Anda di halaman 1dari 8

NAMA : SITI ZAHRA RENIURYAAN

NIM : 202273122
KELAS :D
MATA KULIAH : TEKNOLOGI BAHAN
TUGAS :1

PENGUJIAN KADAR AIR AGREGAT (HALUS DAN KASAR) SNI


03-1971-1990
Metode ini dimaksudkan sebagai peganban dalam Pengujian
untuk menentukan kadar air agregat.
Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh angka persentase
dari kadar air yang dikandung oleh agregat.
Hasil pengujian kadar air agregat dapat digunakan dalam
pekerjaan :
1) perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton;
2) perencanaan campuran dan pengendalian mutu perkerasan
jalan.
Kadar air agregat adalah besarnya perbandingan antara berat air
yang dikandung agregat dengan agregat dalam keadaan kering,
dinyatakan dalam persen.
Peralatan yang dipakai dalam pengujian kadar air adalah sebagai
berikut :
1) timbangan dengan ketelitian 0,1 % berat
2) oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110 ± 5)°C;
3) talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar untuk
mengeringkan benda uji.
PENGUJIAN ANALISA SARINGAN AGREGAT (HALUS DAN KASAR)
SNI 03-1968-1990
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam
pemeriksaan untuk menentukan pembagian butir (gradasi)
agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.
Tujuan pengujian ini ialah untuk memperoleh distribusi besaran
atau jumlah persentase butiran baik agregat halus maupun
agregat kasar. Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukan dalam
table atau grafik
Metode pengujian jenis tanah ini mencakup jumlah dan jenis-jenis
tanah baik agregat halus maupun agregat kasar,
Hasil pengujian analisis saringan agregat halus dan kasar dapat
digunakan antara lain:
1) penyelidikan quarry agregat;
2) perencanaan campuran clan pengendalian mum beton.
Analisis saringan agregat ialah penentuan persentase berat
butiran agregat yang lolos dari satu set saringan kemudian
angka-angka persentase digambarkan pada grafik pembagian
butir.
Peralatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
1) timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda
uji;
2) satu set saringan; 37,5 mm (3”); 63,5 mm (2½”); 50,8 mm (2”);
19,1 mm (¾”); 12,5 mm (½”); 9,5 mm (⅜”); No.4 (4.75 mm); No.8
(2,36 mm); No.16 (1,18 mm); No.30 (0,600 mm); No.50 (0,300
mm); No.100 (0,150 mm); No.200 (0,075 mm); 3) oven, yang
dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 +
5)°C;
4) alat pemisah contoh;
5) mesin pengguncang saringan;
6) talam-talam;
7) kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat-alat lainnya.

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR SNI


1969:2008
Dalam pelaksanaannya berat jenis curah adalah suatu sifat
yang pada umumnya digunakan dalam menghitung volume yang
ditempati oleh agregat dalam berbagai campuran yang
mengandung agregat termasuk beton semen, beton aspal dan
campuran lain yang diproporsikan atau dianalisis berdasarkan
volume absolut. Berat jenis curah yang ditentukan dari kondisi
jenuh kering permukaan digunakan apabila agregat dalam
keadaan basah yaitu pada kondisi penyerapannya sudah
terpenuhi. Sedangkan berat jenis curah yang ditentukan dari
kondisi kering oven digunakan untuk menghitung ketika agregat
dalam keadaan kering atau diasumsikan kering.
Istilah-istilah:
- berat jenis
- berat jenis curah kering
- berat jenis curah (jenuh kering permukaan)
- berat jenis semu (apparent)
- penyerapan air

Peralatan yang digunakan:


- timbangan
- wadah contoh uji
- tangki air
- alat penggantung (kawat)
- saringan 4,75 mm (no 4)

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS SNI


1970:2008
Dalam penggunaannya, berat jenis curah adalah suatu sifat
yang pada umumnya digunakan dalam menghitung volume yang
ditempati oleh agregat dalam berbagai campuran yang
mengandung agregat termasuk beton semen, beton aspal dan
campuran lain yang diproporsikan atau dianalisis berdasarkan
volume absolut. Berat jenis semu adalah kepadatan relatif dari
bahan padat yang membuat partikel pokok tidak termasuk ruang
pori di antara partikel tersebut dapat dimasuki oleh air.
Istilah-istilah:
- agregat ukuran tunggal (single sized)
- agregat halus
- agregat kasar
- berat jenis
- berat jenis curah kering
- berat jenis curah (jenuh kering permukaan)
- berat jenis semu (apparent)
- penyerapan air
Peralatan yang di gunakan :
- Timbangan
- Piknometer
- Cetakan
- Batang penumbuk
- Oven
- Alat pengukur temperature
- Alat bantu lain yaitu pompa vakum atau alat pemanas,
saringan, talam dan bejana tempat air

PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT (HALUS DAN KASAR) SNI


03-4804-1998

- berat isi agregat adalah berat agregat persatuan isi


- berat adalah gaya gravitasi yang mendesak agregat
- agregat adalah material granular misalnya pasir, batu pecah
dan kerak tunggku besi, yang dipakai bersama-sama dengan
suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semen
hidrolik atau adukan
- agregat kasar adalah kerikil sebagai desintegrasi alami dari
batu atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industry
pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm –
40 mm;
- agregat halus adalah pasir alam sebagai desintegrasi
secara alami dari batu atau pasir yang dihasilkan oleh
industry pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir terbesar 5mm

Ketentuan umum yang harus dipenuhi sebagai berikut:


- timbangan harus dikalibrasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
- hasil pengujian harus disahkan oleh tenaga pelaksana yang
ditunjuk sebagai penanggungjawab pengujian;
- laporan pengujian harus disahkan oleh kepala laboratorium
dengan dibubuhi nama, tanda tangan, nomor surat dan
instansi.

Peralatan Peralatan yang digunakan harus memenuhi


ketentuan berikut:
1) timbangan dengan ketelitian 0,1 gram kapasitas 2 kg
untuk contoh agregat halus, dan ketelitian 1 gram kapasitas
20 kg untuk contoh agregat kasar;
2) batang penusuk terbuat dari baja berbentuk lubang lurus,
berdiameter 16mm dan panjang 610 mm dan ujungnya
dibuat tumpul setengah bundar;
3) alat penakar berbentuk silinder terbuat dari logam atau
bahan kedap air dengan ujung dan dasar yang benar-benar
rata;
4) sekop atau sendok sesuai dengan kebutuhan;
5) peralatan kalibrasi beruap plat gas dengan tebal
minimum 6 mm dan paling sedikit 25 mm lebih besar
darpada diameter takaran dikalibrasi

PENGUJIAN KADAR LUMPUR AGREGAT (HALUS DAN


KASAR) SNI 03-4142-1996

Metode pengujian ini dimaksudkan sebagai acuan


dalam pelaksanaan pengujian untuk menentukan prosentasi
jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No. 200
(0,075 mm), sehingga berguna bagi perencana dan
pelaksana pembangunan jalan. Peralatan yang digunakan
harus layak pakai dan sudah di kalibrasi secara berkala
sesuai ketentuan yang berlaku sebagai berikut :
- saringan terdiri dari dua ukuran, bagian bawah saringan No.
200 (0,075 mm) dan diatasnya saringan No. 16 (1,18 mm)
- wadah untuk mencuci mempunyai kapasitas yang dapat
menampung benda uji sehingga pada waktu pengadukan
benda uji dan air pencuci tidak mudah tumpah
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 % dari benda uji, dan
- Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai 110+5) derajat C. Benda uji adalah
agregat dalam kondisi kering oven dengan berat kering
minimum yang telah di tentukan
SNI 03-2834-2000
Penyiapan Material :
Penyiapan Material Didasari dari Hasil Mix Design SNI
03-2834-2000
didapat kebutuhan material tiap M3
Semen : 360 kg
Air : 205 kg
Agregat Halus : 661,69 kg
Agregat Kasar : 1114,66 kg
Serat Ijuk Variasi 1,5% 0,85 Gr
Serat Ijuk Variasi 2,5% 142 Gr
Serat Ijuk Variasi 3,5% 200 Gr
PROSES PERAWATAN BENDA UJI SNI 2493:2011
1. Penutupan setelah pekerjaan akhir :
Untuk menghindan penguapan air dari beton yang belum
mengeras. tutup benda uji segera setelah pekerjaan akhir, lebih
dipilih dengan pelat yang tak menyerap dan tidak reaktif atau
lembaran plastik yang kuat. awet, dan kedap air. Goni basah
dapat digunakan untuk menutup. tetapi harus diperhatikan untuk
menjaga goni tetap basah hingga benda uji dibuka dari cetakan.
Letakkan lembaran plastak di atas goni akan melindungi goni
untuk tetap basah. Lindungi permukaan luar cetakan papan dari
kontak dengan goni basah atau sumber air lainnya sedikitnya
untuk 24 jam setelah sihnder dicetak. Air dapat menyebabkan
cetakan mengembang dan merusakkan benda uji pada umur awal.
2. Pembukaan cetakan :
Buka benda uji dari cetakan 24 jam ± 8 setelah pencetakan
3. Lingkungan perawatan :
Kecuali bila ada persyaratan lain, semua benda uji harus dirawat
basah pada temperature 23°C ± 1,7°C mulai dari waktu
pencetakan sampai saat pengujian. Penyimpanan selama 48 jam
pertama perawatan harus pada lingkungan bebas getaran. Seperti
yang dilakukan pada perawatan benda uji yang dibuka, perawatan
basah berarti bahwa benda uji yang akan diuji harus memiliki air
bebas yang dijaga pada seluruh permukaan pada semua waktu.
Kondisi ini dipenuhi dengan merendam dalam air jenuh kapur dan
dapat dipenuhi dengan penyimpanan dalam ruang jenuh sesuai
dengan AASTHO M 201. Benda uji tidak boleh diletakkan pada air
mengalir atau air yang menetes. Rawat silinder beton struktur
ringan sesuai dengan standard ini atau sesuai SNI 03-3402-1994.
4. Benda uji kuat lentur
Rawat benda uji sesuai dengan 1 dan 2, kecuali dalam
penyimpanan untuk masa minimum 20 jam segera sebelum
pengujian benda uji harus direndam dalam cairan jenuh kapur
pada 23°C ± 1,7°C. Saat terakhir masa perawatan, antara waktu
benda uji dipindahkan dari perawatan sampai pengujian
diselesaikan, pengeringan benda uji harus dihindarkan.S

Anda mungkin juga menyukai