Anda di halaman 1dari 20

Kesuburan Tanah (TMP1107)

Kuliah ke 3

PEMBENTUKAN TANAH

1
3. PEMBENTUKAN TANAH
PEMBENTUKAN TANAH MINERAL
1. Pelapukan batuan:
1. Pelapukan fisika
2. Pelapukan kimia
3. Pelapukan biologi
→ menjadi bagian yang lebih kecil dan terus mengecil selama
pelapukan terjadi
- Faktor lingkungan yang mempengarugi curah hujan dan suhu
curah hujan dan suhu tinggi
→ pembentukan tanah cepat
+ hadir organisme
→batuan berkembang menjadi partikel berukuran
halus
→ TANAH

2
2. Pelapukan Mineral
❖ Adalah proses penghancuran mineral menjadi komponen
dan anasir-anasir yang lebih sederhana
❖ Terjadi karena ketidakseimbangan yang disebabkan mineral
memasuki lingkungan baru
→dekomposisi mineral menjadi anasir- anasir yang lebih
sederhana
❖ Melalui tiga proses, yaitu:
1. Pelapukan fisika
2. Pelapukan kimia
3. pelapukan biologi
→ Terjadi secara simultan di dalam lingkungan
Misalnya :
aktivitas cacing tanah memanfaatkan bahan organik
tanah → C02 + H2O →H+ + HCO3
→ pelapukan mineral tanah berlangsung cepat
karena H+ menghancurkan mineral tanah
3
PELAPUKAN FISIKA
➢Mengakibatkan bongkahan atau butiran yang besar terpecah-pecah
menjadi butiran –butiran lebih kecil
→permukaan butiran semakin luas
→ mudah dilapuk lebih lanjut (pelapukan kimia dan biologi)
➢Terjadikarena
1. Tenaga gerakan air dan angin
- Gerakan air dari ketinggian
- Gerakan air deras
- Gerakan angin
2. Perubahan suhu
❖Di wilayah iklim dingin-air membeku di dalam pori-pori batuan
maka volumenya membesar → batuan retak
❖Di wilayah beriklim panas – mineral penyusun batuan
mempunyai daya mengembang berbeda →mineral hancur
3. Kekuatan antropogenik – penggunaan traktor
4. Tenaga biologis
❖Perkembangan akar tanaman
❖Aktivitas microorganisme tanah
❖Aktivitas makroorganisme tanah
4
PELAPUKAN KIMIA
➢ Perannya lebih besar dari pelapukan kimia dan biologi
➢Mengakibatkan mineral di dalam tanah terdekomposisi menjadi
senyawa-senyawa atau ion bebas
→ dapat bereaksi kembali membentuk senyawa semula atau
senyawa lain yg baru
➢Dapat dipercepat atau dihambat
Contoh:
Untuk memepercepat pelapukan kimia Albit dengan cara
- meningkatkan kadar air tanah
- menurunkan pH tanah
- menurunkan konsentrasi Na+di dalam air tanah
- menurunkan konsentrasi Al3+di dalam air tanah
- menurunkan konsentrasi Si(OH)4 di dalam air tanah
Untuk menghambat pelapukan kimia Albit dengan cara
- menurunkan kadar air tanah
- menaikan pH tanah
- menaikan n konsentrasi Na+di dalam air tanah
- menaikan konsentrasi Si(OH)4di dalam air tanah

