Anda di halaman 1dari 23

Sesaji Untuk Benda Gaib

Ada 2 jenis benda gaib berdasarkan asal-usul kegaibannya sbb :


1. Benda gaib yang kegaibannya berasal dari energi alami benda gaibnya.
2. Benda gaib yang kegaibannya berasal dari keberadaan sesosok mahluk halus yang berdiam di dalamnya.

Ada benda-benda gaib yang kegaibannya berasal dari energi alami bendanya, bukan karena adanya sesosok
gaib di dalam bendanya, tetapi adalah karena benda-benda itu secara alami memancarkan suatu aura energi
tertentu yang bermanfaat bagi manusia, sehingga disebut bertuah. Benda-benda ini lebih mudah dalam
penggunaannya dan tidak memerlukan sesaji. Dalam pemeliharaannya hanya perlu dijaga jangan sampai
ada perbuatan kita yang dapat mengurangi pancaran energinya, misalnya benda gaibnya jangan dicat,
dipernis / dipolitur dan jangan dibungkus dengan plastik. Sebagian benda gaib itu energi gaibnya bersifat
jangka panjang dan tidak cepat hilang, seperti fosil kayu kelor, kayu setigi dan sada lanang. Sebagian lagi
energi gaibnya perlahan-lahan akan memudar, seperti bambu kuning, daun kelor dan benda-benda
gaib yang berisi energi kekuatan doa / asma'an.
Sedangkan benda-benda gaib yang kegaibannya berasal dari keberadaan sesosok mahluk halus yang berdiam
di dalamnya (khodam) seringkali ada tata aturan dalam penggunaannya dan memerlukan pemberian sesaji
tertentu supaya kegaibannya tetap bekerja. Pemberian sesaji itu sebaiknya diberikan secara berkala,
minimal sebulan sekali, bisa hari apa saja, untuk menjaga supaya kegaibannya tetap bekerja. Lebih
sering juga tidak apa-apa.

Panjangnya waktu di dunia mahluk halus berbeda dengan waktu di dunia manusia. Tetapi untuk
mahluk halus yang sudah berada di dunia manusia, misalnya mahluk halus yang sering berinteraksi
dengan manusia, atau yang sudah menjadi khodam benda gaib atau khodam ilmu / pendamping, waktu
bagi mereka di dunia manusia secara umum sudah sesuai dengan perhitungan waktu dalam kalender
jawa, yaitu bersiklus 35 hari sekali. Karena itu ada orang yang rajin memberikan sesaji setiap
bulannya setiap malam Jum'at Kliwon, atau Selasa Kliwon, dsb. Untuk memberikan sesaji sebaiknya
kita juga mengikuti kalender jawa itu, yaitu 35 hari sekali. Tetapi untuk mudahnya, sebaiknya
dilakukan paling sedikit sekali saja setiap bulan.

Sesaji diberikan paling sedikit sekali setiap bulan, bisa hari apa saja. Paling baik adalah hari atau
malam Jum'at. Hari pasarannya bisa hari apa saja. Lebih mudah kalau kita melakukannya misalnya
setiap tanggal 1 - 10 setiap bulannya, supaya tidak lupa.

Terlepas dari urusan pandangan pribadi dan agama masing-masing manusia tentang pemberian sesaji
ini, ada satu hal yang ingin Penulis sampaikan kepada para pembaca untuk menambah kebijaksanaan
bersikap.

Pada jaman sekarang ini sebaiknya kita tidak terbawa-bawa pengkultusan tentang mahluk halus dan benda
gaib.
Kepemilikan benda-benda pusaka, benda-benda gaib, atau khodam pendamping, jangan dipandang sebagai
perilaku berhala, dan jangan juga kita memberhalakan diri / memusyrikan diri dengan memelihara mereka.

Pemberian sesaji jangan selalu dipandang sebagai pemberian persembahan seperti halnya pemujaan berhala.
Apakah perilaku kita itu sama dengan pemujaan berhala, kita sendiri yang seharusnya bisa menilainya. Kalau
memberi sesaji dianggap sama dengan perbuatan musryik dan berhala, maka janganlah kita menyimpan /
memelihara khodam, benda-benda berkhodam, ilmu gaib dan doa-doa amalannya.

Pada masa sekarang sebaiknya kita merubah sikap berpikir dan perilaku kita, jadikanlah pemberian sesaji itu
sebagai bentuk perhatian dan penghormatan kita kepada si gaib, sama seperti kita memperlakukan dengan
baik seorang tamu / teman dan menyuguhkan makanan dan minuman kepadanya, atau seperti
kita menawarkan rokok kepada teman seperjalanan. Dan supaya tidak sama dengan berhala maka pemberian
sesaji itu jangan dilakukan dengan sikap hati yang sama dengan pemujaan berhala atau sama seperti orang
yang sedang ngalap berkah.

Jadikanlah mereka sebagai teman dari alam gaib. Dengan demikian kita juga dituntut untuk menjadi teman
bagi mereka, diharapkan kita juga memperhatikan mereka dan bisa secara batin berinteraksi dengan mereka,
jangan hanya sekedar menginginkan tuahnya saja, mengharapkan mereka bekerja sendiri seperti pesugihan.

Jangan mengkondisikan hati dan pikiran kita untuk bergantung kepada tuah mereka. Tuah dan manfaat dari
khodam atau benda gaib adalah sesuatu yang intrinsik ada bersama keberadaan mereka. Kita hanya perlu
mengsugesti mereka saja untuk memberikan tuahnya, sama seperti meminta seorang teman memberikan
bantuan dan perhatiannya kepada kita. Sesudahnya kita tidak perlu bergantung kepada tuah mereka. Karena
seharusnya yang bekerja, yang sakti, yang ampuh bertuah dan menghasilkan manfaat adalah diri kita sendiri.
Mereka hanya membantu melengkapi kekurangan kita, jangan malah kita yang bergantung kepada tuah
mereka, dan jangan kita terjebak dalam perilaku ngalap berkah.

Jangan kita berharap mereka akan bekerja sendiri memberikan tuahnya seolah-olah sama dengan tuah
pesugihan.Jadi kita tetap harus bekerja. Mereka bersifat membantu kelancaran dan keberhasilan usaha
dan pekerjaan kita dan membantu menjauhkan kita dari kesulitan. Di sisi lain kita tetap harus dekat
secara batin dan mengsugesti supaya khodam dan benda-benda gaib kita membantu kelancaran dan
keberhasilan semua pekerjaan dan usaha kita. Di sisi lain kita juga harus selalu waspada dan peka rasa
jangan sampai kita sendiri yang masuk ke dalam kesulitan.

Dalam tulisan berjudul Kekhawatiran Melihat Gaib Penulis sudah menuliskan bahwa sebenarnya
hubungan manusia dengan mahluk halus hampir sama dengan hubungan manusia dengan manusia
lainnya, atau hubungan manusia dengan binatang.

Ada banyak manusia yang suka berkomunitas, bergaul dengan sesamanya, saling menghormati,
memberi dan menerima, saling memberi manfaat / bantuan adalah sesuatu yang umum dalam
kehidupan manusia, tetapi ada juga yang lebih suka hidup sendiri, menyendiri. Ada juga manusia-
manusia yang hanya ingin bergaul / berkomunitas dengan sesamanya saja, membentuk kelompok
sendiri.

Ada banyak manusia yang suka memelihara binatang, dan ada banyak binatang yang suka
berhubungan dekat dengan manusia dan akan mengikut manusia bila si manusia bersikap bersahabat
atau menunjukkan sikap memperhatikan mereka, apalagi bila si manusia memelihara mereka,
walaupun awalnya mereka adalah hewan liar. Misalnya kucing, anjing, burung, ayam, hewan ternak,
dsb. Hewan-hewan itu memberikan manfaat bagi manusia (tuah) secara langsung maupun tidak
langsung, dan manusia bisa menerima manfaat dari keberadaan mereka.

