Anda di halaman 1dari 77

Spiritualitas Vinsensian

BAB I

MASA MENCARI JATI DIRI (1581 -1617)

Mutiara kata St. Vinsensius:


“Tak ada jalan yang lebih baik untuk menjamin kebahagiaan
abadi kita daripada dengan hidup dan mati dalam pelayanan bagi
orang miskin, dalam tangan Sang penyelenggara Ilahi, dan dalam
penyangkalan diri yang nyata dengan mengikuti Yesus Kristus”

(SV III, 392 – 4 Desember 1648)

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Bagaimana latar belakang keluarga Vinsensius ?


2. Perbuatan-perbuatan baik apa yang yang pernah dilakukan
oleh Vinsensius saat ia masih kecil ?

LAHIR DARI KELUARGA SEDERHANA


Vinsensius dilahirkan pada tanggal 15 Januari 1581 di Pouy, daerah
Landes Perancis. Ia adalah putera ke-3 dari Jean de Paul dan

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 1 |


Spiritualitas Vinsensian

Bertrande Demoras, sebuah keluarga petani yang sangat sederhana


dan mempunyai 6 orang anak (4 laki-laki dan 2 perempuan).
Pada zaman itu, Perancis sedang mengalami
krisis dalam banyak segi kehidupan seperti
moral, ekonomi, politik, dan sosial akibat
dari perang. Situasi tersebut membuat
kehidupan jasmani dan rohani masyarakat
Rumah Tinggal keluarga
de Paul semakin memprihatinkan, tak terkecuali
keluarga Vinsensius.
Oleh karena itu Vinsensius sejak kecil memiliki cita-cita menjadi
orang yang sukses dalam hidup. Cita-cita itu diharapkannya mampu
mengangkat martabat keluarga, sehingga tidak dipandang hina oleh
orang lain.
Vinsensius seorang
anak yang rajin membantu
keluarga mengerjakan ladang
dan menggembalakan ternak.
Menggembalakan ternak menjadi bagian hidup
masa kecil Vinsensius

Di sekitar daerah peladangan itu banyak tanah rawa,


sehingga Vinsensius sering berjalan di atas egrang (dua tongkat kayu
dengan pijakan kaki pada batang kayu itu). Hal ini dilakukannya
dengan maksud selain agar kakinya tetap kering di tanah rawa, juga

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 2 |


Spiritualitas Vinsensian

agar dia dapat melihat lebih jauh dan luas jangkauan pandangannya.
Vinsensius dikenal sebagai anak yang murah hati. Vinsensius sering
memberikan sebungkus tepung atau roti bekalnya bila bertemu
dengan orang miskin di jalan. Bahkan ia juga pernah memberikan
uang tabungannya (30 sous) kepada orang miskin, jumlah yang
sangat besar untuk anak desa seperti dia.
Vinsensius seorang anak yang
saleh hidupnya. Ia sering
berziarah ke kapel Buglose
tempat patung Bunda Maria
yang cukup terkenal di daerah
sekitar desanya.Dibandingkan
dengan saudara dan saudarinya,
Vinsensius anak yang paling
cekatan, kreatif dan menonjol
Vinsensius berdoa di kapel Buglose tempat
patung Bunda Maria kecerdasannya.
Ayah Vinsensius memperhatikan bakat anaknya ini dan berpikir
untuk menyekolahkan Vinsensius. Pada saat itu kebanyakan anak
petani tidak bersekolah. Demi Vinsensius dan menaikkan status
ekonomi keluarga, menyekolahkan Vinsensius adalah cara terbaik,
terlebih lagi apabila Vinsensius dapat menjadi imam.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 3 |


Spiritualitas Vinsensian

Seringkah aku membuat pilihan dan keputusan


sendiri tanpa memperhitungkan Rencana Tuhan?
Siapa saja orang-orang yang selalu membantu,
menyemangati, menggugah dan menguatkan
perjalananku?

❖ AKTIVITAS

Diskusikan bersama teman-temanmu dalam kelompok-kelompok


kecil (agar efektif) mengenai beberapa hal yang berhubungan
dengan cita-cita hidupmu dan bagaimana usaha yang dapat kamu
lakukan untuk mewujudkannya.

NO. CITA-CITA USAHA UNTUK MEWUJUDKAN

1.

2.

3.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 4 |


Spiritualitas Vinsensian

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Bagaimana awal mula Vinsensius dapat bersekolah ?


2. Kesadaran apa yang diperoleh Vinsensius selama ia
bersekolah ?
3. Bagaimana sikap Vinsensius saat ayahnya mengunjungi dia ?
4. Berkaitan dengan situasi ekonomi keluarganya yang semakin
berat bagaimana kelangsungan studi Vinsensius?

BERSEKOLAH DENGAN SUSAH PAYAH


Jean de paul, ayah Vinsensius ingin mewujudkan keinginannya
untuk menyekolahkan anaknya. Setelah berdiskusi dengan isterinya, ia
memanggil Vinsensius dan mengungkapkan keinginan menyekolahkan
Vinsensius. Semula Vinsensius menolak karena bersekolah akan
membutuhkan banyak biaya, dan hal ini jelas akan memberatkan
keluarganya.
Pada umur 13 tahun, Vinsensius dikirim oleh bapaknya untuk
belajar di suatu asrama, pimpinan imam Fransiskan di kota Dax. Karena
kerajinan dan kecerdasannya, ia mendapat nilai-nilai yang cemerlang.
Vinsensius menyadari bahwa perjuangan keluarganya sangat berat dan
bersusah payah menyekolahkannya, maka ia menjadi semakin tampak

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 5 |


Spiritualitas Vinsensian

lebih mandiri, dewasa dan bertanggungjawab dibandingkan dengan


teman-temannya.

MENGINGKARI KONDISI KELUARGA

Ayahnya kadang-kadang menjenguknya dan mengajaknya jalan-


jalan di kota itu, tetapi sering ia merasa malu karena ayahnya berpakaian
buruk dan agak pincang (SVP XII, 432). Suatu hari ayahnya datang untuk
menjenguk di asrama, Vinsensius malu dan tak mau menemuinya.
Rupanya pergaulan dengan teman-teman sekolahnya yang kebanyakan
anak orang kaya dan terkemuka, membuat Vinsensius “lupa” akan asal-
usulnya. Apalagi merasa menjadi anak yang pandai dan menonjol di
sekolah.
Vinsensius tidak mau mengakui ayahnya
yang berpakaian buruk dan agak
pincang dan bahkan mengatakan kalau
dia tidak mengenal orang tua itu. Saat
ayahnya pulang, Vinsensius melihat dari
jendela kamarnya dan menangis.
Kesombongan tak mau mengakui
orangtua dan asal usulnya sangat
Vinsensius malu mengakui orang tuanya
yang pincang dan berpakaian buruk
disesalinya.
Situasi ekonomi keluarganya yang semakin sulit membuat
Vinsensius terancam tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Biaya sekolah
dan asramanya dirasakan semakin berat dan tidak murah. Romo pengasuh
yang sayang kepada Vinsensius yang baik dan pandai

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 6 |


Spiritualitas Vinsensian

merekomendasikannya pada tuan de Comet, seorang hakim terkemuka di


kota itu. Keluarga de Comet menerima Vinsensius dan membiayai
studinya, sebagai imbalannya Vinsensius dipercaya menjadi tutor, serta
menemani (pengasuh) anak keluarga de Comet. Keluarga de Comet
banyak membentuk pribadi Vinsensius dan mengarahkannya untuk
menjadi imam. Vinsensius kemudian pindah dari Dax ke Toulouse untuk
melanjutkan belajarnya, guna memenuhi hasrat Vinsensius, orangtuanya
rela menjual sepasang lembu yang mereka miliki untuk membiayai
sekolah teologi Vinsensius agar dapat menjadi imam sesuai yang mereka
harapkan.

Sejak kecil Vinsensius berusaha keras untuk menjadi


anak yang rajin, cerdas, kreatif, dan
bertanggungjawab dalam hidupnya. Kamu punya
banyak kesempatan untuk belajar, untuk maju, dan
untuk berhasil dalam study, bagaimana kamu
mewujudkan rasa syukur itu dalam perilaku dan
kegiatanmu sehari-hari?

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 7 |


Spiritualitas Vinsensian

AKTIVITAS

1. Renungkanlah sejenak kisah hidup Vinsensius di atas dalam


hubungannya dengan studi atau sekolahmu.
2. Kemudian Jawablah dengan jujur pertanyaan dibawah ini:

No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimanakah minatmu
terhadap sekolah?
2 Beratkah keluarga
membiayai sekolahmu ?
3 Apakah kamu bersekolah
dengan baik dan
bertanggungjawab dalam
belajar ?
4 Apakah harapan keluargamu
terhadap sekolahmu ?
5 Bagaimanakah sikapmu
terhadap orangtua yang
telah bersusah payah
membiayai sekolahmu ?
6 Apakah kamu menerima diri
apa adanya, dengan segala
kelebihan dan
kekuranganmu ?

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 8 |


Spiritualitas Vinsensian

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Jelaskan situasi politik Perancis pada awal tahun 1570 hingga


tahun 1598 !
2. Mengapa Vinsensius tidak mau bergabung dalam kelompok-
kelompok mahasiswa ?

PERANG SAUDARA DI PERANCIS


Situasi politik di Toulouse (Perancis) pada awal tahun 1570
sedang mengalami perang saudara. Vinsensius tiba di Toulouse pada
awal tahun 1597. Jadi ia mengalami langsung peristiwa-peristiwa
yang mengguncang kerajaan setelah pembunuhan Henry III.
Kerusuhan terjadi dimana-mana, kota itu bukanlah kota tenang bagi
Vinsensius. Vinsensius datang ke Toulouse untuk mengikuti
matrikulasi sebelum masuk perguruan tinggi. Universitas Toulouse
menerima mahasiswa dari seluruh provinsi kerajaan dan Negara-
negara asing. Universitas ini juga memberikan program beasiswa
bagi siswa yang kurang mampu. Namun Vinsensius tidak dapat
menikmati hal ini.
Di Toulouse mahasiswa berkelompok sesuai dengan provinsi
asal mereka. Seringkali kelompok-kelompok ini terlibat

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 9 |


Spiritualitas Vinsensian

pertengkaran yang menyebabkan pertikaian bersenjata. Vinsensius


menahan diri agar jauh dari berbagai kerusuhan ini; ia begitu ingin
menyelesaikan masa studi teologinya.
Pada akhir tahun 1598 ayah Vinsensius meninggal dunia.
Dalam wasiatnya sang ayah membagi harta warisan dan meminta
agar Vinsensius didukung dalam studinya. Hal inilah yang menjadi
awal kesadaran Vinsensius akan jati dirinya. Ia mulai mencari
pekerjaan agar dapat melanjutkan studinya dan tidak membebani
keluarganya. Vinsensius menangani asrama kecil di Buzet sur Tarn.
Di asrama itulah keluarga-keluarga kaya daerah sekitarnya
mengirimkan anak-anaknya untuk belajar. Vinsensius mengalami
kesulitan dalam hal ekonomi. Oleh karena itu, ia berusaha mencapai
imamat demi mendapatkan kekayaan.

