Anda di halaman 1dari 26

Masukan Asbisindo

RUU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan


(KUP)

Rapat Dengar Pendapat Komisi 11 DPR RI

26 Agustus 2021

1
AGENDA
HG

1. Update Perkembangan Industri


Perbankan Syariah di tahun 2021 -

2. Prinsip Operasional Bank Syariah

3. Perpajakan Perbankan Syariah

4. Usulan Perpajakan Perbankan Syariah

2
HG
Update Perkembangan Industri
Perbankan Syariah
Aset Pembiayaan DPK

Banking 9.20%
6.21% 7.12% 6.64% 7.66% 11.73% 6.17% 10.99% 10.88% 10.71% • Pada masa pandemi
-2.31% -2.19% -1.20% 6.49% 6.62%
Industry (tahun 2020 s.d. 2021)
Aset Bank Syariah
9,348 9,394 9,446 6,781 6,916 6,956
8,216 8,726 5,731 6,110 masih bisa tumbuh baik
Yoy
5,402 5,736 5,603 5,607 5,639 mencapai 15,54%.
Rp Triliun
• Market Share Asset
perbankan Syariah
2018 2019 2020 Apr-21 Mei-21 2018 2019 2020 Apr-21 Mei-21 sebesar 6,49%.
12.57% 9.93% 13.11% 13.84% 15.54% 12.20% 10.89% 17.52%
• Aset Bank Konvensional
Sharia 11.20% 11.93% 11.88% 14.08%
8.08% 7.86% 7.32% adalah 14,4 (x) Aset
Banking Perbankan Syariah.
609 609 613 395 400 401 Berdampak pada
Yoy 490 538 329 365
425 476 484 492
Rp Triliun 380 perbedaan yang tinggi
dalam hal skala
2018 2019 2020 Apr-21 Mei-21
ekonomis.
2018 2019 2020 Apr-21 Mei-21 2018 2019 2020 Apr-21 Mei-21
3
HG

Peluang dan Penetrasi Pasar


Populasi Penduduk Muslim
2021
Saudi Arabia Indonesia
Jumlah
% thd
Negara Penduduk Potensi Industri Halal
Populasi
Muslim
Rp4.300 T
Indonesia 229,0 87.2%
63% 6,49%
Aset Keuangan Syariah 1,438
Pakistan 200,4 96.5%
Media dan Rekreasi Halal 319
India 195,0 14.2%
Kosmetik Halal 58

Bangladesh 153,7 90.4% Farmasi Halal 78

Fesyen Muslim 232


Nigeria 99,0 49.6%
Pariwisata Ramah Muslim 162 Brunei
Egypt 87,5 92.4% Makanan dan Minunan
2,088
Halal Malaysia
Iran 82.5 99.4%
UAE Kuwait
Turkey 79.9 99.2%
57%
29%
Malaysia 16,3 61.3%
24% 49%

4
HG
Masih Rendahnya Literasi & Inklusi
dan Infrastruktur Keuangan Syariah
Literasi dan Inklusi
Keuangan Syariah Jaringan IT & Digital Channel Modal

Inklusi Keuangan Literasi Keuangan


Bank Nasional Total Modal (Rp T)
76,2% Bank Konvensional: 27.658 IT Infrastructure dan digital
67,8% channel belum sekuat Bank
29,7%
38,0% Bank Syariah: 2.031 1,270
1,378 1,360 1,383
Konvensional 1,166

Bank Syariah Belum mencapai


2016 2019 2016 2019 Layanan Syariah vs Layanan Konven vs Skala Ekonomis Yang Ideal 31 37 41 47 48
Bank Syariah Jumlah penduduk Jumlah penduduk
Dec-17 Dec-18 Dec-19 Dec-20 May-21
9,1%
11,1% 8,9% 1 : 133.038 1 : 9.769 Investasi IT Menjadi Hal Penting
8,1%
Pada saat ini Perbankan Syariah Perbankan Konvensional