Begitu juga mahluk halus. Banyak mahluk halus yang hidup menyendiri atau hidup mengelompok
dengan sejenisnya saja. Tetapi banyak juga mahluk halus yang suka hidup dekat dengan manusia,
seperti bangsa jin yang sering menjadi pendamping / prewangan, atau mereka yang tinggal di dalam
atau di sekitar rumah manusia yang seringkali keberadaannya tidak disadari oleh manusia, apalagi bila
si manusia menghormati keberadaan mereka, suka memberi sesaji atau merawat tempat tinggal
mereka (termasuk mahluk halus yang menjadi khodam jimat / pusaka). Bahkan ada banyak mahluk
halus yang suka bertempat tinggal di dalam tubuh manusia (kasus ketempatan mahluk halus).
Tetapi ada juga manusia yang memilih menjadi mahluk liar dan menjadi ancaman / gangguan bagi
orang lain di luar kelompoknya. Begitu juga dengan hewan, ada hewan tertentu yang berbahaya bila
manusia mendekatinya, atau bila manusia melewati tempat tinggal / sarangnya, seperti ular dan hewan
liar lainnya. Begitu juga mahluk halus. Ada di antara mereka yang berwatak keras dan perilakunya
tidak bersahabat terhadap mahluk halus lain, juga tidak bersahabat terhadap manusia, bisa menyerang
manusia sewaktu-waktu, terutama di tempat-tempat yang sepi dan jauh dari permukiman manusia,
yang biasanya adanya keberadaan manusia di lingkungan tempat tinggal mereka dianggap
mengganggu. Ada juga mahluk halus tertentu yang sulit ditebak jalan pikirannya, yang harus
diwaspadai, karena sewaktu-waktu naluri / instingnya membuat mereka menyerang manusia.

Jadi sebenarnya hubungan manusia dengan mahluk halus / khodam hampir sama dengan hubungan
manusia dengan manusia lainnya, atau hubungan manusia dengan binatang. Ada yang harus
diwaspadai, ada juga yang sikapnya bersahabat. Hanya saja karena berbeda jenis, berbeda alam dan
tidak familiar, ditambah ada banyak orang melebih-lebihkan cerita, menyebabkan banyak muncul
dogma dan pengkultusan tentang mahluk halus.

Karena itu sama dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya atau manusia dengan binatang,
jadikanlah khodam dan mahluk halus itu sebagai teman dari alam gaib. Dengan demikian kita harus
merubah sikap berpikir kita, yaitu bahwa pemberian sesaji itu adalah bentuk perhatian kita kepada
sosok-sosok halus yang sudah bersama kita, bukan sebagai persembahan dan jangan melakukannya
dengan sikap batin seperti itu. Kita juga harus rela melepaskan pamrih yang bersifat berhala, jangan
berpamrih yang sama seperti ngalap berkah. Dengan demikian kita telah menempatkan diri kita tidak
di bawah kungkungan perilaku dan pemikiran berhala, dan kita tidak terjerumus ke dalam perbudakan
dan kesesatan (perbudakan pamrih / hasrat dan kesesatan kita sendiri).

Kita juga harus rela untuk membuang benda-benda gaib dan khodam ilmu / pendamping atau mahluk-
mahluk halus lain yang bersifat tidak baik untuk kita (pembersihan gaib), sehingga nantinya benda-
benda dan khodam-khodam kita dan mahluk halus lain di sekitar kita hanyalah yang baik saja, hanya
yang benar menjadi teman kita, yang tidak akan berbuat negatif dan tidak memunculkan efek / resiko
negatif. Juga jangan kita terdorong untuk mengumpulkan banyak khodam atau mengumpulkan
sembarang benda-benda berisi gaib, karena perilaku yang seperti itu sama saja dengan kita
mengumpulkan mahluk halus. Jangan sampai koleksi kita itu ternyata menjadi faktor yang nantinya
merugikan / mencelakakan kita sendiri atau ada pengaruh mereka yang menghambat / memberatkan
jalan hidup kita / keluarga.

Selama mereka bersama kita, walaupun kita tidak peka rasa, tidak bisa merasakan tuahnya, mereka
sudah memperhatikan kita, sudah memberikan tuahnya sesuai fungsinya masing-masing. Sesaji yang
kita berikan akan menjadi tanda sikap perhatian kita dan tanda terima kasih kita kepada mereka,
sehingga mereka akan menjadi antusias untuk selalu membantu kita.

Pengertian sesaji bagi para mahluk halus adalah sama dengan makanan dan minuman bagi manusia.
Para mahluk halus di alam roh, fisik mereka bersifat energi, sehingga untuk keperluan mereka, mereka
melakukan segala sesuatu yang bersifat energi, bukan materi.

Untuk keperluan makan-minumnya mereka mengambil semua yang bersifat energi, termasuk energi
dari makanan / minuman yang kita suguhkan, energi dari sesaji minyak, sesaji kembang, dupa,
kemenyan, energi alam (energi bumi dan bulan dan energi dari situs / lokasi tertentu), dsb.
Sebagiannya juga ada yang menyerap energi manusia (menempel di tubuh manusia / ketempelan
mahluk halus), menghisap energi darah manusia dan hewan (palasik) dan menyerap energi mahluk
halus lain yang lebih sakti (berkumpul menjadi bawahannya). Tetapi ada juga di antara mereka yang
gemar memakan / meminum makanan dan minuman manusia, ada juga yang mencuri beras dan bahan
mentah manusia untuk keperluan mereka.

Walaupun arti sesaji bagi para mahluk halus adalah sama dengan makanan dan minuman bagi
manusia seperti tertulis di atas, sekalipun kita memberikan sesaji banyak, tetap saja semua sesaji dari
kita itu tidak mencukupi semua kebutuhan "makan dan minum" mereka. Karena itu mereka
memandang semua sesaji dari kita adalah bentuk perhatian kita kepada mereka, sehingga dengan
bentuk pemberian sesaji itu kemudian terjalin rasa saling memberikan perhatian dan penghormatan,
sedangkan kekurangan makan dan minum mereka, mereka sendiri yang akan mencari sendiri
pemenuhannya.

Kalau kita sudah memiliki sebuah benda gaib, atau diri kita berkhodam, kalau tuahnya diinginkan
sebaiknya sesajinya juga rutin kita berikan, minimal sebulan sekali. Penulis sering sekali melihat
benda-benda gaib dan khodam (termasuk milik para pembaca) yang khodamnya pasif tidak
menunjukkan penyatuannya dengan si manusia pemiliknya, dan tidak bertuah (khodamnya tidak
memberikan tuahnya) hanya karena sesajinya tidak diberikan, padahal orangnya sangat mengharapkan
tuahnya, dan orangnya juga sering membanggakan bendanya itu sebagai benda bertuah. Karena itu
kalau tuahnya memang diinginkan sebaiknya sesajinya juga rutin kita berikan, minimal sebulan sekali,
jangan kita menginginkan tuahnya tapi kita sendiri tidak memberikan perhatian apa-apa kepada
khodamnya.

Di sisi lain ada juga orang-orang yang mendapatkan teguran dari khodamnya karena sesajinya tidak
pernah diberikan. Tegurannya ada yang berupa pemberitahuan di dalam mimpi, ada juga yang berupa
sakit-penyakit, naas dan kesialan, rejeki seret, pertengkaran keluarga, ada juga yang sampai
mengakibatkan kematian pada anggota keluarganya. Ditambah lagi, selain ada yang orangnya hanya
mengharapkan tuah / berkah, tapi tidak mengerti masalah sesaji, juga banyak orang yang tidak
menyadari bahwa dirinya berkhodam.

Masing-masing jenis sesaji yang kita berikan mengandung energi yang bisa dikonsumsi oleh mereka,
dan masing-masing jenis energinya memberikan pengaruh gaib sendiri-sendiri terhadap kekuatan gaib
mahluk halus dan benda gaib.

Aroma dan rasa energi dari sesaji yang kita berikan akan menentukan jenis-jenis asal energi yang akan
menjadi favorit / kegemaran mereka, atau sebaliknya rasa energi dan aroma suatu sesaji juga bisa
tidak disukai oleh sosok halus tertentu (tidak doyan), sehingga satu jenis sesaji mungkin tidak bisa
diberikan untuk banyak macam benda gaib dan tidak semua jenis minyak atau kembang akan cocok
untuk menjadi sesaji benda gaib.

Dalam memberikan sesaji, apa pun jenis dan rupa sesajinya, sebaiknya dilakukan berdasarkan
permintaan sosok gaibnya (sebatas yang kita pandang baik), bukan semata-mata didasarkan pada
keinginan kita sendiri untuk menentukan apa sesajinya, supaya sesaji yang kita berikan dapat benar
bermanfaat baginya dan bisa menjaga kegaibannya, tidak malah mengurangi kegaibannya, misalnya kita
cari tahu dengan cara menayuhnya apakah sesaji yang kita berikan itu cocok dengan keinginan gaibnya (baca
: Menayuh Keris ).
Ada sebagian kalangan yang memandang minyak sesaji yang asli impor, yang kental, yang harganya
mahal, adalah yang terbaik kualitasnya dan paling baik untuk menjadi sesaji dan akan membuat
khodamnya ampuh, dibandingkan sesaji minyak buatan lokal dan yang murah harganya.