Vinsensius akhirnya menyadari kesalahannya


karena tidak mengakui orangtuanya. Mengakui
latarbelakang keluarga dan berdiri tegak di atasnya
menatap masa depan menjadi pilihan hidupnya.
Sudahkah Kamu menerima latarbelakang
keluargamu apa adanya ?

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 10 |


Spiritualitas Vinsensian

AKTIVITAS

1. Carilah biografi para tokoh terkenal dan sukses dalam


hidupnya tetapi memiliki latarbelakang keluarga yang
kurang menguntungkan !
2. Apakah yang dapat kamu teladani dari usaha mereka untuk
meraih sukses ?

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 11 |


Spiritualitas Vinsensian

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Sebutkan beberapa hal yang menjadi ambisi Vinsensius ?


2. Mengapa Vinsensius berambisi ingin menjadi imam di kota ?

SEORANG IMAM MUDA YANG AMBISIUS

Pada saat itu menjadi imam di Perancis


sebenarnya tidak membutuhkan
pendidikan yang tinggi. Seseorang yang
memiliki relasi yang dekat dengan uskup
(yang mau mentahbiskan) dapat saja
menjadi imam. Vinsensius mengetahui

Vinsensius menerima tahbisan hal ini, maka ia mendekati uskup


imam pada usia 19 tahun
Perigueux, Francois de Bourdeilles, yang
sudah tua.
Perjuangan dan tekad Vinsensius untuk menjadi imam tidak sia-sia.
Pada tanggal 23 September 1600 di usia yang masih sangat muda
yakni 19 tahun, Vinsensius ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup
tersebut.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 12 |


Spiritualitas Vinsensian

Vinsensius menjadi seorang imam muda yang sangat


bergairah dan ambisius untuk memperoleh kedudukan yang
sepadan dan pantas dengan sekolahnya. Vinsensius mendapat surat
pengangkatan dari vikjen Dax untuk menjadi imam di Tilh.
Ternyata di Tilh sudah ada imam Saint Soube yang mendapat
pengangkatan dari Curia Roma. Oleh karena itu Vinsensius tidak
bisa menjadi pastor paroki di situ. Vinsensius tidak berputus asa,
pada tahun 1601 ia pergi ke Roma untuk memperjuangkan karir
imamatnya tetapi hanya kegagalan yang ia dapatkan. Vinsensius
kembali ke Toulouse dan melanjutkan studinya. Disamping itu ia
juga mengasuh asrama anak orang kaya untuk membiayai studinya
itu. Ia juga berusaha membangun relasi dengan para bangsawan
Perancis pada saat itu dengan tujuan memperlancar ambisinya
untuk meniti karir dan menduduki jabatan dalam Gereja. Pada
tahun 1604 Vinsensius menyelesaikan studinya dan mendapatkan
gelar dalam bidang teologi.

Pada tahun 1605 Vinsensius mendapat warisan


surat piutang senilai 400 ecus, dari seorang ibu
yang simpati kepadanya. Dengan segala
ambisinya Vinsensius bergegas ke Castres
untuk menagih uang, namun orang yang
Vinsensius menjual kuda
untuk pergi ke Marseilles berhutang itu sudah pergi ke Marseilles.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 13 |


Spiritualitas Vinsensian

Vinsensius bertekad mengejarnya, dengan menjual kuda sewaannya


ia pergi ke Marseilles dan bertemu dengan orang yang berhutang.
Setelah melalui perjuangan yang berat akhirnya terjadi kesepakatan
bahwa Vinsensius mendapatkan uangnya, tetapi hanya 300 ecus. 1
Vinsensius pulang naik kapal, tetapi kapal yang
dinaiki dibajak oleh bajak laut Turki. Seluruh
penumpangnya, termasuk Vinsensius, dibawa ke
Tunisia dan dijual sebagai budak. Vinsensius
menjadi budak selama 2 tahun, dan berpindah-
pindah dari tuan yang satu ke tuan yang lain.
Vinsensius sebagai budak

Vinsensius memiliki semangat yang sangat kuat,


untuk. Menjadi orang sukses, segala daya dan
upaya dilakukannya. Bagaimana dengan kamu ?
Apakah kamu juga berusaha keras untuk
mewujudkan cita-citamu ?

1
Perlu diketahui, 1 ecus = 6 livre; 1 livre = 20 sous; 1 sous = 12 dinar; 1 dinar =
upah satu hari kerja . Andaikata rata-rata upah sehari kerja itu Rp. 30.000,- ,
maka 300 ecus = ± Rp. 13 Milyar

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 14 |


Spiritualitas Vinsensian

❖ AKTIVITAS

1. Carilah informasi sebanyak mungkin tentang proses


pendidikan calon imam !

2. Sebutkan tarekat/konggregasi imam sebanyak mungkin !

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 15 |


Spiritualitas Vinsensian

BAB II

MASA PERTOBATAN (1617 – 1625)

Mutiara kata St. Vinsensius:

“Pertimbangkanlah segalanya di hadapan Tuhan…,


manfaatkanlah waktu untuk menimbang-nimbang dengan
matang…, dan ikuti langkah demi langkah Penyelenggaraan
Ilahi”.
(SV II, 206-208 – 7 Desember 1641)

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Pengalaman apa yang dialami Vinsensius saat ia tinggal


bersama seorang hakim ?
2. Bagaimana Vinsensius menanggapi permasalahan yang ia
hadapi ?

Pertobatan Vinsensius berawal dari beberapa pengalaman


yang membuatnya menemukan jalan kebenaran imamatnya, yakni:

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 16 |


Spiritualitas Vinsensian

VINSENSIUS DITUDUH SEBAGAI PENCURI

Pada tahun 1609, Vinsensius menyewa apartemen bersama


dengan seorang hakim. Waktu itu Vinsensius sakit dan sendirian di
kamar sementara sang hakim pergi untuk suatu urusan. Pengantar
obat dari apotek yang dipesan oleh Vinsensius datang. Ia menolong
Vinsensius mengambilkan gelas untuk meminum obat. Ketika
mengambilkan gelas di almari, ia melihat uang dan mengambilnya,
kemudian pergi. Setelah kembali ke apartemen, sang Hakim
mendapati uangnya, sejumlah 400 ecus, yang ia taruh di dalam
almari telah hilang. Hakim tersebut menuduh Vinsensius mencuri
uangnya, sebab tidak ada orang lain selain Vinsensius di apartemen
itu.
Tuduhan itu disebarluaskan dan sang
Hakim mengusir Vinsensius dari apartemen
tersebut. Tidak hanya itu, sang Hakim
meminta pejabat gereja untuk mengeluarkan
monition. Monition adalah perintah dari
pejabat gereja atas permintaan hakim
tentang tindakan kriminal seseorang untuk
Vinsensius hanya pasarah
mengumumkan pada 3 hari Minggu ketika dituduh mencuri,
Tuhan tahu katanya….
berturut-turut.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 17 |


Spiritualitas Vinsensian

Hakim itu juga melaporkan tuduhan ini kepada Pierre de Berulle


yang sangat berpengaruh saat itu.
Menghadapi tuduhan ini Vinsensius bersikap sabar dan selalu
berdoa. Vinsensius yakin Tuhan menghendakinya menanggung
semua itu, maka dalam hatinya dia hanya bisa mengucap “Tuhan
tahu mana yang benar”. (SVP XI, 337)
Vinsensius sadar bahwa ia lebih dari orang miskin, tak
berdaya, ia mencoba mengerti arti pengalaman ini, hanya Tuhan
yang sanggup menolong.

Vinsensius menghadapi fitnah dengan bersandar pada


Allah. Keyakinan bahwa kebenaran akan berbicara
sendiri. Ketidakberdayaan menghadapi fitnah
membawanya pada penyadaran akan situasi orang
yang lemah, miskin dan tak berdaya. Sanggupkah
kita menghadapi fitnah dengan tetap berbesar hati dan
bersandar pada Tuhan ? Ataukah sikap reaktif yang
kita tunjukkan ?


Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 18 |


Spiritualitas Vinsensian

❖ AKTIVITAS

Pengalamanmu dituduh melakukan sesuatu yang


sebenarnya tidak kamu lakukan (difitnah)

• ........................................................................
..................................

• ........................................................................
..................................

Reaksimu menghadapi fitnahan tersebut

• ........................................................................
...................................

• ........................................................................
..................................

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 19 |


Spiritualitas Vinsensian

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Mengapa dalam menolong orang miskin perlu ada


perencanaan dan pengorganisasian ?
2. Apakah pengaruhnya para pembimbing rohani terhadap
kepribadian Vinsensius ?

MENGALAMI GODAAN MELAWAN IMAN


(KRISIS IMAN)

Pada tahun 1610, Vinsensius mendapat pekerjaan sebagai Kapelan di


Istana Mantan Ratu Margaret. Di sini dia berkenalan dengan doktor
teologi. Doktor ini juga merupakan salah satu kapelan Ratu Margareth.
Teolog ini mengalami krisis iman yang parah dan berniat untuk bunuh
diri, maka ia diberi dispensasi dari mendoakan ibadat harian dan
mempersembahkan misa. Sampai suatu saat sang doktor jatuh sakit sangat
serius. Ia minta Vinsensius untuk mendoakannya.
Kemudian Vinsensius berdoa kepada Allah dan isi dalam doa tersebut
adalah Vinsensius menyerahkan dirinya kepada Tuhan untuk
menggantikan penderitaan temannya. Dan doa itu di kabulkan, Doktor itu
meninggal dalam kedamaian.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 20 |


Spiritualitas Vinsensian

Sebaliknya Vinsensius mengalami


keraguan iman yang hebat, bahkan
mendoakan syahadat (credo) saja
Vinsensius tidak mampu, sampai ia harus
menuliskan credo di atas kertas dan
mengalungkan di dadanya. Krisis ini
dialami oleh Vinsensius selama 3-4 tahun.
Namun demikian Vinsensius memiliki
Seorang doktor teologi kesadaran bahwa pencobaan ini datang dari
mengalami krisis iman dan
Vinsensius rela menanggung Allah.
deritanya

Oleh karena itu dengan doa dan matiraga dan melakukan

berbagai penitensi, setelah lama mengalami kegelapan iman akhirnya


Vinsensius “berkaul” menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan
berjanji pada Allah ingin mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan
dalam pelayanan kepada orang miskin.
Begitu “kaul” ini diucapkan, Vinsensius mengalami kebebasan
yang luar biasa, walau krisisnya belum langsung berakhir. Kebebasan yang
selanjutnya membimbing seluruh hidup dan karyanya yang berbuah
banyak bagi Gereja dan orang miskin sepanjang zaman.
Inilah pertobatan sejati yang dialami Vinsensius. Mulai
menjadikan Tuhan pembantu untuk mengikuti cita-citanya sendiri,
menjadi hidup sepenuhnya berorientasi mengikuti panggilan dan
kehendak Tuhan.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 21 |


Spiritualitas Vinsensian

Vinsensius RELA menghadapi PENDERITAAN orang


lain demi kebahagiaan dan kebebasan orang tersebut,
meskipun penderitaan yang dialaminya sangat luar
biasa. Vinsensius berusaha tetap berorientasi
mengikuti panggilan dan kehendak Allah.
Sanggupkah kita tetap setia dan bertahan dalam iman
meskipun meghadapi krisis dan godaan dalam hidup
kita ?

