Anda di halaman 1dari 34

r

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 9 TAHUN 2016
TENTANG
PERCEPATAN PELAKSANAANKEBIJAKAN SATU PETA
PADA TINGKAT KETELITIAN PETA SKALA 1:50.000

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang a. bahwa dalam rangka mendorong penggunaan Informasi


Geospasial guna pelaksanaan pembangunan nasional
dan untuk mendukung terwujudnya agenda prioritas
Nawacita, diperlukan kebijakan satu peta yang mengacu
pada satu referensi geospasial, satu standar, satu basis
data, dan satu geoportal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Presiden tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu
Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000;

Mengingat 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5214);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang
Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nornor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5393);

MEMUTUSKAN : ...

• J.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-2 -

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERCEPATAN
PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA PADA TINGKAT
KETELITIANPETA SKALA 1:50.000.

Pasal 1

1. Kebijakan Satu Peta, yang selanjutnya disebut KSP


adalah arahan strategis dalam terpenuhinya satu peta
yang mengacu pada satu referensi geospasial, satu
standar, satu basis data, dan satu geoportal pada tingkat
ketelitian peta skala 1:50.000.
2. Peta adalah suatu gambaran dad urisur-unsur alam
dan/ atau buatan manusia, yang berada di atas maupun
di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada
suatu bidang datar dengan skala tertentu.
3. Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek
keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan POSlSl

suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada,


atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam
sistem koordinat tertentu.
4. Data Geospasial yang selanjutnya disingkat DG adalah
data tentang lokasi geografis, dimensi, atau ukuran,
dan/ atau karakteristik objek alam, dan/ atau buatan
manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas
perrrrukaan bumi.
5. Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat 10
adalah DG yang sudah diolah sehingga dapat digunakan
sebagai alat bantu dalam perurnusan kebijakan,
pengambilan keputusan, dan/ atau pelaksanaan kegiatan
yang berhubungan dengan ruang kebumian.
6. Informasi ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-3 -

6. Informasi Geospasial Dasar yang selanjutnya disingkat


IGD adalah IG yang berisi tentang objek yang dapat
dilihat secara langsung atau diukur dari kenampakan
fisik di muka bumi dan yang tidak berubah dalam waktu
yang relatif lama.
7. Informasi Geospasial Tematik yang selanjutnya disingkat
IGT adalah IG yang menggambarkan satu atau lebih tema
tertentu yang dibuat mengacu pada IGD.
8. IGT Status adalah IGT yang mempunyai aspek hukum
penguasaanlahan.
9. IGT Perencanaan Ruang adalah IGT yang memuat aspek
perencanaan pemanfaatan ruang.
10. IGT Potensi adalah IGT yang memuat informasi mengenai
Transportasi dan Utilitas, Lingkungan, dan Potensi
Kawasan.
11. Walidata IGT adalah pimpinan tinggi pratarna pada
kementeriany lembaga yang memiliki tugas pokok, fungsi
atau kewenangan menurut peraturan perundang-
undangan dalam penyelenggaraan IGT.
12. Kelompok Kerja Nasional IGT adalah kelompok kerja yang
dibentuk untuk mengelola penyelenggaraan IGT antar
pemangku kepentingan.
13. Jaringan Informasi Geospasial Nasional yang selanjutnya
disebut Jaringan IGN adalah suatu sistem
penyelenggaraan pengelolaan IG secara bersama, tertib,
terukur, terintegrasi, dan berkesinambungan serta
berdayaguna.

Pasal2 ...

.. ,. .~
.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-4 -
Pasal2

(1) Percepatan Pelaksanaan KSP pada tingkat ketelitian peta


skala 1:50.000 bertujuan untuk terpenuhinya satu peta
yang mengacu pada satu referensi geospasial, satu
standar, satu basis data, dan satu geoportal guna
percepatan pelaksanaan pembangunan nasional.
(2) Percepatan Pelaksanaan KSP pada tingkat ketelitian peta
skala 1:50.000 sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
berfungsi sebagai:
a. acuan perbaikan data IGT masing-masing sektor; dan
b. acuan perencanaan pemanfaatan ruang skala luas
yang terintegrasi dalam dokumen Rencana Tata Ruang.