Menurut pandangan Penulis, sesaji impor dan yang mahal harganya itu mungkin memang yang paling
baik kualitasnya, tetapi apakah juga yang terbaik untuk menjadi sesaji, itu masih harus diperiksa lagi
kebenarannya. Sebaiknya kita mencaritahu jawabannya dengan menanyakan langsung kepada sosok
gaib yang kita berikan sesaji.

Sebagai contoh, ada jenis minyak jafaron merah asli impor, yang satu berwarna merah, satunya lagi
berwarna merah keemasan (yang harganya mahal sekali). Minyak-minyak itu dijejerkan dengan 2
macam minyak jafaron merah buatan lokal. Kemudian khodam-khodam dari koleksi benda-benda gaib
dan khodam pendamping dari jenis bangsa jin golongan putih dipanggil, disuruh memilih, mana dari
minyak-minyak itu yang mereka pilih untuk menjadi sesaji mereka. Ternyata kemudian khodam-
khodam itu bersama-sama memilih salah satu botol yang berisi minyak jafaron merah buatan lokal
yang harganya murah (yang oleh manusia, termasuk penjual minyaknya, dianggap minyak murahan
dan tidak berkelas).

Begitu juga ketika beberapa jenis minyak misik putih asli impor dijejerkan dengan 2 macam minyak
misik putih buatan lokal. Kemudian khodam-khodam bangsa jin di atas disuruh memilih, mana dari
minyak-minyak itu yang mereka pilih untuk menjadi sesaji mereka. Ternyata kemudian khodam-
khodam itu bersama-sama memilih salah satu botol yang berisi minyak misik putih buatan lokal yang
harganya murah (yang oleh manusia, termasuk penjual minyaknya, dianggap minyak murahan dan
tidak berkelas).

Tetapi ketika mereka disuruh memilih antara minyak misik putih dan minyak misik hitam (warnanya
coklat gelap), khodam yang laki-laki dan berkarakter keras dan berhawa kekerasan memilih minyak
misik hitam, karena minyak misik hitam memberikan efek kegaiban yang lebih besar daripada minyak
misik putih. Tetapi baik yang laki-laki maupun yang perempuan, yang bapak-bapak maupun yang ibu-
ibu, selain mereka yang berkarakter keras dan berhawa kekerasan, memilih misik putih. Minyak misik
hitam lebih kental dan lebih pekat baunya dibandingkan minyak misik putih. Tetapi karena semuanya
juga senang menerima minyak misik putih, maka dibanding minyak misik hitam, Penulis
menganjurkan penggunaan minyak misik putih supaya tidak terlalu mengotori bendanya.

Tetapi ketika mereka disuruh memilih antara minyak misik putih dan minyak jafaron, mereka memilih
minyak misik putih, karena minyak itu memberikan efek kegaiban yang lebih besar daripada minyak
jafaron.

Begitu juga ketika ditanyakan apakah mereka mau diberi sesaji minyak melati, ternyata hanya para
mahluk halus perempuan berkarakter halus saja yang mau menerima minyak melati, sedangkan yang
laki-laki dan yang karakternya keras tidak mau.

Begitu juga ketika beberapa jenis minyak cendana dijejerkan dan khodam-khodam dari keris-keris
jawa (termasuk khodam dari keris-keris koleksi teman-teman) dipanggil untuk memilih, mana dari
minyak-minyak itu yang mereka pilih untuk menjadi sesaji mereka. Ternyata kemudian khodam-
khodam keris itu bersama-sama memilih salah satu botol yang berisi minyak cendana yang katanya
penjualnya buatan India, pilihan kedua adalah minyak cendana yang katanya penjualnya adalah
minyak cendana Kupang, yang kebetulan harganya murah (yang oleh manusia, termasuk penjual
minyaknya, dianggap minyak murahan dan tidak berkelas).

Begitu juga ketika ditanyakan kepada para khodam jin dan khodam keris itu tentang jenis-jenis
kembang yang cocok untuk menjadi sesaji mereka, mereka menyebutkan hanya kembang-kembang
yang merupakan unsur dari kembang telon (kembang kenanga, kantil dan melati) dan kembang tujuh
rupa / setaman saja yang cocok untuk sesaji mereka. Berarti tidak semua kembang cocok untuk
menjadi sesaji.

Dari kejadian-kejadian di atas Penulis menyimpulkan bahwa pemikiran manusia tidak sama dengan
pemikiran para mahluk halus. Apa yang menurut kita lebih baik, lebih berkelas, ternyata mereka tidak
mau, mereka ternyata malah memilih yang menurut kita barang murahan. Selera mereka terhadap
jenis-jenis sesaji memang hanya mereka saja yang tahu dengan pasti, sehingga Penulis tidak ingin
merekomendasikan sesuatu yang bukan kesukaan mereka, supaya mereka tidak kecewa, supaya tidak
hilang antusiasnya, dan supaya manfaat kegaiban mereka tidak menurun.

Kehidupan mahluk halus di alam gaib mirip dengan kehidupan manusia jaman kerajaan dulu. Jika
mereka membangun sebuah bangunan gaib untuk tempat tinggal mereka, bangunannya mirip dengan
istana kerajaan atau rumah manusia jaman dulu. Perilaku, bahkan pakaian mereka juga mirip dengan
perilaku dan pakaian manusia jaman dulu. Itulah juga sebabnya bila kita melakukan tayuhan lewat
mimpi, biasanya mereka akan memberikan jawaban mimpi yang bersifat perlambang, karena manusia
jaman dulu juga, sesuai tatakrama yang berlaku, kalau memberikan nasehat atau petunjuk biasanya
tidak secara langsung, tetapi dalam bentuk kiasan atau perlambang yang dengan bijaksana harus
dimengerti lagi artinya.

Secara umum psikologis mahluk halus bersifat konservatif, agak sulit untuk mengikuti trend baru,
agak sulit untuk menerima jenis-jenis sesaji baru. Dan biasanya kondisi kegaiban mereka, aktif atau
pasif, selain dipengaruhi oleh sugesti kita, juga sejalan dengan "kegembiraan" mereka menerima sesaji
yang kita berikan sebagai bentuk perhatian kita kepada mereka.

Mungkin bisa diibaratkan bahwa sebagian dari kita menganggap ayam goreng di KFC (Kentucky
Fried Chicken) atau McDonald lebih enak dan berkelas. Tetapi sebagian orang lain (terutama orang-
orang tua yang konservatif) mungkin tidak suka dibelikan ayam goreng KFC atau McDonald, atau
spaghetti atau pizza, walaupun menurut kita lebih berkelas. Mereka lebih suka memilih ayam goreng
biasa atau ayam bakar yang dibeli di warung pecel lele di pinggir jalan, atau memilih dibelikan nasi
pecel atau gado-gado atau nasi goreng, walaupun menurut kita makanan itu tidak berkelas.

Dan hewan peliharaan kita, kambing, sapi dan kerbau suka diberi makan rumput, tetapi anjing,
kucing, dan ayam, tidak mau memakannya (tidak doyan).

Jadi tidak selalu benar bahwa sesaji yang impor, yang kental, yang mahal harganya dan menurut kita
lebih berkelas, akan lebih baik sebagai sesaji dan dapat membuat khodamnya lebih ampuh. Jangan-
jangan malah khodamnya tidak doyan. Mungkin minyak-minyak impor itu lebih cocok untuk
diberikan kepada khodam-khodam yang asalnya dari negeri asal minyak-minyak itu.

Di kalangan mahluk halus masing-masing jenis sesaji mempunyai penggemar sendiri-sendiri. Tidak
sembarang sesaji cocok untuk semua jenis mahluk halus.
Dalam pemberian sesaji untuk benda-benda jimat atau benda bertuah lain, karena kepraktisan
penggunaannya, pada masa sekarang banyak digunakan sesaji berbentuk minyak, seperti minyak jafaron,
minyak misik, minyak duyung, minyak melati, dsb.

Jenis-jenis minyak arab biasanya dipakai oleh pengguna ilmu gaib aliran Islam, tetapi sekarang sudah
secara umum digunakan, karena penggunaannya lebih praktis, cukup dioleskan saja pada benda
gaibnya, tidak merepotkan seperti membakarkan kemenyan atau dupa, menyediakan kembang telon
atau kembang setaman, apalagi membuatkan nasi tumpengan.

Dalam banyak hal, tulisan tentang sesaji ini juga berlaku untuk khodam ilmu dan khodam
pendamping.
Untuk khodam ilmu dan khodam pendamping, penggunaan sesaji berbentuk minyak dilakukan dengan
cara mengoleskannya di belakang bawah telinga orang pemiliknya kanan-kiri, atau diasapkan atau
bisa juga diteteskan beberapa tetes di seember air untuk mandi, diaduk, dan digunakan untuk mandi
guyuran.
Sedangkan sesaji berbentuk kembang telon atau kembang tujuh rupa, jika digunakan mandi, bisa
dimasukkan ke dalam seember air dan digunakan untuk mandi guyuran (mandi kembang), tetapi
pemberian kembang ini lebih baik ditempatkan dengan dasar daun pisang di atas piring / mangkuk dan
disugestikan bahwa kembang itu adalah untuk khodam pendampingnya.