2016 2019 2016 2019 5


AGENDA
HB

1. Update Perkembangan Industri Perbankan Syariah di tahun


2021

2. Prinsip Operasional Bank Syariah


3. Perpajakan Perbankan Syariah

4. Usulan Perpajakan Perbankan Syariah

6
Flow Bisnis Perbankan Syariah
Bersih mulai dari niat, akad, proses dan hasil HB

7
Gambaran Umum Praktek Bank Syariah
HB
Dalam praktik bisnis perbankan, terdapat perbedaan signifikan antara Perbankan Konvensional dengan Perbankan Syariah sbb:

Bank Konvensional Bank Syariah

• Bank Konvensional pada dasarnya menjalankan fungsi • Bank Syariah menjalankan fungsi intermediari yang sama
sebagai intermediari dana nasabah yang dipercayakan dengan Bank Konvensional, namun transaksi yang
kepada Bank dalam bentuk penempatan ke instrumen dijalankan sesuai asas, prinsip, dan karakteristik Syariah.
keuangan antara lain pinjaman yang diberikan, surat
berharga, dsb. • Dalam transaksi Syariah, Bank melakukan penyaluran dana
berupa transaksi investasi untuk mendapatkan bagi hasil,
transaksi atas dasar jual beli aset untuk mendapatkan
• Atas dana yang dihimpun dari nasabah, Bank akan keuntungan, dan atau pemberian layanan jasa/sewa
memberikan biaya bunga. Sedangkan dari sisi untuk mendapatkan imbalan.
penyaluran dana, Bank akan mengakui pendapatan
bunga dari instrumen keuangan terkait. • Keuntungan yang diperoleh tsb. dibagihasilkan sesuai
nisbah yang disepakati antara Bank dan nasabah yang
• Sehingga atas transaksi yang dijalankan Bank menempatkan dana.
Konvensional, instrumen keuangan akan
diperlakukan sebagai komoditas utama. • Sehingga atas transaksi yang dijalankan Bank Syariah,
sektor riil (bagi hasil investasi, jual beli aset,
sewa/menyewa) akan diperlakukan sebagai komoditas
utama. 8
Perbedaan Pengakuan Pendapatan
HB
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, terdapat perbedaan karakteristik dari Bank Konvensional dan Bank Syariah,
sehingga berpengaruh terhadap perbedaan istilah maupun pembukuan pendapatan sbb:
Bank Konvensional Bank Syariah

• Pendapatan bunga dari Kredit yang diberikan  NII • Pendapatan dari penyaluran dana:
(PSAK 71 Instrumen Keuangan) a) Pendapatan dari piutang  NII (PSAK 102 Akuntansi
Murabahah)
b) Pendapatan bagi hasil  NII (PSAK 105 Akuntansi
Mudharabah, PSAK 106 Akuntansi Musyarakah)
c) Pendapatan sewa  NII (PSAK 107 Akuntansi Ijarah)

• Pendapatan provisi atas kredit yang diberikan  NII • Pendapatan admin dari:
(PSAK 71 Instrumen Keuangan) a) Piutang murabahah  NII (PSAK 102 Akuntansi
Murabahah)
b) Selain piutang murabahah  NFI (PSAK 105 Akuntansi
Mudharabah, PSAK 106 Akuntansi Musyarakah, PSAK
107 Akuntansi Ijarah)

• Pendapatan bunga dari transaksi perdagangan (trade


• Pendapatan fee wakalah dari transaksi perdagangan 
finance)  NII (PSAK 71 Instrumen Keuangan)
NFI (PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah) 9
Dampak RUU Revisi UU No. 6 Tahun 1983 (RUU KUP)
HB
• Dalam draft RUU revisi UU No 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
Pemerintah berencana akan menghapus ketentuan jasa keuangan termasuk didalamnya jasa
perbankan sebagai jasa yang tidak dikenai PPN. Dengan dihapusnya ketentuan tersebut, maka
terdapat kemungkinan pendapatan bunga (interest based income) dan pendapatan jasa (fee based
income) yang diterima / diperoleh bank akan dikenakan PPN.

• Informasi sementara yang diterima, seluruh fee based income perbankan akan dikenakan
PPN dengan tarif PPN yang akan ditentukan kemudian oleh Pemerintah. Hal ini akan berdampak
khususnya terhadap industri Perbankan Syariah, dimana secara istilah tidak terdapat terminologi
“pendapatan bunga” yang digunakan. Selain itu, secara perlakuan akuntansi terdapat pendapatan
yang harus diakui sebagai komisi atau fee (NFI) dimana pada produk sejenis di Bank Konvensional
diakui sebagai pendapatan bunga (NII).

• Atas hal tersebut maka ketentuan jasa keuangan/jasa perbankan yang dimaksud harus
disamakan secara substansinya dimana semua pendapatan yang berhubungan dengan aktivitas
bisnis utama Bank dalam melakukan penghimpunan dana maupun penyaluran dana tetap
dikecualikan dari pengenaan PPN di luar konteks istilah, terminologi, perlakuan dan pembukuan
akuntansi, maupun klasifikasi pendapatan yang ada.
10
AGENDA
HB

1. Update Perkembangan Industri Perbankan Syariah di tahun


2021

2. Prinsip Operasional Bank Syariah

3. Perpajakan Perbankan Syariah


4. Usulan Perpajakan Perbankan Syariah

11
Cerita Sukses Insentif Pajak Yang Meningkatkan Industri
Perbankan Syariah HB

Beberapa Kebijakan di Malaysia Ditargetkan Untuk Menjadikan Malaysia Sebagai Pusat Keuangan Islam

No Negara Insentif Pajak


1. Malaysia Beberapa insentif perpajakan untuk industri perbankan syariah yang telah
diberikan diantaranya:
1. Pembebasan PPh atas bagi hasil yang dibayarkan oleh Bank Syariah
kepada nasabah (DN & LN).
2. Double Tax Deduction atas biaya untuk mempromosikan Malaysia sebagai
International Islamic Financial Center, antara lain pendidikan, literasi dan
promosi (contoh : biaya promosi terkait Syariah 100, dalam perhitungan
perpajak biaya tsb bisa diakui 200% (2x lipat).
3. Pembebasan PPh selama 10 tahun atas penghasilan yang diperoleh dari
bisnis perbankan syariah yang dilakukan dalam mata uang internasional.
4. Pembebasan PPh selama 5 tahun penghasilan yang bersumber dari
Kantor Cabang Luar Negeri.
5. Pembebasan bea materai (nominal bea materai di Malaysia setara dengan
BPHTB di Indonesia).
12
Cerita Sukses Insentif Pajak Yang Meningkatkan Industri
Perbankan Syariah HB

No Negara Insentif Pajak


2. Singapura Secara umum, Singapura memberikan perlakuan
perpajakan yang sama dan setara antara perbankan
konvensional dan syariah. Namun pada tahun 2008,
Pemerintah Singapura memberikan insentif penurunan
tarif pajak dari 17% menjadi 5% atas pendapatan yang
diperoleh dari melakukan kegiatan tertentu yang sesuai
dengan prinsip syariah, yang berlaku hingga tahun 2013.

13
1 HB
4

“Indonesia harusnya jadi pusat


keuangan syariah dunia.”
Presiden Joko Widodo
Peluncuran KNKS, 2017

14
Harapan Bank Syariah di Indonesia tentang Insentif Pajak :
Menuju Pangsa Pasar 20% Menjadi Pusat Keuangan Syariah Dunia
HB
Jenis
No Nasabah Bank Syariah Insentif Pajak Multiplier Effect
Pajak
1. PPh Saat ini sebesar 22% dan 1. Tarif PPh selama 5 tahun (agar Meningkatkan Penerimaan
Badan sebesar 20% pada tahun meningkat pangsa pasar bank Pajak PPh Badan dari
2022. syariah) diturunkan menjadi 10% perbankan syariah
(kriteria FDR dan ratio UMKM)
2. PembebasanTarif Pajak atas spin-
off UUS bank syariah

2. PPh 4 PPh atas Sama dengan Pajak PPh Final atas Meningkatkan banyaknya
(ayat 2) pendapatan bagi Reksadana (5-15%) penabung karena biaya dana
Pendapa hasil kompetitif sehingga tingkat
tan atas
(mudharabah) rate margin pembiayaan
bunga/b
agi hasil sebesar 20%. lebih bersaing.
3. PPN Tarif sebesar 10% Transaksi jual beli barang dgn 1. Agar Produk baru Akad Meningkatkan jumlah
dengan akad murabahah sdh bebas Murabahah Hakiki dijalankan, nasabah memakai akad
pengaturan yang pajak. sehingga meningkatkan literasi murabahah hakiki sehingga
sama untuk dan inklusi bank syariah. meningkatkan pembayar
penyerahan jasa 2. Pembebasan PPN atas fee based pajak.
dan barang. income bank

15
Pajak Yang Diterapkan Saat ini Di Bank Syariah di
Indonesia
HB

1. Prinsip Kesetaraan Perlakuan Pajak Bank Syariah Dan Konvensional


No Jenis Pajak Keterangan
1. PPh Badan Diterapkan sama, tidak ada perbedaan baik dari tarif dan pengaturan
lainnya. Saat ini sebesar 22% dan sebesar 20% pada tahun 2022.
Sebelumnya tarif PPh badan adalah 25%, penurunan ini mulai berlaku
sejak tahun 2020.

2. PPh 4 (ayat 2) Pendapatan PPh atas pendapatan bunga giro, tabungan, deposito diimplementasikan
atas bunga/bagi hasil sama di bank syariah pada bonus (dana wadiah) dan bagi hasil
(mudharabah) sebesar 20%.

3. PPh 23 Diterapkan dengan tarif yang sama untuk 62 jenis Objek PPh 23.

4. PPN Tarif sebesar 10% dengan pengaturan yang sama untuk penyerahan
jasa dan barang.

16
Pajak Yang Diterapkan Saat ini Di Bank Syariah di
Indonesia
HB

2. Pengaturan Yang Perlu Dipertegas Untuk Memberikan Kepastian


No Jenis Pembiayaan Keterangan
1. Perhitungan Beban 1. Dalam transaksi IMBT bank bertindak sebagai lessor (pemilik
Depresiasi dalam asset yang menyewakan asset) sehingga mengakui asset termasuk
Transaksi Pembiayaan beban penyusutannya.
IMBT (Ijarah 2. Dalam pengaturan perpajakan masih belum jelas apakah biaya
Muntahiya Bithamlik –
penyusutan tersebut menjadi pengurang dalam perhitungan PPh
financial lease)
badan Bank.
2. Contoh Perbandingan pembiayaan IMBT dan Kovensional terkait implikasi
perpajakan. Nasabah A memerlukan mesin senilai Rp50 milliar,
memiliki 2 Opsi pembiayaan investasi di konvensional ataukah IMBT
melalui bank syariah.

17
Pajak Yang Diterapkan Saat ini Di Bank Syariah di
Indonesia
HB

2. Pengaturan Yang Perlu Dipertegas Untuk Memberikan Kepastian (lanjutan)


No Jenis Pembiayaan Bank Konvensional Bank Syariah (IMBT)
Contoh 1. Kredit : Rp50 milliard 1. Aset Sewa : Rp50 milliard
Perlu Penegasan di 2. Bunga : 10% 2. Tenor 5 tahun
beberapa pengaturan 3. Tenor 5 tahun 3. Angsuran sewa 1.062 jt per bulan
Pajak Agar produk 4. Angsuran: 1.062 jt per bulan (setara 10%)
Syariah Kompetitif 5. Total pend. Bunga : 13.741 jt 4. Pend. Sewa : 63.741 jt
5. Beban Penyusutan 50.000 jt
6. Pend. Sewa bersih 13.741 jt

