Anda di halaman 1dari 77

Terawangan / Melihat Gaib

Halaman ini berisi ringkasan, editan dan kelanjutan tulisan dari halaman-halaman lain tentang
kemampuan terawangan dan melihat gaib, terutama kelanjutan dari halaman berjudul : Olah Sukma
dan Kebatinan.

Mudah-mudahan berguna untuk menambah pengetahuan.

---------

Di masyarakat ada banyak orang yang bisa terawangan / melihat gaib (atau "merasa" bisa melihat
gaib). Melihat gaib merupakan salah satu bentuk kemampuan yang dianggap istimewa yang banyak
sekali orang ingin menguasai kemampuannya, sehingga juga rela membayar sejumlah uang asalkan
benar bisa melihat gaib (instan).

Walaupun orang-orang yang sudah bisa melihat gaib merasa dirinya istimewa, merasa lebih daripada
orang lain yang umum, dan merasa apa yang dilihatnya adalah benar (bukan ilusi / halusinasi), tetapi
seringkali penglihatan gaibnya itu berbeda dengan yang dilihst oleh orang lain. Apa yang dilihatnya
itu hanya bisa dinikmatinya sendiri saja, karena orang lain yang sama-sama bisa juga melihat gaib
tidak melihat yang sama dengan yang mereka lihat, dan akan menyalahkan penglihatan gaib orang
lain yang berbeda.

Terjadinya perbedaan-perbedaan dalam melihat gaib di antara orang-orang yang sudah bisa melihat
gaib ada banyak penyebabnya. Penyebabnya yang utama adalah karena adanya perbedaan dalam
cara dan metode orang melihat gaib antara seseorang yang melihat gaib berdasarkan aslinya
kemampuannya sendiri melihat gaib dengan orang yang bisa melihat gaib dengan bantuan khodam.
Dalam halaman ini Penulis menuliskan teknis cara orang melihat gaib dan faktor-faktor yang
menyebabkan melihat gaib menjadi tidak akurat, yang menyebabkan penglihatan gaib seseorang
menjadi berbeda dengan apa yang dilihat oleh orang lain yang bisa juga melihat gaib.

Dalam halaman ini Penulis menuliskan sebagian hubungan roh sedulur papat dengan kemampuan
seseorang dalam keilmuan batin / gaib.

Untuk dapat lebih memahami isi dari tulisan di halaman ini, sebaiknya memahami lebih dulu
penjelasan tentang roh sedulur papat dalam tulisan berjudul : Sedulur Papat Kalima Pancer.

Ilmu Terawangan / Melihat Gaib.

Terawangan Gaib adalah kemampuan untuk melihat secara gaib ke tempat-tempat yang jauh
jaraknya yang tidak cukup jelas untuk dapat dilihat dengan mata kepala kita.

Banyak orang yang mampu melihat gaib tetapi tidak mengetahui prinsip cara kerjanya, sehingga
seringkali terawangan gaib tidak dibedakan dengan kebisaan melihat gaib, sehingga oleh banyak
orang terawangan gaib dan melihat gaib seringkali dianggap sama, walaupun sebenarnya berbeda,
sehingga orang tidak mampu mengembangkannya menjadi suatu bentuk keilmuan tersendiri.

Kemampuan melihat gaib adalah dasar untuk terawangan gaib. Terawangan gaib adalah
mendayagunakan kemampuan melihat gaib untuk dapat melihat suatu objek di tempat yang jauh.

Ilmu terawangan gaib ini bisa digunakan untuk melihat sosok-sosok gaib di alam gaib atau untuk
melihat suatu lokasi / objek tertentu di tempat yang jauh. Kemampuan melihat gaib menjadi dasar
untuk ilmu terawangan gaib.
Kemampuan melihat gaib dapat dilakukan dengan 3 cara utama, yaitu :

1. Melihat gaib dengan cakra mata ketiga,

2. Melihat secara batin

3. Melihat secara roh.

Masing-masing cara melihat gaib di atas mempunyai cara kerja sendiri-sendiri yang tidak sama dan
memiliki juga kelebihan dan kelemahannya sendiri-sendiri, sehingga untuk tujuan melatih dan
mengembangkan masing-masing kemampuan melihat gaib itu harus dilakukan dengan cara yang
masing-masing juga berbeda.

Tetapi kebanyakan orang tidak tahu bagaimana cara kerja melihat gaib, karena yang diinginkannya
hanyalah untuk bisa melihat gaib saja, terserah bagaimana caranya, sehingga orang tidak bisa
mengembangkannya menjadi kemampuan yang lebih tinggi lagi, malah banyak yang tidak bisa
membedakan apakah penglihatan gaibnya itu benar ataukah penglihatannya itu sebenarnya ilusi dan
halusinasi.

1. Melihat gaib dengan cakra mata ketiga.

Melihat gaib dengan cakra mata ketiga adalah melihat gaib dengan mendayagunakan kemampuan
gaib dari cakra energi yang ada di dahi, di antara 2 alis mata (cakra mata ketiga).

Yang tidak disadari oleh banyak orang adalah pada saat seseorang melihat gaib dengan cakra mata
ketiga ini, roh sedulur papatnya bergerak keluar dari tubuhnya (pergerakannya tidak disengaja dan
tidak disadari).
Bila digunakan untuk melihat jauh, maka roh sedulur papatnya akan keluar dari tubuhnya
mendatangi objek sasaran yang ingin dilihat, kemudian mengirimkan gambarannya kepada roh
pancernya di dalam tubuh (kesadaran / pikiran) melalui jalur energi cakra mata ketiga.

Dengan kata lain, yang bisa melihat gaib adalah sedulur papatnya, bukan pancernya (bukan
orangnya). Apa saja yang dilihat oleh roh sedulur papatnya itu disampaikan (disambungkan) kepada
pancernya melalui jalur energi cakra mata ketiga, sehingga pancernya dapat ikut melihatnya,
sehingga orangnya "merasa" bisa melihat gaib secara langsung dan secara sadar.

Jadi, yang melihat gaib adalah sedulur papatnya, yang pada saat seseorang sedang melihat gaib roh
sedulur papatnya itu bergerak keluar dari tubuhnya mendekati objek yang ingin dilihat dan
kemudian mengirimkan gambaran penglihatannya kepada sukma di dalam tubuh (roh pancer)
melalui jalur komunikasi cakra energi mata ketiga.

Kemampuan melihat gaib dengan mata ketiga kuncinya adalah pada adanya ikatan kuat dan
komunikasi antara sedulur papat yang berada diluar tubuh dengan sukma di dalam tubuh, melalui
jalur komunikasi cakra energi mata ketiga.

Sebenarnya tidak tepat menyebut kemampuan ini sebagai melihat gaib dengan cakra mata ketiga,
karena yang bisa melihat gaib adalah sukmanya (sedulur papat dan pancernya), bukan cakra mata
ketiganya, sehingga orang tidak bisa memiliki kemampuan ini hanya dengan cara membuka cakra
mata ketiganya.

Orang-orang yang dikatakan bisa melihat gaib dengan cakra mata ketiga, sebenarnya bukanlah
dengan cakra mata ketiganya itu ia melihat gaib. Orang bisa melihat gaib karena sudah aktifnya
saraf-saraf imajinasi di kepalanya yang itu memudahkan pikirannya (pancernya) menangkap sinyal
gaib dari sedulur papatnya atau dari khodamnya atau dari roh halus lain, sehingga orang tidak bisa
melihat gaib hanya dengan cara membuka cakra mata ketiganya saja.

Aktifnya saraf-saraf imajinasi itu adalah yang dengan sengaja dirangsang dalam orang bermeditasi
untuk tujuan melihat gaib, atau dengan melatih kepekaan (olah rasa) atau dengan cara orangnya
membiasakan diri berdiam di tempat yang gelap dan sunyi. Tetapi jika saraf-saraf imajinasinya itu
belum aktif orang bisa juga mendeteksi kegaiban dengan rasa, dengan saraf-saraf kepekaan rasa di
dada.

Kemampuan melihat gaib ini tidak begitu saja secara otomatis terjadi pada orang yang telah terbuka
cakra energi mata ketiganya. Dengan telah terbukanya cakra energi di dahi memang akan
memfasilitasi "jalur komunikasi" antara sedulur papat di luar tubuh dengan sukma di dalam tubuh.
Tetapi cakra-cakra tubuh yang dibuka dengan teknik pengolahan energi tubuh tidak langsung
berhubungan dengan alam gaib dan kegaiban, misalnya yang dibuka dengan tenaga dalam / prana /
kundalini. Untuk bisa melihat gaib harus ada sugesti pergerakan sukma, walaupun pergerakan itu
seringkali terjadi tidak disadari dan tidak disengaja. Untuk keperluan melihat gaib, maka cakra-cakra
tersebut harus dibuka khusus untuk tujuan kegaiban, bukan dengan tujuan dan cara yang sama
dengan pengolahan energi tubuh.

Kemampuan seseorang yang bisa melihat gaib melalui cakra mata ketiga merupakan suatu kelebihan
dibandingkan orang lain yang tidak bisa, tetapi dari sisi keilmuan, kemampuan itu juga masih
mempunyai kelemahan.

Walaupun dengan kemampuan melihat gaib melalui cakra mata ketiga orang merasa dapat melihat
gaib secara langsung dengan cukup jelas, tetapi seringkali kemampuan melihat gaib dengan cara ini
hanya dapat untuk melihat kegaiban tingkat rendah saja.

Cakra mata ketiga merupakan bagian dari fisik manusia yang kekuatannya terbatas, dan kemampuan
melihat gaib dengan cakra mata ketiga tersebut sangat bergantung pada kekuatan energi cakranya.
Sesudah bisa melihat gaib, biasanya orang sudah merasa puas, kekuatan energi cakra mata
ketiganya tidak ditingkatkan kualitasnya, sukmanya sendiri (roh pancer dan sedulur papatnya) juga
tidak diolah untuk memiliki kekuatan gaib yang tinggi, kepekaan batinnya juga tidak dilatih supaya
lebih tajam, sehingga secara keseluruhan seringkali kemampuan ini hanya dapat digunakan untuk
melihat keberadaan gaib yang berdimensi rendah saja, tidak bisa melihat / mendeteksi keberadaan
gaib yang berdimensi tinggi.

Melihat gaib melalui cakra mata ketiga mengharuskan adanya komunikasi antara roh sedulur papat
dengan roh pancer. Dengan demikian seseorang harus melakukannya dengan konsentrasi khusus
(dan seringkali juga akan melelahkan pikiran). Selain kualitas energi di cakra mata ketiganya, kualitas
penglihatan gaibnya juga tergantung pada kemampuannya membaca gambaran gaib yang
dikirimkan oleh roh sedulur papatnya yang mengalir di pikirannya.

Ketergantungan pada kemampuan melihat gaib akan menyebabkan orang menjadi tidak peka
batinnya, tidak bisa mendeteksi kegaiban di lingkungannya berada, tidak bisa mengedepankan
"rasa".

Orang-orang yang peka rasa batinnya akan dapat merasakan suasana gaib di lingkungannya berada,
tetapi orang-orang yang terbiasa melihat gaib dengan mata ketiga seringkali menjadi tidak peka,
tidak dapat merasakan suasana gaib di lingkungannya, kecuali mereka melihat sendiri sosok-sosok
wujud gaibnya. Karena kurangnya kepekaan dan ketajaman batinnya seringkali juga pemahaman
mereka menjadi dangkal, yang mampu mereka lihat hanya sebatas kulitnya saja, hanya luarnya saja,
dan yang dimensinya rendah saja, tidak mampu menelisik lebih dalam, tidak mampu mengetahui
kesejatian dari apa yang dilihatnya, malahan seringkali orang-orang itu tertipu oleh penglihatannya
sendiri. Dan dari apa yang dilihatnya itu kepada orang lain yang awam mereka akan memberikan
cerita-cerita dan penjelasan yang seringkali tidak sejalan dengan aslinya hakekat dan kesejatian dari
kegaibannya, ceritanya dilebih-lebihkan, ketinggian, banyak bersifat dogma dan pengkultusan.

Kelemahan lainnya, orang-orang yang memiliki kemampuan melihat gaib seperti di atas seringkali
tidak dapat mengendalikan penglihatannya, mata ketiganya terus terbuka dan terus melihat gaib,
walaupun orangnya sedang tidak ingin melihat gaib. Penglihatan gaibnya tidak terkendali.

Pada orang-orang tersebut, kelemahan lainnya adalah jika kekuatan sukmanya masih rendah dan
penyatuan antar sukma belum cukup kuat. Misalnya saja kemampuan melihat gaibnya itu
digunakannya untuk melihat sesosok gaib yang ternyata "berbahaya", atau dalam kondisi tidur dan
bermimpi roh sedulur papatnya pergi sendiri keluar dari tubuhnya diluar kontrolnya. Kondisi itu
suatu saat akan dapat menjadi musibah jika roh sedulur papatnya itu ditangkap oleh roh halus lain.
Akibatnya, orang tersebut akan dapat menjadi lemah ingatan, lupa ingatan, lemah tubuhnya dan
sakit-sakitan, sering bengong melamun tak sadar diri, dsb. Apalagi jika sedulur papatnya itu disiksa
oleh sosok gaib yang menangkapnya, atau dikejar-kejar, sedulur papatnya itu akan memberikan
gambaran apa yang dialaminya itu kepada orangnya (pancernya) yang kemudian bisa menyebabkan
orangnya selalu merasa ketakutan, merasa berhadapan, diserang atau dikejar-kejar mahluk halus,
karena sedulur papatnya itu memang sedang berhadapan dengan mahluk halus, ditangkap, disiksa
atau dikejar-kejar.

Kasus di atas ada juga yang terjadi pada orang-orang yang sedulur papat terpisahnya ditangkap,
disandera, atau disiksa oleh mahluk halus lain (baca : Sedulur Papat Yang Terpisah).

Kemampuan melihat gaib dengan mata ketiga banyak dimiliki oleh orang-orang yang melatih melihat
gaib dengan jalur ilmu kebatinan / spiritual, dengan tambahan mantra dan amalan melihat gaib.
Tetapi umumnya mereka itu masih dalam tahap pemula, yang kekuatan sukmanya belum cukup
tinggi, sehingga sedulur papatnya harus pergi keluar mendatangi objek yang ingin dilihat supaya
penglihatannya menjadi jelas. Sedangkan jika kekuatan sukmanya sudah tinggi umumnya orang-
orang itu melihat gaib secara batin. Dengan melihat secara batin itu orangnya dengan kebatinan dan
kekuatan sukmanya yang tinggi bisa "bermain" di alam roh, bukan sekedar melihat gaib saja. Pada
tingkatan yang sangat tinggi orang melihat gaib secara roh, tetapi sayangnya hanya sedikit sekali
orang yang mampu melakukannya.
Pada masa sekarang ini sangat jarang ada orang yang bisa melihat gaib dengan mata ketiga, apalagi
yang terjadi secara alami. Kebanyakan orang melakukannya dengan melihat gaib secara batin,
termasuk para praktisi paranormal dan praktisi ilmu gaib yang sering muncul di televisi. Sebenarnya
yang mereka lihat juga hanya sekelebatan bayangan saja awalnya, tidak sempurna, sehingga
pengetahuan mereka tentang alam gaib juga terbatas. Tetapi ada yang dengan mempertunjukkan
keilmuan gaibnya yang lain, menarik dan memasukkan mahluk halus ke dalam tubuh orang lain -
mediumisasi, mereka tampak seolah-olah benar mumpuni dalam hal melihat gaib (padahal apa dan
siapa yang masuk ke dalam orang yang dijadikan medium itu seringkali mereka sendiri tidak tahu,
tidak ngeh). Tetapi kemampuan mereka itu (pada sebagian saja dari mereka) sudah dilatih, sehingga
penglihatan mereka dapat lebih tajam dan lebih jelas, bukan hanya melihat sekelebatan bayangan
saja.

Tetapi pada masa sekarang ini orang-orang yang dikatakan bisa melihat gaib dengan cakra mata
ketiga, yang dikatakan bisa melihat gaib dengan cukup jelas, apalagi yang kemampuannya itu terjadi
dengan sendirinya tanpa orang itu pernah melatih kepekaan melihat gaib, kebanyakan sebenarnya
adalah orang-orang yang dirinya mengalami ketempatan sesosok mahluk halus di dalam tubuhnya,
terutama di dalam kepalanya. Mengenai kasus dan fenomena ketempatan mahluk halus ini silakan
dibaca di : Pengaruh Gaib thd Manusia.

Pada orang-orang itu sosok gaib di kepalanya itu memberikan banyak penglihatan gaib, termasuk
ilusi dan halusinasi. Ketika orangnya ingin melihat / menerawang jauh, karena kondisi kekuatan
sukma dan kebatinan orangnya masih lemah, tidak cukup kekuatannya untuk bisa melihat /
menerawang jauh, maka di luar sepengetahuannya sosok halus di dalam kepalanya itu memaksa
sedulur papatnya untuk keluar mendatangi objek yang ingin dilihatnya supaya penglihatannya
menjadi jelas. Sesudah sedulur papatnya itu melihat objeknya, kemudian mereka "melapor" kepada
sosok halus yang di dalam kepala melalui jalur energi cakra mata ketiga. Sesudahnya barulah
kemudian si sosok halus di dalam kepalanya itu memberikan penglihatan gaibnya itu kepada
orangnya (pancernya), sehingga orangnya "merasa" bisa melihat gaib. Tetapi apa saja isi penglihatan
gaibnya itu semuanya sudah "disetir" atau sudah "dibentuk" oleh sosok halus di kepalanya itu, tidak
semuanya asli apa adanya.

Tetapi dengan ia merasa bisa melihat gaib itu tanpa disadarinya ia sudah "memperbudak" sedulur
papatnya sendiri dan meresikokan sedulur papatnya untuk bertemu / berhadapan dengan mahluk-
mahluk halus di alam gaib.
Di sisi lain ada juga orang-orang yang ketempatan mahluk halus di dalam badannya. Pada orang-
orang ini sosok gaib di dalam badannya itu juga memberikan banyak penglihatan gaib, termasuk ilusi
dan halusinasi. Tetapi ketika orangnya ingin melihat / menerawang jauh, biasanya sosok halus di
badannya itu tidak memaksa sedulur papatnya untuk keluar mendatangi objek yang ingin dilihatnya,
sehingga penglihatan gaibnya tidak cukup jelas dibandingkan orang-orang yang ketempatan mahluk
halus di kepalanya. Tetapi kasusnya sama juga, apa saja isi penglihatan gaibnya itu semuanya sudah
"disetir" atau sudah "dibentuk" oleh sosok halus di badannya itu, tidak semuanya asli apa adanya.

Selain sesosok halus yang berdiam di dalam kepala / badan, ada juga orang-orang yang memiliki
khodam ilmu atau khodam pendamping. Khodam-khodam itu juga banyak yang sering memberikan
gambaran gaib kepada orangnya sehingga orangnya merasa bisa melihat gaib (merasa mengerti
gaib).

Pada orang-orang itu, yang merasa bisa melihat gaib karena dirinya menerima penglihatan gaib dari
sesosok mahluk halus di dalam tubuhnya, atau menerima penglihatan gaib dari khodam ilmu /
pendampingnya, yang sebenarnya bukan orangnya sendiri yang bisa melihat gaib, tetapi orangnya
merasa bisa melihat gaib karena orangnya menerima gambaran gaib yang mengalir di dalam
kepalanya dari khodamnya, kemampuan mereka melihat gaib itu oleh Penulis dikategorikan sebagai
melihat gaib dengan bantuan khodam.

Uraian lebih lanjut tentang melihat gaib dengan bantuan khodam ini dituliskan di bagian bawah
halaman ini.

2. Melihat secara batin.

Melihat gaib secara batin berbeda dengan melihat gaib dengan cakra mata ketiga.

Melihat gaib secara batin adalah melihat gaib dengan mengandalkan ketajaman / kepekaan rasa dan
batin (ketajaman indera keenam), ditambah kekuatan kebatinan dan spiritualitas orangnya.
Dengan cara ini yang melihat gaib bukanlah mata dan kesadaran kita, tetapi adalah kepekaan batin
kita yang mampu mendeteksi sesuatu yang gaib atau menginderai suasana gaib di sekitar kita.
Sedulur papat tidak bergerak keluar tubuh (kecuali disengaja supaya keluar dari tubuh), biasanya
cakra mata ketiganya juga belum terbuka.

Melihat gaib secara batin, pada tingkat dasar, kalau tidak kuat lama berfokus pada kepekaan batin,
seringkali gambaran gaib yang tertangkap hanya sekelebatan-sekelebatan bayangan saja, dan untuk
mendapatkan informasi gambaran yang lengkap akan banyak mengandalkan bisikan wangsit atau
ilham dari roh sedulur papatnya.

Kemampuan menginderai atau melihat secara batin ini biasanya terjadi pada orang-orang yang peka
/ tajam batinnya, atau pada orang-orang yang menekuni penghayatan kebatinan atau ilmu-ilmu
batin. Orang-orang yang menekuni laku kebatinan tertentu biasanya memiliki batin yang peka, kuat
dan tajam, dan memiliki kedekatan dengan roh sedulur papatnya, sehingga orang-orang tersebut
mengerti kegaiban, tanggap rasa dan firasat dan peka sasmita. Kepekaan dan ketajaman batin
(indera keenam) mereka bersifat umum dalam segala bidang kehidupan, tidak semata-mata hanya
untuk bisa melihat gaib saja.

Kepekaan dan ketajaman batin mereka biasanya digunakan untuk peka rasa terhadap suasana gaib
di sekitar mereka berada dan untuk berkomunikasi batin (kontak rasa dan batin) dengan mahluk-
mahluk gaib yang ada. Komunikasi dan interaksi dengan roh-roh lain (juga dengan roh sedulur
papatnya) dilakukan secara kontak batin atau kontak rasa, bukan melalui jalur komunikasi cakra
mata ketiga. Untuk keperluan itu orangnya tidak harus melakukannya dengan konsentrasi khusus
melihat gaib.

Kepekaan dan ketajaman batin mereka biasanya bukan hanya dapat untuk mendeteksi keberadaan
sesosok mahluk gaib, tetapi juga peka untuk merasakan tanda-tanda alam beserta kegaiban di
dalamnya, peka rasa untuk menilai kepribadian orang lain, peka rasa tentang suatu kejadian yang
akan terjadi (weruh sak durunge winarah) dan sering mendapatkan firasat / ilham / wangsit tentang
suatu kejadian tertentu yang akan terjadi. Kepekaan dan ketajaman batin mereka itu juga dapat
untuk mengetahui kegaiban tingkat tinggi, tergantung pencapaian masing-masing orang. Bukan
sekedar untuk melihat gaib, kepekaan rasa yang disatukan dengan kekuatan kebatinan juga menjadi
kekuatan mereka untuk mengusir roh-roh halus atau untuk menjadikan suatu kejadian gaib.

Secara keseluruhan kemampuan mereka melihat gaib itu tergantung pada kepekaan rasa dan batin
mereka untuk menangkap sinyal-sinyal kegaiban dan menangkap sinyal gaib dari roh sedulur
papatnya, tingkat kesatuan sukmanya dan kekuatan sukmanya.
Melihat gaib secara batin tidak mengharuskan adanya komunikasi antar roh melalui cakra energi
mata ketiga. Disitulah kelebihannya, yaitu tidak bergantung pada adanya komunikasi antar roh
melalui cakra energi mata ketiga, dan tidak harus dilakukan dengan konsentrasi khusus.

Melihat gaib secara batin kuncinya adalah pada proses awalnya, yaitu kemampuan peka / kontak
rasa untuk mendapatkan gambaran awal penglihatan batin dari roh sedulur papatnya. Sesudah
mendapatkan gambaran awalnya barulah kita (pancer) fokus batin untuk mempertegas lagi
gambarannya. Untuk keperluan itu bisa dilakukan dengan mata terbuka maupun terpejam, yang
penting bisa hening peka rasa untuk menangkap informasi gambaran awal dari roh sedulur papat,
kemudian barulah ditindaklanjuti dengan pancernya fokus batin kepada sosok gaibnya untuk
menjadikannya gambaran penglihatan gaib yang utuh.

Biasanya, dengan mengedepankan kepekaan batin ini seseorang juga akan mendapatkan informasi
yang lain mengenai objeknya, misalnya apakah wataknya baik / jahat, apakah sifat keberadaannya
membahayakan, apakah tujuan keberadaannya baik, apakah ada pesan-pesannya, dsb. Karena itu
dalam melihat gaib secara batin interaksi batin dengan roh sedulur papat bersifat pokok.

Bila kepekaan batin kuat orang akan mudah untuk merasakan suasana gaib di lingkungannya berada,
mudah untuk menerima sinyal dari roh sedulur papatnya yang dapat berupa rasa firasat, ide / ilham,
tanda-tanda petunjuk, rasa / feeling / intuisi, dan penglihatan / gambaran-gambaran gaib.

Bila tingkat kesatuan antara sedulur papat dengan kesadaran / pancer-nya lemah, gambaran gaib
yang diterimanya hanya akan berupa sekelebatan-sekelebatan bayangan saja, tidak jelas, dan untuk
mendapatkan informasi gambaran yang lengkap akan banyak mengandalkan bisikan wangsit /
ilham. Tetapi bila tingkat kesatuan antara sedulur papat dengan kesadaran / pancer-nya kuat dan
memiliki kemampuan yang baik untuk fokus dengan kepekaan batinnya (tidak dengan pikirannya),
gambaran-gambaran gaib itu dapat diperjelas dan dapat diikuti gerakannya.

Untuk belajar kemampuan melihat gaib secara batin dapat dilakukan dengan latihan olah rasa dan
kebatinan seperti dicontohkan dalam tulisan berjudul : Olah Rasa dan Kebatinan.

Kelemahan melihat gaib secara batin adalah sifat penglihatannya yang oleh para pemula dianggap
tidak langsung, penglihatannya hanya bisa dibatin saja, mengawang-awang, hanya sekelebatan saja,
tidak bisa dipastikan apakah yang dilihatnya itu sungguhan ataukah hanya halusinasi saja.
Yang umum dirasakan oleh orang-orang yang baru sekedar bisa peka rasa adalah tahapan awalnya
itu saja, yaitu ia menerima gambaran gaib dari sedulur papatnya, tapi tidak mampu menegaskannya
menjadi gambaran gaib yang utuh, gambaran gaib yang tertangkap hanya sekelebatan saja.