Ada sebagian benda-benda gaib yang khodamnya akan keluar dari benda gaibnya untuk mendampingi
manusia pemiliknya. Dengan demikian, selain sebagai khodam benda gaib, sosok gaib itu juga
berperan sebagai khodam pendamping, dengan demikian dalam memberikan sesaji untuk jenis benda-
benda gaib itu perlakuannya sama dengan kombinasi memberikan sesaji untuk benda gaib dan
khodam pendamping.

Untuk benda-benda gaib, penggunaan sesaji berbentuk minyak biasanya dioleskan pada benda
gaibnya, selain itu sebaiknya juga dioleskan di belakang bawah telinga si manusia pemiliknya untuk
benda-benda gaib yang khodamnya keluar mendampingi si manusia (pengecualian untuk pemilik
keris). Sedangkan sesaji berbentuk kembang telon atau kembang tujuh rupa ditempatkan dengan dasar
daun pisang di atas piring / mangkuk dan diletakkan di dekat benda gaibnya atau benda gaibnya
diletakkan di atas kembangnya.

Khusus untuk khodam ilmu gaib, sesaji yang disebutkan di atas adalah sesaji yang bersifat rutin
sehari-hari. Sedangkan pada saat menggunakan / mengamalkan ilmunya, sesaji yang diberikan adalah
sesuai dengan persyaratan ilmunya dan harus diberikan setiap saat ilmu itu digunakan / diamalkan.

Untuk benda-benda gaib yang bisa dibersihkan dengan air seperti batu akik atau jimat-jimat kecil dari
kuningan, jika sesajinya berupa olesan minyak, jika diinginkan, sehari sesudah minyaknya dioleskan
bendanya sudah bisa dicuci bersih kembali. Sebaiknya jangan menggunakan sabun cuci. Lebih baik
menggunakan sikat gigi dan odol / pasta gigi sebagai pembersihnya.

Untuk jimat rajahan dan benda-benda lainnya yang tidak ingin kotor oleh minyak, sesajinya sebaiknya
berbentuk pengasapan / asap bakaran, supaya tidak mengotori bendanya.

Sebaiknya benda-benda anda itu ditayuh dulu, ditanyakan apakah benda-benda gaib anda itu sudah
aktif bertuah. Kalau ternyata masih belum aktif bertuah sebaiknya ditanyakan juga sebabnya. Kalau
penyebabnya adalah karena perawatan dan sesajinya yang kurang pas, yang masih kurang tepat,
berarti sisi itu harus diperbaiki supaya benda-benda anda itu benar aktif bertuah.

Secara keseluruhan Penulis menganjurkan, supaya tuahnya lebih aktif dan benda-benda gaib anda
menjadi lebih bermanfaat bagi anda pemiliknya :

Untuk keris-keris Jawa / Bali dan keris-keris lain yang sisi perkhodamannya sama dengan
keris jawa sebaiknya perawatan dan sesajinya mengikuti isi tulisan yang berjudul Perawatan
Keris Jawa.

Untuk benda-benda gaib lain selain keris jawa, misalnya untuk keris kamardikan, batu akik
berkhodam, mustika, jimat-jimat dan khodam pendamping sebaiknya perawatan dan sesajinya
mengikuti isi tulisan di halaman ini.

Itu bisa juga ditayuh, anda tanyakan langsung kepada keris-kerisnya dan benda-benda gaib anda
apakah sekarang ini tuahnya masih pasif, dan apakah nantinya sesudah perawatan dan sesajinya
mengikuti isi tulisan-tulisan itu (sebutkan juga cara perawatannya dan sesajinya) keris-kerisnya dan
benda-benda gaib anda itu akan menjadi aktif bertuah (tanyakan juga pendapatnya tentang
perbedaannya sebelum dan sesudah perawatannya mengikuti tulisan itu).

Sambil kita memberikan sesaji, sebaiknya kita juga menuangkan doa-doa dan sugesti atau
membacakan amalan gaibnya, jika ada, karena kekuatan benda-benda gaib dan khodam menyatu
dengan sugesti pemakainya. Semakin kuat dan sering seseorang menuangkan sugesti ke dalam benda-
benda gaib dan khodamnya, kekuatan gaibnya akan semakin kuat bekerja. Bila seseorang tidak
memperhatikannya, apalagi seperti jimat rajahan yang hanya dipajang di dinding saja atau hanya
dibawa-bawa di dalam dompet saja, maka lama-kelamaan kekuatan gaibnya akan melemah. Sama
juga dengan ilmu gaib / khodam, jika jarang dibaca amalannya, kekuatan gaibnya akan memudar.
Semua benda gaib yang kita miliki, dalam bentuknya keris dan pusaka, batu cincin / akik, mustika,
dsb, akan hidup dan kuat kegaibannya bila kita sering menuangkan doa dan sugesti ke dalamnya.

Sesaji berbentuk minyak akan memberikan efek kegaiban yang lebih baik sebagai sesaji dengan cara
dibakar (yang menjadi sesaji adalah asapnya). Bisa dilakukan dengan cara diteteskan ke dalam
bakaran arang kayu, atau dioleskan di sekeliling 3 - 5 batang rokok yang kemudian rokok-rokok itu
dinyalakan sekaligus dan diberdirikan (bisa rokok merk apa saja, tapi jangan rokok putih / rokok
impor, ditusukkan lidi di ujung mulut botol kecil atau ditancapkan pada lilin atau gabus). Kemudian
benda gaibnya diasapkan di atasnya atau bisa juga diletakkan di dekatnya. Untuk khodam ilmu dan
khodam pendamping, sugestikan bahwa asap bakaran itu adalah sesaji untuk mereka.

Sesaji Bernuansa Jawa

Untuk benda-benda gaib dan khodam yang isi gaibnya berasal dari pulau jawa atau yang asal-usulnya
terkait erat dengan pulau jawa, sebaiknya menggunakan sesaji yang bernuansa jawa, karena tidak
semuanya menyukai jenis-jenis minyak arab, yang walaupun lebih praktis dalam penggunaannya,
tetapi tidak akan menambah kuat kegaibannya, kecuali sosok gaibnya mau menerima dan menyukai
jenis sesaji tersebut.

Contoh jenis sesaji yang bernuansa jawa adalah sesaji bakaran kemenyan jawa.
Penggunaan kemenyan jawa sebagai sesaji adalah dengan cara dimasukkan ke dalam bakaran arang kayu
atau langsung dinyalakan dengan korek api. Diusahakan supaya apinya tidak menyala, hanya berasap saja.
Yang menjadi sesaji adalah asap bakarannya.

Setelah asapnya keluar, paling baik adalah bendanya diasapkan di atas kemenyan itu. Tapi boleh juga
bendanya diletakkan di dekatnya dan disugestikan bahwa bakaran kemenyan itu adalah untuknya.

Contoh kemenyan jawa.

Kemenyan jawa memberikan pengaruh kekuatan gaib yang besar pada benda-bendagaib dan khodam,
efek pengaruh kekuatan gaibnya lebih daripada minyak madat arab dan kemenyan arab, tetapi mahluk halus
yang menyukai kemenyan jawa jumlahnya terbatas, terutama hanyalah dari jenis gaib wahyu keris, bangsa jin,
khodam dan mahluk halus yang berasal dari pulau jawa saja (selain yang dari jenis sukma manusia /
leluhur).

Di pasaran Penulis ada menemukan kemenyan jawa (kemenyan madu) bermerk 555 yang sangat baik dan
disukai mahluk halus dibandingkan kemenyan jawa dari merk yang lain.

Kemenyan jawa memberikan pengaruh gaib yang besar pada benda-benda gaib yang dapat juga membuat
tuahnya lebih ampuh terasa dan aura wibawanya menjadi lebih menonjol keluar . Cocok untuk benda-benda
yang tuahnya khusus, seperti yang untuk kekuatan, kekebalan, pengasihan, dsb, supaya tuah
khususnya itu lebih terasa keampuhannya. Tetapi sekalipun jenis sesaji kemenyan ini efek pengaruh
gaibnya besar, tetapi pada masa sekarang penggunaannya sangat tidak nyaman, karena bau asapnya
kentara sekali dan akan dikatakan orang sebagai klenik.

Contoh dupa.
Contoh lainnya adalah sesaji bakaran dupa.
Sesaji dupa ini disukai oleh semua jenis mahluk halus secara umum, termasuk khodam keris jawa,
keris kamardikan, bangsa jin, dedemit, dsb, selain yang dari jenis sukma manusia / leluhur.

Pada jaman dulu umumnya sesaji dupa ditaburkan ke dalam bakaran arang kayu, tetapi di pasaran
Penulis ada menemukan jenis dupa berbentuk kerucut dari sebuah merk, yang kotaknya berwarna
merah lebih baik daripada yang kotaknya berwarna biru. Dupa kerucut itu bisa dibakar di dalam
bakaran arang kayu, bisa juga dupanya langsung dibakar dengan korek api, tidak menggunakan
bakaran arang kayu lagi. Diusahakan supaya apinya tidak menyala, hanya berasap saja. Yang menjadi sesaji
adalah asap bakarannya.

Sama dengan kemenyan, pada masa sekarang penggunaan sesaji dupa ini sangat tidak nyaman, karena
bau asapnya kentara sekali dan akan dikatakan klenik.

Sesaji kembang.
Kembang telon (kantil, kenanga dan melati) atau kembang setaman / tujuh rupa (kembang tujuh rupa
lebih baik daripada kembang telon), adalah contoh sesaji yang sangat umum digunakan dalam
masyarakat jawa dalam berbagai ritual. Sesaji kembang tersebut bersifat netral dan cocok untuk semua
jenis benda gaib dan mahluk halus (selain yang dari jenis sukma manusia / leluhur), baik yang
berkarakter keras, maupun yang berkarakter halus. Untuk sesaji benda-benda gaib, termasuk keris,
sesaji kembang ini ditempatkan dengan dasar daun pisang di atas piring / mangkuk dan diletakkan di
dekat benda gaibnya (bisa juga benda gaibnya diletakkan di atas kembang tersebut).

Untuk diri sendiri dan khodam pendamping, kembang telon atau kembang setaman atau tujuh rupa
juga dapat digunakan dengan cara mandi kembang. Kembang-kembang itu direndam satu atau dua
menit dalam seember air mandi, kemudian diaduk supaya aura energinya larut merata di dalam air.
Kemudian digunakan mandi guyuran basah semua dari kepala sampai kaki. Selain dapat untuk
membersihkan tubuh dari aura-aura negatif dan untuk menyelaraskan aura-aura negatif supaya
menjadi positif, juga sangat baik untuk "menyehatkan" sukma (pancer) dan roh sedulur papat manusia
yang bersangkutan. Selain itu, mandi kembang ini juga akan dipandang sebagai sesaji oleh roh-roh
halus yang bersama manusia, akan menguatkan kadar kegaibannya, jika itu adalah khodam ilmu /
pendamping, dan supaya mahluk-mahluk halus yang bersifat menyerang (kesambet, teluh /
santet) mau untuk melepaskan / mengendorkan serangannya.

Tentang kembang telon dan kembang setaman / tujuh rupa ini silakan dibaca pada penjelasan tentang
kembang sesaji di halaman berjudul Laku Prihatin dan Tirakat.

Ada perilaku unik dari para mahluk halus yang tidak mau mengambil sendiri kembang-kembang yang
mereka butuhkan, walaupun di halaman rumah kita ada banyak tanaman kembang yang sesuai untuk
sesaji mereka. Mereka tidak akan mengambil sendiri, karena mereka akan menganggap itu sebagai
perbuatan "mencuri", kecuali kita sendiri yang khusus memberikannya kepada mereka sebagai sesaji,

Ada juga minyak melati dan minyak mawar (minyak melati lebih baik daripada minyak mawar).
Sesaji minyak ini biasanya digunakan sebagai pengganti sesaji kembang, tetapi kadar efek
kegaibannya tidak sebaik sesaji kembang itu sendiri.
Minyak-minyak kembang itu sebaiknya digunakan untuk khodam-khodam yang berkarakter halus
saja, terutama yang sosoknya adalah perempuan / ibu-ibu, misalnya yang untuk kerejekian,
pengasihan, dsb, jangan untuk yang berkarakter keras, seperti yang untuk kekuatan, kewibawaan,
penjagaan gaib, dsb, karena akan dapat berefek negatif menurunkan kadar kegaibannya
(mempengaruhi karakter keras khodamnya menjadi berkarakter halus).

Ada juga jenis sesaji seperti kopi tubruk dan teh tubruk manis panas, buah-buahan, makanan / kue
jajan pasar, bubur merah-putih dan nasi tumpengan. Jenis-jenis sesaji itu biasanya adalah untuk roh-
roh leluhur atau roh sukma manusia lain, dan untuk roh pancer dan roh sedulur papat.

Jika jenis sesaji itu khusus diberikan untuk roh sedulur papat kita, maka sugestikan bahwa sesaji
tersebut adalah untuk para roh sedulur papat kita, kemudian kita memakannya dengan bersugesti
memakannya bersama-sama dengan para roh sedulur papat kita.

Begitu juga jika jenis sesaji itu khusus diberikan untuk roh sedulur papat anak kita, maka sugestikan
bahwa sesaji tersebut adalah untuk para roh sedulur papat anak kita, kemudian anak kita memakannya
dengan kita bersugesti anak kita dan roh sedulur papatnya bersama-sama memakannya.

Jika sesaji itu khusus diberikan untuk roh-roh leluhur, termasuk sukma leluhur yang sudah
mendampingi kita, maka sesaji-sesaji itu diletakkan di atas meja dan sugestikan bahwa sesaji itu
adalah untuk mereka. Anggap saja para leluhur datang bertamu ke rumah kita. Jika sukma leluhur itu
lebih dari satu mungkin perlu sesajinya beberapa gelas. Sajikan di dalam gelas tanpa tutup dan
diletakkan di atas meja. Biarkan sesajinya demikian selama semalam. Esok harinya sudah bisa
dibuang.

Sukma leluhur yang mendampingi kita statusnya sama dengan kakek-nenek kita sendiri.
Perlakukanlah mereka seperti kakek-nenek kita yang datang dan mendampingi kita. Akan lebih baik
kalau kita latihan olah rasa untuk melatih kedekatan batin dengan mereka.

Mengenai sesaji untuk mereka, itu harus dipandang sama seperti kita memberikan minuman untuk
kakek / nenek kita sendiri.
Jika sosok-sosok leluhur itu adalah orang laki-laki, biasanya mereka menyukai sesaji kopi tubruk
manis panas. Jika perempuan biasanya suka teh tubruk manis panas.
Kalau mereka adalah suami istri, sesajinya tinggal dipilih saja kopi atau teh manis, bisa salah satu,
bisa juga dua-duanya.
Kalau kita ada didampingi oleh sesosok sukma leluhur, dan hubungan kita dekat, mungkin kapan-
kapan kita juga akan merasakan adanya tarikan rasa untuk memberikan sesaji yang lain, misalnya
makanan ayam goreng / bakar, dsb.

Dalam memberikan sesaji untuk sukma leluhur yang mendampingi kita waktunya bisa kapan saja,
sifatnya adalah untuk menghormati keberadaan mereka bersama kita, sifatnya tidak mengikat, setiap
hari juga boleh, tergantung kedekatan hati kita dengan leluhur kita itu.
Yang paling penting adalah kita sendiri menunjukkan sikap sudah tahu perihal kedatangan mereka dan
kita menghormati keberadaan mereka. Syukur-syukur kita juga sudah bisa berinteraksi batin dengan
mereka. Kalau ada waktu kita bisa memberikan kopi manis panas untuk mereka. Tapi bentuk
penghormatan yang utama adalah sikap kita sendiri kepada mereka, jangan sampai mereka merasa
seperti tamu yang tidak diperhatikan oleh si tuan rumah.

Yang dimaksud kopi tubruk adalah minuman kopi seperti di kampung, kopi tradisional, bisa juga kopi
bermerk Kapal Api, bukan kopi modern seperti Nescafe. Dan yang dimaksud teh tubruk adalah
minuman teh tradisional yang berbentuk daun teh kering, bukan jenis teh celup.

Kopi tubruk bisa juga diberikan sebagai sesaji untuk jenis mahluk halus lain, untuk khodam jimat,
pusaka dan mustika dan khodam pendamping, kalau terpaksa karena tidak punya sesaji jenis lain.

Untuk roh-roh leluhur ada juga sesaji berupa rokok klembak / kemenyan (lintingan). Khodam-khodam
gaib yang dulunya mengikut kepada seorang leluhur banyak juga yang menyukai sesaji kopi dan
rokok kemenyan, karena semasa sang leluhur masih hidup, khodam-khodam itu juga ikut menikmati
minuman kopi dan asap rokok kemenyan sang leluhur. Jenis-jenis mahluk halus lain yang biasanya
tinggal di sekitar permukiman manusia dan di daerah pedesaan / pedalaman juga menyukai sesaji
minuman kopi / teh, rokok kemenyan dan nasi tumpengan.

Ada juga sesaji kayu cendana jawa dan cendana kupang.


Secara umum mahluk halus yang menyukai kayu / minyak cendana hanyalah pusaka-pusaka yang
khodamnya dari jenis gaib wahyu keris. Kayu cendana kupang lebih disukai karena baunya yang lebih
harum.

Pada jaman dulu biasanya kayu cendana ini dijadikan serbuk atau dijadikan serpihan-serpihan kayu
kecil dan penggunaannya sebagai sesaji keris-keris jawa dilakukan dengan cara ditaburkan ke dalam
bakaran arang kayu. Biasanya dikombinasikan dengan kemenyan jawa dan dupa.

Pada masa sekarang sudah ada minyak cendana yang penggunaannya cukup dioleskan pada badan
kerisnya, sehingga penggunaannya lebih praktis daripada yang dibakar. Walaupun lebih merepotkan,
penggunaan minyak cendana yang dibakar dalam bakaran arang kayu memberikan efek yang lebih
baik pada kegaiban keris-keris jawa dibanding yang penggunaannya dioleskan, juga supaya tidak
mengotori bendanya.

Secara umum jenis mahluk halus yang menyukai sesaji minyak cendana hanyalah khodam keris jawa,
keris Bali, dan pusaka-pusaka yang khodamnya dari jenis wahyu keris. Biasanya jenis mahluk halus
lain tidak menyukai minyak cendana.
Untuk sesaji keris jawa baca juga : Perawatan Keris Jawa.

Khusus untuk jenis keris kamardikan, biasanya pembuatan keris kamardikan dan isi gaibnya tidak
sama dengan keris jawa, sehingga pemeliharaan dan sesajinya juga jangan disamakan dengan keris
jawa. Untuk sesajinya sebaiknya diperlakukan sama dengan jenis benda gaib lain selain keris jawa.
Untuk pemeliharaan fisik kerisnya sebaiknya dibersihkan dengan minyak singer dan dijaga jangan
sampai kotor / berkarat. Untuk sesajinya sebaiknya diolesi saja tipis-tipis dengan minyak misik putih
di bagian ganja dan dapur kerisnya. Tetapi bentuk sesajinya paling baik dilakukan dengan cara
pengasapan, supaya tidak mengotori bendanya. Paling baik adalah dengan lebih dulu mencaritahu
jenis khodam isi gaibnya, sehingga sesudahnya kita bisa memberikan jenis sesaji yang sesuai dengan
jenis gaibnya.

Sesaji-sesaji model jawa tersebut di atas terkesan merepotkan dan dapat mendatangkan tanggapan
negatif dari orang lain di sekitar kita. Jika diinginkan penggunaan sesaji minyak sebagai sesajinya,
bisa dilakukan dengan panduan dasar sbb :

1. Minyak misik, sebaiknya digunakan minyak misik yang berwarna putih supaya tidak terlalu
mengotori bendanya dan supaya tuahnya lebih kuat. Secara umum benda-benda gaib dan
khodam pendamping (selain jenis sukma manusia dan gaib wahyu keris) dapat menerima dan
menyukai minyak misik putih. Minyak misik cukup baik digunakan untuk menjaga kegaiban
benda-benda gaib dan sosok-sosok halus pendamping manusia, terutama yang berkarakter
keras.
2. Minyak melati, digunakan untuk benda-benda gaib dan khodam pendamping yang berkarakter
halus, yang khodamnya bersosok perempuan / ibu-ibu yang berfungsi untuk pengasihan,
kerejekian, penglarisan, dsb. Jenis minyak ini jangan digunakan untuk yang berkarakter keras,
seperti yang berfungsi untuk penjagaan gaib, kekuatan, wibawa, dsb, karena dapat
menurunkan kadar kegaibannya (mempengaruhi sosok gaibnya menjadi berkarakter halus).
3. Jika khodamnya suami istri, atau laki2 dan perempuan, sebaiknya sesajinya minyak misik
putih.
4. Minyak jafaron (merah) digunakan untuk semua jenis khodam bergolongan putih dan
berenergi positif, selain yang dari jenis sukma manusia.
5. Untuk keris-keris jawa, yang isi gaibnya dari jenis wahyu keris, berikan saja minyak cendana
kupang, jangan diberi minyak misik atau jafaron (tidak doyan).

Untuk semua jenis benda gaib dan khodam, jika sesajinya menggunakan jenis minyak, paling baik
dilakukan dengan cara pengasapan, selain akan memberikan efek kegaiban yang lebih baik, juga tidak
akan mengotori bendanya, dibanding yang penggunaannya dengan cara dioleskan. Hanya saja bau
asapnya kentara sekali dan akan dikatakan klenik.

Sesaji Lain
Dalam pemberian sesaji untuk benda-benda jimat atau benda bertuah lain, karena kepraktisan
penggunaannya, pada masa sekarang banyak digunakan sesaji berbentuk minyak, seperti minyak jafaron,
minyak misik, minyak duyung, minyak melati, dsb. Sesaji berupa minyak arab penggemarnya terutama adalah
dari jenis bangsa jin.

Dalam penggunaannya biasanya minyak-minyak itu cukup dioleskan saja pada benda gaibnya. Sesaji
minyak untuk khodam ilmu atau khodam pendamping dilakukan dengan mengoleskan minyaknya di
belakang bawah telinga kanan-kiri si manusia yang bersangkutan.

Walaupun lebih merepotkan, penggunaan minyak-minyak tersebut di atas yang diasapkan, dibakar
dalam bakaran arang kayu memberikan efek yang lebih baik dalam hal kegaiban dibanding yang
penggunaannya dengan cara dioleskan.

Minyak misik hitam lebih kental dan berminyak, berwarna hitam/ coklat gelap, akan lebih mengotori
bendanya dibanding misik putih. Walaupun baunya lebih tahan lama dan minyaknya lengket melekat,
tapi besoknya sudah bisa dicuci bersih, karena "energi" dari minyaknya hanya dikonsumsi selama
sehari / semalam saja sesudah minyaknya dioleskan.

Minyak misik hitam lebih baik efek kegaibannya daripada misik putih, menjadikan khodamnya
merasa lebih "bertenaga", Jadi kalau menginginkan khodamnya lebih kuat bertenaga sebaiknya dipilih
minyak misik hitam, lebih cocok untuk khodam yang berkarakter keras, seperti yang untuk kekuatan
dan penjagaan gaib. Minyak misik hitam sebaiknya hanya diberikan kepada khodam-khodam berjenis laki-
laki, karena yang berjenis perempuan dan ibu-ibu tidak doyan. Tetapi jenis khodam yang suka dengan misik
hitam hanya sedikit. Tidak semua khodam suka dengan misik hitam, walaupun jenisnya adalah laki-laki dan
tuahnya untuk kekuatan atau penjagaan gaib.

Minyak misik putih lebih cair dan lebih harum. Disukai oleh banyak macam mahluk halus dan khodam (selain
keris jawa dan jenis sukma manusia). Bisa untuk khodam bangsa jin, bisa juga untuk bermacam-macam
benda gaib. Misik putih cukup baik digunakan untuk memelihara kegaiban sebuah benda gaib, bisa untuk
khodam-khodam yang berkarakter halus, seperti yang untuk kerejekian, maupun yang berkarakter
keras, seperti yang untuk kekuatan, kewibawaan, penjagaan gaib, dsb.

Minyak misik putih mempunyai kelebihan dibandingkan misik hitam, yaitu menjadikan khodamnya
lebih "galak" tuahnya, lebih terasa tuahnya. Untuk benda-benda gaib dan khodam sebaiknya
digunakan minyak misik putih supaya tidak terlalu mengotori, juga supaya tuahnya lebih terasa.

Contoh minyak jafaron merah,


minyak misik hitam dan misik putih.

Minyak jafaron efek kegaibannya tidak sekuat minyak misik, tetapi baunya lebih enak dibanding
minyak misik. Minyak jafaron digunakan untuk benda-benda gaib yang khodamnya dari golongan
putih dan berenergi positif.

Minyak melati, minyak mawar, minyak fanbo dan minyak duyung (atau air mata duyung) disukai oleh
benda-benda gaib dan khodam yang karakternya halus, terutama yang khodamnya bersosok
perempuan / ibu-ibu yang bertuah untuk pengasihan dan kerejekian.

