Anda di halaman 1dari 12

Kajian Eksperimental Tensile .......

(Kosim Abdurohman dan Aryandi Marta)

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENSILE PROPERTIES KOMPOSIT


POLIESTER BERPENGUAT SERAT KARBON SEARAH HASIL
MANUFAKTUR VACUUM INFUSION SEBAGAI
MATERIAL STRUKTUR LSU
AN EXPERIMENTAL STUDY OF POLYESTER COMPOSITE TENSILE
PROPERTIES REINFORCED UNIDIRECTIONAL CARBON FIBER
MANUFACTURED BY VACUUM INFUSION FOR LSU MATERIAL

Kosim Abdurohman1 dan Aryandi Marta


Pusat Teknologi Penerbangan
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Jl. Raya LAPAN, Sukamulya, Rumpin, Bogor 16350 Indonesia
1e-mail: kosim.abdurohman@lapan.go.id

Diterima 31 Mei 2016; Direvisi ...........................; Disetujui 20 September 2016

ABSTRACT

Vacuum infusion is a manufacturing method to improve mechanical properties of composite.


Before apply this in LSU structure, it should be experimented using tensile test to know mechanical
properties of the composite. Tensile test is an experimental to know tensile strength, modulus of
elasticity, and failure modes of composite. Experimental process of CFRP composite using
unidirectional carbon fiber and polyester matrix was done using vacuum infusion technology, strart
from specimens preparation until testing steps. Manufacturing results gave the values of composite
density and thickness; mass and volume fraction of fiber and matrix materials. Specimens and testing
process are refer to ASTM D3039 tensile test standard for composite matrix polymers. The testing
results showed 1011.67 MPa ultimate tensile strength, 59074.96 MPa modulus of elasticity, and SGV
(long spliting, gage, various) failure mode .

Keywords: VARTM, Tensile strength, Modulus elastisitas, Failure mode

61
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 14 No.1 Juni 2016 :61-72

ABSTRAK

Vacuum infusion merupakan salah satu metode manufaktur yang digunakan untuk
meningkatkan sifat mekanik komposit. Untuk mengaplikasikan metode ini dalam pembuatan struktur
LAPAN Surveillance UAV (LSU), perlu diketahui terlebih dahulu sifat mekanik dari komposit hasil
metode ini secara eksperimen. Salah satu eksperimen yang dilakukan yaitu pengujian tarik untuk
mendapatkan tensile strength, modulus elastisitas, dan failure mode yang terjadi pada komposit.
Eksperimen dilakukan terhadap komposit CFRP menggunakan material serat karbon searah (UD) 0⁰
dan matriks poliester dibuat dengan metode vacuum infusion mulai dari tahap preparasi sampai tahap
pengujian. Dari hasil manufaktur didapat nilai densitas dan ketebalan komposit serta fraksi massa
dan fraksi volume material penyusun komposit. Spesimen dan proses pengujian mengikuti standar
ASTM D3039 yang merupakan standar pengujian tarik untuk komposit dengan matriks polimer. Hasil
pengujian menunjukkan nilai ultimate tensile strength 1011,67 MPa, modulus elastisitas 59074,96
MPa, dan failure mode SGV (Long Spliting, Gage, Various).

