Anda di halaman 1dari 20

2

Benih Hal penting yang diperlukan untuk perhitungan kebutuhan benih adalah informasi berat 1000
benih. Untuk mendapatkannya bisa dengan menghitung dan menimbang berat 1000 benih.

Jika tidak ada timbangan untuk menimbang benih, bisa dengan pendekatan jumlah benih dalam
kemasan. Misalnya jumlah benih mentimun kemasan 25 gr berisi 800 benih. Dari informasi tersebut
kemudian kita bisa hitung berat (gram) dari 1000 benih tersebut.

Informasi jumlah benih terkadang ada di keterangan kemasan, namun jika tidak ada maka terpaksa kita
harus menghitung jumlah benih per kemasan secara manual.

2. Luas Lahan Informasi luas tanam diperlukan karena penanaman akan dilakukan diatas bidang yang
akan dibagi dengan jarak tanam. Hasil pembagian akhirnya berupa jumlah populasi tanaman.

Ukuran luas tanam di berbagai daerah mempunyai perbedaan, terutama dalam istilah satuan dan
ukurannya sendiri. Apapun istilah dan satuan yang digunakan, satuan lokal tersebut perlu dikonversi ke
dalam ukuran standar, seperti meter persegi atau hektare.

3. Jarak Tanam Penggunaan jarak tanam untuk mengetahui jumlah populasi tanaman atau jumlah titik
tanam dalam suatu luasan. Jarak tanam yang teratur dapat mempermudah proses budidaya, seperti
pemupukan, pembersihan gulma, penyemprotan hingga pemanenan.

Jarak tanam tanpa ukuran yang tetap atau standar, bisa menyebabkan kebutuhan benih berbeda dalam
setiap penanaman. Misalnya dalam satu hektar pada musim lalu membutuhkan 15 kg benih jagung,
namun musim ini mencapai 20 kg benih. Jarak tanam merupakan salah satu kunci keberhasilan
budidaya. Penanaman dengan jarak tanam terlalu rapat berisiko rentan terhadap serangan penyakit,
karena populasi padat menyebabkan kelembaban meningkat. Sedangkan jika jarak tanam terlalu
renggang maka produktivitasnya kurang optimal. Oleh sebab itu kita perlu mengetahui jarak tanam ideal
setiap varietas.

4. Daya Tumbuh Setiap varietas tanaman yang dikemas secara komersial pasti mempunyai informasi daya
tumbuh dengan satuan %. Dalam perhitungan kebutuhan benih, informasi nilai daya tumbuh untuk
memastikan jumlah benih yang dapat tumbuh ketika ditanam. Informasi tersebut juga sekaligus untuk
menentukan jumlah benih yang diperlukan untuk penyulaman.

Berikut Rumus Menghitung Kebutuhan Benih : (Luas lahan / jarak tanam) x (100/daya tumbuh) x jumlah
tan per lubang x (berat 1000 benih/1000)
Keterangan : Perhitungan luas atau panjang harus menggunakan satuan yang sama (misalnya satuan
hektare dan centimeter, perlu dikonversi menjadi meter).

Luas lahan = hektar (konversi hektar menjadi meter persegi dengan dikali 10.000).

Jarak tanam = centimeter (konversi centimeter menjadi meter dengan dibagi 100).

Dengan membagi luas lahan dan jarak tanam maka dihasilkan jumlah titik tanam. Untuk mendapatkan
titik tanam yang utuh 100% tanpa ada yang mati, maka perlu penyesuaian dengan nilai daya tumbuh
yaitu dikalikan dengan (100/daya tumbuh). Hasilnya merupakan titik tanam yang ditambahkan dengan
benih sulaman. Mengingat terkadang jumlah benih per lubang tanam lebih dari satu benih. Maka
kemudian jumlah titik tanam tersebut perlu dikalikan dengan jumlah benih per lubang tanam. Nilainya
bisa dua kali lipat jika isinya dua benih per lubang tanam.

Hasilnya kita baru mengetahui jumlah populasi total termasuk dengan sulaman. Berhubung berat benih
satuaannya gram. Kemudian selanjutnya kita perlu mengkonversi jumlah populasi total tersebut ke
dalam ukuran berat benih (gr). Caranya dengan mengalikan total populasi tersebut dengan (berat 1000
benih / 1000).

Misal dari perhitungan total populasi adalah 20.000 benih, sedangkan berat per 1000 benih adalah 20 gr
maka berat benih total yang dibutuhkan adalah 20.000 x (20/1000) =400 gram.