❖ AKTIVITAS

Diskusikan bersama dengan teman-temanmu dan carilah solusi


dalam mengatasi kelemahan-kelemahan yang sering kamu hadapi
mengenai hal-hal berikut ini:

NO GODAAN CARA MENGATASI

1. Kesombongan Rohani (kejiwaan) =

2. Iri hati Rohani (kejiwaan)

3. Kikir Rohani (kejiwaan)

4. Cabul Badaniah (ragawi ) → Olahraga,


menyalurkan energi yang berlebih
secara positif

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 22 |


Spiritualitas Vinsensian

5. Rakus Badaniah (ragawi ) →


mengendalikan dan mengatur pola
sekaligus porsi makan

6. Malas Badaniah (ragawi )→ melatih diri,


olah raga, bergerak, berkeringat,
aktivitas fisik, dst.

7. Ketidakjujuran Rohani (kejiwaan)

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Jelaskan yang terjadi pada peristiwa Folleville !


2. Mengapa orang perlu mengaku dosa ?

PERISTIWA FOLLEVILLE

Pada suatu saat Vinsensius tentang petani tadi, kalau petani


melayani pengakuan dosa di yang dikenal saleh dan baik
wilayah kekuasaan keluarga de memprihatinkan keadaannya,
Gondi. Ada seorang petani yang apalagi para petani yang lain.
dikenal saleh dan baik hidupnya Maka pada hari Rabu, tanggal 25
mengaku dosa kepada Vinsensius. Januari 1617 di Gannes-Folleville,
Setelah mengalami pertobatan, ia Vinsensius sebagai kapelan
cerita pada de Gondi. Dan de keluarga de Gondi sepakat untuk
Gondi bercerita pada Vinsensius mengadakan kotbah misi di gereja

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 23 |


Spiritualitas Vinsensian

Folleville wilayah de Gondi mengena bagi orang-orang


tentang pentingnya dan sederhana di Folleville. Kemudian
bagaimana melakukan pengakuan Orang banyak berbondong-
dosa seumur hidup. Hari itu bondong untuk mengaku dosa,
dipilih Vinsensius karena hingga Vinsensius dan imam
bertepatan dengan pesta
pertobatan Rasul Paulus. Sebagai
orang desa, dengan pendidikan pembantunya kewalahan. Maka
yang mendalam, memungkin Vinsensius meminta Mme de
kan Vinsensius berkhotbah Gondi meminta
dengan sangat baik, jelas, dan
bantuan imam Yesuit yang ada di
Amiens untuk membantu mereka
(SVP XI, 2-5).
Peristiwa Folleville inilah
yang melahirkan misi umat, dan
Vinsensius selalu menganggap
kotbah di Folleville sebagai awal
Vinsensius memberikan khotbah tentang
pentingnya pertobatan berdirinya CM, walau CM baru
diwujudkan 8 tahun kemudian.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 24 |


Spiritualitas Vinsensian

Manusia seringkali malu terhadap segala kesalahan


dan dosa-dosa yang telah diperbuat, bahkan memiliki
kecenderungan berlindung dibalik “topeng” diri
masing-masing. Vinsensius menunjukkan kesadaran
membuka topeng itu dan mengakui segala kesalahan
dan dosa dengan jujur. Beranikah kamu dengan jujur
dan terbuka mengakui segala dosamu ?

❖ AKTIVITAS

Pada kegiatan ini kita akan belajar melihat dan mengungkapkan


konsep kita tentang orang miskin. Jawablah pertanyaan-pertanyaan
di bawah ini dengan jujur !

NO KONSEP TENTANG ORANG MISKIN

1 Menurut pemahamanmu, Siapakah orang miskin itu ?


______________________________________________
______________________________________________

2 Jelaskan yang dimaksud dengan kemiskinan jasmani ?


______________________________________________
______________________________________________

3 Jelaskan yang dimaksud dengan kemiskinan rohani ?

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 25 |


Spiritualitas Vinsensian

______________________________________________
______________________________________________

4 Apakah kamu peka dan tanggap akan kebutuhan


mereka itu ?
______________________________________________
______________________________________________

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Mengapa keluarga de Gondi takut kehilangan Vinsensius ?


2. Apakah peristiwa yang terjadi di Chatillon les Dombes ?
3. Mengapa menolong orang miskin pada saat itu perlu
diorganisasikan ?

PERISTIWA CHATILLON LES DOMBES

Setelah Vinsensius sukses dalam sisi lain Vinsensius merasa


misi umat di wilayah kekuasaan de gundah, kurang nyaman, dan
Gondi, hal ini membuat merasa kurang berhasil mendidik
ketergantungan yang luar biasa anak-anak bangsawan ini. Melalui
terhadap Vinsensius dari keluarga berbagai permenungan terutama
tersebut, sampai begitu takut pergulatannya dengan orang
kehilangan pembimbingnya ini. Di miskin membuat Vinsensius yakin

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 26 |


Spiritualitas Vinsensian

bahwa tugasnya bukan untuk


terkurung di dalam istana de
Gondi, ia dipanggil Allah untuk
Vinsensius melihat bantuan yang
melayani orang miskin. berlimpah dan tidak efektif

Vinsensius datang ke Pierre Sore harinya Vinsensius


de Berulle meminta tugas yang mengunjungi keluarga yang sakit
jauh dari Paris. Melalui imam dan terlantar itu, hal yang
Oratorian di Lyon, Berulle dilihatnya sungguh luar biasa,
mendengar bahwa paroki sudah banyak antrean panjang
Chatillon les Dombes sedang orang datang membawa makanan.
kosong. Dia menawarkan paroki Banyak orang ingin membantu
itu kepada Vinsensius yang segera tetapi tak ada koordinasi. Maka
menerimanya. Setelah di Chatillon Vinsensius mengumpulkan ibu-
les Dombes, terdapat suatu ibu cinta kasih untuk menolong
pengalaman yang luar biasa, saat orang miskin secara terencana dan
itu Vinsensius mau memper- terorganisir. Inilah permulaan
sembahkan perayaan Ekaristi munculnya Persaudaraan Kasih,
(misa), lalu diberi tahu ada satu dimana para anggotanya adalah
keluarga yang sakit dan terlantar. kaum ibu bangsawan yang peduli
Vinsensius menceritakan hal itu terhadap orang-orang yang
dalam kotbahnya kepada umat miskin, sakit, menderita, dan
yang hadir. berkekurangan.
Peristiwa ini menyadarkan
Vinsensius bahwa Kristus
demikian mencintai orang miskin.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 27 |


Spiritualitas Vinsensian

Kristus adalah Pewarta Kabar Kesadaran akan panggilan dan


Gembira bagi orang miskin. Tuhan pengenalannya akan Kristus yang
Yesus mengidentikkan diri-Nya dianugerahkan oleh Tuhan itu,
dan hadir di dalam diri orang dihidupi oleh Vinsensius dan
miskin (lih. Mat 25:40). Jadi orang diwujudnyatakan dalam
miskin adalah representasi dari komitmen pelayanan bagi orang
Tuhan Yesus sendiri. Maka bagi miskin bersama dengan
Vinsensius, melayani orang miskin Kongregasi Misi (CM) dan Puteri
adalah melayani Tuhan sendiri. Kasih (PK).

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 28 |


Spiritualitas Vinsensian

Vinsensius mengajak para ibu dari kalangan


bangsawan untuk peduli terhadap orag miskin, dan
mereka dengan setia, melayanu, merawat yang sakit,
dan memberi makan yang kelaparan dengan tulus.
Apakah yang sudah kita lakukan untuk
menunjukkan kepedulian kita kepada mereka yang
miskin dan berkekurangan ?

❖ AKTIVITAS

Bentuklah kelompok-kelompok kecil (maks 5 orang). Diskusikan


dan lakukan hal-hal berikut:

a. Buatlah kliping tentang kegiatan (aktivitas) kepedulian


terhadap saudara-saudari kita yang miskin dan menderita.
Kemiskinan yang dimaksudkan tidak terbatas pada
kemiskinan ekonomi (jasmani), tetapi juga kemiskinan
rohani
b. Bagaimanakah pesan dan kesanmu melihat peristiwa-
peristiwa tersebut ? Berilah komentar dan refleksimu dari
setiap peristiwa atau aktivitas dalam kliping tersebut !
c. Buatlah niat-niat konkret yang bisa kamu wujudkan
setelah mengetahui bahwa banyak saudara kita yang
menderita !

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 29 |


Spiritualitas Vinsensian

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Siapa sajakah yang menjadi pembimbing rohani Vinsensius ?


2. Apakah pengaruhnya para pembimbing rohani tersebut bagi
Vinsensius ?

Dalam perjalanan imamatnya, Vinsensius bergaul dan bertemu


dengan banyak orang yang mempengaruhi pola pikir, perilaku, dan
tindakan-tindakan serta karya pelayanannya. Sebagai seorang imam
muda, ia membutuhkan banyak bimbingan dari para imam senior,
khususnya mereka yang berpengaruh di kalangan gereja Perancis
saat itu. Banyak sekali para pembimbing rohani yang mewarnai
perjalanan hidup Vinsensius, di antaranya adalah sebagai berikut :

PIERRE de BERULLE

Pada tahun 1610, Vinsensius berjumpa dengan seseorang


berpengaruh yang menentukan jalan kehidupannya lebih lanjut. Orang ini
adalah Pierre de Berulle. Ia adalah keturunan aristokrat yang sejak awal
masa mudanya telah disiapkan untuk menjadi imam. Ditahbiskan tahun

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 30 |


Spiritualitas Vinsensian

1599, kemudian ditunjuk sebagai pendamping raja. Dengan cepat ia


menonjol karena pengetahuannya tentang teknologi dan bakatnya
berdebat. Berulle mampu mempengaruhi orang-orang penting di istana
untuk berpindah agama dan mengenai hal yang akan menjadi bahan
pembicaraan.

