Anda di halaman 1dari 11

4 Harus yang Perlu Diperhatikan dalam

Bekerja

Kerja itu ada berbagai macam metode dan kondisi, yang berdampak kepada kinerja
berikut hasil dari pekerjaan Anda. Oleh karena itu harus ada beberapa faktor pendukung
yang dapat membuat Anda menjadi salah satu pegawai terbaik dengan terus
mengerjakan segala tugas dengan sebaik-baiknya kemampuan Anda.

Di dalam artikel ini kami akan membahas beberapa tentang faktor yang dapat
mempengaruhi pekerjaan Anda menuju arah yang lebih baik. Berikut ulasannya.

1.Kerja itu harus memiliki tujuan


Kerja itu harus memiliki tujuan dan menjadikannya sebuah plot utama agar Anda tetap
berada di dalam jalan yang Anda inginkan. Tujuan itu bukan semerta-merta tercipta
begitu saja. Namun buatlah tujuan yang memang Anda sungguh ingin menjadikannya
nyata, seperti memiliki kehidupan yang layak yang mampu mensejahterakan keluarga
Anda dan mungkin juga untuk menjadikan Anda pribadi yang lebih baik serta
bertanggung jawab.
Bila Anda sudah memiliki tujuan yang jelas. Maka pekerjaan yang akan Anda lakukan
cenderung lebih teratur dan dapat terus berorientasi pada tujuan yang Anda tunggu.

2.Kerja itu harus optimis


Dalam bekerja itu kita harus memiliki keyakinan terhadap diri sendiri. Karena bila tidak,
bagaimana mungkin Anda dapat mengerjakan segala tugas yang telah diberikan kepada
Anda dengan sebaik-baiknya.
Sifat optimis ini akan selalu menjadi penentu kecepatan serta ketepatan Anda dalam
mengerjakan setiap tugas yang telah diberikan kepada Anda. Tetaplah optimis dalam
bekerja. Karena dengan terus memegang teguh dalam keyakinan Anda, Anda tidak akan
lagi goyah oleh keraguan yang setiap saat dapat menerjang dan menghempaskan Anda.

3.Kerja itu harus pintar


Pintar dalam bekerja itu merupakan sebuah keharusan. Dengan memperhitungkan
tentang apa saja yang dapat kita lakukan dalam menghadapi sebuah permasalahan yang
kerap kali datang mengganggu pekerjaan Anda. Dapat Anda selesaikan dengan cara yang
benar serta dengan sebaik-baiknya.
Bila Anda melakukan pekerjaan itu dengan pintar, maka Anda dapat menemukan cara-
cara baru yang dapat memudahkan Anda dalam bekerja. Sehingga tidak ada kesempatan
lagi bagi orang lain untuk membodohi Anda.

4.Kerja itu harus sepenuh hati


Segala sesuatu yang dilakukan dengan sepenuh hati, tidak akan pernah menghasilkan
sesuatu yang baik. Karena hati merupakan sebuah komponen penting yang ada didalam
tubuh manusia yang dapat mempengaruhi diri sendiri maupun orang lain.
Bila Anda melakukan segala pekerjaan Anda dengan setengah hati, makan mungkin Anda
dapat melakukan segala pekerjaan itu dengan hasil yang optimal. Setidaknya lakukanlah
pekerjaan Anda dengan sungguh-sungguh. Sehingga hasil yang Anda selesaikan nanti
dapat mengantarkan Anda menuju jenjang yang lebih tinggi.

3 Hal yang Perlu Dibangun Ketika Bekerja

1. Skill (Kemampuan)

Skill atau kemampuan adalah salah satu yang dapat “menjual” diri kita. Coba gali apa
kemampuan kita dan kembangkan terus hingga kita dapat melakukannya dengan sangat baik. Jika
kita sudah dapat melakukannya dengan sangat baik, maka orang lain dapat melihat apa
kemampuan dan jika memang membuat orang lain berkesan maka sudah pasti orang itu akan
merekomendasikan kita kepada yang lain juga.

2. Kredibilitas (Nama Baik)

Kredibilitas atau nama baik akan kita dapatkan jika kita terus menerus melatih diri kita
menyelesaikan pekerjaan apa yang sudah di amanahkan kepada kita. Semakin kita sering
menyelesaikan tugas dengan baik, serta berlaku sopan kepada semua orang, maka nama baik akan
semakin terbangun di antara sesama.