Perlakuan terhadap beban penyusutan total Rp50 milliar saat ini belum jelas apakah bisa dikurangkan atau
tidak. Jika tidak bisa dikurangkan berpotensi produk IMBT menjadi tidak bersaing sebagaimana contoh diatas
dengan angsuran dan eq bunga yang disetarakan. Bank Syariah berpotensi menanggung beban pajak yang lebih
tinggi.
18
Pajak Yang Diterapkan Saat ini Di Bank Syariah di
Indonesia
HB

3. Perlakuan perpajakan atas Varian Produk Pembiayaan Murabahah (Bank sebagai Pemilik barang)

No Jenis Pembiayaan Keterangan


1. Murabahah (jual beli Pembiayaan Murabahah, yang mana Bank sebagai penyedia dana
barang) (tidak dikenai PPN saat penyerahan barang ke nasabah).

2. Murabahah Hakiki Pembiayaan Murabahah hakiki, yang mana Bank sebagai penyedia
barang. Jika bank sebagai penyedia barang, maka atas penyerahan
barang kepada nasabah akan dikenai PPN.

Atas dasar adanya perbedaan perlakuan pengenaan PPN untuk kedua varian tersebut, usulan insentif
pengecualian PPN atas pembiayaan murabahah (bank sebagai penyedia barang) agar pembiayaan
murabahah hakiki dapat kompetitif dengan pembiayaan syariah lainnya.

19
AGENDA
PD

1. Update Perkembangan Industri Perbankan Syariah di tahun


2021

2. Prinsip Operasional Bank Syariah

3. Perpajakan Perbankan Syariah

4. Usulan Perpajakan Perbankan


Syariah

20
Insentif Pajak Yang Dapat Diterapkan di Bank Syariah
PD

1. Penurunan tarif PPh atas bagi hasil Giro, Tabungan dan Deposito, tarif disamakan dengan reksadana.

No Tujuan Kondisi Saat Ini Usulan


1. Memberikan kesetaraan Dikenakan PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Tarif PPh bagi hasil dan bonus tidak
produk syariah dengan produk 20% disamakan dengan tarif bunga di bank
lain yang berbasis investasi, konvensional karena terdapat perbedaan
tidak disetarakan dengan karakteristik, dimana bank syariah bersifat
produk konvensional (bunga)
investasi yang returnnya berfluktuasi
dan mendorong pertumbuhan
industri perbankan syariah di sedangkan di bank konvensional bersifat
indonesia tetap.
Tarif PPh bagi hasil dan bonus dapat
dipersamakan dengan produk investasi
lainnya seperti reksadana dan obligasi
sebesar 15%. Untuk produk reksadana, tarif
PPh awalnya sebesar 5% yang naik secara
bertahap menjadi 15%.

21
Insentif Pajak Yang Dapat Diterapkan di Bank Syariah
PD
2. Fasilitas double tax deduction untuk komponen biaya operasional perbankan syariah (literasi, pelatihan &
promosi) sebagaimana dilakukan di Malaysia.

No Tujuan Kondisi Saat Ini Usulan


2.. Meningkatkan literasi Dapat dibebankan sebagai pengurang Komponen biaya operasional strategis, yang
keuangan syariah kepada Penghasilan Kena Pajak sesuai jumlah dapat mendorong daya saing dan akselerasi
masyarakat agar lebih yang dikeluarkan perbankan syariah nasional yang diusulkan
mengenal dan memahami bersifat double tax deductible, yaitu dalam
produk-produk syariah.
perhitungan perpajakan biaya-biaya tertentu
tersebut dapat dikurangkan 2x dari
jumlahnya. Biaya-biaya yang dapat diusulkan
mencakup :
(i) Riset dan pengembangan,
(ii) Biaya iklan dan promosi untuk edukasi
perbankan syariah,
(iii) Biaya kegiatan promosi keuangan
syariah Indonesia di internasional,
(iv) Biaya pengembangan human capital
perbankan syariah.
22
Insentif Pajak Yang Dapat Diterapkan di Bank Syariah
PD

3. Fasilitas Pengurangan PPh Badan selama 5 tahun untuk perbankan Syariah dengan Kriteria
Tertentu, salah satu insentif yang dilakukan di Malaysia.