Bagaimana masih bingung cara menggunakan rumusnya? Kalau masih bingung, bisa lihat hasil
perhitungan kebutuhan Benih Pertiwi pada link berikut : Kebutuhan Benih Pertiwi per Hektar

3
pestisida yang tepat. Dalam konsep PHT, penggunaan pestisida harus memenuhi enam tepat :
yaitu (1) tepat sasaran, (2) tepat mutu, (3) tepat jenis pestisida, (4) tepat waktu, (5) tepat dosis
atau konsentrasi, dan (6) tepat cara penggunaan.

Tepat Sasaran

Pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis hama dan penyakit tanaman yang menyerang.
Pestisida yang bersifat sapu rata bisa membunuh banyak hama dan penyakit tidak diijinkan
peredarannya.

Tepat Mutu

Pestisida yang digunakan harus bermutu baik, terdaftar dan diijinkan oleh Komisi Pestisida.

Tepat Jenis Pestisida


Pilih jenis pestisida yang dianjurkan untuk mengendalikan suatu jenis hama dan penyakit pada
suatu jenis tanaman.

Tepat Waktu Penggunaan

Waktu penggunaan pestisida harus tepat, yaitu pada saat hama dan penyakit mencapai ambang
pengendalian. Waktu penyemprotan dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu udara <
30oC dan kelembaban udara 50-80%.

Tepat Dosis atau Konsentrasi Formulasi

Dosis atau konsentrasi formulasi harus tepat yaitu sesuai dengan rekomendasi anjuran pada
label pestisida.

Tepat Cara Penggunaan

Penggunaan pestisida dapat diaplikasikan dengan cara disemprotkan,penyiraman,


perendaman,penaburan, pengembusan, pengolesan, dll. Informasi tersebut dapat diperoleh
dari brosur atau label kemasan pestisida.

Cara menghitung dosis Pestisida

Kali ini kita akan membahas tentang cara menghitung dosis pestisida. Dosis pestisida yang tepat
dapat mengendalikan hama dan penyakit sasaran secara efektif dan efisien. Efektif karena hama
dan penyakit dapat dikendalikan dan tidak boros penggunaan pestisida.

Sebelum menentukan dosis pestisida, ada baiknya kita ketahui pengertian dosis pestisida. Dosis
pestisida adalah jumlah pestisida yang dicampurkan atau diencerkan dengan air yang digunakan
untuk menyemprot hama atau penyakit dengan luas tertentu.

Pada label kemasan pestisida, ada beberapa satuan dalam menuliskan dosis, antara lain :

3-5 g/L

3-5 ml/L

100-200 g/ha
100-200 ml/ha

Untuk dosis no. 1 dan no. 2, penghitungan dosis dengan mudah dihitung dengan mengalikan
dosis dan kapasitas tangki.

Contoh:

No 1. : Dosis 3-5 ml/L —- kita pakai yang 5 ml/L

Kapasitas tangki = 14 liter

Dosis untuk 1 tangki 14 liter = 5 x 14 = 70 ml/14 L = 70 ml/tangki

Penghitungan dosis tersebut berlaku juga untuk no 2. Akan tetapi penghitungan dosis untuk no
3 dan no 4 harus ditentukan dulu volume semprotnya. Volume semprot yang biasa dianjurkan
adalah 300 L/ha, 400 L/ha dan 500 L/ha.

Contoh :

No 3 : Dosis 100-200 g/ha —-kita pakai yang 200 g/ha

Volume semprot = 400 L/ha

Kapasitas tangki = 14 liter

Hitung dosis per liter = 200/400 L x 1 L = 0,5 ml/L Dosis untuk 1 tangki 14 liter = 0,5 ml/L x 14 = 7
ml/14 L atau 7 ml/tangki

Penghitungan dosis berlaku juga untuk no. 4

Demikian ulasan cara menghitung dosis pestisida dengan konsep PHT, semoga menambah
wawasan dan bermanfaat untuk anda.

4
Perlakuan benih

Setelah memastikan benih tanaman yang akan kita tanam berasal dari benih unggul, masih ada
pekerjaan berikutnya berupa perlakukan (treatment) terhadap benih. Perlakukan benih
dilakukan dengan tujuan untuk mematahkan masa dormansi benih dan memilih benih yang
bernas supaya benih dapat tumbuh cepat, seragam dan sehat serta merupakan perlindungan
awal tanaman terhadap serangan hama dan penyakit terutama pada stadia bibit.
Perlakuan benih untuk mematahkan dormansi benih dapat dilakukan melalui perendaman
benih dengan air panas (55 oC), sedangkan untuk menghilangkan atau memproteksi benih dari
serangan jamur biasanya benih direndam dalam larutan fungisida. Untuk fungisida alami petani
organik biasanya menggunakan ramuan seperti larutan ekstrak lengkuas. Untuk memacu
pertumbuhan akar dan menginduksi ketahanan terhadap penyakit dilakukan perendaman
dengan PGPR.

