11
2.71
9
8
0.49 0.32
0.29 0.15
Pembangunan jaringan irigasi (juta ha, kumulatif) Rehabilitasi jaringan irigasi (juta ha) Pembangunan waduk (groundbreaking) (buah) Pembangunan waduk lanjutan (buah)
SASARAN KEGIATAN PRIORITAS DAN SEBARAN LOKASI PADA 66
1
Pengembangan Konektivitas
Sarana dan
Prasarana Aksesibilitas
Transportasi
PROGRAM (darat, laut,
udara, dan inter-
Transportasi Perkotaan
PRIORITAS moda)
INFRASTRUKTUR,
KONEKTIVITAS,
KEGIATAN PRIORITAS DAN
KEMARITIMAN
PRIORITAS NASIONAL
2 Dukungan untuk Daerah Tertinggal Penyediaan subsidi perintis angkutan jalan di 300 trayek
1 Pembangunan jaringan pitalebar Jaringan tulang punggung serat optik nasional menjangkau 479 kabupaten/kota
(93%)
Persentase (%) ketersediaan tambahan spektrum frekuensi untuk pitalebar
nirkabel
2 Akses telekomunikasi dan internet di daerah non komersil Jumlah BTS yang dibangun 125 unit
Jumlah penyediaan akses internet broadband 800 lokasi
Jumlah Desa Broadband Terpadu 125 lokasi
3 Penguatan Penyiaran Di Daerah Perbatasan Jangkauan siaran LPP RRI dan LPP TVRI terhadap populasi masing-masing
mencapai 92% dan 78%
Jumlah lokasi pemancar LPP yang direvitalisasi di daerah perbatasan dan 3T
pada 20 lokasi
4 Optimalisasi penggunaan TIK pada instansi pemerintah Indeks e-Pemerintahan nasional mencapai 3,2 (skala 4,0)
5 Dukungan TIK pada sektor prioritas (e-Commerce, e-Health, dll) Pilot telemedicine
KALTENG
Laut: Pel. Sampit 257 M
73
PN 9: Pembangunan Wilayah 74
PROGRAM
Peningkatan sarana dan Prasarana
Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan dan PRIORITAS
pelayanan kesehatan
Penguatan Ekonomi Lokal Berbasis Wilayah
1 Pengembangan Ekonomi di Daerah Tertinggal dan
Kawasan Perbatasan Negara
Adat Pembangunan
Wilayah Pengelolaan PLBN, Kedaulatan dan Lintas Batas
Perlindungan Sosial dan Penanggulangan Perbatasan dan
Kemiskinan Daerah Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dasar Tertinggal