Anda di halaman 1dari 5

Ringkaskan Film "Joe Turun Ke desa" Dirilis tahun 1989

Tokoh :

1. Joe (Didit Petet)

2. Pinky (Meriam Bellina)

3. Budi (James Lapian)

4. Imam (Leroy Osmani)

5. Neneng (Desy Ratnasari)

6. May (Sylvana Herman)

7. Ujang (Donny Damara)

Film yang menceritakan sekumpulan mahasiswa Jakarta yang sedang KKN di desa. Tetapi mereka merasa
paling pinter, paling modern, dan paling bisa.

Awal kisah di desa, sedang ada penyambutan mahasiswa dan mahasiswi dari Jakarta yang akan KKN,
sekitar 200 orang yang akan dibagi ke desa-desa. Disitu Joe merupakan pimpinan kelompok dari Pinky,
Imam, Budi, May dan disambut lah mereka. Kemudian Joe bercandain nenek-nenek di situ dan
kelompok Joe-pun pergi ke salah satu Dusun, mereka naik Ojek sedang Joe naik gerobak bareng dengan
tas.

Di balai Dusun, Pak Kadus dan jajarannya sudah menunggu di jalan sapi yang ditunggangi Joe gak mau
jalan kemudian Joe turun dan bantu dorong, bilang “Hei sapi Gue tahu lu capek tapi gue juga laper”.

Rombongan yang naik ojek sudah tiba kemudian mereka disambut sama Pak kepala dusun dan Pak
kepala dusun kenalin Ujang yang akan urus keperluan mereka disitu. Kepala dusun pun mempersilahkan
mereka untuk makan sedang Pak kepala dusun pergi ada keperluan. Mereka pun makan dengan
lahapnya, kemudian di depan Balai Dusun ada satu motor ditumpangi oleh tiga orang yang gerang-
gerung motornya.

Kembali ke Joe yang tengah dorong gerobak, Pak Hansip cerita tentang jembatan yang ada di ujung desa
yang selalu makan korban dan semua khawatir. tiba-tiba Joe nongol, dia kemudian cerita “tak kalau
enggak gua yang di gerobak itu udah penuh sama omprengan”. “Lu kira bis kota kali” kata Pinky, tiba-
tiba Neneng keluar bawa makanan buat Joe. Budi, Imam, dan Joe pun dengan naluri tajam yang
langsung sosok Neneng kenalan dan si-geng pentolan korek datang lagi sambil gerang-gerung motornya.
Di kamar, Pinky marah-marah ke Joe hedrayer ya enggak fungsi “lu apain hedrayer gua Joe tadi di
gerobak?”. “Kemarin masih fungsi” diambil sama si Joe kemudian dimasukin ke stopkontak ternyata
kabelnya putus. “lu yang tanggung jawab gimana keringin rambut gua” kata Pinky. ketika mereka sedang
ngipasin rambutnya Pinky, Neneng datang bawa kopi item buat Joe.

Esoknya ketika mereka di jalan, datang si pentol korek ganggu mereka dan gerang-gerung motor lagi,
Joe dan Pinky datang ke dusun dan mereka melakukan kuesioner kepada aparat desa tentang
kependudukan. Joe dan Pinky malah berdebat dan mereka semua akhirnya turun ke lapangan karena
jalan di desa tidak seperti di kota, mereka pun banyak terperosok.

Malam hari, Joe bingung masa jawaban orang-orang Desa ketika ditanya “Iya semua jawabannya” dan
Imam bilang ke Joe bahwa ia sedang naksir ke sini neneng. Pinky pun lagi ngurut kakinya yang pegal
kemudian May cerita ia tadi mau ditabrak oleh geng pentolan korek, saat makan malam ternyata
makanannya enak banget. Terus kata neneknya “Si Neneng yang bikin semua makanan ini”.

Esoknya Joe dan May sedang jalan diikutin bocah-bocah di belakang, Pinky dan Imam sedang kuesioner
bertanya ke nenek bukannya jawab Iya atau Tidak malah dia balik bertanya-tanya tentang Pinky dan
Imam. disaat Joe Jalan lewat kampung ada bapak yang sedang oplet-oplet Vespanya enggak hidup-
hidup, kemudian dengan sok taunya Joe langsung untuk betulin Vespa tersebut pas di engkol ternyata
Vespanya tetep ndak hidup Joe pun pergi tetapi ternyata si bapak ada kunci rahasia pas Vespa jalan dan
melewati mereka berdua Joe pun langsung cuap-cuap “tu lihat May bereskan sama gua”. Pinky menjadi
konsultan untuk Budi yang ingin dapetin cintanya Neneng sedang Joe jadi konsultan untuk Imam. Joe
Tidak bilang-bilang ajak warga desa untuk kursus bahasa Inggris dan warga desa pun berduyun-duyun
merekapun datang belajar rame-rame.