Kata kunci:VARTM, Tensile strength, Modulus elastisitas, Failure mode

1 PENDAHULUAN stabilizer pesawat Mitsubishi Regional


Material komposit telah banyak Jet oleh Mitsubishi Heavy Industries
digunakan dalam industri penerbangan (MHI, Ltd.) Jepang (Yamashita et al.,
karena memiliki sifat mekanik yang 2008).
unggul dan struktur yang ringan, salah Pusat Teknologi Penerbangan-
satunya adalah Carbon Fiber Reinforced LAPAN telah menerapkan aplikasi material
Polymers (CFRP). CFRP banyak diteliti CFRP pada beberapa bagian struktur
untuk dikembangkan, khususnya pada LAPAN Surveillance UAV (LSU) mengguna-
industri pesawat terbang, karena kan metode hand lay up manual laminasi
memiliki sifat-sifat khusus yang unggul basah. Metode ini memiliki kekurangan
dan berat struktur yang ringan yang diantaranya peresapan resin terhadap
dapat memberikan keuntungan secara serat yang kurang sempurna, dan
ekonomi (Blas and Fernandez, 2001). pemberian resin yang tidak dapat
Ada beberapa metode yang dikontrol sehingga memungkinkan
digunakan dalam pembuatan komposit terjadinya overweight akibat kelebihan
seperti manual hand lay up, vacuum resin maupun ketebalan yang tidak
bagging, vacuum infusion, resin transfer seragam dari satu produk karena proses
moulding, prepreg autoclave dan laminasi masih manual. Hasil manufaktur
sebagainya. Beberapa dekade terakhir, dengan metode ini sangat dipengaruhi
proses resin infusion telah menjadi popular oleh skill teknisi sehingga hasilnya
untuk manufaktur struktur komposit sering tidak konsisten antara produk
dengan matriks polimer. Proses resin pertama dan berikutnya maupun antara
infusion merupakan alternatif teknik produk satu teknisi dengan teknisi
dengan biaya lebih rendah dibanding lainnya. Oleh karena itu, maka dipandang
teknik manufaktur autoclave. Sebagai perlu untuk meningkatkan metode
contoh, dengan proses resin infusion manufaktur komposit menggunakan
memungkinkan untuk memproduksi vacuum infusion. Akan tetapi, sebelum
part yang kompleks dan tebal dengan mengaplikasikan metode ini terhadap
sifat mekanik yang sangat bagus dan struktur LSU, perlu dilakukan karak-
waste lebih sedikit dibanding metode terisasi sifat-sifat mekanik, khususnya
tradisional (Wang et al., 2011). Salah sifat tarik dari komposit hasil metode
satu contoh aplikasi metode ini yaitu vacuum infusion menggunakan material
suksenya percobaan pembuatan vertical dan peralatan yang dimiliki laboratorium
62
Kajian Eksperimental Tensile ....... (Kosim Abdurohman dan Aryandi Marta)

aerostruktur. Sehingga perlu dilakukan terpasang pada area vacuum. Skema


pengujian tarik (tensile test) terhadap manufaktur komposit dengan metode ini
spesimen CFRP untuk mendapatkan dapat dilihat pada Gambar 2-2.
sifat-sifat yang dicari. Pengujian tarik ini
bertujuan untuk mendapatkan nilai
tensile strengh, modulus elastisitas, dan
failure mode yang terjadi pada komposit.

2 EKSPERIMENTAL
Prosedur yang dilakukan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada flow (a)
chart (Gambar 2-1)

(b)
Gambar 2-2: Diagram proses vacuum infusion
(http://www.composites.ugent.be,
2015)

Pada penelitian ini komposit dibuat


menggunakan material empat lapis serat
karbon unidirectional (searah) 0⁰ yang
memiliki massa per satuan luas 300 g/m2,
densitas 1,42 g/cm3 sebagai reinforcement
dengan massa total 96 gram dan resin
poliester dengan densitas 1.07 g/cm3,
viskositas 155,92 cPs sebagai matriks.
Komposit dibuat pada kondisi vacuum
Gambar 2-1: Prosedur penelitian dengan tekanan -100 kPa. Proses
manufaktur panel komposit dapat
2.1 Pembuatan Panel Komposit dan dilihat pada Gambar 2-3.
Spesimen Uji Berbeda dengan hand layup
Panel komposit dibuat dengan manual, pada proses vacuum infusion
metode vacuum resin infusion. Proses semua ply serat ditumpuk terlebih
vacuum infusion merupakan teknik dahulu pada cetakan dengan diberi
manufaktur menggunakan tekanan perekat spray aerosil pada tiap lapis
vacuum untuk mengalirkan resin serat agar serat tidak bergeser saat di-
kedalam laminate (lapisan-lapisan serat). vacuum. Di atas lapisan serat ditutup
Material serat diletakkan kedalam dengan peel ply yang telah diolesi
cetakan dan dilakukan pemakuman release agent kemudian di atasnya
sebelum resin dialirkan. Ketika kondisi ditaruh flow mesh sebagai media alir
vacuum telah tercapai, resin dihisap resin kemudian ditutup dengan bagging
kedalam laminate lewat pipa yang film.
63
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 14 No.1 Juni 2016 :61-72

maupun cair secara otomatis dengan


menggunakan prinsip hukum archimedes
sebagai berikut.
ρc = (2-1)

