Anda di halaman 1dari 23

Sejarah Lelang Dunia

• Lelang dikenal pertama kali pada tahun 500


SM di Babylonia. Pada saat itu, terjadi acara
tahunan yaitu lelang wanita untuk dinikahkan.
Masyarakat Babylonia menganggap bahwa jika
wanita tidak dilelang untuk dinikahkan
dianggap illegal
• Lelang dikenal juga di kekaisaran Romawi. Biasanya
pada waktu perang usai, harta rampasan termasuk
budak akan dilelang oleh prajurit untuk modal
peperangan. Marcus aurelius pernah menjual alat-alat
rumah tangga milik debitor untuk melunasi
hutangnya. Lelang yang bersejarah terjadi tahun 193
SM, yaitu lelang seluruh kekaisaran Romawi oleh
Praetorian Guard.Praetorian Guard terlebih dahulu
membunuh Raja Pertinax, kemudian menawarkan
kerajaannya kepada penawar tertinggi yang
dimenangkan Didius Julianus seharga 6.250 drachmas
per Guard (prajurit). Setelah kekaisaran romawi
sampai pada abad 18, lelang kurang diminati.
• Lelang mulai menyebar di Amerika yang
dibawa oleh imigran Inggris sekitar tahun
1600-an. Lelang pada saat itu terbatas pada
jagung, tembakau dan hewan ternak. Lelang
budak juga menyebar di Virginia.Pada saat
Civil War, barang rampasan dilelang oleh
auctioneer yang disebut kolonel divisi. Lelang
tersebut termasuk juga barang sitaan militer
dan barang inventaris. Sampai saat ini
auctioneer mendapat julukan ‘kolonel’
• Dalam kurun waktu abad ke-17 sampai dengan
abad ke-18 lelang dikenal dengan sebutan auction
by candle. Lelang itu digunakan untuk menjual
barang (goods) dan hak sewa tanah/gedung
(leaseholds). Pada masa revolusi Perancis abad ke-
18 lelang mulai dilaksanakan di warung kopi
(coffeehouses) untuk menjual benda seni.
• Pada masa itu, berdiri auction house yang
bernama The Stockholm Auction House di Swedia.
Inggris terdapat Sotheby’s dan Christie’s. sotheby’s
merupakan rumah lelang terbesar kedua setelah
Christie’s
• Pada masa sekarang, lelang berkembang sebagai
salah satu industry maju. Hampir semua barang
dilelang. Bahkan barang yang dijualbelikan
secara konvensional dapat dijual secara lelang
seperti lelang rumah (real estate auction).
• Lelang banyak digemari di Negara Singapura,
Malaysia, Jerman, Australia, Inggris dan
Amerika. Di Amerika, banyak rumah yang tak
laku dijual secara konvensional dijual secara
lelang. Di Australia, rekor tercipta, bintang
Rugby Terry Hill menjual lelang rumahnya di
Sydney tahun 2004 dengan harga AUD 1,8juta
• Lelang baru dikenal di Indonesia pada tahun 1908.
Hal ini ditandai dengan adanya dua peraturan yang
dikeluarkan untuk mengatur lelang yaitu, Vendu
Reglement dan Vendu Intructie. Dalam
perkembangannya peraturan mengenai lelang
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI
nomor 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang kemudian dirubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan RI
No.27/PMK.06/2016,Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang dan unit yang melaksanakan
penjualan lelang adalah Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) yang dahulu
dikenal dengan Kantor Lelang Negara.
Sejarah Lelang di Indonesia
• Indonesia yang dahulu dikenal dengan Hindia
Belanda merupakan bekas jajahan
Belanda. Pada masa itu penduduk Hindia Belanda
dibedakan menjadi tiga golongan dan masing-
masing golongan berlaku Hukum Perdata yang
berbeda-beda, yaitu:
• a.    golongan Eropa berlaku Hukum Perdata dan
Hukum Dagang di Negara Belanda;
• b.    golongan Timur Asing berlaku bab-bab tertentu
Hukum Perdata dan Hukum Dagang golongan
Eropa;
• c.    golongan Bumiputera berlaku hukum adat.
• Kedatangan Vereenigde Oostindische Compagnie
(Perserikatan Perusahaan Hindia Timur) atau VOC
yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah
perusahaan Belanda yang memiliki monopoli
untuk aktivitas perdagangan di Asia. Pada tahun
1506 VOC berhasil mendarat di Banten.
• Lelang komoditas hasil perkebunan dan hasil bumi
: Sistem lelang pertamakali digunakan untuk
komoditas Teh (dan hingga saat ini sistem lelang
ini digunakan un tuk penjualan teh di London).
• Lelang aset milik pejabat Belanda yang pindah.