Kelemahan itu terjadi karena orangnya (pancernya) tidak bisa menindaklanjuti sinyal yang
diterimanya dari sedulur papatnya untuk dipertegas lagi menjadi gambaran yang utuh, tidak bisa
fokus batin untuk mempertegasnya menjadi informasi gambaran gaib yang utuh, gambaran gaib
yang tertangkap hanya sekelebatan saja. Dalam kondisi itu diartikan orang itu baru ada pada
tahapan peka rasa, belum bisa melihat gaib secara batin.

Kelemahan itu bisa diatasi dengan cara melatih olah rasa dan batin, berlatih untuk bisa bertahan
lama dengan kepekaan batin untuk menerima gambaran gaib sampai gambarannya utuh, kemudian
mempertegasnya dengan fokus batin kepada sosok gaibnya, sehingga kita bisa melihatnya secara
utuh. Sesudah bisa begitu barulah mulai bisa kita dikatakan bisa melihat gaib secara batin. Lebih baik
lagi kalau kita dapat berinteraksi langsung secara energi (kontak rasa dan energi) dengan sosok-
sosok gaib yang kita lihat, seperti dengan latihan olah rasa dan olah energi, sehingga kita dapat
memastikan bahwa sosok gaibnya itu benar ada di tempat keberadaannya yang kita lihat, tidak
mengawang-awang lagi, dan bukan berilusi.

Dengan kata lain, sesudah kita menerima gambaran gaib awal dari roh sudulur papat, sesudahnya
kita sebagai pancer mempertegas lagi penglihatannya sehingga keseluruhannya akan tampak secara
mendetail. Dengan demikian bukan hanya sedulur papatnya itu saja yang bisa melihat gaib, tapi
pancernya juga bisa melihat gaib.

Untuk keperluan itu sebaiknya kita melatih olah rasa dan kontak energi, dengan latihan olah rasa
atau dengan cara-cara kebatinan lain yang ada. Satu hal yang perlu diperhatikan, gunakan selalu
sebelumnya pagaran diri, dan jika naluri anda merasakan adanya sesuatu yang berbahaya, sebaiknya
jangan diteruskan. Lebih baik : sama-sama selamat.

Rahasia utama kemampuan melihat secara batin adalah pada kemampuan pancernya yang sudah
terasah dalam hal kegaiban, pancernya sudah aktif berfungsi sebagai roh, sehingga pancernya itu
bisa juga mendeteksi dan melihat gaib, tidak lagi berfungsi hanya secara biologis saja. Sedangkan
sedulur papatnya sifatnya hanya melengkapi saja apa yang dibutuhkan oleh pancernya, memberikan
tanda-tanda / firasat dan bisikan gaib jika ada sesuatu yang perlu diperhatikan, memberikan
gambaran awal dalam melihat gaib yang itu kemudian ditegaskan lagi seluruhnya oleh pancernya
dengan memfokuskan batin, sehingga informasinya dan penglihatan gaibnya menjadi utuh dan
mendetail, tidak setengah-setengah, tidak mengawang-awang, dan tidak sekelebatan lagi. Tetapi
pada para pemula, mereka baru sampai pada bisikan gaib dari sedulur papatnya saja, pancernya
sendiri belum aktif berfungsi sebagai roh, sehingga melihat gaibnya juga hanya gambaran gaib yang
diterimanya dari sedulur papatnya itu saja, hanya sekelebatan saja.

Pada orang-orang kebatinan jaman dulu mereka bisa "menyatukan" kegaiban batin dan kekuatan
sukma mereka dengan alam gaib. Mereka peka suasana gaib dan secara kebatinan bisa lebih
"masuk" lagi ke alam gaib untuk digunakan merasakan suasana gaib di lingkungan mereka berada
dan untuk "bermain" di alam gaib untuk mengendalikan kegaiban di sekitar mereka, untuk mengusir
/ menarik / menyerang / menundukkan atau untuk berkomunikasi dengan sosok-sosok gaib
tertentu, sehingga kelemahan melihat gaib secara batin itu tidak berlaku bagi mereka. Kelemahan itu
hanya terjadi pada orang-orang yang hanya mengandalkan kepekaan rasa saja, tidak mempunyai
kemampuan lain yang lebih dari itu, dan tidak mempunyai kemampuan untuk "bermain" di alam roh.

Sekalipun melihat gaib dengan mengandalkan kepekaan rasa oleh para pemula seringkali dianggap
sebagai suatu kelemahan, tetapi sebenarnya disitulah kelebihannya, karena itu sebenarnya hanyalah
dasar saja untuk ditingkatkan menjadi kemampuan yang lebih tinggi lagi. Kelemahan ini bisa diatasi
dengan melatih ketahanan dan ketajaman fokus batin dan berinteraksi langsung secara energi
(kontak energi) dengan sosok-sosok gaib yang kita lihat, seperti dalam latihan olah energi dan olah
rasa, sehingga kita dapat memastikan bahwa sosok gaibnya itu benar ada di tempat keberadaannya
yang kita lihat.

Dengan peka rasa seseorang bisa merasakan suasana gaib di sekitarnya dan bisa semakin "masuk"
lebih dalam lagi ke dalam kegaiban yang ditemuinya. Dan dengan kekuatan kebatinannya seseorang
bisa "bermain", bertarung, dan berkuasa di alam gaib. Sambil berkonsentrasi peka rasa tersebut,
seseorang juga bisa mengetrapkan ilmu merogoh sukma tanpa perlu membaca amalan gaib, secara
kebatinan ia semakin "masuk" ke alam kegaiban, rohnya keluar dari tubuhnya, masuk ke alam roh,
merogoh sukma ..... (tetapi sebaiknya jangan dengan sengaja melakukan rogoh sukma tanpa adanya
pembimbingan dan pendampingan dari seorang guru yang benar menguasai keilmuannya).

Pada orang-orang yang tekun mendalami kebatinan / spiritual dan tapa brata, peka rasa dan batin,
weruh sak durunge winarah, melihat gaib, terawangan gaib, melolos sukma, medhar sukma, dsb,
biasanya merupakan kemampuan yang tidak terpisahkan dari kegaiban sukma mereka, merupakan
kemampuan gaib yang menyatu dengan diri mereka, menjadikan mereka orang-orang yang linuwih
dan waskita. Biasanya kemampuan atas ilmu-ilmu tersebut tidak secara khusus dipelajari, tetapi
terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari kegaiban sukma mereka, sebagai efek dari ketekunan
penghayatan kebatinan / spiritual dan semedi / tapa brata mereka.
Selain mumpuni dalam kanuragan dan kebatinan, kegaiban sukma mereka juga menjadikan mereka
mengerti dunia kegaiban tingkat tinggi, mengerti mahluk-mahluk halus tingkat tinggi, dewa dan
wahyu dewa, dan weruh sak durunge winarah, dan kekuatan gaib sukma mereka menjadikan
mereka berkuasa di alam gaib, mengalahkan kekuasaan roh-roh dan mahluk halus tingkat tinggi
sekalipun, dan mereka juga berkuasa menciptakan kegaiban-kegaiban tanpa perlu mengamalkan
amalan gaib.

3. Melihat secara roh.

Melihat gaib secara roh adalah kemampuan tingkat lanjut dan tingkat tinggi dari melihat gaib secara
batin, sehingga dalam melihat gaib secara roh ini ada banyak kesamaan penerapannya dengan
melihat gaib secara batin, karena sebenarnya melihat gaib secara roh ini adalah kelanjutan / tingkat
lebih tinggi dari melihat gaib secara batin, yaitu pada tingkatan yang tinggi melihat gaib secara batin
ditingkatkan kualitasnya menjadi melihat gaib secara roh.

Tetapi tidak banyak orang yang bisa melakukannya. Kebanyakan sesudah orangnya kuat
kebatinannya mereka bukan melihat gaib secara roh, mereka lebih sering merogoh sukma keluar
dari raganya untuk melihat dan mendatangi objek di tempat yang jauh untuk langsung melakukan
suatu perbuatan gaib.

Melihat gaib secara roh juga mengandalkan ketajaman / kepekaan rasa dan batin (ketajaman indera
keenam), ditambah kekuatan kebatinan dan spiritualitas orangnya.

Cara melihat gaib ini disebut melihat gaib secara roh, karena seseorang yang mampu melihat gaib
dengan cara ini, yang melihat gaib adalah murni rohnya yang tidak lagi terikat secara jasmani dengan
tubuh biologisnya, berbeda dengan melihat gaib dengan mata ketiga atau melihat secara batin yang
masih ada ikatan dengan biologis tubuhnya. Setelah bisa terbebas secara roh orang akan lebih
mudah untuk lebih lanjut meningkat menekuni keilmuan gaib kebatinan / spiritual yang lebih tinggi
lagi.
Bila kekuatan sukma seseorang (kesatuan roh pancer dan sedulur papat) sudah cukup kuat, maka
jika itu dimanfaatkan untuk masuk ke alam gaib roh pancer dan roh sedulur papat dapat saling
melindungi, dapat saling menjadi perisai yang saling melindungi dari gangguan dan serangan mahluk
halus dan dapat bersama-sama menyatukan kekuatan mereka untuk mengusir / bertarung melawan
mahluk halus tertentu tanpa orangnya harus bergerak secara fisik atau lebih dulu membaca amalan
gaib.

Dalam melihat gaib, sedulur papat yang keluar mendatangi objeknya hanya terjadi pada orang-orang
yang menerawang / melihat jauh dengan cakra mata ketiga.

Dengan melihat gaib secara batin atau melihat gaib secara roh sedulur papatnya tidak pergi keluar
(kecuali disengaja supaya keluar). Dengan cara-cara melihat gaib itu yang diandalkan terutama
adalah kepekaan batin dan kekuatan sukma dari kebatinan dan spiritual orangnya, sesuai
tingkatannya masing-masing.

Pada tingkat dasar, melihat secara roh sama dengan melihat secara batin. Tetapi pada tingkatan
yang tinggi, melihat secara roh dapat mirip dengan melihat gaib dengan cakra mata ketiga, yaitu
sedulur papatnya (bisa dan disengaja) bergerak keluar tubuh. Pada penguasaan tingkat lanjut, orang
juga bisa mengetrapkan ilmu medhar sukma dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga apa saja
yang dialami dan dilihat oleh sedulur papatnya itu, ia juga dapat mengetahuinya.

Pada tingkat dasar, melihat secara roh sama dengan melihat gaib secara batin. Kalau tidak kuat lama
berfokus pada kepekaan batin, seringkali yang kelihatan hanya sekelebatan-sekelebatan bayangan
saja, dan untuk mendapatkan informasi gambaran yang lengkap banyak mengandalkan bisikan
wangsit / ilham.

Pada tingkatan yang tinggi melihat secara roh akan mirip dengan melihat gaib dengan cakra mata
ketiga, yaitu sedulur papatnya (bisa / disengaja) bergerak keluar tubuh. Tetapi ada perbedaannya,
yaitu melihat secara roh tidak mengharuskan adanya komunikasi antar roh melalui cakra energi
mata ketiga, tetapi dilakukan secara kontak rasa dan batin (menyatukan rasa dan batin). Disitulah
kelebihannya, yaitu tidak bergantung pada cakra energi mata ketiga.

Dengan melihat secara roh, seseorang bisa melihat gaib dengan roh Pancer-nya saja, bisa juga
dengan ia menerima saja penglihatan gaib dari roh sedulur papatnya, bisa juga kedua-duanya,
pancer dan sedulur papat sama-sama melihat gaib. Melihat secara roh memiliki peluang yang luas
untuk dikembangkan.

Dalam penyatuan rasa dan batin masing-masing roh dapat berinteraksi saling memberikan
penglihatan gaib, tetapi masing-masing roh dapat juga berdiri sendiri-sendiri dalam melihat gaib.

1. Dengan melihat secara roh, seseorang dapat melihat gaib dengan roh Pancer-nya saja. Ketika
seseorang ingin melihat sesuatu secara langsung, atau ketika roh sedulur papatnya sedang pergi jauh
ke suatu tempat tertentu, seseorang tetap bisa melihat gaib dengan roh Pancernya di dalam tubuh
(melihat dengan sadar), tidak perlu menunggu adanya gambaran penglihatan ataupun komunikasi
dari roh sedulur papatnya.

2. Dengan melihat secara roh, seseorang juga dapat melihat gaib dengan cara menerima saja
penglihatan roh sedulur papatnya. Roh sedulur papat kita itu bisa pergi kemana saja yang kita
inginkan. Dalam penyatuan rasa dan batin, pancernya menerima penglihatan dari sedulur papatnya,
apa saja yang dilihat oleh para sedulur papat, kita (pancer) juga bisa melihatnya, apa yang dialami
oleh para sedulur papat, kita (pancer) juga bisa merasakannya. Komunikasi dengan roh sedulur
papat dilakukan secara kontak batin atau kontak rasa (menyatukan rasa dan batin), bukan melalui
jalur komunikasi cakra mata ketiga, sehingga tidak harus melakukannya dengan konsentrasi khusus
melihat gaib, bisa dilakukan sambil tetap sadar dan bekerja, bisa sambil menyetir mobil atau
aktivitas lainnya.

3. Dengan melihat secara roh, seseorang dapat melihat gaib dengan roh Pancer-nya (kesadarannya)
sambil sekaligus menerima penglihatan gaib dari roh sedulur papatnya seolah-olah roh sedulur
papatnya itu adalah pribadi-pribadi lain yang tidak terkait dengan dirinya. Masing-masing roh dapat
saling memberikan penglihatan gaib dan dapat saling berkomunikasi / bertukar pikiran seolah-olah
mereka adalah pribadi-pribadi yang berdiri sendiri-sendiri.

Pada tingkatan ini penerapan melihat secara roh akan sama dengan penerapan ilmu medhar sukma,
yaitu rohnya dapat dengan sengaja dipecah, sehingga roh sedulur papatnya dapat terpisah keluar
dari tubuhnya, terpisah dari Pancernya, dapat dipecah menjadi 2, menjadi 3 atau menjadi 4, dan
secara bersama-sama pancer dan para sedulur papat bisa juga menggabungkan penglihatan gaib
mereka.
Saat seseorang yang menguasai ilmu merogoh sukma sejkaligus juga menguasai ilmu medhar sukma,
maka ketika keseluruhan rohnya merogoh sukma, keluar dari raganya, sukmanya itu dapat
dipecahnya menjadi 5 roh yang wujudnya mirip dan serupa, yaitu 1 roh pancer dan 4 roh sedulur
papat (roh pancer akan tampak lebih tebal dan jelas, sedangkan roh sedulur papat lebih tipis
transparan). Tetapi kebanyakan orang yang medhar sukma ketika sedang merogoh sukma,
sukmanya hanya bisa dipecahnya menjadi 2 roh, yaitu 1 roh pancer dan 1 kesatuan roh sedulur
papat.

Dengan demikian, dengan kombinasi penglihatan gaib di atas, seseorang dapat melihat banyak hal
sekaligus. Atau bila difokuskan pada satu objek tertentu, seseorang akan dapat melihat dari banyak
sisi dan akan memiliki pengetahuan lebih banyak, karena apa yang dilihatnya adalah penglihatannya
sendiri ditambah penglihatan-penglihatan dari para roh sedulur papatnya.

Masing-masing roh dapat berperan seolah-olah mereka adalah pribadi-pribadi yang berdiri sendiri-
sendiri, sehingga antara mereka masing-masing dapat berkomunikasi dan bertukar pikiran, dan
masing-masing dapat saling menceritakan penglihatannya dan pemikirannya dari sudut pandang
dirinya masing-masing.

Bila penglihatan itu difokuskan pada satu objek yang sama, maka yang dilihatnya itu adalah
penglihatannya sendiri (pancer) ditambah dengan apa yang dilihat oleh para sedulur papatnya.
Pengetahuan yang didapatkan dari penglihatan itu adalah juga pengetahuan dari kesadarannya
sendiri ditambah pengetahuan dari para sedulur papatnya. Pada tingkatan ini bila penglihatan
gaibnya itu difokuskan pada satu objek yang sama, maka pengetahuan dan penglihatan yang
didapatkannya akan sama seperti pengetahuan dan penglihatan dari 5 orang yang berbeda terhadap
satu objek (penglihatan dari 1 roh pancer dan 4 roh sedulur papat).

Pada tingkatan yang tinggi, kekuatan roh dan ketajaman penglihatan gaib masing-masing roh juga
dapat digabungkan / disatukan, sehingga kekuatan rohnya dan ketajamannya melihat gaib akan
menjadi berlipat-lipat, berguna sekali untuk menghadapi kekuatan gaib yang tinggi dan untuk
mempelajari kegaiban yang berdimensi tinggi.

Melihat secara roh ini akan menjadi penglihatan gaib spiritual dan akan mendatangkan pengetahuan
spiritual. Cakra yang bekerja adalah cakra di dada, ubun-ubun dan cakra mahkota. Bila kemampuan
ini ditekuni dan berhasil dikuasai akan bisa mengantarkan seseorang pada tingkatan spiritual yang
tidak terhingga dan bisa sampai pada pengetahuan gaib yang berdimensi luar biasa tinggi,
kemampuan-kemampuan yang akan sulit sekali dicapai oleh manusia yang umum, apalagi pada
jaman sekarang ini.
Pada tingkatan ini roh para sedulur papat dapat berperan sebagai pribadi-pribadi tersendiri yang
bisa diajak berpikir dan berkomunikasi, dan karenanya para sedulur papat itu sudah dapat berperan
sebagai Guru Sejati bagi seseorang yang akan mengajarkan dan memberitahukan banyak hal
kepadanya yang tidak akan diketahuinya jika ia sendirian saja yang kondisinya akan jauh lebih baik
dibandingkan sebelumnya yang para sedulur papat bersifat mendampingi saja seperti teman
seperjalanan. Komunikasi antara pancer (kesadaran) dengan roh sedulur papat terjadi secara kontak
batin, atau sebagai ilham yang mengalir di dalam pikiran, atau sama dengan komunikasi seseorang
dengan khodam pendampingnya atau sama dengan komunikasi seseorang dengan sesosok roh gaib
lain.

Cara melihat secara roh ini juga dapat digunakan dengan cara meminjam / melihat apa yang dilihat
oleh sukma orang lain. Misalnya kita ingin mengetahui apa yang ada di dalam rumah seseorang,
maka kita secara roh menyelaraskan frekuensi dengan sukma / roh orang si pemilik rumah, sehingga
apa yang diketahui oleh orang tersebut (sukmanya), kita juga dapat mengetahuinya (cara yang
serupa dengan ini biasanya dilakukan orang bukan dengan cara melihat secara roh, tetapi dengan
menerima pemberitahuan dari khodam ilmu / pendampingnya).

Rahasia kemampuan deteksi dan melihat gaib ada pada tingkat kepekaan batin (kesatuan kesadaran
(pancer) dan sedulur papat) untuk bisa mendeteksi dan melihat "sesuatu" yang gaib. Itulah juga
sebabnya orang-orang yang sudah meninggal, di alam roh sukmanya belum tentu langsung bisa
melihat mahluk halus lain, walaupun kondisinya sudah menjadi roh / arwah dan berada di alam roh
(beruntunglah dirinya bila ada saudara / leluhur yang mendatanginya, sehingga di alam roh ia tidak
merasa sendirian). Yang di alam roh sudah bisa melihat mahluk halus lain juga belum tentu bisa
melihat mahluk halus yang kesaktiannya atau dimensinya tinggi. Semuanya itu tergantung pada
kepekaan batinnya semasa hidupnya sebagai manusia.

Kemampuan melihat gaib tidak begitu saja secara otomatis terjadi pada orang-orang yang telah
terbuka cakra mata ketiganya di dahi atau cakra di ubun-ubun kepala atau cakra mahkota, misalnya
yang dibuka dengan tenaga dalam / prana / kundalini. Dengan telah terbukanya cakra mata ketiga
dan cakra di ubun-ubun kepala akan mempermudah "jalur komunikasi" antara sedulur papat di luar
tubuh dengan sukma di dalam tubuh. Tetapi untuk bisa melihat gaib tidak cukup hanya dengan
membuka dan mengolah cakra-cakra tubuh, tetapi harus dilatih untuk kepekaan dan ketajaman rasa
/ batin dan keselarasan roh pancer dan sedulur papatnya.

Untuk bisa melihat gaib cakra-cakra itu harus dibuka untuk tujuan melihat gaib, bukan dengan cara
dan tujuan yang sama dengan yang untuk tujuan pengolahan energi. Karena itu banyak orang yang
menjadi kecewa yang setelah cakra-cakranya dibuka ternyata ia masih juga tidak bisa melihat gaib.
Untuk tujuan melihat gaib pembukaan cakra-cakra itu harus dengan sugesti menggerakkan sukma
(atau dengan cara memberikan khodam melihat gaib atau memasukkan khodamnya ke dalam kepala
/ badan yang nantinya kemampuannya melihat gaib akan sama dengan yang disebut melihat gaib
dengan bantuan khodam yang itu bukan sesuatu yang Penulis prefer).

Rahasia kemampuan mendeteksi dan melihat gaib bukan pada telah terbukanya cakra-cakra tubuh
dan tidak harus lebih dulu cakra-cakranya dibuka, tetapi ada pada tingkat kepekaan rasa dan batin.

Rahasia kemampuan melihat gaib ada pada tingkat kepekaan rasa dan batin dan keselarasan antara
kesadaran (pancer) dan para sedulur papat dan komunikasinya. Pergerakan para sedulur papat ini
tidak banyak diketahui orang, karena walaupun banyak orang bisa melihat gaib, tetapi jarang sekali
bisa melihat roh sedulur papat, karena dimensinya lebih halus dan lebih sulit dilihat daripada
kuntilanak, gondoruwo atau dedemit lainnya atau roh-roh halus tingkat rendah lainnya yang biasa
dilihat orang (roh sedulur papat bahkan lebih sulit dilihat dibanding melihat bangsa Dewa yang para
mahluk haluspun belum tentu bisa melihatnya. Tetapi pada kasus orang-orang yang sedulur papat
terpisahnya ditawan oleh mahluk halus lain, mahluk halus lain itu mungkin tidak melihat sedulur
papatnya itu, tapi bisa merasakan keberadaan energinya).

Kekuatan batin / sukma dan kepekaan rasa menentukan tingkat dimensi gaib yang bisa dideteksi.
Semakin peka batinnya dan kuat sukmanya, semakin tinggi tingkatan dimensi gaib yang bisa
dideteksinya.

Melihat gaib dengan mata ketiga biasanya hanya dapat untuk melihat mahluk gaib tingkat rendah
saja dan yang jaraknya tidak jauh. Bila sukmanya dan energi cakra mata ketiganya kurang kuat, maka
bila digunakan untuk melihat jauh, yang dilihatnya hanya samar-samar saja, atau malah blank tidak
tampak apa-apa. Karena itulah sedulur papatnya terpaksa harus keluar dari tubuh untuk mendekati
objek yang ingin dilihat.

Pada tingkatan dasar melihat secara batin dapat digunakan untuk mendeteksi tingkatan dimensi gaib
rendah sampai menengah. Tetapi bila kepekaan batin dan kekuatan sukmanya sudah tinggi akan
dapat juga ia mendeteksi tingkatan gaib berdimensi tinggi dan kekuatan sukmanya dapat digunakan
untuk menundukkan mahluk gaib kelas atas.

Melihat secara roh bisa untuk mengetahui keberadaan mahluk halus tingkat rendah sampai yang
berdimensi tinggi, juga bisa untuk mempelajari pengetahuan gaib berdimensi tinggi. Pengetahuan
gaib yang didapatkan itu bukan hanya tentang kegaiban biasa, tetapi juga mengarah pada kegaiban
dunia spiritual dan ketuhanan.
Pada masa sekarang ini banyak orang yang ingin bisa melihat gaib, ingin bisa melihat gaib dengan
mata ketiga saja yang dianggapnya bisa mudah melihat gaib dan penglihatan gaibnya jelas, dan
menganggap melihat gaib secara batin bersifat mengawang-awang, tidak handal, tidak meyakinkan
dan tidak bisa dibanggakan. Tetapi yang tidak disadari oleh umum adalah bahwa kelemahan melihat
secara batin itu hanya terjadi pada orang-orang yang hanya mengandalkan kepekaan rasa saja untuk
melihat gaib, yang tidak mempunyai kemampuan lain yang lebih dari itu, karena tujuan mereka
hanyalah ingin bisa melihat gaib saja.

Pada orang-orang yang menekuni dunia kebatinan dan spiritual, peka rasa dan kemampuan melihat
secara batin adalah (hanyalah) kemampuan dasar saja yang adalah modal utama untuk
mempelajari kemampuan kebatinan dan spiritual yang lebih tinggi lagi yang akan mengantarkan
seseorang menjadi linuwih dan waskita. Kemampuan peka rasa dan melihat secara batin gunanya
bukan semata-mata untuk hanya bisa melihat gaib, tetapi bersifat umum untuk kepekaan kegaiban
dalam segala bidang kehidupan.

Orang-orang yang mampu melihat gaib secara roh kebanyakan adalah orang-orang yang sudah
mampu "melihat" secara batin untuk mengetahui dimensi gaib tingkat tinggi, terutama adalah
orang-orang yang menekuni dunia spiritual ketuhanan. Dengan demikian kemampuan melihat gaib
secara roh bukanlah suatu jenis keilmuan khusus yang bisa dipelajari tersendiri untuk kemudian
diturunkan ilmunya, tetapi merupakan pengembangan / peningkatan kualitas dari kemampuan
melihat secara batin untuk orangnya bisa lebih dalam lagi masuk ke dalam dunia kegaiban.

Kalau sudah terbiasa mengasah kepekaan rasa, biasanya sukma kita juga akan bekerja, sehingga kita
dapat mendeteksi keberadaan sesuatu yang gaib dan juga bisa terbayang sosoknya seperti apa.
Kalau kita bisa fokus kuat dan lama pada kepekaan rasa, maka gambaran yang kita terima juga akan
jelas. Dengan cara ini kita sudah menjalin komunikasi dengan sukma kita, sehingga pemberitahuan
dari mereka berupa ide / ilham dan gambaran gaib bisa kita terima dengan baik sinyalnya di dalam
pikiran kita dan kemampuan ini akan sama dengan melihat secara batin.