Vinsensius sangat dipengaruhi oleh Pierre


de Berulle, meskipun keduanya memiliki
sisi perbedaan yang mencolok. Pierre de
Berulle seorang intelektal aristokratis
dengan sikap serius dan keras; sementara
Vinsensius adalah seorang petani yang

Vinsensius berkonsultasi dengan


pragmatis, ceria dan jenaka.
Pierre de Berulle
Hubungan kedua orang ini sebenarnya lebih kepada soal tunduk pada
senioritas. Berulle menyuruh dan Vinsensius menuruti. Berkat Berulle,
Vinsensius dibawa masuk dalam lingkungan kekuasaan dan pelaku
reformasi yang di antaranya adalah memiliki pemikiran cemerlang.
Berulle melihat bahwa dalam diri Vinsensius terdapat sifat dan panggilan
yang luar biasa untuk mengarah pada kesucian.

Vinsensius yang sampai saat itu terpusat pada dirinya sendiri, yang
mencari kesuksesan materi di dalam kerangka jabatan imamat,
menemukan dalam kelompok Berulle suatu misi Gereja yang benar dan
konsep imamat sebagai sebuah panggilan yang mulia. Dalam perjalanan
selanjutnya, Vinsensius menyadari bahwa ia tak sejalan dengan
pembimbing rohaninya terutama dalam arah dan penghayatan hidup

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 31 |


Spiritualitas Vinsensian

rohani. Ketidakcocokkan ini memuncak pada ajaran Berulle tentang


ketidaklayakan para gembala untuk menghormati bayi Yesus di Betlehem

(hal ini kaitannya dengan Kaul ke-empat para Suster karmel yang

dibawanya dari Spanyol yakni: Kaul menjadi budak Kristus). Vinsensius


semakin jauh dari Pierre de Berulle.

ANDRE DUVAL

Pembimbing rohani berikutnya adalah Andre Duval, seorang

dokter dari Sorbonne dan professor teologi kerajaan. Ia juga seorang


pastor Jesuit Coton. Andre Duval menjadi pembimbing rohani
Vinsensius setelah kematian Pierre de Berulle. Vinsensius sangat
mengagumi sosok Andre Duval. Pemikirannya lebih bisa dipahami
dan manusiawi. Ia mengajarkan bahwa surga terbuka bagi orang
miskin dan sederhana, bukan hanya bagi orang bijak dan kaya (SVP
XII, 154).

FRANSISKUS DE SALES

Perjumpaan Vinsensius dengan Fransiskus de Sales terjadi karena


posisinya sebagai kapelan keluarga de Gondi dan kedekatannya
dengan Berulle. Saat itu Fransiskus de Sales uskup Genewa datang

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 32 |


Spiritualitas Vinsensian

ke Paris dalam rangka mengatur pernikahan antara pangeran


Victor-Amadeo dari Piedmont dengan puteri Christine dari
Perancis. Vinsensius tentu saja sering diajak mengikuti pertemuan
dalam jamuan dan resepsi di istana sehingga dapat bertemu dengan
Fransiskus de Sales. Vinsensius memang sudah tertarik dengan
Fransiskus de Sales lewat tulisan-tulisannya.

Tulisan Fransiskus de Sales yang


mempengaruhi Vinsensius di antaranya
adalah “Traktat tentang Kasih Allah” dan
“Pengantar Hidup Rohani”. Tulisan-tulisan
inilah yang membimbing Vinsensius

Vinsensius bertemu
menjadi lebih rohani sekaligus lebih
dengan Fransiskus de
manusiawi.
Sales

Fransiskus de Sales juga mengajarkan kemurahan hati dan amal


kasih persaudaraan. Di Genewa Fransiskus de Sales terkenal dengan
kelembutan dan kerendahan hatinya. Aura kedamaian dan
kegembiraan dalam hati mengelilinginya. Bagi Vinsensius,
kedatangan Fransiskus de Sales mampu menjinakkan setan keraguan
dalam dirinya dan menguasai godaan jasmaninya. Fransiskus de
Sales membantunya menemukan rahasia kebahagiaan dan
ketenangan, buah mengikuti Kristus, yang diperoleh dengan
melakukan kebaikan dan kerendahan hati.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 33 |


Spiritualitas Vinsensian

Para pembimbing rohani Vinsensius mampu


memberikan warna bagi karya dan pelayanan nya
bahkan pertobatan Vinsensius menuju kepada
kebaikan dan kesucian hidup. Sudahkan kamu
dimurnikan dalam menjalani kehidupan ini setelah
berjumpa dengan para pembimbing dalam hidupmu ?

❖ AKTIVITAS
1. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berjumpa dengan
orang-orang yang berjasa dalam kehidupan kita. Nah, mengingat
hal tersebut di atas, maka sharingkanlah pengalamanmu kepada
teman-temanmu dalam kelompok-kelompok kecil mengenai hal
tersebut.
2. Di Sekolah kamu berjumpa dengan guru-guru yang berjasa
membimbing kamu untuk memahami ilmu pengetahuan sebagai
bekal hidupmu: Siapakah guru idolamu dan mengapa kamu
mengidolakannya ?

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 34 |


Spiritualitas Vinsensian

BAB III

MASA MENUAI (1625 – 1660)

Mutiara kata St. Vinsensius:


“ Tuhan tidak lalai menolong kita pada saat yang tepat, yaitu
setelah dari pihak kita sendiri melakukan apa yang mungkin
kita lakukan”
(DBSV III, 136 – SV VII, 547 – 14 Mei 1659)

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Jelaskan latar belakang berdirinya CM ?


2. Mengapa perlu ada kontrak / perjanjian antara Vinsensius
dengan de Gondi ?
3. Sebutkan hak dan kewajiban masing-masing berdasarkan
kontrak tersebut!
4. Menurut pendapatmu dalam kehidupan sekarang,
perlukah sebuah kontrak untuk melakukan pelayanan
kepada orang miskin ?

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 35 |


Spiritualitas Vinsensian

PENDIRIAN CONGREGATIO MISSIONIS (CM)

Santo Vinsensius sebagai


seorang imam yang peduli pada
keselamatan jiwa-jiwa manusia
(peristiwa Folleville). Ia pada
akhirnya mendirikan sebuah
perkumpulan imam yang
peduli kepada pelayanan
rohani umat miskin dan

Vinsensius dengan keluarga de Gondi terlantar, maka berdirilah


sepakat menandatangani kontrak misi
Congregatio Missionis (CM)
pada tanggal 17 April 1625.
Pendirian ini berawal dari sebuah kesepakatan ( kontrak )
antara Vinsensius, yang saat itu bekerja sebagai pembimbing
rohani keluarga de Gondi, dengan Phillippe Emmanuel de Gondi,
seorang bangsawan yang kaya raya, keluarga ini sangat peduli
dengan kondisi penduduk dalam daerah kekuasaannya.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 36 |


Spiritualitas Vinsensian

Penandatanganan kontrak tersebut disaksikan oleh Tuan Dupuy


dan Le Boucher notaris dari Chatelet.

Isi kontrak St. Vinsensius dengan Keluarga de Gondi

(Kewajiban Vinsensius)
Pertama : Dalam tempo setahun Vinsensius harus mengumpulkan 6 imam untuk bermisi di
desa-desa wilayah de Gondi secara gratis.
Kedua : Vinsensius adalah superior dan direktur untuk seumur hidup, dan bebas memilih
rekan-rekan kerjanya.
Ketiga : Mereka harus mempersembahkan diri sepenuhnya bagi karya misi kepada orang
miskin di pedesaan, terutama di daerah de Gondi selama 5 tahun.
Keempat : Mereka boleh memberikan misi di tempat lain apabila ada waktu luang, terutama
kepada budak-budak kapal perang (galleys).
Kelima : Mereka harus menolak semua jababatan, benefisi atau kehormatan sedikitnya untuk
8-10 tahun.
Keenam : Pada masa berakhirnya kontrak pengabdian, mereka dapat ditugaskan superior
untuk menerima paroki yang diberikan uskup kepada mereka.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 37 |


Spiritualitas Vinsensian

Dalam kontrak itu juga tertulis beberapa aturan hidup


berkomunitas, yang pada intinya adalah sebagai berikut; mereka
harus hidup bersama dalam ketaatan terhadap Vinsensius, mereka
harus bermisi selama bulan Oktober-Juni, mereka harus retret 3-4
hari setiap akhir bulan kerja, mereka harus membantu paroki pada
hari Minggu dan Hari Raya selama musim panas bila diminta.
Perkumpulan ini dimaksudkan untuk permanen, jadi bila
Vinsensius wafat, maka anggota yang ada akan memilih
penggantinya berdasarkan suara terbanyak. Dalam kontrak
tersebut keluarga de Gondi juga memiliki beberapa kewajiban
yang harus dipenuhi.

Kewajiban dari keluarga de Gondi

Pertama : Dari pihak de Gondi menyediakan modal (dana) sebesar 45.000 livres, 37.000 livres
dibayar langsung dihadapan notaries dan sisanya akan dilunasi dalam tempo
setahun dengan jaminan harta milik pendonor (de Gondi).

Kedua : Keluarga tuan dan nyonya Philippe Emmanuel de Gondi pewaris dan penerusnya
disebut sebagai pendiri karya dengan hak dan prerogative sesuai dengan hukum
Gereja, namun mereka melepas semua hak untuk campur tangan dalam urusan
tarekat dan tidak menuntut pelayanan misa.

Inilah karya nyata perwujudan dari pelayanan kepada orang


miskin dan terlantar, terutama dalam bidang kerohanian dari
Vinsensius bekerjasama dengan keluarga de Gondi. Perkumpulan ini

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 38 |


Spiritualitas Vinsensian

yang pada akhirnya bernama Congregatio Missionis (CM), mendapat


pengakuan dari Paus Urbanus VIII pada tanggal 12 Januari 1633,
dengan sebuah bulla yakni Bulla Salvatoris Nostri yang secara resmi
menyetujui dan mendirikan CM.

