Pengendalian Gulma Pada Tanaman Padi Tanpa Olah Tanah
Pengendalian Gulma Pada Tanaman Padi Tanpa Olah Tanah
KELOMPOK 2
Peningkatan Produksi
Persiapan Lahan
Pengendalian Gulma
Herbisida
Pada 8 MSA perlakuan A hingga F tidak berbeda nyata, sehingga semua perlakuan sudah cukup efektif untuk
mengendalikan gulma Leptochloa chinensis baik perlakuan herbisida campuran tanpa olah tanah atau olah
tanah sempurna dengan dilakukan penyiangan manual atau olah tanah sempurna tanpa penyiangan
Pada 8 MSA perlakuan B menunjukkan hasil bobot kering gulma yang paling kecil dan tidak berbeda nyata
dengan perlakuan A,C dan D, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan E dan F, sehingga sehingga semua
penggunaan herbisida sudah cukup efektif untuk mengendalikan gulma Fimbristylis miliacea dengan perlakuan
tanpa olah tanah.
Bobot Kering Gulma Echinochloa crus-galli
Pada 8 MSA perlakuan B, C, D, E tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan
A dan F, sehingga penggunaan herbisida dengan dosis 1000 gr/ha sudah cukup efektif untuk
mengendalikan gulma Echinochloa crus-galli dengan perlakuan tanpa olah tanah.
Pada 8 MSA perlakuan A, B, C, D, E tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata dengan
perlakuan F, sehingga semua penggunaan herbisida sudah cukup efektif untuk mengendalikan
gulma Ludwigia perennis dengan perlakuan tanpa olah tanah.
Bobot Kering Gulma Lain
Pada 8 MSA perlakuan B, C, D, E tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan A
dan F, sehingga penggunaan herbisida dengan dosis 1000 gr/ha sudah cukup efektif untuk
mengendalikan gulma lain dengan perlakuan tanpa olah tanah.
Penggunaan herbisida dengan dosis 1000 gr/ha sudah cukup efektif untuk menekan pertumbuhan
gulma total hingga 8 MSA dengan perlakuan tanpa olah tanah.
Tinggi Tanaman Padi
Pada komponen hasil jumlah anakan produktif tanaman padi hasil tertinggi Bobot gabah kering pada padi tertinggi
terdapat pada perlakuan C sedangkan untuk jumlah anakan produktif terdapat pada perlakuan C (herbisida
terendah terdapat pada perlakuan F (kontrol). dosis 1250 gr/ha)
Pada komponen hasil bobot 1000 butir, jumlah bobot 1000 butir tertinggi Bobot gabah kering pada padi terendah
terdapat pada perlakuan E sedangkan bobot 1000 butir yang paling rendah terdapat pada perlakuan F (OTS+tanpa
terdapat pada perlakuan kontroL penyiangan).
Pengamatan komponen hasil jumlah bulir per malai hasil tertinggi terdapat
pada perlakuan C sedangkan jumlah bulir per malai terendah terdapat
Perlakuan
pada perlakuan A dan juga perlakuan D dengan dosis herbisida sebanyak (1500 gr/ha) cenderung
kontrol.
memiliki jumlah anakan yang lebih banyak.
Kesimpulan
Pada umumnya kesuksesan dari teknologi TOT padi sawah dibatasi oleh investasi gulma. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pengendalian terhadap gulma agar tidak mengganggu tanaman padi
pada sistem TOT.
Beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk mengendalikan gulma yaitu secara manual, mekanik,
pemilihan varietas, pola tanam, dan herbisida.
Berdasarkan jurnal diketahui bahwa herbisida campuran metil metsulfuron 0,7% + chlorimuron etil
0,7% +2,4-D Na 75% pada dosis 1000 gr/ha efektif mengendalikan gulma dominan, gulma lain dan
gulma total.
Sementara itu, herbisida campuran metil metsulfuron 0,7% + chlorimuron etil 0,7% +2,4-D Na 75%
pada dosis 1250 gr/ha berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah
varietas Ciherang pada sistem tanpa olah tanah.
Daftar Pustaka
Felixia, C. (2016). Penggunaan Herbisida Amonium Glufosinat pada Persiapan Lahan Padi Sawah (Oryza sativa L.) dengan Sistem Tanpa Olah
Tanah (Doctoral dissertation, Fakultas Pertanian).
Hayati, E. P. Z., & Aktrinisia, M. (2018). STUDI ADAPTASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa) DI TANAH
GAMBUT. Jurnal Agro Indragiri, 3(2), 292-298.
Kesuma, S. D., & Anwar, S. (2015). Dampak aplikasi herbisida IPA glifosat dalam sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) terhadap tanah dan tanaman
padi sawah. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 5(1), 61-61.
Pratiwi, S. H. (2016). Pertumbuhan dan hasil padi (Oryza sativa L.) sawah pada berbagai metode tanam dengan pemberian pupuk organik.
Gontor AGROTECH Science Journal, 2(2), 1-19.
Purnamasari, C. D., Tyasmoro, S. Y., & Sumarni, T. (2017). Pengaruh Teknik Pengendalian Gulma Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa L). Jurnal
Produksi Tanaman, 5(5), 870-879.
Rahayu, H.L. 1992. Aplikasi Herbisida Metil Metsulfuron Dan Campurannya Dengan 2,4-D Pada Dosis Dan Tinggi Air Yang Berbeda Pada Saat
Aplikasi Untuk Mengendalikan Gulma Pada Padi Sawah (Skripsi)Bogor : Institut Pertanian Bogor
Widaryanto, E., Saitama, A., & Zaini, A. H. (2021). Teknologi Pengendalian Gulma. Universitas Brawijaya Press.
Widayat, D., Umiyati, U., Sumekar, Y., & Gultom, C. B. W. (2018). Pengaruh Dosis Herbisida Campuran Metil Metsulfuron 0, 7%+ Chlorimuron Etil
0, 7%+ 2, 4-D Na 75% terhadap Gulma, Pertumbuhan dan Hasil Padi (Oryza sativa L.) pada Sistem Tanpa Olah Tanah. Jurnal Agrotek
Indonesia, 3(2), 79-88.
Terima
Kasih!