Bila kemampuan melihat secara batin dan roh digunakan untuk menerawang tempat atau objek
yang jauh, biasanya cakra di ubun-ubun kepala dan cakra mahkota energinya akan menguat, akan
terbentuk dan terbuka sedikit demi sedikit. Bila terlalu dipaksakan maka akan cepat lelah pikirannya.
Tetapi bila sudah terbiasa, maka energi cakra di kepalanya akan kuat dan akan mampu juga melihat
dimensi gaib tingkat tinggi. Selain itu, sukmanya juga akan meningkat kekuatannya dan memiliki
kekuatan batin / roh yang tajam yang bisa digunakan melalui desakan nafas, sorot mata atau
langsung dengan kekuatan pikiran untuk menyerang / mengusir / menangkap mahluk halus atau
untuk menembus tabir-tabir kegaiban.

Catatan:

Prinsip dasar melihat gaib adalah kepekaan batin dan rasa untuk menangkap sinyal berupa
gambaran gaib yang dikirimkan oleh sukma / roh kita dalam bentuk ilham / bayangan penglihatan
yang mengalir di pikiran kita. Dalam hal ini konsentrasinya ada pada fokus rasa batin, bukan pikiran.
Kalau setelah kita menerima gambaran gaib itu kemudian kita memperjelas gambarannya dengan
berpikir, biasanya kemudian gambaran gaib itu akan hilang. Karena itu tetaplah fokus pada batin,
bukan pikiran. Biarkan gambaran gaibnya terus mengalir terbayang dalam pikiran kita sampai
lengkap detailnya dan kita usahakan bisa lama berkonsentrasi batin seperti itu, jangan terus beralih
menggunakan pikiran (istirahatkan pikiran, batin yang bekerja). Dalam hal ini kita tidak
mengedepankan nalar / pikiran, tetapi penerimaan batin, sesudah itu barulah dinalar dengan
pikiran.

Sebagai penjelasan, manusia terdiri dari 2 unsur pokok, yaitu tubuh biologis dan roh.

Roh manusia terbagi menjadi 2, yaitu roh Pancer dan roh Sedulur Papat. Roh Sedulur Papat
mendampingi Pancer, karena ada ikatan kuat di antara mereka. Tetapi mereka tidak sungguh-
sungguh menyatu, mereka terpisah (kecuali setelah si manusia meninggal dan roh-rohnya menyatu
menjadi arwah).

Dalam kehidupan sehari-hari roh manusia ada di dalam tubuh biologisnya. Roh itu menentukan ada
tidaknya energi kehidupan di dalam tubuh manusia. Roh itu menentukan berfungsinya bagian-
bagian tubuh manusia, organ-organ dan saraf, dan otak / pikiran manusia, dan menghidupkan saraf-
saraf motorik sehingga manusia bisa berjalan. Roh menjadi penunjang kehidupan manusia.

Roh Pancer hadir secara biologis manusia. Berpikir dan berperasaan, berlogika, merencanakan
kehidupan, merasa lapar, merasa sakit, ingin kaya, ingin hidup mulia, dsb, semuanya adalah biologis
manusia. Dalam hal ini Roh Pancer manusia hadir, bertindak dan berkesadaran sebagai mahluk
biologis.
Roh Pancer hadir di dalam kesadaran, hati dan pikiran, sehingga yang dominan berperan dalam
sehari-harinya manusia adalah Roh Pancer.

Roh Sedulur Papat keberadaannya bersifat mendampingi Pancer dan membantu membentuk
kebijaksanaan dan memberikan peringatan-peringatan (dalam bentuk ide dan ilham, bisikan hati /
nurani dan mimpi).

Roh Pancer hadir di dalam kesadaran dan berpikir manusia, tetapi roh sedulur papat tidak
menentukan jalan berpikir manusia. Roh sedulur papat tidak menyatu dengan pikiran manusia,
tetapi hanya bersifat membantu membentuk kebijaksanaan dan memberikan peringatan-peringatan
dalam bentuk rasa dan firasat (dan mimpi), gambaran-gambaran gaib, ide-ide dan ilham, yang
mengalir di dalam pikiran manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita sok berlogika, atau tidak peduli situasi,
mengesampingkan bisikan hati dan kebijaksanaan, atau lebih mengutamakan dogma dan doktrin,
pemikiran sendiri, pendapat sendiri dan ke-Aku-an. Itulah sebabnya kita tidak akrab dengan rasa dan
firasat. Tetapi bila kita mau peka dan memperhatikan rasa dan firasat, ide-ide dan ilham, maka kita
akan memiliki naluri dan insting yang tajam. Dengan cara demikian kita sudah mengakrabkan diri
dengan para Sedulur Papat dan sudah memperhatikan komunikasi yang mereka lakukan.

Seseorang yang dalam hidupnya dominan mengutamakan sikap berpikirnya atau sok berlogika,
menonjolkan kepintarannya, mengutamakan pendapat sendiri dan ke-Aku-an dan dogma / doktrin,
atau tidak peduli situasi, dan mengesampingkan bisikan hati dan kebijaksanaan, maka ia lebih
mengedepankan aspek biologisnya, aspek manusia keduniawiannya, sehingga ia tidak peka terhadap
sesuatu yang bersifat roh, rasa dan firasat. Tetapi seseorang yang selalu menjaga peka batin,
memperhatikan rasa dan firasat, ia akan tajam nalurinya, dan mungkin juga mengerti tentang
kegaiban alam, karena ia kental berhubungan dengan rohnya.

Roh kita sebagai Pancer, sebenarnya juga bersifat roh, sehingga sebenarnya kita juga dapat
mengetahui hal-hal yang bersifat roh. Tetapi sehari-harinya roh Pancer ini terbelenggu dalam
kehidupan biologis manusia, banyak memunculkan ego dan keAkuan, sehingga manusia tidak peka
dengan hal-hal yang bersifat roh, apalagi atas hal-hal yang bersifat ke-Allah-an. Karena itu seringkali
seseorang harus bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, harus bisa melepaskan belenggu
keduniawiannya (bukan meninggalkan keduniawiannya, tetapi melepaskan belenggu keduniawian)
untuk bisa mendalami hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan.
Bila kita dekat dengan para Sedulur Papat (peduli / memperhatikan), karena sifat keberadaan
mereka mendampingi kita sebagai Pancer, maka mungkin kita juga akan bisa peka rasa mengenai
keberadaan roh-roh lain dan dapat peka rasa mengenai sesuatu kejadian sebelum kejadiannya
terjadi (weruh sakdurunge winarah) melalui pemberitahuan dari mereka sebelumnya.
Pemberitahuan / peringatan dari para Sedulur Papat ini bisa berupa suatu kejadian perlambang,
rasa, firasat, mimpi, wangsit / penglihatan / bisikan gaib, ide-ide dan ilham, dsb. Diperlukan
kepekaan rasa dan batin untuk dapat menangkap sinyal komunikasi dari para Sedulur Papat dan
untuk bisa mengetahui maksud dan artinya.

----------

Pada masa sekarang banyak orang yang ingin bisa melihat gaib, sehingga mereka juga rela
mengeluarkan sejumlah rupiah untuk bisa instan melihat gaib (walaupun akhirnya banyak juga yang
tetap tidak bisa melihat gaib walaupun sudah banyak mengeluarkan rupiah).

Pengertian melihat gaib dengan mata ketiga di atas, yang pada masa sekarang banyak orang
menyebutnya sebagai penglihatan mata ketiga, atau ilmu batin, atau ilmu mata batin, yang
dikatakan orang bisa melihat gaib dengan menggunakan cakra mata ketiga, adalah pengertian orang
pada masa sekarang yang berorientasi hanya ingin bisa melihat gaib saja, yang menganggap
kemampuan melihat gaib adalah sesuatu yang sangat istimewa, bahkan dikultuskan dan dikatakan
sebagai kemampuan gaib tingkat tinggi, yang sudah membuat banyak orang ingin bisa melihat gaib
dengan cakra mata ketiga yang berada di dahi di antara 2 alis mata, yang umumnya pengertian itu
berkembang di kalangan ilmu gaib dan ilmu khodam.

Pengertian itu tidak sejalan dengan pengertian di dunia keilmuan kebatinan dan spiritual karena
umumnya cara itu sulit dikembangkan untuk bisa melihat / mendeteksi kegaiban tingkat tinggi, sulit
untuk bisa digunakan melihat dewa dan buto, apalagi untuk bertarung berkelahi (kontak energi)
melawan mahluk halus tingkat tinggi sekelas dewa dan buto. Cara itu juga tidak mendatangkan
pengetahuan gaib yang berdimensi tinggi, seperti pengetahuan tentang dewa dan wahyu dewa atau
tentang rahasia kegaiban hidup lainnya yang mengantarkan orang menjadi waskita, sehingga untuk
dipandang mumpuni orang akan banyak memunculkan dogma dan pengkultusan yang seringkali
tidak sejalan dengan kondisi kegaiban aslinya tetapi dogma dan pengkultusan itu harus dipercaya
sebagai benar.
Di dunia kebatinan dan spiritual, semua kemampuan melihat gaib di atas, terutama melihat secara
batin dan melihat secara roh, adalah apa yang disebut sebagai penglihatan mata ketiga , artinya
orangnya mempunyai kemampuan untuk melihat sesuatu dengan selain mata wadagnya, yang
kemampuan itu akan mendatangkan pengetahuan tersendiri, kebijaksanaan tersendiri,
mendatangkan kebijaksanaan spiritual tentang kegaiban hidup dan kegaiban alam, yang akan
mengantarkan seseorang memiliki hikmat kebijaksanaan kesepuhan dalam dirinya, peka sasmita,
menjadi linuwih dan waskita.

Begitu juga dengan indera keenam. Yang dimaksud indera keenam adalah kepekaan seseorang
untuk menginderai sesuatu yang tidak kelihatan mata, dan itu tidak harus orangnya bisa melihat
gaib, karena pengertian indera keenam itu terutama adalah kemampuan peka rasa seseorang untuk
bisa mendeteksi dan memahami sesuatu yang tidak tampak mata wadagnya, yang tidak dapat
diinderai dengan panca inderanya. Kepekaan indera keenam banyak terasah pada orang-orang yang
selalu menjaga kepekaan batinnya, yang selalu menjaga untuk selalu bisa peka rasa dan tanggap
firasat, mengerti kegaiban, bukannya bisa melihat gaib tapi tidak tanggap sasmita.

Pada orang-orang yang tekun mendalami kebatinan / spiritual dan tapa brata, peka rasa dan batin,
weruh sak durunge winarah, melihat gaib, terawangan gaib, melolos sukma, medhar sukma, dsb,
biasanya merupakan kemampuan yang tidak terpisahkan dari kegaiban mereka, merupakan
kemampuan gaib yang menyatu dengan diri mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang
linuwih dan waskita. Biasanya kemampuan atas ilmu-ilmu tersebut tidak secara khusus dipelajari,
tetapi terjadi dengan sendirinya sebagai efek dari ketekunan penghayatan kebatinan / spiritual, laku
prihatin, semedi dan tapa brata mereka.

Ada pembaca yang bertanya tentang apa tandanya seseorang sudah bisa melihat gaib secara roh,
yang berbeda dengan melihat gaib secara batin.

Biasanya orang tidak membeda-bedakan cara-cara melihat gaib, karena tujuannya adalah hanya
untuk bisa melihat gaib saja, terserah bagaimana caranya. Pembedaan istilah melihat gaib dengan
mata ketiga, melihat gaib secara batin dan melihat gaib secara roh dilakukan oleh Penulis supaya jika
kita bisa membedakannya dan tahu cara kerjanya, maka masing-masing kemampuan itu bisa
ditingkatkan menjadi kemampuan yang lebih tinggi lagi.

Melihat secara roh adalah kemampuan tingkat lanjut dari melihat secara batin, sehingga di dalamnya
ada banyak hal yang mirip yang membuat sulit untuk membedakan melihat secara roh dengan
melihat secara batin. Yang utama membedakannya adalah tingkat kemampuannya.
Melihat secara roh biasanya terkait dengan kemampuan lain seperti merogoh sukma atau medhar
sukma, atau kemampuan lain secara roh, sehingga penekanannya adalah mendayagunakan
kemampuan roh/ sukma, bukan batin lagi.

4. Melihat Gaib dengan bantuan Khodam

Selain 3 cara utama melihat gaib yang sudah diuraikan di atas, masih ada satu cara lagi dalam
melihat gaib, yaitu melihat gaib dengan bantuan khodam. Cara inilah yang umumnya berkembang di
kalangan keilmuan jaman sekarang.

Dengan cara ini bisanya orang melihat gaib adalah dengan orangnya menerima penglihatan gaib,
yaitu bukan orangnya bisa melihat gaib, tetapi ia menerima suatu gambaran gaib di dalam
pikirannya dari sesosok gaib tertentu tentang sosok-sosok gaib, atau tentang suatu objek di suatu
tempat, atau tentang suatu kejadian pada masa lalu atau masa depan, atau hal-hal gaib lainnya.

Cara melihat gaib ini banyak dilakukan oleh peramal-peramal dan spiritualis / paranormal dalam
meramalkan suatu kejadian, atau untuk melihat sesuatu yang gaib atau untuk melihat suatu objek di
tempat yang jauh, karena dengan cara ini mereka dapat melihat sesuatu kejadian atau sesuatu yang
gaib dengan cukup jelas di dalam pikiran mereka (orang Jawa sering menyebut ini sebagai kaweruh /
wangsit / wahyu).

Kemampuan ini seringkali didapatkan sejak seseorang masih kecil, sehingga sering disebut "bakat
bawaan lahir". Kondisi ini mirip seperti seseorang yang ketempatan gaib, yang tanpa pernah belajar
sebelumnya tetapi kemudian ia bisa mengobati orang atau bisa meramal.

Melihat gaib cara ini banyak terjadi pada orang-orang yang memiliki khodam ilmu / pendamping,
orang-orang yang di dalam tubuhnya ketempatan mahluk halus, dan orang-orang yang
mengamalkan ilmu gaib / mantra untuk melihat gaib. Penglihatan gaibnya itu diterima seseorang di
dalam pikirannya dari khodam ilmunya, khodam pendamping, atau sosok gaib lain yang
membantunya.
Sesosok gaib yang menjadi khodam bagi seseorang, selain yang dengan sengaja didatangkan atau
yang diberikan oleh orang lain, ada banyak yang datang sendiri kepada seseorang, baik yang masih
awam ataupun yang tekun rajin berzikir / wirid atau yang sedang ngelmu gaib dan kemudian
menjadi khodamnya.

Selain yang datang untuk menjadi khodam pendamping, banyak juga mahluk halus yang datang dan
masuk bersemayam di dalam badan / kepala seseorang, menjadikan tubuh orangnya sebagai
rumahnya yang baru (ketempatan mahluk halus) yang kejadian awalnya melalui proses ketindihan
(baca : Pengaruh Gaib thd Manusia).

Pada masa sekarang ini orang-orang yang dikatakan bisa melihat gaib dengan cakra mata ketiga,
yang dikatakan bisa melihat gaib dengan cukup jelas, apalagi yang kemampuannya itu terjadi dengan
sendirinya tanpa orangnya pernah melatih kepekaan melihat gaib, kebanyakan sebenarnya adalah
orang-orang yang dirinya mengalami ketempatan sesosok mahluk halus di dalam tubuhnya,
terutama di dalam kepalanya atau orangnya berkhodam (walaupun mungkin orangnya tidak
menyadari bahwa dirinya berkhodam).

Pada orang-orang itu sosok gaib di kepalanya itu memberinya banyak penglihatan gaib, termasuk
ilusi dan halusinasi. Ketika orangnya ingin melihat / menerawang jauh, karena kondisi kekuatan
sukma dan kebatinan orangnya masih lemah, tidak cukup kekuatannya untuk bisa melihat /
menerawang jauh, maka di luar sepengetahuannya sosok halus di dalam kepalanya itu memaksa
sedulur papatnya untuk keluar mendatangi objek yang ingin dilihatnya supaya penglihatannya
menjadi jelas. Sesudah sedulur papatnya itu melihat objeknya, kemudian mereka "melapor" kepada
sosok halus yang di dalam kepala melalui jalur energi cakra mata ketiga. Sesudahnya barulah
kemudian si sosok halus di dalam kepalanya itu memberikan penglihatan gaibnya itu kepada
orangnya (pancernya), sehingga orangnya "merasa" bisa melihat gaib. Tetapi apa saja isi penglihatan
gaibnya itu semuanya sudah "disetir" atau sudah "dibentuk" oleh sosok halus di kepalanya itu, tidak
semuanya asli apa adanya.

Tetapi dengan ia merasa bisa melihat gaib itu tanpa disadarinya ia sudah "memperbudak" sedulur
papatnya sendiri dan meresikokan sedulur papatnya untuk bertemu / berhadapan dengan mahluk-
mahluk halus di alam gaib.

Selain yang di dalam kepalanya ada juga orang-orang yang ketempatan sesosok mahluk halus di
dalam badannya. Pada orang-orang ini sosok gaib di dalam badannya itu juga memberikan banyak
penglihatan gaib, termasuk ilusi dan halusinasi. Tetapi ketika orangnya ingin melihat / menerawang
jauh, biasanya sosok halus di badannya itu tidak memaksa sedulur papatnya untuk keluar
mendatangi objek yang ingin dilihatnya, sehingga penglihatan gaibnya tidak cukup jelas
dibandingkan orang-orang yang ketempatan mahluk halus di kepalanya. Tetapi kasusnya sama juga,
apa saja isi penglihatan gaibnya itu semuanya sudah "disetir" atau sudah "dibentuk" oleh sosok halus
di badannya itu, tidak semuanya asli apa adanya.

Selain sesosok halus yang berdiam di dalam kepala / badan, ada juga orang-orang yang memiliki
khodam ilmu atau khodam pendamping. Khodam-khodam itu juga banyak yang sering memberikan
gambaran gaib kepada orangnya sehingga orangnya "merasa" bisa melihat gaib (merasa mengerti
gaib).

Pada orang-orang itu, yang merasa bisa melihat gaib karena dirinya menerima penglihatan gaib dari
sesosok mahluk halus di dalam tubuhnya, atau menerima penglihatan gaib dari khodam ilmu /
pendampingnya, yang sebenarnya bukan orangnya sendiri yang bisa melihat gaib, tetapi orangnya
merasa bisa melihat gaib karena si mahluk halus itu memberinya gambaran gaib, yang orangnya
merasa bisa melihat gaib karena ia menerima gambaran gaib yang mengalir di dalam kepalanya dari
khodamnya, kemampuan mereka melihat gaib itu oleh Penulis dikategorikan sama dengan melihat
gaib dengan bantuan khodam.

Dalam hal ini orang-orang tersebut "merasa" dapat melihat gaib karena mereka menerima suatu
gambaran gaib di dalam pikirannya dari sesosok halus yang bertempat di dalam tubuhnya atau dari
khodamnya itu, tetapi seringkali yang dilihatnya itu bukanlah kondisi gaib yang sebenarnya, banyak
yang palsu / fiktif. Malah seringkali terjadi sosok halus yang di dalam tubuhnya itu memenuhi
kepalanya dengan gambaran-gambaran gaib fiktif, sehingga orangnya sering berilusi / berhalusinasi.
Ada yang bahkan orangnya "merasa" rohnya dibawa keluar dari tubuhnya (merasa bisa merogoh
sukma) untuk berjalan-jalan atau melihat-lihat alam gaib, tetapi seringkali itu juga bukanlah alam
gaib yang sesungguhnya, hanya rasa suasananya saja yang mirip, dan tidak sungguh-sungguh rohnya
keluar dari tubuhnya, tidak sungguh-sungguh ia merogoh sukma.

Kemampuan melihat gaib pada orang-orang ini didapat sendiri tanpa pernah belajar, tanpa usaha,
tanpa perlu menjalankan suatu laku tirakat, tanpa melatih kepekaan melihat gaib, dan bukan berasal
dari kemampuannya sendiri, karena penglihatan gaibnya itu diterimanya saja di dalam pikirannya
yang seringkali siapa sosok yang memberikan gambaran gaibnya orangnya juga tidak tahu.
Walaupun orangnya "merasa" bisa melihat gaib, tetapi sebenarnya ia tidak bisa melihat gaib kalau
tidak dibantu, kalau tidak diberikan gambaran gaibnya, karena ada gambaran gaib yang diterimanya
di dalam pikirannya maka ia merasa bisa melihat gaib.
Dengan adanya uraian di atas, maka untuk kita yang merasa bisa melihat gaib, yang kemampuan itu
terjadi dengan sendirinya tanpa kita pernah melatih kepekaan rasa, tanpa kita pernah melatih
kepekaan batin untuk bisa melihat gaib, apalagi kalau kita sering melihat gaib di saat-saat yang tidak
kita inginkan, melihat gaibnya mengalir sendiri di luar kontrol kita, sebaiknya menjadi bahan
tersendiri untuk kita berwaspada, jangan-jangan kita sendiri sudah mengalami diri kita ketempatan
sesosok mahluk halus, entah di dalam kepala ataupun di dalam badan kita, atau mungkin juga
sebenarnya kita memiliki sesosok khodam pendamping.

Begitu juga upaya kita untuk meminta dibukakan mata batin atau mata ketiga kita untuk bisa
melihat gaib, yang melihat gaibnya bukan hasil usaha kita sendiri dalam melatih kepekaan batin,
harus juga diwaspadai, jangan sampai caranya membuat kita bisa melihat gaib itu adalah dengan
cara memasukkan / mengisikan mahluk halus (khodam) ke dalam kepala kita, yang kalau itu berhasil
terjadi, maka kemudian kita akan merasa bisa melihat gaib, tetapi nantinya kepala kita akan
dipenuhi oleh ilusi dan halusinasi, dan penglihatan gaib kita tidak semuanya sesuai dengan aslinya
apa adanya. Banyak fiktifnya.

Terhadap semua bentuk pengisian ilmu dan khodam yang langsung mengisikannya ke dalam tubuh
kita haruslah kita lebih berhati-hati, terutama pada efek samping selanjutnya, karena jika ternyata
nantinya ada resiko negatifnya yang benar-benar kita alami, tidak semua orang mampu mendeteksi
faktor penyebabnya, apalagi untuk menangkal dan menanggulanginya. Tidak semua orang yang bisa
melihat gaib, termasuk para spiritualis kawakan, bahkan gurunya sendiri, mampu dengan benar
mendeteksi / melihat sosok gaib yang berdiam di dalam badan atau kepala seseorang. Seringkali
mereka sendiri malah ditipu penglihatan gaib dan pengertiannya, sehingga akan keliru dan
mengatakan bahwa orang yang ketempatan mahluk halus itu mempunyai khodam penjaga, khodam
macan, khodam leluhur, dsb. Dengan demikian mereka tidak dapat mendeteksi dengan benar untuk
menilai sisi negatifnya, apalagi untuk menangkalnya.

Tetapi melihat gaib dengan cara menerima penglihatan gaib itu bisa juga dipelajari. Ada banyak
amalan ilmu gaib yang tujuannya khusus untuk orang bisa melihat gaib, untuk mendatangkan
penglihatan gaib, atau untuk menggerakkan khodam ilmu / pendamping untuk memberikan
penglihatan gaib atau untuk merogoh sukma.

Proses awal yang umum untuk mempelajarinya adalah dengan cara "pengisian ilmu / khodam"
(diijazahkan). Biasanya sesosok mahluk halus disatukan dengan seorang murid dengan cara
memberikan air minum yang dibumbui minyak dan mantra, rajah gaib, kapsul telan atau media
spiritual lainnya. Tapi banyak juga orang yang tanpa pernah diisi tapi sudah berkhodam, karena ada
banyak sosok gaib yang datang sendiri kepada seseorang yang tekun berzikir / wirid, laku prihatin,
tirakat, ataupun kepada orang yang masih awam dan kemudian menjadi khodamnya (atau masuk
bersemayam di dalam badan atau kepalanya).

Dengan bantuan khodam seseorang bisa melihat gaib dengan cara :

1. Sosok gaib itu memberikan gambaran penglihatan gaib di dalam pikirannya.

2. Orangnya membacakan amalan gaib untuk melihat gaib atau untuk merogoh sukma.

3. Sosok gaib itu memberikan mimpi-mimpi rohnya keluar dari tubuhnya melihat-lihat alam gaib
(bermimpi keluar dari tubuhnya).

Kelemahan melihat gaib dengan bantuan khodam dan dengan amalan / mantra adalah bahwa
kondisi alam gaib yang dilihat oleh si manusia mungkin saja adalah kondisi gaib yang sebenarnya,
tetapi kadangkala juga palsu (fiktif / ilusi / halusinasi) atau hanya merupakan pencitraan saja, atau
perlambang saja dari sesuatu yang gaib, karena apa yang dilihatnya itu bukanlah kondisi / kejadian
gaib yang sesungguhnya ia lihat, tetapi adalah gambaran gaib yang diberikan oleh si khodam, yaitu
gambaran gaib yang si khodam ingin supaya si manusia melihatnya, bukan sungguh-sungguh
orangnya bisa melihat gaib. Kebisaannya melihat gaib lebih banyak ditentukan oleh khodamnya itu.

Jadi, selain 3 cara utama di atas, yaitu melihat gaib dengan mata ketiga, melihat gaib secara batin
dan melihat gaib secara roh, masih ada satu cara lagi untuk melihat gaib, yaitu melihat gaib dengan
dibantu khodam atau menggunakan amalan / mantra melihat gaib.

Cara melihat gaib yang terakhir ini, yaitu melihat gaib dengan bantuan khodam dan yang
menggunakan amalan / mantra dipisahkan tersendiri dan diurutkan belakangan, karena bukan
merupakan cara melihat gaib yang menjadi rekomendasi Penulis, karena seringkali terjadi
penglihatan gaib cara ini tidak bisa diandalkan keakuratannya, tidak riil, banyak berupa ilusi dan
halusinasi, atau hanya berupa pencitraan dan perlambang saja, bukan kondisi kegaiban yang
sesungguhnya, tetapi justru cara inilah yang sekarang umum dan paling banyak dilakukan orang
dalam melihat gaib, yang umumnya terjadi pada orang-orang yang bisa melihat gaib tanpa orangnya
pernah melatih peka rasa untuk bisa mendeteksi / melihat gaib.