Kecintaan Vinsensius terhadap orang miskin selalu


menggerakkan bagaimana melayani, melayani, dan
melayani kebutuhan mereka. Sanggupkah kita tetap
selalu memberi perhatian kepada yang miskin dalam
setiap perilaku kita ?

❖ AKTIVITAS

Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok kecil, kemudian lakukan


hal-hal berikut:

1. Carilah di media komunikasi (cetak dan elektronik) tentang


contoh-contoh contoh inspiratif bagaimana orang-orang muda
telah membuat masyarakat dan dunia menjadi tempat yang lebih
baik.
2. Pilihlah cerita yang kamu sukai dan presentasikan di depan
kelas, mengapa kamu memilih cerita itu.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 39 |


Spiritualitas Vinsensian

3. Apakah kisah-kisah ini memberi mereka ide tentang hal-hal


yang mungkin ingin lakukan? Apakah ide tersebut dapat
dijalankan? Bagaimana caranya ?

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 40 |


Spiritualitas Vinsensian

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Siapakah yang meginginkan pendirian kongregasi ?


2. Siapakah Uskup yang dimintai pertimbangan untuk
pendirian kongregasi oleh de Gondi ?
3. Model misi apa yang dijalankan Vinsensius pertama kali ?

KOLOSE BONS ENFANTS

Pendirian Kongregasi Misi sebenarnya adalah keinginan


Mme de Gondi yang begitu antusias karena keberhasilan Vinsensius
mewartakan misi di tanah-tanah wilayah kekuasaannya. Maka
keluarga ini berkonsultasi dengan Uskup Agung Paris agar
Vinsensius mendirikan kongregasi sendiri. Sebelum
penandatanganan kesepakatan dengan keluarga Phillipe Emmanuel
de Gondi perihal pendirian Kongregasi Misi, yang perlu dipikirkan
adalah rumah yang dapat menaungi para anggota kongregasi baru
tersebut.

Kolese des Bons Enfants, sebuah bangunan sekolah yang


kosong, sekolah tersebut dalam kekuasaan Uskup Agung Paris, Jean
Francois de Gondi diserahkan kepada Vinsensius demi kepentingan

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 41 |


Spiritualitas Vinsensian

misi. Pimpinan kolose tersebut yakni Louis de Guyart, seorang


doctor teologi, rela menyerahkan posisinya dengan ganti
pembayaran sewa tahunan sebesar 200 livres. Dokumen penyerahan
Kolese ini ditandatangani pada tanggal 1 Maret 1624 dan Antoine de
Portail pembantu setia Vinsensius segera mengambil alih bangunan
dan tanahnya.

Dari Kolose inilah awal mula karya-karya Kongregasi Misi.


Misi awal yang dilakukan oleh Vinsensius bersama dengan anggota
Kongregasi Misi adalah sebagai berikut:

1. MISI DARI DESA KE DESA

Berdasarkan kesepakatan kontrak, hal


pertama yang dilakukan oleh Vinsensius
adalah misi di daerah kekuasaan keluarga de
Gondi. Jadi Vinsensius menjalankan
pewartaan dan misi dari desa ke desa. Selama
enam tahun pertama, saat anggota Kongregasi
Vinsensius berkarya misi hanya 7 orang, Vinsensius telah melakukan
di daerah pedesaan
wilayah de Gondi
karya misi sebanyak 140 misi ke desa-desa.

Pada tahun 1631 anggota Kongregasi Misi tersebut menjadi 26


orang, 14 diantaranya adalah seorang pastor.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 42 |


Spiritualitas Vinsensian

Dengan modal pemberian keluarga de Gondi


Vinsensius mengelola Kongregasinya. Meski dengan
sedikit anggota, ia banyak melakukan pelayanan di
desa-desa,. Sanggupkah kita tetap selalu memberi
perhatian kepada yang miskin meskipun kadang kita
sendiri dalam keadaan terbatas ?

❖ AKTIVITAS

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberikan tanda


centang (√) dan pada kolom yang sesuai dengan diri Anda. Berilah
alasan mengapa jawaban Anda begitu, dibawah kolom tersebut.

JAWAB
NO PERTANYAAN
tidak pernah

1. Pernahkah Anda memberi bantuan pada orang


miskin ?

2. Pernahkah Anda mengadakan aksi sosial ?

3. Pernahkah dalam kondisi kesulitan, Anda peduli


dengan kesulitan orang lain ?

4. Pernahkah Anda kecewa karena tidak mendapat


pertolongan Orang lain ?

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 43 |


Spiritualitas Vinsensian

Alasan Jawaban:

1. ……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………………………………………………….

2. ……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………………………………………………….
3. ……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 44 |


Spiritualitas Vinsensian

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Bagaimana kondisi para imam waktu itu ?


2. Langkah apa yang dilakukan Vinsensius menanggapi
permasalahan para imam ?

2. REFORMASI DI KALANGAN IMAM

Setelah menjalankan banyak karya misi


secara langsung ke daerah-daerah misi.
Vinsensius sampai pada pemahaman masalah
serius mengenai kondisi para imam yang
sebenarnya kurang memadai sebagai seorang
Vinsensius mengadakan
Pembaharuan di kalangan imam.
imam

Vinsensius sering menjumpai para pastor yang tidak mendapatkan


perintah dan tidak mampu melakukan pelayanan yang sah, tidak
terkecuali mereka yang hidupnya tidak sesuai dengan imamat
mereka, hidup dalam perselingkuhan, minum-minuman keras, tidur
bermalas-malasan.

Memahami situasi ini Vinsensius membahas persoalan


tersebut dengan Uskup Beauvais, Augustine Potier, yang peduli
dengan pembentukan pastor untuk diosesnya sendiri.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 45 |


Spiritualitas Vinsensian

Langkah awal yang mereka sepakati


adalah mengadakan retret dua atau tiga
minggu untuk para calon pastor, dan
Vinsensius membuka (memimpin) retret
pertama pada bulan September 1628.
Selain retret persiapan awal sebelum
tahbisan,

Vinsensius juga mengadakan konferensi hari Selasa, untuk


memberikan penyegaran rohani dan memotivasi para imam
tersebut.

Vinsensius berani mengadakan reformasi pendidikan


calon imam, mengingat pada saat itu banyak imam
yang kurang mampu melayani dengan baik
kebutuhan umat baik yang bersifat kebutuhan
jasmaniah maupun pelayanan sacramental. Apakah
yng dapat kamu lakukan untuk membantu tugas
para imam dewasa ini ?

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 46 |


Spiritualitas Vinsensian

❖ AKTIVITAS

Bacalah sajak dibawah ini dengan seksama, kemudian tampilkan di


depan teman-temanmu dengan mengekspresikannya.

SAJAK ANAK MUDA

Oleh: WS. Rendra

Kita adalah angkatan gagap

Yang diperanakkan oleh angkatan takabur

Kita kurang pendidikan resmi di dalam hal keadilan

Karena tidak diajarkan berpolitik

Dan tidak diajarkan dasar hukum

Kita melihat kabur pribadi orang,

Karena tidak diajarkan kebatinan dan ilmu jiwa

Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus,

Karena tidak diajarkan filsafat atau logika

Apakah kita tidak dimaksudkan untuk mengerti itu semua?

Apakah kita hanya dipersiapkan untuk menjadi alat saja ?

Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan bukan pertukaran pikiran

Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan, bukan ilmu latihan menguraikan

Dasar keadilan di dalam pergaulan, serta pengetahuan akan

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 47 |


Spiritualitas Vinsensian

kelakuan manusia, sebagai kelompok atau sebagai pribadi,

tidak dianggap sebagai ilmu yang perlu dikaji dan diuji

Kenyataan di dalam dunia menjadi remang-remang

Gejala-gejala yang muncul lalu lalang, tidak bisa kita hubungkan

Kita marah kepada diri sendiri

Kita sebal terhadap masa depan

Lalu akhirnya, menikmati masa bodoh dan santai

Di dalam kegagapan

Kita hanya bisa membeli dan memakai

tanpa bisa mencipta

Kita tidak bisa memimpin

Tetapi hanya berkuasa.......

Pajembon-Jakarta, 23 juni 1977)

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 48 |


Spiritualitas Vinsensian

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Mengapa Vincentius menggabungkan St. Lazare dengan


Misi ?
2. Apakah yang disepakati Vinsensius dalam kontrak
penggabungan tersebut ?
3. Permasalahan apa yang dialami Vinsensius setelah ada
penggabungan St. Lazare dengan Misi ?

4. MENERIMA PELIMPAHAN BIARA ST. LAZARE

Menjelang akhir tahun 1630, Vinsensius menerima kunjungan


pastor paroki St. Laurnet, Guillaume de Lestocq, yang datang untuk
memperkenalkan Adrien Le Bon, pimpinan biara St. Lazare. Orang
ini mengajukan pengunduran diri dari jabatannya dan meminta
Vinsensius menggantikannya. Kontrak penggabungan antara Biara
St. Lazare dengan Kongregasi Misi ditandatangani di hadapan
notaris pada tanggal 7 Januari 1632, yang kemudian sehari
sesudahnya disetujui oleh Uskup Paris. Tanggal 22 Januari surat-
surat keputusan raja menegaskan kesatuan dua lembaga itu
ditandatangani. Parlemen baru menyetujui pendaftaran lembaga
baru tersebut pada tanggal 7 September 1632.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 49 |


Spiritualitas Vinsensian

Saat menandatangani dokumen penggabungan antara St. Lazare


dengan Misi, Vinsensius memikul tanggungjawab yang berat soal
keuangan. Namun demikian Vinsensius tetap yakin bahwa Tuhan
akan menolongnya mengatasi hal tersebut. Nicolas Vivier,
penasehat raja dan ahli akuntasi memberikan sumbangan kepadanya
sebesar 10.000 livre dalam rangka dukungan untuk misi ke wilayah
parlementer Toulouse, Bordeaux, dan provence. Penempatan
Kongregasi Misi di St. Lazare merupakan langkah penentu bagi
kongregasi muda tersebut karena memungkinkan perluasan semua
kegiatan yang dikembangkan di sana. St. Lazare dengan cepat terisi
penuh. Banyak tamu datang untuk retret tahunan bagi calon pastor
Keuskupan Paris, mereka enam kelompok dan masing-masing
kelompok 60 orang. Hal yang mereka pelajari dalam retret persiapan
tahbisan adalah: praktek meditasi, pengakuan umum, mengkaji
teologi moral, penggunaan atau pelayanan sakramen-sakramen,
pelaksanaan liturgi yang baik, dan belajar kehidupan menjadi pastor
yang baik.