Tetapi sebaiknya jangan menggunakan minyak kasturi, minyak fanbo atau minyak duyung, karena
minyak-minyak itu dapat mengundang datangnya jenis dhanyang dan jin golongan hitam.

Penggunaan minyak melati dan minyak mawar akan mempengaruhi sosok-sosok halus untuk menjadi
berkarakter halus, mengarah pada sifat pengasihan. Sebaiknya tidak digunakan untuk benda-benda
gaib dan khodam yang berkarakter keras, seperti yang untuk kekuatan, kewibawaan, penjagaan gaib,
dsb, karena akan dapat menurunkan kadar kegaibannya, mempengaruhi khodamnya untuk menjadi
berkarakter halus.
Contoh candu arab dan menyan jawa.

Biasanya sesaji jenis minyak cukup dioleskan saja pada benda gaibnya. Ada juga jenis sesaji yang
penggunaannya dengan cara dibakar dalam bakaran arang kayu, seperti minyak candu, madat, dan
kemenyan arab.

Contoh menyan arab.

Kemenyan arab berwarna putih seperti kristal garam, tetapi banyak juga yang berwarna kekuningan.
Kemenyan arab biasanya digunakan untuk benda-benda gaib yang diharapkan ampuh tuahnya.
Contoh menyan arab.

Kemenyan arab dan minyak madat arab memberikan pengaruh kekuatan gaib yang besar pada benda jimat
dan khodam lebih daripada minyak misik, terutama yang khodamnya adalah dari jenis bangsa jin.

Untuk perintah-perintah kerja yang berat, untuk keperluan ritual khusus yang berat, seperti untuk penarikan
pusaka dan mustika yang kekuatan gaibnya tinggi, pengangkatan harta harun, mendatangkan uang gaib,
dsb,biasanya pengguna aliran ilmu gaib Islam menggunakan kombinasi sesaji kemenyan arab, minyak candu
dan minyak madat arab. Untuk penggunaan sehari-hari sebaiknya minyak madat dan candu arab tidak
digunakan, karena dapat mempengaruhi khodamnya menjadi berwatak tidak baik dan dapat
memberikan efek kecanduan.

Ada juga jenis dupa, kemenyan cina dan hio cina. Biasanya penggunaannya adalah untuk roh-roh
halus / khodam dan roh-roh leluhur manusia dari negeri Cina.

Selain yang sudah disebutkan di atas, ada banyak jenis dan rupa sesaji yang digunakan orang, tetapi
yang umum digunakan adalah jenis-jenis minyak arab yang bisa didapatkan di toko-toko minyak arab
atau minyak wangi arab di pinggir jalan (di Jakarta bisa dibeli di Condet, Cililitan, Jakarta Timur).
Ada banyak sekali jenis sesaji minyak arab, dan yang sudah disebutkan di atas adalah jenis-jenis yang
sudah umum digunakan dan secara umum bisa diterima oleh banyak mahluk halus.

Selain yang sudah disebutkan di atas, ada jenis-jenis mustika yang menginginkan sesaji tersendiri
yang tidak mau bila diberi sesaji lain seperti di atas. Contohnya adalah mustika telor dan mustika
beras yang menginginkan sesaji berupa sejumput beras (tetapi kalau tidak ada beras, sesaji kembang
telon juga mau).
Panduan umum :

Kalau kita mempunyai benda-benda gaib atau khodam pendamping dan tidak tahu apa jenis sesajinya,
untuk amannya bisa kita berikan bakaran dupa, bakaran menyan jawa atau kembang telon / setaman
saja.

Untuk keris jawa dan pusaka-pusaka yang khodamnya dari jenis wahyu keris gunakan saja minyak
cendana kupang, bakaran dupa atau kemenyan jawa untuk sesajinya. Sebaiknya diikuti panduannya
dalam tulisan berjudulPerawatan Keris Jawa.

Selain keris jawa :


Untuk yang khodamnya berkarakter keras, seperti yang tuahnya untuk kewibawaan, penjagaan gaib,
dsb, berikan saja minyak misik putih.
Untuk yang khodamnya berjenis laki-laki berikan saja minyak misik putih.
Untuk yang khodamnya suami istri, atau laki2 dan perempuan, sesajinya minyak misik putih.
Untuk yang khodamnya perempuan / ibu-ibu, yang berkarakter halus, yang tuahnya untuk pengasihan
atau kerejekian, bisa diberikan minyak melati.
Kalau kita menginginkan khodamnya hanya dari golongan putih dan berenergi positif saja, berikan
saja minyak jafaron merah.
Kalau kita mempunyai banyak benda gaib dan jenisnya juga bermacam-macam, ada batu akik,
mustika, keris, dsb, untuk praktisnya gunakan saja bakaran dupa atau kembang telon sebagai
sesajinya. Benda-bendanya diletakkan di sampingnya atau ditempatkan di atas sesajinya.
Untuk khodam pendamping, jika menggunakan sesaji jenis minyak seperti misik putih dan jafaron,
minyaknya dioleskan di belakang bawah telinga kanan-kiri. Jika digunakan sesaji bentuk lain,
sugestikan bahwa sesaji itu adalah untuk mereka.
Untuk para leluhur dan sukma leluhur yang menjadi pendamping, berikan saja teh / kopi tubruk manis
panas.

---------------

Tambahan :

Terkait dengan tanya-jawab via email dengan para pembaca, ada beberapa pertanyaan serupa dari para
pembaca mengenai minyak cendana yang tertulis di atas, dan sebagian perlu diungkapkan disini
sebagai bahan informasi untuk pembaca yang lain sbb :

Tanya :

Sesaji dengan model pengasapan baiknya berapa banyak dan berapa lama ?

Ulasan :
Ya sampai sesaji bakarannya habis.

Jadi sebelumnya ditentukan dulu seberapa banyak yang akan dibakar.


Misalnya sepotong kemenyan jawa, sebelumnya ditentukan dulu seberapa banyak yang akan
dibakar, apakah semuanya, ataukah hanya setengahnya ataukah seperempatnya saja. Sesudah
ditentukan, kemenyannya dipotong-potong sesuai ukuran yang akan dibakar.

Setelah sesajinya dibakar dan keluar asapnya, paling baik adalah bendanya kita pegang dan
diasapkan di atasnya, tapi juga tidak harus begitu, bisa juga bendanya diletakkan di samping
pengasapannya. Kalau bendanya itu adalah keris, paling baik sesudah kerisnya dikeluarkan dari
sarungnya, kemudian kerisnya kita pegang dan bilahnya diasapkan di atasnya, tapi bisa juga
kerisnya diletakkan di samping pengasapannya.

Kalau yang dibakar adalah jenis dupa, hio, dsb, sebaiknya dupa atau hio yang dibakar itu
jumlahnya ganjil, yaitu 1 atau 3 atau 5, dst.

Tanya :
Ada pandangan bahwa untuk khodam-khodam gaib kelas atas, bangsa jin maupun mustika, sebaiknya
sesajinya adalah minyak cendana merah, bukan minyak misik.

Ulasan :
Sebenarnya masalah jenis / bentuk sesaji ini tidak bersifat pasti dan mengikat, kecuali sebelumnya ada
perjanjian tertentu antara manusia dengan khodam benda gaibnya.

Jika pun ada jenis sesaji yang kita berikan ternyata tidak cocok dengan keinginan khodamnya, pada
awalnya khodamnya itu tidak suka dengan bentuk sesaji yang kita berikan, tapi lama-kelamaan sesaji
itu akan juga diterimanya, karena dia sadar tidak ada bentuk sesaji lain yang kita berikan kepadanya,
walaupun sesaji itu tidak disukainya.

Semua bentuk sesaji akan diterima sebagai bentuk penghormatan kita kepada sosok gaib tertentu,
tetapi bentuk sesaji yang kita berikan, yang disukai atau tidak disukainya, juga akan menentukan
kadar penghormatan sosok gaibnya kepada kita dan mempengaruhi juga kadar aktif tidaknya
(antusiasme) ia bekerja untuk kita. Karena itu kalau kita mengetahui bentuk sesaji yang disukainya
dan kita memberikannya, itu akan lebih baik, sepanjang bentuk sesaji itu pantas dan tidak
memberatkan hati kita.

Sebagai patokan dasar, sesuai pengetahuan Penulis, minyak cendana hanya disukai oleh jenis gaib
wahyu keris, untuk keris jawa, sedangkan jenis mahluk halus lain tidak suka minyak cendana.