Penglihatan gaib yang tidak riil ini biasanya dialami oleh orang-orang yang berkhodam atau orang-
orang yang di dalam badannya atau di dalam kepalanya ada ketempatan mahluk halus, atau pada
orang-orang yang sudah terbiasa menggunakan mantra / amalan melihat gaib.
Penglihatan gaib tidak riil yang biasanya dialami oleh orang-orang yang berkhodam atau pada orang-
orang yang sudah terbiasa menggunakan mantra / amalan melihat gaib biasanya berupa citra dan
perlambang saja yang menggambarkan arti dan makna kegaiban yang sesungguhnya. Bukan palsu /
fiktif, tetapi hanya berupa citra dan perlambang saja dari kegaiban yang sesungguhnya. Kejadian
gaibnya benar terjadi, sosok gaibnya benar ada, tetapi yang dilihatnya itu hanya berupa kejadian
gaib dan sosok wujud yang sesuai citra dan perlambangnya saja yang menggambarkan arti dan
makna kegaibannya.

Penglihatan gaib yang palsu / fiktif paling banyak dialami oleh orang-orang yang ketempatan mahluk
halus jenis sukma / arwah manusia di dalam kepala / badannya. Seringkali kejadian gaibnya fiktif /
palsu, kejadian gaibnya tidak sungguh-sungguh terjadi dan seringkali sosok-sosok gaibnya juga tidak
sungguh-sungguh ada (hanya ilusi / halusinasi), karena itu adalah gambaran gaib rekayasa si sukma
tersebut untuk dilihat oleh si manusia.

Dalam kondisi ilusi dan halusinasi yang parah seringkali penglihatan dan gambaran gaibnya fiktif /
palsu, kejadian gaibnya tidak sungguh-sungguh terjadi dan sosok-sosok gaibnya tidak sungguh-
sungguh ada (hanya ilusi / halusinasi), karena itu adalah gambaran gaib rekayasa si khodam yang
ingin supaya si manusia melihatnya, bukan sungguh-sungguh orangnya bisa melihat gaib.

Bahkan ada juga orang yang sampai diberikan halusinasi sedemikian rupa sampai orangnya merasa
bisa merogoh sukma, merasa rohnya keluar dari badannya berjalan-jalan di alam gaib, dan di alam
gaib ia melihat / bertemu dengan gaib-gaib lain, tetapi itu juga fiktif. Kejadian ia merogoh sukma itu
tidak sungguh-sungguh terjadi, tidak sungguh-sungguh rohnya keluar dari tubuhnya dan ia berjalan-
jalan di alam gaib, tidak sungguh-sungguh orangnya merogoh sukma. Itu hanya ilusi / halusinasi saja.

Ilusi / halusinasi paling banyak diberikan kepada orang-orang yang ketempatan mahluk halus di
dalam kepalanya yang kejadian awalnya melalui proses ketindihan yang orangnya oleh si gaib ada
yang sampai dibuat mati suri yang selama mati suri itu orangnya dibuat merasa seolah-olah dirinya
sudah benar-benar mati, merasa rohnya benar-benar keluar dari tubuhnya masuk ke alam kubur.
Tetapi pada kasus mati suri itu juga orangnya tidak sungguh-sungguh mati dan rohnya tidak
sungguh-sungguh keluar dari tubuhnya. Hanya ilusi.

Ketempatan mahluk halus di kepala juga banyak dialami oleh orang-orang yang ngelmu gaib dengan
cara pati geni dan tapa pendem yang sesudah melakoni itu orangnya kemudian merasa berilmu,
merasa bisa melihat gaib.
Penglihatan gaib yang palsu / fiktif paling banyak dialami oleh orang-orang yang ketempatan mahluk
halus jenis sukma manusia. Seringkali kejadian gaibnya fiktif / palsu, kejadian gaibnya tidak sungguh-
sungguh terjadi dan seringkali sosok-sosok gaibnya juga tidak sungguh-sungguh ada (hanya ilusi /
halusinasi), karena itu adalah gambaran gaib rekayasa si sukma tersebut untuk dilihat oleh si
manusia.

Bahkan ada juga orang yang sejak awalnya sudah ditipu, dibuat mati suri, dibuat berilusi melihat
alam kubur, surga / neraka, dsb, dibuat sedemikian rupa supaya orangnya nantinya merasa sudah
pernah benar-benar meninggal. Sesudahnya ada juga yang orangnya diberikan halusinasi sedemikian
rupa sampai orangnya merasa bisa merogoh sukma, merasa rohnya keluar dari badannya berjalan-
jalan di alam gaib, dan di alam gaib ia melihat / bertemu dengan gaib-gaib lain. Tetapi itu semuanya
fiktif. Kejadian ia merogoh sukma itu tidak sungguh-sungguh terjadi, tidak sungguh-sungguh rohnya
keluar dari tubuhnya dan ia berjalan-jalan di alam gaib, tidak sungguh-sungguh orangnya merogoh
sukma. Itu hanya ilusi / halusinasi saja. Dan juga tidak sungguh-sungguh ia pernah mati.

Tetapi jika mahluk halus yang masuk ke dalam kepalanya adalah selain jenis sukma manusia,
misalnya bangsa jin, biasanya penglihatan gaibnya tidak parah fiktifnya. Ada kalanya kejadian
gaibnya benar terjadi, sosok gaibnya benar ada, hanya saja yang dilihatnya itu bukanlah kejadian
gaib dan sosok wujud mahluk halus yang aslinya. Biasanya yang dilihatnya hanyalah perlambang saja
yang menggambarkan arti dan makna kegaibannya. Biasanya itu bukanlah maksudnya khodamnya
itu menipu si manusia, tapi itu adalah caranya ia membantu si manusia mengerti gaib. Hanya saja
semua penglihatan yang sifatnya perlambang itu seringkali disalah-artikan oleh orangnya sebagai asli
benar sesuai apa yang ia lihat.

Mengenai kasus-kasus ketempatan mahluk halus ini silakan dibaca tulisan : Pengaruh Gaib thd
Manusia.

Singkatnya, secara keseluruhan ada 4 cara dalam melihat gaib, tetapi yang utama adalah 3 cara saja,
yaitu melihat gaib dengan mata ketiga, melihat secara batin, melihat secara roh. Dari ketiga cara
melihat gaib itu hubungan antara roh pancer dan sedulur papat bersifat pokok yang akan
menentukan kemampuan dan kualitas seseorang dalam melihat gaib. Dan terakhir adalah melihat
gaib dengan bantuan khodam yang kebisaannya melihat gaib lebih banyak ditentukan oleh
khodamnya itu.
Sukma / roh manusia terbagi dalam 2 unsur, yaitu roh pancer dan sedulur papat.

Roh pancer adalah yang hadir pada kesadaran sehari-hari kita berpikir dan berperasaan.

Sedangkan sedulur papat bersifat mendampingi.

Pada tahap awalnya yang melihat gaib adalah sedulur papat kita itu. Kemudian atas apa yang
dilihatnya sedulur papat memberitahukannya kepada pancernya, sehingga kemudian kita sebagai
pancer merasa bisa melihat gaib. Karena itulah kalau seseorang hubungan pancer dan sedulur
papatnya kurang baik, kurang baik dalam penyatuan dan keselarasan rasa, biasanya dalam melihat
gaib ia hanya bisa melihat sekelebatan saja, gambaran gaibnya tidak utuh dan tidak jelas.

Begitu juga dalam hal berkomunikasi dengan gaib.

Dalam berkomunikasi dengan gaib, umumnya prosesnya adalah roh pancer (kita sendiri)
menyampaikan maksudnya kepada sedulur papatnya, kemudian sedulur papat kita itulah yang
berinteraksi dengan mahluk halus yang dituju. Dan jawaban komunikasi gaib yang kita terima
sebenarnya adalah jawaban dari mahluk halusnya kepada sedulur papat kita yang kemudian oleh
sedulur papat kita itu disampaikan kepada kita (pancer), bukan jawaban yang kita (pancer) terima
langsung dari mahluk halusnya.

Sedulur papat bisa mengetahui semua yang terpikirkan oleh pancernya, termasuk keinginan untuk
melihat / berkomunikasi dengan gaib, karena sedulur papat itu sebenarnya adalah satu kesatuan
dengan pancer sebagai sukma manusia. Bahkan sebenarnya antara pancer dan sedulur papat itu
juga sering berkomunikasi. Biasanya kita akan bisa merasakannya sebagai mengalirnya ide / ilham di
pikiran kita. Paling terasa adalah ketika kita sedang melamun, ada semacam tanya dan jawab yang
mengalir begitu saja diluar kontrol kita.

Tambahan :

Dalam olah sukma kita mengolah sukma kita, yaitu khusus mengolah roh kita, tentang apa yang
dapat dilakukan oleh roh kita di luar tubuh kita.
Seseorang yang belum pernah melakukan olah batin, berarti sukmanya masih lemah. Walaupun ada
guru yang dapat mengajari anda cara merogoh sukma, bila anda sendiri belum memiliki dasar
kekuatan kebatinan yang cukup, dengan mempertimbangkan efek buruk yang dapat terjadi,
sebaiknya jangan anda mencobanya. Apalagi bila di kemudian hari, tanpa pendamping, anda
mencoba melakukannya sendiri.

Resiko yang dapat terjadi, selain yang sudah disebutkan di atas, juga resiko karena berhubungan
dengan mahluk halus lain di alam gaib. Baca : Roh Manusia Lanjutan 2.

Dengan terawangan gaib anda bisa melihat ke tempat-tempat yang jauh dan tersembunyi. Tetapi
resikonya juga sama bila roh anda bertemu dengan roh halus lain. Banyak kejadian yang setelah roh
sedulur papatnya itu keluar jauh dari badannya, kemudian tidak dapat kembali lagi. Rohnya ditahan
/ ditangkap oleh mahluk halus lain. Akibatnya, orang itu akan terus-terusan melihat gaib, dan sosok
gaib yang menahan rohnya itu akan terus menghantuinya (karena sosok gaib itu memang menahan
roh sedulur papatnya dan roh sedulur papatnya yang ditangkap itu terus-terusan berhadapan
dengan sosok gaib itu). Sudah jelas bahwa orang itu kemudian akan terganggu jiwanya.

Lebih baik bila anda melatih lebih dulu kepekaan rasa (baca: Olah Rasa dan Kebatinan) sambil anda
belajar melihat secara batin, mempersiapkan mental dan menguatkan kebatinan anda. Bila sudah
mengerti resikonya (untuk kehati-hatian), sudah siap secara psikologis dan memang ingin bisa
melihat gaib, mintalah diajari cara melihat gaib dengan cakra mata ketiga saja, jangan merogoh
sukma. Kemampuan melihat gaib ini akan menjadi dasar yang baik sekali untuk mempelajari ilmu-
ilmu kebatinan yang lain, termasuk ilmu terawangan gaib dan ilmu merogoh sukma.

Memang walaupun kita sering berinteraksi dengan mahluk halus belum tentu kita mengalami
kejadian yang pahit. Tulisan ini dimaksudkan sebagai bahan pengetahuan saja supaya kita berhati-
hati, jangan sampai kita menjadi salah satu orang yang apes, mengalami pahitnya. Baca juga
: Kekhawatiran Melihat Gaib.

Ketidak-akuratan Dalam Melihat Gaib


Walaupun orang-orang yang sudah bisa melihat gaib merasa dirinya istimewa, merasa lebih daripada
orang lain yang umum, dan merasa apa yang dilihatnya adalah benar (bukan ilusi / halusinasi), tetapi
seringkali penglihatan gaibnya itu berbeda dengan yang dilihst oleh orang lain. Apa yang dilihatnya
itu hanya bisa dinikmatinya sendiri saja, karena orang lain yang sama-sama bisa juga melihat gaib
tidak melihat yang sama dengan yang mereka lihat, sehingga mereka menyalahkan penglihatan gaib
orang lain yang berbeda.

Terjadinya perbedaan-perbedaan dalam melihat gaib di antara orang-orang yang sudah bisa melihat
gaib ada banyak penyebabnya. Perbedaan yang utama adalah antara seseorang yang melihat gaib
berdasarkan aslinya kemampuannya sendiri melihat gaib dengan orang yang bisa melihat gaib
dengan bantuan khodam.

Ada beberapa hal yang menjadikan melihat gaib tidak akurat :

1. Melihat gaib dengan bantuan khodam atau amalan gaib.

2. Ber-ilusi membayang-bayangkan sosok gaibnya.

3. Sebelumnya sudah mempunyai sugesti / citra gaib sendiri.

4. Pengkultusan.

5. Dikelabui oleh gaib.

Uraiannya sbb :

1. Melihat gaib dengan bantuan khodam atau dengan amalan gaib.

Melihat gaib dengan bantuan khodam berarti ada suatu penglihatan gaib yang diterima oleh
seseorang di dalam pikirannya dari sesosok khodam ilmu, khodam pendamping, atau sosok gaib lain
yang berkenan memberikan penglihatan gaib kepadanya. Sosok gaib itu memberikan suatu
gambaran gaib di dalam pikiran seseorang, sehingga orangnya "merasa" bisa melihat gaib.

Cara penglihatan gaib ini banyak dilakukan oleh peramal-peramal dan spiritualis dalam melihat
sesuatu yang gaib atau dalam meramalkan suatu kejadian, karena dengan cara ini mereka dapat
melihat sesosok gaib atau suatu kejadian dengan cukup jelas di dalam pikirannya (orang Jawa sering
menyebut itu sebagai kaweruh / wangsit / wahyu). Ada juga wahyu spiritual yang diberikan Dewa
kepada orang-orang tertentu sehingga orang-orang itu bisa menyampaikan ramalan-ramalan atau
penglihatan gaib tentang kejadian-kejadian yang bahkan hingga beratus-ratus tahun ke depan atau
beratus-ratus tahun ke belakang.

Melihat gaib dengan cara menerima penglihatan gaib bisa juga dilakukan dengan membacakan suatu
amalan gaib. Ada banyak amalan dan mantra ilmu gaib yang tujuannya khusus untuk bisa melihat
gaib, untuk mendatangkan penglihatan gaib, untuk merogoh sukma, untuk bertemu sedulur papat
atau untuk bertemu mahluk halus tertentu.

Seseorang yang mempunyai khodam pendamping atau yang ketempatan sesosok halus tertentu di
dalam tubuhnya, ketika melihat gaib, yang dilihatnya adalah penglihatan gaib yang diberikan oleh
sosok halus tersebut yang bersamanya. Kadangkala dalam kondisi tertentu atau ketika sedang
berada di suatu lokasi tertentu khodamnya itu juga memberikan rasa dan penglihatan gaib tertentu
kepadanya. Adanya "pemberian" dari sosok halus tersebut menjadikan orang tersebut "merasa"
dapat mendeteksi dan melihat gaib.

Kadangkala sosok halus itu juga memberikan mimpi-mimpi tertentu kepadanya. Dalam hal ini jika
seseorang merasa bahwa mimpinya bukanlah mimpi biasa, maka ia harus mencaritahu arti
mimpinya itu, termasuk menanyakannya kepada sosok gaib yang telah memberinya mimpi itu, siapa
tahu itu adalah suatu bentuk pemberitahuan kepadanya atas sesuatu yang penting.

Kelemahan utama melihat gaib dengan bantuan khodam atau dengan amalan / mantra melihat gaib
adalah kondisi / kejadian gaib yang seseorang merasa melihatnya sebenarnya adalah gambaran gaib
yang diberikan oleh si khodam, yaitu gambaran gaib yang si khodam ingin supaya si manusia
melihatnya, bukan sungguh-sungguh orangnya bisa melihat gaib.

Kelemahan melihat gaib dengan bantuan khodam atau dengan amalan / mantra adalah bahwa
kondisi alam gaib yang dilihat oleh si manusia mungkin saja adalah kejadian yang sebenarnya, tetapi
bisa juga palsu, bukan yang sebenarnya, karena apa yang dilihatnya adalah gambaran gaib yang
diberikan oleh khodamnya, yaitu suatu gambaran gaib yang si khodam ingin supaya si manusia
melihatnya, yang kadangkala bukan penampakan atau kondisi alam gaib yang sesungguhnya, karena
khodamnya itu mempunyai maksud tertentu dengan gambaran gaib yang diberikannya kepada si
manusia.

Kelemahan lain melihat gaib dengan bantuan khodam atau dengan amalan gaib adalah bahwa
sosok-sosok gaib dan kondisi alam gaib yang dilihatnya seringkali adalah berupa pencitraan atau
perlambang saja.
Maksudnya pencitraan dan perlambang itu adalah bahwa orangnya menerima suatu gambaran gaib,
tetapi gambaran gaib itu bukanlah gambaran wujud / kondisi gaib yang aslinya, tetapi hanya mirip
saja dengan gambaran aslinya, atau gambaran itu bukanlah gambaran aslinya tetapi dari gambaran
itu nantinya orangnya akan menangkap maksud dan arti (citra) yang sama sesuai arti dan maksud
objek yang sesungguhnya. Walaupun gambarannya ada yang mirip dengan gambaran gaib yang
aslinya, tetap saja itu bukanlah yang sesungguhnya, hanya pencitraan dan perlambang saja.

Jika seseorang sudah terbiasa menggunakan bantuan khodam atau menggunakan amalan gaib, maka
semua yang dilihatnya adalah berupa "pencitraan" atas sesuatu yang menjadi objeknya, sesuai
dengan isi sugesti dalam amalan gaibnya, atau penglihatannya berupa "perlambang" saja yang
gambarannya sesuai dengan maksud dan arti objeknya.

Kelemahan melihat gaib ini bisa terjadi pada siapa saja yang menggunakan amalan / mantra dan
memiliki sesosok gaib / khodam bersamanya, baik orang-orang yang masih dalam taraf belajar,
maupun para praktisi paranormal dan spiritualis kawakan yang terbiasa menggunakan amalan dan
khodam untuk melihat gaib.

Ada juga seseorang yang sesosok halus leluhurnya memperhatikannya. Sosok sukma leluhur ada
yang tinggal di rumah seseorang, ada juga yang tampil mendampinginya. Sosok leluhur itu sering
memberitahu jika ada keberadaan sesosok halus tertentu dengan cara membisikkan di pikirannya
sekaligus memberikan gambaran sosok wujudnya, sehingga orangnya merasa peka rasa. Tetapi
tanpa disadarinya yang dilihatnya itu hanyalah berupa gambaran perlambang atau citranya saja yang
walaupun sama dengan arti kejadian dan sosok wujud gaibnya, tapi tetap saja itu bukanlah yang
sesungguhnya, hanya perlambang atau citranya saja yang sama.

Kelemahan lain dalam menggunakan bantuan khodam atau amalan gaib, terutama pada orang-
orang yang dirinya ketempatan mahluk halus jenis sukma / arwah, adalah banyaknya kejadian dan
gambaran gaib fiktif / halusinasi yang diberikan kepada seseorang sampai orangnya merasa bisa
melihat gaib, bisa merogoh sukma berjalan-jalan di alam gaib, bisa melihat atau pergi ke tempat-
tempat yang jauh, tetapi sebenarnya itu hanya halusinasi saja. Tidak sungguh-sungguh sukma orang
itu keluar dari raganya dan merogoh sukma. Itu hanya sensasi saja yang diberikan oleh si khodam
kepada si manusia. Ibaratnya seperti orang yang merasa ikut balapan mobil, padahal ia hanya
mengendarai mobil di depan mesin simulasi saja. Dengan kata lain, tidak sungguh-sungguh orangnya
merogoh sukma.
Singkatnya, banyak orang yang mampu melihat gaib, tetapi kemampuan melihat gaibnya itu adalah
karena menggunakan amalan gaib, atau ada bantuan dari khodam atau sesosok halus lain, atau
karena di tubuhnya bersemayam sesosok mahluk halus yang sudah membantunya peka rasa atau
bisa melihat gaib. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan banyak penglihatan gaib yang sebenarnya
berupa "pencitraan", yang seringkali bukanlah kondisi gaib atau wujud gaib aslinya, malah banyak
yang sifatnya fiktif, hanya ilusi / halusinasi saja, yang seringkali penglihatan gaibnya itu tidak bisa
dicocokkan dengan orang lain yang sama-sama bisa melihat gaib.

Seseorang yang melihat gaib dengan bantuan khodam ini paling mudah ditandai dengan ketidak-
akuratannya dalam melihat sesosok gaib yang berada di dalam tubuh seseorang.

Mendeteksi dan melihat sosok wujud mahluk halus yang bersemayam di dalam tubuh seseorang
biasanya sulit sekali dilakukan bahkan oleh orang-orang yang sudah lama berpraktek sebagai pakar
supranatural. Ketika ada seseorang yang di dalam tubuhnya bersemayam (ketempatan) sesosok
mahluk halus, sering sekali akan dikatakannya bahwa orang itu memiliki khodam penjaga harimau,
prajurit, cahaya, khodam leluhur, dsb. Padahal sesungguhnya tidak begitu. Yang dikatakannya itu
sesungguhnya tidak ada. Dan pada posisi yang dikatakannya ada khodam penjaga itu, jika kita
deteksi keberadaan energinya dengan rabaan tangan kita, tidak akan kita rasakan keberadaan
energinya, tidak ada khodam di sebelah kanannya, kiri, depan, belakang, atas, bawah, karena di
tempat posisi yang ia sebutkan itu memang tidak ada sesosok gaib apapun, karena sosok gaib aslinya
posisinya bertempat di dalam badannya.

Seseorang yang di dalam badannya atau di dalam kepalanya ada berdiam sesosok gaib biasanya
tidak mempunyai khodam pendamping, biasanya tidak ada sesosok gaib yang mau mendampingi
orang yang di dalam tubuhnya ada bersemayam sesosok mahluk halus. Sehingga jika orang itu
dikatakan punya banyak khodam pendamping, jika khodam pendampingnya itu dideteksi
keberadaan energinya dengan rabaan tangan, tidak akan kita rasakan keberadaan energinya, tidak
ada khodam di sebelah kanannya, kiri, depan, belakang, atas, bawah, karena ia memang tidak
mempunyai khodam pendamping. Khodam yang ada hanyalah yang ada di dalam tubuhnya itu saja.

Ketidak-akuratan itu juga sering terjadi jika sosok gaib yang dideteksi / dilihatnya itu kekuatannya
lebih tinggi daripada khodamnya, apalagi jika khodamnya itu merasa takut / terancam. Dalam
kondisi ini sering sekali khodamnya itu akan memberikan gambaran fitnah, sehingga orangnya
merasa orang lain yang dilihatnya itu seperti setan / iblis, seperti orang jahat, seperti berniat
mencelakakannya, dsb.
Melihat gaib dengan bantuan khodam ini juga mudah ditandai dengan adanya pencitraan, dogma
dan pengkultusan gaib yang diucapkan oleh seseorang yang bisa melihat gaib. Apalagi jika orangnya
hidup di kalangan agamis.

2. Ber-ilusi membayang-bayangkan sosok gaibnya.

Pada taraf belajar melihat gaib seringkali seseorang berusaha membayang-bayangkan wujud sosok
gaibnya, sehingga yang muncul di dalam pikirannya adalah sosok-sosok tertentu yang bukan sosok
wujud aslinya.

Bisa juga ini terjadi pada orang-orang yang di suatu tempat tertentu merasa merinding ketakutan,
sehingga ia membayang-bayangkan suatu sosok halus, menghubung-hubungkan suatu keadaan yang
menakutkan dengan sesosok halus tertentu. Misalnya di suatu ruangan yang ia merasa ketakutan, ia
merasa ada sesosok kuntilanak, gondoruwo, arwah, dsb, yang mengikuti / membayanginya.

Dalam rangka belajar melihat gaib sebaiknya dilakukan sesuai petunjuk dalam meditasi olah rasa,
yaitu dengan belajar mempertahankan sugesti fokus rasa kepada benda gaibnya atau kepada
keberadaan energi mahluk halusnya dan memperhatikan gambaran gaib yang mengalir di dalam
pikiran. Sesudah terdeteksi energi keberadaannya kemudian melakukan kontak rasa dengan sosok
halusnya. Sebaiknya belajar untuk bisa tidak mengambang mengawang-awang, belajar
mempertahankan kontak rasa dan batin dengan benda gaibnya atau dengan sosok halusnya, fokus
kepada sosok gaibnya, tidak membayang-bayangkan sosoknya, tetapi menerima apa adanya
gambaran sosok gaib yang muncul, barulah kemudian dipertegas fokus batin kepada sosok gaib
tersebut.

3. Sebelumnya sudah mempunyai sugesti / citra gaib sendiri.

Ada banyak orang yang menghubung-hubungkan suatu kejadian gaib dengan mahluk halus tertentu,
walaupun kejadian yang sebenarnya tidak selalu benar begitu.

Ada orang yang bila bulu kuduknya merinding kemudian ia menganggap ada sesosok sukma / arwah
yang datang, bisa sukma leluhur atau roh orang lain yang sudah meninggal.
Ada juga orang yang ketika berada di tempat yang sepi kemudian ia merasa takut, merinding, atau
merasa ada yang mengawasi, kemudian dianggap ada kuntilanak atau ada mahluk halus lain di
tempatnya berada.

Dalam kejadian-kejadian di atas, jika benar kejadiannya ada hubungannya dengan mahluk halus,
seringkali gambaran sosok halus di dalam pikirannya tidak sejalan dengan mahluk halus yang
sesungguhnya, karena itu adalah pencitraannya sendiri tentang mahluk halus.

Ada juga beberapa teman Penulis yang mempunyai sugesti sendiri dalam pikirannya, mempunyai
pencitraan sendiri tentang mahluk halus sbb :

Ada yang mencitrakan mahluk halus itu seperti kuntilanak, sehingga hampir semua sosok halus yang
dilihatnya akan tampak olehnya sebagai sosok perempuan berpakaian putih panjang seperti
kuntilanak.

Ada yang mencitrakan (hidup dalam dogma) bahwa mahluk halus sama dengan setan yang
berkerudung hitam menakutkan, sehingga semua sosok halus yang dilihatnya akan tampak olehnya
sebagai sosok setan berkerudung hitam menakutkan.

Ada juga yang mencitrakan (hidup dalam dogma) bahwa mahluk halus sama dengan setan yang
badannya hitam besar menakutkan, sehingga semua sosok halus yang dilihatnya akan tampak
olehnya sebagai setan hitam besar menakutkan.

Dan ada banyak orang yang melihat gaib dengan bantuan khodam yang jika orangnya melihat
sesosok mahluk halus, maka gambaran gaib yang diberikan kepadanya, yang tampak di matanya /
pikirannya, adalah citra-nya, perlambang-nya saja, bukan sosok wujud gaib aslinya.