Tanggungjawab yang besar dipikul oleh Vinsensius


meskipun dalam keterbatasannya. Namun Vinsensius
yakin bahwa Tuhan akan memberi jalan
keluarnya.Yakinkah Anda akan penyelenggaraan
Tuhan dalam diri Anda ?

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 50 |


Spiritualitas Vinsensian

❖ AKTIVITAS

Berilah tanda centang (√) atau silang (x) pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya !

MEMBERI

Kadangkala …

( ) aku membuat senang komunitasku.

( ) aku menghibur orang yang sedih.

( ) aku membuat seseorang merasa nyaman.

( ) aku membantu orang lain.

( ) aku berkata, “aku akan melakukan.”

( ) aku suka memberi.

( ) aku meminjamkan buku kepada orang lain.

( ) aku membagikan ide-ideku .

( ) aku berkata, “silakan anda memilih dahulu !”

( ) aku mau menggantikan pekerjaan orang yang kelelahan.

( ) aku siap membantu bila orang lain memerlukannya.

( ) aku berkata, “………………………………………………”

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 51 |


Spiritualitas Vinsensian

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Apa yang dilakukan Vinsensius bersama dengan Louisa


dalam misi ?
2. Siapakah dan apa syarat untuk dapat bergabung dalam
misi ?

5. MEMBENTUK PUTERI-PUTERI AMAL KASIH

Bersama dengan Louise de Marillac,


Vinsensius menjalankan misi di
provinsi-provinsi bersama tim puteri
Amal Kasih. Rumah induk mereka
didirikan tahun 1636 di desa La
Vinsensius medirikan perkumpulan
puteri-puteri amal kasih Chapelle di dekat St. Lazare.

Di sinilah Louise de Marillac menerima postulan, syarat untuk dapat


diterima menurut Vinsensius adalah :“ Jika kamu temukan gadis-
gadis sehat dan kuat, yang menginginkan karya-karya kasih,
kehidupan yang sempurna, dan rendah hati, bekerja menumbuh
kebaikan dan melayani orang-orang miskin demi cinta Tuhan, kamu
boleh memberikan harapan kepada mereka untuk diterima” (srt
kpd. Guillaume Delville). Pembentukan Puteri-puteri Amal Kasih

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 52 |


Spiritualitas Vinsensian

diawali dengan pendiriannya di St. Germain en Laye, dimana


Charite baru saja didirikan.

Vinsensius melihat pentingnya karisma dan


semangat untuk menjadi anggota. Perekrutan
anggota baru sangat menambah semangat pelayanan
yang diperjuangkan Vinsensius. Mampukah kita
melihat sisi positif dari orang lain ?

❖ AKTIVITAS

Lakukan kegiatan di bawah ini dalam komunitas/kelasmu !

Teman Rahasia
1. Tulislah semua nama teman komunitas/kelasmu masing-masing
dalam sebuah kertas kecil. Kemudian pilihlah salah satu nama
dari teman-temanmu itu. Jangan memberitahukan yang kamu
pilih kepada orang lain !
2. Nama teman yang kamu pilih adalah TEMAN SPESIAL atau
TEMAN RAHASIA. Kamu menjadikannya teman special, tetapi
jangan memberitahukan kepada temanmu itu.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 53 |


Spiritualitas Vinsensian

3. Tulislah secara singkat mengenai temanmu itu. Pertanyaan


pengantar di bawah ini dapat membantu kamu meulis tentang
dia. Tetap jaga kerahasiaannya !
a. Mengapa kamu memilih nama itu menjadi teman
rahasiamu?
b. Apa yang spesial dari temanmu itu ?
c. Menurutmu, apa saja yang dapat dikerjakan temanmu
dengan baik, sedangkan orang lain tidak !
d. Hal-hal khusus apa yang pernah dilakukan temanmu pada
dirimu ?
e. Kapan kamu benar-benar merasa sangat akrab dengan
temanmu itu ?

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 54 |


Spiritualitas Vinsensian

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Apakah yang dilakukan Vinsensius dalam rangka


pembinaan lebih lanjut terhadap imam baru ?
2. Apakah tujuan dibentuknya organisasi baru tersebut ?
3. Mengapa Vinsensius mengutip Injil Luk 9:62 dalam
pertemuan anggota organisasi tersebut ?

6. KONFERENSI HARI SELASA

Vinsensius dalam hidupnya tidak pernah berhenti


memikirkan tentang pendidikan para imam. Setelah mengadakan
reformasi tentang pendidikan para imam, retret bagi para calon
imam yang akan ditahbiskan, kemudian muncullah gagasan untuk
mengadakan pembinaan lebih lanjut. Beberapa imam yang baru
ditahbiskan, menawarkan bantuan untuk melayani di misi yang
diadakan Vinsensius, sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih
mereka atas retret itu. Pada saat mewawancarai mereka, Vinsensius
menyebutkan gagasan tentang fraternitas yang akan dibentuknya
dan semua imam itu setuju bergabung.
Pada pertemuan pertama Vinsensius menjelaskan bahwa
tujuan organisasi baru ini adalah untuk saling memberi dukungan
agar karunia panggilan pengudusan itu tetap kuat, keluhuran

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 55 |


Spiritualitas Vinsensian

imamat, status suci bagi mereka yang menguduskan hidup


seutuhnya bagi Tuhan.
Maka pada hari Sabtu 11 Juni 1633, mereka bertemu dan
sepakat untuk bertemu di St. Lazare pada Senin berikutnya. Dalam
perkembangan selanjutnya rupanya ada beberapa imam lain yang
hadir, mereka punya perhatian akan perbaikan kehidupan imam
mereka adalah Jean Jacques Olier yang kemudian mendirikan
tarekat St. Sulpice, Nicolas Pavillon yang kemudian menjadi Uskup
Alet, Antoine Godeau yang kemudian menjadi Uskup Grasse,
Francois Perrochel calon Uskup Boulogne, Michel Alix abbas
Colenge.
Dalam pertemuan
tersebut Vinsensius mengambil
contoh kehidupan orang Kudus,
dan meneladan hidup mereka
berdasarkan hasil permenungan

Vinsensius memberi konferensi kepada para dan meditasi panjang serta


imam
pengalaman pribadinya.
Hal yang mengesankan adalah ketika Vinsensius mengutip ayat
Kitab Suci seperti: ”Setiap orang yang siap membajak, tetapi
menoleh ke belakang….” (Luk 9 : 62). Vinsensius selalu berharap
para imam yang hadir dalam pertemuan ini adalah imam yang
dikenal karena kesalehannya dan tak bercela hidupnya untuk

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 56 |


Spiritualitas Vinsensian

menjadi ragi bagi masyarakat, dan mereka semakin mencerminkan


Kristus dalam segala hal.
Dalam pertemuan yang kedua mereka menuliskan aturan
sementara berdasarkan petunjuk Vinsensius, memilih panitia
penyelenggara, dan memutuskan Selasa sebagai hari yang paling
cocok untuk bertemu. Inilah sebabnya persekutuan ini terkenal
dengan sebutan Konferensi Hari Selasa.

Vinsensius selalu terfokus pada memberi pelayanan


yang baik bahkan terbaik. Oleh karena itu pembinaan
imam menjadi landasan utama yang harus
dilakukan. Apakah yang sudah Anda lakukan untuk
membantu karya pendidikan calon imam ?

❖ AKTIVITAS

PERMAINAN

“MEMBUAT PATUNG”

1. Persiapan
Sediakan alat-alat yang praktis, misalnya: pensil warna, sapu,
kemucing, kain lap, ember, sendok, garpu, piring, dll.
Seorang dari antara peserta ditunjuk sebagai pemimpin
permainan.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 57 |


Spiritualitas Vinsensian

2. Cara Bermain
Pemimpin permainan membentuk sebuah kelompok
yang terdiri dari sepuluh pasangan yang sejenis (sesuaikan
jumlah peserta). Sepuluh orang diantaranya diminta berbaris
dan sepuluh orang berikutnya diminta ke luar ruangan
terlebih dahulu. Lalu pemimpin memberitahukan kepada
kesepuluh orang yang berbaris itu bahwa mereka akan
dibentuk menjadi “sebuah patung orang yang indah”, karena
itu mereka tidak boleh membantah apa yang dikehendaki
oleh si pembuat patung.
Kemudian kesepuluh orang yang di luar ruangan
diminta untuk masuk dan mereka diminta untuk membuat
sebuah “patung orang seindah-indahnya” dengan
menggunakan alat-alat yang sudah disediakan. Mereka boleh
membentuk “patung” itu sesuka hati mereka sampai “patung”
itu kelihatan sungguh-sungguh indah.
Setelah kesepuluh orang itu merasa puas dengan
“patung” mereka, maka sekarang giliran mereka menjadi
patung dengan gaya atau posisi seperti kesepuluh “patung”
yang telah dibentuknya dan dihiasi tadi. Kesepuluh orang
yang menjadi “patung” tadi boleh membantu mereka.

3. Pesan Moral:

Permainan ini mengajarkan kepada para peserta bahwa jika


kita ingin diperlakukan dengan baik oleh orang lain, maka
kita juga harus memperlakukan mereka dengan baik. Seperti
tertulis dalam Injil Luk 6:31 ;”Dan sebagaimana kamu
kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga
demikian kepada mereka”.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 58 |


Spiritualitas Vinsensian

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Mengapa Vinsensius membentuk pendidikan seminari ?


2. Mengapa para uskup menginginkan pendirian seminari di
keuskupannya ?

7. PENDIDIKAN SEMINARI

Vinsensius melihat pentingnya pendirian seminari untuk


mendidik calon-calon imam

Pada tahun 1640, Vinsensius memulai pembentukan seminari. Hal


ini merupakan perkembangan langsung dari kegiatan CM yang sudah
mantap, yakni retret untuk para calon tahbisan. Selain itu agar manfaat
misi tetap berlangsung dan berguna bagi umat, maka kongregasi perlu
mendidik imam-imam yang baik untuk mengambil alih paroki-paroki di
kota kecil dan pedesaan. Vinsensius didekati sejumlah uskup yang
menginginkan memiliki seminari yang mendidik para imam, para remaja
(bukan anak-anak). Akhirnya antara tahun 1640-1642 banyak seminari
dibuka di seluruh kerajaan. Pada awal pendirian seminari, banyak anak
tidak memiliki minat untuk mengikrarkan dirinya pada keimaman.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 59 |


Spiritualitas Vinsensian

Banyak di antara mereka hanya ingin belajar tentang kemanusiaan.


