Anda di halaman 1dari 11

Pantangan dan Larangan

Untuk Dihindari
Dalam tulisan di halaman ini Penulis ingin menyampaikan pokok-pokok pertimbangan untuk kehati-
hatian ketika kita melakukan suatu interaksi dengan mahluk halus atau melakukan suatu perbuatan
yang mungkin bisa mendatangkan teguran atau kemarahan mahluk halus.

Berikut ini adalah hal-hal berbau tahayul, yang sebaiknya secara bijaksana kita hindari untuk berjaga-
jaga jangan sampai kita sendiri atau keluarga kita mengalami kejadian-kejadan negatif karena
menyepelekannya :

1. Jangan duduk di pintu.

Seperti manusia, bangsa mahluk halus juga terbiasa keluar-masuk rumah / bangunan dengan
melewati lubang pintu. Sebaiknya jangan ada anggota keluarga kita yang terbiasa duduk di pintu,
apalagi menutupi jalan. Jika ada di antara mereka yang jengkel, mungkin saja mereka akan menegur
kita dengan membuat kita atau anggota keluarga menjadi sakit kesambet, atau mengalami naas, dsb.

Juga seperti halnya manusia, mahluk halus yang berwatak kurang baik seringkali masuk melalui pintu
belakang atau berdiam di bagian belakang rumah. Sebaiknya kita berhati-hati bila berada di bagian
belakang rumah dan bagian yang berdekatan dengan bagian belakang rumah. Sebaiknya juga kita
tidak membiarkan anak-anak kita bermain berlama-lama di bagian belakang rumah, apalagi bila
tempat itu dikenal angker atau banyak berpenghuni gaib.

2. Jangan memukul anak dengan sapu lidi.

Sapu lidi mengandung kegaiban tersendiri. Bila dipukulkan kepada anak, dapat berpotensi merusak
sukmanya, dapat menjadikannya mudah sakit-sakitan, menjadi pelupa, atau bahkan mudah hilang /
lemah ingatan. Jangan juga membiarkan anak bermain pukul-pukulan dengan sapu lidi.

3. Jangan duduk / berdiri di pinggir sumur.

Secara awam, duduk atau berdiri di pinggir sumur atau aktivitas apapun di dekat atau di atas sebuah
sumur adalah berbahaya. Tetapi lebih dari itu, ada alasan lain yang sebaiknya juga diperhatikan.
Biasanya sumur (timba) dihuni oleh mahluk halus karena tempatnya teduh dan sejuk. Bahkan banyak
sumur tua, baik yang masih aktif digunakan maupun yang sudah tidak digunakan di dalamnya ada
berpenghuni kerajaan jin atau komunitas bangsa jin. Jangan sampai kita menjadi celaka karena tidak
sopan saat berada di atasnya.

Juga sebaiknya kita berhati-hati (permisi dulu) ketika akan naik ke atas rumah (membetulkan atap /
genting), atau ketika akan naik ke atas pohon, termasuk ketika akan menyeberangi jembatan.
Mungkin ada mahluk halus di bawahnya yang tidak suka dengan "kelancangan" kita itu.

Juga sebaiknya berhati-hati, jangan berperilaku tidak sopan / berisik, makan dan minum di sekitar
blumbang (kolam kecil) dan sungai kecil yang sudah kering airnya, empang, situ dan danau yang
sepi. Biasanya di tempat-tempat tersebut bersemayam / berkomunitas jenis jin air yang tidak
bersahabat dengan manusia.

4. Jangan menyatakan janji terhadap gaib.

Kehidupan di alam halus sangat mengutamakan kekuatan dan kesaktian, maka semua yang hidup di
alam halus secara umum lebih keras dan tegas daripada di dunia manusia. Mereka tidak mengenal
basa-basi. Jadi apapun yang kita katakan kepada mereka, yang bisa disamakan dengan harapan
atau janji, walaupun maksudnya hanya sekedar basa-basi, pasti akan dituntut pemenuhannya. Jadi
kita harus lebih berhati-hati terhadap perkataan dan perilaku kita, jangan mengatakan sesuatu yang
bisa disamakan sebagai janji / harapan, karena suatu saat akan dituntut pemenuhannya. Mereka
akan "menegur" kita kalau kita tidak memenuhi janji kita itu.
Misalnya saja pada saat serah terima suatu benda pusaka atau jimat atau ilmu gaib seringkali disertai
pesan untuk merawat, memberi sesaji kembang atau minyak, laku-laku yang harus dijalankan dan
pantangan-pantangan tertentu yang tidak boleh dilanggar. Bila kita tidak mampu menjalaninya atau
merasa berat terbebani dalam jangka panjang, sebaiknya jangan kita sanggupi, jangan meng-iya-kan.
Walaupun kita menyatakan kesanggupan menjalankannya kepada orang yang memberi, tetapi
mahluk gaib benda tersebut atau khodamnya menjadi saksi janji kita, dan janji itu juga berkaitan
dengan dirinya. Bila kita tidak menjalaninya, gaib tersebut dapat menuntut pemenuhan janji kita dan
mungkin juga akan "menghukum" kita dengan caranya sendiri.