Pasa13

(1) Percepatan pelaksanaan KSP dilakukan melalui


penetapan Rencana Aksi Percepatan Pelaksanaan KSP
tahun 2016-2019 sebagairnana tercantum dalarn
Larnpiran yang rnerupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Presiden ini.
(2) Penanggung jawab program pada Rencana Aksi
Percepatan Pelaksanaan KSP tahun 2016-2019
sebagaimana dirnaksud pada ayat (1), memastikan
ketersediaan pembiayaan pada masing-masing
kernen terian I lernbaga I pemerin tah daerah un tuk
penyiapan IGD dan,' atau IGT.
(3) Pembiayaan sebagaimana dirnaksud pad a ayat (2) dapat
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
dan / atau sumber pendanaan lain yang sah.

(4) Kernenterian ...


PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-5 -

(4) Kementerian Keuangan dapat memberikan tambahan


alokasi anggaran pada kementeriarr/Iembaga untuk biaya
penyiapan IGD darr/ atau IGT sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).
Pasal4

(1) Percepatan Pelaksanaan KSP dilakukan pada tingkat


ketelitian peta skala 1:50.000.
(2) Dalam hal tertentu, percepatan pelaksanaan KSP dapat
dilakukan pada tingkat ketelitian peta di luar skala
1:50.000 sebagairnana tercantum dalam Rencana Aksi
Percepatan Pelaksanaan KSP tahun 2016-2019.
(3) Percepatan pelaksanaan KSP terdiri dari 4 (empat)
kegiatan, yang terdiri atas:
a. kompilasi data IGT yang dimiliki oleh
kementeriany lembaga, Kelompok Kerja Nasional IGT,
darr/ atau pemerintah daerah untuk seluruh wilayah
Indonesia;
b. integrasi data IGT melalui proses koreksi dan verifikasi
IGT terhadap IGD;
c. sinkronisasi dan penyelarasan antar data IGT yang
terintegrasi; dan
d. penyusunan rekomendasi dan fasilitasi penyelesaian
permasalahan IGT termasuk penyediaan alokasi
anggaran dalam rangka penyelesaian permasalahan
tersebut.
Pasal5

(1) Dalam rangka percepatan pelaksariaan KSP, Pemerintah


membentuk Tim Percepatan KSP.
(2) Tim Percepatan KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas:
a. melakukan ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-6 -

a. melakukan koordinasi strategis yang dibutuhkan


untuk percepatan pelaksanaan KSP;
b. membuat dan menetapkan kebijakan dalam rangka
penyelesaian perrnasalahan dan hambatan percepatan
pelaksanaan KSP;
c. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
percepatan pelaksanaan KSP pada umumnya dan
rencana aksi percepatan pelaksanaan KSP pada
khususnya;dan
d. memberikan arahan kepada Tim Pelaksana agar sesuai
dengan tujuan percepatan pelaksanaan KSP yang telah
ditetapkan.
(3) Tim Percepatan KSP dapat menambahkan IGT di luar IGT
yang telah ditetapkan dalam Rencana Aksi Percepatan
Pelaksanaan KSP tahun 2016-2019 sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), termasuk IGT yang
disiapkan oleh Badan Informasi Geospasial.
(4) Susunan keanggotaan Tim Percepatan KSP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Ketua Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian;
b. Anggota 1. Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasionalj
Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional;
2. Menteri Dalam Negeri;
3. Menteri Keuangan;
4. Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan;

5. Menteri ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-7 -

5. Menteri Agraria dan Tata


Ruangj Kepala Badan
Pertanahan Nasional;
6. Sekretaris Kabinet.

(5) Tim Percepatan KSP dalam pelaksanaan tugasnya


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibantu oleh Tim
Pelaksana dan Sekretariat.