Vinsensius yakin akan perlunya melatih mereka yang ditakdirkan
menerima panggilan suci. Oleh karena itu, pendidikan mengenai tugas dan
fungsi, serta pembentukan moral sebagai imam perlu waktu yang agak
lama yakni 1-2 tahun. Kemudian pada akhirnya Kongregasi Misi dipercaya
oleh para uskup untuk bertanggungjawab atas seminari-seminari yang ada
di keuskupan mereka. Langkah tersebut berkembang; selama kehidupan
Vinsensius akhirnya ada 12 seminari lain didirikan oleh Kongregasi Misi.

Beberapa hal yang ditekankan oleh Vinsensius kepada para imam


yang memimpin seminari-seminari antara lain adalah; Mendidik para
calon imam semangat hidup yang benar, terutama terdiri dari kehidupan
batin dan praktek doa serta keutamaan-keutamaan; Tidak mengajarkan
mereka hal-hal sepele (remeh) seperti bernyanyi, seremonial, dan
moralitas yang remeh; Para seminaris harus dibiasakan membantu imam
dalam pelayanan sakramental agar dapat belajar langsung dari imam
tersebut; Para seminaris dididik bukan menjadi seorang cendekiawan,
tetapi sebagai pribadi yang rendah hati dan baik hati.

Bagi Vinsensius pendidikan para imam harus


mencerminkan semangat hidup benar, praktek
keutamaan, cendekiawan dan rendah hati. Sudahkah
Anda menjalankannya dalam hidup ?

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 60 |


Spiritualitas Vinsensian

❖ AKTIVITAS

Dewasa ini Pemerintah begitu memperhatikan peningkatan mutu


pendidikan, dan hal ini dilakukan denga besarnya dana yag dialokasikan
untuk pendidikan.

1. Jawablah berapa pertanyaan berikut :


A. Apakah arti pendidikan menurut Anda ?
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
B. Menurut Anda bagaimanakah pendidikan yang baik itu ?
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
C. Perlukah pendidikan karakter (budi pekerti) menjadi perhatian ?
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
D. Siapa sajakah yang hendaknya bertanggungjawab terhadap
pendidikan ?
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

2. Buatlah kliping yang berisikan tentang pendidikan yang mengarah


kepada tema pendidikan:
a. Moral
b. Karakter (Budi Pekerti)
c. Kecakapan Hidup (Life Skill)

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 61 |


Spiritualitas Vinsensian

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Apakah yang melatarbelakangi mengapa Vinsensius


mendirikan Persaudaraan Cinta Kasih dimana ia
berkarya?
2. Mengapa para nyonya bangsawan pada akhirnya enggan
datang sendiri menolong orang miskin?
3. Apakah inspirasi yang didapat oleh Vinsensius dalam
perjumpaannya dengan Marguerite Nassau?

8. PENDIRIAN PUTERI KASIH (PK)

Vinsensius melihat kebutuhan jasmani orang miskin yang


sering kali tersingkirkan, maka didirikanlah Persaudaraan Cinta
Kasih pada setiap tempat dimana Vinsensius berkarya. Pendirian
ini bertolak dari model persaudaraan Kasih pertama di Chatillon
yang kemudian terus menerus disempurnakan dan dikembangkan.
Persaudaraan Kasih ini pada awalnya adalah membantu
mengkoordinasi segala bentuk bantuan yang diberikan bagi orang
miskin agar terorganisir dengan baik sehingga bantuan tersebut
tidak sia-sia. Persaudaraan Kasih berdiri di seluruh wilayah de
Gondi dan diikuti distrik-distrik di sekitarnya.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 62 |


Spiritualitas Vinsensian

Di Paris sendiri Persaudaraan Kasih ini mulai didirikan


Tahun 1629, tahun 1631 bertambah menjadi 6 paroki, dan
berangsur-angsur semua paroki di keuskupan paris berdiri
Persaudaraan Kasih.
Dalam perkembangan selanjutnya para nyonya bangsawan
yang menjadi anggota Persaudaran Kasih tidak lagi mengunjungi
orang-orang miskin, tetapi mereka menyuruh pembantunya untuk
melaksanakan kunjungan itu atau bahkan orang-orang upahan.
Hal ini dipandang Vinsensius sebagai hal yang tak patut mengingat
orang-orang miskin sebenarnya tidak hanya membutuhkan
bantuan jasmani tetapi sentuhan kerohanian juga. Maka bersama
Luisa de Marillac, Vinsensius menggagas pembentukan kelompok
baru, namun bagaimana bentuknya dan siapa anggotanya masih
menjadi pemikiran mereka.
Vinsensius adalah seorang imam
yang selalu mencari kehendak
Allah terlebih dahulu sebelum
memutuskan sesuatu. Maka
perjumpaannya dengan

Vinsensius bersama dengan para Marguerite Nassau, memberi


Puteri Kasih memberi bantuan
inspirasi Vinsensius untuk
jasmani kepada orang miskin dan
anak-anak terlantar mendirikan Puteri Kasih.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 63 |


Spiritualitas Vinsensian

Marguerite Nassau, adalah seorang gadis miskin dan buta huruf


dari Suresnes, yang tak kenal lelah untuk belajar dan mengajari
orang-orang disekitarnya. Ia mengajar apa yang ia tahu kepada
para gadis dan orang-orang tua. Ia melakukan hal itu tanpa
mencari nama atau kepentingan pribadi. Perbuatan itu semata
hanya demi kasih Allah yang telah memenuhi segala
kebutuhannya tanpa ia pikirkan. Dan ketika ia tahu ada
persaudaraan Kasih yang berkarya bagi pelayanan orang sakit dan
miskin ia sangat ingin melakukan karya pelayanan itu (SVP IX,
77).
Setelah melalui beberapa permenungan dan perjumpaan
dengan Luisa de Marillac, Vinsensius akhirnya mendorong Luisa
bersama dengan gadis-gadis binaannya yang terlibat dalam
pelayanan Persaudaraan Kasih, mendirikan Puteri Kasih pada
tanggal 29 November 1633.
Puteri Kasih didirikan dengan mengembangkan kharisma
Marguerite Nassau dalam mendidik dan mengembangkan orang
miskin dan melayani mereka yang sakit dan terlantar.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 64 |


Spiritualitas Vinsensian

Melayani orang miskin, sakit, dan terlantar adalah


fokus dari setiap karya pelayanan Vinsensius bersama
dengan Luisa de Marillac yang selalu dikembangkan
dan ditularkan bagi para pengikutnya untuk selalu
dilaksanakan. Masihkah pelayanan kepada yang
miskin dan terlantar itu saat ini terjadi ? Tidakkah
ambisi pribadi demi kekuasaan, jabatan, gengsi,
menjauhkan kita dari sikap pelayanan yang
diharapkan oleh Vinsensius dan Luisa de Marillac?

❖ AKTIVITAS

Sebutkan beberapa organisasi atau kelompok-kelompok sosial yang


bergerak dalam bidang karya kasih (sosial) dan sasaran yang mereka
tuju pada karya tersebut.

No Organisasi / Kelompok Sasaran / Tujuan

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 65 |


Spiritualitas Vinsensian

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Mengapa Vinsensius membentuk pendidikan seminari ?


2. Mengapa para uskup mengiginkan pendirian seminari di
keuskupannya ?

Masa ini adalah masa-masa berat bagi Kongregasi Misi (CM) karena
pengakuan dari Tahta suci terhadap kongregasi belum didapatkan
Vinsensius. Oleh karena itu Vinsensius berjuang mendapatkannya.

A. PENGAKUAN CM

PERJUANGAN YANG TAK SIA-SIA

Vinsensius memahami supaya


dapat menjalankan misinya, CM
perlu mendapat pengakuan dari
negara dan Gereja. Namun untuk
memperoleh pengakuan itu
Vinsensius harus berjuang dengan

Bulla Salvatoris Nostri dari Paus Urban keras dan pantang menyerah.
VIII meneguhkan keberadaan CM

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 66 |


Spiritualitas Vinsensian

1. PENGAKUAN CM DARI KEUSKUPAN DAN NEGARA

Langkah pertama yang Vinsensius lakukan adalah meminta


pengakuan dari Uskup Agung Paris yang didapat pada 24 April 1626.
Persetujuan dari raja juga mudah diperoleh Vinsensius pada Mei
1627. Yang dilakukan Vinsensius selanjutnya adalah meminta
persetujuan parlemen Paris. Namun para pastor paroki Paris merasa
keberatan dengan karya tarekat baru ini. Akhirnya parlemen
meratifikasi surat persetujuan kerajaan pada tanggal 4 April 1631.
Dengan demikian, CM memperoleh status sipil kurang dari 5 tahun.

2. USAHA MEMPEROLEH PENGAKUAN DARI KEPAUSAN

Vinsensius tidak hanya puas dengan pengakuan keuskupan


dan pemerintah. Vinsensius berharap tarekatnya diakui oleh Tahta
Suci yang menjamin dimensi gerejani CM.
Persetujuan pertama 1627 diajukan kepada Konggregasi Suci
(Departemen Kepausan) untuk Penyebaran Iman (Propaganda Fide).
Berkat rekomendasi dari Nuncio, Propaganda Fide bersama Paus,
pada 5 November menyetujui dan meneguhkan “misi” Vinsensius de
Paul.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 67 |


Spiritualitas Vinsensian

Propaganda Fide memberikan persetujuan dan menggunakan


kata “misi”, bukan “tarekat” atau “persaudaraan” atau semacamnya.
Kemudian misi ini menjadi berbasis gerejani (universal), bukan lagi
berbasis keuskupan. Walaupun masih ada beberapa batasan: dalam
melaksanakan misi pada keuskupan setempat, persetujuan ini
berlaku untuk masa 7 tahun.
Setelah langkah pertama berhasil, Vinsensius terdorong untuk
mendapatkan pengakuan atas tarekatnya. Juni 1628 ia mengajukan
permohonan dengan alasan yang dirumuskan dengan teliti dan
cukup panjang. Ia sendiri beserta 8 rekannya yang menandatangani
permohonan itu.
Propaganda Fide mempelajari permohonan itu dengan teliti.
Propaganda Fide menolak permohonan ini pada 22 Agustus. Mereka
mengusulkan agar proyek Vinsensius ini tetap sebagai “misi” di
Perancis saja, walaupun mereka tidak membatasi jumlah
misionarisnya.