Esoknya Imam datang kerumah Neneng Terus disuruh masuk, tiba-tiba Budi juga datang dan disuruh
masuk dan mereka berdua pun kikuk karena Neneng mau masak Budi dan Imam dikasih Damdas (dam-
daman) dan merekapun malah main Damdas rumah Neneng. Joe dan Pinky ternyata ngintip mereka
berdua dan mereka pun bentrok, di Jalan Joe dan Pinky ketemu Ujang merekapun nyuruh bawain kelapa
muda buat entar malam.

Imam konsul ke Joe tentang perkembangan cintanya, sedang Budi pun konsul juga ke Pinky. Saat
Neneng dan rombongan mau kursus bahasa Inggris mereka dicegat oleh geng pentolan korek “mau
kemana neng? mau kursus bahasa Inggris Aa? jangan mau Neng mereka semua jahat-jahat” tetapi
Neneng malah tetap pergi dan Joe pun siap menjadi pembasmi keonaran Geng pentol korek. Di saat
mereka sudah siap kuda-kuda mau perang, Ujang datang bawa kelapa dan si pentol korek-pun pergi Joe
bilang ke Uajang “kasih tahu sama mereka Ujang jangan macam-macam sama orang kota”.
Saat Joe sama May digubuk sedang ngobrol terus dikagetin kemudian Joe dapat surat “kalau kamu lelaki
jantan, Saya tunggu di atas bukit. persenjatai dirimu, kutunggu ~tandatangan, Superboy~”. “ini gara-gara
elu Joe segala les bahasa Inggris segala jadi berantakan”. “Kan ini gara-gara si Budi dan si Imam, Siapa
tahu si Neneng pacarnya mereka, huh! gua beri lu” kata Joko.

Ucok lihat petani disini masih pakai kerbau kurang efektif, Kenapa nggak pakai traktor ke Ujang.
“Penduduk belum siap Kang disini berbukit-bukit lahannya juga masih sempit”. terus semua pada dateng
Joe nyeletuk “kenapa enggak ditanam tanaman telak seperti singkong misalnya, kan bisa diekspor ke
luar negeri” dengan sok taunya si Joe ini. Ujang jawab “tanaman Singkong enggak Baik kang untuk
kesuburan tanah dalam beberapa tahun hasil padi bisa menurun karena terlalu banyak memakan unsur
hara” jawab si Ujang.

Tiba-tiba Pak Hansip lewat kemudian Pinky pun teriakin Pak Hansip dan numpang naik sepedanya Pak
Hansip. Di jalan Pak Hansip dilihatin warga terus warga bilang “wow Pak Hansip bawa istri muda tuh”
ditanya sama Pinky “punya anak berapa pak hansip?”. “Masih bujangan Neng, belum ada yang cocok”

Di malam hari, kediaman Joe dan kawan-kawannya diserang petasan sama si Geng pentol korek. Terus
Neng mau pulang tapi takut kemudian Joe suruh Budi sama Imam untuk antar Neneng pulang tapi
keduanya ngeper tiba-tiba Ujang datang untuk jemput Neneng dan Neneng pun pulang dengan Ujang.

Besoknya di warung si Geng pentol korek sedang menghasut para warga kalau mereka bertanya “Jangan
dijawab ya, mereka yang dapat uang kita yang susah. Jangan mau dijajah sama orang kota, ini kan
kampung kita” kata pentol Geng korek. Joe dan Pinky lewat di warung itu Pinky pun sama Joe mampir
beli rujak kemudian dicandai sama si Geng Pentol korek ternyata Pinky pun terbawa suasana
bercandaan mereka dan ikut tertawa. Joe merasa tidak nyaman, dia bilang “Ayo kita lagi diundang nih
ditunggu sama Pak Kades” terus Pinky nyuruh Joe untuk duluan pergi.

Tibalah Joe ke balai desa disaat Joe mau menerangkan ternyata Pinky dianterin sama si Geng pentol
korek “hati-hati dengan mereka Neng”. “mereka baik-baik Ko pak”, “Lu ngapain sama dia”, “Gua mau
mendalami permasalahan Joe”, “kan bisa cari masalah yang lain”.

Di malam hari Budi dan Imam berdebat masalah tentang Si Neneng dan dilihat oleh warga, tiba-tiba istri
Pak Hansip ngamuk-ngamuk anak sudah tiga masih aja gelo, ngaku-ngaku gak punya istri bilang mau
tidur setiap malam di balai Dusun untuk tugas. Joe pun datang melerai dan istrinya bilang kalau tidur nih
Gomas, mau potong istrinya segala lah, mau Black anaknya dan segala mau dibawa ke Jakarta. terus
bilang “pinky, pinky, pinky, mana yang namanya Pinky yang melet suami saya” sambil teriak-teriak “saya
bu” Terus terang saya pernah dibonceng sama suami Ibu waktu kaki saya sakit “jangan takut saya sudah
punya tunangan kok, ya kan Joe”. “iya, iya Bu. Bulan depan kita kawin dan ibu pasti diundang kok” dan
istri pak hansip Pun minta maaf ke semuanya karena sudah bikin gaduh dan keduanya pun pulang.
Disaat itu semua termenung, Joe bilang “kita kurang bersahabat sama penduduk Kampung, kurang
memperhatikan norma-norma Desa. Joe tanya ke Budi dan Imam “masih mau berantem? Ayo, sekarang
mumpung udah sepi”

Disaat Joe mandi di sungai bareng anak-anak terus mereka naik kerbau, ia melihat Pinky dibawa si Geng
pentol korek keatas bukit. Dipanggil-panggil sama si Joe tapi nggak denger si Pinky. Di ajaklah Pinky ke
puncak bukit melihat pemandangan, saat di sebuah batu Pinky mulai ajukan kuesioner ke si Geng pentol
korek ternyata temannya ada di situ lagi pada ngumpet dan tiba-tiba temannya keluar dan Pinky
dipegangin mau diperkosa, datanglah Joe perkelahian pun tidak bisa dihindarkan Joe pun ke pukul
berkali-kali saat itu Ujang datang sebagai pahlawan dan menghajar semuanya. Geng pentol korek pun
lari ketar-ketir. Joe bangun seperti jagoan, Pinky pingsan dan dibopong sama Ujang.

Esoknya penduduk Kampung gotong royong membuat saluran irigasi atas inisiatif Joe dan kawan-
kawannya Pinky aja Ujang istirahat dan ia bilang terima kasih atas kejadian kemarin sepertinya Pinky ada
hati dengan Ujang dan dikagetkan oleh Joe tiba-tiba Geng pentol korek datang dengan motornya
penduduk pun pada diam Pinky kemudian jalan terus ambil Pacul dari penduduk dan dikasihkan ke
mereka “Ayo kerja” dan merekapun ikut macul, kemudian Joe bilang “Ayo semuanya kita kerja” akhirnya
semuanya pun cair, semua bahu-membahu dengan semangat. Pas mau selesai, tanah terakhir yang mau
di pacul. Pacul nya kemudian dikasihkan sama Ujang ke Pa kepala dusun. Pak kepala dusun dikasihkan ke
Pinky dan dari Pinky dikasih ke Joe dan Joe pun Pacul tanah terakhir, akhirnya air pun mengalir warga
Kampung pun senang.

Di malam hari, diadakanlah acara perpisahan untuk para mahasiswa di balai Dusun. Neneng pun jadi
Penari Jaipong, imam dan Budi ikut menari. Saat selesai Ujang mengumkan pertunangan antara Neneng
adiknya dengan dokter andes Nugraha sang kepala dusun. Pak kepala dusun pun kemudian beri
sambutan dan banyak berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa yang telah membantu penduduk
Kampung dan Pak kepala dusun mau pergi berangkat untuk penataran yang selama Pak kepala dusun
pergi ia serahkan segala urusannya ke Insinyur Sudrajat yang tak lain adalah Ujang dan semua para
mahasiswa pun bengong. Pinky akhirnya kedepan dan bilang “Joe akan tampil kedepan untuk
menghibur penduduk Kampung” akhirnya Joe pun ngibing.

Esoknya Joe dan kawan-kawan sudah siap mau berangkat pulang, banyak penduduk kampung yang
membawa hasil taninya untuk mereka. Ujang bilang “bulan depan ya mau ke Jakarta, Insyaallah kalau
tidak ada halangan ia mampir” dan akhirnya para mahasiswa itu pun pulang. Joe yang bawa oleh-oleh
segerobak diiringi oleh yang lain di belakang.
~Tamat~

Anda mungkin juga menyukai