3. Network (Jaringan)

Untuk membangun network (jaringan) yang diperlukan adalah keramahan yang tulus. Dengan
senyum maka semua akan tertarik untuk berteman dengan kita. Bertemanlah dengan semua orang
di semua bagian. Kenalilah mereka bukan hanya sekedar dia bekerja di bagian apa. Bangun
kedekatan dengan bercakap-cakap. Sebab ada kalanya kita akan terbantu dengan jaringan atau
network kita.
1. Tupai dan Semut Hitam
Alkisah di sebuah kota kecil ada seorang petani yang sedang duduk di
tepi sawah. Dia duduk sambil memandangi sawahnya yang luasnya
tidak seberapa itu. Di samping sawah tersebut ada juga ladang
miliknya. Di ladang tersebut, ia menanam pohon rambutan, pohon
sirsak dan mangga. Hatinya sangat senang melihat pohon-pohonnya
yang akan panen. Sambil menghitung berapa banyak buah yang akan
dihitung dan keuntungan yang dia dapat, tiba-tiba ia melihat seekor
tupai meloncat dari pohon satu ke pohon lainnya.

Lalu, muncullah kesedihan dalam hatinya bahwa tupai akan merusak


panennya tahun ini. Ternyata, wajah petani tersebut menggoreskan
rasa haru pada semut hitam. Raja semut hitam yang melihatnya
segera mengumpulkan pasukannya untuk mengusir tupai tersebut.
Jadi, semut hitam berbaris dari akar pohon yang paling bawah sampai
batang pohon yang paling tinggi.

Tupai yang melihat semut hitam berbaris langsung pergi dari pohon
ladang tersebut. Konon, semut hitam adalah musuh dari tupai. Karena
kekompakan semut hitam dan jumlahnya banyak, maka tupai tidak
berani dengan semut hitam. Petani tersebut lalu penasaran, mengapa
tupai tersebut pergi dari ladangnya.

Padahal, dia yakin tidak akan ada yang bisa menangkap tupai. Tupai
adalah binatang yang sangat pandai dalam meloncat. Karena
kepandaiannya itulah, banyak petani yang menjadi rugi karena buah
panennya banyak dirusak oleh tupai. Lalu petani tersebut, mendekati
pohon tersebut dan melihat semut yang berbaris di pohonnya. Petani
tersebut sangat bersyukur, karena semut hitam telah berhasil
mengusir hama tupai dari ladangnya. Kisah ini mengingatkan bahwa
sepandai-pandainya tupai meloncat, pasti akan jatuh juga. Tidak ada
orang yang sempurna dalam dunia ini.

Motivasi:
Sepandai apapun kita, tentunya pasti memiliki kekurangan. Tupai yang
pandai meloncat, tetap memiliki kekurangan. Kekurangannya yakni
takut pada semut hitam. Tuhan sudah memberikan talenta kepada
kita, gunakanlah sebaik-baiknya dalam hal positif. Ketika satu orang
diberikan talenta dalam bermain musik, bukan berarti orang tersebut
juga pandai dalam bidang lain. Maka dari itu, bersyukurlah apapun
talenta yang Tuhan berikan pada kita. Tetaplah rendah hati, meskipun
orang lain tidak sepandai kita.

2. Belalang yang Selalu Meremehkan


Dahulu kala, hidup seekor belalang yang riang dan gembira.
Kesehariannya dihabiskan untuk bersenang-senang. Sambil
menikmati harinya, terkadang dia melihat teman-temanya yang lain
sedang sibuk mengumpulkan makanan untuk persiapan di musim
kemarau. Salah seekor semut menyapanya “Wahai belalang, mengapa
engkau tidak mempersiapkan makanan sebagai bekal di musim
kemarau nantinya?” Belalang menjawab dengan enteng “Santai saja,
saya tidak terlalu memikirkan itu”. Singkat cerita, musim kemarau pun
tiba.

Semua serba kering, tanaman yang dulunya hijau dan banyak


menghasilkan buah, sekarang menjadi kering tanpa tersisa apa-apa.
Belalang kebingungan harus mencari makan kemana lagi, dia teringat
dengan ungkapan samut waktu itu kepadanya, dia sangat menyesal
tidak melakukan persiapan sebelumnya. Tak lama setelah itu,
belalang tergeletak pingsan karena tak sanggup menahan rasa lapar
dan hausnya. Akhirnya, dia pun diselamatkan oleh semut dan
diberikan makanan agar kondisinya membaik.

Motivasi:
Jangan pernah meremehkan segala sesuatu. Terkadang musibah
tidak langsung datang begitu saja, oleh sebab itu dibutuhkan
persiapan dalam segala kemungkinan yang terjadi. Dengarkan juga
nasehat dari teman, terkadang itu baik untuk diri kita.

