Anda di halaman 1dari 13

Pusaka dan Mustika di Alam Gaib

Mustika di Alam Gaib

Benda-benda tertentu yang digolongkan sebagai Mustika, adalah benda-benda gaib asli dan alami
yang secara fisik tidak boleh diasah, diubah atau dimodifikasi bentuknya, karena bila itu dilakukan
maka (dikhawatirkan) kegaiban dari benda itu akan hilang atau luntur. Sebuah batu yang tergolong
mustika, misalnya batu anti cukur, tidak boleh diasah untuk diperkecil bentuknya dan tidak boleh
digosok walaupun maksudnya supaya lebih mengkilat. Bila itu sampai dilakukan, dikhawatirkan
kemampuan batu itu untuk menjadikan anti cukur kemudian menjadi luntur (tidak anti cukur lagi).

Yang tergolong sebagai mustika adalah benda-benda yang dapat diketahui nilai kegaibannya
(seringkali harus dinilai secara kebatinan) dan kegaibannya kuat, dan fisik bendanya terbentuk asli
dari alam, bukan dibentuk oleh manusia, dan isi gaibnya bukan gaib "isian".

Mustika adalah benda-benda yang sarat dengan muatan gaib, karena itu secara alami benda-benda
mustika lebih banyak berada di alam gaib daripada di alam nyata manusia. Kegaiban itulah yang
menjadikannya sebuah mustika, yang berbeda dengan benda-benda serupa di dunia manusia.
Walaupun benda-benda mustika ini ada yang ditemukan di alam nyata, tetapi lebih banyak lagi yang
ada di alam gaib.

Menurut pengetahuan Penulis, benda mustika yang terbaik kegaibannya adalah yang diperoleh dari
alam gaib. Mustika dari alam gaib ini lebih banyak yang diperoleh dari hasil penarikan gaib. Tetapi
ada juga mustika dari alam gaib ini yang diperoleh tanpa disengaja, misalnya ada mustika yang
datang sendiri atau menampakkan diri kepada seseorang untuk diambilnya, karena merasa cocok
atau sudah waktunya benda itu mengikut kepada seseorang.

Banyak mustika, apapun jenisnya, bila dicari dengan sengaja biasanya tidak akan ditemukan. Tetapi
kadangkala ada orang yang beruntung, karena menemukannya dengan tidak sengaja. Misalnya, ada
orang yang beruntung tanpa sengaja menemukan sebuah mustika wesi kuning menggantung di
pohon jati, menggantung di pohon pisang, ada juga yang di pohon seri. Semula mereka mengiranya
sebagai kepompong biasa. Tetapi setelah dipegang, kepompong itu keras, tidak lembek. Kemudian
kepompong itu diambil dan dibawanya pulang. Beberapa kejadian ajaib pun dialaminya setelah
mendapatkan kepompong itu.

Mustika wesi kuning yang ditemukan dengan posisi menggantung di atas, kira-kira 2 meter di atas
tanah, biasanya bisa untuk jimat kekebalan, kegaibannya lebih baik daripada yang ditemukan di
tanah atau yang posisinya di bawah, yang biasanya tidak bisa untuk jimat kekebalan, hanya cukup
untuk jimat kekuatan badan.

Ada juga sebuah sumur yang airnya berwarna merah, yang sekalipun sudah berkali-kali dikuras
airnya, tapi tetap saja airnya berwarna merah, yang ternyata di dalam sumur tersebut terdapat
sebuah mustika merah delima yang sudah mewujud di dunia manusia.
Selain yang diperoleh dari alam gaib, ada juga mustika yang diperoleh dari alam nyata (alam
manusia), karena di alam manusia pun banyak benda-benda yang serupa dengan benda-benda
mustika di alam gaib. Tetapi mustika dari alam manusia ini kualitas kegaibannya adalah kelas 2. Yang
terbaik adalah mustika yang didapat dari alam gaib, yang hasil penarikannya sempurna.

Mustika dari alam gaib, yang didapat dari hasil penarikan gaib, akan benar menjadi mustika dengan
syarat hasil penarikannya sempurna. Kalau tidak sempurna maka kegaibannya sulit untuk bisa
ditunjukkan. Biasanya proses penarikan dari alam gaib dilakukan orang dalam 2 tahapan. Tahap
pertama adalah menarik dan menghadirkan benda gaibnya ke alam nyata. Tahap ke 2 adalah proses
menyempurnakan kegaiban benda gaibnya itu supaya 'mapan' di tempatnya dan berfungsi dengan
semestinya.

Cara yang umum dilakukan orang dalam proses penarikan gaib adalah dengan menggunakan jasa
khodam gaib tertentu (khodam ilmu penarikan gaib) untuk menghadirkan benda gaibnya ke dunia
manusia. Dengan cara ini biasanya akan terjadi "pemaksaan", yaitu dengan kekuatan gaibnya yang
lebih tinggi khodam tersebut merebut bendanya dari mahluk halus penjaganya, kemudian memaksa
benda gaibnya untuk mewujud di dunia manusia. Yang sering terjadi kemudian, walaupun bendanya
berhasil mewujud, tetapi tidak dengan kegaibannya, sehingga terpaksa harus disempurnakan lagi
kegaibannya. Itu juga kalau si orang penariknya mampu menyempurnakan kembali kegaibannya.

Pada banyak kasus penarikan gaib, benda gaibnya malah kosong, khodamnya tidak ikut serta di
dalam benda gaibnya. Bila itu terjadi, maka khodamnya harus dipanggil lagi untuk kembali tinggal di
dalam bendanya. Tetapi walaupun kemudian khodamnya sudah kembali, biasanya kegaiban benda
itu sulit sekali untuk disempurnakan.

Dalam kasus di atas, jika khodamnya tidak dipanggil kembali untuk tinggal di dalam bendanya,
berarti bendanya dibiarkan kosong. Walaupun bendanya kosong tidak berpenghuni gaib, tetapi
benda tersebut masih menyisakan energi bekas kehidupan sosok gaib sebelumnya. Sisa energi itulah
biasanya yang mengundang sosok gaib lain untuk kemudian datang dan masuk, tinggal di dalam
benda tersebut.