5. Jangan suka berpikiran negatif.

Sebaiknya kita selalu berpikiran positif dan netral, tidak membiasakan diri untuk berpikiran jelek /
negatif tentang orang lain atau tentang mahluk halus, atau tentang apapun juga.

Dengan berpikiran negatif tersebut, berarti kita menimbulkan energi negatif di dalam pikiran dan
tubuh kita. Bila kita terbiasa berpikiran negatif, sama saja kita membangun energi negatif di dalam
pikiran dan tubuh kita dan energi negatif itu akan terus terakumulasi sepanjang hidup kita.
Keberadaan energi negatif itu akan memudahkan timbulnya penyakit di dalam organ-organ tubuh
kita, juga dapat mengundang datangnya sesuatu mahluk halus kelas rendah untuk mengikut dan
berdiam di tubuh kita yang keberadaannya akan semakin 'mengotori' tubuh kita.

6. Jangan merendahkan sesuatu yang bersifat gaib

Sebaiknya kita selalu berpikiran positif dan netral, tidak membiasakan diri untuk berpikiran jelek /
negatif tentang mahluk halus, benda jimat, pusaka dan benda-benda gaib lainnya, termasuk
walaupun itu karena alasan agama. Juga jangan sombong dan merendahkan mereka. Cukuplah bila
kita berwaspada atau menjauhi hal-hal yang kita anggap tidak baik. Sadarilah bahwa mereka juga
mahluk ciptaan Tuhan yang juga diciptakan untuk hidup di bumi. Mereka dapat merasakan perasaan
kita dan dapat membaca pikiran kita. Jangan sampai perilaku kita mengundang reaksi negatif
mereka.

Jangan sekali-kali mengatai mahluk halus dengan sebutan setan atau iblis. Tidak semua mahluk
halus adalah setan dan iblis. Jangan sampai perilaku kita menyebabkan mereka marah dan sakit hati,
karena bisa saja kemudian mereka akan membalas kita, terutama mahluk halus yang memang
dasarnya berwatak jahat. Mungkin hukumannya tidak langsung dijatuhkan kepada kita, tetapi bisa
saja anak / istri / orang tua kita yang mengalaminya.

Juga jangan berperilaku tidak sopan / berisik, makan dan minum di suatu tempat yang sepi, mistis
atau wingit. Berperilaku tidak sopan / berisik, makan dan minum, dsb, biasanya adalah pantangan
untuk dilakukan di tempat-tempat mistis, di suatu tempat situs purbakala, candi, pemakaman, goa,
gunung atau hutan yang jauh dari pemukiman manusia. Perilaku kita itu akan dianggap merendahkan
/ menyepelekan keberadaan mereka dan tempat tinggal mereka. Bisa saja kemudian ada sesosok
gaib yang marah dan menghukum kita. Mungkin hukumannya tidak langsung dijatuhkan kepada kita,
tetapi bisa saja anak / istri / orang tua kita yang mengalaminya.

7. Jangan asal melakukan pembersihan gaib

Seringkali ada pemikiran-pemikiran manusia yang menyesatkan, misalnya mahluk halus dikatakan
setan musuh manusia, semua mahluk halus dianggap sama dengan setan, dianggap bersifat
mengganggu, suka menipu dan menyesatkan, atau berbahaya bagi manusia.

Karena terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran tersebut manusia menjadi takut bila ada mahluk halus
di dalam rumahnya atau di sekitarnya, padahal mahluk halus ada dimana-mana dan jumlahnya juga
jauh lebih banyak daripada manusia. Sadarilah bahwa mereka juga mahluk ciptaan Tuhan yang juga
diciptakan untuk hidup di bumi, sehingga sudah seharusnya manusia dan mereka bisa hidup
berdampingan walaupun berbeda alam, sama halnya manusia bisa hidup berdampingan dengan
binatang dan tumbuhan.