Pasal6

(1) Tim Pelaksana KSP sebagaimana dimaksud dalam Pasal


5 ayat (5) mempunyai tugas:
a. melakukan koordinasi teknis percepatan pelaksanaan
KSP terkait pelaksanaan Rencana Aksi dan hasil kerja
dari Kelompok Kerja Nasional lOt dan Walidata IGT;
b. menetapkan langkah-Iangkah dan kebijakan dalam
rangka penyelesaian permasalahan dan hambatan
teknis percepatan pelaksanaan KSP;
c. menetapkan langkah-langkah dan kegiatan prioritas
bagi Kelompok Kerja Nasional lOT dan Walidata 101';
d. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
rencana aksi percepatan pelaksanaan KSP; dan
e. menyusun mekanisme berbagi data lOT melalui
Jaringan ION.
(2) Susunan keanggotaan Tim Pelaksana KSP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Ketua Kepala Badan Informasi
Oeospasial;

b. Wakil ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-8 -

b. Wakil Ketua I Deputi Bidang Pengembangan


Regional dan Otonomi Daerah,
Kernenterian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan
Nasional;
c. Wakil Ketua II Direktur Jenderal Bina
Pernbangunan Daerah,
Kementerian Dalam Negeri;
d. Anggota 1. Direktur Jenderal Anggaran,
Kementerian Keuangan;
2. Deputi Bidang
Perekonomian, Sekretariat
Kabinet.

(3) Tim Pelaksana KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


secara administratif berkedudukan di Badan Informasi
Geospasial.

Pasal 7

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (5)


mempunyai tugas memberikan dukungan dan pelayanan
teknis operasional dan administratif kepada Tim
Percepatan KSP dan Tim Pelaksana KSP.
(2) Sekretariat Tim Percepatan KSP sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (5), terdiri atas:

a. Sekretaris ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-9 -

a. Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi


Percepatan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah,
Kemen terian Koordinator
Bidang Perekonomian;
b. Wakil Sekretaris I Deputi Bidang Kajian dan
Pengelolaan Program Prioritas,
Kantor Staf Presiden;
c. Wakil sekretaris II Deputi Bidang Informasi
Geospasial Tematik, Badan
Informasi Geospasial;
d. Satuan Tugas 1;
e. Satuan Tugas 2.
(3) Sekretariat Tim Percepatan KSP secara administratif
berkedudukan di Kernenterian Koordinator Bidang
Perekonomian.
(4) Satuan Tugas 1 sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf d mempunyai tugas:
a. melakukan inventarisasi dan kompilasi basis data IGT
Nasional yang bersumber dari kementerian/lembaga,
Kelompok Kerja Nasional IGT, dan pemerintah daerah;
b. melakukan pengelompokan IGT ke dalam kelompok
data IGT Status, IGT Perencanaan Ruang, dan IGT
Potensi;
c. melakukan proses integrasi IGT yang mengacu pada
IGD; dan

d. mendukung ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-10 -

d. mendukung pelaksanaan koordinasi teknis terkait


perwujudan Rencana Aksi antara Tim Percepatan KSP
dengan kementerian/lembaga, Kelompok Kerja
Nasional IGT, dan pemerintah daerah terutama dalam
kegiatan kompilasi dan integrasi IGT.
(5) Satuan Tugas 2 sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf e, mempunyai tugas:
a. melakukan sinkronisasi an tar data IGT di kelompok
data IGT Status;
b. melakukan sinkronisasi antar data IGT di kelompok
data IGT Perencanaan Ruang;
c. melakukan sinkronisasi antar data IGT di kelompok
data IGT Potensi;
d. melakukan sinkronisasi antar kelornpok data IGT;
e. memberikan rekomendasi penyelesaian masalah terkait
sinkronisasi data IGT;
f. membuat rumusan penyelesaian konflik an tar data
IGT; dan
g. mendukung pelaksanaan koordinasi teknis terkait
perwujudan Rencana Aksi an tara Tim Percepatan KSP
dengan kementerian /Iernbaga, Kelompok Kerja
Nasional IGT, dan pemerintah daerah terutama dalam
kegiatan sinkronisasi data IGT.
(6) Keanggotaan dan tata kerja Satuan Tugas 1 dan Satuan
Tugas 2 ditetapkan oleh Deputi Bidang Koordinasi
Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah,
Kernen terian Koordinator Bidang Perekonomian selaku
Sekretaris.