Karena kondisinya kosong tidak berpenghuni gaib, jika bendanya tidak dipagari, maka biasanya akan
ada sosok halus lain yang kemudian masuk dan tinggal di dalam benda tersebut. Dengan demikian
sosok gaib yang kemudian menjadi khodam benda tersebut bukanlah khodam aslinya, tetapi adalah
mahluk halus yang baru masuk tersebut. Umumnya yang kemudian masuk dan tinggal di dalam
bendanya adalah bangsa jin kelas rendah, kuntilanak atau gondoruwo. Karena itu terhadap benda-
benda hasil penarikan gaib kita harus waspada terhadap sosok gaib yang berdiam di dalam
bendanya, jangan sampai benda itu berisi sosok gaib yang berenergi negatif dan berwatak jelek.

Cara yang terbaik dalam melakukan penarikan gaib adalah dengan mengsugesti khodam benda
gaibnya sendiri untuk mewujudkan bendanya (dengan amalan gaib) dan memenuhi sesajinya sesuai
persyaratan khodam benda gaibnya. Jika ini dilakukan, biasanya benda gaibnya akan mewujud
dengan kegaiban yang sempurna.
Seringkali orang yang akan melakukan penarikan gaib akan mencari benda-benda gaib sampai ke
tempat-tempat yang jauh sekali jaraknya dari tempat tinggalnya, bahkan sampai ke gunung-gunung
dan hutan. Memang ada benda-benda gaib tertentu yang jarang sekali ada, sehingga harus dicari
sampai ke tempat-tempat yang jauh, misalnya mustika rante babi, stambul atau bambu petuk.
Tetapi untuk benda-benda gaib lain, biasanya ada banyak jumlahnya dan lebih mudah ditemukan.

Contohnya adalah mustika merah delima dan wesi kuning yang banyak dicari orang. Mustika-
mustika itu sangat banyak jumlahnya dan tersebar di banyak tempat. Ada yang sendiri-sendiri, tetapi
banyak juga yang tinggal mengelompok. Kebanyakan mereka berada di lingkungan permukiman
manusia, jarang sekali ada di hutan yang jarang dikunjungi manusia. Bahkan banyak yang posisinya
berada di bawah bangunan rumah manusia (setengah meter di bawah tanah), sehingga rumah
tersebut menjadi terkesan teduh dan wingit. Mustika wesi kuning sering sekali ditemukan berada di
dalam kelompok mustika merah delima. Penulis tidak mengetahui penyebabnya mengapa bisa
begitu. Mungkin ada keterkaitan sifat antara khodam wesi kuning dengan khodam mustika merah
delima sehingga di alam gaibnya mereka tinggal bersama dalam satu kelompok.

Memang kalau hanya mengandalkan kemampuan melihat gaib saja seseorang akan sulit sekali untuk
mencari benda-benda gaib di alam gaib. Bahkan seringkali walaupun jaraknya dekat dengan
tempatnya berada, ia tidak mengetahuinya. Diperlukan kepekaan 'rasa' dan kepekaan batin untuk
dapat dengan cepat mengetahui keberadaan benda-benda gaib, termasuk untuk dapat dengan cepat
mendeteksi keberadaan mahluk-mahluk halus.

Masing-masing benda gaib atau mahluk halus akan memancarkan suatu rasa energi atau suasana
alam tertentu di tempat keberadaannya, apakah suasana teduh, angker / wingit, panas, dsb.
Kepekaan rasa batin / spiritual diperlukan untuk mengetahui suasana gaib tersebut. Setelah suasana
gaib tersebut didapatkan, ditemukan pada suatu lokasi, barulah diperjelas dengan penglihatan batin
atau dengan kemampuan melihat gaib. Bila sudah terbiasa menerapkan kepekaan batin untuk
mendeteksi suasana gaib tidak akan sulit, karena polanya bisa diketahui.

Mustika wesi kuning dan mustika merah delima akan memancarkan suasana alam yang teduh dan
wingit. Mereka sendiri juga menyukai suasana yang teduh. Bila tempat keberadaannya yang semula
teduh kemudian berubah menjadi panas dan gersang pun biasanya mereka akan berpindah tempat,
mencari tempat lain yang teduh. Pancaran keteduhan itu akan semakin terasa bila disitu berdiam
sekelompok mustika. Tetapi masing-masing benda gaib itu dijaga oleh sesosok mahluk halus,
biasanya bangsa jin, yang menjadikan mustika-mustika tersebut sebagai jimatnya.

Begitu juga suatu lokasi atau bangunan yang dihuni oleh mahluk halus. Masing-masing mahluk halus
itu akan memancarkan suasana gaib tertentu. Bangunan yang dihuni oleh kuntilanak, gondoruwo,
bangsa jin beraura pengasihan atau bangsa jin beraura kekerasan, bangsa jin kelas rendah atau
bangsa jin kelas atas, bangsa jin golongan putih atau bangsa jin golongan hitam / abu-abu, masing-
masing akan berbeda rasanya.

Dan tergantung pada tingkat kemampuan kepekaan rasa dan kekuatan spiritualnya, seseorang dapat
melakukan pendeteksian sampai jarak yang cukup jauh, bahkan bisa sampai berkilo-kilo meter atau
bahkan ber-ratus-ratus kilometer jauhnya dari tempatnya berada. Tidak perlu pergi mencari-cari
sendiri, membuang-buang waktu, tenaga dan ongkos untuk mendatangi tempat-tempat yang jauh.
Untuk menariknya pun bisa dilakukan dari jarak jauh, tidak harus mendatangi lokasinya.
Di alam gaib juga ada banyak mustika yang bentuknya serupa dengan batu mulia dan batu akik di
alam nyata manusia, seperti batu berlian, giok, biduri bulan, safir, jamrud, tapak jalak, kendit, dsb.
Batu-batu tersebut memberikan tuah seperti batu sejenisnya di alam manusia, tetapi kekuatan
tuahnya bisa puluhan atau ratusan kali lipat dibanding batu sejenisnya di alam manusia, karena
kegaiban mahluk gaib (khodam) di dalamnya.