Keterangan:
ρc = densitas komposit (g/cm3),
wc = massa komposit (g),
wi = massa komposit saat tenggelam di
air (g), dan
ρw = densitas cairan yang digunakan
(g/cm3).

resin mulai mengalir

Gambar 2-4: Pengukuran densitas

Gambar 2-4(a) menunjukkan


Gambar 2-3: Proses manufaktur komposit
penimbangan komposit di udara dan
menggunakan metode vacuum
infusion Gambar 2-4(b) menunjukkan penim-
bangan komposit di dalam air. Dari hasil
Gambar 2-3 (a) menunjukkan eksperimental diperoleh nilai densitas
settting area laminasi panel komposit komposit serat karbon UD 00/poliester
dalam kondisi vacuum dengan tekanan hasil vacuum infusion 1,25 g/cm3.
-100 kPa (-1 bar) seperti ditunjukkan Untuk menentukan ketebalan
Gambar 2-3(b). Gambar 2-3(c) menunjuk- laminate komposit dapat dihitung secara
kan resin mulai mengalir membasahi teoritis maupun diukur secara langsung.
area laminasi dan Gambar 2-3(d) Untuk perhitungan ketebalan secara
menunjukkan area laminasi serat sudah teoritis dapat menggunakan persamaan
terbasahi semua oleh resin. Hasil 2-2 dan 2-3 (Quinn, 2002).
manufaktur panel komposit ini dapat
dilihat pada Gambar 2-3(e) dengan berat (2-2)
127,58 g.
Keterangan:
Ada beberapa parameter yang perlu
t = ketebalan laminate komposit (mm),
ditentukan untuk mengetahui sifat fisik
mf = massa serat (kg/m2),
komposit hasil manufaktur vacuum
ρf = densitas serat (g/cm3),
infusion ini. Parameter tersebut meliputi
Vf = fraksi volume serat (%).
massa jenis komposit, ketebalan komposit,
fraksi massa serat dan resin, serta fraksi Fraksi volume serat dapat dihitung
volume serat dan resin. berdasarkan tekanan yang diberikan
pada saat manufaktur.
2.1.1 Densitas dan Ketebalan Komposit (2-3)
Massa jenis ditentukan secara
eksperimental menggunakan densitometer Keterangan:
precisa. Alat ini digunakan untuk K1,2 = konstanta dan
menentukan densitas benda padat P = tekanan (bar).
64
Kajian Eksperimental Tensile ....... (Kosim Abdurohman dan Aryandi Marta)

Berikut daftar persamaan fraksi volume ketebalan komposit serat tiap lapis
untuk beberapa material serat. berbeda-beda untuk laminate serat yang
berbeda dengan nilai rata-rata ketebalan
Tabel 2-1: PERSAMAAN FRAKSI VOLUME UNTUK tiap lapisnya 0,29 mm (Abdurohman,
BEBERAPA SERAT (Quinn, 2002)
2015).
Material Persamaan
E-glass (a) Vf = 8.56 + 2.1.2 Fraksi Massa dan Fraksi Volume
continous 15.49 Fraksi massa serat (Wf) dan matriks
strand mat (Wm) didefinisikan sebagai berikut.
E-glass chopped (b) Vf = 20 +
strand mat 14.69
(2-5)
E-glass roving (c) Vf = 32 +
23.96 (2-6)
E-glass woven (d) Vf = 40 + (2-4)
fabric 14.37 Keterangan:
Kevlar fabric (e) Vf = 47 + wf = massa serat (g),
16.29 wm=massa matriks (g), dan
Unidirectional (f) Vf = 34 + 25.55 wc = wm + wf = massa komposit (g).
carbon cloth
+/-45 Carbon (g) Vf = 35 + Sedangkan fraksi volume serat (Vf), dan
fibre fabric 16.29 fraksi volume matriks (Vm), didefinisikan
sebagai berikut.
Untuk serat karbon yang digunakan
dalam penelitian ini maka perhitungan
(2-7)
ketebalan teoritis tiap lapis serat dapat
menggunakan persamaan (2-4) (f) sehingga (2-8)
persamaan 2-2 menjadi:
Keterangan:
vf = volume serat (cm3),
vm = volume matriks (cm3), dan
vc = volume komposit (cm3).

Volume fiber dan serat dapat dihitung


berdasarkan perbandingan massa dan
mm
densitas.
Karena dalam penelitian ini meng-
gunakan 4 lapis serat maka total (2-9)
ketebalan laminate dikalikan empat
menjadi 1,4 mm. Sedangkan untuk hasil (2-10)
pengukuran ketebalan komposit secara
langsung didapat ketebalan komposit Keterangan
sebesar 1,146 mm. Perbedaan nilai ρf = densitas serat (g/cm3), dan
ketebalan teoritis dan aktual ini bisa ρm = densitas matriks (g/cm3).
dikarenakan perbedaan jenis serat
Volume komposit dapat dihitung secara
karbon yang digunakan saat penelitian
aktual menggunakan densitas ekspe-
dengan database serat karbon pada
rimental ρce dan teoritis menggunakan
Tabel 2-1. Perbedaan ini juga dapat
densitas teoritis ρct.
dikarenakan perhitungan secara teoritis
hanya memperhitungkan ketebalan tiap
(2-11)
lapis serat, padahal pada kenyataannya
65
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 14 No.1 Juni 2016 :61-72

2.1.4 Persiapan dan Pelaksanaan


(2-11)
Pengujian
Dalam pengujian ini properti yang
diambil adalah tensile stress, ultimate
(2-12)
tensile strength, dan modulus elastisitas.
Dari hasil pengujian juga dapat diketahui
Untuk komposit yang mengandung void, failure mode yang terjadi setelah
fraksi volume void (Vv) dapat dihitung mengalami kegagalan.
menggunakan persamaan berikut. Pengujian tarik dilakukan meng-
gunakan Universal Testing Machine
(2-13) (UTM) tensilon RTF 2410 kapasitas 100
kN menggunakan grip hdrolik dengan
Dari hasil manufaktur vacuum infusion kecepatan crosshead konstan 2 mm/menit
diketahui fraksi massa dan fraksi pada temperatur ruang 24⁰ C dan RH 54%.
volume material penyusun komposit
sebagai berikut.

Tabel 2-2: FRAKSI MASSA DAN FRAKSI VOLUME

Parameter Konstituen Nilai


Fraksi massa Serat 75%
Matriks 25%
Fraksi Serat 66%
volume Matriks 29%
Void 5%

Gambar 2-8: Pemasangan spesimen pada UTM


2.1.3 Spesimen Uji Tarik
Spesimen uji tarik dibuat berdasar-
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
kan Standard Test Method for Tensile
Spesimen diuji sampai mengalami
Properties of Polymer Matrix Composite
failure untuk mendapatkan nilai ultimate
Materials (ASTM) D3039. Spesimen
strength. Gambar 3-1 menunjukkan
dibuat lima buah dengan tiga spesimen
spesimen telah mengalami failure saat
menggunakan tab dan 2 spesimen tanpa
dilakukan uji tarik.
tab. Material tab yang digunakan
komposit serat karbon/poliester dan
ditempel menggunakan adesif.

Gambar 3-1: Spesimen uji tarik telah


mengalami failure
Gambar 3-2 menunjukkan kurva
stress-strain hasil uji tarik komposit
karbon UD 00/poliester hasil vacuum
Gambar 2-5: Spesimen uji tarik infusion untuk kelima spesimen.
66
Kajian Eksperimental Tensile ....... (Kosim Abdurohman dan Aryandi Marta)

Gambar 3-2: Kurva stress-strain komposit karbon UD 00/poliester hasil vacuum infusion