Misalnya ada pencitraan / perlambang bahwa sosok harimau adalah sosok halus penjaga /
pelindung, maka jika orang itu melihat orang lain yang mempunyai khodam penjaga / pelindung,
maka apapun wujud asli khodam orang lain itu, yang tampak di matanya / pikirannya adalah sosok
harimau, sehingga akan dikatakannya bahwa si orang lain itu mempunyai khodam harimau.

Ada juga suatu pencitraan bahwa fungsi penjagaan gaib dicitrakan sebagai sosok prajurit, sehingga
jika orang itu melihat orang lain yang mempunyai khodam penjaga, maka apapun wujud asli khodam
orang lain itu, yang tampak di matanya / pikirannya adalah sesosok prajurit, membawa tombak,
pedang, dsb, sehingga akan dikatakannya bahwa orang lain itu mempunyai khodam prajurit penjaga
di belakangnya.
Dalam hal ini walaupun orang-orang tersebut mampu melihat gaib, atau mampu mendeteksi
keberadaan sesuatu yang gaib, tetapi kebanyakan sosok-sosok halus yang dilihatnya bukanlah sosok
wujud aslinya, tetapi adalah gambaran citra / perlambang saja dari sosok-sosok gaib yang sesuai
dengan arti / fungsi / tuah / jatidiri sosok halus yang dilhatnya.

Walaupun yang dilihatnya sosok khodam macan atau prajurit itu citranya sama dengan khodam
penjaga, tapi tetap saja itu bukanlah gambaran gaib yang sesungguhnya, hanya citranya saja yang
sama, maksud dan artinya saja yang sama, yaitu orang itu mempunyai sesosok halus penjaga, tetapi
perwujudan asli khodamnya tidak sama, karena perwujudan asli khodamnya mungkin bukan macan
atau prajurit, mungkin aslinya wujudnya adalah sesosok bapak-bapak berjubah, bangsa jin berbulu
hitam lebat, laki-laki ksatria, laki-laki kekar bertelanjang dada, dsb. Dan pada posisi yang
dikatakannya ada khodam penjaga itu, macan di depan atau prajurit di belakang tubuhnya, jika kita
deteksi keberadaan energinya dengan rabaan tangan, tidak akan kita rasakan keberadaan energinya,
karena di posisi yang ia sebutkan itu, di depan atau di belakang tubuhnya itu, memang tidak ada
sesosok gaib apapun, karena mungkin khodam penjaganya itu sebenarnya posisinya di sebelah
kanannya atau mungkin bersemayam di dalam tubuhnya.

Dalam kasus ini walaupun mereka mampu melihat gaib, atau bisa mendeteksi gaib, dan mengerti
maksud dan arti dari yang dilihatnya (sesuai citra / perlambangnya), tetapi jika gambaran sosok
wujud gaibnya yang macan atau prajurit itu dianggapnya adalah sosok wujud gaib aslinya, maka
mereka telah tertipu oleh pikiran mereka sendiri.

(Itu juga kalau citranya, arti dan maksudnya sama dengan yang sesungguhnya. Dalam banyak kasus
justru orangnya diberikan gambaran citra, arti dan maksud yang berbeda / menyimpang dari arti dan
maksud yang sesungguhnya. Ini banyak terjadi pada kasus orang-orang yang ketempatan mahluk
halus di dalam kepalanya atau di dalam badannya, atau yang memiliki khodam pendamping, yang
khodamnya itu bukanlah sosok gaib yang baik wataknya, yang telah dengan sengaja
menyesatkannya. Banyak yang orangnya dipenuhi dengan gambaran jelek (fitnah dari khodamnya)
tentang orang lain sehingga orang itu juga menjadi selalu berpikiran jelek / jahat tentang orang lain,
orangnya menjadi berpikiran / berprasangka jahat terhadap orang lain, atau di kepalanya diberikan
banyak gambaran gaib fiktif, ilusi / halusinasi, sehingga orangnya sampai merasa terganggu
pikirannya. Ada juga yang orangnya sampai mengalami gangguan jiwa karena dihantui oleh
banyaknya ilusi / halusinasi di kepalanya).

4. Pengkultusan
Contoh pengkultusan adalah tentang Ibu Ratu Kidul yang penampilannya seperti seorang
perempuan putri keraton berparas cantik berpakaian tradisional jawa berwarna hijau. Tentang
beliau ada banyak pengkultusan di banyak kalangan, sehingga mereka, termasuk orang awam,
walaupun belum pernah bertemu langsung, tetapi bisa bercerita tentang beliau, dan jika suatu saat
mereka bertemu / melihat sesosok gaib yang penampilannya mirip seperti itu, maka mereka
menganggap bahwa mereka telah bertemu dengan Ibu Ratu Kidul, atau prajuritnya, sehingga banyak
orang yang merasa pernah bertemu / melihat beliau, padahal ada banyak sekali di alam ini mahluk
halus yang penampilannya putri keraton seperti beliau yang itu sebenarnya bukan Ibu Ratu Kidul.

Ada juga dogma pengkultusan bahwa sesosok halus yang datang kepada seseorang dan kemudian
menjadi pendampingnya disebut khodam dari leluhur. Begitu juga mahluk halus yang berdiam di
dalam tubuh seseorang (ketempatan mahluk halus) sering disebut khodam dari leluhur. Apalagi bila
dengan adanya mahluk-mahluk halus tersebut orangnya menjadi memiliki kemampuan supranatural
tertentu. Padahal mahluk-mahluk halus itu sama sekali tidak ada hubungan asal-usul dengan dirinya
ataupun leluhurnya, mereka datang sendiri kepada orang tersebut.

Adanya pengkultusan seperti contoh-contoh di atas, selain tidak mengungkapkan kegaiban yang
sebenarnya, seringkali juga menjadikan orangnya senang dan menjauhkannya dari niat
"membersihkan" dirinya, walaupun sebenarnya keberadaan sosok halus tersebut ada yang bersifat
tidak baik dan "harus" diusir pergi. Seringkali pernyataan pengkultusan di atas berasal dari orang-
orang yang mengalami ketidak-akuratan melihat gaib karena faktor no.1, 2, 3 di atas.

Pada orang-orang itu, kebanyakan penglihatan gaibnya adalah berupa ilusi / halusinasi, pencitraan,
dsb, yang oleh orang lain yang juga bisa melihat gaib seringkali tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
Dari 10 orang yang cara melihat gaibnya sama seperti itu, jarang sekali ada penglihatan gaib mereka
yang sama, padahal objek yang mereka lihat sama, dan hanya satu. Itulah bedanya ilusi, pencitraan,
dsb, dengan yang benar melihat gaib, sehingga penglihatan gaib mereka itu yang berupa pencitraan
atau ilusi tidak bisa dicocokkan dengan penglihatan orang lain yang sama-sama bisa melihat gaib,
termasuk dengan penglihatan gaib teman-teman dan guru mereka sendiri.

Karena penglihatan gaibnya adalah berupa ilusi / halusinasi, pencitraan, dsb, seringkali orang-orang
tersebut memunculkan cerita-cerita kegaiban yang lebih banyak bersifat dogma, pengkultusan,
mitos dan tahayul, yang kebenarannya tidak bisa dibuktikan oleh orang lain yang sama-sama bisa
melihat gaib. Apalagi jika orang itu hidup di lingkungan agamis.

Karena itu atas penglihatan gaib seseorang (termasuk penglihatan gaib Penulis) sebaiknya janganlah
itu dianggap sebagai benar, cukuplah diartikan bahwa mungkin memang ada sesuatu yang gaib.
Lebih baik lagi kalau kita sendiri bisa membuktikan benar-tidaknya dan tahu sendiri sosok wujud
aslinya.

5. Dikelabui oleh gaib.

Dalam melihat gaib, kadangkala sosok halus tertentu yang dilihat oleh seseorang bukanlah sosok
aslinya. Ini bisa terjadi jika sosok halus yang dilihatnya tidak berkenan untuk dilihat, sehingga
sedapat mungkin ia akan menutupi jati dirinya. Biasanya sosok halus itu akan memalingkan
mukanya, atau menutupi wajahnya dengan rambutnya, ada juga yang melakukannya dengan
menghalangi / mem-blok energi penglihatan kita ke arah wajahnya, sehingga para pemula atau
orang-orang yang belum mempunyai kekuatan energi penglihatan yang cukup biasanya akan
kesulitan atau berat untuk melihat wajah asli sosok halus tersebut. Karena itu kita harus "belajar"
bersikap "sopan", meminta izin supaya diperkenankan melihat wajahnya.

Tetapi ada juga sosok-sosok halus yang sengaja mengelabui pikiran orang-orang tertentu (ilusi /
halusinasi), sehingga yang dilihat oleh orang-orang tersebut adalah sosok gaib lain yang bukan sosok
aslinya. Selain karena tidak ingin diketahui jatidirinya, bisa saja itu dilakukan dengan sengaja oleh
sesosok halus tertentu dengan tujuan mengelabui manusia. Itu banyak terjadi pada orang-orang
yang datang ke makam-makam yang dikeramatkan atau di tempat-tempat orang "ngalap berkah".

Dikelabui oleh gaib paling banyak terjadi pada orang-orang yang melihat gaib dengan bantuan
khodam atau dengan amalan gaib, terutama dialami oleh orang-orang yang khodamnya tidak baik
wataknya, biasanya adalah mahluk halus yang bersemayam di dalam tubuh seseorang, di dalam
badan atau di dalam kepalanya (ketempatan mahluk halus), karena walaupun orangnya merasa bisa
melihat gaib, tetapi kebanyakan penglihatan gaibnya itu adalah ilusi / halusinasi, pencitraan, dsb.
Juga walaupun orangnya merasa sering mendapatkan bisikan gaib, ilham / wangsit, seringkali itu
fiktif. Dalam hal ini yang mengelabui mereka adalah khodam mereka sendiri.

Sisi positif adanya bantuan khodam dan amalan gaib adalah bisa membantu orangnya peka rasa atau
bisa melihat gaib.

Tetapi kondisi orang itu dalam segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia gaib, bisa dikatakan
bahwa orang itu masuk ke dunia gaib fiktif, paling banyak dialami oleh orang-orang yang ketempatan
mahluk halus di dalam kepalanya, terutama yang jenis gaibnya adalah sukma (arwah) manusia.
Dengan kondisi gaib yang serba fiktif itu jika pun orang itu menjalani keilmuan kebatinan yang lain,
misalnya belajar menurunkan energi, melihat gaib, merogoh sukma, dsb, semuanya itu tidak benar-
benar terjadi. Walaupun orangnya merasa berhasil menurunkan energi yang besar, merasa bisa
melihat mahluk halus, merasa rohnya keluar dari raganya, tetapi semuanya fiktif, karena
sesungguhnya tidak ada energi yang diturunkan, sosok wujud mahluk halus yang dilihatnya tidak
sama dengan aslinya, dan rohnya tidak sungguh-sungguh keluar dari raganya, semuanya fiktif.

Dan jika pun orang itu mencocokkan penglihatan gaibnya kepada orang lain yang ternyata bisa
melihat gaib karena dirinya juga ketempatan mahluk halus di kepala atau badannya, maka
kemungkinan besar hasil terawangan orang itu juga fiktif sifatnya, sosok wujud mahluk halus yang
dilihatnya tidak sama dengan aslinya. Penglihatan gaib mereka sama-sama fiktif.

Pembukaan Mata Ketiga Untuk Melihat Gaib dan Kasus Ketempatan Mahluk Halus

Dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak terjadi mahluk halus bersemayam di dalam tubuh
manusia, baik di dalam badan maupun di dalam kepala. Kita saja yang tidak mengetahuinya. Banyak
mahluk halus yang selain datang kepada seseorang menjadi khodam pendampingnya, banyak juga
yang datang dan masuk bersemayam di dalam badan / kepala manusia.

Bila yang bersemayam di dalam tubuh manusia itu adalah dari jenis selain sukma manusia, misalnya
jenis bangsa jin, dan bukan golongan hitam, mungkin jenis itu tidak bersifat menyesatkan, mungkin
bisa berguna, bisa menjadi khodam, bisa membantu orangnya melihat gaib, walaupun mungkin
melihat gaibnya itu tidak selalu akurat, banyak yang bersifat perlambang, karena gambaran
penglihatan gaibnya itu sebenarnya adalah pemberian khodamnya itu, bukan aslinya orangnya bisa
melihat gaib.

Khodam-khodam itu yang berfungsi sebagai khodam ilmu / pendamping akan membantu /
mempermudah kita dalam semua hal yang bersifat keilmuan dan kegaiban (termasuk memberikan
gambaran gaib di pikiran kita) dan menambah kuat efek sugesti kita. Tetapi dengan adanya khodam-
khodam itu mungkin penglihatan gaib kita itu, atau jika masih ada fenomena-fenomena gaib lain
yang juga kita alami, mungkin ada yang sifatnya ilusi, tidak semuanya sungguhan. Fenomena ini oleh
Penulis dikategorikan sama dengan melihat gaib dengan bantuan khodam.
Tetapi umumnya gambaran penglihatan gaib dari khodam kita itu, gambaran gaib yang tidak
sungguhan itu tidak bersifat menipu / menyesatkan. Gambaran-gambaran gaib tidak sungguhan itu
yang diberikan oleh khodam-khodam kita itu adalah sebagai cara mereka membantu kita
berimajinasi, atau bersugesti, sesuai fungsi mereka sebagai khodam ilmu.

Tetapi gambaran-gambaran gaib tidak sungguhan itu, walaupun tidak bersifat menipu /
menyesatkan, bagi kita gambaran-gambaran gaib itu tetap kita anggap sama dengan ilusi, tidak
sungguh-sungguh sesuai aslinya. Karena itu kita harus bisa membedakan mana yang nyata dan mana
yang tidak. Jangan semuanya dianggap nyata atau semuanya dianggap ilusi. Dan jangan yang
sifatnya tidak sungguhan kita katakan sungguhan, atau sebaliknya, yang sungguhan kita katakan ilusi.
Kita sendiri yang harus bisa membedakannya, karena penglihatan yang asli dengan yang ilusi akan
berbeda rasanya.

Lebih baik pada saat kita mengalami suatu fenomena gaib atau penglihatan gaib, kita perintahkan
khodam-khodam kita supaya tidak memberikan gambaran gaib, supaya mereka mengikuti saja aliran
pikiran kita, sehingga gambaran gaib yang akan kita dapatkan bersifat sungguhan, nyata, bukan ilusi.

Itu tidak sama dengan keberadaan jenis sukma / arwah di dalam badan / kepala seseorang yang
sebagian besar gambaran gaibnya bersifat ilusi dan halusinasi yang tujuannya memang untuk
menyesatkan / menipu. Keberadaan mereka di dalam tubuh manusia saja sudah menunjukkan itikad
dan perwatakan mereka yang tidak baik.

Jenis sukma / arwah manusia biasanya akan cenderung menyesatkan, memberikan banyak
gambaran gaib fiktif, ilusi dan halusinasi, bahkan bisa memenuhi pikiran si manusia dengan
penglihatan gaib fiktif dan bisikan-bisikan gaib yang menyesatkan yang dalam kondisi yang parah
bisa sampai membuat orangnya gila.

Salah satu ciri umum dari seseorang yang ketempatan mahluk halus (atau orangnya berkhodam)
adalah orang itu memiliki kemampuan gaib tertentu, terutama merasa bisa melihat gaib tanpa
sebelumnya orangnya pernah melatih keilmuan itu, atau orang itu merasa ada keberuntungan-
keberuntungan atau kata-katanya manjur terjadi. Artinya ada sesuatu yang lain yang sudah
membuatnya bisa melihat gaib, sudah membuatnya mempunyai kemampuan gaib dan sudah
membuat keberuntungan-keberuntungan dan kata-katanya manjur terjadi.
Ciri lainnya yang menjadi kemungkinan besar seseorang ketempatan mahluk halus di dalam
tubuhnya (atau orangnya berkhodam) adalah ketika ia bermeditasi memejamkan mata (atau ketika
sedang tidur bermimpi) sering sekali orangnya merasa pikirannya (atau rohnya) seperti melayang
pergi keluar tubuhnya, merasa melambung terbang tinggi ke langit, atau merasa masuk ke alam gaib,
merasa dibawa berjalan-jalan di alam gaib, atau bahkan merasa bisa merogoh sukma, atau merasa
bertemu dengan sosok-sosok halus lain, yang sebenarnya kejadian-kejadian gaib yang dialaminya itu
adalah gambaran gaib / ilusi / halusinasi atau mimpi yang diberikan oleh si mahluk halus yang
bersamanya, bukan kejadian gaib sungguhan.

Seseorang yang melihat gaib dengan bantuan khodam paling mudah ditandai dengan ketidak-
akuratannya dalam melihat wujud sesosok gaib yang berada di dalam tubuh seseorang yang
ketempatan mahluk halus.

Seseorang yang melihat gaib dengan bantuan khodam ini juga mudah ditandai dengan adanya
pencitraan, dogma dan pengkultusan gaib yang diucapkannya, apalagi jika orangnya agamis atau
hidup di lingkungan agamis, atau menjadi tokoh di lingkungan keilmuan tertentu.

Orang-orang yang bisa melihat gaib karena dirinya berkhodam atau karena dirinya ketempatan
mahluk halus, selain sudah bisa melihat gaib (dengan bantuan khodam), mungkin dengan dirinya
membaca suatu amalan gaib penglihatan gaibnya itu menjadi semakin jelas dan tajam (walaupun
mungkin banyak fiktifnya).

Walaupun amalannya itu dirasakannya ampuh untuk dirinya sendiri, tetapi jika amalan gaibnya itu,
atau amalan gaib ciptaannya sendiri, ditawarkannya kepada orang lain yang awam dan tidak
berkhodam, mungkin orang lain itu akan tetap tidak bisa melihat gaib. Atau jika amalan gaibnya itu
digunakannya untuk ia membukakan penglihatan gaib orang lain yang awam dan tidak berkhodam,
mungkin orang lain itu juga akan tetap tidak bisa melihat gaib. Mungkin amalan gaibnya itu efektif
hanya untuk dirinya sendiri saja atau hanya untuk orang lain yang kondisinya sama dengan dirinya
yang ketempatan mahluk halus (atau berkhodam).

Jadi jika anda sudah mencoba berbagai amalan ilmu melihat gaib yang dikatakan pemiliknya ampuh
untuk melihat gaib, tapi ternyata anda tetap saja tidak bisa melihat gaib, mungkin memang amalan
itu tidak ampuh untuk anda, mungkin itu karena kondisi anda tidak sama dengan orang si pemilik
amalannya.
Usaha membukakan penglihatan gaib yang berhasil kebanyakan adalah yang proses laku
keilmuannya itu mendatangkan sesosok khodam ilmu / pendamping khusus untuk membantu
melihat gaib. Mungkin posisi khodamnya itu ada di sebelah kanan atau mungkin masuk ke dalam
kepala. Tapi kebanyakan spiritualisnya malah tidak menyadari bahwa laku keilmuannya itu sudah
mendatangkan sesosok khodam.

Jika anda mengetahui bahwa diri anda ketempatan mahluk halus di kepala anda dari adanya
fenomena-fenomena seperti disebutkan di atas, yang indikasinya dengan adanya mahluk halus itu
anda merasa bisa melihat gaib tanpa sebelumnya anda pernah melatih kemampuan itu, Penulis
menganjurkan supaya sosok gaib itu dikeluarkan saja dari kepala anda supaya anda bisa lebih jernih
dalam menganalisa kegaiban dan supaya anda tidak sampai dipengaruhi oleh sosok halus itu menjadi
selalu berpikiran jelek dan jahat tentang orang lain. Hanya saja Penulis belum tahu dan tidak bisa
memastikan apakah sesudah sosok gaib itu dikeluarkan anda akan masih bisa melihat gaib. Jadi
sebelumnya anda harus rela kalau sesudahnya anda tidak lagi bisa melihat gaib. Tetapi jika sesudah
sosok gaib itu dikeluarkan ternyata anda masih bisa melihat gaib, walaupun kemampuan melihat
gaib anda itu berkurang dibanding sebelumnya, kondisinya akan lebih baik, tidak lagi banyak
fiktifnya.

Begitu juga upaya kita untuk meminta dibukakan mata batin atau mata ketiga kita untuk bisa
melihat gaib, yang kemampuan melihat gaibnya bukan hasil usaha kita sendiri dalam melatih
kepekaan batin, harus juga diwaspadai, jangan sampai caranya membuat kita bisa melihat gaib itu
adalah dengan cara memasukkan / mengisikan mahluk halus ke dalam kepala kita, yang kalau itu
berhasil terjadi maka kita akan merasa bisa melihat gaib, tetapi penglihatan gaib kita itu tidak
semuanya benar sesuai aslinya apa adanya, kasusnya sama dengan melihat gaib dengan bantuan
khodam. Lebih buruk lagi kalau sampai kemudian kepala kita dipenuhi oleh ilusi dan halusinasi, atau
bahkan sampai membuat kita merasa dihantui gambaran gaib atau membuat kita merasa diikuti
sosok-sosok gaib yang bisa membuat kita gila.

Terhadap semua bentuk pengisian ilmu dan khodam yang langsung mengisikannya ke dalam tubuh
kita haruslah kita lebih berhati-hati, terutama pada efek samping selanjutnya, karena efek
negatifnya yang terjadi, jika ada, jika sampai benar terjadi, tidak semua orang pinter, termasuk
gurunya, mampu mendeteksi faktor penyebabnya, apalagi untuk menangkal dan menanggulanginya
(termasuk yang sesudah belajar ilmunya kemudian muridnya itu menjadi gila).

Tetapi dengan adanya kejadian dirinya ketempatan sesosok mahluk halus ada juga orang yang
merasa beruntung karena merasa dirinya berkhodam dan bisa melihat gaib. Jadi semuanya
berpulang kepada orangnya itu sendiri.
Tetapi jika fenomena ketempatan mahluk halus itu benar terjadi, dan dideteksi jenis mahluk
halusnya adalah dari jenis sukma manusia (arwah), siapapun dia, apapun sosok wujudnya, di dalam
tubuh bagian manapun posisinya berdiam, Penulis menganjurkan supaya sosok sukma arwah
manusia itu diusir pergi (lebih baik lagi kalau sebelumnya sukma arwah itu dibungkus dengan
pagaran absolut sehingga tidak dapat mengganggu manusia yang lain).

Kalau keberadaan mahluk halus itu dirasakan tidak baik, atau bersifat mengganggu, sebaiknya
dikeluarkan saja. Yang berdiam di dalam kepala biasanya kekuatannya ringan, tidak lebih dari 2 md
(lebih dari itu bisa memicu munculnya kanker otak, indikasi awalnya biasanya orangnya merasa
kepalanya sering pusing karena kebebanan energi dari khodamnya). Bisa diusir pergi dengan
bantuan khodam pusaka, khodam batu akik, dsb. Sebaiknya sesudahnya kepalnya dibuatkan pagaran
gaib absolut supaya tidak lagi dimasuki gaib yang lain.

Ketergantungan pada melihat gaib juga menyebabkan seseorang menjadi tidak peka batinnya, tidak
dapat mendeteksi kegaiban di lingkungannya berada, tidak bisa mengedepankan "rasa", kecuali ia
melihat sendiri sosok-sosok gaibnya. Karena kurangnya kepekaan dan ketajaman batinnya seringkali
juga menjadikan pemahaman mereka menjadi dangkal, yang mampu dilihatnya hanya sebatas
kulitnya saja, sosok luarnya saja, tidak mampu mengetahui kesejatian dari apa yang dilihatnya,
bahkan seringkali orang-orang tersebut tertipu dengan penglihatannya sendiri. Kepada orang lain
yang awam mereka akan memberikan cerita-cerita dan penjelasan yang seringkali tidak sesuai
dengan hakekat kesejatian dari apa yang sesungguhnya ada / terjadi, ceritanya akan banyak bersifat
dogma dan pengkultusan, apalagi kalau orangnya menjadi tokoh di dalam kelompok / kalangan
keilmuan tertentu atau menjadi tokoh di lingkungan agamis.

Faktor-faktor ketidak-akuratan di atas menyebabkan banyak terjadi ketidak-akuratan dalam melihat


gaib, juga ketidak-akuratan pengetahuan tentang mahluk halus. Sehingga secara keseluruhan, dalam
hal melihat gaib, sekalipun seseorang bisa melihat gaib, tetapi tidak semua orang mampu menggali
dan mengungkap isi dan kesejatian dari apa yang dilihatnya, lebih banyak orang yang melakukan
pencitraan, atau memunculkan dogma, pengkultusan, mitos dan tahayul.

Solusi atas ketidak-akuratan melihat gaib.


Untuk solusi mengatasi masalah-masalah ketidak-akuratan melihat gaib di atas, selain kemampuan
melihat gaib dan kemampuan konsentrasi batin (fokus), perlu juga dilatih ketajaman penglihatan dan
ketajaman rasa batinnya supaya dapat melihat sesosok gaib dengan jelas sesuai kondisi dan wujud
aslinya dan tidak mudah tertipu.

Selain itu perlu juga kita mengembangkan kepekaan rasa untuk bisa mengenal sifat dan rasa energi
masing-masing jenis mahluk halus. Contoh latihan dalam tulisan berjudul Olah Rasa dan
Kebatinan cukup baik digunakan untuk kita melatihnya (misalnya melatih deteksian dengan rabaan
tangan).

Masing-masing jenis mahluk halus memancarkan suatu rasa energi tertentu sesuai sifat energinya
dan sesuai perwatakannya masing-masing.

Misalnya, jenis kuntilanak atau gondoruwo memancarkan rasa energi sendiri-sendiri dan mempunyai
kekuatan dan kepadatan energi sendiri-sendiri yang berbeda dengan jenis mahluk halus lainnya.
Semua kuntilanak atau gondoruwo kekuatannya dan sifatnya sama sesuai jenisnya masing-masing.
Sehingga kalau ada bangsa jin yang sosoknya serupa dengan kuntilanak atau gondoruwo, kita akan
bisa mengenali dengan rasa bahwa itu sebenarnya adalah bangsa jin, bukan kuntilanak atau
gondoruwo, karena rasa energinya berbeda. Dan walaupun sosoknya mirip, tetapi karena kepadatan
energi dan kekuatannya berbeda, maka bisa dipastikan bahwa itu sebenarnya bukanlah jenis
kuntilanak atau gondoruwo, tetapi adalah bangsa jin yang tidak bisa diusir pergi oleh daun kelor
seperti kuntilanak dan gondoruwo.