Jangan asal melakukan pembersihan gaib, karena mungkin saja yang dibersihkan itu adalah gaib-
gaib yang sebenarnya bersifat baik dan tidak mengganggu. Bisa saja mahluk halus yang datang
sesudahnya malahan yang bersifat tidak baik, yang tidak jelas juntrungannya. Sekalipun sesudahnya
rumah kita diberi pagaran gaib, pagaran gaib yang dibuat manusia kekuatannya terbatas, selalu saja
ada mahluk halus yang bisa menembusnya.

Pagaran gaib berupa tenaga dalam biasanya hanya berpengaruh pada mahluk halus tingkat rendah
saja. Biasanya mahluk halus berdimensi menengah dan tinggi tidak terpengaruh oleh pagaran tenaga
dalam manusia, terdeteksi saja tidak.

Pagaran gaib berupa penggunaan khodam jimat, rajahan doa-doa atau benda-benda lain yang
berkhodam, yang biasanya dipajang atau dipendam di posisi-posisi tertentu bangunan, mahluk halus
khodam jimatnya sendiri belum tentu kuat, juga belum tentu dari jenis yang baik. Selain itu
penggunaan mahluk halus yang awalnya untuk pagaran gaib, keberadaannya juga dapat
mengundang mahluk halus lain atau teman-temannya untuk datang dan ikut tinggal di sekitar tempat
itu (apalagi jika jenisnya adalah golongan yang tidak baik).

Bila kita ingin melakukan pembersihan gaib, haruslah terhadap keberadaan mahluk halus yang jelas-
jelas bersifat negatif, yang merugikan atau membahayakan manusia, misalnya yang sering
mengganggu, yang membuat sakit, yang menyebabkan celaka / naas, atau yang memancarkan hawa
panas yang membuat manusia mudah bertengkar, warung sepi pengunjung, menyebabkan malas
bekerja, dsb. Bila kita dapat membedakan mahluk halus golongan hitam, maka jenis mahluk halus itu
juga harus dibersihkan.

Bila anda membuat pagaran gaib, sebaiknya membuat pagaran gaib yang sifat energinya positif yang
berlawanan dengan sifat-sifat energi gaib negatif dan mahluk halus golongan hitam. Sekuat apapun
pagaran gaib yang dibuat manusia selalu saja ada gaib yang bisa menembusnya. Setidaknya jika
pagaran gaib itu berisi energi positif, sekalipun ada gaib-gaib negatif dan golongan hitam yang bisa
menembusnya, mereka tidak akan betah berlama-lama tinggal disitu karena ketidak-nyamanan dari
adanya energi positif yang berlawanan dengan energi mereka.

Baca juga : Pembersihan Gaib.

8. Jangan asal bangga dengan adanya ilmu, khodam jimat dan pendamping

Kadangkala kita bangga bila mempunyai ilmu / khodam, atau bangga saat ada orang mengatakan
ada sesosok gaib yang mendampingi / menjaga kita, atau senang bila dikatakan cincin kita ada "isi"-
nya.

Sebaiknya kita berhati-hati, jangan terdorong untuk memiliki banyak jimat dan khodam, karena
mengkoleksi banyak jimat dan khodam sama saja kita mengumpulkan mahluk halus, karena masing-
masing mempunyai pengaruh sendiri-sendiri yang tidak semuanya bermanfaat untuk kita, malah bisa
memberatkan jalan hidup kita. Miliki seperlunya saja, yang tuah dan pengaruhnya baik, jangan
berlebihan. Jangan sampai nantinya kita malah disusahkan oleh koleksi kita sendiri, apalagi kalau
sampai merusak jalan kerejekian, membuat kita atau anggota keluarga kita sakit, apes, celaka, atau
bahkan kematian.

Keberadaan mahluk halus bersama kita, apapun wujudnya dan bentuk bendanya, haruslah
diwaspadai, terutama mengenai pengaruh keberadaannya, tujuan keberadaannya, sifat pengaruhnya
dan sifat dasar perwatakannya. Misalnya benda jimat / pusaka dan khodam pendamping yang
wataknya keras dan hawanya auranya panas yang berpotensi mengganggu kenyamanan pergaulan
dan jalan kerejekian.