Sedangkan secara umum jenis-jenis gaib lain, bangsa jin dan khodam mustika, mau menerima minyak
misik putih, minyak jafaron dan kembang telon / setaman (kecuali sosok-sosok gaib golongan hitam
dan yang berenergi negatif yang menolak minyak jafaron). Jadi kalau kita mempunyai benda-benda
gaib atau khodam pendamping dan tidak tahu apa jenis sesajinya, untuk amannya bisa kita berikan
minyak misik putih atau kembang telon / setaman saja.

Tetapi ada jenis-jenis gaib yang hanya mau menerima bentuk sesaji tertentu saja, misalnya mustika
telor yang hanya mau menerima sesaji berbentuk sejumput beras, atau sosok ratu walet dan mustika
walet yang hanya mau menerima sesaji berbentuk ikan-ikan laut kecil.

Selain yang menuntut sesaji khusus tersebut, untuk keperluan sehari-hari sebaiknya diberikan sesaji
minyak misik putih, minyak jafaron atau kembang telon / setaman saja.

Kembang telon / setaman dan minyak misik cocok untuk jenis khodam kelas bawah sampai yang
kelas atas.

Minyak misik secara umum lebih disukai dan memberikan efek kegaiban yang lebih tinggi daripada
minyak jafaron.
Minyak misik hitam memberikan efek kegaiban yang lebih tinggi daripada minyak misik putih, tetapi
tidak semua mahluk halus menyukai misik hitam. Untuk penggunaan sehari-hari Penulis
menganjurkan minyak misik putih saja supaya kegaibannya terjaga dan tidak terlalu mengotori
bendanya dibanding minyak misik hitam.

Kalau dikehendaki, untuk sosok gaib kelas atas dan untuk benda-benda yang ampuh tuahnya
(misalnya batu anti cukur) bisa diberikan bakaran kemenyan jawa, kemenyan arab, minyak candu arab
dan minyak madat arab. Sesaji-sesaji itu memberikan efek kegaiban yang tinggi dibandingkan sesaji
lainnya.

Minyak candu arab dan minyak madat arab biasanya digunakan untuk perintah-perintah kerja yang
berat, seperti sesaji pada proses pengangkatan harta karun gaib, mendatangkan uang gaib, atau
penarikan pusaka dan mustika yang tinggi kadar kegaibannya. Tetapi minyak candu arab dan minyak
madat arab dapat memberikan efek yang tidak baik terhadap perwatakan sosok gaibnya dan dapat
memberikan efek kecanduan. Untuk penggunaan sehari-hari sebaiknya digunakan kemenyan jawa
atau kemenyan arab saja.

Semua sesaji berbentuk minyak di atas, minyak misik, jafaron, kemenyan, candu arab dan madat arab,
dsb, akan memberikan kadar efek kegaiban yang lebih kuat jika sesajinya diberikan dalam bentuk
pengasapan, yaitu minyaknya diasapkan dibakar dalam bakaran arang kayu (yang menjadi sesaji
adalah asap bakarannya).
Untuk khodam kelas atas dan mustika-mustika kekebalan bentuk pengasapan itu lebih cocok.

Tips :

Jenis-jenis sesaji minyak arab, minyak cendana, dupa, dsb, bisa dibeli di toko-toko minyak wangi arab
di pinggir jalan atau di toko-toko yang menjual perlengkapan haji atau perlengkapan agama Islam (di
Jakarta bisa dibeli di Condet, Cililitan, Jakarta Timur). Minyak cendana, selain bisa dibeli di toko
minyak arab di pinggir jalan, bisa juga dicari di pasar di tempat orang menjual keris, biasanya ada
yang menjual minyak cendana.

Masing-masing minyak dan jenisnya ada harganya sendiri-sendiri, tapi dari yang Penulis ketahui
masing-masing minyak itu di toko-toko pinggir jalan tanpa memperhatikan merknya variasi harganya
sbb :
Yang murah sekitar Rp. 3.000 per cc nya,
Yang menengah sekitar Rp. 5.000 - 10.000 per cc nya,
Yang mahal juga ada yang lebih dari Rp.10.000 per cc nya.
Mahal tidaknya harganya tergantung toko penjualnya dan tergantung jenis / asal minyaknya.
Yang mahal biasanya jenis candu dan madat arab.

Kalau anda sedang berada di tokonya untuk membeli minyak sesaji, usahakan bisa interaksi batin,
anda fokuskan bertanya kepada salah satu benda gaib atau khodam pendamping anda apakah minyak
yang anda pilih itu kualitasnya bagus, dan mana dari semua minyak sejenis di toko itu yang paling
baik untuk anda beli.
Misalnya di toko itu ada beberapa macam minyak misik, anda minta dikeluarkan contoh semua
minyak misik dan satu per satu contoh itu anda tanyakan kepada khodam benda gaibnya. Gunakan
kepekaan rasa untuk mendengarkan jawabannya.

Atau anda beli saja 1 cc dulu untuk contoh. Kemudian di rumah anda tayuh apakah minyak yang anda
beli itu bagus kualitasnya dan bisa digunakan. Di lain waktu anda bisa membeli contoh lain sampai
anda menemukan yang paling bagus kualitasnya.

Atau anda beli saja 1 cc untuk masing-masing contoh. Kemudian di rumah anda tayuh mana dari
contoh-contoh minyak yang anda beli itu yang paling bagus kualitasnya dan baik untuk digunakan.

-------------

Kekhususan Minyak Jafaron


Mungkin tidak ada orang yang mengetahui bahwa minyak jafaron (merah) bisa dijadikan petunjuk awal tentang
sifat mahluk gaib yang berdiam di dalam sebuah benda gaib jimat, batu akik, mustika, jimat rajahan, pusaka,
keris kamardikan, khodam ilmu ataupun khodam pendamping. apakah dari jenis yang berenergi negatif
ataukah positif, dan apakah dari golongan putih ataukah golongan hitam. Tetapi ini bukanlah sesuatu yang
pasti untuk menilai sifat mahluk halus, hanya merupakan petunjuk awal saja, karena untuk menilai sifat
perwatakannya golongan hitam atau putih secara akurat haruslah dengan melihat kejiwaan dan aura
psikologisnya, dan untuk menilai apakah energinya bersifat negatif bagi manusia haruslah dengan kepekaan
rasa untuk merasakan pengaruh energinya untuk dinilai keselarasannya dengan manusia.

Bila mahluk gaibnya berasal dari golongan putih, biasanya mau menerima minyak jafaron. Walaupun mungkin
gaibnya itu juga meminta minyak dan sesaji jenis lainnya, tetapi biasanya mau untuk menerima minyak
jafaron.
Tetapi mahluk gaib dari golongan hitam biasanya akan menolak, tidak mau diberi minyak jafaron.
Bukan berarti semua mahluk gaib yang meminta minyak selain minyak jafaron adalah dari golongan hitam,
tetapi yang jelas-jelas menolak minyak jafaron biasanya adalah yang dari golongan hitam.

Bila anda menghendaki benda-benda gaib anda hanya berisi khodam dari golongan putih saja, maka bisa
dicoba meminyakinya dengan minyak jafaron (merah), karena khodam gaib yang dari golongan hitam biasanya
akan pergi setelah bendanya diminyaki dengan minyak jafaron. Mengolesi minyak jafaron bisa dilakukan pada
saat pertama anda memiliki benda gaib tersebut, atau melakukannya secara berkala atau berselang-seling
dengan penggunaan minyak yang lain.

Bila anda mempunyai benda-benda koleksi pribadi atau ada bagian rumah anda yang kira-kira berpenghuni
gaib, sebaiknya anda oleskan sedikit dengan minyak jafaron, sambil anda oleskan sedikit di jari-jari tangan
anda, supaya kalau isi gaibnya ada yang dari golongan hitam atau ada yang berenergi negatif, maka mahluk
halus itu akan pergi menjauh, untuk menjauhkan anda dari resiko negatif keberadaannya.

Baca juga : Pembersihan Gaib 2.

Catatan : bila kegaiban benda gaib anda berasal dari khodam gaib golongan hitam dan yang berenergi negatif,
mungkin kemudian kegaiban benda gaib anda itu akan hilang, karena khodamnya akan pergi jika diberi minyak
jafaron.

*)
Tentang minyak jafaron merah dan minyak-minyak lain di atas, anda tidak perlu membeli
yang mahal.
Yang murah saja, asalkan minyaknya asli, tidak palsu.
Yang harganya murah, asalkan asli, tidak palsu, tetap berfungsi sebagai sesaji dan sebagai
bahan pembersihan gaib.

Contoh minyak jafaron merah, Pengasapan minyak jafaron dengan Bakaran Dupa.
misik hitam dan misik putih. cara dioleskan pada sekeliling
5 batang rokok.

Minyak Sesaji Toko Minyak Sesaji Toko Minyak Sesaji

Anda mungkin juga menyukai