Roh / arwah / sukma manusia biasanya energinya halus, tipis, tetapi tajam, sehingga kalau ada jenis
bangsa jin, atau kuntilanak atau dhanyang yang menyamar sebagai sukma seseorang yang sudah
meninggal, kita akan bisa mengetahui bahwa itu adalah tipuan, karena energi mereka lebih padat /
tebal tidak seperti energi sukma manusia dan hawa energinya juga berbeda.

Dalam melihat gaib mungkin akan lebih baik kalau kita bisa meminta sosok halusnya untuk duduk
atau berdiri di hadapan atau di samping kita untuk kita ajak berkomunikasi, sehingga akan lebih jelas
tampilan sosoknya, dan terasa hawa energinya untuk dikenali, bukan hanya berupa gambaran gaib
di awang-awang.

Untuk memeriksa apakah penglihatan / terawangan kita benar atau salah bisa juga mencocokkannya
dengan orang lain yang juga mampu melihat gaib. Kalau penglihatannya sama, berarti mungkin
memang sudah benar. Kalau penglihatannya berbeda, berarti harus diperiksa apa yang membuat
berbeda. Mungkin ada unsur yang menjadi penyebab ketidak-akuratan seperti dituliskan di atas.
Tetapi jika kita mencocokkan penglihatan gaibnya kepada orang lain yang ternyata juga bisa melihat
gaib karena dirinya ketempatan mahluk halus di kepala atau badannya, atau melihat gaibnya dengan
amalan atau dengan bantuan khodam, maka kemungkinan besar hasil terawangan orang itu juga
tidak benar. Penglihatan kita sama-sama tidak benar.

Solusi untuk mengatasi atau menguji ulang apakah penglihatan gaib kita sudah benar adalah dengan
melakukan kombinasi melihat gaib dengan kepekaan rasa seperti yang dicontohkan dalam tulisan
berjudul Olah Rasa dan Kebatinan.

Kombinasi melihat gaib dengan kepekaan rasa di atas baik untuk menjadi solusi mengatasi
kebimbangan kita atas penglihatan gaib kita yang mengawang-awang, atau ketika kita mendapatkan
adanya perbedaan penglihatan gaib antara kita dengan orang lain. Teknis pelaksanaannya akan
diuraikan di bawah ini.

Sosok halusnya lebih baik kalau kita minta untuk duduk atau berdiri di hadapan atau di samping kita
untuk kita ajak berkomunikasi, sehingga akan lebih jelas tampilan sosoknya, dan bisa diraba hawa
energinya untuk dikenali, sehingga penglihatan kita akan lebih baik setelah ditambah deteksian atas
keberadaan energinya, untuk membuktikan bahwa sosok gaibnya itu memang ada di tempat
keberadaannya yang kita deteksi, bukan hanya berupa gambaran gaib di awang-awang yang
diragukan kebenarannya.

Teknis untuk menguji ulang keakuratan penglihatan gaib kita sendiri supaya penglihatan gaib kita
tidak mengawang-awang atau ketika terjadi perbedaan melihat gaib untuk membuktikan mana yang
benar antara penglihatan kita sendiri dengan penglihatan gaib orang lain melihat gaibnya
dikombinasikan dengan kepekaan rasa dengan rabaan tangan untuk mendeteksi keberadaan energi
gaibnya sbb :

1. Untuk menguji apakah benar diri kita berkhodam, kita bisa mendeteksi keberadaan energi
khodam-khodam kita itu dengan rabaan tangan ke sebelah kanan, kiri, depan dan belakang tubuh
kita dan ke atas kepala kita. Nantinya kita akan tahu apakah benar diri kita didampingi oleh sesosok
halus / khodam, karena masing-masing rasanya akan berbeda pada posisi yang disitu ada sesosok
gaib dengan posisi lain yang kosong tidak ada apa-apa.

Misalnya ada orang yang mengatakan bahwa kita berkhodam di depan kita sesosok macan gaib,
maka kita coba deteksi keberadaan khodam macan itu dengan rabaan tangan ke arah depan kita.
Begitu juga kalau ada orang yang mengatakan bahwa kita berkhodam di belakang kita sesosok gaib
berwujud prajurit, maka kita coba deteksi keberadaan khodam prajurit itu dengan rabaan tangan ke
arah belakang kita. Kalau dengan rabaan tangan itu kita tidak mendeteksi adanya energi dari
keberadaan khodam kita itu, maka kemungkinan besar khodam itu tidak ada. Berarti penglihatan
gaib orang itu tentang khodam kita itu mungkin salah. Mungkin sebenarnya diri kita tidak
berkhodam, atau mungkin juga benar diri kita berkhodam, tetapi wujudnya bukan macan atau
prajurit, dan posisinya tidak di depan atau di belakang kita.

Begitu juga kalau ada orang yang mengatakan bahwa kita berkhodam di sebelah kanan kita sesosok
gaib, maka kita coba deteksi keberadaan khodam itu dengan rabaan tangan ke arah kanan kita.
Kalau dengan rabaan tangan itu kita tidak mendeteksi adanya energi dari keberadaan khodam kita
itu, maka kemungkinan khodam itu tidak ada, karena disitu tidak terdeteksi adanya sesuatu yang
gaib. Berarti penglihatan gaib orang itu tentang khodam kita itu mungkin salah. Mungkin sebenarnya
diri kita tidak berkhodam, atau mungkin juga benar diri kita berkhodam, tetapi wujudnya dan
posisinya tidak sama dengan yang dikatakan orang itu.

Kalau dengan rabaan tangan itu di posisi yang dikatakan oleh orang itu kita benar mendeteksi
adanya energi dari keberadaan khodam kita itu, maka mungkin benar khodam itu memang ada.
Berarti penglihatan gaib orang itu tentang khodam kita itu mungkin benar. Mungkin diri kita
memang berkhodam. Tetapi mengenai sosok wujudnya apakah benar seperti yang dikatakan orang
itu masih harus kita pertegas lagi gambaran gaibnya.

Sesudah terdeteksi bahwa di posisi rabaan tangan kita itu benar terasa ada sesuatu yang gaib,
rabaan energi dengan tangan kita itu kita teruskan sampai tergambar sosok wujudnya. Sesudah
tergambar sosok wujudnya barulah kemudian kita bisa mengambil kesimpulan apakah benar diri kita
berkhodam dan apakah benar sosok wujud khodamnya sama dengan yang disampaikan oleh orang
itu.

Jika dari perabaan di sebelah kanan, di depan atau di belakang kita tidak mendeteksi adanya sesuatu
yang gaib, dicoba saja untuk meraba dalam jarak 1 centi di badan dan kepala kita, barangkali saja
khodam atau mahluk halusnya sebenarnya berdiam di dalam kepala atau di dalam badan kita.

Rabaan tangan bisa juga dilakukan se-centi dari tubuh kita untuk mendeteksi keberadaan energi dari
sesuatu yang gaib apakah tubuh kita ada ketempatan / ketempelan mahluk halus, atau apakah ada
benda gaib yang menempel di badan kita, rabaannya diarahkan ke seluruh tubuh kita mulai dari
kepala, badan, tangan sampai kaki.
Dengan cara perabaan dan kontak energi dengan keberadaan khodamnya itu kita tidak mengawang-
awang, bisa jelas apakah di posisi rabaan tangan kita itu benar ada sesuatu yang gaib, mudah-
mudahan juga bisa jelas tergambar sosok wujud gaibnya dan dengan kontak batin bisa kita tanyakan
langsung apa saja tuahnya.

Seandainya pun kita tidak jelas melihat sosok wujudnya, tetapi dengan kita mendeteksi ada
keberadaan energinya disitu kita bisa lebih yakin bahwa disitu memang ada sesuatu yang gaib,
mungkin saja benar itu adalah khodam kita. Berarti diri kita benar berkhodam.

Begitu juga sebaliknya, jika kita mendeteksi tidak ada keberadaan energinya disitu kita bisa lebih
yakin bahwa disitu memang tidak ada apa-apa, tidak ada sesuatu yang gaib, mungkin diri kita tidak
berkhodam.

Tetapi jika benar disitu memang ada sesuatu yang gaib, kita harus bisa lebih kritis untuk menentukan
apakah benar itu adalah khodam kita, ataukah sebenarnya itu adalah mahluk halus yang sedang
menghantui kita (diri kita sedang kesambet, ketempelan, dipelet, ditenung, dsb). Walaupun kita
belum bisa menentukannya, tapi setidaknya dengan cara itu kita menjadi lebih yakin bahwa disitu
memang ada sesuatu yang gaib. Ini berguna untuk kehati-hatian kita.

Prinsip pembuktian di atas bisa juga diterapkan untuk menentukan apakah di suatu lokasi tertentu
benar dihuni mahluk halus dan untuk mencaritahu sosok wujudnya. Sebaiknya kita juga tahu apakah
sosok-sosok halus yang tinggal disitu berwatak baik ataukah jahat.

2. Untuk benda-benda gaib kita seperti keris dan batu akik, dengan cara perabaan pada bendanya
kita bisa mendeteksi dari keberadaan energinya apakah benda gaib kita itu benar berkhodam
ataukah kosong isinya.

Jika bendanya kita deteksi benar berkhodam, kemudian khodamnya itu kita perintahkan duduk di
samping kita sehingga kita bisa mendeteksi energi keberadaannya dan kita bisa lebih jelas melihat
sosok wujudnya.

Jika gambaran sosok gaibnya sudah didapatkan, walaupun samar, fokuskan penglihatan batin kita
kepada sosok gaibnya itu untuk mempertajam penglihatan batin kita sampai jelas detail
gambarannya, jangan hanya sekelebatan saja. Dengan demikian kita tidak mengawang-awang, bisa
mendeteksi keberadaannya dan bisa lebih jelas melihat wujud khodamnya dan dengan kontak batin
bisa kita tanyakan langsung apa saja tuahnya.
Sambil kita fokuskan penglihatan batin kepada sosok gaibnya itu kita sampaikan pertanyaan-
pertanyaan kita mengenai bendanya kepada sosok gaibnya itu, ajaklah berkenalan, dengan cara
berkata-kata di dalam hati tetapi ditujukan kepada sosok gaibnya tanyakan apa saja tuahnya, apa
saja sesajinya, bagaimana kecocokkannya dengan kita, dsb. Dengan cara ini selain kita belajar
"melihat" secara batin, kita juga belajar "menyampaikan" komunikasi batin dan belajar "mendengar"
secara kontak batin jawaban komunikasi dari sosok gaibnya itu berupa ilham yang mengalir dalam
benak kita. Selain itu cobalah menerapkan kepekaan rasa / insting untuk membaca kepribadiannya,
apakah sosok halus itu adalah dari jenis yang baik ataukah dari jenis yang tidak baik yang harus
dihindari. Lakukanlah dengan hormat dan sopan.

3. Semua benda gaib, yang bentuknya masih gaib, yang menempel di tubuh kita, sebelumnya kita
deteksi dulu dengan rabaan tangan untuk menentukan apakah di posisi rabaan tangan kita itu benar
ada sesuatu yang gaib. Jika benar ada, jika itu adalah benda gaib, kemudian kita raih benda gaibnya
(dan energinya), dipegang dengan tangan, kemudian kita kontak energi dengan bendanya dan dilihat
wujud asli bendanya apakah wujudnya batu mustika, keris, dsb.

Kemudian khodam benda gaibnya kita perintahkan duduk di samping kita sehingga kita bisa
mendeteksi energi keberadaannya dan bisa lebih jelas melihat wujudnya. Dengan demikian kita tidak
mengawang-awang, bisa mendeteksi keberadaannya dan bisa lebih jelas melihat wujud khodamnya
dan dengan kontak batin bisa kita tanyakan langsung apa saja tuahnya.

Sesudahnya benda gaibnya itu kita kembalikan ke tempatnya semula, atau digeser sejengkal jika
posisi keberadaannya terasa mengganggu (misalnya membuat badan pegal), atau dibuang jauh jika
tidak diinginkan.

Keseluruhan cara-cara di atas adalah untuk menguji ulang apakah penglihatan kita sebelumnya atas
benda gaibnya dan khodamnya (atau penglihatan gaib kita atas sesosok mahluk halus) sama dengan
penglihatan kita yang sekarang setelah cara melihatnya dilakukan dengan cara itu.

Cara-cara di atas juga baik untuk dilakukan bersama-sama dengan orang lain yang bisa melihat gaib
untuk menguji ulang apakah penglihatan kita dan orang lain itu sebelumnya sama dengan
penglihatan yang sekarang setelah cara melihatnya dilakukan dengan cara itu.

Kombinasi melihat gaib dan kepekaan rasa untuk mendeteksi energi keberadaannya itu sebaiknya
selalu dilakukan dalam kita menerawang sesuatu yang gaib, supaya penglihatan kita lebih akurat,
tidak mengawang-awang dan tidak berilusi atau dikelabui oleh gaib.
Lakukanlah dengan sopan dan hati-hati.

Ketidak-akuratan juga dapat terjadi dalam berkomunikasi dengan gaib.

Orang-orang yang sudah bisa melihat gaib belum tentu ia bisa juga berkomunikasi dengan gaib.

Begitu juga sebaliknya, orang-orang yang sudah bisa "mendengarkan" suara-suara gaib, peka rasa
dan firasat, peka sasmita, atau yang sudah bisa berkomunikasi dengan gaib, mahir ilmu gaib, menjadi
praktisi ilmu gaib atau kebatinan, punya banyak amalan dan mantra, bisa penarikan gaib, atau sudah
sering bertirakat ngelmu gaib, belum tentu ia bisa juga melihat gaib.

Masing-masing kemampuan itu, melihat dan berkomunikasi dengan gaib, tidak otomatis terjadi
bersamaan, harus dipelajari sendiri-sendiri.

Berkomunikasi dengan gaib berarti berbicara dan mendengarkan, berkomunikasi 2 arah, dengan
sosok gaibnya. Syaratnya harus bisa peka rasa dan kontak batin untuk menyampaikan komunikasi
dan untuk mendengarkan komunikasinya.

Sama dengan melihat gaib yang dilakukan dengan kepekaan batin, berkomunikasi dengan gaib
(berbicara dan mendengar, komunikasi dua arah) juga dilakukan dengan kontak rasa dan batin yang
secara awam disebut mengalirnya ilham atau bisikan gaib. Kalau sudah terbiasa nantinya
menyampaikan komunikasinya bisa juga dengan cara berbicara. Tapi dengan berbicara itupun
sebenarnya masih kontak batin juga, karena walaupun kita menyampaikan komunikasi dengan cara
berbicara dan kita "merasa" mendengar suara mereka berbicara, sebenarnya jawaban mereka itu
kontak batin juga, dan hanya kita saja yang bisa mendengar suaranya, orang lain di dekat kita tidak
mendengarnya.
Ketidak-akuratan dalam berkomunikasi dengan gaib paling banyak terjadi dalam proses
"mendengar" jawaban dari sosok gaibnya. Penyebabnya banyak, sama seperti ketidak-akuratan
dalam melihat gaib.

Paling banyak terjadi kalau di dalam pikiran kita berkecamuk bermacam-macam pikiran, atau selama
berkomunikasi itu kita juga aktif dengan pikiran, bukan batin, sehingga pikiran kita tidak jernih dan
tidak bisa membedakan aliran jawaban dari sosok gaib yang kita ajak bicara dengan bersitan pikiran
kita sendiri. Karena itu kita harus bisa hening, fokus kepada sosok gaibnya, mengendorkan pikiran,
mengedepankan rasa dan batin.

Penyebab lain yang paling banyak terjadi adalah jika kita mempunyai sosok halus pendamping atau
ada sosok gaib lain yang bersemayam di dalam tubuh kita, sehingga "suaranya" bercampur, kadang
kita tidak bisa membedakan itu suaranya siapa, apakah berasal dari sosok halus yang kita ajak
berkomunikasi ataukah itu sebenarnya suaranya khodam kita itu.

Biasanya sosok halus pendamping yang baik, yang berwatak baik, keberadaannya justru
mempermudah kita berkomunikasi dengan sosok gaib mana saja, karena walaupun kita tidak bisa
menyampaikan komunikasi dan tidak bisa mendengar "suara" jawaban sosok gaib yang kita ajak
berkomunikasi, sosok pendamping kita itulah yang akan menyampaikan komunikasi dan jawabannya
kepada kita (berupa ilham yang mengalir dalam pikiran kita). Atau seandainya pun sesosok gaib yang
kita ajak bicara tidak memberikan jawaban, sosok pendamping kita itu yang akan memberitahu kita
jawabannya (sosok pendamping kita itulah yang aktif berinteraksi dengan sosok gaib yang kita tuju
dan menyampaikan jawaban interaksinya kepada kita).

Tetapi sosok pendamping yang tidak baik, yang berwatak tidak baik, apalagi jika sosok pendamping
kita itu dari jenis sukma / arwah jahat yang bersemayam di dalam badan / kepala kita, atau jin
golongan hitam, biasanya keberadaannya akan menyesatkan usaha komunikasi kita dengan sosok
gaib mana saja. Biasanya sosok pendamping kita yang tidak baik itu akan sengaja memberikan
jawaban yang salah, sengaja menipu dan menyesatkan kita, sengaja membuat kita keliru, atau
mereka sengaja menutup-nutupi kebenarannya, karena mereka mempunyai tujuan tertentu.

Baik melihat gaib ataupun berkomunikasi dengan gaib apa saja yang dilakukan / dirasakan oleh
orangnya ketika ia melihat gaib atau berkomunikasi dengan gaib tidak semuanya sama, hanya
orangnya saja yang tahu, sehingga apa saja yang menjadi kesulitan orang per orang dalam
melakukannya kita tidak bisa menentukannya dengan pasti.
Ada kasusnya gaib yang kita berkomunikasi dengannya itu memang sengaja menipu kita, atau kita
ditipu oleh gaib yang bersama kita (banyak terjadi pada orang-orang yang dirinya ketempatan
mahluk halus).

Tetapi kalaupun gaibnya tidak menipu, ada kasusnya juga yang kita sendiri tidak benar dalam
berkomunikasi.

Kalau kita bisa berkomunikasi dengan kontak rasa dan batin, bahasa di dalam komunikasi gaib itu
akan terkonversi menjadi bahasa yang kita mengerti.

Tapi ada kalanya juga kita sendiri yang tidak benar dalam berkomunikasi.

Ada kasusnya yang kita mengikuti jalan pikiran kita sendiri, bukan mengikuti aslinya komunikasi dari
gaibnya.

1. Kasusnya ada yang mirip seperti yang kita sedang mengobrol, tetapi saat itu kita seperti sedang
melamun, pikiran kita mengawang-awang, sehingga kita tidak utuh "mendengarkan" perkataan dari
gaibnya, mungkin malah kita terbawa pikiran kita sendiri,

atau

2. Kita tidak sepenuhnya mengedepankan kontak batin, kita masih mengikuti pikiran kita sendiri,
belum utuh mendengarkan komunikasinya tapi sudah mengambil kesimpulan sendiri, sehingga
seringkali kesimpulan kita atau pembacaan kita dari hasil komunikasinya tidak sepenuhnya akurat.

Dalam kasus-kasus di atas seringkali komunikasi yang kita tangkap hanya berupa bersitan-bersitan
pikiran saja, tidak bisa dirunut teratur seperti halnya percakapan yang sistematis, sehingga
kesimpulan yang kita buat juga bukan berasal dari keseluruhan hasil percakapan yang sistematis,
tapi adalah kesimpulan kita sendiri dari bersitan-bersitan pikiran kita sendiri.

Jadi seringkali ketidak-akuratan itu terjadi karena kita sendiri yang mengikuti pikiran kita sendiri.
Karena itu sama halnya seperti melihat gaib, dalam kita berkomunikasi dengan gaib juga dituntut
untuk kita bisa fokus batin pada percakapan gaib itu, jangan membiarkan munculnya bersitan-
bersitan pikiran yang mengganggu fokus batin kita, dan jangan beralih menggunakan pikiran yang
menyebabkan komunikasinya terputus.
Perhatian :

Dalam semua latihan maupun praktek sesungguhnya melihat gaib, terawangan gaib, olah rasa atau
menayuh, Penulis sangat menekankan supaya para pembaca belajar keras untuk bisa membedakan
mahluk halus yang baik dan yang tidak baik. Itu adalah upaya kita untuk berhati-hati.

Dalam kita menayuh, melihat gaib, menerawang atau mendeteksi sesuatu yang gaib usahakan
supaya secara otomatis kita bisa langsung mengetahui apakah yang sedang kita terawang itu
perwatakannya baik ataukah tidak baik.

Jika awalnya kita sudah merasakan bahwa sosok gaibnya itu tidak baik wataknya, sebaiknya
terawangannya jangan dipertegas, jangan sampai karena adanya kontak rasa dan batin, yang tidak
baik itu menjadi perhatian kepada kita, atau malah mendatangi kita. Karena itu untuk langkah awal
kehati-hatiannya lebih baik kalau kita menggunakan minyak jafaron dan membuat pagaran gaib
untuk perlindungan kita.

Meditasi Untuk Melihat Gaib

Untuk menindaklanjuti banyaknya pertanyaan mengenai cara-cara melihat gaib dan keinginan untuk
melihat gaib dengan cakra mata ketiga, di bawah ini Penulis sajikan metode meditasi sederhana
untuk keperluan itu dengan pertimbangan kehati-hatian, sebaiknya anda juga melakukannya dengan
hati-hati.

Penulis tidak memaksudkan cara melihat gaib dengan mata ketiga sebagai metode melihat gaib yang
berdiri sendiri. Sebaiknya kemampuan itu dijadikan kemampuan yang melengkapi kemampuan
kebatinan yang lain. Sebaiknya sebelumnya anda sudah menguasai cara-cara melihat gaib dengan
batin dan rasa, seperti yang sudah Penulis tuliskan cara latihannya dalam tulisan berjudul Olah Rasa
dan Kebatinan dan Ilmu Tayuh / Menayuh Keris , sebagai kemampuan dasar yang harus lebih dulu
dikuasai sebelum mempelajari metode yang lebih tinggi. Cara-cara dalam latihan olah rasa itu cukup
efektif untuk meminimalisir ketidakakuratan dalam melihat gaib. Latihlah lebih dulu kepekaan rasa
dan batin dan latihlah dulu kekerasan batin dan mental anda dengan membiasakan diri berada di
lingkungan gaib.

Setelah itu sebaiknya anda juga belajar "membangun" kekuatan kebatinan dan energi dan cara-cara
penggunaannya, misalnya seperti yang sudah Penulis tuliskan dalam judul Kebatinan dalam
Keagamaan, Meditasi Energi, Pembersihan Gaib 4 atau dengan cara-cara kebatinan dan spiritual
yang lain. Sedapat mungkin semua kekuatan kebatinan yang berhasil dihimpun dapat diolah menjadi
kekuatan rasa dan dapat disatukan dengan kepekaan rasa, menjadi satu kesatuan kemampuan
kebatinan.

Dalam proses meditasi ini tubuh anda akan memancarkan gelombang energi tertentu dan pikiran
anda akan memancarkan gelombang pikiran tertentu yang dapat mengundang datangnya sosok-
sosok halus tertentu. Kalau anda merasa takut (atau merinding takut) atau merasakan sesuatu yang
berbahaya, sebaiknya jangan dilanjutkan, mungkin memang ada sesosok gaib yang datang, atau di
sekitar tempat anda tinggal mungkin ada sosok-sosok gaib negatif, dan mungkin situasinya memang
berbahaya. Sebaiknya sebelum bermeditasi anda mengoleskan sedikit minyak jafaron di tangan,
perut, punggung, dan belakang leher anda untuk menjauhkan sosok-sosok halus negatif dari dekat
anda. Lebih baik lagi kalau anda juga punya pagaran gaib. Dan jika anda belum berhasil pada hari
pertama sebaiknya tidak usah dipaksakan. Masih bisa dilakukan lagi pada hari yang lain.

Sugesti meditasi kebatinan ini adalah untuk belajar melepaskan pikiran dan mengedepankan batin.
Kendorkan pikiran biar batin yang bekerja. Kedepankan rasa dan batin dan istirahatkan pikiran.
Meditasi ini sebaiknya dilakukan tanpa keinginan yang menggebu-gebu untuk segera dapat melihat
gaib, karena kemampuan itu nantinya akan terjadi dengan sendirinya. Hilangkan semua hasrat dan
keinginan. Hasrat yang menggebu-gebu dan keinginan untuk bisa melihat gaib justru akan membuat
pikiran anda tegang dan dapat menghalangi proses peka rasa dan pembukaan cakra (apalagi kalau
meditasinya direncanakan).

Tidak semua orang berhasil melepaskan pikirannya untuk mengedepankan batinnya. Kalau perlu
meditasinya jangan direncanakan. Lakukan saja ketika kita sedang iseng dan santai tak ada kegiatan.
Kalau kita santai melakukannya dan tak ada beban hasrat, biasanya sekali saja melakukannya sudah
berhasil. Tetapi ada juga orang lain yang harus melakukannya sampai berkali-kali baru bisa berhasil,
bahkan ada juga yang tidak pernah berhasil. Mungkin memang bukan rejekinya. Memang
peruntungan orang berbeda-beda dan faktor penghalangnya juga berbeda-beda.
Faktor terbesar yang menjadi penghalang pencapaian keberhasilan dari suatu laku meditasi adalah
adanya khodam ilmu / pendamping atau adanya mahluk halus di dalam kepala atau badan yang
keberadaan mereka itu sering sekali memberikan bisikan gaib dan penglihatan yang bersifat fiktif,
ilusi dan halusinasi, terutama dalam meditasi mata terpejam. Mungkin malah orangnya sampai
dibuat seolah-olah dirinya merogoh sukma, rohnya terbang ke langit atau berjalan-jalan di alam gaib
atau berhalusinasi bertemu dengan sosok halus tertentu.

Karena itu jika anda sadar diri anda berkhodam sebaiknya sebelum bermeditasi anda sampaikan
kepada khodam-khodam anda itu dan semua mahluk halus yang bersama anda supaya jangan
memberikan gambaran dan bisikan gaib apapun. Perintahkan supaya mereka mengikuti saja jalan
pikiran anda.