Pemilihan benih

Benih dengan berat jenis lebih tinggi, mempunyai mutu fisiologis (daya kecambah dan vigor)
yang lebih tinggi, serta pertumbuhan dilapang yang lebih cepat dan seragam. Pemilihan benih
untuk mendapatkan benih yang bernas dapat menggunakan larutan air garam atau abu (pada
benih padi). Tujuan perendaman ini adalah untuk mendapatkan benih yang bernas, menekan
atau menghilangkan inokulum penyakit yang terbawa pada benih karena air garam atau abu
berfungsi antiseptik. Hanya benih padi yang tenggelam dalam larutan air garam atau abu saja
yang dipilih untuk disemai.

Bagaimana Cara Penanganan Terhadap Bibit Tanaman Buah Pasca Pengiriman

Bibit Tanaman buah yang anda pesan layu? hal seperti ini sering menjadi momok bagi bara
pecinta budidaya tanaman buah, bibit tanaman buah terlihat layu, kurang sehat dan tidak
tampak sama pada pemesanan. yang sering terjadi adalah menganggap bibit yang kita pesan
memiliki kualitas yang kurang bagus. apakah benar seperti itu..??? sering kita merasa galau,
sedih bahkan marah, jika melihat bibit tanaman buah yang kita pesan terlihat layu pada saat
tiba ditempat tujuan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ada beberapa kiat-kiat yang perlu kita perhatikan
antara lain : Setelah melakukan pememesan bibit dan sebelum bibit datang/diterima, kami
sarankan untuk segera menyiapkan terlebih dahulu media tanam berupa campuran tanah,
pupuk kandang, dan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1. Jika tidak tersedia sekam padi,
media tanam cukup berupa campuran tanah dan pupuk. Yang penting diperhatikan, media
tanamnya harus gembur (porous) agar air siraman menyerap sempurna / mengalir lancar.

Saran : hindari pemakaian pupuk kimia. Gunakam selalu pupuk organik seperti pupuk kandang
dan kompos. Gunakan pupuk kimia hanya pada waktu dan dosis yang memang dibutuhkan.

Adapun Cara Penanganan Terhadap Bibit Tanaman Buah Pasca Pengiriman sebagai berikut :
Penanganan bibit pasca pengiriman

Penanganan bibit pasca pengiriman

Step #1 – Jika paket lebih dari dua hari perjalanan, sebaiknya pangkas / buang daun (30% –
50%) dengan alat potong.

Penanganan bibit pasca pengiriman 2

Penanganan bibit pasca pengiriman 2

Step #2 – Segera tanam bibit dalam polybag yang kami sertakan atau dalam pot dengan media
yang telah dipersiapkan. Ukuran pot disesuaikan dengan ukuran tanaman. Dasar pot harus
diberi lubang yang cukup agar tidak terjadi genangan air di dasar pot.

Step #3 – Siram dengan air sampai media benar-benar basah.

Penanganan bibit pasca pengiriman 3

Penanganan bibit pasca pengiriman 3

Step #4 – Untuk sementara waktu, letakan tanaman ditempat yang teduh atau ternaungi (misal
dibawah paranet atau dibawah pohon besar) sampai tanaman terlihat benar-benar segar
(mungkin butuh waktu beberapa hari atau beberapa minggu). Setelah tanaman benar-benar
segar dan sehat, pindahkan ketempat dimana matahari cukup. Umumnya tanaman
membutuhkan sinar matahari minimal 6 – 8 jam per hari.

Step #5 – Untuk selanjutnya tinggal perawatan rutin pada Umumnya.

Baca Juga : Aneka Jenis Bibit Tanaman Buah Yang Cocok Untuk Dibudidayakan di Dataran
Rendah

Demikian sajian informasi dari kami, Semoga informasi ini bisa membantu Anda dalam
Penanganan bibit tanaman buah yang akan dibudidayakan. Anda berminat untuk
membudidayakan tanaman Buah dirumah anda? kami siap membantu anda dengan
menyediakan tanaman Bibit Buah berkualitas dengan harga murah. Kami siap kirim kirim ke
seluruh Indonesia.

Untuk Informasi Harga dan Pemesanan Bibit Tanaman Buah, Silahkan hubungi Customer Service
kami.

Related
Cara Penanganan Bibit Tanaman Buah Pasca Pengiriman, Cara mengatasi bibit buah pasca
pengiriman, cara penanganan bibit buah pasca pengiriman, cara mengatasi bibit layu pasca
pengiriman, cara mengatasi bibit layu, bibit layu pasca pengiriman, bibit tidak sehat pasca
pengiriman, bagaimana mengatasi bibit buah layu, bagaimana mengatasi bibit buah layu pasca
pengiriman, bibit tanaman buah layu setelah pengiriman.