5
➢Untuk
mempercepat pelapukan kimia mineral tanah dapat dilakukan
dengan cara:
❖meningkatkan konsentrasi reaktan dan atau menguras produk
❖Contoh: pelapukan kimia akan berlangsung cepat dengan
menurunnya pH tanah atau meningkatkan ion H+
yang merupakan reaktan
➢Pada dasarnya pelapukan mineral tanah terjadi karena adanya proses
penyeimbangan terhadap kehilangan kation dan silikat dengan
melibatkan dua agen pelapuk, yaitu:
1. Proton atau ion H+
Menggantikan kation dan logam dari beberapa posisi di
dalam struktur mineral
→ kation dan logam kemudian dibebaskan dan melarut ke
dalam air tanah
2. Elektron
dibebaskan oleh komponen mineral yang dapat dioksisdasi
dalam keadaan oksidatif
→ mineral tanah lebih rentan terhadap pelapukan oleh ion H+
6
PELAPUKAN BIOLOGI
➢Pelapukan biologi yang berlangsung di dalam tanah terkait dengan
kehadiran akar tanaman dan makro-mikroorganisme
➢Definisi pelapukan biologi:
merupakan kombinasi antara pelapukan fisika dan kimia .
→ Pelapukan fisika diakibatkan oleh gaya mekanik dari
pertumbuhan atau aktivitas biologi (mikro makro organisme)
→ Pelapukan kimia diakibatkan oleh senyawa-
senyawa kimia atau biokimia yang diproduksi oleh akar
tanaman dan atau makri-mikroorganisme
➢Tenaga mekanik:
1. Pertumbuhan akar tanaman → batuan terpecah menjadi butiran-
butiran lebih kecil
2. Aktivitas cacing tanah → menghancurkan butiran-butiran tanah
dan mencernanya sehingga menjadi
butiran lebih halus
3.Aktivitas makroorganisme lain: semut, tikus, dan marmut 7


➢Senyawa kimia dan biokimia yang diproduksi akar tanaman:
H+, OH-, HCO3-,asam-asam organik dan enzim tanah
➢H+ diekskresikan oleh akar tanaman pada saat menyerap kation
disekitar akar
➢OH- dan HCO3-,dikeluarkan akar tanaman pada saat menyerap anion
H3PO4 – dan NO3 - dari sekitar akar tanaman
➢Asam-asam organik dan enzim tanah dikeluarkan akar tanaman
dan makro-mikroorganismeuntuk mempercepat dekomposisi bahan
organik tanah
➢ H+ dikeluarkan akar tanaman lebih banyak dari OH- dan HCO3-
→ ekskresi akar tanaman dapat menurunkan pH tanah
→ mengakibatkan proses pelapukan kimia lebih cepat
➢Akar tanaman, makro-mikroorganisme tanah mengeluarkan
senyawa biokimia dalam bentuk enzim.
Diantaranya : fosfatase dan urease

8
❑ FOSFATASE
❖ Merupakan enzim yang terkait dengan penyediaan P
bagi tanaman dari sumber P-organik
❖ Mempercepat perubahan P-organik menjadi ortofosfat
primer (H2PO4 – )dan ortofosfat sekunder (HPO4 2-)
sehingga tersedia bagi tanaman
❖ Jadi menguntungkan petani
❑ UREASE
❖ Mempercepat reaksi hidrolisis urea menjadi amoniak
sehingga hilang menjadi N2 melalui proses penguapan
→ Pemupukan N tidak efisien dan pencemaran lingkungan

9
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK TANAH
Tanah (T)
→ hasil kerja interaksi antara iklim (i) dan organisme (o) terhadap
bahan induk (b) yang dipengauhi oleh relief tempatnya terbentuk (r)
dan waktu (w)

T = f(i, o, b, r, w)
Iklim
- Suhu - reaksi kimia dan fisika
- Curah hujan - aktivitas mikroorganisme
Suhu dan curah hujan tinggi → pelapukan dan pencucian cepat
→ tanah masam
Curah hujan rendah →pencucian tidak intensif
→ tanahnya kurang masam
Organisme
- Akumulasi bahan organik
- Siklus unsur hara
10
- Pembentukan struktur tanah
- Fiksasi N dari udara
- Penghalang erosi
- Di daerah iklim sedang, vegetasi menentukan sifat tanah:
* Vegetasi hutan → tanah merah
* Vegetasi rumput →tanah hitam
- Kandungan hara tanaman mempengaruhi sifat tanah:
Vegetasi pinus, tanahnya lebih masam daripada jati

Bahan Induk
➢ Kandungan pasir → tekstur tanah
➢ Susunan kimia dan mineral → susunan kimia tanah, pH tanah, KB,
intensitas pelapukan, vegetasi dll
➢ Bahan Induk dibedakan atas:
1. Bahan induk mineral = batuan yang sudah melapuk
2. Bahan induk organik

11
BAHAN INDUK MINERAL : BATUAN
❖ Batuan dibedakan atas:
1. Batuan beku:
batuan yang terbentuk dari magma yang membeku
Berdasarkan tempat pembekuan magma, batuan beku
dikelompokkan menjadi:
a. Batuan beku atas (batuan vulkanik)
b. Batuan beku gang (terobosan)
c. Batuan beku dalam
Berdasarkan susunan kimia (kadar SiO2), batuan beku
dibedakan atas:
a. Batuan beku masam/felsik
b. Batuan beku intermedier
c. Batuan beku alkalis/mafik
❖ Abu volkan = bahan volkanik yang disemburkan oleh gunung
berapi → tanah Andosol

12
Penggolongan Batuan Beku dan Jenis Batuannya

Batuan Beku Jenis Batuan


Batuan Beku Rhyolit Trachit Dasit Andesit Basalt Pikrit
Atas (Liparit)
Batuan Beku Porfir Porfir Porfir Diorit Porfir Porfir
Gang Granit Sienit Kuarsa Diorit Gabro
Batuan Beku Granit Sienit Diorit Diorit Gabro Peridotit
Dalam (Sienit Kuarsa
Kuarsa)
Sifat Makin masam Intermedier Makin alkalis
(Banyak SiO2) (Sedikit SiO2 banyak
mineral kelam

13
2. Batuan Sedimen
a. Batuan endapan tua:
1. Batu gamping, terdiri dari kalsit, dolomit
2. Batu pasir, banyak mengandung pasir kuarsa (SiO2)
3. Batu liat, kadar liat tinggi. Ada yang bersifat masam,
ada yang bersifat alkalis
b. Bahan endapan baru → belum menjadi batu
1. Dataran banjir atau dataran aluvial; diendapkan oleh air
2. Pasir pantai, loes, dsb; diendapkan oleh angin
3. Batuan metamorfosa
Berasal dari batuan beku/batuan sedimen yang mengalami
tekanan dan suhu sangat tinggi
Penggolongannya:
1. Berlembar:
- Skis = lembar halus: skis mika
- Gneis = lembar kasar: gneis granit
2. Tidak berlembar: kuarsit, marmer
❖ Bahan-bahan volkanik umumnya menghasilkan tanah yang subur,
banyak dijumpai di Jawa dan beberapa tempat di luar Jawa.
❖ Bahan induk dari batuan endapan tua menghasilkan tanah masam dan
kurus, banyak dijumpai di luar Jawa
14
BAHAN INDUK ORGANIK
➢ Bahan induk organik menghasilkan TANAH ORGANIK
➢ terbentuk karena dekomposisi BO lebih lambat daripada penimbunan
BO
❖ Tanah organik:
- Terdapat di daerah hutan rawa yang selalu tergenang
- Tersebar di pantai timur Sumatera, pantai barat dan selatan
Kalimantan, serta pantai selatan Irian Jaya

15
Pelapukan Batuan dan Mineral
Dibedakan atas:
1. Pelapukan secara fisik,
❖tidak menyebabkan terjadinya perubahan sifat batuan.
❖Penyebab pelapukan fisik:
- Naik turunnya suhu; karena adanya perbedaan
koefisien muai mineral maka naik turunnya suhu
menyebabkan batuan retak-retak.
- Air yang membeku; menimbulkan tekanan yang besar
sehingga batuan pecah
- Aliran air; memperkecil ukuran batuan yang terangkut,
mengikis batuan
- Gerakan angin yang mengangkut pasir; dapat mengikis
batuan
2. Pelapukan secara Biologis-mekanis