• VOC dibubarkan pada atahun 1798 karena
kesulitan finansial setelah belanda diserang
oleh Napoleon. Selanjutnya wilayah koloni
VOC di Hindia Timur diserahkan kepada
Kerajaan Belanda. Jabatan pemerintahan dan
perusahaan-perusahaan Belanda di Hindia
Belanda dijabat oleh orang-orang Belanda.
• Bila terjadi perpindahan/mutasi pejabat Belanda
tersebut timbul masalah mengenai penjualan
barang-barang milik pejabat yang dimutasi tersebut.
Oleh karena itu, pada tahun 1908 Pemerintah
Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad 1908
Nomor 189 tentang Vendu Reglement, dimana pada
saat itu belum ada Volksraad (DPR). Meskipun
Vendu Reglement adalah peraturan setingkat
Peraturan Pemerintah, Tetapi Vendu Reglement
merupakan peraturan lelang yang tertinggi hingga
saat ini. Oleh karena itu tidak salah jika VR disebut
sebagai Undang-Undang Lelang
• . Proses yang hampir sama juga dialami oleh HIR
(Het Herziene Indonesisch Reglement/Reglemen
Indonesia yang diperbaharui) dimana peraturan
ini dianggap sebagai “Undang-Undang” Hukum
Acara di pengadilan Indonesia hingga saat ini.
Vendu Reglement diberlakukan untuk
memperbesar penerimaan dari sektor pajak
lelang. Selain itu juga untuk melindungi
kepentingan para Pejabat Belanda yang pindah
dari Hindia Belanda untuk menjual aset-
asetnya.Pada masa itu, permintaan lelang
eksekusi dan barang-barang pindahan lebih
diutamakan.
• Setelah keluar Staatsblad 1908 Nomor 189,
terbentuklah Inspeksi Lelang yang bertanggung
jawab kepada Menteri Keuangan (Direktuur van
Financient). Kemudian berdiri Direktorat Jenderal
Pajak yang bernama Inspeksi Keuangan, namun
posisinya tidak sama dengan Inspeksi Lelang. Di
bawah Menteri Keuangan terdapat unit
operasional yang disebut Kantor Lelang
Negeri (Vendu Kantoren) yang antara lain berada
di Batavia (Jakarta), Bandung, Cirebon, Semarang,
Jogjakarta, Surabaya, Makassar, Banda Aceh,
Medan, dan Palembang
• Selanjutnya pada tahun 1919, Gubernur
Jenderal Nederlandsch Indie mengangkat Pejabat
Lelang Kelas II (Vendumesteer Klas II) untuk
menjangkau daerah-daerah yang belum terdapat
Kantor Lelang Negeri dan frekuensi pelaksanaan lelang
yang rendah. Pada waktu itu jabatan Pejabat Lelang
Kelas II adalah Pejabat Notaris setempat. Kemudian
seiring dengan meningkatnya permintaan lelang,
jabatan tersebut ditingkatkan menjadi Kantor Lelang
Negeri Kelas I. Tidak diketahui secara pasti perubahan
istilah Vendumeester, menjadi Juru Lelang dan
kemudian Pejabat Lelang. Namun diperkirakan pada
tahun 1970-an dalam praktek dan peraturan yang
mengatur tentang lelang telah digunakan istilah
Pejabat Lelang.
• Tata cara dan prosedur lelang diatur dalam
peraturan (reglement), sedangkan Bea Materai diatur
dalam verordening dan masih banyak lagi pengaturan-
pengaturan yang dibuat dalam
bentuk reglement dan verordening.
Reglement dan verordening dibuat bersama antara
Gubernur Jenderal dengan Hegerechthoof (Mahkamah
Agung).Pengaturan-pengaturan tersebut belum diatur
dalam ordonansi karena pada tahun itu belum
terbentuk lembaga parlemen atau DPR (Volksraad) yang
bertugas membentuk Undang-Undang (ordonansi).
Volksraad baru terbentuk pada tahun 1926 yang
anggotanya dipilih berdasarkan penunjukan, bukan
melalui pemilihan
• Pada masa pemerintahan hindia belanda, lelang berada
dibawah kewenangan Director Van Financien (Menkeu).
Hal ini berlanjut setelah era kemerdekaan RI. Pada masa
itu di tingkat Pusat kantor lelang disebut Kantor Inspeksi
Lelang sedangkan di Operasionalnya di sebut Kantor
Lelang Negeri.
• Pada Tahun 1960 lelang berada dibawah pembinaan
Direktorat Jenderal Pajak;
• Pada Tahun 1970 Kantor lelang Negeri berubah nama
menjadi Kantor Lelang Negara;
• Pada Tahun 1990 Kantor lelang Negara di integrasikan
dengan Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) dan Pada
Tahun 1991 BUPN berubah nama menjadi Badan Urusan
Piutang dan Lelang Negara (BUPLN);
Pada tahun 2000 BUPLN berubah menjadi DJPLN
(Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara)
dan Pada tahun 2001 Kantor Lelang Negara dan
Kantor Pelayanan Piutang Negara meleburkan
diri menjadi Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang
Negara (KP2LN);
• Pada tahun 2006 DJPLN berubah menjadi Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dan kantor
operasionalnya berubah nama menjadi Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).