SKIP TO THE CONTENT

RawaBibit.com

TANAMAN HOLTIKULTURAN

6 Jenis Teknik Perbanyakan Vegetatif Pada Tanaman Untuk Menghasilkan Bibit Yang Berkualitas
Unggul

Posted on April 8, 2018 2

Jenis Perbanyakan vegetatif

Jenis Perbanyakan vegetatif

6 Jenis Teknik Perbanyakan Vegetatif Pada Tanaman Untuk Menghasilkan Bibit Yang Berkualitas
Unggul

Teknik Perbanyakan Vegetatif – Dalam membudidayakan tanaman buah, salah satu aspek
terpenting untuk menunjang keberhasilan budidaya tersebut adalah pemilihan bibit tanaman.
Kualitas tanaman buah yang dihasilkan ditentukan oleh penggunaan bibit yang ditanam. Tentu
saja, jika ingin menghasilkan tanaman yang menghasilkan buah yang berkualitas, sebaiknya
menggunakan atau memilih bibit yang berkaulitas unggul pula.

Dalam dunia pertanian, untuk mendapatkan bibit yang berkualitas unggul kita telah mengenal
teknik perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif. Teknik perbanyakan generatif sendiri
merupakan salah satu usaha perbanyakan tanaman yang melalui proses perkawinan antara dua
tanaman induk melalui organ reproduksi berupa bunga yang kemudian terjadi penyerbukan
benang sari pada kepala putik dan menghasilkan buah dengan kandungan biji di dalamnya. Biji
inilah yang kemudian menjadi bakal calon tanaman baru yang dapat ditanam kembali untuk
menghasilkan tanaman baru yang memungkinkan terjadinya variasi karakter. Adapun tujuan
perbanyakan generatif ini adalah untuk medapatkan sifat-sifat yang baik pada tanaman induk,
seperti memiliki akar yang kuat, mempunyai daya tahan yang baik terhadap hama dan penyakit.

Namun, perbanyakan secara generatif ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya Tanaman
baru yang nantinya dihasilkan belum tentu mempunyai sifat yang sama dengan induknya, akan
lahir varietas baru yang belum tentu lebih baik dari induknya, membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk berbuah dan kualitas tanaman baru baru dapat diketahui setelah tanaman tersebut
berbuah.

Jenis Perbanyakan vegetatif

Jenis Perbanyakan vegetatif

Selain perbanyakan generatif, kita juga telah mengenal perbanyakan vegetatif. Tujuan
perbanyakan vegetatif adalah untuk mendapatkan bibit tanaman yang memiliki kualitas yang
sama dengan induknya. Ingin tahu lebih dalam tentang apa itu perbanyakan vegetatif dan teknik
perbanyakan vegetatif apa saja yang dipakai untuk mendapatkan bibit tanaman yang
berkualitas. Berikut ini adalah pemaparannya:

Pengertian Perbanyakan Vegetatif

Perbanyakan secara vegetatif merupakan salah satu proses perbanyakan tanaman dengan
menggunakan bagian-bagian vegetatif pada tanaman seperti akar, batang, atau daun untuk
menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya. Prinsip dari perbanyakan vegetatif
adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang
menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus. Perbanyakan
tanaman secara vegetatif merupakan perkembangbiakan tanaman yang terjadi tanpa melalui
proses perkawinan. Bahan tanaman yang berasal dari bagian vegetatif bisa disebut bibit.

Kelebihan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif antara lain :

Masa muda tanaman relatif pendek.


Tanaman lebih cepat bereproduksi.

Dapat diterapkan pada tanaman yang tidak menghasilkan biji.

Sifat-sifat yang lebih baik pada induknya dapat diturunkan.

Dapat tumbuh pada tanah yang memiliki lapisan tanah dangkal karena memiliki sistem
perakaran yang dangkal.

Kelemahan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif antara lain :

Sistem perakaran kurang kuat karena tidak memiliki akar tunggang.

Mewarisi sifat jelek induknya di samping sifat baik induknya.

Biaya pengadaan bibit mahal.

Waktu yang dibutuhkan relatif lama.

Sulit memperoleh tanaman dalam jumlah yang besar yang berasal dari satu pohon induk.