Jika pengaruhnya baik, tujuan keberadaannya baik, mungkin kita dapat merasa lega. Tetapi sisi
kegaiban dan sifat dasar perwatakannya juga harus diketahui. Misalnya kepemilikan jimat / pusaka
dan khodam yang mengharuskan adanya pemberian sesaji berkala yang jika kita lupa atau tidak
memberikannya kemudian khodamnya akan menegur kita, bisa membuat kita / anggota keluarga kita
sakit, hawa panas dan pertengkaran keluarga, apes, dsb.

Apalagi kalau khodam kita ternyata adalah jenis mahluk halus golongan hitam yang bisa
menyesatkan pemikiran kita. Dan ia bisa mencelakakan anggota keluarga kita bila tuntutan sesajinya
tidak dipenuhi danpasti akan menyulitkan dalam proses kematian.

Juga hati-hati dengan amalan dan ilmu-ilmu gaib. Walaupun ilmunya ampuh, tetapi tidak semuanya
berpengaruh baik, jangan sampai ternyata memberikan efek yang malah memberatkan jalan hidup
kita. Misalnya saja dapat mengganggu kenyamanan dalam pergaulan, hubungan sosial dan jalan
kerejekian, juga bisa membuat suasana tidak nyaman di dalam keluarga dan rumah tangga.
Contohnya :
Ada banyak amalan dan ilmu keselamatan dan penjagaan gaib yang katanya ampuh, yang kadarnya
tinggi, tetapi di sisi lain ilmu keselamatan itu bisa berpengaruh negatif terhadap pergaulan dan jalan
kerejekian kita, karena ilmunya beraura kekerasan, khodamnya agresif dan berhawa panas, kita
sendiri juga bisa menjadi terlihat keras, angkuh, sombong, terlihat jauh dari rasa pengasihan, bisa
juga kita menjadi dijauhi karena dianggap "berbahaya".
Ilmu kewibawaan yang terlalu kuat bisa membuat kita tampak sombong dan angkuh, terlihat jauh dari
rasa pengasihan, bisa dijauhi karena tampak tidak fiendly.
Ilmu pengasihan yang terlalu kuat bisa membuat kita kehilangan kewibawaan, membuat kita tampak
tidak berwibawa, menjadi disepelekan, dianggap tidak pantas menduduki jabatan tertentu.

9. Jangan membunuhi binatang di dalam rumah.

Sudah biasa bila kita tidak suka dengan keberadaan ular, serangga kecoa, semut atau hewan-hewan
lain yang kita anggap mengganggu dan membunuhnya. Biasa juga kita mengatai orang lain dengan
sebutan binatang, setan atau iblis, langsung di depannya ataupun di belakangnya. Atau biasa juga
kita menyakiti atau mengganggu binatang yang tidak kita suka. Sebaiknya kita hati-hati, apalagi bila
istri kita sedang hamil, tetapi si istri itu sendiri juga harus hati-hati dan menjaga perilakunya.

Binatang di dalam rumah sebaiknya diusir saja. Membunuh kecoa dan semut lebih baik
menggunakan semprotan obat nyamuk, jangan secara langsung memukul atau menginjak.

Ada beberapa binatang yang memiliki roh seperti manusia, misalnya anjing, kucing, ular, babi hutan,
dan burung elang. Tidak semua binatang, tetapi di dalam masing-masing jenisnya hanya ada
beberapa saja yang memiliki roh. Misalnya dari sekian banyak anjing dan ular, mungkin hanya ada
beberapa saja yang memiliki roh di dalam tubuhnya. Bila kita membunuhnya, mungkin rohnya itu
akan menghantui kita, atau akan menitis ke dalam kandungan istri kita, sehingga anak yang
dilahirkannya nanti akan menunjukkan ciri-ciri tubuh seperti binatang anjing atau ular.

Ada juga beberapa mahluk halus yang merupakan ratu binatang, misalnya yang sosoknya ular (gaib).
Kadangkala ada anak-anaknya (gaib) yang menitis ke dalam tubuh ular tertentu atau menampakkan
diri sebagai sosok ular. Bila kita membunuhnya atau menyakitinya, mungkin rohnya itu akan
menghantui kita, atau akan menitis ke dalam kandungan istri kita, sehingga anak yang dilahirkannya
nanti akan menunjukkan ciri-ciri tubuh seperti binatang ular.

