Anda di halaman 1dari 2

HANDOUT HUKUM DAGANG

Selasa, 31 Agustus 2021

Sejarah Perdagangan
- Zaman dahulu kala, bentuk perdagangan yang dilakukan oleh manusia adalah Dagang
Tukar (bentuk perdagangan pertama).
- Dikenal dengan istilah "barter".
- Jika seseorang ingin memiliki sesuatu yang tidak dapat dibuatnya sendiri maka ia
berusaha memperolehnya dengan cara bertukar, yakni dengan menukar suatu barang
yang tidak perlu baginya.
- Misalnya: tembakau dengan padi → pertukaran in natura.
- Sifatnya terbatas.
- Pada waktu ini, suatu pasar belum ada.
- Berbagai kesulitan muncul dalam bentuk perdagangan dagang tukar tersebut:
• Orang satunya harus mempunyai barang yang diminta oleh orang lainnya
dengan nilai pertukaran yang kira-kira harus sama. Contoh: seorang penjahit,
yang hanya mempunyai baju saja pasti akan mati kelaparan, sebelum ia dapat
menemukan orang yang mempunyai beras dan yang ingin ditukarkannya
dengan baju pula.
• Barang yang dipertukarkan harus dapat dibagi-bagi. Kesulitan yang timbul
adalah apabila dua ekor ayam dapat ditukarkan (nilainya sama) dengan sebuah
celana, maka amat sulitlah ia untuk dipertukarkan seekor ayam dengan
separuh celana.
- Pada prosesnya, orang memakai beberapa benda untuk membandingkan nilai segala
barang lain dengan nilai beberapa benda tertentu → harus disukai umum.
- Alat tukar = benda-benda khusus dipergunakan untuk dipertukarkan dengan barang-
barang yang diperlukan (contoh: potongan logam, kulit kerang, dan lain-lain).

Sejarah Hukum Dagang


- Sebelum zaman Romawi, di samping Hukum Perdata yang mengatur tentang
hubungan hukum antara perseorangan yang sekarang termasuk dalam ranah KUH
Perdata, para pedagang membutuhkan peraturan-peraturan mengenai perniagaan.
- Hubungan hukum antar perseorangan → Corpus Juris Civilis → hasil karya perundang-
undangan yang diprakarsai oleh Kaisar Justianus.
- Ketentuan dalam Corpus Juris Civilis dirasakan tidak lagi memadai untuk mengatur
hubungan dagang, baik antar sesama penduduk asli maupun kaum pendatang.
- Hubungan antar para pedagang diatur berdasarkan asas kebebasan berkontrak dan
putusan pengadilan dagang → hal inilah yang dijadikan hukum kebiasaan oleh para
pedagang dan penduduk dalam melakukan transaksi bisnis → dipandang perlu untuk
mengadakan kodifikasi.
- Kodifikasi hukum dagang pertama dibuat atas perintah raja Lodewijk XIV di Perancis,
yaitu: Ordonnance du Commerce 1673 dan Ordonnance de la Marine 1681.
- Abad pertengahan ketika bangsa Romawi mengalami masa kejayaan, hukum Romawi
dianggap menjadi hukum yang paling sempurna jadi banyak negara yang
menggunakan.
- Seiring dengan kegiatan perniagaan yang semakin ramai, maka timbullah hal-hal yang
tidak dapat lagi diselesaikan dengan hukum Romawi.
- Terbentuknya badan-badan yang harus mengadili sengketa antara para pedagang →
timbullah peraturan-peraturan khusus mengenai dagang.
- Napoleon memerintahkan hukum yang berlaku bagi pedagang dibukukan dalam
sebuah buku Code de Commerce (tahun 1807). Di samping itu juga disusun beberapa
kitab lainnya, yakni:
• Code Civil adalah yang mengatur hukum sipil/perdata.
• Code Penal adalah yang menentukan hukum pidana.
- Kedua kitab tersebut dibawa dan berlaku di Belanda dan akhirnya dibawa ke Indonesia
- 1 Januari 1809 → Code de Commerce (Hukum Dagang) berlaku di negeri Belanda yang
pada waktu itu menjadi jajahannya.
- 1 Oktober 1938 → Belanda berhasil mengubah Code de Commerce menjadi Wetbook
van Koophandel (WvK).
- Pada tahun 1847 berlaku pula di Indonesia atas dasar konkordansi (persamaan) yang
disebut KUHD.
- Sebelum tahun 1938, hukum dagang hanya mengikat pedagang saja, dan pedagang
sajalah yang dapat melakukan perbuatan dagang. Misalnya menandatangani aksep
wesel dan mengadakan pailit. Namun sejak tahun 1938, perusahaan dapat melakukan
perbuatan dagang.
- R. Subekti : kedudukan Kitab Undang-undang Hukum Dagang atau WvK terhadap kitab
Undang-Undang Hukum Perdata atau BW sebagai ketentuan khusus. Apabila WvK
dileburkan ke dalam BW, ia dapat dimasukkan ke dalam Buku III BW.

Asal Usul KUHD


- Berdasarkan Pasal II aturan Peralihan UUD RI 1945, KUHD masih berlaku di Indonesia.
- KUHD Indonesia diumumkan dengan publikasi tanggal 30 April 1847, berlaku mulai
tanggal 1 Mei 1848.
- KUHD Indonesia hanya turunan dari WvK Belanda yang dibuat atas dasar konkordansi.

Anda mungkin juga menyukai