Macam-macam Teknik Perbanyakan Vegetatif

Sekarang ini, perbanyakan tanaman dianjurkan adalah perbanyakan secara vegetatif, seperti
okulasi, sambungan dan cangkok. hal ini tidak terlepas dari kualitas yang hasilkan calon bibit
tersebut yang memiliki sifat yang sama dengan induknya. Biji hanya ditanam sebagai pembentuk
populasi dalam perbaikan varietas (pemuliaan) dan sebagai batang pokok dalam perbanyakan
vegetatif.

BACA JUGA : Durian Pelangi, Durian Lokal Unggulan Dengan Keunikan Warna dan Rasa yang
Tidak ditemukan di Jenis Durian Lainnya

Dalam teknik perbanyakan vegetatif kita telah mengenal beberapa teknik seperti tunas, stek dan
cangkok. Selain ketiga teknik tersebut, tenyata dalam perbanyakan vegetatif juga mengenal
beberapa teknik dalam pembibitan tanaman yang tidak kalah keren. lalu apa saja sich jenis-jenis
perbanyakan vegetatif dan bagaimana kelebihan dan kelemahan masing-masing teknik tersebut.
berikut ini adalah penjelasannya :
Berikut ini adalah teknik 5 Perbanyakan Vegetatif Pada Tanaman Buah Untuk Menghasilkan Bibit
Yang Berkulaitas Unggul

1. Teknik Stek

Teknik Stek

Teknik Stek

Stek adalah Perbanyakan tanaman dengan cara menanam atau menumbuhkan salah satu
bagian dari tanaman. Bagian yang dapat di tumbuhkan untuk perbanyakan tanaman antara lain
batang, akar, dan daun. Stek lebih banyak dipilih oleh petani karena bahan yang dibuat untuk
membuatnya hanya sedikit dan dapat diperoleh jumlah bibit dalam jumlah yang banyak.
Tanaman yang dihasilkan dalam stek biasanya memiliki persamaan dalam umur, tinggi, dan
ketahanan terhadap penyakit. Selain itu kita juga bisa memperoleh tanaman yang sempurna
dalam waktu yang relatif singkat.

Teknik Stek banyak dipilih karena prosedur pelaksanaanya yang sangat mudah dan tidak
memerlukan teknik yang rumit, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Adapun Jenis tanaman
yang bisa di stek adalah semua tanaman dikotil, hal itu dikarenakan pada tumbuhan dikotil
memiliki kambium. Namun keberhasilan dari teknik perbanyakan ini tergantung pada
bagaimana cara penyetekan yang dilakukan. Stek dapat dibedakan menjadi stek batang, seperti
tanaman kangkung, brotowali, ketela. Stek akar, seperti pohon beringin, serta stek daun, seperti
tanaman cocor bebek.

Kelebihan Teknik Stek :

Tak terkendala musim/waktu

Individu baru mempunyai umur yang sama dengan induknya sehingga cepat berbuahah

Individu baru mempunyai sifat yang sama dengan induknya

Bisa memperbanyak secara kontinyu

Kelemahan Teknik Stek :


Lebih Rumit dibandingkan dengan biji

Harus memiliki Pohon Induk

Lebih mahal dibandingkan biji

Perakaran lebih lemah dibandingkan biji

2. Teknik Cangkok

Teknik Cangkok

Teknik Stek

Cangkok merupakan salah satu jenis Perbanyakan tanaman dengan cara menumbuhkan akar
sebelum batang di potong dan di tanam. Cara ini untuk meminimalisasi tingkat kegagalan dalam
perbanyakan tanaman. Cara ini dipilih untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat
persis seperti induknya. Sifat ini seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit, rasa buah, dan
keindahan bunga. Hal ini karena seperti hasil cangkok bisa dikatakan hampir 100 % serupa
dengan induknya, tetapi jika hasilnya menyimpang dari induknya biasanya disebabkan oleh
mutasi gen.

Cara perbanyakan ini memiliki tingkat kegagalannya cukup tinggi. Kegagalan ini dapat dilihat dari
bagian tanaman di atas keratan/luka yang kering atau mati. Untuk menghindari kejadian seperti
ini perlu diperhatikan bagaimana cara mencangkok dengan benar dan teliti. Cara ini bisa
diaplikasikan pada tanaman jenis kayu, pohon mangga, beberapa jenis jeruk, berbagai jenis
jambu, delima, dan belimbing.