Ada juga hewan-hewan tertentu yang dijadikan tempat bersemayam mahluk halus, menjadi
tunggangan atau menjadi hewan peliharaan mahluk halus. Contohnya kucing, burung perkutut,
burung-burung liar kecil, kupu-kupu, burung gagak, kepiting, ikan lele, ikan mas merah dan ikan
pelus. Kucing yang bulunya berwarna hitam dan matanya bersinar merah di dalam kegelapan
sebagian besar ada bersemayam sesosok mahluk halus di dalam tubuhnya (biasanya bangsa jin).
Bila kita melukai atau membunuh binatang-binatang itu ada resikonya yang kita akan berhadapan
dengan hukuman dari mahluk halusnya.
Kupu-kupu.

Contoh binatang anjing yang di dekatnya ada berdiri sesosok gaib yang sayang kepadanya.

Selain itu, ada banyak mahluk halus di sekitar kita, termasuk yang berdiam di dalam rumah kita, yang
mungkin tidak suka dengan perilaku kita yang mereka anggap sebagai jahat atau sewenang-wenang
sok kuasa.

Mereka bisa membalas perbuatan kita itu dengan menyebabkan anak di dalam kandungan menjadi
cacat, seperti bibir sumbing, kaki bengkok, atau bentuk tubuh menyerupai hewan yang kita bunuh,
atau juga menjadikan anak meninggal di dalam kandungan. Terhadap kita sendiri, mereka bisa
membuat kita mengalami naas celaka, sakit berat, sakit kulit, kanker otak, kanker rahim, gagal ginjal,
sakit jantung, dsb.

Pembalasan mereka atas perbuatan kita tidak selalu dilakukan langsung kepada kita, tetapi seringkali
dilakukan kepada anak, istri / suami, orang tua, dsb, yang maksudnya adalah membuat kita susah
dan merasa tak berdaya, mengingatkan bahwa kita bukanlah yang paling berkuasa.

Dengan tidak bermaksud klenik atau mengesampingkan ajaran-ajaran dalam agama, memang tidak
semua kejadian-kejadian, seperti kematian, sakit, susah rejeki, apes, kecelakaan, anak cacat atau
bayi meninggal di dalam kandungan, dsb, disebabkan oleh perbuatan-perbuatan gaib, tetapi
memang ada yang disebabkan oleh perbuatan mahluk halus. Sekalipun dalam kehidupan sehari-hari
manusia menyandarkan diri kepada agama dan Tuhan dan tidak berpikir klenik, tetap saja tidak
menghindarkan kita dari interaksi dengan mahluk halus, dan dalam agama sendiri sudah disebutkan
adanya keberadaan mahluk halus.

Tulisan ini tidak dimaksudkan supaya manusia menjadi berpikiran klenik dan percaya tahayul, tetapi
dimaksudkan supaya manusia menjadi bijaksana dan berhati-hati dalam hidupnya dan dalam setiap
perbuatannya.
Di dalam kehidupan ini manusia berinteraksi tidak hanya dengan sesama manusia dan dengan
semua yang kelihatan di matanya, tetapi juga secara langsung atau tidak langsung berinteraksi
dengan mahluk halus. Walaupun jamannya sudah modern, tetap saja itu tidak menghilangkan atau
menghapuskan keberadaan mahluk halus, hanya interaksinya saja antara mahluk halus dan manusia
yang berkurang. Ditambah lagi ada orang-orang tertentu yang kerap berinteraksi dengan gaib,
mengamalkan ilmu-ilmu berkhodam, atau sengaja mencari / memiliki benda-benda berkhodam, ada
juga mahluk-mahluk halus tertentu yang suka berinteraksi dengan manusia. Walaupun dalam segala
kejadian manusia selalu berusaha menganalisa atau menerangkan secara logis bahwa semua
kejadian adalah bersifat alami dan tidak terkait dengan gaib, tetap saja itu tidak menghilangkan asal-
usul suatu kejadian yang awalnya adalah perbuatan atau pengaruh gaib, dan kejadian-kejadian
seperti tertulis di atas memang ada terjadi.

10. Jangan sungkan mengupayakan pengobatan alternatif.

Bila kita mengalami masalah kesehatan dan sakit / penyakit yang tidak tersembuhkan dengan cara-
cara modern atau kedokteran, jangan sungkan untuk mengupayakan pengobatan alternatif, misalnya
pengobatan dengan tenaga dalam / prana, herbal, pijat refleksi atau melalui paranormal.

Begitu juga bila kita menghadapi masalah dengan pekerjaan, rumah tangga, kerejekian,
perkembangan sosial anak, dsb. Mungkin ada baiknya bertanya atau bertukar pikiran dengan pihak-
pihak yang mengerti yang bisa melihat dari sudut pandang lain yang mungkin tidak terpikirkan oleh
kita sebelumnya.