3. PENGAKUAN CM DARI KEPAUSAN

Vinsensius tidak kenal lelah dengan usahanya. Ia yakin


dengan kehendak Allah, yakni kebutuhan akan keselamatan orang-
orang miskin.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 68 |


Spiritualitas Vinsensian

Ia mempelajari kegagalan sebelumnya dan melihat


pengalaman itu sebagai Penyelenggaraan Ilahi. Salah satu yang ia
temukan bahwa tarekatnya sebagai bentuk baru dari hidup religius.
Kali ini ia tidak mengajukan ke Propaganda Fide, tetapi ke
Konggregasi Suci Uskup dan Religius. Ia mengirim utusan khusus
yaitu romo Francis du Coudray, salah satu dari 3 anggota pertama
dan yang tertua setelah Vinsensius. Du Coudray tiba di Roma
pertengahan 1631 (SVP I, 114, 251-252).
Melalui korespondensi Vinsensius mengikuti perkembangan
dan memberikan instruksinya. Ia menegaskan kepada du Coudray:
“Mereka harus diyakinkan bahwa orang-orang miskin akan
kehilangan jiwa mereka karena ketidaktahuan mereka akan
kebenaran dan tidak tahu cara mengaku dosa”. Inilah alasan
keberadaan tarekat, yang membuat Vinsensius tidak kenal lelah
bermisi dan mengusahakan pengakuan Gereja.
Walaupun menghadapi banyak tentangan, permohonan ini
akhirnya memperoleh persetujuan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan pendirinya. Persetujuan ini berbentuk dokumen
pontifikal agung, sebuah Bulla dari Paus sendiri. Pada 12 Januari
1633 Paus Urbanus VIII menandatangani Bulla Salvatoris Nostri
yang secara resmi menyetujui pendirian CM. CM menjadi lembaga
kanonis baru yang orisinal, mempunyai status seperti lembaga
religius dengan hak kepausan, dikecualikan dari kuasa uskup untuk

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 69 |


Spiritualitas Vinsensian

urusan intern, namun tetap sekular (SVP I, 47-50). Bagi Vinsensius,


dengan pengakuan CM sebagai lembaga kanonis pelayan orang
miskin, orang miskin sungguh dihargai keberadaannya dan
ditanggapi kebutuhan rohaninya oleh Gereja.

Kesetiaan Vinsensius pada karyanya dibuktikan


dengan usaha keras mendapat pengakuan dari
pemerintah dan gereja. Ia tetap mempunyai keyakinan
bahwa pengakuan gereja dan pemerintah bukan hanya
sebagai pengakuan keberadaan CM. Bagi Vinsensius,
pengakuan dari gereja adalah bukti kepedulian gereja
atas hidup rohani orang miskin. Bagaimana usaha
anda untuk memperjuangkan hal yang lebih penting
dalam pelayanan ?

AKTIVITAS

1. Carilah Biografi seorang tokoh yang berhasil memperoleh


pengakuan dunia internasional atau di negaranya akan
prestasi yang diraihnya !
2. Buatlah kliping tentang orang-orang sukses yang diakui
dunia atas prestasinya !

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 70 |


Spiritualitas Vinsensian

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Apakah yang dimaksud dengan Dewan Pertimbangan


Gereja?
2. Jelaskan tugas-tugas pokok Dewan Pertimbangan Gereja ?

B. MENJADI ANGGOTA DEWAN PERTIMBANGAN


GEREJA PERANCIS

Dewan Pertimbangan adalah sebuah lembaga yang bertugas


mengurusi persoalan-persoalan Gereja. Lembaga ini didirikan oleh
Richelieu. Anggota Dewan Pertimbangan itu adalah Kardinal
Mazarin, Konselir Seguier, Uskup Potier, Cospean, Jacques Charton,
dan Vinsensius. Jadi dengan kata lain seluruh anggotanya adalah
orang-orang yang berpengaruh pada zaman itu.

Keterlibatan Vinsensius dalam Dewan Pertimbangan ini


dimulai sekitar tahun 1643. Hal ini dapat dibuktikan dalam sebuah
surat yang ditulis Vinsensius kepada Bernard Codoing di Roma
tertangggal 18 Juni 1643. Dalam surat tersebut Vinsensius mohon
dukungan doa agar dapat menjalankan tugas barunya.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 71 |


Spiritualitas Vinsensian

Fungsi Dewan Pertimbangan adalah mengatur semua hal


yang berhubungan dengan persoalan religius, mempertahankan
disiplin religius, menekan tindakan-tindakan yang melanggar
kesucian (berkelahi), mempertahankan diri dari serangan orang-
orang protestan serta pengawasan ajaran Jansenisme. Selain itu
Dewan Pertimbangan juga menguji semua calon uskup dan kepala
biara yang kemudian merekomendasikan kepada raja.

Dewan Pertimbangan juga


menangani pengumpulan harta
peninggalan Gereja.

Namun, persoalan Gereja tidak


hanya terbatas pemberian jabatan
dan harta peninggalan Gereja.
Vinsensius menjadi anggota Dewan
Gereja Perancis
Pertimbangan pada saat
(Hati Nurani) Gerejaini memikul tanggungjawab besar atas
Perancis
rumah sakit, sekolah, dan universitas di kerajaan tersebut, yang
menyebabkan banyaknya persoalan yang diajukan ke Dewan
Pertimbangan.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 72 |


Spiritualitas Vinsensian

Keberadaan Vinsensius memberi warna tersendiri bagi


perkembangan Gereja perancis. Menjadi anggota
Dewan Pertimbangan (Hati Nurani) bukanlah cita-cita
Vinsensius, tetapi orang menilai Vinsensius memiliki
kmampuan untuk dapat dipergunakan bagi
perkembangan gereja. Sudahkah hidupmu berguna
bagi sesamamu terutama demi perkembangan Gereja?

❖ AKTIVITAS

Didalam negara kita ada begitu banyak lembaga yang


berfungsi sebagai lembaga pemberi nasehat atau
pertimbangan-pertimbangan keputusan besar, Jelaskan
masing-masing lembaga tersebut dengan tugas-tugasnya !

a. DPA (DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG)


b. MUI (MAJELIS ULAMA INDONESIA)
c. KWI (KONFERENSI WALI GEREJA INDONESIA)
d. DEWAN KEHORMATAN DPR / MPR
e. KPK (KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI)

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 73 |


Spiritualitas Vinsensian

PERTANYAAN PEMBELAJARAN

1. Jelaskan kondisi Vinsensius berdasarkan suratnya kepada


Jean Dehorgny ?
2. Bagaimanakah semangat Vinsensius menjelang ajalnya ?

Vinsensius bersuka cita karena kerajaan akhirnya menjadi


damai, tetapi ia tahu bahwa ia tidak akan punya banyak waktu
untuk menikmatinya, karena baginya hidup di dunia akan berakhir.
Pada bulan Januari 1660 ia menulis surat kepada rekan kerja
pertama dan teman terdekatnya yakni Jean Dehorgny, tentang
kondisinya yang sudah tak mampu lagi turun tangga, dan kakinya
menjadi lebih parah dari sebelumnya. Dalam keadaan yang
menyedihkan inilah Vinsensius terbaring dan mengalami serangan
penyakit parah, silih berganti.

Pada masa-masa terbaring sakit ini, Vinsensius mendapati


kabar bahwa orang yang begitu mencintai dan telah bekerja
dengannya yakni Antoine Portail meninggal (14 Februari) dan
Louise de Marillac (15 Maret) yang telah mengabdi secara penuh
bagi orang miskin dan sakit bersama Puteri-puteri Amal Kasihnya.
Tanpa ragu Vinsensius menerima perpisahan ini dengan semangat

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 74 |


Spiritualitas Vinsensian

penyerahan kepada kehendak baik Tuhan. Tetapi hal itu tidak


menghentikan hati kemanusiaannya untuk bersedih, terlebih juga
kondisi dirinya yang digerogoti pula oleh penderitaan yang
berkepanjangan akibat sakit.

Meski usia dan keadaannya semakin lemah, namun energi


Vinsensius tidak terkalahkan. Dari kamarnya ia tetap memberi

inspirasi kepada kongregasi dan


tetap saling berkirim surat
dengan para misionarisnya.
Kemudian kesehatannya
menurun dengan cepat, pada
tanggal 26 September 1660
Vinsensius meminta untuk
dibawa ke mimbar khotbah
Vinsensius menerima Sakremen Minyak
Suci menjelang akhir hidupnya dalam keadaan setengah sadar.

Ia membantu dalam misa dan sore harinya menerima Sakramen


Minyak Suci dan meninggal keesokan harinya: ”Ia tetap duduk,
seperti biasanya, tampan, lebih agung, dan mulia untuk dilihat dan
dibandingkan dengan sebelumnya. Ia meninggal di kursinya dengan
pakaian utuh dekat perapian.” Kira-kira pukul empat pagi waktu itu,
saat dimana sudah menjadi kebiasaannya sejak lama baginya untuk
bangun dan memulai hari dengan doa dan karya amal kasih.

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 75 |


Spiritualitas Vinsensian

Demikian akhir hidup Vinsensius


pendiri Congregatio Missionis (CM)
dan Kongregasi Suster Puteri Kasih
(PK). Kelompok suster ini merupakan
kelompok religius terbesar dalam
Kanonisasi Vinsensius dari Paus
Leo XII, sebagai pelindung karya Gereja dewasa ini.
dan perkumpulan Cinta kasih

Semangat dua kongregasi religius yang didirikan Vinsensius


diilhami oleh pandangannya tentang cinta kepada Tuhan yang
bersifat praktis: "Cintailah Tuhan dengan kedua tanganmu sampai
kecapaian dan dengan butir-butir peluh yang mengucur dari
wajahmu!" Vinsensius de Paul meninggal dunia di Paris pada
tanggal 27 September 1660. Oleh Paus Klemens XII, ia digelari
'kudus' pada tahun 1737, dan oleh Paus Leo XIII diangkat sebagai
pelindung semua karya dan perkumpulan cintakasih.

Sampai akhir hayatnya Vinsensius tetap berjuang


untuk selalu melayani orang lain. Hidupnya tercurah
bagi keselamatan jiwa-jiwa. Sanggupkah kita
meneladan dan mengikuti jejak Vinsensius dalam
karya dan tindakan sekuat tenaga kita?

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 76 |


Spiritualitas Vinsensian

❖ AKTIVITAS

1. Buatlah ringkasan kembali kisah hidup Vinsensius


2. Temukan pokok-pokok kepribadian Vinsensius !
3. Jelaskan peranan orang-orang disekitar Vinsensius dan
membantunya menemukan panggilan sejati !
4. Gambarkanlah makna teladan hidup Vinsensius bagi dirimu !

Divisi Pembinaan Yayasan Lazaris 77 |

Anda mungkin juga menyukai