16
3. Pelapukan secara kimia; menyebabkan terjadinya perubahan kimia atau
mineral. Meliputi:
a. Hidrasi dan dehidrasi
CaSO4 + 2 H2O CaSO4.2H2O (hidrasi)
(gipsum)
CaSO4.2H2O CaSO4 + H2O (dehidrasi)

2 Fe2O3 + 3 H2O 2 Fe2O3.3H2O (hidrasi)


(hematit; merah) (limonit; kuning)
. b. Oksidasi dan reduksi; merupakan proses yang penting bagi mineral
pembawa Fe: biotit, glaukonit, hornblende, peroksen, olivin
3 MgFeSiO4 + 2 H2O H4Mg3Si2O9 + SiO2 + 3 FeO
(olivin) (serpentin) (fero oksida)
FeO + O 2 Fe2O3
(fero oksida) (hematit)
c. Hidrolisis; merupakan pelapukan kimia yang terpenting
KAlSiO3O8 + H+ HAlSi3O8 + K+
Feldpar
d. Pelarutan; terjadi pada garam-garam sederhana, seperti karbonat, klorida dll
CaCO3 + H+ H2CO3 + Ca2+
17
Topografi (relief)
➢ Relief = perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah
➢ Berpengaruh terhadap:
a. Jumlah air yang meresap ke dalam tanah/ditahan oleh tanah
b. Kedalaman permukaan air (bawah) tanah
c. Besarnya erosi
d. Arah gerakan air dan bahan terlarut
➢ Relief dapat menghambat atau mempercepat pengaruh iklim
Contoh:
- Di daerah tergenang: air menggenang, pengaruh iklim tidak jelas dan
terbentuklah tanah berwarna kelabu/ banyak karatan.
- Di daerah bergelombang: pengaruh iklim jelas, pencucian cepat
- Di daerah berlereng: erosi hebat sehingga tanah bersolum dangkal
- Di kaki lereng: terjadi penimbunan bahan-bahan terhanyutkan
sehingga solum tebal
Sifat tanah yang berhubungan dengan solum
1. Tebal solum 5. Tingkat perkembangan horizon
2. Tebal dan kandungan BO horizon A 6. Reaksi tanah (pH)
3. Kandungan air tanah 7. Kejenuhan basa
4. Warna tanah 8. Kandungan garam mudah18larut
Waktu
➢ Proses pembentukan tanah berjalan terus dengan berjalannya
waktu.
➢ Selama proses tersebut:
- Pencucian dan pelapukan berjalan terus
- Profil tanah semakin berkembang
- Terjadi perubahan dari bahan induk
→ tanah muda → tanah dewasa → tanah tua
➢ Lamanya waktu untuk pembentukan tanah berbeda-beda
- Bahan induk keras memerlukan waktu lebih lama daripada
bahan induk yang lunak
- Kekeringan dan erosi menghambat perkembangan tanah
- Tua mudanya tanah ditentukan oleh tingkat perkembangan
horizon, bukan oleh umurnya
- Proses pembentukan tanah semakin lambat dengan semakin
tuanya umur

19
Tanah Muda (Immature atau Young Soil)
- Susunan horizon: A dan C
- Sifat tanah didominasi oleh sifat bahan induk
- Meliputi: Entisol (Regosol, Aluvial)
Tanah Dewasa (Mature Soil)
- Sususnan horizon: A, B, dan C
- Kemampuan produksi tertinggi
- Meliputi: Inceptisol (Latosol Coklat), Andisol, Vertisol, Mollisol
- Proses pembentukan tanah semakin lambat dengan semakin
tuanya umur
Tanah Tua (Old Soil)
- Susunan horizon: A1, A2, A3, B1, B2, B3, dan C
- Tingkat pelapukan dan pencucian lanjut sehingga tinggal mineral
sukar lapuk yang ada
- Tanah kurus dan masam
- Meliputi: Ultisol (Podsolik Merah Kuning), Oxisol (Laterit)

20

Anda mungkin juga menyukai