Masing-masing batu mempunyai "rasa energi" sendiri-sendiri. Untuk tempat tinggalnya para mahluk
halus akan mencari batu-batu yang sesuai dengan sifat energinya masing-masing, sehingga
perwatakan mahluk gaib di dalam sebuah batu dan tuah / karisma yang berasal daripadanya akan
sesuai dengan sifat dari masing-masing batunya. Untuk tempat tinggalnya mahluk halus / khodam
yang berwatak keras akan juga mencari benda-benda yang beraura keras. Begitu juga sebaliknya,
mahluk halus yang berwatak halus akan juga mencari benda-benda yang beraura lembut.
Keberadaan khodam / mahluk halus di dalam sebuah mustika akan memperkuat aura dan energi
bendanya yang itu bisa menjadi tuah bagi manusia. Kalau kita sudah terbiasa mempelajari
perwatakan mahluk halus dan benda-benda gaib, dengan melihat bendanya saja kita bisa
memperkirakan sosok gaib / khodam yang berdiam di dalamnya (kecuali khodamnya isian atau
bukan khodam aslinya).

Ada beberapa jenis batu mustika dari alam gaib, selain batu mustika merah delima, yang bila
bendanya dicelupkan ke dalam air, maka airnya akan berubah warna.

Misalnya batu mustika safir biru yang bila dicelupkan ke dalam air, maka airnya akan berubah warna
menjadi biru. Kegunaannya untuk pengasihan, menyelaraskan aura tubuh supaya menjadi positif
dan untuk pengobatan sakit ringan.

Ada juga batu yang bila dicelupkan ke dalam air, maka airnya akan berubah menjadi berlapis 2
warna, 3 warna, atau 5 warna (panca warna).

Ada batu berlian mustika yang bila terkena sinar matahari / lampu akan memantulkan warni-warni
cahaya yang indah dan mencolok mata, lebih daripada batu berlian biasa. Apalagi bila dicelupkan ke
dalam air, maka airnya akan memancarkan cahaya warna-warni yang indah, indah sekali dipandang
mata. Kegunaannya untuk menaikkan kharisma dan membersihkan pancaran aura tubuh dan wajah.
Hasilnya akan luar biasa sekali bila mustika berlian ini dijadikan susuk di wajah.

Ada juga mustika berupa emas (kebanyakan berbentuk bola-bola kecil atau lonjong seperti telur
ayam dan telur angsa) yang bila berhasil sempurna ditarik ke alam manusia, emas itu akan
memancarkan cahaya berwarna kuning yang indah dipandang mata, berbeda dengan emas-emas
lain yang cahayanya kuning biasa saja.

Jenis-jenis mustika seperti disebutkan di atas adalah yang biasa dikenal oleh manusia. Selain yang
sudah disebutkan di atas, ada banyak sekali macam mustika di alam gaib yang namanya tidak bisa
disebutkan satu per satu. Benda-benda itu juga mempunyai fungsi / tuah seperti benda-benda lain
yang sudah dikenal manusia.
Ada juga mustika di alam gaib yang bahkan kekuatan gaib dan tuahnya bisa sampai puluhan atau
ratusan kali lipatnya kekuatan gaib mustika merah delima. Sayangnya benda-benda yang
kekuatannya tinggi tersebut keberadaannya hanya sedikit sekali dan jarang sekali ditemui oleh
manusia, dan mereka sangat selektif dalam menerima seseorang sebagai tuannya, sehingga banyak
manusia tidak mengetahuinya dan tidak dapat memilikinya (apalagi tidak banyak orang yang dapat
mengukur kekuatan gaibnya).

Pusaka di Alam Gaib

Bukan hanya benda-benda mustika, banyak juga pusaka-pusaka dalam bentuk keris dan tombak
yang berada di alam gaib, paling banyak berada di Jawa Timur, Jawa Tengah dan di kota Jakarta dan
sekitarnya. Keberadaan pusaka gaib di suatu tempat biasanya akan menjadikan tempat tersebut
bersuasana wingit atau angker, sesuai perwatakan masing-masing pusaka. Bila pusaka tersebut
memiliki pembawaan 'panas' dan berwibawa, maka biasanya tempatnya berada akan berkesan
angker. Sebaliknya, bila pusaka tersebut berkarakter halus dan teduh, maka biasanya tempatnya
berada akan berkesan wingit. Masing-masing pusaka gaib itu juga dijaga oleh sesosok mahluk halus,
biasanya bangsa jin, yang menjadikan pusaka gaib tersebut sebagai jimat / pusakanya.

Ditinjau dari kualitas fisik dan kekuatan gaibnya biasanya pusaka-pusaka di alam gaib di wilayah Jawa
Timur secara umum lebih baik dibandingkan yang ada di wilayah Jawa Tengah dan Jakarta atau Jawa
Barat.

Pusaka-pusaka di alam gaib Jawa Timur banyak yang memiliki hiasan-hiasan mewah, banyak yang
bertatahkan emas dan intan, berwibawa dan berkesaktian tinggi. Biasanya adalah peninggalan
jaman kerajaan Kediri, Singasari atau Majapahit atau milik para bangsawan Kediri, Singasari dan
Majapahit jaman dulu. Sedangkan yang berada di Jawa Tengah biasanya bentuknya lebih sederhana,
tidak banyak yang memiliki hiasan mewah. Kualitas kegaibannya juga tidak sebaik yang di Jawa
Timur, apalagi yang dibuat pada jaman Demak dan Mataram Islam. Sebagian pusaka di Jawa Tengah
yang berhiaskan emas dan berkesaktian tinggi kebanyakan asalnya adalah pusaka dari Jawa Timur
yang dipindahkan ke Jawa Tengah pada jaman kerajaan Demak dan Pajang atau dipindahkan oleh
gaib-gaib penjaganya dari Jawa Timur ke Jawa Tengah.

Pusaka-pusaka di alam gaib kota Jakarta dan Jawa Barat banyak yang menampilkan kesan
berwibawa dan angker. Biasanya adalah peninggalan orang-orang jaman kerajaan Cirebon dulu.
Sedangkan yang memiliki hiasan-hiasan mewah, bertatahkan emas dan intan, dan berkesaktian
tinggi, kebanyakan asalnya adalah pusaka dari Jawa Timur yang dipindahkan sampai ke Jakarta dan
sekitarnya oleh gaib-gaib penjaganya.