Walaupun kita merasa logis, pintar dan cerdas, seringkali dalam penyelesaian suatu masalah
diperlukan adanya bantuan, setidaknya nasehat, dari orang lain yang mungkin bisa melihat dari sudut
pandang yang berbeda dengan kita, sudut pandang lain yang sebelumnya tidak kita sadari atau tidak
kita mengerti.

Ada pertanyaan dari seorang pembaca sbb :


- Menurut pandangan Bapak, sebenarnya jika manusia meminta bantuan makhluk halus itu boleh
atau tidak?
- Apakah ada suatu karma yang harus diterima oleh manusia jika dalam hidupnya sering dibantu
oleh makhluk
halus?

Ulasannya sbb :

Mengenai pertanyaan manusia meminta bantuan makhluk halus itu boleh atau tidak dan apakah ada
suatu karma yang harus diterima oleh manusia, jika dalam hidupnya sering dibantu oleh makhluk
halus, dalam konteks keagamaan, masing-masing agama mempunyai ajaran sendiri-sendiri soal itu.
Penulis akan menjawabnya secara pandangan pribadi.

Sedapat mungkin kita jangan mengandalkan keselamatan dan keberuntungan hidup kepada gaib,
karena seharusnya yang bekerja dan berbuat untuk kehidupannya adalah si manusia itu sendiri,
sedangkan keberadaan gaib bersifat mendampingi dan membantu. Jadi adanya keberadaan gaib itu
harus dipandang sebagai sesuatu yang membantu kehidupan kita dan posisinya sama dengan
manusia lain yang membantu, jadi jangan mengandalkan keselamatan dan keberuntungan atau
menggantungkan hidup kepada mereka.

Secara keduniawian dan keilmuan, sebenarnya sudah biasa manusia dibantu oleh sosok-sosok gaib,
baik disengaja ataupun tidak. Mengenai boleh atau tidak dan karma, sebaiknya kita memperhatikan
pantangan dan larangannya, yaitu aturan rambu-rambu mengenai mana yang boleh dan mana yang
tidak dan mana yang mendatangkan karma. Secara garis besarnya ada kriteria dasar sbb :

1. Jangan berhubungan dengan sosok-sosok gaib yang wataknya jelek.


Kita harus tahu dengan siapa kita berhubungan. Dalam hal ini yang utama adalah kita harus
mengenal sifat perwatakan sosok gaibnya, apakah wataknya baik atau jelek, dan akibat dari
hubungan itu.
Dengan cara yang sederhana kita bisa belajar mengetahuinya dengan cara yang serupa seperti
dalam tulisan tentang Ilmu Tayuh Keris.
Secara awam kita bisa mengetahui tanda-tandanya dari jenis sesaji permintaannya atau
persyaratannya. Kalau sesajinya tidak pantas, misalnya menyediakan daging mentah, darah, atau
bahkan nyawa seseorang, maka perjanjian / sesaji yang seperti itu harus kita tolak, karena
kemungkinan besar kita berhubungan dengan gaib-gaib yang tidak baik wataknya. Tetapi tanda-
tanda di atas tidak selalu kelihatan, apalagi bila orangnya tidak memahami urusan gaib. Jadi sedapat
mungkin, entah bagaimanapun caranya, kita harus bisa mengenal pribadi sosok gaib yang
dengannya kita berhubungan.

2. Jangan berhubungan dengan gaib yang di dalamnya ada perjanjian tertentu yang tidak pantas,
apalagi bila perjanjian itu terkait dengan anak, istri / suami, keturunan ataupun orang lain.
Sudah umum bila manusia mempunyai benda jimat, pusaka atau khodam ilmu / pendamping, dan
sudah umum bahwa di dalamnya terkait dengan keharusan memberikan sesaji tertentu.
Jika sesajinya masih bersifat normal dan umum, mungkin bisa kita terima. Sesaji berupa minyak arab
atau kembang atau dupa, masih bersifat umum dan pantas. Tapi kalau sesajinya tidak pantas,
misalnya menyediakan daging mentah, darah, atau bahkan nyawa seseorang, atau nantinya kita
harus tinggal dengan mereka, maka perjanjian / sesaji yang seperti itu harus kita tolak, karena
kemungkinan besar kita berhubungan dengan gaib-gaib yang tidak baik wataknya.

Karma dimengerti sebagai suatu kejadian yang bersifat sebab dan akibat, yaitu kejadian baik atau
buruk pada masa sekarang atau masa depan yang berasal dari akibat perbuatan sebelumnya.