Kelebihan Teknik Cangkok:

Sifat tanaman baru persis dengan induknya

Tanaman dari bibit cangkok bisa menghasilkan buah dalam waktu relatif singkat (± 4 tahun

Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan relatif singkat (1-3 bulan)


BACA JUGA : Inilah 5 Cara Praktis Teknik Sambung Sisip Pada Tanaman Secara Baik dan Benar
Agar Mampu Menghasilkan Bibit Yang Berkualitas

Kelemahan Teknik Cangkok :

Tidak dapat dilakukan secara besar-besaran

Bibit cangkok sulit hidup di daerah yang air tanahnya rendah karena perakarannya pendek

Tidak memiliki akar tunggang

3. Teknik Okulasi

Teknik Okulasi

Teknik Okulasi

Okulasi merupakan jenis teknik perbanyakan tanaman dengan cara menggabungkan dua
tanaman yang sejenis. Ada dua jenis okulasi yaitu dengan cara menempel dan cara
menyambung. Okulasi menempel yaitu menempelkan tunas pada batang bawah atau batang
induk, sedangkan okulasi menyambung yaitu menyambung dua batang pohon. Okulasi ini
biasanya menggunakan batang bawah dan atas dari satu spesies atau satu varietas.
Penyambungan tanaman dari satu varietas atau satu spesies memang dapat dilakukan untuk
meminimalisasi kerusakan.

Cara perbanyakan okulasi memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan stek dan cangkok. Hasil
okulasi memiliki mutu lebih baik dari pada induknya. Itu karena okulasi dilakukan pada tanaman
yang misalnya memiliki perakaran yang baik dan tahan terhadap penyakit dan dipadukan
dengan tanaman yang memiliki rasa buah lezat, tetapi perakarannya kurang baik.

Kelebihan Teknik Okulasi :

Dengan cara okulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.

Pertumbuhan tanaman yang seragam


Penyiapan benih relatif singkat

Kelemahan Teknik Okulasi :

Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya
keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)

Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.

Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau
mata entres tidak tumbuh sangat besar.

4. Teknik Sambung / Teknik Grafting

Teknik sambung

Teknik sambung

Sambung merupakan salah teknik perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan cara
menggabungkan antara batang bawah dan batang atas dari dua tanaman yang sejenis, sehingga
akan tercapai persenyawaan, dimana kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman
baru. Berbeda dengan teknik okulasi yang hanya menggunakan satu mata tunas sebagai calon
batang atasnya, teknik sambung ini menggunakan seluruh bagian pucuk tanaman sepanjang
7,5-10 cm.

Tujuan teknik sambung ini adalah untuk menggabungkan dua sifat unggul dari individu yang
berbeda. seperti halnya untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan jenis tumbuhan yang memiliki
akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan
tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki akar kuat dan
produktivitas yang tinggi. Tanaman yang bisa disambung adalah tanaman yang berkambium
asalkan dalam satu varietas atau satu spesies. Contoh tanamannya adalah mangga, jambu, apel,
dll.

Kelebihan Teknik Sambung :


Mengekalkan sifat klon yang tidak dilakukan oleh pembiakan vegetatif lainnya.

Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah
yang tidak menguntungkan.

Memperbaiki jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak diinginkan diubah
menjadi jenis yang dikehendaki.

Dapat mempercepat berbuahnya tanaman.

Kelemahan Teknik Sambung :

Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang patah jika ditiup angin
kencang

Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara sciondan rootstock

5. Teknik Kultur Jaringan

Teknik Kultur Jaringan

Teknik Kultur Jaringan

kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara memperbanyak jaringan mikro
tanaman yang ditumbuhkan dengan cara in vitro menjadi tanaman yang sempurna dalam
jumlah yang tidak terbatas. cara ini memiliki dasar sifat totipotensi sel, yaitu kemampuan untuk
membelah diri dengan kondisi lingkungan yang sesuai.

BACA JUGA : Durian Duri Hitam, Durian Unggul Dengan Gelar Sang Jawara Durian dari Negeri
Jiran, Malaysia

Teknik kultur jaringan telah digunakan dalam membantu produksi tanaman dalam skala besar
melalui mikropropagasi atau perbanyakan klonal dari berbagai jenis tanaman. Jaringan tanaman
dalam jumlah yang sedikit dapat menghasilkan ratusan atau ribuan tanaman secara terus
menerus.
Teknik ini telah digunakan dalam skala industri di berbagai negara untuk memproduksi secara
komersial berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias (anggrek, bunga potong, dll.), tanaman
buah-buahan (seperti pisang), tanaman industri dan kehutanan (kopi, jati, dll). Dengan
menggunakan metoda kultur jaringan, jutaan tanaman dengan sifat genetis yang sama dapat
diperoleh hanya dengan berasal dari satu mata tunas.