Sesudah diperintahkan begitu mudah-mudahan semua gaib yang bersama anda tidak akan
memberikan halusinasi kepada anda, tetapi gaib yang di dalam badan / kepala, terutama yang
jenisnya adalah sukma (arwah) manusia, kemungkinannya akan tetap memberikan halusinasi,
karena sudah watak dasarnya mereka menipu dan menyesatkan. Karena itu atas adanya mahluk
halus jenis sukma / arwah di dalam tubuh manusia, siapapun dia, darimanapun asal-usulnya, Penulis
menganjurkan untuk diisolasi dan dikeluarkan. Selebihnya tinggal anda sendiri untuk kritis
membedakan mana kegaiban yang nyata dan mana yang fiktif / ilusi, jangan sampai terbawa
mengikuti yang sifatnya fiktif / menipu. Usahakan untuk belajar bisa fokus kepada sedulur papat kita
sendiri dalam hal inspirasi, ide dan ilham dan gambaran gaib, jangan kepada yang lain.

Kalau dalam kondisi meditasi ini anda merasakan ada tekanan / gerakan di dahi, hidung, atau ubun-
ubun, mungkin itu adalah gerakan cakra-cakra tubuh yang bergerak untuk mulai membuka.

Dalam meditasi ini jangan menggunakan pikiran untuk berkonsentrasi.

Jangan berusaha keras untuk berkonsentrasi.

Pikiran yang seharusnya santai, jangan sampai justru pikirannya bekerja keras untuk berkonsentrasi.
Kendorkan pikiran. Baca doa dalam hati.

Kondisi mata terpejam juga dapat mendorong orang untuk keras berkonsentrasi dengan pikirannya.
Jika anda mengalami itu mungkin akan lebih mudah jika anda melakukannya tidak dengan
memejamkan mata. Dalam kondisi kamar gelap gulita mata boleh tetap terbuka, pandangan
diarahkan santai ke bawah seperti orang melamun. Tetap alirkan doa dalam hati supaya pikiran tidak
kosong melayang (tetapi juga jangan keras berkonsentrasi untuk berdoa).
Meditasinya dengan duduk bersila,

Meditasinya bisa dilakukan kapan saja, paling baik dilakukan antara jam 22.00 - jam 03.00 pagi.

Lampu kamar dimatikan, sehingga suasana menjadi gelap.

Pada awal meditasinya sebaiknya anda berdoa dahulu meminta perlindungan Tuhan.

Sebaiknya meditasinya dilakukan di kamar tidur, tidak di luar rumah, untuk menghindarkan
datangnya sosok-sosok gaib yang tidak diundang, yang tidak jelas juntrungannya.

(Kalau anda masih merasa takut / was-was, meditasinya bisa dilakukan siang hari, tapi usahakan
kondisi kamar / ruangannya gelap dan hening).

Sejak awal meditasinya dan seterusnya diharapkan anda berdoa (zikir / wirid di dalam hati),
tujuannya adalah untuk memfokuskan batin anda dan mengarahkan supaya pikiran anda tidak
kosong atau mengambang melayang-layang tidak jelas, tetapi juga jangan berusaha keras untuk
terus berdoa. Doa itu hanya berfungsi untuk mengisi kekosongan pikiran. Sebaiknya anda tidak
menggunakan doa dan amalan yang bersifat keilmuan. Lantunkan doa-doa pribadi dari hati kepada
Tuhan, atau doa dan amalan yang sifatnya netral, bukan yang bersifat keilmuan, apalagi amalan
untuk melihat gaib.

Untuk yang beragama Islam anda bisa mengucapkan syahadat dan melantunkan doa Al Fateha,
sedangkan untuk umat beragama lain silakan memilih sendiri doa yang sesuai untuk pembukaan
batin atau melihat alam gaib. Untuk umat Kristen, sepertinya doa Bapa Kami tidak bisa digunakan
disini, karena doa itu mengandung makna khusus dan sifat kerohaniannya tidak untuk tujuan
meditasi ini.

Bagi yang tidak mempunyai doa sendiri, di bawah ini ada doa kebatinan kejawen yang mungkin
berguna untuk diwirid di dalam hati. Bunyinya sbb :

Sukma ingsun sukma sejati

Sukma sejatining urip

Urip sejatining manungsa

Tiluhur tak usap dampal

Di tengah puser udel


Serbudi aptoroso diroso keno kuoso

Ya Alloh kul goib

Kulo nyuwun ijin

Ya Alloh kulo nyuwun kekuatan

Ya Alloh kulo nyuwun kesaktian

Ya Alloh kulo nyuwun kegaiban

Mugi-mugi Alloh kul goib ngabulaken panyuwun kulo

Hong wilaheng sekare bahwono langgeng (3x)

Amalan di atas tujuan sugestinya adalah untuk memohonkan terkabulnya suatu keinginan, selain
permohonan kepada Tuhan, kegaiban sukma juga akan membantu terwujudnya keinginan itu, tetapi
secara umum sugesti di atas, yang bersifat kebatinan, akan dapat membangkitkan kemampuan
kebatinan seseorang, akan dapat mengantarkan seseorang menjadi linuwih dan waskita secara
kebatinan.

Dalam laku bermeditasi, doa / zikir / wirid berfungsi untuk membantu supaya pikiran kita tidak
kosong atau mengambang melayang-layang, supaya lebih terarah menuju keheningan. Lebih baik
jika kita menggunakan tasbih. Sesuai fungsinya yang untuk membantu supaya pikiran kita lebih
terarah menuju keheningan, maka selama bermeditasi itu jangan kita berkonsentrasi keras untuk
berdoa. Doa / zikir / wirid harus difungsikan untuk mengantarkan kita menuju keheningan.

Meditasi 1.

Dengan cara bermeditasi, melihat gaib atau berkomunikasi dengan sesosok gaib biasanya dilakukan
dengan kita secara batin masuk ke dalam "frekwensi gaib", atau secara sadar masuk ke alam bawah
sadar. Implisit dalam uraian tersebut, latihan meditasi ini adalah ditujukan untuk itu. Karena itu jika
sudah bisa masuk ke dalam frekwensi gaib itu, janganlah kemudian beralih menggunakan pikiran,
jangan berpikir atau berkata-kata dengan pikiran, sampaikan semua pertanyaan seperti orang yang
sedang kontak rasa, semuanya dilakukan secara imajiner. Biarkan semua ilham dan kontak rasa /
batin mengalir sampai selesai, jangan terputus karena kita menggerakkan pikiran.
Tahap pertama belajar melihat gaib dilakukan untuk "melihat" atau bertemu dengan sosok gaib
tertentu atau mendapatkan penglihatan gaib dari khodam benda-benda jimat, keris / pusaka dan
sosok-sosok khodam pendamping, jika anda sudah memilikinya (atau meminjam keris milik teman,
kalau tidak punya). Sebelumnya disiapkan dulu bendanya dan dipastikan dulu dengan cara seperti
menayuh keris atau dengan cara olah rasa bahwa khodamnya baik dan berkenan membantu anda
belajar melihat gaib. Cara ini lebih aman daripada langsung berinteraksi dengan sosok-sosok halus
lain yang anda belum kenal atau belum merasa dekat yang sosok dan wataknya seperti apa juga
belum tahu.

Kalau anda sudah mempunyai benda gaib atau khodam pendamping, sebaiknya anda manfaatkan
untuk menjadi lebih mengerti tentang dunia gaib. Ajaklah mereka untuk berkomunikasi secara
langsung dengan cara yang sama seperti menayuh keris atau bisa juga dicoba dengan cara hening
meditasi ini. Bila anda sudah merasa dekat dengan khodam anda dan bisa bersugesti, seharusnya
cara ini mudah dilakukan dan pasti berhasil. Jika anda masih merasa takut, sebaiknya disugestikan
kepada khodam anda supaya menampilkan diri sebagai sosok manusia yang enak dipandang mata,
yang tidak menyeramkan.

Jika anda berhasil "masuk" ke dalam frekwensi gaib dalam meditasi 1 ini, pada awalnya mungkin
anda akan merasakan rasa yang mencekam. Itu adalah reaksi dari roh pancer anda ketika pertama
kali merasakan suasana alam gaib.

Jika kita berhasil "masuk" ke dalam frekwensi gaib kita akan mendapati suasana dan lingkungan yang
sangat berbeda dengan kondisi aslinya di tempat kita bermeditasi. Walaupun kita melakukan
meditasinya di kamar tidur kita, dalam kondisi kita "masuk" ke dalam frekwensi gaib itu kita akan
bisa melihat mahluk halus, tetapi kita tidak akan melihat meja, lemari, atau bangunan rumah kita,
karena di alam gaib, meja, lemari atau bangunan rumah kita itu tidak ada.

Dalam kondisi melihat gaib itu roh sedulur papat kita menyatukan diri dan penglihatannya dengan
pancernya, sehingga apa yang dilihat oleh sedulur papatnya, pancernya juga bisa ikut melihatnya,
sehingga kemudian kita bisa melihat gaib. Dalam hal ini sedulur papat kita tidak keluar dari tubuh,
tetapi menyatukan dirinya dengan pancernya, berbeda dengan melihat gaib dengan mata ketiga di
atas yang keberadaan khodam di kepala seseorang memaksa sedulur papatnya keluar dari tubuh.

Tujuan laku meditasi ini adalah untuk memunculkan aktivitas sukma kita yang bersifat roh, tidak
bersifat fisik. Karena itu dalam melakukannya kita harus bisa mengendapkan semua aktivitas yang
bersifat fisik, pikiran dan perasaan, semuanya diselaraskan menuju keheningan, menuju titik nol.
Kalau anda merasa kaki anda pegal, anda bisa merubah posisi kaki anda, bisa juga diluruskan.
Usahakan untuk terus memejamkan mata dan berdoa / zikir di dalam hati.

Kalau dalam bermeditasi ini anda tertidur, itu tidak apa-apa. Kalau meditasinya dihentikan dan
kemudian anda pergi tidur, itu juga tidak apa-apa. Tapi kalau ingin diteruskan, sebaiknya memang
diteruskan.

Itu adalah tahapan anda sudah masuk ke dalam frekwensi alam bawah sadar yang membawa anda
masuk ke alam mimpi. Untuk meneruskannya mata tetap dipejamkan dan teruskan berdoa / zikir di
dalam hati. Jangan menggunakan pikiran, biarkan semua kesadaran mengalir hanya dalam hati.

Proses meditasinya sbb :

1. Kendorkan pikiran, biar batin yang bekerja

Gunakan kepekaan rasa dan batin

Duduklah bersila dengan punggung tegak sempurna, tetapi santai, tidak kaku

2. Berdoalah di dalam hati (zikir / wirid di dalam hati) sampai anda merasa tenang, nyaman dan
hening.

Teruskan saja berdoa sampai anda masuk ke dalam suasana gaib (frekwensi gaib)

3. Setelah anda berada dalam suasana hening atau suasana gaib itu, kalau khodamnya tidak masuk
sendiri

ke dalam penglihatan gaib anda, anda panggil khodamnya supaya masuk ke dalam penglihatan
gaib anda.

4. Sesudah khodamnya masuk ke dalam penglihatan batin anda, ajaklah berkomunikasi, misalnya
ajukan

pertanyaan seperti siapa namanya, kegunaannya, asal-usulnya, dsb, dan "dengarkan" jawabannya.

5. Sesudahnya, jika dianggap cukup, ucapkan terima kasih atas bantuannya.

Biasanya saat masih baru belajar bermeditasi di kegelapan, dalam kondisi mata terpejam, dalam
kondisi menuju keheningan, kita akan merasa melihat kilatan-kilatan cahaya, atau garis-garis
menyala yang bergerak melingkar-lingkar atau berputar tidak beraturan. Itu adalah gambaran
gelombang energi dari pikiran kita. Jika sudah terbiasa bermeditasi biasanya sinar-sinar itu tidak
tampak lagi, atau penampakkannya sudah lebih halus, karena pikiran kita sudah bisa beradaptasi
untuk selaras menuju keheningan.
Tanda-tanda anda sudah masuk ke dalam "frekwensi gaib" adalah ketika anda sudah sampai pada
kondisi meditasi yang terasa suasananya hening dan gelap, tetapi dalam kegelapan itu anda merasa
bisa "melihat".

Meditasi di atas dikhususkan untuk bisa melihat dan berkomunikasi secara langsung dengan sosok-
sosok gaib tertentu, seperti khodam dari benda-benda jimat, keris atau khodam pendamping atau
roh sedulur papat atau sosok lain yang kita inginkan. Gunakanlah insting dan kepekaan rasa untuk
bisa menilai sosok-sosok yang bersifat tidak baik atau jahat, jangan sampai anda berinteraksi dengan
yang tidak baik.

Dalam proses meditasi di atas, pada saat anda sudah masuk dalam "frekwensi gaib", anda panggillah
sosok gaib anda supaya duduk di hadapan anda dan ajaklah berkomunikasi. Anda bisa tanyakan
nama lengkapnya, pesan-pesannya, dsb dan anda bisa juga tanyakan hal-hal lain yang anda ingin
ketahui jawabannya.

Komunikasi dilakukan dengan aliran rasa batin, bisa juga menyampaikan kata-kata dengan cara
berbicara dengan mulut seperti orang mengobrol, tapi tetap saja nantinya jawaban dari sosok gaib
itu adalah kontak rasa / batin, walaupun anda merasa mendengar jawabannya dengan telinga anda.

Dalam semua proses meditasi dan perenungan usahakan supaya tidak mengedepankan pikiran.
Biarkan ide / ilham / bisikan gaib mengalir sampai lengkap, jangan berkonsentrasi keras dengan
berpikir yang dapat menyebabkan aliran ide / ilham itu terputus, sehingga nantinya terpaksa harus
mengulang lagi dari awal.

Meditasi 2.

Tahap kedua belajar melihat gaib adalah mencoba untuk membuka penglihatan gaib "mata ketiga",
yaitu cakra energi di antara 2 alis mata. Sebelum melakukannya, anda harus memantapkan tekad
dan niat anda. Kalau masih ragu-ragu atau ada rasa takut, sebaiknya tidak usah dilanjutkan.
Sebaiknya sebelumnya anda sudah menguasai cara-cara melihat gaib dengan batin dan rasa, sebagai
kemampuan dasar yang harus lebih dulu dikuasai sebelum mempelajari metode ini, seperti yang
sudah Penulis tuliskan dalam tulisan Olah Rasa dan Kebatinan dan Ilmu Tayuh / Menayuh
Keris. Latihlah dulu kepekaan rasa dan batin untuk mempersiapkan batin dan mental anda dengan
membiasakan diri berada di lingkungan gaib.

Dalam melakukan meditasi 2 ini sebaiknya dilakukan tanpa ada keinginan yang menggebu-gebu
untuk segera dapat melihat gaib, karena kemampuan itu nantinya akan terjadi dengan sendirinya.
Hilangkan semua hasrat dan keinginan. Hasrat yang menggebu-gebu dan keinginan untuk bisa
melihat gaib justru akan membuat pikiran kita tegang dan bisa menghalangi proses peka rasa dan
pembukaan cakra (apalagi kalau meditasinya direncanakan).

Laku meditasi untuk berhasil mencapai frekwensi gaib dan untuk bisa melihat gaib memang tidak
selalu mudah bagi semua orang, sifatnya untung-untungan. Lebih baik melakukannya tanpa ada
beban hasrat ingin cepat berhasil, bahkan kalau meditasinya direncanakan pun akan menambah
beban pikiran kita.

Lebih baik ketika kita sedang santai, tiba-tiba ingin meditasi, barulah itu dilakukan. Biasanya yang
hanya iseng saja seperti itu malah bisa berhasil.

Tujuan laku meditasi ini adalah untuk memunculkan aktivitas sukma kita yang bersifat roh, tidak
bersifat fisik. Karena itu dalam melakukannya kita harus bisa mengendapkan semua aktivitas yang
bersifat fisik, pikiran dan perasaan, semuanya diselaraskan menuju keheningan, menuju titik nol.

Tidak semua orang berhasil melepaskan pikirannya untuk mengedepankan batinnya. Karena itu
kalau kita santai melakukannya dan tak ada beban hasrat, biasanya sekali saja melakukannya sudah
berhasil, bahkan ada orang yang tidak sengaja, awalnya iseng saja, tetapi berhasil melakukannya.
Tetapi ada juga orang yang harus melakukannya sampai berkali-kali baru bisa berhasil, bahkan ada
juga yang tidak pernah berhasil. Mungkin memang bukan rejekinya. Memang peruntungan orang
berbeda-beda dan faktor penghalangnya juga berbeda-beda.

Untuk membuka mata ketiga prinsip meditasinya sama dengan cara meditasi 1 di atas, dilakukan
terus sampai terbuka mata ketiganya dan bisa melihat alam gaib. Paling cepat 2 - 3 jam, bisa juga
lebih lama lagi, itu juga kalau langsung berhasil. Biasanya orang melakukannya sampai berkali-kali
baru berhasil. Jika anda belum berhasil pada hari pertama sebaiknya tidak usah dipaksakan. Masih
bisa dicoba lagi pada hari yang lain.
Kalau anda merasa kaki anda pegal, anda bisa merubah posisi kaki anda, bisa juga diluruskan.
Usahakan untuk terus memejamkan mata dan berdoa / zikir di dalam hati.

Kalau dalam bermeditasi ini anda tertidur, itu tidak apa-apa. Kalau meditasinya dihentikan dan
kemudian anda pergi tidur, itu juga tidak apa-apa. Tapi kalau ingin diteruskan, sebaiknya memang
diteruskan.

Itu adalah tahapan anda sudah masuk ke dalam frekwensi alam bawah sadar yang membawa anda
masuk ke alam mimpi. Untuk meneruskannya mata tetap dipejamkan dan teruskan berdoa / zikir di
dalam hati. Jangan menggunakan pikiran, biarkan semua kesadaran mengalir hanya dalam hati.

Tanda-tanda mulai terbukanya cakra mata ketiga adalah ketika dalam kondisi mata terpejam itu kita
seperti melihat tabir putih atau gumpalan kabut putih. Itu adalah tabir gaib yang harus dilewati.
Teruskan saja meditasinya.

Sesudah itu akan tampak gelap gulita. Teruskan saja meditasinya.

Sesudah itu barulah anda mulai bisa melihat sosok-sosok gaib di dalam kegelapan, masih samar-
samar. Teruskan saja meditasinya sampai anda yakin sudah bisa melihat sosok-sosok gaib dengan
cukup jelas.

Ingat, jangan beralih menggunakan pikiran !

Ketika anda sudah bisa melihat sosok-sosok halus di dalam kegelapan, walaupun samar-samar,
sebaiknya meditasinya diteruskan sampai anda merasa kemampuan melihat gaib anda "matang",
sampai bisa dengan jelas melihat sosok-sosok halus, karena pada esok harinya belum tentu anda
bisa mencapai kondisi yang sama seperti itu lagi (mungkin cakranya kembali menutup atau tingkat
sugesti / antusias anda berkurang).

Pada tahapan awal bisa melihat gaib biasanya hanya bisa melihat sosok-sosok gaib gelap / hitam di
dalam kegelapan dan hanya bisa melihat kondisi warna hitam dan putih saja. Pada hari-hari
selanjutnya, kalau meditasinya sering dilatih nantinya penglihatannya akan lebih jelas dan bisa
melihat warna-warni pakaian sosok-sosok halus, ada yang berpakaian putih, hitam, merah, hijau,
kuning, dsb. Kalau sudah bisa melihat sosok-sosok gaib di tempat gelap, nantinya juga akan bisa
melihat sosok-sosok gaib di tempat terang dan tidak harus memejamkan mata.
Untuk tahapan awal sebaiknya digunakan untuk melihat sosok-sosok gaib yang tidak "berbahaya",
misalnya untuk melihat isi gaib dari benda-benda gaib dan pusaka atau khodam pendamping anda,
atau untuk melihat sosok-sosok gaib di dalam rumah atau di sekitar rumah anda, jangan digunakan
untuk melihat gaib-gaib di kuburan atau tempat-tempat angker yang sosok-sosok gaibnya tidak jelas
juntrungannya. Sesudahnya juga akan bisa anda gunakan untuk melihat / bertemu dengan sosok-
sosok leluhur anda atau sosok sedulur papat anda dengan cara memanggilnya untuk hadir di
hadapan anda, kalau kemampuan melihat gaib anda sudah cukup tajam dan dalam.

Selebihnya dalam melihat gaib itu usahakanlah untuk juga mengedepankan kepekaan rasa, sehingga
anda juga akan dapat menilai perwatakan dan rasa energi sosok-sosok halus yang anda lihat, menilai
pengaruhnya terhadap anda apakah baik atau buruk, bersifat negatif ataukah positif, dari golongan
putih ataukah hitam, keberadaannya membahayakan atau tidak. Secara keseluruhan usahakanlah
supaya kemampuan melihat gaib itu bisa anda gunakan untuk menilai kesejatian dari apa yang anda
lihat, bukan sekedar bisa melihat gaib.

Jika anda berhasil mencapai kondisi tujuan meditasi yang disebutkan dalam meditasi 1 dan 2 di atas,
pada tahap awalnya mungkin anda akan merasakan rasa yang mencekam. Itu adalah reaksi dari roh
pancer anda ketika pertama kali merasakan suasana alam gaib.

Jika kita berhasil "masuk" ke dalam frekwensi gaib kita akan mendapati suasana dan lingkungan yang
sangat berbeda dengan kondisi aslinya di tempat kita bermeditasi. Walaupun kita melakukan
meditasinya di kamar tidur kita, dalam kondisi kita "masuk" ke dalam frekwensi gaib itu kita akan
bisa melihat mahluk halus, tetapi kita tidak akan melihat meja, lemari, atau bangunan rumah kita,
karena di alam gaib, meja, lemari atau bangunan rumah kita itu tidak ada.

Dalam kondisi melihat gaib itu roh sedulur papat kita menyatukan diri dan penglihatannya dengan
pancernya, sehingga apa yang dilihat oleh sedulur papatnya, pancernya juga bisa ikut melihatnya,
sehingga kemudian kita sebagai pancer bisa juga melihat gaib. Dalam hal ini sedulur papat kita tidak
keluar dari tubuh, tetapi menyatukan dirinya dengan pancernya, berbeda dengan melihat gaib
dengan mata ketiga di atas yang keberadaan khodam di kepala seseorang memaksa sedulur
papatnya keluar dari tubuh.

Perlu disampaikan disini bahwa dalam laku meditasi di atas tubuh dan pikiran anda akan
mengeluarkan gelombang energi tertentu yang bisa menarik perhatian sosok-sosok halus di sekitar
anda untuk datang. Karena itu sebaiknya anda melakukan meditasinya di tempat yang cukup aman
(misalnya di kamar tidur). Kalau anda sudah memiliki benda-benda gaib berkhodam, akan lebih baik
kalau sebelumnya anda minta dibuatkan pagaran gaib. Lebih baik juga kalau anda mengoleskan
minyak jafaron di perut, punggung, tengkuk dan dahi anda untuk menolak datangnya sosok-sosok
halus golongan hitam dan yang berenergi negatif. Tetapi mahluk halus selain jenis itu tidak dapat
diusir oleh minyak jafaron, sehingga kalau anda deteksi ada sesosok gaib yang datang sebaiknya
anda tolak kehadirannya, atau kalau anda merasakan sesuatu yang tidak baik sebaiknya meditasinya
anda hentikan.

Kondisi memejamkan mata juga dapat mendorong munculnya gambaran-gambaran ilusi / halusinasi
yang berasal dari alam bawah sadar anda dan mungkin juga muncul kejadian-kejadian gaib lain
karena adanya reaksi dari gaib-gaib di sekitar anda berada. Karena itu dalam rangka meditasi di atas
(yang memejamkan mata), jika ada gambaran-gambaran gaib yang tampak di mata atau di pikiran
anda, baik itu hanya ilusi / halusinasi, ataupun yang benar ada sosok gaibnya, sebaiknya diabaikan
saja, tidak perlu dipikirkan dan tidak perlu dipermasalahkan.

Kondisi memejamkan mata juga dapat mendorong munculnya gambaran-gambaran ilusi / halusinasi,
terutama jika anda berkhodam atau di dalam kepala / badan anda ketempatan mahluk halus, yang
mungkin sampai membuat anda merasa seperti merogoh sukma, atau merasa roh anda terbang
tinggi ke langit. Jika anda mempunyai khodam ilmu / pendamping sebaiknya khodam-khodam anda
itu diperintahkan untuk tidak memberikan gambaran-gambaran ataupun bisikan-bisikan gaib,
supaya netral mengikuti saja aktivitas anda. Tetapi jika di tubuh anda ketempatan mahluk halus,
mungkin perlu dipertimbangkan untuk anda melakukan pembersihan gaib, jika mahluk halusnya
tidak baik.

Sesudah diperintahkan begitu mudah-mudahan semua gaib yang bersama anda tidak akan
memberikan halusinasi kepada anda, tetapi gaib yang di dalam badan / kepala, terutama yang
jenisnya adalah sukma (arwah) manusia, kemungkinannya akan tetap memberikan halusinasi,
karena sudah watak dasarnya menipu dan menyesatkan. Karena itu jenis sukma di dalam tubuh
manusia Penulis menganjurkan untuk diisolasi dan dikeluarkan. Selebihnya tinggal anda sendiri
untuk kritis membedakan mana yang nyata dan mana yang fiktif / ilusi, jangan sampai terbawa
mengikuti yang sifatnya fiktif / menipu. Usahakan untuk belajar bisa fokus kepada sedulur papat kita
sendiri dalam hal inspirasi, ide dan ilham dan gambaran gaib, jangan kepada yang lain.

Ditekankan juga disini beberapa tanda dan gejala sebagai rambu-rambu untuk diperhatikan, yang
kalau terasa tanda-tanda ini terjadi sebaiknya meditasinya dihentikan sejenak. Konsentrasi lagi,
pikiran jangan kosong melayang, alirkan doa dalam hati,

yaitu kondisi :
1. Tubuh bergetar kencang, atau

2. Roh terasa naik ke atas, terasa dingin dari kaki naik ke atas, atau

3. Pikiran terasa melayang, rohnya terasa seperti mengambang keluar tubuh.

Kondisi-kondisi di atas mungkin saja adalah gejala merogoh sukma.

4. Pikiran terasa melayang / mengambang.

Jangan biarkan pikiran melayang / mengambang. Bisa-bisa nanti malah kesurupan.

5. Merinding atau muncul perasaan takut yang mencekam.

Mungkin psikologis anda belum siap.