Mengenai hubungan dengan gaib yang mendatangkan karma, sebagian besar pendapat adalah
pandangan orang berdasarkan agama dan pandangan orang secara awam, sehingga suatu kejadian
jelek yang menimpa seseorang dianggap sebagai karma, apalagi kalau dulunya orang itu
berhubungan dengan gaib.

Tapi secara pengertian kegaiban, hubungan manusia dengan gaib yang mendatangkan karma jelek
adalah yang berasal dari 2 kriteria di atas, yaitu berhubungan dengan sosok gaib yang wataknya jelek
dan hubungan dengan gaib yang di dalamnya ada perjanjian tertentu yang tidak pantas.

Dalam hal ini kita harus memahami bahwa berdasarkan 2 kriteria dasar di atas sebaiknya kita tidak
melakukan hubungan yang seperti itu.

Dalam hal ini kita juga harus memahami bahwa berdasarkan 2 kriteria dasar di atas walaupun kita
tidak melakukan hubungan yang seperti itu, kita juga bisa mengalami kejadian yang disebut karma itu
jika ada orang tua atau leluhur kita dulu yang melakukan hubungan itu atau kita menjadi tumbal sesaji
dari perbuatan orang lain.

Maksud penulisan dalam halaman ini adalah untuk menyampaikan pokok-pokok pertimbangan untuk
kehati-hatian ketika manusia melakukan suatu interaksi dengan mahluk halus atau melakukan suatu
perbuatan yang mungkin mendatangkan teguran atau kemarahan atau perbuatan negatif dari sesuatu
yang gaib.

Dunia dan kehidupan mahluk halus berbeda dengan dunia dan kehidupan manusia. Para mahluk
halus, selain sukma manusia dan para dewa, tidak mengenal budi pekerti dan akhlak yang baik
seperti di dunia manusia. Kehidupan mereka sangat bergantung pada kekuatan dan kekuasaan.
Mereka bebas berbuat apa saja, karena tidak ada hukum yang harus mereka patuhi dan tidak ada
penegak hukum, kecuali hukum dan aturan yang ditetapkan oleh atasan mereka atau mahluk halus
lain yang lebih berkuasa atau lebih kuat. Berkelahi dan bertarung adu kekuatan dan menindas yang
lemah adalah hal yang biasa bagi mereka. Karena itu yang lemah harus mengalah dan mengikut
kepada yang kuat atau menyingkir supaya tidak menjadi korban.

Nyawa manusia tidak penting bagi mereka. Apapun perbuatan mereka dan akibatnya terhadap
manusia, tidak penting bagi mereka. Akibat perbuatan mereka terhadap manusia berupa kematian
manusia, keguguran kandungan, bayi meninggal di dalam kandungan, bayi lahir cacat, sakit /
penyakit manusia, sakit jantung, buang-buang air, kanker otak, kanker rahim, kecelakaan, dsb, tidak
penting bagi mereka. Hal ini dapat disamakan dengan kondisi bahwa manusia tidak menganggap
penting nyawa seekor ayam, cicak, kucing, anjing, dsb, dan membunuhi hewan yang dianggap
mengganggu seperti kecoa, semut, nyamuk, dsb, adalah hal yang biasa, bukan perbuatan jahat.

Ada manusia yang jahat atau suka iseng, menjepret cicak, mengikat burung, capung, mengganggu
anjing, dsb. Begitu juga halnya para mahluk halus, ada yang suka mengganggu, usil / jahil,
mencelakakan atau menakut-nakuti manusia.

Semakin jahat watak suatu mahluk halus, keberadaannya akan semakin membahayakan manusia.
Semakin tinggi kekuatan suatu mahluk halus, semakin fatal akibat perbuatannya terhadap manusia.

Manusia cenderung untuk tidak berhati-hati, karena manusia meremehkan pengaruh keberadaan
mereka, atau menjauhi mereka karena dorongan agama, atau memaksakan rasionalisasi sikap
berpikir manusia yang tidak mau menghubung-hubungkan semua kejadian di dunia manusia dengan
keberadaan mahluk halus.

Baik kita percaya maupun tidak, mereka tetap ada, hanya interaksinya dengan manusia saja yang
berkurang.Meskipun sekarang jaman modern, bukan berarti kejadian supranatural dan para mahluk
halus itu menghilang dengan sendirinya dan tidak ada lagi. Termasuk juga di negara-negara yang
sudah modern, ada saja kejadian-kejadian supranatural atau sakit-penyakit yang sumber penyebab
awalnya adalah interaksi / perbuatan mahluk halus, walaupun mereka tidak mengakuinya, dan tidak
semuanya bisa ditangani dengan cara-cara modern.