Di alam gaib Jawa Barat, kota Jakarta dan sekitarnya juga banyak ditemukan jenis-jenis senjata /
pusaka berbentuk kujang, pedang panjang dan golok, tetapi jumlahnya tidak banyak.
Yang berbentuk kujang ada 3 jenisnya, yaitu yang logamnya putih seperti baja, kuning seperti
kuningan dan yang hitam buatan seorang empu yang dalam pembuatannya logamnya ditempa
seperti pembuatan keris. Kujang yang berwarna hitam itu lebih tinggi kegaibannya daripada yang
putih atau kuning, sehingga yang paling banyak ditemukan di alam gaib juga adalah kujang yang
berwarna hitam, sebagiannya berpasangan dengan yang berwarna putih atau kuning.

Pedang panjang yang dari alam gaib ada 2 jenisnya, yang logamnya keras, kebanyakan bekas milik
tentara Jepang dulu, dan yang logamnya lentur hingga bisa dilingkarkan di pinggang, biasanya
buatan negeri Cina.

Golok-golok di alam gaib sebagian bentuknya biasa saja, sebagian lagi beraksara Arab (seperti golok
Ciomas).

Masing-masing pusaka gaib itu juga dijaga oleh sesosok mahluk halus, biasanya bangsa jin, yang
menjadikan benda-benda tersebut sebagai jimat / pusakanya.

Selain benda-benda berukuran besar, banyak juga benda-benda jimat dalam bentuk keris-keris dan
golok kecil (yang bisa dimasukkan ke dalam dompet), batu cincin, jimat rajahan, dsb, di alam gaib.
Kebanyakan adalah jimat para pendekar dan jawara jaman dulu. Masing-masing benda tersebut
biasanya juga dijaga oleh sesosok mahluk halus, biasanya bangsa jin, yang menjadikan benda
tersebut sebagai jimat / benda koleksinya.

Pusaka-pusaka tombak dan keris yang berasal dari alam gaib ada 2 macamnya, dikenali pada saat
pertama penarikannya.

Yang pertama adalah yang asli dari alam gaib. Biasanya badan kerisnya berwarna hitam atau warna
lain sesuai aslinya dan tidak ada bagian yang berwarna coklat karatan, apalagi keropos karatan.
Biasanya gagang, sarung kayu dan perlengkapan aksesories lainnya masih utuh dan dalam kondisi
baik tidak termakan cuaca dan usia.

Yang kedua adalah pusaka yang ditarik dari alam gaib, tetapi sebenarnya tidak sungguh-sungguh
berasal dari alam gaib. Biasanya badan kerisnya berwarna coklat atau hitam kecoklatan seperti besi
karatan atau ada bagian yang berwarna coklat karena karatan. Jenis ini biasanya adalah keris yang
diselubungi oleh gaib, sehingga tidak tampak mata manusia. Jadi secara fisiknya keris tersebut
sebenarnya masih berada di dunia manusia (dan bisa karatan), tetapi diselubungi oleh gaib
(halimunan), sehingga tidak kelihatan mata manusia. Biasanya juga gagang kayu dan sarungnya
sudah tidak ada, sudah rusak / hancur termakan cuaca dan usia. Jenis ini biasanya tingkat kesaktian
gaibnya rendah. Mungkin dulunya adalah pusaka milik para petani atau prajurit berpangkat rendah.
Jenis ini biasanya cukup mudah ditarik dengan tenaga dalam atau amalan gaib dan tidak perlu sesaji.

Mustika, pusaka dan benda-benda lain dari alam gaib yang berhasil ditarik ke alam manusia biasanya
akan mengeluarkan bau harum seperti bau harum bunga melati pada saat pertamanya di dunia
manusia. Bila disentuh dengan tangan, bau harum yang menempel di tangan tersebut tidak akan
mudah hilang dalam sehari dua hari, walaupun sudah mencuci tangan. Ada juga yang memancarkan
hawa panas jika dipegang dengan tangan.
Benda-benda pusaka dan benda gaib lain yang berada di alam gaib, sebagian adalah karena isi
gaibnya sendiri yang membawa benda gaibnya masuk ke alam gaib, atau karena pernah ada kejadian
bencana alam seperti gunung meletus atau tanah longsor yang menjadikan benda-benda tersebut
tertimbun tanah, yang kemudian akan dibawa masuk ke alam gaib oleh sosok-sosok halus
penjaganya sebagai benda pusakanya.

Harta Karun di Alam Gaib

Di alam gaib juga banyak terdapat emas dan berlian (harta karun gaib). Paling banyak didapati di
Jawa Timur. Yang ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah kebanyakan adalah peninggalan kerajaan dan
bangsawan jaman dulu. Emasnya tersimpan di dalam kotak kayu (peti) dan butiran-butiran intan
terbungkus dalam kantong kain. Emasnya berbentuk perhiasan manusia jaman kerajaan dahulu,
seperti gelang, kalung, dsb, dan ada sebagian di lokasinya tersimpan juga pakaian kebesaran milik
raja atau bangsawan pemilik harta karun itu. Banyak juga yang bentuknya boneka-boneka atau
patung kecil (golek kencana). Bahkan ada beberapa tempat di Jawa Timur yang di lokasi tersebut
tersimpan segunungan emas berbentuk bola-bola kecil seukuran kelereng dan bola golf. Emas dan
berlian dari Jawa Timur dan Jawa Tengah ini oleh gaib penjaganya banyak yang dipindahkan sampai
ke Jawa Barat dan Jakarta.

Di Jawa Barat dan Jakarta, di alam gaibnya juga banyak tersimpan emas dan berlian. Selain yang
pindahan dari Jawa Timur dan Jawa Tengah yang bentuknya perhiasan jaman kerajaan, kebanyakan
adalah peninggalan jaman penjajahan Belanda yang bentuk emasnya kotak dan batangan. Biasanya
dulunya adalah milik penjajah Belanda yang belum sempat dikirim ke negeri Belanda atau milik
pejabat Belanda yang menyimpan untuk dirinya sendiri (korupsi), yang niatnya semula akan dibawa
sendiri pulang ke negeri Belanda, tetapi sampai akhir hayatnya orang itu tidak sempat pulang ke
Belanda (meninggal di Indonesia). Biasanya emas-emas tersebut dulunya disimpannya di dalam
tanah atau di bawah lantai dan dirahasiakan. Beberapa waktu kemudian ketika emas-emas tersebut
hilang dari perhatian manusia (setelah orangnya meninggal), emas-emas tersebut dikuasai oleh
bangsa jin dan dimasukkan ke alam gaib.

