Inna hamda lillah, Nahmaduhu (kita memuji-Nya), wa nasta’inuhu (dan kita minta pertolongan-
Nya), wa nastaghfiruhu (dan kita memohon ampunan kepada-Nya), wa na’udzu bihi (dan kita
mohon lindungan kepada-Nya), min syururi anfusina (dari keburukan diri kita), wa min sayyita
a’malina (dan dari kejahatan amal-amal kita),
man yahdillahu (siapa yang ditunjuki Allah), fala mudhillalahu (maka tidak ada yang bisa
menyesatkannya), wa man yudhlillahu (dan siapa yang disesatkan Allah), fala hadiyalahu (maka
tidak ada yang bisa memberinya petunjuk)
Allahuma shooli ala Muhammad, wa ‘ala ‘ali Muhammad, Kama Sholaita ‘ala Ibrahim wa ‘ali Ibrahim, wa
barik ‘ala Muhammad, wa ‘ala ali Muhammad, kama barakta ‘ala Ibrahim, wa ‘ala ‘ali Ibrahim.
Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasul-rasulnya untuk kita, manusia. Pada hari ini saya akan
membahas salah satu Rasulullah, yaitu nabi musa, alaihi salam. Nabi Musa alaihis salam di utus oleh
Allah untuk kepada firaun dan bani israil. Kisah Musa sangat menarik untuk dibahas, ada kisah saat
keputusan firaun sehingga nabi musa di hanyutkan ke sungai, ada kisah nabi musa saat bani israil
membuat patung berhala sapi, kisah tentang nabi musa saat memerintahkan umatnya menyembelih
sapi, namun dalam diskusi kita siang ini kita akan membahas hanya mengenai kisah Musa, dengan firaun
dan para penyihir yang berusaha mengalahkannya. Kisah ini terekam dalam surat ke 7, al ‘araf, ayat ke
103 - 11
Lalu setelah ayat ini adalah saat nabi musa menunjukan mu’jizat ular dan tangan yang putih bercahaya.
Pemuka Firaun menganggap hal tersebut sebagai sihir sehingga diputuskan memanggil tukang sihir.
Nah pertama kita lihat apa motivasi dari penyihir, yaitu material. Diayat selanjutnya
Di ayat ini, firaun mengkoreksi, “betul, bukan Cuma imbalan, bahkan tahta. Menjadi “MUQARRABIIN”,
orang orang yang QARIB, yang KARIB, yang DEKAT, YANG AKRAB.
Ayat 115-118 adalah kompetisi adalah penyihir dan nabi musa alaihis salam. Di ayat 119
Nah yang unik adalah di ayat-ayat selanjutnya
Disini firaun seakan2 berkuasa siapa yang boleh beriman kepada siapa. Ini juga peringatan bagi kita yang
memegang otoritas, ga harus jabatan yang tinggi, bahkan hubungan antara orang tua dan anak atau
suami istri. Seberapa bisa mengkontrol orang lain? Kemudian firaun juga mengancam dengan persekusi
Aqidah
Bismillah
Inna hamda lillah, Nahmaduhu (kita memuji-Nya), wa nasta’inuhu (dan kita minta pertolongan-
Nya), wa nastaghfiruhu (dan kita memohon ampunan kepada-Nya), wa na’udzu bihi (dan kita
mohon lindungan kepada-Nya), min syururi anfusina (dari keburukan diri kita), wa min sayyita
a’malina (dan dari kejahatan amal-amal kita),
man yahdillahu (siapa yang ditunjuki Allah), fala mudhillalahu (maka tidak ada yang bisa
menyesatkannya), wa man yudhlillahu (dan siapa yang disesatkan Allah), fala hadiyalahu (maka
tidak ada yang bisa memberinya petunjuk)
Allahuma shooli ala Muhammad, wa ‘ala ‘ali Muhammad, Kama Sholaita ‘ala Ibrahim wa ‘ali Ibrahim, wa
barik ‘ala Muhammad, wa ‘ala ali Muhammad, kama barakta ‘ala Ibrahim, wa ‘ala ‘ali Ibrahim.
Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasul-rasulnya untuk kita, manusia.
Shalawat dan salam selalu tercurah ke pada nabi Muhammad SAW
ت عِ َبادِى ُح َن َفا َء ُكلَّ ُه ْم َوِإ َّن ُه ْم َأ َت ْت ُه ُم ال َّشيَاطِ ينُ َفاجْ َتا َل ْت ُه ْم َعنْ دِين ِِه ْم ُ َوِإ ِّنى َخ َل ْق
ت َل ُه ْم َوَأ َم َر ْت ُه ْم َأنْ ُي ْش ِر ُكوا ِبى َما َل ْم ُأ ْن ِز ْل ِب ِه س ُْل َطا ًنا ُ ت َع َلي ِْه ْم َما َأحْ َل ْل
ْ َو َحرَّ َم
ض َف َم َق َت ُه ْم َع َر َب ُه ْم َو َع َج َم ُه ْم ِإالَّ َب َقا َيا ِمنْ َأهْ ِل ِ َْوِإنَّ هَّللا َ َن َظ َر ِإ َلى َأهْ ِل اَألر
ْ
ِ …ال ِك َتا
ب
Aku ciptakan hamba-Ku, semuanya dalam keadaaan cenderung terhadap tauhid. Lalu mereka
digoda setan, dan disesatkan dari agama mereka. Setan-setan itu mengharamkan apa yang Aku
halalkan untuk mereka. Setan-setan itu pula, memerintahkan mereka untuk berbuat syirik,
menyekutukanku dengan sesuatu, sementara aku tidak pernah menurunkan dalil tentang itu.
Sesungguhnya Allah melihat penduduk bumi. Lalu Allah murka kepada mereka semua, yang
arab maupun non-arab, selain beberapa orang di kalangan ahli kitab.. (HR. Muslim 7386).
Hadis ini menceritakan, suasana penyimpangan dan kesesatan manusia, sebelum Allah
mengutus Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi. Penyimpangan tidak hanya
dialami masyarakat jazirah arab, namun di seluruh dunia.
Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan,
Apapun aturan yang Allah turunkan, mereka hanya mengucapkan satu kalimat, “Sami’naa wa
atha’naa”, kami tunduk dan patuh terhadap semua aturan Allah… Allahu akbar.