Tulisan ini dimaksudkan sebagai informasi untuk menambah wawasan kita tentang dunia mahluk
halus dan untuk menambah kebijaksanaan kita dalam bersikap mengenai keberadaan mereka, bukan
untuk membesar-besarkan cerita mahluk halus, apalagi membesar-besarkan mitos dan
pengkultusan.

Memang tidak semua kejadian selalu berkait dengan mahluk halus dan walaupun kita sering
berinteraksi dengan mahluk halus belum tentu kita mengalami kejadian pahitnya. Tulisan ini
dimaksudkan sebagai bahan pengetahuan saja, untuk menambah kebijaksanaan supaya kita berhati-
hati, jangan sampai kita menjadi salah satu orang yang apes, mengalami pahitnya.

Tambahan :

Ada beberapa hal tambahan yang perlu kita perhatikan. Para mahluk halus sudah terbiasa
melakukan kontak batin sebagai cara mereka berkomunikasi dengan sesamanya. Karena itu mereka
juga bisa membaca / mengerti pikiran, batin dan perasaan manusia. Karena itu di lingkungan
keberadaan mahluk halus dan benda-benda berkhodam sebaiknya kita bisa menjaga pikiran dan
perasaan kita. Usahakan bersikap netral, jangan bersikap negatif atau sikap-sikap lain yang mungkin
akan menimbulkan reaksi negatif mereka. Hati-hati entar kesambet !

Ada dari mereka yang suka menguji kita, menakut-nakuti, apakah kita merasa takut atau tidak. Kalau
kita merasa takut, itu tidak apa-apa, karena mereka hanya menakut-nakuti saja, tidak menyerang.
Berbeda halnya bila kita bersikap sok berani, tidak takut, apalagi menantang, atau kita merasa berani
karena mempunyai pengandalan jimat atau tenaga dalam, misalnya. Biasanya mereka akan
terpancing untuk mengetes ilmu kita, menyerang, bukan hanya menakut-nakuti. Apalagi kalau kita
membuat "kesalahan".

Tetapi, walaupun kita sengaja menantang, tidak selalu mereka akan menjawab tantangan kita dan
menyerang. Karena sama halnya dengan manusia, tidak semua dari mereka suka berkelahi.
Walaupun begitu, banyak juga golongan mahluk halus kelas bawah, yang kesaktiannya rendah, dan
yang memang suka ber-ulah, kadangkala menjawab tantangan kita. Jika dipandangnya kekuatan kita
tidak berbeda jauh dengan mereka, walaupun tahu nantinya mereka akan kalah, mereka akan
senang menjawab tantangan kita. Apalagi kalau kekuatan kita di bawah mereka.
Tetapi mahluk halus kelas atas, yang berkekuatan tinggi, biasanya lebih stabil emosinya dan tidak
mudah terpancing, lebih bisa menahan diri. Mereka bisa mengukur kekuatan kita dan jika menurut
mereka kekuatan kita ada di bawah mereka, mereka tidak akan bereaksi, karena dalam pandangan
mereka, kita tidak cukup layak untuk dihadapi. Jadi yang menjawab tantangan kita biasanya adalah
mahluk-mahluk halus kelas bawah, bukan yang kelas atas yang keberadaannya saja tidak terdeteksi
oleh kita.

Manusia cenderung untuk tidak berhati-hati, karena manusia meremehkan pengaruh keberadaan
mereka, atau menjauhi mereka karena dorongan agama, atau memaksakan rasionalisasi sikap
berpikir manusia yang tidak mau menghubung-hubungkan semua kejadian di dunia manusia dengan
keberadaan mahluk halus. Manusia menjadi tidak menyadari bahwa ada banyak sekali mahluk halus
yang memperhatikan kehidupannya dan kadangkala juga berinteraksi, secara langsung maupun tidak
langsung, dengan manusia. Mereka memperhatikan kehidupan manusia dan mereka juga bisa
membaca perasaan dan jalan pikiran manusia. Tetapi ketidak-tahuan itu tidak berlaku untuk manusia
yang mau mengerti, mampu mengetahui rahasianya dan bisa menangkal pengaruh negatifnya.

-----------------

Anda mungkin juga menyukai