Kelebihan Teknik Kultur Jaringan :

Pengadaan bibit tidak bergantung pada musim

Produksi bibit dapat diproduksi dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif cepat

Bersifat seragam

Bibit yang dihasilkan bebas penyakit asalkan diambil dari organ yang bebas dari penyakit juga

Daya pengangkutan lebih murah dan mudah

Proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit dan deraan lingkungan lainnya

Kelemahan Teknik Kultur Jaringan :

Kultur jaringan Memerlukan biaya besar karena harus dilakukan di dalam laboratorium dan
menggunakan bahan kimia

Kultur jaringan Memerlukan keahlian khusus

Kultur jaringan Memerlukan aklimatisasi ke lingkungan eksternal karena tanaman hasil kultur
biasanya berukuran kecil dan bersifat aseptik serta sudah terbiasa berada di tempat yang
mempunyai kelembapan udara tinggi

6. Teknik Tunas

Teknik Tunas

Teknik Tunas
Tunas adalah teknik perbanyakan vegetatif yang dilakukan secara alami yang dimiliki pada
tanaman tertentu untuk berkembang biak melalui anakan atau tunasnya. Perbanyakan ini
prosesnya tidak bisa dikendalikan manusia sepenuhnya. Tunas yang nantinya akan diambil
tumbuh dengan sendirinya dari tanaman atau pohon yang sudah tua. Setelah tunas tumbuh
besar, dapat dipindahkan ke tempat lain untuk menghindari kepadatan populasi pada areal
tersebut. Salah satu contoh tanaman yang mampu memiliki tunas adalah pisang.

Demikianlah sedikit informasi tentang teknik perbanyakan vegetatif untuk menghasilkan bibit
yang berkualitas unggul. Di dalam artikel ini juga kita membahas tentang pengertian
perbanyakan vegetatif, keunggulan dan kelemahan perbanyakan vegetatif. Selain itu, kita juga
telah membahas membahas beberapa teknik perbanyakan vegetatif seperti teknik stek, teknik
cangkok, teknik okulasi, teknik sambung, teknik kultur jaringan dan teknik tunas.

Semoga artikel tersebut dapat menjawab rasa penasaran anda terhadap teknik dalam
perbanyakan vegetatif. Dan semoga dapat menambah wawasan anda. Terima kasih. Semoga
bermanfaat.

Kata terkait,

Perbanyakan vegetatif, jenis Perbanyakan vegetatif, teknik Perbanyakan vegetatif, Macam-


macam Perbanyakan vegetatif, cara Perbanyakan vegetatif, Cara Perbanyakan vegetatif buatan,
Perbanyakan vegetatif stek, Perbanyakan vegetatif cangkok, Perbanyakan vegetatif Okulasi,
Perbanyakan vegetatif tempel, Perbanyakan vegetatif Kultur jaringan, Perbanyakan vegetatif
Tunas, Perbanyakan vegetatif adalah, keunggulan Perbanyakan vegetatif, kelemahan
Perbanyakan vegetatif, video Perbanyakan vegetatif, Perbanyakan vegetatif adalah, pengertian
Perbanyakan vegetatif, difinisi Perbanyakan vegetatif,

Share this:

Click to share on Twitter (Opens in new window)Click to share on Facebook (Opens in new
window)More
CARA PERBANYAKAN VEGETATIFCARA PERBANYAKAN VEGETATIF BUATANDIFINISI PERBANYAKAN
VEGETATIFJENIS PERBANYAKAN VEGETATIFKELEMAHAN PERBANYAKAN VEGETATIFKEUNGGULAN
PERBANYAKAN VEGETATIFMACAM-MACAM PERBANYAKAN VEGETATIFPENGERTIAN
PERBANYAKAN VEGETATIFPERBANYAKAN VEGETATIFPERBANYAKAN VEGETATIF
ADALAHPERBANYAKAN VEGETATIF CANGKOKPERBANYAKAN VEGETATIF KULTUR
JARINGANPERBANYAKAN VEGETATIF OKULASIPERBANYAKAN VEGETATIF STEKPERBANYAKAN
VEGETATIF TEMPELPERBANYAKAN VEGETATIF TUNASTEKNIK PERBANYAKAN VEGETATIFVIDEO
PERBANYAKAN VEGETATIF

Ali Arwani

READ NEXT →

TANAMAN HOLTIKULTURAN

5 Cara Menanam dan Merawat Jeruk Nagami Dalam Pot Agar Mampu Berbuah Lebat

TANAMAN HOLTIKULTURAN

5 Cara Menanam dan Merawat Jambu Kristal Dalam Pot Agar Mampu Berbuah Lebat

2 COMMENTS

Darsomo.

Apa bedanya Teknik okulasi dengan cara menyambung (teknik ke 3) dibanding dengan Teknik
Grafting (teknik ke 4).

Padahal di keterangan di atas,, katanya okulai ada 2 cara, menempel dan menyambung.

Terimakasih atas penjelasannya.