• Lelang adalah penjualan barang yang terbuka
untuk umum dengan penawaran harga secara
tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat
atau menurun untuk mencapai harga tertinggi
yang didahului dengan pengumuman lelang.
Dengan kata lain adalah Lelang adalah merupakan
suatu proses yg dimulai dari saat seseorang akan
menjual suatu barang sampai dg saat tecapainya
persetujuan harga (harga yg diluluskan) atau
sampai saat lelang itu dihentikan (krn tdk
mencapai limit harga yg diinginkan penjual), shg
barang tdk jadi dilelang/tdk jadi dijual.
• Hal tersebut di kuatkan oleh Roel “Penjualan di
muka umum adalah suatu rangkaian kejadian
yg terjadi antara saat dimana seseorang hendak
menjual suatu barang atau lebih secara pribadi
maupun dg perantaraan kuasanya dg memberi
kesempatan kepada orng-orang yg hadir
melakukan penawaran untuk membeli barang-
barang yg ditawarkan sampai pada saat dimana
kesempatan itu lenyap, yaitu pada saat
tercapainya persetujuan antara penjual atau
kuasanya dg pembeli ttg harganya”.
• Mulai saat dikeluarkan niat menjual barang di
muka umum, proses lelang sudah dimulai oleh
karenanya itu semuanya harus dimulai sesuai
dg ketentuan dalam peraturan lelang. untuk
pengumuman lelangnya tetap berada
ditangan penjual sesuai dg Pasal 18
Peraturan . Menkeu No. 40/PMK.07/2006 yg
berbunyi “ Penjualan secara lelang wajib
didahului dg pengumuman lelang yg dilakukan
oleh penjual melalui surat kabar yg terbit di
tempat barang berada yg akan dijual”.
• Pelaksanaan lelang mempunyai fungsi pelayanan
publik dan fungsi pelayanan privat. Fungsi pelayanan
publik dari Lembaga Lelang tercermin saat digunakan
oleh aparatur negara dalam melaksanakan tugas
kepemerintahan dalam rangka Penegakan
Hukum/Law Enforcement seperti yang diamanatkan
dalam berbagai undang-undang, antara lain: KUHAP,
KUHPerdata, HIR, UU Panitia Urusan Piutang Negara
No. 49 Prp. Tahun 1960, UU Kepabeanan No. 10
Tahun 1995, UU Hak Tanggungan Nomor 4 tahun
1996, UU Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
Nomor 19 tahun 1997, UU Jaminan Fidusia Nomor
42 Tahun 1999, dan UU Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang Nomor 37 tahun 2004
• Fungsi pelayanan publik lainnya tercermin pada saat
digunakan oleh aparatur negara dalam rangka
pengelolaan barang milik negara/daerah (kekayaan
negara), khsusnya pada saat dipindahtangankan dengan
cara dijual. Penjualan barang milik negara/daerah
(kekayaan negara) harus dilakukan secara lelang. Pilihan
penjualan lelang adalah dalam rangka mengamankannya
sekaligus guna memenuhi prinsip-prinsip
kepemerintahan yang baik (Good Governance). Proses
ini akan berdampak pada peningkatan efisiensi, tertib
administrasi dan keterbukaan (tranparansi) pengelolaan
kekayaan negara, serta menjamin akuntabilitas (vide:
Pasal 48 UU Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun
2004).
• Dari dua fungsi pelayanan publik tersebut pada
akhirnya Lembaga Lelang akan memberikan
kontribusi dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak
berupa Bea Lelang, hasil penjualan kekayaan
negara, sitaan yang dirampas untuk negara, dan
Penerimaan Pajak berupa PPh Pasal 25 dan BPHTB.
Sementara itu fungsi privat dari Lembaga Lelang
tercermin saat lembaga lelang digunakan oleh
siapapun yang memiliki barang dan bermaksud
menjualnya secara lelang. Dalam fungi
privat,Lembaga Lelang menjadi sarana/alat untuk
memperlancar lalu lintas perdagangan barang.
• Dari fungsi pelayanan publik dan privat
tersebut pada akhirnya pelaksanaan lelang
akan memberikan kontribusi
dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) berupa Bea Lelang, hasil penjualan
kekayaan negara, sitaan yang dirampas untuk
negara, dan Penerimaan Pajak berupa Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan
Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, dan
BPHTB sebagai fungsi budgetter

Anda mungkin juga menyukai