4. Berlatih untuk Ujian


Ujian sekolah selalu dipandang menjengkelkan oleh Andin. Ia selalu
malas dan cenderung takut jika minggu ujian akan tiba. “Malas
banget, ujian itu bikin pusing,” keluh Andin pada seorang temannya.
Saking malasnya, Andin justru tak bisa belajar karena ia takut tak bisa
mengerjakan soal-soal saat ujian. Andin hanya memandang buku-
buku latihan soal dan tak mampu untuk berkonsentrasi. Malam
berikutnya kejadian serupa dialami Andin. 

Ia kian tegang karena sulit untuk berkonsentrasi sementara ujian


sudah akan datang. Gerak-gerik Andin yang gusar dibaca oleh ibunya.
Mulanya sang ibu bertanya kepada Andin, bagaimana persiapannya
untuk menghadapi ujian. “Lancar bu, aku setiap malam belajar,”
ungkap Andin pada ibunya. Lalu pada malamnya, sang ibu diam-diam
berkunjung ke kamar Andin. Di sana Andin terlihat berkeringat dan
terlihat serba bingung. Lagi-lagi, Andi sulit belajar karena merasa
takut. Esok paginya, Ibu Andin kembali bertanya, tapi pertanyaanya
berbeda. 

“Semalam belajar apa, Andin?” Andin bingung karena ia sama sekali


tak bisa menyerap apa yang dipelajari semalam. “Matematika,” jawab
Andin singkat. Tahu jika anaknya kesulitan, Ibu Andin lalu memberikan
masukan. “Andin, tak masalah jika kamu takut menghadapi ujian, tak
masalah juga bila hasilnya kurang bagus.” “Namun yang pasti,
belajarlah dengan hati gembira dan jangan simpan rasa takut.

Sebab seburuk apapun hasil ujian yang penting kita sudah berusaha.”
Andin kemudian melihat ibunya dan kemudian menangis. Ia lalu
berkata pada ibunya, jika sudah seminggu ini tidak bisa belajar karena
takut. Malam yang lain tiba, tapi kali ini hati Andin merasa tenang
karena mendapat kata-kata motivasi oleh ibunya. “Hari ini aku belajar
dulu, soal hasil tidak masalah yang penting berusaha,” tutur Andin
dalam hati. Sampai akhirnya ia pun bisa belajar maksimal untuk
menghadapi ujian sekolahnya dalam waktu dekat.

Motivasi:
Biasakanlah persiapan belajar jauh-jauh hari sebelum melakukan
apapun, karena sesuatu yang mendadak tidak akan menghasilkan
hasil yang maksimal.

5. Pak Tua dan Seorang Pemuda


Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi,
datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung masalah.
Langkahnya gontai dan air mukanya ruwet. Tamu itu, memang tampak
seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu
menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya
mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam
garam, dan meminta temannya untuk mengambil segelas air.
Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan.

“Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya?”, ujar Pak tua itu.
“Asin, asin sekali,” jawab sang tamu, sambil meludah ke samping. Pak
Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk
berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua
orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke
tepi telaga yang tenang itu. Pak tua itu, lalu kembali menaburkan
segenggam garam, ke alam telaga itu. Dengan sepotong kayu,
dibuatnya gelombang dengan mengaduk-aduk dan tercipta riak air,
mengusik ketenangan telaga itu.

“Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah.” Saat tamu itu selesai
mereguk air, Pak tua berkata lagi, “Bagaimana rasanya?”. “Segar”,
sahut tamunya. ‘Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?’,
tanya Pak tua lagi. ‘Tidak’, jawab si anak muda. Dengan bijak, Pak tua
itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya
duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. “Anak muda,
dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam,
tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama dan
memang akan tetap sama.”

“Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari


wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan
tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung hati
kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam
hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah
dadamu menerima semuanya.

Luaskanlah hatimu untuk menampung semua kepahitan itu.” Pak tua


itu kembali memberikan nasehat. “Hatimu adalah wadah itu. Kalbumu
adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan
hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu
meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran
dan kebahagiaan.”
Motivasi:
Lapangkanlah hati dalam setiap kehidupan yang dijalani. Masalah
yang muncul dan berbagai rintangan merupakan hal yang lumrah.
Sebagai umat manusia, kita wajib mencari solusi dari setiap masalah
yang terjadi dan jangan pernah putus asa.