(7) Sekretariat ...


· I . .
~.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-11 -

(7) Sekretariat dalam pelaksanaan tugasnya sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dapat merekrut tenaga ahli
perseorangan, institusi, dan/ atau badan usaha.

Pasa18

(1) Dalam rangka pengelolaan IGT, perlu penetapan Walidata


IGT dan Kelompok Kerja Nasional IGT oleh Kepala Badan
Informasi Geospasial selaku Ketua Tim Pelaksana.
(2) Walidata IGT sebagaimana dimaksud pacla ayat (1),
mempunyai tugas:
a. menyusun dan mengembangkan kebijakan teknis eli
bidang IGT; dan
b. mengelola dan memberikan akses berbagi data IGT
melalui Jaringan IGN.
(3) Kelompok Kerja Nasional IGT sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), mempunyai tugas:
a. menyusun Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
(NSPK) data IGT sesuai dengan Tema;
b. memberikan dan melaporkan data IGT kepada Satuan
Tugas 1;
c. bersama-sama dengan Satuan Tugas 1 melakukan
sinkronisasi data IGT terhadap IGD; dan
d. mendukung Satuan Tugas 2 dalam menyelesaikan
sinkronisasi antar data IGT se suai dengan ruang
lingkup Kelornpok Kerja Nasional IGT.

Pasa19 ...

" .

PRESIDEI'-~
REPUBLIK INDONESIA

-12 -

Pasal9
Tim Percepatan KSP dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2), dapat melibatkan,
bekerjasama, dan ' atau berkoordinasi dengan
kementerian/lembaga, pemerintah daerah, pemangku
kepentingan, badan usaha, dan / atau pihak lain.

Pasal 10
Tim Percepatan KSP menyampaikan laporan dan
perkembangan percepatan pelaksanaan KSP kepada Presiden
secara berkala setiap 6 (enam) bulan at au sewaktu-waktu
diperlukan.
Pasal 11

Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas:


a. Tim Percepatan KSP dan Sekretariat dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
b. Tim Pelaksana dan Kelompok Kerja Nasional IGT
dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara pada Badan Informasi Geospasial;
c. Walidata IGT dibebankan kepada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara pada masing-masing
kemen terian I lembaga.

Pasa112
Peraturan Presiden 1111 mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-13 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 Februari 2016
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 4 Februari 2016
MENTER.! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 28

Salinan sesuai dengan aslinya


SEKRETARIAT KABINET RI

>M'
ani&gSih
«
(/)
w
z
zo
wo
9~
(/)
w~
IX-
n.~
::J
n,
W
IX
.....v • .•
:~:

«
(/)
w
z
zo
wo
Q~
(/)
C'I
w~
0:::-
~~ ~ a..J
[I]
iJQ~.t)~W ~
a.
w
0:::
4:
(/)
w
Z
zO
wo
Q~
(/)
w~ co
~
~
~fI~."~~
-8 0::-
n_..J
m
:J
n,
w
0::
«
(/)
w
Z
zo
wo
Q~
(/) o::t
WX::
~!tQ~~~~~
~ -8 ~-
D.,..J
II]
:J
D.,
W
~
§ § ·c
·c ·c Z eo
Cl) cd
..... .2;l0-. "d
5~ I=1CQ
Cl)_
1=1
Cl)
SO
Cl)en
s~ S
Cl)
~ril ~~ ~

.....cdm .....
Cl) 1=1
1=1 ;:::l
cd
'lil
Cl)
1=1
-~-~ 1.0
'lil o'lil
'lil
t--
0
cd
Cl)
1=1
.....cdm ......
Cl) 1=1
1=1 ;:::l
cd
.~ 'S
1=1 ;:::l
.S N.S N
« .g'J 0
"d
1.0
...-i >->- 0
"d
1.0 .g'J
...-i .g'J

Z
(/)
w .E §
~'3
>,CQ
-
1=1§0
~3C'1
N
>, CQ .....
01.0 0\0
,-,0,-,0
O-.CQO-.CQ
t--:::-t--:::-
...-i1=1...-i 1=1
-~'3-
1=1

cdCQN
>,
§~

...-i
.s
~'3
>,CQ
§ .s
~- §
cd ;:::l
>,CQ
ZO -;:::l-;:::l cd:-;:::;-
WO cd- cd:-;:::;-CQ cd:-;:::;-CQ ~:-;:::;-
:-;:1 'lil \0 -m- ...-i'JN'J :;::::lm- ......
m \0 :;::::lmO\
~~ ~1=1 ..... .~.~il il
(/) l.() ~.s: 0 §'§§'§
~ .S
~>.o
~~...-i 0
~.
~ .S ...-i
~>o

~!)G~.~ihlW
~ a
w~
[t-
a....J
8:: e;:::l0-.'-'s
e;:::lo-'\O ~o.o
Cl)
~'3~'3
E-<CQE-<CQ
;:::l8
1-0 0-.
S
Cl)
ON
e;:::l8N0-. iD
e ct- -'<:1-0
;:::l \0
m _'<:I-m .8'<:1- m Cl) -'<:1-0
en __ enCl)('f)ill
__
enCl)('f)ill
__
-'<:1-0
..0 enCl) ('f)
enCl) _0
('f) Cl)
::J «l _0 Cl)('f)ill

a.
w 0 0 0 0
[t 0 0 0 0
0 0 §~~ 0
m 0 0 "">0
cd cOli)
eo
...... ~lI) lI) 1=1~
cd ..
g,:..; 51,:..; >, •.
cd
"@
~
cd
~-;
m"@
cd cd
-"@
§ cd
cd-
5 cO
cd
~
m
'1:(
Cl)
~O
~~
cd m
..9~
Cl) m
CQ]
cd m
~]
1=1 m
b.Ocd 1=1 cd
~ @ 1=1 cd cd cd
;:::l-e 1=1"d E-<"d
m eo ~~ o cd Cl) cd ;:::l]
cd cO
0-.0.. 00..
~]o
.....§ 0
~~..
:;::::l
~~ ~"@ ~ea
"do..
'-'ea
~ 0 ;3- tn S ~ .§ ::r: S a
&:cd .....
~t~
Cl) Cl) ••
.....ea
cd cd
Cl)~
cd .....
ti .S .....1=1
Cl) .....
cd .....
......1=1
Cl) ..... .....1=1
Cl) .....
0-.0-.- 0-. sa 0-. S 0-. S 0-. S 0-. S

cd J'I

E-<
b~
- 1=1
§~
1=1
-
0
§~
J;!
:a;:::l"d@ "O~
§
;:::lcO
~~
"0-
;:::l~
'S' m B§ "S'~
~Cl) .....
gb ~ .....
Cl) '-' ~ §
~~ ::gJ.: ::gE-<
«
(/'l
w
z
zo
wo
e?;
(/'l
w~
~-
D.~
:::J
D.
W
c::

Eo-< ..... Eo-< (J)


o (J)
...... ro
o
_ ::J
(J)

!=:..!::4 § ::J
ro,.S ..!::4s.a
..!::4 !=:
] ro ] §
•...,.. !=: •...,.. (J)
ro
,
::J
~:~
Q.) Q.)
~ ~
Q.) ro ..
;:Sp... ~~
, "

.,
"
<{
IJl
W
Z
zo
wo
Oz
IJl
w~
~-
n.iil
:::J
n,
w
~

.i
.... ~
• . . • . . • . . C) ~ C0
~~C0-tlf)\ot--OOO\~~~~

....roCIl 0\
Q)
:;:::oC)
CIlp:) -~
'Qi
C\l
p:)
\0
~
~ .S --;:-
\0
~ '13 (:1
o (:1- C)

