Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KORUPSI, DEMOKRASI DAN POLITIK TERHADAP

KEMISKINAN DI DELAPAN NEGARA ASEAN DENGAN


PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Yolanda, Alpon Satrianto

Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang


Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang
yolayolanda280@gmail.com,alponsatrianto.unp@gmail.com

Abstract: This study aims the influence of corruption, democracy and politics on poverty in
ASEAN countries with economic growth as a moderating variable. The method used is using
the panel regression model. This data uses a combination method between time series data
from 2013 - 2016 and a cross section consisting of 8 countries. Data obtained from World
Bank annual reports, Transparency International and Freedom House. The results of this
study indicate that (1) Corruption Perception Index (CPI) has a significant and negative
effect on poverty, meaning that if the CPI increases then poverty will decrease (2) Democracy
has no significant and negative effect on poverty. This means that if democracy increases,
poverty will decrease (3) Politics has a significant and negative effect on poverty, meaning
that if politics increases, poverty will decrease (4) Economic growth has a significant and
positive effect on poverty, meaning if economic growth increases then poverty will decline (3)
Economic growth unable to moderate the relationship between corruption, democracy and
politics towards poverty in 8 ASEAN countries. Economic growth as an interaction variable
is a predictor variable (Predictor Moderate Variable), which means that economic growth is
only an independent variable.

Keywords: Corruption, Democracy, Politics, Poverty and Economic Growth

Abstrak:Penelitian ini menjelaskan pengaruh korupsi, demokrasi dan politik terhadap


kemiskian di negara ASEAN dengan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel moderasi.
Metode yang digunakan adalah menggunakan model regresi panel. Data ini menggunakan
metode kombinasi antara data runtun waktu ( time series) dari tahun 2013 – 2016 dan cross
section yang terdiri dari 8 negara. Data yang diperoleh dari laporan tahunan World Bank,
Transparancy International dan Freedom House. Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa
(1) Indeks Persepsi Korupsi (IPK) berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kemiskinan,
Artinya apabila IPK meningkat maka kemiskinan akan turun (2) Demokrasi berpengaruh
tidak signifikan dan negatif terhadap kemiskinan. Artinya apabila demokrasi meningkat maka
kemiskinan akan menurun (3) Politik berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
kemiskinan artinya apabila politik meningkat maka kemiskinan turun (4) Pertumbuhan
ekonomi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kemiskinan artinya apabila
pertumbuhan ekonomi meningkat maka kemiskinan akan menurun (3) Pertumbuhan ekonomi
tidak mampu memoderasi hubungan antara korupsi, demokrasi dan politik terhadap
kemiskinan di 8 negara ASEAN. Pertumbuhan ekonomi sebagai variabel interaksi merupakan
variabel prediktor (Predictor Moderate Variable) ini berarti pertumbuhan ekonomi hanya
sebagai variabel independen.

Kata Kunci : Korupsi, Demokrasi, Politik, Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi

Kemiskinan yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang


rendah sehingga tidak dapat menyerap angkatan, dan kemiskinan yang rendah
disebabkan oleh bantuan sosial dan pengendalian inflasi dan tingginya nilai tukar
petani. Tiga ciri penyebab dan akibat yang berkaitan dengan kemiskinan di negara
berkembang, yaitu yang pertama masyarakat hanya bisa menjadi tenaga kerja
846 Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan , Volume 1, Nomor 3, Agustus 2019, Hal 845 - 854

produktif karena sarana kesehatan dan pola konsumsi yang buruk, kedua tingginya
penduduk yang buta huruf dan tidak memiliki keterambilan atau keahlian karena
prasarana pendidikan yang tidak memadai, dan yang ketiga penduduk hanya
terfokus pada sektor pertambangan dan pertanian dengan model produksi yang
sudah teritinggal ( Jhingan, 2012)
Kemiskinan tidak langsung berpengaruh terhadap korupsi, demokrasi dan
politik namun harus melalui pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang
pertumbuhan ekonomi diukur dengan laju pertumbuhan ekonomi yang dapat
diartikan salah satu indikator yang amat penting melakukan analisis tentnag
pembangunan ekonomi yang terjadi di negara ASEAN yang menunjukkan kondisi
yang berfluktuasi.
Salah satu yang mempengaruhi meningkat kemiskinan adalah korupsi
dimana korupsi dapat menyebabkan melemahnya pertumbuhan ekonomi. Korupsi
akan memberikan dampak yang akan menindas masyarakat kecil seperti yang kaya
akan semakin kaya yang menyebabkan berkurangnya pajak yang akan diterima
negara dan akan melemahkan jiwa kewirausahaan, dan masyarakat miskin akan
tetap miskin, korupsi juga kan mengurangi efisiennya usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan keopada masyarakat, berkurangnya pengeluaran dari pemerintah,
hal ini akan menyebabkan angka kemiskinan akan bertambah. Indeks Prestasi
Korupsi (IPK) memungkinkan untuk membandingkan setiap negara sumber
informasi dihasilkan agar mencakup keselurusahan korupsi karena IPK merupakan
indikator yang emnggabungkan berbagai informasi tentang korupsi.
Selain kemiskinan diyakini sebagai akar permasalahan hilangnya martabat
manusia, belum terciptanya msayarakat madani, tidak berjalan demokrasi dan
terjadinya degradasi lingkungan jika tidak berjalan demokrasi dalam suatu negara
maka kemiskinan kan meningkat. Demokrasi mempunyai dampak postif terhadap
penangulangan kemiskinan artinya kondisi miskin oleh masyarakat akan
mengakibatkan proses – proses pengambilan keputusan (Haswinar Arifin, 2004).
Selain korupsi dan demokrasi juga terdapat faktor non ekonomi atau faktor
internal pemerintah yang dapat mempengaruhi kemiskinan yaitu politik. Politik
merupakan penggunaan kekuasaan dalam suatu pemerintah yang diukur dengan
indeks stabilitas politik (Suryawati, 2004).
Association Southeast Asia Nation (ASEAN) adalah organisasi
International regional kawasan Asia tenggara yang dibentuk sejak tahun 1976.
Negara – negara anggota ASEAn sudah mengalami perkembangan cukup pesat
dari tahun ke tahun yang tergolong sebagian besar yakni Indonesia, Malaysia,
Thailand, Vietnam, Myanmar, Laos dan Kamboja, Singapura, Brunei Darusslam
dan Filipina Namun penelitian ini mengambilan 8 negara ASEAN yaitu Indonesia,
Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, Laos, Kamboja danFilipina karena 2
negara ASEAN lainnya data tidak tersedia yaitu Singapura dan Brunei Darusslam.

TINJAUAN LITERATUR
Kemiskinan
Kemiskinan diartikan maslaha yang muncul ketika seseorang tidak
mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap kebutuhan minimal dari
Yolanda, Alpon Satrianto, Pengaruh Korupsi, Demokrasi dan Politik….. 847

standar hidup tertentu. Kemiskinan merupakan ketididak mampuan seseorang


untuk memenuhi standar minimum kebutuhan hidup mereka. Permasalahan
standar kebutuhan hidup yang rendah ini berkaitan dengan kesehatan dan
pelayanan yang kurang medadai, dan tenpat tinggal yang kurang layak untuk
ditempati (Kuncoro, 2006).

Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi mencerminkan perkembangan perekonomian suatu
negara yang dapat diukur dengan laju pertumbuhan ekonomi. Kenaikan output
yang terus menerus dalam jangka panjnag akan meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi, peningkatan kondisi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan
disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan (Machmud,
2016)

Korupsi, Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan


Kpunde (2000) dua model muncul dari literatur penelitian. Yaitu dengan
"Model ekonomi" meningkatnya korupsi akan mengurangi pertumbuhan ekonomi
dan peningkatan ketimpangan serta kemiskinan akan meningkat. korupsi
meningkat mengurangi investasi ekonomi, mendistorsi pasar, menghalangi
persaingan, menciptakan inefisiensi dengan meningkatkan biaya melakukan
bisnis, dan meningkatkan ketidaksetaraan pendapatan.“ Model Pemerintah”
mengingkatnya korupsi dapat mengurangi kapasitas pemerintah dan akan
meningkatnya kemiskinan ini berarti bahwa kapsitas pemrintah unutk
memberikan layanan publik yang berkualitas.