OCTOBER 16, 2019 REPLY

Ali Arwani

selamat pagi,
teknik okulasi, entres yang dipakai adalah mata tunas saja, sedangkan dalam teknik grafting
(sambung pucuk entres yang dipakai adalah seluruh bagian pucuk tanaman sepanjang 7,5-10
cm. Semoga bermanfaat

OCTOBER 20, 2019 REPLY

LEAVE A REPLY

Comment*

Name *

Email *

Website

Notify me of follow-up comments by email.

Notify me of new posts by email.

POST COMMENT

Search form
RECENT POST

5 Cara Menanam dan Merawat Mangga Chokanan Dalam Pot Agar Mampu Berbuah Sepanjang
Tahun

JANUARY 25, 2020

5 Cara Menanam dan Merawat Jeruk Nagami Dalam Pot Agar Mampu Berbuah Lebat

JANUARY 23, 2020

5 Cara Menanam dan Merawat Jambu Kristal Dalam Pot Agar Mampu Berbuah Lebat

JANUARY 21, 2020

5 Cara Menanam dan Merawat Jambu Madu Deli Hijau Dalam Pot Agar Mampu Berbuah Lebat

JANUARY 19, 2020

5 Cara Menanam dan Merawat Belimbing Madu Dalam Pot Agar Mampu Berbuah Sepanjang
Tahun

JANUARY 17, 2020

TOP POSTS & PAGES

4 Tips Pemupukan Tanaman Durian Yang Baik dan Benar Agar Mampu Tumbuh Dengan Subur
dan Cepat Berbuah 4 Tips Pemupukan Tanaman Durian Yang Baik dan Benar Agar Mampu
Tumbuh Dengan Subur dan Cepat Berbuah

6 Jenis Teknik Perbanyakan Vegetatif Pada Tanaman Untuk Menghasilkan Bibit Yang Berkualitas
Unggul 6 Jenis Teknik Perbanyakan Vegetatif Pada Tanaman Untuk Menghasilkan Bibit Yang
Berkualitas Unggul

Inilah 6 Tips Mudah Agar Tanaman Buah Durian Mampu Tumbuh Dengan Subur, Memiliki
Produktifitas Yang Tinggi Dan Berkualitas Unggul Inilah 6 Tips Mudah Agar Tanaman Buah
Durian Mampu Tumbuh Dengan Subur, Memiliki Produktifitas Yang Tinggi Dan Berkualitas
Unggul

Inilah 5 Cara Praktis Teknik Sambung Sisip Pada Tanaman Secara Baik dan Benar Agar Mampu
Menghasilkan Bibit Yang Berkualitas Inilah 5 Cara Praktis Teknik Sambung Sisip Pada Tanaman
Secara Baik dan Benar Agar Mampu Menghasilkan Bibit Yang Berkualitas

Mengenal 11 Hama Penyakit Pada Tanaman Durian Yang Paling Berbahaya dan Cara
Penanggulangannya Mengenal 11 Hama Penyakit Pada Tanaman Durian Yang Paling Berbahaya
dan Cara Penanggulangannya

Peluang Investasi dan Analisis Usaha Budidaya Pohon Sengon Yang Sangat Menguntungkan
Peluang Investasi dan Analisis Usaha Budidaya Pohon Sengon Yang Sangat Menguntungkan

Lengkeng Itoh VS Lengkeng New Kristal, Tanaman Lengkeng Mana Yang Lebih Unggul? Lengkeng
Itoh VS Lengkeng New Kristal, Tanaman Lengkeng Mana Yang Lebih Unggul?

3 Tips Pemangkasan Pada Tanaman Durian Yang Baik dan Benar Untuk Meningkatkan Kualitas
Tanaman dan Tingkat Produksi Lebih Optimal 3 Tips Pemangkasan Pada Tanaman Durian Yang
Baik dan Benar Untuk Meningkatkan Kualitas Tanaman dan Tingkat Produksi Lebih Optimal

Durian Duri Hitam, Durian Unggul Dengan Gelar Sang Jawara Durian dari Negeri Jiran, Malaysia
Durian Duri Hitam, Durian Unggul Dengan Gelar Sang Jawara Durian dari Negeri Jiran, Malaysia

Inilah 7 Cara Praktis Teknik Mencangkok Pada Tanaman Buah Yang Baik dan Benar Agar Mampu
Tumbuh Akar Dengan Cepat Inilah 7 Cara Praktis Teknik Mencangkok Pada Tanaman Buah Yang
Baik dan Benar Agar Mampu Tumbuh Akar Dengan Cepat

© 2020 RAWABIBIT.COM

THEME BY ANDERS NORÉN

Anda mungkin juga menyukai