Anda di halaman 1dari 17

Pengendalian Gulma Pada

Tanaman Padi Tanpa Olah


Tanah (TOT)
STUDI KASUS

“Pengaruh Dosis Herbisida Campuran Metil Metsulfuron 0,7% +


Chlorimuron Etil 0,7% + 2,4D Na 75% terhadap Gulma, Pertumbuhan
dan Hasil Padi (Oryza sativa L.) pada Sistem Tanpa Olah Tanah”

KELOMPOK 2

Salma Mawarnis 150510200037


Devinta Dwi Afrilianti 150510200051
Overview
01 Latar Belakang 04 Hasil dan Pembahasan
02 Tinjauan Pustaka 05 Kesimpulan

03 Bahan dan Metode 06 Daftar Pustaka


Latar Belakang
Padi

Peningkatan Produksi

Persiapan Lahan

Tanpa Olah Tanah (TOT)

Pengendalian Gulma

Herbisida

Herbisida campuran Metil Metsulfuron


0,7% + Chlorimuron Etil 0,7% + 2,4 D Na 75%
Persiapan
Lahan
Olah Tanah Sempurna (OTS)
Sistem olah tanah sempurna pada lahan sawah dilakukan dengan
menggenangi sawah hingga jenuh supaya tanah menjadi lunak yang
kemudian dilakukan pembajakan dua kali dan penggaruan untuk
pelumpuran lahan, sehingga dengan sistem olah tanah ini memerlukan
waktu yang relatif lama sebelum padi ditanam.

Tanpa Olah Tanah (TOT)


Menurut Balitan tahun 2010, teknologi tanpa olah tanah (TOT) yaitu cara
pengolahan lahan yang dikembangkan untuk mengatasi beberapa
kelemahan pada sistem olah tanah sempurna (OTS).
Gulma dan Pengendalian
Gulma pada Tanaman Padi

Gulma sendiri adalah tumbuhan yang keberadaannya pada


lahan budidaya tidak dikehendaki oleh manusia pada suatu
lokasi yang keberadaanya dapat menurunkan hasil pertanian

Terdapat beberapa teknik pengendalian gulma pada


tanaman padi terutama yang dilakukan dengan sistem
Tanpa Olah Tanah (TOT) yaitu diantaranya yaitu secara
manual, mekanik, pengaturan jarak tanam yang lebih rapat,
pemilihan varietas, pola tanam, dan penggunaan herbisida
Herbisida
Herbisida berasal dari kata herba yang artinya gulma dan
sida yang artinya membunuh
Dalam pengaplikasian herbisida diperlukan adanya
perpaduan dua atau lebih jenis bahan aktif
Salah satu contoh campuran herbisida yang dinilai dapat
menghasilkan kinerja yang baik dalam mengendalikan gulma
adalah campuran herbisida metil metsulfuron+ 2,4-D +
Chlorimuron Etil
Bahan dan Metode

01 Waktu dan Tempat 02 Alat dan Bahan


Waktu : Oktober-Februari 2017 Alat : Sprayer knapsack semi automatic, Nozel
Tempat : SPLPP (Sanggar Penelitian T-jet (FF-Flat Fan Nozel), Gelas ukur, Pipet,
Latihan dan Pengembangan Timbangan alitik, timbangan biasa, kuadran,
Pertanian) Universitas Padjadjaran oven
Ciparay, Kecamatan Baleendah, Bahan : Benih padi varietas ciherang, Air,
Kabupaten Bandung. Herbisida Ally Plus 77 WP (campuran bahan aktif
metil metsulfuron 0,7% + Chlorimuron etil 0,7% +
2,4-D Na 75%), Pupuk dasar seperti Urea, TSP
dan KCl
Bahan dan Metode
03 Metode Penelitian
04 Pengamatan

Kode Perlakuan Dosis (g/ha) Bobot kering gulma per species


Pertumbuhan padi (tinggi tanaman
dan jumlah anakan)
Metil metsulfuron 0,7% + chlorimuron etil 0,7% + Komponen hasil (jumlah anakan
A 750
2,4-D Na 75% (Ally Plus 77 WP) produktif, jumlah butir per malai dan
bobot 1000 butir)
Metil metsulfuron 0,7% + chlorimuron etil 0,7% +
B 1000 Hasil tanaman padi
2,4-D Na 75% (Ally Plus 77 WP)

Metil metsulfuron 0,7% + chlorimuron etil 0,7% +


C 1250
2,4-D Na 75% (Ally Plus 77 WP)

Metil metsulfuron 0,7% + chlorimuron etil 0,7% +


D 1500
2,4-D Na 75%(Ally Plus 77 WP)

E Penyiangan secara Manual + OTS 2X

F Olah Tanah Sempurna (OTS) + tanpa penyiangan Kontrol


HASIL DAN
PEMBAHASAN
Bobot Kering Gulma Leptochloa chinensis

Pada 8 MSA perlakuan A hingga F tidak berbeda nyata, sehingga semua perlakuan sudah cukup efektif untuk
mengendalikan gulma Leptochloa chinensis baik perlakuan herbisida campuran tanpa olah tanah atau olah
tanah sempurna dengan dilakukan penyiangan manual atau olah tanah sempurna tanpa penyiangan

Berat Gulma Fimbristylis miliacea

Pada 8 MSA perlakuan B menunjukkan hasil bobot kering gulma yang paling kecil dan tidak berbeda nyata
dengan perlakuan A,C dan D, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan E dan F, sehingga sehingga semua
penggunaan herbisida sudah cukup efektif untuk mengendalikan gulma Fimbristylis miliacea dengan perlakuan
tanpa olah tanah.
Bobot Kering Gulma Echinochloa crus-galli

Pada 8 MSA perlakuan B, C, D, E tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan
A dan F, sehingga penggunaan herbisida dengan dosis 1000 gr/ha sudah cukup efektif untuk
mengendalikan gulma Echinochloa crus-galli dengan perlakuan tanpa olah tanah.

Bobot Kering Gulma Ludwigia perennis

Pada 8 MSA perlakuan A, B, C, D, E tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata dengan
perlakuan F, sehingga semua penggunaan herbisida sudah cukup efektif untuk mengendalikan
gulma Ludwigia perennis dengan perlakuan tanpa olah tanah.
Bobot Kering Gulma Lain

Pada 8 MSA perlakuan B, C, D, E tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan A
dan F, sehingga penggunaan herbisida dengan dosis 1000 gr/ha sudah cukup efektif untuk
mengendalikan gulma lain dengan perlakuan tanpa olah tanah.

Berat Gulma Total

Penggunaan herbisida dengan dosis 1000 gr/ha sudah cukup efektif untuk menekan pertumbuhan
gulma total hingga 8 MSA dengan perlakuan tanpa olah tanah.
Tinggi Tanaman Padi

Penggunaan herbisida campuran metil metsulfuron 0,7% + chlorimuron etil


0,7% + 2,4-D Na 75% tidak memberikan pengaruh terhadap laju
pertumbuhan tinggi tanaman padi.

Jumlah Anakan Tanaman Padi

Perlakuan D dengan dosis herbisida sebanyak (1500 gr/ha) cenderung


memiliki jumlah anakan yang lebih banyak.
Komponen Hasil Tanaman Padi Hasil Tanaman Padi

Pada komponen hasil jumlah anakan produktif tanaman padi hasil tertinggi Bobot gabah kering pada padi tertinggi
terdapat pada perlakuan C sedangkan untuk jumlah anakan produktif terdapat pada perlakuan C (herbisida
terendah terdapat pada perlakuan F (kontrol). dosis 1250 gr/ha)
Pada komponen hasil bobot 1000 butir, jumlah bobot 1000 butir tertinggi Bobot gabah kering pada padi terendah
terdapat pada perlakuan E sedangkan bobot 1000 butir yang paling rendah terdapat pada perlakuan F (OTS+tanpa
terdapat pada perlakuan kontroL penyiangan).
Pengamatan komponen hasil jumlah bulir per malai hasil tertinggi terdapat
pada perlakuan C sedangkan jumlah bulir per malai terendah terdapat
Perlakuan
pada perlakuan A dan juga perlakuan D dengan dosis herbisida sebanyak (1500 gr/ha) cenderung
kontrol.
memiliki jumlah anakan yang lebih banyak.
Kesimpulan
Pada umumnya kesuksesan dari teknologi TOT padi sawah dibatasi oleh investasi gulma. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pengendalian terhadap gulma agar tidak mengganggu tanaman padi
pada sistem TOT.
Beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk mengendalikan gulma yaitu secara manual, mekanik,
pemilihan varietas, pola tanam, dan herbisida.
Berdasarkan jurnal diketahui bahwa herbisida campuran metil metsulfuron 0,7% + chlorimuron etil
0,7% +2,4-D Na 75% pada dosis 1000 gr/ha efektif mengendalikan gulma dominan, gulma lain dan
gulma total.
Sementara itu, herbisida campuran metil metsulfuron 0,7% + chlorimuron etil 0,7% +2,4-D Na 75%
pada dosis 1250 gr/ha berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah
varietas Ciherang pada sistem tanpa olah tanah.
Daftar Pustaka
Felixia, C. (2016). Penggunaan Herbisida Amonium Glufosinat pada Persiapan Lahan Padi Sawah (Oryza sativa L.) dengan Sistem Tanpa Olah
Tanah (Doctoral dissertation, Fakultas Pertanian).

Hayati, E. P. Z., & Aktrinisia, M. (2018). STUDI ADAPTASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa) DI TANAH
GAMBUT. Jurnal Agro Indragiri, 3(2), 292-298.

Kesuma, S. D., & Anwar, S. (2015). Dampak aplikasi herbisida IPA glifosat dalam sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) terhadap tanah dan tanaman
padi sawah. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 5(1), 61-61.

Pratiwi, S. H. (2016). Pertumbuhan dan hasil padi (Oryza sativa L.) sawah pada berbagai metode tanam dengan pemberian pupuk organik.
Gontor AGROTECH Science Journal, 2(2), 1-19.

Purnamasari, C. D., Tyasmoro, S. Y., & Sumarni, T. (2017). Pengaruh Teknik Pengendalian Gulma Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa L). Jurnal
Produksi Tanaman, 5(5), 870-879.

Rahayu, H.L. 1992. Aplikasi Herbisida Metil Metsulfuron Dan Campurannya Dengan 2,4-D Pada Dosis Dan Tinggi Air Yang Berbeda Pada Saat
Aplikasi Untuk Mengendalikan Gulma Pada Padi Sawah (Skripsi)Bogor : Institut Pertanian Bogor

Widaryanto, E., Saitama, A., & Zaini, A. H. (2021). Teknologi Pengendalian Gulma. Universitas Brawijaya Press.

Widayat, D., Umiyati, U., Sumekar, Y., & Gultom, C. B. W. (2018). Pengaruh Dosis Herbisida Campuran Metil Metsulfuron 0, 7%+ Chlorimuron Etil
0, 7%+ 2, 4-D Na 75% terhadap Gulma, Pertumbuhan dan Hasil Padi (Oryza sativa L.) pada Sistem Tanpa Olah Tanah. Jurnal Agrotek
Indonesia, 3(2), 79-88.
Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai