000 TON/TAHUN
MOHAMMAD DZARNUJI AZIZ 1
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Perancangan Pabrik Etilen dari Nafta
Kapasitas 700.000 ton/tahun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etilen merupakan salah satu senyawa penting dalam mata rantai
industri petrokimia dan bahan kimia organik terbesar di dunia.Etilen
merupakan bahan dasar untuk berbagai produk intermediate maupun produk
akhir seperti plastik, resin, fiber, elastomer, solven, surfaktan, coating, dan
antifreeze.
Secara garis besar, produk etilen dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
polymer grade dan chemical grade.Polymer grade memiliki kemurnian hingga
99%, sedangkan untuk chemical grade kemurniannya berkisar antara 92-94%.
Polymer grade merupakan konsumen terbesar bahan baku etilen, yaitu hingga
45% dari total produksi etilen. Selain polymer grade, etilen juga dikonsumsi
oleh kelompok chemical grade. Yang termasuk dalam kelompok chemical
grade antara lain etanol, etilen oksid, vinil asetat, solven etilen, dan
sebagainya.
Sampai tahun 2005, satu-satunya pabrik di Indonesia yang
memproduksi etilen adalah PT. Chandra Asri Petrochemical Indonesia.
Produk etilen dari PT. Chandra Asri hampir semuanya dikonsumsi kelompok
polymer grade, yaitu sebagian besar dipakai sebagai bahan baku Low Linear
Density Poliethyelene (LLPDE) Plant dan High Density Poliethylene (HDPE)
Plant PT. Chandra Asri, sementara sebagian kecil dijual ke PT. PENI dan PT.
Asahimas Subentra Chemical. Seiring dengan berkembangnya zaman,
kebutuhan akan etilen juga mengalami peningkatan, hingga tahun 2009 sudah
ada 4 pabrik di Indonesia yang memproduksi etilen. Berikut daftar pabrik
yang memproduksi etilen di Indonesia hingga tahun 2009:
Bab I Pendahuluan
PRARANCANGAN PABRIK ETILEN DARI NAFTA KAPASITAS 700.000 TON/TAHUN
MOHAMMAD DZARNUJI AZIZ 2
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Perancangan Pabrik Etilen dari Nafta
Kapasitas 700.000 ton/tahun
900
800
700
600
Ribu Ton
500
400
Impor
300
200
100
0
tahun1993
tahun 1994
tahun1995
tahun 1996
tahun 1997
tahun 1998
tahun 1999
tahun 2000
tahun 2001
tahun 2002
tahun 2003
tahun 2004
tahun 2005
tahun 2006
tahun 2007
tahun 2008
tahun 2009
tahun 2010
Menurut gambar I.1 di atas, impor etilen pada tahun 2010 mencapai
820.0000 ton. Kebutuhan etilen untuk polymer grade dalam negeri pada tahun
Bab I Pendahuluan
PRARANCANGAN PABRIK ETILEN DARI NAFTA KAPASITAS 700.000 TON/TAHUN
MOHAMMAD DZARNUJI AZIZ 3
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Perancangan Pabrik Etilen dari Nafta
Kapasitas 700.000 ton/tahun
2010 adalah 1,3 juta ton per tahun. Dengan pembangunan pabrik-pabrik
berbahan baku etilen untuk produk chemical grade di Indonesia seperti pabrik
etilen klorid, vinil klorid, etilen diklorid, dipastikan kebutuhan akan etilen di
Indonesia akan lebih meningkat lagi.
%
Reaksi Produk Pemakaian
Polimerisasi Polietilen 45,7
Etilen oksid, etilen glikol,
etanolamin,
Oksidasi asetaldehid, asam asetat, vinil 22,4
asetat,
asetat anhidrid, pentoeritrio
Halogenasi/ Etil diklorid, vinil klorid, etil klorid,
15,9
Hidrohalogenasi etilen dibromid, etil bromid
Etil benzen, toluene, etil mercaptan,
Alkilasi 8,5
etil anilin, dietil sulfat
Oligomerasi Alfaolefin 4,3
Okso reaksi Propionaldehid 0,5
(Stevens, 2001)
Permintaan etilen secara global pada tahun 2015 diperkirakan akan
mencapai 160 juta ton. Permintaan etilen secara global akan mengalami
kenaikkan sebesar 5,5% per tahun. Konsumsi etilen di Asia Pasifik meningkat
6,1% per tahun pada tahun 2001 hingga 2010. Mengingat kebutuhan akan
etilen yang terus meningkat baik kelompok polymer grade maupun chemical
grade, sementara produsen etilen sendiri bisa dikatakan masih terbatas, maka
bisa dikatakan bahwa pangsa pasar untuk pabrik etilen masih sangat terbuka,
baik pasar domestik maupun mancanegara.Produk etilen yang dihasilkan dapat
dijual untuk kepentingan polymer grade ataupun chemical grade.
Bahan baku dari pabrik etilen ini adalah nafta. Pada tahun 2010,
Indonesia memproduksi 2.484.327 ton nafta. Spesifikasi umpan nafta harus
memiliki kandungan isoparafin diatas 60%. Berikut adalah tabel kadar
isoparafin yang terdapat pada nafta:
Bab I Pendahuluan
PRARANCANGAN PABRIK ETILEN DARI NAFTA KAPASITAS 700.000 TON/TAHUN
MOHAMMAD DZARNUJI AZIZ 4
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Perancangan Pabrik Etilen dari Nafta
Kapasitas 700.000 ton/tahun
Bab I Pendahuluan
PRARANCANGAN PABRIK ETILEN DARI NAFTA KAPASITAS 700.000 TON/TAHUN
MOHAMMAD DZARNUJI AZIZ 5
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Perancangan Pabrik Etilen dari Nafta
Kapasitas 700.000 ton/tahun
Bab I Pendahuluan
PRARANCANGAN PABRIK ETILEN DARI NAFTA KAPASITAS 700.000 TON/TAHUN
MOHAMMAD DZARNUJI AZIZ 6
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Perancangan Pabrik Etilen dari Nafta
Kapasitas 700.000 ton/tahun
B. Tinjauan Pustaka
1. Nafta
Nafta merupakan salah satu produk pengilangan minyak yaitu
fraksi ringan dari crude oil yang berupa hidrokarbon C5-C12.Nafta
didapatkan dari produksi nafta domestik maupun import. Sebagian besar
nafta merupakan import karena nafta domestik dari Pertamina lebih
diprioritaskan untuk kebutuhan bahan bakar minyak dan gas domestik.
Selain itu nafta domestik memiliki kandungan isoparafin yang lebih
rendah daripada nafta import, sementara nafta dari luar negeri bisa
didapatkan dari Timur Tengah, India, dan Jepang.Sumber nafta domestik
didapatkan dari pertamina Cilacap, Balikpapan, dan Bontang.
Berdasarkan densitasnya, nafta dibedakan sebagai light naptha
(sg.<0,7) dan heavy naptha (sg.>0,7). Umpan nafta harus memenuhi
spesifikasi tertentu yaitu memiliki kandungan isoparafin minimum sebesar
60%.Semakin tinggi kandungan isoparafin maka nafta semakin baik. Hal
ini karena isoparafin merupakan rantai karbon jenuh sehingga
memudahkan proses cracking umpan untuk menghasilkan rantai karbon
tidak jenuh sebanyak-banyaknya. Apabila kandungan isoparafin dalam
nafta kurang dari 60% maka sebelum diumpankan kedalam craking
Bab I Pendahuluan
PRARANCANGAN PABRIK ETILEN DARI NAFTA KAPASITAS 700.000 TON/TAHUN
MOHAMMAD DZARNUJI AZIZ 7
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Perancangan Pabrik Etilen dari Nafta
Kapasitas 700.000 ton/tahun
heater/ pyrolysis heater nafta tersebut harus diblending dengan nafta lain
yang memiliki kandungan isoparafin tinggi.
(Kirk & Othmer, 1977)
2. Etilen
Etilen merupakan hidrokarbon olefin (berantai ganda) paling
ringan dengan berat molekul 16, tak berwarna, mudah terbakar, dan sedikit
wangi. Sifat etilen ditentukan ikatan rangkapnya, yang reaksi utamanya
adalah reaksi adisi menghasilkan hidrokarbon jenuh dan turunannya atau
polimer.
(Kirk & Othmer, 1977)
Etilen merupakan senyawa antara yang menjadi bahan baku
berbagai produk turunannya berdasarkan karakteristik reaksi. Spesifikasi
produk etilen dapat dilihat pada tabel I.2.
(Mc. Ketta, 1984)
Sekarang hampir seluruh etilen dibuat dari gas alam, etana,
propana, dan parafin lain yang berat serta fraksi minyak mentah, nafta,
kerosin, dan gas oil. Sejumlah kecil etilen didapat dari gas keluaran kilang
(catalytic cracking). Beberapa cara pembuatan etilen menurut Mc. Ketta
(1984) adalah :
a. Pirolisis hidrokarbon
Teknik yang paling banyak dipakai dalam pembuatan etilen.
Persamaan reaksi dalam pirolisis hidrokarbon:
C7H16 ½ C5H12 + 1/3 C4H8 + 1/3 C3H8 + 1/3 C4H10 + 1/3 C3H6 ..(1)
Produksi skala besar dilakukan dengan melakukan pirolisis bahan baku
hidrokarbon dan ditambah dengan steam dengan rasio dalam suatu
pyrolysis heater dan dilanjutkan dengan pemisahan campuran hasil gas
melewati sistem operasi yang kompleks. Proses ini menghasilkan
campuran produk hidrokarbon yang kompleks dan akan semakin
kompleks lagi seiring dengan semakin beratnya molekul hidrokarbon
yang dipirolisis.
Bab I Pendahuluan
PRARANCANGAN PABRIK ETILEN DARI NAFTA KAPASITAS 700.000 TON/TAHUN
MOHAMMAD DZARNUJI AZIZ 8
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Perancangan Pabrik Etilen dari Nafta
Kapasitas 700.000 ton/tahun
Bab I Pendahuluan
PRARANCANGAN PABRIK ETILEN DARI NAFTA KAPASITAS 700.000 TON/TAHUN
MOHAMMAD DZARNUJI AZIZ 9
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Perancangan Pabrik Etilen dari Nafta
Kapasitas 700.000 ton/tahun
c. Disproposionasi propilen
Pada proses ini propilen yang relatif murah diubah menjadi etilen
dan butilen yang lebih tinggi harganya dengan bantuan katalis tungsten
oksid-silika. Reaksi yang terjadi adalah :
2C2H6 C2H4 + C4H8 ….(2)
d. Etilen dari batubara
Merupakan cara tidak langsung dan proses alternatif mengingat
minyak bumi dan gas alam semakin menipis sementara persediaan
batubara masih lebih banyak. Cara ini melibatkan 3 proses, yaitu :
i. Produksi gas sintesis dari batubara dalam proses gasifikasi
(proses Lurgi, Koppers-Totzek, Winkler).
ii. Gas sintesis diubah menjadi hidrokarbon dengan proses
Fischer-Tropsch.
iii. Etilen dibuat dengan pirolisis hidrokarbon / dehidrasi etanol
yang diperoleh.
Proses ini berjalan di Afrika Selatan yang tidak memiliki kandungan
minyak bumi namun kaya akan batubara.
Dari semua proses di atas, yang paling banyak dipakai adalah
proses pirolisis hidrokarbon, yang terdiri dari 3 tahap, yaitu :
i. Sintesis
ii. Recovery
iii. Pemurnian
Proses tersebut dilakukan pada suhu yang tinggi, yaitu antara 1500 – 2000
o
F.
Teknik yang dipakai dalam produksi etilen dengan cara pirolisis
hidrokarbon secara umum menurut Kirk & Othmer (1977) antara lain :
i. Fired heater tubular
ii. Regenerative stove
iii. Moving bed / refractory pebbles
iv. Pembangkitan panas dengan pembakaran di dalam menggunakan
udara atau oksigen.
Bab I Pendahuluan
PRARANCANGAN PABRIK ETILEN DARI NAFTA KAPASITAS 700.000 TON/TAHUN
MOHAMMAD DZARNUJI AZIZ 10
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Perancangan Pabrik Etilen dari Nafta
Kapasitas 700.000 ton/tahun
v. Busur listrik
vi. Kontak dengan timah
Kedua proses yang disebutkan pertama, yaitu proses dengan
menggunakan fired heater tubulardan regenerative stove telah dijalankan
secara komersial. Dari keenam proses di atas, saat ini hampir semua pabrik
etilen menggunakan fired heater tubular dalam produksinya.