sn
;:::; "d@C)
:>
0,.0
Q) .s:0,.0~ ~
w
z ~
ro_
'J
@
(:1 ~
as
t-- Q) d:: S
c;:)
C)
~~
zO
wo ~;:::;
-p:)
_ ....
~~
.... CIl 1-0
N"_'
-fr
~C/)
t--~
-Q)
NO
f:9_
.._,
Oz .~ ~ \0

~~~.~~w
ro~ ~
(il-
w~
0::-
00 ~CIl~
.... C)

2;:::;0\0
~-
~
~ .~ ,.a
;:::; 1-0
1-0 0.
(1.)
0
~-~~-~
~@\O
;:::;C)
E-<p:)~E-<p:)~
~@\O
;:::;C)
:::E
@
~
~ a c.....J
m -"dC)
C/) __
Q)~p:)
E-t
Q)C0 <Ii ,.ci ;3
::l C/)_ p:)
0..
W
0::

.. :.o!
-@\O
::So......
ill~
-@t--
::So......
ill~
-@oo _-_
......
::So
ill~
@g @_
Q)_Q)C")
\0

<t: 6' (oj \0 (oj 0


(/) ...... ~ro-~ro-..c:ro :::0 :::ill
;:..."O~ ;:..."O~ ~"O ro ill ro-
W 9- ro [ill ~ [ill- .....~ [ ::0:::-::0:::'"
Z s... :-;:::l - ..... ..... Q)'
Q)
:::;.s ;; ::E
t=R}
ZO :::- s...:::~ s...:::C") s... OO~I./)til
wo .0 ~
o -Q)]~Q)]C")Q)]
Q~
::s
ro S 0...";:;
0..;'C ro S
ro'S 0...1::
;4~ ro Q) ro s... Q) ro Q) ~@ ~@t--
(/) 0'\ 0... ~oQ)~oQ)~oQ)
LLI~
0::-
D....J
m
_@ .....~
::s ...
'C Q) 'C Q) 'C Q) ~~~'38
E-t 0.. a E-t 0.. a E-t 0.. a E-tillE-till~
It~~•• ~~ :J ill ~ cd .0 <.) cd .ci
D.
LLI
ro
0::
0
0
0
0
- ro
ro
..!>::
Q)
"@
..!>::
Z
Q)
rJ)

- @
I./)
~ ::0:::

ro
j 0:::
~
"@ 0.. Q)
..!>::
Q) ...::So
::s Q)
s...
~o fro
Q)o
~ ~~ 0..0
...roQ) roO
Q) ..
"'1./)
roO
Q) ..
"'1./)
0..-
0.. 0..-

j "
.... (\1('1')
.0
1:'--000"1 ......

«
(/)
w
z
zo
Wcl
clZ
(/)
W::S:::
0::-
n.~
::J
n,
w
0::

§ ~ §
·c .:: ·c
V ::l ....,
V
""'.0
5 ::l 5~
p_,
::.:::
s..c:
v I-< so
vc/)
::.::: ~& ::':::Ci1

_r""i_~ t--
10
'rn O'rn °
_N
.......... _N
..... ..... _N
..........
CIltrl
..........
_C\I

4:
.~ C'l
010 010
.S C'l
-:>-
CIltrl
.~- .~-
o
CIltrl
I-<
.s- .s-
CIltrl
:> I-<
:> I-<
(/)
o til I-< V o V o V
6:;01-<0 1-<.0 p_,,o 1-<.0 6:;.0
w trlD-.trl c, S o, S
zo
z 10::;00::;
..... .:: ..... .::
10 V 2
00
.....CIl .....CIl
10 V
.....CIl
00
.....CIl
2
-::l-::l -v -v -v -v
wo .....'JC'l'J .....
0 NO .....
0 NO

..... ~-.....
9~
(/)
LL1~
~-
n._I
...-l
...-l
§<§ §<§
~"5~"5
E-<trlE-<trl
~-
§<§IO §<§t--
::lo
E-<trlNE-<trlN
::lo ~- ..... ~-
§<§IO §<§t--
::lo
E-<trlNE-<trlN
.....
::lo
~
e~~~~~~ m
::J <Ii ..c:i <Ii ..c:i <Ii ..c:i
n.
w
~
......... 0
...... ('l('l')<:tLJ')I.Ot--OOOl ......