6. Lompatan Belalang
Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari
ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya tersebut. Dengan
gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasannya. Di perjalanan
ia bertemu dengan seekor belalang lain. Namun ia keheranan kenapa
belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan penasaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya,


“Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita
tidak jauh berbeda dari usia ataupun bentuk tubuh?” Belalang itu pun
menjawabnya, “Dimanakah kau selama ini tinggal? Karena semua
belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang
aku lakukan”.

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang
selama ini membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang
lain yang hidup di alam bebas. Kadang-kadang kita sebagai manusia
tanpa sadar pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang.
Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan yang
beruntun, perkataan teman, atau pendapat tetangga, seolah membuat
kita terkurung dalam kotak semu yang membatasi semua kelebihan
kita.

Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apapun yang mereka


voniskan kepada kita tanpa pernah berpikir benarkah anda separah
itu? Bahkan lebih buruk lagi, kita lebih memilih untuk mempercayai
mereka daripada mempercayai diri sendiri. Tidakkah anda pernah
mempertanyakan kepada hati nurani bahwa anda bisa “melompat
lebih tinggi dan lebih jauh” kalau anda mau menyingkirkan “kotak” itu?
Tidakkah anda ingin membebaskan diri agar anda bisa mencapai
sesuatu yang selama ini anda anggap diluar batas kemampuan anda?

Motivasi:
Beruntung sebagai manusia kita dibekali Tuhan kemampuan untuk
berjuang, tidak hanya menyerah begitu saja pada apa yang kita alami.
Karena itu teman, teruslah berusaha mencapai apapun yang ingin
dicapai. Sakit memang, lelah memang, tetapi bila kita sudah sampai
ke puncak, semua pengorbanan itu pasti terbayar. Kehidupan kita
akan lebih baik kalau hidup dengan cara hidup yang dipilih. Bukan cara
hidup yang seperti mereka pilihkan untuk kita.

7. Buah Kebaikan
Suatu hari diceritakan ada sebuah rumah di tengah hutan yang dihuni
oleh seorang ibu dan anak. Anak dari ibu tersebut terbilang masih
dalam usia kecil. Pada waktu berikutnya anak tersebut berada di
halaman rumah untuk bermain. Pada saat yang bersamaan datanglah
seekor rusa.

Rusa tersebut berusaha memasukkan tanduknya ke dalam pakaian


sang anak kecil tadi. Sehingga anak kecil tersebut seperti terangkat di
atas tanduk rusa. Seketika anak tersebut ketakutan terhadap rusa dan
menangis sambil berteriak memanggil ibunya. Secara refleks sang ibu
keluar dari rumah dan mulai melihat yang terjadi.

Tak disangka anak tersebut sudah dibawa lari ke dalam hutan oleh
rusa. Sang ibu sekuat tenaga berusaha mengejar rusa tersebut masuk
ke dalam hutan. Namun sampai di dalam hutan, anak kecil yang
dibawa rusa tersebut sudah berada di area rerumputan luas dan
bermain seperti biasanya.

Sang ibu begitu bahagia telah menemukan anaknya dan mulai


menggendong anaknya. Mereka kembali pulang ke rumah yang
ditinggali. Namun apa yang terjadi, ternyata rumah tersebut telah
tertimpa oleh pohon besar. Tentunya kondisi rumah tersebut menjadi
rata luluh rantak. Sang ibu mulai berpikir jika ia masih di dalam tanpa
mengejar sang anak apa yang akan terjadi padanya.

Seketika ia ingat pada beberapa tahun sebelumnya ia menyelamatkan


anak rusa dari incaran pemburu. Ibu tersebut menutupi anak rusa
dengan berbagai macam kain agar tak ketahuan oleh para pemburu.
Ketika para pemburu sudah tiada di tempat tersebut, sang ibu mulai
mengambil kain yang menutupi rusa dan mulai melepaskan rusa
tersebut ke dalam hutan.

Tanpa disangka jika rusa yang membawa anaknya tadi adalah anak
rusa yang telah ia selamatkan dulu. Seakan-akan anak rusa tersebut
berusaha untuk mengucapkan terima kasih kepada sang ibu dengan
cara membawa anaknya lari ke hutan untuk menyelamatkan keluarga
ibu dari hatman pohon tumbang.

Motivasi:
Dari kejadian tersebut ibu berkata kepada sang anak jika membantu
semua makhluk ciptaan Tuhan meski sekecil apa pun kelak tetap
akan berbalik pada diri kita. Dari cerita kecil tersebut kita juga bisa
belajar bagaimana pentingnya untuk membantu makhluk Tuhan tanpa
membedakan hal apa pun. Sebab semua benih kebaikan yang kita
tanamkan kelak akan kita tuai di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai