Anda di halaman 1dari 1

Masuk Kategeri Wilayah Rawan, Ini Antisipasi Panwaslu Depok Jelang Pemilu 2024

Sleman – Menjelang gelaran pesta demokrasi lima tahunan, berbagai usaha dan antisipasi dilakukan
oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kapanewon Depok Sleman terkait Indeks
Kerawanan Pemilu (IKP) yang dikeluarkan oleh Bawaslu Republik Indonesia untuk Pemilu 2024.

Sesuai dengan IKP Bawaslu RI dan pemetaan Bawaslu DIY, dari 4 Kabupaten dan 1 Kota di Daerah
Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Sleman menjadi wilayah berkategori paling rawan. Kapanewon Depok
yang memiliki kompleksitas permasalahan menjadi salah satu penyumbangnya.

Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Panwaslu Depok, Sleman, Huda
Al-Amna menyatakan bahwa pihaknya melakukan pencegahan sesuai dimensi kerawanan yang
dipetakan IKP Bawaslu RI. Di mana, menurut Huda, pencegahan dan penyesuaian dilakukan terkait
dengan penyelenggaraan dan kontestasi.

Karenanya, Panwaslu Depok akan terus melakukan koordinasi dengan PPK Depok dan instansi terkait
untuk mencegah persoalan yang sama pada Pemilu 2024.

"Kami terus berkoordinasi. Termasuk pemenuhan hak pilih warga negara. Misalnya, masalah kekurangan
surat suara. Harus kita petakan dari jauh-jauh hari," katanya dalam Rapat Koordinasi di Kantor Panwaslu
Depok, Senin (4/9/2023).

Selain itu, Huda mengatakan persoalan yang harus segera ditangani adalah terkait penyediaan TPS
khusus dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) yang ada di wilayah Depok Sleman.

Saat ini, berdasarkan data Panwaslu Depok terdapat 27 TPS khusus yang tersebar di berbagai Kampus
yang ada di Kecamatan ini. Berarti, potensi mahasiswa dan pemegang hak pilih yang menggunakan
suaranya di TPS khusus telah mencapai ratusan ribu.

“Hal ini juga selalu menjadi perhatian kita, jangan sampai teman-teman mahasiswa yang menggunakan
hak pilihnya di kampus, kekurangan logistiknya,” papar Huda.

Sejauh ini, Panwaslu Depok kata Huda juga terus mengimbau kepada masyarakat dan simpatisan untuk
tidak saling serang, saling ejek, dan selalu mengedepankan etika, terlebih di sosial media.

"Terkait itu, pengawasan tentu kami optimalkan dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk teman-
teman Pengawas Desa kami sendiri," ucapnya. (Athiful/KIM Depok)

Anda mungkin juga menyukai