Dari kurva ini dapat diketahui nilai titik transisi (transition point) seperti
stress pada tiap point strain. Spesimen dapat dilihat pada Gambar 3-3.
1, 3, dan 4 merupakan spesimen yang
menggunakan tab sedangkan spesimen
2 dan 5 tanpa menggunakan tab. Hasil
pengujian menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara spesimen yang diuji
menggunakan tab dengan tanpa tab.
Spesimen tanpa tab menunjukkan ada
area yield pada area ±0,005 strain dan
nilai yield strength ±200 MPa. Nilai
ultimate strength spesimen tanpa tab
juga berbeda jauh dengan spesimen
yang menggunakan tab. Spesimen tanpa
tab memiliki nilai ultimate strength 500
dan 650 MPa sedangkan nilai ultimate
spesimen dengan tab mencapai 1000 Gambar 3-3: Tipikal kurva stress-strain komposit
MPa lebih. Dari kedua grafik juga untuk komposit (ASTM D3039)
diketahui bahwa spesimen tanpa tab
memiliki dua nilai modulus elastisitas Dari beberapa literatur yang
yaitu modulus yield (slope antara titik dipelajari seharusnya komposit yang
nol dan titik yield) dan post-yield memiliki nilai yield adalah komposit
modulus (slope antara titik yield dan polimer yang berpenguat serat plain-
titik failure). weave-woven fabric atau serat anyaman.
Hal ini berbeda dengan referensi Hal ini bisa terjadi karena kemungkinan
ASTM D3039 dimana tipikal kurva terjadi kegagalan di area yield pada serat
stress-strain komposit berpenguat serat anyaman arah 90⁰, baru kemudian
sintetis (glass atau karbon) seharusnya terjadi kegagalan katastropik pada titik
berbentuk linier tanpa yield kecuali ada ultimate.

67
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 14 No.1 Juni 2016 :61-72

Gambar 3-4: Plain-weave-woven fabric (Faizal,


et al. (2011))

Grafik 3-2 dan 3-5 juga menunjuk-


kan nilai strain yang lebih tinggi
daripada grafik lainnya, hal ini terjadi
karena pergeseran grip pada spesimen
Gambar 3-5: Spesimen tanpa tab setelah diuji
tanpa tab saat dilakukan pengujian
tarik tidak mengalami kerusakan
karena grip langsung menjepit bagian katastropik
spesimen uji.
Spesimen hasil uji tanpa tab juga
menunjukkan spesimen tidak mengalami
kegagalan katastropik secara visual
berbeda dengan spesimen yang meng-
gunakan tab seperti dapat dilihat pada
Gambar 3-5 dan 3-6. Hal ini terjadi
karena saat spesimen menerima beban
yang semakin besar sampai terjadi
kegagalan pada resin di bagian grip yang
mengakibatkan grip bergeser. Pada saat
terjadi pergeseran ini terjadi penurunan
beban yang cukup signifikan yang
dibaca oleh UTM sehingga spesimen
(a) (b)
dianggap telah gagal meskipun belum
terjadi kerusakan katastropik. Dari
beberapa alasan ini maka dapat dikatakan
hasil uji spesimen tanpa tab tidak dapat
dijadikan sebagai nilai kekuatan material
komposit karbon UD 00/poliester karena
belum merepresentasikan kekuatan
maksimum komposit sehingga hasil
yang dapat diterima adalah spesimen
yang menggunakan tab.
Gambar 3-5 merupakan spesimen
tanpa tab setelah dilakukan pengujian.
Gambar ini secara visual menunjukkan (c) (d)
belum terjadi kerusakan secara Gambar 3-6: Spesimen ber-tab setelah diuji
katastropik sehingga belum merepresen- tarik mengalami kerusakan
katastropik
tasikan kekuatan materialnya.
Gambar 3-6(a) dan (c) menunjuk- Dari Gambar 3-6 (a,b,c,d) dapat
kan tampak depan sedangkan Gambar dilihat terjadi kerusakan katastropik
3-6(b) dan (d) menunjukkan tampak secara visual untuk spesimen meng-
samping spesimen menggunakan tab. gunakan tab.

