Anda di halaman 1dari 3

Menghitung Kebutuhan Benih

cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/75795/Menghitung-Kebutuhan-Benih/

KEGIATAN SEKOLAH LAPANG

(Satker 10 Provinsi Sumatera Barat)

Lokasi : Poktan Kartini, Jorong Ranah


Kayu Kalek

Nagari
Silago, Kecamatan
IX Koto

Kabupaten Dharmasraya

Waktu Kegiatan : Agustus s.d Desember 2019

Luas lahan : 1 Ha

Penyuluh Pendamping : Heza Putra, S.Pt.

Komoditi : Padi sawah (VUB Ir 66)

Setiap petani selalu melakukan persemaian dalam jumlah yang besar , dengan alasan
takut kurang. Namun apabila diakumulasikan seluruh benih yang dilebihkan dalam
satu nagari saja sudah bernilai ratusan kilo. Bisa kita bayangkan jumlah benih yang
terbuang sia-sia ditingkat kecamatan, provinsi dan seterusnya. Oleh karena itu perlu
diberi pemahaman kepada petani pada kegiatan Sekolah Lapang di Kelompok Tani
Bukik Sigading cara menghitung kebutuhan benih.

Sebelum membahas rumus perhitungan kebutuhan benih sebaiknya kita mengetahui


komponen budidaya yang berkaitan dengan kebutuhan benih, yaitu :

1. Benih

1/3
Hal penting yang diperlukan untuk perhitungan kebutuhan benih adalah informasi
berat 1000 benih. Untuk mendapatkannya bisa dengan menghitung dan menimbang
berat 1000 benih.Jika tidak ada timbangan untuk menimbang benih, bisa dengan
pendekatan jumlah benih dalam kemasan, kemudian kita bisa hitung berat (gram) dari
1000 benih tersebut.Informasi jumlah benih terkadang ada di keterangan kemasan,
namun jika tidak ada maka terpaksa kita harus menghitung jumlah benih per kemasan
secara manual.

2. Luas Lahan

Informasi luas tanam diperlukan karena penanaman akan dilakukan diatas bidang yang
akan dibagi dengan jarak tanam. Hasil pembagian akhirnya berupa jumlah populasi
tanaman.Ukuran luas tanam di berbagai daerah mempunyai perbedaan, terutama
dalam istilah satuan dan ukurannya sendiri. Apapun istilah dan satuan yang digunakan,
satuan lokal tersebut perlu dikonversi ke dalam ukuran standar, seperti meter persegi
atau hektar.

3. Jarak Tanam

Penggunaan jarak tanam untuk mengetahui jumlah populasi tanaman atau jumlah titik
tanam dalam suatu luasan. Jarak tanam yang teratur dapat mempermudah proses
budidaya, seperti pemupukan, pembersihan gulma, penyemprotan hingga
pemanenan.Jarak tanam tanpa ukuran yang tetap atau standar, bisa menyebabkan
kebutuhan benih berbeda dalam setiap penanaman. Jarak tanam merupakan salah satu
kunci keberhasilan budidaya. Penanaman dengan jarak tanam terlalu rapat berisiko
rentan terhadap serangan penyakit, karena populasi padat menyebabkan kelembaban
meningkat. Sedangkan jika jarak tanam terlalu renggang maka produktivitasnya kurang
optimal. Oleh sebab itu kita perlu mengetahui jarak tanam.

4. Daya Tumbuh

Setiap varietas tanaman yang dikemas secara komersial pasti mempunyai informasi
daya tumbuh dengan satuan %. Dalam perhitungan kebutuhan benih, informasi nilai
daya tumbuh untuk memastikan jumlah benih yang dapat tumbuh ketika ditanam.
Informasi tersebut juga sekaligus untuk menentukan jumlah benih yang diperlukan
untuk penyulaman.

Berikut Rumus Menghitung Kebutuhan Benih :


(Luas lahan / jarak tanam) x (100/daya tumbuh) x jumlah tan per lubang x
(berat 1000 benih/1000)

Untuk menghitung kebutuhan benih padi per hektar ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan. Faktor-faktor tersebut adalah jarak tanam, berat 1000 butir, jumlah
bibit/tancep. Setelah itu dikurangi daya tumbuh dan hama yang biasa menyerang bibit
padi. Berarti bila penerapan sistem tanam jajar legowo, tergantung jarak tanam dan
jajar legowo yang digunakan.Bila jarak tanam 25 x 25 cm, maka jumlah populasinya
adalah = (10.000/25) X (10.000/25) = 160.000 populasi. Penamabahan jarwo 2:1 =
2/3
160.000 x 33,3% = 53.280 rumpun. Berarti jumlah rumpun jarwo 2:1 dengan jarak
tanam 25 X 25 cm adalah :(160.000 + 53.280) populasi = 213.280 populasi. Bila
ditanam 2 biji per tancap maka kebutuhan benih = 213.280 X 2 bibit = 426.560 Bila
rata-rata 1.000 butir benih beratnya 27 gr maka kebutuhan benih adalah
426.560/1.000 X 27 gr = 11.517 g = 11,517 kg Benih yang perlu disediakan oleh petani
maksimal 15 kg.

Dengan demikian, dapat diambil Kesimpulan bahwa :

1. Untuk menghitung kebutuhan benih maka harus dilihat jumlah tancap per
rumpun dan jarak tanam yang digunakan
2. Untuk populasi per ha menggunakan rumus :

(10.000/jarak tanam ) X (10.000/jarak tanam )

3. Untuk penggunaan sistem jajar legowo menggunakan rumus 100% X 1 : ( 1 +


jumlah legowo).
4. Kebutuhan benih per ha menggunakan rumus : Populasi /1.000 X berat 1.000
butir benih. Jumlah benih lebih banyak. itu baru perhitungan jumlah bibit (benih)
yang ada di sawah. Bila dalam 25 kg itu, daya tumbuhnhya 90 % saja maka ada 10
% yanga tak tumbuh. Itu artinya ada 2,5 kg yang tak tumbuh. Belum lagi, ada
hama seperti tikus, burung, keong dll kita perhitungkan maka bisa 3,5 kg habis
dimakan mereka. Total yang hilang 6 kg. Artinya bila petani menanam dengan
jarak tanam 22 x 22 cm dalam 1 ha (25 kg) itu ada sisa benih = 25 kg – (18,4 + 6)
kg = 0,6 kg ( jarak tanam ini yang mendekati rekomendasi dari kementan )

By. Heza Putra, S.Pt. (THL-TBPP Kabupaten Dharmasraya)

Sumber :

http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/detail/11032/cara-menghitung-
kebutuhan-benih-padi

http://bp4kmataram.blogspot.co.id/2014/09/cara-menghitung-kebutuhan-benih-
padi.html

Kegiatan SL (Demplot) Padi sawah di Jorong Ranah Kayu kalek, Nagari Silago,
Kecamatan IX Koto. Kabupaten Dharmasraya

3/3

Anda mungkin juga menyukai