Recovery dan pemurnian etilen merupakan proses yang kompleks,
mengingat hasil pirolisis juga sangat kompleks. Proses yang dijalankan
secara komersial untuk keperluan ini adalah :
i. Fraksinasi pada suhu rendah dan tekanan tinggi
ii. Absobsi dan fraksinasi pada suhu rendah
iii. Fraksinasi pada suhu rendah dan tekanan rendah
iv. Ekstraksi solven
(Kirk & Othmer, 1977)
Sebagai catatan proses fraksinasi pada suhu rendah dan tekanan tinggi
digunakan pada 75 % pabrik etilen yang beroperasi di Amerika Serikat.
Dalam perancangan pabrik etilen ini ada 3 proses lisensi yang
paling dominan dan banyak dipakai yaitu Kellog, Lammus, dan Linde. Di
antara ketiga lisensor tersebut, proses Kellog dengan front end
demethanizer scheme yang mulai dikembangkan sekitar tahun 1960
menguasai sekitar 40% dari seluruh pabrik yang ada di dunia, disebabkan
oleh efisiensi termodinamikanya yang tinggi.
3. Propilen
Propilen adalah bahan baku petrokimia tertua dan merupakan salah
satu olefin ringan utama. Propilen dipakai secara luas dalam proses alkilasi
dan sebagai bahan mentah polymer-gasoline untuk peningkatan oktan.
Sebagai tambahan sebagian besar propilen dipakai dalam industri plastik
sebagai polipropilen, misalnya sebagai bahan baku untuk accrylonitrile,
propylene oxide, 2-propanol, dan cumen propilen utamanya dihasilkan
Bab I Pendahuluan
PRARANCANGAN PABRIK ETILEN DARI NAFTA KAPASITAS 700.000 TON/TAHUN
MOHAMMAD DZARNUJI AZIZ 11
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Perancangan Pabrik Etilen dari Nafta
Kapasitas 700.000 ton/tahun
sebagai bi-produk dari petroleum refinery dan produk etilen dengan steam
pirolisis.
(Kirk & Othmer, 1977)
Menurut Kirk & Othmer, (1977), secara umum propilen di
produksi melalui 2 cara, yaitu:
a. Steam cracking
Dalam steam cracking, campuran hidrokarbon dan steam
dipanaskan hingga 870 K dalam seksi konveksi furnace pirolisis.
Setelah itu gas hidrokarbon dan steam dipanaskan dalam seksi radiasi
mencapai 1170 K. steamakan mereduksi tekanan parsial hidrokarbon
dalam reaktor.
Propilen didapatkan dari bagian separation plant, yaitu dengan
distilasi campuran C3 (propilen, propan, serta sedikit komponen lain)
di dalam C3 splitter tower. Propilen didapatkan sebagai hasil atas,
sementara hasil bawahnya adalah arus kaya propana.Ukuran C3 splitter
tower tergantung kemurnian propilen yang diinginkan.propilen dalam
pasar dibedakan berdasarkan kemurniannya menjadi dua, yaitu :
i. Polymer Grade Propylene
Kemurnian propilen jenis ini minimal 99 % berat.
ii. Chemical Grade Propylene
Kemurniannya 92 - 94 % berat
b. Produk refinery
Pada produk refinery, propilen terbentuk sebagai bi-produk dari
fluid catalytic cracking gas oil serta proses thermal seperti coking.
Jumlah total propilen yang diproduksi tergantung campuran dari
umpan proses tersebut dan juga refinery product state. Misalkan di
Amerika refineryakan memaksimalkan produksi gasoline, sehingga
produk propilen berjumlah kecil.
Pada fluid catalytic cracking, gas oil yang teruapkan dikontakkan
dengan katalis zeolit. Waktu kontak yang dibutuhkan sekitar 5 detik
Bab I Pendahuluan
PRARANCANGAN PABRIK ETILEN DARI NAFTA KAPASITAS 700.000 TON/TAHUN
MOHAMMAD DZARNUJI AZIZ 12
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Perancangan Pabrik Etilen dari Nafta
Kapasitas 700.000 ton/tahun
Bab I Pendahuluan