Mungkin juga ada sesosok gaib yang datang. Kalau ini yang terjadi sebaiknya meditasinya
dihentikan

saja, dilanjutkan lagi pada hari yang lain. Sebaiknya sebelum bermeditasi oleskan minyak jafaron
merah

di telapak tangan, perut dan punggung dan di tengkuk (bagian belakang leher), supaya tidak
didekati

oleh sosok halus yang tidak baik.

Kalau terasa terjadi tanda-tanda seperti di atas sebaiknya meditasinya dihentikan sejenak.

Konsentrasi lagi, pikiran jangan kosong melayang, alirkan doa dalam hati.

Cara bermeditasi yang benar itu pikiran jangan kosong, tetapi dikendorkan, diistirahatkan, alirkan
doa / zikir dalam hati supaya pikiran tidak kosong melayang.

Jadi yang benar itu pikiran tidak kosong, tetapi dikendorkan, diistirahatkan, untuk lebih
mengedepankan rasa dan batin.

Tetapi ada orang-orang yang kesulitan untuk mengendorkan pikiran. Pikiran yang seharusnya
diistirahatkan malah dipakai untuk berusaha keras berkonsentrasi. Bermeditasi dengan kondisi mata
terpejam juga dapat mendorong orang untuk keras berkonsentrasi dengan pikiran, yang jika
diteruskan meditasinya, maka sesudah meditasinya itu kepala orangnya akan terasa pusing / penat.

Untuk orang-orang yang mengalami kesulitan mengendorkan pikiran seperti di atas, pemecahannya
adalah pikiran dikendorkan seperti sedang melamun, mata boleh terbuka tetapi tetap santai dan
pandangan diarahkan ke bawah, tetap alirkan doa dalam hati supaya pikiran tidak kosong melayang
(dalam kondisi gelap tanpa cahaya).

Mengenai laku meditasi, memang tidak selalu mudah awalnya bagi semua orang, terutama kalau
orangnya memiliki suatu masalah di dalam dirinya yang sebelumnya tidak disadarinya (selain
masalah yang timbul dari adanya ketempatan mahluk halus di dalam tubuh).

Misalnya :

1. Ada orang-orang yang tidak biasa hening, sehingga agak susah awalnya untuk langsung bisa
hening,

mungkin juga akan tidak sabar dalam bermeditasi.

2. Ada orang-orang yang terbiasa keras berpikir, sehari-harinya lebih aktif dengan pikirannya,
kepalanya

penuh dan penat dengan energi, sehingga agak sulit ketika ia harus mengendorkan pikirannya,
mungkin

untuk hening pun ia akan keras berkonsentrasi supaya bisa hening, bukannya mengendorkan
pikirannya.

Ketika bermeditasi memejamkan mata, gelombang energi pikiran akan tampak berkecamuk
seperti

sinar-sinar atau garis-garis bersinar merah atau lingkaran-lingkaran sinar yang bergerak liar, atau
merasa

melihat ada kilatan-kilatan cahaya atau ada suara-suara letupan di dalam pikiran atau di
telinganya (saraf

keseimbangan). Nantinya sesudah terbiasa bermeditasi gelombang pikirannya akan menjadi lebih
halus
dan teratur, karena sudah terbiasa untuk selaras menuju keheningan.

3. Ada orang-orang yang mengalami ketidakseimbangan saraf, sehingga sebentar saja memejamkan
mata,

ia merasa dirinya goyang hendak jatuh.

4. Ada juga orang-orang yang ada ketidakseimbangan gelombang energi dalam tubuhnya, sehingga
sebentar

saja memejamkan mata, ia merasa dirinya melambung / melayang.

5. Ada juga orang-orang yang kondisi saraf dan energi otak dan jantungnya kurang baik, sehingga
ketika

memaksakan diri untuk bermeditasi, sesudahnya kepalanya terasa pening atau pusing, tekanan

darahnya turun, dsb, gejalanya seperti orang masuk angin.

Jadi laku bermeditasi itu sebenarnya juga menjadi cara untuk kita mendeteksi masalah di dalam diri
kita. Walaupun dalam kondisi sehari-harinya masalah-masalah itu tidak muncul, tidak terasa
gejalanya, tetapi sesudah menjalankan laku meditasi itu kemudian masalahnya akan tampak dan
terasa gejalanya. Nantinya kalau sudah terbiasa bermeditasi, maka masalah-masalah di atas akan
bisa diatasi, karena tubuh, pikiran dan energinya akan beradaptasi menyelaraskan diri menuju titik
nol. Itu juga sebenarnya manfaat meditasi yang ditawarkan dalam meditasi-meditasi untuk relaksasi,
penyembuhan, dsb.

Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, untuk langkah awalnya bisa saja meditasinya dilakukan
dengan tidak memejamkan mata. Dalam kondisi ruangan gelap gulita mata boleh tidak terpejam,
tetapi tetap santai, seperti orang melamun, pandangan diarahkan santai ke bawah. Tetapi
sesudahnya sebaiknya membiasakan diri untuk memejamkan mata, untuk memunculkan aktivitas
batin dan sukma yang sebenarnya, yang juga berfungsi untuk mengsugesti diri untuk menyelaraskan
semua energi, pikiran dan batin, untuk selaras menuju titik nol.
Jika anda berkeinginan untuk mengasah indera keenam, kepekaan / ketajaman insting dan naluri,
sebaiknya anda membiasakan diri berada di tempat yang sepi dan gelap, seperti dicontohkan dalam
tulisan berjudul Olah Rasa dan Kebatinan.

Di dalam kondisi normal yang terang penuh cahaya, tubuh dan sukma kita akan mengedepankan
panca indera, penglihatan, pendengaran, dsb.

Di dalam kondisi yang sepi dan sedikit cahaya, tubuh dan sukma kita akan secara alami
memunculkan kepekaan panca indera, penglihatan, pendengaran, dsb, supaya dalam kondisi sepi
dan minim cahaya itu kita tetap bisa melihat, bisa mendengar, dsb.

Di dalam kondisi yang sepi dan gelap tanpa cahaya (gelap gulita), tubuh dan sukma kita akan secara
alami memunculkan dan mempertajam kepekaan panca indera, penglihatan, pendengaran, dsb,
supaya dalam kondisi sepi dan tanpa cahaya itu kita tetap bisa melihat, bisa mendengar, dsb.

Dalam hal kita sengaja berlama-lama berada dalam kondisi sepi dan gelap gulita itu yang mata kita
tidak dapat melihat apa-apa, yang dalam kondisi itu panca indera kita tidak banyak berguna, maka
secara otomatis sukma kita akan lebih banyak berperan daripada tubuh fisik kita, sukma kita akan
mengedepankan indera keenam kita, yaitu kepekaan rasa dan batin, insting dan naluri. Karena
sukma kita bersifat roh, maka aktivitas roh kita itu akan menjadikan kita lebih peka dengan hal-hal
yang bersifat roh, menjadikan kita lebih peka terhadap keberadaan mahluk halus dan bisikan-bisikan
gaib. Mungkin juga akan menjadikan kita bisa melihat gaib.

Kondisi-kondisi di atas adalah kondisi kondisi ketika kita tidak memejamkan mata, kondisi santai
melihat di dalam kegelapan ketika kita sengaja berlama-lama di dalam kondisi yang sepi dan gelap
gulita. Dalam kondisi itu sukma kita akan mempertajam kemampuan deteksinya terhadap sesuatu
yang berada di "luar tubuh".

Jika kita ingin memunculkan aktivitas batin dan sukma yang sebenarnya, maka dalam kondisi di atas
itu seharusnya kita memejamkan mata, "masuk" ke dalam diri kita sendiri, ke dalam batin kita
sendiri. Kondisi ini akan lebih efektif untuk "membangkitkan" aktivitas sukma kita dalam hal-hal yang
bersifat gaib.

Karena itu aktivitas sengaja berlama-lama berada di dalam kegelapan di atas, yang tidak
memejamkan mata, bisa kita jadikan latihan awal untuk kita mengasah kepekaan sukma kita.
Sedangkan kondisi memejamkan mata bisa kita jadikan latihan tingkat lanjut untuk dengan sengaja
memunculkan aktivitas sukma kita. Tetapi latihan di atas sebaiknya jangan dilakukan di tempat-
tempat yang angker dan wingit seperti halnya orang-orang yang sedang bertirakat ngelmu gaib,
tetapi lakukanlah di tempat yang aman di rumah kita sendiri dengan cara mematikan semua lampu
ketika orang lain sudah tidur.

Tambahan :

Jika kita sudah bisa kontak rasa dengan gaib, misalnya belajar kontak rasa seperti contoh di halaman
berjudul Olah Rasa dan Kebatinan , untuk mengusir mahluk halus yang bersemayam di dalam kepala
atau di dalam badan kita, atau juga pada orang lain, sambil dengan rabaan tangan berkontak rasa
pada keberadaan mahluk halusnya yang di dalam badan atau kepala, dengan cara halus persuasif
kita memintanya untuk pergi. Mudah-mudahan ia mau pergi.

Cara ini juga bisa dilakukan untuk secara halus mengusir pergi keberadaan mahluk halus yang
berdiam di rumah kita atau untuk kasus gangguan gaib lainnya seperti kesambet, ketempelan,
dipelet, diguna-guna, dsb (lebih baik ditambah dengan olesan minyak jafaron atau misik putih di
bagian tubuh yang sakit untuk merayunya supaya ia mau pergi). Tapi kalau ternyata dengan cara
halus persuasif itu mahluk halusnya tidak juga mau pergi, maka terpaksa pembersihannya harus
dilakukan dengan cara lain yang lebih keras.

Ada banyak kejadian yang sifatnya terlalu tinggi untuk bisa kita atasi sendiri atau diatasi dengan
meminta bantuan orang lain. Sebaiknya kita belajar memperkuat benteng kita dan perlindungan kita
dengan bersandar pada kekuatan yang paling tinggi, yaitu Tuhan, juga dalam hal meminta
pertolongan. Salah satu caranya adalah dengan kita menekuni laku kebatinan ketuhanan seperti
yang sudah dituliskan dalam tulisan berjudul Kebatinan Dalam Keagamaan dan Pembersihan Gaib
4 untuk kita belajar tersambung dengan Tuhan.

Sebagai catatan tambahan, jika anda ingin mengupayakan laku permbersihan gaib, anda bisa
mengkombinasikan cara-cara pembersihan gaib seperti contoh-contoh yang sudah dituliskan dalam
halaman-halaman bertemakan Pembersihan Gaib.

Jika anda ingin melakukan suatu laku ritual untuk mencoba mencari kesembuhan dan upaya
pembersihan gaib, anda bisa datang ke tempat-tempat mistis seperti yang dicontohkan dalam
tulisan berjudul Tempat-tempat Mistis karena aura positifnya dan para penghuni gaibnya akan
menjauhkan mahluk halus yang beraura dan bertendensi negatif.

Alat bantu melihat Gaib - Alternatif Unfavourable

Melihat gaib memang adalah kemampuan yang banyak diinginkan oleh orang-orang yang interest
dengan kegaiban. Tetapi ternyata tidak mudah untuk semua orang bisa melihat gaib. Bahkan karena
itu juga ada orang-orang tertentu yang merasa bisa melihat gaib kemudian memunculkan
pengkultusan-pengkultusan tentang ilmu melihat gaib.

Karena rasa penasarannya banyak orang yang ingin instan bisa melihat gaib, ingin dibukakan
penglihatan gaibnya atau mata ketiganya, supaya bisa langsung melihat gaib, karena secara awam
akan istimewa jika dirinya bisa melihat gaib, dan akan "indah" kalau ia bisa melihat gaib.

Penulis banyak menerima keluhan dari para pembaca yang sudah berusaha keras latihan melihat
gaib, tapi ternyata tidak berhasil, bahkan banyak juga yang sudah datang kepada spiritualis /
paranormal untuk minta dibukakan mata ketiganya, tetapi ternyata tidak berhasil juga, walaupun
sudah membayar mahar ilmunya.

Penulis juga banyak menerima permintaan dari pembaca yang ingin dibukakan penglihatan gaibnya,
mata ketiganya, supaya mereka bisa melihat gaib. Jika anda juga ingin begitu, ingin juga dibukakan
penglihatan gaibnya, maka Penulis sampaikan bahwa Penulis tidak bisa membukakan penglihatan
gaib anda. Penulis tidak punya keilmuan untuk membukakan penglihatan gaib orang lain.

Melihat gaib itu sebenarnya mudah, hanya saja tidak semua orang bisa menggali potensi dirinya
sendiri dalam melihat gaib, lebih banyak yang menginginkan sesuatu yang indah katanya orang, yang
itu malah semakin mempersulit orangnya bisa melihat gaib.
Lebih baik kalau anda menggali potensi roh anda sendiri, roh pancer dan sedulur papat, supaya
mereka juga bisa aktif berfungsi sebagai roh, supaya bisa juga mendeteksi kegaiban, bukan cuma
aktif secara biologis saja. Caranya adalah dengan latihan olah rasa.

Kalau yang anda inginkan adalah melihat gaib seperti yang dikatakan orang melihat dengan mata
ketiga, anda harus berusaha keras untuk bisa itu, tapi tetap saja ada kemungkinan anda tidak
berhasil. Itu tidak selalu mudah untuk semua orang.

Orang-orang yang bisa melihat gaib dengan mata ketiga kebanyakan adalah kemampuan yang
sifatnya "given", bukan orangnya sendiri yang dulunya melatih diri untuk bisa melihat gaib dengan
mata ketiganya, Ia hanya mengasah saja apa yang sudah ia terima.

Hanya saja seringnya orang yang "given" itu menyombongkan kebisaannya seolah-olah ia dulunya
belajar melihat gaib sehingga sekarang ia bisa melihat gaib, sehingga orang lain yang awam ingin
belajar juga supaya bisa juga melihat gaib. Tetapi kalau kondisi anda tidak sama dengan mereka,
tidak "given", maka tidak mudah untuk anda bisa mengikuti mereka.

Untuk bisa mendeteksi dan melihat gaib paling baik adalah dengan kemampuan asli kita sendiri,
kemampuan yang kita latih sendiri dengan kita melatih mempertajam kepekaan batin dan rasa.
Untuk bisa mendeteksi adanya sesuatu yang gaib dari keberadaan energinya seharusnya tidak sulit
dilakukan jika kita tekun melatih olah rasa dan selalu menjaga peka rasa. Tetapi untuk benar bisa
melihat gaib tidak semua orang mampu mencapainya, walaupun sudah sering melakukan banyak
macam meditasi, semedi, tirakat, atau bahkan sudah dibukakan cakra mata ketiganya. Ada orang
yang harus melakukannya sampai berkali-kali baru bisa berhasil, tetapi ada juga yang tidak pernah
berhasil. Mungkin memang bukan rejekinya. Memang peruntungan orang berbeda-beda dan faktor
penghalangnya juga berbeda-beda.

Eksplisit dalam tulisan di atas tentang melihat gaib dengan bantuan khodam bahwa ada orang-orang
yang "merasa" bisa melihat gaib setelah ia dibantu oleh gaib, ia menerima di pikirannya gambaran-
gambaran gaib dari sesosok gaib atau khodamnya. Dan faktor terbesar yang menjadi penghalang
pencapaian keberhasilan dari suatu laku meditasi adalah adanya khodam ilmu / pendamping atau
adanya mahluk halus di dalam kepala atau badan yang keberadaan mereka itu sering sekali
memberikan bisikan gaib dan penglihatan yang bersifat fiktif, ilusi dan halusinasi, terutama dalam
meditasi mata terpejam. Mungkin malah orangnya sampai dibuat dibuat seolah-olah dirinya
merogoh sukma, rohnya terbang ke langit atau berjalan-jalan di alam gaib atau berhalusinasi
bertemu dengan sosok-sosok halus tertentu.
Orang-orang yang bisa melihat gaib karena dirinya berkhodam atau karena dirinya ketempatan
mahluk halus, selain sudah bisa melihat gaib, mungkin dengan dirinya membaca suatu amalan gaib
penglihatan gaibnya itu menjadi semakin jelas dan tajam (walaupun mungkin banyak fiktifnya).

Walaupun amalannya itu dirasakannya ampuh untuk dirinya sendiri, jika amalan gaibnya itu, atau
amalan gaib ciptaannya sendiri, ditawarkannya kepada orang lain yang awam dan tidak berkhodam,
mungkin orang lain itu akan tetap tidak bisa melihat gaib. Atau jika amalan gaibnya itu digunakannya
untuk ia membukakan penglihatan gaib orang lain yang awam dan tidak berkhodam, mungkin orang
lain itu juga akan tetap tidak bisa melihat gaib. Mungkin amalan gaibnya itu efektif hanya untuk
orang lain yang kondisinya sama dengan dirinya yang ketempatan mahluk halus atau yang
berkhodam.

Jadi jika anda sudah mencoba berbagai amalan ilmu melihat gaib yang dikatakan pemiliknya ampuh
untuk melihat gaib, tapi ternyata anda tetap saja tidak bisa melihat gaib, mungkin memang amalan
itu tidak ampuh untuk anda, mungkin itu adalah karena kondisi anda tidak sama dengan orang si
pemilik amalannya.

Usaha membukakan penglihatan gaib yang berhasil adalah yang laku keilmuannya itu mendatangkan
sesosok khodam ilmu / pendamping khusus untuk membantu melihat gaib. Mungkin posisi
khodamnya itu ada di sebelah kanannya atau masuk ke dalam kepalanya. Tapi kebanyakan
spiritualisnya malah tidak menyadari bahwa laku ilmunya itu sudah mendatangkan sesosok khodam.

Intrinsik dalam tulisan itu jika anda sudah berkali-kali latihan melihat gaib, atau bahkan sudah juga
dibukakan cakra mata ketiganya, tetapi tetap saja anda tidak bisa melihat gaib, maka untuk
membantu anda belajar "mengerti" alam gaib dan kegaiban, maka anda bisa menggunakan cara-cara
itu untuk melihat gaib, yaitu anda meminta diberikannya gambaran gaib oleh khodam anda. Khodam
anda itu bisa adalah khodam batu akik, pusaka, ataupun khodam pendamping (termasuk sukma
leluhur yang sudah mendampingi). Dengan demikian tidak perlu lagi anda membuang-buang uang
dan waktu untuk meminta dibukakannya penglihatan gaib anda. Tetapi usahakan sebelumnya untuk
menayuhnya atau mencaritahu lebih dulu apakah benar khodamnya berwatak baik dan dari
golongan putih, jangan sampai anda menggunakan khodam mahluk halus golongan hitam dan yang
menyesatkan.

Untuk laku ini usahakan untuk anda menggunakan khodam anda sendiri yang sudah ada, khodam
batu akik atau pusaka, atau khodam pendamping, jangan mengharapkan ada khodam baru yang
datang kepada anda supaya jangan ada mahluk halus khodam yang masuk ke dalam badan atau
kepala anda.
Jika anda sadar diri anda berkhodam, atau anda sudah memiliki batu akik berkhodam atau pusaka,
anda bisa memintakan itu kepada khodam anda itu, anda minta diberikan gambaran gaib yang
mengalir di pikiran anda. Tetapi sebaiknya sebelum bermeditasi anda sampaikan kepada khodam-
khodam anda itu dan semua mahluk halus yang bersama anda supaya tidak memberikan gambaran
dan bisikan gaib yang berlebihan, apalagi sampai membuat anda merasa merogoh sukma.
Perintahkan supaya mereka memberikan gambaran gaib yang nyata saja, yang sama dengan
gambaran kejadian dan sosok-sosok gaib yang sebenarnya.

Caranya, sebelum bermeditasi bendanya anda pegang. Jika yang anda gunakan adalah khodam
pendamping anda minta duduk / berdiri di sebelah anda, anda minta kepada khodam anda itu untuk
membantu anda melihat gaib, anda minta diberikannya gambaran gaib, tetapi jangan sampai ia
memberikan gambaran gaib yang berlebihan, apalagi sampai membuat anda merasa merogoh
sukma. Sesudah itu anda bermeditasi seperti contoh meditasi sebelumnya di atas. Doa untuk diwirid
bisa sama dengan doa yang digunakan dalam meditasi sebelumnya, bisa juga dengan cara anda
mewiridkan amalan untuk melihat gaib yang amalannya bisa sendiri anda cari di internet.

Dengan cara begitu mudah-mudahan semua gaib yang bersama anda akan membantu dengan
memberikan gambaran gaib tetapi tidak sampai memberikan halusinasi yang berlebihan kepada
anda. Tetapi jika ternyata sebelumnya anda sudah ketempatan mahluk halus di dalam badan /
kepala, terutama yang jenisnya adalah sukma (arwah) manusia, kemungkinannya mereka akan tetap
memberikan halusinasi, karena sudah watak dasarnya mereka menipu dan menyesatkan. Karena itu
atas adanya mahluk halus jenis sukma / arwah di dalam tubuh manusia, siapapun dia, darimanapun
asal-usulnya, Penulis menganjurkan untuk diisolasi dan dikeluarkan. Selebihnya tinggal anda sendiri
untuk kritis membedakan mana kegaiban yang nyata dan mana yang fiktif / ilusi, jangan sampai
terbawa mengikuti yang sifatnya fiktif / menipu. Usahakan untuk belajar bisa fokus kepada sedulur
papat kita sendiri dalam hal inspirasi, ide dan ilham dan gambaran gaib, jangan kepada yang lain.

Masukan ini ditujukan hanya kepada anda yang sudah berkali-kali mencoba meditasi melihat gaib
yang dicontohkan di atas tetapi tidak pernah berhasil, bukan untuk yang baru pertama mencoba
belajar melihat gaib, dan bukan untuk yang sekedar ingin cara mudah melihat gaib.

Dan harus disadari bahwa dengan cara ini apapun kegaiban yang anda "lihat", yang anda rasakan
dan alami, sifatnya adalah pemberian dari khodamnya, melihat gaib anda adalah bantuan khodam,
bukan kemampuan anda sendiri bisa melihat gaib. Kemungkinan besar gambaran gaibnya sifatnya
tidak riil, tidak sama dengan kondisi kegaiban aslinya. Mungkin benar ada sosok gaibnya, tapi
kemungkinan besar sosoknya yang anda lihat hanyalah citranya saja atau sifatnya perlambang
jatidirinya. Atau mungkin juga anda akan merasa masuk dan berjalan-jalan di alam gaib, atau
diperlihatkan sosok-sosok gaib tertentu.
Masukan ini hanya untuk membantu anda saja untuk belajar "mengerti" alam gaib dan kegaiban,
tidak dimaksudkan sebagai cara mudah untuk anda melihat gaib. Selebihnya tinggal anda sendiri
untuk kritis membedakan mana kegaiban yang nyata dan mana yang fiktif / ilusi, jangan sampai
hanyut terbawa mengikuti atau bahkan menganggap benar sesuatu yang sifatnya fiktif / tidak
sungguhan, apalagi yang sifatnya menipu.

Dan apapun yang anda lihat / rasakan cukup untuk anda saja yang tahu, tidak perlu disampaikan
kepada orang lain seolah-olah benar anda bisa melihat gaib dan seolah-olah apa yang anda lihat itu
pasti benar. Akan lebih baik jika sesudah anda diberikan gambaran adanya sesosok gaib, kemudian
dengan kepekaan rasa anda raba keberadaan energinya di tempat posisinya berada supaya anda
bisa mendeteksi kebenarannya, dan jangan sampai semuanya anda anggap benar atau anda anggap
tidak benar tanpa anda lebih dulu tahu kebenarannya yang sebenarnya.

Ada ide / pertanyaan :

Pak saya ingin memberikan masukan di artikel bapak yg berjudul olah batin dan olah sukma, sekalian
tulisan tatacara membuka mata ketiga dan meraga sukma dengan media minyak2 tertentu yang
dimana dengan cara ini banyak memberikan manfaat bagi orang2 yg belajar ilmu kebatinan dan ilmu
gaib dgn cepat.

Terima kasih

Ulasan :

Terima kasih atas masukannya.

Ide dan pertanyaan anda ini bagus juga.

Di tulisan saya itu tentang melihat gaib dan merogoh sukma, intrinsik saya menyatakan bahwa saya
lebih prefer pada kemampuan yg sungguh2 berasal dari kemampuan orangnya sendiri, yg asli dari
kemampuan orangnya sendiri.
Tetapi di tulisan itu saya juga menuliskan bahwa ada juga keilmuan untuk itu yg aslinya tidak berasal
dari kemampuan orangnya sendiri, yaitu yg saya sebut sebagai melihat gaib dengan bantuan
khodam.

Melihat gaib dgn bantuan khodam ini saya kurang prefer, karena ada yg sifatnya benar membantu,
tapi lebih banyak lagi yg sifatnya fiktif, ilusi dan halusinasi.

Tetapi ada kalanya memang dibutuhkan adanya bantuan (khodam), karena tidak semua orang bisa
mampu menguasai keilmuan itu dgn kemampuannya sendiri, karena itu di bagian akhir halaman ini
saya juga menuliskan cara-cara untuk bisa melihat gaib dengan bantuan khodam.

Melihat gaib dgn bantuan khodam itu bisa dilakukan dgn mewirid amalan untuk melihat gaib,
mungkin bisa juga untuk merogoh sukma kalau diwiridkan amalan yg untuk merogoh sukma
(walaupun kemungkinan besar merogoh sukmanya fiktif).

Mungkin akan lebih baik lagi hasilnya kalau digunakan juga minyak2 tertentu (untuk sesaji
khodamnya).

Selain minyak2 tertentu yg difungsikan sbg sesaji untuk khodamnya (supaya khodamnya lebih
antusias membantu laku keilmuannya) ada juga minyak2 tertentu yg dijual orang khusus untuk ilmu
melihat gaib dan merogoh sukma.

Dari beberapa minyak yg dijual orang itu saya mendeteksi bhw minyaknya sudah diisi khodam,
sehingga potensi keberhasilannya lebih besar kalau ada orang yg menggunakan minyak itu untuk
melihat gaib atau merogoh sukma (dgn bantuan khodam). Hanya saja sebaiknya diwaspadai jangan
sampai khodamnya itu kemudian masuk ke kepala kita, jangan sampai nantinya khodamnya akan
memenuhi kepala kita dengan gambaran2 gaib, ilusi dan halusinasi.

Jadi masukan anda tentang penggunaan minyak2 tertentu itu cukup baik, mungkin bisa
memperbesar peluang keberhasilan laku keilmuannya, tetapi sebaiknya hati-hati dalam
penggunaannya.

--------------

Anda mungkin juga menyukai