68
Kajian Eksperimental Tensile ....... (Kosim Abdurohman dan Aryandi Marta)

Ketiga kurva stress-strain spesimen Tabel 3-1: KODE UNTUK KARAKTERISTIK


PERTAMA DARI FAILURE MODE
dengan tab menunjukkan adanya vibrating
curve sebelum terjadi kerusakan Failure Type Code
katastropik (Chen, 2011). Hal ini Angled A
menunjukkan kerusakan yang terjadi Edge Delamination D
secara bertahap untuk masing-masing Grip/tab G
bundle serat searah sampai akhirnya Lateral L
spesimen benar-benar tidak dapat Multi-mode M (xyz)
menahan lagi beban yang diberikan dan Long Spliting S
terjadi kerusakan katastropik yang Explosive X
ditandai dengan turunnya nilai stress Other O
setelah mencapai titik maksimum. Dari
ketiga spesimen didapat nilai tensile Tabel 3-2: KODE UNTUK KARAKTERISTIK
KEDUA DARI FAILURE MODE
properties rata-rata untuk ultimate tensile
strength 1011,67 MPa dan modulus Failure Type Code
elastisitas 59074,96 MPa. Pada masing- Inside grip/tab I
masing spesimen memiliki nilai ultimate At grip/tab A
tensile strength berbeda-beda sebesar <IW from grip/tab W
1060 MPa pada spesimen 1, 1070 MPa Gage G
pada spesimen 2, dan 906 MPa pada Multiple Areas M
spesimen 4. Hal ini dapat terjadi karena Various V
adanya residual stress yang berbeda pada Unknown U
masing-masing spesimen akibat proses
preparasi sampel. Proses preparasi Tabel 3-3: KODE UNTUK KARAKTERISTIK
KETIGA DARI FAILURE MODE
sampel uji dilakukan secara manual
menggunakan gergaji tangan tanpa Failure Type Code
conditioning sehingga sangat memungkin- Bottom B
kan terjadinya residual stress. Sedangkan Top T
untuk total kelima spesimen memiliki Left L
nilai rata-rata untuk maximum tensile Right R
strength 842,17±245,56 MPa dan modulus Middle M
elastisitas 51836,61±11480,69 MPa. Untuk Various V
menentukan jenis kerusakan yang Unknown U
terjadi secara visual dapat menggunakan
acuan dari ASTM D3039 (tabel 3-1 Dari penampakan visual kegagalan
sampai 3-3). spesimen setelah diuji tarik diketahui
kode jenis kegagalannya SGV (Long
Spliting, Gage, Various) dimana kerusakan
pada serat (fiber breakge) berupa spliting
terjadi sepanjang area gage antara grip
atas dan bawah. Hal ini menjadi tipe
kegagalan pada komposit serat searah 0⁰
dimana kegagalan tidak terjadi tepat
ditengah dimana spesimen putus menjadi
dua bagian atas dan bawah akan tetapi
kegagalan berupa spliting. Hal ini bisa
Gambar 3-7: Beberapa tipe failure modes pada terjadi karena terjadi kegagalan pada
uji tarik komposit (ASTM D3039,
2002) matriks antara bundle serat di awal yang
69
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 14 No.1 Juni 2016 :61-72

kemudian diikuti dengan kegagalan telah mendukung kegiatan ini.


pada serat sehingga ada bagian serat Terimakasih juga kami ucapkan kepada
yang benar-benar putus. Rangkuman Bapak Atik Bintoro yang telah memberi
hasil pengujian ini dapat dilihat pada masukan dalam penulisan makalah ini
tabel 3-4. serta seluruh tim laboratorium
aerostruktur Pustekbang-LAPAN.
Tabel 3-4: Rangkuman hasil pengujian