No Tujuan Kondisi Saat Ini Usulan


3. Mendorong industri Sama dengan konven yaitu 22% Fasilitas pengurangan pajak
perbankan syariah hingga tahun 2021 dan 20% penghasilan (PPh Badan) untuk
berkembang & mampu untuk tahun 2022 dan perbankan Syariah dengan jangkwa
bersaing dengan seterusnya. waktu tertentu dan kriteria tertentu
konvensional yang
antara lain (i) Pemenuhan rasio
telah memiliki skala
ekonomis yang lebih penyaluran dana kepada masyarakat
baik. (FDR) (ii) Pemenuhan rasio
penyaluran dana kepada UMKM.

23
Insentif Pajak Yang Dapat Diterapkan di Bank Syariah
PD

4. Tidak dikenakan PPN atas penyerahan barang pada Akad Murabahah murni (bank sebagai penyedia
barang)

No Tujuan Kondisi Saat Ini Usulan


4. Memberikan variasi Adanya kebutuhan nasabah atas Pemberian insentif dengan tidak
produk perbankan produk murabahah hakiki mengenakan PPN untuk pembiayaan
syariah yang dimana bank sebagai penyedia murabahah hakiki sebagaimana
ditawarkan kepada barang . pembiayaan murabahah yang
nasabah dan mampu
berjalan saat ini (bank hanya sebagai
berkompetitif dengan
pelaku usaha lainnya. penyedia dana).

24
Usulan Insentif Pajak Untuk Bank Syariah
PD
No Ketentuan Yang Berlaku Saat Ini Usulan
1. Tarif PPh 20% berlaku sama dengan bank Pemberian fasilitas penurunan tarif pajak bagi hasil DPK (Giro, Tabungan
konvensional. dan Deposito), dipersamakan dengan reksadana (tarif 15%). Berbeda
dengan produk DPK Konvensional (bunga tetap), produk syariah
berbasiskan bagi hasil yang memiliki risiko kedtidakpastian return
sehingga lebih cocok dipersamakan dengan produk investasi (reksadana).
2. Tarif PPh badan yang berlaku sebesar 22% berlaku Pemberian fasilitas pengurangan tarif PPh Badan selama jangka waktu
sama dengan bank konvensional tertentu (contoh 5 tahun) untuk perbankan Syariah dengan kriteria
tertentu (contoh dengan rasio UMKM tertentu dan FDR diatas batas
tertentu).
3. Setiap biaya dapat dikurangkan 1 kali dalam Pemberian fasilitas double tax deduction untuk komponen biaya
perhitungan pajak. operasional perbankan syariah (literasi, pelatihan & promosi).
4. Setiap penyerahan barang dikenakan PPN sebesar Pengecualian PPN atas penyerahan barang pada akad Murabahah murni
10%. (bank sebagai penyedia barang). Hal ini memungkinkan bank syariah
mengembangkan produk murabahah baru yang mempunyai market
khusus.
5. Beban penyusutan pada pembiayaan akad IMBT Penegasan dan kepastian bahwa beban depresiasi atas asset IMBT dapat
masih belum ada jelas mengatur apakah dapat diperhitungkan bank sebagai tax deductible expense. Hal ini sangat penting
dibebankan dalam perhitungan pajak (tax deductible Agar pengembangan produk IMBT dapat dilakukan lebih inovatif
expense)
25
Terima
Kasih
Sekretariat DPP ASBISINDO :
Wisma Mandiri 1 Lantai 7
Jl. MH Thamrin No.5, Jakarta Pusat
Jakarta 10340

Email : dpp.asbisindo@gmail.com
26

Anda mungkin juga menyukai