Ada juga di alam gaib benda-benda peninggalan Jepang. Biasanya berupa senjata pedang katana dan
peti-peti yang isinya seperti emas batangan, tetapi sebenarnya itu bukan emas, tetapi kuningan,
bahan untuk membuat peluru.

Di Jawa Barat dan Jakarta, di alam gaibnya juga banyak tersimpan harta karun berbentuk uang, uang
logam maupun uang kertas, dengan wadah berbentuk peti kayu. Kebanyakan adalah uang lama yang
sudah tidak berlaku lagi, sedikit sekali dalam bentuk uang rupiah yang masih berlaku. Biasanya
dulunya adalah milik para perampok atau koruptor yang menyimpan untuk dirinya sendiri, tetapi
sampai akhir hayatnya pemiliknya tidak sempat membelanjakannya. Biasanya uang dalam peti
tersebut dulunya disimpannya di dalam tanah atau di bawah lantai dan dirahasiakan. Beberapa
waktu kemudian ketika sudah hilang dari perhatian manusia (setelah orangnya meninggal), uang-
uang tersebut dikuasai oleh bangsa jin dan dimasukkan ke alam gaib.

Banyak mahluk halus yang juga menyukai emas dan berlian seperti manusia. Mereka menyimpannya
untuk dirinya sendiri. Anda sendiri dapat membuktikannya. Cobalah cincin emas anda (yang kualitas
emasnya bagus), diikat dengan benang yang cukup panjang. Kemudian cincin itu dipendam di dalam
tanah sedalam 50 cm atau lebih dalam lagi. Lokasinya anda rahasiakan. Hanya anda saja yang tahu.
Benang yang mengikat cincin itu tidak semuanya ikut dipendam, sebagian menjulur di atas tanah,
dan diikatkan ke batang pohon, dsb, sebagai tanda penunjuk lokasi cincin itu dipendam. Dalam
tempo 3 hari atau lebih jangan diperiksa dan jangan ditengok lokasi pendamannya. Bila kualitas
emas anda bagus dan disukai oleh mahluk halus, selewat 3 hari cincin emas anda akan hilang. Yang
tersisa hanyalah benang yang sebelumnya digunakan mengikat cincin tersebut.

Cermat Sebelum Berbuat

Penulis ingin menasehatkan kepada para pembaca yang berminat dengan benda-benda mustika,
pusaka atau harta karun gaib seperti tersebut di atas supaya berhati-hati, apalagi kalau harus
memaharinya atau mendanai persyaratan penarikannya dengan harga yang mahal.

Benda mustika sangat diinginkan orang dan orang akan senang dan bangga sekali bila memilikinya.
Namun banyak mustika yang palsu atau sengaja dipalsukan, atau asli hasil penarikan dari alam gaib,
tetapi tidak sempurna hasilnya, sehingga kegaibannya tidak dapat dimanfaatkan dengan semestinya.
Ada juga benda yang secara fisik mirip dengan sebuah mustika, tetapi kegaibannya palsu belaka,
karena isi gaibnya adalah 'isian', atau asma'an, dsb, bukan gaib asli dari sebuah mustika.

Sebagian benda-benda mustika dan jimat dari alam gaib, walaupun tidak sempurna hasil
penarikannya, tetapi banyak yang masih menyimpan kegaibannya, hanya saja kadarnya sudah
menurun, tidak lagi seperti yang seharusnya. Misalnya yang seharusnya bisa untuk kekebalan,
kemudian kadarnya menurun sehingga tidak lagi bisa untuk kekebalan. Mustika merah delima hanya
akan berguna untuk pengasihan, mustika wesi kuning dan badar besi hanya akan berguna untuk
kewibawaan, dsb. Sebagian lagi benda-benda hasil penarikan gaibnya "kosong", karena khodamnya
tidak ikut serta, sehingga kemudian tidak akan berfungsi sebagai benda mustika dan bendanya akan
diisi oleh mahluk halus lain untuk tinggal di dalamnya.

Penulis memang tidak menguasai ilmu penarikan gaib, dan kalau ingin mengambil benda-benda dari
alam gaib penarikannya dilakukan oleh orang lain, tetapi dari pengetahuan dan pengalaman Penulis,
memang banyak penarikan gaib yang tidak sempurna, karena metode ilmunya kurang baik atau
kurang tepat.

Selain yang benda hasil tarikannya kosong tidak berkhodam, yang sering terjadi juga adalah
walaupun bendanya berhasil mewujud ke alam nyata, dan khodam aslinya ada di dalam bendanya,
tetapi bendanya dan khodamnya tidak memberikan kegaibannya, sehingga terpaksa kegaibannya
harus disempurnakan lagi. Itu juga kalau si pelaku penarikan gaibnya mampu menyempurnakan
kegaibannya.

Sebenarnya kemungkinan terjadinya hasil penarikan gaib yang tidak sempurna itu bisa dicermati dari
metodenya atau dilihat dari hasil penarikan gaib yang sudah biasa dilakukan oleh seseorang.
Misalnya sebelum kita melakukan penarikan gaib melalui perantaraan seseorang, kita bisa
menanyakan hasil penarikan gaib yang biasa dilakukannya. Jika yang ditarik itu mustika merah
delima, apakah mustika yang ditariknya itu memerahkan air dan memberikan efek kekebalan tubuh.
Atau jika menarik keris, apakah keris tarikannya itu utuh, muncul lengkap dengan gagang, sarung
dan aksesories lainnya dan ada khodamnya.
Jika kemungkinannya nantinya mustika merah delima tarikannya itu tidak dapat memerahkan air
dan tidak dapat memberikan efek kekebalan, berarti hasil tarikannya tidak sempurna. Atau jika
orang itu belum pernah berhasil menarik benda-benda yang hasilnya sempurna untuk kekebalan,
berarti kemungkinannya tipis orang itu akan dapat mengambilkan benda gaib dengan kondisi
kegaiban sempurna, apapun jenis bendanya. Atau jika menarik keris, banyak kejadian yang muncul
kemudian hanya besinya saja, sedangkan perlengkapan lain seperti gagang dan sarungnya tidak ada,
seringkali malah khodamnya tidak ikut (bendanya kosong tidak ada isi gaibnya).

Ada banyak keris sakti dan fisiknya bersalutkan emas dan intan berlian, kebanyakan dulunya adalah
milik para bangsawan, petinggi-petinggi kerajaan dan orang-orang kaya. Jika pun berhasil
diwujudkan lengkap di dunia manusia seringkali kondisinya tidak sempurna, lapisan emasnya hanya
akan menjadi kuningansari, dan intan berliannya hanya menjadi batu-batu kecil seperti kristal tapi
tidak bercahaya seperti kristal asli, dan kerisnya sendiri tidak berkhodam.

Jika terjadi kejadian-kejadian di atas, supaya bendanya menjadi lebih berguna maka terpaksa kita
minta kepada orang yang menarik benda gaib tersebut supaya khodam aslinya dikembalikan,
dimasukkan kembali ke dalam benda gaibnya (khodam aslinya dipanggil lagi dan diminta tinggal
kembali di dalam benda gaibnya), kemudian kegaiban bendanya disempurnakan lagi supaya
khodamnya mapan di tempatnya dan bendanya memberikan tuah dan kegaiban seperti yang
seharusnya dan wujudnya juga asli sempurna seperti seharusnya.

Untuk selanjutnya untuk melakukan penarikan gaib lagi jangan melalui orang itu lagi, karena hasilnya
tidak akan sempurna, misalnya untuk menarik tombak atau keris, nantinya yang muncul hanya
besinya saja, gagangnya, sarungnya dan aksesories lain tidak muncul, atau menarik mustika hanya
akan muncul batunya saja yang tidak berkhodam. Sebenarnya orang itu bukannya tidak mampu
melakukan penarikan gaib, tetapi ilmu orang tersebut tidak cocok untuk penarikan gaib, hanya cocok
untuk mengeluarkan benda-benda santet dari dalam badan atau untuk membersihkan badan /
rumah dari benda-benda gaib dan mahluk halus yang dianggap mengganggu.

Jika seseorang berguru ilmu gaib, selain diperkenalkan tentang ilmu santet, kepada orang itu
mungkin juga diajari ilmu untuk menangkal santet dan menyembuhkan orang yang disantet. Salah
satu ilmunya adalah untuk mengeluarkan benda-benda santet dari dalam tubuh orang yang disantet.
Jika ilmu itu digunakan untuk penarikan pusaka dan mustika atau harta karun, biasanya hasil
penarikannya tidak sempurna, hanya muncul bendanya saja tetapi tidak bisa mewujud dengan
kondisi kegaiban yang sempurna seperti yang seharusnya.

Benda-benda mustika yang mempunyai keistimewaan khusus, seperti mustika merah delima atau
mustika-mustika lain yang bisa merubah air menjadi berubah warna atau membuat orang menjadi
kebal tusuk, anti cukur, dsb, memang memerlukan perlakuan khusus, terutama pada saat proses
penarikan gaibnya.

Bila mustika anda penarikannya dilakukan oleh orang lain, sebaiknya jangan langsung dibawa pulang.
Sebaiknya dipastikan dulu kepada orang tersebut tentang kemapanan / kesempurnaan kegaibannya,
sesaji dan amalan gaibnya (jika ada), untuk memastikan bahwa setelah anda bawa pulang benda
tersebut akan bisa setiap saat sempurna menunjukkan keistimewaannya.
Sebuah mustika yang kondisinya tidak sempurna tidak akan banyak berguna, kondisinya akan sama
saja dengan benda lain yang berkhodam, malahan masih lebih baik jika kita memiliki sebuah benda
gaib isian, yang walaupun bukan asli sebuah mustika, tetapi tuahnya bisa lebih bagus dan lebih kuat
daripada tuah sebuah mustika yang tidak sempurna kegaibannya. Jadi, tidak perlu kita membayar
mahal untuk sebuah mustika yang tidak sempurna kegaibannya, kecuali bila kemudian kita sendiri
dapat menyempurnakan kegaibannya dengan mewirid amalan gaib atau ritual gaib lain untuk
menyempurnakan kegaibannya.

Dalam proses penarikan benda gaib, biasanya digunakan minyak Arab yang mahal harganya sebagai
sesaji. Sebaiknya dipastikan dahulu sebelumnya, bahwa orang yang melakukan penarikan tersebut
benar mampu, sudah biasa melakukannya dan hasil penarikannya benar sempurna. Bila hasilnya
tidak sempurna, maka hasil yang didapat tidak akan banyak berguna dan tidak ada keistimewaan
yang bisa ditunjukkan. Dengan demikian mustika merah delima hanya akan tampak seperti batu
merah siam biasa. Mustika wesi kuning hanya akan menjadi kepompong yang keras dan berat
seperti kepompong logam. Emas akan menjadi seperti logam kuningan (kuningan sari). Berlian akan
tampak seperti batu kristal, tetapi tidak bercahaya seperti batu kristal asli. Penarikan uang kertas
yang tidak sempurna akan tampak seperti uang kertas sungguhan tetapi tidak ada tanda-tanda
sebagai uang kertas asli, akan menjadi sama dengan uang palsu, bisa-bisa anda ditangkap polisi
karena dituduh menyimpan dan mengedarkan uang palsu.

Selain karena ilmunya yang tidak cocok, ketidak-sempurnaan mustika hasil penarikan gaib seringkali
terjadi karena dalam proses penarikan itu digunakan jasa khodam gaib tertentu untuk menarik dan
mewujudkan bendanya ke dunia manusia. Dengan cara ini biasanya akan terjadi "pemaksaan", yaitu
dengan kekuatan gaibnya yang lebih tinggi khodam tersebut merebut mustikanya dari sosok halus
penjaganya dan memaksa benda mustikanya untuk mewujud di dunia manusia, sehingga
menjadikan khodam mustikanya sakit hati, ngambek dan tidak mau menyatukan dirinya dengan si
manusia dan tidak mau memberikan tuahnya / keistimewaannya. Bahkan banyak khodam
mustikanya yang kemudian pergi, sehingga yang mewujud hanya bendanya saja, tidak dengan
khodamnya.

Ada juga orang / spiritualis yang khodamnya adalah dari jenis golongan hitam. Biasanya khodamnya
itu ampuh untuk banyak urusan gaib. Tetapi jika khodamnya itu digunakan untuk ilmu penarikan
gaib, maka bisa dipastikan bahwa semua benda gaib yang ditariknya, baik mustika maupun pusaka,
akan kosong isinya, bendanya akan kosong tidak berkhodam, karena khodam benda gaib tarikannya
itu tidak mau berdekatan dengan khodam orang tersebut yang dari golongan hitam.

Pada banyak kasus penarikan gaib, benda gaibnya seringkali kosong, khodamnya tidak ikut serta di
dalam benda gaibnya, sehingga sosok halus yang kemudian masuk menjadi penghuni benda gaib
tarikan itu bukanlah khodam aslinya. Bila itu terjadi, maka khodam aslinya harus dipanggil lagi untuk
kembali tinggal di dalam bendanya. Tetapi walaupun kemudian khodam aslinya sudah kembali,
biasanya kegaiban benda itu sulit sekali untuk disempurnakan. Biasanya tidak bisa lagi
disempurnakan. Akan tetap menjadi benda gaib yang tidak sempurna.

Cara yang terbaik dalam melakukan penarikan gaib adalah dengan mengsugesti khodam benda
gaibnya sendiri untuk mewujudkan bendanya (dengan amalan gaib) dengan memenuhi sesajinya
sesuai persyaratan khodam benda gaibnya. Jika ini dilakukan, biasanya benda gaibnya dapat
mewujud dengan kegaiban yang sempurna.
Sebaiknya sebelumnya meminta petunjuk dulu (dengan komunikasi gaib atau meminta petunjuk
gaib / wangsit) tentang kapan menariknya, bagaimana proses penarikannya, dan tata cara beserta
sesaji apa yang harus disediakan sebelum melakukan penarikan. Dengan demikian proses
penarikannya harus mengikuti persyaratan yang ditentukan oleh khodam gaib bendanya.

Selain itu ada banyak jenis mustika di alam gaib yang sebenarnya tidak memberikan tuah bagi
manusia. Contohnya adalah mustika-mustika yang khodamnya berwujud seperti hewan burung, ular,
kuda, dsb. Dengan demikian sekalipun benda-benda tersebut berhasil sempurna diwujudkan ke
dunia manusia, tetap saja bendanya itu nantinya tidak bermanfaat, karena khodamnya tidak
memberikan tuah apa-apa untuk manusia. Dalam hal ini diperlukan kecermatan yang tinggi untuk
memilih-milih benda gaib yang bertuah sebelum menariknya ke dunia manusia, karena tidak
semuanya akan memberikan tuah yang bermanfaat. Begitu juga halnya bila kita ingin membeli
sebuah mustika, sebaiknya kita cermat memilih dan menilai, jangan sampai bendanya itu walaupun
berkhodam, tapi ternyata sebenarnya tidak memberikan tuah, atau sekalipun awalnya bertuah tapi
nantinya akan tidak lagi bertuah, karena tuahnya itu bukanlah tuahnya yang asli, tapi karena
sebelumnya sudah diwiridkan amalan gaib / asmaan (tuahnya hanya bersifat sementara).

Bila anda sudah memiliki sebuah mustika atau benda-benda berharga lainnya, sebaiknya
keberadaannya cukup untuk diri anda sendiri, jangan dipamerkan / dipertontonkan, jangan sampai
anda menyesal jika kemudian benda berharga anda itu luntur kegaibannya, atau hilang dicuri orang.

Fenomena Khusus Alam Gaib

Selain benda-benda yang asli dari alam gaib, ada banyak benda-benda di alam gaib yang asal-usulnya
adalah benda-benda yang dulunya milik manusia. Banyak sekali kejadian orang-orang yang sudah
meninggal, arwahnya membawa serta benda-benda kesayangannya ke alam gaib, bukan hanya
benda-benda pusaka, mustika dan jimat, pakaian dan perhiasan, tetapi juga hewan-hewan
kesayangan mereka (paling banyak adalah hewan kuda tunggangan, ada juga yang berbentuk kereta
kuda). Dalam hal ini benda-benda tersebut tidak diwariskan kepada anak-cucunya, tetapi dibawanya
serta bersamanya ke alam gaib.

Selain itu ada juga benda-benda di alam gaib yang asal-usulnya dahulu adalah milik seseorang,
berupa mustika dan pusaka, yang setelah orang tersebut meninggal dunia, kemudian benda-benda
tersebut menghilang sendiri ke alam gaib, karena tidak ingin dimiliki oleh orang-orang yang mereka
tidak berkenan, walaupun orang-orang itu adalah anak-cucu keturunan si manusia yang meninggal
tersebut.

Kejadian-kejadian tersebut di atas menunjukkan bahwa benda-benda tersebut dulunya tidak


diwariskan kepada anak-cucu keturunannya. Dengan demikian jika kita merasa adalah keturunan
dari seseorang dan ada benda miliknya yang berada di tangan seseorang melalui penarikan gaib,
maka kita tidak bisa mengklaim bahwa benda tersebut adalah hak kita sebagai ahli waris, karena
benda itu tidak diwariskan kepada kita. Lagipula mungkin saja orang tersebut adalah juga keturunan
si pemilik benda itu, atau melalui penarikan gaib tersebut si pemilik benda itu mewariskan bendanya
itu kepada orang tersebut, bukan kepada kita.

Ada juga mustika dan pusaka yang aslinya adalah milik bangsa jin atau mahluk halus lain, ada yang
dimiliki untuk dirinya sendiri, ada juga yang diberikan kepada manusia tertentu, yang kemudian
setelah urusannya selesai benda-benda tersebut kembali lagi kepada mahluk halus pemiliknya.
Selain itu juga ada berbagai macam benda harta karun, baik yang aslinya adalah milik para mahluk
halus sendiri, atau juga yang dulunya adalah milik manusia yang diambil oleh mahluk halus dan
dimasukkan ke alam gaib.

Selain itu ada juga mustika dan pusaka milik bangsa dewa yang dulu diberikan kepada orang-orang
tertentu yang dikasihi dewa, mustika dan pusaka yang sulit dicari tandingannya, karena benda-
benda itu adalah milik dewa, yang kemudian setelah urusannya selesai, benda-benda tersebut
kembali lagi kepada dewa pemiliknya. Tetapi di alam sana tidak semua mustika dan pusaka itu
dibawa-bawa oleh dewa pemiliknya, banyak di antaranya yang diletakkan di suatu tempat yang sulit
dijangkau oleh manusia dan keberadaannya sulit untuk diketahui oleh manusia (biasanya diletakkan
di puncak-puncak gunung atau di lereng kawahnya).

Mungkin sudah terbiasa kita mendengar cerita di masyarakat tentang orang-orang yang kesambet,
kerasukan, ketempatan, atau ketempelan mahluk halus. Tetapi mungkin tidak banyak orang
mengetahui bahwa manusia juga bisa ketempelan atau ketempatan benda-benda mustika dan
pusaka dari alam gaib. Kejadian-kejadian ini memang langka, tetapi benar terjadi.

Pada masa sekarang ada juga kejadian benda-benda gaib mengikut kepada seseorang. Ada beberapa
benda pusaka keris / tombak, mustika dan benda-benda harta karun, dsb, yang masih dalam bentuk
gaibnya, mengikut kepada seseorang dengan cara menempel di tubuhnya. Benda-benda tersebut,
karena belum mewujud menjadi benda nyata yang sempurna, kebanyakan memberi tuah untuk
kekuatan badan (untuk berkelahi), penjagaan dari serangan gaib (santet / guna-guna) dan
menambah karisma wibawa.

Kejadian-kejadian itu ada juga yang terjadi karena disengaja oleh seseorang, yang dengan
kemampuan gaibnya menarik benda-benda gaib tersebut, kemudian ditempelkan ke tubuhnya, tidak
diubah menjadi benda nyata.

Sebagian lagi kejadiannya tidak disengaja. Ada orang-orang yang menerima benda-benda tersebut
sebagai warisan dari leluhurnya yang sudah meninggal, walaupun meninggalnya sudah berpuluh-
puluh atau beratus-ratus tahun yang lalu. Sebagian lagi terjadi karena benda-benda tersebut sengaja
datang sendiri untuk mengikut kepada seseorang.

Mahluk halus banyak yang datang sendiri kepada manusia. Ada yang menjadi khodam pendamping,
ada yang bersemayam di dalam tubuh manusia, ada juga yang hanya tinggal di rumah kediaman
manusia. Dalam hal benda-benda gaib itu berarti mahluk halusnya datang kepada manusia bersama
dengan rumah gaibnya.

Benda-benda tersebut, masih dalam bentuk gaibnya, menempel pada tubuh seseorang. Biasanya
keberadaan benda-benda tersebut tidak bersifat negatif, biasanya justru akan memberikan manfaat
yang positif sesuai fungsi dari masing-masing bendanya. Biasanya juga keberadaan benda-benda
tersebut tidak akan menyulitkan proses kematian, karena keberadaannya hanya menempel saja
pada energi tubuh si manusia, tidak seperti susuk yang sejak awal memang sudah disatukan dengan
fisik dan sukma manusia pemakainya. Tetapi orang-orang yang ketempatan benda-benda tersebut
mungkin akan merasakan sakit pegal-pegal di tubuhnya, di bagian yang ketempatan benda-benda
gaib itu, karena tidak tahan dengan keberadaan energi benda-benda gaib tersebut di tubuhnya dan
seringkali juga orang-orang tersebut tidak sadar bahwa sakit pegal-pegalnya itu adalah karena
dirinya ketempatan benda-benda gaib.

Di luar kejadian-kejadian itu ada satu kejadian luar biasa yang tidak ada padanannya dengan
kejadian lain dalam sejarah kehidupan manusia di belahan dunia manapun pada jaman apapun
dimana ada seorang manusia jawa yang menerima sedemikian banyaknya benda-benda mustika dan
pusaka-pusaka sakti yang dulunya sangat ternama pada jamannya masing-masing. Selain orang itu
sendiri mampu menarik dan memindahkan benda-benda gaib ia juga banyak menerima benda-
benda gaib sebagai pemberian.

Berbagai macam mustika dan pusaka sakti tanah jawa yang telah moksa dan menghilang dari
kehidupan manusia diwariskan kepadanya oleh para leluhurnya, sebagiannya lagi datang sendiri
menggabungkan diri untuk mengikut kepadanya. Mustika dan pusaka-pusaka Dewa, senjata kunta,
panah pasopati, senjata cakra, gada bima, dsb, juga diwariskan kepadanya. Bahkan banyak mahluk
halus dari berbagai penjuru bumi datang mengikut kepadanya dan memberikan pusaka-pusaka dan
benda-benda miliknya sebagai persembahan dan penghormatan kepadanya. Selain mustika dan
pusaka, berbagai macam benda harta karun dari alam gaib juga diberikan kepadanya, bahkan ada
segunungan emas gaib di bawah rumahnya.

Sedemikian banyaknya benda-benda gaib yang diterimanya, sehingga tidak semuanya dibawanya.
Sebagian menempel di tubuhnya, sebagian diletakkan di dalam kamarnya, sebagian lagi diletakkan di
halaman belakang rumahnya. Benda-benda itu masih dibiarkan dalam kondisi gaibnya, tidak diubah
menjadi benda nyata, dan belum ada satu pun manusia atau mahluk halus yang mampu merebut
benda-benda tersebut darinya, kecuali ia mengizinkannya.

Ini adalah sebuah fenomena gaib yang tidak sembarang manusia dapat mengetahuinya.

Mungkin suatu saat, tidak sekarang, anda juga dapat mengetahui dan mengenal jati diri orang itu.

Sekalipun orang itu tidak mempertunjukkan kegaibannya sehingga tidak banyak orang yang tahu dan
menyadari kegaibannya, mungkin dengan cara melihat gaib anda juga dapat menyaksikan sendiri
kebenaran fenomenanya.

---------------

Anda mungkin juga menyukai