Tensile Nilai Variasi DAFTAR RUJUKAN


properties Abdurohman, K, 2105. Uji Ketebalan Komposit
Average maximum 842,17 ±245,56 dengan Metode Vacuum Infusion, TN-
tensile strength MPa MPa 11, LAPAN.
Modulus 51836,61 ±11480,69 ASTM Standard D3039 M-00, 2002. Standard
elastisitas MPa MPa Test Method for Tensile Properties of
Failure mode SGV Polymer Matrix Composite Materials,
American Society for Testing Materials,
4 KESIMPULAN West Conshohocken.
Hasil uji tarik komposit CFRP Bakir, B. dan H. Hasim, 2013. Effect of Fiber
arah serat searah 0⁰ menunjukkan Orientation for Fiber Glass Reinforced
tipikal kurva stress-strain yang linier Composite Material on Mechanical
sampai mengalami vibrating curve Properties, International Journal of
sebelum terjadi kerusakan katastropik. Mining, Metallurgy & Mechanical
Spesimen yang dapat dijadikan data Engineering (IJMMME) Volume 1, Issue
komposit ini merupakan spesimen yang 5 (2013) ISSN 2320-4052.
menggunakan tab. Dari kurva ini didapat Blas, F. and I. Fernandez, 2001. Mechanical
tensile properties komposit yaitu ultimate Characterisation of Carbon/Epoxy
tensile strength 1011,67 MPa dan modulus Composite Materials Manufactured by
elastisitas 59074,96 MPa. Failure mode Resin Film Infusion Method with
yang terjadi pada spesimen adalah SGV Stitching Reinforcement, STO Meeting
sehingga properties ini dapat dijadikan Proceedings, RTO-MP-069(II).
input data saat melakukan analisa Chen, J.C; Wu, C.M; Pu, F.C; and C.H. Chiu, 2011.
struktur yang menggunakan material Fabrication and Mechanical Properties of
yang sama dengan material pengujian Self-reinforced Poly(ethylene Terephthalate)
ini. Composites, eXPRESS Polymer Letters
Untuk keperluan analisa struktur (Journal: ISSN 1788-618X) Vol.5, No.3
diperlukan juga compressive dan shear (2011) 228–237.
properties material, sehingga kedepannya Dhakate, S.R; Aoki, T; and T. Ogasawara, 2011.
perlu dilakukan uji tekan dan uji geser High Temperature Tensile Properties of
terhadap material yang sama untuk 2D Cross-Ply Carbon-Carbon Composites,
mendapatkan properties-nya. Advanced Materials Letters 2011, 2(2),
106-112 (Journal, DOI: 10.5185/
UCAPAN TERIMA KASIH amlett.2010.12189).
Kami mengucapkan terima kasih Faizal, M.A; Beng, Y.K; and K.N. Dalimin, 2011.
kepada Bapak Agus Aribowo selaku Tensile Property of Hand Lay-Up Plain-
Kepala Bidang Progfas dan Bapak Weave Woven E-Glass/Polyester
Gunawan Prabowo selaku Kepala Pusat Composite: Curing Pressure and Ply
Teknologi Penerbangan-LAPAN yang Arrangement Effect, Borneo Science,

70
Kajian Eksperimental Tensile ....... (Kosim Abdurohman dan Aryandi Marta)

The Journal of Science & Technology, Composites Science and Technology 66


ISSN: 2231-9085. (2006) 1970-1979, Elsevier Ltd.
http://www.composites.ugent.be/home_made_ Quinn, J.A., 2002. Composite Design Manual
composites/documentation/FibreGlast_ Third Edition, James Quinn Associates
Vacuum_infusion_process.pdf. Ltd.
Jweeg, M.J; Hammood, A.S; and M. AlWaily, Torabizadeh, M.A., 2013. Tensile, Compressive
2012. Experimental and Theoretical and Shear Properties of Unidirectional
Studies of Mechanical Properties for Glass/Epoxy Composites Subjected to
Reinforcement Fiber Types of Composite Mechanical Loading and Low Temperature
Materials, International Journal of Services, Indian Journal of Engineering
Mechanical & Mechatronics & Materials Sciences, Vol. 20, 299-309.
Engineering IJMME-IJENS Vol:12. Wang, P; Drapier, S; Molimard1, J; Vautrin, A;
Murugan, R; Ramesh, R; Padmanabhan, K, 2014. and J.C. Minni, 2011. Numerical and
Investigation on Static and Dynamic Experimental Analyses of Resin Infusion
Mechanical Properties of Epoxy Based Manufacturing Processes of Composite
Woven Fabric Glass/Carbon Hybrid Materials, Journal of Composite
Composite Laminate, Procedia Engineering Materials 46(13) 1617-1631.
97 ( 2014 ) 459 – 468, Elsevier Ltd. Yamashita, M; Takeda, F; Sakagawa, T; Kimata,
Paiva, J.M.F; Meyer, S; and M.C. Rezende, F; and Y. Komori, 2008. Development of
2006. Comparison of Tensile Strength of Advanced Vacuum-assisted Resin
Different Carbon Fabric Reinforced Transfer Molding Technology for Use in
Epoxy Composites, Materials Research, an MRJ Empennage Box Structure,
Ibero-American Journal of Material Vol. Technical Review Vol. 45 No. 4,
9, No. 1, 83-89. Mitsubishi Heavy Industries, Ltd.
Pegoretti, A; Zanolli A; and C. Migliaresi, 2006. Yeung, K.K.H. and K.P. Rao, 2014. Mechanical
Preparation and Tensile Mechanical Properties of Boron and Kevlar-49
Properties of Unidirectional Liquid Reinforced Thermosetting Composites
Crystalline Single-Polymer Composite, and Economic Implications, Journal of
Engineering Science, Vol. 10, 19–29.

71
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 14 No.1 Juni 2016 :61-72

72

Anda mungkin juga menyukai