«
(/I
w
Z
zo
wo
Q~ ~
(/I
W~ ~
0::-
~ -8
e~~~.\b-~o..-l:::J
~
!Il

0..
W
0::

, -.
«
(/)
LLI
Z
zo
LL10
Q~
(/) (Y')
LL1~ ~
~
~Q'.~~~
0:::-
a....J
III
:::J
n,
LLI
0:::

.: s:
.. ../·

«
(/)
W
Z
zo
WQ
Q~
(/)
W~
~-
n.~
::J
n,
W
~
"'_ /

«
til
W
Z
zo
WQ

~Q~.~~~
Q~ l{)
til .-I
W~
a::-
n_..J
~ m
::J
n,
W ro
a:: til
,!<:
~ sn tI1
"d '6h '6h
>=l til
,!<:
~ til
ro rn
....,., ~~
;:::I,!<:
ril >=l ~
::r:rn 'Cii tI1 ~
~1-<·....,,0
~ >=l."d
Q) .....
0
0 o:
;:::1;:::10
U::r:O b@O ~
ro'~
p..~o
tI1 ......lf) ~g
...... 0
If) ...... tI1N ~O
~::r:.:i ~::E.:i tI10
......
If)
Q) ••
ell ,.C p..~
«
(/)
LLI
Z
ZO
LLlO
Q~
(/) .o
....-4
LLI~
~ -8 ~-
~!t~~.tl~~ n....Jm
:::J
n.
LLI
~
«
til
W
Z
zo
WQ
9~ t'--
til M
w::s:::
0:::-
~
~ 8
IjQ~~~El-~
n.-'
m
:J
a,
W
0:::
«
(/'I
LLI
Z
zo
LL10
e~
~
!t~~.~~~
(/'I
LL1~
0:::-
a....J[I]
::::J
a.
LLI
0:::
00
M

..c:i <..i til


ro
Cd
~(/)
..c:i

ro
iileo
v
Z
.....
@
...:lo
(/)0
roo
......
roo
0:10
ro~
..........
v ..
0-. .....
4:
(/)
W
Z
zo

(;}
rtQ~~~~~
W'o
Q~
(/)
W~
~-
0..-'
[Q
:::J
0\
...-i

0..
W
~
§ 0
0
(1j
(/)
(1jO 0 Ci1
.!<:
~o
(1jO §~
0 § (/)
~c::i (/)...-4 (/)§
(1j I-<
(1j (1j
§~
.!<: .• (1j......
~ (1j
~ ·8
ro I-<
;:::s...-4 ~.!<: ~ <1)
...."ro to
...... ..... ...... 0..
(/) .....
I=! ...... (/)

;:::s_a ro (/) ro (/)


I=! (/) I=! ro l=!(1jo
o i:: oi::o
~ I=! N <1) N<1)O
(/)
ro2
....., ;:::s
ro I=!
....., ro~c::i
<1) 0 t)o~
~::r: o..~ 0..~...-4

I':
.....@
o
a
0
..!<: I=:
5]
S Q)
Q) I-<
~&
1.0-
......C'I
t-- -
......C'I
ex) -
......C'I
01
......
0 ...... 0 ...... 0 ...... 0
1.0 C'lf9.. C'lf9.. C'lf9.. C'I
4: 0.. (0
f/) ...ro
.....ro (O~
0.0
(O~
0.0
(O~
0.0 0

zo
LLlO
w
z -ro
..!<:
I-<
Q)
f9..s
.....
Q)
I:: (/)
;:l Q)
....,0
f9..s
.....
Q)
I=: (/)
;:l Q)
....,0
f9..s
.....
Q)
I=: (/)
;:l Q)
....,;:l
....,0
f9..
.....
I=:

~&~.~~~
Q~
sn 0 ex) coI=: @ @I.O @ @t-- @ @ex) @
C\l ...... ro
LLI~ I-< 1=:'8'88'8'88'8'88'8

~
~-
o....J
0
C'I OroCOCOC'lCOCOC'lCOCOC'lCO
0..-
OJ ro ;:l t.i-d Q)""; b.O
:J .....lCO cd.ci
D.
LLI
~
o
a
o
-o
a
~

~
o
....,

«
If)
w
z
zo
wo
Q~ ~
If) ~
W~
0::-
~ n._J
itQ~.tlGt~ m
:::J
u
w
0:::

Anda mungkin juga menyukai