Demokrasi, Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan


Arifin (2004) pada saat ini terdapat pendapat yang menyatakan bahwa
dmokrasi akan meberikan dampak positif terhadap upaya penanggulangan
kemiskinan. Yang berarti jika berdemokrasi tidak berpihak dalam
pengambian pengambilan keputusan untuk rakyat – rakya miskin sehingga
kemiskinan akan meningkat.Shabbir (2011) menyatakan bahwa peningkatan
1% dalam indeks demokrasi mengarah ke peningkatan 0,1% dalam tingkat
pertumbuhan ekonomi, artinya jika demokrasi meningkatkan maka pertumbuhan
ekonomi akan meningkat dan kemiskinan akan menurun.

Teori Pengaruh Politik, Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan


Aprianto (2016) kemiskinan ialah masalah multi dimensi karena berkaitan
ketidak mampuan akses secara ekonomi, sosial budaya, politik dan partisipasi oleh
masayarakat, ini dilihat dalam perspektif ekonomi politik. Berbagai upaya yang
telah dilakukan untuk menurunkan jumlah penduduk yang hidup garis kemiskinan
masih kurang efektif.
848 Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan , Volume 1, Nomor 3, Agustus 2019, Hal 845 - 854

Definis Operasional
Variabel Defenisi
Kemiskinan (Y) Kemiskinan diukur dengan tingkat kemiskinan dengan
satuan persen (%) di 8 negara ASEAN
Pertumbuhan Pertumbuhan ekonomi di ukur dengan laju pertumbuhan ekonomi
Ekonomi (Z) dengan satuan persen (%)di 8 negara ASEAN dengan rumus
(PDBt − PDBt−1 )
𝐺𝑡 = x 100%.
PDBt−1
Korupsi (X1) Korupsi di ukur dengan Indek Persepsi Korupsi (IPK) dengan
rentang 0 – 100, apabila skor IPK mendekati 100, maka suatu
negara dikatakan bersih dari korupsi.Dan sebaliknya apabila skor
IPK suatu negara lebih mendekati 0 maka dapat dikatakan banyak
korupsi yang terjadi di negara tersebut.
Demokrasi (X2) Demokrasi diukur dengan indeks demokrasi dengan satuan rasio
di 8 negara ASEAN dengan rentang 40-100, apabila indeks
demokrasi mendekati angka 100 artinya demokrasi meningkat
karena demokasi berpihak dalam pengambilan keputusan untuk
rakyat – rakyat miskin. Dan sebaliknya apabila indeks demokrasi
mendekati angka 40 artinya demokrasi turun karena demokrasi
tidak berpihak dalam pengambilan keputusan untuk rakyat –
rakyat miskin
Politik (X3) Politik diukur dengan indeks stabilitas politik dari tahun 2013 –
2016dengan satuan rasio di 8 negara ASEAN. Dimana dengan
rentang nilai -2,5 – 2,5 apabila indeks stabilitas politik mendekati
angka 2,5 maka politik dikatakan meningkat artinya kondisi suatu
negara sangat baik dan stabil. Dan sebaliknya indeks
stabilitaspolitik mendekati -2,5 maka politik dikatakan menurun
artinya kondisi suatu negara buruk.

METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel yaitu data
tahunan dari tahun 2013 – 2016 Variabel yang digunakan adalah korupsi(X1),
demokrasi (X2), Politik(X3), pertumbuhan ekonomi (Z) dan kemiskinan (Y).
Teknik analisis yang digunakan didalam penelitian ini adalah analisis
Moderated regression Analysis (MRA). Adapun model yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
𝑌𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝛽4 𝑍 + 𝜇𝑡 (1)
𝑌𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝛽4 𝑍 + 𝛽5 𝑋1 . 𝑍 + 𝛽6 𝑋2 . 𝑍 + 𝛽7 𝑋3 . 𝑍+𝜇𝑡 (2)
Dimana 𝑌𝑡 adalah Kemiskinan, 𝑋1 adalah Korupsi, 𝑋2 adalah Demokrasi, 𝑋3 adalah
Politik, 𝑋4 adalah Pertumbuhan Ekonomi, 𝑋1 . 𝑍 adalah Variabel interaksi antara
korupsi dengan pertumbuhan ekonomi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 1 bahwa korupsi (X1) berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap kemiskinan (Y) di 8 negara ASEAN dengan
probabilitas sebesar 0,08 < 0,10. Hal ini berarti bahwa setiap 1 satuan korupsi akan
Yolanda, Alpon Satrianto, Pengaruh Korupsi, Demokrasi dan Politik….. 849

menurunkan kemiskinan sebesar 0,30%. Variabel demokrasi (X2) berpengaruh


tidak signifikan dan negatif terhadap kemiskinan di 8 negara ASEAN dengan
probabilitas sebesar 0,50% artinya bahwa setiap kenaikan 1 satuan demokrasi akan
menurunkan kemiskinan sebesar 0,05%.

Tabel 1 Pengaruh Korupsi, Demokrasi, Politik dan Pertumbuhan


Ekonomi terhadap Kemiskinan
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Sample: 2013 2016
Periods included: 4
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 10.56536 8.387524 1.259652 0.2186


X1 -0.298801 0.163535 -1.827134 0.0788
X2 -0.052282 0.076311 -0.685114 0.4991
X3 -7.526367 2.084210 -3.611136 0.0012
Z 2.245637 0.762037 2.946885 0.0065

R-squared 0.658722 Mean dependent var 14.93125


Adjusted R-squared 0.608162 S.D. dependent var 8.733341
S.E. of regression 5.466805 Akaike info criterion 6.377867
Sum squared resid 806.9207 Schwarz criterion 6.606888
Log likelihood -97.04587 Hannan-Quinn criter. 6.453781
F-statistic 13.02860 Durbin-Watson stat 0.750283
Prob(F-statistic) 0.000005

Sumber: Hasil Olahan Data Eviews 9, 2018


Berdasarkan hasil uji t pada tabel 1 variabel politik (X3) berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap kemiskinan dengan probabilitas sebesar 0,00
artinya bahwa setiap kenaikan 1 satuan politik akan menurunkan kemiskinan
sebesar 7,5%. Variabel pertumbuhan ekonomi (Z) berpengaruh signifikan dan
positif terhadap kemiskinan dengan probabilitas sebesar 0,01 artinya bahwa setiap
kenaikan 1 satuan akan meningkatkan kemiskinan sebesar 2,25%. Nilai R-Square
sebesar 0,658722 menyatakan bahwa variabel bebas terhadap variabel terikat
adalah sebesar 65,87% Dan Sisanya 34,13% ditentukan oleh variabel diluar model .
Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh
signifikan dan positif terhadap kemiskinan di delapan negara ASEAN karena
memiliki probabilitas < 0,10 yaitu 0,01. hal ini berarti bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima. Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa variabel interaksi atau perkalian antara
korupsi dengan pertumbuhan ekonomi memiliki probabilitas sebesar 0,08 < 0,10
artinya variabel interaksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan
dimana H0 ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi
merupakan moderasi semu (Predictor Moderate Variable) antara korupsi terhadap
kemiskinan.
850 Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan , Volume 1, Nomor 3, Agustus 2019, Hal 845 - 854

Tabel 2 Hasil Estimasi Variabel Moderasi


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 11/30/19 Time: 00:02
Sample: 2013 2016
Periods included: 4
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.769826 30.82060 0.122315 0.9037


X1 -0.912919 0.815063 -1.120060 0.2738
X2 0.346185 0.333156 1.039108 0.3091
X3 -18.62659 10.18236 -1.829299 0.0798
Z 2.372058 4.389975 0.540335 0.5939
X1Z 0.133212 0.130788 1.018532 0.3186
X2Z -0.068953 0.057794 -1.193074 0.2445
X3Z 1.580848 1.603995 0.985569 0.3342

R-squared 0.719960 Mean dependent var 14.93125


Adjusted R-squared 0.638282 S.D. dependent var 8.733341
S.E. of regression 5.252495 Akaike info criterion 6.367602
Sum squared resid 662.1290 Schwarz criterion 6.734036
Log likelihood -93.88163 Hannan-Quinn criter. 6.489064
F-statistic 8.814578 Durbin-Watson stat 1.576811
Prob(F-statistic) 0.000023

Sumber: Hasil Olahan Data Eviews 9, 2018

Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh


signifikan dan positif terhadap kemiskinan di 8 negara ASEAN karena memiliki
probabilitas < 0,10 yaitu sebesar 0,01. Hal ini berarti bahwa H 0 ditolak dan Ha
diterima. Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa variabel interaksi atau perkalian antara
demokrasi dengan pertumbuhan ekonomi memiliki nilai probabilitas sebesar 0,50
> 0,10 artinya variabel interaksi memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap
kemiskinan dimana H0 diterima dan Ha ditolak. Oleh karena itu pertumbuhan
ekonomi merupakan Prediktor Moderasi (Predictor Moderasi Variable) antara
demokrasi terhadap kemiskinan
Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh
signifikan dan positif terhadap kemiskinan di 8 negara ASEAN karena memilki
probabilitas < 0,10 yaitu sebesar 0,01. Hal ini berarti bahwa H 0 ditolak dan Ha
diterima. Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa variabel interaksi atau perkalian antara
politik dengan pertumbuhan ekonomi memiliki nilai probabilitas sebesar 0,00<
0,10 artinya variabel interaksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kemiskinan dimana H0 ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu pertumbuhan
ekonomi merupakan moderasi semu (Predictor Moderate Variable) antara politik
terhadap kemiskinan.
Yolanda, Alpon Satrianto, Pengaruh Korupsi, Demokrasi dan Politik….. 851

PEMBAHASAN
Pengaruh Korupsi terhadap Kemiskinan
Berdasarkan hasil estimasi variabel persamaan moderasi 1 tabel 1 yang
didapatkan hasil bahwa korupsi berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
kemiskinan dengan probabilitas 0,08 > 0,10 dan koefisien regresi sebesar 0,30%.
Artinya apabila korupsi meningkat 1 satuan maka kemiskinan akan menurun
sebesar 0,30%. Sehingga hal ini berarti sesuai dengan teori mengenai korupsi dan
kemiskinan, dimana ketika korupsi meningkat maka akan menurunkan kemiskinan
dan begitu pula sebaliknya.
Dapat disimpulkan bahwa peningkatan korupsi secara lansung dapat
merusak kompetisi,menciptakan distorsi pasar, menurangi investrasi dalam
perekonomian dan menimbulkan inefisiensi yang ditandai dengan meningkatnya
ekonomi biaya yang tinggi dalam suatu usaha, dan meningkatkan ketidak adilan
pendapatan yang pada akhirnya kan mempengaruhi kemiskinan.

Pengaruh Demokrasi terhadap Kemiskinan


Berdasarkan hasil estimasi variabel persamaan moderasi 1 tabel 1 yang
didapatkan hasil bahwa demokrasi berpengaruh tidak signifikan dan negatif
terhadap kemiskinan dengan probabilitas 0,50 > 0,10 dan koefisien regresi sebesar
0,05%. Artinya apabila demokrasi meningkat 1 satuan maka kemiskinan akan
menurun sebesar 0,05%. Sehingga hal ini berarti tidak sesuai dengan teori
mengenai demokrasi dan kemiskinan, dimana ketika demokrasi meningkat maka
akan kemiskinan akan menurun dan begitu pula sebaliknya dimana ketika
demokrasi menurun maka kemiskinan akan mengalami peningkatan.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini dengan Vershney menyatakan
bahwa demokrasi memiliki efek negatif dan tidak signifikan pada kemiskinan
karena demokrasi buruk dapat meningkatkan kemiskinan.

Pengaruh Politik terhadap Kemiskinan


Berdasarkan hasil estimasi variabel persamaan moderasi 1 tabel 1 yang
didapatkan hasil bahwa politik berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
kemiskinan dengan probabilitas 0,00 > 0,10 dan koefisien regresi sebesar 7,5%.
Artinya apabila politik meningkat 1 satuan maka kemiskinan akan menurun
sebesar 7,5%. Sehingga hal ini berarti sesuai dengan teori mengenai politik dan
kemiskinan, dimana ketika politik meningkat maka akan menurunkan kemiskinan
begitu pula sebaliknya.
Politik merupakan penggunakan kekuasaan dalam suatu pemerintah politik
memiliki dampak terhadap kemiskinan, ketika politik mengalami penurunan maka
kemiskinan akan meningkat disebabkan oleh politik tidak stabil disuatu negara ini
berarti banyak kesempatan untuk menggunakan kekuasaan hanya untuk
kepentingan pribadi dan sebaliknya apabila politik mengalami peningkatan maka
kemiskinan akan menurun disebabkan karena politik stabil disuatu negara ini
berarti bahwa usaha masayarakat hanya untuk kepentingan bersama.
852 Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan , Volume 1, Nomor 3, Agustus 2019, Hal 845 - 854

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan


Berdasarkan hasil estimasi variabel persamaan moderasi 1 tabel 2 yang
didapatkan hasil bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan dan positif
terhadap kemiskinan dengan probabilitas 0,01 > 0,10 dan koefisien regresi sebesar
2,25%. Artinya apabila politik meningkat 1 satuan maka kemiskinan akan
menurun sebesar 2,25%. Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang akan diajukan yaitu
politik berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di 8 negara ASEAN. Hal ini
berarti bahwa semakin menurun kemiskinan maka pertumbuhan ekonomi akan
turun begitu pula sebaliknya semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka
kemiskinan akan meningkat juga. Jika penduduk miskin hanya menerima sedikit
manfaat dari pertumbuhan ekonomi maka kemiskinan hanya akan berkurang
dalam skala kecil, dan apabila terjadinya peningkatan kemiskinan maka terjadai
peningkatan ketimpangan pendapatan yang disebabkan oleh pertumbuhan
ekonomi.

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Moemoderasi Korupsi Terhadap


Kemiskinan
Berdasarkan hasil estimasi persamaan moderasi 2 pada Tabel 2 didapatkan
hasil bahwa perkalian antara korupsi dengan petumbuhan ekonomi atau variabel
interaksi tidakmampu memoderasi korupsi terhadap kemiskinan di 8 negara
ASEAN. Variabel interaksi memiliki nilai probabilitas sebesar 0,32 > 0,10 Hasil
ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu pertumbuhan ekonomi tidak
mampu mampu memoderasi korupsi terhadap kemiskinan. Variabel interaksi
merupakan variabel moderasi prediktor (Predictor Moderate Variable).

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Moemoderasi Demokrasi Terhadap


Kemiskinan
Berdasarkan hasil estimasi persamaa moderasi 2 pada tabel 15 didapatkan
hasil bahwa perkalian antara demokrasi dengan petumbuhan ekonomi atau
variabel interaksi tidak mampu memoderasi demokrasi terhadap kemiskinan di 8
negara ASEAN. Variabel interaksi memiliki nilai probabilitas sebesar 0,24> 0,10
Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu pertumbuhan ekonomi
tidak mampu memoderasi demokrasi terhadap kemiskinan. Variabel interaksi
merupakan variabel moderasi prediktor (Predictor Moderate Variable).

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Moemoderasi Politik Terhadap


Kemiskinan
Berdasarkan hasil estimasi persamaa moderasi 2 pada tabel 15 didapatkan
hasil bahwa perkalian antara politik dengan petumbuhan ekonomi atau variabel
interaksi tidak mampu memoderasi politik terhadap kemiskinan di 8 negara
ASEAN. Variabel interaksi memiliki nilai probabilitas sebesar 0,33 > 0,10 Hasil
ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu pertumbuhan ekonomi
mampu memoderasi politik terhadap kemiskinan. Variabel interaksi merupakan
variabel moderasi prediktor (Predictor Moderate Variable).
Yolanda, Alpon Satrianto, Pengaruh Korupsi, Demokrasi dan Politik….. 853

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa (1) Hasil
pengujian menjelaskan bahwa korupsi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kemiskinan di delapan negara ASEAN. Artinya setiap terjadi peningkatan skor
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat
kemiskinan akan menurun.(2) Hasil pengujian menjelaskan bahwa Indeks
Demokrasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di 8 negara ASEAN. Artinya, setiap terjadi peningkatan nilai Indeks
Demokrasi maka pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat dan kemiskinan
akan menurun. (3)Hasil pengujian menjelaskan bahwa Indeks Stabilitas Politik
berpengaruh negtif dan signifikan terhadap kemiskinan di delapan negara ASEAN.
Artinya setiap terjadi peningkatan nilai Indeks Stabilitas Politik maka
pertumbuhan ekonomi akan meningkta dan kemiskinan akan menurun, begitu pula
sebaliknya.

DAFTAR RUJUKAN
Academia. 2004. Kemiskinan di Indonesia (Online) diakses tanggal 19 Januari
2019
Academia.2007. WacanaKorupsiEnkoding Media. (Online) Diaksestanggal 1
Januari 2019.
Aprianto, N. E. K. (2016). KebijakanDistribusidalam Pembangunan Ekonomi
Islam. Al-Amwal: JurnalEkonomidanPerbankanSyari'ah, Volume 8(2).
Arifin, H. (2004). Cara memahamikerentananperempuanpengusahakecil. a way to
understand the vulnerability of women-entrepreneurs),
JurnalAnalisisSosial, Volume 9(2), 157-170.
Ashutosh Varshney. (2000). Democracy and Povery. University of Notre Dame
Chetwynd, E., Chetwynd, F& Spector, B. (2003). Corruption and poverty: A
review of recent literature. Management Systems International, Volume
600, 5-16.
Data Boks. 2017. IndeksPersepsiKorupsi Indonesia Peringkat 4 di ASEAN.
(Online)Diaksestanggal 19 januari 2019.
Dedi. Blogspot. 2013. PolitikdanKemiskinan di Indonesia. (Online)
Diaksestanggal 17 Januari 2019.
Freedom House.2013-2018. Freedom World Data and Resources.
(Online)Diaksestanggal 10 Januari 2019
Gujarati, Damodar N, 2010, Dasar – DasarEkonometrika ;SalembaEmpat
Gujarati, Damodardan Dawn C. Porter 2006.Dasar – dasarEkonometrikaJilid 2.
Jakarta. SalembaEmpat.
JokoWaluyo. (2012). AnalisisHubunganKausalitasAntaraKorupsi,
PertumbuhanEkonomi, DanKemiskinan: 1 SuatuStudiLintas
Negara. BuletinEkonomi.
Jhingan, M.L, 2003. Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan. Jakarta : Raja
GrafindoPersada
Kuncoro, M. (1997). Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah, dan Kebijakan.
Unit Penerbit Dan Percetakan PN.
Kpunde, S. J. (2000). Corruption and Corruption Control in Africa.
854 Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan , Volume 1, Nomor 3, Agustus 2019, Hal 845 - 854

Machmud Amir. 2016. “ Perekonomian Indonesia” Erlangga. Jakarta


Nawatmi, S. (2014).Korupsi Dan Pertumbuhan Ekonomi Negara - Negara Asia
Pasifik. JurnalBisnisdanEkonomi, Volume 21(1)
Suryawati. 2004. TeoriEkonomiMikro. UPP.AMP YKPN. Yogyakarta: Jarnasy.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
World Bank. 2017. International Development, Poverty, and Sustainability,
http://www.worldbank.org/. Diakses pada tanggal 9 Juli 2018.
Worldbank. 2017. Data. (Online) (https://data.worldbank.org/) Di aksestanggal 19
Januari 2019.
Transparency International (TI). 2016. Corruption Perception Index,
http://www.transparency.org/. Diakses pada tanggal 9 Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai